BAB 3Monitoring Korosi (1)
-
Upload
chandra-hadinata-putra -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of BAB 3Monitoring Korosi (1)
![Page 1: BAB 3Monitoring Korosi (1)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081807/55cf8f4d550346703b9afaf5/html5/thumbnails/1.jpg)
Monitoring Korosi
Perlu diteknkan disini bahwa interpretasi hasil memonitor korosi adalah relatif,
tergantung latar belakang dan keahlian sesorang dalam menganaslisa suatu bentuk korosi.
Sebagai contoh seorang ahli korosi diperusahaan mungkin akan menggunakn alat berupa
radiology atau ultrasonic, tetapi berbeda dengan ahli material, ia akan tetarik
menggunakan pengurangan berat atau mikoskrop untuk mengevaluasi prilaku material.
Itu semua kan berbeda bila y angmenganalisa seorang ahli komia, tentu saja ia akan
tertarik menggunakan fenomena elektrokimia reaksi untuk mengartikan produk korosi
yang terjadi.
Penggunaan beberapa metode dan peralatan untuk mengukur atau memonitor semua
proses reaksi kimia limgkungan dapayt digunakan untuk mengevaluasi reaksi korosi.
Peralatan ini meliputi, test merusak dan tidak merusak. Test tidak merusak , seperti; kupn
pengurangan berat, tahanan listrik, dan elkektrokimia metode. Dan test tidak merusak
seperti; uji kekuatan dan kekerasan bahan. Sebenarnya pemilihan jenis alat uji korosi
yang tepat akan banyak tergantung pada hal-hal yang tertentu, khususnya yang
berhubungan langsung dengan dampak dari perbaikan dan proses perusahaan secara
keseluruhan serta biaya yang diperlukan.
Pada dasarnya data yang dapat diperoleh dari penilaian korosi ada dua jenis;
Data teknik; yang mana data ini berkaiatan langsung dengan perubahan pengurangan
tebal lapisa material atau struktur bangunan (terak, retak dan pitting) contoh uji non
destructive dan inspection
Data operasional; data ini diambil dengan cara mengukur korosi dengan menggunakan
alat bentu yang diletakkan pada proses terjadinya korosi. Dikembangkan dengan metode
elektrokmia data yang secara langsung mengetahaui kondosi korosi yang sedang terjadi..
Memonitor korosi harus memberi manfaat untuk:
Mengurangu pemeriksaan yang memutus operasikerja
Mengurangi resiko kerugian
Memberikan perenvcanaan perawatan yang llebih baik
Menyediakn informasi tentang bahaya korosi dan meningkatkan cara memonitor
korosi
Keputiusannya berdasarkan factor ekonomi daripada teknik
Proses elektrokimia Korosi dan pengukurannya
Korosi adalah proses elektrokimia yang meliputi larurtnya suatu logam, M M+ + 2e
-
dan diseimangkan oleh reaksi hydrogen evolution, 2H+ +2e- H2 , atau reduksi
oksigen , O2+2H2O+4e- 4OH
-. Pada dasarnya teknik elektrokimia sebaiknya
memberikan informasi yang terus menerus dan dapat memonitor secara langsung dengan
teliti. Kondisi ini hanya dapat dicapai bila lingkungan yang diukur adalah lingkunan yang
kondusif atau dapat menghantarkan arus listrik. Korosi yang melibatkan raeakis phase
gas atau pipa gas harus menggunakan metode pengukuran pengurangan berat atau
menggunakan tahanan listri, jika tidak maka pada titik yang diukur harus ada cairan yang
terkondensasi agar teknik elektrokimia dapat bekerja.
![Page 2: BAB 3Monitoring Korosi (1)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081807/55cf8f4d550346703b9afaf5/html5/thumbnails/2.jpg)
Penggunaan alat dalam pengukuran korsosi yang menggunakan probe (alat bantu) harus
disediakan tempat untuk meetakan alat itu. Material yang dikenakan pada kondisi yang
diukur harus mempunyai sifat yang asama dengan material alat bantu itu. Selanjutnya
korosi yang terjadi dalam alat Bantu itu dideteksi dengan menggunakan alat Bantu berupa
instrumen. Pada dasarny a korosi yang terjadi dalam alat Bantu itu dianggap sam adengan
korosi yang terjadi dalam system itu, dan selanjutnya dapat dipreduksi kecepatan korosi
dalam system yang diukur.
Reaksi korosi dalam elektrokimia sel dapat dianalokan dengan realski yang terkjadi
dalam batu baterei. Gaya dorong arus (driving force) bersal dari pperbedan potensial
antara reaksi katoda dan anoda yang biasanya berkisar anata 1-2 V. Pada penggunaan
baterai anoda bereaksi (oksidasi logam) terjadi pada elektroda negative dan reduski
terjadi pada elektroda positive.
Pemonitoran Korosi di Perusahaan
Ada beberapa variasi metode pemonitoran korosi di perusahaan;
Uji visual/photo
Metode kehilangan berat/ kupon
Tahanan listrik
Metode elektrokimia
Hydrogen probe
Analis produ aliran
Metode evaluasi tidakmerusak
Visual inspection
Analisa Produk Korosi
Metode dilakuakn dengan cara menguji komposisi kimia larutan yang secara langsung
bersentuhan dengan material yang diamati. Pipa-pipa transmisi dari baja yang ditanam di
dalam tanah akan dapat dikenali jenis mikroba yag menyerang bila diketahui jenis korosi
yang terjadi.
Tahanan Linear Polarisasi
.
Elektrokimia Impedance Spectroscopy
Penggunaan Elektrokomia Noise untuk Mempelajari Jenis-Jenis Korosi
Pengujian Korosi
Alasan pengujian korosi
![Page 3: BAB 3Monitoring Korosi (1)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081807/55cf8f4d550346703b9afaf5/html5/thumbnails/3.jpg)
Pengijian korosi adalah bagian yang terpenting dalam mengendalikan pengewrusaka
akibat korosi guna menghemat biaya produksi. Bila pengerusakan korosi bias dipredisi
maka pemilihan material dapat dilaksanakan secara efektive. Akhirnya dengan
mempelajari mekanisme korosi secara periodok dapat dilakukan pemeliharaan peralatan
tanpa harus menguji ulang. Penggunaan data uji juga berguna untuk mendapatkan data
tentang kecepata korosi sebagai bagian dalam prosspenelitian selanjutnya.
Persyaratan dalam pengujian korosi
Hal yang paling penting dalam pengujian ini adalah:
Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipakai ulang. Ini penting untuk penelitan ilmiah,
Persyaratan ini harus memenuhi criteria bahwa semua jenis percobaan dapat
diaplikasikan untuk mengetahui prilaku material sejenis.
Menghasilkan produk yang konsisten dengan yang terjadi di lapangan.
Mendapatkan hasil-hasil yag penting dengan biaya minimum
Type-type uji korosi
Uji laboratorium
Uji dengan kondisi tiruan
Percobaan yang dipercepat
Menambah temperatur
Menambah konsentrasi larutan
Percobaan langsung di lapangan
Percobaan di perusahaan
Dasar-dasar dalam pengujian korosi
Persiapan spesimen
Sifat fisik dan mekanik material
Material yang sama
Efek sudut
pembersihan
Variable uji yang dirubah
Komposisi
Kelautan oksigen
Temperatur
Volume larutan
Aliran air larutan
Pencelupan spesimen
Evaluasi hasil
Visual
Metallographi
Metode kehilangan berat
Analisa larutan
Pengukurabn ketebalan
![Page 4: BAB 3Monitoring Korosi (1)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081807/55cf8f4d550346703b9afaf5/html5/thumbnails/4.jpg)
Uji mekanik
Evaluasi sifat kelistrikan dan elektrokimia
Pengujian standart
Diagram korosi standart
Fungsi untuk mengetahui logam mudah terkorosi atau tidak
Dibuat oleh Pourbaix
Jika logam memiliki ≥ 10 –6 mol maka logam tidak terkorosi
Logam jika dibawah – 0,937 maka logam tidak mengalami korosi (kebal)
Diagram pourbaix untuk zn dalam air
Terdapat parameter lain
Jika hydrogen dan oksigen naik kadar Phnya maka potensialnya akan turun
Untuk Ph 8-10 ada kemungkinan Z tidak terkorosi jika hasil oksidasi Zn(OH)2 menutupi dengan
sempurna.
Untuk mencegah korosi pada Zn
1. Ph dipertahankan antara 8 – 10
2. Potensialnya diusahakan < dari 0,937 9 dengan cara mengorbankan logam lain atau
dialiri arus listrik)
Diagram pourbaix untuk logam yang lain Potesial standart korosi
Nama umur VNHE
SCE
Calomel
Hg Sulphate
Sileum cilorde
Zn/seamater
Hg/Hg2cl2
Hg/Hg2Cl2/Kcl
Hg/Hg2SO4
Ag/Agcl/Kcl
Zn/Seamater
+ 0,241
+0,280
+0,640
+0,197
-0,8
Mengukur kecepatan korosi
1. Aktivasi polarisasi
jika potensialnya naik maka arus korosi akan naik juga
2. Consentrasi polarisasi
3. Resistansi polarisasi
Potentiostat
![Page 5: BAB 3Monitoring Korosi (1)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081807/55cf8f4d550346703b9afaf5/html5/thumbnails/5.jpg)
Potentiostat adalah contol amplifier dengan benda uji yang ditempatkan pada feedback
loop. Tujuannya adalah untuk mengendalikan perbedaan potential antara refferensi
elektroda dan material ujui (elektroda kerja) melalui elektroda ketiga yang disebut
auxiliary elektroda. Untuk tujuan ini mutu potentiostat akan lebih baik jika semakin
sederhana rangkaian listriknya.
Pada rangkaian yang diperlihatkan disini, ZD1 dan ZD2 adalah dioda referensi dngan
bandgap 1.22V yang dihubungkan dengan sumber positif dan negativ. Potentiometer
VR1digunakan untuk mengeset potential polarisasi yang dibutuhkan, diletakan pada non-
inverting masukan pada amplifier utama A1. Elektroda kerja (WE) dihubungkan ke
ground dan referensi elektroda (RE) ke inverting input pada ampl;ifier utamaA1. Untuk
menguatkan kemampuan output kadang-kadang digunakan unity gain buffer A2.
Sebelumnya dibuat bahwa ini mempunyai bandwith lebih tinggi dari bandwith A1, jika
tidak crangkaian bergetar bila digunakan untuk menjalankan sel capaitor. Output buffer
dihubungkan dengan elektroda ketiga/pembanding (AE) melalui arus yang melalui
rwistorR. Differntial amplifier A3 digunakan untuk mengukur pengurangan potential
(potential drop) yang terjadi pada resistor ini dan dikonversikan ke potential ground
refernsi.
![Page 6: BAB 3Monitoring Korosi (1)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081807/55cf8f4d550346703b9afaf5/html5/thumbnails/6.jpg)
Difinisi
Potentiosatat adalah peralata elektronik yang digunakan untuk mengontrol
perbedaan potential antara elektroda kerja dan rferensi elektroda. Kedua elektroda
tersebut berisi sel elektrokomia. Penerapanm potentiostat untuk mngontrol ini
dengan cara menmasukan arus melalui elektroad kerja Bantu (auxiliary elektroda).
Variabel yang dikontrol dalam potentiostat adalah potential sel dan variable yang
terukur adalah arus sel.
Electrodes
Pada dasarnya dalam potentiostat ada tiga elektroda yang digunakan, yaitu elektroda uji
(working elektroda/WE), elektroda referensi/pembanding (RE) dan elektroda bantu
(auxiliary elektroda/AE).
Elektroda kerja (WE)
Pada pengujian korosi, WE adalah sample atau material yang terkorosi, biasanya
elektroda kerja berupa logam contoh yang akan kitapelajari sebagai contoh dari matrial
sesungguhnya. Ini mirip seperti pengujian dengan kupon. Elektroda kerja dapat berupa
logam murni atau logam yang dicat. Kebanyakan reaksi elektrokimia yang terjadi dapat
dipelajari pada elektroda kerja ini.
Elektroda pembanding (RE)
Elektroda ini digunakan untuk mengukur mengukur potential. Elektroda pembanding
sebaiknya mempunyai potensial elektrokmia yang tetap selam aarus mengalir melaluinya.
Elektroda yang umum digunakan adalah Elektroda Calomel jenuh (SCE) dan perak
klorida elektroda (Ag/AgCl).
Elektroda Bantu (Auxiliary Elektroda/AE)
Elektroda ini adalah konduktor yang memungkikan arus mengalir dalam rangkaian.
Dalam laboratorium elektroda ini biasanya terbuat dari logam yang lembam (inert)
seperti platina atau graphite. Dalam pemnggunaannya seing dikai terbuat dari material
elektroda kerja. Arus yang mengalir melalui larutan lewat elektroda kerja meninggalkan
larutan melalui aelektroda pemabntu ini.
![Page 7: BAB 3Monitoring Korosi (1)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081807/55cf8f4d550346703b9afaf5/html5/thumbnails/7.jpg)
Elektroda-elektroda tersebut dimasukkan dalam larutan elektrolit (larutan yang
menyalurkan arus listrik). Kumpuilan dari elektroda-elektroda tersebut, larutan elektrolit
dan peralatn pembantunya biasanya disebut elektrokomia sel.
![Page 8: BAB 3Monitoring Korosi (1)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081807/55cf8f4d550346703b9afaf5/html5/thumbnails/8.jpg)