BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB...

53
BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi Perusahan Gambar 3.1: Struktur Organisasi 41

Transcript of BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB...

Page 1: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

41  

BAB 3

PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Struktur Organisasi Perusahan

Gambar 3.1: Struktur Organisasi

41

Page 2: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

42  

Organisasi Induk PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk

Direksi

(1) Perusahaan dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan 7 orang Direktur,

yang selanjutnya disebut direksi.

(2) Susunan Direksi adalah sebagai berikut:

a. Direktur Utama

b. Direktur Layanan

c. Direktur Pemasaran & Penjualan

d. Direktur Teknik & Pengelolaan Armada

e. Direktur Operasi

f. Direktur Keuangan

g. Direktur Sumber Daya Manusia & Umum (Direktur SDM & Umum)

h. Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko

Penyebutan Direksi dan Nama Jabatan Direksi

Untuk kepentingan komunikasi, maka penyebutan untuk Direksi dan nama

jabatan Direksi diatur sebagai berikut:

a. Direksi, dapat menggunakan istilah Board of Director, disingkat BoD.

b. Direktur Utama, dapat menggunakan istilah President & Chief Executive

Officer, selanjutnya disebut President & CEO.

c. Direktur Layanan, dapat menggunakan istilah Director Services.

d. Direktur Pemasaran & Penjualan, dapat menggunakan istilah Director

Marketing & Sales.

Page 3: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

43  

e. Direktur Teknik & Pengelolaan Armada, dapat menggunakan istilah Director

Maintenance & Fleet Management.

f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah Director Operations.

g. Direktur Keuangan, dapat menggunakan istilah Director Finance & Chief

Financial Officer, Selanjutnya disebut Director Finance & CFO.

h. Direktur Sumber Daya Manusia & Umum, dapat menggunakan istilah

Director Human Capital & Corporate Affairs.

i. Derektur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko, dapat

menggunakan istilah Director Strategy, Business Development & Risk

Management.

Organisasi Induk

Struktur Organisasi Induk PT Garuda Indonesia (Persero) adalah sebagaimana

yang tersebut dalam Lampiran 1 Surat Keputusan ini (untuk penyebutan Direksi,

Direktur Utama, dan Direktur), atau Lampiran 2 Surat Keputusan ini (untuk

penyebutan istilah BoD, President & CEO, dan Director).

Unsur-unsur Organisasi Induk

(1) Unsur Pelaksana; yaitu yang menjalankan fungsi pelaksana kebijakan;

dipimpin oleh Direktur dengan dibantu oleh Vice President (disingkat VP)

dan/atau Senior General Manager (disingkat Senior GM).

(2) Unsur Pendukung; yaitu fungsi yang mempunyai peran mendukung Direktur

Utama dan/ atau Direksi; dipimpin oleh VP.

Page 4: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

44  

(3) Strategic Business Unit (SBU); yaitu unit usaha mandiri dalam Perusahaan

yang berorientasi pada optimasi sumber daya yang bertujuan memaksimalkan

nilai Perusahaan dengan memberikan hasil produksi dan layanan jasa kepada

pelanggan, baik di dalam maupun diluar korporasi; dipimpin oleh VP.

(4) Anak Perusahaan (Subsidiaries), yaitu suatu badan hukum tersendiri yang

dibentuk Perusahaan untuk mendukung kegiatan Perusahaan Induk dan

dikelola secara mandiri, namun masih dalam kontrol Perusahaan Induk.

Unsur Pelaksana

Unsur Pelaksana dalam Organisasi Induk PT Garuda Indonesia (Persero), terdiri

dari:

(1) Direktorat Layanan; bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan

peningkatan layanan kepada pelanggan, khususnya sebelum, selama, dan

sesudah penerbangan, melalui perencanaan/disain layanan ke pelanggan,

mengelola proses “delivery”-nya kepada pelanggan, mengelola Awak Kabin

untuk memberikan layanan in flight; serta pengelolaan customer relationship

secara terintegrasi; dipimpin oleh Direktur Layanan.

(2) Direktorat Pemasaran & Penjualan; bertanggung jawab terhadap pencapaian

Sales, Revenue, melalui pengelolaan network, marketing & distribution,

revenue; dipimpin oleh Direktur Pemasaran & Penjualan.

(3) Direktorat Teknik & Pengelolaan Armada; bertanggung jawab terhadap

penjaminan ketersediaan pesawat yang airworthy melalui pengelolaan

armada mulai dari Phase-in & Phase-out serta administrasi armada,

Page 5: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

45  

kelayakan dan perawatan armada; dipimpin oleh Direktur Teknik &

Pengelolaan Armada.

(4) Direktur Operasi; bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasi

penerbangan baik reguler maupun layanan haji, melalui pengelolaan awak

kokpit, ground operations, flight dispatch, operation control dan dukungan

operasional lainnya; dipimpin oleh Direktur Operasi.

(5) Direktorat Keuangan; bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan

Perusahaan melalui treasury, budget, akuntansi, dan investor relations;

dipimpin oleh Direktur Keuangan.

(6) Direkorat SDM & Umum; bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sumber

Daya Manusia, learning & development, serta layanan administrasi dan

umum; dipimpin oleh Direktur SDM & Umum.

(7) Direktorat Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko;

bertanggung jawab terhadap perumusan strategi dan perencanaan jangka

panjang, dukungan teknologi informasi yang handal, serta pengelolaan risiko;

dipimpin oleh Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko.

(8) Area Management; merupakan pengelola pelaksanaan seluruh kebijakan dan

bisnis Perusahaan pada branch offices serta electronic commerce –tempat

dimana Perusahaan melakukan bisnis- yang terdiri dari: Area Western

Indonesia; Area Eastern Indonesia; Area Asia (ASA); Area Japan, Korea,

China (JKC); Area Southwest Pacific (SWP); dan Area Management

Kingdom of Saudi Arabia (KSA). Area Management dalam melaksanakan

tugasnya bertanggung jawab kepada Direksi, namun secara operasional

dikelola oleh Direktur Pemasaran & Penjualan.

Page 6: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

46  

Unsur Pendukung

Unsur Pendukung dalam Organisasi Induk PT Garuda Indonesia (Persero) terdiri

dari:

(1) Unit Corporate Quality, Safety & Environment Management; berfungsi untuk

mengelola safety management system.

(2) Unit Internal Audit; berfungsi untuk memastikan efektivitas sistem audit

internal Perusahaan.

(3) Unit Corporate Secretary, berfungsi mengelola dokumen Perusahaan,

memastikan penyelenggaraan administrasi Perusahaan sesuai hukum dan

perundang-undangan yang berlaku serta prinsip Good Corporate Governance

(GCG), dan melindungi Perusahaan dari aspek hukum.

(4) Unit Corporate Communication; berfungsi untuk mengelola komunikasi &

informasi Perusahaan (eksternal & internal) secara efektif, serta mengelola

Corporate Social Responsibility (CSR) & Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL).

(5) Unit CEO Office; berfungsi untuk mendukung President & CEO melalui

pemberian second opinion dan rekomendasi di dalam mengelola (managing),

memimpin (leading) Perusahaan, serta menjalin hubungan dengan

stakeholder (networking).

(6) Unit Corporate Security; berfungsi untuk mengelola security management

system.

Seluruh Unit Unsur Pendukung bertanggung jawab langsung kepada Direktur

Utama.

Page 7: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

47  

Strategic Business Unit (SBU)

SBU PT Garuda Indonesia (Persero) terdiri dari:

(1) SBU Garuda Sentra Medika (GSM); mengelola bisnis kesehatan, yang secara

operasional dikelola oleh salah satu Direksi.

(2) SBU Citilink; mengelola bisnis penerbangan berbiaya murah (low cost

carrier). yang secara operasional dikelola oleh salah satu Direksi.

(3) SBU Garuda Cargo; mengelola bisnis kargo, yang secara operasional dikelola

oleh salah satu Direksi.

Anak Perusahaan

Anak Perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) terdiri dari:

(1) PT Aerowisata; bergerak dibidang jasa penyediaan barang dan/atau jasa yang

bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di bidang usaha pariwisata dan jasa

pendukung Angkutan Udara.

(2) PT Garuda Maintenance Facility Aero (GMF Aero Asia, disingkat menjadi

GMFAA) bergerak di bidang usaha perawatan pesawat terbang (Maintenance

& Repair Organization/MRO).

(3) PT Abacus Distribution Systems Indonesia; bergerak di bidang usaha utama

Computerized Reservation System (CRS).

(4) PT Aero Systems Indonesia; bergerak di bidang penyediaan sistem teknologi

informasi untuk airline.

Page 8: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

48  

Penjabaran Organisasi

Penjabaran atas Organisasi Induk, Fungsi dan akuntabilitas unit akan ditetapkan

kemudian oleh Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko.

3.1.1 Profil Perusahaan

PT. Garuda Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang pelayanan jasa pengangkutan udara. Pelayanan jasa yang dilakukan oleh

PT. Garuda Indonesia (Persero) digunakan untuk pengangkutan orang dan

barang dari suatu tempat ke tempat lainnya baik domestik maupun internasional.

PT. Garuda Indonesia (Persero) sebagai “customer service” berupaya

memberikan pelayanan yang berkualitas dan berorientasi kepada kepuasan

pengguna jasa melalui pengelolaan secara profesional.

PT. Garuda Indonesia (Persero) mengemban misi dan program

pemerintah di bidang pembangunan dan ekonomi nasional, khususnya di bidang

jasa pengangkutan udara dan di bidang lainnya yang terkait. Strategi yang

dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia (Persero) dalam rangka membangun

ekonomi nasional di bidang jasa pengangkutan, tidak terlepas dari penataan

seluruh aspek operasi, bisnis dan manajemen yang efektif agar mampu

mengembangkan bisnis yang sejajar dengan perusahaan penerbangan

Internasional yang semakin luas, dan dapat membawa nama bangsa Indonesia ke

mancanegara. Miai yang diemban oleh PT. Garuda Indonesia (Persero) sebagai

Page 9: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

49  

pembawa bendera nasional telah meletakkan PT. Garuda Indonesia (Persero)

sebagai tumpuan dna aharapan masyarakat Indonesia di bidang penerbangan.

Sekarang ini, PT. Garuda Indonesia (Persero) berada di dunia persaingan

yang lebih kompetitif dan dinamis. Perubaha-perubahan signifikan yang terjadi

dalam industri penerbangan merupakan akibat dari kebiasaan pelanggan yang

berubah-ubah, teknologi, deregulasi, dan privatisasi. Proses liberalisasi dan

regulasi yang terdapat pada industri pesawat terbang secara lebih jauh dapat

meningkatkan masuknya pesaing baru dan akan memperkecil keuntungan di

dalam lingkungan industri yang memang sudah tinggi pesaingnya. Munculnya

pesaing-pesaing baru dibidang penerbangan tidak membuat PT. Garuda

Indonesia (Persero) berdiam diri, tetapi melakukan strategi yang dapat

memperkuat dan memperluas bidang pelayanannya dari tahun ke tahun.

PT. Garuda Indonesia (Persero) telah berdiri lebih dari 50 tahun, dan

dapat dikatakan sudah cukup banyak menghadapi tantangan selama beberapa

tahun terakhir, namun dengan kekuatan manajemen dan strategi yang tangguh

membuat PT. Garuda Indonesia (Persero) tetap bertahan dan tetap menjadi

“leading carrier” di dalam penerbangan dalam negeri “flag carrier”dalam

penerbangan internasional dengan memeperhatikan ketepatan waktu dan layanan

kualitas yang prima.

Page 10: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

50  

3.1.2 Deskripsi Bisnis

• Angkutan udara komersial untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri

dan luar negeri.

• Angkutan udara borongan untuk penumpang dan barang dalam negeri dan

luar negeri.

• Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara baik untuk keperluan sendiri

maupun untuk pohak ketiga.

• Jasa pelayanan penunjang operasional pengangkutan udara.

• Jasa pelayanan sistem informasi yang berkaitan dengan pengangkutan udara.

• Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

pengangkutan udara.

• Jasa pelayanan kesehatan personil penerbangan.

3.1.3 Sejarah Perusahaan

Sejarah penerbangan komersial di Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari

masa-masa perjuangan rakyat Indonesia dalam usaha mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. Sejarah ini dimulai ketika pada tahun 1948, guna

menunjang mobilitas pemimpin pemerintahan, Presiden Soekarno menghimbau

kepada pengusaha dan rakyat Aceh untuk menghimpun dana guna pembelian

pesawat terbang. Terkumpulah sejumlah uang untuk membeli sebuah pesawat

tipe Douglas DC-3 Dakota yang kemudian diberikan registrasi RI-001 diberi

nama “Seulawah” yang berarti “Gunung Emas”. Berhubung jadwal penerbangan

cukup padat, maka pesawat RI-001 harus menjalani perawatan yang dilakukan di

Page 11: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

51  

luar negeri, dan tanggal 7 Desember 1948 pesawat RI-001 mendarat di Calcutta

untuk memulai perawatan. Namun, ketika sedang menjalani perawatan di India,

pada tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda melancarkan Agresi Militer

kedua, sehingga setelah perawatan selesai, pesawat RI-001 tidak dapat kembali

ke Indonesia. Pada saat yang bersamaan, Pemerintah Burma tengah memerlukan

angkutan udara. Guna mencari dana bagi keberadaan para awak pesawat, maka

diputuskan pesawat RI-001 disewakan kepada pemerintah Burma. Akhirnya,

pada tanggal 26 Januari 1949 pesawat RI-001 tersebut diterbangkan dari Calcutta

ke Rangoon dan diberikan nama “Indonesian Airways”. Adapun nama “Garuda”

diberikan oleh Presiden Soekarno sendiri yang mengutip sajak Bahasa Belanda

gubahan pujangga terkenal saat itu, Noto Soeroto; “Ik ben Garuda, Vishnoe’s

vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw einladen”, yang artinya “Aku

adalah Garuda, burung milik Wishnu yang membentang sayapnya menjulang

tinggi di atas kepulauanmu”.

Tanggal 28 Desember 1949 pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan

registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian Airways”

terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini

merupakan penerbangan pertama kali dengan nama “Garuda Indonesian

Airways”. Garuda Indonesia kemudian resmi menjadi Perusahaan Negara pada

tahun 1950, dimana pada saat itu Garuda Indonesia memiliki 38 buah pesawat

yang terdiri dari 22 jenis DC3, 8 pesawat laut Catalina dan 8 pesawat jenis

Convair 240. Armada perusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun

1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah

Page 12: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

52  

Haji ke Mekkah. Pada tahun 1961, pesawat jenis turboprop Lockheed Electras

bergabung dengan jajaran armada Garuda Indonesia. Garuda Indonesia memulai

perjalanan terbangnya ke Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di

Amsterdam. Sepanjang tahun 80an, armada Garuda Indonesia dan kegiatan

operasionalnya mengalami restrukturisasi besar-besaran yang menuntut

perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan

mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Training

Centre yang terletak di Jakarta Barat. Selain Pusat Pelatihan, Garuda

Indonesiajuga membangun Pusat Perawatan Pesawat, Garuda Maintenance

Facility (GMF) di bandara internasional Soekarno-Hatta di masa itu. Di masa

awal 90an, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga melampaui

tahun 2000. Armada juga terus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda

Indonesia termasuk dalam 30 besar di dunia. Sejak awal tahun 2005 tim

manajemen yang baru mulai membuat perencanaan bagi masa depan Garuda

Indonesia. Di bawah kendali manajemen baru, Garuda Indonesia melaksanakan

evaluasi ulang dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan

meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan

keuangan, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami

pelanggan, dan yang terpenting adalah memperbaharui dan membangkitkan

semangat Garuda Indonesia. Bagi perusahaan, pelayanan dalam kegiatan

operasional merupakan kunci indikator kinerja. Pengukuran strategi yang

melibatkan restrukturisasi pada seluruh rantai pelayanan (service chain)

menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan yang berorientasi

pada pelanggan. Restrukturisasi perusahaan yang di dalamnya juga mencakup

Page 13: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

53  

restrukturisasi hutang mencatat sukses sebagaimana tercermin dalam laba yang

diraih perusahaan di tahun 2009 yang melebihi Rp 1 triliun. Dalam kerangka

restrukturisasi hutang, perusahaan memiliki pemegang saham yang baru per

akhir Desember 2009 yaitu Bank Mandiri yang memiliki 10,6% saham di

perusahaan melalui penyelesaian hutang Obligasi Konversi senilai Rp 1,02

triliun, sehingga per akhir Desember 2009 struktur kepemilikan saham

perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia (85,8%), PT Bank Mandiri

(10,6%), PT Angkasa Pura I (1,4%), PT Angkasa Pura II (2,2%). Memiliki

gedung manajemen baru di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Garuda

Indonesia saat ini didukung oleh 5.075 orang karyawan yang tersebar di kantor

pusat dan 43 kantor cabang. Pada akhir Desember 2009, Garuda Indonesia

mengoperasikan 70 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6

pesawat jenis Airbus 330-300, 4 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 57 pesawat

jenis B-737 (seri 300, 400, 500 & 800). Pesawat ini melayani lebih dari 50 rute

tujuan domestik dan internasional serta lebih dari 10 juta pelanggan. Untuk

mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 4 anak

perusahaan yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis perusahaan induk,

yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aerowisata, PT Garuda

Maintenance Facility Aero Asia dan PT Aero Systems Indonesia.

3.1.4 Asal nama Garuda Indonesia

Pada 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden

Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di

Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair akan diserahkan kepada pemerintah sesuai

Page 14: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

54  

dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepda beliau

memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya

dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu. Menanggapi hal

tersebut, Presiden-Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah

sajak berbahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Nato Soeroto di zaman

kolonial, Ikben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven

uw eilanden (“Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan

sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu”). Maka pada 28 Desember

1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu DC-3 dengan registrasi PK-DPD

milik KLM Interinsulai terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke

Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia

Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesia Airways, nama yang diberikan

Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

3.1.5 Visi, Misi, Nilai & Tujuan Perusahaan

Garuda Indonesia secara konsisten mengarahkan strategi dan inisiatifnya

untuk mencapai tujuan perusahaan dan mewujudkan misinya menjadi

perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa.

3.1.5.1 Visi Perusahaan (Corporate Vision)

“A strong distinguished airline through providing quality services to serve

people and goods arround the world with indonesia hospitality.”

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan

yang berkualaitas kepada masyarakat menggunakan keramahan Indonesia.

Page 15: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

55  

3.1.5.2 Misi Perusahaan (Corporate Mission)

“The flag carrier of indonesia to the world, to support national economic

development by delivering professional and profitable air travel services.”

Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier)

indonesia yang mempromosikan indonesia kepada dunia guna menunjang

pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan profesional.

3.1.5.3 Nilai Perusahaan (Corporate Value)

“Corporate value called “FLY-HI” consisting of efficient and effective, loyalty,

customer centricity, honesty & openness, and integrity.”

Tata nilai perusahaan yang disebut sebagai “FLY-HI” terdiri dari: eFficient &

effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness dan Integrity.”

eFficient and effective

Insan garuda indonesia senantiasa melakukan tugas yang diembannya secara

teliti, tepat dan akurat dalam waktu sesingkat mungkin dan tenaga serta biaya

seefisien mungkin tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan

bahwa garuda indonesia berupaya menjamin pelanggan memperoleh layanan

yang berkualitas.

Loyalty

Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap tugas yang didelegasikan

kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin. Hal ini

didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin konsistensi

kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan.

Page 16: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

56  

Customer centricitY

Insan garuda indonesia senantiasa penuh perhatian, siap membantu dan

melayani. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya

menempatkan pelanggan sebagai pusat perhatian.

Honesty and openness

Insan Garuda Indonesia harus selalu jujur, tulus dan ikhlas dalam menjalankan

seluruh aktifitasnya dan melakukan komunikasi dua arah yang jelas dan

transparan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta tetap menjaga

kerahasiaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya

menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan pelanggan.

Integrity

Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat serta

menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan

perusahaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya

menjamin layanan dan relasinya dengan pelanggan berjalan bersih secara

hukum dan moral.

3.1.5.4 Tujuan Perusahaan (Corporate Goals)

“In line with the corporate vision, our corporate goal is to be a leading airline

with a comparable reputation to other world class airlines and aim to create a

continuously growing and expanding company with sustainable profits.”

Untuk mencapai visi perusahaan maka tujuan perusaahn adalah menjadi

maskapai penerbangan terkemuka dengan reputasi yang sejajar dengan

maskapai kelas dunia lainnya. Sedangkan sasaran perusahaan yang hendak

Page 17: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

57  

dicapai adalah menciptakan perusahaan yang terus berkembang dengan

keuntungan yang berkelanjutan.

3.1.6 Logo Perusahaan

Gambar 3.2 : Logo Perusahaan

Page 18: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

58  

3.1.7 Penghargaan yang telah diraih oleh PT. Garuda Indonesia

Tabel 3.1 : Tabel Penghargaan PT. Garuda Indonesia Airlines

Tahun Penghargaan

2007 • Service Quality Award 2007 (Diamond) from Center for

Customer Satisfaction and Loyalty, and Marketing

Magazine.

• Indonesian Most Admired Company (IMAC) Airline

Category by Frontier & Business Week

• Indonesian Best Brand Award (IBBA) by MARS & SWA

• IPRA Award 2007 (International Public Relations

Association) certificate of Excellent in Crisis Management

• Indonesian Customers Satisfaction Award (IVSA) by

Frontier & SWA

• Indonesian Most Admired Company (IMAC) Airline

Category the Company with the Best Corporate Image

Presented by Frontier & Business Week

• Call Center Award "Achieving Good Service

Performance" for Airline Category.

2008 • Call Center Award by Center Customer Satisfaction &

Loyalty & MARKETING

• Indonesia’s Most Admired Companies (IMAC) by

Page 19: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

59  

Frontier & Business Week

• Indonesia Best Brand award “ Platinum Award “ by

MARS & SWA

• Transforming Strategic IT to Business Improvement by

Warta Economy @ company Award 2008

• The Company The Best Corporate Image by Frontier &

Business Week

• Service Quality Award 2008 for achieving exceptional

total quality satisfaction by Majalah Marketing

• Perusahaan Idaman 2008 by Warta Ekonomi

• Service Excellent Champion 2008 by MarkPlus & Co

• Call Center Award by Center Customer Satisfaction &

Loyalty & MARKETING

• Indonesia's Most Admired Companies (IMAC) by Frontier

& Business Week

• Indonesia Best Brand award " Platinum Award " by

MARS & SWA

• Transforming Strategic IT to Business Improvement by

Warta Economy @ company Award 2008

• The Company The Best Corporate Image by Frontier &

Business Week

• Service Quality Award 2008 for achieving exceptional

total quality satisfaction by Majalah Marketing

Page 20: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

60  

• Perusahaan Idaman 2008 by Warta Ekonomi

• Service Excellent Champion 2008 by MarkPlus & Co

2010 • 4 Star Airline SKYTRAX 2010

• ICSA 2010 “The Best in Achieving Total Costumer

Satisfaction

• Museum Rekor Indonesia Dunia “Pemrakarsa dan

Penyelenggara Layanana Imigrasi Pertama di atas

Pesawat

• World Airline Winner SKYTRAX Awards 2010

• Indonesia Best Brand Award – Best Brand Platinum 2010

• Good Corporate Governance Awards 2010 – Indonesia

Most Trusted Companies “Peserta terbaik dalam penilaian

Makalah CGPI 2009”

• Good Corporate Governance Awards 2010 – Indonesia

Most Trusted Companies “Corporate Governance

Perception Index (CGPI)”

• Marketeers Award GREATEST BRAND of the DECADE

2010, NETIZEN’S CHOICE

• Marketeers Award GREATEST BRAND of the DECADE

2010, EDITOR’S CHOICE

• Indonesia Tourism Award 2010 “Penerbangan Layanan

Page 21: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

61  

Penuh Terfavorit”

• Adikarya Wisata, Jakarta Tourism Award 2010

• IMAC 2010

• Penghargaan Laporan Tahunan 2009, Peringkat I Kategori

BUMN/BUMD Non Keuangan – Non Listed (Jakarta, 22

September 2010)

• Juara Social Media – Indonesia Most Favorable Brand in

Social Media

• Word of Mouth Marketing 2010 – First Winner in Airline

Service Category

• Indonesia’s Most Favorite NETIZEN Brand 2010

• Marketing Award 2010 – The Best in International

Marketing

• Economic Challengges Awards The Winner 2010 – Metro

TV

• Indonesia Social Entrepreneurship Achievement 2010

• IMAC 2010 – The Best in Building and Managing

Corporate Image

• Service Quality Award 2010 – Domestic Airline Services

• Service Quality Award 2010 – International Airline

Services

Page 22: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

62  

• Marketeers Award Indonesia’s Most Favorite Women

Brand 2010

• Frost & Sullivan – Indonesia Aerospace Awards

“Innovative Airline of the Year”

• Warta Ekonomi – Perusahaan Idaman 2010

• Top Brand 2010 – Outstanding Achievement

TROPHY

• 4 Star Airline SKYTRAX 2010

• Centre of Asia Pacific Aviation – Airline Turnaround of

the Year 2010

• World Airline Winner SKYTRAX Awards 2010

• Outstanding Entrepreneurship Award – APEA 2010

• The Best Website - DM Award 2010

• Adikarya Wisata 2010

• Annual Report Award – Peringkat I Kategori BUMN/D

Non Keuangan – Non Listed

Sumber: www.garuda-indonesia.com

Page 23: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

63  

3.2 Prosedur yang Berlaku

3.2.1 Program Kemitraan

Tabel 3.2 : Context Diagram

Page 24: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

64  

Prosedur penyaluran dana Program Kemitraan ini disusun sebagai pedoman

Unit PKBL dalam menjalankan fungsinya menyalurkan Dana Program

Page 25: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

65  

Kemitraan juga mengelola dan menjaga kualitas pinjaman PKBL. Secara

menyeluruh maksud dan tujuan dari Standar Prosedur ini adalah untuk :

1. Memberikan arahan yang jelas dalam menjalankan pengelolaan Pinjaman

Dana.

2. Memberikan acuan kepada Unit Kerja PKBL dan Unit Terkait dalam

melakukan Analisa Kelayakan usaha pada setiap tahapaan proses pemberian

Pinjaman Dana.

3. Sebagai panduan di dalam melaksanakan fungsi kontrol yang baik sehingga

seluruh resiko dalam pemberian Pinjaman Dana bisa dikelola dengan baik.

Dalam mengelola PKBL, keputusan hasil Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) PT. Garuda Indonesia (Persero) mengenai alokasi dana yang akan

digunakan untuk program PKBL menjadi dasar dalam menyusun program kerja

dan anggaran unit PKBL. Dalam mengembangkan program PKBL perlu

berkoordinasi dengan corporate communication untuk mencapai sinergi dengan

program pemerintah maupun program perusahaan.

Dalam mengelola PKBL, mitra binaan dan masyarakat merupakan

pelanggan yang perlu didengar, dipahami dan dipenuhi kebutuhannya sehingga

baik mitra binaan maupun masyarakat umum puas dengan program dan

pelayanan yang diberikan. Kepuasan ini akan dapat meningkatkan citra (image)

perusahaan.

Disamping itu, dalam mengelola PKBL harus patuh dan sesuai dengan

ketentuan dan perundangan yang berlaku serta kebijakan yang telah ditetapkan

Page 26: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

66  

Perusahaan. VP Corporate Affairs, Senior Manager PKBL dan General Manager

Branch Office Domestic bertanggungjawab dalam merumuskan, membuat dan

memastikan proses–proses pengelolaan PKBL berjalan secara efektif dan efisien.

a. Seleksi dan Penetapan Binaan

Untuk menjadi Mitra Binaan PT. Garuda Indonesia (Persero), calon mitra

binaan harus menyampaikan proposal berisi; (1) Feasibility Study, (2)

Dokumen Perusahaan/Individual dan (3) Surat Keterangan / Pernyataan.

Ketua dan Anggota Tim yang terlibat dalam proses penetapan Calon

Mitra Binaan harus menandatangani surat pernyataan Conflict of Interest,

untuk menjaga tingkat objektivitas dan keterbukaan. Feasibility Study berisi

minimum Profile, informasi kinerja perusahaan/individu satu tahun terakhir

mencakup produksi, pemasaran, tenaga kerja dan laporan keuangan.

Dokumen Perusahaan yang harus dilampirkan dalam proposal minimum

mencakup SIUP, TDTP, NPWP dan Nomor Rekening Perusahaan (jika ada),

sekurang kurangnya dokumen yang harus dilampirkan adalah Surat

Keterangan Domisili perusahaan/usahan perorangan dari kelurahan atau

kepala desa setempat, Surat Kuasa dari pengurus Koperasi dan anggota

kepada Ketua Koperasi, Surat Pernyataan belum pernah mendapat Pinjaman

Program Mitra Binaan dari BUMN lain, Rekomendasi dari Dinas Koperasi

dan UKM (if applicable). Perusahaan/Jenis usaha minimun telah berjalan

satu tahun.

Page 27: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

67  

Untuk memastikan kebenaran dari proposal yang disampaikan oleh calon

mitra binaan, maka harus dilakukan due dilligence. Perusahaan akan

menetapkan besar Pinjaman Dana kepada calon mitra binaan berdasarkan

tingkat kemampuan mitra binaan dan maksimal sebesar 100% (seratus

persen) dari kebutuhan modal kerja dan investasi sesuai dengan hasil

penilaian dari Survey .

b. Penetapan Dana

1. Sumber Dana Program Kemitraan, berasal dari:

a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen).

b. Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dan dana

program kemitraan setelah dikurangi beban operasional.

c. Pelimpahan dana program Kemitraan dan BUMN lain, jika ada.

2. Besarnya dana Program Kemitraan yang berasal dan penyisihan laba

setelah pajak, disahkan oleh Menteri.

3. Dalam kondisi tertentu, besarnya dana dimaksud dapat ditetapkan lain

dengan persetujuan Menteri.

4. Dana Program Kemitraan dimaksud pada angka (1) dan (2) disetorkan

kepada Unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Unit

PKBL)

seiambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah penetapan dalam

RUPS-PKBL

Page 28: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

68  

5. Pembukuan dana Program Kemitraan dilaksanakan terpisah dari

pembukuan PT. Garuda Indonesia (Persero).

c. Beban Operasional

Untuk mendukung pelaksanaan Program Kemitraan, disediakan dana

operasional dengan ketentuan;

1. Beban operasional Program Kemitraan, bersumber dan hasil jasa

administrasi, bunga deposito dan atau jasa giro dana program Kemitraan

tahun berjalan maksimal 100% (seratus persen) dan apabila tidak

mencukupi maka kekurangan tersebut dibebankan kepada anggaran

biaya perusahaan.

2. Beban operasional Program Kemitraan dituangkan dalam Rencana Kerja

Anggaran (Rencana penggunaannya dijabarkan secara rinci).

3. Dana operasional digunakan untuk operasional yang meliputi :

a. Kegiatan Pembinaan

1) Beban perjalanan dinas petugas dalam rangka Due Dilligence

lokasi usaha calon mitra binaan, pemantauan/evaluasi

perkembangan usaha dan kegiatan penagihan pinjaman.

2) Beban upah tenaga harian/honorer yang membantu pelaksanaan

program Kemitraan.

b. Beban kegiatan pegawai unit PKBL, terkait dengan peningkatan

kualitas SDM dalam melaksanakan fungsi pembinaan, fungsi

administrasi dan keuangan.

Page 29: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

69  

c. Beban administrasi, bank, surat menyurat

d. Pengadaan inventaris yaitu pembelian Komputer beserta program

aplikasinya dan inventaris kantor lainnya.

e. Pengadaan kendaraan bermotor untuk menunjang kegiatan

operasional (disesuaikan dengan kondisi dana operasional yang

tersedia).

4. Penggunaan Dana Operasional disusun dalam RKA Program Kemitraan

dan Program Bina Lingkungan dan telah mendapat Persetujuan Direksi.

d. Kriteria Usaha Kecil yang Dibina

Usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai

berikut;

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu

milyar rupiah).

3. Milik Warga Negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

5. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

Page 30: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

70  

6. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai

potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

7. Diutamakan bagi usaha kecil yang belum memiliki akses perbankan.

e. Bentuk Bantuan

Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk:

1. Pinjaman untuk membayai modal kerja dan atau pembelian barang-

barang modal seperti : mesin, alat produksi, alat bantu produksi, dll.

Yang dapat meningkatkan produksi dan penjualan produk Mitra Binaan,

jangka waktu pembinaan dapat dilakukan terus menerus sampai Mitra

Binaan tersebut menjadi tangguh, mandiri dan bankable.

2. Pinjaman Khusus

a. pemberian pinjaman yang bersifat jangka pendek dengan waktu

maksimal

1 (satu) tahun dengan niiai pinjaman yang cukup material bagi Mitra

Binaan.

b. perjanjian pinjaman dilaksanakan antara 3 (tiga) pihak yaitu: PT.

Garuda Indonesia (Persero). Mitra Binaan dan Rekanan usaha Mitra

Binaan dengan kondisi yang ditetapkan oleh PT. Garuda Indonesia

(Persero).

3. Beban Pembinaan, yang diberikan kepada Mitra Binaan, dalam bentuk;

a. Bantuan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan dalam rangka:

Page 31: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

71  

• Peningkatan ketrampilan manajerial dan teknik produksi.

• Peningkatan pengendalian mutu produksi.

• Peningkatan pemenuhan standarisasi teknologi.

• Peningkatan rancang bangun.

b. Bantuan Pemasaran produk mitra binaan dalam bentuk:

• Bantuan penjualan produk mitra binaan.

• Bantuan promosi produk melaiui kegiatan pameran domestik dan

internasional.

Beban Pembinaan hanya dapat diberikan kepada Mitra Binaan dan

besarnya dana hibah ditetapkan maksimal 20% (dua puiuh persen) dari

dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan.

f. Bunga Pinjaman

Besarnya Jasa Administrasi dana Program Kemitraan maksimal 6% (enam

persen) per tahun.

g. Kewajiban Mitra Binaan

Mitra binaan mempunyai kewajiban sebagai berikut:

1. Perlu kiranya Mitra Binaan menyerahkan Tanda Perikatan kepada

Pengelola PKBL PT. Garuda Indonesia (Persero) berkaitan dengan

pinjaman.

Page 32: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

72  

2. Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui

PKBL PT. Garuda Indonesia (Persero).

3. Pembukuan dengan tertib.

4. Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian

yang telah disepakati.

c. Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada

PKBL PT. Garuda Indonesia (Persero).

d. Sanggup dan bersedia mematuhi segala ketentuan yang diatur oleh

PKBL PT. Garuda Indonesia (Persero) termasuk sita jaminan.

h. Tanda Perikatan

1. Bentuk tanda perikatan yang dapat dijaminkan antara lain:

a. Sertifikat tanah.

b. BPKB kendaraan bermotor.

c. Atau Surat-surat berharga yang lainnya.

2. Nilai Tanda Perikatan (sesuai harga pasar) minimal setara atas pinjaman

yang diberikan.

3. Tempat penyimpanan agunan dapat dilakukan di:

a. Brankas PT. Garuda Indonesia (Persero).

b. Save Deposit Box pada Bank.

Page 33: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

73  

e. Pelaksanaan penjualan Tanda Perikatan atau eksekusi dapat

dilakukan setelah jatuh tempo pelunasan dan mitra binaan tersebut

tidak mengindahkan Surat Teguran Pengelola PKBL PT. Garuda

Indonesia (Persero) yang ketiga kalinya, dengan terlebih dahulu

memberitahukan secara tertulis atau via telepon kepada yang

bersangkutan.

4. Segala biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan penjualan Tanda

Perikatan atau eksekusi dibebankan pada agunari tersebut dengan

diperhitungkan setelah dipotong atas sisa pelunasan pinjaman. Dibuat

surat kuasa menjual sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

i. Penyaluran Pinjaman Dana Kepada Mitra Binaan

Penyaluran Pinjaman Dana Mitra Binaan harus dilakukan melalui transfer

rekening antar Bank. Ketetapan berkenaan dengan suku bunga Pinjaman

Dana , grace periode, penanganan Pinjaman Dana bermasalah dan yang

terkait harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang terkait dengan PKBL.

Mitra Binaan berkewajiban membayar cicilan pokok dan bunga setelah masa

grace periode selama 3 bulan setelah menerima dana pinjaman.

j. Pelaksanaan Survey

1. Unit PKBL mengkoordinasikan pelaksanaan Survey atau peninjauan

kelokasi usaha calon mitra binaan, Survey dilakukan untuk melihat

secara faktual kondisi usaha yang sebenarnya dan calon mitra binaan

apakah sesuai dengan proposal yang diajukan.

Page 34: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

74  

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Survey:

a. Pembuatan jadwal Survey untuk setiap awal tahun anggaran.

b. Pengajuan surat kepada Dinas koperasi dan UKM wilayah yang akan di

Survey dilampiri dengan daftar calon mitra binaan yang akan di Survey.

c. Perlengkapan Survey:

1) Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD).

2) Alat dokumentasi.

3) Proposal calon mitra binaan.

4) Formulir evaluasi hasil Survey.

5) Penelitian terhadap mitra binaan didampingi pihak dinas

terkait/setempat dituangkan dalam formulir hasil Survey.

2. Unit PKBL membuat laporan hasil Survey kepada Pembina

Utama/Direktur Utama melalui Pembina Harian.

k. Mekanisme Penyaluran Dana

1. Calon mitra binaan sesuai persyaratan (formal) mengajukan permohonan

pinjaman ditujukan kepada PT. Garuda Indonesia (Pesero) c/q Pengelola

PKBL dengan menggunakan draft proposal/formulir yang telah

disediakan dilengkapi dengan:

a. Copy dokumen (Akte Pendirian/SIUP/sekurang-kurangnya surat

keterangan dan pihak berwenang dar kelurahan atau kepala desa).

b. Copy KTP, Kartu Keluarga, Pas Photo Berwarna 4x6 3 Lembar.

Page 35: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

75  

c. Rekening Bank.

d. NPWP (Dapat Dilengkapi Sebelum Penyaluran Dana).

e. Status tempat usaha dan denah lokasi usaha.

f. Surat rekomendasiIpengantar dari Dinas terkait, khusus koperasi

dilengkapi dengan:

1) Laporan RAT terakhir.

2) Surat Kuasa.

2. Pengelola PKBL dan Kantor Cabang meneliti kelengkapan administrasi

(Proposal dan dokumen yang diajukan oleh mitra binaan) dengan

menggunakan formulir evaluasi proposal. Terhadap mitra binaan yang

layak Survey akan dilakukan peninjauan kelokasi usaha sedangkan bagi

yang tidak layak secara administratif ditolak dengan menerbitkan surat

penolakan.

3. Pengelola PKBL melakukan peninjauan/survey ke lokasi usaha dengan

didampingi Dinas/Kantor koperasi dan UKM setempat untuk melihat

secara langsung kondisi yang sebenarnya dan usaha calon mitra binaan

dan rencana pengembangan usahanya. Kegiatan ini dituangkan dalam

formulir laporan hasil survey.

4. Pengelola PKBL melakukan pengkajian/evaluasi atas hasil Survey untuk

menilai layak atau tidaknya calon mitra binaan untuk dibina serta

memperkirakan besarnya dana pinjaman yang layak diberikan sesuai

dengan kondisi usaha dan prospek pengembangannya, terhadap calon

Page 36: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

76  

mitra binaan yang tidak layak bina atau karena anggaran yang terbatas

diterbitkan surat pemberitahuan belum dapat dibina.

5. Pengaturan Otorisasi dan Validasi penyelenggaraan program dilakukan

oleh Pejabat Pemengan Otorisasi diatur sebagai berikut:

a. Untuk nilai dibawah Rp. 500 Juta disahkan oleh VP.

b. Untuk nilai diatas Rp. 500 Juta disahkan oleh EVP.

6. Pengelola PKBL melaporkan hasil Survey kepada Pejabat pemegang

otorisasi, sekaligus mengusulkan jumlah dan jenis usaha calon mitra

binaan serta besarnya dana pinjaman bagi calon mitra binaan yang

memenuhi syarat.

7. Setelah mendapat persetujuan Pejabat pemegang otorisasi, selanjutnya

Pengelola PKBL menyelenggarakan Pendidikan/Pelatihan/Pameran

Kewirausahaan bagi calon mitra binaan bekerjasama dengan

Dinas/Kantor terkait.

8. Memberikan evaluasi kepada calon mitra binaan melalui questionnaire/

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana manfaat dan

pendidikan Kewirausahaan dalam penerapannya, serta saran perbaikan.

9. Melakukan proses administrasi untuk penyerahan dana pinjaman yang

dituangkan dalam Surat Perjanjian serta memberikan kode binaan bagi

calon mitra binaan.

10. Dana pinjaman diserahkan dalam bentuk transfer setelah calon mitra

binaan setelah dilakukan penandatanganan dokumen:

Page 37: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

77  

a. Surat Perjanjian Pinjaman Dana PKBL.

b. Kuitansi bukti penerimaan pinjaman.

c. Rincian Pinjaman dan jadwal pengembalian.

d. Surat Kuasa (penunjukan tentang kewajiban pengembalian dana

pinjaman mitra binaan).

e. Data angsuran pengembalian pinjaman.

11. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak penyerahan pinjaman pihak

Pengelola PKBL mengirim surat pemberitahuan jatuh tempo angsuran

dan formulir laporan perkembangan usaha untuk diisi dan dikirim

kembali ke Pengelola PKBL.

12. Kualitas Pinjaman Dana Program Kemitraan

Dalam perjanjian pembinaan antara BUMN Pembina dengan mitra

binaan telah tercantum kesepakatan mengenai mekanisme (tatacara)

pengembalian oleh mitra binaan baik pokok pinjaman dan bunga, jangka

waktu mengangsur dan jatuh tempo pembayaran angsuran. Hal ini

dimaksudkan untuk mendidik mitra binaan agar selalu memenuhi

kewajibannya karena berdasarkan evaluasi pembinaan yang dilakukan

karakter mitra binaan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

lancar atau tidaknya angsuran pinjaman, disamping faktor

perkembangan usaha mitra binaan. Kualitas pinjaman dana Program

Kemitraan dinilai berdasarkan pada ketepatan waktu pembayaran

Page 38: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

78  

kembali pokok dan bunga pinjaman mitra binaan. Penggolongan

Kualitas Pinjaman ditetapkan sebagai berikut:

a. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi

pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran

angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-

lambatnya 30 (tiga puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran

angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

b. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran

pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30

(tiga puluh) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh)

hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan

perjanjian yang telah disetujui bersama;

c. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran

pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui

180 (seratus delapan puluh) hari dan belum melampaui 270

(duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran

angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

d. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok

dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270

(duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran

angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

Page 39: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

79  

l. Mekanisme Penyelesaian Angsuran Pinjaman Bermasalah

Untuk penanganan penyelesaian angsuran pinjaman bermasalah dilakukan

hal-hal sebagai berikut:

1. Penanganan pinjaman bermasalah

a. Terhadap kualitas pinjaman kurang Iancar, diragukan dan macet

dapat dilakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara

penjadwalan kembali (rescheduling) atau penyesuaian persyaratan

(reconditioning) apabila memenuhi kriteria:

1) Mitra Binaan beritikat baik atau kooperatif terhadap upaya

penyelamatan yang akan dilakukan.

2) Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek

usaha.

3) Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar

angsuran.

b. Dalam hal dilakukan tindakan penyesuaian persyaratan

(reconditioning), tunggakan bunga pinjaman dapat dikapitalisasi

menjadi pokok pinjarnan atau dihapuskan tunggakan beban

bunganya dan beban bunga selanjutnya.

c. Tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan

setelah adanya tindakan penjadwalan kembali (rescheduling).

Page 40: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

80  

2. Penyelesaian pinjaman bermasalah:

a. Pinjaman macet yang telah diupayakan pelunasannya namun tidak

terpulihkan, dikelompokkan dalam aktiva lain-lain dengan pos

Pinjaman Bermasalah.

b. Terhadap pinjaman bermasalah sebagaimana dimaksud pada huruf

(a) yang akan dihapusbukukan harus mendapat persetujuan terlebih

dahulu dan Menteri/ RUPS.

c. Terhadap pinjaman bermasalah yang telah dihapusbukukan tetap

diupayakan penagihannya dan hasilnya dicatat dalam pos Pinjaman

Bermasalah yang diterima kembali.

d. Jumlah dan mutasi rekening Pinjaman Bermasalah dan Pinjaman

Bermasalah yang Diterima Kembali sebagaimana dimaksud pada

huruf (b) dan huruf (c), dilaporkan secara periodik.

m. Administarasi keuangan unit PKBL

Salah satu kewajiban BUMN Pembina adalah melakukan pembukuan

atas Program Kemitraan untuk diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan serta

dipertanggungjawabkan oleh Direksi PT. Garuda Indonesia (Persero). Dana

Program Kemitraan untuk pembinaan usaha kecil yang dikelola semakin

bertambah dari tahun ke tahun karena bersumber dari pembagian laba PT.

Garuda Indonesia (Persero) setiap tahun ditambah pengembalian pokok

pinjaman disertai dana pengembangannya.

Page 41: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

81  

Bantuan pinjaman kepada mitra binaan harus diadministrasikan dengan

tertib agar setiap saat dapat dipantau perkembangannya baik pokok

pinjaman, dana pengembangan, jatuh tempo pembayaran angsuran, realisasi

penagihannya serta dampak bantuan program kemitraan terhadap PT.

Garuda Indonesia (Persero), karena hal ini merupakan bagian dan

pertanggungjawaban pengelolaan dana pembinaan PT. Garuda Indonesia

(Persero).

n. Pembinaan Kemitraan

Pembinaan dilakukan oleh Manajemen Kantor Cabang dan Tim PKBL.

Pemanfaatan dana pinjaman yang telah diserahkan kepada mitra binaan pada

dasarnya harus sesuai dengan isi perjanjian. Pemanfaatan yang sesuai dan

optimal dapat berpengaruh terhadap perkembangan usaha mitra binaan yang

manerima. perkembangan tersebut harus dipantau/dimonitor agar dapat

ditentukan arah dan bentuk selanjutnya . Untuk itu pemantauan pembinaan

atas posisi keuangan kondisi terakhir mitra binaan perlu dilakukan melalui:

1. Pengiriman copy bukti pembayaran/bukti transfer, angsuran pinjaman

berikut laporan perkembangan usahanya oleh mitra binaan kepada unit

PKBL secara periodik.

2. Penyampaian rekonsiliasi (pencocokan saldo hutang) kepada mitra binaan

setiap 3 (tiga) bulan sekali.

3. Pelaksanaan kewajiban mitra binaan menyampaikan laporan

perkembangan usahanya secara periodik setiap 3 (Tiga) bulan sekali.

Page 42: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

82  

4. Pemantuan langsung ketempat usaha (monitoring) terutama terhadap

mitra binaan yang menunggak angsurannya (dapat dilakukan oleh unit

PKBL sendiri atau bersama dengan pemeriksa yang ditunjuk PT Garuda

Indonesia).

Pembinaan dititik beratkan pada program :

1. Pelatihan/Pembekalan manjerial.

2. Pembinaan pengembangan Usaha.

3. Pemasaran dengan mengikut sertakan pada pameran pameran yang

ada didalam dan diluar negeri.

Otorisasi atas Beban Pembinaan mengacu pada standar otorisasi

penyelenggaraan penyaluran dana.

o. Pemantauan Pengembalian Pinjaman Dana

Pemantauan harus dilakukan minimum satu kali setiap triwulan untuk

setiap mitra binaan. Berdasar atas laporan periodik perkembangan usaha,

jika diperlukan dilakukan kunjungan kepada mitra binaan untuk memantau

perkembangan usaha dan sebagai upaya untuk mengidentifikasi berbagai

kendala usaha yang dihadapi, terutama kepada mitra binaan yang

menunggak dalam pengembalian angsuran pinjaman.

Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pelaksanaan pemantauan

(monitoring) ini adalah :

1. Membuat jadwal monitoring sesuai wilayah yang akan dikunjungi.

2. Menginformasikan kepada instansi/Dinas terkait.

Page 43: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

83  

3. Mempersiapkan dokumen dan sarana monitoring:

a. SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas).

b. Form hasil monitoring.

c. Daftar tunggakan.

d. Data angsuran pinjaman.

e. Blangko surat pernyataan rangkap tiga.

f. Meterai senilai Rp.6.000.

g. Blangko kuitansi.

4. Melakukan pemantuan/monitoring didampingi oleh staf dinas setempat

untuk mencari informasi perkembangan usaha dan masalah yang

dihadapi, sekaligus menagih angsuran bagi mitra binaan yang

menunggak dan dibuatkan surat pernyataan bagi mitra binaan yang tidak

dapat/menunda pembayaran angsurannya.

5. Membuat laporan hasil pemantauan/monitoring kepada SM.

6. Memantau perkembangan mitra binaan yang telah dimonitor melalui

telpon atau surat, apabila belum memenuhi untuk mengangsur

pinjamannya sesuai dengan surat pernyataan yang telah dibuat

sebelumnya.

Page 44: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

84  

3.2.2 Persyaratan Pengajuan Pinjaman Dana Kemitraan

a. Kriteria Umum Usaha Yang Dibina

1. Memiliki kekayaan bersih/asset rnaksimal Rp 200.000.000, (dua ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki

hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1.000.000.000,- (satu miliar

rupiah).

2. Milik Warga Negara Indonesia (WNI).

3. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

4. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

5. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 2 (dua) tahun, serta mempunyai

potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

6. Belum dibina atau tidak sedang dibina oleh BUMN lain.

7. Tidak mempunyai pinjaman komersial dari bank.

8. Pinjaman dan kepada Mitra Binaan berdasarkan program kerja tahunan

unit PKBL PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk..

9. Diharapkan yang bergerak pada bidang usaha industri, perdagangan, dan

jasa.

3.2.2 Persyaratan Perorangan/Badan Hukum/Koperasi

Mengajukan proposal permohonan pinjaman (terlampir), Salinan Akte

Pendirian, Salinan Surat Ijin Usaha, Salinan SK. Susunan Kepengurusan,

Salinan SIUP, Salinan TDP, Salinan NPWP, Keterangan domisili usaha dari

Page 45: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

85  

RT & Kelurahan, Laporan Keuangan satu tahun terakhir, Photo jati diri

ukuran 4x6 berwarna 3 lembar, Salinan rekening Bank/Tabungan Bank,

Salinan KTP dan Kartu Keluarga, Salinan PBB tempat tinggal, Surat

pernyataan kesanggupan membayar pengembalian pinjaman dan bagi hasil

dari pengurus dan ahli waris, Status tempat usaha, dan denah lokasi tempat

usaha, Photo tempat usaha, Surat pengantar dari Kantor/Dinas setempat,

Tanda perikatan (sertifikat tanah, surat kendaraan bermotor), Khusus

Koperasi dilengkapi dengan:

1. Laporan RAT (Rapat Anggota Tahunan) tahun terakhir.

2. Surat kuasa yang diberikan kepada Ketua Koperasi dan Pengurus,

Pengawas dan ditandatangani di atas bermeterai sebesar Rp.6.000,-.

3.3 Metode Pengumpulan Data (Opsional)

3.3.1 Metode Penelitian

Berdasarkan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif

dan studi kasus sebagai metode penelitian. Sebagaimana menurut Strauss and

Corbin, seperti yang dikutip oleh Basrowi dan Sukidin (2002) bahwa qualitative

research (riset kualitatif) merupakan jenis penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur

statistik atau cara kuantifikasi lainnya. (Ruslan, 2010:214)

Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai

dengan kondisi lapangan tidak seperti desain riset kuantitatif yang bersifat tetap,

Page 46: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

86  

baku dan tidak berubah-ubah. Oleh karena itu peranan peneliti sangat dominan

dalam menentukan keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, sedangkan

peranan desain hanya membantu mnegarahkan jalannya proses penelitian agar

sesuai dengan pernyataan masalah dan berjalan dengan sistematis. (Sarwono,

2006:199)

Berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, jenis penelitian deskriptif

yang digunakan penulis bertujuan untuk meneliti, menggambarkan, dan

mengetahui strategi Public Relations PT. Garuda Indonesia (Persero) divisi

Corporate Communication dalam upaya menjaga citra positif perusahaan melalui

program Corporate Social Responsibility (CSR) Kemitraan serta mencapai visi

dan misi perusahaan. Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan

angka. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian

dianalisis dalam bentuk kategori-kategori.

3.3.2 Metode Pengumpulan Data

Jika dilihat dari jenisnya, maka kita dapat membedakan data kualitatif sebagai

data primer dan sata sekunder.

a) Data Primer (primary data)

Data Primer adalah data yang berasal dari sumber pertama. Data ini tidak

terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui

nara sumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita

jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana

mendapatkan informasi ataupun data. (Sarwono, 2006:129)

Page 47: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

87  

Data yang diperoleh biasanya merupakan hasil dari wawancara dan

observasi.

• Wawancara

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap dua orang

informan, yakni Koordinator/penanggung jawab program Corporate

Social Responsibility (CSR) dan dengan seorang Public Relations divisi

Corporate Communication. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh

data mengenai prosedur pelaksanaan dari program Corporate Social

Responsibility (CSR) Kemitraan yang dilakukan oleh PT. Garuda

Indonesia (Persero) baik dari segi perencanaan hingga evaluasi dari

program tersebut.

Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut “a meeting of

two persons to exchange information and idea through question and

responses, resulting in communication and joint construction of meaning

about a particular topic”.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu. (Sugiyono, 2009: 72)

Pada saat melakukan wawancara, peneliti mengajukan beberapa

pertanyaan seputar program Corporate Social Responsibility (CSR)

Kemitraan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth

Interview) terbuka yang standar (standardized open-ended interview).

Page 48: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

88  

Dimana keberhasilan dalam mendapatkan data atau informasi dari obyek

yang diteliti sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam

melakukan wawancara. (Sarwono, 2006: 224)

Menurut Elvinaro Ardianto (2010:178) Wawancara mendalam (in-depth

interview) adalah ”teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara

bertatap muka langsung dengan informan/narasumber agar mendapatkan

data lengkap dan mendalam”.

Dari berbagai penjelasan diatas, peneliti dapat menentukan dengan jelas

informan yang akan diwawancarai, yakni Public Relations divisi

Corporate Communication, Koordinator/penanggung jawab program

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Mitra Binaan PT. Garuda

Indonesia (Persero).

Informan-informan tersebut dipilih karena:

1) Bapak Adi Pribadi, selaku koordinator/penanggung jawab program

CSR, dipilih karena beliau dianggap dapat memberikan informasi

akurat mengenai prosedur pelaksanaan program Corporate Social

Responsibility (CSR) Kemitraan.

2) Bapak Adhi Pratama, selaku Public Relations divisi Corporate

Communication, dipilih karena beliau dianggap memiliki

keterlibatan yang penting dalam pelaksanaan kegiatan Corporate

Social Responsibility (CSR) Kemitraan.

Page 49: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

89  

3) Ibu Novita Yunus, pengusaha Batik Chic, dipilih karena Beliau

merupakan salah satu mitra binaan Garuda.

• Observasi

Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-

kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang

diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada

Tahap awal, observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan

data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus

melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau

informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola

perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Jika hal itu sudah

diketemukan, maka peneliti dapat menemukan tema-tema yang akan

diteliti.

Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1988) bahwa “observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi.” (Sugiyono, 2009: 64)

Tujuan Observasi dalam banyak hal, adalah untuk memahami

perilaku dan kejadian-kejadian, dalam hal ini berbagai variasi mengenai

keterlibatan dalam observasi atau tingkat partisipasi yang dipergunakan

oleh peneliti dalam penelitian ini adalah nonparticipant observation

(Pengamatan Nonpartisipasi). (Ruslan, 2010: 35)

Page 50: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

90  

Peneliti melakukan pengamatan non partisipan ini, melakukan

observasi pengumpulan data dan informasi tanpa melibatkan diri, atau

tidak menjadi bagian dari lingkungan sosial/organisasi yang diamati.

(Ruslan, 2010: 36)

b) Data Sekunder (secondary data)

Data Sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan

oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat

dimanfaatkan dalam suatu penelitian. (Ruslan, 2010: 138)

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa studi

pustaka dan dokumentasi sbb;

1) Laporan kegiatan CSR PT. Garuda Indonesia (Persero).

2) Company profile PT. Garuda Indonesia (Persero).

3) Website resmi PT. Garuda Indonesia (Persero).

4) Sejumlah media cetak maupun media internet mengenai PT Garuda

Indonesia (Persero).

5) Dokumen-dokumen perusahaan.

3.3.3 Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data

analysis is process of systematically searching and arranging the interview

transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your

own understanding of them and to enable you to present what you have

Page 51: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

91  

discovered to others”. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.

- Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa

kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal,

tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri

seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar

belakangnya. Oleh karena itu, bila terdapat 10 peneliti dengan latar belakang

yang sama, akan mendapatkan 10 temuan dan semuanya dinyatakan valid,

kalau apa yang ditemukan itu tidak berbeda dengan kenyataan sesungguhnya

yang terjadi pada objek yang diteliti. (Sugiyono, 2009: 119)

Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda,

dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang

seperti semula. Pengujian validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif yang

dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas data dengan

trianggulasi teknik pengumpulan data.

- Trianggulasi

Trianggulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency

of the data according to the convergence of multiple data sources or

multiple data collections procedures (Wiliam Wieresma, 1986). Triangulasi

Page 52: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

92  

dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. (Sugiyono, 2006:

125)

- Triangulasi teknik pengumpulan data

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dan dokumentasi.

(Sugiyono, 2006: 127)

Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Wawancara Obseravsi

Dokumen

3.4 Permasalahan yang ada

PT. Garuda Indonesia (Persero) adalah Perusahaan yang bergerak dibidang

penerbangan udara dan juga menjadi salah satu maskapai penerbangan yang

terbesar di Indonesia. Mengingat hal itu, tentu ada banyak hal yang harus

diperhatikan dan diperbaiki secara berkala agar kualitasnya tetap terjaga, karena

dapat diprediksi pada tahun-tahun mendatang tantangan bagi Garuda Indonesia

di dalam menghadapi persaingan bisnis di dalam industri airline baik dipasar

Page 53: BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Struktur …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-2-00540-MC BAB 3.pdf · Maintenance & Fleet Management. f. Direktur Operasi, dapat menggunakan istilah

93  

domestik maupun internasional akan semakin berat. Hal tersebut dipengaruhi

oleh cepatnya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada insustri airline

dewasa ini. Oleh karena itu perlu diperhatikan dengan baik segala aspek yang

menyangkut kegiatan operasional Garuda, agar masalah-masalah dapat

teridentifikasi, seperti yang sedang dialami oleh PT. Garuda Indonesia saat ini

dalam hal kapasitas SDM yang kurang memadai.

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk menangani permasalahan akan kapasitas SDM yang kurang memadai,

perlu diadakan pembenahan pada kualitas SDM yang ada pada lingkungan

internal perusahan, kemudian juga perlu dilakukan pengrekrutan sumber daya

manusia baru yang berkualitas dan dapat memberikan kontribusi yang baik

sesuai dengan yang diharapkan oleh PT. Garuda Indonesia (Persero), agar PT.

Garuda Indonesia (Persero) mampu menghadapi persaingan bisnis di dalam

industri airline baik dipasar domestik maupun internasional dan tetap menjadi

maskapai penerbangan terbaik.