BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00459-mn...
Transcript of BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00459-mn...
81
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profile Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Grup Danone, yang dikenal sebagai Dannon di Amerika Serikat,
adalah perusahaan multinasional penghasil produk makanan di Perancis.
Perusahaan ini mengklaim dirinya sebagai pemimpin perusahaan dalam
produk susu segar, produk – produk yang dipasarkan dengan nama
perusahaan, dan juga air kemasan. Pada tahun 2007, perusahaan ini
menempatkan dirinya di posisi ke dua sebagai produsen sereal dan biskuit
terbesar serta juga memproduksi makanan bayi, selain itu juga berhasil
menjual div isi biskuit kepada Kraft Foods dan juga telah dapat mengakuisisi
Numico.
Selain merek Danone / Dannon dari produk yoghurt, perusahaan
telah memilik i merek yang telah dikenal secara internasional dari beberapa
produk air minum botolan, seperti Volv ic, Evian, dan Badoit. Sekitar 56%
pada tahun 2006 penjualan bersih berasal dari susu, 28% dari minuman,
dan 16% biskuit dan sereal.
Danone memilk i banyak merek air minum botolan di seluruh dunia.
Di Asia, telah diperoleh Yili, Aqua ( Indonesia ) dan Robust ( 92% ) dan
memilk i saham sebesar 51% di perusahaan joint venture China, memberikan
pangsa pasar sebesar 20% dan membuat vendor terkemuka air minum
botolan yang dikemas dalam Asia.
82
Perusahaan asli bertuliskan nama perusahaan yang didirikan pada
tahun 1919 oleh Isaac Carasso di Barcelona ( Spanyol ) sebagai sebuah
pabrik kecil yang memproduksi yoghurt. Pabrik itu pada awalnya diberi nama
Danone, yang diambil dari nama kecil dari anak pertamanya, Daniel Carasso.
Sepuluh tahun kemudian, sebuah pabrik pertama dibangun di
Perancis. Pada masa kedudukan Jerman pada masa perang dunia ke dua,
Daniel Carasso memindahkan perusahaanya ke New York, Amerika Serikat
guna menghindari penganiayaan akibat keimananya sebagi Yahudi. Di
Amerika Serikat, Daniel memulai kemitraan dengan orang Swiss yang lahir di
Spanyol Joe Metzger dan mengubah nama merek Dannon agar lebih
terdengar Amerika.
Pada tahun 1951, Daniel Carasso kembali ke Paris untuk mengelola
bisnis keluarganya di Perancis dan Spanyol, dan bisnis’nya di Amerika Serikat
dijual pada tahun 1959. Lalu di Eropa pada tahun 1967, Danone bergabung
dengan Gervais. Sebuah produsen keju segar terkemuka di Perancis dan lalu
merubahnya menjadi Gervais Danone.
Cabang lain dari Grup Danone adalah Industri pembuatan botol kaca
Boussois Souchon Neuvesel ( BSN ), yang didirikan oleh keluarga Antoine
Riboud. Setelah kegagalan untuk mencoba mengambil alih pertempuran
lebih besar dari saingannya Saint Gobain, Riboud mengubah perusahaanya
menjadi salah satu perusahaan pangan terkemuka di Eropa pada tahun
1970-an melalui serangkaian proses akuisisi dan merger, termasuk
melakukan merger dengan Gervais Danone pada tahun 1973.
Akuisisi awalnya mengambil bentuk integrasi vertikal, untuk
memperoleh bir Alcacian Kronenbourg dan air mineral Evian yang
merupakan pelanggan terbesar mengisi botol pabrik pada tahun 1973. Lalu
83
perusahaan tersebut melakukan merger dengan Gervais Danone dan mulai
berkembang secara internasional. Pada tahun 1979, perusahaan ini
meninggalkan perusahaan pembuatan botol kaca dengan membuang
Verreries Boussois. Pada tahun 1987, Gervais Danone mengakuisisi produsen
biscuit Eropa general Biscuit, pemilik merek LU, dan lalu pada tahun 1989
perusahaan dibeli oleh European Biscuit Operation of Nabisco.
Pada tahun 1994, BSN berubah nama menjadi Grup Danone,
mengadopsi nama kelompok merek internasional yang paling terkenal.
Franck Riboud menggantikan ayahnya, Antoine, sebagai ketua perusahaan
dan CEO pada tahun 1996 ketika Riboud senior pension. Selama masa
kepemimpinan Riboud Junior, perusahaan terus berfokus mengejar tiga
kelompo produk ( susu, minuman, dan sereal ) dan melepaskan diri dari
beberapa kegiatan yang telah menjadi non inti.
Pada tahun 1999 dan 2003, grup menjual 56% dan 44%, masing-
masing, bisnis wadah kaca tersebut. Pada tahun 2000, kelompok ini lalu
menjual sebagian besar kegiatan bir Eropa ( merek Kronenbourg dan 1664
merek dijual kepada Skotlandia dan Newcastle, Inggris £ 1,7 milyar, bisnis
daging dan keju Italia ( Egidio Galbani Spa ) yang dijual di Maret 2002
seperti juga bir yang berkegiatan produksi di China. Perusahaan Inggris (
Jacob’s ) dan produsen biskuit Irlandia dijual kepada United Biscuits pada
bulan September 2004. Pada bulan Agustus 2005, grup menjual bisnis saus
di Amerika Serikat dan di Inggris. Pada Januari 2006, bisnis saus di Asia (
Amoy Foods ) telah dijual kepada Ajinomoto. Meskipun divestasi ini, Danone
terus berkembang secara internasional di ke tiga unit usaha inti,
menekankan produk kesehatan dan kesejahteraan.
84
Pada bulan Juli 2007, diumumkan bahwa Danone telah mencapai
kesepakatan dengan Kraft untuk menjual div isi biscuit, termasuk LU dan
merek Prince, untuk sekitar € 5,3 miliar. Juga pada bulan Juli 2007, tawaran
€ 12,3 miliar kas oleh Danone untuk produk makanan bayi di Belanda dan
perusahaan klinis gizi Numico telah disepakati oleh kedua belah pihak,
menciptakan kedua produsen terbesar dunia makanan bayi.
Karena ukuran fokus yang sempit dan relatif kecil, Danone
berpotensi menjadi target pengambilalihan yang menarik bagi pesaingya,
yaitu Nestlé dan Kraft Foods. Pada pertengahan bulan Juli 2005, harga
saham Danone meningkat 20% dalam waktu dua minggu yang menjadi
rumor pendekatan tawaran oleh PepsiCo, meskipun niat ini ditolak setelah
perusahaan menyadarinya, bahwa pengambilalihan harta nasional seperi
Danone oleh asing memang dimungkinkan di pasar modal, “ekonomik
patriotik” pemerintah Perancis melangkah dengan menyusun undang -
undang untuk melindungi perusahaan dalam “industry strategis” seperti
Danone dari pengambilalihan. Ini telah dijuluki “Hukum Danone”.
Spekulasi diperbarui sekali lagi pada musim panas 2006, ketika
PepsiCo menyatakan keinginannya untuk tumbuh signifikan di Perancis
melalui akuisisi Non persaingan cukup besar, dan Kraft juga dilaporkan di Le
Figaro, sebuah Koran harian Perancis, Tidak memilik i kewenangan di pasar
saham Perancis. Ternyata ditandai dengan kemungkinan penurunan tawaran
opeh PepsiCo yang mengikuti akuisisi Danone dan Numico.
Kepala anggota kantor Danone yakni dewan direktur grup Danone
adalah Bruno Bonnell, Richard Goblet d’Alv iella, Michael David-Weill,
Emmanuel Faber, Jean Laurent, Naomasa Tsuritani, Bernard Jam, Kristen
85
Laubie, Hakan Mogren, Jacques-Alexandre Nahmias, Guylaine Saucier, Potier
Benoit, Franck Riboud dan Vincent Jacques.
Pada tahun 2004, kompensasi tahunan tiap indiv idu ini adalah
Franck Riboud, € 2.426.860, Jacques Vincent, € 1.511.140, Emmanuel Faber,
€ 746.430.
4.1.2 Danone di Indonesia
Walaupun sempat mengalami hambatan-hambatan dalam
pembangunannya perusahaan ini tetap berdiri tegak. Buktinya dengan
membangun kerja sama dengan beberapa Negara untuk membentuk sebuah
grup bisnis yang memproduksi beberapa produk dibawah naungan DANONE
GROUP, salah satunya adalah PT. DANONE DAIRY INDONESIA yang salah
satu produknya adalah ACTIVIA.
ACTIVIA merupakan produk Yoghurt pertama di Indonesia yang
diluncurkan pada tahun 2008. Indonesia merupakan Negara ke 43 yang
dimasuki produk tersebut. Di Asia selain Indonesia, Activ ia baru masuk ke
Jepang, Cina, dan Thailand. P roduk ini mengenalkan Yoghurt yang memilik i
kegunaan memperlancar pencernaan dan mengandung Prebiotik Acti
Regularis. Walaupun pada dasarnya Yoghurt memilik i kandungan yang
sama, Activ ia memberikan spesialisasi yang tidak dimiliki produk Yoghurt
jenis lainnya. Hadir dengan tampilan yang mungil namun sangat bermanfaat
bagi kesehatan, dan memiliki 3 rasa varian yang berbeda.
86
4.1.3 Visi dan Misi
Visi Activ ia adalah membantu menyehatkan pencernaan masyarakat;
membantu mengembangkan pemahaman tentang manfaat dari
pengkonsumsian produk yoghurt kesehatan.
Misi produk Activ ia adalah sebagi berikut :
• Berkomitmen untuk terus mengembangkan kesehatan
masyarakat
• Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam dan luar untuk
terus meningkatkan kualitas produk agar manfaat dapat
dirasakan oleh banyak pihak
• Terus mengembangkan inovasi – inovasi yang dapat
meningkatkan kualitas produk
4.1.4 Motto dan Filosofi
Motto “ Activ ia. Happy Tummy” merupakan pencerminan dari filosofi
yang diyakini oleh Activ ia. Filosofi Activ ia adalah dimana suatu produk yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Activ ia percaya bahwa
kualitas produk dapat mendukung pemahaman masyarakat bahwa Activ ia
merupakan produk susu yang memperhatikan hal kecil seperti kesehatan
perut (pencernaan).
Sumber : Google
Gambar 4.1 Logo Activia
87
4.1.5 Produk
Activ ia k ini hadir di tengan masyarakat dengan beberapa jenis
produk yang ditawarkan. Produk-produk tersebut meliputi: (1) Activ ia
spoonable fruit flavor yaitu yogurt prebiotik dalam bentuk cream yang
lembut, dengan kelezatan rasa buah asli, tersedia dalam kemasan cup 80 gr.
Rasa yang tersedia stroberi, mangga, dan fix fruit. (2) Activ ia spoonable with
fruit pieces yaitu yoghurt prebiotik dalam bentuk cream yang lembut, lebih
lezat dengan tambahan potongan buah asli, sehinggan tidak perlu repot lagi,
tersedia dalam kemasan cup 80 gr. Rasa yang tersedia mix berry dan
tropical fruit. (3) Activ ia minuman susu fermentasi keluarga yaitu minuman
fermentasi yang dibuat dari susu segar, rasanya lezat dan menyegarkan,
menjadi pilihan semua anggota keluarga untuk kesehatan pencernaan,
tersedia dalam kemasan botol 120 gr.
Sumber : Google
GAMBAR 4.2 PRODUK ACTIVIA
4.1.6 Struktur Organisasi (Lampiran)
Organisasi perusahaan diurus dan dipimpin oleh suatu direksi
dibawah pengawasan Dewan Komisaris yang anggota-anggotanya diangkat
oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
88
Berikut ini adalah susunan dari penjelasan mengenai tugas dan
wewenang dari organisasi PT. Danone Dairy Indonesia :
• Presiden Direktur
Direksi PT. Danone Dairy Indonesia dipimpin oleh seorang
Presiden Direktur yang bertugas menjalankan kebijaksanaan
yang telah ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Presiden
Direktur pada PT.Danone Dairy Indonesia membawahi
Direktur Keuangan, Direktur HRD, Direktur Sales dan
Direktur pemasaran.
Adapun tugas dari Presiden Direktur adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan yang telah
ditetapkan oleh Komisaris.
b. Membuat peraturan-peraturan dan pengawasan dalam
menjalankan operasi perusahaan.
c. Mengadakan hubungan keluar serta mengadakan kerja
sama dengan pihak lain.
• Direktur Keuangan
Seorang direksi yang menjabat sebagai Direktur Keuangan,
ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan keuangan.
Direktur Keuangan membawahi Bussiness analyst senior
manager, senior accounting manager, dan senior cost
accounting manager.
Adapun tugas dari Direktur Keuangan adalah sebagai
berikut:
a. Mengendalikan kegiatan-kegiatan bidang keuangan.
89
b. Mengendalikan program dan pendapatan pengeluaran
keuangan.
c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber
pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan
perusahaan.
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
e. Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab
kepada Direktur Umum.
• Direktur HRD
Seorang direksi yang menjabat Direktur HRD, ditugaskan
untuk melaksanakan tugas-tugas di bidang kepegawaian.
Direktur HRD membawahi HRD Manager yang juga langsung
membawahi HRD Supervisor.
Adapun tugas dari seorang Direktur HRD adalah sebagai
berikut :
a. Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan
dibidang administrasi kepegawaian
b. Melaksanakan Proses kegiatan Penggajian, kenaikan
pangkat, kenaikan berkala, mutasi, kesejahteraan
pegawai dan pembinaan pegawai.
c. Mengurus Proses Askes, Astek, Taspen dan proses
pegawai yang telah mencapai usia pensiun dan
penghargaan.
90
d. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada
Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan yang
perlu tentang kepegawaian.
e. Membuat laporan kegiatan Bagian Kepegawaian dan
melaksanakan Tugas lain yang berhubungan dengan
tugasnya yang diberikan oleh atasan.
• Direktur Sales
Seorang direksi yang menjabat Direktur Sales, ditugaskan
untuk melaksanakan tugas-tugas penjualan. Direktur Sales
membawahi National sales manager for proximity, National
key account manager, Channel development manager, dan
Head of tread marketing.
Adapun tugas dari Direktur Sales adalah sebagai berikut :
a. Membangun, mengelola dan mengarahkan tim
penjualan untuk mencapai tujuan perusahaan di wilayah
itu.
b. Menunjukan kemampuan produk untuk saluran mitra,
dealer dan konsumen akhir
c. Mengembangkan dan menerapkan strategi untuk
memperluas penjualan di wilayah yang telah ditetapkan.
d. Mengidentifikasi dan mendaftarkan saluran mitra untuk
meningkatkan cakupan penjualan dengan kemitraan
untuk dapat memotivasi dan mempererat hubungan
kerja.
e. Meramalkan permintaan produk di daerah yang telah
ditetapkan.
91
f. Memberikan laporan anggaran dan aktiv itas penjualan
untuk jangka waktu tertentu.
g. Bertatap langsung dengan pelanggan untuk memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
h. Mengontak pelanggan untuk menjaga hubungan dengan
menyarankan produk baru dan pelayanan lainnya dan
mendapat umpan balik.
i. Mempercepat penyelesaian masalah pelanggan atau
pengaduan.
j. Berpartisipasi dalam pameran perdagangan untuk
mewakili organisasi dan membagikan informasi tentang
produk.
k. Memberikan umpan balik kepada tim pemasaran dan
produk untuk meningkatkan produk masa depan.
l. Membagikan ide-ide dan kebutuhan pelanggan tentang
sik lus hidup produk.
• Direktur Pemasaran
Seorang Direksi yang menjabat Direktur Pemasaran,
ditugaskan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran.
Direktur Pemasaran membawahi Brand Director, Reg. affair
ecxecutive, MRCI assistant manager, dan Nutrition manager.
Adapun tugas dari Direktur Pemasaran sebagai berikut :
a. penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang
pemasaran.
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan pasar,
promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana
92
promosi berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. penyusunan standar, norma, kriteria, dan prosedur di
bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri,
promosi dalam negeri, dan sarana promosi.
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi bidang
pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi
dalam negeri, dan sarana promosi.
4.2 Profil Responden
Di dalam penelitian ini kami mengunakan beberapa kriteria untuk
menentukan profil responden, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Profil responden berdasarkan jenis kelamin.
2. Profil responden berdasarkan usia.
Profil tersebut didapat dari penyebaran 100 kuesioner langsung kepada
konsumen yang mengkonsumsi produk Activ ia di universitas Bina Nusantara.
Dengan persetujuan dan kesediaan konsumen untuk mengisi kuesioner
tersebut, maka didapatkan data sebagai berikut:
4.2.1 Data profil responden menurut jenis kelamin :
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Wanita 64 64%
Pria 36 36%
93
Total 100 100%
Gambar 4.3 Jenis kelamin
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari data responden berdasarkan jenis kelamin, maka dapat
diketahui bahwa jumlah pelanggan dengan jenis kelamin wanita lebih
dominan yaitu sebesar 64% sedangkan pelanggan dengan jenis kelamin pria
sebesar 36%.
4.2.2 Data profil responden menurut usia
Tabel 4.2 Usia
Usia Jumlah Presentase
<18 tahun 5 5%
18-19 tahun 16 16%
20-21tahun 58 58%
>21 tahun 21 21%
Total 100 100%
94
Gambar 4.4 Usia
Dari data responden berdasarkan usia di atas, maka dapat diketahui
bahwa jumlah konsumen dengan usia sekitar 20-21 tahun lebih dominan
yaitu sebesar 58%. Sedangkan usia konsumen yang terbesar kedua adalah
konsumen yang berusia lebih dari 21 tahun yaitu sebesar 21%. Dan diikuti
konsumen dengan usia antara 18-19 tahun sebesar 16%, dan terakhir
konsumen berusia kurang dari 18 tahun 5%.
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-
2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 100, sehingga nilai df = 98. Dengan
begitu, diperoleh nilai ttabel = 1.66. Selanjutnya dengan menggunakan rumus
rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0.17.
Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut:
• Jika rhitung > 0.17, maka butir pertanyaan tersebut valid
• Jika rhitung < 0.17, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
Sedangkan dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai
berikut:
95
• Jika Cronbach Alpha > 0.17, maka data reliable
• Jika Cronbach Alpha < 0.17, maka data tidak reliabel
Pada penyebaran kuesioner uji coba terhadap 30 sampel, diperoleh hasil
bahwa semua butir pertanyaan valid.
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepuasan Pelanggan
Variabel X diukur melalui butir pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11.
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut dalam Tabel 4.3:
Tabel 4.3 Validitas Variabel Kepuasan Pelanggan
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
1 0.865 Valid
2 0.875 Valid
3 0.896 Valid
4 0.899 Valid
5 0.885 Valid
6 0.864 Valid
7 0.877 Valid
8 0.890 Valid
9 0.837 Valid
10 0.858 Valid
11 0.888 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data
96
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS
diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0.976 > 0.17 (rtabel) maka data reliabel.
Jadi untuk variabel X, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan
untuk proses analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11.
4.3.2 Uji Validitas dan reliabilitas Variabel Word of Mouth
Variabel Y diukur melalui butir pertanyaan 12,13,14,15,16. Dengan
menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam
Tabel 4.4:
Tabel 4.4 Validitas Variabel Word of Mouth
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
12 0.753 Valid
13 0.696 Valid
14 0.702 Valid
15 0.705 Valid
16 0.708 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS
diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0.879 > 0.17 (rtabel) maka data reliabel.
Jadi untuk variabel Y, data hasil kuesioner yang dapat digunakan
untuk proses analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan
12,13,14,15,16.
97
4.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian
Konsumen
Variabel Z diukur melalui butir pertanyaan 17,18,19,20,21,22.
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut dalam Tabel 4.5:
Tabel 4.5 Validitas Variabel Keputusan pembelian Konsumen
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
17 0.791 Valid
18 0.807 Valid
19 0.812 Valid
20 0.766 Valid
21 0.786 Valid
22 0.807 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Untuk menguji reliabilitas data, maka hasil dari perhitungan SPSS,
diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0.930 > 0.17 (rtabel) maka data reliabel.
Jadi untuk variabel Z, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan
untuk proses analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan
17,18,19,20,21,22.
4.4 Uji Normalitas
4.4.1 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Pelanggan
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil
sebagai berikut dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.5:
98
Tabel 4.6 Test of Normality Variabel Kepuasan Pelanggan
Gambar 4.5 Grafik Normalitas variabel kepuasan Pelanggan
Dasar pengambilan keputusan
Jika angka sig Uji Kolmogorov-Smirnov > 0.05 maka data berdistribusi
normal
Jika angka sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi
normal
99
Keputusan
Variabel X memlik i sig = 0.059 (>0.05) maka data berdistribusi normal,
sehingga variabel X dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.4.2 Uji Normalitas variabel Word of Mouth
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil
sebagai berikut dalam Tabel 4.7 dan Gambar 4.6:
Tabel 4.7 Test of Normality Variabel Word of Mouth
Gambar 4.6 Grafik Normalitas Variabel Word of Mouth
100
Dasar Pengambilan keputusan
Jika angka sig Uji Kolmogorov-Smirnov > 0.05 maka data berdistribusi
normal
Jika angka sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi
normal
Keputusan
Varibel Y memilik i sig = 0.200 (>0.05) maka data berdistribusi normal
sehingga variabel Y dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.4.3 Uji Normalitas Variabel Keputusan Pembelian Konsumen
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil
sebagai berikut dalam Tabel 4.8 dan Gambar 4.7:
Tabel 4.8 Test of Normality Variabel Keputusan Pembelian
Konsumen
101
Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Keputusan pembelian
Konsumen
Dasar Pengambilan keputusan
Jika angka sig Uji Kolmogorov-Smirnov > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika angka sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
Keputusan
Variabel Z memiliki sig = 0.194 (>0.05) maka data berdistribusi normal, sehingga
variabel Z dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya
4.5 Pengujian Analisis Jalur (Path Analysis)
Langkah pengujian analisis jalur ini dibagi menjadi dua, dimana
penguj ian dilakukan secara keseluruhan dan indiv idu untuk 2 struktur yang
102
dipecah juga menjadi sub-struktur 1 dan sub-struktur 2. Berikut ini
merupakan kerangka hubungan antara jalur (X terhadap Y, X terhadap Z,
dan Y terhadap Z) dan dibuat dalam persamaan structural sebagai berikut:
Y= ρyX + ρYε1
Y = ρZXX + ρ ZYY + ρ2εZ
ε1 ε2
pYx pZ ρzy pY
ρzx
Gambar 4.8 Struktur Pengaruh X, Y dan Z
4.5.1 Pengujian Sub-Struktur 1
Analisis Pengaruh Kepuasan Pelanggan (X) v ia Word of Mouth (Y)
• Penguj ian secara indiv idual antara variabel Kepuasan Pelanggan (X)
dan variabel Word of Mouth (Y)
Langkah untuk melakukan analisis jalur sEperti yang tergambar pada
gambar 4.9 struktur akan dipecah menjadi 2 bagian,yaitu sub
struktur 1 dan sub stuktur 2, Pertama-tama yang akan dibahas
adalah sub strukut 1 seperti gambar dibawah ini:
X Z Y
103
ε1
py
ρYx
Gambar 4.9 Sub-struktur 1
a. Korelasi Kepuasan Pelanggan (X) terhadap Word of Mouth (Y)
Analisa korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel (X) dengan variabel (Y). Koefisien korelasi antara Kepuasan
pelanggan (X) dengan Word of Mouth (Y) dilakukan dengan
menggunakan program SPSS. Hasil pengolahan korelasi,
diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Korelasi Pearson X dan Y
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 4.9 Dapat diartikan bahwa ada hubungan antara
Kepuasan Pelanggan terhadap Word of Mouth karena dengan melihat lima
indikator kepuasan pelanggan (kualitas barang, kualitas pelayanan, faktor
Kepuasan konsumen (X)
WOM (Y)
104
emosional, harga dan kemudahan), konsumen yang merasa puas dapat
menciptakan Word of Mouth yang dapat diperlihatkan pada Tabel 4.9 bahwa
besarnya hubungan Kepuasan Pelanggan (X) dengan Word of Mouth (Y)
yang dihitung dengan koefisien adalah 1 atau (rrx1 = 0.717). Hal ini
menunjukkan hubungan yang kuat antara Kepuasan pelanggan (X) dengan
Word of Mouth (Y) pada produk Activ ia.
Untuk mengetahui hubungan variabel Kepuasan Pelanggan dengan
variabel Word of Mouth produk Activ ia, maka dilakukan uji signifikan sebagai
berikut:
Hipotesis:
Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan
Pelanggan dengan variabel Word of Mouth produk Activ ia
Ha = Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan
Pelanggan dengan variabel Word of Mouth produk Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 maka Ho diterima
Sig ≤ 0.05 maka Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
105
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikan diatas dapat diketahui bahwa Kepuasan
pelanggan dan Word of Mouth memilik i hubungan secara nyata
dimana hubungan tersebut bersifat kuat (≥0.5) dan searah (nilai X
memiliki nilai positif) yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.1 sebesar
0.717
b. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antara Variabel Kepuasan
pelanggan dengan variabel Word of Mouth
Tabel 4.10 Anova Sub-Struktur 1
Tabel 4.11 Model Summary Sub-strukutr 1
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Kepuasan
Konsumen (X) secara simultan dan signifikan terhadap variabel Word of
Mouth (Y) produk Activ ia
106
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Kepuasan Konsumen (X)
secara simultan dan signifikan terhadap variabel Word of Mouth (Y) produk
Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 Ho diterima
Sig ≤ 0.05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Variabel Kepuasan Pelanggan (X), memilik i penagruh atau kontribusi yang
signifikan secara simultan terhadap variabel Word of Mouth (Y) pada produk
Activ ia. Maka itu, pengujian secara indiv idual dapat dilakukan atau
dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y
dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.11, dimana nilai
R2 = 0.515 = 51.5%. Jadi, 51.5% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh
variabel X, sedangkan sisanya sebesar 48.5% dipengaruhi oleh variabel lain
di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel
lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) = √ 1 – R2 =
√ 1 – 0.515 = 0.485
Jadi dilihat dari teori Kepuasan Pelanggan yang memilik i beberapa
indikator yakni kualitas produk, kualitas pelayanan, faktor emosional, harga
dan kemudahan dapat menciptakan / mempengaruhi Word of Mouth secara
simultan dan signifikan. Hal ini didukung oleh fakta dari hasil pengolahan
data SPSS yakni 0.000 lebih besar dari 0.05 yang berarti ada pengaruh atau
107
kontribusi antara variabel kepuasan konsumen ( X ) terhadap Word of Mouth
( Y ) produk Activ ia.
c. Pengujian Secara Individu antara Variabel Kepuasan pelanggan dengan
variabel Word of Mouth
Tabel 4.12 Coefficients sub-struktur 1
Hipotesis:
Ho = tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel kepuasan
pelanggan (X) secara simultan dan signifikan terhadap variabel Word of
Mouth (Y) produk Activ ia
Ha = ada pengaruh atau kontribusi antara variabel kepuasan pelanggan (X)
secara simultan dan signifikan tarhadap variabel Word of Mouth (Y) produk
Activ ia.
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 Ho diterima
Sig ≤ 0.05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
108
Kesimpulan:
Variabel Kepuasan Pelanggan (X) berpengaruh dan berkontribusi secara
signifikan terhadap variabel Word of Mouth (Y) pada produk Activ ia
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, namun
disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data
sehingga model sub-struktur 1 menjadi seperti terlihat pada Gambar 4.10
berikut:
0.485
0.717
Gambar 4.10 Sub struktur 1 beserta koefisien jalur
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 1:
Y = ρX1YX + ρyε1
Y = 0.717 X + 0.485 ε1
Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa:
• Nilai Word of Mouth (Y) dipengaruhi oleh Kepuasan Pelanggan (X),
secara simultan sebesar 51.5% dan sisanya sebesar 48.5% dipengaruhi
oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
Kepuasan konsumen (X)
WOM (Y)
Konsumen
109
4.5.2 Pengujian Sub-struktur-2
Analisis Pengaruh Kepuasan Pelanggan (X) serta Word of Mouth (Y)
terhadap keputusan pembelian konsumen (Z)
Selanjutnya, analisa pengaruh Kepuasan Pelanggan (X), Word of Mouth (Y)
terhadap Keputusan pembelian konsumen (Z) akan digambarkan dalam sebuah
model yang selanjutnya akan disebut dengan sub-struktur 2. Adapun sub-struktur 2
tersebut digambarkan pada Gambar 4.11 sebagai berikut:
Gambar 4.11 Sub-struktur 2
a. Korelasi Kepuasan Pelanggan (X) terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen (Z)
Analisa korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel (X)
dengan variabel (Z). Koefisien korelasi antara Kepuasan pelanggan (X) dengan
Keputusan Pembelian Konsumen (Z) dilakukan dengan menggunakan program
SPSS. Hasil pengolahan korelasi, diperlihatkan pada tabel berikut:
110
Tabel 4.13 Korelasi Pearson X dan Z
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 4.13 Dapat diartikan bahwa Kepuasan Pelanggan dapat
memberikan pengaruh terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Untuk mengetahui
hubungan variabel Kepuasan Pelanggan dengan variabel Word of Mouth produk
Activ ia, maka dilakukan uji signifikan sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan
Pelanggan dengan variabel Keputusan Pembelian Konsumen produk Activ ia
Ha = Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Pelanggan
dengan variabel Keputusan Pembelian Konsumen produk Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 maka Ho diterima
Sig ≤ 0.05 maka Ho ditolak
111
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Melalui uji signifikan diatas dapat diketahui bahwa Kepuasan pelanggan dan
Keputusan Pembelian Konsumen memiliki hubungan secara nyata dimana
hubungan tersebut bersifat cukup kuat (≥0.5) dan searah (nilai X memilik i
nilai positif) yang dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebesar 0.573.
Jadi berdasarkan teori yang mendukung Kepuasan pelanggan dan Keputusan
pembelian konsumen dimana Keputusan pembelian didukung oleh beberapa
indikator yakni pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian
dapat dipastikan memiliki hubungan secara nyata dan cukup kuat. Hal
tersebut didukung fakta dari hasil pengolahan melalui SPSS bahwa
hubungan tersebut bersifat cukup kuat yakni 0.573 lebih besar dari 0.05
yang berarti hubungan tersebut kuat dan nyata.
b. Korelasi Word of Mouth (Y) terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
(Z)
Analisa korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel (Y)
dengan variabel (Z). Koefisien korelasi antara word of Mouth (Y) dengan
Keputusan Pembelian Konsumen (Z) dilakukan dengan menggunakan program
SPSS. Berdasarkan Tabel 4.13 Dapat diartikan bahwa word of Mouth dapat
memberikan pengaruh terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Untuk
112
mengetahui hubungan variabel Kepuasan Pelanggan dengan variabel Word of
Mouth produk Activ ia, maka dilakukan uji signifikan sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Word of Mouth
dengan variabel Keputusan Pembelian Konsumen produk Activ ia
Ha = Ada hubungan yang signifikan antara variabel Word of Mouth dengan
variabel Keputusan Pembelian Konsumen produk Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 maka Ho diterima
Sig ≤ 0.05 maka Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Melalui uji signifikan diatas dapat diketahui bahwa Word of Mouth dan
Keputusan Pembelian Konsumen memilik i hubungan secara nyata dimana
hubungan tersebut bersifat kuat (≥0.5) dan searah (nilai X memiliki nilai
positif) yang dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebesar 0.669.
Jadi berdasarkan teori yang mendukung tentang Word of Mouth yang
memilki 3 indikator yakni talk ing, promoting dan selling dapat menciptakan
Keputusan pembelian konsumen. Hal ini dapat didukung oleh hasil
pengolahan data melalui SPSS dimana dapat diberikan fakta bahwa terdapat
113
hubungan yang nyata dan bersifat kuat yakni 0.669 lebih besar dari pada
0.05.
Hasil uji korelasi Pearson antara variable X, Y, dan Z di atas dapat diringkas
sebagai berikut dalam Tabel 4.14
Tabel 4.14 Sifat Hubungan Bivariat X, Y dan Z
Hubungan
antara Korelasi Sifat Hubungan
X dengan Z 0.573 Cukup Kuat, Searah, dan Signifikan
Y dengan Z 0.669 Kuat, Searah, dan Signifikan
c. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) Kepuasan pelanggan (X)
serta Word of Mouth (Y) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Z)
produk Activia
Tabel 4.15 Anova Sub-Struktur 2
Tabel 4.16 Model Summary Sub-struktur 2
114
Hipotesis:
Ho = T idak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Kepuasan Pelanggan (X)
dan Word of Mouth (Y) secara simultan dan signifikan terhadap variabel Keputusan
Pembelian Konsumen (Z) produk Activ ia
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Kepuasan Pelanggan (X) dan
Word of Mouth (Y) secara simultan dan signifikan terhadap variabel Keputusan
Pembelian Konsumen (Z)) produk Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 Ho diterima
Sig ≤ 0.05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Variabel Kepuasan Pelanggan (X) dan Word of Mouth (Y) memiliki pengaruh atau
kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Keputusan Pembelian
Konsumen (Z) pada produk Activ ia. Maka itu, pengujian secara indiv idual dapat
dilakukan atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X dan Y secara simultan terhadap variabel Z
dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.5.7, dimana nilai R2 =
0.465 = 46.5%. Jadi, 46.5% nilai dari variabel Z dipengaruhi oleh variabel X dan Y,
sedangkan sisanya sebesar 53.5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian
ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang
mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) = √ 1 – R2 = √ 1 – 0.465 = 0.535
115
Jadi berdasarkan teori-teori yang mendukung mengenai Kepuasan
pelanggan, Word of Mouth, dan Keputusan pembelian dapat dipastikan bahwa
terdapat pengaruh atau kontribusi variabel X, Y dan Z. Dimana hal ini juga didukung
oleh fakta dari hasil pengolahan data melalui SPSS dimana didapatkan hasil 0.000
yang berarti lebih besar dari 0.05 yang artinya terdapat pengaruh atau kontribusi
secara simultan terhadap variabel Z.
d. Pengujian Secara Individu
• Pengujian secara individu antara variabel Kepuasan pelanggan (X)
dengan variabel keputusan pembelian Konsumen (Z)
Tabel 4.17Coefficients sub-struktur 2
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel kepuasan pelanggan (X)
secara signifikan terhadap variabel Keputusan pembelian Konsumen (Z) produk
Activ ia
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel kepuasan pelanggan (X) secara
signifikan tarhadap variabel Keputusan Pembelian konsumen (Z) produk Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 Ho diterima
Sig ≤ 0.05 Ho ditolak
116
Keputusan:
Sig = 0.075 ≥ 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Kesimpulan:
Variabel Kepuasan Pelanggan (X) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Keputusan pembelian Konsumen (Z) pada produk Activ ia
• Pengujian secara individual antara variabel Word of Mouth (Y) dan
variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Z)
Uji secara indiv idual ditunjukkan oleh Tabel 4.17 Coefficients
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Word of Mouth (Y) secara
signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Z) produk Activ ia
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Word of Mouth (Y) secara
signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Z) produk Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 Ho diterima
Sig ≤ 0.05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Variabel Word of Mouth (Y) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Keputusan pembelian Konsumen (Z) pada produk Activ ia
Kerangka hubungan antara jalur Kepuasan Pelanggan (X) terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Z), dan Word of Mouth (Y) terhadap Keputusan pembelian
Konsumen (Z) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut:
117
Y = pzxX + pzyY + pzε2
Y = 0.192X + 0.717Y + 0.535 ε2
R2 = 0.465
py ε1 = √ 1 – R2 = √ 1 – 0.465 = 0.535
Dalam pengujian secara indiv idu diperoleh bahwa variabel Kepuasan
Pelanggan (X) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Word of Mouth (Y)
berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Keputusan pembelian Konsumen
(Z), maka nilai koefisien jalur (beta) dapat dilihat dalam tabel 4.5.8 yaitu:
• Koefisien jalur X terhadap Z (pYZ) = 0.192
• Koefisien jalur Y terhadap Z (pXZ) = 0.531
Model sub-struktur 2:
ε2
ρZx pZ
ε1
pY
pZy
Gambar 4.12 Sub-struktur 2 Beserta Koefisien jalur
Persamaan strukutral untuk sub-struktur 2 adalah sebagai berikut:
Z = pzxX + pzyY + pzε2
Z = 0.192X + 0.531Y + 0.535 ε2
R2 = 0.465
Dengan ini berarti analisa sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 telah
selesai, maka dapat digambarkan struktur hubungan kausal secara lengkap,
X
Y
Z
118
yakni hubungan antara variabel X, Y, dan Z yang memilik i persamaan
struktural:
Persamaan sub-struktur 1:
Y = 0.717 X + 0.485 ε1
Persamaan sub-struktur 2:
Z = 0.192X + 0.531Y + 0.535 ε2
0.485 0.535
0.717 0.531
0.192
Gambar 4.13 Sub-struktur 2 Beserta Koefisien Jalur Baru
Namun, dari hasil analisis membuktian bahwa ada koefisien jalur yang tidak
signifikan, yaitu Kepuasan Pelanggan (X). Maka itu, model 2 perlu diperbaik i melalui
metode trimming dengan mengeluarkan variabel Kepuasan Pelanggan (X) yang
dianggap hasil koefisien jalur tidak signifikan dari analisisnya. Kemudian diulang atau
diuji lagi tanpa mengikutsertakan variabel (X). Hasil perhitungan dengan
menggunakan program SPSS menghasilkan output sebagai berikut (Tabel 4.18-
4.20)
X Y Z
119
4.5.3 Pengujian Sub-struktur 2 Model 2
a. Pengujian Model 2 secara Simultan (Keseluruhan) antar Word of Mouth
(Y) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Z) Produk Activia
Tabel 4.18 Anova Sub-struktur 2 Model 2
Tabel 4.19 Model Summary Sub-struktur 2 Model 2
Tabel 4.20 Coeffisients Sub-strukutr 2 Model 2
120
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Word of Mouth (Y) secara
simultan dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Z)
produk Activ ia
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Word of Mouth (Y) secara
simultan dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Z))
produk Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 Ho diterima
Sig ≤ 0.05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Variabel Word of Mouth (Y) memiliki pengaruh atau kontribusi yang signifikan secara
simultan terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Z) pada produk Activ ia.
Maka itu, pengujian secara indiv idual dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X dan Y secara simultan terhadap variabel Z
dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.19, dimana nilai R2 =
0.447 = 44.7%. Jadi, 44.7% nilai dari variabel Z dipengaruhi oleh variabel Y,
sedangkan sisanya sebesar 55.3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian
ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang
mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) = √ 1 – R2 = √ 1 – 0.447 = 0.553
121
Jadi berdasarkan teori-teori yang mendukung mengenai Word of Mouth dan
Keputusan pembelian dapat dipastikan bahwa terdapat pengaruh atau kontribusi
variabel Y dan Z. Dimana hal ini juga didukung oleh fakta dari hasil pengolahan data
melalui SPSS dimana didapatkan hasil 0.000 yang berarti lebih besar dari 0.05 yang
artinya terdapat pengaruh atau kontribusi secara simultan terhadap variabel Z.
b. Pengujian Model 2 secara Individu antar variabel Word of Mouth (Y)
dan variaebel Keputusan Pembelian Konsumen (Z)
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Word of Mouth (Y)
secara signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Z) produk
Activ ia
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Word of Mouth (Y) secara
signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Z) produk Activ ia
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig ≥ 0.05 Ho diterima
Sig ≤ 0.05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0.000 ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Variabel Word of Mouth (Y) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Keputusan pembelian Konsumen (Z) pada produk Activ ia
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-stuktur 2 untuk model 1 yang
mengalami perubahan yaitu menjadi seperti tampak pada gambar dibawah ini:
122
0.553
0.669
Gambar 4.14 Model 2 Sub-struktur 2 berserta Koefisien jalur
Jadi dapat diperoleh persamaan struktural dari Modek 2 sub-struktur 2:
Z = ρzy Y + ρz ε2
Z = 0.669 + 0.553 ε2
Dari persamaan struktural Model 2 sub-struktur 2 dapat diartikan bahwa:
• Keputusan Pembelian Konsumen (Z) dipengaruhi oleh Word of Mouth (Y)
secara simultan sebesar 44.7% dan sisanya sebesar 55.3% dipengaruhi
variabel lain diluar penelitian ini.
• Setiap peningkatan Word of Mouth (Y) sebesar satu, maka Keputusan
Pembelian Konsumen (Z) akan naik sebesar 0.669. begitu juga sebaliknya,
jika penurunan (Y) sebesar satu, maka Keputusan pembelian Konsumen (Z)
juga akan turun sebesar 0.669.
Jadi keseluruhan pengaruh kausal variabel Kepuasan pelanggan (X),
terhadap Word of Mouth (Y) yang berdampak pada keputusan pembelian Konsumen
(Z) setelah dilakukan trimming dapat digambarkan dalam model struktur lengkap
sebagai berikut (Gambar 4.15):
WOM (Y)
Keputusan Pembelian Konsumen (Z)
123
0.485 0.553
0.717 0.669
0.192
Gambar 4.15 Hubungan kausal Variabel X, Y Terhadap Z Setelah Trimming
Sehingga dari gambar 4.15 diatas diketahui seluruh koefisien jalur dari
hubungan maka diketahui pula pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta
pengaruh total dari tiap-tiap variabel yang mempengaruhi variabel tertentu. Hasilnya
dirangkum dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.21 Rangkuman Pengaruh Kepuasan Pelanggan (X); Word of
Mouth (Y) secara simultan dan Signifikan terhadap Keputusan
pembelian Konsumen (Z)
Pengaruh Variabel Pengaruh kausal
Langsung Tidak Langsung
Melalui Variabel Y Total
X terhadap Y 0.717 -- 0.717
X terhadap Z 0.192 0.192 x 0.669 =
0.128
0.32
Y terhadap Z 0.669 -- 0.669
ε1 1-0.5152 = 0.735 -- 0.735
ε2 1-0.4472 = 0.800 -- 0.800
X Z Y
124
4.6 Implikasi Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan SPSS versi 16 maka dapat
diperoleh kesimpulan hasil keseluruhan pengaruh kausal variabel Kepuasan Pelanggan
(X) v ia Word of Mouth (Y) yang berdampak pada Keputusan Pembelian Konsumen (Z)
adalah sebagai berikut perhitungan analisis jalur struktural tersebut:
1. Penerapan Kepuasan pelanggan (X) terhadap Word of Mouth (Y) produk Activ ia
sebesar (0.717)2 atau 51.5% artinya berpengaruh kuat. Dan sisanya 48.5% nilai
Word of Mouth dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian. Hal tersebut
sesuai dengan teori bahwa Kepuasan Pelanggan dapat menciptakan Word of Mouth
dengan cara lewat talk ing, promoting, dan selling. Dan Sebaiknya Activ ia terus
memperhatikan hal-hal yang dapat menimbulkan word of mouth yang positif,
misalkan kualitas rasa, kualitas packaging, inovasi-inovasi varian rasa.
2. Kepuasan pelanggan (X), Word of Mouth (Y) memilik i kontribusi yang signifikan
secara simultan terhadap Keputusan pembelian Konsumen (Z) produk Activ ia, bahwa
secara keseluruhan menyatakan signifikan. Namun, secara indiv idual tidak semua
sub-struktur diterima, karena berdasarkan pengujian jalur sub-struktur 2, koefisien
jalur X terhadap Z tidak signifikan, sedangkan koefisien Y terhadap Z signifikan.
Dengan demikian, dapat diperoleh informasi bahwa Word of Mouth berkontribusi
secara simultan dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Besarnya
kontribusi Word of Mouth terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar 0,6692 x
100% = 44.76% dan sisanya sebesar 55.24% dipengaruhi faktor-faktor lain di luar
penelitian ini dengan memperkuat aktifitas selling.
3. Pengaruh tidak langsung Kepuasan pelanggan (X) terhadap Keputusan pembelian
Konsumen (Z) melalui Word of Mouth (Y) sebesar 0.32. Dengan demikian pengaruh
X terhdap Z sebesar 0.32. Maka dari itu sebaiknya Activ ia dapat meningkatkan
125
kepuasan pelanggan terhadap Activ ia dengan cara memperhatikan kualitas produk
yang dimiliki.
4. Penerapan Word of Mouth (Y) mempengaruhi Keputusan pembelian Konsumen (Z)
sebesar (0.669)2 atau berkontribusi sebesar 44.76% atau sama dengan 55.24% nilai
variabel keputusan Pembelian Konsumen dipengaruhi oleh variabel lain diluar
penelitian.