BAB 3 METODE PENELITIANthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-3-00311-MN-BaB 3.pdfSkala pengukuran pada...
Transcript of BAB 3 METODE PENELITIANthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-3-00311-MN-BaB 3.pdfSkala pengukuran pada...
57
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono
(2006, p11), Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
Menurut Durianto, et all ( 2004, p19) Cross Section adalah data yang dikumpulkan
pada waktu (satu kurun waktu) dan tempat tertentu saja.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian Jenis
Penelitian
Metode yang
digunakan
Unit
Analisis
Time Horizon
T-1(Brand Awareness)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section
T-2(Brand Association)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section
T-3(Perceived Quality)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section
T-4(Brand Loyalty)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section
T-5(Keputusan Pembelian)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section
T-6(Pengaruh kesan kualitas
dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian)
Deskriptif Descriptive Survey Individu Cross Section
(Sumber : Diolah Oleh Penulis)
58
Keterangan :
T-1 Untuk mengetahui tingkat Brand Awareness majalah CitaCinta di lingkungan
mahasiswi jurusan Manajemen UBINUS
T-2 Untuk Mengetahui Brand Association yang terbentuk pada mahasiswi jurusan
Manajemen UBINUS untuk majalah CitaCinta
T-3 Untuk Mengetahui Perceived Quality majalah CitaCinta dikalangan mahasiswi
jurusan Manajemen UBINUS
T-4 Untuk Mengetahui Brand Loyalty yang diberikan mahasiswi jurusan Manajemen
UBINUS untuk majalah CitaCinta
T-5 Untuk Mengetahui keputusan pembelian majalah CitaCinta bagi Mahasiswi
Jurusan Manajemen UBINUS
T-6 Untuk menganalisis pengaruh kesan kualitas dan loyalitas merek terhadap
keputusan pembelian majalah CitaCinta bagi mahasiswi jurusan Manajemen UBINUS.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006, p31).
Skala pengukuran pada penelitian ini adalah skala Likert dan skala Guttman. Menurut
Sugiyono (2006, pp86-90) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian
Fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian. Sedangkan Skala Guttman adalah skala pengukuran
tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak
pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain.
59
Tabel 3.2Variabel Operasional
Variabel Subvariabel Indikator Instrumen
Pengukuran
Skala
Pengukuran
Pengukuran
(T-1)
(T-2)
(T-3)
(T-4)
1. Kesadaran Merek (Brand awareness)
Puncak pikiran Pengingatan
kembali Pengenalan merek Tidak menyadari
merek
Kuesioner Guttman Nominal
2. Asosiasi Merek (Brand association)
Majalah Wanita Cover yang
menarik Informasi yang
berkualitas Harga yang
terjangkau Mudah didapat Anak perusahaan
femina Slogan yang
mudah diingat
Kuesioner Guttman Nominal
3. Kesan Kualitas (Perceived quality)
Kinerja Pelayanan Ketahanan Keandalan Karakteristik
produk Kesesuaian
dengan spesifik Hasil
Kuesioner Likert Ordinal
4. Loyalitas Merek (Brand loyalty)
Switcher Habitual Buyer Satisfied Buyer Likes the Brand Comitted Buyer
Kuesioner Likert Ordinal
(T-5) 1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan masalah
Kebutuhan
Kuesioner Likert Ordinal
2. Pencarian informasi Keluarga, teman, tetangga, dll
Media cetak dan elektronik
Kuesioner Likert Ordinal
3. Evaluasi produk Kualitas produk Harga
Kuesioner Likert Ordinal
4. Keputusan pembelian Membeli Menunda Tidak membeli Merekomendasi
Kuesioner Likert Ordinal
(T-6) Pengaruh elemen ekuitas merek (kesan kualitas dan loyalitas merek) terhadap keputusan pembelian
Variabel X1 Variabel X2 Variabel Y
Kuesioner Likert Ordinal
60
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah Jenis data kuantitatif. dengan
sumber datanya adalah data primer. Menurut Durianto, et al (2004, pp14-17) data
primer dan data sekunder adalah sebagai berikut:
Data Primer : data yang diperoleh dari sumber pertama, baik dari individu maupun
perseorangan, seperti wawancara atau hasil pengisian kuesioner.
Data sekunder : metode penggunaan bahan dokumen, karena dalam hal ini peneliti
tidak secara langsung melakukan penelitian sendiri tetapi meneliti memanfaatkan
data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak lain.
Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data
Tujuan Jenis Data Sumber data
T1 Kuantitatif Primer
T2 Kuantitatif Primer
T3 Kuantitatif Primer
T4 Kuantitatif Primer
T5 Kuantitatif Primer
T6 Kuantitatif Primer
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini memerlukan data dan berbagai informasi yang dapat diuji
keabsahannya. Untuk itu dibutuhkan teknik pengumpulan data agar dapat membantu
61
pencapaian hasil penelitian yang baik. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder atau bahan
yang bersifat teoritis dan relevan, melalui : buku-buku, majalah, internet dan media
lainnya.
2. Penelitian lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yang bertujuan untuk memperoleh data secara langsung baik
dari perusahaan maupun responden yang menjadi objek penelitian. Penelitian
dilapangan dilakukan sebagai berikut:
Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana pelaksanaanya
dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, dapat
juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab
pada kesempatan lain (Umar, 2005, p169).
Pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan mewawancarai pihak CitaCinta.
Sifat wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur dimana
peneliti hanya menggunakan penggunaan pedoman berupa garis-garis
pertanyaan yang akan ditanyakan.
62
Kuesioner
Kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka
akan memberikan respon atas daftar pertayaan tersebut (Umar, 2005, p167).
Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner dilakukan kepada para mahasiswi
tahun masuk 2000-2006 jurusan Manajemen Universitas Bina Nusantara.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
probability sampling. Menurut Sugiyono (2006, p74) Probability sampling adalah teknik
sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini
populasi yang digunakan adalah mahasiswi aktif di Universitas Bina Nusantara, jurusan
Manajemen tahun masuk 2000-2006.
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Teknik pengolahan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Proportionate
stratified random sampling. Menurut Cooper (2004, p236) Metode Proportionate
stratified random sampling (sampel acak bertingkat) yaitu suatu proses dimana sampel
dibatasi untuk memasukkan unsur-unsur dari setiap segmen.
Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek produk jarang diketahui dengan
pasti. Disamping itu produk dengan brand equity yang sudah dikenal umumnya memiliki
populasi konsumen yang besar. Oleh karenanya, maka dalam penelitian ini digunakan
sampel.
63
Untuk Menentukan ukuran sampel dari suatu populasi, ada bermacam-macam. Pada
penelitian ini dilakukan pengukuran menurut pendapat Slovin. Seperti yang dijelaskan
berikut ini : (Umar, 2005, p146)
21 Nenn
2)05,0(158911589
n
9725,41589
n
320557,319 n
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 5%
Pemakaian rumus diatas mempuyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Dan
diketahui jumlah sampel yang akan diteliti sebesar 320 sampel. Berikut ini tabel sampel
Proportionate stratified random sampling.
64
Tabel 3.4Tabel sampel berdasarkan Proportionate stratified random sampling
Tahun Masuk Anggota Sampel orang
2000 4 0,80 1
2001 33 6,65 7
2002 82 16,52 16
2003 217 43,70 44
2004 365 73,50 73
2005 433 87,20 87
2006 455 91,63 92
TOTAL 1589 320 320(Sumber : diolah oleh peneliti tahun 2007)
Contoh Pengolahan sampel berdasarkan Proportionate stratified random sampling :
Tahun 2006 = 63,913201589455
x
3.7 Metode Analisis
Tabel 3.5Metode Analisis
Tujuan Penelitian Metode Analisis
Metode Alat Analisis
T-1Brand Awareness
Deskritive Survey Statistik deskriptif (perhitungan presentase)
T-2Brand Association
Deskritive Survey Statistik deskriptif dan Uji Cochran
T-3Perceived Quality
Deskritive Survey Diagram kartesius (perhitungan rata-rata (mean) dan skala likert))
T-4Brand Loyalty
Deskritive Survey Statistik Deskriptif (perhitungan rata-rata(mean) standar deviasi)
T-5Keputusan Pembelian
Deskritive Survey Statistik deskriptif
T-6Pengaruh kesan kualitas dan
loyalitas merek terhadap keputusan pembeliaan
Deskritive Survey Regresi Berganda
65
3.7.1 Uji Validitas
Suatu intrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Uji
validitas ini akan diterapkan dalam menghitung kevaliditasan kuesiner.
Menurut Cooper (2006, p160) Validitas adalah sejauh mana perbedaan yang
didapatkan melalui alat pengukur mencerminkan perbedaan yang sesungguhnya di
antara responden yang diteliti.
Menurut Umar (2005, pp180-190) Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan validitas konstruk (Construct validity). Validitas konstruk
adalah kerangka dari suatu konsep berdasarkan pendapat dari para ahli. Dengan
menggunakan teknik analisis korelasi product moment pearson untuk menghitung
korelasi masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan rumus sebagai berikut :
2222 YYnXXn
YXXYnr
Dimana:
X = Skor pernyataan no.1
Y = Skor total
Pada pengolahan data ini jumlah responden untuk uji coba adalah 30 responden.
Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurve
normal. Untuk menguji apakah data valid atau tidak adalah dengan melihat jika korelasi
antar variabel lebih besar dari nilai kritis 5% maka data tersebut dapat dikatakan valid,
demikian juga sebaliknya bila nilai korelasi antar variabel lebih kecil dari nilai kritis 5% (r
tabel) maka data tersebut tidak valid.
66
3.7.2 Reliabilitas
Menurut Durianto, et al (2004, p73) Uji Reliabilitas adalah instrumen yang digunakan
dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat dipercaya sebagai
alat pengumpul data serta mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliable). Reliabilitas merupakan salah satu ciri
atau karakter utama instrument pengukuran yang baik. Kadang-kadang realibilitas juga
sebagai kepercayaan, keterandalan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Namun, ide
pokok dalam konsep realiabilitas adalah sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas
dari kekeliruan pengukuran (measurement error).
Tinggi rendahnya realibilitas, secara empiris, ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut koefisien realibilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien realibilitas
berkisar antara 0,00-1,00 akan tetapi pada kenyataanya koefisien realibilitas sebesar
1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek
pengukuran psikologis, merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Disamping itu
walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam
hal realibilitas, koefisien realibilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada
artinya karena interpretasi realibilitas selalu mengacu kepada koefisien realibilitas yang
positif.
Pengujian Realibitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara internal dengan
menggunakan metode alpha yang dapat digunakan untuk butir pertanyaan ganjil atau
genap (Riduwan, 2004, p125). Rumus yang digunakan dalam koefisien alpha adalah
sebagai berikut :
67
111
kkR
StSi
1
Dimana : r11 : Nilai Realibilitas
Σsi : Jumlah varians skor tiap-tiap item
St : Varians Total
k : Jumlah item
Langkah-langkah mencari nilai realibiltas dengan metode alpha sebagai berikut :
Langkah 1 : Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :
NNXi
XiSi
2
2
Dimana : Si : Varians skor tiap-tiap item
ΣXi� : Jumlah kuadrat item Xi
(Σxi)� : Jumlah item Xi dikuadratkan
N : Jumlah responden
Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus :
SnSSSSi ...........321
Dimana: Σsi : Jumlah varians semua item
S1,S2,S3,n : Varians item ke 1,2,3.....n
Langkah 3 : Menghitung varians total dengan rumus :
NNXi
XiSt
2
2
68
Dimana : St : Varians total
ΣXi� : Jumlah kuadrat X total
(Σxi)� : Jumlah X total dikuadratkan
N : Jumlah responden
Langkah 4 : Lalu masukan ke dalam rumus Alpha
Nilai realibiltas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai alpha cronbach
0,6. Jika |r11|< 0,6 (alpha cronbach) dapat disimpulkan bahwa instrumen yang
digunakan tidak reliabel. Sebaliknya jika |r11|> 0,6 (alpha cronbach) dapat dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel (Rangkuti, 2004, p77).
3.7.3 Analisis Deskriptif
Sugiyono (2006, p142) menyatakan bahwa Statistik Deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis untuk Brand Awareness dilakukan dengan cara mentabulasikan data yang
diperoleh kemudian dilakukan perhitungan presentase, untuk perceived quality dilakukan
dengan perhitungan rata-rata (mean) dan standar deviasi, untuk brand loyalty dilakukan
dengan perhitungan analisis loyalitas, untuk keputusan pembelian dilakukan dengan
statistik deskriptif serta pengaruh kesan kualitas dan loyalitas merek terhadap keputusan
pembelian dilakukan perhitungan regeresi berganda. Selanjutnya, dari data yang
diperoleh, dicari nilai rata-ratanya dengan standard deviasinya untuk mengetahui ukuran
pemusatan dan keragaman tanggapan responden. rumus yang digunakan (Sugiarto, et
al, 2004, pp 43-44):
69
Sumber : Sugiarto, et al, (2004, p 43)
Keterangan :
xi = nilai pengukuran ke- i
fi = frekuensi kelas ke- i
n = banyaknya pengamatan
Hasil dari nilai rata-rata dan standart deviasi tersebut kemudian dipetakan ke
rentang skala yang mempertimbangkan informasi internal berikut :
Internal = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 5-1 = 0,8
Banyaknya kelas 5
Setelah besarnya internal diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat
diketahui dimana letak rata-rata penilaian responden terhadap setiap unsur
diferensiasinya dan sejauh mana variasinya. Rentang skala tersebut adalah:
1,00 – 1,80 = sangat jelek (SJ)
1,80 – 2,80 = jelek (J)
2,60 – 3,40 = cukup (C)
3,40 – 4,20 = baik (B)
4,20 – 5,00 = Sangat Baik (Sb)
Rata-rata (x) = ΣXi.fin
Standar deviasi (S) =
1
..2
2
ffxfxf
70
Dalam melihat sejauh mana peran unsur-unsur differensiasi terhadap konsumen,
maka dilakukan analisis kuantitatif yang akan menunjukkan tingkat kesesuaian antara
skor yang diperoleh dari seluruh aspek differensiasi :
SJ J C B SB
1.00 1.80 2.60 3.40 4.20 5.00
3.7.4 Test Chochran
Uji Chochran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau untuk
informasi dalam bentuk terpisah dua (dikotomi), misalnya informasi “ya” atau “tidak”.
Penggunaan uji ini adalah untuk mengetahui keberadaan hubungan antara beberapa
variabel (Durianto, et al, 2004, p84).
Hipotesis Pengujian :
Ho : Kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua variabel (asosiasi)
Ha : Kemungkinan jawaban “ya” adalah berbeda untuk semua variabel (asosiasi)
Langkah-langkah
a. Hitung statistik Q dengan rumus :
2
22 11RiCN
NCCjCCQ
Keterangan
C = Banyaknya variabel (asosiasi)
Cj = Jumlah kolom jawaban “ya”
Ri = Jumlah baris jawaban “ya”
N = Total besar
71
b. Tolak Ho bila Q > X� (α,v) V=C-1
Terapan uji Cochran untuk mengetahui signifikasi setiap asosiasi yang ada dalam
suatu merek dimulai dengan pengujian semua asosiasi. Atas dasar hasil analisis
dilakukan perbandingan antara nilai Q dengan X�tabel(α,v). Jika diperoleh nilai Q <
X�tabel(α,v), maka Ho diterima yang berarti semua asosiasi yang diuji saling
berhubungan membentuk brand image dari suatu merek. Jika diperoleh Q >
X�tabel(α,v), dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima Ho. Dengan
demikian tidak semua asosiasi adalah sama dan pengujian dilanjutkan ke tahap dua
untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan dari
asosiasi-asosiasi penyusun brand image suatu merek.
3.7.5 Diagram Kartesius
Diagram Kartesius merupakan suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian
yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y),
dimana X merupakan rata-rata hitung dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau
kepuasan konsumen seluruh faktor atau indikator dan Y adalah rata-rata hitung dari
rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan
konsumen.
Rumus selanjutnya (Supranto, 2001, P242) adalah :
N N= = X = i = Xi X = i = Xi
k k
Dimana K= banyaknya faktor atau indikator yang dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen dapat dianalisis dari dua dimensi, yaitu dari
72
harapan atas sesuatu dan kenyataan-kenyataan yang diterima konsumen. Data hasil
kuesioner diplot nilainya pada diagram kartesius. Bila berada dikuadran A, B, C atau D,
maka komponen yang ditanyakan akan memiliki arti masing-masing, seperti
dipaparkan berikut ini :
Y Prioritas utama Pertahankan prestasi
(Attribute to improve) (Attribute to Maintain)
A B
y
Kepentingan Prioritas rendah Berlebihan
(Low priority) (Superflu)
C D
x XKinerja
Gambar 3.1 Diagram kartesius
Sumber: Supranto (2001,p242)
Keterangan :
1. Kuadran A
Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan
pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun
manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga
mengecewakan atau tidak puas.
73
2. Kuadran B
Menunjukan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk
itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.
3. Kuadran C
Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan,
pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan
kurang memuaskan.
4. Kuadran D
Menunjukan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi
pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tapi memuaskan.
3.7.6 Skala Likert
Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap
sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik. Maka
untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana pengaruh kesan kualitas
majalah CitaCinta, maka digunakan 5 tingkat (likert) yang terdiri dari sangat setuju,
setuju, biasa saja, setuju dan tidak setuju. (Supranto, 2001, p240).
Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju diberi bobot 5
b. Jawaban Setuju diberi bobot 4
c. Jawaban Biasa Saja diberi bobot 3
d. Jawaban Tidak Setuju diberi bobot 2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1
74
Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja akan
dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan
dan tingkat kinerja.
Menurut Supranto (2001, p241) Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan rata-
rata nilai kinerja (performance) dengan kepentingan (importance). Tingkat kesesuaian
inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Dalam penilaian ini terdapat 2 buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y,
dimana : X merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan kepuasan
pelanggan. Sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan pelanggan.
Adapun rumus yang digunakan adalah: (Supranto, 2001, p241)
Tki = Xi x100%
Yi
Dimana: Tki : Tingkat kesesuaian konsumen
Xi : Rata-rata atau mean nilai kinerja (performance) perusahaan
Yi : Rata-rata atau mean nilai kepentingan (importance) pelanggan
Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan atau
kepuasan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam
penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan dengan:
nXi
X ___
nXi
Y ___
75
Dimana :__
X = Skor rata-rat tingkat pelaksanaan
__
Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan
n = Jumlah responden
3.7.7 Analisis Brand Loyalty
Analisis Switcher : %10021 XFFF
Analisis Habitual Buyer : %10021 XFFF
Analisis Satiesfied Buyer : %10021 XFFF
Analisis Liking the Brand : %10021 XFFF
Analisis Commited Buyer : %10021 XFFF
Keterangan :
F1 : menjawab “a” dari pertanyaan kuesioner pada brand loyalty
F2 : Menjawab “b” dari pertanyaan kuesioner pada brand loyalty
Σ F : Total Responden
76
3.7.8 Metode Regresi Berganda
Regresi merupakan metode statistik yang digunakan untuk menganalisi hubungan
antara satu variabel tak bebas (dependent variable) yang dipengaruhi variabel bebas
dengan beberapa variabel bebas (independent variable) yang tidak dipengaruhi variabel-
variabel lainnya ( Sugiyono, 2006, p203).
Menurut Supranto (2001, p49) analisis regresi berganda digunakan untuk
mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen yang dapat mempengaruhi
variabel dependen. Dimana di dalam persamaan regresi berganda diperlihatkan dengan
persamaan : Y = a + b1X1 + b2X2. Dalam hal ini akan diuraikan pengaruh elemen-
elemen ekuitas merek yang terdiri dari ; kesan kualitas X1 dan loyalitas merek X2
terhadap keputusan pembelian majalah CitaCinta Y.
Dimana :
Y = Keputusan pembelian
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Kesan kualitas
X2 = Loyalitas merek
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh elemen-elemen
ekuitas merek terhadap pengambilan keputusan pembelian majalah CitaCinta dan untuk
mengetahui elemen mana yang paling mempengaruhi keputusan pembelian majalah
CitaCinta bagi mahasiswi jurusan manajemen Universitas Bina Nusantara.
77
Hal ini digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan Significancy :
Jika significancy > 0,05, maka H0 diterima
Jika significancy < 0,05, maka H0 ditolak
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
mengumpulkan data-data dari mahasiswi jurusan Manajemen Universitas Bina
Nusantara. Kemudian data-data tersebut di analisis untuk menjawab masing–masing dari
tujuan penelitian ini, yakni dari identifikasi masalahnya.