BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/ecolls/doc/Bab4/2013-2-00744-AR...
Transcript of BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/ecolls/doc/Bab4/2013-2-00744-AR...
33
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Perbandingan Survey Rumah Sakit
4.1.1 Analisa Citra Bangunan
1. Kemang Medical Care
Gambar 4.1 Kemang Medical Care Sumber: archdaily.com
Untuk sebuah fasilitas kesehatan untuk anak, bangunan Kemang
Medical Care cukup mencerminkan aspek tersebut. Dari jauh fasad kaca
warna-warni cukup menarik perhatian. Keunikan desain rumah sakit ini
dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen dan mendapatkan
pengakuan publik. Selama ini rumah sakit biasanya hanya di desain
secara konvensional tanpa memperhatikan keunikan desain.
Gambar 4.2 Fasad Kemang Medical Care Sumber: archdaily.com, diakses 14 Maret 2014
Aboday Architect sebagai konsultan arsitek Kemang Medical Care
menggunakan panel kaca warna-warni sebagai fasad selain untuk
meningkatkan tampilan ekterior bangunan, tapi juga meningkatkan
kualitas interior ruang dengan memproduksi berbagai warna cahaya
untuk setiap kamar. Ide fasad yang berwarna-warni ini datang dari
34
sebuah teori tentang terapi warna. Terapi warna merupakan bagian dari
penyembuhan alami yang menggunakan warna untuk menyeimbangkan
energi pada tubuh sesorang, baik itu fisik, emosional, spiritual, maupun
mental.
Secara interior, Kemang Medical Care memberikan suasana alam
pada ruang tunggu, dengan member bukaan jendela ke pemandangan
luar, atau dengan lukisan mural pada dinding ruang, memberi kesan pada
anak tidak sedang berada di rumah sakit.
2. RSUD Pasar Rebo
Rumah Sakit ini terdiri dari beberapa masa bangunan. Gedung A
terdiri dari 4 lantai yang melayani pelayanan kesehatan umum dan rawat
inap. Sedangkan gedung B terdiri dari 8 lantai dengan pelayanan poli
klinik dan kapasitas rawat inap yang lebih banyak.
Bangunan yang mengadopsi arsitektur tropis dengan penggunaan
atap limas ini tidak terlihat begitu istimewa. Penggunaan warna biru
untuk atap dan merah oranye terlihat seperti bangunan rumah sakit
konvensional. Hal ini dapat dikarenakan rumah sakit ini merupakan milik
Gambar 4.3 Interior ruang tunggu KMC Sumber: archdaily.com
Gambar 4.4 Interior lobby KMC Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.5 RSUD Pasar Rebo Sumber: rsudpasarrebo.com, diakses 14 Maret 2014
35
pemerintah dan diselenggarakan untuk semua golongan dengan
pelayananan secara umum sehingga tidak memperlihatkan aspek anak di
luar maupun dalam bangunannya.
3. Randall Children Hospital
Bangunan yang memiliki 9 lantai ini memiliki fasilitas dan
pelayanan kesehatan yang didedikasikan untuk anak. Rumah sakit ini
terkesan modern dan bold dengan fasad kaca, baja, dan struktur beton.
Secara ekterior mungkin rumah sakit ini tidak terlalu menampakkan
unsur anak yang seharusnya dicirkan dengan desain arsitektur yang lebih
dinamis dan playful. Karakter bangunan ini terkesan formal dengan
penggunaan material dengan warna senada pada fasad. Namun, kesan ini
jauh berbeda dengan kesan interiornya. Interior rumah sakit ini terkesan
hangat dan playful.
4. Konsep Perancangan Bangunan
Dalamp perancangan rumah sakit, kesan formal harus tetap
ditunjukkan. Hal ini terkait dengan rumah sakit sebagai fasilitas yang
Gambar 4.6 Tampak RSUD Pasar Rebo Sumber: rsudpasarrebo.com, diakses 18 Maret 2014
Gambar 4.7 Randall Children Hospital Sumber: coffmanexcavation.com, diakses 11 April 2014
36
memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Karena itulah
rumah sakit masih mempertahankan kesan konvensionalnya. Untuk
perancangan rumah sakit anak, berbeda dengan rumah sakit pada
umumnya. Rumah sakit anak harus dapat menunjukkan kesan yang tidak
menakutkan, sehingga anak-anak tidak merasa takut jika datang ke
rumah sakit.
Berdasarkan hasil analisa survey dan studi literatur, perancangan
rumah sakit ini tetap mempertahankan kesan formal dari rumah sakit,
namun dengan menambahkan elemen lain seperti warna dan material
pada fasad bangunan.
Kesan formal bisa didapat dari Randall Children Hospital yang
terlihat modern dengan penggunaan kaca-kaca yang mendominasi
bangunan dan ditambah elemen warna seperti pada Kemang Medical
Care, sedangkan untuk RSUD Pasar Rebo memiliki beberapa massa
bangunan yang dapat memaksimalkan view ke taman dan pencahayaan.
Gambar 4.8 Konsep Fasad Bangunan Sumber: pinterest.com, diakses 11 April 2014
Gambar 4.9 Konsep Ruang Luar Bangunan Sumber: pinterest.com, diakses 11 April 2014
37
4.1.2 Analisa Fasilitas Ruang Rawat
1. Kemang Medical Care
a. Kamar VVIP
Kamar ini tersedia 4 kamar: Kamar Sakura, Kamar Lotus, Kamar
Violet, Kamar Lavender.
Gambar 4.10 Kamar Sakura KMC Sumber: kemangmedicalcare.com, diakses 14 Maret 2014
Gambar 4.11 Kamar Violet KMC Sumber: kemangmedicalcare.com, diakses 14 Maret 2014
Gambar 4.12 Kamar Lavender KMC Sumber: kemangmedicalcare.com, diakses 14 Maret 2014
Gambar 4.13 Kamar Lotus KMC Sumber: kemangmedicalcare.com, diakses 14 Maret 2014
38
Kamar VIP
Fasilitas:
1 (satu) electric bed, bed side cabinet, over bed table, LCD TV 32”,
shower, water heater, lemari, AC, sofa bed, lemari es, dispenser,
microwave, pantry, dining table, dining chairs, telepon, guest room,
Wifi-area.
Kamar ini tersedia 7 (Tujuh) kamar: Kamar Amaryllis, Kamar Peony,
Kamar Paus, Kamar Kupu-Kupu, Kamar Lumba Lumba, Kamar
Bintang Laut, Kamar Jerapah.
Fasilitas:
1(satu) electric bed, bed side cabinet, over bed table, LCD TV 32”,
shower, water heater, lemari, AC, arm chair, folding bed, lemari es,
hot water jug, pantry, telepon.
b. Kamar Kelas 1
Kamar ini Tersedia 3 (tiga) kamar: Kamar Singa, Kamar Gajah,
Kamar Flamingo.
Fasilitas:
2 (dua) electric bed, bed side cabinet, over bed table, TV 29”, shower,
water heater, lemari, AC, water pitcher, telepon.
Gambar 4.14 Kamar VIP KMC Sumber: kemangmedicalcare.com, diakses 14 Maret 2014
Gambar 4.15 Kamar VIP (2) KMC Sumber: kemangmedicalcare.com, diakses 14 Maret 2014
39
c. Kamar Kelas II
Kamar ini tersedia 2 (dua) kamar: Kamar Kakatua, dan Kamar Rusa.
Fasilitas:
3 (tiga) electric bed (sementara 2 (dua) electric bed) , bed side
cabinet, over bed table , TV 21” , shower , water heater , lemari ,
AC, water pitcher.
d. Kamar Kelas III
Tersedia 1 (satu) kamar: Kamar Sapi.
Fasilitas:
3 (tiga) semi electric bed , bed side cabinet, over bed table, shower,
water heater, lemari, AC.
2. RSUD Pasar Rebo
a. Kamar Kelas I
Kamar ini tesedia 1 ruang, terdiri dari 3 tempat tidur dan 1
ruang kamar madi. Fasilitas pendukung antara lain: bed, bed side
table, kursi, TV 29”.
Gambar 4.16 Kamar Kelas 1 KMC Sumber: kemangmedicalcare.com, diakses 14 Maret 2014
Gambar 4.17 Kamar Kelas I RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
40
b. Kamar Kelas II
Kamar ini tersedia 3 ruang, setiap ruang terdiri dari 6 tempat
tidur dan 1 kamar mandi.Fasilitas pendukung antara lain: bed, bed
side table, kursi, dan TV.
c. Kamar Kelas III
Kamar ini tersedia 2 ruang, setiap ruang terdiri dari 7 tempat
tidur dan 1 kamar mandi.
d. Ruang Tindakan
Kamar ini berfungsi sebagai ruang yang digunakan untuk
memberi tindakan perawatan pada pasien seperti, menyuntik, menjahit
dan membuka perban, dan lain-lain yang dikhawatirkan akan
membuat anak menangis dan mengganggu pasien yang lain, sehingga
pasien anak harus dipisahkan sementara. Ruang ini tersedia 1 ruang
yang terdiri dari 2 tempat tidur.
Gambar 4.18 Kamar Kelas I (2) RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.19 Kamar Kelas II RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.20 Kamar Kelas III RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
41
e. Ruang Isolasi
Ruang ini merupakan ruang inap khusus pasien yang
menderita penyakit menular, seperti campak, paru-paru, hepatitis, dan
penyakit yang dikhawatirkan dapat menulari pasien lain jika
digabungkan.
Ruang ini terdiri dari 4 kamar terpisah dengan 1 kamar
mandi.di ruang ini tidak menggunakan penghawaan AC, namun
menggunakan penghawaan alami untuk mencegah penularan
penyakit melalui udara.
3. Randall Children Hospital
Randall Children Hospital menyediakan 165 tt (tempat tidur)
tanpa klasifikasi kelas kamar seperti ruamh sakit yang disebutkan
sebelumnya. Seluruh ruang menyediakan fasilitas dan kapasitas yang
sama. Rumah sakit ini menerapkan ruang privat bagi seluruh pasien
untuk mengurangi resiko infeksi dan meningkatkan privasi dan
Gambar 4.21 Ruang Tindakan RSUD Pasar Rebo
Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.22 Ruang Isolasi RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.23 Ruang Isolasi (2) RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
42
hubungan pasien dengan keluarga yang kurang didapatkan jika pasien
berada dalam ruang rawat multi-occupancy.
Ruang rawat terbagi dalam usia anak, yaitu usia neonatus dan usia
anak. Adapun jenis kamar tersebut terbagi atas:
1. Ruang Inap Neonatus
Ruang ini menyediakan area khusus untuk family zone dengan
fasilitas seperti sofa bed untuk keluarga dan furniture pelengkap
lainnya, namun tidak terdapat kamar mandi di ruang rawat ini. Fungsi
kamar mandi sendiri lebih digunakan oleh keluarga. Dengan tidak
adanya kamar mandi di dalam ruang, keluarga harus keluar dari ruang
rawat jika membutuhkan kamar mandi.
2. Ruang Inap Anak
Seperti ruang sebelumnya, ruang ini juga dillengkapi family
zone dan memiliki kamar mandi sendiri di dalam ruang.
Gambar 4.24 Ruang Neonatus Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
Gambar 4.25 Ruang Anak Randall Children Hospital Sumber: thcaritasproject.info, diakses 11 April 2014
43
4.2 Analisa Aspek Lingkungan Terapetik
Analisa yang dijelaskan berdasarkan aspek empat faktor kunci yang
mempengaruhi yang dapat menciptakan lingkungan terapetik menurut Smith
dan Watkins (2010) dalam jurnal World Building Design Guide (WBDG).
4.2.1 Faktor “Reduce or Eliminate Environmental Stressor”
1. Kemang Medical Care
a. Artwork dan estetika
Penggunaan artwork dan unsur estetika pada Kemang Medical
Care cukup baik, mulai dari pemasangan instalasi artwork dengan
warna-warna menarik pada dinding, pemasangan lukisan pada
dinding, juga lukisan mural pada dinding di ruang publik seperti poli
anak dan area lobby dan ruang tunggu.
Pemasangan artwork dan estetika pada ruang publik cukup
mecerminkan suasana anak di rumah sakit ini. Dengan kehadiran
artwork dan estetika pada elemen interior rumah sakit membuat anak
merasa tidak seperti di lingkungan rumah sakit yang selama ini
ditakuti oleh anak-anak.
b. Menghindari ‘crowding’ dengan space ruang yang cukup
Pada ruang publik seperti lobby, ruang pendaftaran dan ruang
tunggu banyak terdapat aktivitas yang membuat pengunjung untuk
menunggu. Maka dari itu ruamah sakit perlu menyediakan ruang yang
cukup luas untuk menghindari crowding.
Gambar 4.26 unsur artwork pada Kemang Medical Care Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.27 Ruang publik Kemang Medical Care Sumber: dokumentasi pribadi
44
Kemang Medical Care telah menyediakan tempat duduk yang
tersebar di ruang publik untuk pengunjung agar bias duduk sambil
menunggu, namun ruang tersebut tidak cukup luas untuk menampung
aktivitas dari anak-anak yang berlarian pada ruang tunggu dan lobby.
Sedangkan pada ruang poli anak dimana anak-anak menunggu
untuk dapat berkonsultasi dan diperiksa oleh dokter, ruang tunggu
tersebut tidak begitu luas, namun disediakan tempat bermain di area
luar poli anak, sehingga ruang tunggu tersebut lebih digunakan oleh
orang tua yang mengantar anak mereka.
c. Privasi visual dan kebisingan
Privasi visual dan kebisingan pada Kemang Medical Care
mengelompokkan ruang-ruang berdasarkan aktivitas pengguna.
Ruang rawat inap yang sangat membutuhkan privasi visual dan
kebisingan dipisahkan dengan ruang lainnya.
Untuk di dalam ruangnya sendiri, yang maksimal terdiri dari 3
tempat tidur pada ruang kelas 3 cukup membuat privasi. Dari aspek
visual, pada ruang tersebut diberi sekat berupa tirai, namun tidak
menjamin aspek kebisingannya. Namun, dengan konfigurasi satu
Gambar 4.28 ruang tunggu Kemang Medical Care Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.29 Privasi visual ruang rawat inap non-private Sumber: dokumentasi pribadi
45
ruang maksimal terdiri dari tiga pasien, cukup untuk privasi secara
visual maupun kebisingan.
d. Wayfinding
Secara visual Kemang Medical Care telah cukup baik
memberikan sign pada pengguna menuju tempat tujuannya. Sign
dibuat dengan aplikasi warna yang cukup menunjukkan fungsi. Selain
itu, nama ruang tidak hanya dengan tulisan saja, namun dengan
bentuk simbol. Simbol lebih mudah dipahami daripada verbal.
e. Mengurangi atau menghilangkan sumber kebisingan
Pada ruang rawat inap, sumber kebisingan bisa berasal dari
koridor dimana para petugas, perawat, dokter, atau keluarga pasien
yang datang akan menghasilkan kebisingan dari percakapan mereka
atau suara langkah kaki. Untuk mengurangi sumber kebisingan
tersebut, rawat inap perlu diberikan treatment khusus untuk
mengurangi sumber kebisingan agar tidak mengganggu pasien saat
tidur.
Kemang Medical Care menggunakan material akustik pada
koridornya. Selain untuk mengurangi kebisingan, pemasangan
Gambar 4.30 wayfinding pada Kemang Medical Care Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.31 Sistem akustik pada koridor Kemang Medical Care Sumber: dokumentasi pribadi
46
material tersebut dibuat secara sequence juga menjadi unsure estetis
yang membuat koridor tidak terlihat plain.
f. Sistem pencahayaan
Sistem pencahayaan pada Kemang Medical Care berasal dari
cahaya alami dan buatan. Pencahayaan alami berasal dari jendela dan
pembatas ruang dari kaca, dan skylight.Sedangkan cahaya buatan
berasal dari lampu jenis downlight, namun pada siang hari rumah
sakit ini lebih memanfaatkan cahaya alami pada ruang publik maupun
ruang inap.
g. Menjaga kualitas udara
Seluruh ruang pada Kemang Medical Care menggunakan Air
Conditioner, dimana tidak ada bukaan jendela yang memasukan udara
alami. Hal ini disesuaikan dengan kondisi udara di Jakarta.
Penggunaan AC digunakan untuk memenuhi kenyamanan
pengunjung.
h. Warna
Warna-warna yang digunakan di rumah sakit ini di dominasi
oleh warna putih dengan permainan warna-warna cerah pada ruang-
ruang tertentu. Warna oranye menjadi warna aksen yang
digunakanpada koridor merupakan warna corporate dar rumah sakit
ini. Warna oranye digunakan untuk meningkatkan fokus dan
konsentrasi serta menambah kesan ceria. Warna lain yang yang
digunakan adalah biru, kuning, juga warna-warna alam seperti warna
Gambar 4.32 Pencahayaan alami Kemang Medical Care Sumber: dokumentasi pribadi
47
kayu, dan pastel. Warna biru sangat cocok digunakan di area publik,
karena terkesan aktif dan dinamis. Termasuk warna yang paling
disukai anak-anak usia prasekolah. Sedangkan warna pastel Berkesan
bersih, ringan, namun lembut dan nyaman. Karea alasan inilah warn
apastel banyak digunakan di ruang rawat inap.
2. RSUD Pasar Rebo
a. Artwork dan Estetika
Pada RSUD Pasar Rebo tidak terdapat aspek artwork dan
estetika yang dikhususkan untuk anak. Interior pada instalasi anak
terlihat seperti rumah sakit pada umumnya yang tidak mementingkan
aspek anak.
b. Menghindari “crowding” dengan space ruang yang cukup
Area yang di observasi pada penelitian ini hanya ruang
instalasi anak saja, sehingga tidak ada aktivitas lain yang membuat
‘crowding’. Karena aktivitas tersebut maka ruang instalasi anak ini
tidak ada indikasi untuk ‘crowding’.
c. Privasi visual dan kebisingan
Pada ruang inap anak, privasi visual diatasi dengan
penggunaan tirai pada kelas 1 dan kelas 2.
Gambar 4.33 Instalasi anak RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.34 Privasi visual ruang inap RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
48
Sedangkan pada kelas 3 tidak terdapat penyekat sama sekali
sehingga pasien tidak memiliki privasi secara visual maupun
kebisingan. Ditambah dengan kapasitas ruang kelas 3 yang
menampung sebanyak 6 pasien anak.
d. Wayfinding
Secara visual, wayfinding yang digunakan pada instalasi anak
RSUD Pasar Rebo tidak ada sign khusus. Tidak ditemukan direksi
keterangan untuk menuju ruang mana. Begitu juga dengan penaman
kamar inap yang menggunakan angka dengan sign yang biasa.
e. Mengurangi atau menghilangkan sumber kebisingan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pada instalasi
anak di RSUD Pasar Rebo tidak ada penggunaan material akustik
pada dinding. Namun, berdasarkan pengamatan tidak terdapat
sumber kebisingan di area tersebut yang dapat mengganggu kualitas
istirahat anak.
f. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang dominan pada instalasi anak di
RSUD Pasar Rebo ini adalah Pencahayaan buatan. Pada siang hari
lampu-lampu pada ruang inap hamper seluruhnya menyala.
Gambar 4.35 Pencahayaan ruang inap RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.36 Wayfinding pada RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
49
Pencahayaan alami dari bukaan jendela dimaksimalkan pada
koridor ruang inap dan nurse station. Namun, dengan koridor seperti
ini membuat suasana lebih nyaman disbandingkan dengan koridor
pada Kemang Medical Care yang gelap dan jarang dinyalakan
lampunya.
g. Menjaga kualitas udara
Seluruh ruangan di instalasi anak menggunakan Air
Conditioner kecuali ruang isolasi yang merupakan ruang inap untuk
anak yang memiliki penyakit yang menular sehingga perlu
perawatan di ruang terpisah agar tidak menulari pasien lain. Agar
kondisi pasien pada ruang isolasi tersebut membaik, maka kualitas
udaranya pun harus baik. Maka dari itu di ruangan ini tidak
menggunakan AC melainkan melaluli pertukaran udara dengan
jendela. Namun tidak semua ruang mempunyai jendela sendiri
sehingga kualitas udaranya pun belum cukup baik seperti yang
diharapkan.
h. Warna
Warna yang dominan digunakan pada rumah sakit ini adalah
warna krem seperti pada rumah sakit konvensional lainnya. Warna
akses yang digunakan pada tirai di ruang inap adalah warna hijau
Gambar 4.37 Pencahayaan buatan ruang inap RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.38 Pencahayaan alami ruang inapRSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
50
pastel. Warna pastel berkesan bersih, ringan, namun lembut dan
nyaman. Biasanya digunakan pada ruang tidur bayi yang
menciptakan kehalusan dan kelembutan. Sedangkan warna warna
natural (terakota, cokelat kayu) memberi kesan hangat, dekat dengan
alam.
3. Randall Children Hospital
a. Artwork dan estetika
Randall Children Hospital mempunya tujuan untuk membangun
kualitas penyembuhan seni yang akan melengkapi perawatan pada
pasien dan keluarganya. Maka dari itu Randall Children Hospital
membentuk Randall Children’s Hospital Art Committee yang telah
diresmikan sejak tahun pertama pembangunan rumah sakit.
Penggunaan artwork tidak hanya mencerahkan dinding rumah
sakit, tetapi artwork menambah pengalaman pasien di banyak kasus
untuk mempercepat proses penyembuhan.
Penempatan artwork tidak hanya pada area publik, namun juga
pada area klinis. Koridor yang panjang yang menjadi cirri khas
dalam rumah sakit menjadi sangat menarik pada Randall Children
Hospital karena lukisan mural pada dindingnya. Begitu juga dengan
ruang lain, seperti ruang pemeriksaan dan ruang tunggu.
Pemilihan artwork pun menjadi bahan pertimbangan bagi Art
Committee. Keamanan adalah syarat utama pemilihan artwork,
benda yang mempunyai sisi yang tajam, ujung runcing yang dapat
menyebabkan cedera, bagian kecil yang dapat hancur, bingkai yang
tidak layak, merupakan hal-hal yang dihindari dalam pemilihan
artwork di Randall Hospital.
Gambar 4.39 Unsur artwork pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
51
a. Menghindari ‘crowding’ dengan space ruang yang cukup
Crowding dapat diatasi dengan penyediaan ruang yang cukup
bagi pengguna. Ruang yang cukup nyaman tidak hanya dengan luas
dimensinya saja, namun dengan ceiling yang lebih tinggi dapat
membuat ruang tersebut terlihat luas. Skala besar seperti ini
diterapkan pada lobby dan area tunggu Randall Hospital.
b. Privasi visual dan kebisingan
Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui manfaat
ruang pasien privat diabanding ruang pasien semi privat. Pada ruang
pasien privat, selain mengurangi resiko infeksi penyakit, juga dapat
menyediakan lingkungan yang tenang. Karena alasan inilah Randal
Children Hospital hanya menyediakan ruang pasien privat.
Pada ruang privat, pasiendan keluarga yang mengendalikan
lingkungan mereka untuk menciptakan ketenangan yang diinginkan,
sehingga seluruh privasi baik visual maupun kebisingan tidak menjadi
gangguan pada Randall Children Hospital.
c. Wayfinding
Secara visual Randall Children Hospital dengan sangat
menarik memberikan sign visual yang menggunakan pola-pola
Gambar 4.40 Ruang publik Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
Gambar 4.41 Privasi Ruang Rawat Inap Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
52
gambar. Seperti penamaan lantai pada lobby elevator, pnamaan nama
ruang dengan didesain menggunakna warna-warna menarik.
d. Mengurangi atau menghilangkan sumber kebisingan
Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa
seluruh ruang pasien di rumah sakit ini adalah single room, maka
secara internal, kebisingan tidak begitu mengganggu. Untuk
menciptakan lingkungan yang tenang, pemasangan independent wall
yang dibangun di belakang headwall untuk memastikan bahwa tidak
ada suara yang merambat antara ruang pasien melalui outlet pada
headwall.
e. Sistem pencahayaan
Dengan kulit bangunan yang didominasi oleh kaca,
memaksimalkan pencahayaan alami pada ruang dalam bangunan.
Cahaya tersebut tidak mengakibatkan radiasi panas melalui kaca yang
besar karena material kaca rumah sakit ini kaca berkinerja tinggi yang
meningkatkan isolasi termal yang melebihi Oregon Energi Kode
standar energi minimum. Sedangkan cahaya buatan berasal dari
lampu jenis downlight pada ruang pasien dan lampu artificial pada
ruang publik.
Gambar 4.42 Sign pada lobby elevator Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject, diakses 11 April 2014
Gambar 4.43 Pencahyaan pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
53
f. Menjaga kualitas udara
System penghawaan pada rumah sakit ini menggunakan Air
Conditioner seperti pada rumah sakit lainnya. Hal ini dilakukan
karena mereka dapat mengontrol sendiri penghawaan yang mereka
inginkan.
g. Warna
Warna-warna yang digunakan di rumah sakit ini di dominasi
oleh warna coklat, penggunaan material kayu sangat dominan, area
lobby, koridor, dan lounge juga ruang rawat terdapat unsur material
kayu di dalamnya. Penggunaan kayu untuk membuat kesan ruang
yang hangat dan menciptakan suasana seperti rumah si rumah sakit.
Warna lainnya yang menjadi warna aksen adalah warna hijau pastel
dan biru.
4.2.2 Faktor “Provide Positive Distraction”
1. Kemang Medical Care
a. Pemandangan alam dari ruang pasien, lobby, ruang tunggu
Pemandangan alam ini dapat dilihat di ruang tunggu dan
lobby Kemang Medical Care. Walaupun taman ini sangat kecil,
namun cukup memberi gangguan positif saat sedang menunggu atau
hanya sekedar duduk.
Gambar 4.45 Pemandangan alam dari ruang tunggu KMC Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.44 Penggunaan warna pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
54
b. Akses ke ruang luar, healing garden
Taman kecil ini dirawat cukup baik, namun dalam praktiknya, taman
ini tidak digunakan oleh pasien, hanya sebatas sebagai pemandangn
saja dan bukan merupakan healing garden.
c. Artwork yang melukiskan alam, termasuk fotografi alam
Pemasangan artwork pada jendela besar dibawah bukan
secara langsung direncanakan oleh arsitek, namun karena alasan silau
dan panas, maka kaca jendela ini diberi sticker yang bernuansa daun.
Selain menghalangi silau dan panas, sticker ini member kesan estetis,
Pemasangan lukisan pada dinding di lobby ini memberi
gangguan positif terhadap pengunjung, pada anak, lukisan ini bisa
mencegahkebosanan pada anak.
d. Musik: live piano di area publik, rekaman music di ruang pasien
Pada ruang publik terdapat piano, namun jarang difungsikan.
Hal ini dikarenakan tidak adanya minat dari pengunjung sekitas untuk
memainkannya secara bebas. Audio musik sebagai terapi
penyembuhan pun tidak terdapat di rumah sakit ini.
Gambar 4.46 Taman pada Kemang Medical Care Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.47 Artwork bernuansa alam pada KMC Sumber: dokumentasi pribadi
55
e. Olahraga ringan: koridor, area publik, dan taman
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tidak terdapat
area yang dapat dijadikan tempat untuk olahraga ringan. Hal ini
mungkin dikarenakan tidak ada aktivitas olahraga dari pasien.
2. RSUD Pasar Rebo
a. Pemandangan alam dari ruang pasien
Karena area yang di observasi hanyalah area instalasi anak,
maka pemangan alam yang dapat dilihat dari ruang pasien adalah
pemandangan lingkungan sekita berupa gedung-gedung.
b. Akses ke ruang luar, healing garden
Di rumah sakit ini tidak terdapat akses ke luar berupa taman.
Dar ipengamatan yang dilakukan, tidak ada aktivitas pasien anak di
luar ruang instalasi rawat anak.
c. Artwork yang melukiskan alam, termasuk fotografi alam
Di ruang rawat maupun ruang lainnya di instalasi anak tidak
terdapat artwork yang melukiskan alam.
d. Musik: live piano di area publik dan rekaman musik di ruang pasien
Tidak terdapat audio musik yang di perdengarkan di rumah
sakit ini. Namun, pasien bebas mendengarkan musik yang mereka
Gambar 4.48 Piano pada ruang publik di KMC Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.49 Pemandangan dari instalasi anak di RSUD Pasar Rebo Sumber: dokumentasi pribadi
56
kehendaki namun dengan volume suara yang tidak mengganggu
pasien lain.
e. Olahraga ringan: koridor, area publik, dan taman
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, aktivitas pasien hanya
berada di lingkungan instalasi anak. Selama masa perawatan pasien
tidak ada yang bergerak akttif atau melakukan olahraga ringan.
3. Randall Children Hospital
a. Pemandangan alam dari ruang pasien, lobby, ruang tunggu
Pemandangan alam ini dapat dilihat di ruang tunggu dan
lobby dengan material kaca yang besar selain dapat memasukan
cahaya alami juga dapat menampilkan pemandangan sekitar berupa
taman.
Pada ruang setiap ruang rawat, pasien mempunyai jendela
besar yang menampilkan pemandangan kota dan pemandangan
gunung.
b. Akses ke ruang luar, healing garden
Terrace garden pada lantai tiga di desain untuk menyediakan
lingkungan untuk bermain dan berbincang bagi pasien maupun
keluarga. Taman ini mempunyai banyak elemen, seperti sculpture,
panel kaca, struktur pergola, tanaman, dan material paving yang
dipilih untuk membuat lingkungan restoratif.
Gambar 4.50 Pemandangan dari ruang rawat dan lobby Randall Children Hospital
57
c. Artwork yang melukiskan alam, termasuk fotografi alam
Penerapan artwork bukan merupakan gambar realistis, namun
dibuat sesuai dengan usia anak. Artwork dibuat seinteraktif mungkin
yang membuat anak untuk ikut bermain di dalamnya.
Pemasangan lukisan pada dinding koridor ini memberi efek
positif. Koridor yang biasanya terkesan panjang dan membosankan,
dibuat dinamis sehingga membuat pengguna yang melewatinya tidak
merasa bosan.
d. Musik: live piano di area publik, rekaman musik di ruang pasien
Berdasarkan data-data literatur yang ditemukan melalui
internet, tidak terdapat muskc live piano di area publik, tidak
diketahui secara pasti dalam keadaan langsung terdapat audio musik
di rumah sakit ini.
Gambar 4.51 Terrace garden pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
Gambar 4.52 Taman pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11April 2014
Gambar 4.53 Artwork bernuansa alam pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
58
e. Olahraga ringan: koridor, area publik, dan taman
Randall Children Hospital membuktikan bahwa paradigma
pasien yang sedang sakit tidak dapat berolahraga itu salah. Rumah
sakit ini menyediakan taman dan ruang bermain yang walaupun tidak
digunakan sebagai area untuk berolahraga, tapi digunakan sebagai
ruang gerak anak.
4.2.3 Faktor “Enable Social Support”
1. Kemang Medical Care
a. Family zone di ruang pasien
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, family zone di
ruang pasien pada Kemang Medical Care hanya terdapat di fasilits
ruang VVIP dan VIP saja. Fasilitsa ruang ini cukup menyediakan area
ruang duduk dimana keluarga dapat menjenguk pasien tanpa membuat
ruangan menjadi penuh sesak.
b. Tempat dimana pasien dapat bersosialisasi dengan keluarga
Selain di ruang pasien yang terdapat ruang duduk untuk
keluarga, tidak ada tempat khususu yang disediakan oleh rumah sakit
yang dijadikan tempat sosialisasi bagi pasien dengan keluarganya.
c. Menyediakan akomodasi bagi keluarga
Akomodasi yang dimaksud disini lebih terhadap pemenuhan
kebutuhan bagi keluarga yang menemani pasien seperti adanya
sleeper sofa yang bisa digunakan untuk tidur bagi keluarga, juga
fasilitas penunjang lain seperti kantin. Kemang Medical Care
menyediakan akomodasi untuk keluarga pasien yang tidur di rumah
sakithanya pada fasilitas ruang VVIP dan VIP.
Gambar 4.54 Ruang bermain pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject, diakses 11 April 2014
59
2. RSUD Pasar Rebo
a. Family zone di ruang pasien
Berdsarkan hasil pengamatan, area family zone sngat terbatas.
Hal ini dikarenakan kebijakan dari rumah sakit tentang maksimal
hanya satu orang yang menunggu pasien. Namun psien dapat bertemu
dengan penjenguk yang datang dengan keterbatasan waktu. Area yang
disediakan adalah kursi di samping tempat tidur. Tidak ada area
khusus.
b. Tempat dimana pasien dapat bersosialisasi dengan keluarga
Area untukbersosialisasi hanya dapat digunbakan di ruang
pasien karena tidak disediakannya ruang lain sebagai ruang komunal
atau area untuk menerima tamu.
c. Menyediakan akomodasi bagi keluarga
Akomodasi bagi keluarg ayang dapathanya beberapa kursi, tak
jarang keluarga yang menunggu pasien pun tidur di tempat yang sama
dengan pasien.
3. Randall Children Hospital
a. Family zone di ruang pasien
Seluruh ruang rawat pada Randall Children Hospital
menggunakan ruang rawat privat yang sekaligut menyediakan family
zone di setiap ruangnya. Rumah sakit ini sangat memperhatikan
bahwa kehadiran keluarga sangat berpengaruh pada kondisi pasien
anak. Selain menyediakan sofa dan kursi untuk keluarga, juga
disediakan 2 buah sleepers untuk keluarga dan storage di bawah sofa
untuk barang milik keluarga.
Gambar 4.55 Family zone pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
60
b. Tempat dimana pasien dapat bersosialisasi dengan keluarga
Randall Children Hospital menyediakan family-centered care.
Dimana keluarga menjadi pusat dari dunia anak, maka dari itu
kehadiran dan partisipasi keluarga dalam perawatan menjadi fasilitas
terapi terhadap kesakitan anak. Ruang-ruang yang disediakan sebagai
tempat untuk bersosialisasi dengan keluarga antara lain, lounge, ruang
bermain, dan terrace garden.
c. Menyediakan akomodasi bagi keluarga
Beberapa keluarga mungkin tinggal selama berbulan-bulan
untuk menemani anaknya yang sakit, yang mengharuskan mereka
untuk tinggal dirumah sakit. Sebagai rumah sakit yang menyediakan
pelayanan yang didedikasikan untuk anak, maka rumah sakit ini juga
menyediakan kebutuhan keluarga, antara lain family resource room,
wellness center, family lounge, dan terrace garden.
Pada family resourse room terdapat komputer, buku, dan ruang
bagi orang tau untuk bekerja, dan melakukan pencarian mengenai
diagnosa anak mereka. Wellness center merupakan fasilitas bagi
orang tua untuk melepaskan kepenatan dengan berolahraga dan pijat.
Wellness center pada rumah sakit ini terbuka untuk seluruh keluarga
selama 24 jam. Sedangkan family lounge didesain menyerupai
lingkungan rumah dan membebaskan keluarga untuk makan bersama,
Gambar 4.56 Area keluarga pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
Gambar 4.57 Akomodasi bagi keluarga pada Randall Children Hospital Sumber: thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
61
menonton film, atau melakukan pencarian pada komputer. Selain itu
disediakan pula dapur untuk keluarga.
4.2.4 Faktor “Give a Sense of Control”
1. Kemang Medical Care
a. Ruang rawat privat
Ruang-ruang yang disediakan di Kemang Medical Care
maksimal menampung tiga orang pasien dalam 1 kamar. Hal ini
menunjukkan bahwa Kemang Medical Care menyediakan layanan
rawat inap yang lebih privat. Bila dibandingkan dengan kuantitas dari
ruang inapnya. Kelas 1 merupakan kelas yang paling banyak
digunakan oleh pasien. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi pasien
lebih memilih ruang inap privat.
b. Memberikan ruang privasi yang cukup bagi pasien
Untuk memberikan ruang privasi bagi pasien otomatis dengan
penggunaan ruang rawat privat.
2. RSUD Pasar Rebo
a. Ruang rawat privat
Pada RSUD Pasar Rebo yang target pasanya merupakan
semua kalangan termasuk kalangan menegah ke bawah, maka rumah
sakit ini menyediakan ruang rawat yang dapat dijangkau oleh lapisan
masyarakat tersebut. Hal ini berpengaruhpada tipe kamar inap pasien.
Dalam satu kamar minimal disediakan untuk tigas pasien, sedangkan
yang palingbanya adalah kamar kelas 3 yang berjumlah 7 orang dalam
satu kamar. Hal in icukup mengganggu pasien yang ingin beristirahat.
Dengan tidak disediakannya pembatas ruang dengan tirai, maka
pasien akan bebas melihat ke sekeliling ruang, termasuk kebisingan
yang dapat langsung di dengar.
b. Memberikan ruang privasi yang cukup bagi pasien
Dengan kondisi tidak adanya ruang privat bagi pasien kecuali
di ruang isolasi, maka ruang privasi basgi pasien pun sangat ssedikit.
Kondisi ini dapat membuat rekasi hospitaslisasi anak.
62
3. Randall Children Hospital
a. Ruang rawat privat
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa seluruh ruang
rawatdi rumah sakit ini adalah ruang rawat privat. Rumah sakit ini
ingin memberikan pelayanan terpusat pada keluarga sehingga
membuat ruang-ruang tersebut menyediakan fasilitas untuk keluarga
seperti, family zone di ruang pasien.
b. Memberikan ruang privasi yang cukup bagi pasien
Dengan model ruang rawat yang seluruhnya ruang privat
,maka ruang privasi untuk pasien akan sangat terpenuhi.
4.3 Hasil Analisa Perbandingan Lingkungan Terapetik
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, aspek-
aspek dalam lingkungan terapetik yang tertera dalam World Buliding Design
Guidline of Therapeutic Environments oleh Smith dan Watkins (2013) masih
belum semuanya diterapkan pada Rumah Sakit yang menjadi objek
pengamatan oleh peneliti.
Tabel 4.1 Perbandingan Ketersediaan Aspek Lingkungan Terapetik
Faktor Aspek
Kemang
Medical
Care
RSUD
Pasar
Rebo
Randall
Children
Hospital
Reduce or
eliminate
environmental
stressor
Artwork dan estetika v x v
Menghindari crowding v v v
Privasi visual dan
kebisingan
v x v
Wayfinding v x v
Mengurangi/menghilang
kan sumber kebisingan
v v v
Treatment akustik pada
koridor
v x x
Pemisahan akustik pada
area kerja staf dari ruang
pasien
x v v
63
Reduce or
eliminate
environmental
stressor
Aspek
Kemang
Medical
Care
RSUD
Pasar
Rebo
Randall
Children
Hospital
Sistem pencahayaan
yang tepat
v x v
Menjaga kualitas udara
dalam ruang
x x x
Warna v x v
Provide
positive
distractions
Pemandangan alam v x v
Akses ke ruang luar x x x
Kapel, ruang meditasi,
dan taman meditasi
x x x
Artwork yang
melukiskan alam
v x v
Musik: live piano di area
publik
x x x
Olahraga ringan:
koridor, area publik, dan
taman
x x v
Enable Social
Support
Family zone di ruang
pasien
v v v
Tempat dimana pasien
dapat bersosialisasi
dengan keluarga
x x v
Menyediakan akomodasi
bagi keluarga
v x v
Give a Sense
of Control
Ruang rawat privat v x v
Memberikan ruang
privasi
v x v
64
Give a Sense
of Control
Aspek
Kemang
Medical
Care
RSUD
Pasar
Rebo
Randall
Children
Hospital
Memberikan pasien
mengendalikan
lingkungannya
x x v
Adapun perbandingan ketersediaan aspek-aspek yang meliputi faktor
lingkungan terapetik diuraikan dalam diagram berikut.
Gambar 4.58 Diagram Perbandingan Ketersediaan Aspek Lingkungan Terapetik
Untuk mengetahui penilaian aspek-aspek lingkungan terapetik tersebut
dan bagaimana pengaruhnya pada penyembuhan pasien anak, penulis
melakukan wawancara kepada orang tua pasien yang mengantar anaknya
melakukan pengobatan dan orang tua yang menemani anaknya yang sedang
di rawat. Didapatkan faktor lingkungan terapetik mana yang paling
berpengaruh pada penyembuhan pasien. Adapun diagramnya adalah sebagai
berikut.
Kemang
Medical Care
Kemang
Medical Care
Kemang
Medical Care
Kemang
Medical Care
RSUD
Pasar Rebo
RSUD
Pasar Rebo
RSUD
Pasar Rebo
RSUD
Pasar Rebo
Randall Children
Hospital Randall Children
Hospital
Randall Children
Hospital
Randall Children
Hospital
65
29%
19%
43%
9%
Perbandingan Faktor Lingkungan Terapetik yang Paling
Mempengaruhi Pasien
Reduce or Eliminate
Environmental Stressor
Provide Positive Distraction
Enable Social Support
Give a Sense of Control
Gambar 4.59 Diagram Perbandingan Faktor Lingkungan Terapetik
Dari hasil wawancara terhadap 10 orang narasumber tersebut
didapatkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi penyembuhan anak
adalah faktor Enable Social Support (44%), faktor Reduce or Eliminate
Environmental Stressor (30%), faktor Enable Social Support (20%), dan
faktor Give a Sense of Control (6%).
Kriteria lingkungan terapetik yang dipaparkan oleh Smith dan Watkins
(2013) bukan merupakan lingkugan terapetik yang dikondisikan pada rumah
sakit anak. Untuk mengetahui aspek lain yang perlu dimasukkan dalam
kriteria desain lingkungan terapetik untuk anak ini, maka penulis menggali
data dengan melakukan wawancara dengan narasumber orang tua pasien
anak.
Adapun aspek lain yang disebutkan oleh para narasumber namun tidak
terdapat pada faktor lingkungan terapetik tersebut antara lain:
66
67
9
6
4
8
6
Perbandingan Faktor Anak dalam Fasilitas Rumah Sakit
Gambar 4.60 Hasil Wawancara Tentang Aspek Anak dalam Rumah Sakit
Uraian dari hasil wawancara adalah sebagai berikut:
1. Dampingan dari keluarga. Yang dimaksud disini adalah orang tua dari
pasien anak tersebut menemani pasien saat di rumah sakit. Tak jarang
pasien anak membutuhkan kehadiran orang tuanya selama 24 jam di
rumah sakit. Kondisi yang ditemukan pada RSUD Pasar Rebo orang tua
ikut tidur di tempat tidur anak yang di rawat, kondisi ini terjadi karena
tidak tersedianya sofa bed untuk keluarga yang menginap. Randall
Children Hospital dan Kemang Medical Care menyediakan fasilitas ini
pada ruang-ruang tertentu seperti VVIP dan VIP.
2. Interior ruang bernuansa anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan para
orang tua dari Kemang Medical Care, mereka membawa anaknya untuk
mendapat perawatan di rumah sakit ini karena penataan interior ruangnya
yang memunculkan aspek anak. Sedangkan di RSUD Pasar Rebo, karena
tidak adanya aspek interior anak dalam instalasi anak, mereka
menginginkan fasilitas seperti ini tidak hanya tersedia pada rumah sakit
khusus bertarif mahal, namun di rumah sakit menegah kebawah pun ada.
3. Terapi bermain, sarana hiburan anak, dan ruang bermain anak dapat
disatukan dalam penyediaannya. Anak yang sakit sebenarnya tetap
membuthukan suatu hiburan. Dengan penyediaan ruang bermain anak dan
67
didalamnya tidak hanya diisi dengan permainan saja. Namun dengan
aktivitas lainnya yang disebuut terpi bermain. Ibu Indar yang mrupakan
Kepala Perawat di RSUD Pasar Rebo membenarkan pernyataan ini.
4. Bagi anak, peran keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan,
saat mendapatkan kegiatan medis, anak yang pertama kali masuk rumah
sakit akan sangat menolak ketika didekati oleh petugas medis. Suatu
kasus pada RSUD Pasar Rebo, saat perawat hendak memberikan uap
pada pasien anak, mereka akan menolak dengan menangis dan takut
didekati, mereka hanya mau dekat dengan keluarganya. Hal ini membuat
perawat mengajarkan bagaimana prosedur medis untuk member uap pada
anak kepada orang tua pasien, sehingga orang tua mereka yang
melakukannya.
5. Beberapa rumah sakit membatasi pasien yang masuk ke ruang rawat inap.
Hal ini dikarenakan resiko terbawanya kuman dari luar ke ruang rawat.
Namun, pasien anak biasanya membutuhkan suatu kunjungan dari
keluarganya. Hal ini tidak masalah jika pasien berada dalam ruang rawatt
privat. Sehingga seharusnya penyediaan ruang atau area bersosialisasi
bagi pasien dan keluarganya diperlukan dalam rumah sakit.
Tabel 4.2 Kesan Ruang Terhadap Aspek Aktivitas Anak
Aspek Kegiatan Kesan Ruang
Terapi bermain anak
Kegiatan menggambar, bermain puzzle, bernyanyi bersama, konseling pasien
Ruang bermain anak indoor
Gambar 4.59
Randall Children Hospital Sumber:
thecaritasproject.info, diakses 11 April 2014
68
Sarana hiburan anak
Televisi, kegiatan menonton bersama
Kegiatan bermain di dalam maupun luar area perawatan
Gambar 4.60
Evalina Children Hospital Sumber: twitter.com, diakses 18 April 2014
Gambar 4.61 Royal
London Children Hospital Sumber:
creativereview.co.uk, diakses 18 April 2014
Dampingan dari keluarga
Orang tua selalu menemani anaknya
Kunjungan keluarga pasien
Gambar 4.62 Toronto
SickKids Hospital Sumber:
candpartnersinc.com, diakses 18 April 2014
Ruang bermain anak
Permainan indoor ruang anak
Permainan outdoor di taman
Gambar 4.63 Abdullah
Children Hospice Sumber: piterest.com, diakses 18 April 2014
Gambar 4.64 Children
69
Hospital Zurich Sumber: dezeen.,com, diakses 18 April 2014
Sosialisasi dengan keluarga
Keluarga yang memasak sesuatu untuk pasien (atas izin dari ahli gizi)
Aktivitas di luar raung rawat (jika memungknkan)
Gambar 4.65 Brighton Children Hospital, UK Sumber: bsuh.nhs.uk, diakses 18 April 2014
Gambar 4.66 New Royal
Children Hospital Sumber: blp.com.au, diakses 18 April 2014
Interior ruang bernuansa anak
Berikan suatu elemen interior yang mengajak anak untuk ikut berinteraksi, tidak hanya dari pemilihan warna-warna pada dinding, tapi juga jenis furniturnya.
Gambar 4.67 Children Hospital, Pittsburgh
Sember: post-gazette.com, diakses 18April 2014
70
Gambar 4.68
Kids pantone chairs Sumber:
stardustmoderndesign.com, diakses 18 April 2014
Gambar 4.69
Tivolo kids furniture Sumber:
polopuetearanda.com, diakses 18 April 2014
Peran keluarga dalam
perawatan
Orang tua yang melakukan kegiatan medis untuk mencegah anak menangis
Keterlibatan orang tua dalam kegiatan perawatan
4.4 Program Perencanaan Desain
4.4.1 Analisa Lokasi Proyek
Lokasi tapak ada pada wilayah DKI Jakarta yaitu di Jakarta Barat,
kecamatan Kebon Jeruk. Wilayah DKI Jakarta memiliki iklim tropis dengan
suhu rata-rata 27°C-40° dan curah hujan tertinggi ada pada bulan januari dan
febuari.
71
Kecamatan Kebon Jeruk
Kecamatan Kebon Jeruk terletak di bagian barat provinsi DKI Jakarta
dengan luas 17,92 km². Dalam kecamatan Kebon Jeruk, terdapat 7
kelurahan, yaitu Kelurahan Sukabumi Selatan, Sukabumi Utara, Kelapa Dua,
Kebon Jeruk, Duri Kepa, Kedoya Selatan, dan Kedoya Utara. Kecamatan
Jagakarsa memiliki 54 RW serta 538 RT.
Jumlah penduduk di kecamatan Kebon Jeruk adalah sebanyak
313.445 jiwa dengan kepadatan penduduk 10.640 jiwa/km² (Badan Pusat
Statistik). Fasilitas kesehatan yang paling banyak di wilayah kecamatan
Kebon Jeruk yaitu Poli Klinik dengan jumlah 24, sedangkan fasilitas yang
paling sedikit yaitu rumah sakit dengan jumlah 3 rumah sakit. Fasilitas
lainnya adalah praktek dokter umum sebanyak 127 buah dan puskesmas
sebanyak 10 buah. (sumber: Kebon Jeruk Dalam Angka 2012).
Tabel 4.3 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kebon Jeruk
No. Kelurahan Praktek Dokter
Rumah Sakit
Puskesmas Poli Klinik
1 Sukabumi Selatan 24 - 1 2 2 Sukabumi Utara 6 - 1 4 3 Kelapa Dua 4 - 1 4 4 Kebon Jeruk 32 1 2 3 5 Duri Kepa 43 - 2 3 6 Kedoya Selatan 17 1 1 2 7 Kedoya Utara 11 1 2 5
Kec. Kebon Jeruk 127 3 10 24 Sumber: Badan Pusat Statistik Jakarta
Wilayah
Kecamatan
Kebon Jeruk
Gambar: 4.61 Lokasi Proyek Sumber: en.wikipedia.org diakses 18 april 2014
72
Analisa tapak
Tapak berlokasi di Jl. Raya Kelapa Dua, Kelurahan Kelapa Dua,
Kecamatan Kelapa Dua, Berhadapan dengan SMAN 65 Jakarta.
Data Tapak
Alamat : Jl. Raya Kelapa Dua, Kelurahan Kelurahan Kelapa Dua, Kebon Jeruk
Luas : 4200 m² Peruntukan Lahan : Wkt/Wdg KDB : 50%. Maka luas lantai bangunan yang Diperbolehkan: 50/100 x 4200 = 2100 m² KLB : 2. Maka luas seluruh bangunan yang Diperbolehkan: 2 x 4200 m² = 8400 m² GSB : 7 m dari Jalan Raya Kelapa Dua dan 7 m dari Jalan Musyawarah
Jumlah Masa Bangunan : Deret
Ketinggian Maksimal : 4 lantai
Batas Tapak
Utara : Jl. Musyawarah
Selatan : Perkantoran milik swasta
Timur : Perumahan penduduk
Barat : Jl. Raya Kelapa Dua, terdapat SMAN 65 Jakarta
Tapak berada dekat dengan area pemukiman penduduk dan dekat
dengan sarana pendidikan, yaitu SMAN 65. Sepanjang Jl. Raya Kelapa Dua
difungsikan sebagai pertokoan maupun perkantoran.
Gambar 4.62 Tapak Proyek Sumber: google earth diakses
18 April 2014
Gambar 4.63 Peta RTRW tapak proyek. Sumber: Dinas tata kota DKI Jakarta,,
diakses tanggal 18 April 2014
73
Tabel 4.4 Analisa Tapak Proyek
74
75
76
4.4.2 Analisa Jenis Pelayanan Rumah Sakit
Sampai saat ini belum ada peraturan pemerintah mengenai acuan
pelayanan rumah sakit khusus anak. Saat ini fasilitas pelayanan kesehatan
khusus anak berupa rumah sakit khusus masih digabungkan dengan fasilitas
rumah sakit ibu dan anak yang setara dengan Rumah Sakit Kelas C. Karena
ketiadaan acuan tersebut, maka jeni s pelayanan pada rumah sakit khusus
anak ini mengacu pada Kemenkes No. 340 mengenai pelayanan yang harus
disediakan dalam Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak yang pengadaan
jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan objek Rumah Sakit Anak sebagai
berikut.
Tabel 4.5 Analisa Jenis Pelayanan Rumah Sakit
No. Jenis Pelayanan Berdasarkan Kemenkes
No. 340 Pengadaan
Pertimbangan
Pengadaan
1. Pelayanan Gawat Darurat O Diadakan
2. Pelayanan Rawat Jalan O Diadakan
3. Pelayanan Rawat Inap O Diadakan
4. Pelayanan Bedah O Diadakan
5. Pelayanan Persalinan dan Perinatologi X Ditiadakan kaena
objek RS Anak
6. Pelayanan Intensif O Diadakan
7. Pelayanan Radiologi O Diadakan
8. Pelayanan Laboratorium dan Patologi
Klinik
O Diadakan
9. Pelayanan Farmasi O Diadakan
10. Pelayanan Gizi O Diadakan
11. Pelayanan Transfusi Darah X Ditiadakan
12. Pelayanan Rekam Medik O Diadakan
13. Pengelolaan Limbah O Diadakan
14. Pelayanan Administrasi Manajemen O Diadakan
15. Pelayanan Ambulans O Diadakan
16. Pelayanan Pemusalaraan Jenazah O Diadakan
17. Pelayanan Laundry O Diadakan
18. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit
O Diadakan
77
19. Pelayanan Spesialis Anak Umum O Diadakan
20. Pelayanan Rawat Intensif (ICU dan
HCU)
O Diadakan
4.4.3 Analisa Jumlah dan Persyaratan Ruang Rawat
Pasien rawat inap di Rumah Sakit Anak yang akan dirancang
dibedakan menurut jenis ruang perawatan (ICU, Isolasi, dan Non
Isolasi), kelompok umur (bayi dan non bayi), kelas (VIP, I, II, III).
1. Kapasitas tempat tidur menurut jenis ruang perawatan
a. Ruang ICU 5 % dari jumlah tt dalam Rumah Sakit anak
= 5% x 100 tt = 5 tt
b. Perbandingan jumlah tt pada ruang Isolasi dan Non isolasi adalah 1:3,
adalah sebagai berikut :
Isolasi = ¼ x (100 tt – 5 tt) = ¼ x 95 tt = 23,6 ≈ 24 tt
Non Isolasi = ¾ x (95tt – 23,6 tt) = ¾ x 71,4 tt = 53,55 ≈ 54 tt
2. Kapasitas tempat tidur anak menurut kelompok umur dibagi ke
dalam 25% bayi dan 75% non bayi.
a. Isolasi
Bayi = 25% x 24 tt = 6 tt
Non Bayi = 75% x 24 tt = 18 tt
b. Non Isolasi
Bayi = 25% x 71tt = 17.25 ≈ 18 tt
Non Bayi = 75% x 71tt = 53.25 ≈ 54 tt
Menurut Petunjuk Pelaksanaan SK MENTRI KESEHATAN RI NO.
920/MENKES/ PER/XII/1986, dan menentukan jumlah tempat tidur untuk
tiap-tiap kelas ruangan hendaknya tidak melebihi prosentase berikut :
1. Kelas Utama : 5%
2. Kelas I : 15%
3. Kelas II : 15%
4. Kelas III : 40 % (termasuk golongan kurang/tidak mampu membayar, di
tetapkan sebanyak 25%)
Berdasarkan ketentuan SK tersebut, maka didapatkan data hasil
pembagian sebagai berikut.
78
Tabel 4.6 Perhitungan Jumlah Ruang Rawat Inap Anak
Bayi Non Bayi
Isolasi
Kelas I = 15% x 24 tt = 3,6 ≈ 4 tt
Kelas II = 15% x 24 tt = 3,6 ≈ 4 tt
Non Isolasi
Kelas Utama = 5% x 24 tt = 1,2 tt ≈ 1 tt
Kelas I = 15% x 24 tt = 3,6 ≈ 4 tt
Kelas II = 15% x 24 tt = 3,6 ≈ 4 tt
Kelas I : Kelas II = 1: 2
Kelas II = 2 x 4 tt = 8 tt
Kelas III = 40% x 24 tt = 9,6 tt ≈ 10 tt
Isolasi
Kelas I = 15% x 54 tt = 8,1 tt ≈ 8 tt
Kelas II = 15% x 54 tt = 8,1 tt ≈ 8 tt
Non isolasi
Kelas Utama = 5% x 54 tt = 2,7 tt ≈ 3 tt
Kelas I = 15% x 54 tt = 8,1 tt ≈ 8 tt
Kelas II = 15% x 54 tt = 8.1 ≈ 8 tt
Kelas I : Kelas II = 1: 2
Kelas II = 2 x 8 tt = 16 tt
Kelas III = 40% x 54 tt = 21 tt
Tabel 4.7 Pembagian Kelas Ruang Rawat Inap
Umur Jenis Perawatan Pembagian Kelas Jumlah
tt Jumlah Ruang
ICU 5 5
Bayi
Isolasi Kelas I 4 4
Kelas II 4 2
Non Isolasi
Kelas Utama (VIP) 1 1
Kelas I 2 1
Kelas II 8 2
Kelas III 10 2
Non Bayi
Isolasi Kelas I 8 8
Kelas II 8 4
Non Isolasi
Kelas Utama 3 3
Kelas I 6 3
Kelas II 16 4
Kelas III 21 4 Ruang Tindakan - 4 2
Jumlah 100 45
Berdasarkan dan jenisnya, ruang rawat inap terbagi menjadi:
a. Ruang ICU (Intensive Care Unit)
Area ruang rawat pada rumah sakit anak perlu perlakuan khusu
terhadap ruang rawatnya. Ruang rawat ICU ini tidak dilengkapi dengan
kamar mandi di dalamnya, hanya terdapat WC di dalamnya. Ruang ICU
memang didesain sebisa mungkin minim terhadap furnitur. Keluarga
79
pasien yang datang pun jumlahnya dibatasi. Sehingga terjadi desain
model seperti ini.
b. Ruang Isolasi
Ruang isolasi seharusnya adalah single-occupancy room dimana hanya satu
pasien yang menenpati satu ruang. Namun kondisi ini menyebabkan harga yang
ditawarkan di ruang isolasi akan lebih mahal sehingga disediakan juga ruang
isolasi dengan multi-occupancy room yang maksimal terdiri dari 2 pasien dengan
ketentuan tetap 1 ruang per orang namun ruang family zone yang digabungkan.
Family zone
Toilet
Wall Treatment
Nursing zone
Nursing zone
Family zone
Wall treatment
Toilet / shower
Transition area
Gambar 4.64 Desain prototype ruang ICU Sumber: Interior Design Manual for Contruction and Renovation Hospitals and Clinics
Gambar 4.65 Desain prototype ruang isolasi Sumber: Interior Design Manual for Contruction and Renovation Hospitals and Clinics
80
c. Ruang Non Isolasi
Ruang Non Isolasi merupakan ruang standar yang ditempati oleh pasien.
Ruang ini tidak memerlukanperlakuan khusus seperti ruang isolasi dan ICU.
Menurut design trend, ruang privat merupakan ruang yang paling tepat
untuk membentuk lingkungan terapetik, namun klasifikasi sosial yang ada dalam
kota Jakarta menyebabkan penggunaan single room untuk setiap pasien tidak
dapat diwujudkan.
4.4.4 Analisa Studi Ruang Rawat Inap
1. Ruang ICU (Intensive Care Unit)
Gambar 4.67 Studi Pola Ruang ICU Sumber: Olahan Penulis
Family zone
Wall treatment
Nursing zone
Toilet / shower
Transition area
Gambar 4.66 Desain prototype ruang standar Sumber: Interior Design Manual for Contruction and
Renovation Hospitals and Clinics
81
2. Ruang Isolasi Kelas 1
Gambar 4.68 Studi Pola Ruang Isolasi Kelas 1 Sumber: Olahan Penulis
3. Ruang Isolasi Kelas 2
Gambar 4.69 Studi Pola Ruang Isolasi Kelas 2 Sumber: Olahan Penulis
4. Ruang Non Isolasi Kelas Utama (VIP)
Gambar 4.70 Studi Pola Ruang Non Isolasi Kelas VIP Sumber: Olahan Penulis
82
5. Ruang Non Isolasi Kelas 1
Gambar 4.71 Studi Pola Ruang Non Isolasi Kelas 1 Sumber: Olahan Penulis
6. Ruang Non Isolasi Kelas 2
Gambar 4.72 Studi Pola Ruang Non Isolasi Kelas 2 Sumber: Olahan Penulis
7. Ruang Non Isolasi Kelas 3
Gambar 4.73 Studi Pola Ruang Non Isolasi Kelas 3 Sumber: Olahan Penulis
83
4.4.4 Analisa Pelaku dan Program Aktivitas
Analisa ini berdasarkan jenis pelaku dan kegiatan pelaku selama di rumah
sakit. Adapun uraian kegiatan tesebut dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.8 Analisa Pelaku dan Program Aktivitas
No Pelaku Kegiatan
1
Pasien (Rawat Inap)
� Pasien masuk ruang rawat inap dari IGD/ rawat jalan melalui admisi
� Pasien mendapatkan nomor rekam medis
� Serah terima dan orientasi di nurse station
� Pasien ganti pakaian
� Mendapatkan perawatan di kamar rawat inap
� MCK
� Melakukan Pendaftaran
Pasien (Rawat Jalan)
� Menunggu giliran/antri
� Pemeriksaan kesehatan
� Pemesanan obat
� Membayar tagihan di kasir � MCK
Pasien Laboratorium
� Melakukan pendaftaran
� Pemeriksaan lab
� Menunggu hasil lab
� Mengambil hasil lab
� Membayar tagihan di kasir � MCK
2 Dokter
� Ganti pakaian
� Menyimpan barang
� Melakukan pemeriksaan pasien di rawat jalan dan rawat inap
� Beribadah
� Istirahat
� Makan dan minum
� Rapat
� MCK
3
Perawat
� Ganti pakaian
� Menyimpan barang
� Menyimpan data pasien
� Melakukan kegiatan keperawatan
� Beribadah
� Istirahat
� Rapat
84
� Makan dan minum
� MCK
4 Petugas Gizi
� Mempersiapkan makan untuk pasien
� Memberikan makan dan minum kepada pasien
� Menjaga pantry
� Makan dan minum
� Beribadah
� MCK
5 Servis
� Ganti pakaian
� Perawatan bangunan (maintenance)
� Menyimpan peralatan
� Makan dan minum
� MCK
6 Keamanan / security
� Menjaga pos keamanan
� Berpatroli ke semua paviliun
� Makan dan minum
� Beribadah
� MCK
7
Pengantar Pasien Rawat Jalan
� Menunggu pasien mendapat giliran pemeriksaan
� Menunggu giliran menebus obat
� Makan dan minum
� MCK
Keluarga Pasien Rawat Inap
� Menemani pasien selama di ruang rawat
� Mencari research mengenai diagnosa pasien
� Menemani pasien bermain dan berjalan-jalan
� Makan dan minum
� Memasak (kadang-kadang)
� MCK
Pengunjung � Menghibur pasien dengan bermain, berbincang
� Makan dan minum
� MCK
4.4.5 Analisa Kebutuhan Ruang
Berdasarkan analisa kegiatan pelaku, didapatkan jenis-jenis ruang
yang sesuai dengan kebutuhan ruang rumah sakit.
Tabel 4.9 Analisa Kebutuhan Ruang
a. Lobby
� Ruang tunggu / Lobby Utama
� Pusat administrasi dan rekam
medik
� Kasir berobat jalan /inap
� Toilet
� Resepsionis
85
b. Rawat Inap
� Kamar rawat inap VIP
� Kamar rawat inap kelas 1
� Kamar rawat inap kelas 2
� Kamar rawat inap kelas 3
� Hall /Ruang tunggu
� Nurse station
� Gudang medis
� Toilet
� Lounge keluarga
� Ruang bermain anak
� Ruang Tindakan
c. Poli Klinik Anak
� Ruang tunggu
� Ruang tunggu bermain anak
� Ruang laktasi
� Ruang pemeriksaan
d. UGD (Unit Gawat Darurat)
� Ruang administrasi
� Ruang tunggu pengantar
pasien
� Ruang triase
� Ruang resusitasi
� Ruang jaga paramedis
� Ruang tindakan non bedah
� Ruang tindakan bedah
� Gudang bersih
� Gudang kotor
e. Ruang Bedah
� Ruang cuci tangan (scrub
station)
� Ruang persiapan dan ruang
anestesi
� Ruang bedah
� Ruang pemulihan
� Ruang diskusi medis
� Gudang alat operasi
� Gudang kotor
� Loker petugas
f. Ruang Radiologi
� Ruang konsultasi dokter
� Ruang ahli fisika medis
� Ruang pemeriksaan
� Ruang operator
� Ruang mesin
� Ruang ganti pasien
� Ruang jaga radiografer
� Gudang penyimpanan berkas
g. Laboratorium
� Ruang pengambilan sampel
� Bank darah
� Ruang laboratorium patologi
� Laboratorium kimia klinik
� Gudang regensia dan bahan
habis pakai
86
� Ruang diskusi dan istirahat
personil
� Ruang cuci
� Ruang kepala laboratorium
h. ICU (Intensive Care Unit)
� Ruang rawat pasien
� Gudang bersih
� Gudang kotor
� Ruang jaga
� Nurse station
� Parkir trolley
� Toilet
i. Farmasi
� Ruang peracikan obat
� Depo bahan baku obat
� Gudang perbekalan dan alat
kesehatan
� Konter apotik
� Ruang staff
� Depo obat jadi
j. Pemusalaran Jenazah
� Ruang tunggu keluarga jenazah
� Administrasi
� Ruang dekontaminasi dan
pemusalaran jenazah
k. Administrasi Manajemen
� Ruang genset
� Ruang AHU
� Ruang Chiller
� Tangki reservoir
� Parkir
� Depo laundry
� Ruang kontrol
� Pos jaga
� Drop-off mobil
l. Sarana Penunjang
� Kantin
� Minimarket
� Fotokopi
� ATM
� Healing garden
� Dapur gizi
� Retail (took peralatan/ mainan
anak)
m. Servis
� Ruang genset
� Ruang AHU
� Ruang chiller
� Tangki reservoir
� Parkir
� Depo laundry
� Ruang control
� Pos jaga
87
4.4.6 Analisa Program Ruang
Berdasarkan data-data dari Data Arsitek, peraturan Depkes, dan hasil
survey didapatkan standar besaran ruang dan besaran ruang menurut
kelompok ruangnya sebagai berikut.
88
Tabel 410 Program Ruang
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
Besaran keseluruhan ruang dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.11 Luas Total Rumah Sakit Anak
No. Nama Unit Luas Lantai
1. Lobby 108 m² 2. Instalasi Rawat Inap 2012 m² 3. Poli Klinik Anak 150 m² 4. Unit Gawat Darurat (UGD) 166 m² 5. Unit Bedah 191,8 m² 6. Unit Radiologi 96 m² 7. Unit Laboratorium 101 m² 8. Intensive Care Unit (ICU) 119 m² 9. Unit Farmasi 78 m² 10. Unit Pemusalaran Jenazah 52 m² 11. Adiministrasi Manajemen 185 m² 12. Sarana Penunjang 152 m² 13. Servis 643 m²
Luas 4053,8 m² Sirkulasi (30%) 1216,14 m²
Luas Total 5269,94 m²
4.4.7 Analisa Hubungan Ruang antar Unit
Gambar 4.74 Bubble Diagram Unit Ruang
102
4.4.8 Analisa Akses dan Sirkulasi Tapak
Gambar 4.75 Alur Sirkulasi Tapak
Keterangan:
4.4.9 Analisa Zoning Per Unit Ruang
Gambar 4.76 Zoning Ruang Lantai 1
103
Gambar 4.77 Zoning Ruang Lantai 2
Gambar 4.78 Zoning Ruang Lantai Tipikal 3 dan 4
104
Zoning Vertikal
4.4.10 Analisa Kualitas Ruang
1. Ruang Rawat Inap
Dinding mendapat treatment berupa cat dengan warna gradasi hijau
dengan kombinasi warna krem. Warna hijau memberikan efek
meneduhkan dan menyeimbangkan. Dengan penggunaan warna hijau,
dapat menenangkan pasien sehingga pasien dapat beristirahat dan cepat
sembuh dari sakitnya (Wandira & Pribadi; 2011). Selain treatment warna
pada dinding, juga digunakan wallpaper/mural bergambar menarik.
Menurut Eisen (2008) preferensi seni bagi anak di lingkungan rumah sakit
adalah jenis seni bertema alam. Penggunaan seni ini juga untuk
menghilangkan kesan monoton sehingga anak tidak cepat merasa bosan.
Semi Basement: Dapur Gizi, Laundry, Ruang Kontrol,
Security, Pemulsaran Jenazah, Parkir
Lantai 1: Pelayanan Rawat Jalan, UGD, Radiologi dan
Laboratorium, Poli Klinik Anak, Ruang Bermain, Retail
Lantai 2: Manajemen RS, Unit Bedah,
ICU, Ruang Komunal, Terrace Garden
Lantai 3: Ruang rawat isolasi, Ruang rawat non
isolasi, Ruang bermain anak
Lantai 4: Ruang rawat isolasi, Ruang rawat non
isolasi, Ruang bermain anak
Healing Garden
Gambar 4.79 Zoning Vertikal
Basement: Parkir, Sarana Pemeliharaan RS
105
Gambar 4.80 Kualits Ruang Rawat Inap
2. Ruang Bermain Anak
Warna yang dominan digunakan adalah biru. warna biru memberikan
efek menangkan pikiran. Tema grafis yang sesuai dengan warna biru
adalah tema laut, diharapkan dengan tema laut, anak-anak akan
mempunyai semangat seperti ketika bermain di laut. Penggunaan warna
biru yang terlalu banyak akan menimbulkan efek depresi, sehingga
digunakan warna lain sepeti krem dan hijau yang dapat menyeimbangkan
hal tersebut.
Gambar 4.81 Kualitas Ruang Bermain Anak
106
3. Lobby Utama
Menurut Wandira dan Pribadi (2011) dalam buku Terapi Warna untuk
Kesehatan, warna yang cocok dan ideal diterapkan pada ruang foyer atau
pintu masuk adalah wara cokelat karena memiliki kesan hangat dan
welcoming karena memberikan rasa komitmen dan kepercayaan. Warna-
warna cokelat ini diterjemahkan dengan pemilihan material kayu dominan
seperti yang diterapkan pada lobby Randall Children Hospital.
Lobby adalah ruang yang mewadahi aktivitas ‘penerimaan’ daripada
‘perawatan’, akan lebih baik apabila diterapkan warna cokelat/gradasinya
sehingga tercipta ruangan yang terkesan hangat dan nyaman bagi
pengunjung (Wandira & Pribadi; 2011).
Gambar 4.83 Kualitas Ruang Lobby Utama
Gambar 4.82 Konsep Lobby Randall Children Hospital Sumber: pinterest.com,diakses 11 April 2014
107
4. Ruang Tunggu
Warna dominan pada ruang ini adalah gradasi biru dan hijau. Menurut
Wandira dan Pribadi (2011), warna hijau dan biru dapat memberikan efek
psikologis menenangkan syaraf dan membantu penyakit-penyakit fisik dan
emosional. Sedangkan untuk lantai didesain warna putih yang dipercaya
dapat memperbaiki keseimbangan.
Pada ruang tunggu ini banyak digunakan untuk pelayanan rawat jalan,
dimana pasien menunggu untuk mendapatkan pemeriksaan. Penyediaan
area bermain untuk anak mencegah merasa bosan.
Gambar 4.84 Kualitas Ruang Tunggu
5. Ruang Periksa Dokter
Warna dominan yang digunakan adalah putih dan gradasi hijau pastel.
Menurut Verner – Bonds (1989) dalam jurnal Wandira dan Pribadi (2011),
penggunaan warna hijau pada ruang periksa membantu menenangkan
syaraf dan penyakit-penyakit fisik maupun emosional. Warna ini
membantu mengatasi shock dan kelelahan, mabuk udara, meringankan
sakit kepala, dan meringankan kalustrafobia. Penerapan elemen estetika
hanya berupa lis bergambar bungga yang tidak terlalu mendominasi
dinding.
108
Gambar 4.85 Kualitas Ruang Periksa Dokter
6. Koridor
Kecenderungan bentuk koridor adalah berbentuk lorong, sehingga
penggunaan warna dominan yang digunakan untuk koridor sebaiknya
warna yang tidak menimbulkan rasa takut. Warna biru dapat menimbulkan
efek kenyamanan dan ketenangan. Sedangkan untuk penerapan elemen
estetis hanya berupa grafis yang lebih sederhana seperti siluet dari
tanaman.
Gambar 4.8Kualitas Ruang Koridor
109
6. Ruang Bedah
Warna-warna yang digunakan pada ruang bedah sebaiknya adalah
warna-warna terang. Di ruang bedah, pelaku kegiatan yang paling
dominan adalah dokter, karena selama berlangsungnya proses bedah,
pasien akan dibius. Aplikasi warna pada ruang bedah harus mencakup
fungsi kegiatan, yaitu ruang bedah pasien anak dan tempat bekerja seorang
dokter. Menurut Wandira dan Pribadi (2011), warna yang sebaiknya
digunakan pada ruang operasi adalah warna krem, karena menurut teori
Verner-Bonds, warna krem memiliki sifat membantu orang menghadapi
kenyataan, meyakinkan bahwa pada akhirnya semuanya akan baik-baik
saja.
Gambar 4.87 Kualitas Ruang Bedah
110