BAB 4 PERANCANGAN DAN PENERAPAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/TSA-2012-0124 BAB 4.pdfyang strategis...
Transcript of BAB 4 PERANCANGAN DAN PENERAPAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/TSA-2012-0124 BAB 4.pdfyang strategis...
42
BAB 4
PERANCANGAN DAN PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
4.1 Analisa Keadaan dan Kebutuhan
Berdasarkan wawancara dengan President Director secara garis besar
masalah yang ada saat ini adalah bagaimana cara untuk meningkatkan competitive
advantage perusahaan dimana perkembangan pengetahuan berjalan dengan sangat
cepat. Dalam thesis ini, penerapan knowledge management difokuskan pada
departemen Research & Development.
Kegiatan analisis menggunakan analisa porter dan pendekatan melalui tiga
komponen KM yang dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah yang ada pada
perusahaan. Kemudian dari hasil analisa tersebut, kita tentukan langkah aksi dan
strategi apa yang harus dilakukan oleh perusahaan terhadap masalah serta
hambatan yang dialami dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan, yaitu untuk
menjadi perusahaan besar dalam usaha hutan tanaman industri, pulp dan kertas.
4.1.1 Kondisi Sekarang
Sebagai salah satu perusahaan forestry yang masih baru, saat ini
perusahaan masih berfokus pada kegiatan operasional di lapangan. Perusahan
melakukan penebangan di areal tetentu terhadap hasil hutan yang ada sebelumnya
dan telah melakukan penanaman di areal lahan tersebut. Saat ini perusahaan ingin
43
mulai membenahi sistem yang ada sekarang, salah satunya dalam departemen
R&D.
Saat ini tujuan awal dari departemen R&D adalah meningkatkan hasil dan
kualitas kayu di site PT. XYZ. Hal ini dimulai dari pencarian bibit dan kemudian
nantinya bibit itu akan ditanamkan ke lapangan. Setelah ditanamkan ke lapangan,
tahap selanjutnya adalah menentukan jenis pupuk yang akan diberikan kepada
tanaman tersebut. Selama periode tertentu dilakukan pencatatan mengenai usia
dan diameter pohon saat itu. Hal ini diperlukan untuk mengetahui perkiraan
perkembangan dari pohon tersebut.
Semua pencatatan yang ada masih dilakukan secara manual dan
perorangan. Pencatatan antara kantor yang ada di Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur bisa berbeda karena kondisi lapangan yang berbeda dan saat ini
karyawan di Kalimantan Barat tidak mengetahui kondisi lapangan secara detail
karena info tersebut didapat hanya dari komunikasi secara lisan.
Saat ini di setiap lokasi sudah ada komputer dan sudah saling terhubung
dengan menggunakan teknologi VSAT, tetapi untuk saat ini komunikasi yang ada
masih belum berjalan optimal karena hanya menggunakan fasilitas email saja. Hal
ini menyebabkan komunikasi antar site dan pusat menjadi lebih lambat karena
tidak semua karyawan online pada waktu tersebut.
Dari sisi human resources, karyawan yang ada adalah karyawan baru dan
kadang-kadang mereka masih mengikuti sistem pada perusahaan sebelumnya
tempat mereka bekerja. Hal ini perlu menjadi perhatian utama dalam penerapan
sistem knowledge management yang baru ini.
44
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Departemen R&D
Sumber: PT. XYZ
Pada gambar 4.1 memberikan gambaran mengenai struktur organisasi
yang sekarang. Pada level atas terdapat CEO yang merupakan atasan langsung
dari Head of R&D, kemudian ada R&D Manager. R&D manager mengatur
kegiatan dari 3 bagian utama, yaitu silviculture, tree improvement dan laboratory.
Saat ini di dalam silviculture hanya ada pengamatan terhadap plant health dan
soil. Di dalam tree improvement sendiri ada bagian nursery. Sedangkan di dalam
bagian laboratory ada pengamatan laboratorium terhadap tanah, air dan kesuburan
lingkungan hutan.
Dari sisi kebudayaan perusahaan, saat ini karyawan yang ada di
departemen R&D masih terpaku pada kebudayaan sebelumnya sehingga belum
45
ada kebudayaan yang dijadikan pedoman utama dalam semua kegiatan di
departemen R&D.
4.1.2 Analisa Porter
Persaingan selalu ada di setiap bidang industri termasuk industri forestry.
Analisis Porter (Rice, 2010) disini akan digunakan untuk menganalisis kekuatan
persaingan industri forestry, sehingga masa depan dari industri yang bersangkutan
dapat diperkirakan. Analisis Porter terdiri atas 5 (lima) faktor utama, yaitu :
1. Intensitas persaingan dalam suatu industri (Competitive Rivalry Within the
Industry)
2. Ancaman pendatang baru (Threats of New Entrants)
3. Ancaman barang-barang substitusi (Threat of Substitutes)
4. Kekuatan penawaran dari supplier (Bargaining Power of Supplier)
5. Kekuatan penawaran dari pembeli (Bargaining Power of Buyer)
4.1.2.1 Intensitas Persaingan Dalam Suatu Industri
Persaingan industri forestry sangatlah ketat, dimana banyak pesaing dari
industri forestry yang berusaha untuk mendapatkan areal lahan yang luas dan
posisi yang strategis, misalnya lokasi lahan mudah terjangkau oleh kendaraan dan
tidak jauh dari kota. Saat ini hampir semua ijin penggunaan hutan atas areal lahan
yang strategis telah dimiliki oleh PT. Sinar Mas dan PT. Raja Garuda Mas. Hal ini
diterapkan oleh kedua perusahaan tersebut untuk menghemat biaya logistik yang
dikeluarkan perusahaan.
46
Selain masalah perebutan lahan, pembajakan karyawan juga sering
dilakukan untuk mengadaptasi keunggulan perusahaan kompetitor. Hal ini
menyebabkan turnover karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain
sangatlah tinggi.
Sebagai perusahaan yang masih baru, PT. XYZ menghadapi tantangan
yang cukup berat untuk mengembangkan bisnisnya dan bersaing dengan
perusahaan lain yang telah lebih dulu menekuni jenis usaha yang sama. Market
leader industri forestry di Indonesia saat ini dipegang oleh Sinar Mas Group.
Ancaman dari kompetitor ini bisa dikatakan cukup tinggi, mengingat kompetitor
sudah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam menjalankan industry
forestry.
4.1.2.2 Ancaman Pendatang Baru
Industri forestry membutuhkan modal yang sangat besar dan tidak mudah,
disamping alat berat ataupun teknologi yang harus disiapkan, industry forestry
juga harus memiliki ijin pengelolaan resmi yang hanya dapat dikeluarkan oleh
pemerintah. Sebagian besar ijin pengelolaan lahan hutan yang ada di Sumatra,
Kalimantan dan Irian Jaya saat ini, sudah dimiliki oleh PT. Sinar Mas dan PT.
Raja Garuda Mas. Hal ini menjadi barrier of entry yang sangat besar bagi
pendatang baru untuk memasuki bisnis ini.
Salah satu interest of entry yang membuat pendatang baru memasuki
bidang forestry ini adalah kebutuhan akan tingginya kebutuhan pulp dalam
produksi kertas. Namun besarnya modal dan kekuatan usaha yang diperlukan
menjadikan bisnis ini hanya dikelola oleh sebagian grup perusahaan saja. Dari
47
hal-hal tersebut dapat dianalisa bahwa ancaman untuk pendatang baru memasuki
bidang industri ini rendah.
4.1.2.3 Ancaman Barang-Barang Substitusi
Bahan utama pembuat kertas adalah pulp dan ancaman yang timbul dalam
industri pulp adalah penggunaan pulp yang didaur ulang dari kertas bekas. Hal ini
akan mengurangi jumlah pemakaian pulp yang berasal dari kayu. Dari informasi
tersebut, analisa terhadap ancaman barang substitusi untuk memproduksi kertas
kedepannya akan sangat tinggi.
4.1.2.4 Kekuatan Penawaran Dari Supplier
Supplier dalam bidang forestry adalah perusahaan yang menyediakan bibit
untuk tanaman yang dibutuhkan oleh perusahaan, dalam hal ini, tanaman yang
dimaksud adalah akasia dan eucalyptus. Dalam keterkaitannya dengan bibit
tanaman, perusahaan harus menemukan supplier yang menyediakan bibit unggul,
serta menumbuhkan dengan tepat agar dapat diproses menjadi pulp yang
berkualitas.
Perusahaan juga harus mempertimbangkan kuantitas kayu yang diperlukan
dengan jarak tanam untuk menjamin ketersediaan bahan baku. Sejauh ini, kualitas
pohon akasia yang ditanam di Indonesia dikenal memiliki serat yang panjang dan
memiliki kualitas yang baik.
Ancaman dari supplier dalam industri forestry ini sangatlah tinggi, karena
perusahaan memiliki ketergantungan terhadap supplier yang dapat menyediakan
bibit berkualitas dengan harga bersaing.
48
4.1.2.5 Kekuatan Penawaran Dari Pembeli
Pembeli utama dari pulp adalah perusahaan yang memproduksi kertas.
Perusahaan pulp harus mampu memenuhi permintaan customer, agar customer
tidak berpindah kepada perusahaan kompetitor. Ancaman dari pembeli dalam
industry forestry ini sangatlah tinggi mengingat kelangsungan hidup perusahaan
juga bergantung dari loyalitas customer terhadap perusahaan.
4.1.3 Analisa People, Process dan Technology
Dalam tahap ini, analisa dilakukan dengan pendekatan tiga komponen KM
yaitu People, Process dan Technology Awad dan Ghaziri (2004). Analisa ini
dilakukan melalui observasi dan interview / Focus Group Discussion (FGD)
dengan para staf, supervisor dan manager departemen R&D yang saat ini sedang
berjalan di perusahaan XYZ.
4.1.3.1 People
Karyawan yang ada pada PT. XYZ memiliki staf lulusan yang bervariasi
di departemen R&D, mulai dari SMA sampai S1. Hal ini membuat adanya gap
pengetahuan antar karyawan-karyawan tersebut. Berikut diberikan beberapa aspek
analisa dari segi people (Wei dan Mohammed, 2005) di PT. XYZ:
1. Attitude:
• Karyawan yang lebih senior merasa keberatan untuk mengajarkan hal baru
kepada karyawan lain terutama karyawan yang lebih baru.
• Adanya rasa segan bagi karyawan baru untuk bertanya berulang kali pada
karyawan yang lebih senior.
49
2. Knowledge Sharing:
• Budaya sharing knowledge antar staff dari person ke person belum
seutuhnya berjalan.
• Dalam memberikan jawaban pertanyaan dari karyawan yang lebih baru,
informasi jawaban yang diberikan kurang lengkap.
• Knowledge Sharing dilakukan secara lisan dan via email sehingga tidak
terdokumentasi dengan baik
• Kurangnya update informasi antar karyawan yang ada di Kalimantan
Timur dan Kalimantan Barat.
• Tidak adanya media untuk melakukan knowledge sharing yang terintegrasi
dengan baik.
3. Innovation
• Kurangnya inovasi baru dalam departemen R&D perusahaan dalam
beberapa bulan terakhir.
• Usulan mengenai penelitian R&D, usulan selalu diberikan dari manajer
atau supervisor.
• Tidak adanya kesempatan serta media untuk para staf dalam menuangkan
ide–ide serta inovasi yang ada pada diri mereka.
4. Skill
• Belum sepenuhnya para staf mempunyai skill penggunaan dasar komputer.
• Belum ada pemerataan kemampuan karyawan dalam menjalankan
kegiatan penelitiannya
50
5. Teamwork
• Team work saat ini berjalan kurang optimal karena masih berjalan di
setiap lokasi dan belum terintegrasi antar setiap lokasi.
6. Motivation
• Motivasi kerja sangat tinggi karena perusahaan masih baru berdiri,
sehingga banyak penelitian yang dapat dikembangkan.
7. Budaya organisasi:
• Masih ada karyawan yang masih terpaku pada sistem perusahaan
sebelumnya tempat karyawan tersebut bekerja.
4.1.3.2 Process
Dari pengertian process (Debowski, 2006) maka dilakukan analisa proses
pada PT. XYZ. Dan di bawah ini diberikan detail analisa dari segi proses yang ada
di PT. XYZ, yaitu:
1. Job Description
• Belum adanya pemisahan job description yang jelas di dalam departemen
R&D.
• Masih ada tumpang tindih terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan
2. Best Practice
• Belum semua divisi mempunyai best practice.
• Beberapa best practice yang ada belum terupdate sesuai dengan keadaan
sekarang.
• Best Practice yang ada masih belum terorganisasi dengan baik
51
3. Standard Operational and Procedure:
• Belum semua SOP R&D terdokumentasi dengan baik, terkadang proses
kegiatan yang ada selama ini adalah berdasarkan instruksi atasan
(supervisor dan manager)
• Beberapa SOP belum terupdate sesuai dengan keadaan sekarang.
• Penamaan SOP dalam departemen R&D masih belum terstruktur.
4. Operational report and file organization
• Tidak semua kegiatan operasional dan pelaksanaan kegiatan
terdokumentasi dengan baik
• Penyimpanan file dan hasil penelitian di lapangan masih belum terstruktur.
5. External Reference Document
• Karyawan sering mengalami kesulitan dalam membaca dokumentasi
penelitian yang pernah dilakukan karena ada referensi eksternal yang
sangat sulit untuk ditemukan kembali.
4.1.3.3 Technology
Dari pengertian technology (Debowski, 2006) maka dilakukan analisa
technology pada PT. XYZ. Dan di bawah ini diberikan detail analisa dari segi
teknologi yang ada di PT. XYZ, yaitu:
1. File Storage:
• Dalam menjalankan proses bisnisnya, saat ini bagian R&D hanya mencatat
dalam sistem aplikasi sederhana di dalam Excel.
52
• Telah tersedia server yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan data
maupun aplikasi – aplikasi perusahaan, namun belum seutuhnya berjalan
dikarenakan tidak terorganisasinya penyimpanan file serta informasi.
• Saat ini File Storage yang ada di suatu lokasi hanya dapat diakses dari
lokasi tersebut.
2. Network:
• PT. XYZ menggunakan teknologi email dalam komunikasi antar cabang
serta staf dengan atasan setiap harinya.
• Sudah terintegrasinya network/jaringan yang menghubungkan kantor
pusat dengan cabang – cabangnya melalui jaringan intranet.
3. Knowledge media:
• Tidak adanya media untuk menuangkan ide dan inovasi baru.
4. Discussion Forum
• Tidak adanya sistem untuk melakukan diskusi dengan rekan kerja lain
yang berada di dalam suatu divisi.
5. Integration System for File Storage:
• Tidak adanya suatu sistem terintegrasi untuk penyimpanan file yang dapat
diakses oleh semua karyawan yang berada dalam lokasi berbeda.
4.1.4 Identifikasi Problem
Setelah melakukan analisa pada perusahaan XYZ, maka dari kedua analisa
tersebut dapat kita rangkumkan masalah – masalah yang ada. Dari analisa porter
terdapat tiga hambatan yang ditemui oleh perusahaan, yaitu:
1. Turnover karyawan baru dan yang keluar cukup tinggi
53
2. Sulitnya melakukan koordinasi karyawan dengan lokasi berjauhan
3. Posisi perusahaan masih sebagai pemula dalam bidang forestry, sehingga
perlu mengejar ketinggalan knowledge dari market leader.
Dibawah ini adalah hasil dari rangkuman dan kesimpulan hambatan yang
diperoleh dari sisi People pada departemen R&D:
1. Adanya gap pengetahuan antara karyawan baru dan karyawan yang lebih
senior
2. Budaya sharing knowledge antar staff dari person ke person belum seutuhnya
berjalan.
3. Knowledge Sharing dilakukan secara lisan dan via email sehingga tidak
terdokumentasi dengan baik
4. Tidak adanya media untuk melakukan knowledge sharing yang terintegrasi
dengan baik.
5. Usulan mengenai penelitian R&D, usulan selalu diberikan dari manajer atau
supervisor.
6. Tidak adanya kesempatan serta media untuk para staf dalam menuangkan ide–
ide serta inovasi yang ada pada diri mereka.
7. Belum sepenuhnya para staf mempunyai skill penggunaan dasar komputer.
8. Belum ada pemerataan kemampuan karyawan dalam menjalankan kegiatan
penelitiannya
9. Team work saat ini berjalan kurang optimal karena masih berjalan di setiap
lokasi dan belum terintegrasi antar setiap lokasi.
10. Masih ada karyawan yang masih terpaku pada sistem perusahaan sebelumnya
tempat karyawan tersebut bekerja.
54
Berikut ini diberikan hambatan-hambatan yang ada pada Process di
departemen R&D:
1. Belum adanya pemisahan job description yang jelas di dalam departemen
R&D.
2. Masih ada tumpang tindih terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
3. Belum semua divisi mempunyai best practice.
4. Belum semua SOP dan Best Practice R&D terdokumentasi dengan baik
5. Beberapa SOP dan Best Practice belum terupdate sesuai dengan keadaan
sekarang.
6. Penamaan SOP dalam departemen R&D masih belum terstruktur.
7. Tidak semua kegiatan operasional dan pelaksanaan kegiatan terdokumentasi
dengan baik
8. Penyimpanan file dan hasil penelitian di lapangan masih belum terstruktur.
9. Adanya kesulitan untuk menemukan referensi eksternal yang ada di dalam
referensi penelitian
Berikut ini diberikan hambatan-hambatan yang ada pada bagian
Technology di departemen R&D:
1. Data di server masih belum terorganisasi dengan baik.
2. Komunikasi antar site dan pusat hanya menggunakan email
3. Tidak adanya media untuk menuangkan ide dan inovasi baru.
4. Tidak adanya sistem untuk melakukan diskusi dengan rekan kerja lain yang
berada di dalam suatu divisi.
5. Tidak adanya suatu sistem terintegrasi untuk penyimpanan file yang dapat
diakses oleh semua karyawan yang berada dalam lokasi berbeda.
55
4.1.5 Solution
Adapun tindakan yang perlu dilakukan sebagai solusi atas masalah–
masalah yang sudah diidentifikasikan pada departemen R&D dalam mencapai
tujuannya adalah sebagai berikut:
• Solusi untuk analisa Porter
1. Membuat suatu knowledge management yang dapat menyimpan
knowledge karyawan dan dapat diakses dari lokasi yang berjauhan.
Knowledge management tersebut juga digunakan untuk mengejar
ketinggalan knowledge dari market leadernya.
• Solusi untuk analisa People
1. Membuat suatu sistem untuk knowledge sharing terintegrasi antar
karyawan sehingga tidak perlu bertanya berulang kali
2. Untuk membantu penerapan knowledge management maka diberikan
target penulisan artikel yang harus dipenuhi setiap periode tertentu
yang diterapkan dalam kpi departemen R&D.
3. Sistem knowledge management dapat menyimpan informasi mengenai
semua artikel yang ada.
4. Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menuangkan ide
mereka di dalam sistem sharing knowledge management.
5. Memberikan training dasar penggunaan komputer ke karyawan yang
membutuhkan.
6. Pembentukan culture baru pada perusahaan tentang budaya knowledge
sharing.
56
• Solusi untuk analisa Process
1. Melakukan pembagian job description terhadap staff-staff R&D.
2. Membuat struktur format penyimpanan file yang ada di server
3. Pembentukan, penyusunan dan pengorganisasian dokumen perusahaan
(SOP, laporan), research-research, best practice dan kegiatan analisa
lapangan yang pernah dilakukan
4. SOP & Best Practice harus selalu terupdate.
5. Sistem knowledge management yang diterapkan harus dapat
menghandle penyimpanan referensi eksternal yang digunakan dalam
penelitian, baik dalam berupa file dokumen, gambar ataupun video.
• Solusi untuk analisa Technology
1. Membuat folder-folder di server yang digunakan untuk
pengelompokan data-data R&D
2. Memberikan bentuk solusi lain untuk komunikasi, yaitu dengan
fasilitas chatting dan VOIP.
3. Pembentukan aplikasi Knowledge Management sebagai media
penyimpanan, pengelolaan, menuangkan ide, diskusi dan penyebaran
informasi dan pengetahuan di dalam departemen
4. Sistem knowledge management harus dapat menjadi tempat
penyimpanan dokumen sehingga dapat diakses oleh semua karyawan
yang berada dalam lokasi berbeda.
Dalam penerapan solusi-solusi yang ada perlu ada dukungan serta
keterlibatan penuh dari pimpinan perusahaan agar perubahan ini dapat diterapkan
dan berjalan sesuai dan terarah dengan tujuan perusahaan.
57
Pada tabel 4.1 diberikan rangkuman dari analisa dan solusi yang akan
diterapkan pada perusahaan. Tabel 4.1 merupakan summary dari analisa kondisi
sekarang (Chalmeta dan Granger, 2008) dengan menggunakan dua analisa, yaitu
analisa Porter (Rice, 2010) dan analisa people, process, technology (Awad dan
Ghaziri, 2004 – Debowski, 2006). Pada tahap ini juga dibedakan perubahan itu
termasuk jenis perubahan di bidang teknologi atau pembentukan program baru
untuk membantu perubahan di aspek people dan process.
Tabel 4.1 Tabel Analisa Kondisi Sekarang
No Aspek Analisa Usulan Solusi Jenis Perubahan
Porter 1 • Turnover karyawan baru dan
yang keluar cukup tinggi • Sulitnya melakukan
koordinasi karyawan dengan lokasi berjauhan
• Posisi perusahaan masih sebagai pemula dalam bidang forestry, sehingga perlu mengejar ketinggalan knowledge dari market leader
Membuat suatu knowledge management yang dapat menyimpan knowledge karyawan dan dapat diakses dari lokasi yang berjauhan. Knowledge management tersebut juga digunakan untuk mengejar ketinggalan knowledge dari market leadernya.
Teknologi
People 2 • Adanya gap pengetahuan
antara karyawan baru dan karyawan yang lebih senior
• Belum ada pemerataan kemampuan karyawan dalam menjalankan kegiatan penelitiannya
• Team work saat ini berjalan kurang optimal karena masih berjalan di setiap lokasi dan belum terintegrasi antar setiap lokasi.
• Tidak adanya media untuk melakukan knowledge sharing yang terintegrasi dengan baik.
Membuat suatu sistem untuk knowledge sharing terintegrasi antar karyawan sehingga tidak perlu bertanya berulang kali
Teknologi
3 • Knowledge Sharing dilakukan secara lisan dan via email sehingga tidak terdokumentasi dengan baik
Sistem knowledge management dapat menyimpan informasi mengenai semua artikel yang ada.
Teknologi
58
4 • Usulan mengenai penelitian
R&D, usulan selalu diberikan dari manajer atau supervisor
Untuk membantu penerapan knowledge management maka diberikan target penulisan artikel yang harus dipenuhi setiap periode tertentu yang diterapkan dalam kpi departemen R&D.
Program
5 • Tidak adanya kesempatan serta media untuk para staf dalam menuangkan ide–ide serta inovasi yang ada pada diri mereka.
Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menuangkan ide mereka di dalam sistem sharing knowledge management.
Program
6 • Belum sepenuhnya para staf mempunyai skill penggunaan dasar komputer.
Memberikan training dasar penggunaan komputer ke karyawan yang membutuhkan.
Program
7 • Masih ada karyawan yang masih terpaku pada sistem perusahaan sebelumnya tempat karyawan tersebut bekerja.
• Budaya sharing knowledge antar staff dari person ke person belum seutuhnya berjalan.
Pembentukan culture baru pada perusahaan tentang budaya knowledge sharing.
Program
Proses 8 • Belum adanya pemisahan job
description yang jelas di dalam departemen R&D.
• Masih ada tumpang tindih terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
Melakukan pembagian job description terhadap staff-staff R&D.
Program
9 • Belum semua divisi mempunyai best practice.
Membuat struktur format penyimpanan file yang ada di server
Program
10 • Belum semua SOP dan Best Practice R&D terdokumentasi dengan baik
• Penamaan SOP dalam departemen R&D masih belum terstruktur.
• Tidak semua kegiatan operasional dan pelaksanaan kegiatan terdokumentasi dengan baik
• Penyimpanan file dan hasil penelitian di lapangan masih belum terstruktur
Pembentukan, penyusunan dan pengorganisasian dokumen perusahaan (SOP, laporan), research-research, best practice dan kegiatan analisa lapangan yang pernah dilakukan
Program
59
11 • Beberapa SOP dan Best Practice belum terupdate sesuai dengan keadaan sekarang.
SOP & Best Practice harus selalu terupdate dan dimasukkan ke dalam sistem knowledge management
Program
12 • Adanya kesulitan untuk menemukan referensi eksternal yang ada di dalam referensi penelitian
Sistem knowledge management yang diterapkan harus dapat menghandle penyimpanan referensi eksternal yang digunakan dalam penelitian, baik dalam berupa file dokumen, gambar ataupun video.
Teknologi
Technology 13 • Data di server masih belum
terorganisasi dengan baik. Membuat folder-folder di server yang digunakan untuk pengelompokan data-data R&D
Program
14 • Komunikasi antar site dan pusat hanya menggunakan email
Memberikan bentuk solusi lain untuk komunikasi, yaitu dengan fasilitas chatting dan VOIP.
Teknologi
15 • Tidak adanya sistem untuk melakukan diskusi dengan rekan kerja lain yang berada di dalam suatu divisi.
• Tidak adanya media untuk menuangkan ide dan inovasi baru.
Pembentukan aplikasi Knowledge Management sebagai media penyimpanan, pengelolaan, menuangkan ide, diskusi dan penyebaran informasi dan pengetahuan di dalam departemen
Teknologi
16 • Tidak adanya suatu sistem terintegrasi untuk penyimpanan file yang dapat diakses oleh semua karyawan yang berada dalam lokasi berbeda.
Sistem knowledge management harus dapat menjadi tempat penyimpanan dokumen sehingga dapat diakses oleh semua karyawan yang berada dalam lokasi berbeda.
Teknologi
4.2 Persiapan Perubahan
Untuk proses perubahan organisasi ini diterapkan dengan teori perubahan
menurut Kotter dan Cohen (2006), yaitu:
1. Kebutuhan untuk menciptakan suatu perubahan
2. Membentuk tim
3. Membentuk dan mengembangkan visi perubahan dan strategi untuk mencapai
visi tersebut.
60
4. Mensosialisasikan visi dan strategi perubahan
5. Mendorong orang lain untuk mencapai visi tersebut
6. Menentukan target jangka pendek
7. Selalu melakukan perbaikan dan melakukan perubahan
8. Proses perubahan yang dilakukan harus dilakukan secara berkesinambungan.
4.2.1 Kebutuhan Adanya Perubahan
Menurut Leidner dan Kayworth (2006), budaya organisasi mempengaruhi
keberhasilan penerapan knowledge management di dalam perusahaan. Sedangkan
di dalam departemen R&D PT. XYZ, departemen R&D belum memiliki budaya
organisasi yang dijadikan pedoman karyawan sehingga karyawan masih
mengikuti budaya perusahaan sebelumnya tempat karyawan tersebut bekerja.
Dengan kondisi sekarang, maka diperlukan pembentukan budaya organisasi di
dalam departemen R&D PT. XYZ.
4.2.2 Membentuk Tim
Tim Perubahan akan diisi oleh karyawan-karyawan dari level direktur,
manager, supervisor dan staff. Hal ini disebabkan karena perubahan tidak akan
berhasil jika tidak didukung oleh tiap lapisan dari departemen tersebut. Dengan
adanya karyawan dari level direktur sampai staff, maka diharapkan proses
perubahan ini dapat berjalan dengan baik (Kotter dan Cohen, 2006).
Tim ini berfungsi untuk mendorong agar perubahan dapat terjadi, yang
berfungsi sebagai role-model, sebagai mentor dalam proses perubahan,
61
memberikan pengarahan, menyakinkan staf bahwa perubahan musti dilakukan
dan menerima masukan serta feedback terhadap perubahan yang diterapkan.
4.2.3 Mengembangkan Visi dan Strategi Perubahan
Dari hasil diskusi dengan head dan manajer R&D maka visi dari
perubahan ini tetap mengacu pada visi departemen R&D PT. XYZ, yaitu:
“Mewujudkan penelitian yang menghasilkan produk berkualitas
berbasiskan teknologi & berwawasan lingkungan untuk mendukung
operasional perusahaan yang kompetitif & berkelanjutan.”
Dan untuk mencapai visi tersebut supaya bisa dicapai maka dilakukan
beberapa perubahan. Perubahan itu mencakup bidang people, process dan
technology (Barness, 2011). Pembentukan program baru dilakukan untuk
mendukung perubahan people dan process. Berikut diberikan persiapan perubahan
di bidang teknologi:
1. Membentuk suatu sistem dengan dukungan infrastruktur IT yang berfungsi
sebagai media penyimpanan, penyebaran dan pencarian pengetahuan dan
informasi serta dokumen / file penting perusahaan serta memungkinkan
sebagai media sharing antar cabang dan karyawan didalamnya. Aplikasi
ini juga disertai dengan tempat penyimpanan untuk file dari data research
eksternal yang nantinya mungkin dibutuhkan oleh karyawan sebagai
referensi file penting. File eksternal tersebut dapat berupa file dokumen,
gambar, ataupun video.
Sistem yang akan dibentuk adalah Knowledge Management System (KMS)
berbasis web dan rancangan arsitekturnya sebagai berikut:
Siste
karya
2. Pemb
dihar
peng
perus
depa
3. Mem
untuk
Berik
1. Sosi
A
em knowled
awan depart
bentukan wa
rapkan bert
getahuan yan
sahaan. Wa
artemen R&D
mpersiapkan
k mewujudk
kut diberikan
ialisasi ulang
Arsitektur K
dge managem
temen R&D.
adah atau m
tujuan seba
ng didalamny
adah ini na
D.
infrastruktu
kan komunik
n persiapan p
g tujuan utam
GambaKnowledge
ment ini na
.
media bagi pa
agai tempat
ya dapat dig
antinya dapa
ur IT dan ap
kasi chatting
perubahan d
ma departem
ar 4.2 Manageme
antinya dapa
ara staf beru
pertukaran
gunakan dan
at diakses
plikasi chat
internal anta
di bidang pro
men R&D, ya
ent System
at diakses o
upa forum di
n informasi
n disimpan se
oleh setiap
tting yang m
ar karyawan
ogram:
aitu
62
oleh setiap
iskusi yang
, ide dan
ebagai aset
karyawan
mendukung
n PT. XYZ.
63
“Mendukung material genetik dan teknik silvikultur untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas kayu disesuaikan dengan
kondisi areal yang terintegrasi dalam financial yang terkendali”
Saat ini dari semua penelitan yang dilakukan dalam departemen R&D,
60% dari hasil penelitian tersebut harus dapat diimplementasikan ke
perusahaan.
2. Pembuatan KPI untuk target penulisan artikel yang dilakukan oleh
karyawan (Moor dan Smits, 2002). Penilaian KPI ini dimulai pada tahap
review 1.
3. Membiasakan karyawan untuk melakukan sharing knowledge di hari
Jumat setelah makan siang. Waktu untuk knowledge sharing perlu
diberikan supaya program knowledge sharing dapat berhasil (Wang dan
Noe, 2010). Dalam hal ini, perlu dipilih knowledge leader di setiap divisi
untuk memantau kegiatan knowledge sharing dan memberikan motivasi
bagi karyawan lain. Knowledge leader dalam setiap divisi adalah
supervisor dari divisi tersebut. Jika dalam divisi itu belum memiliki
supervisor maka knowledge leadernya adalah manager R&D.
4. Mempersiapkan materi training penggunaan dan pelatihan aplikasi umum
yang sering digunakan oleh karyawan R&D yang membutuhkan.
5. Membentuk culture baru bagi departemen R&D, yaitu 3CS yang
berisikan:
• Continuous Improvement (Irani et al, 2004)
64
Dengan adanya culture ini diharapkan karyawan selalu belajar untuk
mendapatkan pengetahuan baru demi mengembangkan diri sendiri dan
perusahaan.
• Continuous Innovation (Cole, 2001)
Dengan terbentuknya mindset karyawan untuk selalu berkembang
maka diharapkan banyak inovasi-inovasi baru yang muncul.
• Collaboration (Ireson dan Burel, 2010)
Kolaborasi merupakan poin penting dari departemen R&D karena
mereka perlu bekerja sama dengan beberapa pihak untuk melakukan
penelitian. Dalam sistem knowledge management, kolaborasi antar
karyawan juga diperlukan untuk menambah kualitas sebuah artikel.
• Share (Ireson dan Burel, 2010)
Pengetahuan yang didapatkan karyawan harus diberikan ke karyawan
lain dalam bentuk penulisan ke dalam sistem knowledge management.
Gambar 4.3 Struktur Baru Organisasi Departemen R&D
Sumber: PT XYZ
65
6. Dibentuklah suatu struktur organisasi baru R&D yang dapat dilihat pada
gambar 4.3. Di struktur organisasi yang baru ini telah dilakukan
pemisahan tugas-tugas yang dilakukan oleh karyawan.
7. Pembagian folder itu perlu dilakukan untuk mempermudah penggunaan
kembali knowledge yang ada (Rader,2010). Pembagian folder-folder di
server diterapkan sesuai dengan divisi-divisi yang ada di departemen dan
masing-masing dari folder tersebut berisi:
• Standard Operational Procedure (SOP), berisi prosedur yang harus
dilakukan dalam kegiatan operasional ataupun penelitian.
• Best Practices, berisi langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
kegiatan operasional ataupun penelitian untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
• Operational Activity, berisi dokumentasi kegiatan selama survey di
lapangan, kendala-kendala apa yang dihadapi, dan laporan dari
kegiatan operasional tersebut.
• Research Activity, berisi dokumentasi kegiatan penelitian dan laporan
penelitian yang dilakukan oleh staff R&D.
• Training, berisi materi-materi training untuk karyawan baru dalam
divisi tersebut.
• Reference Files, berisi file-file pendukung yang digunakan dalam
penelitian di departemen R&D.
File-file yang disini berupa file mentah dan nantinya diupdate ke sistem
knowledge management ketika file-file tersebut telah dalam versi
lengkapnya.
66
8. Pembentukan, penamaan, penyusunan dan pengorganisasian dari file
perlu dilakukan untuk mempermudah pencarian file tersebut (Rader,
2010). Pada setiap file yang berisikan informasi dan knowledge tersebut
diberikan format penomoran dokumen dan kemudian dijadikan
penamaan untuk file–file tersebut yang berfungsi mempermudah dalam
pembuatan, penyusunan dan pencarian. Formatnya adalah:
R&D-DIVSUB-DOCYYMM-NUM – NAMAFILE
Berikut diberikan penjelasan dari penamaannya:
• R&D merupakan kode departemen dari PT XYZ
• DIV merupakan divisi dari departemen R&D
• SUB merupakan sub divisi dari divisi yang ada di departemen R&D
• DOC merupakan sub divisi dari divisi yang ada di departemen R&D
• YYMM merupakan dua digit tahun paling belakang dan dua digit
bulan
• NUM merupakan nomor file
• NAMAFILE merupakan nama file dari document tersebut
Berikut diberikan kode dari divisi dan subdivisi yang ada di departemen
R&D, yaitu:
• Silviculture, yang berkode SLV
Divisi Silviculture terdiri dari beberapa sub divisi, yaitu Silviculture
Plantation (PLN), Plant health (HLT), Soil (SOL), dan Growth
Modelling (GRO).
• Tree Improvement, yang berkode TRM
67
Divisi Tree Improvement terdiri dari beberapa sub divisi, yaitu
Breeding (BRE) dan Nursery (NSR).
• Laboratory, yang berkode LAB
Divisi Laboratory terdiri dari beberapa sub divisi, yaitu Tissue Culture
(TCL), Soil water fertilize plant environment (ENV), Climate and
Weather (CLW).
Kode document yang digunakan dalam penamaan ini, yaitu:
• SOP untuk Standard Operational Procedure
• BPR untuk Best Practice
• OPR untuk Operational Activity
• RES untuk Research Activity
• TRN untuk Training
• REF untuk References Files.
• JOB untuk Job Description.
Salah satu contoh dari penamaan file tersebut adalah
R&D-SLVPLN-SOP1204-001 – SOP Penelitian Tanah.
Untuk memastikan program-program yang diinginkan berjalan dengan
lancar maka diperlukan review setiap bulan dan melakukan diskusi dengan
karyawan dan mencari solusi untuk perbaikan berdasarkan masukan dari
karyawan dan pertimbangan dari management.
Untuk menerapkan strategi perubahan tersebut, maka setiap anggota tim
yang terbentuk pada tahap kedua mendapatkan tugas-tugas sesuai dengan
bidangnya (Kotter dan Cohen, 2006) seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.2.
68
Tabel 4.2 Tabel Summary Perubahan
Proses Distribution
Description Proses Requirements Personel Needed
Sosialisasi Visi dan Misi Departemen R&D
‐ Mensosialisasikan visi dan misi dari departemen R&D ke para seluruh karyawan departemen R&D.
‐ Review kinerja R&D selama tahun sebelumnya ‐ Sosialisasi visi dan misi R&D ke setiap staff
Head of R&D, R&D Manager , R&D Supervisor
Reorganisasi departemen R&D
‐ Menempatkan karyawan‐karyawan yang sesuai dengan bidangnya di departemen R&D
‐ Pemberian Training pada karyawan untuk menempati posisi yang sesuai
Head of R&D, R&D Manager, R&D Supervisor
Pembuatan KPI ‐ Pembuatan KPI yang dijadikan target penilaian untuk karyawan dalam memberikan artikel yang berguna bagi perusahaan.
‐ Penentuan target dalam periode sosialisasi, 6 bulan pertama dan 6 bulan kedua.
Head of R&D, R&D Manager, R&D Supervisor
Persiapan training IT user
‐ Pembuatan materi training IT untuk user yang berkaitan dengan penggunaan komputer dan aplikasi yang digunakan oleh departemen R&D
‐ Pembuatan materi training IT untuk user R&D
IT Manager, IT Supervisor, IT Staff
Knowledge sharing session
‐ Melakukan sosialisasi untuk melakukan knowledge sharing setiap hari Jumat setelah makan siang
‐ Memberikan motivasi bagi karyawan untuk melakukan sharing knowledge di hari yang telah ditentukan
R&D Manager, Knowledge Leader all division
Perubahan Administrasi
‐ Pengorganisasian Dokumen departemen (SOP, Best Practice) ‐ Pengorganisasian laporan dan dokumentasi kegiatan ‐ Pengorganisasian File training
‐ Penyusunan dan pengorganisasian Dokumen ‐ Pembuatan media penyimpanan file pada KMS ‐ Pembuatan kategori dan pengorganisasian file ‐ Perubahan file fisik menjadi file digital
R&D Supervisor R&D Staff IT Supervisor, IT Staff
69
Perubahan Culture pada perusahaan
‐ Perubahan terhadap arah dan tujuan departemen ‐ Perubahan terhadap cara bekerja ‐ Pendorongan serta komitmen untuk pengembangan diri
‐ Pembentukan role model
Komitmen dan dukungan dari manajemen
Persiapan infrastruktur IT untuk aplikasi chatting
‐ Mempersiapkan infrastruktur hardware dan aplikasi untuk penerapan chatting internal perusahaan
‐ Persiapan hardware ‐ Mencari aplikasi chatting internal perusahaan ‐ Implementasi aplikasi chatting tersebut
IT Manager, IT Supervisor, IT Staff
Penerapan KMS ‐ Mendapatkan dan menyimpan Informasi serta pengetahuan yang bernilai bagi perusahaan ‐ Pengorganisasian Informasi dan pengetahuan ‐ Sharing Informasi dan Pengetahuan ‐ Pemeliharaan Informasi dan Pengetahuan ‐ Penggunaan dari Informasi dan Pengetahuan
‐ Pembentukan KMS dan IT Infrastruktur ‐ Pemberian training penggunaan sistem ‐ mendorong para staff agar selalu menggunakan KMS
IT Manager, IT Supervisor, IT Staff
4.2.4 Mensosialisasikan Visi dan Strategi Perubahan
Apapun situasi dan tempat dimana akan dilakukannya perubahan dari
bentuk lama ke bentuk yang baru tentu tidaklah mudah dan akan menemui
kesulitan. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Manager R&D melakukan sosialisasi mengenai culture baru kepada semua
karyawan dalam departemen R&D.
2. Mensosialisasikan penilaian KPI untuk mendukung sistem knowledge
management.
70
3. Melakukan sosialisasi struktur organisasi baru departemen R&D kepada
semua karyawan.
4. Melakukan Tanya jawab mengenai nilai-nilai culture ini mengenai
permasalahan apa yang kira-kira dihadapi karyawan.
4.2.5 Mendorong Orang Lain Untuk Mencapai Visi
Pada tahap ini dilakukan beberapa cara untuk mendorong orang lain untuk
mencapai visi tersebut, yaitu:
1. Menerapkan diskusi/sharing knowledge dan pengalaman minimal seminggu
satu kali di hari Jumat setelah makan siang.
2. Menerapkan dan pemberian training pada staf untuk penggunaan aplikasi
knowledge management ini.
3. Mendorong para staf untuk menggunakan KMS sebagai acuan dalam
melakukan pekerjaan sehari – harinya.
4. Mengharuskan karyawan menggunakan sistem knowledge management untuk
memberikan laporan-laporan hasil penelitian.
5. Karyawan yang mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem knowledge
management tersebut dapat menghubungi tim perubahan untuk mendapatkan
training atau solusi lainnya.
6. Menerapkan penilaian KPI terhadap jumlah artikel yang dituliskan karyawan
yang dimulai pada tahap Review 1.
71
4.2.6 Target Jangka Pendek
Sistem target knowledge management ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
tahap sosialisasi, review 1 dan review 2. Sistem target ini disusun dengan
performance indicator yang berfokus dapa people, process dan technology
(Shannack, 2009). Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada bagian berikut, yaitu:
1. Tahap Sosialisasi
Tahap sosialisasi ini akan memakan waktu selama empat bulan setelah
implementasi sistem knowledge management, yaitu dimulai dari bulan Mei –
Agustus 2012. Manager R&D melakukan sosialisasi ke supervisor setiap
divisi dan karyawan R&D. Berikut diberikan target dari periode sosialisasi:
Tabel 4.3 Tabel Target Periode Sosialisasi
People Knowledge Sharing Attitude • Setiap karyawan R&D bersedia untuk
menuliskan pengetahuan mereka Knowledge sharing activity • Setiap karyawan R&D mengetahui cara
menggunakan sistem knowledge management ini.
• Setiap sub divisi yang ada di dept R&D harus ada sekitar 5 artikel/best practices di akhir periode sosialisasi ini
• Supervisor melakukan review dan melakukan pembenahan dari pengetahuan yang ditulis karyawan tersebut.
Awareness • Setiap divisi di R&D diharuskan memiliki 2 inovasi baru di akhir periode sosialisasi ini
Process Quality of Knowledge • 75% artikel yang ditulis telah/dapat
diimplementasikan di perusahaan Efficiency due to new routines • Karyawan departemen R&D diharapkan
terbantu dengan adanya artikel yang telah dibuat di dalam sistem knowledge management.
• Discussion mengenai issue yang ada maksimum memerlukan waktu dua minggu untuk mendapatkan solusinya.
• Hampir 75% diskusi mengenai issue yang muncul dapat diselesaikan di forum diskusi.
Knowledge contributor • Setiap supervisor diharapkan menjadi
72
contributor utama di divisi R&D yang dihandle
Technology Active involvement • Supervisor mengadakan pertemuan seminggu
sekali yang bertujuan untuk mendapatkan feedback dari penggunaan sistem knowledge management tersebut.
Usability • Karyawan telah terbiasa untuk menemukan solving dari issue yang sedang dialami
2. Tahap Review 1
Tahap review ini akan berlangsung selama enam bulan setelah tahap
sosialisasi yaitu dimulai dari bulan September 2012 – Februari 2013. Dalam
tahap review ini mencakup beberapa hal seperti yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.4 Tabel Target Periode Review 1
People Knowledge Sharing Attitude • Setiap karyawan R&D aktif menuliskan
pengetahuan mereka Knowledge sharing activity • Setiap karyawan harus berkontribusi 5 artikel
di akhir periode interview ini • Supervisor melakukan review dan melakukan
pembenahan dari pengetahuan yang ditulis karyawan tersebut.
Awareness • Setiap divisi di R&D diharuskan untuk memberikan 5 inovasi di akhir periode sosialisasi ini
Process Quality of Knowledge • 85% artikel yang ditulis telah/dapat
diimplementasikan di perusahaan Efficiency due to new routines • Penilaian apakah artikel yang telah disharing
oleh setiap karyawan dapat membantu kegiatan yang berjalan di departemen R&D
• Discussion mengenai issue yang ada maksimum memerlukan waktu satu minggu untuk mendapatkan solusinya.
• Hampir 85% diskusi mengenai issue yang muncul dapat diselesaikan di forum diskusi.
• Biaya training yang dikeluarkan perusahaan berkurang sekitar 20% dari realisasi periode sebelumnya
Knowledge contributor • Setiap supervisor diharapkan menjadi contributor utama di divisi R&D yang dihandle
73
Technology Active involvement • Supervisor aktif dalam memimpin
perekembangan knowledge management system di setiap divisi yang mereka pimpin
Usability • Karyawan mudah dalam menemukan solving dari issue yang sedang dialami
• Sistem dapat langsung digunakan oleh karyawan baru sebagai materi training
3. Tahap Review 2
Tahap review ini akan berlangsung selama enam bulan setelah tahap review 1
yaitu dimulai dari bulan Februari 2013 – Agustus 2013. Dalam tahap review
ini mencakup beberapa hal seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Tabel Target Periode Review 2
People Knowledge Sharing Attitude • Setiap karyawan R&D aktif menuliskan
pengetahuan mereka Knowledge sharing activity • Setiap karyawan harus berkontribusi 10 artikel
di akhir periode interview ini • Supervisor melakukan review dan melakukan
pembenahan dari pengetahuan yang ditulis karyawan tersebut.
Awareness • Setiap divisi di R&D diharuskan untuk memberikan 5 inovasi di akhir periode sosialisasi ini
Process Quality of Knowledge • 90% artikel yang ditulis telah/dapat
diimplementasikan di perusahaan Efficiency due to new routines • Discussion mengenai issue yang ada
maksimum memerlukan waktu satu minggu untuk mendapatkan solusinya.
• Hampir 90% diskusi mengenai issue yang muncul dapat diselesaikan di forum diskusi.
• Biaya training yang dikeluarkan perusahaan berkurang sekitar 10% dari realisasi periode sebelumnya
Knowledge contributor • Setiap supervisor diharapkan menjadi contributor utama di divisi R&D yang dihandle
Technology Active involvement • Supervisor aktif dalam memimpin
perekembangan knowledge management system di setiap divisi yang mereka pimpin
Usability • Sistem knowledge management tersebut telah digunakan sebagai komponen utama di
74
departemen R&D. • Sistem harus di-maintain supaya informasi
yang tersimpan selalu sesuai dengan keadaan sekarang.
4.2.7 Selalu Melakukan Perbaikan dan Perubahan
Organisasi memiliki suatu pola yang terus berubah dan selalu mengikuti
keadaan di waktu itu. Karena itu proses perubahan organisasi yang saat ini
dijalankan sesuai dengan tahap-tahap sebelumnya suatu saat bisa berubah dan
target yang diinginkan dari perubahan proses organisasi ini bisa disesuaikan
dengan kondisi saat itu. Tiap akhir bulan dilakukan diskusi langsung mengenai
kendala dan pemecahannya terhadap masalah yang dihadapi.
4.2.8 Proses Perubahan Harus Berkesinambungan
Proses perubahan ini tidak hanya terjadi sampai tahap review 2 selesai,
tetapi perubahan ini berlangsung terus menerus selama organisasi/perusahaan
masih ada dan terus berkembang. Setelah tahap review 2 selesai, dilakukan
evaluasi secara menyeluruh mengenai perubahan organisasi yang terjadi pada
tahap sosialisasi sampai review 2 dan kemudian dianalisa apakah perlu melakukan
proses perubahan lagi sesuai dengan kondisi organisasi saat itu.
4.3 Audit Knowledge
Disamping melakukan perubahaan pada sisi operasional perusahaan, maka
perlu juga melakukan audit knowledge pada perusahaan untuk mengetahui apa
saja informasi maupun knowledge yang ada pada perusahaan saat ini dan
75
informasi atau knowledge yang belum dimiliki saat ini namun dibutuhkan oleh
perusahaan demi mendukung perubahaan perusahaan yang akan dilakukan agar
tetap searah dan sesuai dengan tujuan bisnis yang akan dicapai, penulis
menggunakan Zack Framework dalam mengidentifikasikan Knowledge apa saja
yang dibutuhkan oleh perusahaan (Tiwana,2002).
Zack Framework adalah kegiatan analisa untuk mengenali strategic
knowledge gap yang ada pada perusahaan untuk mendapatkan knowledge yang
dibutuhkan perusahaan, dalam melakukan analisa ini maka diperlukan jawaban
dari 4 pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang diketahui perusahaan?
2. Apa yang harus diketahui oleh perusahaan?
3. Apa yang dapat dilakukan perusahaan?
4. Apa yang harus dilakukan perusahaan?
Kemudian hasil dari analisa ini dapat kita ketahui Core knowledge apa
saja yang dibutuhkan oleh perusahaan, berikut analisa audit knowledge pada
perusahaan.
Dari hasil analisa menggunakan Zack Framework pada gambar 4.4 maka
didapatkan Knowledge apa yang sudah dimiliki oleh perusahaan diwakilkan oleh
area “Diketahui perusahaan” dibagian kotak kiri bawah dan Knowledge yang
belum dimiliki oleh perusahaan terdapat pada area “harus diketahui oleh
perusahaan” dibagian kotak kiri atas serta kebudayaan yang ada pada perusahaan
saat ini pada area yang “Dilakukan oleh perusahaan”
76
Gambar 4.4 Knowledge yang Diketahui dan yang Belum Diketahui Perusahaan
Sumber: Tiwana, 2002, The Knowledge Management Toolkit.
Semua area yang telah dihasilkan oleh analisa Zack Framework merupakan
Core Knowledge yang diperlukan dan digunakan oleh departemen R&D dalam
mencapai tujuannya, knowledge ini akan di simpan, disusun, digunakan dan
diorganisasikan dalam KMS yang akan dibentuk untuk perusahaan. Core
Knowledge tersebut adalah:
77
1. Dokumen – dokumen perusahaan, yang terdiri dari: Standard Operational
Procedure (SOP), Best Practice, Operational activity, Research Activity,
External References Files, materi Training.
2. Informasi dan artikel yang berhubungan dengan silviculture.
Silviculture ini mencakup tanah, pupuk, perkembangan tanaman, kesehatan
tanaman.
3. Informasi dan artikel yang berhubungan dengan tree improvement.
Hal yang berkaitan langsung dengan core knowledge tree improvement adalah
bibit, yang mencakup cara untuk menghasilkan bibit yang baik, uji spesies
bibit, uji benih bibit yang baru didapat.
4. Informasi dan artikel yang berhubungan dengan laboratory
Laboratory ini mencakup teknik tissue culture, keadaan lingkungan sekitar
termasuk tanah, air, kesuburan tanah, iklim dan cuaca.
4.4 Menggambarkan Knowledge Map
4.4.1 Mapping Goal of Knowledge
Organisasi perlu mengklasifikasikan dan mengidentifikasi knowledge-
knowledge yang ada. Hal ini berguna untuk menentukan kebutuhan apa yang
diperlukan dalam mendukung knowledge tersebut. Mapping knowledge ini
didapat dari pemetaan dan pengorganisasian core knowledge dari tahap
sebelumnya (Debowski, 2006). Tabel mapping knowledge dapat dilihat pada tabel
4.6.
78
Tabel 4.6 Tabel Mapping Goal of Knowledge
Pemetaan Knowledge Goal
People
- Pengetahuan cara kegiatan operasional dan prosedur-prosedurnya
Mendapatkan dan memperkaya knowledge perusahaan agar tersimpan dan diterapkan serta dapat dimanfaatkan kembali jika dibutuhkan
- Pengetahuan mengenai tanaman, kondisi areal, tanah, hama, penyakit, cara menghasilkan benih yang baik- Mengadakan kegiatan sharing knowledge
Process
- Penyimpanan dan penyusunan document / knowledge
Mempermudah dalam penyusunan dan penyimpanan Informasi/knowledge
- Pengorganisasian dan penamaan dokumen / Knowledge
Mempermudah dalam pencarian Informasi/knowledge
- Pembentukan dan pengorganisasian knowledge repository
Mempermudah dalam penyebaran informasi / knowledge
Technology
- Pembentukan strukturasi penyimpanan knowledge
Memberikan strukturisasi dan kategori pada media penyimpanan knowledge
- Pembentukan repository dan kategori folder knowlegde
Kemudahan dalam pengorganisasian knowledge
- Pembentukan media sharing knowledge Memberikan media / fitur dalam
berbagai pengetahuan
4.4.2 Feature Knowledge Management System
Setelah melakukan analisa mengenai kebutuhan sistem knowledge
management melalui tahap sebelumnya kemudian dilakukan tahap pemilihan
daftar fitur yang diperlukan (Chalmeta dan Granger, 2008). Dibawah ini diberikan
fitur-fitur yang nantinya ada di dalam sistem knowledge management, antara lain:
1. Wiki Page
Feature ini digunakan untuk saling berbagi informasi mengenai suatu topik
tertentu. Setiap orang dapat membuat wiki page ini sesuai dengan divisi dari
topic tersebut
79
2. Document library
Feature ini digunakan untuk bisa saling berbagi dokumen baik itu dokumen
berupa SOP, best practices , laporan, dan lain-lain, disediakan juga menu
untuk mendownload dan juga mengupload dokumen
3. Discussion
Feature ini digunakan untuk berdiskusi antar karyawan melalui suatu
discussion room, sehingga dengan adanya discussion room ini diharapkan
issue yang muncul dapat diselesaikan dengan cepat.
4. Chatting
Fasilitas chatting diberikan karyawan sebagai penunjang yang memiliki
sistem terpisah dengan sistem knowledge management ini. Hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan komunikasi antar karyawan dengan karyawan lain
karena tidak semua karyawan membuka web knowledge management ini
setiap saat.
5. Upload, Download & Organizing file
Feature upload and organizing file ini merupakan salah satu fitur utama yang
dipergunakan oleh karyawan. Hal ini dikarenakan lokasi hutan yang
berjauhan sehingga membutuhkan suatu sistem terintegrasi sehingga
dokumen bisa dibaca oleh karyawan R&D di lokasi manapun.
6. Collaboration
Feature collaboration ini merupakan salah satu poin penting dari knowledge
management karena artikel di knowledge management dapat dibuat dan
direvisi oleh beberapa orang yang berbeda.
80
7. Play Streaming Audio & Video
Adanya kebutuhan untuk penyimpanan beberapa file audio dan video dan
dibutuhkan sistem yang bisa menjalankan streaming file tersebut
8. Editor Page
Editor page merupakan fitur standard yang harus dimiliki oleh suatu sistem
knowledge management. Seharusnya semua sistem menyediakan fitur ini
tetapi tingkat kemudahan untuk menggunakannya yang berbeda-beda
9. Online File Editor
Merupakan suatu fitur tambahan yang ingin dimiliki oleh sistem knowledge
management perusahaan. Dalam fitur ini, para pengguna sistem dapat
melakukan editing file secara online.
10. Search Article
Fitur search sangat diperlukan dalam sistem knowledge management ini
terutama jika jumlah artikel yang ada sudah sangat banyak.
4.5 Kategorisasi Knowledge
Tahap selanjutnya dibuatlah kategori-kategori knowledge yang ada di
sistem (Chalmeta dan Granger, 2008). Dari hasil analisa, kategori knowledge ini
dibagi sesuai dengan sub divisi yang ada di departemen R&D, yaitu:
1. Silviculture Plantation
Kategori ini berisi kegiatan atau penelitian yang berhubungan dengan
pemupukan, jarak tanam tanaman, herbisida, pestisida.
81
2. Planth Health
Kategori ini berisi dengan kegiatan atau penelitian yang berhubungan dengan
hama dan penyakit tanaman, ketahanan tanaman terhadap penyakit, serta
pengendalian hama dan penyakit tanaman
3. Soil
Kategori ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan tanah, seperti kesuburan
tanah, pemetaan tanah, dan penelitian-penelitian lain yang berhubungan
dengan tanah.
4. Growth Modelling
Kategori ini berisi kegiatan operasional dan penelitian yang berhubungan
dengan pertumbuhan tanaman serta melakukan analisa terhadap pertumbuhan
tanaman tersebut.
5. Breeding
Kategori ini berisi dengan hal-hal yang bertujuan untuk mendapatkan benih
yang unggul untuk perusahaan seperti melakukan uji spesies serta
pemeliharaan terhadap benih tersebut dan melakukan analisis terhadap
spesies-spesies yang ada.
6. Nursery
Kategori ini berisi dengan hal-hal yang berhubungan dengan benih, seperti
mempersiapkan benih untuk kebun, pempupukan dan pemilihan bibit sebelum
ditanam.
7. Tissue Culture
Kategori ini berhubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kualitas
kayu, seperti analisis tanah, uji benih yang akan ditanam, dan lain lain.
82
8. Soil, Water, Fertilize, Plant Environment
Kategori ini berhubungan dengan lingkungan sekitar, seperti tanah, air,
kesuburan, dan tanaman lain yang ada di area kebun.
9. Climate & Weathers
Kategori ini berhubungan dengan cuaca di area perkebunan, seperti kualitas
air, fotosintesis, angin, dan lingkungan sekitar.
10. Application Training
Kategori ini berisi materi training yang dapat dipelajari oleh karyawan baru
sebelum melaksanakan kegiatan operasionalnya.
Struktur menu utama dalam knowledge management system ini mengikuti
divisi-divisi dan subdivisi yang ada pada departemen R&D di PT XYZ. Berikut
diberikan detail struktur menu yang digunakan dalam knowledge management
system, antara lain:
1. Silviculture
Dalam silviculture ini terdiri dari sub kategori menu silviculture plantation,
planth health, soil, dan growth modeling.
2. Tree Improvement
Dalam tree improvement ini terdiri dari dua sub kategori yaitu breeding dan
nursery.
3. Laboratory
Dalam laboratory ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu tissue culture, soil-
water-fertilize-plant environment dan climate-weather.
4. IT Training
83
IT Training berisi manual penggunaan aplikasi-aplikasi yang umum
digunakan karyawan.
Gambar 4.5 Struktur Menu Knowledge Management
Pada umumnya, sub kategori berisi dari tiga bagian penting, yaitu wiki,
document library dan discussion room. Khusus untuk document library, masih
84
dapat terbagi menjadi beberapa sub folder, antara lain SOP, Best Practice, dan sub
folder lain yang isinya bisa bervariasi antara satu dengan lainnya.
4.6 Grand Design Knowledge Management System
Grand Design Knowledge Management yang diterapkan pada perusahaan
dapat dilihat pada gambar 4.6. Untuk koneksinya, kantor di hutan Kalimantan
Barat dan Timur menggunakan VSAT, sedangkan untuk kantor pusat di
Kalimantan Barat menggunakan MPLS. Aplikasi knowledge management system
ini hanya dapat digunakan oleh intern perusahaan saja.
Gambar 4.6 Grand Design Knowledge Management System
R&D Kalbar Sharing Knowledge
R&D HQDiscussion
R&D Kaltim Operational Activity
R&D Kalbar UserEdit Article
CreateActivity Report R&D Kaltim User
ChattingR&D HQ User
Chatting
Knowledge Portal Chat Server
Database Server
Knowledge Repository
Wiki PageDocument Library
DiscussionStreaming Audio&Video
ChattingTransfer File
Voice CallGroup Chat
85
Dalam grand design ini memiliki tiga server, yaitu knowledge portal
server, database server dan chat server. Knowledge portal berfungsi sebagai web
dan application server. Server database menjadi tempat penyimpanan datanya.
Dengan adanya knowledge management yang berbasis web dan fasilitas chatting
maka karyawan yang berada di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan HQ
dapat melakukan sharing knowledge, discussion, membuat artikel dan report, serta
bisa melakukan chatting dengan karyawan yang berada di lokasi lain.
Untuk mengimplementasikan perancangan knowledge management
system website diatas, maka dilakukan perbandingan terhadap beberapa sistem
knowledge management open source seperti media wiki, deki wiki, twiki dan
alfresco. Perbandingan detail dari software knowledge management tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Tabel Perbandingan Knowledge Management System
Fitur Media Wiki Deki Wiki Twiki Alfresco
Wiki Page ✔ ✔ ✔ ✔ Document library - ✔ ✔ ✔
Discussion ✔ ✔ ✔ ✔
Upload, Download &
Organizing file
✔ ✔ ✔ ✔
Collaboration ✔ ✔ ✔ ✔ Play Streaming Audio & Video
✔ ✔ (FLV)
- ✔ (FLV,MP4)
Editor Page ✔ ✔ ✔ ✔ Kemudahan
dalam pembuatan artikel
-
✔ ✔ ✔
Online File Editor
- - - ✔
Search Article ✔ ✔ ✔ ✔
86
Dari perbandingan tersebut, hampir semua aplikasi memiliki document
library tetapi tidak semua aplikasi memiliki document library yang bagus. Dari
keempat aplikasi tersebut, Alfresco memiliki keunggulan di bagian document
librarynya. Selain dari sisi document library, Alfresco juga unggul karena
memiliki fitur untuk edit file secara online. Dari hasil analisa tersebut diputuskan
bahwa sistem knowledge management ini akan menggunakan sistem alfresco.
Di dalam alfresco, terdapat beberapa role yang digunakan oleh karyawan
departemen R&D, antara lain:
• Consumer
User yang terdaftar sebagai consumer hanya dapat melihat artikel, diskusi
yang ada di dalam suatu site.
• Contributor
User yang terdaftar sebagai contributor diperbolehkan untuk melakukan
pengisian artikel, melakukan diskusi, melakukan upload document library di
dalam suatu site. Role ini dimiliki oleh semua staff dari departemen R&D.
• Collaborator
Role collaborator ini memiliki semua hak yang diperbolehkan seperti
contributor ditambahkan hak untuk melakukan perubahan artikel yang telah
dibuat oleh karyawan lain. Role ini dimiliki oleh knowledge leader dalam
departemen R&D.
• Manager
Role manager ini adalah role paling tinggi yang berada dalam sistem
knowledge management ini. Role ini memiliki hak seperti collaborator
ditambahkan dengan hak untuk mendelete content yang ada di dalam site
87
tersebut. Dalam knowledge management sistem ini, role manager dimiliki oleh
manager departemen R&D
Alfresco juga mempunyai nilai tambah karena memiliki fitur-fitur task
management dan sistem calendar yang dapat dishare antar member di dalam
sistem knowledge management tersebut.
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Login
Pada gambar 4.7 dapat dilihat tampilan halaman depan website portal
knowledge management. Username dan password harus diisi terlebih dahulu
sebelum memasuki halaman utama dari website knowledge management ini.
Pada gambar 4.8 dapat dilihat tampilan utama setelah login. Tutorial
penggunaan pertama kali telah disediakan website ini. Setelah mempelajari
tutorial tersebut, maka dapat memulai membuat site dan artikel.
GTampila
GTampilan H
Gambar 4.8an Halaman
Gambar 4.9Halaman U
Utama
Utama Site
88
8
P
sudah
artikel
89
Pada gamba
disertai den
l maka tamp
Tam
ar 4.10 dapat
ngan editor
ilan muncul
Tam
Gammpilan Pemb
t dilihat tamp
untuk pem
dapat diliha
Gammpilan Wiki
mbar 4.10 buatan Arti
pilan untuk
mbuatan artik
at pada gamb
mbar 4.11 i yang Telah
ikel Wiki
membuat w
kel. Setelah
bar 4.11.
h Dibuat
wiki. Tampila
h membuat s
an ini
suatu
s
m
Pada g
site Researc
membuat seb
gambar 4.12
ch & Deve
buah discuss
T
Tampil
2 merupakan
elopment. Pa
sion topic.
Tampilan Pe
Gambar 4lan Docume
n tampilan d
ada gambar
Gambar 4embuatan D
4.12 ent Library
dari docume
r 4.13 meru
4.13 Discussion R
y
ent library y
upakan gam
Room
90
yang ada di
mbar untuk
9
P
manag
dan m
tersebu
91
Pada gamba
gement ini. H
mengundang
ut akan mun
Tampilan
ar 4.15 me
Hal ini berg
kepada R&
ncul di setiap
GamDiscussion
erupakan ca
guna jika ma
&D staff m
p karyawan.
GamTampila
mbar 4.14 Room yang
alendar yang
anager R&D
maka notifika
mbar 4.15 an Calenda
g Telah Dib
g berada da
D ingin meng
asi kalendar
r
uat
alam knowl
gadakan me
r untuk me
ledge
eeting
eeting
u
D
Pada g
untuk mem
Developmen
gambar 4.16
mberikan in
nt ini.
6 merupakan
nformasi si
Tampila
Tampi
n fitur dari s
apa saja m
Gambar 4an Daftar M
Gambar 4ilan Aplikas
sistem know
member da
4.16 Member R&D
4.17 si Chatting
wledge mana
ari site Re
D
92
agement ini
esearch &
9
diterap
dapat
memp
sedang
4.7
analisa
93
Pada gam
pkan pada s
dilihat tam
punyai fitur
g online.
Evaluas
Pada bagia
a kinerja sist
mbar 4.17 d
seluruh depa
mpilan hala
voice call, g
si
an ini dilak
temnya.
dapat dilihat
artemen yan
aman depan
group chat d
GamTampilan
kukan dua je
t tampilan
ng ada di PT
n setelah lo
dan file tran
mbar 4.18 Daftar Tem
enis evaluas
dari aplikas
T. XYZ. Pa
ogin. Aplik
nsfer ke pen
man
si yaitu eva
si chatting
ada gambar
kasi chatting
ngguna lain
luasi sistem
yang
4.18
g ini
yang
m dan
94
4.7.1 Evaluasi Sistem
Data pada evaluasi sistem diambil dari awal penerapan sistem sampai 11
Agustus 2012. Total karyawan R&D yang menggunakan sistem knowledge
management ini mencapai 60%. Dari sisi people, karyawan mengalami kemajuan
karena pada awalnya karyawan tidak memiliki keinginan untuk melakukan
sharing knowledge, dan dengan adanya program knowledge management ini
karyawan mulai melakukan aktivitas sharing knowledge dengan menuliskan
artikel tentang pengetahuan yang dimiliki. Untuk evaluasi penulisan artikel ini
dilakukan dengan metode Shannack (2009), yaitu dengan membandingkan artikel
dan inovasi yang telah dibuat dengan target yang diinginkan.
Tabel 4.8 Tabel Evaluasi Sistem
No Divisi R&D Target Artikel / Best Practices
Realisasi Artikel
Target Inovasi
Realisasi Inovasi
1 R&D Site 5 artikel 5 artikel - -
2 R&D Silvaculture Site • Silviculture
Plantation • Planth Health • Soil • Growth
Modelling
5 artikel
5 artikel 5 artikel 5 artikel
5 artikel
5 artikel 4 artikel 2 artikel
2 inovasi 1 inovasi
3 R&D Tree Improvement Site • Breeding • Nursery
5 artikel 5 artikel
2 artikel 3 artikel
2 inovasi -
4 R&D Laboratory Site • Tissue Culture • Soil, Water
Fertilize, Plant Environment
• Climate & Weathers
5 artikel 5 artikel
5 artikel
2 artikel 5 artikel
2 artikel
2 inovasi -
95
Tabel 4.8 memberikan informasi mengenai target, realisasi artikel dan
inovasi dari penerapan sistem knowledge management pada perusahaan. Jumlah
realisasi artikel yang dibuat oleh karyawan mencapai 70% (35 artikel) dari target
yang diharapkan (50 artikel). Realisasi inovasi mencapai 16% (1 inovasi) dari
target yang diharapkan (6 inovasi). Sedangkan forum diskusi, masih belum
digunakan oleh karyawan.Hal ini dikarenakan pihak management masih berfokus
pada knowledge yang dibuat karyawan dalam bentuk artikel. Dari sisi proses,
semua artikel yang telah dibuat oleh karyawan telah sesuai dengan kondisi
lapangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya knowledge leader yang
selalu memberikan pengarahan kepada karyawan tentang pengisian artikel. Dari
informasi ini dapat disimpulkan bahwa pemakaian sistem ini masih belum
maksimal karena target yang diharapkan belum terpenuhi.
4.7.2 Analisa Kinerja Sistem
Dalam proses analisa kinerja sistem ini, pengukuran mengikuti beberapa
faktor gabungan antara hardware server (Woodman dan Shakshober,2006) dan
performa sistem itu sendiri (Eyerman dan Eeckhout,2008), yaitu :
1. Penggunaan Memory
2. Disk I/O
3. Penggunaan Processor
4. Throughput
5. Response Time
Dalam analisa kinerja sistem ini menggunakan bantuan tools Web
Performance Load Tester (http://www.webperformanceinc.com), dan diuji akses
d
m
s
100 user sec
digunakan a
Pada
memory, CP
sistem tidak
cara concurr
adalah server
a gambar 4
PU yang di
mengalami
rent selama
r Intel® Xeo
4.19 dapat
igunakan me
masalah ket
A
30 menit. S
on® E5620, 2
dilihat dari
encapai 80%
tika diakses
Gambar 4Utilisasi Se
Gambar 4Average Di
elama penge
2.4 Ghz den
i utilisasi s
%. Dari data
100 user sec
4.19 erver
4.20 sk I/O
etesan ini, s
ngan 4 GB R
server dan
a ini diketa
cara bersama
96
server yang
RAM.
maximum
ahui bahwa
aan.
9
menga
P
100 u
detik d
detik.
97
Pad
Proses ket
maximum
dapat mem
Pada gamb
akses serenta
Pada gamba
ser secara s
dan hanya te
da gambar 4
tika diakses
sekitar 4 m
mbuat perform
bar 4.21 dap
ak, yaitu sek
ar 4.22 menu
serentak. Ma
erjadi di men
4.20 dapat di
s 100 user
ms. Menurut
ma akses me
GamBandwi
pat dilihat ba
kitar 45 Mbp
unjukkan res
aksimum du
nit akhir saja
ilihat perfor
secara sere
Cromar (20
enurun adala
mbar 4.21 ith Resourc
andwith yang
ps.
sponse time
urasi waktu
a. Average d
rma sistem d
entak masih
011), batasa
ah 20 ms.
ces
g diperlukan
ketika web
yang dibutu
ari response
dari sisi disk
h memiliki
an disk I/O
n ketika 100
tersebut dia
uhkan sekita
time ada di
k I/O.
nilai
yang
0 user
akses
ar 40
1-15
s
Pada g
satuan wakt
gambar 4.23
tu. Dari data
Tot
3 menunjukk
a yang ada
Gambar 4Response T
Gambar 4al Access Pe
kan total ha
maka dapat
4.22 Time
4.23 er Second
alaman yang
t diketahui b
diakses ole
bahwa hardw
98
eh user per
ware dapat
99
merespons akses 600 halaman tiap waktu dan utilisasi prosesor, memori mencapai
80 persen.
Dari analisa-analisa performa hardware dan sistem, diketahui bahwa
hardware dan sistem yang ada mampu diakses sekitar 100 user secara bersamaan.