BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2007-2-00428...
Transcript of BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2007-2-00428...
110
BAB 3
ANALISIS PERUSAHAAN
3.1 Latar Belakang Perusahaan
3.1.1 Sejarah
ICT Centre Jakarta merupakan sebuah pusat pelatihan dan pemberdayaan
teknologi informasi dan komunikasi DKI Jakarta yang didirikan pada tahun 2003. Nama
ICT sendiri merupakan singkatan dari Information And Communication Technology
yang memiliki arti teknologi informasi dan komunikasi. Keberadaan ICT Centre Jakarta
merupakan wujud kerjasama antara Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan dan
Yayasan Pendidikan Tridaya (SMIP Jayawisata 2). Dengan didukung oleh sumber daya
yang berkualitas, ICT Centre Jakarta selalu berupaya membantu dalam mengembangkan
dan memajukan teknologi informasi serta menyediakan kebutuhan masyarakat dalam
kaitannya dengan teknologi informasi. Berdasarkan pengalaman ICT Centre di bidang
teknologi informasi, ICT Centre membangun serta melatih ribuan tenaga pengajar dan
seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pelayanan untuk akses informasi tanpa
batas juga ICT Centre berikan kepada masyarakat sebagai bukti kepedulian ICT Centre
kepada masyarakat Indonesia.
Yayasan Pendidikan Tridaya yang berlokasi di Pangkalan Jati II No 20. Jakarta
Timur merupakan sebuah yayasan yang mengelola beberapa unit pendidikan dan
produksi mulai dari SMK hingga Akademi. SMK Jayawisata 1 dan 2 serta SMK Tridaya
adalah bagian yang menjadi titik utama yang ditujukan untuk pengembangan sekolah
yang berada di bawah naungan yayasan tersebut. SMK Jayawisata 2 yang di kepalai oleh
Bpk. A. Bukhaeri, SPd merupakan sekolah pariwisata yang juga mempunyai Lab.
111
Komputer yang berkembang semakin besar seiiring berjalannya waktu. Untuk itu maka
atas ketetapan Yayasan Pendidikan Tridaya yang di pimpin oleh Bpk. Drs. Soeyoto
Rachmat, MM kemudian di tetapkan agar Lab. Komputer dibentuk suatu unit tersendiri
yang bertanggung jawab langsung kepada Yayasan Pendidikan Tridaya melalui
kordinator pengawas yakni Bpk. Drs. Aziz. Rahman, MM yang sekaligus kepala
Sekolah SMK Jayawisata 1 Menteng Jakarta.
Melalui tahapan pengembangan dan dorongan dari 2 unsur yakni Pemerintah
dalam hal ini Direktorat Menengah Kejuruan yang di pimpin oleh Dr. Gatot Hari
Prawirianto dan juga Yayasan Pendidikan Tridaya yang di pimpin oleh Drs. Soeyoto
Rachmat, MM melalui Kepala Sekolah SMK Jayawisata 2 maka di bentuklah sebuah
Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT Center
Jakarta) di SMK Jayawisata 2. Adapun proyek bersama ini di tujukan untuk sekolah dan
juga kebutuhan ICT di DKI Jakarta. Proyek ini di pimpin langsung oleh Bapak Bona
Simanjuntak dan di bantu oleh Tim TCC yang merupakan cikal bakal dari ICT Centre.
Keberadaan ICT Centre sendiri pada dasarnya tidak terlepas dari munculnya ide
dan pemikiran Yayasan Pendidikan Tridaya untuk menyediakan fasilitas internet dengan
harga yang relatif murah bagi masyarakat yang di mana ide dan pemikiran tersebut
kemudian semakin diperkuat dengan adanya dukungan sepenuhnya dari Direktorat
Menengah Kejuruan. Sejak awalnya berdiri, ICT Centre sudah mendapat dukungan dari
banyak pihak, salah satunya adalah organisasi Jaringan Informasi Sekolah (JIS). Pada
awalnya ICT Centre berfokus untuk menyediakan fasilitas internet dan pelatihan-
pelatihan yang berhubungan dengan teknologi informasi dengan harga yang relatif
murah ke sekolah-sekolah yang berada disekitarnya. Seiring berjalannya waktu, ICT
Centre telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.
112
Pada tahun 2005, ICT Centre Jakarta mulai melebarkan sayap dan
mengembangkan divisinya serta telah memiliki struktur organisasi yang tersusun secara
rapi dan teratur. Pada tahun berikutnya, ICT Centre Jakarta mulai memasuki dunia
industri dan mulai menjalin berbagai bentuk kerjasama dengan vendor-vendor
terkemuka seperti Microsoft® IT Academy Program, LPI (Linux Professional Institute),
CISCO Systems, SuSE Novell, MicrosFidelio, Certiport, SmartBridges dan Canopy.
Saat ini ICT Centre Jakarta telah memperluas kegiatan usahanya menjadi lima bagian
besar yaitu :
• Penyelenggaraan training / pelatihan-pelatihan bagi seluruh lapisan masyarakat
yang mengacu pada materi-materi yang berkaitan dengan teknologi informasi
seperti Cisco dan Java.
• Penyediaan jasa akses internet dengan harga yang relatif murah kepada
pelanggan baik itu klien maupun masyarakat disekitar ICT Centre.
• Penyediaan beranekaragam peralatan dan perlengkapan yang berhubungan
dengan teknologi informasi baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
• Pembuatan dan pengembangan perangkat lunak (software) bagi pelanggan serta
• Perbaikan dan pemeliharaan perangkat teknologi informasi bagi pelanggan
(Maintenance And Repair For Company).
Saat ini ICT Centre telah berhasil dalam menyediakan layanan akses internet
dengan harga yang terjangkau ke sekolah-sekolah tertentu terutama SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) dan bagi pelanggan serta telah berhasil dalam memberikan
pelatihan-pelatihan dengan harga yang relatif murah bagi seluruh lapisan masyarakat.
113
3.1.2 Visi dan Misi
“Think big, start small, scale up fast” merupakan motto bagi ICT Centre yang
memiliki arti bahwa segala sesuatu yang besar pada dasarnya dimulai dari sesuatu yang
kecil dan hal kecil tersebut dapat berkembang dengan cepat apabila berpikir secara luas.
Motto ICT Centre tersebut yang menjadi suatu landasan bagi ICT Centre untuk
membentuk visi dan misi bagi perusahaannya. Adapun visi dari ICT Centre adalah
memperkenalkan teknologi informasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan
misi dari ICT Centre antara lain :
• Menyediakan berbagai fasilitas training teknologi informasi yang lengkap
dengan harga yang murah sehingga dapat dijangkau oleh berbagai kalangan.
• Membangun terminal server utama dan terminal cadangan dibeberapa sekolah
untuk menunjang akses internet ke sekolah-sekolah disekitarnya, serta
• Menetapkan harga yang terjangkau atas penyediaan akses internet di sekolah-
sekolah.
3.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan oleh ICT Centre Jakarta merupakan model
organisasi yang terstruktur di mana ICT Centre Jakarta dipimpin oleh seorang CEO
(Chief Executive Officer). Selanjutnya setingkat dibawah CEO (Chief Executive Officer)
terdapat General Manager dan Account Manager yang bertanggung jawab secara
langsung kepada CEO (Chief Executive Officer) mengenai semua kegiatan operasional
perusahaan secara keseluruhan. Account Manager memimpin Bagian Kasir yang
bertanggung jawab penuh kepada Account Manager mengenai hal-hal yang berkaitan
114
dengan keuangan dalam perusahaan sedangkan General Manager memimpin lima divisi
utama perusahaan yakni Divisi Training, Divisi Wireless Broadband Access, Divisi
Cybershop And Equipment, Divisi Developer And System Integration serta Divisi
Marketing And Research yang di mana masing-masing dari kelima divisi utama tersebut
dikepalai oleh seorang manager yang bertanggung jawab penuh terhadap divisinya
masing-masing. Khusus untuk Divisi Wireless Broadband Access, dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya, manager Divisi Wireless Broadband Access dibantu oleh
seorang Supervisor Technical Support yang berada setingkat dibawahnya. Supervisor
Technical Support memimpin dua divisi yakni Divisi Customer Support dan Divisi
Technical Support yang masing-masing memiliki fokus tugas dan tanggung jawab yang
berbeda kepada Supervisor Technical Support. Pada Divisi Developer And System
Integration, manager Developer And System Integration memimpin langsung Divisi
Programmer yang akan bertanggung jawab kepada manager Developer And System
Integration dalam menjalankan tugasnya.
115
Gambar 3.1 Struktur organisasi ICT Centre Jakarta
Sumber : ICT Centre Jakarta
3.1.4 Lingkup Tugas Dan Tanggung Jawab
ICT Centre memiliki prosedur-prosedur yang bersifat fundamental mengenai
tugas dan tanggung jawab dari setiap sumber daya manusia yang terdapat didalam
perusahaan. Prosedur tersebut akan memberikan gambaran secara garis besar mengenai
tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh
setiap sumber daya manusia didalam perusahaan, namun tidak menutup kemungkinan
bahwa prosedur tersebut akan mengalami perkembangan karena mengikuti
CEO
General Manager
Account Manager
Manager Divisi
Training
Manager Divisi
Wireless Broadband
Manager Divisi
Cybershop And
Equipment
Manager Divisi
Developer And
System Integration
Manager Divisi
Marketing And
Research
Supervisor Technical Support
Bagian Customer Support
Bagian Technical Support
Programmer Kasir
116
perkembangan yang terjadi dalam perusahaan seiiring berjalannya waktu. Berikut ini
merupakan tugas dan tanggung jawab dari setiap sumber daya manusia yang terdapat
pada ICT Centre :
A. Chief Executive Officer (CEO)
• Merupakan puncak pimpinan yang mengepalai seluruh divisi dalam
perusahaan.
• Menetapkan program jangka pendek dan jangka panjang didalam perusahaan.
• Mengkoordinasikan kegiatan pada seluruh divisi.
B. General Manager
• Mengawasi seluruh divisi dalam perusahaan.
• Membantu CEO dalam mengkoordinasikan setiap divisi dalam perusahaan.
C. Account Manager
• Bertanggung jawab untuk mengatur seluruh sirkulasi keuangan dati berbagai
divisi dalam perusahaan.
• Memonitor pemasukan dan pengeluaran dari bagian kasir.
D. Training Manager
• Menyediakan jasa pelatihan beserta fasilitas untuk seluruh kegiatan pelatihan
bagi peserta training baik didalam maupun diluar (in-house training).
• Menyiapkan jadwal kegiatan training.
E. Wireless Broadband Access Manager
• Bertanggung jawab terhadap penyediaan jasa akses internet ke seluruh
pelanggan.
• Memonitor instalasi koneksi jaringan perusahaan dank lien.
117
• Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
instalasi jaringan wireless dan cable.
F. Developer And System Integration Manager
• Bertanggung jawab dalam pengembangan software dan pengembangan
sistem.
• Bertanggung jawab terhadap system maintenance.
G. Cybershop And Equipment Manager
• Mengurus transaksi online shop dalam perusahaan.
• Melakukan penjualan peralatan teknologi informasi baik berupa perangkat
keras maupun perangkat lunak.
H. Marketing And Research Manager
• Menawarkan kerjasama kepada klien dalam melakukan perawatan serta
perbaikan perangkat teknologi informasi.
• Melakukan promosi, penawaran dan pengajuan proposal kepada klien.
• Bertanggung jawab dalam mencari klien baru bagi perusahaan.
I. Supervisor Technical Support
• Bertanggung jawab secara langsung kepada Wireless Broadband Access
Manager.
• Memimpin dan melakukan pengawasan terhadap kinerja divisi-divisi yang
berada setingkat dibawahnya yaitu Customer Support dan Technical Support.
J. Customer Support
• Menerima saran dan kritik dari klien.
118
• Menerima pengajuan keluhan dari klien kemudian meneruskan pengaduan
keluhan tersebut kepada Technical Support.
K. Technical Support
• Melakukan instalasi koneksi jaringan bagi klien dan perusahaan.
• Melakukan maintenance bagi klien dan perusahaan.
L. Programmer
• Bertanggung jawab secara langsung kepada Developer And System
Integration Manager.
• Membuat berbagai program bagi klien dan bagi internal perusahaan.
• Membuat aplikasi sistem bagi klien dan perusahaan.
M. Kasir
• Bertanggung jawab secara langsung kepada Account Manager atas segala
aktivitas yang berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran uang
didalam perusahaan.
• Bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan sirkulasi keuangan yang
dalam hal ini mencakup sirkulasi keuangan baik dalam cakupan internal
maupun eksternal.
3.1.5 Proses Bisnis
ICT Centre Jakarta memiliki kegiatan proses bisnis yang cukup unik di mana
hampir semua bentuk usaha yang berkaitan dengan teknologi informasi terdapat dalam
perusahaan tersebut. Karena terdapat keterkaitan yang sangat erat antara setiap bisnis
yang terdapat didalam ICT Centre Jakarta maka masing-masing divisi yang terdapat
119
pada perusahaan tersebut selalu saling memberikan dukungan antara divisi yang satu
dengan divisi lainnya dalam rangka untuk mendukung perkembangan perusahaan secara
keseluruhan. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, ICT Centre akan selalu
meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat dalam kaitannya dengan teknologi
informasi. ICT Centre juga selalu memprioritaskan inovasi dan diferensiasi produk serta
menetapkan harga produk yang sangat terjangkau bagi para pelanggannya. Dalam
melakukan penawaran bisnisnya terhadap calon pelanggan, ICT Centre melakukan
pendekatan-pendekatan yang melibatkan penggunaan teknologi informasi secara penuh
seperti melakukan promosi melalui website, e-mail dan mailing list. Bagi calon
pelanggan yang telah memiliki cukup banyak informasi mengenai perkembangan
teknologi informasi di Indonesia biasanya langsung menghubungi ICT Centre Jakarta
karena ICT Centre Jakarta telah memiliki Brand Image yang cukup terkenal dalam
perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
3.2 Divisi Training ICT Centre Jakarta
3.2.1 Keterangan Divisi Training
Divisi Training merupakan salah satu divisi yang memiliki peranan yang cukup
penting didalam ICT Centre di mana setiap ICT Centre baru yang didirikan oleh
Pemerintah diwajibkan untuk memiliki minimal dua bisnis utama / inti (core business)
yang sesuai dengan tujuan awal didirikannya ICT Centre yakni penyelenggaraan
training / pelatihan-pelatihan bagi seluruh lapisan masyarakat yang mengacu pada
materi-materi yang berkaitan dengan teknologi informasi serta penyediaan jasa akses
internet dengan harga yang relatif murah kepada pelanggan. Divisi Training menjadi
semakin penting karena peranannya yang sangat besar secara aspek pendidikan dalam
120
mendukung tercapainya tujuan Pemerintah untuk mengembangkan dan memajukan
teknologi informasi serta menyediakan kebutuhan masyarakat di DKI Jakarta dalam
kaitannya dengan teknologi informasi. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa divisi Training
secara langsung mempengaruhi arus penyebaran serta kualitas informasi dan
pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi informasi mulai dari materi-materi /
modul, fasilitas-fasilitas pendukung hingga tenaga pengajar yang didistribusikan secara
langsung oleh ICT Centre baik secara internal maupun kepada seluruh lapisan
masyarakat disekitarnya (eksternal).
3.2.2 Proses Bisnis Divisi Training
Proses bisnis yang terjadi pada divisi Training ICT Centre Jakarta pada dasarnya
berjalan searah dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan didalam perusahaan.
Setiap tugas maupun tanggung jawab yang diberikan bagi setiap sumber daya manusia
yang terdapat didalam perusahaan memiliki andil secara langsung dalam membentuk
proses bisnis yang terjadi.
Proses bisnis pada divisi Training ICT Centre Jakarta pada awalnya dimulai
dengan penentuan materi-materi yang akan ditawarkan bagi para pelanggan (baik
pelanggan individual, instansi-instansi sekolah maupun perusahaan). Penentuan materi
training bisa berasal dari proses meeting yang dilakukan didalam perusahaan secara
internal sehingga mencapai suatu kesepakatan yang bulat mengenai materi apa yang
akan ditawarkan bagi pelanggan atau para pelanggan dapat mengusulkan dan melakukan
permintaan kepada perusahaan agar melakukan pengadaan materi training baru yang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dengan catatan setiap kelas training yang akan
diadakan harus memiliki batasan peserta minimal sesuai dengan perjanjian antara pihak
121
perusahaan dengan pelanggan. Setelah terjadi kesepakatan antara para pelanggan dengan
pihak perusahaan (tempat dan jadwal pelatihan) ataupun kesepakatan yang dirumuskan
didalam perusahaan secara internal maka langkah perusahaan selanjutnya adalah
melakukan pengumpulan requirement-requirement yang dibutuhkan didalam proses
pelatihan tersebut. Requirement yang dibutuhkan dapat berupa software, peralatan
(hardware), sistem operasi dan tenaga instruktur pengajar. Untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan tersebut, ICT Centre melakukan permintaan produk terhadap beberapa
vendor. Dalam hal ini pihak ICT Centre melakukan meeting dengan pihak vendor untuk
mencapai suatu kesepakatan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Pada
proses meeting tersebut pula pihak ICT Centre melakukan bargaining dengan pihak
vendor. Untuk beberapa pelatihan tertentu, ICT Centre memiliki vendor yang bersedia
meminjamkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan didalam proses pelatihan sehingga
biaya pelatihan dapat ditekan sedemikian rupa agar tidak terlalu membebankan
pelanggannya. Pada beberapa pelatihan tertentu, untuk memenuhi kebutuhan akan
tenaga kerja profesional (instruktur pengajar) yang memiliki ilmu pengetahuan yang
berkualitas mengenai materi yang akan diajarkan maupun kebutuhan akan modul-modul
materi tertentu, ICT Centre menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan IT terdepan
sehingga ICT Centre selalu menjamin setiap pelatihan yang diselenggarakan merupakan
pelatihan-pelatihan yang berkualitas bagi para pelanggannya.
Bagi setiap pelanggan yang ingin mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan
oleh ICT Centre, pelanggan diharuskan melakukan konfirmasi terlebih dahulu pada
bagian front office ICT Centre baik melalui e-mail, telepon, sms, chat room ataupun para
pelanggan dapat mendatangi perusahaan secara langsung. Dari konfirmasi permintaan
yang diajukan oleh para pelanggan kepada front office kemudian akan diteruskan oleh
122
front office ke divisi Training khususnya kepada Manajer Training. Setelah terjadi
kesepakatan antara Manajer Training dengan para pelanggan kemudian pelanggan
melakukan pembayaran baik secara tunai maupun transfer antar rekening kepada pihak
perusahaan.
Dalam divisi Training ICT Centre, setiap proses pelatihan yang terjadi tidak
terlepas dari dukungan setiap divisi yang terdapat didalam perusahaan seperti Divisi
Wireless Broadband Access yang melakukan pendukungan terhadap proses training dari
segi jaringan, Divisi Developer And System Integration yang melakukan pendukungan
terhadap proses training dari segi perangkat lunak (software) yang dibutuhkan, Divisi
Cybershop And Equipment yang melakukan pendukungan terhadap proses training dari
segi peralatan-peralatan yang dibutuhkan serta Divisi Marketing And Research yang
mendukung dalam hal pemasaran produk-produk divisi Training kepada pelanggan.
Bagi pelanggan yang memiliki pertanyaan, keluhan ataupun masalah yang terkait
dengan divisi tersebut, pihak ICT Centre menyediakan help desk yang ditangani secara
penuh oleh bagian front office. Pihak front office akan selalu siap membantu para
pelanggan untuk menjawab setiap pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh
pelanggan dan memberikan solusi yang terbaik. Apabila pertanyaan ataupun
permasalahan yang diajukan pelanggan tidak dapat ditangani oleh pihak front office
maka setiap pertanyaan, permasalahan maupun keluhan dari para pelanggan tersebut
akan ditampung dan kemudian diteruskan kepada pihak-pihak didalam perusahaan yang
dianggap memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan informasi ataupun
solusi terbaik terhadap permasalahan yang ada.
Setiap data dan informasi yang terkait dengan proses bisnis pada divisi Training
akan disimpan kedalam suatu sistem ERP (Enterprise Resources Planning) yang
123
diimplementasikan oleh perusahaan ICT Centre bernama DotProject, yang nantinya data
dan informasi tersebut akan disusun kedalam bentuk laporan kepada pihak manajemen
tingkat atas perusahaan. Laporan-laporan tersebut kemudian akan diteruskan lagi kepada
pihak Pemerintah Indonesia (DIKMENJUR) sebagai wujud pertanggungjawaban ICT
Centre.
124
Keterangan :
Gambar 3.2 Rich picture proses bisnis divisi Training
125
3.3 Analisis Strategi Perusahaan Dan Analisis Strategi Pada Divisi Training
Secara mendasar, penentuan strategi memiliki peranan yang sangat penting bagi
perusahaan karena setiap strategi yang dirumuskan oleh suatu perusahaan akan
berdampak langsung pada nilai-nilai dan perkembangan yang terjadi pada perusahaan
secara menyeluruh. Setiap strategi yang ditentukan didalam perusahaan mencakup
langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam menghadapi permasalahan
yang terjadi baik secara internal maupun eksternal khususnya para pesaing. Oleh karena
itu, dalam menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan diperlukan adanya analisis
yang baik di mana hasil dari analisis tersebut dapat digunakan untuk mendukung dalam
menentukan strategi yang terbaik bagi perusahaan.
Pada ICT Centre, divisi yang memiliki peranan yang cukup penting bagi
perusahaan adalah divisi Training karena divisi tersebut sangat berkaitan erat dengan
knowledge yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena divisi tersebut memiliki andil
yang cukup besar dalam perusahaan maka setiap analisis strategi yang dilakukan pada
divisi tersebut juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perusahaan. Berikut ini
terdapat beberapa analisis pada perusahaan ICT Centre baik pada divisi Training
maupun ICT Centre secara keseluruhan yang mampu mendukung dalam penentuan
strategi yang tepat bagi perusahaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap proses
bisnis perusahaan.
3.3.1 Analisis Delapan Elemen Lingkungan
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh McLeod di mana terdapat organisasi
atau individu yang berada di luar perusahaan dan memiliki pengaruh langsung atau tidak
langsung pada perusahaan. Elemen-elemen lingkungan tersebut dikelompokkan menjadi
126
delapan bagian yaitu pemasok, pelanggan, serikat pekerja, masyarakat keuangan,
pemegang saham atau pemilik, pesaing, Pemerintah dan masyarakat global. Berikut ini
merupakan analisis delapan elemen lingkungan pada ICT Centre Jakarta.
• Pemerintah
Pihak Pemerintah merupakan pihak yang memiliki peran yang paling
besar terhadap proses berdirinya ICT Centre Jakarta di mana ICT Centre
merupakan salah satu bentuk nyata atas kepedulian Pemerintah Indonesia
(DIKMENJUR) terhadap perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
Secara langsung, pihak Pemerintah Indonesia (DIKMENJUR) memberikan
perlindungan hukum kepada ICT Centre atas setiap proses bisnis yang
dilakukannya. Sebagai timbal baliknya, ICT Centre hanya perlu memberikan
pelaporan secara berkala kepada DIKMENJUR mengenai setiap sumbangsih
yang telah diberikan oleh ICT Centre Jakarta terhadap masyarakat disekitarnya
dalam kaitannya dengan teknologi informasi.
• Masyarakat global
Pada dasarnya, masyarakat global dari ICT Centre Jakarta merupakan
masyarakat-masyarakat yang bertempat tinggal di daerah DKI Jakarta dan
sekitarnya. Dalam hal ini, ICT Centre telah menunjukkan tanggung jawabnya
terhadap perkembangan teknologi informasi di Jakarta dengan melakukan
penyebaran mengenai hal-hal yang berkaitan erat dengan teknologi informasi
seperti infrastruktur dan ilmu pengetahuan ke Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang tersebar di seluruh Jakarta serta ICT Centre juga melakukan
penyebaran yang serupa kepada masyarakat disekitarnya. Semua hal tersebut
127
dilakukan oleh ICT Centre untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
Jakarta dalam kaitannya dengan teknologi informasi di mana dalam menjalankan
usahanya, ICT Centre beroperasi secara etis bagi masyarakat disekitarnya.
• Pesaing
Adapun beberapa perusahaan yang menjadi pesaing bagi divisi Training
ICT Centre Jakarta seperti PT. Solusindo, PT. Inixindo dan Binus Center. Dalam
menghadapi pesaingnya, ICT Centre Jakarta yang didirikan dengan berlatar
belakang dan bertujuan pada kemajuan dunia pendidikan teknologi informasi di
Indonesia dengan dukungan sepenuhnya dari Pemerintah membuat ICT Centre
mampu melakukan negosiasi (tawar menawar) dengan para vendor-nya agar
memberikan harga yang termurah bagi perusahaan sehingga harga yang
ditawarkan bagi konsumen dapat ditekan sedemikian rupa agar harga pelatihan
yang ditawarkan kepada para pelanggannya lebih murah bila dibandingkan
dengan para pesaingnya.
• Pemegang saham / pemilik
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ICT Centre merupakan
perusahaan yang didirikan dengan bantuan dana yang berasal dari Pemerintah
sehingga dalam hal ini, pihak yang menjadi pemegang saham dan pemilik
perusahaan merupakan pihak Pemerintah (DIKMENJUR). Dalam menjalankan
usahanya, ICT Centre hanya perlu memberikan laporan atas setiap pencapaian
yang telah dilakukan dan sumbangsih yang telah diberikan ICT Centre bagi
masyarakat disekitarnya sebagai wujud pertanggungjawaban ICT Centre atas
dana yang telah diberikan oleh Pemerintah (DIKMENJUR). Karena ICT Centre
128
merupakan perusahaan milik Pemerintah maka seperti layaknya perusahaan
milik Negara lainnya, ICT Centre merupakan perusahaan yang hanya
memperoleh sedikit keuntungan dari setiap proses bisnis yang dilakukannya.
Semua proses bisnis yang dilakukan ICT Centre lebih berfokus pada kepedulian
ICT Centre atas perkembangan teknologi informasi di Jakarta sehingga dalam
hal ini pihak Pemerintah tidak memperoleh keuntungan apapun secara materil
atas setiap usaha yang dijalankan oleh ICT Centre karena memang pada
dasarnya, semua dana yang dikeluarkan oleh Pemerintah kepada ICT Centre
berfokus pada pengembangan teknologi informasi di Indonesia.
• Serikat pekerja
Karena ICT Centre merupakan perusahaan yang menjalankan usaha
bersama di mana setiap sumber daya manusia yang terdapat didalamnya mulai
dari manajemen tingkat atas hingga manajemen tingkat bawah saling bekerja
sama dan memberikan dukungan dalam menjalankan setiap proses bisnis yang
ada maka perusahaan tersebut tidak memiliki serikat pekerja yang berdiri
didalamnya.
• Pemasok
Dalam menjalankan proses bisnisnya, divisi Training ICT Centre
memiliki beberapa pemasok untuk memenuhi requirement-requirement yang
dibutuhkan (software, peralatan (hardware), sistem operasi ataupun tenaga
instruktur pengajar) seperti Microsoft® IT Academy Program, LPI (Linux
Professional Institute), CISCO Systems, SuSE Novell, MicrosFidelio, Certiport,
SmartBridges, Canopy dan Mikrotik. Setiap bentuk perjanjian kerjasama yang
129
terjalin antara ICT Centre Jakarta dengan vendor dijabarkan secara jelas pada
meeting yang diselenggarakan oleh kedua belah pihak yang bersangkutan dalam
rangka mencapai suatu kesepakatan yang saling menguntungkan.
• Masyarakat keuangan
Lembaga yang mempengaruhi sumber daya keuangan pada ICT Centre
Jakarta adalah pihak Pemerintah (DIKMENJUR) di mana pihak Pemerintah
selalu memberikan bantuan keuangan kepada ICT Centre dalam rangka
memenuhi setiap kebutuhan yang diperlukan ICT Centre dalam melakukan
pengembangan terhadap teknologi informasi di Jakarta.
• Pelanggan
Adapun pihak yang menjadi pemakai ataupun calon pemakai dari jasa
pelatihan yang ditawarkan oleh divisi Training adalah sekolah-sekolah (pelajar)
khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar di seluruh Jakarta,
perusahaan-perusahaan (pelatihan staff) dan masyarakat secara individual.
Dalam rangka menjalin kesepakatan antara pihak perusahaan dengan pihak
pelanggan maka ICT Centre melakukan negosiasi dengan pelanggan mengenai
semua hal yang berkaitan dengan proses pelatihan mulai dari jenis pelatihan,
modul-modul (materi), peralatan pendukung (seperti software, hardware dan
sistem operasi) serta jadwal pelatihan. Karena semua hal yang berkaitan dengan
proses pelatihan dikomunikasikan dengan baik dengan para pelanggan maka ICT
Centre mampu untuk memberikan pelatihan yang berkualitas sesuai dengan
permintaan pelanggan.
130
3.3.2 Analisis Industri (5 Kekuatan Porter)
Untuk melakukan analisis terhadap kondisi / keadaan industri pada ICT Centre
Jakarta khususnya pada divisi Training maka dapat digunakan lima kekuatan Porter
untuk menganalisis posisi perusahaan mulai dari sisi pendatang baru dalam industri,
pesaing, pemasok, pelanggan serta barang substitusi (barang pengganti). Berikut ini
merupakan analisis lima kekuatan Porter pada ICT Centre Jakarta.
Gambar 3.3 Analisis lima kekuatan Porter pada ICT Centre divisi Training
Sumber : Hasil Penelitian
Ancaman Pendatang Baru IT Training Centre
Persaingan Industri -PT. Solusindo -PT. Inixindo -Binus Center
Ancaman Produk Pengganti
-Buku-buku IT -E-Book -Website -Forum
Kekuatan Tawar-menawar Pemasok -LPI -Cisco System -Smart Bridge -Canopy -Microsoft -Micros Fidelio -Certiport -Mikrotik
Kekuatan Tawar-menawar Pembeli -SMK Negeri 22 -SMK Negeri 45 -SMK Bhakti Daya -SMK Sandikta -SMK Nasional Depok -Perusahaan- perusahaan -Individu
131
Gambar analisis industri (lima kekuatan Porter) diatas secara mendasar dapat
dikaji menjadi beberapa bagian besar antara lain :
• Ancaman Pendatang Baru
o Industri pelatihan teknologi informasi yang semakin prospektif.
Pada saat ini terdapat banyak pendatang baru dalam bisnis
pelatihan teknologi informasi karena bisnis tersebut merupakan salah satu
bisnis yang memiliki prospek dan peluang yang cukup besar di Indonesia.
Hal tersebut didukung dengan kondisi teknologi informasi di Negara
Indonesia yang sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat di
mana setiap sumber daya manusia yang terdapat di Indonesia dituntut
untuk selalu mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan yang
terjadi. Hal tersebut juga semakin diperkuat oleh pentingnya pengetahuan
dan penggunaan teknologi informasi sebagai salah satu kekuatan
kompetitif didalam dunia pekerjaan. Oleh karena banyak pihak yang
melihat adanya prospek yang besar didalam bisnis pelatihan teknologi
informasi mengakibatkan banyak pula jasa pelatihan teknologi informasi
yang ditawarkan bagi masyarakat Indonesia.
o Hambatan untuk masuk ke dalam industri yang dibangun ICT Centre.
Karena banyaknya pendatang baru yang masuk ke dalam industri
jasa pelatihan teknologi informasi membuat ICT Centre harus
membangun berbagai hambatan bagi para pendatang baru untuk
memasuki industri tersebut. ICT Centre yang selalu melakukan inovasi
pada setiap produk yang ditawarkan bagi pelanggannya merupakan salah
satu hambatan yang dibangun ICT Centre terhadap setiap perusahaan
132
pendatang baru. Setiap produk yang ditawarkan ICT Centre merupakan
produk yang sangat inovatif dan unik sehingga terdapat perbedaan produk
(baik jenis maupun kualitas produk) yang sangat mencolok antara produk
ICT Centre dengan produk perusahaan pendatang baru lainnya. Begitu
pula ICT Centre yang selalu menjalin komunikasi yang sangat baik
dengan para pelanggannya di mana setiap saran dan permintaan
pelanggan selalu ditampung dan ditanggapi dengan baik. Setiap saran dan
permintaan pelanggan tersebut menjadi suatu acuan bagi ICT Centre agar
selalu terus melakukan inovasi yang tiada henti dalam rangka memenuhi
setiap permintaan dari para pelanggannya.
ICT Centre juga melakukan gebrakan harga pada setiap
produknya di mana setiap produk yang ditawarkan bagi para pelanggan
merupakan produk dengan harga termurah bila dibandingkan dengan
produk-produk lain yang sejenis dengan kualitas yang sama. Hal tersebut
dapat dilakukan oleh ICT Centre karena ICT Centre merupakan suatu
perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah dengan berlatar belakang
dunia pendidikan sehingga setiap vendor yang ada bersedia untuk
memberikan harga yang murah bagi ICT Centre.
Dukungan fasilitas yang selalu diberikan oleh pihak
DEPDIKNAS (Departemen Pendidikan Nasional) juga menjadi salah satu
hambatan yang dibangun oleh ICT Centre terhadap setiap perusahaan
pendatang baru. Dengan dukungan sepenuhnya yang diberikan oleh pihak
Pemerintah kepada ICT Centre jelas membuat ICT Centre semakin kuat
dalam menghadapi setiap perusahaan pendatang baru yang memasuki
133
industri tersebut karena secara makro, kondisi perekonomian suatu
Negara juga dipengaruhi oleh adanya sedikit campur tangan dari
pemerintah.
• Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Untuk memenuhi setiap requirement yang dibutuhkan (baik berupa
software, peralatan (hardware), sistem operasi ataupun tenaga instruktur
pengajar) didalam proses bisnisnya, ICT Centre memiliki beberapa vendor yang
sangat terkemuka dalam dunia teknologi informasi seperti Microsoft® IT
Academy Program, LPI (Linux Professional Institute), CISCO Systems, SuSE
Novell, MicrosFidelio, Certiport, SmartBridges, Canopy dan Mikrotik. Dalam
hal ini, pihak pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang cukup lemah.
Hal tersebut dikarenakan ICT Centre merupakan perusahaan milik Pemerintah
yang dibangun dengan tujuan untuk memajukan teknologi informasi di Indonesia
sehingga pihak pemasok menetapkan harga yang murah bagi setiap requirement
yang dibutuhkan oleh ICT Centre.
Karena harga murah yang diberikan oleh pihak vendor kepada ICT
Centre jelas menimbulkan kesimpulan bahwa sangat kecil keuntungan (secara)
materil yang diperoleh pihak vendor. Dalam hal tersebut, keuntungan yang
diperoleh oleh pihak vendor lebih bersifat jangka panjang di mana ICT Centre
yang memiliki daya jangkauan yang sangat luas (Indonesia) secara tidak
langsung akan membentuk user-user baru yang akan menggunakan software,
peralatan (hardware) dan sistem operasi yang diproduksi oleh pihak pemasok
untuk keperluan pribadinya (diluar kepentingan pelatihan yang diselenggarakan
oleh ICT Centre). Dengan jasa pelatihan yang ditawarkan oleh ICT Centre
134
kepada para pelanggannya yang tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia
(khususnya sekolah-sekolah) maka secara tidak langsung ICT Centre berperan
sebagai pihak marketing dari perusahaan vendor yang melakukan pemasaran dan
pelatihan bagi setiap pelanggannya agar mengetahui dengan jelas mengenai
setiap informasi yang melekat pada produk serta fasih dalam menggunakan
produk-produk dari setiap vendor yang ada. Setelah hal tersebut terwujud, jelas
akan timbul suatu ketergantungan antara para pelanggan ICT Centre dengan
setiap produk yang diproduksi oleh pihak vendor. Hal tersebut yang menjadi
suatu keuntungan yang bersifat jangka panjang bagi pihak vendor.
• Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan
Pihak-pihak yang menjadi para pelanggan dari perusahaan ICT Centre
Jakarta antara lain beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar
di seluruh Jakarta seperti SMK Negeri 22, SMK Negeri 45, SMK Bhakti Daya,
SMK Sandikta, SMK Nasional Depok, beberapa perusahaan-perusahaan yang
ingin mengadakan pelatihan bagi staffnya serta masyarakat secara individual.
Dalam hal ini, kekuatan tawar menawar yang dimiliki oleh pembeli / pelanggan
sangatlah tinggi di mana para pelanggan jelas akan lebih memilih perusahaan
pelatihan yang mampu menawarkan jasa pelatihan teknologi informasi yang
berkualitas dengan harga yang murah.
Kekuatan tawar menawar pelanggan tersebut menjadi suatu kekuatan
bagi ICT Centre di mana setiap produk dan jasa yang ditawarkan ICT Centre
kepada para pelanggannya merupakan produk dan jasa yang memiliki harga yang
lebih murah, mampu memberikan nilai dan experience yang lebih serta dikemas
secara unik dan inovatif sehingga lebih mudah dimengerti oleh para
135
pelanggannya bila dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya. Bagi setiap
Sekolah Menengah Kejuruan yang menjadi pelanggan ICT Centre, harga yang
ditawarkan ICT Centre jelas lebih murah karena pelatihan yang ada
diselenggarakan di sekolah sehingga biaya yang dikeluarkan untuk menyewa
gedung, komputer dan biaya-biaya pendukung lainnya seperti biaya listrik dapat
diminimalisir sedemikian rupa sehingga para pelanggan memperoleh harga yang
termurah tanpa menghilangkan kualitas dari ilmu pengetahuan yang akan
diajarkan.
• Ancaman Produk Pengganti
Adapun beberapa ancaman produk pengganti yang dapat memberikan
kegunaan dan manfaat yang sama dengan jasa pelatihan yang diselenggarakan
oleh ICT Centre seperti buku-buku bernuansa teknologi informasi, forum diskusi
di internet, e-book serta website-website yang memberikan ilmu pengetahuan
seputar teknologi informasi.
Pada dasarnya ancaman yang diberikan oleh adanya barang substitusi
tersebut tidak memberikan dampak yang terlalu besar terhadap ICT Centre. ICT
Centre optimis dalam menghadapi ancaman yang diberikan terhadap produk
pengganti tersebut karena dalam menggunakan produk tersebut, setiap pengguna
diharuskan untuk mempelajari dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan
yang diberikan secara individual tanpa adanya sarana dan fasilitas pendukung
serta tenaga pengajar yang mampu menuntun para pengguna agar dapat dengan
mudah mempelajari dan menggunakan ilmu pengetahuan yang diajarkan dengan
baik, lain halnya bila para pelanggan menggunakan jasa pelatihan berkualitas
yang ditawarkan oleh ICT Centre.
136
• Persaingan Industri
Karena perkembangan yang terjadi pada teknologi informasi di Indonesia
tergolong cukup pesat maka persaingan industri yang terjadi pada jasa pelatihan
teknologi informasi ICT Centre Jakarta dapat dikatakan cukup tinggi. Setiap
perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelatihan teknologi informasi selalu
berupaya dalam memperluas jangkauan pemasaran serta meningkatkan kualitas
jasa yang ditawarkan kepada pelanggan dalam rangka menguasai pangsa pasar
yang ada.
Untuk menghadapi hal tersebut, ICT Centre selalu melakukan inovasi
terhadap setiap produk dan jasa yang ditawarkan serta selalu berupaya untuk
memberikan harga yang termurah bagi pelanggannya. Dalam menghadapi para
pesaingnya, ICT Centre dengan dukungan sepenuhnya dari pihak Pemerintah
memiliki akses penuh terhadap segmen pasar khusus (capture market) yang
terdiri dari sekolah-sekolah khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (baik guru
maupun siswa) yang pada dasarnya sangat sulit dijangkau oleh perusahaan
pesaing ICT Centre. Karena kemudahan pengaksesan yang diberikan oleh
Pemerintah kepada ICT Centre terhadap sekolah-sekolah khususnya Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) membuat ICT Centre secara tak langsung menguasai
capture market tersebut dan hal tersebut jelas memberikan dampak yang positif
bagi ICT Centre, salah satunya adalah mempermudah ICT Centre dalam
memperluas jangkauan pemasarannya. Karena ICT Centre menguasai capture
market yang pada dasarnya memiliki daya cakupan yang cukup luas dengan
kuantitas individu yang cukup banyak membuat ICT Centre mampu melakukan
tawar-menawar harga kepada pihak vendor dengan berdasarkan pada banyaknya
137
permintaan dari capture market tersebut sehingga pihak vendor dapat
memberikan harga yang termurah bagi ICT Centre yang nantinya akan
memberikan dampak yang positif bagi penawaran harga yang ditawarkan bagi
para pelanggannya.
3.3.3 Analisis Value Network
Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki proses bisnis yang berbeda-beda
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, demikian pula halnya dengan
setiap jenis produk yang diproduksi oleh setiap perusahaan. Secara mendasar, setiap
produk yang diproduksi oleh perusahaan dibedakan menjadi dua bagian besar yakni
produk berupa barang dan produk berupa jasa. Karena perbedaan yang cukup mencolok
antara karakteristik beserta proses bisnis yang terjadi pada setiap produk yang ada
menyebabkan timbulnya berbagai jenis metode analisis strategi perusahaan yang
berbeda-beda pula sesuai dengan karakteristik dan proses bisnis yang terjadi pada
produk perusahaan tersebut.
Untuk perusahaan yang memiliki produk berupa barang, metode analisis strategi
yang sering digunakan adalah analisis Value Chain. Berbeda dengan perusahaan yang
memiliki produk berupa jasa, metode analisis strategi yang digunakan terbagi menjadi
dua bagian besar yaitu Value Shop dan Value Network. Analisis Value Shop digunakan
untuk menganalisis perusahaan yang bergerak dibidang jasa di mana jasa yang
ditawarkan perusahaan tersebut berguna untuk memecahkan dan memberikan solusi
yang tepat atas setiap permasalahan yang dihadapi oleh client atau pelanggan. Contoh
dari perusahaan yang menggunakan analisis Value Shop dalam menganalisis strateginya
antara lain perusahaan farmasi (rumah sakit) dan konsultan hukum. Sedangkan analisis
138
Value Network digunakan untuk menganalisis perusahaan yang bergerak dibidang jasa
di mana jasa yang ditawarkan bagi pelanggannya tidak bersifat independent yang artinya
dibutuhkan beberapa jaringan perusahaan untuk membuat pengadaan jasa tersebut.
Contoh dari perusahaan yang menggunakan analisis Value Network dalam menganalisis
strateginya antara lain seperti perusahaan asuransi dan perbankan.
Karena divisi Training ICT Centre menawarkan produk berupa jasa bagi
pelanggan namun pengadaan jasa pelatihan tersebut tidak terlepas dari keberadaan
beberapa jaringan perusahaan sehingga Value Network merupakan metode analisis yang
tepat untuk menganalisis perusahaan tersebut. Dengan dilakukannya analisis Value
Network pada ICT Centre maka dapat dilihat dengan jelas setiap nilai-nilai dan manfaat
yang diberikan ataupun diterima oleh setiap elemen yang terlibat dalam proses bisnis
divisi Training ICT Centre. Setiap nilai yang diberikan oleh setiap elemen yang terkait
dengan proses bisnis perusahaan baik secara internal maupun secara eksternal pada
dasarnya memiliki andil dan pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan nilai-nilai
perusahaan secara keseluruhan.
Pada perusahaan ICT Centre, setiap divisi yang terdapat didalam perusahaan
saling melakukan pendukungan satu sama lain dalam rangka mengembangkan
perusahaan secara keseluruhan sehingga dapat dikatakan bahwa setiap divisi yang
terdapat dalam ICT Centre masing-masing memiliki peranan yang penting dalam
meningkatkan nilai-nilai perusahaan. Secara umum, analisis Value Network pada
perusahaan ICT Centre Jakarta membantu agar setiap nilai dan manfaat yang terdapat
pada setiap interaksi yang terjadi pada setiap proses bisnis yang ada dapat diketahui
dengan jelas.
139
Promosi dan Kontrak A. Iklan melalui website.
B. Promosi melalui seminar dan
event-event tertentu.
C. Promosi secara langsung
melalui agen.
D. Iklan melalui brosur.
E. Promosi melalui e-mail,
mailing list dan e-
community.
F. Pemberian discount pada
waktu-waktu tertentu.
G. Mengadakan perjanjian yang
saling menguntungkan
dengan pelanggan.
H. Sistem penawaran produk
dibedakan menjadi dua
bagian yakni penawaran bagi
pelanggan secara individual
maupun penawaran yang
bersifat organisasi
(perusahaan & sekolah).
Pelayanan A. Proses transaksi yang sangat
cepat.
B. Layanan front office (help desk)
melalui e-mail, telepon, sms dan
chat room.
C. Menetapkan harga yang
terjangkau.
D. Distribusi arus informasi antar
setiap divisi yang sangat jelas.
E. Info produk yang sangat
lengkap dan mudah diperoleh.
F. Setiap permasalahan dan
masukan dari para pelanggan
ditanggapi secara serius serta
diberikan solusi yang terbaik
dan setiap masukan yang ada
dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan inovasi di masa
yang akan datang.
G. Sumber daya manusia yang
berkualitas.
H. Sistem pembayaran yang cepat.
3.3.3.1 Proses Inti Value Network
Infrastruktur : Pengadaan requirements yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan Human Resources : Perekrutan karyawan, training karyawan, monitoring dan penetapan standarisasi terhadap sumber daya manusia ICT Centre di daerah Technology : Penggunaan DotProject (ERP system), merancang produk / layanan baru bagi pelanggan, memperluas jaringan komunikasi (komunitas) Procurement : Pengadaan produk, negosiasi (supplier dan pelanggan), internal meeting
Infrastruktur Operasional A. Web Based Services.
B. ICT Centre didirikan
kurang lebih pada 100
Kabupaten yang tersebar di
seluruh pelosok Indonesia.
C. Komputerisasi pada semua
divisi yang terdapat
didalam perusahaan secara
keseluruhan.
D. Database yang memiliki
tingkat keamanan yang
tinggi.
E. Internet, LAN dan WAN.
F. Aset keuangan yang selalu
disediakan oleh pihak
Pemerintah.
G. Jumlah karyawan magang
yang cukup banyak.
H. Dokumentasi yang dapat
diakses sesuai dengan
kebutuhan.
Gambar 3.4 Aktivitas utama pada perusahaan ICT Centre Jakarta
140
Gambar yang tertera diatas merupakan gambaran aktivitas-aktivitas utama yang
dibedakan menjadi tiga bagian besar yang terdapat pada perusahaan ICT Centre Jakarta.
Adapun tiga aktivitas utama pada perusahaan ICT Centre antara lain :
1. Promosi Dan Kontrak
a. Iklan melalui website.
Salah satu media yang digunakan oleh ICT Centre dalam melakukan promosi
atas setiap produk yang diproduksinya adalah website. Website tersebut berisi mengenai
semua informasi baik informasi mengenai perusahaan maupun informasi yang melekat
pada setiap produk yang diproduksinya. Tingkat efektifitas promosi yang dilakukan oleh
ICT Centre dengan menggunakan website dirasakan cukup tinggi karena semua produk
yang terdapat pada ICT Centre merupakan produk yang memiliki keterkaitan yang
sangat erat dengan teknologi informasi serta pasar yang ingin dicapai oleh ICT Centre
merupakan pasar yang memiliki ketertarikan dengan teknologi informasi sehingga dalam
hal ini, pendekatan secara teknologi informasi yang dilakukan oleh ICT Centre terhadap
para calon pelanggannya dengan menggunakan website dirasakan cukup tepat dalam
rangka memasarkan produk-produknya.
b. Promosi melalui seminar dan event-event tertentu.
Bentuk promosi lainnya yang dilakukan oleh ICT Centre adalah melalui seminar
dan event-event / acara tertentu yang berhubungan dengan teknologi informasi di mana
seminar tersebut pada dasarnya merupakan wujud kerjasama antara ICT Centre dengan
pihak eksternal perusahaan seperti sekolah dan universitas. Keberadaan seminar atau
event bernuansa teknologi informasi tersebut jelas mendukung ICT Centre untuk
melakukan penyebaran ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi informasi
kepada masyarakat luas dalam rangka mengembangkan pertumbuhan teknologi
141
informasi di Indonesia. Dengan adanya seminar dan acara tersebut pula secara langsung
ICT Centre menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat luas yang memiliki
ketertarikan dengan teknologi informasi.
c. Promosi secara langsung melalui agen.
ICT Centre memiliki beberapa agen yang bertugas untuk memasarkan ICT
Centre secara langsung kepada masyarakat luas. Promosi dari mulut ke mulut yang
dilakukan oleh agen ICT Centre dinilai memiliki tingkat efektifitas yang cukup tinggi
karena mayoritas masyarakat Indonesia masih belum paham betul mengenai teknologi
informasi sehingga dengan pendekatan yang lebih personal kepada setiap calon
pelanggannya membuat setiap calon pelanggannya semakin mudah dalam menerima
setiap informasi yang disampaikan mengenai perusahaan ICT Centre secara keseluruhan
termasuk produk. Dalam hal ini, promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh agen
ICT Centre kepada masyarakat jelas mendukung perusahaan dalam memperluas area
jangkauan pemasaran yang di mana nantinya hal tersebut akan memberikan dampak
positif terhadap proses pengembangan teknologi informasi di Indonesia.
d. Iklan melalui brosur.
Salah satu media pemasaran / promosi yang digunakan oleh ICT Centre dalam
memasarkan produknya kepada pelanggan adalah brosur. Alasan mengapa ICT Centre
memilih media brosur sebagai salah satu media promosinya adalah karena brosur
memiliki karakteristik yang bersifat mobile dan sangat ringkas sehingga brosur dapat
didistribusikan kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya batasan tempat dan
waktu (kapanpun dan dimanapun) tanpa mengurangi kualitas dan nilai-nilai informasi
yang terdapat didalamnya. Selain didistribusikan kepada masyarakat pada lokasi-lokasi
strategis yang telah ditentukan, media brosur juga digunakan oleh ICT Centre sebagai
142
fasilitas pendukung bagi setiap agennya dalam melakukan promosi secara personal
kepada masyarakat luas.
e. Promosi melalui e-mail, mailing list dan e-community.
Secara mendasar, ICT Centre merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
teknologi informasi sehingga dalam pemilihan media promosi yang digunakan, ICT
Centre menggunakan pendekatan secara teknologi informasi dalam menjangkau setiap
calon pelanggannya. Selain menggunakan website, ICT Centre juga menggunakan
media e-mail, mailing list dan e-community sebagai media promosinya. Karena
kemudahan penyebaran arus informasi yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi
informasi membuat ICT Centre merasa optimis dalam memilih dan menggunakan
media-media tersebut sebagai media promosinya.
Salah satu media yang menjadi andalan ICT Centre dalam melakukan promosi
adalah media e-mail di mana dengan mengirimkan e-mail secara personal kepada setiap
calon pelanggannya, ICT Centre berupaya untuk menciptakan suatu interaksi yang baik
dengan calon pelanggannya. Setelah terjalin interaksi yang baik antara ICT Centre
dengan calon pelanggannya, ICT Centre secara tak langsung telah menumbuhkan
awareness pada setiap calon pelanggan terhadap produk-produknya. Setelah para
pelanggan mulai menyadari keberadaan ICT Centre maka ICT Centre jelas memiliki
kemudahan dalam melakukan feedback dan menumbuhkan rasa ketertarikan setiap calon
pelanggan terhadap produknya hingga nantinya calon pelanggan tersebut akan beralih
menjadi pelanggan ICT Centre.
Sedangkan untuk pemilihan media promosi dengan menggunakan mailing list
dan e-community, fokus terhadap segmen pasar yang ingin dijangkau oleh perusahaan
menjadi suatu pertimbangan tersendiri bagi ICT Centre. Dengan melakukan promosi
143
pada mailing list dan e-community yang bernuansa teknologi informasi jelas
meningkatkan efektifitas dari kegiatan promosi yang pada dasarnya difokuskan terhadap
segmen pasar yang memiliki ketertarikan terhadap teknologi informasi di mana setiap
anggota dari mailing list dan e-community yang bernuansa teknologi informasi tersebut
jelas merupakan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sangat besar terhadap hal-
hal seputar teknologi informasi. Hal inilah yang menjadi alasan kuat mengapa ICT
Centre memilih mailing list dan e-community sebagai salah satu media promosinya.
f. Pemberian discount pada waktu-waktu tertentu.
Dalam rangka meningkatkan jumlah pelanggannya, pada waktu-waktu tertentu
seperti seminar dan acara-acara tertentu, ICT Centre memberikan potongan harga
(discount) bagi setiap pelanggan. Potongan harga juga diberikan oleh ICT Centre kepada
pelanggannya (perusahaan-perusahaan) jika melakukan pembelian produk dalam jumlah
yang cukup banyak.
g. Mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan dengan pelanggan.
Setiap transaksi yang terjadi antara ICT Centre dengan para pelanggannya
merupakan hasil dari perjanjian yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh kedua
belah pihak baik pihak ICT Centre maupun pihak pelanggan. Sebelum melakukan
transaksi, ICT Centre selalu menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan untuk
mengetahui dengan tepat setiap permintaan dari para pelanggannya. Setiap pelanggan
ICT Centre dapat menentukan jenis produk (baik berupa barang maupun jasa) serta
layanan yang diinginkannya dan ICT Centre selalu berupaya dalam memenuhi
permintaan dari setiap pelanggannya sehingga ICT Centre menjamin setiap transaksi
yang terjalin antara ICT Centre kepada setiap pelanggannya merupakan transaksi yang
mampu memberikan kepuasan dan nilai lebih bagi para pelanggannya.
144
h. Sistem penawaran produk dibedakan menjadi dua bagian yakni penawaran bagi
pelanggan secara individual maupun penawaran yang bersifat organisasi (perusahaan &
sekolah).
Secara umum, sistem penawaran produk ICT Centre dapat dibedakan menjadi
dua bagian besar yakni penawaran bagi pelanggan secara individual maupun penawaran
yang bersifat organisasi (perusahaan & sekolah). Penawaran bagi pelanggan secara
individual merupakan penawaran yang ditujukan bagi pelanggan yang melakukan
pembelian produk-produk ICT Centre dalam jumlah satuan sedangkan penawaran bagi
pelanggan dengan cakupan organisasi merupakan penawaran yang ditujukan bagi
pelanggan yang melakukan pembelian produk-produk ICT Centre dalam jumlah yang
banyak. Biasanya penawaran tersebut ditujukan bagi perusahaan-perusahaan atau
sekolah-sekolah yang tertarik untuk menggunakan produk-produk ICT Centre pada
seluruh ataupun pada sebagian elemen yang terdapat pada perusahaan / sekolah-sekolah
yang bersangkutan.
2. Pelayanan
a. Proses transaksi yang sangat cepat.
Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh ICT Centre kepada para
pelanggannya adalah setiap transaksi yang terjadi didalam perusahaan diproses dengan
sangat cepat mulai dari kesepakatan yang dibuat antara pihak perusahaan dengan
pelanggan sebelum melakukan transaksi hingga pada saat produk tersebut sampai ke
tangan pelanggan. Karena begitu besarnya kepedulian ICT Centre terhadap waktu yang
dimiliki oleh pelanggannya maka ICT Centre selalu berupaya untuk menangani setiap
transaksi yang ada dengan cepat sehingga para pelanggan ICT Centre dapat memperoleh
nilai lebih dari setiap transaksi yang terjadi.
145
b. Layanan front office (help desk) melalui e-mail, telepon, sms dan chat room.
Dalam rangka meningkatkan pelayanannya kepada para pelanggan, ICT Centre
memiliki front office yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara pihak
perusahaan dengan para pelanggannya. Front office bertanggung jawab untuk
menampung setiap saran, masukan dan keluhan pelanggan, memberikan informasi yang
diperlukan oleh pelanggan, menangani transaksi serta memberikan solusi yang tepat atas
setiap permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan. Setiap saran dan masukan yang
diberikan oleh pelanggan dijadikan sebagai acuan bagi ICT Centre untuk selalu
melakukan inovasi-inovasi terbaru dalam rangka memenuhi setiap kebutuhan para
pelanggannya. Karena begitu pentingnya peranan dari front office dalam perusahaan
maka ICT Centre menggunakan banyak pilihan media teknologi informasi yang dapat
digunakan oleh pelanggan untuk berinteraksi dengan perusahaan.
Media teknologi informasi yang digunakan oleh ICT Centre untuk menjalin
komunikasi dengan pelanggannya antara lain e-mail, telepon, sms ataupun chat room.
Dengan banyaknya pilihan media teknologi informasi yang dapat digunakan oleh para
pelanggan ICT Centre dalam berinteraksi dengan perusahaan jelas semakin memberikan
kemudahan tersendiri bagi para pelanggan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan
perusahaan di mana setiap pelanggan memiliki banyak pilihan media teknologi
informasi yang dapat digunakan untuk menjalin hubungan baik dengan perusahaan
kapanpun dan dimanapun tanpa terbatas oleh tempat dan waktu.
c. Menetapkan harga yang terjangkau.
Pada dasarnya, ICT Centre merupakan perusahaan milik Pemerintah dengan latar
belakang pendidikan serta didirikan dengan tujuan untuk memajukan teknologi
informasi di Indonesia. Melalui pertimbangan pihak pemasok terhadap tujuan dari
146
perusahaan ICT Centre tersebut maka pihak pemasok memberikan harga yang murah
bagi setiap requirement yang dibutuhkan oleh ICT Centre. Hal tersebut tentu
memberikan dampak yang sangat positif bagi ICT Centre dalam mencapai tujuannya dan
memungkinkan bagi ICT Centre untuk menetapkan harga yang murah terhadap produk-
produk yang ditawarkan kepada setiap pelanggannya.
d. Distribusi arus informasi antar setiap divisi yang sangat jelas.
Pada perusahaan ICT Centre, setiap proses distribusi arus informasi antar setiap
divisi yang terdapat didalam perusahaan dilakukan dengan cepat sehingga perputaran
arus informasi didalam perusahaan dapat dikatakan cukup lancar. Dengan perputaran
arus informasi yang lancar jelas akan mempermudah bagi perusahaan untuk mencari dan
melakukan pengaksesan atas setiap informasi yang dibutuhkan sehingga perusahaan
hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk mendistribusikan informasi dari
perusahaan secara internal kepada pihak pelanggan.
e. Info produk yang sangat lengkap dan mudah diperoleh.
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh ICT Centre adalah perusahaan tersebut
memiliki informasi yang sangat lengkap mengenai setiap produk-produknya dan setiap
informasi mengenai produk tersebut sangat mudah dijangkau oleh para pelanggannya.
Karena banyaknya media promosi yang dimiliki oleh ICT Centre membuat para
pelanggan memiliki banyak kemudahan dalam memperoleh informasi yang ada. Hal
tersebut jelas akan memberikan suatu kenyamanan tersendiri bagi para pelanggan dan
menjadi suatu bahan pertimbangan yang positif bagi pelanggan untuk melakukan
pembelian produk-produk yang ditawarkan oleh ICT Centre.
147
f. Setiap permasalahan dan masukan dari para pelanggan ditanggapi secara serius serta
diberikan solusi yang terbaik dan setiap masukan yang ada dijadikan sebagai acuan
dalam melakukan inovasi di masa yang akan datang.
Karena begitu pentingnya peranan para pelanggan bagi perusahaan maka setiap
saran, masukan, kritik dan permasalahan yang disampaikan oleh pelanggan kepada
pihak perusahaan akan ditanggapi dengan cepat serta ICT Centre selalu berupaya untuk
memberikan solusi yang terbaik bagi setiap permasalahan yang disampaikan oleh
pelanggannya. Setiap kritik, saran dan masukan yang disampaikan oleh para pelanggan
akan dijadikan sebagai acuan oleh ICT Centre untuk melakukan perbaikan dan inovasi
secara terus menerus demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya
di mana kepuasan pelanggan serta pemenuhan setiap kebutuhan dari para pelanggannya
menjadi prioritas utama dari ICT Centre.
g. Sumber daya manusia yang berkualitas.
Setiap sumber daya manusia yang terdapat pada ICT Centre merupakan sumber
daya manusia yang berkualitas, baik secara skill maupun pengetahuan yang dimiliki
serta memiliki kemampuan yang baik dalam hal komunikasi, baik secara internal
(sesama karyawan) maupun secara eksternal (terutama pelanggan). Setiap sumber daya
manusia yang terdapat didalam ICT Centre dituntut untuk selalu berperilaku baik dan
sopan kepada semua pihak (internal(hubungan vertikal & horizontal) dan eksternal). Hal
ini dilakukan ICT Centre dalam rangka menciptakan budaya kerja yang baik didalam
perusahaan yang nantinya akan mendukung perusahaan dalam memberikan pelayanan
yang terbaik bagi para pelanggannya.
148
h. Sistem pembayaran yang cepat.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan, ICT Centre
didukung dengan sistem pembayaran yang cepat yang terdapat pada setiap transaksi
yang terjadi didalam perusahaan. Sistem pembayaran tersebut merupakan wujud dari
proses distribusi arus keuangan yang lancar didalam perusahaan. Dengan adanya sistem
pembayaran tersebut, ICT Centre mampu memberikan nilai lebih bagi pihak eksternal
perusahaan (seperti pelanggan dan pemasok) berdasarkan setiap transaksi yang terjadi.
3. Infrastruktur Operasional
a. Web based service.
Dengan pelayanan berbasis web yang diberikan oleh ICT Centre kepada setiap
pelanggannya jelas memberikan kemudahan tersendiri bagi ICT Centre dalam menjalin
hubungan yang baik dengan pelanggannya. Dengan adanya sistem tersebut membuat
pihak ICT Centre tidak perlu mendatangi pelanggannya secara langsung untuk
menanggapi setiap saran, keluhan dan permasalahan yang disampaikan oleh
pelanggannya.
Pada dasarnya, sistem akan melakukan penanganan awal dengan menampung
setiap saran, keluhan dan permasalahan yang disampaikan oleh pelanggan sehingga
setiap karyawan perusahaan dapat bekerja secara fokus dan lebih efektif dalam
melakukan penanganan terhadap setiap permasalahan yang ada. Hal tersebut dapat
dilakukan karena sistem web tersebut mampu menghemat waktu para karyawan ICT
Centre dalam melakukan penanganan terhadap setiap permasalahan yang dihadapi
pelanggan. Apabila perusahaan tidak menggunakan sistem tersebut, pihak perusahaan
harus mendatangi secara langsung setiap pelanggannya yang tersebar di seluruh pelosok
Jakarta serta menampung dan menanggapi setiap saran, keluhan dan permasalahan yang
149
ada di mana dalam hal tersebut jelas akan mengurangi fokus dari para karyawan
terhadap setiap permasalahan yang disampaikan oleh pelanggan karena banyaknya
waktu yang terbuang percuma hanya untuk berpindah-pindah dari lokasi yang satu ke
lokasi yang lainnya. Dengan adanya sistem tersebut, komunikasi antara pihak
perusahaan dengan pelanggan dapat dilakukan via web sehingga dapat menghemat
banyak waktu.
b. ICT Centre didirikan kurang lebih pada 100 kabupaten yang tersebar di seluruh
pelosok Indonesia.
Dengan banyaknya ICT Centre yang didirikan oleh pihak Pemerintah kurang
lebih pada 100 kabupaten yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia membuat ICT
Centre semakin memperkuat jaringan operasionalnya sekaligus memperluas jangkauan
pemasarannya dalam rangka untuk mengembangkan teknologi informasi di Indonesia
sesuai dengan tujuan awal didirikannya ICT Centre.
c. Komputerisasi pada semua divisi yang terdapat didalam perusahaan secara
keseluruhan.
Setiap proses bisnis yang terjadi pada ICT Centre telah didukung dengan sistem
yang telah terkomputerisasi pada semua divisi yang terdapat pada perusahaan. Dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya, ICT Centre mengaplikasikan suatu sistem ERP
(Enterprise Resource Planning) yang bernama DotProject yang mendukung proses
operasional perusahaan secara keseluruhan. Dengan adanya sistem tersebut membuat
kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan lebih cepat dan membuat setiap
sumber daya manusia yang terdapat didalam perusahaan mampu untuk bekerja secara
efektif.
150
d. Database yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi.
Perusahaan ICT Centre memiliki database yang cukup besar yang memiliki
kemampuan untuk menyimpan setiap data dan informasi yang terdapat didalam
perusahaan. Dengan adanya database tersebut jelas memberikan kemudahan bagi setiap
sumber daya manusia yang terdapat dalam perusahaan untuk melakukan pencarian,
menampilkan serta melakukan manipulasi terhadap data dan informasi yang ada. Pada
dasarnya, database yang diimplementasikan oleh ICT Centre merupakan database yang
memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi di mana hanya pihak-pihak tertentu yang
memiliki otoritas saja yang dapat melakukan pengaksesan terhadap data dan informasi
yang terkait sesuai dengan kepentingannya.
e. Internet, LAN dan WAN.
Dengan adanya dukungan jaringan yang kuat seperti internet, LAN (Local Area
Network), WAN (Wide Area Network) yang terdapat pada ICT Centre membuat
perputaran arus data, informasi dan knowledge didalam perusahaan dapat berjalan
dengan lancar. Perputaran arus data, informasi dan knowledge perusahaan yang berjalan
dengan lancar tersebut secara langsung akan membawa dampak yang positif bagi setiap
interaksi dan komunikasi yang terjalin antara semua elemen-elemen perusahaan baik
secara internal maupun secara eksternal.
f. Aset keuangan yang selalu disediakan oleh pihak Pemerintah.
Dengan adanya dukungan keuangan yang selalu diberikan oleh pihak Pemerintah
kepada ICT Centre jelas mempermudah ICT Centre dalam melakukan inovasi pada
setiap produk dan pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya di mana dalam
menciptakan inovasi-inovasi yang baru jelas diperlukan biaya dan dana yang tidak
sedikit. Karena dukungan keuangan yang diberikan oleh Pemerintah tersebut membuat
151
ICT Centre mampu berfokus secara penuh terhadap setiap kegiatan operasionalnya
karena ICT Centre tidak perlu khawatir mengenai dana dan biaya yang diperlukan untuk
memenuhi setiap kebutuhan perusahaan.
Namun sebagai bentuk pertanggungjawaban ICT Centre terhadap dukungan
keuangan yang diberikan oleh pihak Pemerintah, ICT Centre diwajibkan untuk
memberikan laporan secara berkala kepada Pemerintah mengenai setiap perincian biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh ICT Centre didalam kegiatan operasionalnya. Setelah
laporan tersebut telah disampaikan kepada pihak Pemerintah maka laporan tersebut akan
diperiksa dengan cermat dan teliti oleh Pemerintah untuk memeriksa apakah aset-aset
keuangan yang selama ini telah diberikan kepada ICT Centre telah digunakan secara
efektif dan efisien oleh ICT Centre dalam mencapai tujuannya yakni untuk
mengembangkan teknologi informasi di Indonesia.
g. Jumlah karyawan magang yang cukup banyak.
Dengan banyaknya jumlah karyawan magang yang dimiliki oleh ICT Centre
jelas membuat ICT Centre semakin produktif dalam menjalankan proses bisnisnya
karena setiap karyawan magang yang terdapat pada perusahaan tersebut pada dasarnya
merupakan sumber daya manusia yang berkualitas di mana setiap karyawan yang
melakukan kerja magang di perusahaan tersebut terlebih dahulu diberikan pelatihan-
pelatihan secara gratis namun tidak mengurangi kualitas dari ilmu pengetahuan yang
disampaikan sehingga setiap karyawan magang yang terdapat pada ICT Centre mampu
memberikan nilai lebih bagi perusahaan secara keseluruhan. Dengan mempekerjakan
karyawan magang dengan jumlah yang cukup banyak, secara tidak langsung ICT Centre
telah ikut berperan dalam mengembangkan teknologi informasi di masyarakat.
152
h. Dokumentasi yang dapat diakses sesuai dengan kebutuhan.
ICT Centre yang didukung dengan adanya pendokumentasian atas semua hal
yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan seperti tugas dan proyek jelas
memberikan suatu kemudahan tersendiri bagi setiap sumber daya manusia yang terdapat
didalam perusahaan. Pada dasarnya, setiap dokumentasi tersebut dapat digunakan
sebagai acuan bagi setiap karyawan yang terdapat didalam perusahaan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapinya serta dokumentasi tersebut dapat
digunakan pula sebagai acuan bagi setiap karyawan dalam menyelesaikan setiap tugas
yang diberikan. Namun pendokumentasian yang terdapat pada ICT Centre pada
dasarnya masih belum terstruktur dengan baik sehingga pada waktu-waktu tertentu,
karyawan mungkin akan menghadapi sedikit kesulitan pada saat melakukan pencarian
atas dokumentasi yang dibutuhkannya. Hal tersebut juga semakin diperkuat dengan
kebiasaan dari beberapa karyawan perusahaan yang cenderung lupa untuk melakukan
pendokumentasian setelah menyelesaikan suatu pekerjaan.
3.3.3.2 Value Output Divisi Training
Berdasarkan gambaran aktivitas bisnis utama pada perusahaan ICT Centre yang
telah dijabarkan diatas jelas membuktikan bahwa terdapat interaksi / hubungan antara
divisi Training perusahaan baik dengan pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan. Berikut ini merupakan gambaran mengenai nilai (value) yang terdapat pada
setiap interaksi yang terjalin antara divisi Training dengan pihak internal dan pihak
eksternal perusahaan.
153
Gambar 3.5 Value output divisi Training
Berikut ini merupakan nilai-nilai yang terdapat pada setiap hubungan / interaksi
yang terjalin seperti yang telah dijabarkan pada gambar value output diatas.
Seminar
Training
Dukungan Promosi
Recruitment
Recruitment
Recruitment
Recruitment Recruitment
Database Support
Training IT Support
Knowledge
Requirements
Requirements
IT Support
Knowledge
Knowledge
Training
IT Support
Requirements
Knowledge
Training
IT Support
Requirements
Training
Requirements
Knowledge
Training Requirements
Knowledge
Requirements
Knowledge
Knowledge
Knowledge
Requirements
IT Support
Training
Vendor Marketing
Partner
Cybershop And
Equipment Pelanggan
Developer And
System Integration
Account
Wireless Broadband
Access Pemerintah
Training
154
Tabel 3.1 Value impact divisi Training
Tangible Intangible
Lingkungan Internal
Pemerintah Requirements Knowledge
Divisi Developer And System Integration
Requirements Recruitment
IT Support Database Support Requirements Knowledge Training
Divisi Cybershop And Equipment
Requirements Recruitment
IT Support Requirements Knowledge Training
Divisi Marketing Requirements Recruitment
Requirements Knowledge Training
Divisi Wireless Broadband Access
Requirements Recruitment
IT Support Requirements Knowledge Training
Divisi Account Requirements Recruitment
Requirements Knowledge Training
Lingkungan Eksternal
Pelanggan Knowledge Training
Partner Requirements IT Support Requirements Knowledge Training
Vendor Requirements IT Support Knowledge
155
Promosi dan Kontrak A. Dukungan Promosi B. Seminar
Pelayanan A. Requirements B. Knowledge C. Training
3.3.3.3 Proses Inti Value Network Divisi Training
Dengan berdasar pada analisis Value Network yang dilakukan terhadap
perusahaan ICT Centre secara keseluruhan serta nilai-nilai yang dijabarkan pada Value
Impact maka dapat dibuat analisis Value Network yang lebih berfokus pada divisi
Training perusahaan.
Infrastruktur : Pengadaan requirements yang dibutuhkan oleh divisi Training Human Resources : Perekrutan karyawan, training karyawan, monitoring dan penetapan standarisasi terhadap SDM bagian Training ICT Centre di daerah Technology : Penggunaan DotProject (ERP system), merancang produk / layanan baru bagi pelanggan, memperluas jaringan komunikasi (komunitas) pelatihan, dukungan promosi Procurement : Pengadaan produk, negosiasi (supplier dan pelanggan), internal meeting
Infrastruktur Operasional A. Hardware B. Software C. Internet D. Server
Gambar 3.6 Aktivitas utama pada divisi training
156
Berikut ini merupakan aktivitas-aktivitas utama yang dibedakan menjadi tiga
bagian besar yang terdapat pada divisi Training ICT Centre Jakarta.
1. Promosi Dan Kontrak
a. Dukungan Promosi.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh divisi Training terhadap
kegiatan promosi yang dilakukan oleh divisi marketing ICT Centre kepada masyarakat
adalah divisi Training turut berperan serta secara langsung dalam memberikan bantuan
promosi produk-produk perusahaan kepada para pelanggannya. Dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya, divisi Training selalu memiliki keterkaitan yang erat dengan
divisi lainnya didalam perusahaan di mana setiap melakukan proses bisnisnya, divisi
Training tidak terlepas dari dukungan-dukungan yang selalu diberikan oleh divisi-divisi
lain didalam perusahaan seperti dukungan jaringan yang diberikan oleh divisi Wireless
Broadband Access, dukungan software yang diberikan oleh divisi Developer And System
Integration dan dukungan peralatan yang diberikan oleh divisi Cybershop And
Equipment.
Pada dasarnya, keterkaitan yang terjalin antara setiap jasa pelatihan yang
ditawarkan oleh divisi Training kepada para pelanggan dengan produk divisi ICT Centre
lainnya jelas memberikan kemudahan tersendiri bagi divisi Training dalam melakukan
promosi kepada setiap pelanggannya mengenai setiap produk ICT Centre. Hal tersebut
semakin didukung pula dengan adanya fakta bahwa setiap produk ICT Centre pada
dasarnya memiliki karakteristik yang saling mendukung dan saling melengkapi antara
produk yang satu dengan produk yang lainnya.
157
b. Seminar.
Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh divisi Training yang secara
langsung mampu memberikan dampak yang positif terhadap kegiatan promosi yang
dilakukan oleh perusahaan adalah seminar. Pada dasarnya, seminar bernuansa teknologi
informasi tersebut merupakan hasil kerjasama antara divisi Training dengan pihak
eksternal perusahaan seperti sekolah-sekolah dan perusahaan. Pada seminar tersebut,
divisi Training selalu berupaya untuk memberikan informasi serta melakukan distribusi
knowledge yang seluas-luasnya kepada masyarakat sesuai dengan tujuan dari ICT Centre
yakni untuk mengembangkan teknologi informasi di Indonesia.
Pada kegiatan seminar tersebut, divisi Training secara langsung turut
mempromosikan setiap produk-produk yang terdapat didalam perusahaan kepada para
peserta seminar karena dalam seminar tersebut, divisi Training tidak hanya
merepresentasikan dirinya sebagai sebuah divisi / bagian dari perusahaan saja tetapi
divisi Training membawa dirinya sebagai perwakilan dari perusahaan ICT Centre secara
utuh sehingga setiap peserta seminar dapat memperoleh informasi yang selengkap-
lengkapnya mengenai ICT Centre secara menyeluruh.
2. Pelayanan
a. Requirements.
Dalam memberikan pelayanan kepada pihak internal perusahaan secara
keseluruhan, divisi Training selalu memberikan dukungan atas setiap requirements yang
dibutuhkan oleh divisi-divisi lain didalam perusahaan. Dalam hal ini, divisi Training
selalu memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan oleh seluruh divisi perusahaan
dalam kegiatan operasionalnya.
158
b. Knowledge.
Karena divisi Training merupakan divisi yang memiliki keunggulan pada
informasi dan knowledge maka divisi Training diharapkan dapat meningkatkan nilai-
nilai yang terdapat pada perusahaan berdasarkan informasi dan knowledge yang
dimilikinya. Dalam hal ini, divisi Training bertanggung jawab untuk melakukan
distribusi knowledge yang dimilikinya kedalam perusahaan secara merata. Pada
dasarnya, kegiatan distribusi informasi dan knowledge yang dilakukan oleh divisi
Training dibagi menjadi dua bagian yakni kegiatan distribusi yang dilakukan secara
formal dan kegiatan distribusi yang dilakukan secara informal.
Secara formal, kegiatan distribusi informasi dan knowledge yang dilakukan oleh
divisi Training terlihat pada saat divisi Training menghadiri kegiatan meeting yang
diselenggarakan oleh perusahaan. Pada kegiatan meeting tersebut, setiap divisi yang
terdapat didalam perusahaan bertanggung jawab untuk melakukan sharing atas setiap
knowledge yang dimilikinya. Kegiatan sharing knowledge tersebut diselenggarakan
oleh perusahaan dengan tujuan agar arus informasi dan knowledge didalam perusahaan
selalu berjalan dengan lancar sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi
perusahaan secara keseluruhan. Pada dasarnya, kegiatan distribusi knowledge yang
selenggarakan oleh perusahaan mampu memberikan nilai lebih bagi perusahaan
diantaranya perusahaan dapat mencari solusi yang terbaik atas setiap permasalahan yang
dihadapi serta memberikan dukungan bagi perusahaan untuk melakukan inovasi secara
terus menerus demi tercapainya kepuasan pelanggan. Hal ini dapat dicapai oleh ICT
Centre karena pada kegiatan sharing knowledge tersebut, perusahaan sangat menghargai
setiap kontribusi yang diberikan oleh setiap sumber daya manusia yang terdapat didalam
perusahaan.
159
Proses distribusi knowledge tersebut dapat pula dilakukan secara informal oleh
divisi Training di mana divisi Training hanya menyebarkan knowledge yang dimilikinya
kepada setiap karyawan perusahaan yang membutuhkannya sehingga setiap informasi
dan knowledge yang ada cukup disampaikan secara informal oleh pihak divisi Training.
c. Training.
Bentuk pelayanan utama yang diberikan oleh divisi Training ICT Centre kepada
perusahaan secara internal adalah pelatihan / training di mana divisi Training
bertanggung jawab penuh dalam memberikan dukungan pelatihan bagi setiap karyawan
ICT Centre yang membutuhkan pelatihan-pelatihan tersebut. Pelatihan yang diberikan
oleh divisi Training pada dasarnya merupakan pelatihan yang berkaitan dengan
teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya.
3. Infrastruktur Operasional
a. Hardware.
Pada perusahaan ICT Centre, hardware merupakan salah satu komponen penting
yang terdapat pada infrastruktur operasional perusahaan. Karena ICT Centre merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang teknologi informasi maka seluruh proses bisnis
perusahaan sangat tergantung pada hardware yang digunakan. Dalam hal ini, divisi
Training bertugas untuk memberikan informasi dan knowledge yang terkait dengan
pemilihan serta cara penanganan hardware yang digunakan oleh perusahaan. Dengan
pemilihan dan cara penanganan yang tepat terhadap setiap hardware yang digunakan
jelas memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan kinerja hardware serta
mampu meminimalisir resiko maupun permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan terkait dengan hardware yang digunakan.
160
b. Software.
Sama halnya dengan hardware, software juga merupakan salah satu komponen
penting yang terdapat pada infrastruktur operasional perusahaan. Dalam hal ini, divisi
Training bertugas untuk memberikan informasi dan knowledge mengenai pemilihan,
cara penggunaan dan pengembangan software yang digunakan oleh perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Dengan pemilihan dan cara penggunaan yang tepat atas
setiap software (aplikasi) yang digunakan oleh perusahaan jelas akan mampu
meningkatkan produktifitas serta efektifitas dari setiap sumber daya manusia yang
terdapat didalam perusahaan.
c. Internet.
Komponen infrastruktur operasional lainnya yang memiliki peranan yang cukup
penting bagi perusahaan sebagaimana layaknya hardware dan software adalah internet.
Oleh karena ICT Centre merupakan perusahaan yang bergerak dibidang teknologi
informasi dengan tujuan utama untuk mengembangkan teknologi informasi di Indonesia
maka secara langsung, internet memiliki peranan yang cukup besar bagi perusahaan.
Pada dasarnya, internet sangat berperan dalam memberikan dukungan terhadap proses
perputaran arus data, informasi dan knowledge yang terdapat didalam perusahaan.
Dalam hal ini, divisi Training bertanggung jawab untuk memberikan informasi dan
knowledge yang berkaitan dengan internet seperti pengadaan jaringan internet dan cara
pengelolaan internet. Dengan adanya pengelolaan internet yang baik jelas akan semakin
mendukung proses pendistribusian data, informasi dan knowledge didalam perusahaan.
d. Server.
Setiap perusahaan yang mengimplementasikan teknologi informasi tidak akan
terlepas dari keberadaan database dan server, begitu pula halnya dengan ICT Centre.
161
Pada dasarnya, database merupakan media yang digunakan oleh perusahaan untuk
menyimpan semua data-data perusahaan dan server adalah media yang digunakan untuk
menampung semua database yang diperlukan oleh perusahaan sehingga dapat dikatakan
bahwa database dan server memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan
karena kedua komponen tersebut sangat mempengaruhi proses pengaksesan data dan
informasi yang terdapat didalam perusahaan.
Dalam hal ini, divisi Training bertanggung jawab untuk memberikan informasi
dan knowledge yang berkaitan dengan database dan server seperti cara penggunaan dan
cara pengelolaan kepada perusahaan. Dengan adanya pengelolaan database dan server
yang baik maka perusahaan akan memiliki kemudahan dalam melakukan pencarian,
penggunaan serta manipulasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhannya di mana
hal tersebut jelas dapat meningkatkan kinerja dari setiap karyawan yang terdapat
didalam perusahaan.
3.3.4 Analisis S.W.O.T
Analisis S.W.O.T (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) merupakan
analisis yang digunakan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penting yang
berpengaruh cukup besar bagi perusahaan baik secara internal maupun secara eksternal.
Secara internal, analisis S.W.O.T digunakan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor
yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan secara eksternal, analisis
S.W.O.T digunakan untuk mengidentifikasikan setiap faktor yang berkaitan dengan
peluang dan ancaman yang mampu diberikan oleh lingkungan eksternal perusahaan
terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan menggunakan analisis S.W.O.T,
perusahaan mampu mengidentifikasi setiap faktor lingkungan yang ada baik secara
162
internal maupun eksternal yang berpengaruh cukup besar bagi perusahaan di mana hasil
dari proses analisis yang dilakukan oleh perusahaan terhadap faktor-faktor tersebut
nantinya akan digunakan oleh pihak perusahaan sebagai acuan untuk merumuskan
strategi yang tepat bagi perusahaan dengan cara memaksimalkan kekuatan yang dimiliki
oleh perusahaan dan memanfaatkan setiap peluang yang ada serta meminimalisir setiap
kelemahan perusahaan dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan. Berikut ini
merupakan analisis S.W.O.T yang dilakukan terhadap perusahaan ICT Centre.
3.3.4.1 Analisis Lingkungan Internal
A. Kekuatan
Secara mendasar, ICT Centre memiliki beberapa kekuatan utama yang
menjadikan perusahaan tersebut mampu berkembang dengan pesat serta mampu
menghadapi setiap persaingan yang ada. Berikut ini merupakan kekuatan utama yang
dimiliki oleh ICT Centre :
a. Harga produk yang terjangkau.
Karena ICT Centre merupakan perusahaan milik Pemerintah yang didirikan
dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi informasi di Indonesia maka pihak
vendor selalu memberikan harga yang relatif murah bagi ICT Centre atas setiap
requirements yang dibutuhkan dalam setiap proses bisnisnya. Dengan rendahnya harga
requirements yang ditawarkan oleh pihak vendor kepada perusahaan memungkinkan
pihak perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih murah atas setiap produk-produk
yang ditawarkan bagi para pelanggannya bila dibandingkan dengan perusahaan
pesaingnya. Meskipun harga produk yang ditawarkan oleh ICT Centre lebih murah bila
dibandingkan dengan harga produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaingnya namun
163
kualitas yang dimiliki oleh setiap produk ICT Centre tidak kalah dengan kualitas produk
perusahaan pesaingnya.
b. Memiliki sumber daya manusia yang paham akan teknologi informasi.
Kekuatan lain yang dimiliki oleh ICT Centre adalah perusahaan tersebut
memiliki sumber daya manusia yang sangat berkualitas dengan tingkat pengetahuan dan
keahlian yang sangat tinggi dalam kaitannya dengan teknologi informasi. Setiap sumber
daya manusia yang terdapat pada ICT Centre memiliki kemampuan yang baik dalam
mengerjakan setiap tugas yang diberikan, menggunakan aplikasi teknologi informasi
yang diimplementasikan didalam perusahaan, memberikan pelayanan yang terbaik bagi
para pelanggan serta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi
yang terjadi dengan cepat di mana hal tersebut jelas akan memberikan dampak yang
positif dengan pengaruh yang cukup besar bagi perusahaan karena ICT Centre
merupakan perusahaan yang sepenuhnya bergerak di bidang teknologi informasi. Dalam
hal ini, tingginya tingkat pengetahuan dan keahlian akan teknologi informasi yang
dimiliki oleh setiap sumber daya manusia yang terdapat perusahaan tersebut menjadi
suatu nilai lebih bagi ICT Centre untuk bersaing dengan perusahaan pesaingnya.
c. Memiliki komunitas yang luas.
Komunitas yang luas yang dimiliki oleh ICT Centre menjadi kekuatan utama
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Karena banyaknya praktisi dan pakar teknologi
informasi yang ikut terlibat dalam pendirian ICT Centre membuat ICT Centre memiliki
jaringan komunitas teknologi informasi yang sangat luas. Hal tersebut semakin diperkuat
dengan kegiatan-kegiatan promosi yang diselenggarakan secara berkala oleh ICT Centre
seperti seminar atau workshop di mana kegiatan tersebut secara tidak langsung turut
berperan dalam memperluas jaringan komunitas perusahaan. Secara mendasar,
164
komunitas memiliki peranan yang sangat besar bagi ICT Centre terutama pada kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam hal ini, komunitas berperan sebagai
media penghubung antara ICT Centre dengan calon pelanggannya serta memungkinkan
perusahaan untuk menjangkau pangsa pasar baru. Dengan jangkauan pasar yang
semakin luas sebagai dampak dari meluasnya jaringan komunitas yang dibangun oleh
perusahaan maka ICT Centre memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan
perusahaannya sesuai dengan tujuan utamanya yaitu untuk mengembangkan teknologi
informasi di masyarakat.
d. Memiliki jaminan pelayanan yang terpercaya.
Pelayanan yang terbaik yang selalu diberikan oleh ICT Centre kepada setiap
pelanggannya secara langsung akan berpengaruh terhadap meningkatnya tingkat
kepercayaan pelanggan terhadap ICT Centre secara keseluruhan. Dalam hal ini, pihak
ICT Centre selalu berfokus terhadap kepuasan pelanggan di mana pihak ICT Centre
selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas baik produk maupun pelayanan yang
ditawarkan bagi pelanggannya. ICT Centre juga selalu siap untuk menampung,
menanggapi dan melakukan penanganan yang tepat terhadap setiap saran, keluhan
ataupun permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan serta ICT Centre selalu berupaya
untuk memberikan solusi yang terbaik bagi pelanggannya. Hal tersebut semakin
diperkuat dengan pemberian jaminan oleh pihak ICT Centre terhadap setiap produk yang
ditawarkan bagi pelanggan sehingga apabila produk yang diterima oleh pelanggan
mengalami kerusakan atau tidak sesuai dengan keinginan pelanggan maka pihak ICT
Center dengan cepat akan melakukan pemeriksaan dan pengecekan terhadap produk
tersebut secara langsung serta melakukan perbaikan ataupun mengganti produk tersebut
dengan produk yang baru. Untuk produk-produk tertentu, pihak ICT Centre selalu
165
melakukan maintenance secara berkala atas produk tersebut agar kualitas dari produk
tersebut selalu terjaga. Semua hal tersebut merupakan bentuk jaminan yang diberikan
oleh ICT Centre demi tercapainya kepuasan para pelanggannya. Sebagai tambahan,
bentuk jaminan yang diberikan oleh ICT Centre pada dasarnya tergantung pada
kesepakatan yang terjadi antara pihak ICT Centre dengan pelanggan pada saat
melakukan transaksi.
B. Kelemahan.
Selain memiliki kekuatan, ICT Centre juga memiliki beberapa kelemahan yang
menjadi penghalang dan memberikan dampak yang negatif bagi ICT Centre dalam
menjalankan setiap proses bisnisnya. Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki oleh
ICT Centre antara lain :
a. Penyediaan stok inventory bagi customer.
Salah satu hal yang menjadi kelemahan bagi ICT Centre Jakarta adalah proses
penyediaan stok inventori yang kurang baik bagi pelanggan di mana kelemahan tersebut
terdapat pada divisi tertentu didalam perusahaan. Pada dasarnya hal tersebut terjadi
karena proses penyediaan stok inventori yang belum terkoordinasi dengan baik antara
pihak perusahaan dengan pihak vendor. Dalam hal ini, yang menjadi penyebab utama
timbulnya proses penyediaan stok inventori yang tidak terkoordinasi dengan baik bukan
terletak pada arus informasi yang terjalin didalam perusahaan baik secara internal
maupun secara eksternal tetapi secara mendasar, titik permasalahan yang menjadi
penyebab utama timbulnya kelemahan tersebut terdapat pada arus produk yang terjalin
antara perusahaan dengan pihak vendor. Akibat dari kelemahan tersebut sangat
dirasakan secara nyata oleh pihak pelanggan di mana pada waktu-waktu tertentu, pihak
perusahaan baru akan melakukan penyediaan produk pada saat pelanggan sangat
166
membutuhkan produk tersebut sehingga ketika pelanggan melakukan pembelian produk
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya sesegera mungkin, pelanggan harus
menunggu selama beberapa hari dikarenakan stok produk yang dibutuhkan oleh
pelanggan masih belum tersedia. Hal tersebut jelas akan memberikan dampak yang
negatif bagi perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat
waktu.
b. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang tidak jelas.
Keterbatasan akan jumlah core human resources yang terdapat didalam
perusahaan merupakan alasan utama timbulnya pembagian tugas dan tanggung jawab
yang tidak jelas pada setiap karyawan inti yang terdapat didalam perusahaan di mana
pada dasarnya, sumber daya manusia yang dimiliki oleh ICT Centre Jakarta berjumlah
sekitar lima puluh orang namun hanya dua belas orang diantaranya yang merupakan
karyawan inti perusahaan dan sekitar tiga puluh delapan orang lainnya merupakan
pekerja magang. Walaupun pembagian tugas dan tanggung jawab didalam perusahaan
telah ditetapkan dengan jelas, namun dengan keterbatasan core human resources yang
dimiliki oleh ICT Centre mengakibatkan terjadinya job sliding didalam perusahaan di
mana setiap tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh para karyawan inti selalu
mengalami perubahan dan penyesuaian sesuai dengan kondisi yang terjadi didalam
perusahaan. Dalam hal ini, rangkap tugas selalu terjadi pada setiap karyawan inti yang
terdapat didalam perusahaan di mana setiap tugas yang dilakukan oleh karyawan inti
tersebut pada dasarnya merupakan tugas dan tanggung jawab karyawan inti lain yang
bukan merupakan tugas dan tanggung jawab utama yang diberikan oleh perusahaan
kepadanya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembagian tugas
dan tanggung jawab yang tidak jelas yang terjadi didalam perusahaan dapat memberikan
167
dampak yang buruk terhadap kinerja karyawan karena setiap karyawan inti yang
terdapat didalam perusahaan tidak memiliki suatu fokus yang tetap dan terarah terhadap
setiap tugas yang dikerjakannya.
c. Tingkat pendidikan karyawan magang yang rendah.
Terkait dengan penggunaan karyawan magang yang cukup banyak dalam
menjalankan setiap proses bisnisnya maka dapat dilihat adanya suatu wujud kelemahan
yang cukup nyata yang terdapat pada ICT Centre bila analisis kelemahan difokuskan
pada tingkat pendidikan yang dimiliki oleh setiap karyawan magang yang terdapat
didalam perusahaan. Pada dasarnya, setiap karyawan magang yang terdapat didalam
perusahaan merupakan siswa-siswi dari setiap Sekolah Menengah Kejuruan yang
menjalin kerjasama dengan ICT Centre. Dalam hal ini, ICT Centre memilih
menggunakan pekerja magang bagi perusahaannya dengan tujuan untuk meminimalisir
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap setiap sumber daya manusia yang
digunakan sehingga dengan minimnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
membuat ICT Centre mampu menetapkan harga produk yang murah bagi setiap
pelanggannya. Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kontribusi yang mampu
diberikan oleh setiap pekerja magang tersebut bagi perusahaan maka ICT Centre selalu
diberikan pelatihan-pelatihan berkualitas yang berkaitan dengan teknologi informasi
bagi setiap pekerja magang yang ada. Dengan diberikannya pelatihan-pelatihan bagi
setiap pekerja magang tersebut maka secara tidak langsung, ICT Centre telah
berkontribusi dalam mengembangkan teknologi informasi pada masyarakat disekitarnya.
Tetapi apabila difokuskan terhadap tingkat pendidikan dari setiap pekerja magang
perusahaan yang rata-rata hanya setingkat SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), maka
dengan ilmu pengetahuan dan keahlian awal yang dimiliki jelas tidak dapat memberikan
168
nilai lebih bagi perusahaan. Untuk menghadapi hal tersebut diperlukan usaha yang
dilakukan secara terus menerus oleh ICT Centre dalam melakukan pelatihan kepada
setiap pekerja magang yang ada sehingga setiap pekerja magang tersebut diharapkan
dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya serta
menggunakan ilmu pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya tersebut untuk
mengembangkan perusahaan.
d. Kurangnya pengalaman dan perbedaan budaya para pekerja magang.
Adapun kelemahan lain yang dimiliki oleh ICT Centre Jakarta adalah minimnya
pengalaman serta perbedaan budaya yang cukup mencolok yang dimiliki oleh setiap
pekerja magang yang terdapat didalam perusahaan. Karena setiap pekerja magang yang
terdapat didalam perusahaan merupakan siswa-siswi SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) yang menjalin kerjasama dengan ICT Centre maka jelas setiap pekerja
magang yang masih duduk dibangku sekolah tersebut masih belum memiliki
pengalaman yang memadai didalam dunia pekerjaan. Untuk menghadapi hal tersebut,
ICT Centre selalu memberikan pelatihan secara terus menerus kepada setiap pekerja
magang dan setiap pekerja magang yang ada diharuskan untuk menerapkan secara
langsung setiap ilmu yang telah dipelajarinya kedalam setiap pekerjaan yang
dilakukannya sehingga setiap pekerja magang tersebut mampu mempelajari setiap
materi dan ilmu pengetahuan yang diajarkan dengan cepat serta memungkinkan bagi
setiap pekerja magang yang ada untuk memiliki pengalaman didalam dunia pekerjaan
secara singkat.
Perbedaan budaya yang dimiliki oleh setiap pekerja magang yang ada juga
menjadi suatu kelemahan yang kuat bagi ICT Centre. Karena setiap pekerja magang
yang terdapat pada ICT Centre (secara global) berasal dari siswa-siswi SMK (Sekolah
169
Menengah Kejuruan) yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia di mana mayoritas dari
setiap pekerja magang yang berasal dari daerah (luar Jakarta) belum dapat menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar sehingga akan menciptakan suatu kesenjangan
budaya yang cukup mencolok didalam perusahaan yang nantinya akan memberikan
dampak yang negatif terhadap proses interaksi dan komunikasi yang terjalin baik antara
pihak internal perusahaan maupun dengan pihak eksternal perusahaan khususnya para
pelanggan.
• Hasil Evaluasi Faktor Internal
Berikut ini merupakan hasil evaluasi terhadap faktor-faktor internal yang terdapat
pada ICT Centre Jakarta :
Tabel 3.2 Internal factor analysis (IFAS) pada ICT Centre Jakarta
Strengths Bobot Rating Bobot*RatingHarga produk yang terjangkau 0.1147 3 0.344034 Memiliki SDM yang paham akan TI 0.1409 3 0.422801 Memiliki komunitas yang luas 0.2881 4 1.152205 Memiliki jaminan pelayanan yang terpercaya 0.1807 3 0.542002 Sub Total (Strengths) 2.461042 Weaknesses Bobot Rating Bobot*RatingPenyediaan stok inventory bagi customer 0.0694 2 0.138857 Pembagian tugas dan tanggung jawab yang tidak jelas 0.0922 1 0.092198 Tingkat pendidikan karyawan magang yang rendah 0.0569 1 0.056879 Kurangnya pengalaman dan perbedaan budaya para pekerja magang 0.0572 2 0.114328 Sub Total (Weaknesses) 0.402262 Total IFAS 1.00 2.863304
Sumber : Hasil Penelitian
170
3.3.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal
C. Peluang
Secara mendasar, ICT Centre Jakarta memiliki beberapa peluang yang dapat
digunakan oleh perusahaan sebagai faktor pendukung dalam mencapai setiap tujuannya.
Adapun beberapa peluang yang dimiliki oleh ICT Centre Jakarta adalah sebagai berikut :
a. Berkembangnya teknologi informasi di Indonesia.
Sebagaimana diketahui bahwa teknologi informasi di Indonesia sedang
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut jelas akan memberikan
peluang yang cukup besar bagi ICT Centre dalam mengembangkan bisnisnya
dikarenakan ICT Centre merupakan perusahaan yang bergerak dibidang teknologi
informasi. Karena penggunaan teknologi informasi pada masa sekarang ini sudah
menjadi suatu keharusan didalam dunia bisnis di mana penggunaan teknologi informasi
dapat menjadi suatu kekuatan kompetitif yang digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan persaingan dengan perusahaan pesaingnya sehingga dalam hal ini, setiap
perusahaan selalu berupaya untuk beradaptasi dan selalu mengikuti perkembangan
terbaru pada teknologi informasi yang ada. Dalam hal ini, setiap perusahaan yang ada
selalu saling bersaing dan berlomba-lomba dalam mengimplementasikan teknologi
informasi yang lebih baik dan lebih canggih daripada perusahaan pesaingnya. Karena
tingginya permintaan akan produk baik berupa barang maupun jasa yang berkaitan
dengan teknologi informasi di Indonesia maka hal tersebut memberikan peluang yang
sangat besar bagi ICT Centre untuk mengembangkan perusahaannya.
b. Meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi di masyarakat.
Salah satu peluang yang dimiliki oleh ICT Centre adalah meningkatnya
kebutuhan akan teknologi informasi di masyarakat. Dengan perkembangan teknologi
171
informasi yang begitu cepat membuat teknologi informasi secara perlahan tapi pasti
mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia sehingga dapat dikatakan
bahwa dengan meluasnya pengaruh teknologi informasi di masyarakat secara langsung
mampu meningkatkan kesadaran (mengedukasi) setiap masyarakat Indonesia akan
pentingnya penggunaan teknologi informasi. Dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya penggunaan teknologi informasi mengakibatkan kebutuhan
masyarakat Indonesia akan teknologi informasi juga mengalami peningkatan.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap teknologi informasi akan
menciptakan pangsa pasar baru bagi perusahaan yang bergerak dibidang teknologi
informasi. Meningkatnya kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap teknologi informasi
dapat dibuktikan dengan banyaknya fasilitas warnet (warung internet) yang ditawarkan
bagi masyarakat serta meningkatnya jumlah permintaan masyarakat akan fasilitas
internet. Hal tersebut mencoba membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mulai
terbiasa menggunakan teknologi informasi dalam menunjang setiap kebutuhannya akan
informasi dan hal ini jelas memperbesar peluang bagi ICT Centre dalam
mengembangkan usahanya.
c. Adanya peluang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar.
Semakin meluasnya jaringan komunitas teknologi informasi yang dimiliki oleh
ICT Centre memberikan pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan peluang bagi
ICT Centre untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar yang
bergerak dibidang teknologi informasi. Melalui kerjasama yang terjalin antara ICT
Centre dengan perusahaan-perusahaan besar tersebut, ICT Centre mampu meningkatkan
kualitas dari setiap produk yang ditawarkan bagi pelanggan serta mampu meningkatkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan secara keseluruhan.
172
d. Menurunnya harga yang ditawarkan oleh pemasok.
Karena ICT Centre merupakan perusahaan milik Pemerintah yang didirikan
dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi informasi di masyarakat membuat pihak
pemasok memberikan harga yang relatif murah atas setiap requirements yang
dibutuhkan oleh ICT Centre dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Hal ini jelas
memberikan peluang yang besar bagi ICT Centre untuk menetapkan harga yang murah
atas setiap produk yang ditawarkan bagi para pelanggannya. Dengan ditetapkannya
harga yang murah atas setiap produk yang ditawarkan kepada para pelanggannya
membuat ICT Centre memiliki peluang yang cukup besar dalam menguasai pangsa pasar
yang ada dikarenakan banyaknya perusahaan yang bersaing didalam industri teknologi
informasi membuat para pelanggan memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup
besar.
D. Ancaman
Selain memiliki peluang yang cukup besar dalam mengembangkan usahanya,
ICT Centre juga memiliki beberapa ancaman yang diberikan oleh lingkungan eksternal
perusahaan. Adapun beberapa ancaman yang diberikan oleh lingkungan eksternal
perusahaan kepada ICT Centre antara lain :
a. Semakin banyaknya pesaing.
Secara mendasar, perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat di
Indonesia berdampak secara langsung dalam meningkatkan kebutuhan masyarakat
Indonesia akan teknologi informasi. Meningkatnya kebutuhan masyarakat Indonesia
akan teknologi informasi menciptakan prospek yang sangat besar bagi industri teknologi
informasi di Indonesia. Dalam hal ini, banyak perusahaan pendatang baru yang tertarik
untuk masuk kedalam industri teknologi informasi dikarenakan begitu besarnya peluang
173
yang ditawarkan oleh industri tersebut. Dengan meningkatnya jumlah pesaing yang
terdapat pada industri teknologi informasi jelas menjadi suatu ancaman yang cukup
berpengaruh bagi ICT Centre di mana dalam hal ini, ICT Centre harus memiliki
keunggulan kompetitif agar dapat memenangkan persaingan yang terjadi didalam
industri tersebut.
b. Kurs Dollar memiliki pengaruh terhadap harga peralatan.
Adapun ancaman lain yang diberikan oleh lingkungan eksternal perusahaan
kepada ICT Centre yakni pengaruh kurs Dollar yang sangat besar terhadap harga produk
yang ditawarkan kepada pelanggan. Karena mayoritas pihak vendor yang menyediakan
setiap peralatan dan requirements yang dibutuhkan oleh ICT Centre berasal dari Negara
lain diluar Indonesia, maka standarisasi pembayaran yang ditetapkan oleh pihak vendor
terhadap setiap peralatan dan requirements tersebut adalah dengan menggunakan mata
uang Dollar. Hal ini merupakan ancaman yang sangat berpengaruh bagi ICT Centre
karena nilai mata uang Rupiah yang selalu lemah terhadap mata uang Dollar. Dalam hal
ini, setiap terjadi kenaikan pada kurs Dollar maka secara langsung akan mengakibatkan
peningkatan harga produk yang ditetapkan bagi para pelanggan.
c. Perubahan teknologi yang cepat.
Seperti yang telah dijabarkan diatas bahwa perubahan teknologi yang cepat
membuat setiap perusahaan selalu bersaing untuk beradaptasi dan selalu mengikuti
perubahan teknologi yang ada. Hal ini menjadi suatu ancaman bagi ICT Centre karena
perubahan teknologi yang sangat cepat mengharuskan ICT Centre untuk selalu
melakukan penyesuaian dengan cepat atas setiap perubahan teknologi yang terjadi.
Dengan perubahan teknologi yang semakin cepat membuat ICT Centre harus selalu
menjaga agar teknologi yang digunakan didalam perusahaannya selalu lebih baik dan
174
lebih canggih bila dibandingkan dengan teknologi yang digunakan oleh perusahaan
pesaingnya.
d. Adanya peraturan pemerintah yang memberatkan.
Walaupun pihak Pemerintah selalu memberikan dukungan kepada ICT Centre
namun beberapa peraturan yang dirumuskan oleh Pemerintah terkait dengan penggunaan
teknologi informasi di Indonesia terkadang dapat memberikan dampak yang negatif bagi
ICT Centre. Salah satu bentuk peraturan Pemerintah yang dirasakan paling memiliki
dampak yang merugikan bagi ICT Centre adalah batasan dalam penggunaan bandwidth.
• Hasil Evaluasi Faktor Eksternal
Tabel 3.3 External factor analysis (EFAS) pada ICT Centre Jakarta
Opportunities Bobot Rating Bobot*Rating
Berkembangnya TI di indonesia 0.1270 3 0.381005
Meningkatnya kebutuhan akan TI di masyarakat 0.2350 4 0.940027
Adanya peluang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar 0.1196 2 0.239118
Menurunnya harga yang ditawarkan oleh pemasok 0.2055 4 0.821812
Sub Total (Opportunities) 2.381962
Threats Bobot Rating Bobot*Rating
Semakin banyaknya pesaing 0.1088 3 0.326421
Kurs dolar memiliki pengaruh terhadap harga peralatan 0.1091 2 0.218157
Perubahan teknologi yang cepat 0.0497 2 0.099310
Adanya peraturan pemerintah yang memberatkan 0.0454 3 0.136319
Sub Total (Threats) 0.780206
Total EFAS 1.00 3.162168
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan
lingkungan eksternal perusahaan, maka dapat dilihat bahwa kondisi perusahaan ICT
Centre pada saat ini berada pada kuadran strategi SO (Strengths dan Opportunities) di
175
mana setiap perusahaan yang berada pada posisi tersebut harus menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada.
Catatan :
Sumbu x = total strengths – total weakness = 2.461042 – 0.402262 = 2.05878
Sumbu y = total opportunities – total threats = 2.381962 – 0.780206 = 1.601756
Gambar 3.7 Posisi S.W.O.T pada ICT Centre Jakarta
3.3.5 Perancangan Strategi Perusahaan Berdasarkan S.W.O.T
Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat diidentifikasi beberapa strategi yang
tepat bagi perusahaan. Berikut ini merupakan pemetaan strategi pada ICT Centre
Jakarta.
Opportunities
Threats
Weakness Strengths 1.601756
2.05878
SO
176
3.3.5.1 Matriks S.W.O.T
Setelah melakukan pencocokan antara faktor kunci internal dan faktor kunci
eksternal perusahaan maka dapat digunakan matriks SWOT untuk merumuskan strategi
yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan. Berikut ini merupakan matriks SWOT
yang terdapat pada ICT Centre Jakarta :
Tabel 3.4 Pemetaan strategi berdasarkan matriks SWOT
Strengths
1. Harga produk yang
terjangkau
2. Memiliki sumber daya
manusia yang paham akan
teknologi informasi
3. Memiliki komunitas yang
luas
4. Memiliki jaminan
pelayanan yang terpercaya
Weaknesses
1. Penyediaan stok inventori
bagi customer
2. Pembagian tugas dan
tanggung jawab yang tidak
jelas
3. Tingkat pendidikan
karyawan magang yang
rendah
4. Kurangnya pengalaman dan
perbedaan budaya para
pekerja magang
Opportunities
1.Berkembangnya TI di
Indonesia
2.Meningkatnya
kebutuhan akan TI di
masyarakat
3.Adanya peluang bekerja
sama dengan
perusahaan-perusahaan
besar
1. Fokus pada kepuasan dan
kebutuhan customer (S1,
S4, O2)
2. Fokus pada peningkatan
teknologi yang lebih maju
(S2, S4, O1)
3. Fokus pada peningkatan
komunitas untuk
memperluas pemasaran
perusahaan (S3, O2)
1.Melatih sumber daya
manusia agar dapat
beradaptasi dengan
perkembangan TI yang baru
(W3, O1)
2.Melatih pekerja magang
agar dapat bekerja dengan
baik (W4, O2)
177
4.Menurunnya harga yang
ditawarkan oleh
pemasok
Threats
1.Semakin banyaknya
pesaing
2.Kurs dolar memiliki
pengaruh terhadap harga
peralatan
3.Perubahan teknologi
yang cepat
4.Adanya peraturan
pemerintah yang
memberatkan
1.Menawarkan teknologi
baru ke customer (S2, T3)
2.Membuat sistem terpadu
untuk meningkatkan
hubungan dengan klien
dan customer (S3, T3)
1.Mengadaptasi teknologi
baru yang memudahkan
karyawan dalam berbagi
pengetahuan yang berguna
untuk memudahkan
karyawan dalam
mengerjakan tugas
(W2, T3 )
Sumber : Hasil Penelitian
178
Berikut ini merupakan penyelarasan antara strategi yang diperoleh berdasarkan
SWOT dengan tujuan kegiatan operasional pada divisi Training ICT Centre Jakarta.
Tabel 3.5 Pemetaan strategi berdasarkan SWOT
Strategi berdasarkan SWOT Operasional Divisi Training
1. Fokus pada kepuasan dan kebutuhan customer
2. Fokus pada peningkatan teknologi yang lebih
maju
3. Fokus pada peningkatan komunitas untuk
memperluas pemasaran perusahaan
4. Melatih sumber daya manusia agar dapat
beradaptasi dengan perkembangan TI yang baru
5. Melatih pekerja magang agar dapat bekerja
dengan baik
6. Mengadaptasi teknologi baru yang memudahkan
karyawan dalam berbagi pengetahuan yang berguna
untuk memudahkan karyawan dalam mengerjakan
tugas
1. Memberikan pelatihan teknologi informasi yang
inovatif dan berkualitas bagi setiap karyawan yang
terdapat pada setiap divisi perusahaan dalam
rangka meningkatkan kualitas pengetahuan,
keahlian, kinerja serta nilai lebih yang diberikan
oleh setiap karyawan kepada perusahaan
2. Memberikan dukungan sepenuhnya terhadap
proses penyimpanan, pengolahan serta
pendistribusian data, informasi dan knowledge
didalam perusahaan secara keseluruhan
3. Memberikan dukungan promosi bagi perusahaan
melalui seminar dan workshop
4. Selalu memberikan pelatihan yang inovatif dan
berkualitas bagi setiap pelanggan dengan tujuan
untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan
5. Memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap
informasi dan knowledge yang berhubungan
dengan teknologi informasi
179
3.4 Knowledge Goal
3.4.1 Normative
A. Menciptakan budaya self learning (melakukan proses pembelajaran secara
independent) pada setiap karyawan yang terdapat didalam perusahaan sehingga
dalam hal ini, setiap karyawan perusahaan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keahlian yang dimiliki.
B. Menciptakan budaya knowledge sharing didalam perusahaan sehingga setiap
sumber daya manusia yang terdapat didalam perusahaan memiliki kebiasaan
untuk selalu melakukan sharing atas setiap knowledge yang dimilikinya di mana
hal tersebut jelas akan menciptakan suatu pola interaksi yang baik pada
lingkungan internal perusahaan.
3.4.2 Strategic
A. Meningkatkan proses pembelajaran bagi setiap sumber daya manusia yang
terdapat didalam perusahaan di mana hal tersebut dapat menambah nilai lebih
yang diberikan oleh setiap karyawan kepada perusahaan. Hal ini jelas akan
memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan kualitas perusahaan
secara keseluruhan yang secara langsung mendukung perusahaan untuk
mencapai tujuannya.
B. Memanfaatkan setiap knowledge yang terdapat didalam perusahaan untuk
mendukung perusahaan dalam mencapai setiap tujuannya.
C. Menciptakan suatu sistem pendokumentasian yang terstruktur atas setiap
knowledge perusahaan yang berpengaruh secara langsung dalam meningkatkan
kinerja dari setiap sumber daya manusia yang terdapat didalam perusahaan.
180
3.4.3 Operational
A. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian dari setiap sumber daya manusia yang
terdapat didalam perusahaan dengan mendistribusikan setiap dokumentasi
pelatihan dan knowledge yang terdapat didalam perusahaan secara merata.
B. Meningkatkan kualitas dari hasil kerja yang diberikan oleh setiap karyawan
kepada perusahaan melalui pendokumentasian dari setiap knowledge perusahaan
yang disempurnakan secara terus menerus (berkelanjutan).
C. Mengurangi pengulangan kesalahan yang mungkin terjadi didalam perusahaan
serta membantu perusahaan dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang
dihadapi melalui solusi yang tepat berdasarkan pendokumentasian knowledge
yang baik didalam perusahaan.
D. Meningkatkan efisiensi dari setiap proses bisnis yang terdapat pada perusahaan
berdasarkan pendokumentasian hasil kerja yang terstruktur dengan baik.
Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan pemetaan antara tujuan
kegiatan operasional divisi Training ICT Centre Jakarta dengan Knowledge Goal.
181
Tabel 3.6 Pemetaan knowledge goal
Operasional Divisi Training Knowledge Goals
Normative
A. Menciptakan budaya self learning pada
setiap karyawan
B. Menciptakan budaya knowledge sharing
didalam perusahaan
Strategic
A. Meningkatkan proses pembelajaran bagi
setiap sumber daya manusia yang terdapat
didalam perusahaan
B. Memanfaatkan setiap knowledge yang
terdapat didalam perusahaan
C. Menciptakan suatu sistem
pendokumentasian yang terstruktur atas
setiap knowledge perusahaan
1. Memberikan pelatihan teknologi informasi yang
inovatif dan berkualitas bagi setiap karyawan yang
terdapat pada setiap divisi perusahaan dalam rangka
meningkatkan kualitas pengetahuan, keahlian,
kinerja serta nilai lebih yang diberikan oleh setiap
karyawan kepada perusahaan
2. Memberikan dukungan sepenuhnya terhadap
proses penyimpanan, pengolahan serta
pendistribusian data, informasi dan knowledge
didalam perusahaan secara keseluruhan
3. Memberikan dukungan promosi bagi perusahaan
melalui seminar dan workshop
4. Selalu memberikan pelatihan yang inovatif dan
berkualitas bagi setiap pelanggan dengan tujuan
untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan
5. Memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap
informasi dan knowledge yang berhubungan
dengan teknologi informasi
Operational
A. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian
dari setiap sumber daya manusia
B. Meningkatkan kualitas dari hasil kerja
yang diberikan oleh setiap karyawan
kepada perusahaan
C. Mengurangi pengulangan kesalahan serta
membantu perusahaan dalam
menyelesaikan setiap permasalahan yang
dihadapi
D. Meningkatkan efisiensi dari setiap proses
182
bisnis yang terdapat pada perusahaan
3.5 Identifikasi Knowledge
Secara mendasar, analisis pengidentifikasian knowledge perusahaan dibagi
menjadi tiga bagian besar yaitu analisis pengidentifikasian knowledge berdasarkan sifat
structural perusahaan, analisis pengidentifikasian knowledge berdasarkan operasi
functional perusahaan serta analisis pengidentifikasian knowledge yang dibuat
berdasarkan behavior yang terdapat didalam perusahaan yang di mana pada masing-
masing analisis pengidentifikasian knowledge tersebut terdapat dua jenis knowledge
yakni tacit knowledge dan explicit knowledge. Berikut ini merupakan analisis
pengidentifikasian knowledge yang terdapat pada ICT Centre Jakarta.
3.5.1 Structural
3.5.1.1 Explicit Knowledge
1. Salah satu structural knowledge yang secara explicit terdapat pada ICT Centre
Jakarta adalah pembagian secara tertulis mengenai tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari setiap sumber daya manusia yang terdapat didalam
perusahaan secara menyeluruh. Pembagian tugas dan wewenang tersebut secara
mendasar dituliskan kedalam suatu dokumen yang secara umum dikenal sebagai
Standard Operational Procedure (SOP). Dalam hal ini, meskipun setiap tugas,
tanggung jawab dan wewenang tersebut dijabarkan secara jelas, namun setiap
tugas dan tanggung jawab tersebut hanya dijabarkan secara umum saja kepada
karyawan khususnya karyawan magang sehingga setiap karyawan cenderung
tidak mengetahui dengan spesifik dan pasti mengenai setiap tugas dan tanggung
183
jawab yang harus dikerjakan olehnya. Dalam kegiatan operasional perusahaan,
setiap karyawan perusahaan diharapkan dapat mengambil inisiatif untuk
mengerjakan setiap tugas dan tanggung jawab yang dikuasainya serta mampu
ditanganinya dengan baik meskipun pada dasarnya, tugas dan tanggung jawab
tersebut bukan merupakan tugas dan tanggung jawab utama yang harus ditangani
oleh karyawan tersebut. Hal ini dilakukan oleh perusahaan dikarenakan
keterbatasan jumlah karyawan inti yang terdapat didalam perusahaan sehingga
setiap karyawan inti tersebut diharapkan untuk mengerjakan apapun tugas dan
tanggung jawab yang mampu ditanganinya meskipun tugas dan tanggung jawab
tersebut berada diluar cakupan tanggung jawabnya. Hal tersebut merupakan
penyebab utama terjadinya job sliding (rangkap tugas) didalam ICT Centre
Jakarta. Pada ICT Centre Jakarta, setiap dokumen mengenai tugas dan tanggung
jawab yang terdapat didalam perusahaan diberikan kepada setiap manager divisi
perusahaan untuk didistribusikan kepada setiap karyawan baru yang terdapat
didalam perusahaan. Karena dokumen mengenai tugas dan tanggung jawab
tersebut bersifat esensial bagi perusahaan maka dokumen tersebut sangat
diproteksi oleh pihak perusahaan yang di mana dokumen tersebut tidak boleh
diberikan secara bebas kepada setiap orang yang tidak memiliki kepentingan
terhadap dokumen tersebut. Berdasarkan alasan tersebut maka dokumen tersebut
hanya diberikan secara lisan kepada setiap karyawan didalam perusahaan
khususnya bagi karyawan magang. Dalam hal ini, setiap karyawan dituntut untuk
dapat mengingat dan mengerjakan setiap tugas dan tanggung jawab yang
diberikan oleh perusahaan secara efektif dan efisien. Hal tersebut jelas akan
menjadi suatu hambatan bagi setiap karyawan baru (karyawan magang) yang
184
terdapat didalam perusahaan karena setiap karyawan magang tersebut tidak
mungkin dapat memahami keseluruhan dari setiap tugas dan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya dalam waktu yang singkat dikarenakan deskripsi tugas
dan tanggung jawab tersebut hanya disampaikan secara lisan sehingga setiap
karyawan baru tersebut tidak dapat memberikan hasil kerja yang optimal bagi
perusahaan.
2. Adapun structural knowledge lainnya yang secara explicit terdapat pada ICT
Centre Jakarta adalah data, informasi dan knowledge mengenai para pelanggan
ICT Centre Jakarta yang disimpan dalam database perusahaan. Data dan
informasi mengenai pelanggan tersebut antara lain seperti alamat tempat tinggal
pelanggan, saran dan keluhan yang diberikan pelanggan kepada pihak
perusahaan, nomor telepon pelanggan yang dapat dihubungi ataupun selera
produk pelanggan. Secara mendasar, data, informasi dan knowledge mengenai
pelanggan tersebut digunakan oleh pihak perusahaan sebagai acuan untuk
merumuskan strategi perusahaan dalam kaitannya dengan pelanggan, melakukan
inovasi terhadap produk yang ditawarkan bagi pelanggan dalam rangka
memenuhi setiap kebutuhan pelanggan dan memberikan pelayanan yang terbaik
sesuai dengan keinginan pelanggan yang semuanya dilakukan oleh ICT Centre
Jakarta untuk mempererat hubungan serta memberikan kepuasan bagi setiap
pelanggan.
3. Adapun structural knowledge lainnya yang secara explicit tidak terlepas dari ICT
Centre Jakarta yaitu data, informasi dan knowledge dari setiap karyawan yang
terdapat didalam perusahaan. Data dan informasi mengenai karyawan tersebut
antara lain seperti usia, jabatan, alamat tempat tinggal, lama bekerja, jumlah gaji,
185
pengalaman dan keahlian khusus yang dimiliki. Dengan berdasarkan data
karyawan tersebut diatas maka perusahaan akan memiliki suatu tuntunan yang
jelas akan memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan
pengidentifikasian dan pengenalan lebih lanjut terhadap setiap sumber daya
manusia yang terdapat didalam perusahaan sehingga perusahaan dapat
melakukan pengaturan dan pengelolaan sumber daya manusia yang dimilikinya
dengan baik karena perusahaan mengetahui dengan jelas karakteristik dari setiap
sumber daya manusia yang ada. Dengan demikian maka perusahaan dapat
merumuskan langkah-langkah yang tepat dalam mengatur setiap karyawan yang
ada supaya setiap karyawan perusahaan dapat memberikan kontribusi yang
maksimal bagi perusahaan.
4. Data, informasi dan knowledge mengenai setiap produk yang dihasilkan oleh
perusahaan pesaingnya juga menjadi suatu structural knowledge yang cukup
penting bagi ICT Centre sehingga dalam hal ini, ICT Centre selalu mengamati
perkembangan yang terjadi pada setiap produk perusahaan pesaingnya. Dengan
mengetahui karakteristik dari setiap produk yang ditawarkan oleh perusahaan
pesaing terhadap pelanggan maka secara langsung ICT Centre memiliki suatu
tuntunan yang memudahkan perusahaan dalam merumuskan strategi yang tepat
untuk menghadapi ancaman yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan
pesaingnya. Setiap data dan informasi mengenai produk perusahaan pesaingnya
tersebut juga digunakan sebagai acuan oleh pihak perusahaan untuk melakukan
inovasi atas setiap produknya sehingga produk yang dihasilkan oleh perusahaan
selalu menjadi produk yang terdepan dalam industri teknologi informasi di
Indonesia.
186
5. Data, informasi dan knowledge mengenai setiap vendor yang menjalin kerjasama
dengan pihak perusahaan juga memiliki peranan yang cukup besar bagi ICT
Centre di mana setiap data dan informasi mengenai vendor perusahaan tersebut
digunakan oleh ICT Centre untuk menentukan langkah-langkah dan strategi yang
tepat dalam melakukan negosiasi dengan pihak vendor sehingga setiap kerjasama
yang terjalin antara ICT Centre dengan pihak vendor merupakan bentuk
kerjasama yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan secara
keseluruhan.
6. Modul, materi dan jadwal training perusahaan merupakan structural knowledge
utama yang digunakan oleh karyawan khususnya karyawan divisi Training
dalam menjalankan setiap tugas dan tanggung jawabnya.
7. Dokumentasi hasil rapat (meeting) yang diadakan oleh ICT Centre Jakarta juga
merupakan salah satu structural knowledge yang bersifat explicit didalam
perusahaan. Dokumentasi hasil rapat yang terdapat pada ICT Centre biasanya
berupa penentuan materi yang akan ditawarkan bagi pelanggan dan penentuan isi
perjanjian kerjasama yang akan ditawarkan oleh ICT Centre Jakarta kepada
pihak pemasok serta pembahasan masalah yang dihadapi beserta solusi yang
tepat atas permasalahan tersebut. Namun karena rapat hanya diadakan pada
waktu tertentu saja maka permasalahan yang diangkat didalam rapat biasanya
hanya permasalahan-permasalahan yang muncul pada waktu yang berdekatan
dengan waktu diselenggarakannya rapat. Untuk permasalahan yang muncul
diluar kegiatan rapat biasanya hanya diberikan solusi secara tacit.
187
3.5.1.2 Tacit Knowledge
1. Secara mendasar, setiap sumber daya manusia yang terdapat didalam ICT Centre
memiliki tingkat pengetahuan dan keahlian yang cukup tinggi di mana setiap
karyawan ICT Centre selalu memiliki pemikiran, gagasan, masukan dan ide-ide
baru yang inovatif mengenai struktur sistem yang sedang berjalan didalam
perusahaan. Setiap kontribusi yang diberikan oleh karyawan kepada perusahaan
jelas mampu menghasilkan nilai lebih bagi ICT Centre. Namun karena
perusahaan belum memiliki suatu media yang dapat menampung dan
mendistribusikan setiap ide yang ada maka setiap ide dan pemikiran tersebut
hanya disampaikan secara lisan. Hal ini jelas semakin memperbesar
kemungkinan hilangnya setiap ide-ide dan pemikiran yang ada, padahal setiap
ide dan pemikiran yang dikemukakan oleh karyawan mengenai sistem
perusahaan secara keseluruhan memiliki andil yang sangat besar bagi ICT Centre
dalam mengembangkan struktur sistem perusahaan kearah yang lebih baik.
2. Setiap permasalahan yang dihadapi oleh karyawan beserta solusi yang tepat atas
setiap permasalahan yang ada merupakan structural knowledge yang
disampaikan secara tacit kedalam perusahaan. Dikarenakan setiap permasalahan
yang dihadapi oleh karyawan dapat muncul sewaktu-waktu (pada waktu yang
tidak dapat dipastikan), maka setiap karyawan dituntut untuk selalu siap dalam
menanggapi permasalahan yang muncul serta mencari dan mengumpulkan solusi
yang tepat atas permasalahan yang dihadapi dalam waktu yang sesingkat
mungkin. Karena perusahaan belum memiliki suatu sistem pendokumentasian
yang lengkap mengenai setiap permasalahan beserta solusi yang terbaik atas
setiap permasalahan yang dihadapi, maka selama ini karyawan perusahaan hanya
188
melakukan penyampaian permasalahan dan memberikan alternatif solusi secara
tacit saja.
3.5.2 Functional
3.5.2.1 Explicit Knowledge
1. Salah satu bentuk functional knowledge yang secara explicit terdapat pada ICT
Centre Jakarta yaitu laporan dan dokumentasi mengenai setiap rangkap tugas
yang telah dikerjakan oleh karyawan perusahaan diluar tugas dan tanggung
jawabnya. Dengan melihat job sliding (rangkap tugas) yang terjadi didalam
perusahaan di mana terdapat beberapa dokumentasi yang memiliki laporan
penyelesaian tugas yang hampir sama antara karyawan yang satu dengan
karyawan yang lainnya jelas membuat ICT Centre Jakarta sedikit mengalami
kesulitan dalam menggabungkan dan mendokumentasikan setiap laporan yang
ada.
2. Dokumentasi mengenai proyek yang dikerjakan oleh setiap karyawan ICT Centre
Jakarta seperti catatan-catatan penting yang berkenaan dengan proyek yang
dikerjakan seperti in-house training, workshop dan seminar juga menjadi salah
satu functional knowledge didalam perusahaan. Tetapi karena tidak sedikit
jumlah proyek yang dikerjakan oleh perusahaan serta keterbatasan waktu yang
tersedia membuat karyawan perusahaan tidak selalu membuat dokumentasi dari
setiap proyek yang dikerjakannya.
3. Artikel, buku, majalah dan referensi lain yang digunakan oleh karyawan
perusahaan dalam mendukung setiap tugas yang dikerjakannya juga merupakan
functional knowledge yang secara explicit terdapat didalam ICT Centre Jakarta.
189
3.5.2.2 Tacit Knowledge
1. Salah satu functional knowledge yang bersifat tacit pada ICT Centre Jakarta
adalah knowledge mengenai sistem kerja perusahaan seperti langkah-langkah
yang tepat dalam menyelesaikan proyek serta tips dan trik agar karyawan dapat
memaksimalkan kinerja didalam perusahaan. Namun yang terjadi selama ini
pada ICT Centre Jakarta adalah tips dan langkah-langkah yang terdapat didalam
perusahaan cenderung tidak didokumentasikan oleh setiap karyawan yang ada.
Dalam hal ini, tips dan langkah-langkah yang terdapat didalam perusahaan hanya
didistribusikan secara lisan dan tidak diuraikan dengan rinci kedalam perusahaan
secara menyeluruh.
2. Setiap gagasan, ide dan pemikiran baru yang dimiliki oleh karyawan seperti
inovasi baru terhadap produk perusahaan merupakan salah satu functional
knowledge yang terdapat pada ICT Centre Jakarta. Dalam hal ini, meskipun
setiap ide, gagasan dan pemikiran yang disampaikan oleh karyawan berada diluar
tugas dan tanggung jawabnya namun pada dasarnya, setiap ide dan gagasan yang
disampaikan dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan. Karena perusahaan
belum memiliki suatu media yang dapat digunakan untuk menampung dan
mendistribusikan setiap ide-ide yang ada maka resiko hilangnya ide dan gagasan
yang disampaikan oleh karyawan kepada perusahaan akan semakin besar.
3.5.3 Behaviour
1. Adapun kegiatan yang selalu diadakan oleh ICT Centre Jakarta dalam rangka
mendistribusikan knowledge yang dimiliki oleh setiap karyawan kedalam
perusahaan adalah meeting. Dalam kegiatan meeting tersebut, setiap karyawan
190
diberikan kebebasan untuk menyampaikan setiap ide, gagasan, saran dan
pemikiran yang dimilikinya baik yang berkaitan dengan lingkungan internal
maupun lingkungan eksternal perusahaan.
2. Pada waktu-waktu tertentu, ICT Centre Jakarta mengadakan kegiatan liburan
bersama yang diikuti oleh seluruh karyawan perusahaan. Tujuan utama ICT
Centre Jakarta mengadakan kegiatan tersebut adalah agar mempererat hubungan
antar karyawan perusahaan sehingga dapat meningkatkan budaya knowledge
sharing didalam perusahaan secara menyeluruh.
3. Komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan perusahaan dengan
menggunakan media chat room dan e-mail merupakan kebiasaan yang
melahirkan behavioural knowledge didalam perusahaan. Dengan menggunakan
chat room dan e-mail, setiap karyawan perusahaan saling melakukan komunikasi
mengenai semua hal seperti ide, pemikiran, pengalaman dan knowledge yang
dimilikinya. Namun karena setiap ide dan pemikiran tersebut tidak
terdokumentasi dengan baik dan hanya disampaikan melalui e-mail dan chat
room maka ide dan pemikiran tersebut akan sangat mudah hilang.
3.6 Permasalahan Yang Dihadapi
ICT Centre Jakarta merupakan sebuah perusahaan yang didirikan oleh
Pemerintah (DIKMENJUR) dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi informasi
di Jakarta. ICT Centre Jakarta merupakan salah satu wujud nyata yang dilakukan oleh
DIKMENJUR sebagai langkah awal untuk mencapai tujuannya yakni untuk
mengembangkan teknologi informasi di Indonesia. Untuk merealisasikan tujuan
tersebut, DIKMENJUR juga mendirikan ICT Centre di beberapa daerah di Indonesia.
191
Dalam hal ini, karena ICT Centre Jakarta merupakan ICT Centre yang paling prospektif
dari semua ICT Centre yang didirikan oleh DIKMENJUR, maka ICT Centre Jakarta
diberikan tanggung jawab oleh DIKMENJUR untuk melakukan monitoring pada
kegiatan operasional serta melakukan penetapan standarisasi terhadap ICT Centre
lainnya yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini dilakukan oleh Pemerintah
karena ICT Centre Jakarta dianggap telah memiliki standarisasi operasional yang baik
sehingga ICT Centre Jakarta diharapkan dapat menyebarkan setiap knowledge yang
dimilikinya kepada ICT Centre lainnya sehingga setiap ICT Centre dapat
mengadaptasikan knowledge tersebut ke dalam lembaganya.
Pada awalnya, ICT Centre yang baru didirikan oleh Pemerintah diharuskan untuk
memilih beberapa wakil dari lembaganya untuk dikirimkan ke ICT Centre Jakarta
dengan tujuan untuk mempelajari knowledge dan standarisasi yang terdapat didalam
perusahaan tersebut. Selanjutnya perwakilan ICT Centre daerah tersebut akan diberikan
pelatihan dan bimbingan secara intensif oleh tenaga ahli yang terdapat pada ICT Centre
Jakarta selama beberapa hari. Setelah perwakilan ICT Centre daerah tersebut telah
memperoleh knowledge yang ada, maka wakil ICT Centre daerah tersebut bertanggung
jawab untuk menyebarkan knowledge yang telah diperolehnya kepada ICT Centre di
daerahnya.
Untuk selanjutnya, kegiatan monitoring terhadap kegiatan operasional serta
penetapan standarisasi yang dilakukan oleh ICT Centre Jakarta terhadap ICT Centre
lainnya hanya dilakukan melalui e-mail dan chat room. Namun untuk kondisi tertentu,
ICT Centre Jakarta akan kembali melakukan panggilan terhadap wakil dari ICT Centre
daerah yang bersangkutan untuk melakukan penyebaran knowledge bila diperlukan.
Setelah ICT Centre Jakarta melakukan kegiatan monitoring dan penetapan standarisasi
192
terhadap ICT Centre daerah tersebut, maka ICT Centre Jakarta akan membuat laporan
atas kegiatan tersebut yang nantinya akan diserahkan kepada DIKMENJUR sebagai
bentuk pertanggungjawaban ICT Centre Jakarta kepada pihak Pemerintah.
Karena ICT Centre Jakarta belum memiliki suatu sistem yang dapat
mendokumentasikan setiap knowledge dan permasalahan yang dihadapi beserta solusi
yang tepat atas permasalahan tersebut maka ICT Centre Jakarta tidak dapat melakukan
kegiatan knowledge sharing dengan baik. Dalam hal ini, karena knowledge yang
diberikan oleh ICT Centre Jakarta tidak maksimal maka secara langsung akan
memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap proses monitoring pada kegiatan
operasional serta penetapan standarisasi yang dilakukan oleh ICT Centre Jakarta.
Permasalahan yang terdapat pada ICT Centre Jakarta khususnya pada divisi Training
antara lain :
1. Perusahaan belum memiliki suatu sistem yang dapat mengatur, mengelola dan
mendokumentasikan setiap knowledge yang terdapat didalam perusahaan dengan
baik dan terstruktur.
2. Perusahaan belum memiliki suatu sistem yang dapat mendukung proses
penyebaran knowledge yang terdapat didalam perusahaan kepada ICT Centre
lainnya yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia di mana proses penyebaran
knowledge tersebut merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban ICT
Centre Jakarta kepada pihak Pemerintah (DIKMENJUR). Dalam hal ini, ICT
Centre Jakarta bertanggung jawab penuh untuk melakukan pemantauan terhadap
kegiatan operasional serta penetapan standarisasi terhadap ICT Centre lainnya.
3. Perusahaan belum memiliki suatu sistem yang secara khusus mendukung proses
sharing knowledge perusahaan, baik antara karyawan perusahaan secara internal
193
maupun antara ICT Centre Jakarta dengan ICT Centre lainnya yang tersebar
diseluruh pelosok Indonesia.
4. Perusahaan belum memiliki suatu sistem yang dapat mengatur, mengelola dan
mendokumentasikan setiap permasalahan yang pernah dihadapi oleh perusahaan
beserta solusi yang tepat atas permasalahan tersebut sehingga dalam hal ini,
sering kali terjadi pengulangan kesalahan yang sama pada ICT Centre lainnya
yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
5. Perusahaan belum memiliki suatu sistem yang dapat menyimpan, mengelola dan
menyebarkan file-file penting yang dapat dijadikan sebagai bahan pendukung
bagi perusahaan khususnya pada divisi Training dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya.
6. Perusahaan belum memiliki suatu sistem yang secara khusus mendukung proses
pendokumentasian serta penyebaran berita dan pengumuman-pengumuman
penting yang berlaku didalam perusahaan.
7. Perusahaan belum memiliki suatu sistem yang secara khusus mendukung proses
komunikasi antar setiap karyawan mengenai knowledge perusahaan secara
keseluruhan.
194
Gambar 3.8 Rich picture proses penyebaran knowledge pada divisi Training ICT Centre
Jakarta
195
3.7 Usulan Pemecahan Masalah
Setelah melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi oleh ICT
Centre Jakarta khususnya pada divisi Training, maka dapat diperoleh suatu alternatif
pemecahan masalah yang dapat ditawarkan oleh sistem knowledge management yang
berfokus pada knowledge sharing. Sistem knowledge management tersebut secara
mendasar dapat membantu perusahaan untuk mengatur, mengelola, mendokumentasikan
dan menyebarkan setiap knowledge yang terdapat didalam perusahaan dengan baik serta
mendukung perusahaan dalam melakukan pemantauan pada kegiatan operasional serta
penetapan standarisasi terhadap ICT Centre lainnya di luar Jakarta. Sistem knowledge
management tersebut akan difokuskan pada knowledge yang terkait dengan divisi
Training perusahaan baik knowledge yang melekat pada divisi tersebut maupun
knowledge yang terdapat pada divisi lain namun terkait secara langsung dengan kegiatan
operasional divisi Training. Usulan sistem knowledge management yang akan
diimplementasikan kedalam perusahaan khususnya pada divisi Training dalam rangka
memecahkan permasalahan yang ada merupakan :
a) Sistem yang dapat mengatur, mengelola dan mendokumentasikan setiap
knowledge yang terdapat didalam perusahaan, setiap permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan beserta solusi yang tepat atas permasalahan tersebut serta file-
file penting yang dapat dijadikan sebagai bahan pendukung bagi perusahaan
khususnya pada divisi Training dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
dengan baik dan terstruktur.
b) Sistem yang dapat mendukung proses penyebaran knowledge yang terdapat
didalam perusahaan kepada ICT Centre lainnya yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia.
196
c) Sistem yang secara khusus mendukung proses sharing knowledge perusahaan,
baik antara karyawan perusahaan secara internal maupun antara ICT Centre
Jakarta dengan ICT Centre lainnya yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.
d) Sistem yang secara khusus mendukung proses pendokumentasian serta
penyebaran berita dan pengumuman-pengumuman penting yang berlaku didalam
perusahaan.
e) Sistem yang secara khusus mendukung proses komunikasi antar setiap karyawan
mengenai knowledge perusahaan secara keseluruhan.
197
Gambar 3.9 Rich picture knowledge management system yang diusulkan