BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter...

18
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka konsep : Berdasarkan tujuan penelitian diatas , kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan dan sikap terhadap osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita premenopause di Kecamatan Medan Selayang II diuraikan seperti berikut : Gambar 2: Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan dan sikap wanita premenopause di Kecamatan Medan Selayang II - Osteoporosis - Asupan kalsium Tingkat pengetahuan wanita premenopause Sikap Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter...

Page 1: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep :

Berdasarkan tujuan penelitian diatas , kerangka konsep gambaran tingkat

pengetahuan dan sikap terhadap osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita

premenopause di Kecamatan Medan Selayang II diuraikan seperti berikut :

Gambar 2: Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan dan sikap wanita

premenopause di Kecamatan Medan Selayang II

- Osteoporosis - Asupan kalsium

Tingkat pengetahuan wanita premenopause

Sikap

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

3.2 Variable dan Definisi Operasional

a. Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui oleh wanita premenopause

tentang osteoporosis dan asupan kalsium.

b. Sikap adalah tindakan atau reaksi wanita wanita premenopause dalam mencegah

osteoporosis dan dalam pengambilan asupan kalsium mencukupi.

c. Premenopause adalah dimana wanita – wanita yang masih tidak terpotong

kitaran haidnya.

d. Digunakan kuesioner untuk mengetahui sejauhmanakah tingkat pengetahuan

wanita – wanita premenopause de Kecamatan Medan Selayang II.

e. Kriteria dalam memilih responden adalah wanita diantara umur 40 – 45 tahun

yang dianggap sudah mecapai fase premenopause.

f. Digunakan skala ukur Guttman , iaitu pertanyaan Ya atau Tidak yang di beri

“score 1” bagi jawapan benar dan “score 0” bagi jawapan yang salah.

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Variable Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

-Tingkat pengetahuan wanita premenopause - Sikap

- Osteoporosis - Asupan

kalsium

Kuesioner - Baik - Sedang - Kurang

Guttman

Sedangkan dalam penentuan kategori penelitian dinilai dengan menggunakan metode presentasi

skoring sebagai berikut:

1. Baik bila >80 % pertanyaan dijawab benar oleh responden.

2. Sedang bila 40 – 80 % pertanyaan dijawab benar oleh responden.

3. Kurang bila <40 % pertanyaan dijawab benar oleh responden

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat

deskriptif, yaitu suatu penelitaian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak

– banyaknya mengenai pengetahuan osteoporosis dan sikap terhadap asupan kalsium

dikalangan ibu – ibu di Kecamatan Medan Selayang II.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu pengamatan

dilakukan sekali ( pada saat penelitian itu dilaksanakan ).

4.2 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dilakukan di Kecamatan Medan Selayang II bulan

Juli hingga Agustus.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah wanita premenopause yang menjelang usia 40 – 45 tahun di

Kecamatan Medan Selayang II. Penentuan usia 40 tahun keatas ini berdasarkan pertimbangan

bahwa pada rentang usia tersebut diperkirakan seorang wanita seharusnya sudah menjelang

premenopause dan gejala – gejala premenopause sudah mula tampak.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

4.3.2 Sampel

Besar sampel data nominal pada sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi dihitung

dengan rumus:

N = (Zα)2pq

d2

Keterangan rumus:

N = jumlah/besar sampel

α = tingkat kemaknaan. Dalam penelitian ini, tingkat kemaknaan yang digunakan ialah α =

0,05, sehingga Zα yaitu kesalahan tipe I penelitian ini sebesar 1,96.

p = proporsi keadaan yang akan dicari = 0,5

q = 1-p = 0,5

d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki. Dalam penelitian ini, ditetapkan d = 0,10

Angka-angka yang di atas dimasukkan kembali ke rumus besar sampel :

N = (1,96) 2 (0,5)(0,5) / (0.10) 2

= 96

= 100

Teknik sampling yang dipakai adalah Consecutive Sampling dimana wanita- wanita

premenopause yang memenuhi kriteria inklusi yang ditemui dipilih sebagai sampel sehingga

mencapai 100 orang.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

Kriteria inklusi subjek penelitian termasuk wanita – wanita premenopause dengan wanita –

wanita 40 – 45 tahun yang sanggup berkerjasama dalam penelitian. Kriteria eksklusi subjek pula

ialah yang kuestionernya tidak lengkap.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket

berupa kuisioner yang dibagikan kepada reasponden.

4.4.1 Data primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian . Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan instrument kuisioner.

4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Notoatmodjo sebelum kuesioner itu dignakan perlu diuji validitasnya. Uji

validitas aka dilakukan pada 10 orang responan yang memiliki karakteristik yang mirip dengan

sampel. Kemudian akan diuji korelasi antara skor tiap – tiap pertanyaan dengan skor total

kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment.

Rumusnya adalah:

R = ( N ( Σ XY) − ( Σ XY )

√ {NΣX² −(ΣX)²}{NΣY²−(ΣY)²}

Keterangan : X = skor tiap responden untuk pertanyaan nomor n

Y = skor total tiap responden untuk semua pertanyaan

XY = skor pertanyaan nomor n dikali skor total pada tiap responden

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

Untuk memastikan bahawa kuesioner dapat dipercayai, akan dilakkan uji reliabilitas

dengan teknik tes– tes ulang. (Notoatmodjo, 2007 )

Table 4.1

Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk tiap pertanyaan dalam angket

Variable Nomor Total Pearson Status Alpha Status

Pertanyaan Correlation

Pengetahuan 1 0.832 Valid 0.649 Reliabel

Tentang 2 0.740 Valid Reliabel

Osteoporosis 3 0.509 Valid Reliabel

4 0.899 Valid Reliabel

5 0.509 Valid Reliabel

6 0.509 Valid Reliabel

7 0.740 Valid Reliabel

8 0.509 Valid Reliabel

9 0.509 Valid Reliabel

10 0.740 Valid Reliabel

Pengetahuan 1 0.509 Valid 0.686 Reliabel

Tentang 2 0.683 Valid Reliabel

Kalsium 3 0.857 Valid Reliabel

4 0.827 Valid Reliabel

5 0.726 Valid Reliabel

6 0.612 Valid Reliabel

7 0.573 Valid Reliabel

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

Variable Nomor Total Pearson Status Alpha Status

Pertanyaan Correlation

Sikap 1 0.655 Valid 0.664 Reliabel

Terhadap 2 0.509 Valid Reliabel

Osteoporosis 3 0.868 Valid Reliabel

4 0.612 Valid Reliabel

5 0.726 Valid Reliabel

6 0.612 Valid Reliabel

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data diperoleh dari penilaian jawaban kuisioner responden. Pengolahan data dilakukan

dengan menggunakan program komputar yaitu Statistical Product and Service Solution,

( SPSS). Pada penelitian ini, variable pengetahuan merupakan data kuantitatif yaitu score

hasil pengisian kuesioner. Data ini kemudian akan diubah menjadi kualitatif yaitu, baik ,

sedang dan kurang melalui induktif .

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitan ini telah dilakukan dengan

menggunakan kuesioner yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang

ke rumah. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat

disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Medan Selayang II. Kecamatan ini bertempat di

Pasar 4, Padang Bulan. Penduduknya, rata – rata adalah pertani, tukang beca dan suri rumah bagi

yang wanita. Boleh dilihat banyak sawah padi sekitar Kecamatan ini, yang menunjukan kegiatan

utama penduduk di sini.

5.1.2 Deskripsi Sampel

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah wanita – wanita

premenopause iaitu dalam umur 40 – 45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II. Jumlah

responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 100 responden. Semua data

responden diambil dari data primer , yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

5.1.3 Hasil Analisa Data

5.1.3.1 Pengetahuan wanita premenopause terhadap Osteoporosis

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 10 petanyaan mengenai

pengetahuan terhadap Osteoporosis. Pertanyaan – pertanyaan yang didalam kuesioner

tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan – pertanyaan

tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap Osteoporosis. Data lengkap

distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat

pada tabel 5.1 dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

Table 5.1

Distribusi Frekuensi Jawaban Respnden pada Variabel Pengetahuan Osteoporosis

No Pertanyaan / Pernyataan Jawaban Responden

Benar Salah

f % f %

1. Osteoporosis adalah penyakit keroposnya tulang. 98 98,0 2 2

2. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang menular. 98 98,0 2 2

3. Pengeroposan tulang banyak berlaku pada pria. 96 96,0 4 4,0

4. Usia yang paling beresiko untuk mendapat 95 95,0 5 5,0

osteoporosis adalah pada usia 51 – 75 tahun. 77 77,0 23 23,0

5. Pertumbuhan tulang yang mencapai masa

puncaknya sekitar umur 20 – 30 tahun

6. Tulang yang keropos mengakibatkan tulang rapuh 96 96,0 4 4,0

dan tidak mudah patah.

7. Semakin kita tua mencapai fase menopause , 100 100 0 0

tulang kita semakin rapuh.

8. Pengeroposan tulang banyak terjadi pada wanita 92 92,0 8 8,0

menopause.

9. Orang yan mengalami osteoporosis kelihatan tinggi. 98 98,0 2 2,0

10. Dikatakan osteoporosis cepat menimbulkan efek. 24 24,0 76 76,0

Berdasarkan table 5.1 di atas pada pertanyaan – pertanyaan pengetahuan osteoporosis

yang paling banyak dijawab dengan benar (ya) yaitu pertanyaan pada nomor 1 , 2 , 7 dan 9

yaitu sebesar 98% , 98% , 100% dan 98%. Sedangkan petanyaan yang paling banyak di

jawab salah (tidak) adalah pertanyaan nomor 10 yaitu sebesar 76%.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik , sedang

dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawb 8 – 10 pertanyaan

pengetahuan dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan berpengetahuan sedang

bila menjawab 4 – 7 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan dikatakan berpengetahuan

kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 3 dari pertanyaan pengetahuan

osteoporosis dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan wanita –

wanita premenopause 40 – 45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II dapat dikategorikan

pada table 5.2.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Osteoporosis

Pengetahuan F %

Baik 87 87

Sedang 13 13

Kurang 0 0

Total 100 100

Dari tabel tersebut dapt dilihat bahwa tingkat pengetahuan osteoporosis dengan

kategori kurang memiliki persentase 0% iaitu tidak ada , tingkat pengetahuan yang

dikategorikan sedang sebanyak 13% dan tingkat pengetahuan osteoporosis yang paling besar

adalah kategori baik iaitu sebesar 87%.

5.1.3.2 Pengetahuan wanita premenopause terhadap Kalsium

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 7 petanyaan mengenai

pengetahuan terhadap Osteoporosis. Pertanyaan – pertanyaan yang didalam kuesioner

tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan – pertanyaan

tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap kalsium. Data lengkap

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat

pada tabel 5.3 dibawah ini :

Table 5.3

Distribusi Frekuensi Jawaban Respnden pada Variabel Pengetahuan Kalsium

No Pertanyaan / Pernyataan Jawaban Responden

Benar Salah

f % f %

11. Kalsium adalah mineral yang tidak penting bagi 92 92,0 8 8,0

wanita menjelang menopause.

12. Kalsium membantu dalam pembentukan tulang. 100 100 0 0,0

13. Kalsium tidak berperanan dalam memperkuatkan 93 93,0 7 7,0

tulang

14. Wanita premenopause memerlukan lebih kurang 91 91,0 9 9,0

1000 mg kalsium prehari.

15. Susu dan makan yang diperbuat dari susu tidak di 92 92,0 8 8,0

perkaya dengan kalsium

16. Ikan dan sayuran hijau kaya dengan kalsium 90 90,0 10 10,0

17. Garam merupakan penyebab tubuh kekurangan 62 62,0 38 38,0

kalsium.

Berdasarkan table 5.3 di atas pada pertanyaan – pertanyaan pengetahuan kalsium

yang paling banyak dijawab dengan benar ( ya) yaitu pertanyaan pada nomor 12 dan 13

yaitu sebesar 100% dan 93%. Sedangkan petanyaan yang paling banyak di jawab salah

( tidak)adalah petanyaan nomor 17 yaitu sebesar 62%.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik , sedang

dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 6 – 7 pertanyaan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

pengetahuan dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan berpengetahuan

sedang bila menjawab 3 – 5 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan dikatakan

berpengetahuan kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 2 dari pertanyaan

pengetahuan kalsium dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat

pengetahuan wanita – wanita premenopause 40 – 45 tahun di Kecamatan Medan

Selayang II dapat dikategorikan pada table 5.4.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Kalsium

Pengetahuan F %

Baik 84 84

Sedang 15 15

Kurang 1 1

Total 100 100

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan mengenai kalsium dengan

kategori kurang memiliki persentase 1% iaitu hampir tidak ada , tingkat pengetahuan yang

dikategorikan sedang sebanyak 15% dan tingkat pengetahuan osteoporosis yang paling besar

adalah kategori baik iaitu sebesar 84%.

5.1.3.4 Sikap Wanita – wanita Premenopause Terhadap Asupan Kalsium.

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 6 petanyaan mengenai sikap

terhadap asupan kalsium. Pertanyaan – pertanyaan yang didalam kuesioner tersebut telah

di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan – pertanyaan tersebut dapat

mewakili sikap responden terhadap asupan kalsium. Data lengkap distribusi frekuensi

jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.5

dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

Table 5.5

Distribusi Frekuensi Jawaban Respnden pada Variabel Sikap

No Pertanyaan / Pernyataan Jawaban Responden

Ya Tidak

f % f %

18. Saya mengkonsumsi susu yang kaya dengan 23 23,0 77 77,0

kalsium setiap pagi.

19. Saya mengkonsumsi suplemen tambahan kalsium. 9 9,9 91 91,0

20. Setiap hari makan sayur hijau dan ikan atau tahu 96 96,0 4 4,0

tempe.

21. Saya membatasi jumlah garam yang saya makan. 87 87,0 13 13,0

22. Saya sering makan , makanan “ sereal “ 28 28,0 72 72,0

23. Setiap hari saya makan , makanan yang bergizi 97 97,0 3 3,0

kaya dengan kalsium supaya saya sehat.

Berdasarkan table 5.5 di atas pada pertanyaan – pertanyaan sikap terhadap asupan

kalsium yang paling banyak dijawab dengan ya (benar) yaitu pertanyaan pada nomor 20

dan 23 yaitu sebesar 96% dan 97%. Sedangkan petanyaan yang paling banyak di jawab

tidak (salah) adalah petanyaan nomor 19 yaitu sebesar 91%.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik , sedang

dan kurang. Seorang responden akan dikatakan sikap baik bila menjawab 5 – 6

pertanyaan sikap terhadap asupan kalsium dengan benar sedangkan seorang responden

dikatakan sikap sedang bila menjawab 3 – 4 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan

dikatakan sikap kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 2 dari pertanyaan

pengetahuan kalsium dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat sikap

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

wanita – wanita premenopause 40 – 45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II dapat

dikategorikan pada table 5.6.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap

Sikap F %

Baik 16 16

Sedang 76 76

Kurang 8 8

Total 100 100

Dari tabel 5.6. dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan sedang memiliki persentase yang

paling besar yaitu 76% sedangkan sikap dengan kategori baik sebesar 16 % dan sikap dengan

kategori kurang hanya 8%.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi malalui

pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

( Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini telah dilakukan pembagian pertanyaan yang

telah valid untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden pada tingkat pengetahuan

yang pertama, yaitu tahu.

Dari hasil penelitian diperolehi sebanyak 98 responden (98%) telah memiliki

pengetahuan yang baik bahwa osteoporosis adalah penyakit keroposnya tulang yang

merupakan penyakit skeletal sistemik yang ditandai dengan massa tulang yang rendah

dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang, yang mengakibatkan meningkatnya

fragilitas tulang sehingga tulang cenderung untuk mengalami fraktur spontan atau akibat

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

trauma minimal. (Consensus Development Conference, 1993). 98 responden (98%)

menjawab dengan benar bahwa penyakit ini tidak menular dan 96 responden (96%)

mengatakan dengan benar osteoporosis kurang berlaku pada pria tetapi berlaku lebih

tinggi pada wanita menopause yaitu dijawab benar oleh 92 responden (92%).

Sebanyak 77 responden (95%) yang mengetahui pertumbuhan tulang mancapai

masa puncak sekitar umur 20 – 30 tahun dan 96 responden (96%) jawab dengan benar

bahawa semakin tua mencapai fase menopause , tulang semakin rapuh dan semuanya

tahu iaitu 100 responden (100%) yang tulang rapuh mudah patah. Usia yang paling

beresiko untuk mendapat osteoporosis adalah pada usia 51 – 75 tahun dan penelitian ini

menunjukkan bahwa 92 responden (92%) mengetahuinya. 98 responden (98%) dan 76

responden (76%) masing – masing menjawab dengan benar yaitu seseorang yang

mengalami osteoporosis kelihatan pendek dan osteoporosis tidak menimbulkan efek

dengan cepat.

Semua responden (100%) yang terlibat didalam penelitian ini menjawab dengan

benar bahwa kalsium membantu dalam pembentukan tulang dan kalsium adalah mineral

yang penting bagi wanita menjelang menopause dijawab benar oleh 92 responden (92%).

Ia adalah penting bagi wanita menjelang menopause adalah kerana kalsium ini akan di

simpan bagi kegunaan semasa menopause. Pada menopause produksi estrogen akan

berkurang dalam badan. Estrogen membantu osteoblast dalam proses remodeling tulang

dan juga membantu mengangkut kalsium ke tulang – tulang dalam tubuh kita. Pertukaran

kalsium sebesar 1.000 mg/harinya antara tulang dan cairan ekstraseluler dapat bersifat

kinetik melalui fase formasi dan resorpsi tulang yang lambat. Sebanyak 91 responden

(91%) mengetahui bahwa wanita premenopause memerlukan lebih kurang 1000 mg

kalsium prehari. Absorpsi kalsium dari gastrointestinal yang efisien tergantung pada

asupan kalsium harian, status vitamin D dan umur.

Disebabkan oleh keperluan kalsium , asupan makan seharian harus diperkaya

dengan makanan – makanan yang di perbuat dari susu. Sebanyak 92 responden

menjawab dengan benar bahwa susu dan bahan makan diperbuat dari susu kaya dengan

kalsium. Disamping itu , 90 responden (90%) mengetahui bahwa ikan dan sayuran hijau

juga diperkaya dengan kalsium. Walaubagaimanapun, kalsium yang dikonsumsi akan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

diganggu absorbsinya dengan kehadiran garam yang berlebihan , hanya 38 responden

(38%) mengetahui hal ini.

Secara keseluruhan diperoleh sebanyak 87 responden (87%) berpengetahuan baik

mengenai osteoporosis, diikuti dengan 13 responden (13%) yang berpengetahuan sedang,

dan tidak dijumpai responden yang berpengetahuan kurang. Manakala bagi pengetahuan

kalsium pula sebanyak 84 responden (84%) berpengetahuan baik , 15 responden

berpengetahuan sedang dan hanya 1 responden (1%) yang berpengetahuan kurang. Dari

hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas pengetahuan tentang osteoporosis dan kalsium

pada wanita – wanita premenopause di Kecamatan Medan Selayang II pada tingkat baik.

Menurut asumsi penelita, hal ini mungkin dikarenakan oleh bahan media massa seperti

televisi , koran , dan sebagainya banyak memberi pengetahuan, seperti yang disampaikan

oleh Wied Harry A. (1996) bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada

pengetahuan sesorang, sehingga dalam kaitannya dengan hasil yang didapati.

5.2.2. Sikap

Dalam penelitian sikap, pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan

kuesioner yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap

asupan kalsium. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hanya 23 responden (23 %) yang

menjawab ya bahwa mereka mengkonsumsi susu setiap pagi, 9 responden (9 %)

menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi suplemen tambahan kalsium dan 96

responden (96%) menyatakan mereka mengkonsumsi sayuran hijau dan ikan atau tahu

tempe setiap hari. Sedangkan didapati 87 responden (87%) mengatakan mereka

membatasi jumlah garam dalam makanan mereka seharian , hanya 28 responden (28%)

menyatakan bahwa mereka sering makan makanan “sereal”, dan 97 responden (97%)

menyatakan mereka makan makanan yang bergizi kaya dengan kalsium setiap hari

supaya sehat.

Dari hasil analisa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sikap wanita – wanita

premenopause terhadap asupan kalsium berada pada kategori sedang (76%). Bila dilihat

dari pengetahuan responden yang baik, maka hal ini bertolak belakang dengan teori yang

dikemukan oleh Notoadmodjo (2003). Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

dipeoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap

objek yang telah diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bila pengetahuan yang

baik akan memiliki sikap yang baik juga. Tetapi dalam penelitian in didapati hasil

pengetahuan dan sikap tidak sejalan, dimana pengetahuan yang diperoleh dalam

penelitian ini berada pada kategori baik ( 87% dan 84% ) sedangkan sikap dalam

penelitian ini berada pada kategori sedang ( 76% ).

Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sikap

responden sehingga memiliki sikap yang sedang walaupun dengan pengetahuan yang

baik. Menurut Azwar (2005), sikap dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor lain seperti

lingkungan, kebudayaan, adat istiadat, ataupun pengalaman. Sehingga walaupun dengan

pengetahuan baik , responden hanya memiliki sikap yang sedang.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21390/3/Chapter III-VI.pdf · BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 3.1 Kerangka konsep :

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang dijalankan ini, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

tentang osteoporosis dan kalsium wanita – wanita premenopause dalam lingkungan 40 –

45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II berada dalam kategori baik yaitu masing –

masing 87 % dan 84 %. Manakala kategori sedang pula sebanyak 13 % dan 15 %. Jadi

jika diberi lebih banyak menekanan didalam meningkatkan tahap pengetahuan mereka,

kita dapat mengurangkan lagi persentase tersebut. Penelitian ini juga menunjukan bahwa

tahap sikap wanita – wanita premenopause di Kecamatan Medan Selayang II masing

berada di tingkat sedang yaitu sebesar 76 %. Ini mungkin adalah disebabkan masih

terdapat banyak wanita – wanita premenopause yang tidak perhatin terhadap kesehatan

mereka walaupun pengetahuan mereka berada dalam kategori baik.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu :

a. Orang dewasa perlu makan makanan yang kaya kalsium

(1000 – 1200 mg perhari) untuk mencegah osteoporosis. The National Institutes

of Helath menganjurkan bahkan lebih banyak kalsium sampai 1500 mg perhari

untuk yang berumur diatas 40- 45 tahun. Makanan yang kaya kalsium adalah

susu, yogurt, keju, ikan salmon, dan brokoli.satu gelas susu mengandungi sekitar

300 mg kalsium.

b. Disarankan juga melakukan pemeriksaan rutin. Jika berisiko terkena osteoporosis

diambil suplemen tambahan kalsium yang dianjurkan dokter.

c. Sering beraktivitas luar kerana vitamin D adalah penting dan ia boleh didapati

dari sinar matahari pagi hari.

d. Disarankan juga, berolahraga.

e. Selain itu edukasi adalah sangat penting, jadi pihak yang berkuasa perlu sering

member input kepada masyarakat melalui koran, seminar , dan sebagainya

supaya masyarakat lebih memahami apa itu osteoporosis.

Universitas Sumatera Utara