BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2008-1-00419-STIF-Bab...
Transcript of BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2008-1-00419-STIF-Bab...
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berperan penting dalam meneliti secara sistematis dan
memberikan informasi yang terarah dan terukur sesuai dengan tujuan penulisan skripsi
yang diharapkan.
3.1 Sejarah Perusahaan
Perusahaan Garuda Indonesia berdiri pada tahun 1949. Sebagai perusahaan milik
pemerintah, Garuda Indonesia mempunyai misi, menjadi sebuah maskapai penerbangan
berbendera nasional yang bertindak untuk mempromosikan turisme nasional. Untuk
mengoptimalkan peran dan sumbangannya, Garuda Indonesia memahami ketepatan
waktu, keandalan dan kenyamanan adalah inti dari kesuksesan mereka, untuk itu,
mereka mendirikan Garuda Maintenance Facilities Support Center pada tahun 1984.
Pengembangan dan perluasan dari fasilitas pemeliharaan ini semuanya dibiayai
oleh pemerintah Indonesia. Total Investasi dalam tujuh tahun pertama mencapai US$
200 juta, 63% dari pembelanjaan digunakan untuk mengimpor mesin-mesin
berteknologi tinggi dan peralatan.
Di dalam usaha untuk menaikkan kemampuannya, pusat mengubahnya menjadi
suatu SBU pada tahun 1996 menjadi GMF (Garuda Maintenance Facilities) dan mulai
untuk melayani operator pihak ketiga. Sejak saat itu PT. GMF Aero Asia bergerak di
bidang bisnis MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) yang mendapat pengakuan dari
dunia internasional. Pengakuan itu berupa sertifikasi dari dua authority internasional
53
yakni EASA (European Aviation Safety Agency) dari Uni Eropa dan FAA (Federal
Aviation Administration) dari Amerika. Dan tentu saja sertifikasi dari Direktorat
Sertifikasi Kelayakan Udara (DSKU) Departemen Perhubungan RI. PT. GMF Aero Asia
didirikan untuk menjadi salah satu penyedia solusi perawatan pesawat terbaik di dunia,
yang memiliki reputasi dalam quality, reliability, on-time delivery dan affordability.
GMF juga mengembangkan kemampuan, pengalaman dan dikenal baik mempunyai
track-record kehandalan yang bagus. GMF juga selalu melakukan restrukturisasi agar
lebih efisien dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya.
Lokasi kantor pusat GMF ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, GMF
Aero Asia beroperasi di lahan seluas 115 Ha, membuatnya dikenal menjadi salah satu
perusahaan yang menjalankan service maintenance facilities terbesar di Asia. Dengan
dukungan lebih dari 2500 teknisi profesional yang handal dan berpengalaman dilengkapi
dengan peralatan yang canggih, GMF Aero Asia mampu mengakomodasi kebutuhan
berbagai macam jenis pesawat yang digunakan dalam industri penerbangan.
3.2 Visi dan Misi PT. GMF Aero Asia
3.2.1 Visi
Sejalan dengan semakin berkembangnya bisnis jasa perawatan pesawat terbang
atau yang dikenal dengan MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) dan untuk
menghadapi persaingan global, maka PT. GMF Aero Asia mencanangkan program
Global Challange tahun 2003 – 2018.
3.2.2 Misi
Menyediakan solusi perawatan pesawat terbang yang terintegrasi.
54
3.3 Keorganisasian PT. GMF Aero Asia
Garuda Indonesia terdiri dari lima Direktorat yang masing-masing Direktorat
dipimpin oleh seorang direktorat, yaitu :
a. Direktorat Personalia Umum
b. Direktorat Keuangan
c. Direktorat Niaga
d. Direktorat Operasi
e. Direktorat Teknik
GMF berada di bawah Direktorat Teknik yang membawahi dua divisi dan tiga
bagian setara dinas, yaitu :
a. Divisi Perawatan Pesawat Terbang (CGKTLGA)
b. Divisi Perbengkelan (CGKTRGA)
c. Divisi Quality Assurance (CGKTQGA)
d. Divisi Engineering Service (CGKZMGA)
e. Divisi Pengelolahan Materi (CGKTLPGA)
Divisi perawatan pesawat terbang membawahi dua dinas dan dua sub dinas,
yaitu:
a. Dinas Aircraft Overhaul
b. Dinas Line Maintenance
c. Sub Dinas Plane and Cost Control
d. Sub Dinas Administrasi Umum
55
Dan terdapat lima Sub Dinas dibawah Aircraft Overhaul, yaitu :
a. Sub Dinas Maintenance Planning
b. Sub Dinas Wide Body
c. Sub Dinas Narrow Body
e. Sub Dinas Cabin Maintenance
f. Kepegawaian (Man Power)
Jumlah tenaga kerja PT. GMF Aero Asia berjumlah lebih dari 3.161 tenaga
kerja, hal ini cukup mendukung seluruh kemampuan GMF dengan komposisi 977 orang
mekanik rangkap, 361 orang mekanik cabin, 753 orang mekanik bengkel, dan 1070
orang tenaga produksi tidak langsung.
3.4 Fasilitas
Fasilitas-fasilitas GMF Aero Asia ditempatkan di atas tanah sebesar 115 hektar
di dalam kompleks Soekarno-Hatta International Airport Jakarta. Fasilitas tersebut
meliputi 480,000 meter2 struktur bangunan, termasuk tiga hanggar, satu gudang suku
cadang, workshop, bangunan serba guna, bangunan peralatan, gudang kimia, tempat
pengujian mesin pesawat dan kantor manajemen. Sebagai tambahan, GMF Aero Asia
mempunyai satu apron yang mampu menangani hingga 50 pesawat terbang, landasan
keluar masuk, suatu run-up bay, dan satu bidang pengolahan limbah.
GMF Aero Asia mengambil keuntungan penuh dengan luas dan kapasitas
hanggar yang diperlengkapi dengan baik. Secara khusus, GMF mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan modifikasi-modifikasi utama bersamaan dengan melaksanakan
pemeliharaan berat seperti
56
a. Hanggar no. 1 diselesaikan pada tahun 1991 dan dipergunakan untuk
pemeliharaan Boeing 747. Ini adalah hangar yang paling kecil dari antara
hanggar-hanggar GMF dengan meliputi hampir 22,000 meter2, mempunyai
ruang besar untuk mengakomodasi dua Boeing 747 secara bersamaan. Satu
dok dilengkapi dengan suatu tujuan untuk pemeliharaan berat Boeing 747
dan sudah digunakan secara ekstensif untuk kinerja section 41, pembaharuan
kabin dan modifikasi wing pylon pada pesawat terbang milik Garuda
Indonesia dan klien-klien GMF lainnya.
b. Hanggar no. 2 meliputi hampir 23,000 meter2. Terdiri dari tiga dok pesawat
terbang dan dipergunakan untuk pemeliharaan minor "A" dan "B". Fasilitas
ini dapat mengakomodasi satu tubuh yang lebar dan satu pesawat terbang
tubuh yang sempit pada setiap dok.
c. Hanggar no. 3 juga meliputi hampir 23,000 meter2, mempunyai tiga dok
pesawat terbang dan digunakan terutama untuk pekerjaan pemeliharaan yang
berat. Jika diperlukan, tata letaknya dapat mengakomodasikan satu widebody
dan satu pesawat terbang narrowbody pada setiap dok. Sebagai tambahan,
hanggar mempunyai enam atap menjulang dan satu dok secara khusus
dilengkapi dengan suatu tujuan dibangunnya dok untuk memudahkan bekerja
pada MD11 / DC10 dan pesawat Airbus widebody.
57
3.5 Jenis Perawatan yang Dilakukan
a. Line Maintenance
Dengan memperlengkapi pengalaman yang ekstensif, line maintenance GMF
mampu menyediakan pemeliharaan yang efisien, memelihara waktu minimum untuk
masing-masing pesawat terbang pelanggan.
GMF Aero Asia sekarang ini bertanggung jawab menyediakan jasa pemeliharaan
kepada semua pesawat terbang Garuda Indonesia dan banyak pesawat terbang komersil
lainnya yang tiba di Soekarno-Hatta International Airport Jakarta atau Ngurah Rai
International Airport di Bali dan lebih dari 20 kota besar sepanjang Indonesia dan
negara-negara luar negeri lainnya.
GMF memahami pentingnya ketepatan waktu dan keandalan setiap perusahaan
penerbangan, maka setiap usaha dibuat untuk memastikan bahwa jasa line maintenance
GMF beroperasi secara efisien. Untuk memastikan setiap pesawat terbang klien dilayani
secara tepat dan dalam waktu yang paling singkat, GMF bertindak sebagai penghubung
dengan otoritas pelabuhan udara untuk memastikan peralatan dan tenaga kerja tersedia
dengan segera sebelum pesawat mendarat.
GMF juga mampu menyediakan pemeliharaan dari yang progresif sampai ke
pemeliharaan yang penuh “A” dalam sejumlah besar pesawat terbang, tidak terbatas
pada B737, B747, A300, A310, A330, DC10, MD80 dan F28. Sampai saat ini, line
maintenance GMF menangani rata-rata 50 pesawat terbang sehari dan staf-staf bertugas
24 jam per hari selama 7 hari per minggu.
58
b. Base Maintenance
GMF Aero Asia secara penuh diperlengkapi dan mampu menyediakan suatu
jangkauan luas untuk pemeliharaan yang berat seperti memperbaiki kerusakan utama,
pengecatan ulang pada bagian luar pesawat, reparasi, perawatan, section 41, modifikasi
wing pylon, pembaharuan ruang kabin, konfigurasi ulang, instalasi state-of-the-art
inflight, perbaikan heavy structural, konversi kargo.
GMF sudah banyak memperbaiki B747-200 dengan sukses dan sudah
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan berat dari pesawat terbang tipe B737, B747,
A300, A310, A330, DC10, MD82 dan F28. Ini merupakan tugas-tugas yang
diselenggarakan di dalam hanggar-hanggar pemeliharaan GMF Aero Asia, yang
mempunyai suatu bidang kumulatif hampir 68,000 meter2. Satu hanggar secara rinci
dirancang untuk mengakomodasi dua B747 secara bersamaan dan dilengkapi dengan
suatu dok perbaikan dan dok yang secara rinci dirancang untuk pemeliharaan berat
B747.
Selain Reputasinya sebagai salah satu yang terbaik dalam memfasilitasi pemeliharaan
Boeing seri 737, kemampuan GMF dalam mengkonversikan kargo dikenal sebagai satu
dari tiga yang ada di dunia.
c. Engine Maintenance
GMF terus-menerus menjaga teknologi ilmu penerbangan agar dapat
berkembang dengan cepat dan mempunyai kemampuan, pengalaman dan keahlian untuk
perbaikan menyeluruh berbagai jenis-jenis mesin jet yang modern.
Mesin workshop GMF dapat memperbaiki dan memeriksa secara seksama
rangkaian CFM56-3 dan mesin Spey Rolls Royce 555, unit-unit Daya Bantu seperti
59
GTCP36, GTCP85, dan TSCP700. Sebagai tambahan, GMF juga menawarkan suatu
fasilitas pertukaran modul untuk mesin-mesin JT9D-7Q, CF6-50C dan CF6-80C2.
Pemahaman dan pengalaman dari GMF atas kompleksnya komponen-komponen
pesawat terbang yang saling berhubungan adalah kunci kinerja dari tiap pekerjaan
perbaikan menyeluruh. Ini memberikan keuntungan bagi setiap klien GMF dengan
layanan yang diperluas dan mengurangi biaya operasi.
Terlepas dari mesin pesawat terbang, GMF juga telah mengembangkan kemampuan
yang ditambahkan untuk melayani mesin berat dan ringan untuk industri turbin dan di
dalam usaha untuk mengkhususkan dalam perbaikan komponen-komponen Hot Gas
Path, layanan dan pemeliharaan dari mesin-mesin aero derivative kecil yang lain.
d. Component Maintenance
Dengan pengalaman yang luas di dalam pemeliharaan pesawat terbang,
pemeliharaan dan perbaikan menyeluruh armada Garuda Indonesia dan berbagai
pesawat terbang pelanggan, GMF Aero Asia sudah membuktikan kemampuannya dalam
memperbaiki komponen-komponen untuk banyak jenis pesawat terbang, seperti B737,
B747, A300, A310, A330, DC10, MD11 dan F28.
Sebagai salah satu penyedia solusi-solusi pemeliharaan pesawat terbang,
component maintenance GMF diperlengkapi untuk melayani komponen hidrolik dan
komponen yang berisi angin (pneumatic), termasuk roda-gigi dan rem-rem, driven
pumps, pompa bensin dan klep-klep, komponen air-conditioning, mechanical flight
control actuators dan throttles air-driven pumps / air turbine motors, aliran bahan bakar,
tekanan pompa bahan bakar dan minyak dan yang lainnya.
60
Pabrik GMF secara penuh diperlengkapi fasilitas-fasilitas untuk menguji dan perbaikan
menyeluruh dari elektrik, elektronik, komponen-komponen elektro mekanis pesawat
terbang dan avionics digital. GMF bertindak sebagai penghubung dengan OEM yang
meliputi seluruh dunia, terutama pada pemeliharaan yang spesifik dan pekerjaan
modifikasi diperlukan.
e. Engineering Services
Bisnis penerbangan tak dipungkiri lagi sebagai salah satu industri yang paling
kompleks dan industri yang bersegi banyak. Dalam urutan bertahan hidup, setiap
pengangkut berhadapan dengan tantangan efisiensi operasi yang berkelanjutan dan
profitabilitas, di sisi lain teknologi dan biaya bersaing secara terus menerus.
Sebagai hasilnya, setiap operator perusahaan penerbangan memerlukan bantuan
untuk menurunkan biaya pemeliharaan, dan juga mencari cara untuk meningkatkan
efisiensi dan ketersediaan pesawat terbang. Oleh karena itu, GMF Aero Asia saat ini
memperlengkapi diri untuk menyediakan jasa engineering untuk membantu operator
perusahaan penerbangan meningkatkan efisiensi dan profitabilitasnya, melalui suatu
penjadwalan pemeliharaan yang terpadu dan sistem pemantauan engineering yang akan
memudahkan alokasi dan penyebaran sumber daya mereka.
Dengan pengalamannya yang cukup banyak, melayani Garuda Indonesia lebih
dari 1 dekade, GMF menawarkan suatu bantuan yang langsung di dalam sistim
perencanaan dan penjadwalan, mengembangkan suatu program pemeliharaan yang
responsif, memandu efisiensi pengiriman, program-program engineering dengan OEM
dan evaluasi engineering pesawat terbang dan modifikasinya.
61
Dengan demikian, GMF berada di posisi untuk membantu maskapai
penerbangan dalam memperbaiki pemanfaatan pesawat terbang, mengoptimalkan
sumber daya pemeliharaan, mengurangi biaya operasi, pengurangan kerusakan dan
memperbaiki perubahan haluan.
3.6 Daftar Pelanggan PT. GMF Aero Asia
a. International
1) AIR CHINA
2) AIR QUARIUS
3) BIMAN
4) GLOBAL AIR
5) IRAN AIR
6) IRAN ASSEMAN AIRLINES
7) JAPAN AIRLINES
8) JETWING AIRLINES
9) KABO AIR
10) KLM
11) LOGISTIC AIR
12) LUFTHANSA
13) MK-AIRLINES
14) NAT AVIATION
15) NIGERIA AIRWAYS
16) PAKISTAN INT’L AIRLINES
62
17) PB AIR
18) PHOENIX AIRLINES
19) PHUKET AIRLINES
20) REGION AIR ALPHA
21) SAHARA AIRLINE
22) SAUDI AIRLINES
23) YEMENIA AIRLINES
b. Domestik
1) BATAVIA
2) BOURAQ
3) GARUDA INDONESIA
4) INDONESIA AIRLINE
5) JATAYU
6) LION AIR
7) MANDALA
8) MERPATI NUSANTARA
9) PELITA AIR SERVICE
10) REPEX
3.7 Sertifikasi
Di dalam pengenalan tentang standarisasi, Indonesia DGAC granted Repair
Station memberikan pengakuan kepada GMF Aero Asia. Di samping itu, GMF juga
63
memperoleh pengakuan lain dari badan standarisasi Amerika Serikat, Eropa, Singapura,
Thailand, Pakistan, Nigeria, Pilipina, Banglades dan beberapa negara lainnya.
Badan Sertifikasi Sertifikat No. Sertifikat
INDONESIA DGAC 145/0100
USA FAA WGFY076F
EUROPE EASA 145.0062
SINGAPORE CAAS AWI/139
SUDAN CAA CAA/7/AW/ENO/03/001
SOUTH AFRICA CAA 945
NIGERIA CAA AMO/PK/GMF
YEMEN CAMA 018
YEMEN CAMA 38
THAILAND DCA 181/2538
PAPUA NEW
GUINEA CAA MOC145/005
GHANA CAA 063
BANGLADESH CAA CAA/5525/36/AELD (ISSUE-04)
Pabrikan LITTON 54
ROLLS
ROYCES (1981)
64
3.8 Boeing 737
Boeing 737 merupakan pesawat Amerika yang digunakan untuk penerbangan
jarak dekat maupun jarak sedang, dengan memiliki badan ramping dan dua buah mesin
jet. Dengan daftar pesanan lebih dari 7000 pesawat dan lebih dari 5000 pesawat telah
terkirim, maka dengan ini membuat Boeing 737 menjadi pesawat komersial yang paling
banyak dipesan dan dibuat sepanjang masa. Sejak tahun 1967 sampai sekarang pesawat
Boeing 737 telah digunakan lebih dari 1250 maskapai penerbangan di seluruh dunia.
Secara rata-rata pesawat Boeing 737 melakukan take-off atau landing setiap lima detik.
Model pada Boeing 737 dibagi menjadi tiga generasi:
a. 737 Original Series
1). 737 – 100
2). 737 – 200 / -200 Advanced
b. 737 Classic Series
1). 737 – 300
2). 737 – 400
3). 737 – 500
c. 737 Next Generation Series
1). 737 – 600
2). 737 – 700 / -700 ER
3). 737 – 800
4). 737 – 900 / -900 ER
65
3.9 Boeing 737 - 300
737-300 merupakan perubahan model secara total pertama untuk desain Boeing
737, dengan mengedepankan perkembangan yang lebih baik berdasarkan desain Boeing
737 sebelumnya. 737-300 pertama kali diluncurkan oleh USAir and Southwest Airlines,
dan menjadi model dasar untuk 737 seri Classic. 737-300 terakhir diproduksi pada tahun
1999 dimana pesawat terakhir dikirimkan untuk Air New Zealand pada tanggal 17
Desember 1999. Boeing 737-300 memiliki kapasitas penumpang sebanyak 149
penumpang dalam kelas ekonomi.
Gambar 3.1 memperlihatkan ukuran pesawat Boeing 737-300 secara umum.
66
Gambar 3.1 Ukuran Boeing 737-300 Secara Umum
67
3.10 Ban Pesawat Boeing 737 - 300
Pesawat Boeing 737-300 memiliki enam buah ban, dua ban untuk ban depan
(nose wheel) dan empat ban untuk ban belakang (main wheel). Pada Gambar 3.2 di
bawah ini menunjukkan spesifikasi ukuran ban secara umum untuk pesawat Boeing 737-
300.
Gambar 3.2 Ukuran Ban Boeing 737-300 Secara Umum
68
Keterangan Ukuran
Track (m) 5.25
Turning Radius (m) 19.51
Nose Wheel Diameter (inches) 27
Nose Wheel Thread Width (inches) 7.75
Nose Tire Pressure (psi) 160-165
Main Wheel Diameter (inches) 40 atau 42
Main Wheel Thread Width (inches) 14.5
Main Tire Pressure (psi) 195-203
Tabel 3.1 Detail Spesifikasi Ukuran Ban Boeing 737-300
Pada umumnya pesawat Boeing 737-300 milik Garuda Indonesia menggunakan
ban pabrikan Goodyear. Goodyear merupakan produsen ban pesawat terbesar di seluruh
dunia. Goodyear membuat ban sesuai dengan spesifikasi standar berdasarkan FAA's
Technical Standard Order system (TSO) - C62d, dan melewati beberapa tes
keselamatan.
3.11 Pengkodean Ban Pesawat Goodyear
Setiap ban pesawat memiliki kode tertentu yang menunjukkan umur dari ban
pesawat tersebut. Setiap pabrikan ban pesawat memiliki kode yang berbeda-beda. Untuk
pabrikan ban Goodyear menggunakan delapan huruf yang tertera pada bagian samping
ban.
Delapan huruf tersebut memiliki urutan YJJJNNNN. Posisi pertama (Y)
merepresentasikan tahun produksi, posisi kedua, ketiga, dan keempat (JJJ)
69
merepresentasikan tahun Julian (Julian Date), dan empat posisi terakhir
merepresentasikan kode ban (Tire ID). Pada Gambar 2.4, diperlihatkan contoh dari kode
ban pesawat berdasarkan pabrikan Goodyear. Berdasarkan gambar, kode ban tersebut
adalah 62260509, yang mempunyai arti diproduksi pada tanggal 13 Agustus 1996
dengan kode ban 509.
Gambar 3.4 Contoh Kode Ban Pesawat Goodyear
3.12 Tipe Kerusakan Ban Pesawat
Berikut ini adalah gambar-gambar kerusakan yang terjadi pada ban pesawat
terbang.
70
Gambar 3.5 Ban Kondisi Normal
Kondisi ban pada gambar di atas menunjukkan bahwa ban dalam keadaan baik
dan mempunyai tekanan angin yang cukup. Sehingga ban masih dapat digunakan.
Gambar 3.6 Ban Kondisi Excessive
Kondisi ban pada gambar di atas menunjukkan bahwa ban dalam keadaan tidak
baik dikarenakan dalam penggunaannya tekanan angin dalam ban berlebih. Sehingga
membuat ban menjadi tipis dan tidak dapat digunakan lagi.
Gambar 3.7 Ban Kondisi Overinflation
Kondisi ban pada gambar di atas menunjukkan bahwa ban dalam keadaan tidak
baik dikarenakan dalam penggunaannya tekanan angin dalam ban berlebih. Sama seperti
71
kondisi excessive. Apabila keadaan ini dibiarkan terlalu lama maka ban akan rentan
terhadap retakan.
Gambar 3.8 Ban Kondisi Underinflation
Kondisi ban pada gambar di atas menunjukkan bahwa ban dalam keadaan tidak
baik dikarenakan dalam penggunaannya tekanan angin dalam ban kurang. Sehingga
membuat ban menjadi lonjong dan tidak dapat digunakan lagi.
Gambar 3.9 Ban Kondisi Cuts
72
Kondisi ban pada gambar di atas menunjukkan bahwa ban dalam keadaan tidak
baik dikarenakan terkena benda asing yang terdapat pada landasan. Kondisi ini disebut
juga FOD (Foreign Object Damage). Ban tidak dapat digunakan lagi.
Gambar 3.10 Ban Kondisi Thread Chunking
Kondisi ban pada gambar di atas menunjukkan bahwa ban dalam keadaan pecah.
Dikarenakan kondisi landasan yang tidak baik. Ban tidak dapat digunakan lagi.
73
Gambar 3.11 Ban Kondisi Skid
Kondisi ban pada gambar di atas menunjukkan bahwa ban dalam keadaan pecah.
Dikarenakan pendaratan pesawat yang tidak baik (hard landing). Ban tidak dapat
digunakan lagi.
Gambar 3.12 Ban Kondisi Impact Break
Kondisi ban pada gambar di atas menunjukkan bahwa ban dalam keadaan pecah.
Dikarenakan pesawat dalam keadaan kelebihan beban sehingga tekanan di dalam ban
tidak dapat menahan beban sehingga pesawat mendarat secara ekstrim atau (extreme
hard landing). Ban tidak dapat digunakan lagi, harus dibuang.
3.13 Kerangka Pemikiran
Seperti yang telah diketahui, saat ini kecelakaan pesawat terbang masih banyak
terjadi. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami kecelakaan pesawat
dengan rasio yang cukup tinggi. Banyak faktor yang menjadi latar belakang terjadinya
kecelakaan pesawat ini, diantaranya adalah umur pesawat yang sudah cukup tua,
74
penggunaan komponen di luar batas yang ditentukan, human error, dan faktor-faktor
lainnya. Oleh karena itu bersamaan dengan skripsi ini, penulis ingin memberikan suatu
solusi untuk mengurangi terjadinya kecelakaan pesawat. Penelitian akan difokuskan
pada ban pesawat terbang, karena ban merupakan komponen yang memiliki fungsi yang
sangat penting dalam proses penerbangan. Selain itu juga kecelakaan yang terjadi di
Indonesia, sebagian berasal dari masalah ban pesawat. Untuk mendukung penelitian
mengenai ban pesawat ini, maka penulis melakukan studi lapangan di PT. Garuda
Maintenance Facilities Aero Asia, yang merupakan pusat perawatan pesawat terbang di
Indonesia. Dengan data-data mengenai penggantian ban yang diperoleh maka penulis
akan melakukan pengujian reliabilitas terhadap ban pesawat untuk mengetahui
probabilitas hidup ban dan juga membuat jadwal perawatan ban yang diteliti.
Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan oleh penulis dalam memodelkan
rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam langkah-langkah yang sistematis:
3.13.1 Studi Lapangan
Tahap pertama yakni studi lapangan, penulis melakukan pengamatan langsung
pada perusahaan untuk mengetahui keadaan umum dari perusahaan dan gambaran
umum dari permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan untuk mempermudah proses
penulisan skripsi pada tahap selanjutnya. Studi lapangan ini merupakan studi
pendahuluan dengan melakukan kunjungan ke PT. Garuda Maintenance Facilities Aero
Asia, terutama pada bagian hangar pesawat untuk dapat mengamati secara langsung
proses maintenance yang dilakukan pada pesawat. Selain itu, dilakukan juga wawancara
dan diskusi dengan pihak perusahaan, baik pada tingkat manajemen maupun tingkat
pelaksana untuk meminta keterangan langsung dari perusahaan.
75
3.13.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pada tahap selanjutnya, penulis akan melakukan identifikasi masalah, yakni
suatu proses untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan baik secara
pengamatan langsung maupun wawancara langsung dengan pihak perusahaan pada saat
studi lapangan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada PT. Garuda Maintenance
Facilities Aero Asia, ditengarai ada permasalahan pada bagian perawatan ban pesawat
sehingga menghambat kegiatan proses penerbangan. Hal ini disebabkan, karena tidak
adanya manajemen perawatan yang dilakukan terhadap setiap ban. Perawatan ban hanya
akan dilakukan tindakan apabila terjadi masalah atau kerusakan bagian ban. Hal ini
sangat mengganggu kegiatan proses penerbangan dan mempengaruhi jadwal
penerbangan. Perumusan masalah akan difokuskan pada umur dan penjadwalan
perawatan untuk ban pesawat Boeing seri 737 karena mempunyai frekuensi penerbangan
yang rutin dan memiliki peranan yang sangat vital dalam proses penerbangan, apabila
ban tersebut gagal beroperasi maka nyawa penumpang pesawat akan sangat
membahayakan.
3.13.3 Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan tahap lanjutan untuk menindaklanjuti permasalahan
yang telah dirumuskan pada tahap studi lapangan dan identifikasi. Studi pustaka
dilakukan dengan mencari buku-buku referensi baik berupa buku-buku teks maupun
sumber lainnya seperti jurnal, tesis, internet dan lainnya untuk digunakan sebagai
pedoman dalam memecahkan masalah yang ada dan kemudian digunakan juga sebagai
sumber untuk dimasukkan ke dalam landasan teori dari tugas akhir ini.
76
Melalui studi pustaka yang dilakukan maka diperoleh gambaran dan informasi
bahwa untuk memecahkan permasalahan ini dapat dilakukan dengan cara penghitungan
kehandalan (reliability) ban pesawat dan membuat penjadwalan penggantian ban
berdasarkan tindakan preventive maintenance oleh PT. Garuda Maintenance Facilities
Aero Asia untuk ban pesawat Boeing seri 737-300.
3.14 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.14.1 Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu pengamatan langsung
serta wawancara pada bagian maintenance khususnya pada bagian maintenance landing
gear. Data yang telah diperoleh dan dipersiapkan untuk keperluan pengolahan data pada
tahap selanjutnya. Adapun data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Data Umum Perusahaan, yaitu:
1) Sejarah umum perusahaan;
2) Struktur organisasi
3) Fasilitas-fasilitas maintenance;
4) Jenis-jenis maintenance yang dilakukan;
5) Sistem kerja bagian maintenance;
6) Sertifikasi;
7) Jenis ban yang digunakan.
b. Data bagian maintenance, yaitu:
1) Data kerusakan dan penggantian ban pesawat;
2) Waktu interval kerusakan ban pesawat.
77
3.14.2 Teknik Analisis Data
Dalam menentukan parameter yang digunakan dalam menganalisis data, maka
terlebih dahulu menentukan tahap-tahap dalam menganalisis data. Menganalisis data
dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
3.14.2.1 Perhitungan TTF (Time to Failure)
Perhitungan Time to Failure dilakukan dengan cara menghitung waktu dari
keadaan ban selesai diganti hingga saat terjadi kerusakan selanjutnya.
3.14.2.2 Uji Kesesuaian Distribusi
Setelah mendapatkan nilai Time to Failure maka tahap selanjutnya adalah uji
kesesuaian distribusi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh sesuai atau mendekati distribusi Weibull. Jika hasil perhitungan menyatakan
bahwa data tersebut tidak sesuai dengan distribusi Weibull, maka penelitian ini
dihentikan karena batasan dari penelitian ini hanya akan menguji data yang berdistribusi
Weibull. Pengujian yang digunakan untuk distribusi Weibull adalah Uji Mann. Hipotesis
untuk melakukan uji ini yaitu :
H0 : Data berdistribusi Weibull
H1 : Data tidak berdistribusi Weibull.
( )
( )∑
∑
=
+
−
+=
+
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −
=1
1
1
12
1
1
11
lnln
lnln
k
i i
ii
r
ki i
ii
Mtt
k
Mtt
kM
78
3.14.2.3 Penentuan Parameter Weibull
Setelah mendapatkan hasil pengujian bahwa data berdistribusi Weibull maka
langkah selanjutnya adalah menghitung parameter pada fungsi Weibull berdasarkan data
TTF yang diperoleh. Untuk menghitung parameter fungsi Weibull, digunakan Maximum
Likelihood Estimation (MLE). Fungsi Maximum Likelihood Estimation untuk distribusi
Weibull adalah sebagai berikut:
0ln11ln
)(
1
1 =−−=
∑
∑
=
=ir
ii
r
iii
trt
ttg
ββ
β
β
ββθ
1
1
1ˆ ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛= ∑
=
n
iitn
3.14.2.4 Perhitungan Parameter MTTF
Parameter yang telah dihitung akan digunakan untuk menghitung nilai MTTF
(Mean Time to Failure). MTTF merupakan rata-rata waktu terjadinya kerusakan yang
satu dengan yang lain. Perhitungan MTTF distribusi Weibull menggunakan rumus:
)11(β
θ +Γ=MTTF
3.14.2.5 Perhitungan Reliability
Perhitungan Reliability (R) dilakukan untuk mengetahui tingkat keandalan suatu
mesin dan komponen setelah adanya tindakan pencegahan. Perhitungan dilakukan
79
berdasarkan nilai MTTF yang telah dihitung sebelumnya. Kemudian dihitung frekuensi
kerusakan ban serta interval waktu pemeriksaan terhadap ban pesawat.
β
α⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
=t
etR )(
3.14.2.6 Perhitungan Reliability Setelah Preventive Maintenance
Model keandalan berikut mengasumsikan sistem kembali ke kondisi baru setelah
menjalani preventive maintenance. Untuk menghitung nilai keandalan t sebelum dan
sesudah preventive maintenance adalah :
)()( tRtRm = untuk Tt ≤≤0
)()()( TtRTRtRm −⋅= untuk TtT 2≤≤
)()()( nTtRTRtR nm −⋅= untuk TntnT )1( +≤≤ ; n = 0, 1, 2, …
3.15 Hipotesis
Adapun hipotesis penelitian yang ada dalam penelitian ini adalah dengan
dilakukannya kegiatan preventive maintenance maka reliabilitas atau umur hidup ban
pesawat terbang dapat ditingkatkan serta penjadwalan kegiatan perawatan dan
penggantian ban dapat dibuat dengan teratur.
3.16 Metodologi Perancangan Sistem Informasi
Untuk mempermudah pencarian probabilitas dari ban pesawat serta pembuatan
jadwal perawatan dan penggantian ban dari setiap pesawat, maka dibuatlah sistem
berbantuan program komputer. Sistem program komputer ini dibuat untuk membantu
80
pihak manajemen perusahaan khususnya bagian perawatan untuk memprediksikan
kerusakan ban yang akan terjadi. Berikut ini adalah detail dari perancangan progam
yang dibuat.
3.16.1 Analisis dan Pembahasan Sistem Berjalan
Sistem yang sekarang berlaku di PT. Garuda Maintenance Facilities AeroAsia,
terutama pada bagian perawatan ban pesawat masih kurang baik dan bersifat tradisional.
Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya jadwal rutin untuk perawatan ban pesawat.
Apabila kegiatan penerbangan terhenti karena ganguan atau kerusakan pada ban
pesawat, maka tindakan perbaikan baru akan dilakukan (corrective maintenance).
Perawatan rutin yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu hanya berdasarkan
pengalaman para teknisi maintenance atau manual book bagian landing gear. Jadi
perawatan terhadap ban dilakukan jika ban mengalami kerusakan yang menyebabkan
ban tidak berfungsi dengan baik ataupun tidak mampu beroperasi lagi. Pencatatan data
untuk perawatan ban memang telah dilakukan namun data yang diperoleh tidak
digunakan untuk membuat jadwal rutin maintenance melainkan untuk data historis saja.
Prosedur yang dilakukan dalam sistem yang ada sekarang ini untuk melakukan
tindakan perawatan pada ban yang mengalami kerusakan adalah sebagai berikut:
81
Gambar 3.13 Workflow sistem berjalan
82
Proses dimulai setelah pesawat mendarat, setelah pesawat sampai pada anjungan
yang ditetapkan maka teknisi dari GMF akan melakukan beberapa pengecekan. Pertama
teknisi akan melakukan transit check berdasarkan peraturan ADTH untuk mengcek
kondisi pesawat secara keseluruhan. Setelah itu akan dilakukan pengecekan visual
terhadap kondisi ban. Apabila teknisi GMF menganggap kondisi ban masih baik maka
akan mengeluarkan statement ”release” yang artinya pesawat dapat terbang kembali.
Tetapi apabila kondisi ban dianggap tidak layak, maka teknisi akan melakukan prosedur
penggantian ban mengacu kepada AMM mengenai Maintenance Manual Chapter 32
ATA 100. Maka teknisi akan mengecek apakah persediaan ban ada atau tidak apabila
tidak maka teknisi akan menghubungi pihak departemen material untuk melakukan
pemesanan ban. Apabila ban tersedia maka teknisi langsung akan melakukan pengantian
ban, apabila melakukan penggantian ban depan (Nose Wheel) maka penggantian
dilakukan di lapangan dalam waktu 15 menit. Sedangkan apabila melakukan
penggantian ban belakang (Main Wheel) maka pesawat harus dibawa ke hanggar GMF
untuk melakukan penggantian dan memakan waktu 2 jam. Setelah selesai melakukan
penggantian ban maka pesawat siap untuk take off. Dan teknisi harus melakukan
pencatatan terhadap kegiatan yang dilakukan baik mengenai inspeksi dan penggantian
ban yang terjadi. Setelah itu pesawat dapat beroperasi kembali.
3.16.2 Analisis Kebutuhan Pengguna (System Requirement Specification)
Sistem informasi reliability Weibull dengan preventive maintenance yang dibuat
akan menggunakan data perawatan ban yang ada pada bagian maintenance landing gear.
Sistem informasi ini nantinya dapat membantu bagian maintenance landing gear dalam
83
membuat jadwal rutin perawatan mesin serta dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut tindakan perawatan ban.
Sistem informasi yang akan dibangun, dapat menghitung nilai MTTF,
kehandalan (reliability) dan membuat jadwal perawatan yang akan digunakan untuk
menerapkan preventive maintenance. Dengan adanya jadwal perawatan maka bagian
maintenance dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan perawatan
sebelum ban mengalami kerusakan atau gangguan.
Agar sistem yang dibuat dapat memenuhi semua kebutuhan dan informasi yang
diperlukan oleh bagian maintenance maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
• Teknisi akan mengisi data historis kerusakan ban. Setelah diisi sistem akan
melakukan perhitungan TTF yang akan digunakan untuk perhitungan
reliability ban. Dengan adanya fungsi ini maka informasi kerusakan ban
dapat dengan mudah diperoleh.
• Bagian maintenance dapat membuat jadwal perawatan (preventive
maintenance) berdasarkan interval waktu preventive yang telah diperoleh
melalui perhitungan reliability.
• Bagian maintenance dapat melakukan perhitungan reliability. Dengan
dilakukannya perhitungan ini maka dapat diketahui peningkatan reliability
yang diinginkan oleh perusahaan dari reliability sebelum preventive
maintenance dilakukan.
Dengan mempertimbangkan beberapa hal di atas, diharapkan sistem informasi
yang dirancang akan memberikan peningkatan performansi dan kehandalan dari ban
84
pesawat serta membantu bagian maintenance dalam mengambil keputusan yang
berhubungan dengan perawatan ban. Selain itu dengan adanya sistem pencatatan data
yang lebih terkomputerisasi maka pihak manajemen dapat memperoleh data atau
informasi yang dibutuhkan dengan lebih lengkap, cepat, akurat, dan terbaru.
3.16.3 Rancangan Program Yang Diusulkan
Berikut ini adalah perancangan program yang penulis usulkan untuk mengetahui
reliabilitas atau probabilitas hidup ban pesawat terbang dan juga untuk meningkatkan
reliabilitas ban tersebut dengan menggunakan preventive maintenance.
3.16.3.1 Rich Picture
`
Staff Mainteance
Data Pergantian Ban
Simulasi Reliabilitas dengan Preventive
Maintenance
Manager
Jadwal Preventive Maintenance
Input diinput
Interface
Gambar 3.14 Rich Picture Proses Analisis Reliabilitas Ban Pesawat Terbang
85
3.16.3.2 Class Diagram
+diCatat()+diUpdate()+diSimpan()+diRepair()
-kdBan : String-description : String
Ban
+diCatat()+diUpdate()+diSimpan()+diRepair()
-kdPesawat : StringPesawat
+mencatat()+mengupdate()+menyimpan()+mensimulasi()+membuat_jadwal_maintenance()
Bagian Maintenance
-Hasil Simulasi*1
+diCatat()+diUpdate()+diSimpan()+diTampilkan()+diHitung()
-kdPesawat : String-kdBan : String-tglPergantian : Date
Pergantian Ban
+diCatat()+diHitung()+buatJadwal()
-kdPesawat : String-kdBan : String-mhit : Double-alpha : Double-beta : Double-reliabilitas : Double-maintenance : Double-tglPergantianTerakhir : Date-tglPergantianBerikut : Date
Jadwal Penggantian Ban
1..*
1
-Menginput
1
*
*
-Mensimulasi
1
*
1
+hitung_ttf()+hitung_mhit()+hitung_beta()+hitung_theta()+hitung_reliabilitas()+hitung_maintenance()+buat_grafik()+diCatat()+diSimpan()
Simulasi Reliabilitas
1*
Gambar 3.15 Class Diagram
86
3.16.3.3 State Chart Diagram
Gambar 3.20 State Chart Jadwal Penggantian Ban
87
3.16.3.4 Usecase Diagram
Gambar 3.21 Usecase Diagram
88
3.16.3.5 Sequence Diagram
Gambar 3.22 SequenceDiagram Login
Gambar 3.23 SequenceDiagram Input Data Pesawat
89
Sistem Aplikasi Database
Memasukkan kode pesawat
Load data penggantian ban
Load data penggantian ban
Menampilkan data
Pilih tanggal pergantian ban
Memilih tombol Update
Menyimpan data baru
Menampilkan data
Memilih tombol Reset
Membatalkan perubahan data
Menampilkan data
Memasukkan kode ban
Memilih tombol Delete
Menghapus data
Menampilkan data
Gambar 3.24 SequenceDiagram Input Data Penggantian Ban
90
Sistem Aplikasi Database
Memasukkan kode pesawat
Load data penggantian ban
Load data penggantian ban
Menampilkan data
Memilih tombol TTF
Menghitung dan menampilkan data
Memasukkan kode ban
Memilih tombol Hitung Parameter Weibull
Menghitung data
Import data
Memilih tombol Uji Kesesuaian Data
Menghitung data
Cek validitas data
Menampilkan kesimpulan validasi
Menampilkan hasil perhitungan
Memilih tombol Reliabilitas
Mengitung dan menampilkan data
Memilih tombol Grafik Reliabilitas
Menampilkan grafik
Memasukkan nilai reliabilitas yg diinginkan
Memilih tombol Maintenance
Menghitung dan menampilkan data
Memilih tombol Grafik Maintenance
Menampilkan grafik
Memilih tombol Kesimpulan
Menampilkan hasil analisis data
Memilih tombol SaveMenyimpan hasil perhitungan
Penyimpanan berhasil
Memasukkan kode pesawat
Memasukkan kode ban
MManual input
91
Gambar 3.25 SequenceDiagram Analisis Reliabilitas
92
Sistem Aplikasi Database
Memasukkan kode pesawat
Load data penggantian ban
Load data penggantian ban
Menampilkan data
Memasukkan kode ban
Menampilkan hasil perhitungan ban
Menampilkan jadwal penggantian ban
Memilih tombol Update Tanggal Penggantian Ban
Memilih tombol Update Tanggal Maintenance Ban
Mengupdate tanggal baru
Menampilkan tanggal penggantian ban baru
Mengupdate tanggal baru
Menampilkan tanggal maintenance ban baru
Gambar 3.26 SequenceDiagram Penjadwalan Penggantian Ban
93
Sistem Aplikasi Database
Memasukkan kode pesawat
Load data penggantian ban
Load data penggantian ban
Menampilkan data
Cetak data reliabilitas ban
Menampilkan print dialog
Memasukkan kode ban
Menampilkan hasil perhitungan ban
Menampilkan grafik reliabilitas ban
Menampilkan jadwal penggantian ban
Cetak grafik reliabilitas ban
Menampilkan print dialog
Print Dialog
Tutup dialog
Cetak data dan perhitungan
Cetak
Print Dialog
Tutup dialog
Cetak grafik reliabilitas ban
Cetak
Gambar 3.27 SequenceDiagram Laporan Reliabilitas Ban Pesawat
94
3.16.3.6 Activity Diagram
Gambar 3.29 Activity Diagram Input Data Pesawat
95
Load data penggantian ban
Update data penggantian banInput data penggantian ban
Memilih kode pesawat
Delete data penggantian ban
Memilih kode ban
Gambar 3.30 Activity Diagram Input Data Penggantian Ban
96
Gambar 3.31 Activity Diagram Analisis Reliabilitas
97
Menampilkan data penggantian ban
Memilih kode pesawat
Menampilkan hasil analisis
Menampilkan tanggal penggantian ban
Update tanggal penggantian ban Update tanggal maintenance ban
Memilih kode ban
Gambar 3.32 Activity Diagram Penjadwalan Penggantian Ban
98
Menampilkan data penggantian ban
Cetak grafik reliabilitasCetak data dan hasil analisis data
Memilih kode pesawat
Menampilkan hasil analisis Menampilkan grafik reliabilitas
Memilih kode ban
Gambar 3.33 Activity Diagram Laporan Reliabilitas Ban Pesawat
99
3.16.4 Struktur Menu
Pada bagian ini, penulis menampilkan struktur menu yang digunakan dalam
perancangan program analisis reliabilitas. Struktur menu ini mengambarkan menu-menu
yang terdapat pada halaman utama.
Aplikasi Reliabilitas
Main Menu Analisis Data Penjadwalan Input Data Laporan
Exit Analisis Reliabilitas Jadwal Penggantian Ban
Data Pesawat dan Ban
Data Penggantian Ban
Laporan Reliabilitas Ban Pesawat
Gambar 3.34 Struktur Menu Aplikasi Reliabilitas
3.16.5 Rancangan Layar
Rancangan layar seperti yang terlihat pada Gambar 3.35 sampai Gambar 3.47
Gambar 3.35 Rancangan Layar Login
Gambar diatas adalah rancangan layar untuk login user, setelah login user akan
masuk ke dalam layar menu utama.
100
Gambar 3.36 Rancangan Layar Menu Utama
Gambar diatas adalah bagian utama pada program simulasi reliabilitas ini dan
terdiri dari menu utama, analisis data, penjadwalan, input data, dan laporan. Setiap menu
tersebut merupakan drop-down menu.
Gambar 3.37 Rancangan Layar Input Data Pesawat Dan Ban
101
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Input Data Pesawat Dan Ban”.
Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk memasukkan, mengubah,
menghapus data pesawat maupun data ban. Tombol ‘Update’ digunakan untuk
mengganti atau menambahkan data yang baru, sedangkan tombol ‘Reset’ untuk
membatalkan perubahan yang dilakukan.
Gambar 3.38 Rancangan Layar Input Data Penggantian Ban
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Input Data Penggantian Ban”.
Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk memasukkan, mengubah,
menghapus data penggantian ban. Sebelum melakukan penambahan data, user harus
memilih terlebih dahulu, data pesawat dan data ban yang akan diubah. Tombol ‘Update’
digunakan untuk mengganti atau menambahkan data yang baru, sedangkan tombol
‘Reset’ untuk membatalkan perubahan yang dilakukan.
102
Gambar 3.39 Rancangan Layar Analisis Reliabilitas Tab ‘Uji Kesesuaian’
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Analisis Reliabilitas” Tab ‘Uji
Kesesuaian’. Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk menguji validitas
data yang akan dianalisis.
Sebelum memulai simulasi reliabilitas, user harus menentukan terlebih dahulu
metode inputan yang akan dilakukan, pada program simulasi ini dibagi menjadi dua
metode, data dimasukkan secara manual, yang dapat digunakan untuk menganalisis data
ban pesawat lainnya, dan yang kedua adalah data dimasukkan dari database yang sudah
disediakan. Apabila user memilih manual input, maka data harus dimasukkan secara
manual, dengan cara memasukkan kode pesawat dan kode ban, setelah itu user harus
menekan klik kanan pada area ‘data hasil input’ untuk memilih ‘Add new data’. Apabila
user memilih input data secara database, maka user perlu memilih kode pesawat dan
103
kode ban yang tersedia setelah itu menekan tombol ‘Ok’, maka data yang dimaksud
akan tampil pada area ‘data hasil input’.
Setelah melakukan input data maka, user perlu menekan tombol ‘Hitung TTF’
untuk memulai analisis terhadap data yang dimasukkan. Setelah itu user perlu menekan
tombol ‘Uji Kesesuaian Data’, untuk menguji apakah data yang dimasukkan menyebar
secara Weibull atau tidak. Apabila data tidak menyebar secara Weibull maka program
simulas ini akan terhenti, dan akan langsung menampilkan tab ‘Kesimpulan’ yang akan
menyatakan bahwa data yang dimasukkan tidak valid dan program simulasi selesai
dilakukan. Apabila data menyebar secara Weibull maka tombol ‘Hitung Parameter
Weibull’ akan menyala, dan bila user menekan tombol tersebut maka program akan
menghitung parameter yang dimaksud dengan cara melakukan pemanggilan proses
perhitungan pada program Matlab.
Selanjutnya hasil yang didapat akan dicetak pada bagian ‘Result’. Setelah
menghitung parameter dari data yang berdistribusi Weibull maka user perlu menekan
tombol ‘Reliabilitas’ untuk melanjutkan analisis.
104
Gambar 3.40 Rancangan Layar Analisis Reliabilitas Tab ‘Reliabilitas’
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Analisis Reliabilitas” tab ‘Reliabilitas’.
Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi utama dari program simulasi ini.
Setelah melakukan penekanan tombol ‘Reliabilitas’ maka program akan
menampilkan tab ‘Reliabilitas’ yang berisikan data-data yang telah dihitung nilai
reliabiltiasnya. Dan program juga akan menampilkan nilai MTTF pada bagian ‘Result’.
Selanjutnya user bisa menampilkan grafik berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas
data, dengan cara menekan tombol ‘Grafik Reliabilitas’. Selain itu user juga dapat
melanjutkan analisis data dengan menekan tombol ‘Maintenance’, tapi terlebih dahulu
user perlu memasukkan nilai reliabilitas yang diharapkan berdasarkan nilai reliabilias
yang saat ini, setelah memasukkan nilai yang dimaksud maka user perlu menekan
tombol ‘Ok’, bersamaan dengan itu tombol ‘Maintenance’ pun dapat ditekan.
105
Gambar 3.41 Rancangan Layar Analisis Reliabilitas Tab ‘Grafik Reliabilitas’
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Analisis Reliabilitas” tab ‘Grafik
Reliabilitas’. Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk menampilkan
grafik.
Apabila user menekan tombol grafik ‘Reliabilitas’ pada tab ‘Reliabilitas’ maka
program akan menampilkan tab ‘Grafik Reliabilitas’ yang berisikan grafik hasil analisis
reliabilitas berdasarkan data pada tab ‘Reliabilitas’.
106
Gambar 3.42 Rancangan Layar Analisis Reliabilitas Tab ‘Maintenance’
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Analisis Reliabilitas” tab ‘Maintenance’.
Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk menganalisis perawatan
terhadap ban pesawat.
Apabila user menekan tombol ‘Maintenance’ pada tab ‘Reliabilitas’ maka
program akan menampilkan tab ‘Maintenance’ yang berisikan data hasil analisis
preventive maintenance berdasarkan data reliabilitas sebelumnya dan nilai reliabilitas
yang dimasukkan oleh user.
Pada bagian ini, user dapat memilih antara dua tombol, pertama adalah tombol
‘Grafik Maintenance’ yang akan menampilkan grafik berdasarkan hasil analisis
preventive maintenance dan yang kedua adalah tombol ‘Kesimpulan’ yang akan
menampilkan kesimpulan secara keseluruhan dari analisis data ban yang dipilih.
107
Gambar 3.43 Rancangan Layar Analisis Reliabilitas Tab ‘Grafik Maintenance’
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Analisis Reliabilitas” tab ‘Grafik
Maintenance’. Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk menampilkan
grafik.
Apabila user menekan tombol grafik ‘Maintenance’ pada tab ‘Maintenance’
maka program akan menampilkan tab ‘Grafik Maintenance’ yang berisikan grafik hasil
analisis preventive maintenance berdasarkan data pada tab ‘Maintenance’.
108
Gambar 3.44 Rancangan Layar Analisis Reliabilitas Tab ‘Kesimpulan’
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Analisis Reliabilitas” tab ‘Kesimpulan’.
Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk menampilkan kesimpulan
keseluruhan analisis.
Apabila user menekan tombol ‘Kesimpulan’ pada tab ‘Maintenance’ maka
program akan menampilkan tab ‘Kesimpulan’ yang berisikan kesimpulan secara
keseluruhan dari analisis reliabilitas berdasarkan kode pesawat dan kode ban yang
dipilih.
109
Gambar 3.45 Rancangan Layar Penjadwalan Penggantian Ban
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Penjadwalan Penggantian Ban”.
Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk menampilkan waktu
penggantian ban berikutnya maupun jadwal maintenance berikutnya berdasarkan dari
tanggal penggantian ban terakhir. Pada layar ini user dapat mengupdate tanggal
penggantian ban maupun tanggal maintenance ban apabila sudah melakukan perawatan
maupun ganti ban. Sehingga user dapat mengetahui kapan waktu penggantian ban
berikutnya. Sebelum menampilkan jadwal tersebut, user harus memilih kode ban dan
kode pesawat yang diinginkan. Apabila user ingin melihat jadwal penggantian ban
dengan kode pesawat dan kode ban yang berbeda maka user perlu menekan tombol
‘Input Ulang Data’
110
Gambar 3.46 Rancangan Layar Laporan Analisis Reliabilitas
Gambar diatas adalah rancangan layar ”Laporan Analisis Reliabilitas”.
Rancangan layar ini dititikberatkan kepada fungsi untuk menampilkan hasil analisis,
data ban yang dianalisis, grafik hasil analisis, dan jadwal penggantian ban. Sebelum
menampilkan jadwal tersebut, user harus memilih kode ban dan kode pesawat yang
diinginkan. Apabila user ingin mencetak grafik dari hasil analisis, maka user perlu
menekan tombol ‘Print Grafik’, sedangkan untuk mencetak data dan hasil analisis maka
user perlu menekan tombol ‘Print Analisis’. Apabila user ingin melihat data hasil
analisis dengan kode pesawat dan kode ban yang berbeda maka user perlu menekan
tombol ‘Input Ulang Data’.
111
3.16.6 Rancangan Database
Pada aplikasi reliabilitas ini, menggunakan satu database yang terdiri dari lima
tabel di dalamnya. Database ini menggunakan aplikasi Microsoft Access. Berikut ini
adalah tampilan hubungan (relationship) antar tabel dalam database:
Gambar 3.47 Relationship tabel dalam Database
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tabel-tabel yang digunakan
dalam database tersebut:
Nama Tabel : msban
Primary Key : kdban
Fungsi Tabel : digunakan untuk menampung tipe ban yang digunakan oleh pesawat
Format Data :
112
Nama Field Tipe Data Size File Keterangan kdban Text 50 Digunakan untuk menampung kode ban desc Text 50 Digunakan untuk menampung keterangan dari
kode ban Tabel 3.2 Tabel msban
Nama Tabel : mspesawat
Primary Key : kdpswt
Fungsi Tabel : digunakan untuk menampung jenis pesawat yang digunakan
Format Data :
Nama Field Tipe Data Size File Keterangan kdpswt Text 50 Digunakan untuk menampung kode pesawat
Tabel 3.3 Tabel mspswt
Nama Tabel : msdata
Primary Key : tanggal
Foreign Key : mspswt
Foreign Key : msban
Fungsi Tabel : digunakan untuk menampung jadwal penggantian ban
Format Data :
Nama Field Tipe Data Size File Keterangan kdpswt Text 50 Digunakan untuk menampung kode pesawat kdban Text 50 Digunakan untuk menampung kode ban Tanggal Datetime Digunakan untuk tanggal penggantian ban
Tabel 3.4 Tabel msdata
113
Nama Tabel : mshitung
Foreign Key : mspswt
Foreign Key : msban
Fungsi Tabel : digunakan untuk menampung hasil analisis data
Format Data :
Nama Field Tipe Data Size File Keterangan kdpswt Text 50 Digunakan untuk menampung kode pesawat kdban Text 50 Digunakan untuk menampung kode ban mhit Text 50 Digunakan untuk menampung nilai uji kesesuaian beta Text 50 Digunakan untuk menampung parameter beta dari
Weibull theta Text 50 Digunakan untuk menampung parameter theta dari
Weibull reliabilitas Text 50 Digunakan untuk menampung nilai MTTF maintenance Text 50 Digunakan untuk menampung nilai MTTF setelah
preventive maintenance lastrepair Datetime Digunakan untuk menampung tanggal penggantian
ban terakhir nextrepair Datetime Digunakan untuk menampung tanggal perawatan
ban berikutnya nextchange Datetime Digunakan untuk menampung tanggal penggantian
ban berikutnya relingin Text 50 Digunakan untuk menampung nilai yang
diharapkan oleh perusahaan user Text 50 Digunakan untuk menampung user yang
melakukan simulasi program Tabel 3.5 Tabel mshitung
Nama Tabel : msuser
Primary Key : user
Fungsi Tabel : digunakan untuk menampung username yang akan mengakses program
Format Data :
114
Nama Field Tipe Data Size File Keterangan user Text 50 Digunakan untuk menampung username pass Text 50 Digunakan untuk menampung password dari
username Tabel 3.6 Tabel msuser
3.17 Implementasi Sistem
3.17.1 Spesifikasi Kebutuhan Sarana
Untuk menjalankan aplikasi, pengguna harus memenuhi beberapa persyaratan
perangkat keras dan perangkat lunak. Persyaratan tersebut akan dijelaskan dalam
bagian-bagian berikut ini.
3.17.2 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras
Spesifikasi yang disarankan untuk kebutuhan perangkat keras yang digunakan
dalam mengoperasikan aplikasi ini antara lain:
a. Prosesor : Intel Pentium 4 2.4 GHz
b. Memori : 512 MB
c. Harddisk : 80 GB
d. Mouse dan Keyboard : Standar
e. Monitor : Standar
115
3.17.3 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak untuk menjalankan aplikasi ini adalah
sebagai berikut :
a. Sistem Operasi: Windows 2000, Windows XP
b. Microsoft Office 2003
c. .Net Framework 2.0