BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00216-IF Bab...
Transcript of BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00216-IF Bab...
69
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Tentang Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan
perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu :
• Jawatan pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak
berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas
pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.
• Jawatan lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap
barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak negara.
• Jawatan akuntan pajak yang bertugas membantu jawatan pajak
untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan
Wajib Pajak Badan.
• Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan
Daerah pada Ditjen Moneter) yang bertugas melakukan
pungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun
1963 dirubah menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan
kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi Direktorat
Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan
Presiden RI No. 12 tahun 1976 tanggal 27 Maret 1976,
Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter
70
kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember
1985 melalui Undang-undang RI No. 12 tahun 1985 Direktorat
IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor di daerah yang
semula bernama Inspeksi Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak
Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas Luar Ipeda diganti
menjadi Kantor Dinas Luar PBB.
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah,
dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di
Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa,
Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini
kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti
yang ada sekarang ini.
3.1.2 Tujuan Perusahaan
Ada beberapa tujuan dari Direktorat Jenderal Pajak, yaitu :
1. Melakukan peningkatan pelayanan dalam
perpajakan.
2. Melakukan peningkatan kepatuhan wajib pajak
melalui pengawasan & penegakan hukum.
3. Melakukan peningkatan efektivitas efisiensi
organisasi melalui reformasi dan modernisasi.
71
4. Meningkatkan profesionalisme dan integritas
sumber daya masusia.
3.1.3 Kegiatan Perusahaan
Secara umum kegiatan bisnis Direktorat Jenderal Pajak
adalah mengatur seluruh perpajakan yang ada, tetapi secara
khusus kegiatan bisnis yang menjadi ruang lingkup pada skripsi
ini adalah kegiatan bisnis perpajakan pajak bumi dan bangunan
pada sektor perkebunan.
3.1.4 Visi dan Misi
Visi Direktorat Jenderal Pajak :
• Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan
sistem administrasi perpajakan modern yang efektif,
efisien, dan dapat dipercaya masyarakat dengan
integritas dan profesionalisme yang tinggi.
• Menjadi model pelayanan masyarakat yang
menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan
kelas dunia, yang dipercaya dan dibanggakan
masyarakat.
72
Misi Direktorat Jenderal Pajak :
1. Fiskal
Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan
Undang-undang Perpajakan yang mampu mewujudkan
kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan
yang efektif dan efisien.
2. Ekonomi
Mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam
mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan
kebijaksanaan yang minimizing distortion.
3. Politik
Mendukung proses demokratisasi bangsa.
4. Kelembagaan
Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi
masyarakat dan teknokrasi perpajakan serta
administrasi perpajakan mutakhir.
73
3.1.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada Direktorat Jenderal Pajak yang
sesuai dengan ruang lingkup skripsi ini yaitu pada Direktorat
Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
3.1.6 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan
pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan,
74
Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi
dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Subbagian Umum
Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha,
dan rumah tangga.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan
data, penyajian informasi perpajakan, perekaman
dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan
perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan
dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,
pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan
aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP
dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.
4. Seksi Pelayanan
Melakukan penetapan dan penertiban produk hukum
perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya,
75
penyuluhan, perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib
Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.
5. Seksi Penagihan
Melakukan urusan penatausahan piutang pajak,
penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan
aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta
penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
6. Seksi Pemeriksaan
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan,
pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan
Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan
lainnya.
7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan
objek dan subjek pajak, pembentukan dan
pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi.
8. Seksi Bimbingan Sistem
Melakukan penyiapan bahan, penelaahan dan
penyusunan, serta pemantauan, pengendalian dan
evaluasi kebijakan teknik operasional, serta
76
pelaksanaan pelatihan sistem yang ada di Direktorat
Jenderal Pajak, serta administrasi program aplikasi.
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada
Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan,
penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib
Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam
rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan
ketetapan pajak, usulan pengurangan Pajak Bumi dan
Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan dan melakukan evaluasi hasil
banding.
10. Kelompok Jabatan Fungsional
Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
77
3.2 Gambaran Sistem
Setelah melakukan observasi dan wawancara akan segala proses
yang sedang berjalan, dapat dijelaskan dengan menggunakan Data Flow
Diagram (DFD) yang menjelaskan bagaimana alur dari proses
pendaftaran dan pendataan, penilaian, pembayaran dan penagihan
bersangkutan.
3.2.1 Data Flow Diagram
Alur yang dibuat adalah dengan menggunakan dua tipe
diagram, yaitu diagram konteks dan diagram nol, adalah sebagai
berikut :
78
Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem Pendaftaran & Pendataan, Penilaian, Penetapan, Penagihan, dan Pembayaran
79
Gambar 3.3 Diagram Nol Sistem Pendaftaran & Pendataan, Penilaian, Penetapan, Penagihan, dan Pembayaran
80
3.2.2 Prosedur di Dalam Sistem
3.2.2.1 Prosedur Pendaftaran dan Pendataan
Prosedur pendaftaran dan pendataan di Direktorat
Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :
1. Kepala KPP Pratama memerintahkan Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi untuk melaksanakan
penyampaian Surat Pemberitahuan Objek Pajak
(SPOP) dan Lampiran Surat Pemberitahuan Objek
Pajak (LSPOP).
2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi
meneruskan perintah kepada Account Representative
(AR).
3. AR membuat konsep Surat Penyampaian SPOP dan
LSPOP.
4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti,
memaraf konsep Surat Penyampaian SPOP dan
LSPOP dan menyampaikan kepada Kepala KPP
Pratama.
5. Kepala KPP Pratama menyetujui dan
menandatangani Surat Penyampaian SPOP dan
LSPOP serta mengembalikan ke Seksi Pengawasan
dan Konsultasi.
81
6. AR menyampaikan Surat Penyampaian SPOP dan
LSPOP kepada Wajib Pajak.
7. Setelah menerima SPOP dan LSPOP yang telah diisi
oleh Wajib Pajak, Kepala Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan meneliti SPOP dan LSPOP.
8. Wajib Pajak memberikan SPOP dan LSPOP yang
telah diisi kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan.
9. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti dan
memberikan usulan tindak lanjut kepada Kepala KPP
Pratama.
10. Kepala KPP Pratama mempelajari dan menyetujui
usulan Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
82
Gambar 3.4 Diagram Alir Prosedur Pendaftaran & Pendataan
83
3.2.2.2 Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian di Direktorat Jenderal Pajak
adalah sebagai berikut :
1. Kepala KPP Pratama memerintahkan Penilai untuk
melakukan penilaian dan pengisian Formulir Data
Masukan (FDM) berdasarkan SPOP, LSPOP dan
Lembar Kerja Penilaian/Laporan Penilaian.
2. Penilai melakukan penilaian, mengisi FDM dan
menandatangani SPOP dan FDM serta meneruskan ke
Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
3. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
menandatangani SPOP dan FDM kemudian
meneruskannya ke Seksi PDI.
4. Kepala Seksi PDI memerintahkan Operator Console
(OC) untuk melakukan perekaman SPOP dan FDM.
5. Operator Console (OC) meneruskan SPOP dan FDM
kepada TPT.
6. TPT menerima SPOP dan FDM serta mengarsipkannya.
84
Gambar 3.5 Diagram Alir Prosedur Penilaian
85
3.2.2.3 Prosedur Pencetakan RPN
Prosedur pencetakan RPN di Direktorat Jenderal
Pajak adalah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan
Pencetakan RPN melalui TPT.
2. Petugas TPT menerima Surat Permohonan
Pencetakan RPN, meneliti kelengkapan dan
menerbitkan BPS kemudian memberikan ke Wajib
Pajak dan berkas permohonan ke Pelaksana Staff
Pelayanan.
3. Staff Pelayanan meneruskan berkas permohonan
kepada Kepala Seksi PDI.
4. Kepala Seksi PDI memerintahkan Operator
Console mencetak RPN.
5. OC mencetak RPN dan menyerahkan kepada
Kepala Seksi PDI.
6. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf dan
meneruskan RPN ke Kepala KPP Pratama.
7. Kepala KPP Pratama meneliti dan
menandatangani RPN dan menyerahkan kepada
Kepala Seksi PDI.
8. Kepala Seksi PDI meneruskan RPN ke Staff
Pelayanan.
86
9. Staff Pelayanan menatausahakan dan
menyampaikan RPN ke Wajib Pajak.
87
Gambar 3.6 Diagram Alir Prosedur Pencetakan RPN
88
3.2.2.4 Prosedur Penetapan, Pembayaran dan Penagihan Prosedur penagihan di Direktorat Jenderal Pajak
adalah sebagai berikut :
1. Staff Pembayaran membuat SPPT untuk
menginformasikan kepada Wajib Pajak jumlah
yang harus dibayar dalam batas waktu yang
ditentukan.
2. Jika membayar tepat waktu, Wajib Pajak
memberikan bukti pembayaran kepada staff
pembayaran dan mendapatkan bukti lunas.
3. Jika tidak membayar pada waktu yang telah
ditentukan, maka bagian penagihan membuat STP
( Surat Tagihan Pajak ) yang akan diberikan
kepada Wajib Pajak.
4. Setelah Wajib Pajak menerima STP, maka Wajib
Pajak harus melunasi pembayaran yang telah jatuh
tempo sebelumnya.
5. Wajib Pajak memberikan bukti pembayaran
kepada staff pembayaran dan mendapatkan bukti
lunas.
89
Gambar 3.7 Diagram Alir Prosedur Penetapan, Pembayaran & Penagihan
90
3.3 Analisis Kebutuhan Informasi
Bedasarkan analisis dan observasi yang telah dilakukan
pada Direktorat Jenderal Pajak, data-data yang dibutuhkan pada
proses pendaftaran dan pendataan, penilaian, penetapan, serta
pembayaran dan penagihan pajak sektor perkebunan, antara lain :
Tabel 3.1 Tabel Analisis Kebutuhan PBB Dirjen Pajak
Sektor Perkebunan
Entity Name Description
Wajib_Pajak Berisi mengenai informasi
para wajib pajak yang
terdaftar.
Objek_Pajak Berisi mengenai informasi
objek-objek pajak yang
terdaftar.
Pegawai Berisi mengenai pegawai-
pegawai Dirjen Pajak.
SPOP Berisi mengenai data-data
OP dan WP beserta
lampirannya.
SPPT Berisi mengenai informasi
data-data jumlah yang harus
dibayar WP.
91
Entity Name Description
FDM Berisi mengenai data OP
dan WP.
RPN Berisi mengenai data
rincian perhitungan nilai
OP.
STP Berisi mengenai data
tagihan beserta tanggal
jatuh tempo pajak.
Pembayaran_SPPT Berisi mengenai transaksi
pembayaran pajak.
Pembayaran_STP Berisi mengenai transaksi
pembayaran pajak
terhutang.
3.4 Permasalahan yang Dihadapi
Setelah melakukan wawancara dan analisis proses
pendaftaran dan pendataan, penilaian, penetapan, serta
pembayaran dan penagihan, ditemukan beberapa masalah yang
dihadapi, antara lain :
1. Diperlukan waktu yang cukup lama dalam mencari dan
mengumpulkan data wajib pajak dan objek pajak yang
92
dibutuhkan dalam pajak perkebunan, karena data yang
disimpan kurang terorganisir.
2. Pencetakan SPPT pajak perkebunan dilakukan dengan
software yang berbeda-beda sehingga sulit
menggabungkan data-data yang ada
3. Perhitungan NJOP dilakukan secara manual, sehingga
dapat memakan waktu yang cukup lama dan kesalahan
dalam penghitungan.
4. Belum adanya sistem basisdata yang dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan, sehingga pengolahan dan
pengadministrasian data dilakukan secara manual.
5. Dokumentasi manual lebih rawan akan human error.
3.5 Solusi Pemecahan Masalah
Dari analisis permasalahan dan kebutuhan data, ada
beberapa solusi yang dihasilkan, antara lain :
1. Membangun basisdata yang dapat menampung proses
sistem pendaftaran dan pendataan, penilaian,
penetapan, serta pembayaran dan penagihan.
2. Membangun aplikasi untuk input data-data yang
dibutuhkan.
93
3. Membuat aplikasi yang digunakan agar tidak terjadi
perbedaan software, sehingga data dapat mudah
diperoleh dan digabungkan.
4. Membangun aplikasi yang dapat melakukan
perhitungan PBB Perkebunan, sehingga kesalahan
yang terjadi dapat diminimalisir.
5. Membangun aplikasi yang dapat memberikan
pencarian data-data yang dibutuhkan.
6. Membangun aplikasi yang memiliki beberapa validasi
yang dapat meminimalisasi kesalahan dalam input
data.
7. Membangun aplikasi yang mampu mengolah data
untuk mencetak laporan pendataan dan pendaftaran,
pembayaran dan penagihan.
Berdasarkan poin-poin diatas, dapat disimpulkan
pemecahan masalah yang diusulkan adalah dengan
penerapan aplikasi basisdata untuk menggantikan sistem
manual dan menyeragamkan aplikasi yang digunakan
dalam menyimpan data. Basisdata yang akan dibuat akan
menampung data pendaftaran dan pendataan, penilaian,
penetapan, serta pembayaran dan penagihan pajak
perkebunan.
94
Aplikasi tersebut dibuat untuk mengakses,
memanipulasi, dan mengolah data yang terdapat pada
basisdata yang telah dibuat untuk digunakan dalam
beberapa bagian pajak perkebunan. Aplikasi ini akan
menggunakan validasi dalam tiap input sehingga dapat
meminimalisasikan kesalahan input data.
Aplikasi ini juga dapat mengolah data yang telah
di-input menjadi informasi dalam bentuk laporan
Pengajuan, pembayaran dan penagihan. Dengan adanya
aplikasi ini diharapkan proses pendaftaran dan pendataan,
penilaian, penetapan, serta pembayaran dan penagihan
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.