Bab 4 Persiapan Tamka

17
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA Bab 4. Surface Mining Development, hal. 22 BAB 4 PERSIAPAN TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINE DEVELOPMENT) Persiapan tambang adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menyingkap endapan mineral untuk siap ditambang. Proses yang termasuk di sini adalah semua tahapan yang diperlukan untuk suatu tambang menuju ke penjadwalan produksi yang lengkap, antara lain perencanaan, perancangan, kontruksi dan lain-lain. Persiapan tambang umumnya mengikuti studi kelayakan pada tahap I dan II yang dikembangkan sejauh mungkin dan informasi yang lebih baik tersedia selama tetahapan dari proyek tersebut. Dari sudut pandang pembukaan tambang, sifat utama persiapan adalah melengkapi jalan menuju ke endapan bijih yang memungkinkan para pekerja, peralatan, power supply, air dan udara dalam tambang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan persiapan tambang antara lain ; 1. Faktor lokasi dan iklim 2. Faktor geologi dan alamiah Tanah dan topografi Relasi spasial (ukuran, bentuk, attitude, dll. Konsiderasi geologi ; mineralogi, petrografi, struktur, genesa, badan bijih, gradien temperatur batuan, kehadiran air dll. Sifat mekanika batuan ; kekuatan, modulus elastik, kekerasan, abrasivitas, dll. Sifat kimia dan metallurgi (akibat penyimpanan, proses, dll) 3. Faktor sosial – ekonomi – politik – lingkungan Sangat tergantung pada faktor luar, antara lain; Demografi dan ketrampilan penduduk setempat Finansial dan pemasaran Kestabilan politik setempat Peraturan polusi Batuan pemerintahan yang lain Tahapan Persiapan Tambang 1. Adopsi dan laporan studi kelayakan sebagai dokumen perencanaan, subjek ke modifikasi sebagai kemajuan pengembangan. 2. Konfirmasi dari metode penambangan dan rencana penambangan umum. 3. Pengaturan finansial yang berdasarkan pada estimasi biaya yang telah dikonfirmasikan pada laporan studi kelayakan.

description

semoga bermanfaat

Transcript of Bab 4 Persiapan Tamka

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 22

    BAB 4 PERSIAPAN TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINE DEVELOPMENT) Persiapan tambang adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menyingkap endapan mineral untuk siap ditambang. Proses yang termasuk di sini adalah semua tahapan yang diperlukan untuk suatu tambang menuju ke penjadwalan produksi yang lengkap, antara lain perencanaan, perancangan, kontruksi dan lain-lain. Persiapan tambang umumnya mengikuti studi kelayakan pada tahap I dan II yang dikembangkan sejauh mungkin dan informasi yang lebih baik tersedia selama tetahapan dari proyek tersebut. Dari sudut pandang pembukaan tambang, sifat utama persiapan adalah melengkapi jalan menuju ke endapan bijih yang memungkinkan para pekerja, peralatan, power supply, air dan udara dalam tambang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan persiapan tambang antara lain ;

    1. Faktor lokasi dan iklim 2. Faktor geologi dan alamiah

    Tanah dan topografi

    Relasi spasial (ukuran, bentuk, attitude, dll.

    Konsiderasi geologi ; mineralogi, petrografi, struktur, genesa, badan bijih, gradien temperatur batuan, kehadiran air dll.

    Sifat mekanika batuan ; kekuatan, modulus elastik, kekerasan, abrasivitas, dll.

    Sifat kimia dan metallurgi (akibat penyimpanan, proses, dll) 3. Faktor sosial ekonomi politik lingkungan

    Sangat tergantung pada faktor luar, antara lain;

    Demografi dan ketrampilan penduduk setempat

    Finansial dan pemasaran

    Kestabilan politik setempat

    Peraturan polusi

    Batuan pemerintahan yang lain

    Tahapan Persiapan Tambang 1. Adopsi dan laporan studi kelayakan sebagai dokumen perencanaan, subjek ke

    modifikasi sebagai kemajuan pengembangan. 2. Konfirmasi dari metode penambangan dan rencana penambangan umum. 3. Pengaturan finansial yang berdasarkan pada estimasi biaya yang telah

    dikonfirmasikan pada laporan studi kelayakan.

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 23

    4. Pengumpulan data tanah, termasuk undang-undang pertambangan dan permukaan.

    5. Pengarsipan pernyataan dampak lingkungan, mendapatkan ijin penambangan (termasuk rencana reklamasi).

    6. Melengkapi jalan-jalan permukaan, transportasi, komunikasi dan power supply ke tambang.

    7. Perencanaan dan konstruksi pabrik, termasuk fasilitas pendukung, pelayanan dan kontrol administrasi.

    8. Pendirian pabrik pengelohan mineral, jika diperlukan dan penanganan bijih dan fasilitas perkapalan, penimbunan dan pembuangan waste.

    9. Pemilihan peralatan penambangan untuk persiapan eksploitasi. 10. Konstruksi dan bukaan jalan utama ke badan bijih dan bukaan selanjutnya ;

    pengupasan tanah lanjutan (advanced stripping). 11. Pengadaan tenaga kerja dan pelatihan tenaga kerja dan pelayanan pendukung

    (perumahan, transportasi, gudang yang diperlukan).

    Tabel 4.1 Diagram Penjadwalan untuk Tambang Terbuka (Petty,1981)

    Tahapan Kegiatan Tahun

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    1 dan 2 Propecting / Eksplorasi

    Geologi

    Pemboran pendahuluan

    Survei dan ijin lingkungan

    Uji jenjang metallurgi

    Studi Kelayakan

    Geologi

    Pemboran konfirmasi

    Jalan / akses ke deposit

    Sampel curah (bulk samling)

    Uji metallurgi dan desain flow sheet

    Studi teknik dan ekonomi

    Survei ijin dan kontrol lingkungan

    Administrasi dan penunjang

    3 Pembangunan dan Kontruksi

    Desain dan rekayasa

    Konstruksi fasilitas di permukaan

    Pengupasan pra produksi

    Kontrol lingkungan

    Administrasi dan penunjang

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 24

    4.1 RUANG LINGKUP

    Beberapa faktor pada persiapan tambang harus mendapat perhatian khusus di dalam tahap preparasi tambang terbuka diantaranya adalah ; Faktor iklim dan lokasi, faktor geologi, lapangan, kedalaman, karakteristik spasial, keberadaan air, faktor lingkungan dan reklamasi. Faktor-faktor ini merupakan faktor kritis pada operasi penambangan. Berdasarkan pada 11 tahapan persiapan tambang yang telah disebutkan di atas, ada 3 tahapan penting dan unik dalam tambang terbuka, yaitu :

    1. Inisiasi rencana reklamasi sebagai bagian dari pernyataan dampak lingkungan. 2. Penentuan tempat penimbunan tanah pucuk dan limbah 3. Penentuan dan pengupasan tanah penutup lanjutan untuk mendapatkan jalan

    ke ore/coal. Sebagai petunjuk Tabel 4.1 menjelaskan diagram penjadwalam tambang terbuka yang dirancang untuk produksi bijih metal 20.000 ton/hari. Tahap propeksi selama 2,5 tahun. Tahap eksplorasi dari studi kelayakan sekitar 5,5 tahun. Tahap persiapan memerlukan lebih dari 3 tahun dengan tahun tambahan untuk mencapai produksi yang direncanakan. Jadi waktu total sekitar 12 tahun.

    Gambar 4.1 Plant Layout Tambang Batubara Black Thunder

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 25

    Gambar 4.2 Plant Layout Tambang Emas di Batu Hijau, Newmont, Sulawesi, Indonesia

    4.2 RANCANGAN DAN RENCANA PIT

    Tugas utama dari rancangan rekayasa pada tahap persiapan tambang terbuka adalah perencanaan open pit. Menurut Soderberg dan Raush, 1968., Atkinson, 1983 ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perencanaan ini, yaitu ;

    1. Faktor alamiah dan geologi ; kondisi geologi, jenis bijih, kondisi hidrologi, topografi dan karakteristik metallurgi.

    2. Faktor ekonomi ; kadar bijih, tonnase bijih, nisbah pengupasan (stripping ratio), kadar rata-rata terendah (COG), biaya operasi, biaya investasi, keuntungan yang diinginkan, tingkat produksi dan kondisi pemasaran.

    3. Faktor teknologi ; peralatan, pit slope, tinggi jenjang, kemiringan jalan, batas properti dan batas pit.

    Selain penentuan pit limit yang sangat penting, Mathieson (1982) menekankan bahwa tahapan optimal dan penjadwalan produksi juga merupakan hal yang sama pentingnya, oleh karena itu, Mathieson membuat daftar objektif perencanaan tambang seperti berikut ;

    1. Menambang bijih sehingga diperoleh ongkos produksi minimum persatuan berat bijih (Penambangan next best ore).

    2. Menjaga viabilitas operasi tambang (kecukupan ukuran lebar dan tinggi jenjang, kesiapan jalan serta alat mekanis).

    3. Menjaga bijih untuk menimalisasi kesalahan perhitungan atau kekurangan data eksplorasi.

    4. Menunda pengupasan tanah penutup, bila terdapat ketidak keserasian peralatan, tenaga kerja dan jadwal produksi.

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 26

    5. Mengikuti jadwal mulai yang logis dan dapat dicapai (pelatihan, pembelian peralatan, logistik dll) yang memperkecil resiko keterlambatan.

    6. Optimalisasi rancangan pit slope dan memenimalkan runtuhan slope. 7. Menguji laju produksi yang ekonomis dan alternatif kadar rata-rata terendah. 8. Akhirnya, pencapaian tujuan dengan mendapatkan metode penambangan,

    peralatan, dan jadwal yang sesuai dengan perencanaan sebelum memulai pembangunan atau pengembangan.

    Dalam rancangan tambang terbuka yang utama adalah kompilasi rencana penambangan jangka panjang, hal ini dapat dilihat dalam rancangan pit (Pfleider, 1973). Pada persiapan pabrik tentunya ditentukan lokasi yang dipengaruhi oleh variasi, tipe dan batas deposit. Data eksplorasi akan sangat membantu dalam menentukan ultimate pit limit (Gambar 4.3). Ultimate pit limit adalah ukuran dan batas maksimal penggalian pada operasi penambangan terbuka.

    Gambar 4.3 Penampang melintang (cross section) deposit bijih besi terhadap pit limit

    Gambar 4.3 menunjukkan pemilihan atau alternatif pil limit 1, 2, 3 dan 4. Perubahan untuk menentukan alternatif tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai bijih (harga bijih) dan teknologi penggalian. Bila nilai bijih bertambah baik, maka alternatif pit limit dapat dikembangkan ke alternatif 2, 3 dan 4, sehingga akan berdampak terhadap jumlah cadangan yang akan ditambang. Hal ini merupakan maximum allowable stripping ratio SRmax dari pit limit atau break even ratio. SRmax didefenisikan sebagai perbandingan dari nilai bijih dikurangi dengan ongkos produksi terhadap ongkos pengupasan tanah penutup. Secara matematik dapat ditulis sebagai berikut.

    (

    )

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 27

    (4.1)

    Maksimum allawance stripping ratio sangat dipengaruhi oleh lokasi batas ultimate pit, kondisi ekonomi (harga pasar dari bijih) dan kondisi geometri pit (pit slope dan kemiringan formasi (Soderberg and Rausch,1968 dan Pfleider, 1973). Suatu model tiga dimensi dalam menentukan SRmax dan hubungannya dengan pit limit (Gambar 4.4). Pada kondisi ini rancangan pit tambang tembaga ore grade dan kritis SRmax = 3,0 yd3/ton (2,5 m3/ton), sehingga bila SRmax < 3, maka alternatif metode penambangan adalah dengan metode tambang bawah tanah (Gambar 4.5).

    Gambar 4.4 Batas Pit dengan Simulasi Komputer

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 28

    Gambar 4.5 Lokasi Pit Limit Ore Body

    4.3 PEMILIHAN ALAT DAN SISTEM Secara garis besar, ada empat faktor dalam pemilihan alat ekskavasi (Pfleider, 1973., Martin dkk, 1982 dalam Harman, 1987) ;

    1. Faktor performansi (unjuk kerja) ; faktor ini berhubungan langsung dengan produktivitas mesin yang meliputi ; kecepatan putar, tenaga yang tersedia (power supply), jangkauan penggalian, kapasitas bucket, kecepatan tempuh dan reabilitas.

    2. Faktor Desain ; mencakup kecakapan operator, teknologi yang digunakan, jenis pengawasan dan power supply.

    3. Faktor penunjang 4. Faktor biaya

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 29

    Tabel 4.2 memberikan petunjuk dalam pemilihan alat mekanis untuk penanganan material (materials handling).

    Tabel 4.2 Petunjuk pemilihan alat mekanis untuk penanganan material di tambang terbuka

    Dozer

    Front end Loader

    Dozer Scrapper

    Dragline (direct

    casting)

    Excavator Truck

    Excavator Hopper Crusher

    Conveyor

    Wheel Excavator Conveyor

    Produksi maksimum Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

    Laju produksi Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang

    Umur pit Pendek Pendek Panjang Sedang Panjang Panjang

    Kedalaman pit Sedang Dangkal

    Dan datar Sedang Dalam Dalam Sedang

    Deposit Tidak

    terkon solidasi

    Tidak terkon Solidasi

    Tidak terkon Solidasi

    Tidak terkon Solidasi

    Tidak terkon Solidasi

    Seragam Sedikit

    Boulder

    Preperasi (bila perlu) Garu Garu Bor-

    ledak Bor-ledak Bor-ledak Bor-ledak

    Kompleksitas sistem Rendah Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi

    Fleksibilitas operasi Tinggi Sedang Rendah Tinggi Rendah Rendah

    Kapasitas blending Tinggi Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah

    Penempatan selektif (Pembuangan) Baik Sangat

    Baik Buruk Baik Sedang Sedang

    Pengaruh cuaca basah Besar Besar Kecil Sedang Kecil Kecil

    Kebutuhan penjadwalan Kecil Besar Kecil Besar Sedang Sedang

    Ketersediaan sistem Sedang Sedang Tinggi Sedang Kecil Kecil

    Peralatan pendukung Kecil Kecil Sedang Sedang Tinggi Tinggi

    Kemudahan memulaipekerjaan Sederhana Sederhana Sedang Sederhana Rumit Rumit

    Investasi Kecil Kecil Sedang Sedang Tinggi Tinggi

    4.4 STRIPPING RATIO DAN PIT LIMIT

    Pada bagian ini akan diuraikan secara umum tentang ; 1. Maximum allawance dan Overall stripping ratio 2. Ekivalen Yardage 3. Stripping ratio dengan pit limit 4. Overall stripping ratio

    Maximum allawance dan Overall Stripping Ratio

    Dasar perhitungan stripping ratio adalah kemampuan untuk memindahkan volume tanah penutup per unit berat dari ore dan coal. Stripping ratio mempunyai dua bentuk yaitu ;

    Maximum allawance stripping ratio SRmax = volume overbudden / berat bijih (ekonomis pit limit) = v/w SRmax digunakan secara umum untuk segala macam bentuk deposit

    Overall stripping ratio SRo = volume overbudden / berat bijih setiap entire ore body atau cross section = V/W

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 30

    SRo hanya digunakan untuk menghitung pengupasan tanah penutup pada deposit yang berbentuk flat, tabular dan thickness constant.

    Ekivalen Yardage Menyatakan berapa ongkos pemindahan lapisan penutup per satuan unit volume tanah penutup ($/m3, $/yd3). Besarn ini diterima dan menjadi standar pada berbagai tambang di distrik Amerika Serikat. Konsep ini berguna untuk menghitung maximum allowble stripping ratio dan pit limit. Beberapa standar yang dipakai adalah ;

    Lake Superior iron ranges (louded dan hauled) Gasial till $0.25 0,50 /yd3 ($0.33 0.651 /m3)

    Eastem US Coal fields (cast) Tanah atau batuan lepas $0.10 0,30 /yd3 ($0.13 0.39 /m3)

    Westerm US Porphyry Copper District (blasted, loaded, hauled) Quartz monzonite porphyry $0.50 1,00 /yd3 ($0.65 1.31 /m3)

    Ekivalen Yardage Rating (e) adalah perbandingan ongkos pengupasan suatu material terhadap ongkos pengupasan rata-rata standar pada e = 1 untuk $0,20 /yd3 (0.26 /m3). Harga e pada bebagai material dapat dilihat pada Tabel 3.3.

    Tabel 4.3 Ekivalen Yardage Rating Material Rating, e

    Dredged 0.5 Loose sand 0.7

    Common soil (sand, loam, till 1.0 Hard soil (clay, hardpan) 1.5

    Shaley rock 1.5-2.5 Sandstone, limestone 2-3

    Hard taconite 3-5

    Stripping Ratio Maksimum dan Pit Limit Pada Gambar 4.5a menunjukkan kasus sederhana deposit mineral dengan permukaan yang horizontal, tebal deposit (t), kemiringan (), Tonase Faktor (TF), dan panjang mineral deposit pit limit (m). Pit slope (), panjang kemiringan pit slope (l), tinggi vertikal (h), jarak horizontal out crop pit limit (d). Dari Gambar juga memberikan uraian bahwa (d) diukur dari crest dan (m) diukur dari toe. Volume overbudden dari penampang tersebut adalah (V) dan berat bijih adalah (W). Sedangkan pada Gambar 4.5b volume prisma overbudden (v) dan berat prisma ore (w). Secara matematis dapat ditulis ;

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 31

    (4.2)

    Dimana (b) dan (l) dalam satuan feet (ft) atau meter (m) dan (v) dalam unit yd3 (m3, dengan faktor konversi, SI units 27, omit) dan untuk ore adalah ;

    (4.3)

    Maksimum allawable stripping ratio dari kedua perbandingan tersebut ;

    (4.4)

    Gambar 4.6

    Hubungan Geometri pada Paramater SRmax (a) tubuh bijih dan overbudden (b) Detail pit limit (c) Detail intersection ore-overbudden (d) Efek berm pada Pit Limit. Dimensi Unit = 1.

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 32

    Dari Gambar 4.6c diperoleh ; + + + 90o = 180o dimana ; h = 1 x cos = cos(90o ) (4.5) SRmax dapat dihitung dari persamaan (4.1) dan disubsitusi ke persmaan (4.4), kemudian dengan memasukkan ekivalen Yardage, maka inclined slope (l) pada ekonomi pil limit dapat ditulis ;

    (4.6)

    Dari trigonometri, bahwa tinggi vertikal Pit slope (h) ; (4.7) Jarak horizontal (m) untuk keamanan lebar berm adalah ;

    (4.8)

    Akhirnya, Panjang Inclined outcrop (m) adalah ;

    (4.9)

    Masih banyak lagi kemungkinan bentuk geometri deposit dan overbudden dalam memperhitungkan SRmax dan Pil Limit. Berikut ini diberikan variasi formasi overbudden yang berbeda secara signifikan akibat diagenesanya. Kemudian hal ini dihubungkan dengan ekivalen Yardage (e1 dan e2). Gambar 4.7a menunjukkan permukaan yang horizontal dan deposit yang mempunyai dip. Sedangkan pada Gambar 4.7b permukaannya miring dan depositnya datar (flat). Dari modifikasi persamaan (4.4), maka maksimum stripping ratio dapat ditulis sebagai berikut ;

    (4.10)

    Catatan ; sudut bank slope konstan dari kedua overbudden tersebut (b1 = b2)

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 33

    Gambar 4.7 Variasi Geometri Depositt dan Overbudden

    Overall Stripping Ratio

    Dari Gambar 4.6 untuk semua kasus SRo juga dapat ditentukan. Volume overbudden adalah ;

    (4.11)

    Hal yang sama, berat W adalah ;

    (4.10)

    Maka SRo adalah :

    (4.11)

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 34

    4.5 COG DAN BESR Sebelum menguraikan COG dan BESR terlebih dahulu harus mengetahui arti nilai (value) dari bijih dan biaya produksi.

    Nilai bijih adalah nilai endapan bijih per unit berat, dan biasanya dinyatakan dalam $/ton atau Rp/ton. Misalnya dipunyai endapan emas 10 gram/ton. Harga emas 1 gram Rp. 75.000, maka nilai endapan bijih adalah Rp. 750.000.

    Biaya produksi adalah ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produknya (ore atau metal) diluar biaya strippingnya yang dinyatakan dalam per ton bijih. Misalnya ongkos untuk menambang dan mengolah hingga sampai menjadi metal. Bisa pula ongkos penambangannya saja, bila kegiatan penambangan tersebut tidak dilanjutkan kepada kegiatan pengolahan.

    Cut Off Grade (COG)

    Cut off grade dapat diartikan sebagai berikut :

    Kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan keuntungan apabila ditambang.

    Kadar rata-rata endapan bahan galian terendah yang masih memberikan keuntungan apabila endapan tersebut ditambang.

    Cut off grade akan menentukan batas-batas atau besarnya cadangan serta menentukan perlu tidaknya dilakukan mixing. Cut off grade dipengaruhi kemajuan teknologi dan pamasaran, jika harga logam naik maka cut off grade dapat diturunkan dan cadangan akan bertambah. Sebagai contoh (Tabel 4.4) suatu endapan besi sekunder memiliki bed rock yang mengandung kadar Fe yang kecil. Jumlah cadangan dan kadar Fe dan stripping ratio adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.4 Data kadar, COG, jumlah cadangan dan stripping ratio endapan besi

    Kadar Fe2O3 (%)

    Cut off Grade (%)

    Cadangan (juta ton)

    Overburden (juta ton)

    Stripping ratio

    60 60 55

    59,5 54,5 49,5

    1 6

    11

    25 20 15

    25 : 1 3,3 : 1 1,4 : 1

    Cut off grade yang rendah akan memerlukan ongkos pengolahann, namun umumnya dengan menurunkan Cut off graden selalu menaikkan recovery dan keuntungan. Tetapi sebaiknya dalam suatu penambangan harus mempunyai nilai kadar rata-rata endapan bahan galian yang konstan dengan melakukan mixing atau blending.

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 35

    Prinsip mixing dapat ditulis sebagai berikut.

    %100xcba

    CxcBxbAxarataKadarrata

    dimana : A = Kadar bijih endapan A, % a = Jumlah cadangan A, ton B = Kadar bijih endapan B, % b = Jumlah cadangan B, ton C = Kadar bijih endapan C, % c = Jumlah cadangan c, ton

    Gambar 4.8 Mixing dalam operasi penambangan

    A

    B

    C

    Keterangan :

    A = Daerah dengan kadar bijih A% dan jumlah cadangan a ton

    B = Daerah dengan kadar bijih B% dan jumlah cadangan b ton

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 36

    Break Even Stripping Ratio (BESR)

    BESR adalah perbandingan antara biaya penggalian bijih (ore) dengan biaya pengupasan tanah penutup (overburden) atau merupakan perbandingan biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka. BESR ini disebut juga overrall stripping ratio, yang dapat dinyatakan sebagai berikut.

    C

    BABESR

    1

    Dimana : A = Biaya penambangan bawah tanah per ton bijih B = Biaya penambangan terbuka per ton bijih C = Biaya pengupasan tanah penutup per ton

    Untuk menganalisis kemungkinan metoda penambangan yang akan digunakan baik tambang terbuka ataupun tambang bawah tanah, maka sangat penting mengetahui nilai BESR1. Misalnya biaya penambangan secara tambang bawah tanah $2,00 per ton bijh, biaya penambangan secara tambang terbuka $ 0,30 per ton bijih dan ongkos pengupasan tanah penutup $ 0,35 per ton. Maka untuk memilih salah satu metoda penambangan dapat dihitung sebagai berikut.

    86,435,0$

    30,0$00,2$1

    BESR

    Ini berarti bahwa hanya bagian endapan bahan galian yang mempunyai BESR 4,86 yang dapat ditambang secara terbuka dan menguntungkan. Jadi 4,86 adalah BESR1 terendah yang masih dibolehkan untuk operasi tambang terbuka untuk kondisi tersebut di atas.

    Setelah ditentukan bahwa akan digunakan metoda tambang terbuka, maka dalam rangka pengembangan rencana penambangan digunakan BESR2 dengan rumus sebagai berikut.

    C

    EDBESR

    2

    dimana : D = Nilai recovery per ton bijih E = Biaya produksi per ton bijih C = Biaya pengupasan tanah penutup per ton

    BESR2 ini disebut sebagai economic stripping ratio yang artinya berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih tersebut ditambang secara tambang terbuka.

    Contoh perhitungan BESR2 untuk bijih tembaga dengan kadar 0,80%, 0,70% dan 0,60% Cu adalah sebagai berikut. (Tabel 4.5)

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 37

    Tabel 4.5 Contoh Perhitungan Break Even Stripping Ratio (BESR2)

    Kadar bijih, % Cu Smelter recovery, % Recovery Cu per ton, lb

    0,80 81,80 14,10

    0,70 83,02 12,20

    0,60 85,80 10,30

    Ongkos Produksi Tiap Ton Bijih

    Penambangan Milling, depreciation & Gen.cost Treatment, ect

    $ 0.45 $1.25 $0.85

    $ 0.45 $ 1.25 $ 0.76

    $ 0.45 $ 1.25 $ 0.65

    Ongkos produksi total $ 2.55 $ 2.45 $ 2.35

    Ongkos pengupasan per ton waste $ 0.40 $ 0.40 $ 0.40

    Recovery Value Harga jual per ton bijih 1. Untuk $ 0.25/lb Cu

    BESR 2. Untuk $ 0.30/lb Cu

    BESR 3. Untuk $ 0.35/lb Cu

    BESR

    $ 3.53 2,5 : 1 $ 4.23 4,2 : 1 $ 4.94 6,0 : 1

    $ 3.05 1,5 : 1 $ 4.23 3,0 : 1 $ 4.27 4,5 : 1

    $ 2.58 0,6 : 1 $ 3.09 1.8 : 1 $ 3.61 3,2 : 1

    Gambar 4.9 Grafik Break Even Stripping Ratio (BESR)

    Dari hasil perhitungan (Tabel 4.5) terlihat bahwa bila harga logam Cu = $0.25/lb, ternyata untuk bijih Cu dengan kadar 0,80% mempunyai BESR 2,5 : 1, untuk kadar 0,70 mempunyai BESR 1,5 : 1 dan untuk kadar 0,60% mempunyai BESR 0,6 : 1. Demikian untuk harga logam $ 0.30/lb Cu dan $ 0.35/lb Cu. Harga logam Cu = $0.30/lb, untuk bijih Cu dengan kadar 0,80% mempunyai BESR 4,2 : 1, untuk kadar 0,70 mempunyai

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

    BE

    SR

    KADAR Cu

    GRAFIK BESR

    $ 0,25 per lb Cu

    $ 0,30 per lb Cu

    $ 0,35 per lb Cu

  • DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA

    Bab 4. Surface Mining Development, hal. 38

    BESR 3,0 : 1 dan untuk kadar 0,60% mempunyai BESR 1,8 : 1. Dan harga logam Cu = $0.35/lb, untuk bijih Cu dengan kadar 0,80% mempunyai BESR 6,0 : 1, untuk kadar 0,70 mempunyai BESR 4,5 : 1 dan untuk kadar 0,60% mempunyai BESR 3,2 :1.

    Dari grafik BESR (Gambar 4.9) menunjukkan bahwa tinggi rendahnya BESR dipengaruhi oleh : - kadar logam dari bijih yang akan ditambang - harga logam dipasaran Jadi pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga logam di pasaran, maka akan dapat mengakibatkan perluasan tambang sehingga cadangan akan bertambah, sebaliknya jika harga logam turun, maka jumlah cadangan akan berkurang. Dalam operasi penambangan ada dua pilihan yaitu melakukan stripping overbudden terlebih dahulu, kemudian baru menggali ore, atau menggali overbudden dalam batas-batas tertentu kemudian diikuti dengan penggalian ore. Keuntungan melakukan stripping overbudden secara keseluruhan baru mengambil ore adalah ; Bila overbudden telah terkupas, maka akan diperoleh ore secara terus menerus dan pengontrolan lebih mudah. Adapun kerugiannya adalah selama melakukan pengupasan, produksi ore tidak diperoleh, sehingga nilai BESR nya kecil. Sedangkan keuntungan melakukan pengupasan pada batas-batas tertentu, kemudian dilakukan penggalian ore, sehingga memperoleh produksi, maka biaya pengupasan dapat ditutupi dengan penjualan ore. Hal ini tidak membutuhkan penanaman modal yang besar dibandingkan dengan cara yang pertama. Namun kerugiannya adalah ; disamping mengurusi pengupasan overbudden, sekaligus memikirkan pengangkutan ore dari dalam pit.