Bab 4 Hasil dan Pembahasan...Agar komputer client dapat melakukan koneksi ke internet, juga harus...

25
29 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Metode load balance yang digunakan sebelum penelitian yaitu dengan NTH load balance yang menggunakan 2 jaringan yaitu 2 jaringan Telkom Speedy. Pada NTH load balance 2 jalur yang ada dapat digunakan bersama-sama pada saat melakukan download dengan menggunakan Internet Download Manager. Gambar 4.1 NTH Load Balance Pada Gambar 4.1 terlihat kecepatan pada Internet Download Manager dan konfigurasi NTH load balance. Pada konfigurasi terlihat menggunakan 2 jalur gateway. Bandwidth pada kedua gateway digunakan seluruhnya dalam proses download. Penggunaan download manager menyebabkan proses browsing yang dilakukan oleh beberapa user menjadi lambat karena bandwidth yang ada terpakai pada proses download.

Transcript of Bab 4 Hasil dan Pembahasan...Agar komputer client dapat melakukan koneksi ke internet, juga harus...

  • 29

    Bab 4

    Hasil dan Pembahasan

    Metode load balance yang digunakan sebelum penelitian

    yaitu dengan NTH load balance yang menggunakan 2 jaringan yaitu

    2 jaringan Telkom Speedy. Pada NTH load balance 2 jalur yang ada

    dapat digunakan bersama-sama pada saat melakukan download

    dengan menggunakan Internet Download Manager.

    Gambar 4.1 NTH Load Balance

    Pada Gambar 4.1 terlihat kecepatan pada Internet Download

    Manager dan konfigurasi NTH load balance. Pada konfigurasi

    terlihat menggunakan 2 jalur gateway. Bandwidth pada kedua

    gateway digunakan seluruhnya dalam proses download. Penggunaan

    download manager menyebabkan proses browsing yang dilakukan

    oleh beberapa user menjadi lambat karena bandwidth yang ada

    terpakai pada proses download.

  • 30

    Penggunaan browsing lebih diperlukan sesuai dengan

    penelitian yang telah dilakukan dan melakukan wawancara dengan

    koordinator IT. Sehingga diperlukan PCC load balance yang tetap

    mengoptimalkan 2 jaringan yang ada sesuai dengan kebutuhan di

    sekolah. Setelah tahapan dalam perencanaan dan perancangan

    selesai maka melakukan tahap implementasi pada router. Pada

    Router Board 450 sudah tersedia MikroTik RouterOS yang akan

    untuk mengatur jaringan yang akan dibuat dengan PCC load

    balance. Implementasi diawali dengan konfigurasi pada modem

    yang akan digunakan kemudian konfigurasi pada router dan terakhir

    pengujian jaringan.

    4.1 Implementasi Load Balance

    4.1.1 Interfaces

    Ada tiga interface yang digunakan dalam membuat load

    balance yaitu dua interface untuk menghubungkan router dengan

    dua modem dan satu interface untuk menghubungkan router dengan

    switch dan selanjutnya dihubungkan dengan komputer client

    maupun switch lain yang berada di beberapa ruangan. Daftar

    interface dapat dilihat pada Gambar 4.2.

  • 31

    Gambar 4.2 Interface

    4.1.2 IP Addresses

    Router memiliki dua interface yang digunakan untuk WAN

    melalui modem. Sedangkan interface yang ketiga digunakan untuk

    LAN atau jaringan yang akan menghubungkan router dengan

    komputer client. Hasil konfigurasi IP Address dapat dilihat pada

    Gambar 4.3.

    Gambar 4.3 IP Address Router

  • 32

    Modem 1

    IP Address : 192.168.1.1

    Network : 192.168.1.0/29

    Modem 2

    IP Address : 192.168.2.1

    Network : 192.168.2.0/29

    Interface router Modem 1

    IP Address : 192.168.1.2

    Network : 192.168.1.0/29

    Interface router Modem 2

    IP Address : 192.168.2.2

    Network : 192.168.2.0/29

    Interface router LAN

    IP Address : 192.168.14.254

    Network : 192.168.14.0/24

    Kode Program 4.1 Kode Program IP Address

    / ip address

    add address=192.168.1.2/29 network=192.168.1.1 broadcast=192.168.1.7

    interface=Modem 1

    add address=192.168.2.2/29 network=192.168.2.1 broadcast=192.168.2.7

    interface=Modem 2

    add address=192.168.14.254/24 network=192.168.14.0

    broadcast=192.168.14.255 interface=LAN

    DNS

    Pada Gambar 4.4, DNS yang digunakan sesuai dengan DNS

    yang ada pada modem yaitu 203.130.208.18 dan 203.130.193.74.

    DNS disesuaikan dengan DNS yang ada pada modem.

  • 33

    Gambar 4.4 DNS

    NAT

    Agar komputer client dapat melakukan koneksi ke internet,

    juga harus merubah IP private client ke IP public yang ada di

    interface public yaitu Modem 1 dan Modem 2. Konfigurasi NAT

    dapat dilihat pada Gambar 4.5.

    Kode Program 4.2 Kode Program NAT

    / ip firewall nat

    add chain=srcnat out-interface=Modem 1 action=masquerade

    add chain=srcnat out-interface=Modem 2 action=masquerade

    Gambar 4.5 NAT

  • 34

    Firewall (Mangle)

    Untuk mengatur lalu lintas pada router perlu memastikan bahwa lalu

    lintas akan melalui interface yang sama dengan lalu lintas itu

    berasal. Untuk merekam aktifitas koneksi masuk harus menandai

    semua koneksi yang masuk.

    Kode Program 4.3 Kode Program Mangle

    / ip firewall mangle

    add chain=input in-interface=modem1 action=mark-connection new-

    connection-mark=modem1_conn

    add chain=input in-interface=modem2 action=mark-connection new-

    connection-mark=modem2_conn

    Lalu menetapkan routing mark untuk melihat seberapa

    banyak paket yang keluar dari router pada masing-masing jalur.

    Routing mark dibagi sesuai dengan jalur yang ditentukan yaitu jalur-

    1 dan jalur-2.

    Kode Program 4.4 Kode Program Mark Routing

    add chain=output connection-mark=modem1_conn action=mark-routing new-

    routing-mark=jalur-1

    add chain=output connection-mark=modem2_conn action=mark-routing new-

    routing-mark=jalur-2

    Action mark-routing hanya dapat digunakan dalam output

    mangle chain output dan prerouting. Pada mangle chain prerouting

    hanya menangkap semua lalu lintas yang menuju router. Dengan

    bantuan PCC load balance akan membagi beberapa kelompok lalu

    lintas sesuai dengan sumber dan tujuan. Jalur dibagi menjadi 2 jalur

    karena dalam penelitian menggunakan bandwidth yang sama besar

    yaitu masing-masing 2 Mbps. Sehingga masing-masing jalur

    mendapatkan bandwidth maksimal 2 Mbps. Konfigurasi mangle

    secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.6.

  • 35

    Kode Program 4.5 Kode Program PCC

    add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=LAN per-

    connection-classifier=both-addresses:2/0 \

    action=mark-connection new-connection-mark=modem1_conn

    passthrough=yes

    add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=LAN per-

    connection-classifier=both-addresses:2/1 \

    action=mark-connection new-connection-mark=modem2_conn

    passthrough=yes

    add chain=prerouting connection-mark=modem1_conn in-interface=LAN

    action=mark-routing new-routing-mark=jalur-1

    add chain=prerouting connection-mark=modem2_conn in-interface=LAN

    action=mark-routing new-routing-mark=jalur-2

    Gambar 4.6 Mangle

    Route

    Selanjutnya menetapkan route dengan dua routing mark

    yang menggunakan jalur-1 dan jalur-2. Jalur-1 menggunakan

    gateway 192.168.1.2 yang terhubung dengan modem 1 dan jalur-2

    menggunakan gateway 102.168.2.2 yang terhubung dengan modem

    2.

  • 36

    Kode Program 4.6 Kode Program Route

    / ip route

    add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.2 routing-mark=jalur-1

    check-gateway=ping

    add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.2 routing-mark=jalur-2

    check-gateway=ping

    Ada sudah memiliki dua jalur yang dapat digunakan

    bersamaan. Ada kemungkinan suatu saat salah satu modem maupun

    koneksi internet terputus sehingga mengganggu jalur koneksi yang

    lain. Untuk menanggulanginya dibuat fail over yang berguna jika

    salah satu jalur terputus maka koneksi internet yang awalnya

    menggunakan jalur yang terputus akan beralih secara otomatis ke

    jalur yang lain. Dalam konfigurasi ini jika ada lalu lintas yang

    masuk akan selalu memeriksa apakah gateway dapat digunakan atau

    tidak dengan ping. Konfigurasi route dapat dilihat pada Gambar 4.7.

    Kode Program 4.7 Kode Program Fail Over

    add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.2 distance=1 check-

    gateway=ping

    add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.2 distance=2 check-

    gateway=ping

    Gambar 4.7Route

  • 37

    Bandwidth Limiter

    Bandwidth limiter sebagai konfigurasi tambahan untuk

    optimasi jaringan yang digunakan untuk membatasi kecepatan

    download setiap client. Dengan pembatasan tersebut maka

    bandwidth yang digunakan oleh setiap client dapat terkendali

    sehingga tidak terjadi perbedaan yang besar dengan client yang lain.

    Pada mangle menambahkan chain forward dengan connection mark

    dan packet mark. Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada firewall

    dapat dilihat pada Gambar 4.8.

    Kode Program 4.8 Kode Program Bandwidth Limiter

    /ip firewall mangle add chain=forward scr-address=192.168.14.0/24

    action=mark-connection new-connection-mark=conn_limit passtrhough=yes

    /ip firewall mangle add chain=forward connection-mark=conn_limit

    action=mark-packet new-packet-mark=paket_down passtrhough=no

    Gambar 4.8 Limit Firewall

    Setelah membuat mangle forward, selanjutnya membuat

    queues untuk menentukan berapa batasan bandwidth tiap client.

    Hasil konfigurasi bandwidth limiter pada queue dapat dilihat pada

    Gambar 4.9.

  • 38

    Gambar 4.9 Queue

    Kode Program 4.9 Kode Program Queue

    /queue type add name=Shape kind=pcq pcq-rate=384k pcq-classifier=dst-

    address pcq-total-limit=2000

    /queue tree add name=down parent=LAN packet-mark=paket_down

    queue=Shape priority=8

    4.2 Pengujian

    Setelah konfigurasi telah selesai maka dilakukan pengujian

    untuk mengetahui performa jaringan. Pengujian dilakukan dengan

    menggunakan Internet Download Manager dan tools yang ada pada

    WinBox.

    4.2.1 Uji Download

    Pengujian awal dilakukan dengan cara mengunduh 4 data

    dengan ukuran yang cukup besar masing-masing data antara 48 MB

    sampai 95 MB menggunakan Internet Download Manager.

    Pemilihan data yang berukuran cukup besar dilakukan agar dapat

    melihat rata-rata besar bandwidth yang digunakan pada masing-

    masing data. Pengujian dilakukan dengan mematikan konfigurasi

  • 39

    bandwidth limiter sehingga terlihat pada Gambar 4.10 bandwidth

    yang digunakan pada masing-masing data tidak merata.

    Gambar 4.10 Download

    4.2.2 Torch

    Tool Torch yang ada di dalam WinBox berfungsi untuk

    memeriksa lalu lintas jaringan yaitu protokol, source address,

    source port, destination address, destination port, transmmited rate

    dan received rate. Pada Gambar 4.11 torch digunakan pada saat

    bandwidth limiter dihidupkan dan dibatasi 384 Kbps per connection

    queue dengan troughput 2,3 Mbps. Pada baris pertama dan kedua

    terlihat bandwidth yang digunakan 377 Kbps. Data tersebut

    memperlihatkan bahwa penggunaan bandwidth limiter berjalan

    dengan baik.

  • 40

    Gambar 4.11 Torch LAN

    4.2.3 Graphing

    Pada tools WinBox yang disediakan oleh MikroTik terdapat

    tool yang digunakan untuk melihat lalu lintas yang ada pada jaringan

    yang disebut Graphing. Akses Graphing dapat melalui WinBox dan

    juga dapat diakses melalui browser. Untuk mendapatkan hasil

    statistik yang lengkap saya menggunakan browser. Pada Gambar

    4.12 memperlihatkan lalu lintas pada modem 1, Gambar 4.13

    mempelihatkan lalu lintas pada modem 2 dan Gambar 4.14

    mempelihatkan lalu lintas pada LAN.

  • 41

    Gambar 4.12 Statistik pada Modem 1

    Gambar 4.13 Statistik pada Modem 2

  • 42

    Gambar 4.14 Statistik pada LAN

    Statistik diambil pada satu hari pemakaian internet. Dari

    hasil pengamatan pada gambar-gambar tersebut diperoleh data yang

    terdapat pada Tabel 4.1

    Tabel 4.1 Tabel Graphing

    Graphs Max In Max Out Average In Average Out

    Modem 1 1,85 Mbps 227,68 Kbps 404,44 Kbps 48,45 Kbps

    Modem 2 1,85 Mbps 309,48 Kbps 340,95 Kbps 30,30 Kbps

    LAN 485,56 Kbps 3,68 Mbps 70,11 Kbps 727,91 Kbps

    Max In pada modem 1 dan modem 2 adalah troughput

    maksimal pada setiap modem. Max Out pada modem 1 dan modem

    2 adalah upload maksimal pada setiap modem. Average In pada

    modem 1 dan modem 2 adalah troughput rata-rata pada masing-

    masing modem. Average Out pada modem 1 dan modem 2 adalah

    upload rata-rata pada masing-masing modem. Max In pada LAN

  • 43

    adalah upload maksimal dari penjumlahan Max Out modem 1 dan

    modem 2. Max Out pada LAN adalah troughput maksimal dari

    penjumlahan Max In modem 1 dan modem 2. Average In pada LAN

    adalah upload rata-rata dari penjumlahan Average Out modem 1 dan

    modem 2. Average In pada LAN adalah troughput rata-rata dari

    penjumlahan Average Out modem 1 dan modem 2.

    Data current in dan current out tidak dicantumkan karena

    saat akses graphing, penggunaan internet tidak banyak. Sehingga

    pada tiap statistik antarmuka terlihat kecil.

    4.3 Perbandingan antara NTH Load Balance dengan

    PCC Load Balance

    Untuk membandingkan NTH load balance dan PCC load

    balance dilakukan dengan beberapa pengujian untuk membuktikan

    kekurangan dan kelebihan dari kedua metode sesuai dengan

    kebutuhan tempat implementasi yaitu di SMA Kristen Satya Wacana

    Salatiga. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Internet

    Download Manager untuk mengetahui besarnya downstream pada

    saat beban jaringan kecil dan pada saat beban jaringan besar.

    Besarnya upstream tidak diuji karena intensitas upload yang kecil.

    Internet Download Manager digunakan untuk pengujian karena

    dapat membagi download file menjadi beberapa sesi pada protokol

    HTTP dan dapat menggunakan kedua gateway pada load balance.

    Pengujian juga dilakukan menggunakan Google Chrome sebagai

    browser.

  • 44

    4.3.1 Pengujian Downstream dengan Menggunakan Internet

    Download Manager

    Dalam perbandingan NTH load balance dan PCC load

    balance dari segi konfigurasi dan penggunaan dua gateway dengan

    bandwidth masing-masing sebesar 2Mbps pada saat downstream.

    NTH load balance digunakan sebelum perancangan PCC load

    balance. Pada saat pengujian tidak ada komputer yang menggunakan

    jaringan internet selain komputer penguji untuk mendapatkan

    bandwidth maksimal. Pengujian yang dilakukan dengan cara

    mengunduh file .exe pada website yang sudah ditentukan yaitu

    www.filehippo.com. Hal itu dengan pertimbangan pada website

    tersebut menyediakan link download yang telah diuji kecepatan

    maksimal yang didapat sesuai bandwidth yang tersedia pada

    pengujian sebelumnya yaitu pada saat tidak ada pengguna. Dengan

    kecepatan maksimal dapat memperlihatkan kecepatan maksimal

    dalam penggunaan load balance.

    Berikut hasil gambar dengan menggunakan Internet

    Download Manager (IDM) pada kedua metode.

    http://www.filehippo.com/

  • 45

    Gambar 4.15 Uji Download dengan Menggunakan IDM pada NTH Load Balance

    Gambar 4.16 Uji Download dengan Menggunakan IDM pada PCC load balance

    Pada Gambar 4.15 menunjukkan pengujian dilakukan dengan

    mengunduh 1 file dengan besar file 48,11 MB. Kecepatan download

    yang didapat pada saat menggunakan IDM yaitu 434,32 KBps. Pada

  • 46

    interface list terlihat penggunaan bandwidth pada modem 1 sebesar

    1826,5 Kbps dan modem 2 sebesar 1828,0 Kbps. Dari penjumlahan

    pada masing-masing modem didapatkan total bandwidth sebesar

    3654,5 Kbps. Pengujian pada NTH load balance dilakukan hanya

    dengan mengunduh file saja untuk menunjukkan bahwa pada

    penggunaan IDM dapat menggunakan 2 gateway sekaligus.

    Gambar 4.16 menunjukkan pengujian dilakukan dengan

    mengunduh 4 file dengan besar file berturut-turut 77,92 MB, 51,30

    MB, 48,11 MB, dan 96,62 MB. Kecepatan download yang didapat

    pada saat menggunakan IDM yaitu berturut-turut 115,74 KBps,

    49,19 KBps. 87,65 KBps, dan 193,13 KBps. Pada interface list

    terlihat penggunaan bandwidth pada modem 1 sebesar 1771,3 Kbps

    dan modem 2 sebesar 1818,5Kbps. Dari penjumlahan pada masing-

    masing modem didapatkan total bandwidth sebesar 3589,8 Kbps.

    Pada saat pengujian PCC load balance, file diunduh satu persatu

    dengan melihat jalur yang digunakan. File pertama diunduh

    menggunakan gateway modem 1. Penggunaan tersebut berasal dari

    route pertama yaitu menggunakan modem 1. File kedua diunduh

    menggunakan gateway modem 2 yang berasal dari mangle pada

    firewall. Pada unduhan file ketiga dan keempat masing-masing

    menggunakan gateway modem 1 dan modem 2.

    4.3.2 Pengujian Pada Saat Beban Jaringan Besar

    Pengujian dilakukan pada saat banyak pengguna yang

    memanfaatkan jaringan internet untuk download maupun browsing.

    Ada banyak koneksi yang terjadi sehingga bandwidth dapat

    digunakan secara penuh.

  • 47

    Gambar 14.17 Torch Beban Jaringan Besar pada NTH Load Balance

    Pada Gambar 14.17 terlihat pada Tx Rate atau transmitted

    tidak merata. Pada keadaan tersebut ada src-address dengan IP

    address 192.168.14.231 yang memiliki beberapa sesi Tx Rate yaitu

    sebesar 230.7kbps, 111.4kbps dan 87.5kbps. Hal itu membuktikan

    pada penggunaan NTH load balance pengalokasian bandwidth

    kurang merata.

  • 48

    Gambar 14.18 Torch Beban Jaringan Besar pada PCC load balance

    Pada Gambar 14.18 membuktikan PCC load balance terlihat

    lebih optimal pada saat beban jaringan besar .Ada beberapa faktor

    dalam dan luar yang dapat mempengaruhi besarnya koneksi yaitu

    ketersediaan bandwidth, routing dari private IP ke destination

    address, dan ketersediaan bandwidth server pada destination

    address.

  • 49

    Tabel 4.2 Uji Download pada saat Beban Jaringan Besar dengan NTH Load

    Balance dan PCC Load Balance

    No NTH (KBps) PCC (KBps)

    1 80.23 23.56

    2 90.57 40.34

    3 78.38 31.95

    4 63.84 36.29

    5 70.95 28.89

    6 86.39 35.49

    7 83.21 45.95

    8 75.54 37.13

    9 57.65 43.75

    10 38.96 38.36

    11 48.46 34.97

    12 50.92 28.78

    13 53.58 33.48

    14 44.29 35.96

    15 57.84 27.40

    16 52.73 37.50

    17 46.93 46.29

    18 70.29 50.13

    19 98.59 43.67

    20 86.34 33.94

    21 70.52 27.65

    22 76.85 38.39

    23 101.33 45.59

    24 103.12 48.84

    25 96.97 50.65

    26 46.28 40.94

    27 67.50 38.86

    28 87.94 45.56

    29 70.56 50.67

    30 42.39 66.50

    Rata-Rata 69.97 39.58

    Tabel 4.2 menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth

    dengan menggunakan Internet Download Manager pada saat

    menggunakan NTH load balance dan PCC load balance. Pada NTH

    load balance downstream yang didapat lebih besar. Sedangkan pada

    PCC load balance downstream terlihat lebih stabil.

  • 50

    Selanjutnya dilakukan dengan cara wawancara dengan

    beberapa pengajar secara bebas. Pengujian dilakukan untuk

    mengetahui kinerja jaringan menggunakan NTH load balance dan

    PCC load balance pada saat browsing dan download. Pada saat

    membuka halaman website dan email sering terjadi masalah.

    Halaman website tidak terbuka sepenuhnya. Pada saat download

    tidak dirasakan adanya gangguan pada kecepatan dan delay. Pada

    waktu yang berbeda pengujian yang didapat pada saat menggunakan

    PCC load balance. Pada saat membuka website tidak ada masalah.

    Pada saat download ada delay waktu beberapa detik dan kecepatan

    yang didapat lebih kecil dari kecepatan yang didapat pada saat

    menggunakan NTH load balance. Dari pengujian menggunakan

    torch dan Internet Download Manager membuktikan NTH load

    balance memiliki kelemahan dalam mengatasi permasalahan

    penggunaan bandwidth pada saat beban jaringan besar. Sedangkan

    pada PCC load balance semakin banyak pengguna yang membuat

    beban jarigan besar maka pembagian bandwidth tetap merata.

    4.3.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP

    Pengujian selanjutnya yang dilakukan dengan menggunakan

    website pendeteksi alamat IP. Website yang digunakan

    www.whatismyipaddress.com. Dengan menggunakan website ini

    akan terlihat dua alamat IP dari kedua gateway.

  • 51

    Gambar 14.19 Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway satu )

    Gambar 14.20 Pengujian dengan Pendeteksi IP ( gateway dua )

    Pada Gambar 14.19 dan Gambar 14.20 menunjukkan bahwa

    ada dua gateway yaitu 118.96.133.102 dan 180.246.108.233.

    Pengujian dilakukan dengan cara reload halaman website pendeteksi

    alamat IP pada masing-masing metode dengan rentang waktu 3

    detik.

  • 52

    Tabel 4.3 Pengujian dengan Pendeteksi Alamat IP pada NTH load balance dan

    PCC load balance

    No Gateway (NTH) Gateway (PCC)

    1 118.96.133.102 180.246.108.233

    2 118.96.133.102 180.246.108.233

    3 180.246.108.233 180.246.108.233

    4 118.96.133.102 180.246.108.233

    5 180.246.108.233 180.246.108.233

    Pada Tabel 4.3 menunjukkan penggunaan gateway pada

    NTH load balance tidak tetap karena NTH load balance

    menggunakan algoritma round robin yang mengatur beban secara

    berurutan dan bergantian dari gateway satu ke gateway lainnya yang

    membuat gateway yang digunakan tidak tetap. Sedangkan pada PCC

    load balance, gateway yang digunakan tetap karena koneksi pertama

    PCC load balance menyimpan jalur berdasarkan source dan

    destination address pada PCC matcher sehingga pada saat terjadi

    koneksi lagi akan dilewatkan ke jalur yang sudah ditetapkan PCC

    matcher.

    4.4 Hasil Analisis

    Dari pengujian yang telah dilakukan dalam perbandingan

    NTH load balance dan PCC load balance maka diambil beberapa

    hasil analisis. Hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat pada

    Tabel 4.3.

  • 53

    Tabel 4.3 Hasil Analisis

    Analisis

    Pengujian

    NTH load balance PCC load balance

    Download

    menggunakan

    Internet Download

    Manager

    Menggunakan dua

    gateway secara bersama-

    sama pada saat download

    pada Gambar 4.15

    Menggunakan hanya satu

    gateway pada Gambar 4.16

    Penggunaan

    download pada

    Tabel 4.2 dan

    browsing pada saat

    beban jaringan

    besar

    Membuka website

    sering terjadi error

    page. Terjadi loss

    packet pada saat

    melewati gateway.

    Download dapat

    berjalan dengan baik

    Membuka website

    dapat berjalan dengan

    baik. Tidak terjadi error

    page.

    Terjadi delay pada saat

    download dengan

    kecepatan yang stabil

    dibandingkan dengan

    NTH load balance.

    Pengujian dengan

    website pendeteksi

    alamat IP pada

    Tabel 4.3

    Dua gateway digunakan

    secara bergantian sesuai

    dengan algoritma yang

    digunakan yaitu algoritma

    round robin.

    Satu koneksi akan

    menggunakan gateway

    secara tetap pada batas

    waktu tertentu berdasarkan

    source dan destination

    address.