BAB 4 Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/BAB IV...
-
Upload
truongdien -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of BAB 4 Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/BAB IV...
22
BAB 4
Hasil dan Pembahasan
4.1 Industry Overview
Aktivitas supply dan demand dalam industri minyak dunia sangat menentukan
perkembangan industri migas. Seiring dengan kebutuhan manusia dan perkembangan
teknologi, dari tahun ke tahun permintaan akan aktivitas industri ini kian meningkat.
Rata-rata produksi minyak bumi Indonesia pada tahun 2009 sebesar 949 ribu
barel per hari, tercapai 98,9% dari target pemerintah sebesar 960 ribu barel per hari.
Penundaan proyek akibat krisis ekonomi global dan unplanned shutdown seperti
gangguan cuaca, rusaknya fasilitas produksi, masalah kelistrikan, hingga pencurian
menjadi penyebab utama tidak tercapainya target produksi minyak bumi. Meskipun
demikian, pencapaian tersebut meningkat 2,6% dari tahun 2008 sebesar 925 ribu
barel per hari. Kondisi sebaliknya justru terjadi pada produksi gas bumi, dimana
produksi gas lebih tinggi dari target produksi yaitu 7.960 juta kaki kubik per hari.
Gabungan produksi minyak dan gas bumi tahun 2009 mencapai sekitar 2,374 juta
setara barel minyak. Realisasi produksi migas ini lebih tinggi dibandingkan realisasi
produksi migas tahun lalu yang hanya sebesar 2,305 juta setara barel minyak.
Realisasi produksi minyak yang dibawah target turut menyebabkan target lifting
minyak (produksi minyak terjual) tidak tercapai. Pada akhir tahun 2009, lifting
minyak mencapai 949 ribu barel per hari sedangkan targetnya 960 ribu barel per hari.
23
Walaupun tak mencapai target produksi sesuai APBN, pendapatan negara dari
produksi minyak justru melebihi target dikarenakan rata-rata harga USD per barel
yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Penerimaan negara tahun 2009
sebesar USD19,7 milyar (Rp235 triliun) atau melebihi target sebesar USD18,8 milyar
(Rp230 triliun). Penerimaan tersebut lebih rendah dari realisasi tahun 2008 sekitar
Rp350 triliun. Rata-rata penurunan Indonesian Crude Price (ICP) pada 2009 sebesar
USD63 per barel, sedangkan tahun lalu rata-rata USD93 per barel. Selama tahun
2009 harga minyak kembali pulih berada di kisaran USD40 – 80 per barel (Laporan
Tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk).
Grafik 4.1 Produksi minyak bumi Indonesia
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
24
Grafik 4.2 Pergerakan harga minyak dunia
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Besar penurunan permintaan minyak pada 2009 yang mengakibatkan resesi
ekonomi global, bersama-sama dengan peningkatan kapasitas produksi yang
25
signifikan meskipun terjadi penundaan dalam proyek-proyek pembangunan yang
baru, menyebabkan kapasitas produksi cadangan minyak mencapai tingkat tertinggi
dalam hampir dua dasawarsa. Dari segi pasokan, tingkat ketidakpastian dalam
permintaan minyak dan harga minyak membuat perusahaan minyak memotong
investasi pada tahun 2009 - terutama dalam proyek-proyek dengan biaya produksi
tertinggi - tapi perkiraan pada akhir tahun mengindikasikan kemungkinan
peningkatan investasi kembali pada tahun 2010.
Menurut data BP Migas, terdapat 10 Kontrak Kontraktor Kerja Sama (KKKS)
yang produksinya naik sepanjang tahun 2009 dan terdapat 14 Kontraktor KKKS yang
produksinya melebihi target yang ditetapkan dalam APBN (rata-rata 107 persen,
sebesar 8.315 bopd). Meski perolehan produksi tidak mencapai target, rasio
pemboran cukup tinggi yakni mencapai 50% jika dibadingkan dengan rasio pemboran
negara-negara lain yang mencapai 20% - 30% (Laporan Tahunan 2009 PT Elnusa,
Tbk).
Salah satu dari perusahaan yang berada di Industri eksplorasi dan pengeboran
minyak bumi dan gas alam di Indonesia yaitu PT Elnusa, Tbk. PT Elnusa, Tbk
merupakan satu-satunya perusahaan nasional yang menyediakan jasa hulu migas
terintegrasi (One-Stop-Services), fokus pada kegiatan seismic services, drilling
services, dan oilfield services. Kompetensi yang paling diunggulkan oleh Elnusa yaitu
dalam bidang geoscience services. Menurut data pada tahun 2009 divisi Geoscience
Services menyumbang sebesar 54% pendapatan usaha dari kelompok jasa hulu migas
terintegrasi.
26
4.2 Sejarah Perusahaan
Elnusa didirikan di Jakarta dengan nama PT Electronika Nusantara
berdasarkan Akta Pendirian No. 18 tanggal 25 Januari 1969 jo Akta Perubahan
Anggaran Dasar No.10 tanggal 13 Februari 1969 di hadapan Notaris Tan Thong Kie
SH, dan mendapatkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.
J.A.5/18/24 tanggal 19 Februari 1969 yang kemudian diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 35, Tambahan No. 58 tanggal 2 Mei 1969. Kemudian
pada 9 September 1969 berubah menjadi PT Elnusa.
Pada awal berdirinya, perusahaan berkiprah sebagai Marine Electronics
Workshop (pelayanan inspeksi, reparasi, instalasi dan perawatan peralatan
komunikasi elektronik pelayaran). Perusahaan ini mengawali kiprahnya sebagai
pendukung operasi perusahaan induk, yaitu PT Pertamina, terutama memberikan
pelayanan termasuk pemeliharaan dan perbaikan, di bidang peralatan komunikasi
elektronik (cikal bakal PT Elnusa Rentrakom), peralatan navigasi dan sistem radar
yang digunakan oleh kapal-kapal milik Pertamina maupun kapal-kapal minyak asing
yang memiliki perjanjian kerjasama dengan BUMN Migas. Pada periode ini
Perusahaan melakukan pembangunan Integrated Oil Communication System (IOCS)
Pertamina sebagai sistem jaringan komunikasi perminyakan terpadu.
Pada tahun 1972, Elnusa membentuk Divisi Seismic Data Processing (cikal
bakal dari PT Elnusa Geosains) bermitra dengan Geophysical Service Inc. (GSI).
Tahun 2004 Membentuk PT Elnusa Drillling Services untuk memperkuat
kompetensi Elnusa dalam jasa pemboran terintegrasi.
27
Pada tahun 2007, Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan aktivitas
bisnis dengan tujuan memposisikan diri sebagai perusahaan migas pertama di
Indonesia yang mampu menawarkan jasa migas yang terintegrasi (integrated oil and
gas services) dengan konsep “one stop service” di bidang pelayanan jasa hulu Migas.
Empat anak perusahaan (PT Elnusa Geosains, PT Elnusa Oilfied Services, PT
Sinarriau Drillindo dan PT Elnusa Drilling Services) yang menjadi tulang punggung
bisnis jasa migas digabung ke dalam perusahaan, disamping penggabungan horisontal
(PT Elnusa Telematika dan PT Elnusa Rentrakom kedalam PT Sigma Cipta Utama)
yang mengukuhkan penunjang bisnis utama. Posisi baru ini membuat Elnusa semakin
mantap memasuki bisnis jasa hulu migas terintegrasi. Bukan hanya di dalam negeri
namun juga di luar negeri. Kepercayaan pelanggan, kompetensi, dan komitmen
mengedepankan quality excellence serta pengalaman panjang mengarungi bisnis jasa
migas menjadi modal utama Perusahaan.
Pada tahun 2008, Elnusa kembali membuat perubahan positif saat perusahaan
telah resmi menjadi Perusahaan Terbuka yang juga tercatat dalam Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 6 Februari 2008 dengan kode saham ELSA. Dengan
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham, Elnusa yang sudah memfokuskan
bisnis usaha ke Jasa Hulu Migas terintegrasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan
“equity capital” baik dalam pengembangan anak perusahaan maupun pengembangan
usaha serta merealisasikan proyek-proyek yang bersifat asset based, disamping
menjadikan perusahaan lebih profesional, transparan dan terpercaya serta memiliki
good corporate governance dimata publik.
28
4.3 Pie-chart Komposisi kepemilikan saham Elnusa tahun 2009 setelah IPO
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
4.3 Profil Perusahaan
PT Elnusa, Tbk adalah satu-satunya perusahaan Nasional yang menyediakan
Jasa Hulu Migas Terintegrasi dengan konsep “one stop services” di dan fokus pada
kegiatan Seismic Services, Drilling Services, dan Oilfield Services.
Bisnis dan kelompok usaha Elnusa dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok
usaha antara lain:
1. Integrated Upstream Oil & Gas Services (Geoscience Services, Drilling
Services & Oilfield Services)
2. Downstream Services
3. Upstream Oil and Gas Supporting Services
4. Asset Based (Management of Oil & Gas Field)
29
PT Elnusa, Tbk memiliki core business yang bergerak dalam bidang
penyediaan jasa hulu migas yang terintegrasi (integrated upstream oil and gas
services – One Stop Services) serta jasa lain seperti jasa hilir migas, jasa penunjang
hulu migas, pengelolaan lapangan migas dan juga jasa telematika (information and
communication technology) untuk menunjang kegiatan migas maupun non-migas.
Pada tahun 2007, melalui penggabungan vertikal dan penggabungan
horizontal, Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan aktivitas bisnisnya dengan
tujuan agar dapat memposisikan diri sebagai perusahaan migas pertama di Indonesia
yang mampu menawarkan jasa migas yang terintegrasi (integrated oil and gas
services) dengan konsep “one stop services” di bidang pelayanan jasa hulu migas
(integrated upstream services) sebagai bisnis inti (core business) dari perusahaan.
30
Gambar 4.4 Struktur Bisnis
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
4.3.1 Integrated Upstream Oil & Gas Services
Jasa hulu migas terintegrasi (Integrated Upstream Oil & Gas Services)
dibagi menjadi tiga bagian yaitu divisi Geoscience Services, divisi Drilling
Services dan divisi Oilfield Services. Elnusa menyediakan rangkaian jasa yang
diperlukan untuk hulu migas yang dimulai dari pemetaan data dengan seismic,
pemboran (drilling) dan jasa-jasa pendukung untuk pengelolaan lapangan
migas. Jasa ini terintegrasi dan merupakan bisnis inti perusahaan serta fokus
pengembangan usaha dimasa yang akan datang.
31
Tabel 4.5 penjelasan jasa hulu migas terintegrasi
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Secara garis besar, proses bisnis yang dijalankan oleh Elnusa pada
bidang hulu migas, mengikuti alur sebagai berikut:
Pertama, diawali dengan kegiatan survei/pengukuran data seismik di
lapangan, yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data seismik,
interpretasi dan pemodelan seismik. Setelah itu, dilakukan studi geologi,
geofisika dan reservoir untuk mengkaji potensi migas di suatu daerah
(blok/wilayah kerja) yang diuji.
Tahap selanjutnya, apabila dari hasil studi di atas menunjukkan suatu
lahan memiliki indikasi mengandung cadangan migas yang potensial maka
akan dilanjutkan dengan kegiatan pemboran, yaitu untuk membuktikan
32
keberadaan migas di perut bumi serta untuk mengetahui besarnya potensi
migas di wilayah tersebut yang akan berguna sebagai data perhitungan
keekonomisannya.
Apabila dari tahap pembuktian pemboran di atas menunjukkan nilai
keekonomian yang menarik, maka akan dilanjutkan dengan tahapan produksi
migas dari perut bumi hingga permukaan bumi, yang kemudian dialirkan ke
suatu stasiun pengumpul.
Untuk kelancaran seluruh rangkaian kegiatan di atas, masih diperlukan
beberapa usaha penunjang meliputi: jasa pengelolaan data migas, pengadaan
jasa penunjang seperti pipa casing OCTG untuk pemboran, serta dukungan
jasa telematika dan komunikasi satelit, terutama untuk daerah-daerah yang
terperinci (remote area).
33
Gambar 4.6 Peta operasional kegiatan jasa hulu migas
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Dari gambar peta operasional kegiatan jasa hulu migas di atas dapat
terlihat bahwa sebagian besar proyek berlokasi di Indonesia bagian barat
hingga tengah. Hal tersebut dikarenakan struktur reservoir dari wilayah
Indonesia bagian timur yang lebih sulit dijangkau dan memiliki tingkat
kesulitan yang lebih tinggi sehingga proyek banyak berlokasi di wilayah
Indonesia bagian barat hingga tengah.
4.3.1.1 Geoscience Services
Geoscience Services adalah jasa pengukuran data
geofisika/seismik secara terintegrasi. Aktifitas bisnis dari Geoscience
Services dibagi lagi menjadi tiga yaitu Geodata acquisition
34
land/onshore services, Geodata acquisition marine/offshore services
dan Geodata processing.
Kira-kira 40 tahun perusahaan ini terbukti berpengalaman
dalam industri minyak bumi dan gas alam, Elnusa sudah mempelajari
dan menguasai bidang onshore seismic selama kurang lebih 30 tahun
sehingga berkat strategi pengembangannya, Elnusa pun menguasai
sekitar 80% market share di bisnis onshore services sehingga Elnusa
dapat menjadi pemimpin pasar di seismik darat (onshore
seismic/Geodata Land).
Melihat peluang dan prediksi bisnis kedepan, Elnusa kemudian
melebarkan layanan divisi Geoscience Services-nya untuk tidak hanya
mempelajari dan menguasai onshore services tetapi juga mulai
memberikan layanan offshore services yaitu pengerjaan seismik pada
transition zone dan marine zone untuk memenuhi kebutuhan klien.
Offshore seismic atau seismik laut yang terdiri dari transition
zone dan marine adalah salah satu rangkaian kegiatan dari Divisi
Geoscience Services. Seismik laut yaitu pekerjaan mencari kandungan
minyak bumi dan gas yang terdapat di wilayah laut dengan
menggunakan gelombang seismik. Pekerjaan seismik laut dibagi
menjadi dua wilayah yaitu transition zone (pesisir pantai dengan
kedalaman <10m dari permukaan laut) dan marine (laut dalam dengan
kedalaman >10m dari permukaan laut).
35
Gambar 4.7
Ilustrasi proses pencarian minyak bumi dan gas menggunakan gelombang
seismik
Pelanggan Elnusa untuk jasa ini adalah perusahaan-perusahaan
besar yang bergerak di bidang hulu migas seperti Pertamina EP,
JOB/TAC, Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd,
ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco E&P
Indonesia, Loon Brunei Ltd dan perusahaan migas lainnya. Adapun
perusahaan-perusahaan selain Elnusa yang juga bergerak di bidang
seismik diantaranya adalah Citra Insulindo Abadi, Western Geco,
CGGVeritas dan Sari Pari Geosains.
4.3.1.2 Drilling Services
Drilling Services atau jasa pengeboran minyak bumi dan gas
36
adalah pekerjaan mengambil potensi minyak bumi dan gas dari dalam
perut bumi setelah mengetahui olahan hasil data eksplorasi. Aktifitas
bisnisnya mencakup Integrated Drilling Services, Drilling Rig,
Reservoir Evaluation Service, Well Service & testing.
Elnusa memiliki keunggulan dalam jasa ini dengan memiliki
kegiatan pemboran yang terintegrasi (integrated driling services) yaitu
manajemen operasi pemboran yang menggabungkan seluruh
komponen yang beroperasi dalam setiap proyek pemboran dan
merupakan satu-satunya perusahaan nasional yang memiliki sertifikasi
untuk jasa pemboran yang terintegrasi.
Pelanggan utama Elnusa dari jasa pemboran migas diantaranya
adalah Pertamina EP, JOB/TAC Pertamina, ConocoPhillips, Chevron,
Total E&P Indonesie, BOB PT Bumi Siak Pusako, PT Pertamina
Geothermal Energy dan Nations Petroleum (Rombebai) B.V. Adapun
kompetitor Elnusa dari jasa ini diantaranya adalah Binakarindo Yako
Agung, Apexindo, Sari Pari Geosains, Geoprolog, Fergaco, Baroid,
Halliburton, Baker Atlas, Barren Jackson (BJ) dan Bukit Apit Bumi
Persada.
4.3.1.3 Oilfield Services
Aktifitas dari Oilfield Services atau jasa produksi migas dibagi
menjadi Well Services dan Production Facility Enhancement. Well
Services adalah perawatan sumur-sumur yang sudah beroperasi yang
37
bertujuan untuk memonitor performa sumur dan meningkatkan
produktivitas sumur terutama bagi yang produksinya sudah mulai
turun. Production Facility Enhancement merupakan upaya untuk
meningkatkan recovery factor (faktor perolehan) produksi minyak
dengan menggunakan teknologi tinggi (Enhanced Oil Recovery/EOR).
Pelanggan Elnusa dari jasa ini diantaranya adalah Total E&P
Indonesie, Chevron Indonesia dan Pertamina EP. PT Elnusa, Tbk telah
membina hubungan kerjasama dengan Total E&P Indonesie dan
Chevron Indonesia selama lebih dari 20 tahun dalam jasa Oilfield
Services.
Kompetitor untuk bidang Well Services diantaranya adalah
Wira Insani, Seleraya, Lekom Maras, Welltekindo dan Nesitor,
sedangkan untuk bidang Oilfield Services adalah perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang EPC diantaranya adalah Rekayasa
Industri.
Elnusa menguasai pangsa pasar jasa Well Services di Indonesia
sebesar 81%, terutama hydraulic workover di daerah Kalimantan
Timur.
4.3.2 Upstream Oil & Gas Supporting Services
Upstream Oil & Gas Supporting Services atau jasa penunjang hulu
migas dikelola oleh empat anak perusahaan sesuai bidang masing-masing
38
yaitu PT Purna Bina Nusa (PBN), PT Patra Nusa Data (PND), PT Sigma
Cipta Utama (SCU) dan PT Patra Telekomunikasi Indonesia (PKM).
4.3.2.1 PT Purna Bina Nusa
PT Purna Bina Nusa (PBN) bekerja di kegiatan usaha jasa
penguliran, perdagangan pipa OCGT dan fabrikasi untuk pemboran
migas. Aktivitas bisnisnya antara lain yaitu pengolahan, pembuatan
dan perbaikan alat-alat perminyakan, menjalankan perdagangan
umum, termasuk ekspor, interlokal dan lokal; memberikan jasa dalam
bidang minyak dan gas bumi yaitu OCGT dan penguliran pipa.
4.3.2.2 PT Patra Nusa Data
PT Patra Nusa Data (PND) memiliki kegiatan usaha di bidang
jasa perolehan, pengelolaan, pengolahan dan penyimpanan data
eksplorasi produksi migas. Aktivitas bisnisnya yaitu studi detail, antara
lain studi perencanaan, studi kelayakan, studi teknik, studi operasi dan
studi desain/evaluasi; pengadaan bahan, supervisi pemasangan
instalasi peralatan, memberikan bantuan dan nasihat teknik dan operasi
putar kunci, pembuatan sistem informasi dan progress pengelolaan
data dengan komputer dan teknologi komputer; peningkatan kualitas
data dan alih media penyimpanan data, pengelolaan dan
pemasyarakatan data, workstation, penanganan data navigasi dan
39
positioning; melayani kualitas di bidang pengelolaan data; dan
memperoleh data dalam rangka penyelidikan umum.
4.3.2.3 PT Sigma Cipta Utama
PT Sigma Cipta Utama (SCU) bergerak di bidang jasa
pengelolaan data migas dan jasa pembangunan sistem teknologi
informasi terpadu jasa telekomunikasi. Aktivitas bisnisnya antara lain
main storage operation; data re-mastering IT infrastructure; IT
professional; application & content services radio conventional &
trunking; AVTS dan NDB.
4.3.2.4 PT Patra Telekomunikasi Indonesia
PT Patra Telekomunikasi Indonesia (PKM) menyediakan jasa
penyediaan jaringan, telekomunikasi satelit dan sistem komunikasi
VSAT. Aktivitas bisnisnya yaitu kegiatan jasa komunikasi satelit
VOIP; FOIP; pelayanan jaringan global; komunikasi radio;
komunikasi data paket; internet provider; pemeliharaan peralatan
telekomunikasi; konsultan bidang telekomunikasi; pengembangan
jaringan telekomunikasi dan perencanaan pembangunan sarana
prasarana telekomunikasi dan pemeliharaan jaringan.
40
4.3.3 Oil & Gas Downstream Services
Oil & Gas Downstream Services atau jasa hilir migas bergerak di
bidang manajemen SPBU dan distribusi BBM. Pada jasa hilir migas ini
Elnusa memiliki kontrak jangka panjang dengan Pertamina dan dapat
menyumbangkan laba sekitar 2-4% setiap tahun. Anak perusahaan Elnusa
yang mengelola jasa hilir migas ini adalah PT Elnusa Petrofin (EPN).
Kegiatan bisnisnya yaitu jasa konstruksi/fabrikasi dan instalasi peralatan
dalam bidang tidak terbatas pada instrumentasi tangki penimbun; usaha dalam
bidang industri petrokimia termasuk pencampuran bahan bakar; dan usaha
dalam bidang perdagangan dan distribusi BBM jenis premix, superTT serta
BBM lainnya.
4.3.4 Oil & Gas Field Management
Oil & Gas Field Management atau pengelolaan lapangan migas
bergerak di bidang pengelolaan lapangan eksplorasi. Lapangan eksplorasi gas
Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah (PSC) yang dikelola oleh Elnusa
Bangkanai Energy, Ltd (EBE) untuk pengelolaan lapangan eksplorasi gas dan
lapangan produksi minyak Blok Ramba, Sumatera Selatan (TAC) dikelola
oleh Elnusa Tristar Ramba, Ltd (ETRL) untuk pengelolaan lapangan produksi
minyak.
41
4.4 Visi dan Misi
4.4.1 Visi
Menjadi perusahaan kelas dunia kebanggaan nasional, di bidang jasa
hulu migas secara solusi total untuk memberikan nilai tambah optimal bagi
stakeholder.
4.4.2 Misi
1. Memberikan jasa layanan bermutu tinggi secara terintegrasi (one stop
services) untuk kepuasan dan loyalitas pelanggan, yang didukung oleh
profesionalisme SDM, ketersediaan peralatan, penguasaan teknologi,
continuous improvement dan pengembangan inovasi produk.
2. Melaksanakan seluruh kegiatan usaha berdasarkan kaidah good engineering
practices dengan standar kelas dunia serta mewujudkan operation excellence
melalui penerapan kaidah-kaidah QHSE (quality, health & safety
environment) yang benar dan konsisten, sebagai realisasi keunggulan
perusahaan.
3. Meningkatkan pertumbuhan skala usaha secara berkesinambungan yang
disertai dengan peningkatan kinerja finansial maupun non finansial.
4. Meningkatkan nilai pemegang saham secara berkelanjutan, serta
kesejahteraan maupun kesempatan untuk tumbuh kembang karyawan.
Membina hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan
pemerintah, mitra kerja maupun masyarakat dimana perusahaan beroperasi.
42
4.4.3 Strategi Jangka Panjang
Strategi jangka panjang PT Elnusa, Tbk pada tahun 2009 sebagai
berikut:
1. Fokus pada ciri keunggulan penyediaan jasa hulu migas terintegrasi.
2. Peningkatan kompetensi Elnusa di bidang seismic marine dan transition
zone market.
3. Pengembangan keahlian dan teknologi untuk melakukan penetrasi usaha
pada pasar pemboran sumur dalam dan lepas pantai.
4. Perluasan pangsa pasar dan diversifikasi konsumen yang beragam.
5. Akuisisi kontrak jangka panjang dengan sistem manajemen risiko yang
terpadu.
6. Optimalisasi penggunaan aset operasional dan pengembangan aliansi
strategis.
7. Memastikan implementasi dari praktek tata kelola dan komitmen pada
standar keselamatan kerja.
8. Secara konsisten melakukan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia.
43
4.5 Struktur Organisasi
Tabel 4.8 Struktur Organisasi
44
4.6 Financial Highlights
Setiap tahun Elnusa mendapatkan peningkatan pendapatan usaha yang naik
dengan stabil. Terutama penguatan pada strategi bisnis jasa hulu migas pada tahun
2007 telah menghasilkan kinerja keuangan yang cukup baik dan investasinya akan
menjadi sumber pertumbuhan baru ke depan.
“Tahun 2007 merupakan tonggak bersejarah bagi PT Elnusa Tbk, di mana
Perseroan telah berhasil melakukan transformasi baik dari sisi fokus bisnis,
restrukturisasi korporasi dan organisasi, maupun persiapan untuk menjadi
perusahaan terbuka.”
Eteng A. Salam – Direktur Utama
Grafik 4.9 Pendapatan usaha tahun 2005-2009
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Perusahaan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 12% menjadi 2,1
triliun di tahun 2007 dibandingkan tahun 2006. Pendapatan terbesar dibukukan oleh
45
segmen jasa hulu migas terintegrasi sebesar 52%, sedangkan profitabilitas tertinggi
dicatatkan oleh segmen jasa hulu migas terintegrasi.
Guna meminimalisasi resiko, perusahaan mempertahankan diversifikasi
pelanggannya, yang terdiri dari perusahaan migas terkemuka berskala nasional
maupun internasional, salah satunya Pertamina. Selain Pertamina, tahun 2007,
sebagian besar pendapatan juga diperoleh dari KPS dan perusahaan swasta dengan
kontribusi total sebesar 41%. Untuk tahun 2008, pendapatan terbesar bukan dari
Pertamina namun dari kontrak bagi hasil pelanggan lain.
Program IPO yang dilakukan Elnusa pada awal Februari 2008 sangat tepat
karena didukung oleh momentum kenaikan harga minyak dunia yang mulai
meningkat sejak akhir tahun 2007. Hal tersebut membuat harga saham-saham pada
segmen industri pertambangan migas & energi menjadi cukup diminati di lantai bursa
saham pada saat itu. Harga perdana saham Elnusa sebesar Rp400 per lembar saham
pun sempat meningkat menjadi paling tinggi Rp550 pada triwulan I tahun 2008 dan
tetap dalam posisi stabil sampai akhir Juni 2008.
Setelah pertengahan tahun 2008, terjadi krisis ekonomi Amerika Serikat pada
khususnya dan krisis ekonomi global pada umumnya yang memicu kondisi pasar
saham Indonesia yang terus memburuk. Pada saat yang sama juga harga minyak
dunia mulai mengalami penurunan tajam dari harga tertinggi USD146 per barel di
bulan Juli 2008 sampai ke level USD37 per barel pada Desember 2008. Hal tersebut
juga berdampak pada melemahnya saham Elnusa (ELSA). Sejak listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sampai akhir Desember 2008, saham ELSA mengalami penurunan
71% dari harga IPO, vis-à-vis penurunan 49% pada Indeks Harga Saham Gabungan
46
(IHSG) BEI.
Volume perdagangan saham Elnusa cukup stabil pada beberapa bulan setelah
IPO namun pada akhir tahun menunjukkan trend penurunan. Secara umum, volume
perdagangan Saham Elnusa menunjukkan peningkatan apabila terdapat press
release/berita maupun keterbukaan informasi positif seperti laporan keuangan
maupun laporan insidentil lainnya seperti perolehan kontrak, rencana investasi
maupun perolehan pinjaman dari bank. Ini menunjukkan tingginya minat investor
terhadap informasi perkembangan bisnis dan program kerja Elnusa.
Di tengah-tengah krisis keuangan global di penghujung tahun 2008, kebijakan
di atas telah dilaksanakan dan perusahaan mencatat pertumbuhan usaha dan
perbaikan kinerja di core business, antara lain indikatornya yaitu laba bersih
mengalami peningkatan sebesar 34% menjadi Rp 133,8 miliar dibandingkan tahun
2007 sebesar Rp 100,1 miliar; peningkatan laba bersih seiring dengan pertumbuhan
(growth) pendapatan usaha sebesar 21% dari Rp 2,1 triliun di tahun 2007 menjadi Rp
2,5 triliun di tahun 2008; dan meningkatnya komposisi bisnis hulu migas terintegrasi
Elnusa mencapai 66% dari total pendapatan (total revenue) dibanding tahun 2007
sebesar 53%.
Pendapatan usaha Elnusa hanya meningkat 21% dari Rp. 2,1 triliun di tahun
2007 menjadi Rp. 2,54 triliun di tahun 2008 karena peningkatan kapasitas operasi
yang dilakukan dengan investasi alat belum dapat menghasilkan sepenuhnya di tahun
2008.
Pendapatan usaha perusahaan meningkat 44% dari Rp2,5 triliun di tahun 2008
menjadi Rp3,6 triliun di tahun 2009 karena peningkatan kapasitas operasi yang
47
dilakukan dengan investasi alat. Peningkatan pendapatan terbesar Elnusa diperoleh
dari kenaikan pendapatan dari segmen jasa hilir migas sebesar 90% dan diikuti oleh
jasa hulu migas terintegrasi sebesar 36%. Jasa hulu migas terintegrasi masih
menempati kontribusi tertinggi dari total pendapatan yaitu sebesar 62%.
Penerimaan dari Operasi di tahun 2009 meningkat signifikan sebebesar 702%
dari Rp35,9 miliar di tahun 2008 menjadi Rp288,4 miliar di tahun 2009. Peningkatan
ini diperoleh dari peningkatan penerimaan dari pelanggan sebesar 53%, namun
peningkatan pembayaran pada pemasok hanya meningkat 35% dan peningkatan
pembayaran beban keuangan sebesar 58%, serta pembayaran pajak sebesar 454%.
Perbaikan arus kas operasi ini didapat dari perbaikan proses bisnis Elnusa secara
berkelanjutan dan dukungan sistem IT yang memadai.
4.7 Analisa Kasus
4.7.1 Analisa Industri
Sebagai perusahaan nasional yang merupakan anak perusahaan dari
Pertamina, bukan berarti PT Elnusa, Tbk tidak perlu melakukan inovasi dan
pengembangan bisnis. Agar dapat bertahan dalam industrinya maka Elnusa
perlu melakukan perluasan market selain dari Pertamina.
PT Elnusa, Tbk merupakan perusahaan yang menyediakan jasa dengan
variasi produk namun fokus kepada satu rangkaian bisnis dan Geoscience
Services merupakan core competencies dari PT Elnusa, Tbk terutama pada
onshore seismic services yaitu rangkaian kegiatan eksplorasi minyak bumi dan
48
gas di wilayah darat. Geoscience services itu sendiri terbagi lagi menjadi dua
divisi, selain onshore services yaitu offshore services atau kegiatan eksplorasi
migas di wilayah laut yang juga dibagi menjadi dua yaitu transition zone dan
marine zone.
Melihat peluang ke depan yang menyatakan bahwa permintaan untuk
offshore services akan semakin meningkat, maka Elnusa pelan-pelan mulai
mengembangkan bisnis hulu migas geoscience services, selain onshore services
yang sudah ada, ke offshore services.
Proyek offshore seismic services dimulai pada tahun 2001, Elnusa
berpartner dengan Multivawe Geophysical untuk melakukan pekerjaan marine
seismic. Walaupun pada proyek tersebut, porsi Elnusa hanya berkisar 5% dari
kerjasama. Proyek transition zone lainnya pada tahun 2001 terletak di
Melandong untuk Pertamina. Kemudian sejak tahun 2005 Elnusa kembali
berpartner dengan CGGVeritas untuk melakukan pekerjaan transition zone
seismic dengan proporsi kerjasama. Tahun 2006, Elnusa melakukan joint
operation dengan Wavefield Inseis AS, perusahaan dari Norwegia yang
menyediakan vessel dan peralatan seismik sesuai teknologi yang dibutuhkan.
Tahun 2008, Elnusa juga melakukan joint operation dengan Bergen Oilfield
Services yang juga menyediakan teknologi terkini dari peralatan seismik laut.
Lama kelamaan proporsi kerjasama ditingkatkan.
49
4.7.1.1 Klien
Klien Elnusa beragam dan untuk offshore seismic selain Pertamina
EP antara lain adalah perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di
bidang hulu migas seperti:
1. JOB/TAC,
2. Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd,
3. ConocoPhillips,
4. Total E&P Indonesie,
5. PetroChina,
6. Medco E&P Indonesia,
Cara yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kontraktor hulu
migas seperti Elnusa untuk mendapatkan suatu proyek adalah melalui
regulasi tender dibawah pengawasan dari BP Migas.
Sebagai perusahaan business-to-business, membina relasi yang baik
sangat penting bagi Elnusa. Terutama untuk pasar offshore seismic yang
sangat bergantung pada partnership, walaupun membutuhkan waktu yang
tidak sebentar namun sebagai upaya agar terus meningkatkan kompetensi
dan menjadi market leader seperti onshore seismic Elnusa. Oleh karena
itu Elnusa berupaya menjaga repeated dan ongoing releationship kepada
semua aspek industri seperti klien, supplier, maupun kompetitor.
Elnusa menyadari bahwa dalam industri business-to-business, yang
dibutuhkan dan dibeli oleh klien adalah solusi. Karakteristik klien B2B
pada umumnya menginginkan sales experience dan solution oriented.
50
Sehingga untuk meningkatkan kompetensinya terutama pada jasa hulu
migas, tahun 2007 Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan
aktivitas bisnis dengan tujuan memposisikan diri sebagai perusahaan
migas pertama di Indonesia yang mampu menawarkan jasa migas yang
terintegrasi dengan konsep “one stop service” di bidang pelayanan jasa
hulu migas. Empat anak perusahaan (PT Elnusa Geosains, PT Elnusa
Oilfield Services, PT Sinarriau Drillindo dan PT Elnusa Drilling Services)
yang menjadi tulang punggung bisnis jasa migas digabung ke dalam
perusahaan. Posisi ini membuat Elnusa semakin mantap memasuki bisnis
jasa hulu migas terintegrasi, bukan hanya di dalam negeri namun juga di
luar negeri.
Strategi yang dilakukan pada onshore seismic services untuk
memperluas pangsa pasar ke regional adalah mencari wilayah luar negeri
yang struktur wilayahnya mirip dengan wilayah di Indonesia sehingga
lebih mudah beradaptasi dari sisi sumber daya manusia dan teknologi.
Selain itu Elnusa mencoba mengikuti perusahaan-perusahaan yang sudah
terlebih dahulu melebarkan bisnisnya ke pasar regional atau luar negeri
seperti Pertamina melalui joint operation sehingga dapat mempelajari
regulasi dan teknis.
51
4.4.1.2 Kompetitor
Pemain dalam bisnis eksplorasi migas di Indonesia cukup banyak
terutama yang perlu diwaspadai adalah perusahaan asing. Sebagian besar
proyek merupakan proyek kerjasama atau joint operation sehingga
kondisi kompetensi kompetitor berbeda-beda tergantung pada
ketersediaan vessel atau alat yang digunakan di Indonesia.
Beberapa kompetitor untuk offshore seismic services Elnusa adalah
perusahaan-perusahaan berikut ini:
1. Western Geco (Schlumberger),
2. Jason Fugro,
3. Seascape,
4. Calmarine,
5. MGS,
6. BMT Asia Pacific, dll
Kelebihan dan kekurangan masing-masing kompetitor tidak dapat
diprediksi dengan tepat karena dalam setiap proyek, kompetensi
kompetitor dapat berubah-ubah sesuai kondisi. Namun sebagian besar
kompetitor unggul dalam adaptasi teknologi. Teknologi yang cenderung
berubah dan berkembang setiap bulannya menuntut para pemain di
industri ini untuk cepat tanggap terhadap teknologi baik perangkat lunak
maupun perangkat keras.
52
4.4.2 Analisa Perusahaan
4.4.2.1 Ansoff Matrix
Walaupun pada dasarnya PT Elnusa, Tbk adalah anak perusahaan
dari Pertamina, namun klien Elnusa bukan hanya Pertamina EP
melainkan sebagian besar pemasukan juga berasal dari diversifikasi klien.
Karena itu Elnusa akan terus membutuhkan strategi untuk
mengembangkan bisnisnya.
Analisa untuk bisnis offshore services di Elnusa salah satunya
menggunakan Ansoff-Matrix. Pada analisa Ansoff-Matrix,
pengembangan bisnis geoscience Elnusa ke offshore seismic services
termasuk dalam kategori new products karena membuka peluang untuk
produk baru. Bisnis migas termasuk bisnis yang pemainnya tidak
berkembang terlalu cepat sehingga calon klien Elnusa adalah calon klien
yang sudah ada sebelumnya seperti Marathón Internacional Petroleum
Indonesia Ltd, ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco
E&P Indonesia, dan lain-lain sehingga analisa untuk market yaitu
termasuk ke dalam kategori present market.
53
Tabel 4.10 Analisa Ansoff-Matrix
Present Products New Products
Present Markets Market Penetration Product Development
New Markets Market Development Diversification
Dengan begitu maka untuk meningkatkan kompetensi offshore
seismic services agar dapat menjadi market leader, Elnusa harus
mengembangkan strategi product development pada offshore services.
Sampai saat ini sudah ditetapkan bahwa Elnusa merupakan technology
adapter sehingga inovasi difokuskan pada proses bisnisnya. Sementara
untuk menjawab kebutuhan teknologi yang diperlukan, Elnusa melakukan
joint operation atau kerjasama untuk pasar offshore services dengan
beberapa perusahaan seperti CGG Veritas (Perancis) untuk seismic
acquisition survey di transition zone, kerjasama dengan Wavefield Inseis
AS (Norwegia) dan Bergen Oilfield Services AS (Norwegia) untuk
seismic acquisition survey di marine zone. Dengan adanya kerjasama
diharapkan terjadi knowledge transfer atau pertukaran ilmu untuk
operation management project, dan lain-lain sehingga kualitas sumber
daya manusianya terus meningkat.
54
4.4.2.2 7ps of Marketing Mix
4.4.2.2.1 Product Elements
Elnusa menfokuskan jasanya pada total solution yang
diberikan untuk jasa hulu migas (upstream oil & gas services)
termasuk di dalamnya offshore services. Offshore seismic services
dibagi lagi menjadi transition zone dan marine zone. Kegiatan
offshore seismic diawali dengan kegiatan survei data di lapangan,
kemudian data tersebut diolah untuk mendapatkan informasi
mengenai struktur lapisan tanah dan potensi minyak bumi dan gas
alam di wilayah yang ditentukan dengan pemodelan seismik.
Setelah itu, dilakukan studi geologi, geofisika dan reservoir untuk
mengkaji potensi migas di wilayah tersebut.
Offshore seismic services termasuk produk/jasa yang
tergolong baru di Elnusa dan permintaannya masih lebih sedikit
dibandingkan dengan onshore seismic services. Elnusa memasuki
bisnis ini karena adanya proyeksi ke depan bahwa permintaan untuk
offshore seismic services akan meningkat namun kenyataannya
pada prediksi dua hingga tiga tahun ini, kemungkinan permintaan
masih akan lebih banyak di onshore services. Elnusa belum
memasuki bisnis offshore seismic services sejak lama seperti
onshore seismic services yang sudah kurang lebih 30 tahun,
dikarenakan Elnusa mendahulukan banyaknya permintaan pangsa
pasar onshore seismic services. Selain itu membutuhkan investasi
55
yang cukup tinggi untuk berbisnis di offshore seismic services
terutama bila permintaan terhadap jasa tersebut masih sangat minim
karena peralatan yang sudah disewa membutuhkan biaya untuk
penyimpanan.
4.4.2.2.2 Place and Time
Segmen jasa hulu migas terintegrasi, yang dioperasikan oleh
Divisi Geoscience services (GSC), Divisi Drilling services (EDS),
dan Divisi Oilfield services (OFS), memiliki karakter kontrak
pekerjaan yang berbeda-beda. Pada divisi GSC, kontrak umumnya
bersifat jangka pendek atau kurang dari 1 (satu) tahun saja.
Sementara divisi EDS dan OFS, umumnya memperoleh karakter
kontrak yang berjangka waktu lebih panjang, antara kurang dari 1
(satu) tahun hingga 5 (lima) tahun.
Oleh karena jasa yang diberikan pada offshore services
merupakan kegiatan outdoor atau lapangan, maka lokasi kegiatan
bergantung pada wilayah yang akan di eksplorasi. Untuk Offshore
services, wilayah eksplorasi meliputi pesisir pantai hingga laut
dalam. Waktu pengerjaan untuk satu proyek juga beragam
tergantung dari perjanjian dan tingkat kesulitan pekerjaan yang
diberikan. Bila dibandingkan dengan onshore services, masa
operasi yang dibutuhkan untuk proyek offshore services lebih cepat
karena faktor sosial dan gangguan di laut yang lebih sedikit
56
dibandingkan dengan onshore services.
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi waktu pekerjaan
adalah efek global warming dimana perubahan cuaca sulit untuk
diprediksi terutama angin dan ketinggian ombak.
4.4.2.2.3 Price
Elnusa menetapkan harga yang cukup tinggi dikarenakan
fasilitas dan kualitas yang ditawarkan oleh Elnusa adalah kualitas
premium. Biaya operasional yang dikeluarkan oleh Elnusa juga
besar, karena itu pendapatan dari biaya jasa harus seimbang.
Rata-rata untuk biaya membeli jasa offshore seismic services
aqcuisition lebih mahal dibanding land seismic acquisition
dikarenakan wilayah yang diteliti lebih sulit karena berada di bawah
laut. Peralatan dan teknologi dituntut untuk lebih maju sehingga
membutuhkan banyak biaya.
Menghadapi kompetitor dari yang kecil hingga besar yang
mulai bermunculan tidak menggetarkan penerapan harga yang
diberikan oleh Elnusa. Walaupun terkadang Elnusa berani sedikit
berkompromi soal harga jika menghadapi pesaing tertentu seperti
pesaing China. Namun Elnusa percaya bahwa dibalik harga yang
tinggi tentu ada komitmen tinggi mengenai kualitas jasa.
Perusahaan menetapkan harga awal yang bersaing namun
dapat berubah disesuaikan dengan pelayanan yang diinginkan oleh
57
klien. Biasanya selama proses proyek pihak Elnusa dianjurkan
untuk terus menawarkan fasilitas dan teknologi yang bagus untuk
klien sehingga klien tertarik dan menambah kombinasi materi dari
proyek yang berlangsung dan tentu akan berdampak pada kenaikan
harga dan pendapatan. Selain itu dengan mengetahui secara akurat
biaya material di pasaran akan memperkuat pricing.
4.4.2.2.4 Promotion and Education
Ada berbagai cara untuk mengkomunikasikan mengenai
kredibilitas dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Karena
Elnusa merupakan perusahaan jasa, maka produk hasil jadinya tidak
dapat dilihat secara langsung, namun dengan mengkomunikasikan
kepada calon klien mengenai company profile, visi dan misi Elnusa
serta proyek-proyek yang pernah dikerjakan. Bentuk promosi yang
dilakukan oleh Elnusa baik secara langsung maupun tidak langsung
bermacam-macam, antara lain mengandalkan relasi, words-of-
mouth, media massa, dan melalui website resmi PT Elnusa, Tbk.
Bentuk promosi yang paling kuat sebagai perusahaan service
dengan bentuk business-to-business diindikasikan melalui
relasi/personal selling. Elnusa berupaya menjaga hubungan baik
dengan para pelaku bisnis di industri. Kemudian kepada investor
Elnusa senantiasa membangun hubungan dengan kegiatan berkala
seperti pertemuan dengan analis/investor dalam skala nasional
58
maupun regional.
Kemudian dalam meningkatkan kredibilitas Elnusa untuk
menarik investor dan kreditor serta dapat berdampak pada harga
saham Elnusa, kepada media massa Elnusa juga rutin
menyelenggarakan kegiatan seperti pertemuan media, ulasan media,
dan promosi melalui media. Elnusa rutin mengeluarkan press
release dan memberitahukan mengenai perkembangan bisnis seperti
achievements, proyek baru, restrukturisasi bisnis, dan lain-lain
sehingga meningkatkan awareness publik terhadap perusahaan.
Total coverage perusahaan pada kurun waktu 2009 adalah 597
artikel dengan advertising value senilai Rp6.321.825.000 (enam
milyar tiga ratus dua puluh satu juta delapan ratus dua puluh lima
ribu rupiah) dan PR value senilai Rp25.124.140.000 (dua puluh
lima milyar seratus dua puluh empat juta seratus empat puluh ribu
rupiah). Advertising value merupakan besaran artikel yang dihitung
melalui pendekatan biaya iklan, sedangkan PR value merupakan
standar penghitungan di dunia kehumasan, menghitung usaha dari
pihak perusahaan untuk memasukkan berita atau foto di suatu
media cetak.
59
Tabel 4.11 Pie-chart analisa media penetrasi (Tahun 2009)
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Pada tahun 2009, perbandingan proporsi promosi dan artikel
yang terkait dengan Elnusa adalah sebagai berikut:
Media Article % Newspaper 375 63 Magazine 8 1 Tabloid 7 1 Web Based 207 35
Total 597 100
Tabel 4.12 Analisa media penetrasi (Tahun 2009)
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Selama tahun 2009, sebanyak 76% atau 456 artikel merupakan
pemberitaan dengan tone positif, 22% atau 133 merupakan
pemberitaan dengan tone netral, sisanya adalah pemberitaan dengan
tone negatif. Efektifitas pemberitaan dengan pola ini bisa dilihat
60
dari banyaknya liputan yang terbit (media workshop, RUPSLB, dan
investor summit).
Media yang paling banyak berkontribusi dalam promosi
Elnusa adalah koran harian, antara lain seperti Investor Daily,
Bisnis Indonesia, Jakarta Globe, Seputar Indonesia, dan lain-lain.
Sedangkan untuk media berbasis web (web based) seperti
Inilah.com, Okezone.com, Detik.com, VIVAnews.com, Bisnis.com,
dan lain-lain.
Kemudian perusahaan memberikan akses seluas-luasnya
kepada masyarakat umum dan investor untuk memperoleh
informasi melalui situs perusahaan di www.elnusa.co.id. Situs ini
memuat informasi terkini seperti pergerakan harga saham, aksi
korporasi, laporan keuangan dan company guidance (triwulanan),
bahan presentasi perusahaan ke publik dan kliping media mengenai
pemberitaan perusahaan. Secara umum, tampilan situs cukup
menarik dan mudah dimengerti, informasi cukup lengkap namun
masih ada beberapa fitur yang masih dalam pengerjaan sehingga
tidak dapat diakses informasinya. Tampilan dan isi dari situs cukup
memberikan kesan profesional dan kredibilitas yang baik bagi
Elnusa.
4.4.2.2.5 Process
Pekerjaan proyek yang didapatkan adalah melalui tender
61
(bidding process) yang kompetitif yang dalam prosesnya diawasi
oleh BP Migas. Dalam penentuan pemenang tender akan di
dasarkan pada faktor seperti spesifikasi dan kondisi peralatan yang
dimiliki, kualitas jasa, kompetensi dari sumber daya manusia
(tenaga ahli), pengalaman kerja, track record keselamatan (HSE),
dan harga penawaran. Salah satu strategi Elnusa untuk mengetahui
apa saja spesifikasi yang dibutuhkan oleh klien secara tepat, maka
ditempatkan representatif dari perusahaan (account executive) mulai
dari tender hingga operasi selesai dijalankan. Semua proses bisnis
yang terjadi dibuat dengan metode atau sistem yang menunjang
serta proses pengendalian atau assurance. Oleh karena itu semakin
baik relasi yang diciptakan oleh perusahaan dengan calon klien
maka Elnusa akan semakin dapat mengetahui apa yang dibutuhkan
oleh klien.
62
Tabel 4.13 Proses bisnis
Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Pendekatan dalam menentukan proses bisnis berasal dari
ketentuan pemangku kepentingan (stakeholder requirement pada
tahap input) yang akan dijalankan oleh perusahaan. Elnusa telah
menentukan bisnis inti pada jasa hulu migas terintegrasi (Integrated
Upstream Oil & Gas Services) salah satunya meliputi jasa-jasa di
Geoscience Services. Identifikasi terhadap ketentuan pemangku
kepentingan kemudian dirumuskan dalam rencana bisnis
perusahaan (business plan) dan menjadi target pencapaian di semua
lini aktifitas mulai dari pra operasi, operasi dan pasca operasi. Pada
63
tahapan operasi selain yang terdiri dari perencanaan (planning),
perencanaan dan persiapan material dalam pre-operation, operation
dan post-operation (operational dalam gambar 4.13), terdapat juga
fungsi Shared Services atau Support menunjang kegiatan
operasional perusahaan di setiap tahapan operasi. Atas semua
tahapan bisnis yang terjadi dibuat metode atau sistem (tahap
System) yang menunjang serta proses pengendalian (tahap
Assurance).
Melalui gambar di atas, dapat dilihat keterlibatan proses-
proses yang ada dalam proses bisnis perusahaan yang sekaligus
merepresentasikan unsur organisasi yang mewakilinya. Terdapat
juga prosedur perusahaan sebagai panduan dalam tata cara kerja
atas kegiatan operasional perusahaan yang teratur dan terstandar
secara konsisten sesuai tujuan dan kebijakan yang berlaku.
4.4.2.2.6 Physical Evidence
PT Elnusa, Tbk memiliki kredibilitas yang cukup tinggi agar
dapat dipercaya oleh pelanggan baik multinasional maupun
pelanggan nasional. Pengalaman berbisnis di industri jasa
kontraktor migas selama kurang lebih 40 tahun dengan kinerja yang
baik telah membawa Elnusa ke tingkat yang dapat dipercaya oleh
pelanggan terutama dari aspek Health, Safety & Environment (HSE)
atau kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lindung Lingkungan
64
(K3LL).
Sebagai perusahaan yang bergerak dan fokus pada jasa hulu
migas, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan
(K3LL) atau biasa disebut Health Safety and Environment (HSE)
merupakan hal yang harus menjadi prioritas dalam pekerjaan. Hal
tersebut dikarenakan resiko pekerjaan dalam industri tersebut yang
cukup besar, baik terhadap pekerja, pihak lain maupun lingkungan
di daerah operasional, seperti misalnya terjadi semburan liar (blow
out) maupun pencemaran lingkungan. Karyawan support yang
bekerja didalam ruang kantor pun tidak serta merta terlepas dari
resiko operasional, karena itu ruang lingkup sosialisasi maupun
pelaksanaan K3LL juga mencakup seluruh personil dan lingkungan
baik yang berada didaerah operasional maupun kantor pusat.
Sampai saat ini, Elnusa menempatkan aspek K3LL sebagai
prioritas utama dalam melakukan aktivitasnya untuk mendukung
dan mencapai lingkungan kerja yang aman bagi karyawan, mitra
kerja dan pihak-pihak yang berkepentingan. Elnusa menyadari
bahwa aspek K3LL merupakan salah satu elemen yang sangat
penting dan tidak terpisahkan dalam kriteria penentuan tingkat
kualifikasi, kapabilitas dan performa perusahaan.
Elnusa menetapkan target yang dicanangkan di setiap
aktivitasnya yaitu :
1. Tidak ada kecelakaan yang berakibat fatal,
65
2. Rate kecelakaan yang berakibat hilangnya hari kerja (Lost Time
Injury Rate atau LTIR) sama dengan atau kurang dari (<) 0.4, dan
3. Tidak berdampak negatif pada lingkungan.
Sebagai bukti komitmen Perusahaan akan penerapan K3LL di
lingkungan operasional maupun non operasional, selain sertifikasi
ISO 9001:2000 yang telah didapatkan Perusahaan pada tahun 2008,
Elnusa juga telah dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikasi
OHSAS 18001:2007 dari PT SGS Indonesia pada tahun ini.
OHSAS 18001 merupakan standar penerapan manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang dibuat oleh beberapa
lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi kelas dunia, salah
satunya adalah dari PT SGS Indonesia. Sertifikasi OHSAS ini pun
mencakup seluruh aktifitas Perusahaan dari semua divisi maupun
pengelolaan gedung kantor pusat.
4.4.2.2.7 People
Sebagai perusahaan nasional yang maju, Elnusa memilih dan
memiliki sumber daya manusia yang kompeten. Karyawan
merupakan asset penting dalam memenuhi tuntutan kualitas jasa
hulu migas terintegrasi bagi pelanggan. Maka Elnusa melakukan
pengembangan di bidang Sumber Daya Manusia antara lain di
bidang pengembangan, telah disusun profil kompetensi berupa
pengetahuan, skill/keahlian baik teknis maupun non teknis yang
66
dipersyaratkan di setiap bidang/fungsi kerja. Profil kompetensi ini
digunakan sebagai dasar untuk memetakan level kompetensi
karyawan untuk melihat kebutuhan pengembangan terkait dengan
tuntutan kompetensi yang dipersyaratkan dengan level kompetensi
yang dimiliki karyawan. Kemudian terdapat penyusunan Learning
Directory sebagai kurikulum yang digunakan untuk program
pelatihan dan pengembangan karyawan sesuai dengan kompetensi
yang dipersyaratan di tiap bidang/fungsi kerja. Pengembangan
konsep talent management melalui assessment kompetensi
karyawan dan kinerja karyawan untuk mengidentifikasi karyawan
potensial (talent pooling), termasuk sebagai salah satu data
pendukung untuk kepentingan promosi dan penempatan karyawan.
4.4.2.3 Costumer Relationship Management
Pelanggan atau klien PT Elnusa, Tbk adalah perusahaan-perusahaan
besar seperti Pertamina EP, JOB/TAC, Marathón Internacional Petroleum
Indonesia Ltd, ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco
E&P Indonesia, Loon Brunei Ltd dan perusahaan migas lainnya.
Dalam bisnis jasa kontraktor migas, relasi merupakan kekuatan
yang dapat diandalkan oleh perusahaan untuk mendapatkan kesempatan
mengikuti tender. Informasi mengenai tender dapat diketahui darimana
saja salah satunya adalah mendapat undangan langsung dari calon klien.
Seluruh pekerjaan didapatkan melalui tender atas persetujuan dari
67
BP Migas. Strategi yang dilakukan oleh Elnusa agar memahami dengan
baik mengenai masing-masing tender dan mengetahui apa yang
diinginkan oleh klien adalah dengan menempatkan account executive
pada masing-masing klien untuk dapat mengikuti sejak awal tender
dikeluarkan hingga operasional selesai dijalankan.
Baik untuk onshore seismic services maupun offshore seismic
services, keduanya juga bergantung pada relasi. Onshore seismic services
Elnusa sudah mendapatkan kredibilitas yang cukup baik karena kiprahnya
yang sudah lama di bidang tersebut sehingga untuk mendapatkan
pekerjaan relatif lebih mudah. Kepercayaan dari pelanggan akan kualitas
layanan jasa onshore seismic Elnusa sudah terbentuk dan hubungan baik
juga sudah terjalin kuat. Melalui hubungan yang kuat ini komunikasi
antara perusahaan dengan pelanggan/calon pelanggan akan dapat
berlangsung dengan baik. Mulai dari informasi tender yang bisa diperoleh
lebih dulu dari representatif perusahaan klien sehingga Elnusa dapat
mempersiapkan diri agar memenangkan tender yang diajukan hingga
berkompromi dengan jenis layanan dan fasilitas yang diminta oleh klien
agar Elnusa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Dalam menjalankan bisnisnya, Elnusa akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. Namun jumlah fasilitas seperti vessel
atau kapal dan sumber daya manusia yang terbatas ketika ada beberapa
proyek yang harus berjalan bersamaan terkadang menjadi kendala. Cara
penyelesaiannya adalah dengan melakukan outsourcing karyawan atau
68
fasilitas teknologi dari perusahaan lain dan pelanggan tidak perlu
kesulitan untuk mengaturnya. Hal tersebut merupakan bagian dari total
solution yang ditawarkan oleh Elnusa dan pelanggan hanya tinggal
menunggu hasilnya. Oleh karena itu sekali lagi relasi menjadi cukup
penting untuk kelancaran pekerjaan yang dilakukan. Keahlian
berkomunikasi dan menjaga hubungan baik dari setiap representatif
perusahaan kepada pelanggan harus maksimal. Sebagai dasar
pengembangan kompetensi, perusahaan telah menyusun profil
kompetensi berupa pengetahuan, skill/keahlian baik teknis maupun non
teknis yang dipersyaratkan di setiap bidang kerja. Berdasarkan profil
kompetensi tersebut, telah disusun Learning Directory sebagai kurikulum
yang digunakan untuk program pelatihan dan pengembangan karyawan
sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan di setiap bidang/fungsi
kerja termasuk untuk account executive.
Dalam offshore seismic services, relasi sedang terus dibangun untuk
meningkatkan kompetensi dalam jasa tersebut termasuk memanfaatkan
relasi dari jasa-jasa lain di Elnusa seperti klien pada onshore services,
drilling services dan oilfield services.
Analisa CRM ini dibatasi pada pengetahuan akan pentingnya relasi
dalam bisnis ini dan tidak lebih untuk menampilkan model dari CRM
yang dipakai oleh perusahaan dikarenakan adanya keterbatasan dalam
keterbukaan data untuk pihak publik.
69
4.4.2.4 SWOT dan TOWS
Analisa SWOT digunakan untuk menganalisa posisi kekuatan,
kesempatan, kelemahan, dan ancaman bagi perusahaan baik dari sisi
internal maupun eskternal.
4.4.2.4.1 Strength
- Merupakan perusahaan Indonesia yang memiliki reputasi yang
baik dalam bidang eksplorasi minyak bumi dan gas dan menjadi
market leader dalam onshore seismic acquisition.
- Satu-satunya perusahaan nasional yang menyediakan jasa hulu
migas terintegrasi dengan konsep “one stop service” dan fokus pada
kegiatan seismic services, drilling services, dan oilfield services.
- Sebagai anak perusahaan Pertamina, Elnusa menjalin hubungan
baik dan memiliki relasi yang luas dengan klien, kontraktor,
maupun para pembuat kebijakan.
- Memiliki SDM yang berpengalaman.
- Track record untuk HSE (Health Safety Environment) yang baik.
4.4.2.4.2 Weaknesses
- Teknologi yang masih tertinggal terutama dibanding dengan
perusahaan asing.
- Offshore services Elnusa masih tergolong baru dan sangat
70
bergantung pada relationship.
- Butuh investasi yang cukup besar untuk biaya operasional offshore
seismic yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dibandingkan dengan
onshore seismic.
4.4.2.4.3 Opportunities
- Memperkuat joint operation dengan perusahaan yang kompeten di
bidangnya terutama dari segi teknologi.
- Peluang pasar marine seismic (transition zone & marine) ke
depannya semakin luas karena permintaan eksplorasi dan
eksploitasi wilayah offshore terus meningkat.
- Belum banyak pesaing terutama lokal untuk offshore seismic.
- Peluang pasar regional lebih terbuka.
4.4.2.4.4 Threats
- Kompetensi geoscience services yang semakin lama akan semakin
ketat.
- Munculnya perusahaan-perusahaan China yang masuk ke bisnis
eksplorasi minyak bumi dan gas alam di Indonesia.
71
4.4.2.4.5 Analisa TOWS
Opportunities Weaknesses
Strengths
SO (Strengths-Opportunities):
- Elnusa dapat
memanfaatkan posisi
sebagai market leader pada
onshore seismic untuk
mengembangkan pasar
offshore seismic di
Indonesia.
- Menguasai pasar offshore
seismic ke depannya
dengan menerapkan sistem
jasa hulu migas
terintegrasi.
- Memanfaatkan dan
menjaga reputasi yang baik
terutama pada salah satu
faktor penting perusahaan
kontraktor migas yaitu
HSE (Health & Safety
Environment) untuk
SW (Strengths-
Weaknesses):
- Mengaplikasikan
strategi aliansi atau
joint operation dengan
perusahaan yang
memiliki teknologi
yang dibutuhkan.
- Joint venture dengan
perusahaan lain untuk
memperkuat biaya
operasional yang cukup
tinggi dalam proyek
eksplorasi offshore.
- Memanfaatkan relasi
sebagai perusahaan
nasional yang menjadi
market leader pada
onshore seismic
services untuk
72
meningkatkan kompetensi.
- Bekerjasama dengan
Pertamina dan perusahaan
lain untuk ekspansi bisnis
ke regional.
- Mempertahankan
kerjasama dengan supplier
yang berkualitas untuk
meningkatkan kompetensi
dan menjaga kualitas jasa.
memperkuat bisnis
offshore seismic
services yang sangat
bergantung pada
relationship.
Threats
TO (Threats-Opportunities):
- Mempertahankan kualitas
dan lebih flexible dalam
pricing untuk menghadapi
persaingan dari
perusahaan-perusahaan
China.
- Membuat strategi ekspansi
bisnis ke regional untuk
menghadapi persaingan
bisnis yang semakin ketat
TW (Threats-Weaknesses):
- Kerjasama/joint
operation atau joint
venture dengan
perusahaan dan vendor
yang teknologinya
sesuai dengan
permintaan klien.
- Memperkuat relasi
dengan calon klien dan
perusahaan lain yang
73
di Indonesia.
dapat dengan terus
meningkatkan kualitas
business representative
dan account executive
yang memahami
industri tersebut.