Bab 3 Stabilitas Lereng

6
BAB III STABILITAS LERENG 3.1 UMUM Secara umum lereng dapat diartikan sebagai “Bentang alam yang bentuknya miring terhadap bidang horizontal ”. Lereng dapat dipandang sebagai lereng alam dan lereng buatan. Lereng alam adalah lereng yang terbentuk karena proses-proses alam, misalnya lereng suatu bukit atau gunung. Sedangkan lereng buatan adalah lereng yang terbentuk karena aktifitas manusia misalnya pada penggalian suatu tambang atau konstruksi galian oada pekerjaan sipil. Pada pembahan selanjutnya akan dibatsai pada pengertian lereng untuk suatu galian tambang. Yang akan dipermasalahkan dalam hal lereng tambang ini adalah kemungkinan dari terjadinya keruntuhan. Dapat dibayangkan keruntuhan atau kelongsoran lereng tambang apalagi jika pada tambang dengan skala besar, sudah tentu sangat banyak kerugian yang ditimbulkannya, seperti antara lain : Orang maupun alat-alat bisa tertimbun Mengganggu jalannya operasi penambangan Memerlukan pekerjaan baru dalam memperbaiki lereng yang runtuh. Dan lain-lain. Diktat Kuliah Geoteknik Stabilitas Lereng - Oleh : Gde Suratha - Yuliadi 1

description

geoteknik

Transcript of Bab 3 Stabilitas Lereng

Page 1: Bab 3 Stabilitas Lereng

BAB III

STABILITAS LERENG

3.1 UMUM

Secara umum lereng dapat diartikan sebagai “Bentang alam yang bentuknya miring

terhadap bidang horizontal”. Lereng dapat dipandang sebagai lereng alam dan

lereng buatan. Lereng alam adalah lereng yang terbentuk karena proses-proses

alam, misalnya lereng suatu bukit atau gunung. Sedangkan lereng buatan adalah

lereng yang terbentuk karena aktifitas manusia misalnya pada penggalian suatu

tambang atau konstruksi galian oada pekerjaan sipil.

Pada pembahan selanjutnya akan dibatsai pada pengertian lereng untuk suatu

galian tambang. Yang akan dipermasalahkan dalam hal lereng tambang ini adalah

kemungkinan dari terjadinya keruntuhan. Dapat dibayangkan keruntuhan atau

kelongsoran lereng tambang apalagi jika pada tambang dengan skala besar, sudah

tentu sangat banyak kerugian yang ditimbulkannya, seperti antara lain :

Orang maupun alat-alat bisa tertimbun

Mengganggu jalannya operasi penambangan

Memerlukan pekerjaan baru dalam memperbaiki lereng yang runtuh.

Dan lain-lain.

Suatu kelongsoran lereng selalu melalui suatu bidang yang disebut bidang gelincir.

Umumnya pada material yang lemah, seperti tanah, batuan yang sangat lapuk, pasir

atau batuan yang sangat terkekarkan “fractured”, bidang gelincirnya mempunyai

bentuk yang mirip lingkaran (rotational sliding). Sedangkan untuk material yang

dekat ke batuan (keras) biasanya kelongsoran terjadi melalui bidang-bidang lemah

(diskontinuitas).

3.2 Pengertian “Slope Stability”

Dalam diktat ini, akan dibahas secara konfrehensif tentang suatu pertanyaan yaitu

“kenapa lereng bisa longsor?”. Stability dapat diartikan stabilitas atau dapat juga

Diktat Kuliah Geoteknik Stabilitas Lereng -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi

1

Page 2: Bab 3 Stabilitas Lereng

diterjemahkan dengan “kemantapan”. Slope Stability berarti stabilitas lereng atau

kemantapan lereng. Apa yang dimaksud dengan lereng yang mantap atau stabil?

Umumnya dalam prakteknya, stabilitas didefinisikan sebagai faktor keamanan

(safety factor) yang secara teoritis merupakan perbandingan antara kekuatan

material terhadap geseran (shear strength) yang menahan kelongsoran

dengan gaya geser (shear Stress) yang bekerja yang menyebabkan

kelongsoran akibat adanya gaya berat pada material.

Gambar 3.1 Ilustrasi kelongsoran dengan gaya mekanika

3.3 Faktor-faktor Yang mempengaruhi Stabilitas Lereng

Secara umum, ada beberapa factor yang harus diperhitungkan dalam menganalisa

suatu stabilitas lereng antara lain;

Geometri lereng

Kekuatan masa batuan lereng

Orientasi bidang lemah (discountinuitas) terhadap oreintasi lereng

Air tanah

Faktor Luar

3.3.1 Geometri Lereng

Geometri lereng yang dimaksud adalah parameter tinggi dan kemiringan

lereng. Dalam hal ini batasan-batasan yang menjadi patokan adalah faktor

keamanan dan tingkat keekonomian dari desain lereng tambang.

Lereng yang landai akan sangat mahal ongkos pengupasan overburdennya

walaupun lereng tersebut aman dari bahaya kelongsoran. Semakin tegak lereng

yang dibuat akan semakin banyak bijih yang terambil, akan tetapi SF nya

kemungkinan akan berkurang.

Diktat Kuliah Geoteknik Stabilitas Lereng -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi

2

Page 3: Bab 3 Stabilitas Lereng

Oleh sebab itu, perlu ditentukan optimasi lereng agar hasil yang tertambang

dapat optimal dan pertimbangan safety factor dari lereng juga aman.

3.3.2 Kekuatan Masa Batuan Lereng

Kekuatan masa batuan pembentuk lereng akan sangat berpengaruh terhadap

stabilitas lereng. Dalam kaiannya dengan analisis slope stability biasanya

dinyatakan dengan parameter C’ (kohesi) dan Φ’ (sudut geser dalam.

Untuk mendapatkan parameter ini biasanya dilakukan pengujian laboratorium

terhadap undisturb samples baik untuk material yang lunak maupun untuk

bidang discountinuity batuan.

Selain itu, untuk mendapatkan nilai kekuatan material pada lereng dilakukan juga

pengujian insitu di lapangan. Parameter yang didapat kemudian kemudian

dikuantitaskan dengan pendekatan Rock mass Classification.

3.3.3 Orientasi Bidang Lemah (dicountinuitas) Terhadap Orientasi Lereng

Bidang lemah biasanya menjadi penyebab utama terjadinya longsor. Hal ini

disebabkan karena material yang ada sebagai bidang lemah biasanya memiliki

kekuatan yang sangat lemah.

Dengan demikian, dalam mendesain lereng haruslah mempertimbangkan arah

atau orientasi bidang lemah tersebut. Dapat dilihat pada gambar dibawah, arah

lereng yang sejajar dengan bidang lemah akan sangat mungkin untuk

mengalami kelongsoran dibanding dengan arah lereng yang berlawanan atau

tegak lurus terhadap arah bidang lemah. Hal ini disebabkan karena orientasi

bidang lemah yang berlawanan dengan oerientasi lereng akan menahan gaya

normal yang bekerja pada lereng.

Dalam istilah struktur geologi terdapat 2 macam discountinuity , yaitu :

o Major discountinuity, seperti sesar (patahan)

o Minor discountinuity, seperti kekar dan bidang perlapisan

Adanya bidang-bidang lemah ini yang mempunyai arah atau oreintasi, panjang,

spasi dan kekuatan dari material pengisinya akan menentukan model dari

potensial longsoran yang terjadi.

Diktat Kuliah Geoteknik Stabilitas Lereng -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi

3

Page 4: Bab 3 Stabilitas Lereng

3.3.4 Air tanah

Pengaruh factor air tanah terhadap “slope Stability” terletak pada adanya

tekanan air pada bidang gelincir yang secara efektif mengurangi kekuatan geser.

Hal ini dapat dilihat pada rumus berikut ini;

U = tekanan air

Makin besar harga tekanan air U, maka makin kecil harga kekuatan geser tanah,

sehingga harga “slope Stability” juga makin kecil. Kondisi air tanah harus

diperkirakan sejak penyelidikan awal di lapangan dan dioerkirakan sejak

penyelidikan awal di lapangan dan dimonitor secara kontinu melalui piezometer

yang dipasang pada waktu penyelidikan dilakukan.

3.3.5 Faktor Luar

Ada beberapa factor yang juga mempengaruhi terhadap “slope Stability”, yaitu

antara lain :

Beban dinamik karena dump truck (traffic loading)

Getaran dari peledakan

Getaran pemasangan tiang pancang (stabilisasi)

Gempa Bumi

Diktat Kuliah Geoteknik Stabilitas Lereng -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi

4