Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

14
41  RPIJM KOTA BANJARMASIN BAB 4 PROFIL KOTA BANJARMASIN 4.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kota Banjarmasin merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Pulau Kalimantan. Fakta ini menjadikan Kota Banjarmasin sebagai pusat pelayanan bagi kota-kota dan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Kalimantan. Kota Banjarmasin secara geografis terletak antara 3°16’46’’ sampai dengan 3°22’54’’ lintang selatan dan 114°31’40’’ sampai dengan 114°39’55’’ bujur timur. Berada pada ketinggian rata- rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar. Pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi air. Kota Banjarmasin berada di sebelah selatan Provinsi Kalimantan Selatan, berbatasan dengan : Di sebelah utara dengan Kabupaten Barito Kuala. Di sebelah timur dengan Kabupaten Banjar. Di sebelah barat dengan Kabupaten Barito Kuala. Di sebelah selatan dengan Kabupaten Banjar. Kota Banjarmasin terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Dae rah Tingkat II di Kalimantan sebagai undang-undang. Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 93 Tahun 2000 tentang Pena taan Daerah Kota Banjarmasin dan Pembentukan Kecamatan Banjarmasin Tengah, kemudian dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 tahun 2001 tentang Penataan Daerah Kota Banjarmasin, Kota Banjarmasin terdiri atas 5 Kecamatan, yaitu Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Utara. Luas Kota Banjarmasin 98,46 km persegi atau 0,26% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, terdiri dari 5 kecamatan dengan 52 kelurahan.Penjelasannya dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 berikut ini.

Transcript of Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

Page 1: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐1  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

BAB 4 PROFIL KOTA BANJARMASIN

4.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kota Banjarmasin merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus sebagai salah satu

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Pulau Kalimantan. Fakta ini menjadikan Kota Banjarmasin

sebagai pusat pelayanan bagi kota-kota dan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Kalimantan.

Kota Banjarmasin secara geografis terletak antara 3°16’46’’ sampai dengan 3°22’54’’ lintang

selatan dan 114°31’40’’ sampai dengan 114°39’55’’ bujur timur. Berada pada ketinggian rata-

rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar. Pada

waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi air.

Kota Banjarmasin berada di sebelah selatan Provinsi Kalimantan Selatan, berbatasan dengan :

Di sebelah utara dengan Kabupaten Barito Kuala.

Di sebelah timur dengan Kabupaten Banjar.

Di sebelah barat dengan Kabupaten Barito Kuala.

Di sebelah selatan dengan Kabupaten Banjar.

Kota Banjarmasin terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang

Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Dae rah Tingkat

II di Kalimantan sebagai undang-undang. Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 93 Tahun

2000 tentang Pena taan Daerah Kota Banjarmasin dan Pembentukan Kecamatan Banjarmasin

Tengah, kemudian dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 tahun 2001

tentang Penataan Daerah Kota Banjarmasin, Kota Banjarmasin terdiri atas 5 Kecamatan, yaitu

Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin

Utara.

Luas Kota Banjarmasin 98,46 km persegi atau 0,26% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan

Selatan, terdiri dari 5 kecamatan dengan 52 kelurahan.Penjelasannya dapat dilihat pada Gambar

4.1 dan Tabel 4.1 berikut ini.

Page 2: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐2  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

Gam

bar

4.1:

Pet

a A

dmin

istr

asi K

ota

Ban

jarm

asin

Page 3: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐3  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

Tabel 4.1:

Wilayah Administrasi Kota Banjarmasin

No Kecamatan Ibukota Luas Wilayah Jumlah

Kelurahan Km2 Presentase 1. Banjarmasin Selatan Kelayan Selatan 38,27 38,87 12 2. Banjarmasin Timur Kuripan 23,86 24,23 9 3. Banjarmasin Barat Pelambuan 13,13 13,34 9 4. Banjarmasin Tengah Teluk Dalam 6,66 6,76 12 5. Banjarmasin Utara Alalak Utara 16,54 16,80 10 Jumlah 98,46 100 52

Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2012

4.2 GAMBARAN DEMOGRAFI

Perkembangan penduduk pada dasarnya akan mempengaruhi pergeseran pertumbuhan suatu

wilayah, dimana adanya peningkatan pola interaksi wilayah dan aktivitas pergerakan, yang pada

gilirannya akan mempengaruhi tata guna lahan yang ada. Kota Banjarmasin merupakan salah

satu dari sekian banyak wilayah perkotaan yang berkembang di Indonesia yang mengalami

peningkatan aktivitas penduduknya. Hal ini mengingat adanya pola interaksi antar wilayah Kota

Banjarmasin dengan wilayah lainnya yang semakin meningkat, baik dari pola interaksi

perekonomian maupun interaksi lainnya.

Dari data kependudukan di Kota Banjarmasin tersebut, jumlah penduduk Kota Banjarmasin pada

tahun 2011 adalah sebesar 634.990 jiwa, yang terdiri dari 317.449 jiwa penduduk laki-laki dan

317.541 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk paling besar berada di Kecamatan

Banjarmasin Selatan yang mencapai 148.230 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling kecil

berada di Kecamatan Banjarmasin Tengah yang mencapai 91.248 jiwa.

Tabel4.2:

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarmasin Tahun 2011

No Kecamatan Luas (Km2)

Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Banjarmasin Selatan 38,27 74.612 73.618 148.230 3.8732. Banjarmasin Timur 23,86 55.014 56.619 112.633 4.7213. Banjarmasin Barat 13,13 73.660 71.706 145.366 11.0714. Banjarmasin Tengah 6,66 44.783 46.465 91.248 13.7015. Banjarmasin Utara 16,54 68.380 69.133 137.513 8.314 Jumlah 98,46 317.449 317.541 634.990 6.449

Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2012

Berdasarkan tabel diatas, tingkat kepadatan penduduk Kota Banjarmasin sebesar 6.449 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Banjarmasin Tengah yang mencapai 13.701

Page 4: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐4  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah terjadi di Kecamatan Banjarmasin Selatan

yang mencapai angka 3.873 jiwa/km2.

Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Banjarmasin pertahun selama sepuluh tahun terakhir

berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, yakni antara 2000-2010 adalah sebesar 1,72

persen per tahun. Angka ini jauh diatas LPP nasional pertahun yang sebesar 1,47 persen dan

dibawah LPP Kalimantan Selatan sebesar 1,98 persen. LPP Kecamatan Banjarmasin Utara

adalah LPP tertinggi dibandingkan Kecamatan lainnya di Kota Banjarmasin yakni sebesar 5,24

persen. Kemudian Kecamatan Banjarmasin Selatan dengan LPP sebesar 2,08 persen. Kedua

Kecamatan tersebut jauh diatas LPP Kota Banjarmasin. Sedangkan Kecamatan Banjarmasin

Timur dan Barat dibawah LPP Kota Banjarmasin masing-masing sebesar 0,98 persen dan 0,88

persen. Kecamatan Banjarmasin Tengah mengalami penurunan LPP (pertumbuhan negative)

sebesar -0,48 persen. Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk Kota Banjarmasin

terlihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3:

Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarmasin Tahun 2000-2010

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

Laju Pertumbuhan

Penduduk (%) 2000 2010

1. Banjarmasin Selatan 118.835 145.958 2,08 2. Banjarmasin Timur 101.477 111.902 0,98 3. Banjarmasin Barat 131.372 143.402 0,88 4. Banjarmasin Tengah 96.348 91.780 -0,48 5. Banjarmasin Utara 79.383 132.395 5,24

Kota Banjarmasin 527.415 625.395 1,72 Sumber: Sensus Penduduk Kota Banjarmasin, 2010.

Prosentase penduduk miskin di Kota Banjarmasin dari tahun 2007 hingga tahun 2010 mengalami

peningkatan. Pada tahun 2007 prosentase penduduk miskin Kota Banjarmasin mencapai 2,90%

naik hingga menjadi 5,04% pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 prosentase penduduk

miskin Kota Banjarmasin mengalami penurunan menjadi 4,77%. Selengkapnya jumlah dan

prosentase penduduk miskin Kota Banjarmasin tersaji pada tabel berikut.

Tabel 4.4:

Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin Kota Banjarmasin Tahun 2007-2011

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Jml Penduduk miskin 17.576 29.506 30.301 31.600 30.555 Persentase 2,90 4,77 4,80 5,04 4,77

Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2012

Page 5: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐5  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

4.3 GAMBARAN TOPOGRAFI

Kota Banjarmasin terletak sekitar 50 km dari muara sungai Barito dan dibelah oleh

Sungai Martapura, sehingga secara umum kondisi morfologi Banjarmasin didominasi

oleh daerah yang relatif datar dan berada di dataran rendah. Daerah ini terletak di bawah

permukaan air laut rata-rata 0,16 m (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng 0%-2%.

Satuan morfologi ini merupakan daerah dominan yang terdapat di wilayah Kota

Banjarmasin, sedangkan jika dibandingkan dengan luas Propinsi Kalimantan Selatan,

proporsi kondisi morfologi ini mencapai 14%. Kondisi ini sangat menunjang bagi

pengembangan perkotaan sebagai area fisik terbangun. Namun, ketinggian di bawah

permukaan laut menyebabkan sebagian besar wilayah Kota Banjarmasin merupakan

rawa tergenang yang sangat dipengaruhi oleh kondisi pasang surut air.

4.4 GAMBARAN HIDROLOGI

Kondisi hidrologi Kota Banjarmasin menurut RTRW Kota Banjarmasin dikelilingi oleh sungai-

sungai besar beserta cabang-cabangnya, mengalir dari arah utara dan timur laut ke arah barat

daya dan selatan. Sungai-sungai tersebut mengalir dan membentuk pola aliran mendaun

(dendritic drainage patern). Sungai utama yang besar adalah Sungai Barito dengan beberapa

cabang utama seperti Sungai Martapura, Sungai Alalak dan sebagainya. Muka air Sungai Barito

dan Sungai Martapura dipengaruhi oleh pasang surut Laut Jawa sehingga mempengaruhi

drainase kota dan apabila air laut pasang sebagian wilayah kota digenangi air. Rendahnya

permukaan lahan (0,16 m di bawah permukaan laut) menyebabkan air sungai menjadi payau dan

asin di musim kemarau, karena terjadi intrusi air laut.Secara umum, tipe pasang surut yang ada di

Kalimantan Selatan adalah tipe diurnal, di mana dalam 24 jam terjadi gelombang-pasang 1 kali

pasang dan 1 kali surut. Lama pasang rata-rata 5 – 6 jam dalam satu hari. Selama waktu pasang,

air diSungai Barito dan Sungai Martapura tidak dapat keluar akibat terbendung oleh naiknya

muka air laut. Kondisi ini tetap aman selama tidak ada penambahan air oleh curah hujan tinggi.

Air yang terakumulasi akan menyebar ke daerah-daerah resapan seperti rawa, dan akan keluar

kembali ke sungai pada saat muka air sungai surut. Kondisi kritis terjadi pada saat muka air

pasang tertinggi waktunya bersamaan dengan curah hujan maksimum. Aliran air yang

terbendung di bagian hilir sungai yang menyebabkan debit air sungai naik dan menyebar ke

daerah-daerah resapan, debitnya akan mendapat tambahan dari air hujan. Apabila kondisi daerah

resapan tidak mampu lagi menampung air, maka air akan bertambah naik dan meluap ke daerah-

daerah permukiman dan jalan. Berdasarkan pengukuran sesaat yang dilakukan oleh Sub Dinas

Page 6: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐6  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

Pengairan DPU Provinsi Kalimantan Selatan (dalam RTRW Kota Banjarmasin), didapat

gambaran tentang kondisi muka air sungai maupun rawa di wilayah Banjarmasin sebagai berikut:

1. Sungai Barito

Dari hasil pengukuran air pasang di Sungai Barito terjadi perbedaan muka air pada waktu

pasang dan surut di muara Sungai Kuin 177 cm dan ke arah hulu di muara Sungai Alalak

adalah 191 cm.

2. Sungai Martapura

Di Sungai Martapura terjadi perbedaan muka air pasang dan surut masing-masing di lokasi

Sungai Basirih 179 cm dan 18 cm di atas tanah rata-rata.

3. Sungai Pangeran

Sungai Pangeran adalah anak Sungai Barito yang terletak di sebelah Sungai Alalak.

Pengamatan muka air Sungai Pangeran di dekat jembatan Jalan S. Parman menunjukkan

fluktuasi 164 cm, sedangkan Sungai Kuin yang terletak di belakang Komplek Kejaksaan

menunjukkan 175 cm (4 cm di atas muka tanah rata-rata).

4. Sungai Awang

Sungai Awang ini menunjukkan perbedaan pasang dan surut sekitar 116 cm.

Kondisi fisik alamiah Kota Banjarmasin sebagai wilayah yang banyak dialiri oleh sungai-sungai

besar dan cabang-cabangnya mengalir dari arah utara dan timur laut ke arah barat daya dan

selatan, menyebabkan kota ini dikenal pula dengan julukan Kota Seribu Sungai. Hampir semua

sungai yang ada di Kota Banjarmasin umumnya bermuara di Sungai Barito dan Sungai

Martapura yang kondisi alirannya dipengaruhi pasang surut Sungai Barito, dengan panjang rata–

rata sungai kurang lebih 5 km sampai 10 km dan lebar bervariasi antara 5 m sampai 60 m. Pola

aliran sungai secara keseluruhan dapat dikategorikan sebagai pola aliran mendaun (dendritic

drainage patern), dimana jenis pola tersebut dapat dicirikan dari aliran sungai cabang menuju

sungai utama. Tetapi untuk sungai utama polanya adalah meander.

Kecepatan arus permukaan sungai di Banjarmasin relatif lamban, tergantung kepada kondisi

pasang surut. Ketika kondisi surut arus mengarah ke bagian hilir dan sebaliknya ketika pasang

arus kembali ke bagian hulu. Kecepatan arus ketika pasang berkisar antara 0,28 – 0,373 m/det

(rata-rata 0,343 m/det), sedangkan pada saat surut antara 0,321 – 0,395 m/det (rata-rata 0,363

m/det) [Dokumen AMDAL Pembangunan Kawasan Wisata dan Rekreasi Banjarmasin Park,

2003, dalam RTRW Kota Banjarmasin].

Kemiringan sungai di Banjarmasin sangat kecil, karena kondisi topografi yang relatif datar

dengan arus lamban, serta banyaknya hambatan berupa tumbuhan air dan tumbuhan rawa di

sekitar sungai, sampah-sampah, endapan lumpur yang besar dan banyaknya rumah-rumah

penduduk yang dibangun di pinggir sungai. Sungai utama yang berkelak-kelok menimbulkan

Page 7: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐7  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

meander, dimana hal ini dapat dicirikan dari munculnya aktivitas erosi yang dominan ke arah

samping (lateral), serta munculnya pulau-pulau kecil pada alur Sungai Barito yang bertemu

dengan anak sungainya. Kota Banjarmasin sendiri memiliki kesan sebuah pulau atau delta yang

terbentuk akibat bertemunya arus Sungai Barito dengan Sungai Martapura. Berdasarkan

karakteristik, ukuran dan fungsinya, gambaran umum sungai-sungai di Kota Banjarmasin dapat

dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.2.

Dalam konteks regional, Kota Banjarmasin memiliki peranan yang sangat penting. Posisinya

yang strategis di bagian hilir Sungai Barito menjadikan Banjarmasin menjadi pusat perdagangan

dan pelabuhan yang potensial bagi wilayah Kalimantan, terutama bagian selatan dan tengah

(sebagai daerah lalu lintas Trans Kalimantan). Pergerakan barang dan penumpang melalui sungai

yang menuju ke Banjarmasin atau sebaliknya telah berlangsung sejak dulu, bahkan telah menjadi

tradisi bagi penduduk yang bermukim di tepi sungai di Kalimantan. Transportasi sungai

merupakan urat nadi perhubungan bagi kota-kota yang terdapat di tepi Sungai Barito, Kapuas

dan Kahayan, terutama ketika transportasi darat dan udara belum menjangkau daerah-daerah

tersebut. Adanya Sungai Anjir Serapat yang menghubungkan Sungai Barito dan Sungai Kapuas

semakin memperluas jangkauan pelayanan transportasi sungai di wilayah ini. Hubungan

perdagangan dengan wilayah Pulau Jawa dan Sulawesi telah terjalin sejak lama dan intensif.

Frekuensi perjalanan kapal penumpang maupun barang dari beberapa pelabuhan utama di Pulau

Jawa (Tanjung Priok dan Tanjung Perak) ke Pelabuhan Trisakti cukup tinggi.

Tabel 4.5:

Klasifikasi Sungai di Kota Banjarmasin

No Nama Sungai Kelas

Sungai Panjang

(m)

No Nama Sungai Kelas

Sungai Panjang

(m)

1 Barito Besar 11.500 51 Pengambangan Kecil 1.165

2 Martapura Besar 25.066 52 Buaya Kecil 1.263

3 Alalak Besar 11.705 53 Anak Banyiur Kecil 1.298

4 Belasung Kecil 95 54 Jagad Raya Kecil 1.310

5 Gg. Melati Kecil 117 55 Kidaung Kecil 1.364

6 Telawang Kecil 128 56 Pacinan Kecil 1.453

7 Pasar Kamboja Kecil 157 57 Banyiur Kecil 1.554

8 Tapis Kandal Kecil 169 58 Jingah Kecil 1.578

9 Manggis Kecil 185 59 Gayam Kecil 1.915

10 Parit Kecil 201 60 Tungku Kecil 2.028

11 Saka Bangun Kecil 207 61 Saka Permai Kecil 2.290

12 Anak Pangeran Ki 2 Kecil 232 62 Anak Pangeran Ki 1 Kecil 2.450

13 Bahaur Kecil 233 63 Kuin Saluran 3.909

14 Surgi Mufti Kecil 246 64 Duyung Saluran 1.001

15 Banyiur Utara Kecil 247 65 Belitung Darat Saluran 1.304

16 Gatot Kecil 251 66 Batas Belitung Darat Saluran 1.369

Page 8: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐8  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

No Nama Sungai Kelas

Sungai Panjang

(m)

No Nama Sungai Kelas

Sungai Panjang

(m)

17 Anak Kidaung Kecil 260 67 Anjir Mulawarman Saluran 1.778

18 Panggal Kecil 265 68 Ahmad Yani Sedang 3.285

19 Sidomulyo Kecil 269 69 Saka Mangkuk Kiri2 Sedang 496

20 Skip Lama Kecil 335 70 Handil Bujur Kiri Sedang 534

21 Sakaban Pasai Kecil 339 71 Saka Mangkuk Kiri Sedang 681

22 Sifa Kecil 340 72 Simpang Jelai Kiri Sedang 768

23 Benawa Kecil 382 73 Bagau Kanan Kanan Sedang 985

24 Lumbah Kecil 396 74 Handil Bamban Sedang 1.008

25 Jeruju Kecil 402 75 Bagau Kiri Sedang 1.055

26 Laksana Intan Kecil 467 76 Antasan Segera Sedang 1.295

27 Gg. Saadah Kecil 473 77 Peradaban Sedang 1.387

28 Simpang Tangga Kecil 487 78 Handil Jatuh Sedang 1.489

29 Anak Pelambuan Kiri Kecil 498 79 Pelambuan Sedang 1.509

30 Meratus Kecil 501 80 Pekapuran Sedang 1.534

31 Bilu Kecil 530 81 Darapan Sedang 1.593

32 Antasan Raden Kecil 567 82 Awang Sedang 1.999

33 Anak Miai Kecil 572 83 Pangeran Sedang 2.009

34 Pandai Kecil 591 84 Veteran Sedang 2.087

35 Anak Pelambuan Kanan Kecil 622 85 Gampa Sedang 2.186

36 Cendrawasih Kecil 636 86 Simpang Jelai Sedang 2.250

37 Jl. Bali Kecil 644 87 Handil Bujur Sedang 2.341

38 Air Mantan Kecil 662 88 Andai Sedang 2.624

39 Kerukan Kecil 682 89 Tatah Bangkal Sedang 2.855

40 Gardu Kecil 709 90 Runggun Sedang 3.029

41 Antasan Bondan Kecil 715 91 Kelayan Kecil Sedang 3.057

42 Tatas Kecil 736 92 Guring Sedang 3.105

43 Halinau Kecil 767 93 Kelayan Sedang 3.227

44 Gudang Kecil 772 94 Perigi Sedang 3.294

45 Keramat Kecil 793 95 Saka Harang Sedang 3.337

46 Kuripan Kecil 822 96 Teluk Dalam Sedang 3.428

47 Pasar Rambai Kecil 889 97 Pemurus Sedang 3.569

48 Sugaling Kecil 931 98 Tatah Belayung Sedang 4.143

49 Tallan Kecil 961 99 Kuin Kecil Sedang 4.298

50 Miai Kecil 1.002 100 Basirih Sedang 4.390 Sumber : Dinas Pengelolaan Sungai dan DrainaseKota Banjarmasin, Tahun 2009

Page 9: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐9  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

Gam

bar

4.2:

Pet

a H

idro

logi

Kot

a B

anja

rmas

in

Page 10: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐10  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

4.5 GAMBARAN GEOLOGI

Sebagian besar formasi batuan dan tanah di wilayah Kota Banjarmasin adalah jenis Alluvium

(Qa) yang dibentuk oleh kerikil, pasir, lempung, dan lumpur. Tanah Alluvial yang didominasi

struktur lempung adalah merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin.

Jenis tanah ini mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial

untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan hortikultura).

Formasi batuan yang membentuk Kota Banjarmasin adalah :

1. Formasi Berai (tomb) dibentuk oleh batu gamping putih berlapis dengan ketebalan 20-200

cm. Formasi ini mengandung fosil berupa batu koral foreminifera dan ganggang dengan

sisipan napal berlapis (10-15 cm) dan batu lempung kelabu berlapis (tebal 25 – 74 cm).

2. Formasi Dahor (tqd) dibentuk oleh batu pasir kwarsa (tidak padu), konglomerat dan batu

lempung lunak dengan sisipan lignit dengan ketebalan 5 – 10 cm. Satuan ini menjadi dasar

endapan alluvial yang berada di atasnya.

3. Formasi keramaian (kak) dibentuk oleh perselingan batu lanau dan batu lempung. Formasi ini

bersisipan dengan batu gamping dengan ketebalan berkisar dari 20-50 cm.

4. Formasi Pudak (Kap) yang dibentuk oleh lava ditambah perselingan antara

breksi/konglomerat dan batu pasir dengan olistolit (massa batuan asing) berupa batu gamping,

basal, batuan malihan, dan ultramafik. Ukuran olistolit ini berkisar antara puluhan meter

hingga ratusan meter.

5. Formasi Tanjung (Tet) dibentuk oleh batu pasir kwarsa berlapis (50-150 cm) dengan sisipan

batu lempung kelabu yang memiliki ketebalan 30 – 150 cm pada bagian atas serta batubara

hitam mengkilap dengan ketebalan 50 – 100 cm pada bagian bawah.

6. Alluvium (Qa) yang dibentuk oleh kerikil, pasir, lanau, lempung, dan lumpur. Disamping itu

banyak juga dijumpai sisa-sisa tumbuhan serta gambut pada kedalaman tertentu.

7. Formasi Pitanak (Kvpc) yang disusun dan dibentuk oleh lava yang terdiri atas struktur bantal,

berasosiasi dengan breksi-konglomerat.

8. Kelompok batuan ultramafik (Mub) disusun oleh harzborgit, piroksenit, dan serpentinit.

4.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI

Secara klimatologi, Kota Banjarmasin beriklim tropis dengan klasifikasi tipe iklim A dengan

nilai Q=14,29% (rasio jumlah rata-rata bulan kering dengan bulan basah). Temperatur udara

bulanan di wilayah ini rata-rata 26°C-38°C dengan sedikit variasi musiman, dimana suhu udara

maksimum 33°C dan suhu udara minimum 22°C. Curah hujan rata-rata mencapai 2.400 mm –

3.500 mm dengan fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600 mm – 3.500 mm. Penyinaran matahari

tahunan rata-rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari dan di musim kemarau 6,5 jam/hari.

Page 11: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐11  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata tersebar jatuh pada bulan Januari yaitu ± 74 – 91%

dan terkecil pada bulan September yaitu ± 52%. Evaporasi dari permukiman air bebas karena

penyinaran matahari dan pengaruh angin, rata-rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan

dan 4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4

mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari.

Tabel 4.6

Jumlah Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan Di Kota Banjarmasin Tahun 2009-2011

No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan

2009 2010 2011 2009 2010 2011

1 Januari 402,2 407,2 494,9 23 22 21

2 Pebruari 322,9 233,1 427,9 18 13 17

3 Maret 267,4 357,5 378,7 15 19 19

4 April 208,2 396,2 366,0 16 18 17

5 Mei 201,4 197,4 278,4 12 15 11

6 Juni 121,0 301,8 177,5 9 17 7

7 Juli 256,1 95,5 55,0 19 16 3

8 Agustus 56,0 132,4 42,0 4 13 4

9 September 50,0 243,4 218,9 2 18 11

10 Oktober 190,9 371,4 171,5 12 21 9

11 Nopember 384,3 418,1 371,5 20 22 16

12 Desember 356,4 414,4 351,5 18 23 15

Rata-Rata 309,0 297,4 277,9 14 18 13

Sumber : Kota Banjarmasin Dalam Angka, Tahun 2012.

4.7 KONDISI SOSIAL EKONOMI

4.7.1 KONDISI SOSIAL

Kultur budaya yang berkembang di Banjarmasin sangat banyak hubungannya dengan sungai,

rawa dan danau, disamping pegunungan. Tumbuhan dan binatang yang menghuni daerah ini

sangat banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan mereka. Kebutuhan hidup mereka yang

mendiami wilayah ini dengan memanfaatkan alam lingkungan dengan hasil benda-benda budaya

yang disesuaikan. hampir segenap kehidupan mereka serba relegius. Disamping itu,

masyarakatnya juga agraris, pedagang dengan dukungan teknologi yang sebagian besar masih

tradisional.

Ikatan kekerabatan mulai longgar dibanding dengan masa yang lalu, orientasi kehidupan

kekerabatan lebih mengarah kepada intelektual dan keagamaan. Emosi keagamaan masih jelas

nampak pada kehidupan seluruh suku bangsa yang berada di Kalimantan Selatan. Orang Banjar

mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan relegi,

Page 12: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐12  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi dan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya

pembauran dalam aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam

lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Islam, terutama sekali

dengan pandangan yang berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan

sehari-hari masih ada unsur budaya asal, Hindu dan Budha.

Seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar nampak sekali pembauran budaya, demikian pula alat

rumah tangga, transport, Tari, Nyayian dsb. Masyarakat Banjar telah mengenal berbagai jenis

dan bentuk kesenian, baik Seni Klasik, Seni Rakyat, maupun Seni Religius Kesenian yang

menjadi milik masyarakat Banjar.

4.7.2 KONDISI EKONOMI

Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor yang

bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap tenaga kerja.

Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan

tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi yang

ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada suatu wilayah. Berdasarkan

distribusi persentase nilai PDRB Kota Banjarmasin dari tahun 2010 – 2012 berdasarkan harga

berlaku terlihat bahwa struktur perekonomian Kota Banjarmasin didominasi oleh sektor

Pengangkutan dan Komunikasi dengan distribusi sebesar 25,14 % pada tahun 2012. Distribusi

PDRB Kota Banjarmasin menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dapat dilihat pada

Tabel4.7berikut :

Tabel4.7: Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Harga Konstan

di Kota Banjarmasin Tahun 2010-2012

Sektor 2010 2011 2012

Pertanian 1,10 1,03 1,02Pertambangan dan Penggalian - - -Industri Pengolahan 17,19 16,39 15,79Listrik dan Air Minum 1,51 1,47 1,43Bangunan 9,52 9,46 9,61Perdagangan, Restoran dan Perhotelan 22,01 22,74 23,17Pengangkutan dan Komunikasi 24,93 25,12 25,14Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 11,41 11,35 11,58Jasa-Jasa 12,33 12,43 12,27

P D R B 100,00 100,00 100,00Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2012

Untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu wilayah, dapat dilihat dari Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan suatu ukuran kuantitatif dari hasil-hasil

Page 13: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐13  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pada suatu saat tertentu untuk memberikan

gambaran mengenai keadaan perekonomian pada masa-masa lalu dan masa sekarang.

Pertumbuhan nilai PRDB Kota Banjarmasin pada tahun 2011 mencapai …..% mengalami

kenaikan/penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi di wilayah Kota Banjarmasin didukung dari berbagai bidang diantaranya

pertanian;industri pengolahan; listrik dan air minum; perdagangan, restoran dan perhotelan;

pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta jasa-jasa. Sektor

pengangkutan dan komunikasimemberikan sumbangan yang paling besar terhadap total PDRB

Kota Banjarmasin dengan rata-rata sumbangan yang diberikan sebesar 25,14 %. Sektor lainnya

yang memiliki kontribusi relatif besar adalah sektor perdangan, restoran dan perhotelan yaitu

23,17 % sedangkan PDRB yang disumbangkan dari sektor pertanian relatif kecil yaitu hanya

1,02 %.

Tabel 4.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) Kota banjarmasin Tahun 2010-2012

No Lapangan Usaha Tahun Persentase

% 2010*) 2011**) 2012**) 1 Pertanian 54.305.617 54.290.183 56.913.785 1,02

a. Tanaman Bahan Makanan 8.667.514 9.168.427 8.929.937 0,16

b. Tanaman Perkebunan 1.788.904 1.366.798 1.159.077 0,02

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 17.215.325 15.110.294 15.666.544 0,28

d. Kehutanan 20.685.773 22.321.012 24.337.806 0,44

e. Perikanan 5.948.103 6.323.652 6.820.420 0,12

2 Pertambangan dan Galian - - - -

a. Minyak dan Gas Bumi - - - -

b. Pertambangan Tanpa Migas - - - -

c. Penggalian - - - -

3 Industri Pengolahan 848.341.178 864.121.398 880.789.821 15,79

a. Industri Migas - - - -

b. Industri Tanpa Migas 848.341.178 864.121.398 880.789.821 15,79

4 Listrik dan Air Minum 74.727.018 77.382.129 79.742.883 1,43

a. Listrik 50.319.469 50.661.778 51.346.397 0,92

b. Gas Kota - - - -

c. Air Minum 24.407.549 26.720.350 28.396.486 0,51

5 Bangunan/Konstruksi 469.751.265 498.590.733 535.953.396 9,61

6 Perdagangan, Restoran dan Perhotelan

1.086.518.974 1.198.638.684 1.292.599.039 23,17

a. Perdagangan Besar dan Eceran 851.176.533 948.662.969 1.028.273.963 18,43

b. Hotel 72.799.957 76.922.216 83.138.063 1,49

c. Restoran

162.542.484 173.053.499 181.187.013 3,25

Page 14: Bab 4 Profil Kota Banjarmasin

4‐14  

RPIJM KOTA BANJARMASIN

No Lapangan Usaha Tahun Persentase

% 2010*) 2011**) 2012**) 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.230.547.986 1.324.212.981 1.402.636.155 25,14

A. Pengangkutan 923.896.435 988.630.780 1.039.312.385 18,63

1. Angkutan Jalan Raya 360.909.129 394.152.504 412.641.142 7,40

2. Angkutan Laut 301.255.945 312.353.567 322.453.778 5,78

3. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan

8.373.806 7.972.304 8.146.502 0,15

4. Angkutan Udara 225.606.895 224.944.628 265.939.822 4,77

5. Jasa Penunjang Angkutan 27.750.660 29.207.777 30.131.081 0,54

B. Komunikasi 306.651.551 335.582.201 363.323.770 6,51

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

563.139.735 598.029.443 645.991.293 11,58

a. Bank 366.760.053 389.235.080 425.889.522 7,63

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank

34.986.653 36.471.711 37.708.025 0,68

c. Jasa Penunjang Keuangan 1.173.076 1.259.680 1.346.561 0,02

d. Sewa Bangunan 139.639.819 149.512.890 158.452.768 2,84

e. Jasa-Jasa Perusahaan 20.580.134 21.550.083 22.594.417 0,40

9 Jasa-Jasa 608.597.674 655.381.549 684.519.751 12,27

A. Pemerintahan Umum 535.370.340 578.174.976 602.565.927 10,80

B. Swasta 73.227.334 77.206.574 81.953.824 1,47

1. Sosial Kemasyarakatan 32.753.017 34.558.133 36.863.855 0,66

2. Hiburan dan Rekreasi 13.958.893 15.067.357 16.172.869 0,29

3. Perorangan dan Rumah Tangga

26.525.424 27.581.084 28.917.099 0,52

PDRB 4.935.929.450 5.270.647.101 5.579.146.112 100

Sumber : Kota Banjarmasin Dalam Angka, Tahun 2012.