BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN SERTA ...
Transcript of BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN SERTA ...
BAB 3GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN SERTAKERANGKA PENDANAAN
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
engelolaan keuangan daerah
telah dilaksanakan sesuai
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Untuk dapat menget
Kabupaten Kotabaru, perlu dilakukan peninjauan terhadap kinerja keuangan
pemerintah Kabupaten Kotabaru selama lima tahun ke belakang beserta kebijakan
umum yang menjadi acuannya. Kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Kotabaru terdiri atas 3 (tiga) komponen kinerja pengelolaan pendapatan daerah,
kinerja pengelolaan belanja daerah da
3.1.1 Kinerja Pengelolaan APBD
3.1.1.1 Kinerja Pengelolaan Pendapatan Daerah
Target Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011
dan Realisasi Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011
dapat dilihat pada tabel
P
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 - 2021
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
SERTA KERANGKA PENDANAAN
engelolaan keuangan daerah oleh pemerintah daerah Kabupaten Kotabaru
dilaksanakan sesuai dengan yang telah diatur dalam
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
ua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Untuk dapat mengetahui potensi sumber daya keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Kotabaru, perlu dilakukan peninjauan terhadap kinerja keuangan
Kabupaten Kotabaru selama lima tahun ke belakang beserta kebijakan
umum yang menjadi acuannya. Kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Kotabaru terdiri atas 3 (tiga) komponen kinerja pengelolaan pendapatan daerah,
kinerja pengelolaan belanja daerah dan kinerja pengelolaan pembiayaan daerah.
Kinerja Pengelolaan APBD
Pengelolaan Pendapatan Daerah
Target Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011 sampai dengan
dan Realisasi Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011 sampai denga
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
III - 1
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
oleh pemerintah daerah Kabupaten Kotabaru
dengan yang telah diatur dalam ketentuan
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
ua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
potensi sumber daya keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Kotabaru, perlu dilakukan peninjauan terhadap kinerja keuangan
Kabupaten Kotabaru selama lima tahun ke belakang beserta kebijakan
umum yang menjadi acuannya. Kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Kotabaru terdiri atas 3 (tiga) komponen kinerja pengelolaan pendapatan daerah,
n kinerja pengelolaan pembiayaan daerah.
sampai dengan 2015
sampai dengan 2015
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Tabel 3.1. Target Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011
No Uraian Pendapatan 2011
1 Pendapatan Daerah 1.1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 1.1.3 Hasil-hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan
1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 1.2 Dana Perimbangan
1.2.1 Dana bagi hasil pajak/bukan pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 1.2.4 Dana Penyesuaian 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah 1.3.1 Pendapatan Hibah Dari
Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri
1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
1.3.3 Dana Penyesuaian Otonomi khusus
1.3.4 Bantuan Keuangan Dari Provinsi
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab. Kotabaru
2021
. Target Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015
Target Pendapatan 2011
Target Pendapatan 2012
Target Pendapatan 2013 Pendapatan 2014
68.677.604.421 62.788.021.976 80.256.994.593 10619.844.737.837 15.262.936.804 31.412.847.854 4213.068.751.630 12.470.482.018 14.142.853.948 13
4.482.083.008 4.500.000.000 4.114.889.637
31.282.031.946 30.554.603.154 30.556.403.154 44661.802.431.310 762.582.871.443 854.362.455.708 934203.367.020.310 229.317.053.443 265.333.980.708 287
424.735.432.000 509.000.078.000 564.592.305.000 611.898.456.00025.094.800.000 24.265.740.000 24.436.170.000 35.822.460.000
8.605.179.000 - - 147.049.058.582 187.879.119.000 210.615.411.461 234
39.194.899.669 39.369.497.000 49.834.671.400 13
60.166.299.793 110.504.161.000 114.963.790.061 179
45.637.859.120 38.005.461.000 43.896.950.000 41
2.050.000.000 - 1.920.000.000
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab. Kotabaru
III - 2
2015
Target Pendapatan 2014
Target Pendapatan 2015
106.054.983.300 100.930.532.771
42.554.487.000 45.472.594.700 13.344.535.812 6.470.266.910 5.928.638.374 9.769.229.003
44.227.322.114 39.218.442.158 934.757.729.013 1.044.733.151.318 287.036.813.013 401.478.784.318
611.898.456.000 599.980.077.000 35.822.460.000 43.274.290.000
- - 234.182.123.780 266.588.128.682
13.168.625.000 5.496.452.622
179.305.111.780 143.908.272.060
41.708.387.000 117.183.404.000
- -
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Tabel 3.2. Realisasi Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011
No Uraian Pendapatan 2011
1 PENDAPATAN DAERAH 1.1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 1.1.2 Pendapatan Retrebusi Daerah 1.1.3 Hasil-hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan 1.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah 1.2 Dana Perimbangan
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 1.2.4 Dana Penyesuaian 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah 1.3.1 Pendapatan Hibah dari
Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri
1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
1.3.3 Dana Penyeluhan Otonomi Khusus 1.3.4 Bantuan Keuangan Dari Provinsi
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab. Kotabar
2021
. Realisasi Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015
Realisasi Pendapatan 2011
Realisasi Pendapatan 2012
Realisasi Pendapatan 2013 Pendapatan 2014
850.508.804.772 1.079.006.297.835 1.178.795.802.993 1.32251.671.306.050 54.081.702.134 99.755.793.169 11015.562.855.517 16.002.854.423 44.260.709.761 44.840.839.97212.496.514.846 11.127.861.877 13.626.049.199 214.482.083.008 4.178.853.013 4.144.889.637
19.129.852.679 22.772.132.821 37.724.144.572 38668.891.352.556 806.462.383.643 869.757.976.300 991.298.467.940210.763.108.556 273.196.565.643 280.729.501.300 352.533.166.940
442.448.365.000 509.000.078.000 564.592.305.000 611.898.456.00025.074.700.000 24.265.740.000 24.436.170.000 26.866.845.0008.605.179.000 - -
129.946.146.165 218.462.212.085 209.282.033.524 219
37.104.765.584 34.090.200.503 10.645.235.189 11
45.019.458.461 146.366.550.555 152.819.848.335 166.735.878.607
45.771.922.120 38.005.461.000 43.896.950.000 41.708.387.0002.050.000.000 - 1.920.000.000
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab. Kotabaru
III - 3
2015
Realisasi Pendapatan 2014
Realisasi Pendapatan 2015
322.240.706.262 1.384.771.027.520 110.956.509.760 120.101.754.022
44.840.839.972 53.467.295.383 21.242.407.385 4.971.598.042 5.928.638.374 9.769.229.003
38.944.624.028 51.893.631.594 991.298.467.940 999.392.994.306 352.533.166.940 364.404.005.306
611.898.456.000 599.980.077.000 26.866.845.000 35.008.912.000
- 7.117.089.950 219.985.728.562 265.276.279.192
11.541.462.955 1.949.152.722
166.735.878.607 146.143.722.470
41.708.387.000 117.183.404.000 - -
GAN
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN
3.1.1.2 Kinerja Pengelolaan Belanja Daerah
APBD Tahun 2011 s.d. 201
setiap tahunnya. Target dan realisasi belanja t
pada tabel dibawah ini:
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Pengelolaan Belanja Daerah
APBD Tahun 2011 s.d. 2015 mengalami kenaikan jumlah atau alokasi belanja
tahunnya. Target dan realisasi belanja tahun 2011-2015 lebih jelasnya
pada tabel dibawah ini:
III - 4
kenaikan jumlah atau alokasi belanja
lebih jelasnya disajikan
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Tabel
No Uraian APBD 2011
Target Realisasi Target
A Belanja Daerah 950.820.177.642 775.106.115.668 1.143.235.202.759
1 Belanja Tidak Langsung
455.082.527.624 378.178.207.618 524.215.519.051
Belanja Pegawai 379.777.755.524 322.943.679.766 460.430.862.057 Belanja Hibah 87.420.785 87.420.785 Belanja Bantuan
Sosial 23.403.400.100 15.802.518.650 20.699.375.000
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten /Kota dan Pemerintah Desa
31.508.700.869 26.639.863.199 15.000.000
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik
1.428.651.000 1.163.500.000 3.776.581.122
Belanja Tak Terduga
16.876.599.346 11.325.525.218 37.293.700.872
2 BELANJA LANSUNG
2.000.000.000 215.700.000 2.000.000.000
Belannja Pegawai 495.737.650.018 396.927.908.050 619.019.683.708 Belanja Barang
dan Jasa 56.911.556.625 52.259.656.650 74.585.006.500
Belanja Modal 194.342.242.843 166.913.453.304 237.016.561.709
Sumber: BPKAD Kab. Kotabaru (*Sementara)
2021
Tabel 3.3. Target dan Realisasi Belanja APBD TA. 2011-2015 APBD 2012 APBD 2013 APBD 2014
Target Realisasi Target Realisasi Target
1.143.235.202.759 871.552.958.752 1.656.621.109.907 1.281.604.171.519 1.455.991.472.376
524.215.519.051 423.911.643.717 627.733.476.837 518.115.388.511 609.342.377.294
460.430.862.057 368.526.944.072 523.341.659.149 448.532.296.091 525.285.222.942- - - - 10.584.746.000
20.699.375.000 19.378.400.000 7.108.060.000 4.810.399.000 8.383.800.000
15.000.000 15.000.000 6.945.000.000 4.246.000.000 4.531.897.347
3.776.581.122 3.151.229.064 5.228.276.816 4.702.440.500 58.556.711.005
37.293.700.872 32.840.070.581 60.110.480.872 55.824.252.920 2.000.000.000
2.000.000.000 - 25.000.000.000 - 846.649.095.082
619.019.683.708 447.641.315.035 1.028.887.633.070 763.488.783.008 74.951.921.00085.006.500 66.797.041.534 84.949.346.276 75.623.556.900 304.877.014.722
237.016.561.709 200.857.370.095 352.895.794.335 269.796.987.945 466.820.159.360
III - 5
APBD 2014 APBD 2015*
Realisasi Target Realisasi
1.455.991.472.376 1.085.053.277.568 1.593.806.188.410 114.371.957.087
609.342.377.294 462.857.962.214 660.708.337.609 91.167.323.984
525.285.222.942 390.120.199.582 531.067.691.938 91.167.323.984 10.584.746.000 8.106.166.000 39.557.600.000 -
8.383.800.000 6.318.108.000 6.765.000.000 -
4.531.897.347 3.893.404.000 5.228.276.816 -
58.556.711.005 54.267.084.632 76.089.768.855 0
2.000.000.000 153.000.000 2.000.000.000
846.649.095.082 622.195.315.375 933.097.850.801 23.204.633.103
74.951.921.000 63.514.222.308 87.763.183.630 7.773.206.000 304.877.014.722 247.614.684.548 358.681.589.355 14.730.541.107
466.820.159.360 311.066.408.516 486.653.077.816 700.885.996
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
3.1.2. Neraca daerah
Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Daerah yang
meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu
daerah akan memberikan informasi penting kepada manajemen Pemerintah
Daerah, pihak legislatif daerah maupun para kreditur/pemberi pinjaman kepada
daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau
aset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen
utama neraca Pemerintah Daerah meliputi aset,
Setiap elemen utama
lebih terinci. Perkembangan N
2015 dan rata-rata pertumbuhannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Rata
Uraian
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Kas di BLUD
Kas di FKTP
Kas Lain - Lain
Piutang pajak
Piutang retribusi
Piutang Lain-lain PAD yang Sah Piutang bagi hasil pajak dari provinsi
Piutang Transfer Pemerintah Pusat Piutang Lainnya
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Neraca daerah
Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Daerah yang
meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Laporan neraca
daerah akan memberikan informasi penting kepada manajemen Pemerintah
Daerah, pihak legislatif daerah maupun para kreditur/pemberi pinjaman kepada
daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau
set daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen
utama neraca Pemerintah Daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening yang
lebih terinci. Perkembangan Neraca Pemerintah Kabupaten Kotabaru
rata pertumbuhannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Rata – Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Kabupaten Kotabaru
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
408.576.760.944 426.874.733.487 372.026.770.026
3.626.136
706.732.418 331.743.483
27.413.500
50.113.700 916.000
12.885.507.966
520.196.405 2.947.086.491
246.543.190 2.394.908.791
12.057.100.349 12.784.838.763 4.855.096.093
1.164.269.272
3.169.418.943 106.633.613
7.108.775.322
39.718.941.474 45.055.755.439 29.760.628.373
-
-
43.267.856.050
6.423.828.474
12.234.830.933 42.359.392
III - 6
Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Daerah yang
saat tertentu. Laporan neraca
daerah akan memberikan informasi penting kepada manajemen Pemerintah
Daerah, pihak legislatif daerah maupun para kreditur/pemberi pinjaman kepada
daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau
set daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen
kewajiban, dan ekuitas dana.
sub rekening yang
Kabupaten Kotabaru tahun 2013-
rata pertumbuhannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Tahun 2015 Pertumbuhan
372.026.770.026 (4,19)
331.743.483 9.668,45
916.000 (7,68)
12.885.507.966 -
2.947.086.491 233,27
2.394.908.791 435,70
4.855.096.093 (27,99)
106.633.613 37,79
7.108.775.322 -
29.760.628.373 (10,26)
43.267.856.050 -
42.359.392 (4,60)
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Uraian
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Investasi Non Permanen Lainnya Jumlah Investasi Nonpermanen Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Jumlah Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.149.526.098.775 Aset Tetap lainnya
Konstruksi dalam pengerjaan Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset tetap 2.376.076.782.693
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Perbendaharaan Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan pihak Ketiga Aset Tak Berwujud
Aset lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
7.555.146.456
8.304.874.971 14.196.622.627
475.527.086.605
509.948.038.249 489.924.904.227
2.181.856.729
1.549.976.349
2.181.856.729
1.549.976.349
56.293.274.283
74.356.346.375 79.398.553.337
56.293.274.283
74.356.346.375 79.398.553.337
58.475.131.012
75.906.322.724 79.398.553.337
188.262.843.632
188.614.794.852 336.653.064.769
306.358.214.746
342.212.477.435 328.390.536.775
697.443.187.251
790.004.003.713 873.658.950.006
1.149.526.098.775
1.376.728.453.854 1.945.215.753.274
11.793.296.913
13.881.761.436 15.704.599.521
22.693.141.376
74.398.203.758 149.961.999.199
-
-
(1.407.565.097.637
2.376.076.782.693
2.785.839.695.048 2.242.019.805.907
-
-
-
-
-
-
492.522.648
473.772.648 455.272.648
-
-
-
-
15.756.402.239
23.152.553.207 19.577.021.864
8.998.997.000
8.945.436.000 87.555.328.915
25.247.921.887 32.571.761.855 107.587.623.427
III - 7
Tahun 2015 Pertumbuhan
14.196.622.627 40,43
489.924.904.227 1,66
-
(64,48)
-
(64,48)
79.398.553.337 19,43
79.398.553.337 19,43
79.398.553.337 17,21
336.653.064.769 39,34
328.390.536.775 3,83
873.658.950.006 11,93
1.945.215.753.274 30,53
15.704.599.521 15,42
149.961.999.199 164,71
637) -
2.242.019.805.907 (1,14)
-
-
-
455.272.648 (3,86)
-
-
19.577.021.864 15,75
87.555.328.915 439,09
107.587.623.427 129,66
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Uraian
JUMLAH ASET 2.935.326.922.197
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Utang Beban
Utang Kelebihan Transfer Pemerintah Pusat Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS / EKUITAS DANA Ekuitas
EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Pendapatan yang Ditangguhkan
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Dana YHDUP Utang Jangka Pendek Jumlah Ekuitas Dana Lancar
EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dlm Inv. Jangka Panjang
Diinvestasikan dlm Inv. Aset Tetap
2.376.076.782.692
Diinvestasikan dlm Inv. Aset Lainnya
Dana YHDUP Utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi
2.459.769.835.591
EKUITAS DANA CADANGAN
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
2.935.326.922.197 3.404.265.817.876 2.918.930.886.898
3.634.966 271.741.492
-
-
16.710.348.505
-
-
5.049.380.000
1.152.078.300 2.021.848.198 249.439.500
1.155.713.266
2.293.589.690 22.009.168.005
30.000.000
-
30.000.000
-
1.185.713.266 2.293.589.690 22.009.168.005
2.508.704.722.635
408.576.752.114 428.076.464.008 388.216.996.258
27.413.500 50.113.700
59.364.139.570 73.244.844.078
7.555.146.456 8.304.874.971
(1.152.078.300)
(2.021.848.198)
474.371.373.340 507.654.448.559 388.216.996.258
58.475.131.012 75.906.322.724
2.376.076.782.692 2.785.839.695.048
25.247.921.887 32.571.761.855
(30.000.000)
-
2.459.769.835.591 2.894.317.779.627
III - 8
Tahun 2015 Pertumbuhan
2.918.930.886.898 0,86
-
3.637,88
16.710.348.505 -
5.049.380.000 -
249.439.500 (6,08)
22.009.168.005 479,03
-
-
22.009.168.005 476,52
-
-
2.508.704.722.635 -
-
388.216.996.258 (2,27)
-
(8,60)
-
(38,31)
-
(45,04)
-
(12,25)
388.216.996.258 (8,26)
-
(35,10)
-
(41,38)
-
(35,50)
-
-
(41,17)
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Uraian
Diinvestasikan dlm dana cadangan Jumlah Ekuitas Dana Cadangan Jumlah Ekuitas Dana 2.934.141.208.931
JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS DANA
2.935.326.922.197
Sumber : Neraca Tahun 2013
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan
dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan
sosial bagi Pemerintah Daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu, serta dapat di
(1) aset lancar, (2) investasi jangka panjang, (3) aset tetap, (4) dana cadangan, dan
(5) asset lainnya.
Tahun 2015, Kabupaten Kotabaru
dengan tingkat rata rata
adalah berupa aset tetap, yang pada tahun 201
rata-rata tumbuh -1,14
pencatatan akumulasi penyusutan asset tetap pada tahun 2
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi
tentang utang Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga
terhadap arus kas pemerintah dae
dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Jumlah
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah
tahun 2015 adalah sebesar Rp.
jumlah kewajiban relatif
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
-
-
-
-
2.934.141.208.931 3.401.972.228.186 2.896.921.718.893
2.935.326.922.197 3.404.265.817.876 2.918.930.886.898
Sumber : Neraca Tahun 2013 – 2015 – BPKAD
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan
dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan
sosial bagi Pemerintah Daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari
(1) aset lancar, (2) investasi jangka panjang, (3) aset tetap, (4) dana cadangan, dan
Kabupaten Kotabaru memiliki aset senilai Rp.
rata rata pertumbuhan 0.86 persen per tahun. Jumlah aset terbesar
adalah berupa aset tetap, yang pada tahun 2015 mencapai Rp. 2
1,14 persen pertahun hal ini dikarenakan terakumulasinya
pencatatan akumulasi penyusutan asset tetap pada tahun 2015.
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi
tentang utang Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga
terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Jumlah
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kotabaru
adalah sebesar Rp. 22,009 Milyar. Dari tahun 2013
jumlah kewajiban relatif meningkat, hal ini terjadi karena ada pekerjaan fisik yang
III - 9
Tahun 2015 Pertumbuhan
-
-
2.896.921.718.893 0,55
2.918.930.886.898 0,86
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan
dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan
sosial bagi Pemerintah Daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai akibat
ukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari
(1) aset lancar, (2) investasi jangka panjang, (3) aset tetap, (4) dana cadangan, dan
memiliki aset senilai Rp. 2,91 Trilyun,
persen per tahun. Jumlah aset terbesar
mencapai Rp. 2,24 Trilyun dan
hal ini dikarenakan terakumulasinya
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi
tentang utang Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga
rah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Jumlah
Kabupaten Kotabaru pada
13 hingga 2015,
meningkat, hal ini terjadi karena ada pekerjaan fisik yang
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
dilaksanakan pihak ketiga belum dibayarkan.
merefleksikan kecenderungannya.
Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah
daerah. Ekuitas Dana meliputi (1) Ekuitas Dana Lancar, (2) Ekuitas Dana
Investasi, dan (3) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih
antara aset lancar dan kewajiban jan
merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan aset
lainnya (tidak termasuk Dana cadangan) dengan jumlah nilai utang jangka
panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan Pemerintah Daerah yan
diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.
Nilai ekuitas dana Kabupaten Kotabaru
dan mengalami pertumbuhan dari 20
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keu
Pemerintah daerah Kabupaten Kotabaru berkomitmen untuk mengelola
keuangan daerah berdasarkan asas umum pengelolaan keuangan daerah yaitu
bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang
undangan, efektif, efisien,
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi,
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan Pera
Landasan administrasi yang mengatur pengelolaan anggaran daerah antara
lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat asas
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
dilaksanakan pihak ketiga belum dibayarkan. Karena itu nilai pertumbuhan tidak
merefleksikan kecenderungannya.
Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah
daerah. Ekuitas Dana meliputi (1) Ekuitas Dana Lancar, (2) Ekuitas Dana
Investasi, dan (3) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih
antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana investasi
merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan aset
lainnya (tidak termasuk Dana cadangan) dengan jumlah nilai utang jangka
panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan Pemerintah Daerah yan
diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.
Kabupaten Kotabaru Tahun 2015 mencapai Rp. 2
dan mengalami pertumbuhan dari 2013-2015 dengan rata-rata 0,55
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Pemerintah daerah Kabupaten Kotabaru berkomitmen untuk mengelola
keuangan daerah berdasarkan asas umum pengelolaan keuangan daerah yaitu
bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi,
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan Pera
Landasan administrasi yang mengatur pengelolaan anggaran daerah antara
lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat asas
III - 10
Karena itu nilai pertumbuhan tidak
Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah
daerah. Ekuitas Dana meliputi (1) Ekuitas Dana Lancar, (2) Ekuitas Dana
Investasi, dan (3) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih
gka pendek. Ekuitas dana investasi
merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan aset
lainnya (tidak termasuk Dana cadangan) dengan jumlah nilai utang jangka
panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan Pemerintah Daerah yang
diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.
mencapai Rp. 2,50 Trilyun,
0,55 persen.
Pemerintah daerah Kabupaten Kotabaru berkomitmen untuk mengelola
keuangan daerah berdasarkan asas umum pengelolaan keuangan daerah yaitu
bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi,
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Landasan administrasi yang mengatur pengelolaan anggaran daerah antara
lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat asas
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Beberapa
prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah:
(1) Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja
yang dianggarkan merupakan batas tertinggi p
Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan
APBD; (3) Semua pe
yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD, dibukukan dalam rekening
Kas Umum Daerah.
Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan
(policy), perencanaan (
pemerintah dan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih. Penyusunan APBD
pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan
sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai
kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan
anggaran secara baik.
Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai
dengan asumsi kebijakan Umum APBD seperti: terdapat keadaan yang
menyebabkan harus dilakukan pe
dan antar jenis belanja, serta terjadi keadaan yang menyebabkan saldo anggaran
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Beberapa
nggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah:
(1) Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja
yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja; (2)
Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan
APBD; (3) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran
yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD, dibukukan dalam rekening
Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan
), perencanaan (planning) dengan penganggaran (
pemerintah dan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih. Penyusunan APBD
pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan
sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai
pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan
anggaran secara baik.
Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai
dengan asumsi kebijakan Umum APBD seperti: terdapat keadaan yang
menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar unit organisasi, antar kegiatan,
dan antar jenis belanja, serta terjadi keadaan yang menyebabkan saldo anggaran
III - 11
agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Beberapa
nggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah:
(1) Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja
engeluaran belanja; (2)
Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan
nerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran
yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD, dibukukan dalam rekening
Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan
anggaran (budget) antara
pemerintah dan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih. Penyusunan APBD
pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan
sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai
pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan
Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai
dengan asumsi kebijakan Umum APBD seperti: terdapat keadaan yang
rgeseran antar unit organisasi, antar kegiatan,
dan antar jenis belanja, serta terjadi keadaan yang menyebabkan saldo anggaran
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
lebih tahun sebelumnya dan harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun
berjalan.
A. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan
Pengelolaan pendapatan daerah lebih diarahkan pada optimalisasi pendapatan
daerah melalui upaya yang efektif dan efisien serta mendapatkan dukungan
masyarakat. Arah pengelolaan pendapatan:
1. Kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan
daerah;
2. Intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber
daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah,
termasuk pendapatan dari pihak ketiga;
3. Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan
atau organisasi penghasil.
4. Mendayagunakan potensi alam dengan tetap memperhatikan keseimbangan,
ekosistem dan kelestarian alam
5. Mereformasi manajemen pemungutan dan pengelolaan sumber PAD.
6. Efektifitas dan efisiensi penggunaan PAD.
7. Menekan biaya pemungutan sumber PA
8. Peningkatan pelayanan administrasi pemungutan pendapatan daerah
9. Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat di bidang pendapatan
daerah sebagai upaya untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa
pemungutan pendapatan daerah bukanlah semata
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
lebih tahun sebelumnya dan harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun
Kebijakan Pengelolaan Pendapatan
pendapatan daerah lebih diarahkan pada optimalisasi pendapatan
daerah melalui upaya yang efektif dan efisien serta mendapatkan dukungan
masyarakat. Arah pengelolaan pendapatan:
Kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan
Intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan
daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah,
termasuk pendapatan dari pihak ketiga;
Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan
anisasi penghasil.
Mendayagunakan potensi alam dengan tetap memperhatikan keseimbangan,
ekosistem dan kelestarian alam
Mereformasi manajemen pemungutan dan pengelolaan sumber PAD.
Efektifitas dan efisiensi penggunaan PAD.
Menekan biaya pemungutan sumber PAD.
Peningkatan pelayanan administrasi pemungutan pendapatan daerah
Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat di bidang pendapatan
sebagai upaya untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa
pemungutan pendapatan daerah bukanlah semata-mata iuran
III - 12
lebih tahun sebelumnya dan harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun
pendapatan daerah lebih diarahkan pada optimalisasi pendapatan
daerah melalui upaya yang efektif dan efisien serta mendapatkan dukungan
Kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan
sumber pendapatan
daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah,
Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan
Mendayagunakan potensi alam dengan tetap memperhatikan keseimbangan,
Mereformasi manajemen pemungutan dan pengelolaan sumber PAD.
Peningkatan pelayanan administrasi pemungutan pendapatan daerah.
Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat di bidang pendapatan
sebagai upaya untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa
mata iuran wajib yang
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
memberatkan melainkan cerminan relasi transaksional sebagai timbal balik
atas pelayanan atau fasilitas yang mereka peroleh.
10. Mempromosikan Kabupaten Kotabaru dalam rangka menarik investor pada
level lokal, regional maupun internasional
11. Memberikan kemudahan, fasilitas dan kesempatan investor yang akan
menanam modalnya di Kabupaten
Upaya-upaya efektif dalam penggalian sumber
terus dilakukan tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Upaya ini
diperlukan agar pendapatan daerah tidak lagi harus bergantung pada satu atau dua
jenis pajak daerah saja. Diversifikasi sumber pendapatan daerah menjadi mutlak
dicari agar ketergantungan dan resiko dapat disebar, mengingat struktur ekonomi
di Kotabaru lebih banyak didomin
saatnya dirancang berbagai tindakan yang dapat menggali sumber
pendapatan daerah yang berbasis pada sektor primer dan mata rantainya.
Pembangunan Kabupaten Kotabaru pada dasarnya tergantung dari APBD ya
akan disusun dan dilaksanakan selama lima tahun ke depan. Apabila melihat
stuktur anggaran, di mana pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan
pengelolaan pendapatan asli daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, maka
Pendapatan Asli Daerah menja
Penggalian sumber-sumber pendanaan dari daerah, pemanfaatan sumber
Pendapatan Asli Daerah perlu ditingkatkan, agar ketergantungan sumber
keuangan dari pemerintahan pusat dan pemerintahan provinsi lambat laun bi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
memberatkan melainkan cerminan relasi transaksional sebagai timbal balik
atas pelayanan atau fasilitas yang mereka peroleh.
Mempromosikan Kabupaten Kotabaru dalam rangka menarik investor pada
level lokal, regional maupun internasional
kemudahan, fasilitas dan kesempatan investor yang akan
menanam modalnya di Kabupaten Kotabaru
upaya efektif dalam penggalian sumber-sumber pendapatan daerah harus
terus dilakukan tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Upaya ini
pendapatan daerah tidak lagi harus bergantung pada satu atau dua
jenis pajak daerah saja. Diversifikasi sumber pendapatan daerah menjadi mutlak
dicari agar ketergantungan dan resiko dapat disebar, mengingat struktur ekonomi
di Kotabaru lebih banyak didominasi oleh sektor primer. Oleh karena itu sudah
saatnya dirancang berbagai tindakan yang dapat menggali sumber
pendapatan daerah yang berbasis pada sektor primer dan mata rantainya.
Pembangunan Kabupaten Kotabaru pada dasarnya tergantung dari APBD ya
akan disusun dan dilaksanakan selama lima tahun ke depan. Apabila melihat
stuktur anggaran, di mana pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan
pengelolaan pendapatan asli daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, maka
Pendapatan Asli Daerah menjadi tolok ukur kemadirian suatu daerah.
sumber pendanaan dari daerah, pemanfaatan sumber
Pendapatan Asli Daerah perlu ditingkatkan, agar ketergantungan sumber
keuangan dari pemerintahan pusat dan pemerintahan provinsi lambat laun bi
III - 13
memberatkan melainkan cerminan relasi transaksional sebagai timbal balik
Mempromosikan Kabupaten Kotabaru dalam rangka menarik investor pada
kemudahan, fasilitas dan kesempatan investor yang akan
sumber pendapatan daerah harus
terus dilakukan tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Upaya ini
pendapatan daerah tidak lagi harus bergantung pada satu atau dua
jenis pajak daerah saja. Diversifikasi sumber pendapatan daerah menjadi mutlak
dicari agar ketergantungan dan resiko dapat disebar, mengingat struktur ekonomi
asi oleh sektor primer. Oleh karena itu sudah
saatnya dirancang berbagai tindakan yang dapat menggali sumber-sumbern
pendapatan daerah yang berbasis pada sektor primer dan mata rantainya.
Pembangunan Kabupaten Kotabaru pada dasarnya tergantung dari APBD yang
akan disusun dan dilaksanakan selama lima tahun ke depan. Apabila melihat
stuktur anggaran, di mana pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan
pengelolaan pendapatan asli daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, maka
di tolok ukur kemadirian suatu daerah.
sumber pendanaan dari daerah, pemanfaatan sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah perlu ditingkatkan, agar ketergantungan sumber
keuangan dari pemerintahan pusat dan pemerintahan provinsi lambat laun bisa
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
dikurangi. Untuk itu perlu adanya terobosan
pendapatan asli daerah.
Beberapa sektor yang bisa menjadi penyumbang peningkatan PAD antara lain
adalah pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Peningkatan pajak daerah digali dari pajak galian C, pajak reklame, pajak
penerangan jalan, pajak bumi dan bangunan, serta jasa restoran dan hotel.
Proyeksi pajak ke depan diharapkan
15% sampai tahun 2015
Proyeksi retribusi ke depan diharapkan akan mengalami kenaikan terutama pada
retribusi dari pengembangan pelayanan pasar, retribusi parkir ,restoran, hotel dan
retribusi lainnya dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 5%
dan tahun 2015. Pendapatan asli daerah ditopang oleh pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain
daerah yang sah. Pada pendapatan hasil pengelolaan daerah yang pisahkan
proyeksi pertumbuhan d
2015 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 10,25%. Sedangkan
peningkatan pendapatan asli daerah akan mengalami pertumbuhan pada tahun
2014 dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sekitar 9%, pert
diharapkan dari badan usaha milik daerah, penerimaan lain
dan UPTD.
Proyeksi pendapatan lain
antara pemerintah pusat dan provinsi. Dana bagi hasil ini bisa didapat dar
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
dikurangi. Untuk itu perlu adanya terobosan-terobosan dalam meningkatkan
pendapatan asli daerah.
Beberapa sektor yang bisa menjadi penyumbang peningkatan PAD antara lain
adalah pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
lain pendapatan asli daerah yang sah.
Peningkatan pajak daerah digali dari pajak galian C, pajak reklame, pajak
penerangan jalan, pajak bumi dan bangunan, serta jasa restoran dan hotel.
Proyeksi pajak ke depan diharapkan akan mengalami pertumbuhan
15% sampai tahun 2015
Proyeksi retribusi ke depan diharapkan akan mengalami kenaikan terutama pada
retribusi dari pengembangan pelayanan pasar, retribusi parkir ,restoran, hotel dan
retribusi lainnya dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 5%-10% pada tahun 2014
dan tahun 2015. Pendapatan asli daerah ditopang oleh pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah. Pada pendapatan hasil pengelolaan daerah yang pisahkan
proyeksi pertumbuhan diperkirakan sekitar 10% pada tahun 2014, dan pada tahun
2015 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 10,25%. Sedangkan
peningkatan pendapatan asli daerah akan mengalami pertumbuhan pada tahun
2014 dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sekitar 9%, pert
diharapkan dari badan usaha milik daerah, penerimaan lain-lain seperti jasa giro
Proyeksi pendapatan lain-lain yang sah ke depan diperoleh dari dana bagi hasil
antara pemerintah pusat dan provinsi. Dana bagi hasil ini bisa didapat dar
III - 14
terobosan dalam meningkatkan
Beberapa sektor yang bisa menjadi penyumbang peningkatan PAD antara lain
adalah pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Peningkatan pajak daerah digali dari pajak galian C, pajak reklame, pajak
penerangan jalan, pajak bumi dan bangunan, serta jasa restoran dan hotel.
mengalami pertumbuhan sekitar 10% sd
Proyeksi retribusi ke depan diharapkan akan mengalami kenaikan terutama pada
retribusi dari pengembangan pelayanan pasar, retribusi parkir ,restoran, hotel dan
pada tahun 2014
dan tahun 2015. Pendapatan asli daerah ditopang oleh pendapatan hasil
lain pendapatan asli
daerah yang sah. Pada pendapatan hasil pengelolaan daerah yang pisahkan
iperkirakan sekitar 10% pada tahun 2014, dan pada tahun
2015 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 10,25%. Sedangkan
peningkatan pendapatan asli daerah akan mengalami pertumbuhan pada tahun
2014 dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sekitar 9%, pertumbuhan ini
lain seperti jasa giro
lain yang sah ke depan diperoleh dari dana bagi hasil
antara pemerintah pusat dan provinsi. Dana bagi hasil ini bisa didapat dari bea
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan ini akan bisa didapat dengan membuat peraturan daerah.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk mencapai target
yang ditetapkan dalam hal kegiatan intens
1. Menyusun dan melakukan revisi perbaikan dasar hukum penerimaan;
2. Intensifikasi pendataan wajib pajak dan retribusi, intensifikasi sosialisasi dan
intensifikasi penagihan;
3. Pemberian penghargaan kepada wajib pajak dan retribusi
memenuhi kewajiban pajak dan melaksanakan pembayaran retribusi;
4. Melakukan penelitian identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum
digali dan melakukan pertukaran informasi penerimaan daerah dengan daerah
lain yang lebih maju dan p
5. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan pendapatan daerah dengan
mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi melalui pembukaan unit/kantor
cabang pelayanan pajak kendaraan bermotor di wilayah
dengan kabupaten/kota lain dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat, sehingga mempermudah dalam pengurusan perijinan dan
mencegah masyarakat mengurus perijinan di wilayah lain;
6. Meningkatkan sosialisasi untuk mendorong agar plat Nomor kendaraan milik
penduduk di wilayah Kabupaten Kotabaru sesuai dengan aturan wilayah, atau
dengan kata lain ”lokalisasi” plat nomor kendaraan sehingga potensi
pendapatan masuk ke Kabupaten Kotabaru;
7. Mewujudkan pelayanan prima administrasi;
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan ini akan bisa didapat dengan membuat peraturan daerah.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk mencapai target
yang ditetapkan dalam hal kegiatan intensifikasi penerimaan antara lain
Menyusun dan melakukan revisi perbaikan dasar hukum penerimaan;
Intensifikasi pendataan wajib pajak dan retribusi, intensifikasi sosialisasi dan
intensifikasi penagihan;
Pemberian penghargaan kepada wajib pajak dan retribusi potensial dan aktif
memenuhi kewajiban pajak dan melaksanakan pembayaran retribusi;
Melakukan penelitian identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum
digali dan melakukan pertukaran informasi penerimaan daerah dengan daerah
lain yang lebih maju dan pengelolaan pendapatan daerah;
Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan pendapatan daerah dengan
mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi melalui pembukaan unit/kantor
cabang pelayanan pajak kendaraan bermotor di wilayah-wilayah perbatasan
en/kota lain dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat, sehingga mempermudah dalam pengurusan perijinan dan
mencegah masyarakat mengurus perijinan di wilayah lain;
Meningkatkan sosialisasi untuk mendorong agar plat Nomor kendaraan milik
di wilayah Kabupaten Kotabaru sesuai dengan aturan wilayah, atau
dengan kata lain ”lokalisasi” plat nomor kendaraan sehingga potensi
pendapatan masuk ke Kabupaten Kotabaru;
Mewujudkan pelayanan prima administrasi;
III - 15
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan ini akan bisa didapat dengan membuat peraturan daerah.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk mencapai target
ifikasi penerimaan antara lain:
Menyusun dan melakukan revisi perbaikan dasar hukum penerimaan;
Intensifikasi pendataan wajib pajak dan retribusi, intensifikasi sosialisasi dan
potensial dan aktif
memenuhi kewajiban pajak dan melaksanakan pembayaran retribusi;
Melakukan penelitian identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum
digali dan melakukan pertukaran informasi penerimaan daerah dengan daerah
Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan pendapatan daerah dengan
mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi melalui pembukaan unit/kantor
wilayah perbatasan
en/kota lain dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat, sehingga mempermudah dalam pengurusan perijinan dan
Meningkatkan sosialisasi untuk mendorong agar plat Nomor kendaraan milik
di wilayah Kabupaten Kotabaru sesuai dengan aturan wilayah, atau
dengan kata lain ”lokalisasi” plat nomor kendaraan sehingga potensi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
8. Melaksanakan pemungutan PBB sektor perkot
sebagai pajak daerah dengan optimal.
9. Menyederhanakan prosedur pengurusan pajak PBB untuk mendorong
masyarakat dalam melunasi PBB;
10. Menggerakkan pemerintah desa untuk menggunakan sebagian alokasi bagi
hasil desa untuk mendata potensi
11. Pengembangan sasaran setiap komponen pendapatan sesuai dengan peraturan
daerah yang ada dan mengkaji ulang peraturan daerah apabila perlu dilakukan
perubahan;
12. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan penarikan pajak dan
retribusi melalui sosialisasi dengan penyebaran brosur/pamflet sehingga
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak;
13. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD;
14. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Kalimantan Selatan dalam mengoptimalkan sumber
daerah terutama yang berasal dari Dana Perimbangan.
Upaya lainnya adalah melalui perbaikan iklim usaha dan investasi di wilayah
Kabupaten Kotabaru yang dapat meningkatkan kegiatan usaha dan
perekonomian lainnya. Pada akhirnya kegiatan demikian akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam rangka mempertimbangkan belanja
diperlukan struktur anggaran dan pen
Struktur anggaran yang tepat merupakan syarat pokok (
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Melaksanakan pemungutan PBB sektor perkotaan dan sektor pedesaan
sebagai pajak daerah dengan optimal.
Menyederhanakan prosedur pengurusan pajak PBB untuk mendorong
masyarakat dalam melunasi PBB;
Menggerakkan pemerintah desa untuk menggunakan sebagian alokasi bagi
hasil desa untuk mendata potensi PBB di desa tersebut;
Pengembangan sasaran setiap komponen pendapatan sesuai dengan peraturan
daerah yang ada dan mengkaji ulang peraturan daerah apabila perlu dilakukan
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan penarikan pajak dan
busi melalui sosialisasi dengan penyebaran brosur/pamflet sehingga
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak;
Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD;
Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Kalimantan Selatan dalam mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan
daerah terutama yang berasal dari Dana Perimbangan.
Upaya lainnya adalah melalui perbaikan iklim usaha dan investasi di wilayah
Kabupaten Kotabaru yang dapat meningkatkan kegiatan usaha dan
perekonomian lainnya. Pada akhirnya kegiatan demikian akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam rangka mempertimbangkan belanja-belanja tersebut di atas, maka
diperlukan struktur anggaran dan pengelolaan keuangan daerah yang tepat.
Struktur anggaran yang tepat merupakan syarat pokok (necessary condition)
III - 16
aan dan sektor pedesaan
Menyederhanakan prosedur pengurusan pajak PBB untuk mendorong
Menggerakkan pemerintah desa untuk menggunakan sebagian alokasi bagi
Pengembangan sasaran setiap komponen pendapatan sesuai dengan peraturan
daerah yang ada dan mengkaji ulang peraturan daerah apabila perlu dilakukan
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan penarikan pajak dan
busi melalui sosialisasi dengan penyebaran brosur/pamflet sehingga
Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD;
Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
sumber pendapatan
Upaya lainnya adalah melalui perbaikan iklim usaha dan investasi di wilayah
Kabupaten Kotabaru yang dapat meningkatkan kegiatan usaha dan aktivitas
perekonomian lainnya. Pada akhirnya kegiatan demikian akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
belanja tersebut di atas, maka
gelolaan keuangan daerah yang tepat.
necessary condition) bagi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
pengelolaan keuangan yang baik di daerah. Untuk itu ada beberapa hal yang bisa
dilakukan.
Pertama, struktur anggaran di daerah harus secara
pendapatan dan pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari utang misalnya, tidak
bisa diklaim sebagai pendapatan karena suatu saat nanti dana tersebut harus
dikembalikan. Demikian pula, penerimaan yang berasal dari kinerja anggaran
tahun-tahun sebelumnya (seperti dana cadangan dan SILPA) ataupun dana
yang sifatnya temporer (seperti hasil penjualan aset daerah) tak bisa dimasukkan
ke dalam komponen pendapatan daerah karena berpotensi mengganggu
perencanaan keuangan daerah.
Kedua, struktur alokasi anggaran harus disusun sesuai prioritasnya, yakni antara g
bersifat wajib dan pilihan, serta antara alokasi belanja yang dirasakan manfaatnya
secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat. Pengelolaan keuangan di
daerah meliputi mobilisasi
mobilisasi pembiayaan. Untuk memenuhi syarat kecukupan (
bagi pengelolaan keuangan daerah yang baik maka daerah perlu memahami dan
menggali potensi/keunggulan daerah serta mengidentifi
permasalahan yang ada. Prioritas
pertimbangan tersebut menjadi dasar pola alokasi belanja di Kabupaten Kotabaru
a. Pengeluaran Pembiayaan:
1) Penyertaan modal Pemerintah Daerah: Penyertaan modal yang
dianggarkan melalui sejumlah penyertaan modal yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang penyertaan modal. Bentuk penyertaan modal ini,
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
pengelolaan keuangan yang baik di daerah. Untuk itu ada beberapa hal yang bisa
, struktur anggaran di daerah harus secara eksplisit memisahkan
pendapatan dan pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari utang misalnya, tidak
bisa diklaim sebagai pendapatan karena suatu saat nanti dana tersebut harus
dikembalikan. Demikian pula, penerimaan yang berasal dari kinerja anggaran
tahun sebelumnya (seperti dana cadangan dan SILPA) ataupun dana
yang sifatnya temporer (seperti hasil penjualan aset daerah) tak bisa dimasukkan
ke dalam komponen pendapatan daerah karena berpotensi mengganggu
perencanaan keuangan daerah.
tur alokasi anggaran harus disusun sesuai prioritasnya, yakni antara g
bersifat wajib dan pilihan, serta antara alokasi belanja yang dirasakan manfaatnya
secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat. Pengelolaan keuangan di
daerah meliputi mobilisasi pendapatan, penetapan alokasi belanja daerah, dan
mobilisasi pembiayaan. Untuk memenuhi syarat kecukupan (sufficient condition)
bagi pengelolaan keuangan daerah yang baik maka daerah perlu memahami dan
menggali potensi/keunggulan daerah serta mengidentifikasi pokok
permasalahan yang ada. Prioritas-prioritas pembangunan daerah dengan beberapa
pertimbangan tersebut menjadi dasar pola alokasi belanja di Kabupaten Kotabaru
Pengeluaran Pembiayaan:
Penyertaan modal Pemerintah Daerah: Penyertaan modal yang
dianggarkan melalui sejumlah penyertaan modal yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang penyertaan modal. Bentuk penyertaan modal ini,
III - 17
pengelolaan keuangan yang baik di daerah. Untuk itu ada beberapa hal yang bisa
eksplisit memisahkan
pendapatan dan pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari utang misalnya, tidak
bisa diklaim sebagai pendapatan karena suatu saat nanti dana tersebut harus
dikembalikan. Demikian pula, penerimaan yang berasal dari kinerja anggaran
tahun sebelumnya (seperti dana cadangan dan SILPA) ataupun dana-dana
yang sifatnya temporer (seperti hasil penjualan aset daerah) tak bisa dimasukkan
ke dalam komponen pendapatan daerah karena berpotensi mengganggu
tur alokasi anggaran harus disusun sesuai prioritasnya, yakni antara g
bersifat wajib dan pilihan, serta antara alokasi belanja yang dirasakan manfaatnya
secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat. Pengelolaan keuangan di
pendapatan, penetapan alokasi belanja daerah, dan
sufficient condition)
bagi pengelolaan keuangan daerah yang baik maka daerah perlu memahami dan
kasi pokok-pokok
prioritas pembangunan daerah dengan beberapa
pertimbangan tersebut menjadi dasar pola alokasi belanja di Kabupaten Kotabaru
Penyertaan modal Pemerintah Daerah: Penyertaan modal yang
dianggarkan melalui sejumlah penyertaan modal yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang penyertaan modal. Bentuk penyertaan modal ini,
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
misalnya melalui suntikan dana terhadap badan usaha daerah yang telah
dimiliki, pembentukan usaha baru, baik secara
Daerah KabupatenKotabaru, bekerjasama dengan pemerinta daerah
lainnya, atau propinsi dan pemerintah pusat, maupun bekerjasama dengan
sektor swasta.
2) Pembayaran pokok utang: Jumlah pembayaran pokok utang yang jatuh
tempo yang diangga
dalam tahun anggaran sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui antara
Pemerintah Daerah dengan pemberi pinjaman;
Pemberian pinjaman: Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga termasuk dalam
bentuk dana bergulir untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
Mengacu kepada proyeksi indikator makro ekonomi dan dampaknya terhadap
pertumbuhan ekonomi, maka strategi
2015 akan tetap diarahkan kepada hal
peningkatan penerimaan daerah yang berasal dari sumber
Partisipasi Interes dan Dana Perimbangan; (2) Meningkatkan efisiensi
pengelolaan APBD dari sisi belanja; (3) Meningkatkan sumber penerimaan daerah
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi PAD dan Bagi Hasil Pajak yang lebih
rasional dan proporsional; (4) Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor
swasta, baik dalam pembiayaan maupun pelaksanaan pembangunan. Cara yang
terakhir ini, misalnya, dilakukan melalui ker
masyarakat, swasta dan
CD/CSR perusahaan. (5.)
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
misalnya melalui suntikan dana terhadap badan usaha daerah yang telah
dimiliki, pembentukan usaha baru, baik secara sendiri oleh Pemerintah
Daerah KabupatenKotabaru, bekerjasama dengan pemerinta daerah
lainnya, atau propinsi dan pemerintah pusat, maupun bekerjasama dengan
sektor swasta.
Pembayaran pokok utang: Jumlah pembayaran pokok utang yang jatuh
tempo yang dianggarkan sejumlah pokok pinjaman yang harus dibayarkan
dalam tahun anggaran sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui antara
Pemerintah Daerah dengan pemberi pinjaman;
Pemberian pinjaman: Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga termasuk dalam
bergulir untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
Mengacu kepada proyeksi indikator makro ekonomi dan dampaknya terhadap
pertumbuhan ekonomi, maka strategi-strategi kebijakan fiskal dalam tahun 2011
2015 akan tetap diarahkan kepada hal-hal berikut: (1)Mengoptimalkan
peningkatan penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber PAD termasuk
Partisipasi Interes dan Dana Perimbangan; (2) Meningkatkan efisiensi
pengelolaan APBD dari sisi belanja; (3) Meningkatkan sumber penerimaan daerah
ikasi dan ekstensifikasi PAD dan Bagi Hasil Pajak yang lebih
rasional dan proporsional; (4) Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor
swasta, baik dalam pembiayaan maupun pelaksanaan pembangunan. Cara yang
terakhir ini, misalnya, dilakukan melalui kerjasama melalui model kerjasama
swasta dan pemerintah (public-private patnership
CD/CSR perusahaan. (5.) Mengembangkan pengelolaan keuangan daerah yang
III - 18
misalnya melalui suntikan dana terhadap badan usaha daerah yang telah
sendiri oleh Pemerintah
Daerah KabupatenKotabaru, bekerjasama dengan pemerinta daerah
lainnya, atau propinsi dan pemerintah pusat, maupun bekerjasama dengan
Pembayaran pokok utang: Jumlah pembayaran pokok utang yang jatuh
rkan sejumlah pokok pinjaman yang harus dibayarkan
dalam tahun anggaran sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui antara
Pemberian pinjaman: Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga termasuk dalam
bergulir untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
Mengacu kepada proyeksi indikator makro ekonomi dan dampaknya terhadap
strategi kebijakan fiskal dalam tahun 2011-
(1)Mengoptimalkan
sumber PAD termasuk
Partisipasi Interes dan Dana Perimbangan; (2) Meningkatkan efisiensi
pengelolaan APBD dari sisi belanja; (3) Meningkatkan sumber penerimaan daerah
ikasi dan ekstensifikasi PAD dan Bagi Hasil Pajak yang lebih
rasional dan proporsional; (4) Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor
swasta, baik dalam pembiayaan maupun pelaksanaan pembangunan. Cara yang
jasama melalui model kerjasama
private patnership), pelibatan
Mengembangkan pengelolaan keuangan daerah yang
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
bertumpu pada kepentingan publik. Hal ini tidak hanya dilihat dari besarnya
proporsi pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat
pada tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan/ pengendalian keuangan daerah.
hukum dan administrasi untuk pembiayaan d
prinsip tata kepemerintahan yang baik, yaitu efisien, efektif, ekonomis, transparan
dan akuntabel, serta adil dan patut. (7.) Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang
dan jasa daerah secara lebih profesional dan bertanggung
Meningkatkan standar dan sistem akuntansi keuangan daerah, laporan keuangan
daerah, peran akuntan independen dalam pemeriksaan, pemberian opini dan
penilaian kinerja anggaran, serta transparansi informasi anggaran kepada publik.
(9.) Aspek pembinaan dan pengawasan keuangan daerah, baik melalui
pengawasan fungsional maupun pengawasan eksternal yang melibatkan
masyarakat. (10). Mengembangkan sistem informasi keuangan daerah untuk
menyediakan informasi anggaran yang akurat sebagai komitmen pemerin
daerah dalam rangka transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.
Cara yang terakhir ini perlu dilakukan mengingat kemampuan pemerintah
daerah di dalam menggerakkan kegiatan
lainnya masih sangat terbatas. Untuk itu, p
bisnis menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.
Dalam melakukan pengelolaan pendapatan daerah, maka di dalam
dokumen RPJMD ini perlu dilakukan proyeksi terhadap kebutuhan pendapatan
daerah di masa depan hingga masa akhir ber
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
bertumpu pada kepentingan publik. Hal ini tidak hanya dilihat dari besarnya
rsi pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat
pada tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian keuangan daerah. (6.) Mengembangkan kerangka
hukum dan administrasi untuk pembiayaan dan investasi berdasarkan prinsip
prinsip tata kepemerintahan yang baik, yaitu efisien, efektif, ekonomis, transparan
dan akuntabel, serta adil dan patut. (7.) Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang
dan jasa daerah secara lebih profesional dan bertanggung
Meningkatkan standar dan sistem akuntansi keuangan daerah, laporan keuangan
daerah, peran akuntan independen dalam pemeriksaan, pemberian opini dan
penilaian kinerja anggaran, serta transparansi informasi anggaran kepada publik.
binaan dan pengawasan keuangan daerah, baik melalui
pengawasan fungsional maupun pengawasan eksternal yang melibatkan
(10). Mengembangkan sistem informasi keuangan daerah untuk
menyediakan informasi anggaran yang akurat sebagai komitmen pemerin
daerah dalam rangka transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.
Cara yang terakhir ini perlu dilakukan mengingat kemampuan pemerintah
daerah di dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan ekonomi dan pembangunan
lainnya masih sangat terbatas. Untuk itu, pelibatan masyarakat dan kelompok
bisnis menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.
Dalam melakukan pengelolaan pendapatan daerah, maka di dalam
dokumen RPJMD ini perlu dilakukan proyeksi terhadap kebutuhan pendapatan
daerah di masa depan hingga masa akhir berlakunya RPJMD ini. Hal ini perlu
III - 19
bertumpu pada kepentingan publik. Hal ini tidak hanya dilihat dari besarnya
rsi pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat
pada tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
) Mengembangkan kerangka
an investasi berdasarkan prinsip-
prinsip tata kepemerintahan yang baik, yaitu efisien, efektif, ekonomis, transparan
dan akuntabel, serta adil dan patut. (7.) Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang
dan jasa daerah secara lebih profesional dan bertanggung jawab. (8.)
Meningkatkan standar dan sistem akuntansi keuangan daerah, laporan keuangan
daerah, peran akuntan independen dalam pemeriksaan, pemberian opini dan
penilaian kinerja anggaran, serta transparansi informasi anggaran kepada publik.
binaan dan pengawasan keuangan daerah, baik melalui
pengawasan fungsional maupun pengawasan eksternal yang melibatkan
(10). Mengembangkan sistem informasi keuangan daerah untuk
menyediakan informasi anggaran yang akurat sebagai komitmen pemerintah
daerah dalam rangka transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.
Cara yang terakhir ini perlu dilakukan mengingat kemampuan pemerintah
kegiatan ekonomi dan pembangunan
elibatan masyarakat dan kelompok
Dalam melakukan pengelolaan pendapatan daerah, maka di dalam
dokumen RPJMD ini perlu dilakukan proyeksi terhadap kebutuhan pendapatan
lakunya RPJMD ini. Hal ini perlu
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
dilakukan untuk mempersiapkan perencanaan dan alokasi sumber daya serta
strategi yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pendapatan daerah.
Pada proyeksi yang dilakukan untuk pendapatan daerah hingga akhir
periode RPJMD, diprediksikan bahwa pendapata daerah Kab. Kotabaru pada
tahun 2014 adalah mencapai Rp 1.282.260.988.518,00 dan pada tahun 2015
adalah sebesar Rp 1.420.241.411.519,00. Proyeksi pendapatan ini dilakukan
dengan memperhatikan prakiraan kebutuhan belanja da
serta indikator perekonomian lainnya di tahun yang akan datang.
B. Kebijakan Pengelolaan Belanja
Pada belanja daerah, proyeksi dilakukan dengan memperhatikan
perkembangan data historis belanja daerah dan asumsi belanja di masa depan.
Kebijakan umum belanja daerah Kabupaten Kotabaru
harus memperhatikan prinsip
1. Anggaran Daerah yang efektif dan efisien yang memperhatikan fungsi dan
prioritas kegiatan tahun
2. Anggaran Daerah yang mengutamakan target kinerja tahun
3. Anggaran Daerah bertumpu pada kepentingan publik.
4. Anggaran Daerah dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah (
better and cost less
5. Anggaran Daerah yang mampu memberikan transparansi
secara rasional untuk keseluruhan siklus anggaran.
6. Anggaran Daerah yang dikelola dengan pendekatan kinerja (
oriented) untuk seluruh jenis pengeluaran maupun pendapatan.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
dilakukan untuk mempersiapkan perencanaan dan alokasi sumber daya serta
strategi yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pendapatan daerah.
Pada proyeksi yang dilakukan untuk pendapatan daerah hingga akhir
MD, diprediksikan bahwa pendapata daerah Kab. Kotabaru pada
tahun 2014 adalah mencapai Rp 1.282.260.988.518,00 dan pada tahun 2015
Rp 1.420.241.411.519,00. Proyeksi pendapatan ini dilakukan
dengan memperhatikan prakiraan kebutuhan belanja dan pertumbuhan ekonomi
serta indikator perekonomian lainnya di tahun yang akan datang.
Kebijakan Pengelolaan Belanja
Pada belanja daerah, proyeksi dilakukan dengan memperhatikan
perkembangan data historis belanja daerah dan asumsi belanja di masa depan.
Kebijakan umum belanja daerah Kabupaten Kotabaru di tahun yang akan datang
harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Anggaran Daerah yang efektif dan efisien yang memperhatikan fungsi dan
prioritas kegiatan tahun yang akan datang.
ah yang mengutamakan target kinerja tahun yang akan datang
Anggaran Daerah bertumpu pada kepentingan publik.
Anggaran Daerah dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah (
better and cost less).
Anggaran Daerah yang mampu memberikan transparansi dan akuntabilitas
secara rasional untuk keseluruhan siklus anggaran.
Anggaran Daerah yang dikelola dengan pendekatan kinerja (
) untuk seluruh jenis pengeluaran maupun pendapatan.
III - 20
dilakukan untuk mempersiapkan perencanaan dan alokasi sumber daya serta
strategi yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pendapatan daerah.
Pada proyeksi yang dilakukan untuk pendapatan daerah hingga akhir
MD, diprediksikan bahwa pendapata daerah Kab. Kotabaru pada
tahun 2014 adalah mencapai Rp 1.282.260.988.518,00 dan pada tahun 2015
Rp 1.420.241.411.519,00. Proyeksi pendapatan ini dilakukan
n pertumbuhan ekonomi
Pada belanja daerah, proyeksi dilakukan dengan memperhatikan
perkembangan data historis belanja daerah dan asumsi belanja di masa depan.
di tahun yang akan datang
Anggaran Daerah yang efektif dan efisien yang memperhatikan fungsi dan
yang akan datang.
Anggaran Daerah dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah (work
dan akuntabilitas
Anggaran Daerah yang dikelola dengan pendekatan kinerja (performance
) untuk seluruh jenis pengeluaran maupun pendapatan.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
7. Anggaran Daerah harus mampu menumbuhkan profesionalism
setiap organisasi yang terkait.
8. Anggaran Daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para
pelaksananya untuk memaksimalkan pengelolaan dananya dengan
memperhatikan prinsip
Kebijakan belanja
berikut:
a. Perkiraan penerimaan pendapatan daerah diharapkan dapat terpenuhi
sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan
perekonomian daerah dan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan dasar
serta penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Kotabaru.
b. Perkiraan kebutuhan belanja daerah dapat mendanai program
strategis daerah dalam mendukung dan menjaga target indikator yang
telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah D
Dalam menentukan belanja daerah terdapat tiga elemen penting yaitu masyarakat
sebagai pemberi amanat, Pemerintah Daerah dan DPRD dengan peran dan
fungsinya masing-masing sebagai pelayan masyarakat. Sehingga hakek
anggaran belanja daerah sebagai perwujudan dari amanat rakyat kepada
Pemerintah Daerah dan DPRD dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan
kepada masyarakat. Rencana belanja disusun berdasarkan pendekatan prestasi
kerja (berorientasi pada hasil). Ha
akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Anggaran Daerah harus mampu menumbuhkan profesionalism
setiap organisasi yang terkait.
Anggaran Daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para
pelaksananya untuk memaksimalkan pengelolaan dananya dengan
memperhatikan prinsip value for money.
belanja daerah diatas, didasari oleh beberapa asumsi pokok sebagai
Perkiraan penerimaan pendapatan daerah diharapkan dapat terpenuhi
sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan
perekonomian daerah dan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan dasar
serta penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Kotabaru.
Perkiraan kebutuhan belanja daerah dapat mendanai program
strategis daerah dalam mendukung dan menjaga target indikator yang
telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2011 – 2015.
Dalam menentukan belanja daerah terdapat tiga elemen penting yaitu masyarakat
sebagai pemberi amanat, Pemerintah Daerah dan DPRD dengan peran dan
masing sebagai pelayan masyarakat. Sehingga hakek
anggaran belanja daerah sebagai perwujudan dari amanat rakyat kepada
Pemerintah Daerah dan DPRD dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan
kepada masyarakat. Rencana belanja disusun berdasarkan pendekatan prestasi
kerja (berorientasi pada hasil). Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi
III - 21
Anggaran Daerah harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di
Anggaran Daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para
pelaksananya untuk memaksimalkan pengelolaan dananya dengan
daerah diatas, didasari oleh beberapa asumsi pokok sebagai
Perkiraan penerimaan pendapatan daerah diharapkan dapat terpenuhi
sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan
perekonomian daerah dan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan dasar
serta penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Kotabaru.
Perkiraan kebutuhan belanja daerah dapat mendanai program-program
strategis daerah dalam mendukung dan menjaga target indikator yang
telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
2015.
Dalam menentukan belanja daerah terdapat tiga elemen penting yaitu masyarakat
sebagai pemberi amanat, Pemerintah Daerah dan DPRD dengan peran dan
masing sebagai pelayan masyarakat. Sehingga hakekat
anggaran belanja daerah sebagai perwujudan dari amanat rakyat kepada
Pemerintah Daerah dan DPRD dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan
kepada masyarakat. Rencana belanja disusun berdasarkan pendekatan prestasi
l tersebut bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
penggunaan alokasi anggaran. Orientasi belanja daerah diprioritaskan untuk
efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing
(PD). Peningkatan alokasi belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna
anggaran harus diikuti dengan peningkatan prestasi kerja pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belanja Daerah diarahkan pada
peningkatan proporsi belanja
tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya,
belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi dan efektivitas sesuai dengan
prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan
strategis daerah. Penggunaan anggaran untuk belanja barang dan jasa, berdasarkan
pada patokan harga dasar yang telah ditetapkan dalam HSPK (Harga Satuan
Pokok Kegiatan).
Arah pengelolaan belanja daerah mendatang difokuskan pada
a. Penyelesaiain Visi Misi Kepala Daerah dan Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal
b. Dapat memberikan
akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
c. Sebagai instrumen fiskal artinya diharapkan dapat me
optimal bagi dunia usaha di berbagai sektor.
d. Dapat memberi kontribusi bagi peningkatan sumber daya manusia sehingga
dapat mewujudkan masyarakat yang cerdas dan madani.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
penggunaan alokasi anggaran. Orientasi belanja daerah diprioritaskan untuk
efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing P
(PD). Peningkatan alokasi belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna
anggaran harus diikuti dengan peningkatan prestasi kerja pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belanja Daerah diarahkan pada
peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik, di samping
tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya,
belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi dan efektivitas sesuai dengan
prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program
strategis daerah. Penggunaan anggaran untuk belanja barang dan jasa, berdasarkan
pada patokan harga dasar yang telah ditetapkan dalam HSPK (Harga Satuan
belanja daerah mendatang difokuskan pada:
Penyelesaiain Visi Misi Kepala Daerah dan Pelaksanaan Standar Pelayanan
Dapat memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi yang pada
akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai instrumen fiskal artinya diharapkan dapat memberikan dorongan
optimal bagi dunia usaha di berbagai sektor.
Dapat memberi kontribusi bagi peningkatan sumber daya manusia sehingga
dapat mewujudkan masyarakat yang cerdas dan madani.
III - 22
penggunaan alokasi anggaran. Orientasi belanja daerah diprioritaskan untuk
masing Perangkat Daerah
(PD). Peningkatan alokasi belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna
anggaran harus diikuti dengan peningkatan prestasi kerja pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belanja Daerah diarahkan pada
untuk memihak kepentingan publik, di samping
tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya,
belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi dan efektivitas sesuai dengan
program-program
strategis daerah. Penggunaan anggaran untuk belanja barang dan jasa, berdasarkan
pada patokan harga dasar yang telah ditetapkan dalam HSPK (Harga Satuan
Penyelesaiain Visi Misi Kepala Daerah dan Pelaksanaan Standar Pelayanan
bagi pertumbuhan ekonomi yang pada
mberikan dorongan
Dapat memberi kontribusi bagi peningkatan sumber daya manusia sehingga
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
e. Belanja daerah kedepan lebih ditekankan pada upaya menambah
investasi dengan cara mendorong dan memberi kemudahan, fasilitas dan
kesempatan pihak investor untuk menanam modal.
f. Belanja daerah diarahkan untuk menambah dan atau memperbaiki
infrastruktur jalan antara lain meningkatkan kualitas jalan raya, kualitas ja
yang menghubungkan daerah sekitarnya serta akses jalan ke pedesaan,
jembatan, drainase, penerangan jalan/listrik, sarana pendidikan, kesehatan,
perhubungan dan sarana lainnya dalam rangka memberikan pelayanan prima
pada masyarakat dan dunia usaha serta
memadai untuk menambah daya tarik investasi dalam rangka pencapaian
pertumbuhan ekonomi.
g. Belanja daerah diarahkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana air bersih
dan listrik.
h. Belanja daerah diarahkan untuk penyediaan fasi
hijau, lapangan olah raga dll).
i. Belanja daerah diarahkan untuk Rekayasa lingkungan dan Pengendalian
lingkungan Kabupaten Kotabaru sesuai aturan yang berlaku.
j. Menyediakan sarana transportasi dari siring laut ke Objek wisata pan
gedambaan Kotabaru.
k. Memfasilitasi penyediaan pasar, pertokoan dan mal serta memfasilitasi
kegiatan ekonomi dan perdagangan di Kabupaten Kotabaru.
l. Memberi bantuan modal usaha, teknologi, dan manajemen usaha serta
memfasilitasi usaha kemitraan antara pen
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Belanja daerah kedepan lebih ditekankan pada upaya menambah
investasi dengan cara mendorong dan memberi kemudahan, fasilitas dan
kesempatan pihak investor untuk menanam modal.
Belanja daerah diarahkan untuk menambah dan atau memperbaiki
infrastruktur jalan antara lain meningkatkan kualitas jalan raya, kualitas ja
yang menghubungkan daerah sekitarnya serta akses jalan ke pedesaan,
jembatan, drainase, penerangan jalan/listrik, sarana pendidikan, kesehatan,
dan sarana lainnya dalam rangka memberikan pelayanan prima
pada masyarakat dan dunia usaha serta terwujudnya infrastruktur yang
memadai untuk menambah daya tarik investasi dalam rangka pencapaian
pertumbuhan ekonomi.
Belanja daerah diarahkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana air bersih
Belanja daerah diarahkan untuk penyediaan fasilitas umum (taman kota, jalur
hijau, lapangan olah raga dll).
Belanja daerah diarahkan untuk Rekayasa lingkungan dan Pengendalian
lingkungan Kabupaten Kotabaru sesuai aturan yang berlaku.
Menyediakan sarana transportasi dari siring laut ke Objek wisata pan
gedambaan Kotabaru.
Memfasilitasi penyediaan pasar, pertokoan dan mal serta memfasilitasi
kegiatan ekonomi dan perdagangan di Kabupaten Kotabaru.
Memberi bantuan modal usaha, teknologi, dan manajemen usaha serta
memfasilitasi usaha kemitraan antara pengusaha kecil, menengah dan besar.
III - 23
Belanja daerah kedepan lebih ditekankan pada upaya menambah daya tarik
investasi dengan cara mendorong dan memberi kemudahan, fasilitas dan
Belanja daerah diarahkan untuk menambah dan atau memperbaiki
infrastruktur jalan antara lain meningkatkan kualitas jalan raya, kualitas jalan
yang menghubungkan daerah sekitarnya serta akses jalan ke pedesaan,
jembatan, drainase, penerangan jalan/listrik, sarana pendidikan, kesehatan,
dan sarana lainnya dalam rangka memberikan pelayanan prima
terwujudnya infrastruktur yang
memadai untuk menambah daya tarik investasi dalam rangka pencapaian
Belanja daerah diarahkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana air bersih
litas umum (taman kota, jalur
Belanja daerah diarahkan untuk Rekayasa lingkungan dan Pengendalian
Menyediakan sarana transportasi dari siring laut ke Objek wisata pantai
Memfasilitasi penyediaan pasar, pertokoan dan mal serta memfasilitasi
Memberi bantuan modal usaha, teknologi, dan manajemen usaha serta
gusaha kecil, menengah dan besar.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Selanjutnya di dalam memperkirakan pengeluaran belanja daerah di masa
depan, maka diperlukan perkiraan kebutuhan pembang
datang.
C. Kebijakan Pengelolaan Pembiayaan
Prinsip pengelolaan keuangan daerah
pendapatan dan belanja (
defisit anggaran ditiadakan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit
anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan
kemampuan dan kesinambungan fiscal daerah. Sumber
menutup defisit anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah
dan dengan sebisa mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan.
Apabila terjadi pinja
kemampuan pengembalian pinjaman oleh daerah.
Dalam pengelolaan pembiayaan dan perumusan proyeksi pembiayaan daerah
selama kurun waktu lima tahun ke depan, asumsi dan metode proyeksi yang
digunakan adalah linear dengan asumsi dan metode yang digunakan pada
pendapatan dan belanja daerah.
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian
kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos
pembiayaan berfungsi sebagai pen
yang diinginkan serta disepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran
Pendapatandan Belanja Daerah.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Selanjutnya di dalam memperkirakan pengeluaran belanja daerah di masa
depan, maka diperlukan perkiraan kebutuhan pembangunan di tahun yang akan
Kebijakan Pengelolaan Pembiayaan
Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara
pendapatan dan belanja (balance budgetting), sehingga semaksimal mungkin
defisit anggaran ditiadakan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit
anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan
kemampuan dan kesinambungan fiscal daerah. Sumber-sumber pembiayaan untuk
menutup defisit anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah
dan dengan sebisa mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan.
Apabila terjadi pinjaman daerah, maka besaran pinjaman daerah haruslah pada
kemampuan pengembalian pinjaman oleh daerah.
Dalam pengelolaan pembiayaan dan perumusan proyeksi pembiayaan daerah
selama kurun waktu lima tahun ke depan, asumsi dan metode proyeksi yang
ah linear dengan asumsi dan metode yang digunakan pada
pendapatan dan belanja daerah.
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian
kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos
pembiayaan berfungsi sebagai penunjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan
yang diinginkan serta disepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran
Belanja Daerah.
III - 24
Selanjutnya di dalam memperkirakan pengeluaran belanja daerah di masa
unan di tahun yang akan
adalah mencapai keseimbangan antara
), sehingga semaksimal mungkin
defisit anggaran ditiadakan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit
anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip
sumber pembiayaan untuk
menutup defisit anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah
dan dengan sebisa mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan.
man daerah, maka besaran pinjaman daerah haruslah pada
Dalam pengelolaan pembiayaan dan perumusan proyeksi pembiayaan daerah
selama kurun waktu lima tahun ke depan, asumsi dan metode proyeksi yang
ah linear dengan asumsi dan metode yang digunakan pada
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari
kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos
unjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan
yang diinginkan serta disepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Kebijakan Umum pembiayaan Pemerintah Kabupaten Kotabaru adalah
sebagai berikut:
Kebijakan pembiayaan yang akan diambi
penyusunan APBD adalah melalui
pembiayaan dari Sisa Lebih Anggaran Tahun yang Lalu. Kebijakan defisit
anggaran diambil dengan pertimbangan
1. Kebutuhan pendanaan kegiatan pelayanan pemer
program pembangunan yang cukup besar dan memenuhi skala prioritas.
2. Secara makro ekonomi akan menguntungkan perekonomian Kabupaten
Kotabaru dengan penambahan jumlah uang yang beredar melalui pengeluaran
pemerintah dan akan mengundang mas
Kebijakan Penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
(SILPA), hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman
daerah, peneriman piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup penyertaan modal
(investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, pembayaran
pokok hutang yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah
daerah.
Kebijakan pembiayaan yang akan diambil oleh Kabupaten Kotabaru pada
penyusunan APBD adalah melalui kebijakan defisit anggaran dengan sumber
pembiayaan dari Sisa Lebih Anggaran Tahun yang Lalu.
anggaran diambil dengan pertimbangan
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Kebijakan Umum pembiayaan Pemerintah Kabupaten Kotabaru adalah
Kebijakan pembiayaan yang akan diambil oleh Kabupaten Kotabaru pada
penyusunan APBD adalah melalui kebijakan defisit anggaran
pembiayaan dari Sisa Lebih Anggaran Tahun yang Lalu. Kebijakan defisit
anggaran diambil dengan pertimbangan:
Kebutuhan pendanaan kegiatan pelayanan pemerintahan dan program
program pembangunan yang cukup besar dan memenuhi skala prioritas.
Secara makro ekonomi akan menguntungkan perekonomian Kabupaten
Kotabaru dengan penambahan jumlah uang yang beredar melalui pengeluaran
pemerintah dan akan mengundang masuknya investasi swasta.
Kebijakan Penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
(SILPA), hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman
n piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup penyertaan modal
(investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, pembayaran
pokok hutang yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah
Kebijakan pembiayaan yang akan diambil oleh Kabupaten Kotabaru pada
penyusunan APBD adalah melalui kebijakan defisit anggaran dengan sumber
pembiayaan dari Sisa Lebih Anggaran Tahun yang Lalu. Kebijakan defisit
ngan pertimbangan:
III - 25
Kebijakan Umum pembiayaan Pemerintah Kabupaten Kotabaru adalah
l oleh Kabupaten Kotabaru pada
dengan sumber
pembiayaan dari Sisa Lebih Anggaran Tahun yang Lalu. Kebijakan defisit
intahan dan program-
program pembangunan yang cukup besar dan memenuhi skala prioritas.
Secara makro ekonomi akan menguntungkan perekonomian Kabupaten
Kotabaru dengan penambahan jumlah uang yang beredar melalui pengeluaran
uknya investasi swasta.
Kebijakan Penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
(SILPA), hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman
n piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup penyertaan modal
(investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, pembayaran
kepada pemerintah
Kebijakan pembiayaan yang akan diambil oleh Kabupaten Kotabaru pada
penyusunan APBD adalah melalui kebijakan defisit anggaran dengan sumber
Kebijakan defisit
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
1. Kebutuhan pendanaan kegiatan pelayanan pemerintahan dan program
pembangunan yang cukup besar dan memenuhi skala prioritas.
2. Secara makro ekonomi akan menguntungkan perekonomian Kabupaten
Kotabaru dengan penambahan jumlah uang yang
pemerintah dan akan mengundang masuknya investasi swasta.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu merupakan selisih lebih antara
realisasi pendapatan dengan belanja daerah yang dalam APBD induk dianggarkan
berdasarkan estimasi dan didefinitifkan dalam perubahah APBD yang ditetapkan
dalam peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun
sebelumnya. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana
untuk mendanai kegiatan lanjutan, utang pihak keti
pelampauan target pendapatan daerah, penerimaan dan pengeluaran lainnya yang
belum terselesaikan sampai akhir tahun anggaran.
Pada sisi penerimaan, Pembiayaan Daerah pada pos p
Perhitungan Anggaran Tahun
berdasarkan perkiraan yang rasional. Penerimaan kembali pokok pinjaman dana
bergulir setelah selesai masa perguliran dana, dianggarkan dalam APBD pada
akun pembiayaan kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis pe
kembali pemberian pinjaman daerah, sesuai dengan obyek dan rincian obyek
berkenaan.
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
mempertimbangkan perkiraan
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Kebutuhan pendanaan kegiatan pelayanan pemerintahan dan program
pembangunan yang cukup besar dan memenuhi skala prioritas.
Secara makro ekonomi akan menguntungkan perekonomian Kabupaten
Kotabaru dengan penambahan jumlah uang yang beredar melalui pengeluaran
pemerintah dan akan mengundang masuknya investasi swasta.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu merupakan selisih lebih antara
realisasi pendapatan dengan belanja daerah yang dalam APBD induk dianggarkan
si dan didefinitifkan dalam perubahah APBD yang ditetapkan
dalam peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana
untuk mendanai kegiatan lanjutan, utang pihak ketiga yang belum terselesaikan,
pelampauan target pendapatan daerah, penerimaan dan pengeluaran lainnya yang
belum terselesaikan sampai akhir tahun anggaran.
Pada sisi penerimaan, Pembiayaan Daerah pada pos penganggaran Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) agar dihitung
berdasarkan perkiraan yang rasional. Penerimaan kembali pokok pinjaman dana
bergulir setelah selesai masa perguliran dana, dianggarkan dalam APBD pada
kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis pe
kembali pemberian pinjaman daerah, sesuai dengan obyek dan rincian obyek
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran sebelumnya
III - 26
Kebutuhan pendanaan kegiatan pelayanan pemerintahan dan program-program
Secara makro ekonomi akan menguntungkan perekonomian Kabupaten
beredar melalui pengeluaran
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu merupakan selisih lebih antara
realisasi pendapatan dengan belanja daerah yang dalam APBD induk dianggarkan
si dan didefinitifkan dalam perubahah APBD yang ditetapkan
dalam peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana
ga yang belum terselesaikan,
pelampauan target pendapatan daerah, penerimaan dan pengeluaran lainnya yang
enganggaran Sisa Lebih
Anggaran Sebelumnya (SILPA) agar dihitung
berdasarkan perkiraan yang rasional. Penerimaan kembali pokok pinjaman dana
bergulir setelah selesai masa perguliran dana, dianggarkan dalam APBD pada
kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan
kembali pemberian pinjaman daerah, sesuai dengan obyek dan rincian obyek
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
realisasi anggaran Tahun Anggaran sebelumnya
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dapat
didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan.
Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun
pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali
investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir
dari kelompok masyarakat penerima.
Sedangkan pada sisi pengeluaran pembiayaan, d
masyarakat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang
non permanen dalam bentuk dana bergulir sebagaimana diatur dalam Pasal 118
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Penganggaran dana bergulir
pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis pemberian
pinjaman daerah sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.
Penyertaan modal pemerintah daerah pada Badan Usaha Milik Daerah dan/atau
Badan Usaha Lainnya dapat d
disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal.
1. Penyertaan modal pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan
sejumlah dana yang akan diinvestasik
kerjasama dengan pihak ketiga (BPD Cabang Kotabaru, PDAM, BPR,
BUMD Saijaan Mitra Lestari
2. Investasi (penyertaan modal)
merupakan dana yang disisihkan pemerintah daerah dalam
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dapat
didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan.
kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun
kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali
investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir
dari kelompok masyarakat penerima.
Sedangkan pada sisi pengeluaran pembiayaan, dalam rangka pemberdayaan
akat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang
non permanen dalam bentuk dana bergulir sebagaimana diatur dalam Pasal 118
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun
pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis pemberian
sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.
modal pemerintah daerah pada Badan Usaha Milik Daerah dan/atau
Badan Usaha Lainnya dapat dianggarkan dalam APBD apabila jumlah yang akan
disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal.
Penyertaan modal pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan
sejumlah dana yang akan diinvestasikan/disertakan untuk merealisasikan
kerjasama dengan pihak ketiga (BPD Cabang Kotabaru, PDAM, BPR,
BUMD Saijaan Mitra Lestari dll),
(penyertaan modal) daerah sebagaimana dimaksud diatas dapat
merupakan dana yang disisihkan pemerintah daerah dalam
III - 27
dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dapat
kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun
kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali
investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir
alam rangka pemberdayaan
akat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang
non permanen dalam bentuk dana bergulir sebagaimana diatur dalam Pasal 118
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
dalam APBD pada akun
pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis pemberian
sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.
modal pemerintah daerah pada Badan Usaha Milik Daerah dan/atau
ianggarkan dalam APBD apabila jumlah yang akan
disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan
Penyertaan modal pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan
an/disertakan untuk merealisasikan
kerjasama dengan pihak ketiga (BPD Cabang Kotabaru, PDAM, BPR,
daerah sebagaimana dimaksud diatas dapat
merupakan dana yang disisihkan pemerintah daerah dalam rangka
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
pelayanan/pemberdayaan masyarakat seperti penyertaan untuk modal kerja,
pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat, pemberian
fasilitas kepada usaha mikro kecil dan menengah.
Agar Pemerintah
melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan sehingga BUMD dapat
berkompetisi tumbuh dan berkembang Khusus untuk BUMD sektor Perbankan,
guna memenuhi Capital Adequacy Ratio
Bank lndonesia.
Pemberian pinjaman digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang
diberikan kepada petani berupa dana talangan (DPM
gabah/beras untuk stabilitas harga dari pemerintah pusat dan atau pemerinta
daerah lainnya.
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan (SILPA).
1. Dalam hal masih terdapat program dan kegiatan yang dibutuhkan, serta target
atau sasaran yang belum terpenuhi, Pemerintah Daerah agar menghindari
terjadinya dana yang menganggur (
Pembiayaan Tahun berjalan dalam APBD.
2. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan digunakan untuk
menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan netto dengan surplus/defisit
APBD. Pembiayaan netto merupakan selisih antara pen
dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran
yang direncanakan.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
pelayanan/pemberdayaan masyarakat seperti penyertaan untuk modal kerja,
pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat, pemberian
fasilitas kepada usaha mikro kecil dan menengah.
Pemerintah Kabupaten dapat menambah modal yang dis
melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan sehingga BUMD dapat
berkompetisi tumbuh dan berkembang Khusus untuk BUMD sektor Perbankan,
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagaimana dipersyaratkan oleh
pinjaman digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang
diberikan kepada petani berupa dana talangan (DPM-LUEP) pembelian
gabah/beras untuk stabilitas harga dari pemerintah pusat dan atau pemerinta
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan (SILPA).
Dalam hal masih terdapat program dan kegiatan yang dibutuhkan, serta target
atau sasaran yang belum terpenuhi, Pemerintah Daerah agar menghindari
terjadinya dana yang menganggur (ldle Money), dalam bentuk Sisa Lebih
Pembiayaan Tahun berjalan dalam APBD.
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan digunakan untuk
menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan netto dengan surplus/defisit
APBD. Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan
dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran
yang direncanakan.
III - 28
pelayanan/pemberdayaan masyarakat seperti penyertaan untuk modal kerja,
pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat, pemberian
Kabupaten dapat menambah modal yang disetor dan/atau
melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan sehingga BUMD dapat
berkompetisi tumbuh dan berkembang Khusus untuk BUMD sektor Perbankan,
AR) sebagaimana dipersyaratkan oleh
pinjaman digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang
LUEP) pembelian
gabah/beras untuk stabilitas harga dari pemerintah pusat dan atau pemerintah
Dalam hal masih terdapat program dan kegiatan yang dibutuhkan, serta target
atau sasaran yang belum terpenuhi, Pemerintah Daerah agar menghindari
), dalam bentuk Sisa Lebih
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan digunakan untuk
menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan netto dengan surplus/defisit
erimaan pembiayaan
dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
3. Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan yang dianggarkan pada
APBD Induk bersifat estimasi, berhubung jumlah sisa lebih perhitungan
anggaran tahun lalu (SilPA) yang dicantumkan dalam APBD Induk juga masih
bersifat estimasi.
4. Dalam perubahan APBD sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan
tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan d
Dalam sistem pengelolaan penganggaran daerah, pembiayaan digunakan
untuk menutupi selisih kurang antara pendapatan dan belanja, menampung selisih
lebih antara pendapatan dan belanja, dan menampung penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali.
tersebut, khususnya berkenaan dengan pengeluaran daerah pada pembiayaan,
beberapa item pengeluaran seperti penyertaan modal kepada perusahaan
perusahaan daerah dan pembentukan dana cada
dengan studi komprehensif terhadap keputusan penanaman modal dan
pencadangan pendanaan yang kemudian ditetapkan melalui peraturan daerah
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi pengeluaran yang digunakan untuk belanja a
menurun setiap tahun
pengeluaran mencapai
36.40 persen pada tahun 2015
APBD Kabupaten Kotabaru
publik lebih besar bila dibandingkan
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan yang dianggarkan pada
APBD Induk bersifat estimasi, berhubung jumlah sisa lebih perhitungan
nggaran tahun lalu (SilPA) yang dicantumkan dalam APBD Induk juga masih
Dalam perubahan APBD sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan
tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga menjadi nihil.
Dalam sistem pengelolaan penganggaran daerah, pembiayaan digunakan
untuk menutupi selisih kurang antara pendapatan dan belanja, menampung selisih
lebih antara pendapatan dan belanja, dan menampung penerimaan yang perlu
kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali.
tersebut, khususnya berkenaan dengan pengeluaran daerah pada pembiayaan,
beberapa item pengeluaran seperti penyertaan modal kepada perusahaan
perusahaan daerah dan pembentukan dana cadangan, harus terlebih dahului
dengan studi komprehensif terhadap keputusan penanaman modal dan
pencadangan pendanaan yang kemudian ditetapkan melalui peraturan daerah
Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi pengeluaran yang digunakan untuk belanja aparatur cenderung
setiap tahun. Tahun 2013, proporsi belanja aparatur terhadap total
pengeluaran mencapai 43.80 persen, turun menjadi 36.08 persen tahun 201
pada tahun 2015 (tabel 3.5). Kondisi ini memperlihatkan bahwa
aten Kotabaru porsi anggaran untuk pelayanan yang optimal bagi
lebih besar bila dibandingkan belanja pegawai.
III - 29
Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan yang dianggarkan pada
APBD Induk bersifat estimasi, berhubung jumlah sisa lebih perhitungan
nggaran tahun lalu (SilPA) yang dicantumkan dalam APBD Induk juga masih
Dalam perubahan APBD sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan
tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan
Dalam sistem pengelolaan penganggaran daerah, pembiayaan digunakan
untuk menutupi selisih kurang antara pendapatan dan belanja, menampung selisih
lebih antara pendapatan dan belanja, dan menampung penerimaan yang perlu
kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali. Untuk maksud
tersebut, khususnya berkenaan dengan pengeluaran daerah pada pembiayaan,
beberapa item pengeluaran seperti penyertaan modal kepada perusahaan-
ngan, harus terlebih dahului
dengan studi komprehensif terhadap keputusan penanaman modal dan
pencadangan pendanaan yang kemudian ditetapkan melalui peraturan daerah.
paratur cenderung
, proporsi belanja aparatur terhadap total
persen tahun 2014, dan
). Kondisi ini memperlihatkan bahwa
pelayanan yang optimal bagi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Tabel 3.5. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
No Uraian
1 Tahun anggaran 2013
2 Tahun anggaran 2014
3 Tahun anggaran 2015Sumber : APBD Kabupaten Kotabaru, Data diolah
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Untuk menyalurkan surplus dan menutup defisit, dalam penganggaran
dikenal pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan ma
berikutnya.
Pembiayaan daerah terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran
yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan KebutuhanAparatur Kabupaten Kotabaru
∑ belanja untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur (Rp)
Total pengeluaran (Belanja +
Pembiayaan Pengeluaran)
(Rp)
(a) (b)
Tahun anggaran 2013
522.259.311.627 1.192.289.070.710
Tahun anggaran 2014
608.231.005.426 1.685.571.588.208
Tahun anggaran 2015
674.191.493.541 1.852.309.379.543 Sumber : APBD Kabupaten Kotabaru, Data diolah
Analisis Pembiayaan
Untuk menyalurkan surplus dan menutup defisit, dalam penganggaran
dikenal pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun tahun anggaran
Pembiayaan daerah terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran
yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
tahun anggaran berikutnya.
III - 30
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Total pengeluaran
Prosentase
(a) / (b) x 100%
1.192.289.070.710
43,80
1.685.571.588.208
36,08
1.852.309.379.543
36,40
Untuk menyalurkan surplus dan menutup defisit, dalam penganggaran
dikenal pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
upun pada tahun tahun anggaran
Pembiayaan daerah terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran
yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Tabel 3.6. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Kotabaru Tahun 2013
No Tahun Anggaran
1. 2013
2. 2014
3. 2015
Sumber : LRA Kabupaten Kotabaru
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah realisasi pendapatan dari
tahun 2013 sampai dengan 201
peningkatan juga. Sebagai catatan pada tahun 2010 realisasi belanja lebih besar
dari realisasi pendapatan. Untuk mengetahui defisit riil
dilihat pada Tabel 3.7
Kabupaten Kotabaru Tahun 2013
No Uraian
1. Realisasi Pendapatan Daerah
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Defisit riil
Sumber : LRA Kabupaten Kotabaru
Berdasarkan tabel 3.
Kabupaten Kotabaru
melebihi realisasi belanja daerah, masing
dan Rp.11.686.056.443,
realisasi pendapatan daerah kurang dari realisasi belanja daerah yakni sebesar Rp.
41.676.813.556,-.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Kotabaru Tahun 2013 - 2015
Tahun Anggaran Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja
2013 1.178.795.802.993 1.085.053.277.568
2014 1.322.240.706.262 1.281.604.171.519
2015 1.384.771.027.520 1.439.476.755.686
Sumber : LRA Kabupaten Kotabaru – BPKAD
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah realisasi pendapatan dari
sampai dengan 2015 terus meningkat, dengan belanja yang mengalami
peningkatan juga. Sebagai catatan pada tahun 2010 realisasi belanja lebih besar
dari realisasi pendapatan. Untuk mengetahui defisit riil Kabupaten Kotabaru
7.
Tabel 3.7. Defisit Riil Anggaran Kabupaten Kotabaru Tahun 2013 – 2015
2013 2014
Realisasi Pendapatan 1.178.795.802.993 1.322.240.706.262
Dikurangi realisasi:
1.085.053.277.568 1.281.604.171.519
Pembiayaan Daerah 8.122.529.281 28.950.478.300
65.619.996.144 11.686.056.443
Sumber : LRA Kabupaten Kotabaru – BPKAD
Berdasarkan tabel 3.7 diatas, selama kurun waktu 2013 dan
Kabupaten Kotabaru mengalami surplus artinya realisasi pendapatan daerah
melebihi realisasi belanja daerah, masing-masing sebesar Rp. 65
443,-. Tetapi pada tahun 2015 mengalami defisi
realisasi pendapatan daerah kurang dari realisasi belanja daerah yakni sebesar Rp.
III - 31
Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Realisasi Belanja
1.085.053.277.568
1.281.604.171.519
1.439.476.755.686
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah realisasi pendapatan dari
terus meningkat, dengan belanja yang mengalami
peningkatan juga. Sebagai catatan pada tahun 2010 realisasi belanja lebih besar
Kabupaten Kotabaru dapat
2015
1.409.474.942.130
1.439.476.755.686
11.675.000.000
-41.676.813.556
3 dan 2014, APBD
mengalami surplus artinya realisasi pendapatan daerah
65.619.996.144,-
mengalami defisit, yang artinya
realisasi pendapatan daerah kurang dari realisasi belanja daerah yakni sebesar Rp.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Selanjutnya untuk mendapatkan surplus atau defisit riil harus
diperhitungkan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah berupa pembentukan
dana cadangan, penyertaan modal Pemerintah Daerah, pembayaran pokok hutang,
pemberian pinjaman daerah, pembayaran kegiatan lanjutan tahun lalu, dan
pengembalian kelebihan penerimaan tahun lalu.
Tabel 3.8. Kabupaten
No. Uraian
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
6. Penerimaan Piutang Daerah
Sumber : LRA Kabupaten Kotabaru
SILPA menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 merupakan
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran. Berkaitan dengan keberadaan SILPA (sisa lebih pembiayaan angg
tersebut dapat bermakna positif ataupun negatif. Bermakna positif Jika SILPA
tersebut merupakan hasil dari efektifnya penerimaan PAD sehingga terjadi over
target dan dibarengi oleh efisiensi anggaran belanja pemerintah daerah.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Selanjutnya untuk mendapatkan surplus atau defisit riil harus
diperhitungkan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah berupa pembentukan
ana cadangan, penyertaan modal Pemerintah Daerah, pembayaran pokok hutang,
pemberian pinjaman daerah, pembayaran kegiatan lanjutan tahun lalu, dan
pengembalian kelebihan penerimaan tahun lalu.
Tabel 3.8. Komposisi Penutup Defisit Riil AnggaranKabupaten Kotabaru Tahun 2013 – 2015
Uraian Proporsi dari total defisit riil
2013 2014 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
408.576.752.114 428.076.464.008
Pencairan Dana -
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
-
Penerimaan Pinjaman -
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
2.000.000.000 2.000.000.000
Penerimaan Piutang -
Sumber : LRA Kabupaten Kotabaru – BPKAD
SILPA menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 merupakan
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran. Berkaitan dengan keberadaan SILPA (sisa lebih pembiayaan angg
tersebut dapat bermakna positif ataupun negatif. Bermakna positif Jika SILPA
tersebut merupakan hasil dari efektifnya penerimaan PAD sehingga terjadi over
target dan dibarengi oleh efisiensi anggaran belanja pemerintah daerah.
III - 32
Selanjutnya untuk mendapatkan surplus atau defisit riil harus
diperhitungkan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah berupa pembentukan
ana cadangan, penyertaan modal Pemerintah Daerah, pembayaran pokok hutang,
pemberian pinjaman daerah, pembayaran kegiatan lanjutan tahun lalu, dan
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Proporsi dari total defisit riil
2015
428.076.464.008
388.216.996.258
-
-
-
-
-
-
2.000.000.000
2.000.000.000
-
-
SILPA menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 merupakan
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran. Berkaitan dengan keberadaan SILPA (sisa lebih pembiayaan anggaran)
tersebut dapat bermakna positif ataupun negatif. Bermakna positif Jika SILPA
tersebut merupakan hasil dari efektifnya penerimaan PAD sehingga terjadi over
target dan dibarengi oleh efisiensi anggaran belanja pemerintah daerah.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Sedangkan SILPA bermakn
langsung program dan kegiatan pada Pemerintah Daerah.
SILPA yang terdapat pada APBD
berasal dari tertundanya belanja langsung program dan Kegiatan.Hasil evaluasi
terhadap SILPA tersebut diharapkan untuk rencana kedepan jumlah SILPA
Kabupaten Kotabaru
3.3. Kerangka Pendanaan
Pendanaan daerah dalam RPJMD
gambaran kemampuan pengelolaan keuangan daerah untuk melaksanakan
pembangunan Kabupaten Kotabaru untuk kurun waktu
Kerangka pendanaan pada RPJMD ini menjadi dasar dalam penetapan kerangka
penganggaran untuk pembangunan tahunan baik dalam Renstra P
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) maupun Renja
Dalam konteks visualisasi dan aktualisasi perubahan yang diinginkan
dalam arah kebijakan pengelolaan keuangan daerah adalah:
1. Mengembangkan pengelolaan keuangan daerah yang bertumpu pada
kepentingan publik. Hal ini tidak hanya dilihat dari besarnya proporsi
pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat pada
tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan,
pengawasan/pengendalian keuangan daerah.
2. Mengembangkan kerangka hukum dan administrasi untuk pembiayaan dan
investasi berdasarkan prinsip
efisien, efektif, ekonomis, transparan dan akuntabel, se
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Sedangkan SILPA bermakna negatif bila berasal dari tertundanya belanja
langsung program dan kegiatan pada Pemerintah Daerah.
SILPA yang terdapat pada APBD Kabupaten Kotabaru
berasal dari tertundanya belanja langsung program dan Kegiatan.Hasil evaluasi
terhadap SILPA tersebut diharapkan untuk rencana kedepan jumlah SILPA
dapat diperkecil.
Kerangka Pendanaan
Pendanaan daerah dalam RPJMD Kabupaten Kotabaru 201
gambaran kemampuan pengelolaan keuangan daerah untuk melaksanakan
pembangunan Kabupaten Kotabaru untuk kurun waktu 6 tahun ke depan.
pendanaan pada RPJMD ini menjadi dasar dalam penetapan kerangka
uk pembangunan tahunan baik dalam Renstra Perangkat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) maupun Renja Perangkat
Dalam konteks visualisasi dan aktualisasi perubahan yang diinginkan
dalam arah kebijakan pengelolaan keuangan daerah adalah:
Mengembangkan pengelolaan keuangan daerah yang bertumpu pada
kepentingan publik. Hal ini tidak hanya dilihat dari besarnya proporsi
pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat pada
tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan/pengendalian keuangan daerah.
Mengembangkan kerangka hukum dan administrasi untuk pembiayaan dan
investasi berdasarkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik, yaitu
efisien, efektif, ekonomis, transparan dan akuntabel, serta adil dan patut.
III - 33
a negatif bila berasal dari tertundanya belanja
Kabupaten Kotabaru sebagian besar
berasal dari tertundanya belanja langsung program dan Kegiatan.Hasil evaluasi
terhadap SILPA tersebut diharapkan untuk rencana kedepan jumlah SILPA
bupaten Kotabaru 2016-2021 berisi
gambaran kemampuan pengelolaan keuangan daerah untuk melaksanakan
tahun ke depan.
pendanaan pada RPJMD ini menjadi dasar dalam penetapan kerangka
erangkat Daerah,
erangkat Daerah.
Dalam konteks visualisasi dan aktualisasi perubahan yang diinginkan
Mengembangkan pengelolaan keuangan daerah yang bertumpu pada
kepentingan publik. Hal ini tidak hanya dilihat dari besarnya proporsi
pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik, tetapi juga terlihat pada
pelaksanaan dan
Mengembangkan kerangka hukum dan administrasi untuk pembiayaan dan
prinsip tata kepemerintahan yang baik, yaitu
rta adil dan patut.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
3. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa daerah secara lebih
profesional dan bertanggung jawab.
4. Meningkatkan standar dan sistem akuntansi keuangan daerah, laporan
keuangan daerah, peran akuntan independen dalam pemeriksaan,
pemberian opini dan penilaian kinerja anggaran, serta transparansi
informasi anggaran kepada publik.
5. Aspek pembinaan dan pengawasan keuangan daerah, baik melalui
pengawasan fungsional maupun pengawasan eksternal yang melibatkan
masyarakat.
6. Mengembangkan siste
informasi anggaran yang akurat sebagai komitmen pemerintah daerah
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas
Utama
Analisis terhadap terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat
ditujukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun
anggaran.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa daerah secara lebih
profesional dan bertanggung jawab.
Meningkatkan standar dan sistem akuntansi keuangan daerah, laporan
keuangan daerah, peran akuntan independen dalam pemeriksaan,
berian opini dan penilaian kinerja anggaran, serta transparansi
informasi anggaran kepada publik.
Aspek pembinaan dan pengawasan keuangan daerah, baik melalui
pengawasan fungsional maupun pengawasan eksternal yang melibatkan
Mengembangkan sistem informasi keuangan daerah untuk menyediakan
informasi anggaran yang akurat sebagai komitmen pemerintah daerah
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.
Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas
terhadap terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat
ditujukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun
III - 34
Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa daerah secara lebih
Meningkatkan standar dan sistem akuntansi keuangan daerah, laporan
keuangan daerah, peran akuntan independen dalam pemeriksaan,
berian opini dan penilaian kinerja anggaran, serta transparansi
Aspek pembinaan dan pengawasan keuangan daerah, baik melalui
pengawasan fungsional maupun pengawasan eksternal yang melibatkan
m informasi keuangan daerah untuk menyediakan
informasi anggaran yang akurat sebagai komitmen pemerintah daerah
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.
Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas
terhadap terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat
ditujukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Tabel 3.9. Pengeluaran Periodik Wajib
No Uraian
A Belanja Tidak Langsung
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
3 Belanja Bunga
4 Belanja bagi hasil
5 Belanja Bantuan Keuangan
B Belanja Langsung
1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
3 Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor listrik, air, telepon dan sejenisnya)
4 Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
5 Belanja untuk kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu
C PembiayaanPengeluaran
1 Pembentukan Dana Cadangan
2 Pembayaran pokok utang
3 Pemberian Pinjaman Daerah
4 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
TOTAL (A+B+C)
Pertumbuhan belanja periodik prioritas utama untuk belanja tidak
langsung Kabupaten Kotabaru
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas UtamaKabupaten Kotabaru
Uraian Tahun Anggaran 2015
Pertumbuhan
(Rp)
Belanja Tidak Langsung 709.967.759.351,76
Belanja Gaji dan Tunjangan 577.187.444.915
Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional
8.817.558.254
Belanja bagi hasil 5.228.276.816,00
Belanja Bantuan Keuangan 118.734.479.367,00
Belanja Langsung 16.245.164.400
Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.
3.489.528.000
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1.157.860.000
Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)
5.567.776.400
Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka
Belanja untuk kemitraan pengobatan bagi pasien kurang
6.030.000.000
PembiayaanPengeluaran 18.000.000.000
Pembentukan Dana Cadangan
Pembayaran pokok utang
Pemberian Pinjaman Daerah 2.000.000.000
Penyertaan Modal Pemerintah 16.000.000.000
TOTAL (A+B+C) 744.212.923.751,76
Pertumbuhan belanja periodik prioritas utama untuk belanja tidak
Kabupaten Kotabaru berasal dari belanja gaji dan tunjangan
III - 35
dan Mengikat serta Prioritas Utama
Rata-rata Pertumbuhan
(%)
5,00
2,50
2,00
2,00
1,00
1,00
2,00
1,00
0,00
0,00
Pertumbuhan belanja periodik prioritas utama untuk belanja tidak
berasal dari belanja gaji dan tunjangan dan Belanja
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Penerimaan Anggota dan pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
masing masing mencapai
langsung pertumbuhan paling tinggi berasal dari belanja Belanja Jasa Kantor
(Khusus tagihan bulanan kantor seperti li
sebesar 2,0 persen.
3.3.2. Perhitungan Kerangka Pendanaan
Hal utama yang perlu diperkirakan dalam penghitungan kemampuan
anggaran adalah pendapatan daerah, karena akan berkaitan dengan kapasitas
Pemerintah Daerah dalam m
pelayanan kepada publik. Proyeksi data masa lalu merupakan proyeksi data untuk
lima tahun kedepan yang didasarkan pada rata
tahun kebelakang.
Adapun proyeksi untuk lima tahun kedepan,
pendapatan, serta proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung yang
periodik, wajib, mengikat serta prioritas utama, yang secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut:
3.3.2.1. Pendapatan
Peran Pendapatan Daerah sangat vital dalam upaya
penyelenggaraan pemerintah daerah serta menjamin pembangunan yang
berkelanjutan (sustainability
desentralisasi. Dengan mengacu kepada desentralisasi fiskal sebagai bagian dari
era otonomi daerah Pemerintah
kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Penerimaan Anggota dan pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
masing masing mencapai 5,0 persen dan 2,5 persen. Sedangkan untuk belanja
langsung pertumbuhan paling tinggi berasal dari belanja Belanja Jasa Kantor
(Khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya), yaitu
Perhitungan Kerangka Pendanaan
Hal utama yang perlu diperkirakan dalam penghitungan kemampuan
anggaran adalah pendapatan daerah, karena akan berkaitan dengan kapasitas
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan dan memberikan
pelayanan kepada publik. Proyeksi data masa lalu merupakan proyeksi data untuk
lima tahun kedepan yang didasarkan pada rata-rata pertumbuhan selama lima
Adapun proyeksi untuk lima tahun kedepan, meliputi: proyeksi
pendapatan, serta proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung yang
periodik, wajib, mengikat serta prioritas utama, yang secara rinci dapat dijelaskan
Pendapatan
Peran Pendapatan Daerah sangat vital dalam upaya
penyelenggaraan pemerintah daerah serta menjamin pembangunan yang
sustainability) serta menunjukan kemandirian daerah di era
desentralisasi. Dengan mengacu kepada desentralisasi fiskal sebagai bagian dari
era otonomi daerah Pemerintah Kabupaten Kotabaru terus berusaha memperbaikai
kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri,
III - 36
Penerimaan Anggota dan pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
5 persen. Sedangkan untuk belanja
langsung pertumbuhan paling tinggi berasal dari belanja Belanja Jasa Kantor
strik, air, telepon dan sejenisnya), yaitu
Hal utama yang perlu diperkirakan dalam penghitungan kemampuan
anggaran adalah pendapatan daerah, karena akan berkaitan dengan kapasitas
elaksanakan pembangunan dan memberikan
pelayanan kepada publik. Proyeksi data masa lalu merupakan proyeksi data untuk
rata pertumbuhan selama lima
meliputi: proyeksi
pendapatan, serta proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung yang
periodik, wajib, mengikat serta prioritas utama, yang secara rinci dapat dijelaskan
Peran Pendapatan Daerah sangat vital dalam upaya-upaya
penyelenggaraan pemerintah daerah serta menjamin pembangunan yang
) serta menunjukan kemandirian daerah di era
desentralisasi. Dengan mengacu kepada desentralisasi fiskal sebagai bagian dari
Kabupaten Kotabaru terus berusaha memperbaikai
sumber keuangan sendiri,
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
mengelola, dan menggunakannya secara optimal untuk mendanai kegiatan
pemerintahan. Oleh karena itu optimalisasi perolehan PAD melalui int
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah terus dilakukan. Namun demikian
tantangan peningkatan PAD melalui ekstensifikasi dengan dikeluarkannya
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah merupakan peluang str
yang maksimal dari setiap lini pemerintahan yang disebabkan kebijakan
pengaturan pajak dan retribusi oleh pemerintah yang belum begitu memihak
kepada daerah.
Tanpa mengesampingkan bahwa PAD merupakan tolak uku
daerah secara otonom, maka dengan sudut pandang bahwa Pendapatan Daerah
secara keseluruhan merupakan pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan pemerintahan di daerah diluar pembiayaan, optimalisasi perolehan dari
Dana Perimbangan, dan
dilaksanakan. Optimalisasi perolehan Dana Perimbangan dilakukan pada jenis
pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak melalui usaha
rekonsiliasi data perhitungan bagi hasil dengan Pemerintah Pusa
jenis pendapatan Lain
pemanfaatan issu sentral untuk optimalisasi Bantuan dari Propinsi, dan upaya
kerjasama partisipasi fasilitasi pemungutan pajak provinsi dalam rangka
optimalisasi perolehan Bagi Hasil Pajak dari Propinsi.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
mengelola, dan menggunakannya secara optimal untuk mendanai kegiatan
pemerintahan. Oleh karena itu optimalisasi perolehan PAD melalui int
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah terus dilakukan. Namun demikian
tantangan peningkatan PAD melalui ekstensifikasi dengan dikeluarkannya
undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah merupakan peluang strategis yang membutuhkan perhatian dan sinergi
yang maksimal dari setiap lini pemerintahan yang disebabkan kebijakan
pengaturan pajak dan retribusi oleh pemerintah yang belum begitu memihak
Tanpa mengesampingkan bahwa PAD merupakan tolak uku
daerah secara otonom, maka dengan sudut pandang bahwa Pendapatan Daerah
secara keseluruhan merupakan pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan pemerintahan di daerah diluar pembiayaan, optimalisasi perolehan dari
Dana Perimbangan, dan Lain-lain Penerimaan Daerah Yang Sah akan terus
dilaksanakan. Optimalisasi perolehan Dana Perimbangan dilakukan pada jenis
pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak melalui usaha
rekonsiliasi data perhitungan bagi hasil dengan Pemerintah Pusat. Sedangkan pada
jenis pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah dilakukan dengan
pemanfaatan issu sentral untuk optimalisasi Bantuan dari Propinsi, dan upaya
kerjasama partisipasi fasilitasi pemungutan pajak provinsi dalam rangka
ehan Bagi Hasil Pajak dari Propinsi.
III - 37
mengelola, dan menggunakannya secara optimal untuk mendanai kegiatan
pemerintahan. Oleh karena itu optimalisasi perolehan PAD melalui intensifikasi
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah terus dilakukan. Namun demikian
tantangan peningkatan PAD melalui ekstensifikasi dengan dikeluarkannya
undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
ategis yang membutuhkan perhatian dan sinergi
yang maksimal dari setiap lini pemerintahan yang disebabkan kebijakan
pengaturan pajak dan retribusi oleh pemerintah yang belum begitu memihak
Tanpa mengesampingkan bahwa PAD merupakan tolak ukur keuangan
daerah secara otonom, maka dengan sudut pandang bahwa Pendapatan Daerah
secara keseluruhan merupakan pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan pemerintahan di daerah diluar pembiayaan, optimalisasi perolehan dari
lain Penerimaan Daerah Yang Sah akan terus
dilaksanakan. Optimalisasi perolehan Dana Perimbangan dilakukan pada jenis
pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak melalui usaha
t. Sedangkan pada
lain Pendapatan Daerah Yang Sah dilakukan dengan
pemanfaatan issu sentral untuk optimalisasi Bantuan dari Propinsi, dan upaya
kerjasama partisipasi fasilitasi pemungutan pajak provinsi dalam rangka
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
A. Kebijakan Umum
Dengan sudut pandang bahwa pendapatan daerah yang terdiri dari PAD,
Dana Perimbangan, dan Lain
penerimaan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembang
keseluruhan maka selain melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi
pemungutan PAD Pemerintah Kabupaten Kotabaru juga melakukan intensifikasi
pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak yang pada hakikatnya
merupakan bagian daer
sumber daya alam yang pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Selain
itu untuk mengoptimalkan penerimaan Lain
Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru
Pemerintah yang lebih tinggi untuk memperoleh Dana Bantuan Pembangunan.
Kebijakan pendapatan Kabupaten Ko
2021 diarahkan untuk “
administrasi pemungutan pendapa
sesuai ketentuan yang berlaku”.
B. Kebijakan Operasional
Guna peningkatan
likuiditas pendanaan kagiatan Pembangunan dan Pelayanan kepada Masyarakat
yang nantinya akan dipergunakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Kotabaru, Kebijakan Perencanaan Pendapata
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
. Kebijakan Umum
Dengan sudut pandang bahwa pendapatan daerah yang terdiri dari PAD,
Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah merupakan sumber
penerimaan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembang
keseluruhan maka selain melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi
pemungutan PAD Pemerintah Kabupaten Kotabaru juga melakukan intensifikasi
pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak yang pada hakikatnya
merupakan bagian daerah atas kegiatan ekonomi dan eksplorasi/eksploitasi
sumber daya alam yang pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Selain
itu untuk mengoptimalkan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru melakukan koordina
Pemerintah yang lebih tinggi untuk memperoleh Dana Bantuan Pembangunan.
Kebijakan pendapatan Kabupaten Kotabaru untuk tahun anggaran 2016
diarahkan untuk “peningkatan penerimaan pendapatan daerah dan
dministrasi pemungutan pendapatan asli daerah (PAD) yang efisien, efektif
ketentuan yang berlaku”.
. Kebijakan Operasional
peningkatan Penerimaan Keuangan dan dalam rangka menjamin
likuiditas pendanaan kagiatan Pembangunan dan Pelayanan kepada Masyarakat
yang nantinya akan dipergunakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Kotabaru, Kebijakan Perencanaan Pendapata
III - 38
Dengan sudut pandang bahwa pendapatan daerah yang terdiri dari PAD,
lain Pendapatan yang Sah merupakan sumber
penerimaan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan secara
keseluruhan maka selain melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi
pemungutan PAD Pemerintah Kabupaten Kotabaru juga melakukan intensifikasi
pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak yang pada hakikatnya
ah atas kegiatan ekonomi dan eksplorasi/eksploitasi
sumber daya alam yang pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Selain
lain Pendapatan Daerah Yang Sah
melakukan koordinasi kepada
Pemerintah yang lebih tinggi untuk memperoleh Dana Bantuan Pembangunan.
u untuk tahun anggaran 2016-
penerimaan pendapatan daerah dan penataan
tan asli daerah (PAD) yang efisien, efektif
Penerimaan Keuangan dan dalam rangka menjamin
likuiditas pendanaan kagiatan Pembangunan dan Pelayanan kepada Masyarakat
yang nantinya akan dipergunakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Kotabaru, Kebijakan Perencanaan Pendapatan daerah
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten K
2016-2021 terdiri dari:
1) Kebijakan Perencanaa
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD
memperhatikan hal-hal sebagai berikut
a) Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun
perkiraan pertumbuhan ekonomi dan realisasi penerimaan PAD tahun
sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang
b) Tidak memberatkan dunia usaha.
c) Pemenuhan fasilitas dan sarana
kemampuan anggaran.
d) Perbaikan manajemen pemungutan dan pengelolaan pendapatan asli
daerah.
e) Pendapatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
kesehatan di tingkat Puskesamas
f) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan
modal atau investasi daerah lainy, harus rasional dan memperhitungkan
nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, sesuai dengan tujuan penyertaan
modal. Penge
kekayaan daerah yang dipisahkan adalah sebagai berikut
1) Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi pemupukan laba
(profit oriented
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kotabaru pada Tahun Anggaran
terdiri dari:
1) Kebijakan Perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD
hal sebagai berikut:
ndisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,
perkiraan pertumbuhan ekonomi dan realisasi penerimaan PAD tahun
sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Tidak memberatkan dunia usaha.
Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan anggaran.
Perbaikan manajemen pemungutan dan pengelolaan pendapatan asli
Pendapatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dalam rangka pelaya
kesehatan di tingkat Puskesamas
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan
modal atau investasi daerah lainy, harus rasional dan memperhitungkan
nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, sesuai dengan tujuan penyertaan
modal. Pengertian hasil yang rasional dalam konteks hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan adalah sebagai berikut:
Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi pemupukan laba
profit oriented) adalah selain menjamin kelangsungan dan
III - 39
ru pada Tahun Anggaran
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD
tahun sebelumnya,
perkiraan pertumbuhan ekonomi dan realisasi penerimaan PAD tahun
undangan terkait.
pelayanan secara bertahap sesuai dengan
Perbaikan manajemen pemungutan dan pengelolaan pendapatan asli
Pendapatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada
dalam rangka pelayanan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan
modal atau investasi daerah lainy, harus rasional dan memperhitungkan
nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, sesuai dengan tujuan penyertaan
rtian hasil yang rasional dalam konteks hasil pengelolaan
Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi pemupukan laba
) adalah selain menjamin kelangsungan dan
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
pengembangan usaha, ju
deviden dalam rangka meningkatkan PAD
2) Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum
(public service oriented
pengembangan usaha.
g) Penerimaan hasil pengelolaan
investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun
pendapatan, kelompok PAD, jenis lain
pengelolaan dana bergulir, rincian objek hasil pengelolaan dana bergulir,
rincian objek
penerima.
h) Penerimaan bunga atau jasa giro dari lembaga cadangan, dianggarkan pada
akun pendapatan, kelompok PAD, jenis lain
bunga atau jasa Giro Cadangan sesuai peruntukannya
i) Pendapatan BLUD Rumah Sakit Umum Daerah digunakan dalam rangka
pengelolaan BLUD Rumah Sakit dan operasionalnya.
2) Dana Perimbangan
Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah, daerah diberikan dana perimbangan melalui AP
dengan prinsip money follows function.
perimbangan tersebut adalah untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara
pemerintah dengan daerah dan antar daerah, serta meningkatkan kapasitas daerah
dalam menggali potensi ekonomi daerah.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
pengembangan usaha, juga mampu menghasilkan keuntungan atau
deviden dalam rangka meningkatkan PAD
Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum
public service oriented) adalah mampu menjamin kelangsungan dan
pengembangan usaha.
Penerimaan hasil pengelolaan dan bergulir sebagai salah satu bentuk
investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun
pendapatan, kelompok PAD, jenis lain-lain PAD yang sah, objek hasil
pengelolaan dana bergulir, rincian objek hasil pengelolaan dana bergulir,
rincian objek hasil pengelolaan dana bergulir dari kelompok masyarakat
Penerimaan bunga atau jasa giro dari lembaga cadangan, dianggarkan pada
akun pendapatan, kelompok PAD, jenis lain-lain PAD yang sah, objek
bunga atau jasa Giro Cadangan sesuai peruntukannya.
Pendapatan BLUD Rumah Sakit Umum Daerah digunakan dalam rangka
pengelolaan BLUD Rumah Sakit dan operasionalnya.
Dana Perimbangan
Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah, daerah diberikan dana perimbangan melalui APBN yang bersifat transfer
money follows function. Salah satu tujuan pemberian dana
perimbangan tersebut adalah untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara
pemerintah dengan daerah dan antar daerah, serta meningkatkan kapasitas daerah
nggali potensi ekonomi daerah.
III - 40
ga mampu menghasilkan keuntungan atau
Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum
) adalah mampu menjamin kelangsungan dan
dan bergulir sebagai salah satu bentuk
investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun
lain PAD yang sah, objek hasil
pengelolaan dana bergulir, rincian objek hasil pengelolaan dana bergulir,
hasil pengelolaan dana bergulir dari kelompok masyarakat
Penerimaan bunga atau jasa giro dari lembaga cadangan, dianggarkan pada
lain PAD yang sah, objek
Pendapatan BLUD Rumah Sakit Umum Daerah digunakan dalam rangka
Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan
BN yang bersifat transfer
Salah satu tujuan pemberian dana
perimbangan tersebut adalah untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara
pemerintah dengan daerah dan antar daerah, serta meningkatkan kapasitas daerah
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Kebijakan perencanaan pendapatan Dana Perimbangan pa
Anggaran 2016-2021
a. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun potensi
sumber daya alam bekerja sama dengan Kementrian Keuangan cq.
Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar perhitungan pembagian dana
perimbangan keuangan.
b. Meningkatkan
Dana Perimbangan.
c. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan
dan Kementerian Tek
d. Pendapatan yang bersumber dari dana alokasi umum, dana bagi hasil,
hibah, dana darurat, dan sumbangan pihak ketiga dalam penyusunan
APBD akan dianggarkan pada Satuan
(SKPKD).
e. Penyusunan program yang tepat dan sesuai dengan potensi daerah dalam
rangka mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang meningkat setiap
tahun.
3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
a. Pemerintah Kabupaten Kotabaru dalam
yang diterima dari provinsi pada akan menggunakan pagu tahun
sebelumnya dengan memperhatikan kemungkinan kenaikan dengan
memperhatikan pertumbuhan kenaikan pada tahun
Sedangkan bagian pemerintah kabupaten yang belum direalisasikan oleh
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Kebijakan perencanaan pendapatan Dana Perimbangan pada APBD Tahun
2021 adalah;
Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun potensi
sumber daya alam bekerja sama dengan Kementrian Keuangan cq.
Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar perhitungan pembagian dana
perimbangan keuangan.
Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam peningkatan
Dana Perimbangan.
Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan
dan Kementerian Teknis untuk mengupayakan peningkatan besaran DAU.
Pendapatan yang bersumber dari dana alokasi umum, dana bagi hasil,
hibah, dana darurat, dan sumbangan pihak ketiga dalam penyusunan
APBD akan dianggarkan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
Penyusunan program yang tepat dan sesuai dengan potensi daerah dalam
rangka mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang meningkat setiap
Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Pemerintah Kabupaten Kotabaru dalam menetapkan pendapatan bagi hasil
ng diterima dari provinsi pada akan menggunakan pagu tahun
sebelumnya dengan memperhatikan kemungkinan kenaikan dengan
memperhatikan pertumbuhan kenaikan pada tahun-tahun sebelumnya.
Sedangkan bagian pemerintah kabupaten yang belum direalisasikan oleh
III - 41
da APBD Tahun
Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun potensi
sumber daya alam bekerja sama dengan Kementrian Keuangan cq.
Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar perhitungan pembagian dana
koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam peningkatan
Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan
nis untuk mengupayakan peningkatan besaran DAU.
Pendapatan yang bersumber dari dana alokasi umum, dana bagi hasil,
hibah, dana darurat, dan sumbangan pihak ketiga dalam penyusunan
Kerja Pengelola Keuangan Daerah
Penyusunan program yang tepat dan sesuai dengan potensi daerah dalam
rangka mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang meningkat setiap
menetapkan pendapatan bagi hasil
ng diterima dari provinsi pada akan menggunakan pagu tahun
sebelumnya dengan memperhatikan kemungkinan kenaikan dengan
tahun sebelumnya.
Sedangkan bagian pemerintah kabupaten yang belum direalisasikan oleh
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
pemerintah provinsi akibat pelampauan target penerimaan yang belum
direalisasikan akan ditampung dalam Perubahan APBD;
b. Pencantuman rencana penerimaan hibah berupa uang dalam APBD
didasarkan atas Naskah Perjanjian Hibah (NPH) yang telah direncanakan;
c. Penerimaan hibah yang bersumber dari APBN atau sumbangan pihak
ketiga yang tidak mengikat dan telah diarahkan penggunaannya untuk
dana bergulir, dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok
lain-lain pendapatan daerah yang sah, jenis pendapatan hibah sesu
dengan obyek dan rincian obyek berkenaan;
d. Sumbangan yang diterima dari organisasi/lembaga tertentu/perorangan
atau pihak ketiga, yang tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran
maupun pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi pendapatan yang
ditetapkan pemerintah termasuk dana penyesuaian dan dana otonomi
khusus dianggarkan pada lain
hasil pajak dari provinsi yang diterima oleh Kabupaten merupakan lain
lain pendapatan daerah yang sah. sumbangan diatur dalam perat
daerah;
e. Lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana
penyesuaian dan dana otonomi khusus dianggarkan pada lain
pendapatan daerah yang sah; Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang
diterima oleh Kabupaten
f. Akurasi data potensi Desa dalam rangka peningkatan Alokasi Dana Desa.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
rintah provinsi akibat pelampauan target penerimaan yang belum
direalisasikan akan ditampung dalam Perubahan APBD;
Pencantuman rencana penerimaan hibah berupa uang dalam APBD
didasarkan atas Naskah Perjanjian Hibah (NPH) yang telah direncanakan;
an hibah yang bersumber dari APBN atau sumbangan pihak
ketiga yang tidak mengikat dan telah diarahkan penggunaannya untuk
dana bergulir, dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok
lain pendapatan daerah yang sah, jenis pendapatan hibah sesu
dengan obyek dan rincian obyek berkenaan;
Sumbangan yang diterima dari organisasi/lembaga tertentu/perorangan
atau pihak ketiga, yang tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran
maupun pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi pendapatan yang
emerintah termasuk dana penyesuaian dan dana otonomi
khusus dianggarkan pada lain-lain pendapatan daerah yang sah; Dana bagi
hasil pajak dari provinsi yang diterima oleh Kabupaten merupakan lain
lain pendapatan daerah yang sah. sumbangan diatur dalam perat
lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana
penyesuaian dan dana otonomi khusus dianggarkan pada lain
pendapatan daerah yang sah; Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang
diterima oleh Kabupaten merupakan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Akurasi data potensi Desa dalam rangka peningkatan Alokasi Dana Desa.
III - 42
rintah provinsi akibat pelampauan target penerimaan yang belum
Pencantuman rencana penerimaan hibah berupa uang dalam APBD
didasarkan atas Naskah Perjanjian Hibah (NPH) yang telah direncanakan;
an hibah yang bersumber dari APBN atau sumbangan pihak
ketiga yang tidak mengikat dan telah diarahkan penggunaannya untuk
dana bergulir, dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok
lain pendapatan daerah yang sah, jenis pendapatan hibah sesuai
Sumbangan yang diterima dari organisasi/lembaga tertentu/perorangan
atau pihak ketiga, yang tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran
maupun pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi pendapatan yang
emerintah termasuk dana penyesuaian dan dana otonomi
lain pendapatan daerah yang sah; Dana bagi
hasil pajak dari provinsi yang diterima oleh Kabupaten merupakan lain-
lain pendapatan daerah yang sah. sumbangan diatur dalam peraturan
lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana
penyesuaian dan dana otonomi khusus dianggarkan pada lain-lain
pendapatan daerah yang sah; Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang
apatan daerah yang sah.
Akurasi data potensi Desa dalam rangka peningkatan Alokasi Dana Desa.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
C. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk mencapai
target yang ditetapkan dalam hal kegiatan
1) Melakukan revisi dasar hukum penerimaan atau menyesuaikan tarif pajak
& retribusi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini;
2) Intensifikasi pendataan wajib pajak dan retribusi, sosialisasi dan
penagihan;
3) Pemberian penghargaan kepada wajib pajak dan retribusi potensial dan
aktif memenuhi kewajiban pajak dan melaksanakan pembayaran retribusi;
4) Melakukan penelitian identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum
digali dan melakukan pertukaran informasi pene
daerah lain yang lebih maju dan pengelolaan pendapatan daerah;
5) Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan pendapatan daerah
dengan mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi melalui pembukaan
unit/kantor cabang pelayanan pajak kendaraan
wilayah perbatasan dengan kabupaten/kota lain dalam rangka
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga mempermudah
dalam pengurusan perijinan dan mencegah masyarakat mengurus perijinan
di wilayah lain;
6) Meningkatkan sosialisasi un
milik penduduk di wilayah Kabupaten Kotabaru sesuai dengan aturan
wilayah, atau dengan kata lain ”lokalisasi” plat nomor kendaraan sehingga
potensi pendapatan masuk ke Kabupaten Kotabaru;
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
C. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk mencapai
target yang ditetapkan dalam hal kegiatan intensifikasi penerimaan antara lain
Melakukan revisi dasar hukum penerimaan atau menyesuaikan tarif pajak
& retribusi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini;
Intensifikasi pendataan wajib pajak dan retribusi, sosialisasi dan
Pemberian penghargaan kepada wajib pajak dan retribusi potensial dan
aktif memenuhi kewajiban pajak dan melaksanakan pembayaran retribusi;
Melakukan penelitian identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum
digali dan melakukan pertukaran informasi penerimaan daerah dengan
daerah lain yang lebih maju dan pengelolaan pendapatan daerah;
Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan pendapatan daerah
dengan mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi melalui pembukaan
unit/kantor cabang pelayanan pajak kendaraan bermotor di wilayah
wilayah perbatasan dengan kabupaten/kota lain dalam rangka
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga mempermudah
dalam pengurusan perijinan dan mencegah masyarakat mengurus perijinan
di wilayah lain;
Meningkatkan sosialisasi untuk mendorong agar plat Nomor kendaraan
milik penduduk di wilayah Kabupaten Kotabaru sesuai dengan aturan
wilayah, atau dengan kata lain ”lokalisasi” plat nomor kendaraan sehingga
potensi pendapatan masuk ke Kabupaten Kotabaru;
III - 43
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk mencapai
intensifikasi penerimaan antara lain:
Melakukan revisi dasar hukum penerimaan atau menyesuaikan tarif pajak
& retribusi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini;
Intensifikasi pendataan wajib pajak dan retribusi, sosialisasi dan
Pemberian penghargaan kepada wajib pajak dan retribusi potensial dan
aktif memenuhi kewajiban pajak dan melaksanakan pembayaran retribusi;
Melakukan penelitian identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum
rimaan daerah dengan
daerah lain yang lebih maju dan pengelolaan pendapatan daerah;
Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan pendapatan daerah
dengan mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi melalui pembukaan
bermotor di wilayah-
wilayah perbatasan dengan kabupaten/kota lain dalam rangka
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga mempermudah
dalam pengurusan perijinan dan mencegah masyarakat mengurus perijinan
tuk mendorong agar plat Nomor kendaraan
milik penduduk di wilayah Kabupaten Kotabaru sesuai dengan aturan
wilayah, atau dengan kata lain ”lokalisasi” plat nomor kendaraan sehingga
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
7) Mewujudkan pelayanan prima a
8) Menyederhanakan prosedur pengurusan pajak PBB untuk mendorong
masyarakat dalam melunasi PBB;
9) Menggerakkan pemerintah desa untuk menggunakan sebagian alokasi bagi
hasil desa untuk mendata potensi PBB di desa tersebut;
10) Meninjau kembali ketentuan
komponen pendapatan sesuai dengan peraturan daerah yang ada dan
mengkaji ulang peraturan daerah apabila perlu dilakukan perubahan;
11) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan penarikan pajak dan
retribusi melalui
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak;
12) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD
Tanpa mengesampingkan bahwa PAD merupakan tolak ukur keuangan
daerah secara otonom,
secara keseluruhan merupakan sumber penerimaan daerah yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan pemerintahan didaerah diluar pembiayaan, optimalisasi
perolehan pendapatan dari Dana Perimbangan, dan Lain
Yang Sah akan terus dilaksanakan pada tahun selanjutnya. Optimalisasi perolehan
Dana Perimbangan dilakukan pada jenis pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi
Hasil Bukan Pajak melalui usaha rekonsiliasi data perhitungan bagi hasil dengan
Pemerintah Pusat. Sedangkan pada jenis pendapatan Lain
Yang Sah dilakukan dengan intensifikasi dan pengawasan SP3, pemanfaatan issu
sentral untuk optimalisasi Bantuan Dari Propinsi, dan upaya kerjasama partisipasi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Mewujudkan pelayanan prima administrasi;
Menyederhanakan prosedur pengurusan pajak PBB untuk mendorong
masyarakat dalam melunasi PBB;
Menggerakkan pemerintah desa untuk menggunakan sebagian alokasi bagi
hasil desa untuk mendata potensi PBB di desa tersebut;
Meninjau kembali ketentuan tarif dan pengembangan sasaran setiap
komponen pendapatan sesuai dengan peraturan daerah yang ada dan
mengkaji ulang peraturan daerah apabila perlu dilakukan perubahan;
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan penarikan pajak dan
retribusi melalui sosialisasi dengan penyebaran brosur/pamflet sehingga
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak;
Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD
Tanpa mengesampingkan bahwa PAD merupakan tolak ukur keuangan
secara otonom, maka dengan sudut pandang bahwa Pendapatan Daerah
secara keseluruhan merupakan sumber penerimaan daerah yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan pemerintahan didaerah diluar pembiayaan, optimalisasi
perolehan pendapatan dari Dana Perimbangan, dan Lain-lain Penerimaan Daerah
Yang Sah akan terus dilaksanakan pada tahun selanjutnya. Optimalisasi perolehan
Dana Perimbangan dilakukan pada jenis pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi
Hasil Bukan Pajak melalui usaha rekonsiliasi data perhitungan bagi hasil dengan
Pemerintah Pusat. Sedangkan pada jenis pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah dilakukan dengan intensifikasi dan pengawasan SP3, pemanfaatan issu
sentral untuk optimalisasi Bantuan Dari Propinsi, dan upaya kerjasama partisipasi
III - 44
Menyederhanakan prosedur pengurusan pajak PBB untuk mendorong
Menggerakkan pemerintah desa untuk menggunakan sebagian alokasi bagi
tarif dan pengembangan sasaran setiap
komponen pendapatan sesuai dengan peraturan daerah yang ada dan
mengkaji ulang peraturan daerah apabila perlu dilakukan perubahan;
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan penarikan pajak dan
sosialisasi dengan penyebaran brosur/pamflet sehingga
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak;
Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD
Tanpa mengesampingkan bahwa PAD merupakan tolak ukur keuangan
maka dengan sudut pandang bahwa Pendapatan Daerah
secara keseluruhan merupakan sumber penerimaan daerah yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan pemerintahan didaerah diluar pembiayaan, optimalisasi
in Penerimaan Daerah
Yang Sah akan terus dilaksanakan pada tahun selanjutnya. Optimalisasi perolehan
Dana Perimbangan dilakukan pada jenis pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bagi
Hasil Bukan Pajak melalui usaha rekonsiliasi data perhitungan bagi hasil dengan
lain Pendapatan Daerah
Yang Sah dilakukan dengan intensifikasi dan pengawasan SP3, pemanfaatan issu
sentral untuk optimalisasi Bantuan Dari Propinsi, dan upaya kerjasama partisipasi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
fasilitasi pemungutan pajak provinsi dalam rangka optimalisasi perolehan Bagi
Hasil Pajak Dari Propinsi.
Sedangkan kegiatan
optimalisasi target pendapatan pada APBD
adalah:
1. Melakukan peremajaan da
2. Melaksanakan manajemen kas daerah;
3. Pembinaan manajemen BUMD;
4. Pemenuhan sarana dan prasarana pemungutan PAD terutama pada Unit
Pendapatan yang ada di kecamatan serta pemberian biaya pemungutan
pajak daerah secara lebi
5. Rasionalisasi target sumber
pencapaian yang dapat dipertanggungjawabkan;
6. Pembentukan tim evaluasi dan pembinaan aparat pengelola pendapatan
daerah pada masing
7. Fasilitasi kegiatan pemungutan PBB, pendataan obyek PBB, dan
pembinaan obyek PBB;
8. Intensifikasi penerimaan dana bagi hasil pajak (selain PBB) dan dana bagi
hasil bukan pajak melalui pemenuhan pendataan penyetoran pajak dan
bukan pajak ke Kas Negara sebagai bahan rekonsiliasi bagi hasil dengan
meningkatkan koordinasi dengan perusahaan
kegiatan di Kabupaten Kotabaru;
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
an pajak provinsi dalam rangka optimalisasi perolehan Bagi
Hasil Pajak Dari Propinsi.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka
optimalisasi target pendapatan pada APBD selama tahun anggaran 2016
Melakukan peremajaan data obyek pajak dan retribusi daerah;
Melaksanakan manajemen kas daerah;
Pembinaan manajemen BUMD;
Pemenuhan sarana dan prasarana pemungutan PAD terutama pada Unit
Pendapatan yang ada di kecamatan serta pemberian biaya pemungutan
pajak daerah secara lebih proporsional dan berkeadilan;
Rasionalisasi target sumber-sumber pendapatan dengan kemungkinan
pencapaian yang dapat dipertanggungjawabkan;
Pembentukan tim evaluasi dan pembinaan aparat pengelola pendapatan
daerah pada masing-masing Perangkat Daerah penghasil pendapatan;
Fasilitasi kegiatan pemungutan PBB, pendataan obyek PBB, dan
pembinaan obyek PBB;
Intensifikasi penerimaan dana bagi hasil pajak (selain PBB) dan dana bagi
hasil bukan pajak melalui pemenuhan pendataan penyetoran pajak dan
ke Kas Negara sebagai bahan rekonsiliasi bagi hasil dengan
meningkatkan koordinasi dengan perusahaan-perusahaan yang melakukan
kegiatan di Kabupaten Kotabaru;
III - 45
an pajak provinsi dalam rangka optimalisasi perolehan Bagi
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka
selama tahun anggaran 2016-2021
ta obyek pajak dan retribusi daerah;
Pemenuhan sarana dan prasarana pemungutan PAD terutama pada Unit
Pendapatan yang ada di kecamatan serta pemberian biaya pemungutan
sumber pendapatan dengan kemungkinan
Pembentukan tim evaluasi dan pembinaan aparat pengelola pendapatan
nghasil pendapatan;
Fasilitasi kegiatan pemungutan PBB, pendataan obyek PBB, dan
Intensifikasi penerimaan dana bagi hasil pajak (selain PBB) dan dana bagi
hasil bukan pajak melalui pemenuhan pendataan penyetoran pajak dan
ke Kas Negara sebagai bahan rekonsiliasi bagi hasil dengan
perusahaan yang melakukan
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
9. Melakukan Koordinasi
mengoptimalkan dana bant
Pemerintah Daerah berusaha merealisasikan penerimaan daerah yang
sudah ditargetkan dengan melakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber
sumber pendapatan daerah. Adapun upaya yang sudah ditempuh oleh pemerintah
daerah dalam hal kegiatan intensifikasi penerimaan yaitu
1. Melakukan revisi dasar hukum penerimaan atau menyesuaikan
& retribusi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini;
2. Pendataan wajib pajak dan retribusi, sosialisasi dan penagihan;
3. Sedangkan pada kegiatan ekstensifikasi yaitu melakukan penelitian
identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum digali; dan
4. Melakukan pertukaran informasi penerimaan daerah dengan daerah lain
yang lebih maju.
Untuk melaksanakan arah dan kebijakan di
strategi dalam bidang pendapatan lebih ditekankan pada kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan kebijakan pelayanan penerimaan pendapatan dengan
membentuk Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
2. Mengoptimalkan kegiatan ekstensifikasi da
serta pendapatan lain
perusahaan yang mempunyai skala ekonomi tinggi di daerah. Optimalisasi
meliputi peningkatan penerimaan pada objek pajak
a. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
b. Pajak Penerangan Jalan Umum;
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Koordinasi intensif dengan pemerintah yang lebih tinggi untuk
mengoptimalkan dana bantuan dari pemerintah yang lebih tinggi.
Pemerintah Daerah berusaha merealisasikan penerimaan daerah yang
sudah ditargetkan dengan melakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber
sumber pendapatan daerah. Adapun upaya yang sudah ditempuh oleh pemerintah
daerah dalam hal kegiatan intensifikasi penerimaan yaitu:
Melakukan revisi dasar hukum penerimaan atau menyesuaikan
& retribusi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini;
Pendataan wajib pajak dan retribusi, sosialisasi dan penagihan;
Sedangkan pada kegiatan ekstensifikasi yaitu melakukan penelitian
identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum digali; dan
Melakukan pertukaran informasi penerimaan daerah dengan daerah lain
yang lebih maju.
Untuk melaksanakan arah dan kebijakan di bidang anggaran pendapatan,
strategi dalam bidang pendapatan lebih ditekankan pada kegiatan sebagai berikut:
Melakukan kebijakan pelayanan penerimaan pendapatan dengan
membentuk Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Mengoptimalkan kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi potensi pajak
serta pendapatan lain-lain yang sah pada subjek pajak perusahaan
perusahaan yang mempunyai skala ekonomi tinggi di daerah. Optimalisasi
meliputi peningkatan penerimaan pada objek pajak:
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
Pajak Penerangan Jalan Umum;
III - 46
intensif dengan pemerintah yang lebih tinggi untuk
uan dari pemerintah yang lebih tinggi.
Pemerintah Daerah berusaha merealisasikan penerimaan daerah yang
sudah ditargetkan dengan melakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber
sumber pendapatan daerah. Adapun upaya yang sudah ditempuh oleh pemerintah
Melakukan revisi dasar hukum penerimaan atau menyesuaikan tarif pajak
& retribusi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini;
Pendataan wajib pajak dan retribusi, sosialisasi dan penagihan;
Sedangkan pada kegiatan ekstensifikasi yaitu melakukan penelitian
identifikasi potensi penerimaan daerah yang belum digali; dan
Melakukan pertukaran informasi penerimaan daerah dengan daerah lain
bidang anggaran pendapatan,
strategi dalam bidang pendapatan lebih ditekankan pada kegiatan sebagai berikut:
Melakukan kebijakan pelayanan penerimaan pendapatan dengan
n intensifikasi potensi pajak
lain yang sah pada subjek pajak perusahaan-
perusahaan yang mempunyai skala ekonomi tinggi di daerah. Optimalisasi
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
c. Jasa Kepelabuhan; dan
d. Produksi Usaha Perkebunan.
3. Pemenuhan sarana dan prasarana pemungutan PAD terutama pada Unit
Pendapatan yang ada dikecamatan serta pemberian biaya pemungutan
pajak daerah secara lebih proporsional dan be
4. Melakukan peremajaan data (
pendapatan dana bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, serta bagi
hasil dari produksi.
5. Melakukan konsolidasi dan rekonsiliasi dana
Pemerintah Provinsi dan Pe
6. Melakukan penjajagan dana
dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk
mendukung pendanaan atas pembangunan dan prasarana struktur dan
infrastruktur yang diperlukan daerah berdasar
7. Peningkatan kerja sama dan koordinasi antar dinas
pendapatan.
8. Peningkatan produk hukum dan perundang
pendapatan.
9. Peningkatan sistem pengawasan pengelolaan pendapatan khususnya dalam
pengelolaan surat
pendapatan daerah.
10. Peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
11. Peningkatan sarana dan prasarana untuk
pendapatan.
12. Pembentukan tim evaluasi dan pembinaan aparat pengelola pendapatan.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Jasa Kepelabuhan; dan
Produksi Usaha Perkebunan.
Pemenuhan sarana dan prasarana pemungutan PAD terutama pada Unit
Pendapatan yang ada dikecamatan serta pemberian biaya pemungutan
pajak daerah secara lebih proporsional dan berkeadilan;
Melakukan peremajaan data (updating data) atas sumber
pendapatan dana bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, serta bagi
hasil dari produksi.
Melakukan konsolidasi dan rekonsiliasi dana-dana bagi hasil ke
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Melakukan penjajagan dana-dana block grant dan specific grant
dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk
mendukung pendanaan atas pembangunan dan prasarana struktur dan
infrastruktur yang diperlukan daerah berdasarkan skala prioritas.
Peningkatan kerja sama dan koordinasi antar dinas-
Peningkatan produk hukum dan perundang-undangan di bidang
Peningkatan sistem pengawasan pengelolaan pendapatan khususnya dalam
pengelolaan surat-surat berharga yang digunakan dalam pemungutan
pendapatan daerah.
Peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
Peningkatan sarana dan prasarana untuk memperlancar kegiatan di bidang
Pembentukan tim evaluasi dan pembinaan aparat pengelola pendapatan.
III - 47
Pemenuhan sarana dan prasarana pemungutan PAD terutama pada Unit
Pendapatan yang ada dikecamatan serta pemberian biaya pemungutan
) atas sumber-sumber
pendapatan dana bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, serta bagi
dana bagi hasil ke
specific grant yang
dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk
mendukung pendanaan atas pembangunan dan prasarana struktur dan
kan skala prioritas.
-dinas penghasil
undangan di bidang
Peningkatan sistem pengawasan pengelolaan pendapatan khususnya dalam
surat berharga yang digunakan dalam pemungutan
Peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
memperlancar kegiatan di bidang
Pembentukan tim evaluasi dan pembinaan aparat pengelola pendapatan.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Berdasarkan analisa kecenderungan, maka pendapatan Ka
tahun 2016 hingga tahun
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
kecenderungan, maka pendapatan Kabupaten Kotabaru
hingga tahun 2021 dapat diprediksikan seperti tabel berikut ini.
III - 48
bupaten Kotabaru untuk
dapat diprediksikan seperti tabel berikut ini.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Tabel 3.
URAIAN TARGET 2016
PENDAPATAN PAJAK DAERAH 46.714.876.761
RETRIBUSI DAERAH 7.342.605.410
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
7.928.638.374
LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH
72.604.821.698
DANA PERIMBANGAN 1.463.631.466.800
BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK:
545.536.924.000
Bagi Hasil Pajak 69.652.111.000 Bagi Hasil Bukan pajak 475.884.813.000
DANA ALOKASI UMUM 607.886.563.000
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK): 189.927.699.800
Dana Alokasi Khusus (DAK) Reguler 10.000.000.000
Dana Alokasi Khusus Fisik Infrastruktur Publik Daerah ( DAK Fisik IPD)
84.251.450.000
Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik 95.676.249.800
DANA DESA (DD) 120.280.280.000
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
192.917.014.414
PENDAPATAN HIBAH 13.472
DANA BAGI HASIL PAJAK DARI PROPINSI 179.444.837.864
BANTUAN KEUANGAN DARI PROPINSI ATAU PEMERINTAH DAERAH LAINNYA JUMLAH PENDAPATAN 1.791.139.423.457
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah
2021
Tabel 3.10. Prediksi Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2016
TARGET 2016 Proyeksi APBD
2017 Proyeksi APBD
2018 Proyeksi APBD
2019
46.714.876.761 48.162.733.091 50.735.416.572 53.269.884.729
7.342.605.410 7.649.148.322 8.253.513.312 8.874.537.854
7.928.638.374 8.500.000.000 8.925.000.000 9.371.250.000
72.604.821.698 76.061.252.347 76.985.766.724 77.930.971.337
1.463.631.466.800 1.479.669.121.940 1.436.142.023.575 1.522.456.031.457
545.536.924.000 668.875.094.940 572.813.770.200 601.454.458.710
69.652.111.000 69.652.111.000 73.134.716.550 76.791.452.378 475.884.813.000 599.222.983.940 499.679.053.650 524.663.006.333
607.886.563.000 607.886.563.000 623.917.509.375 632.090.828.747
189.927.699.800 82.627.184.000 82.627.184.000 82.627.184.000
10.000.000.000 - - -
84.251.450.000 - - -
95.676.249.800 82.627.184.000 82.627.184.000 82.627.184.000
120.280.280.000 120.280.280.000 156.783.560.000 206.283.560.000
192.917.014.414 194.552.755.000 189.974.981.037 199.415.946.558
472.176.550 15.052.755.000 1.499.981.037 1.517.196.558
179.444.837.864 179.500.000.000 188.475.000.000 197.898.750.000
- - - -
1.791.139.423.457 1.814.595.010.700 1.771.016.701.220 1.871.318.621.934
III - 49
Prediksi Pendapatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2016-2021 Proyeksi APBD Proyeksi APBD
2020 Proyeksi APBD
2021
53.269.884.729 56.064.728.313 58.827.731.978
8.874.537.854 9.344.213.925 9.956.474.446
9.371.250.000 9.839.812.500 10.331.803.125
77.930.971.337 78.897.645.343 82.517.527.610
1.522.456.031.457 1.560.809.144.249 1.634.718.242.261
601.454.458.710 631.527.181.646 663.103.540.728
76.791.452.378 80.631.024.996 84.662.576.246 524.663.006.333 550.896.156.649 578.440.964.482
632.090.828.747 640.371.218.603 672.389.779.533
82.627.184.000 82.627.184.000 82.627.184.000
- - -
- - -
82.627.184.000 82.627.184.000 82.627.184.000
206.283.560.000 206.283.560.000 216.597.738.000
199.415.946.558 209.328.382.519 219.794.801.645
558 1.534.695.019 1.611.429.770
197.898.750.000 207.793.687.500 218.183.371.875
- - -
1.871.318.621.934 1.924.283.926.848 2.016.146.581.065
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
3.3.2.2. Belanja
Pelaksanaan kewenangan pemerintahan secara independen berdasarkan
potensi dan aspirasi masyarakat dengan tetap menjaga keselarasan dengan
perencanaan Pemerintah Pusat merupakan keharusan yang terus dilaksanakan
sebagaimana telah dicanangkan dalam RPJPD, di
kemudian dijabarkan secara lebih lanjut dalam RKPD. Perubahan sistem
penganggaran kepada sistem anggaran kinerja merupakan tantangan baru bagi
setiap Perangkat Daerah
yang diprioritaskan dalam
direncanakan dalam dokumen
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dipilih, konsep pelaporan dan
pertanggungjawaban
efektifitas kegiatan sebagai bahan evaluasi kebijakan tahun
Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja
yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan
pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, belanja bagi hasil, serta belanja
barang dan jasa yang wajib dikeluarkan. Selisih antara perkiraan dana yang
tersedia dengan jumlah
yang dapat dialokasikan untuk pagu i
Perangkat Daerah.
Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial dan belanja
bantuan kepada Kabupaten/Pemerintah Desa serta belanja tidak terduga
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Pelaksanaan kewenangan pemerintahan secara independen berdasarkan
potensi dan aspirasi masyarakat dengan tetap menjaga keselarasan dengan
perencanaan Pemerintah Pusat merupakan keharusan yang terus dilaksanakan
sebagaimana telah dicanangkan dalam RPJPD, dijabarkan dalam RPJMD, dan
kemudian dijabarkan secara lebih lanjut dalam RKPD. Perubahan sistem
penganggaran kepada sistem anggaran kinerja merupakan tantangan baru bagi
aerah agar lebih selektif dalam memilih program dan kegiatan
rioritaskan dalam rangka pencapaian target sasaran yang telah
direncanakan dalam dokumen-dokumen perencanaan daerah. Kemudian dalam
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dipilih, konsep pelaporan dan
keuangan ditekankan dalam rangka penilaian efisiensi dan
efektifitas kegiatan sebagai bahan evaluasi kebijakan tahun-tahun selanjutnya.
Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja
yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan
pokok pinjaman, belanja subsidi, belanja bagi hasil, serta belanja
barang dan jasa yang wajib dikeluarkan. Selisih antara perkiraan dana yang
tersedia dengan jumlah belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana
yang dapat dialokasikan untuk pagu indikatif bagi belanja langsung setiap
Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial dan belanja
bantuan kepada Kabupaten/Pemerintah Desa serta belanja tidak terduga
III - 50
Pelaksanaan kewenangan pemerintahan secara independen berdasarkan
potensi dan aspirasi masyarakat dengan tetap menjaga keselarasan dengan
perencanaan Pemerintah Pusat merupakan keharusan yang terus dilaksanakan
jabarkan dalam RPJMD, dan
kemudian dijabarkan secara lebih lanjut dalam RKPD. Perubahan sistem
penganggaran kepada sistem anggaran kinerja merupakan tantangan baru bagi
agar lebih selektif dalam memilih program dan kegiatan
rangka pencapaian target sasaran yang telah
dokumen perencanaan daerah. Kemudian dalam
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dipilih, konsep pelaporan dan
a penilaian efisiensi dan
tahun selanjutnya.
Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja
yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan
pokok pinjaman, belanja subsidi, belanja bagi hasil, serta belanja
barang dan jasa yang wajib dikeluarkan. Selisih antara perkiraan dana yang
belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana
bagi belanja langsung setiap
Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial dan belanja
bantuan kepada Kabupaten/Pemerintah Desa serta belanja tidak terduga
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
disesuaikan dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan dan
belanja langsung.
Arah pengelolaan belanja daerah difokuskan pada
a. Peranan belanja daerah dapat memberikan
pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya dapat mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
b. Belanja daerah sebagai in
dorongan optimal bagi dunia usaha di berbagai sektor.
c. Belanja daerah diharapkan dapat memberi kontribusi bagi peningkatan
sumber daya manusia sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang
cerdas dan madani.
d. Belanja daerah kedepan lebih ditekankan pada upaya menambah daya tarik
investasi dengan cara mendorong dan memberi kemudahan, fasilitas dan
kesempatan pihak investor untuk menanam modal.
e. Belanja daerah diarahkan
dasar bagi masyarakat.
f. Belanja daerah diarahkan
masyarakat melalui
usaha serta memfasilitasi usaha kemitraan antara pengusaha kecil,
menengah dan besar.
Kebijakan umum belanja
memperhatikan prinsip
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
disesuaikan dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan dana dan kebutuhan
Arah pengelolaan belanja daerah difokuskan pada:
Peranan belanja daerah dapat memberikan multiplier effect
pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya dapat mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Belanja daerah sebagai instrumen fiskal diharapkan dapat memberikan
dorongan optimal bagi dunia usaha di berbagai sektor.
Belanja daerah diharapkan dapat memberi kontribusi bagi peningkatan
sumber daya manusia sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang
cerdas dan madani.
daerah kedepan lebih ditekankan pada upaya menambah daya tarik
investasi dengan cara mendorong dan memberi kemudahan, fasilitas dan
kesempatan pihak investor untuk menanam modal.
Belanja daerah diarahkan dalam rangka pemenuhan sarana dan prasarana
gi masyarakat.
Belanja daerah diarahkan untuk penguatan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui bantuan modal usaha, teknologi, dan manajemen
usaha serta memfasilitasi usaha kemitraan antara pengusaha kecil,
menengah dan besar.
Kebijakan umum belanja daerah Kabupaten Kotabaru tahun 201
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
III - 51
a dan kebutuhan
multiplier effect bagi
pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya dapat mewujudkan
strumen fiskal diharapkan dapat memberikan
Belanja daerah diharapkan dapat memberi kontribusi bagi peningkatan
sumber daya manusia sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang
daerah kedepan lebih ditekankan pada upaya menambah daya tarik
investasi dengan cara mendorong dan memberi kemudahan, fasilitas dan
dalam rangka pemenuhan sarana dan prasarana
untuk penguatan dan pemberdayaan ekonomi
bantuan modal usaha, teknologi, dan manajemen
usaha serta memfasilitasi usaha kemitraan antara pengusaha kecil,
daerah Kabupaten Kotabaru tahun 2016-2021
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
1. Pencapaian rencana pembanguna
2. Anggaran Daerah bertumpu pada kepentingan publik.
3. Anggaran Daerah dikelola dengan hasil yang baik dan bia
better and cost less
4. Anggaran Daerah yang mampu memberikan transparansi dan akuntabilitas
secara rasional untuk keseluruhan siklus anggaran.
5. Anggaran Daerah yang dikelola dengan pendekatan kinerja (performance
oriented) untuk seluruh
6. Anggaran Daerah harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di
setiap organisasi yang terkait.
7. Anggaran Daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para
pelaksananya untuk memaksimalkan pengelolaan dananya dengan
memperhatikan prinsip
Kebijakan belanja daerah diatas, didasari oleh bebera
memperkirakan penerimaan pendapatan daerah diharapkan dapat terpenuhi
sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian
daerah dan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan dasar serta penyelenggaraan
pemerintahan Kabupaten Kotabaru.
3.3.2.3. Pembiayaan
Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara
pendapatan dan belanja (
defisit anggaran ditiadakan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Pencapaian rencana pembangunan yang tercantum RPJMD 2016
Anggaran Daerah bertumpu pada kepentingan publik.
Anggaran Daerah dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah (
better and cost less).
Anggaran Daerah yang mampu memberikan transparansi dan akuntabilitas
secara rasional untuk keseluruhan siklus anggaran.
Anggaran Daerah yang dikelola dengan pendekatan kinerja (performance
oriented) untuk seluruh jenis pengeluaran maupun pendapatan.
Anggaran Daerah harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di
setiap organisasi yang terkait.
Anggaran Daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para
pelaksananya untuk memaksimalkan pengelolaan dananya dengan
emperhatikan prinsip value for money.
Kebijakan belanja daerah diatas, didasari oleh beberapa asumsi pokok dengan
penerimaan pendapatan daerah diharapkan dapat terpenuhi
sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian
rah dan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan dasar serta penyelenggaraan
pemerintahan Kabupaten Kotabaru.
Pembiayaan
Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara
pendapatan dan belanja (balance budgetting), sehingga semaksimal mungkin
defisit anggaran ditiadakan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit
III - 52
n yang tercantum RPJMD 2016-2021
ya rendah (work
Anggaran Daerah yang mampu memberikan transparansi dan akuntabilitas
Anggaran Daerah yang dikelola dengan pendekatan kinerja (performance
jenis pengeluaran maupun pendapatan.
Anggaran Daerah harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di
Anggaran Daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para
pelaksananya untuk memaksimalkan pengelolaan dananya dengan
pa asumsi pokok dengan
penerimaan pendapatan daerah diharapkan dapat terpenuhi
sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian
rah dan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan dasar serta penyelenggaraan
Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara
), sehingga semaksimal mungkin
defisit anggaran ditiadakan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip
kemampuan dan kesinambungan fis
menutup defisit anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah
dan dengan sebisa mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan.
Apabila terjadi pinjaman daerah, maka besaran pinjaman daerah haruslah pada
kemampuan pengembalian pinj
Dalam pengelolaan pembiayaan dan perumusan proyeksi pembiayaan daerah
selama kurun waktu lima tahun ke depan, asumsi dan metode proyeksi yang
digunakan adalah linear dengan asumsi dan metode yang digunakan pada
pendapatan dan belanja daer
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian
kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos
pembiayaan berfungsi sebagai penunjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan
yang diinginkan serta disepakati dal
Pendapatandan Belanja Daerah.
Kebijakan Penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
(SILPA), hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, pen
daerah, peneriman piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup penyertaan modal
(investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, pembayaran
pokok hutang yang jatuh
daerah.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip
kemampuan dan kesinambungan fiskal daerah. Sumber-sumber pembiayaan untuk
menutup defisit anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah
dan dengan sebisa mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan.
Apabila terjadi pinjaman daerah, maka besaran pinjaman daerah haruslah pada
kemampuan pengembalian pinjaman oleh daerah.
Dalam pengelolaan pembiayaan dan perumusan proyeksi pembiayaan daerah
selama kurun waktu lima tahun ke depan, asumsi dan metode proyeksi yang
digunakan adalah linear dengan asumsi dan metode yang digunakan pada
pendapatan dan belanja daerah.
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian
kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos
pembiayaan berfungsi sebagai penunjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan
yang diinginkan serta disepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran
Belanja Daerah.
Kebijakan Penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
(SILPA), hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman
daerah, peneriman piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup penyertaan modal
(investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, pembayaran
pokok hutang yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah
III - 53
anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip
sumber pembiayaan untuk
menutup defisit anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah
dan dengan sebisa mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan.
Apabila terjadi pinjaman daerah, maka besaran pinjaman daerah haruslah pada
Dalam pengelolaan pembiayaan dan perumusan proyeksi pembiayaan daerah
selama kurun waktu lima tahun ke depan, asumsi dan metode proyeksi yang
digunakan adalah linear dengan asumsi dan metode yang digunakan pada
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari
kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos
pembiayaan berfungsi sebagai penunjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan
am Kebijakan Umum Anggaran
Kebijakan Penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
erimaan pinjaman
daerah, peneriman piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup penyertaan modal
(investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, pembayaran
tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu merupakan selisih lebih antara
realisasi pendapatan dengan belanja daerah yang dalam APBD induk dianggarkan
berdasarkan estimasi dan didefinitifkan dalam
dalam peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun
sebelumnya. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana
untuk mendanai kegiatan lanjutan, utang pihak ketiga yang belum terselesaikan,
pelampauan target pendapatan daerah, penerimaan dan pengeluaran lainnya yang
belum terselesaikan sampai akhir tahun anggaran.
Pada sisi penerimaan, Pembiayaan Daerah pada pos p
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA)
berdasarkan perkiraan yang rasional. Penerimaan kembali pokok pinjaman dana
bergulir setelah selesai masa perguliran dana, dianggarkan dalam APBD pada
akun pembiayaan kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan
kembali pemberian p
berkenaan.
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun An
dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dapat
didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan.
Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun
pembiayaan, kelompok penerimaan pembiaya
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu merupakan selisih lebih antara
realisasi pendapatan dengan belanja daerah yang dalam APBD induk dianggarkan
berdasarkan estimasi dan didefinitifkan dalam perubahah APBD yang ditetapkan
dalam peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana
untuk mendanai kegiatan lanjutan, utang pihak ketiga yang belum terselesaikan,
pelampauan target pendapatan daerah, penerimaan dan pengeluaran lainnya yang
belum terselesaikan sampai akhir tahun anggaran.
Pada sisi penerimaan, Pembiayaan Daerah pada pos penganggaran Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA)
berdasarkan perkiraan yang rasional. Penerimaan kembali pokok pinjaman dana
bergulir setelah selesai masa perguliran dana, dianggarkan dalam APBD pada
kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan
kembali pemberian pinjaman daerah, sesuai dengan obyek dan rincian obyek
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran sebelumnya
dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dapat
didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan.
kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun
pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali
III - 54
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu merupakan selisih lebih antara
realisasi pendapatan dengan belanja daerah yang dalam APBD induk dianggarkan
perubahah APBD yang ditetapkan
dalam peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana
untuk mendanai kegiatan lanjutan, utang pihak ketiga yang belum terselesaikan,
pelampauan target pendapatan daerah, penerimaan dan pengeluaran lainnya yang
enganggaran Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) agar dihitung
berdasarkan perkiraan yang rasional. Penerimaan kembali pokok pinjaman dana
bergulir setelah selesai masa perguliran dana, dianggarkan dalam APBD pada
kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan
injaman daerah, sesuai dengan obyek dan rincian obyek
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
ggaran sebelumnya
dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dapat
kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun
an daerah, jenis penerimaan kembali
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir
dari kelompok masyarakat penerima.
Sedangkan pada sisi pengeluaran pembiayaan, d
masyarakat, pemerintah daerah
non permanen dalam bentuk dana bergulir sebagaimana diatur dalam Pasal 118
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun
pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis pemberian
pinjaman daerah sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.
Penyertaan modal Pemerintah daerah
Badan Usaha Lainnya dapat dianggarkan dalam APBD ap
disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal.
1. Penyertaan modal pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan
sejumlah dana yang akan diinvestasikan/disertakan untuk mere
kerjasama dengan pihak ketiga (BPD Cabang Kotabaru, PDAM, BPR,
Jamkrida, BUMD Saijaan Mitra Lestari
2. Investasi (penyertaan modal)
merupakan dana yang disisihkan pemerintah daerah dalam rangka
pelayanan/pemberdayaan masyarakat seperti penyertaan untuk modal kerja,
pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat, pemberian
fasilitas kepada usaha mikro kecil dan menengah.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir
dari kelompok masyarakat penerima.
Sedangkan pada sisi pengeluaran pembiayaan, dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang
non permanen dalam bentuk dana bergulir sebagaimana diatur dalam Pasal 118
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun
mbiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis pemberian
sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.
emerintah daerah pada Badan Usaha Milik Daerah dan/atau
Badan Usaha Lainnya dapat dianggarkan dalam APBD apabila jumlah yang akan
disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal.
Penyertaan modal pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan
sejumlah dana yang akan diinvestasikan/disertakan untuk mere
kerjasama dengan pihak ketiga (BPD Cabang Kotabaru, PDAM, BPR,
BUMD Saijaan Mitra Lestari dll),
(penyertaan modal) daerah sebagaimana dimaksud diatas dapat
merupakan dana yang disisihkan pemerintah daerah dalam rangka
nan/pemberdayaan masyarakat seperti penyertaan untuk modal kerja,
pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat, pemberian
fasilitas kepada usaha mikro kecil dan menengah.
III - 55
investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir
alam rangka pemberdayaan
dapat menganggarkan investasi jangka panjang
non permanen dalam bentuk dana bergulir sebagaimana diatur dalam Pasal 118
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun
mbiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis pemberian
sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.
pada Badan Usaha Milik Daerah dan/atau
abila jumlah yang akan
disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan
Penyertaan modal pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan
sejumlah dana yang akan diinvestasikan/disertakan untuk merealisasikan
kerjasama dengan pihak ketiga (BPD Cabang Kotabaru, PDAM, BPR,
daerah sebagaimana dimaksud diatas dapat
merupakan dana yang disisihkan pemerintah daerah dalam rangka
nan/pemberdayaan masyarakat seperti penyertaan untuk modal kerja,
pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat, pemberian
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
3. Agar Pemerintah
melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan sehingga BUMD dapat
berkompetisi tumbuh dan berkembang Khusus untuk BUMD sektor
Perbankan, guna memenuhi
dipersyaratkan oleh Bank lndonesia.
4. Pemberian pinjaman digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang
diberikan kepada petani berupa dana talangan (DPM
gabah/beras untuk stabilitas harga d
daerah lainnya.
5. Dalam hal masih terdapat program dan kegiatan yang dibutuhkan, serta target
atau sasaran yang belum terpenuhi, Pemerintah Daerah agar menghindari
terjadinya dana yang menganggur (
Pembiayaan Tahun berjalan dalam APBD.
6. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan digunakan untuk
menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan netto dengan surplus/defisit
APBD. Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiaya
dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran
yang direncanakan.
7. Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan yang dianggarkan
pada APBD Induk bersifat estimasi, berhubung jumlah sisa lebih perhitungan
anggaran tahun la
masih bersifat estimasi.
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Pemerintah Kabupaten dapat menambah modal yang disetor dan/atau
melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan sehingga BUMD dapat
berkompetisi tumbuh dan berkembang Khusus untuk BUMD sektor
guna memenuhi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagaimana
dipersyaratkan oleh Bank lndonesia.
pinjaman digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang
diberikan kepada petani berupa dana talangan (DPM-LUEP) pembelian
gabah/beras untuk stabilitas harga dari pemerintah pusat dan atau pemerintah
Dalam hal masih terdapat program dan kegiatan yang dibutuhkan, serta target
atau sasaran yang belum terpenuhi, Pemerintah Daerah agar menghindari
terjadinya dana yang menganggur (ldle Money), dalam bentuk Sisa Lebih
Pembiayaan Tahun berjalan dalam APBD.
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan digunakan untuk
menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan netto dengan surplus/defisit
APBD. Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiaya
dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran
yang direncanakan.
Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan yang dianggarkan
pada APBD Induk bersifat estimasi, berhubung jumlah sisa lebih perhitungan
anggaran tahun lalu (SilPA) yang dicantumkan dalam APBD Induk juga
masih bersifat estimasi.
III - 56
Kabupaten dapat menambah modal yang disetor dan/atau
melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan sehingga BUMD dapat
berkompetisi tumbuh dan berkembang Khusus untuk BUMD sektor
(CAR) sebagaimana
pinjaman digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang
LUEP) pembelian
ari pemerintah pusat dan atau pemerintah
Dalam hal masih terdapat program dan kegiatan yang dibutuhkan, serta target
atau sasaran yang belum terpenuhi, Pemerintah Daerah agar menghindari
entuk Sisa Lebih
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan digunakan untuk
menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan netto dengan surplus/defisit
APBD. Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan
dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran
Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan yang dianggarkan
pada APBD Induk bersifat estimasi, berhubung jumlah sisa lebih perhitungan
lu (SilPA) yang dicantumkan dalam APBD Induk juga
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
8. Dalam perubahan APBD sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan
tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga m
Dalam sistem pengelolaan penganggaran daerah, pembiayaan digunakan
untuk menutupi selisih kurang antara pendapatan dan belanja, menampung selisih
lebih antara pendapatan dan belanja, dan menampung penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan ata
tersebut, khususnya berkenaan dengan pengeluaran daerah pada pembiayaan,
beberapa item pengeluaran seperti penyertaan modal kepada perusahaan
perusahaan daerah dan pembentukan dana cadangan, harus terl
dengan studi komprehensif terhadap keputusan penanaman modal dan
pencadangan pendanaan yang kemudian ditetapkan melalui peraturan daerah
3.3.2.4. Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk kurun waktu 5 tahun mendatang, kapasitas kemampuan keuangan
daerah Kabupaten Kotabaru diharapkan semakin meningkat. Hal ini didasarkan
pada asumsi bahwa laju pertumbuhan pendapatan daerah meningkat dan terjadi
peningkatan efektivitas penggunaan belan
kurun waktu dari tahun 2011 sampai dengan 2015 daya serap anggaran, pada
belanja langsung rata rata hanya mampu menyerap kurang lebih 80% anggaran.
Berdasarkan data tersebut di atas SILPA akan terjadi dan diskenariokan
sebesar rata rata kurang lebih data 5 tahun yang lalu
pada akhir tahun terealisasikan di atas
diprioritaskan pada dana cadangan, penyertaan modal, penambahan program dan
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
Dalam perubahan APBD sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan
tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga menjadi nihil.
Dalam sistem pengelolaan penganggaran daerah, pembiayaan digunakan
untuk menutupi selisih kurang antara pendapatan dan belanja, menampung selisih
lebih antara pendapatan dan belanja, dan menampung penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali.
tersebut, khususnya berkenaan dengan pengeluaran daerah pada pembiayaan,
beberapa item pengeluaran seperti penyertaan modal kepada perusahaan
perusahaan daerah dan pembentukan dana cadangan, harus terl
dengan studi komprehensif terhadap keputusan penanaman modal dan
pencadangan pendanaan yang kemudian ditetapkan melalui peraturan daerah
Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk kurun waktu 5 tahun mendatang, kapasitas kemampuan keuangan
daerah Kabupaten Kotabaru diharapkan semakin meningkat. Hal ini didasarkan
pada asumsi bahwa laju pertumbuhan pendapatan daerah meningkat dan terjadi
peningkatan efektivitas penggunaan belanja daerah. Berdasarkan data dalam
kurun waktu dari tahun 2011 sampai dengan 2015 daya serap anggaran, pada
belanja langsung rata rata hanya mampu menyerap kurang lebih 80% anggaran.
Berdasarkan data tersebut di atas SILPA akan terjadi dan diskenariokan
besar rata rata kurang lebih data 5 tahun yang lalu. Akan tetapi, apabila SILPA
pada akhir tahun terealisasikan di atas melebihi, selisih tersebut akan
diprioritaskan pada dana cadangan, penyertaan modal, penambahan program dan
III - 57
Dalam perubahan APBD sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan
tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan
enjadi nihil.
Dalam sistem pengelolaan penganggaran daerah, pembiayaan digunakan
untuk menutupi selisih kurang antara pendapatan dan belanja, menampung selisih
lebih antara pendapatan dan belanja, dan menampung penerimaan yang perlu
u pengeluaran yang akan diterima kembali. Untuk maksud
tersebut, khususnya berkenaan dengan pengeluaran daerah pada pembiayaan,
beberapa item pengeluaran seperti penyertaan modal kepada perusahaan-
perusahaan daerah dan pembentukan dana cadangan, harus terlebih dahului
dengan studi komprehensif terhadap keputusan penanaman modal dan
pencadangan pendanaan yang kemudian ditetapkan melalui peraturan daerah.
Untuk kurun waktu 5 tahun mendatang, kapasitas kemampuan keuangan
daerah Kabupaten Kotabaru diharapkan semakin meningkat. Hal ini didasarkan
pada asumsi bahwa laju pertumbuhan pendapatan daerah meningkat dan terjadi
ja daerah. Berdasarkan data dalam
kurun waktu dari tahun 2011 sampai dengan 2015 daya serap anggaran, pada
belanja langsung rata rata hanya mampu menyerap kurang lebih 80% anggaran.
Berdasarkan data tersebut di atas SILPA akan terjadi dan diskenariokan
. Akan tetapi, apabila SILPA
, selisih tersebut akan
diprioritaskan pada dana cadangan, penyertaan modal, penambahan program dan
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016
kegiatan prioritas yang dibu
yang telah dianggarkan, serta belanja peningkatan jaminan sosial. Perkiraan
kapasitas kemampuan daerah dapat disajikan secara indikatif, yaitu tidak kaku dan
dan disesuaikan dengan kondisi dan informasi terba
penganggaran setiap tahunnya selengkapnya secara indikatif tersaji dalam tabel
berikut ini.
Tabel 3.11
untuk Mendanai Pembangunan Daerah
No Uraian
1. Pendapatan
2. Pencairan dana cadangan
3. Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran
Total Penerimaan
Dikurangi :
4 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Sumber : Dinas Pendapatan (data diolah)
RPJMD KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016 – 2021
kegiatan prioritas yang dibutuhkan, penambahan volume program dan kegiatan
yang telah dianggarkan, serta belanja peningkatan jaminan sosial. Perkiraan
kapasitas kemampuan daerah dapat disajikan secara indikatif, yaitu tidak kaku dan
dan disesuaikan dengan kondisi dan informasi terbaru pada saat perencanaan dan
penganggaran setiap tahunnya selengkapnya secara indikatif tersaji dalam tabel
11. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Kotabaru
Proyeksi (Dalam Milyar Rupiah)
2016 2017 2018 2019
1.791,13 1.814,59 1.771,01 1.871,31
Pencairan dana cadangan
Perhitungan Anggaran 388,21 350,00 300,00 250,00
2.179,34 2.164,59 2.071,01 2.121,31
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib dan Mengikat serta
775,99 809,26 844,12 880,62
Kemampuan Keuangan 1.403,35 1.355,33 1.226,89 1.240,69
Sumber : Dinas Pendapatan (data diolah)
III - 58
tuhkan, penambahan volume program dan kegiatan
yang telah dianggarkan, serta belanja peningkatan jaminan sosial. Perkiraan
kapasitas kemampuan daerah dapat disajikan secara indikatif, yaitu tidak kaku dan
ru pada saat perencanaan dan
penganggaran setiap tahunnya selengkapnya secara indikatif tersaji dalam tabel
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Milyar Rupiah)
2020 2021
1.924,28 2.016,14
200,00 200,00
2.124,28 2.216,14
918,86 958,91
1.205,42 1.257,23