BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab...

35
58 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil PT. TELKOM PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Sampai dengan 31 Desember 2007 jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 63,0 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 6,4 juta pelanggan dan 47,9 juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah pelanggan TELKOM di tahun 2007 sebanyak 29,9%. Sejalan dengan visi TELKOM untuk menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional serta mewujudkan TELKOM Goal 3010 maka berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk tetap unggul dan leading pada seluruh produk dan layanan.

Transcript of BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab...

Page 1: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

58

BAB 4

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Profil PT. TELKOM

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan

penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang

terbesar di Indonesia. TELKOM (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau

Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa

telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data

& internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui

perusahaan asosiasi.

Sampai dengan 31 Desember 2007 jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 63,0

juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7

juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 6,4 juta pelanggan dan 47,9

juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah pelanggan TELKOM di

tahun 2007 sebanyak 29,9%.

Sejalan dengan visi TELKOM untuk menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di

kawasan regional serta mewujudkan TELKOM Goal 3010 maka berbagai upaya telah

dilakukan TELKOM untuk tetap unggul dan leading pada seluruh produk dan layanan.

Page 2: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

59

Hasil upaya tersebut tercermin dari market share produk dan layanan yang

unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2007 TELKOM telah

menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya:

1. Indonesia's Best for Shareholders' Rights and Equitable Treatment dari

majalah ASIAMONEY, Top Brand Award 2000-2007 dari Frontier Consulting

Group, Zero Accident Award dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, The

Best CDMA Provider, Call Center Award 2007, IMAC Award 2007 dari Frontier

Consulting Group, 2007 Marketing Award, Anugerah Business Review 2007,

Juara Umum Anugerah Media Humas Nasional 2007, ICSA 2007, Best Social

Reporting ISRA 2007, Fabulous 50, Best IT Project dari SAP, Value Creator

Award 2007 dan Investor Award 2007.

2. Saham TELKOM per 31 Desember 2007 dimiliki oleh pemerintah Indonesia

(51,82%) dan pemegang saham publik (48,18%). Saham TELKOM tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI), New York (NYSE), London Stock Exchange (LSE)

dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham TELKOM di BEI pada

akhir Desember 2007 meningkat 0,5% menjadi Rp 10.150 dari Rp 10.100

pada periode yang sama tahun 2006.

Nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2007 mencapai Rp

204.624 miliar atau 10,3% dari kapitalisasi pasar BEI.

Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar

untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi

pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini TELKOM menjadi model korporasi

terbaik Indonesia.

Page 3: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

60

4.1.1 Visi dan misi

Visi PT. TELKOM adalah “To become a leading InfoCom player in the

region”,Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom

terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

Sedangkan untuk mencapai itu, Telkom mempunyai misi memberikan layanan "

One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the

Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa

pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan

jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.

Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan

mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang

kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling

mendukung secara sinergis.

Page 4: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

61

4.1.2 Struktur bisnis utama PT. TELKOM

Gambar 4.1 Struktur bisnis utama PT. TELKOM

Sumber : www.telkom.co.id

4.1.3 TELKOM Pusat Divisi Regional II

Kantor pusat TELKOM yang berada di jalan Jendral Gatot Subroto adalah kantor

pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di wilayah

JABODETABEK. Setiap divre memiliki struktur organisasi standar, berikut struktur

organisasi standar divre :

PT. TELKOM

Indonesia

• Division :

Multimedia

• Metra, Indonusa,

infomedia

• TLKM 65%

• SingTel 35%

TELKOMSEL

• Divisi :

Regional 1-7, Fixed Wireless Network, Long Distance

• Subsidiaries

Fixed Phone Cellular

Multimedia

Page 5: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

Sumber : HR PT.TELKOM

4.1.3.1 Divisi HR pada Divre II

HR pada DIVRE II bertanggung jawab atas 8 KANDATEL, dimana diatas HR

ada HRC (human resource center yang bertempat di Bandung) dan di atas HRC

ada Direktorat HR.

Gambar 4.2 Susunan organisasi Divre II

Sumber : HR PT.TELKOM

.1 Divisi HR pada Divre II

HR pada DIVRE II bertanggung jawab atas 8 KANDATEL, dimana diatas HR

ada HRC (human resource center yang bertempat di Bandung) dan di atas HRC

ada Direktorat HR.

62

HR pada DIVRE II bertanggung jawab atas 8 KANDATEL, dimana diatas HR

ada HRC (human resource center yang bertempat di Bandung) dan di atas HRC

Page 6: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

Sumber : HR PT.TELKOM

4.1.4 Kondisi Bisnis Perusahaan.

Untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan PT. TELKOM sampai saat ini, maka

digunakan analisis porter untuk mengetahui kelima ancaman yang di hadapi.

porter tersebut dapat digambarkan pada gambar berikut :

Gambar 4.3 Susunan organisasi HR Divre II

Sumber : HR PT.TELKOM

4.1.4 Kondisi Bisnis Perusahaan.

Untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan PT. TELKOM sampai saat ini, maka

digunakan analisis porter untuk mengetahui kelima ancaman yang di hadapi.

porter tersebut dapat digambarkan pada gambar berikut :

63

Untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan PT. TELKOM sampai saat ini, maka

digunakan analisis porter untuk mengetahui kelima ancaman yang di hadapi. Analisa

Page 7: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

64

Gambar 4.4 Analisis porter PT. TELKOM

Sumber : Penulis

4.2 Populasi dan Sampel

New Entrants

Pasar yang sudah di penuhi provider-provider besar

Homogenitas produk tinggi

Biaya yang besar untuk masuk ke pasar

Competitive Rivalry

Perusahaan Telekomunikasi

Competitors

Provider GSM (Indosat, XL)

Provider CDMA (Esia, Mobile-8, Indosat(Star

One))

Voice Over Internet Protocol(VoIP)

Provider Internet (FastMedia, Indosat(IM2), XL,

Esia, Mobile-8, dsb)

Buyers

-pasar yang besar

-golongan bawah

sampai atas

-dapat dengan

mudah berganti-

ganti provider

Thread of substitute product or service

Tariff komunikasi yang lebih murah

Produk telekomunikasi yang inovatif

Kualitas service yang lebih baik

Bargain power of

suppliers

-beberapa perusahaan IT

besar luar dan lokal

-Supplier bisa

mensupport beberapa

perusahaan sejenis

TELKOM.

Page 8: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

65

Populasi penelitian adalah karyawan yang bekerja di dalam divisi HRC II Divisi

Regional 02 PT. TELKOM dan telah menggunakan e-learning. Penarikan sampel untuk

penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2009 dengan membagikan sejumlah kuesioner

kepada karyawan dalam divisi HRC II Divisi Regional 02 PT. TELKOM.

Untuk menentukan ukuran sampel menurut tingkat kesalahan 1%, 5% atau 10%,

menggunakan rumus :

� � ����� �� ��

��� � � � ��� ��

Dalam hal penelitian ini yang dilakukan di divisi HR telkom dengan jumlah populasi

yang memungkinkan di bagikan kuesioner adalah 52 orang, dengan tingkat kesalahan 1%

maka setelah melakukan perhitungan dengan rumus di atas maka jumlah kuesioner yang

dibagikan adalah 48 buah kuesioner.

� � �����������������

���������� � � � �������������

S=48

Setelah seluruh kuesioner dikumpulkan, data-data yang di dapat di input kedalam

microsoft exel untuk memudahkan pengolahannya. Kemudian data tersebut di olah dan

dianalisis dengan menggunakan metode statistik regresi dan analisis SWOT yang ditampilkan

ke dalam diagram kartesius.

Page 9: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

66

4.3 Uji Validitas dan Realibilitas

4.3.1 Untuk variable independen (e-learning)

Tabel 4.1 Tabel hasil analisis reliabilitas variable independen

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if Item

Deleted Deleted Correlation Deleted

ITEM1 29,9792 10,3613 ,5670 ,8334

ITEM2 30,2708 11,3932 ,2916 ,8535

ITEM3 29,8958 10,7762 ,3731 ,8502

ITEM4 29,7500 10,4894 ,4764 ,8410

ITEM5 29,9792 10,1059 ,5411 ,8355

ITEM6 29,8958 9,7549 ,6920 ,8214

ITEM7 30,1667 9,8014 ,5760 ,8325

ITEM8 30,1667 9,3759 ,7562 ,8141

ITEM9 30,1875 10,4109 ,6268 ,8298

ITEM10 30,0833 9,7376 ,5945 ,8305

Reliability Coefficients

N of Cases = 48,0 N of Items = 10

Page 10: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

67

Alpha = ,8488

Sumber: Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS

Dari hasil pengolahan data independen, dapat terlihat bahwa setiap butir

pertanyaan (item1 sampai item10) memiliki r(Corrected Item-Total Correlation)

yang bernilai positif dan bernilai lebih besar dari r hitung (0,285), hal ini berarti

bahwa semua butir sudah valid. Nilai alpha yang di dapat adalah 0,8488. Hal ini

menunjukan bahwa instrument yang digunakan sudah reliable, karena (alpha)

lebih dari 0,285.

4.3.2 Untuk variable dependen (peningkatan kinerja setelah mengikuti

e-learning)

Tabel 4.2 Table hasil analisis reliabilitas variable dependen

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if Item

Deleted Deleted Correlation Deleted

Page 11: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

68

ITEM1 29,7292 15,3506 ,5352 ,8852

ITEM2 29,7500 14,7447 ,6082 ,8805

ITEM3 29,7083 14,6791 ,6760 ,8754

ITEM4 29,7708 15,4996 ,5361 ,8849

ITEM5 29,7083 15,3174 ,6220 ,8796

ITEM6 29,6875 14,5598 ,6049 ,8812

ITEM7 29,2292 15,3293 ,6124 ,8801

ITEM8 29,3125 14,6875 ,7064 ,8735

ITEM9 29,3750 13,8138 ,7692 ,8679

ITEM10 29,2292 15,1166 ,6137 ,8799

Reliability Coefficients

N of Cases = 48,0 N of Items = 10

Alpha = ,8897

Sumber: Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS

Dari hasil pengolahan data independen, dapat terlihat bahwa setiap butir

pertanyaan (item1 sampai item10) memiliki r(Corrected Item-Total Correlation)

yang bernilai positif dan bernilai lebih besar dari r hitung (0,285), hal ini berarti

bahwa semua butir sudah valid. Nilai alpha yang di dapat adalah 0,8897, Hal ini

menunjukan bahwa instrument yang digunakan sudah reliable, karena (alpha)

lebih dari 0,285.

4.4 Uji Normalitas

Tabel 4.3 tabel hasil uji normalitas

Page 12: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

69

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Dari data di atas dapat kita lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan dapat

diketahui bahwa nilai signifikansi untuk e-learning adalah 0,12 dan untuk Kinerja

adalah 0,47. Karena signifikansi untuk seluruh variable lebih dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data pada variable e-learning dan Kinerja berdistribusi normal, dan

dapat menggunakan statistik parametrik.

4.5 Analisis Statistik Regresi

Tabel 4.4 Hasil uraian jawaban responden mengenai variable e-learning dan

peningkatan kinerja karyawan.

Nomor Responden

E-Learning (X)

Peningkatan

kinerja karyawan (Y)

XY X2 Y2

1 33 30 990 1089 900

2 27 27 729 729 729

3 36 34 1224 1296 1156

4 31 31 961 961 961

5 31 31 961 961 961

6 31 33 1023 961 1089

7 32 39 1248 1024 1521

Tests of Normality

,146 48 ,012 ,953 48 ,053

,128 48 ,047 ,946 48 ,027

ELEARNIN

KINERJA

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 13: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

70

8 32 35 1120 1024 1225

9 39 34 1326 1521 1156

10 39 39 1521 1521 1521

11 22 20 440 484 400

12 27 22 594 729 484

13 35 39 1365 1225 1521

14 39 32 1248 1521 1024

15 32 32 1024 1024 1024

16 31 33 1023 961 1089

17 35 36 1260 1225 1296

18 31 33 1023 961 1089

19 30 30 900 900 900

20 31 26 806 961 676

21 39 34 1326 1521 1156

22 38 38 1444 1444 1444

23 33 27 891 1089 729

24 36 37 1332 1296 1369

25 36 35 1260 1296 1225

26 35 36 1260 1225 1296

27 34 33 1122 1156 1089

28 32 25 800 1024 625

29 40 40 1600 1600 1600

30 37 33 1221 1369 1089

31 34 32 1088 1156 1024

Page 14: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

71

32 37 36 1332 1369 1296

33 31 30 930 961 900

34 29 31 899 841 961

35 35 38 1330 1225 1444

36 36 32 1152 1296 1024

37 32 35 1120 1024 1225

38 34 35 1190 1156 1225

39 35 36 1260 1225 1296

40 33 35 1155 1089 1225

41 32 30 960 1024 900

42 34 31 1054 1156 961

43 31 31 961 961 961

44 31 31 961 961 961

45 31 32 992 961 1024

46 33 38 1254 1089 1444

47 33 36 1188 1089 1296

48 37 33 1221 1369 1089

Total 1602 1576 53089 54050 52600

Sumber: Hasil pengolahan data dengan menggunakan Ms Excel

Dalam ranting scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kuanlitatif. Dalam skala model ranting scale, responden tidak akan

menjawab salah satu jawaban kualitatif, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif

yang telah disediakan. Oleh karna itu ranting scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk

pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur presepsi responden terhadap fenomena

lainnya, seperti skala untuk mengukur status social ekonomi, kelembagaan, pengetahuan,

Page 15: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

72

kemampuan, dan lain-lain. Yang penting bagi penyusunan instrument dengan ranting scale

adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang di berikan pada alternative jawaban pada

setiap item instrument.

• Untuk jawaban rata-rata pemanfaatan e-learning PT. TELKOM:

Sangat baik 4 x 10 = 40

Cukup baik 3 x 10 = 30

Kurang baik 2 x 10 = 20

Sangat tidak baik 1 x 10 = 10

• Untuk jawaban rata-rata Peningkatan kinerja karyawan PT. TELKOM:

Sangat baik 4 x 10 = 40

Cukup baik 3 x 10 = 30

Kurang baik 2 x 10 = 20

Sangat tidak baik 1 x 10 = 10

4.5.1 Perhitungan dengan SPSS

Oleh karana output regresi cukup banyak, analisis hasil regresi akan di bahas

bagian per bagian dengan penyajian ulang bagian yang akan di bahas.

Output bagian pertama dan kedua dari analisis sederhana

Tabel 4.5 Hasil statistik deskriptif

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Descriptive Statistics

32,8333 4,26432 48

33,3750 3,52272 48

KINERJA

E_LEARNI

Mean Std. Deviation N

Page 16: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

73

Tabel 4.6 Hasil korelasi

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS

Analisis:

• Rata-rata peningkatan kinerja karyawan setelah dihitung dengan SPSS

(dengan jumlah data 48 responden) adalah 32,83 dengan standar deviasi

4,26 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan kinerja

PT. TELKOM setelah mengikuti pelatihan e-learning adalah meningkat cukup

baik.

• Rata-rata pemanfaatan e-learning setelah dihitung dengan SPSS (dengan

jumlah responden 48 orang) adalah 33,38 dengan standar deviasi 3,52.

Dengan demikian dapat disimpukan bahwa pemanfaatan e-learning cukup

baik.

• Besar hubungan antara variable peningkatan kinerja karyawan dengan

pemanfaatan (penggunaan) e-learning yang dihitung dengan koefisien korelasi

adalah 0,694 hal ini menunjukan bahwa hubungan kuat (0,60-0,799) antara

peningkatan kinerja karyawan dengan pemanfaatan e-learning.

Bagian ke 3 dan ke 4 hasil analisis adalah :

Correlations

1,000 ,694

,694 1,000

, ,000

,000 ,

48 48

48 48

KINERJA

E_LEARNI

KINERJA

E_LEARNI

KINERJA

E_LEARNI

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

KINERJA E_LEARNI

Page 17: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

74

Tabel 4.7 Variable entered

Sumber : analisis data SPSS

Tabel 4.8 Model sumary

Sumber : Analisis data dari SPSS

Analisis:

• Angka R square adalah 0,482 hal ini berarti 48,2% peningkatan kinerja

karyawan bisa di jelaskan oleh variable e-learning. Sedangkan sisanya

(100% - 48,2% = 51,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

Bagian ke lima dan ke enam dari output :

Tabel 4.9 Anova

Variables Entered/Removedb

E_LEARNIa , Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: KINERJAb.

,694a ,482 ,470 3,10332

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), E_LEARNIa.

Dependent Variable: KINERJAb.

Page 18: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

75

Sumber : Analisis data dari SPSS

Tabel 4.10 Koefisien

Sumber : Analisis data dari SPSS

Analisis :

• Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 42,745 dengan tingkat

signifikansi 0,000 oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05

maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan.

• Table selanjutnya menggambarkan persamaan regresi :

Y = 4,749+ 0,840X

Dimana :

Y= Peningkatan kinerja karyawan

X= Pemanfaatan e-learning

Keterangan :

ANOVAb

411,659 1 411,659 42,745 ,000a

443,008 46 9,631

854,667 47

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), E_LEARNIa.

Dependent Variable: KINERJAb.

Coefficientsa

4,794 4,312 1,112 ,272

,840 ,128 ,694 6,538 ,000

(Constant)

E_LEARNI

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: KINERJAa.

Page 19: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

76

� Konstanta 4,749 menyatakan bahwa jika pemanfaatan e-learning

nol maka peningkatan kinerja karyawan 4,749.

� Koefisien regresi sebesar 0,840 menyatakan bahwa setiap

penambahan (karena ada tanda +) nilai 1 pada pemanfaatan e-

learning akan meningkatkan peningkatan kinerja karyawan sebesar

0,840. Namun sebaliknya, jika pemakaian e-learning turun sebesar

1 maka kinerja karyawan juga dipredikasikan mengalami

penurunan sebesar 0,840. Jadi tanda + menyatakan hubungan

searah, dimana kenaikan atau penurunan variable independen (X)

akan mengakibatkan kenaikan/penurunan variable dependen (Y).

• Persamaan regresi yang didapat, selanjutnya akan diuji apakah memang

valid untuk memprediksikan variable dependen. Dengan kata lain, akan

dilakukan pengujian apakah pemanfaatan e-learning benar-benar effektif

untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Hipotesis

Hipotesis untuk kasus ini :

Ho = tidak ada pengaruh antara pemanfaatan e-learning dengan

peningkatan kinerja karyawan perusahaan.

Hi = ada pengaruh antara pemanfaaatan e-learning dengan

peningkatan kinerja karyawan.

Pengambilan keputusan

Dasar pengambilan keputusan:

Jika statistik t hitung > Statistik t Tabel, Ho ditolak

Jika statistik t hitung < Statistik t Tabel, Ho diterima

Page 20: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

77

Mencari statistik t hitung, dari tabel output SPSS terlihat bahwa t

hitung (tertulis t) adalah 6,538.

Prosedur mencari statistik tabel, dengan kriteria :

� Tingkat signifikansi (α) = 5%/2 = 2,5% (uji dua sisi)

� Df (derajat kebebasan) = jumlah data - 2 - 1 atau 48-2-1

=45

Untuk t tabel di dapat angka 2,014

Keputusan :

Oleh karena statistik t hitung > statistik t tabel (6,538>2,014), maka

Ho ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada

pengaruh antara pemanfaatan e-learning dengan

peningkatan kinerja karyawan. hubungan ini positif menunjukan

semakin baik pemanfaatan e-learning akan membuat peningkatan

kinerja karyawan cenderung meningkat pada PT. TELKOM.

4.5.2 Pembahasan Hasil Penelitian Dengan Ranting Scale

Ranting scale untuk pemanfaatan e-learning :

Tabel 4.11 ranting scale pemanfaatan e-learning

Skor tertinggi

tiap butir

Jumlah

butir

pertanyaan

Jumlah

Responden

Jumlah

Skor

Kriterium

Keterangan

4 10 48 1920 Sangat baik

3 10 48 1440 Cukup baik

2 10 48 960 Kurang baik

1 10 48 480 Sangat tidak

baik

Sumber : analisis dengan Ms Excel

Page 21: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

78

Berdasarkan tabel 4.4 kecenderungan jawaban responden terhadap

pemanfaatan e-learning pada PT. TELKOM adalah 1602. Jika dilihat dari jumlah

skor kriterium berada pada posisi 3-4 (cukup baik) dengan demikian dapat

disimpulkan, bahwa pemanfaatan e-learning pada PT. TELKOM sudah cukup baik.

Ranting scale untuk peningkatan kinerja karyawan:

Tabel 4.12 ranting scale peningkatan kinerja karyawan

Skor tertinggi

tiap butir

Jumlah

butir

pertanyaan

Jumlah

Responden

Jumlah

Skor

Kriterium

Keterangan

4 10 48 1920 Sangat baik

3 10 48 1440 Cukup baik

2 10 48 960 Kurang baik

1 10 48 480 Sangat tidak

baik

Sumber : analisis dengan Ms Excel

Berdasarkan tabel 4.4 kecenderungan jawaban responden terhadap

peningkatan kinerja karyawan PT. TELKOM adalah 1576. Jika dilihat dari jumlah

skor kriterium berada pada posisi 3-4 (cukup baik) dengan demikian dapat

disimpulkan, bahwa peningkatan kinerja karyawan PT. TELKOM setelah mengikuti

e-learning sudah cukup baik.

Kesimpulan yang dapat di tarik dari hasil pembahasan dengan analisis regresi

dan ranting scale di atas bahwa pemanfaatan e-learning sudah cukup efektif

karena pemanfaatan dari e-learning oleh karyawan sudah cukup baik dan

peningkatan kinerja karyawan setelah mengikuti pelatihan melalui e-

learning sudah cukup baik pula. Bisa dikatakan effektif karena faktor

Page 22: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

79

pemanfaatan e-learning berpengaruh/ber-efek baik terhadap peningkatan kinerja

karyawan yang mengikuti metode e-learning.

4.6 Analisis Strategi E-learning

4.6.1 Analisis SWOT

Untuk menentukan strategi yang tepat dalam menerapkan e-learning, maka

terlebih dahulu harus diketahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan (streghts),

kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).

Berdasarkan wawancara terhadap pihak manajemen perusahaan didapatkan

beberapa faktor yang menjadi strategi dalam penerapan e-learning, yaitu :

• Faktor Strenghts (kekuatan) pada e-learning yanga ada pada PT. TELKOM

adalah:

1. Materi yang sesuai dengan kebutuhan karyawan (S1)

Materi yang diberikan dalam modul e-learning adalah disesuaikan

dengan kebutuhan unit kerja masing-masing karyawan. Materi yang

ada pada modul e-learning terdiri dari pengetahuan dasar sampai

pengetahuan khusus.

2. Materi yang diberikan dapat dipahami oleh peserta pelatihan (S2)

Materi yang diberikan di di cocokkan dengan kebutuhan pembelajaran

karyawan.

3. Materi terupdate (S3)

Materi yang diberikan selalu update dengan perubahan kebutuhan

karyawan dan perusahaan.

Page 23: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

80

4. Sistem e-learning sudah terintegrasi dengan HRIS(Human Resource

Information System) (S4)

5. Menggunakan collaborative learning(S5)

Collaborative learning merupakan fungsi yang sangat membantu

interaksi antar karyawan sehingga ilmu dapat di share.

• Faktor Weakness (kelemahan) pada e-learning yang ada di PT. TELKOM

adalah :

1. Sistem e-learning PT. TELKOM hanya bisa diakses secara intranet

(W1).

2. Terkadang sistem e-learning PT. TELKOM down/mati (W2).

• Faktor opportunities (peluang) pada e-learning PT. TELKOM adalah:

1. Adanya dukungan manajemen terhadap e-learning (O1)

Pimpinan perusahaan mendukung pelatihan dan e-learning dengan

menyamakan tujuan perusahaan dengan materi pelatihan, membuat

peraturan-peraturan bagi karyawan dalam menggunakan sistem e-

learning dimana peraturan ini tidak membatasi tetapi membantu

peningkatan penggunaaan e-learning.

2. Budaya PT. TELKOM mudah menerima perkembangan teknologi (O2)

Sekarang ini, perubahan teknologi berjalan begitu cepatnya sehingga

organisasi perlu berindak cepat pula bila tidak ingin ketinggalan. PT.

TELKOM adalah perusahaan jasa telekomunikasi yang cepat dalam

menerima perkembangan teknologi untuk melayani pelanggan,

memberikan informasi kepada pelanggan dengan berbagai portal

Page 24: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

81

TELKOM seperti www.telkom.co.id, www.telkomspeedy.com,

www.telkomflexi.com.

3. Sebagian besar karyawan menggunakan computer untuk mengerjakan

pekerjaan dikantor (O3)

4. Ekspansi PT. TELKOM ke seluruh nusantara dan luar negri (go to

international)(O4)

PT. TELKOM dengan ekspansinya ke luar negri otomatis mereka

membuka branch di luar negri dengan jarak seperti ini e-learning

berfungsi men standarkan konten agar tidak melenceng dari tujuan

perusahaan, fitur kolabiratif learning juga berperan besar di sini.

• Faktor Threat (ancaman) pada e-learning yang ada di PT. TELKOM adalah :

1. Cepatnya perkembangan teknologi informasi (T1)

2. Adanya pandangan dari karyawan bahwa tujuan e-learning hanya

untuk menghemat biaya, bukan untuk meningkatkan kinerja karyawan

(T2)

4.6.2 Faktor Strategis Internal dan Eksternal

Setelah diketahui faktor-faktor yang memperngaruhi keefektifan, maka

langkah selanjutnya adalah menganalisa data-data yang ada kedalam dua

matriks, yaitu: matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan matriks EFAS

(Eksternal Factor Analysis Summary)

Page 25: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

82

4.6.2.1 Matriks IFAS

Tabel 4.13 Hasil matriks IFAS

Sumber : Perhitungan faktor internal

Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating B*R

Kekuatan (Streght):

• Materi sesuai dengan kebutuhan karyawan

• Materi yang diberikan dapat dipahami oleh

peserta pelatihan

• Materi terupdate

• Sistem e-learning sudah terintegrasi dengan

HRIS(Human Resource Information System)

• Menggunakan collaborative learning

0,22

0,09

0,28

0,12

0,12

4

4

4

3

3

0,88

0,36

1,12

0,36

0,36

Kelemahan (Weakness):

• Sistem e-learning PT. TELKOM hanya bisa

diakses secara intranet

• Terkadang sistem e-learning PT. TELKOM

down/mati

0,12

0,05

1

2

0,12

0,05

1,0 3,25

Page 26: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

83

4.6.2.2 Matriks EFAS

Tabel 4.14 Hasil matriks EFAS

Sumber : Perhitungan faktor eksternal

4.6.3 Penentuan Posisi E-learning Perusahaan.

Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating B*R

peluang (oppurtinies):

• Adanya dukungan manajemen terhadap e-

learning

• Budaya PT. TELKOM mudah menerima

perkembangan teknologi

• Sebagian besar karyawan menggunakan

computer untuk mengerjakan pekerjaan dikantor

• Karyawan PT. TELKOM tersebar banyak di

Indonesia

0,23

0,17

0,11

0,09

4

4

3

4

0,92

0,68

0,33

0,27

Ancaman (Threads):

• Cepatnya perkembangan teknologi informasi

(T1)

• Adanya pandangan dari karyawan bahwa tujuan

e-learning hanya untuk menghemat biaya, bukan

untuk meningkatkan kinerja karyawan

0,34

0,06

1

2

0,34

0,12

1,0 2,66

Page 27: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

84

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai IFAS sebesar 3,25 dan nilai EFAS

2,66. Dari hasil tersebut dapat langsung dilihat dimaan letak posisi perusahaan

pada analisis IE (internal-eksternal matriks).

Gambar 4.5 Analisis IE matriks

Sumber : analisis matriks IE

Dilihat dari gambar 4.5, posisi E-learning PT. TELKOM berada pada kuadran

Grow and build dimana di dalam posisi ini strategi yang cocok digunakan oleh PT.

TELKOM untuk e-learningnya adalah intensif dan agresif, seperti mengembagkan

sistem e-learning lebih maju lagi, menambah konten atau infrastruktur untuk

mensupport e-learning, dsb.

EFE

Score

EFE Score

III II III

IV V VI

VII VIII IX

4.0

lap

4.0 1.0 1.0

EFE

3,25

IFE

2,66

Page 28: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

85

4.6.4 Analisis strategi bagi PT. TELKOM berdasarkan matriks SWOT

Tabel 4.15 Hasil Matriks SWOT

Strenght (S):

1. Materi yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan (S1)

2. Materi yang diberikan dapat

dipahami oleh peserta

pelatihan (S2)

3. Materi terupdate (S3)

4. Sistem e-learning sudah

terintegrasi dengan HRIS (S4)

5. Menggunakan collaborative

learning(S5)

Weakness (W):

1. Sistem e-learning PT.

TELKOM hanya bisa

diakses secara intranet

(W1).

2. Terkadang sistem e-

learning PT. TELKOM

down/mati (W2).

IFAS

EFAS

Opportunity(O) :

1. Adanya dukungan

manajemen terhadap e-

learning (O1)

2. Budaya PT. TELKOM

mudah menerima

perkembangan teknologi

(O2)

3. Sebagian besar karyawan

menggunakan computer

untuk mengerjakan

pekerjaan dikantor (O3)

4. Ekspansi PT. TELKOM ke

seluruh nusantara dan luar

negri (go to

international)(O4)

Threats (T) :

1. Cepatnya perkembangan

teknologi informasi (T1) 2. Adanya pandangan dari

karyawan bahwa tujuan e-

learning hanya untuk

menghemat biaya, bukan

untuk meningkatkan

kinerja karyawan (T2)

Strategi SO

Strategi WO

Strategi ST

Strategi WT

Page 29: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

86

Sumber : Analisis matriks SWOT

Strategi SO :

1. Menjaga dan meningkatkan kualitas materi dalam modul e-

learning.

Materi yang diberikan adalah materi yang sesuai dengan hasil penilaian

kinerja karyawan dan apa yang karyawan butuhkan menurut HRIS, dari

hasil itu dapat dilihat skill mana yang harus di tingkatakan maka dari itu

meningkatkan kualitas materi sejalan dengan meningkatkan keakuratan

pengukuran kinerja dan pembuatan materi. Dalam membuat materi,

perusahaan membutuhkan seorang Subjek Matter Expert (SME).

Seorang SME adalah seorang yang mengetahui materi secara mendalam.

Misalnya, membuat materi e-learning tentang strategi marketing

membutuhkan seorang SME yang ekspert di dalam marketing. SME akan

memberikan dasar-dasar referensi materi seperti buku, artikel, makalah,

dsb agar penyusunan materi terbantu, maka dari itu perusahaan perlu

memotivasi, membantu SME agar lebih baik dalam membuat materi

membuat materi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan karyawan

dengan memasukan unsur feedback dari user di dalam pembuatan

materi. Materi yang berkualitas adalah materi yang di buat dengan

personalisasi bukan dibuat dengan standar yang sama semua.

2. Membuat materi dengan penyesuaian lingkungan karyawan

bekerja.

Organisasi yang memiliki kantor cabang tersebar di seluruh indonesia

dan luar indonesia sangat membutuhkan pelatihan dengan standar yang

berbeda-beda sesuai dengan lokasi pelajar e-learning bekerja, maka dari

Page 30: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

87

itu membutuhkan kolaborasi yang matang untuk membuat suatu materi

bagi karyawan di berbagai tempat. Kolaborasi ini dapat tercapai dengan

memasukan kondisi aktual lokal user kedalam pembuatan materi bagi

user.

3. Meningkatkan kemampuan sistem e-learning.

Dalam hal ini e-learning PT. TELKOM yang tadinya hanya bisa diakses

dari jaringan internal kantor/perusahaan di kembangakan untuk masuk

ke jaringan eksternal(internet), hal ini di tujukan untuk memperkuat

dasar dari e-learning yaitu mobilitas pembelajaran yang tinggi, selain itu

meningkatkan infrastruktur e-learning sejalan dengan pengenalan e-

leanring lebih dalam yang di tujukan untuk meningkatkan penggunaan

e-learning sebagai jalan untuk menciptakan organisasi yang belajar terus

menerus.

Strategi ST :

1. Mengenalkan fitur colaborative learning lebih dalam kepada

user.

Dengan mengenalkan fitur ini diharapkan karyawan dapat

menggunakan secara penuh fitur-fitur colaborative learning. Colaborative

learning adalah fitur di dalam e-learning yang memungkinkan antar user

e-learning untuk membagi ilmunya kepada user lain. Contoh fitur ini

adalah chatting, video conference, forum diskusi, milis, dan sebagainya.

2. Mengenalkan sistem e-learning lebih dalam kepada user.

Page 31: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

88

Dengan pengenalan lebih dalam ke karyawan diharapkan

karyawan dapat mengetahui essensi di terapkanya e-learning di

perusahaanya. Dengan pengenalan ini juga karyawan dapat lebih tahu

cara menggunakan e-learning sehingga pemanfaatan e-learning dapat

lebih effektif dan secara otomatis ketergantungan pengguna terhadap e-

learning yang terus menerus update dapat membantu pengguna dalam

mengikuti perkembangan teknologi informasi.

Strategi WO :

1. Mengembangkan infrastruktur IT.

Dengan melakukan pengembangan infrastruktur IT khususnya jaringan

diharapkan e-learning dapat digunakan di luar kantor seperti dari rumah,

online wireless dari mana saja. Dengan demikian mobilitas pembelajaran

menjadi lebih tinggi lagi. Dengan di bukanya sistem e-learning ke

jaringan eksternal perusahaan (internet) maka security dari sistem juga

harus di tingkatkan. Serta dengan pengembangan infrastruktur IT

diharapkan system down dari e-learning dapat di hilangkan sehingga

user tidak terganggu

Strategi WT :

1. Lebih berfokus terhadap infrastruktur pendukung e-learning

dan pengenalan e-learning.

Dengan strategi ini diharapkan meningkatkan fungsionalitas e-

learning sebagai pembelajaran yang mempunyai tingkat updat

informasi dan mobilitas tinggi, dalam hal ini karyawan benar-benar

Page 32: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

89

mengetahui bahwa sistem e-learning bukan di terapkan semata-

mata untuk effesiensi biaya pelatihan tetapi lebih ke tujuan jangka

panjang yaitu peningkatan kinerja karyawan. Membuka e-learning ke

internet juga dapat memperkuat fungsi e-learning. Tetapi semua ini

harus sejalan dengan pengenalan lebih dalam terhadap e-learning

bagi karyawan agar karyawan mengetahui fungsi e-learning dan

alasan mengapa e-learning di terapkan di perusahaannya.

4.7 Implikasi Hasil Penelitian.

Pengimplikasian hasil penelitian ini adalah dalam bentuk strategi penerapan e-

learning kedepanya agar lebih baik, maka dari itu dilakukan analisis strategi SWOT.

Setelah analisis SWOT dilakukan maka hasil analisis SWOT serta Analisis regresi

(kinerja karyawan, efektifitas penerapan e-learning dan hubungan kinerja dengan

penerapan e-learning) dapat diberikan kepada pihak otoritas perusahaan untuk

ditindak lanjuti.

Page 33: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

90

Gambar 4.6 Penelitian dan implikasinya

Sumber : Penulis

Hasil analisis regresi akan memberikan gambaran perusahaan tentang sistem e-

learning PT. TELKOM di mata karyawan dan peningkatan kinerja setelah

memanfaatkan e-learning. Dilihat dari hasil regresi di atas, effektifitas pemanfaatan e-

learning terhadap peningkatan kinerja karyawan cukup baik dan pemanfaatan e-

learning juga cukup baik di mata user yang menggunakan e-learning.

Setelah melihat evaluasi kita lakukan penilaian IFAS dan EFAS perusahaan pada

analisis swot, penerapan strategi ini tidak langsung di terapkan secara total, harus ada

Analisis data

Analisis

SWOT

Rekomendasi

Strategi

pemanfaatan e-

learning

Efektifitas penerapan

E-learning terhadap

peningkatan kinerja

karyawan

Hubungan

peningkatan kinerja

dengan e-learning

Peningkatan

kinerja

karyawan

Pengambilan

Data (survey)

Otoritas perusahaan yang diteliti

Penerapan hasil penelitian

Page 34: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

91

tahapan-tahapan analisis lagi karena strategi-strategi ini hanya rekomendasi dari

peneliti, sedangkan perusahaan lebih mengetahui tentang posisi perusahaan dan

strategi yang cocok. Bisa saja rekomendasi strategi yang peneliti buat hanya di jadikan

referensi, karena smua keputusan kembali lagi ke manajemen PT. TELKOM.

Implikasi secara garis besar sebagai berikut :

1. Mengembangkan infrastruktur pendukung e-learning salah satunya

menyatukan e-learning dengan jaringan eksternal perusahaan (internet).

proses ini memerlukan biaya yang tidak sedikit tetapi tidak terlalu banyak

juga karena sistem e-learning sudah ada, hanya perlu di kembangkan lagi.

Dalam mengembangkan sistim e-learning diperlukan SDM lebih banyak untuk

memanagenya, dalam hal ini divisi HR juga berturut serta menyediakan

sumberdaya manusia yang kompeten.

2. Seiring dengan pengembangan infrastruktur diikuti juga pengenalan lebih

banyak tentang e-learning kepada karyawan melalui seminar-seminar secara

klasikal dan pelatihan-pelatihan dasar menggunakan internet. diharapkan

dengan selesainya pengembangan infrastruktur e-learning para karyawan

bisa langsung dapat menikmati e-learning dengan penuh karna mereka sudah

mengetahui fungsinya.

3. Seiring dengan berjalannya e-learning, diperlukan tindakan terus menerus

(repetetif) untuk meningkatkan kualitas e-learning maka diprerlukan

peningkatan kualitas materi sehingga diharapkan kualitas peningkatan

kinerja juga naik, seperti hasil analisis regresi tentang hubungan dan

pengaruh pemanfaatan e-elarning (dimana faktor materi ada dialamnya)

Page 35: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00778-MN Bab 4.pdf · pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di

92

dengan peningkatan kinerja karyawan. Untuk menciptakan suatu konten

yang baik maka diperlukan penggabungan yang baik antara SME, tujuan

perusahaaan dan keutuhan end-user. Sukses dalam menerapkan e-learning

tergantung pada hubungan antara user, referensi materi, dan dengan semua

stakeholder di dalam proses dan menyediakan pengalaman

pembelajaran yang berarti (Baron 2006).