BAB 3 Akuntabilitas Kinerja -...

27
LKJiP 2016, BAB III 18 BAB 3 Akuntabilitas Kinerja 3.1 Capaian Kinerja Organisasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan progres kinerja atas mandat dan sumber daya yang digunakannya. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dibuat untuk mengungkapkan capaian kinerja sasaran terhadap target yang ditetapkan pada setiap Agenda dalam Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018 disertai pembandingan dengan realisasi tahun- tahun sebelumnya dan penjelasan atas keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian sasaran. Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut : Tabel 3.1: Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI 1 Lebih dari 100% Sangat Baik 2 75 – 100% Baik Bab 3 berisi: 1. Capaian Kinerja Organisasi 2. Realisasi Anggaran 3. Prestasi 4.

Transcript of BAB 3 Akuntabilitas Kinerja -...

Page 1: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

18

BAB 3 Akuntabilitas Kinerja

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP

8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi

pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan progres kinerja atas

mandat dan sumber daya yang digunakannya.

Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah dibuat untuk mengungkapkan capaian

kinerja sasaran terhadap target yang ditetapkan

pada setiap Agenda dalam Renstra Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018

disertai pembandingan dengan realisasi tahun-

tahun sebelumnya dan penjelasan atas keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian

sasaran.

Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah,

maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut :

Tabel 3.1:

Skala Pengukuran Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI

1 Lebih dari 100% Sangat Baik

2 75 – 100% Baik

Bab 3 berisi: 1. Capaian Kinerja Organisasi 2. Realisasi Anggaran 3. Prestasi

4.

Page 2: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

19

3 55 – 74 % Cukup

4 Kurang dari 55 % Kurang

Untuk memudahkan interpertasi atas pencapaian kinerja sasaran dipergunakan

interval nilai sebagai berikut :

Pada tahun 2016, Dinas Kehutanan telah melaksanakan seluruh program dan

kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja

terhadap program dan kegiatan yang dialokasikan dalam belanja langsung, secara

umum Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah telah mencapai kinerja kategori

“baik” dibidang pembangunann kehutanan. Pengukuran dimaksud merupakan hasil

dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator.

Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Tahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1 2 3 4 5

1. Terwujudnya Perencanaan

Kehutanan yang Berkualitas

1. Jumlah perencanaan

kehutanan Kab/Kota dan

pengelola kawasan hutan yang

selaras dengan Provinsi

10 dokumen 10 dokumen 100

2. Meningkatnya Kualitas dan

Kuantitas Konservasi tanah dan

Air pada Daerah Aliran Sungai

Prioritas

2. Persentase rehabilitasi hutan

dan lahan kritis

5 %

(31.730 Ha)

5,75 %

(36.492 Ha)

115,01

3. Meningkatnya Produktivitas

Sumber Daya Hutan dan Lahan

3. Jumlah Produksi hasil hutan:

Kayu yang bersertifikat

Non kayu (Pinus, Damar,

Kayu Putih)

Tanaman bawah tegakan

hutan (tanaman pangan

dan empon-empon)

235.000 M3

53.700 Ton

10.000 Ha

155.704

53.176,74 Ton

10.050 Ha

66.26

99,03

100,50

4. Terjaganya produktivitas industri

primer hasil hutan kayu dan jasa

lingkungan

1. Jumlah produksi hasil hutan

kayu dari industri primer

2. Jumlah lokasi pemanfaatan air

dan wisata alam

3. Kontribusi sektor kehutanan

terhadap PDRB

1.470.000 M3

2 Lokasi

0,73 %

(0,1%/thn)

1.547.471,8 M3

2 Lokasi

0,51 %

(0,1%/thn)

100

100

78,08

5.

Meningkatnya Konservasi Alam

dan Menurunkan Potensi

Gangguan Terhadap Hutan

1. Jumlah kawasan konservasi

yang dikelola secara

profesional

2. Jumlah sarana prasarana, SDM

dan kelembagaan

pengendalian gangguan

terhadap hutan:

- Sarpras : (Alat damkarhut)

- SDM : (org)

- Kelembagaan

5% (2

unit/th)

1 Paket

150 Orang

5 Kelompok

5% (2 unit/th)

1 Paket

150 Orang

5 Kelompok

100

100

100

100

Page 3: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

20

6. Meningkatnya Kapasitas

Kelembagaan Kehutanan dan

Kesejahteraan Petani Hutan dan

Masyarakat di Sekitar Hutan

1. Jumlah kelompok peduli

kelestarian hutan

2. Rata-rata pendapatan

masyarakat petani hutan

10 Kelompok

Rp.

1.200.000,-

/KK (1 tahun)

10 Kelompok

Rp. 1.200.000,-

/KK (1 tahun)

100

100

Page 4: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

21

Pengukuran kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015

menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.

Sebagaimana dengan hasil perjanjian kinerja Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2016 dan Rencana Strategis Dinas Kehutanan, telah ditetapkan Indikator

Kinerja Utama (IKU) yang dipilih dari seperangkat indikator Kinerja yang berhasil

diidentifikasikan sesuai dengan tugas fungsi serta mandat (core business) yang diemban

Dinas Kehutanan. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah :

3.1.1 Meningkatkan kualitas perencanaan kehutanan

Tujuan meningkatkan kualitas perencanaan kehutanan dijabarkan dalam 1 (satu)

sasaran prioritas pembangunan kehutanan dengan 3 (tiga) indikator. Adapun sasaran

dimaksud adalah terwujudnya perencanaan kehutanan yang berkualitas yang diukur

dengan 2 (dua) indikator utama, yaitu :

a. Dokumen perencanaan yang disusun disinkronisasi dan dikendalikan

b. Persentase pertimbangan teknis dalam proses pemantapan dan penatagunaan

kawasan hutan yang terlayani

TUJUAN 1 SASARAN 1

Meningkatkan kualitas perencanaan

kehutanan

Terwujudnya perencanaan kehutanan

yang berkualitas

Indikator Kinerja, target dan realisasi dari sasaran 1 disajikan dalam tabel 3.3

sebagai berikut:

Tabel 3.3 : Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya perencanaan kehutanan yang

berkualitas Tahun 2016

No. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Dokumen perencanaan yang

disusun disinkronisasi dan

dikendalikan

10 Dokumen 10 Dokumen 100 %

2 Persentase pertimbangan teknis

dalam proses pemantapan dan

penatagunaan kawasan hutan

yang terlayani

100 % 100 % 100 %

Page 5: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

22

Rata-rata persentase capaian 100 %

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran strategis 1 pada tabel 3.3 di atas dapat

disimpulkan bahwa pencapaian sasaran terwujudnya perencanaan kehutanan yang

berkualitas Tahun 2016 tergolong baik (100%), hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran

terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran tercapai sesuai target yang ditetapkan.

Tabel 3.4: Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1, Terwujudnya Perencanaan Kehutanan

yang Berkualitas, 2014 - 2016

INDIKATOR

KINERJA

2014 2015 2016 Target Akhir % Capaian Thd

Target Akhir

RPJMD Capaian Capaian Target Realisasi

RPJMD Th.

2018

1. Dokumen

perencanaan yang

disusun

disinkronisasi dan

dikendalikan

(Dokumen)

10 10 10 10 50 60

2. Prosentase

pertimbangan teknis

dalam proses

pemantapan dan

penatagunaan

kawasan hutan yang

terlayani (%)

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya Perencanaan Kehutanan

yang Berkualitas, sebesar 100 % atau kategori “baik”. Dari 2 (dua) indikator seluruhnya

tercapai 100% sesuai dengan target. Adapun capaian indikator kinerja tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Indikator :

1. Dokumen Perencanaan yang disusun dsinkronisasikan dan dikendalikan

Dokumen perencanaan yang disusun merupakan Dokumen Perencanaan

Pembangunan Kehutanan untuk periode 1 (satu) tahun anggaran yang disusun dan telah

di sinkronisasikan serta dikendalikan melalui proses perencanaan di Jawa Tengah rangka

mewujudkan visi dan misi pembangunan Jawa Tengah “Menuju Jawa Tengah Sejahtera

dan Berdikari- Mboten Korupsi Mboten Ngapusi”. Mekanisme perencanaan pembangunan

Kehutanan telah mengacu dan mensikronisasikan dengan dokumen perencanaan lainnya

dan Proses musrenbang tahun 2016 yang dimulai dari tingkat Desa, Kecamatan sampai

Page 6: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

23

dengan Provinsi. Dokumen Perencanaan yang tersedia tahun 2016 sebanyak 5 (dokumen)

sebagai pedoman dan arah dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan tahun berjalan.

Selain itu selain Penyusunan Dokumen Perencanaan Penganggaran, Dinas

Kehutanan telah melaksanakan Pengendalian Perencanaan Pengelolaan Hutan Tahun

2016 telah menyusun Dokumen Perencanaan Pengelolaan Hutan sebanyak 5 (lima) jenis

yaitu :

1) Dokumen Perencanaan Pengelolaan Hutan Mangrove, lokasi kegiatan dilaksanakan di

2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Brebes dan Kota Tegal. Dokumen ini memuat

tentang pemanfaatan kawasan pesisir yang cukup intensif dan beragam menjadikan

ekosistem pesisir sebagai kawasan yang mempunyai potensi tingkat kerusakan yang

cukup tinggi khususnya bagi ekosistem mangrove di wilayah pesisir Jawa Tengah.

2) Dokumen Rencana Teknik Tahunan (RTT) Tahun 2016 sebanyak 4 dokumen (SPH I

Pekalongan, SPH II Yogyakarta SPH III Salatiga; SPH IV Rembang ), merupakan

pengawasan terhadap efektifitas pengelolaan hutan. Dalam Undang-Undang Nomor

41 Tahun 1999 pasal 60 ayat (1) bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

melakukan pengawasan kehutanan. Namun demikian implementasi peraturan ini oleh

provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Tengah dirasakan belum optimal sehingga

berdampak terhadap kerusakan hutan. Beberapa permasalahan, antara lain regulasi

yang saling bertentangan dan kurangnya pemahaman maupun perbedaan persepsi

tentang substansi perundang-undangan oleh aparat. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah merupakan amanat Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.60/Menhut-II/2011

tanggal 18 Agustus 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengaturan

Kelestarian Hutan dan Rencana Teknik Tahunan di Wilayah Perum Perhutani. Kegiatan

monitoring dan evaluasi RTT dimaksudkan untuk memantau realisasi pelaksanaan RTT

berdasarkan laporan RTT Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Adapun

tujuannya untuk mengamati/mengetahui perkembangan dan kemajuan pekerjaan,

identifikasi permasalahan serta antisipasi/upaya pemecahannya. Pencermatan

dilaksanakan dengan kunjungan ke KPH lingkup Perum Perhutani Divisi Regional Jawa

Tengah.

Tahun 2014 dan tahun 2015 dokumen perencanaan yang disusun, tersedianya

dokumen perencanaan yang terpadu sebanyak 10 dokumen, yang berarti jumlah

dokumen perencanaan yang disusun sama dengan tahun 2014 yaitu 10 Dokumen

perencanaan.

Page 7: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

24

Capaian Kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan

target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RENSTRA Dinas Kehutanan telah

tercapai 60%, ini berarti telah sesuai target yang ditetapkan yaitu tersedianya 10

Dokumen perencanaan pertahun.

Keberhasilan capaian kinerja “Tersedianya dokumen perencanaan yang

terpadu” pada sasaran 1, tidak terlepas dari program pendukung yang dilaksanakan

melalui Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan dengan Kegiatan:

1. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Kehutanan.

2. Koordinasi dan Pengendalian Perencanaan Pengelolaan Hutan

3. Inventarisasi Hutan dan Pengembangan Informasi Sumber Daya Hutan

Indikator :

Prosentase pertimbangan teknis dalam proses pemantapan dan penatagunaan kawasan

hutan yang terlayani.

Page 8: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

25

Capaian indikator kinerja “Prosentase pertimbangan teknis dalam proses

pemantapan dan penatagunaan kawasan hutan yang terlayani” pada sasaran strategis

1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahun 2014, Prosentase pertimbangan teknis dalam proses pemantapan dan

penatagunaan kawasan hutan yang terlayani adalah 100%, yang berarti

persentase pertimbangan teknis tahun 2014 sama dengan tahun 2015 atau

semua dapat terselesaikan 100 % sesuai dengan target.

b. Capaian Kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target

jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RENSTRA Dinas Kehutanan telah

tercapai 100%, ini berarti telah sesuai target yang ditetapkan yaitu Dinas

Kehutanan telah memberikan pertimbangan teknis dalam proses pemantapan

dan penatagunaan kawasan hutan setiap tahun dapat terselesaikan 100%.

Pertimbangan teknis yang diberikan yaitu: (1) Pertimbangan Teknis Permohonan

Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro

(PLTM) Harjosari di Kab. Pekalongan, Prov. Jawa Tengah An. PT. Indonesia Power :

Desa Bojongkoneng, Desa Bubak, Kecamatan Kandangserang dan Desa

Notogiwang, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan; (2) Pertimbangan

Teknis Permohonan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Survei-Eksplorasi

Batu Gamping dan Tanah Lempung An. PT. Artha Parama Indonesia : Desa

Ngampel, Desa Plantungan, Desa Sendangharjo, Kecamatan Blora; Desa Gandu,

Desa Gayam, Desa Jurangrejo, Desa Nglengkir, Desa Tempurejo, Kecamatan

Bogorejo; Desa Nglangitan, Desa Sitirejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten

Blora; (3) Pertimbangan Teknis Permohonan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

untuk Eksplorasi Panas Bumi An. PT. Sejahtera Alam Energy : a.Desa Tumiyang,

Glempang, Kecamatan Pekuncen; Desa Gunung lurah, Sokawera, Kecamatan

Cilongok; Desa Kalisalak, Melung, Kecamatan Kedung banteng; Desa Ketenger,

Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas. b. Desa Pandansari, Kecamatan

Paguyangan; Desa Igirklanceng, Dawuhan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten

Brebes; c. Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal (4) Kajian Teknis

IPPKH Pembangunan Jalan Tembus Bawang-Deles-Pranten-Dieng An. Bupati

Batang : Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. (5) Pertimbangan Teknis

Permohonan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pembangunan SUTET 500

kV Ungaran-Mandiracan An. PT. PLN (Persero) (6) Kajian Teknis IPPKH

Page 9: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

26

Pembangunan Jalan Tembus Pesanggrahan-Sadang An. Bupati Banjarnegara. (7)

Kajian Teknis IPPKH Pembangunan jalur evakuasi Sigedong-Sawangan An. Bupati

Tegal. (8) Kajian Teknis IPPKH Pembangunan Jalan Tembus Danareja – Sangkan

Jaya An. Bupati Tegal.

c. Keberhasilan capaian kinerja “Prosentase pertimbangan teknis dalam proses

pemantapan dan penatagunaan kawasan hutan yang terlayani” pada sasaran 1,

tidak terlepas dari program pendukung yang dilaksanakan melalui program

Perencanaan dan Pengembangan Hutan dengan Kegiatan Penatagunaan Hutan

Anggaran pendukung pencapaian sasaran strategis 1 telah dialokasikan

sebesar Rp. 1.155.500.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.081.049.600,- atau 93,56 %.

Dengan demikian terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 6,44 % dari

pagu anggaran yang ditetapkan.

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian Sasaran Strategis

1 antara lain :

1. Terkait dengan pelaksanaan evaluasi izin penggunaan hutan, belum siapnya

dokumen penggunaan kawasan hutan khususnya dokumen Perjanjian Izin

Pinjam Pakai Kawasan Hutan hal ini disebabkan adanya kebijakan internal

Perum Perhutani yang semula kegiatan Pinjam Pakai Kawasan Hutan diampu

Kasi Hukum dan Agraria Biro Perlindungan di Semarang sekarang di Biro

Perencanaan SDH dan Perusahaan di Salatiga.

2. Banyaknya peraturan perundangan dan seringnya perubahan dalam

pengaturannya telah meningkatkan beban bagi penyelenggaraan urusan

kehutanan di daerah dan telah menimbulkan potensi kekurangpaduan dan

kekurangsinergian dikarenakan banyaknya dokumen perencanaan, dokumen

pelaksanaan dan dokumen pelaksanaan dan dokumen pelaporan yang harus

dipenuhi;

Alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala melalui:

1. Melakukan koordinasi intensif lebih awal dengan para pihak terkait sehingga

dokumen dan perlengkapan lain yang diperlukan dapat disiapkan dan

penyampaikan rencana pelaksanaan lebih awal dengan baik.

2. Perlunya melakukan proses penyusunan dokumen secara berjenjang mulai dari

tingkat pusat, provinsi, kabupaten, sampai unit terkecil. Semua tingkatan harus

Page 10: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

27

sinkron. Perencanaan pada level bawah harus mengacu dan mendukung

perencanaan yang ada di bawah. Pelibatan ini diharapkan mulai dari tahap

penyusunan rencana sampai tahap akhir. Oleh karena itu perlu dilakukan

konsultasi publik dalam proses penyusunan rencana kehutanan. Mekanisme

yang tersedia adalah melalui musrenbang maupun rakorbanghutda. Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk menyerap aspirasi, masukan dan saran untuk

menyempurnakan dokumen rencana dimaksud.

3.1.2 Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Tujuan Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dijabarkan dalam

1 (satu) sasaran prioritas pembangunan kehutanan dengan 1 (satu) indikator.

Adapun sasaran dimaksud adalah meningkatnya kualitas pengelolaan daerah aliran

sungai yang diukur dengan 1 (satu) indikator utama, yaitu :

a. Persentase lahan kritis yang direhabilitasi.

TUJUAN 2 SASARAN 2

Meningkatkan Kualitas Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai

Meningkatnya Kualitas Pengelolaan

Aliran Sungai

Indikator Kinerja, target dan realisasi dari sasaran 2 disajikan dalam tabel 3.5

sebagai berikut:

Tabel 3.5 : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Aliran

Sungai Tahun 2016

No. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Persentase Lahan Kritis yang

Direhabilitasi,

5%

31.730 Ha

5,82 %

36.919 Ha

116 %

Rata-rata persentase capaian 116%

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran strategis 1 pada tabel 3.3 di atas dapat

disimpulkan bahwa sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan aliran sungai tahun 2016

tergolong sangat baik (116%), hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 1 (satu)

indikator kinerja sasaran tercapai sesuai target yang ditetapkan.

Tabel 3.6: Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2, Meningkatnya Kualitas Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai, 2014 - 2016

INDIKATOR

2014 2015 2016 Target Akhir % Capaian Thd

Target Akhir Capaian Capaian Target Realisasi RPJMD Th.

Page 11: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

28

KINERJA 2018 RPJMD

1. Persentase Lahan

Kritis yang

direhabilitasi

5,85 %

(37.109 Ha)

6,36 %

(40.350 Ha)

5% 5,82%

(36.919 Ha)

30%

(5%/thn dari

luas lahan

Kritis)

76,74

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas

Konservasi Tanah dan Air pada Daerah Aliran Sungai Prioritas, sebesar 116 % atau

kategori “sangat baik”. Untuk capaian indikator persentase lahan kritis yang direhabilitasi

tercapai diatas 100%.

Adapun capaian indikator kinerja “Persentase lahan kritis yang direhabilitasi”

pada sasaran strategis 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahun 2016 hutan negara di Jawa Tengah seluas 651.214,02 ha dan hutan rakyat

seluas 637.890 ha, sehingga luas lahan yang berfungsi sebagai kawasan hutan

seluas 1.289.104,54 ha. Berdasarkan review lahan kritis yang dilakukan pada tahun

2013, luas lahan kritis di Jawa Tengah seluas 634.601 ha.

b. Dalam rangka meningkatkan tutupan pohon pada lahan kritis dilakukan melalui

kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Pada tahun 2016 telah dilakukan penanaman

dan pembuatan bangunan sipil teknis pada luasan 146.108 Ha. Perkembangan

upaya penanganan lahan kritis tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel 3.6. Dalam

kurun waktu tahun 2014 – 2016 persentase lahan kritis yang direhabilitasi adalah

sebagai berikut :

1. Tahun 2014, Rehabilitasi hutan dan lahan kritis sebesar 5,85%, yang berarti

terjadi penanganan lahan kritis seluas 37.109 Ha, dengan demikian kondisi

kekritisan lahan di yang ditangani diharapkan dapat memulihkan produktifitas

lahan sebesar 37,109 Ha.

2. Tahun 2015, Rehabilitasi hutan dan lahan kritis sebesar 6,36%, naik 0,51 %

dibanding tahun 2014, dengan demikian kondisi kekritisan lahan yang ditangani

diharapkan dapat memulihkan produktifitas lahan sebesar 40.350 Ha.

3. Tahun 2016, Reahbilitasi hutan dan lahan kritis sebesar 5,82 %, turun 0,54 %

dibanding tahun 2015, namun 0,82 % diatas target tahun 2016. Dengan

demikian kondisi kekritisan lahan yang ditangani diharapkan dapat memulihkan

produktifitas lahan sebesar 36.919 Ha.

Page 12: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

29

c. Capaian Kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target

jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RENSTRA Dinas Kehutanan telah

tercapai 76,74 % .

d. Keberhasilan capaian kinerja “Persentase lahan kritis yang direhabilitasi” pada

sasaran 2, tidak terlepas dari program pendukung yang dilaksanakan melalui

program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan Kegiatan:

1. Fasilitasi Bantuan Bibit, Perbenihan dan Pengembangan Budidaya Tanaman

Kehutanan;

2. Rehabilitasi dan Penanganan DAS

3. Pengembangan Usaha Hutan Rakyat dan Aneka Usaha Kehutanan

4. Pengembangan Perbenihan Tanaman Hutan

5. Pengelolaan Kebun Benih dan Bibit Tanaman Kehutanan dan MPTS (Persemaian

Permanen)

Anggaran pendukung pencapaian sasaran strategis 2 telah dialokasikan

sebesar Rp. 7.462.283.000,- terealisasi sebesar Rp.7.388.063.880,- atau 99,01 %. Dengan

demikian terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 0,99 % dari pagu

anggaran yang ditetapkan.

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian Sasaran Strategis 2

antara lain Tingkat kesadaran masyarakat atas tingginya nilai ekonomi hutan rakyat

telah meningkatkan animo masyarakat dalam menanam pohon; namun demikian pola

budidaya hutan rakyat masih dijumpai kegagalan budidaya dikarenakan bibit yang

kurang berkualitas, teknik budidaya yang belum sepenuhnya menerapkan silvikultur

intensif dan tingginya serangan hama dan penyakit;

Alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala melalui

pendampingan kepada masyarakat salah satunya dengan pelatihan, fasilitasi bantuan

bibit (bersertifikat) dan alat yang mampu mendorong peningkatan kualitas hutan dan

lahan.

3.1.3 Meningkatkan Produktifitas Sumber Daya Hutan dan Lahan

Tujuan meningkatkan produktifitas sumber daya hutan dan lahan dijabarkan dalam 1

(satu) sasaran prioritas pembangunan kehutanan dengan 1 (satu) indikator. Adapun

sasaran dimaksud adalah Meningkatnya produktifitas sumber daya hutan dan lahan

diukur dengan 1 (satu) indikator utama, yaitu :

a. Jumlah Produksi Hasil Hutan :

Page 13: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

30

- Kayu yang bersertifikat

- Non Kayu (Pinus, Damar, Kayu Putih)

- Tanaman bawah tegakan hutan (tanaman pangan dan empon-empon)

TUJUAN 3 SASARAN 3

Meningkatkan produktifitas sumber

daya hutan dan lahan

Meningkatnya produktifitas sumber

daya hutan dan lahan

Indikator Kinerja, target dan realisasi dari sasaran 1 disajikan dalam tabel 3.7

sebagai berikut:

Tabel 3.7 : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktifitas Sumber Daya

Hutan dan Lahan Tahun 2016

No. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah Produksi Hasil Hutan:

- Kayu yang bersertifikat

- Non Kayu

- Tanaman bawah tegakan

hutan

235.000 M3

155.704 M3

66,26

99,23

100,50

53.700 Ton 53.176,74

10.000 Ha 10.050 Ha

Rata-rata persentase capaian 88,66 %

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran strategis 3 pada tabel 3.7 di atas dapat

disimpulkan bahwa pencapaian sasaran Meningkatnya Produktifitas Sumber Daya

Hutan dan Lahan Tahun 2016 tergolong baik (88,66%), hal ini dapat dilihat dari hasil

pengukuran rata-rata terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran tercapai sesuai target

yang ditetapkan.

Tabel 3.8 : Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3, Meningkatnya Produktifitas Sumber

Daya Hutan dan Lahan , 2014 - 2016

INDIKATOR

KINERJA

2014 2015 2016

Capaian Capaian Target Realisasi

Jumlah Produksi Hasil

Hutan:

- Kayu yang bersertifikat

- Non Kayu

- Tanaman bawah

tegakan hutan

-

51.664 Ton

15.109 Ha

-

58.032 Ton

15.760 Ha

235.000 M3

53.700 Ton

10.000 Ha

155.704 M3

53.176 Ton

10.050 Ha

Page 14: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

31

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya produktifitas sumber daya

hutan dan lahan sebesar 116 % atau kategori “sangat baik”. Untuk capaian indikator

jumlah produksi hasil hutan tercapai diatas 100%.

Adapun capaian indikator kinerja “Jumlah Produksi Hasil Hutan” pada sasaran

strategis 3 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahun 2016, jumlah produksi hasil hutan yang berasal dari hasil hutan non kayu seperti

daun kayu putih, naik 2,84 % dibanding tahun 2014, dan turun sebesar 9,13

% atau turun 4.856 Ton. Sebaliknya luas lahan yang digunakan untuk tanaman bawah

tegakan capaian diatas target tahun 10.000 Ha.

b. Keberhasilan capaian indikator kinerja sasaran “Meningkatnya Produktifitas Sumber

Daya Hutan dan Lahan” pada sasaran 3, tidak terlepas dari program pendukung yang

dilaksanakan melalui program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dengan

Kegiatan:

1. Pengembangan jasa lingkungan;

2. Pemantapan pengendalian penatausahaan hasil hutan dan pemanfaatan hutan;

3. Pengembangan Pengelolaan Hasil Hutan, Pemasaran Hasil Hutan dan

Restrukturisasi Industri Kehutanan

4. Pembinaan Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Hasil Hutan di BPPHH

Wilayah I dan wilayah II

Anggaran pendukung pencapaian sasaran strategis 4 telah dialokasikan

sebesar Rp. 1.509.238.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.474.395.455,- atau 97,69 %. Dengan

demikian terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 2,31 % dari pagu anggaran

yang ditetapkan

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian Sasaran Strategis 4

antara lain Kontribusi HHBK masih dipandang belum layak bagi penurunan kemiskinan,

pembangunan ekonomi dan sosial dan berkelanjutan lingkungan hidup, padahal

pemanfaatan HHBK di sebagian komponen masyarakat sudah bukan hanya untuk

memenuhi kebutuhan subsisten tetapi sudah bertujuan komersial.

Alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala dapat dilakukan

dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra atau menjadi salah satu shareholder

kehutanan dalam aneka usaha produk HHBK yang dapat meningkatkan kesejahteraan

rakyat; Memfasilitasi proses perencanaan pada level mikro, unit usaha, unit petak dengan

Page 15: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

32

prosedur terbuka dan adaptif; Mendorong masyarakat memperlakukan ekosistem sebagai

pabrik dan HHBK sebagai produk.

3.1.4 Meningkatkan Produktifitas Industri Primer Hasil Hutan Kayu dan Jasa

Lingkungan

Tujuan meningkatkan produktifitas industri Hasil hutan kayu dan jasa lingkungan

dijabarkan dalam 1 (satu) sasaran prioritas pembangunan kehutanan dengan 1 (satu)

indikator. Adapun sasaran dimaksud adalah Terjaganya produktifitas primer hasil

hutan kayu dan jasa lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama, yaitu :

1. Jumlah produksi hasil hutan kayu dari industri primer

2. Jumlah lokasi pemanfaatan air dan wisata alam

3. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB

TUJUAN 4 SASARAN 4

Meningkatkan produktifitas industri

primer hasil hutan dan jasa

lingkungan

Terjaganya produktifitas industri primer

hasil hutan kayu dan jasa lingkungan

Indikator Kinerja, target dan realisasi dari sasaran 4 disajikan dalam tabel 3.9

sebagai berikut:

Tabel 3.9 : Pengukuran Kinerja Sasaran Terjaganya produktifitas industri primer

hasil hutan dan jasa lingkungan Tahun 2016

No. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 - Jumlah produksi hasil hutan

dari industri primer

1.470.000 M3

1.547.471,8 M3

105,27

- Jumlah lokasi pemanfaatan air

dan wisata alam

2 Lokasi 2 Lokasi 100

- Kontribusi sektor kehutanan

terhadap PDRB

0,73 % 0,51 % 69,86

Rata-rata persentase capaian 91,71 %

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran strategis 4 pada tabel 3.9 di atas dapat

disimpulkan bahwa pencapaian sasaran Terjaganya produktifitas industri primer hasil

hutan kayu dan jasa lingkungan Tahun 2016 tergolong baik (91,71%), hal ini dapat

Page 16: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

33

dilihat dari hasil pengukuran rata-rata terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran

tercapai sesuai target yang ditetapkan.

Tabel 3.10 : Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4, Terjaganya produktifitas industri

primer hasil hutan kayu dan jasa lingkungan, tahun 2016

INDIKATOR

KINERJA

2014 2015 2016

Capaian Capaian Target Realisasi

1. Jumlah produksi hasil hutan

dari industri primer

2. Jumlah lokasi pemanfaatan

air dan wisata alam

3. Kontribusi sektor kehutanan

terhadap PDRB

-

-

0,59

-

-

0,60

1.470.000 M3

2 Lokasi

0,73

1.547.471,8 M3

2 Lokasi

0,51

a. Tahun 2016, produktifitas industri primer hasil hutan kayu dan jasa lingkungan

b. Tahun 2016, Jumlah lokasi pemanfaatan air dan wisata alam berada di 2 lokasi, yaitu

Taman Wisata Alam (TWA) Grojogan Sewu (Kabupaten Karanganyar) dan TWA Telogo

Warno dan Pengilon (Kabupaten Wonosobo) merupakan kawasan pelestarian alam

yang pengelolaannya berada di bawah BKSDA Jawa Tengah. kawasan pelestarian alam

yang dimanfaatkan terutama untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi. Taman

wisata alam dapat dimanfaatkan untuk kegiatan Penyimpanan dan/atau penyerapan

karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam;

c. Tahun 2016, kontribusi dalam PDRB sub sektor kehutanan, pada tahun 2016 terjadi

penurunan sebesar 34% yang berasal dari jumlah tebangan kayu yang bersertifikat, hal

tersebut berpengaruh terhadap PDRB tahun 2016 sebesar 0,51% kurang dari target

0,73% dan lebih rendah dari tahun sebelumnya 0,56%. Tidak tercapainya Target

dikarenakan adanya kebijakan penundaan seluruh tebangan kayu jati untuk menjaga

keseimbangan supply dan demand.

d. Keberhasilan capaian indikator kinerja sasaran “Terjaganya produktifitas industri

primer hasil hutan kayu dan jasa lingkungan” pada sasaran 4, tidak terlepas dari

program pendukung yang dilaksanakan melalui program Pemanfaatan Potensi

Sumber Daya Hutan dengan Kegiatan:

a. Jumlah produksi hasil hutan kayu dari industri primer

b. Jumlah lokasi pemanfaatan air dan wisata alam

Page 17: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

34

c. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB

Anggaran pendukung pencapaian sasaran strategis 4 telah dialokasikan sebesar

Rp. 1.509.238.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.474.395.455,- atau 97,69 %. Dengan demikian

terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 2,31 % dari pagu anggaran yang

ditetapkan

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian Sasaran Strategis 4

antara lain kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB mengalami penurunan sebesar

34 %, hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan penundaan seluruh tebangan kayu jati

untuk menjaga keseimbangan suplly dan demand.

Alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala yaitu: selama ini PDRB

dihitung dan diterbitkan masih bersifat konvensional karena hanya mengukur hasil

kegiatan ekonomi tanpa memasukkan dimensi lingkungan di dalamnya dengan kata lain,

PDRB konvensional hanya mencerminkan nilai kontribusi produk kehutanan yang

dipasarkan, belum terintegrasi unsur deplesi sumber daya hutan dan degradasi

lingkungan. Berdasarkan klasifikasi sektor yang dilakukan BPS pada Tabel Input-Output,

peranan sektor kehutanan hanya dilihat dari produksi kayu dan non kayu yang umumnya

merupakan input dasar yang masih akan diolah lagi menjadi produk yang bernilai tambah.

Produk-produk yang berasal dari hutan yang kemudian diolah lagi (industri hilir) tidak

masuk ke dalam kontribusi sektor kehutanan. Sehingga apabila produk tersebut

dimasukan dalam kontribusi sektor kehutanan, kontribusi sektor kehutanan diestimasi

menjadi sangat besar. Dengan demikian persoalan ’posting’ terkadang menyebabkan nilai

PDB sektor kehutanan tidak mencerminkan fakta sesungguhnya, sehingga disarankan

posting PDB antar sektor disempurnakan dengan menggunakan pendekatan yang lebih

komprehensif.

3.1.5 Meningkatnya Konservasi Alam dan Menurunkan Potensi Gangguan Terhadap

Hutan

Tujuan Meningkatkan Konservasi Alam dan Menurunkan Potensi Gangguan

Terhadap Hutan dijabarkan dalam 1 (satu) sasaran prioritas pembangunan kehutanan

dengan 2 (dua) indikator. Adapun sasaran dimaksud adalah meningkatnya konservasi

alam dan menurunkan potensi gangguan terhadap hutan diukur dengan 2 (dua)

indikator utama, yaitu :

1. Jumlah kawasan konservasi yang dikelola secara profesional

Page 18: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

35

2. Jumlah sarana prasarana, SDM dan kelembagaan pengendalian gangguan

terhadap hutan:

a. Sarpras : (Alat damkarhut)

b. SDM : (org)

c. Kelembagaan

TUJUAN 5 SASARAN 5

Meningkatkan Konservasi Alam dan

Menurunkan Potensi Gangguan

Terhadap Hutan

Meningkatnya Konservasi Alam

danMenurunkan Potensi Gangguan

Terhadap Hutan

Indikator Kinerja, target dan realisasi dari sasaran 1 disajikan dalam tabel 3.11

sebagai berikut:

Tabel 3.11 : Pengukuran Kinerja Sasaran Terjaganya produktifitas industri primer

hasil hutan dan jasa lingkungan Tahun 2016

No. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 - Jumlah kawasan konservasi

yang dikelola secara

profesional

5 % ( 2 unit)

5 % (2 unit)

100

- Jumlah sarana prasarana, SDM

dan kelembagaan

pengendalian gangguan

terhadap hutan :

Sarpras

SDM

Kelembagaan

1 Paket

150 Orang

5 Kelp

1 Paket

150 Orang

5 Kelp

100

100

100

Rata-rata persentase capaian 100 %

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran strategis 5 pada tabel 3.11 di atas

dapat disimpulkan bahwa sasaran terjaganya produktifitas industri primer hasil hutan

kayu dan jasa lingkungan tahun 2016 tergolong baik (100 %), hal ini dapat dilihat

dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran tercapai sesuai

target yang ditetapkan.

Tabel 3.12:Capaian Kinerja Sasaran Strategis 5, Meningkatnya Konservasi Alam dan

Menurunkan Potensi Gangguan Terhadap Hutan, 2014 – 2016

INDIKATOR

KINERJA

2014 2015 2016 Target

Akhir % Capaian

Thd Target

Akhir RPJMD Capaian Capaian Target Realisasi RPJMD

Page 19: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

36

Th. 2018

- Jumlah kawasan

konservasi yang

dikelola secara

profesional ( 5% /thn)

2 unit 2 unit 2 unit 2 unit

35%

45 %

77

- Jumlah sarana

prasarana, SDM dan

kelembagaan

pengendalian

gangguan terhadap

hutan :

Sarpras

SDM

Kelembagaan

1 paket

150 Org

5 Kelp

1 paket

150 Org

5 Kelp

1 paket

150 Org

5 Kelp

1 paket

150 Org

5 Kelp

5 Paket

750 Org

25 Kelp

60

60

60

Capaian kinerja Sasaran Strategi 5 : Meningkatnya Konservasi Alam dan Menurunkan

Potensi Gangguan Terhadap Hutan, sebesar 100 % atau kategori baik. Adapun capaian

indikator kinerja tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahun 2014, Jumlah kawasan konservasi yang dikelola secara profesional profesional

telah tercapai sesuai target 25% atau 2 unit kawasan konservasi, didukung dengan

tersusunnya Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) 2014-2023 di Cagar Alam

Pagerwunung Darupono di Kabupaten Kendal dan Suaka Margasatwa Gunung

Tunggangan di Kabupaten Sragen dengan maksud memberikan arahan kebijakan

operasional pengelolaan dan pengembangan kawasan selama 10 tahun, agar sesuai

dengan rencana pembangunan kehutanan dengan tetap mempertahankan situasi,

kondisi dan perkembangan pembangunan pada umumnya, selain itu mampu

melindungi potensi alami kawasan (hayati dan nonhayati).

b. Tahun 2015, Jumlah kawasan konservasi yang dikelola secara profesional telah tercapai

30% atau meningkat 5 % dibanding tahun 2014, meningkatnya pengelolaan kawasan

konservasi ini diikuti dengan tersusunnya Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) di Cagar

A Grojogan Sewu di Kabupaten Karanganyar; Taman Wisata Alam Sumber Semen di

Kabupaten Rembang.

c. Tahun 2016, jumlah kawasan konservasi yang dikelola secara profesional mencapai

30% atau 2 unit sesuai target dan meningkat dari 25%, hal ini didukung dengan

tersusunnya RPJP Cagar Alam Gunung Butak Kabupaten Rembang, Cagar Alam

Gunung Celering Kabupaten Jepara.

Page 20: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

37

d. Capaian kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target

jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RENSTRA Dinas Kehutanan telah

tercapai 77 %

e. Keberhasilan kinerja “jumlah kawasan konservasi yang dikelola secara profesional”

pada sasaran 5 tidak terlepas dari program pendukung yang dilaksanakan melalui

program konservasi sumber daya hutan dengan kegiatan:

1. Perlindungan dan Pengamanan Hutan

2. Pengendalian Pemanfaatan Flora dan Fauna dan Peningkatan Peran Serta

Masyarakat di Bidang Kehutanan

3. Rehabilitasi Pengelolaan dan Pengamanan Tahura KGPAA Mangkunagoro

4. Pengembangan Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro

5. Pengembangan Kebun Raya Baturaden

Capaian indikator “Jumlah Sarana Prasarana, SDM dan kelembagaan pengendalian

gangguan terhadap hutan” tercapai sesuai target dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Tahun 2014, Jumlah sarana dan prasarana, SDM dan kelembagaan pengendalian

gangguan terhadap hutan sebesar 100 % sesuai target yang ditetapkan.

b. Tahun 2015 dan 2016 Jumlah sarana dan prasarana, SDM dan kelembagaan

pengendalian gangguan terhadap hutan sebesar 100 % sesuai target yang ditetapkan

dan telah menurunkan kebakaran 90 % atau 6.019,30 Ha dan menurunkan pencurian

pohon 69 % atau 21,36 Ha dibanding tahun 2014.

c. Capaian kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target

jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RENSTRA Dinas Kehutanan telah

tercapai 60 %

d. Keberhasilan kinerja “jumlah kawasan konservasi yang dikelola secara profesional”

pada sasaran 5 tidak terlepas dari program pendukung yang dilaksanakan melalui

program konservasi sumber daya hutan dengan kegiatan Perlindungan dan

Pengamanan Hutan.

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian Sasaran Strategis 5

antara lain Dari luas kebakaran yang terjadi sejak tahun 2014 sampai dengan 2016

cenderung mengalami penurunan, namun kondisi berbeda terjadi pada tahun 2015,

berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kondisi tahun 2015

terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah

tropikal Pasifik. Bahkan intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang,

Page 21: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

38

sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas, sehingga angka

kebakaran meningkat kembali.

Alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala menurunkan angka

kebakaran hutan tahun 2016 dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya diantaranya

melalui upaya pengamanan hutan dan perlindungan hutan terus menerus dilakukan

melalui penyuluhan, pembentukan dan pembinaan Masyarakat Peduli Api dan Masyarakat

Mitra Polhut (MMP).

Anggaran pendukung pencapaian sasaran strategis 5 telah dialokasikan sebesar

Rp. 4.151.514.000,- terealisasi sebesar Rp. 4.102.805.605,- atau 98,83 % dengan demikian

terdapat efisiensi 1,17 %.

2.1.6 Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Kehutanan dan Kesejahteraan Petani

Hutan dan Masyarakat di Sekitar Hutan

Tujuan Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Kehutanan dan Kesejahteraan Petani

Hutan dan Masyarakat di Sekitar Hutan dijabarkan dalam 1 (satu) sasaran prioritas

pembangunan kehutanan dengan 2 (dua) indikator. Adapun sasaran dimaksud

adalah meningkatnya kapasitas kelembagaan kehutanan dan kesejahteraan petani

hutan dan masyarakat di sekitar hutan diukur dengan 2 (dua) indikator utama, yaitu :

1. Jumlah Kelompok Peduli Kelestarian Hutan

2. Rata-rata pendapatan masyarakat petani hutan

TUJUAN 6 SASARAN 6

Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan

Kehutanan dan Kesejahteraan Petani

Hutan dan Masyarakat di Sekitar Hutan

Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan

Kehutanan dan Kesejahteraan Petani

Hutan dan Masyarakat di Sekiat Hutan

Indikator Kinerja, target dan realisasi dari sasaran 6 disajikan dalam tabel 3.13

sebagai berikut:

Tabel 3.13 :Pengukuran Kinerja Sasaran Terjaganya produktifitas industri primer hasil

hutan dan jasa lingkungan Tahun 2016

No. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1

- Jumlah kelompok peduli

kelestarian hutan

5 % ( 2 unit)

5 % (2 unit)

100

Page 22: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

39

- Rata-rata pendapatan

masyarakat petani hutan

1.200.000/ KK 1.200.000/ KK 100

Rata-rata persentase capaian 100 %

Anggaran pendukung pencapaian sasaran strategis 6 telah dialokasikan

anggaran untuk Program Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan sebesar

Rp. 606.252.000,- terealisasi sebesar Rp. 584.473.525,- atau 96,41%. Dengan demikian

terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 3,59 % dari pagu anggaran yang

ditetapkan.

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian Sasaran Strategis 6

antara lain Petani sekitar hutan kurang berminat untuk mengelola lahan hutan karena

terbentur tidak adanya modal dan keterampilan, walaupun sebetulnya ada Kelompok

Masyarakat Sekitar Hutan (LMDH; KTH) yang telah membentuk pra koperasi dengan salah

satu kegiatannya berupa peminjaman modal kepada anggotanya.

Alternatif solusi untuk mengatasi hambatan antara lain melalui Pembinaan atau

penyuluhan kepada petani sekitar kawasan hutan dengan tujuan untuk menambah

wawasan, pengetahuan keterampilan bagi kelompok masyarakat sekitar hutan di dalam

mengelola hutan lebih terarah; Perhutani dan Instansi terkait perlu membantu masyarakat

desa hutan untuk meningkatkan input produksi artinya mencakup peningkatan

penggunaan modal, pemakaian bibit unggul, melakukan pembasmian hama dan penyakit

tanaman serta penggunaan pupuk, selain itu bantuan lunak dapat diberikan khususnya

bagi masyarakat sekitar hutan.

3.2. Realisasi Anggaran

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2016 didukung dengan anggaran Rp. 59.254.580.000,-

anggaran tersebut bersumber pada APBD sebesar Rp. 56.098.208.000,- dan APBN sebesar

Rp. 3.156.372.000,-. Rincian Penggunaan Anggaran :

I. APBD

Anggaran 56.098.208.000

Realisasi 51.409.896.118 91,64%

Sisa Anggaran 4.688.311.882 8,36%

a. Belanja Tidak Langsung

Page 23: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

40

Untuk membayar gaji dan tunjangan pegawai dengan perincian sebagai berikut :

Anggaran 21.339.228.000,-

Realisasi 20.812.429.390,- 97,53 %

526.798.610 2,47 %

b. Belanja Langsung

Anggaran 34.758.980.000,-

Realisasi 30.596.993.359,- 88,03 %

4.161.986.641 11,97 %

Adapun rinciannya per program sebagai berikut:

Penggunaan anggaran tersebut apabila dirinci dalam mendukung pencapaian

sasaran adalah sebagai berikut:

No. NAMA PROGRAM/ JUMLAH REALISASI

KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) (%) FISIK (%)

1. Program Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

5.136.130.000 4.929.489.312 95,98 100

2. Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana

Aparatur

12.963.375.000 9.392.494.082 72,45 84,83

3. Program peningkatan

disiplin aparatur 110.000.000 106.600.000 96,91

100

4. Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

235.000.000 196.398.500 83,57 100

5. Program perencanaan

dan pengembangan

hutan

1.155.500.000 1.081.049.600 93,56 100

6. Program Pendidikan

Non Formal dan

Informal

1.429.688.000 1.341.223.400 93,81 100

7. Program pemanfaatan

potensi sumber daya

hutan

1.509.238.000 1.474.395.455 97,69 100

8. Program rehabilitasi

hutan dan lahan 7.462.283.000 7.388.063.880 99,01

100

9. Program Pemberdayaan

Masyarakat Sekitar

Hutan

606.252.000 584.473.525 96,41 100

10. Program Perlindungan

dan konservasi sumber

daya hutan

4.151.514.000 4.102.805.605 98,83 100

Page 24: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

41

JUMLAH 34.758.980.000 30.596.993.359 88,03 94,34

Tabel 3.14

Penggunaan Anggaran dalam mendukung Pencapaian Sasaran

Sasaran Program Anggaran Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5

Terwujudnya

perencanaan

kehutanan yang

berkualitas

Program

Perencanaan dan

Pengembangan

Hutan

1.155.500.000 1.081.049.600 93,56

Meningkatnya

kualitas dan

kuantitas

konservasi tanah

dan air pada

Daerah Aliran

Sungai Prioritas

Program Rehabilitasi

Hutan dan Lahan

7.462.283.000 7.388.063.880 99,01

Meningkatnya

Produktifitas

Industri Primer

Hasil Hutan Kayu

dan Jasa

Lingkungan

Program

Pemanfaatan Potensi

Sumber Daya Hutan

1.509.238.000 1.474.395.455 97,69

Meningkatnya

konservasi alam

dan menurunnya

potensi gangguan

terhadap hutan

Program

Perlindungan dan

Konservasi Sumber

Daya Hutan

4.151.514.000 4.102.805.605

98,83

Meningkatnya

kapasitas

kelembagaan dan

kesejahteraan

petani hutan dan

masyarakat di

sekitar hutan

Program

Pemberdayaan

Masyarakat Sekitar

Hutan 606.252.000 584.473.525

96,41

Page 25: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

42

II. APBN

Dana dekonsentrasi yang bersumber dari APBN tahun 2016 sebesar

Rp. 3.135.350.000,- terealisasi sebesar Rp. 3.119.691.110,- (99,50%) dan realisasi fisik

100% didukung melalui program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Kementerian Kehutanan, dengan kegiatan Koordinasi Perencanaan dan

Evaluasi Kementerian Kehutanan. Kegiatan APBN per sub komponen dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Usaha Kehutanan, dengan jumlah

anggaran Rp. 434.440.800,- realisasi keuangan 99,70 % dan realisasi fisik 100 %

2. Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, dengan jumlah anggaran

Rp. 773.570.000,- realisasi keuangan 99,15 % dan realisasi fisik 100 %

3. Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, dengan jumlah anggaran

Rp. 357.961.900,- realisasi keuangan 99,76 % dan realisasi fisik 100 %

4. Planologi dan Tata Lingkungan, dengan jumlah anggaran Rp. 560.900.000,-

realisasi keuangan 99,87 % dan realisasi fisik 100 %.

5. Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, dengan jumlah anggaran

Rp. 203.200.000,- realisasi keuangan 97,30% dan realisasi fisik 100 %

6. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dengan jumlah anggaran

Rp. 132.150.000,- realisasi keuangan 99,96 % dan realisasi fisik 100 %

7. Pengendalian Perubahan Iklim, dengan jumlah anggaran Rp. 132.250.000,- realisasi

keuangan 99,96 % dan realisasi fisik 100 %

8. Program, Evaluasi dan Pelaporan, dengan jumlah anggaran Rp. 539.877.300,-

realisasi keuangan 99,92 % dan realisasi fisik 100 %

3.3 Prestasi

Berikut Lomba dan Apresiasi Wana Lestari pada prinsipnya diselenggarakan

untuk memacu prestasi baik aparat pemerintah maupun masyarakat serta pelaku usaha

dalam upaya rehabilitasi serta pelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

Page 26: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

43

Di tahun 2016, Jawa Tengah yang menerima 2 penghargaan Lomba dan Apresiasi Wana

Lestari, dengan kategori :

1. Kategori kader konservasi alam, juara 1 nasional atas nama Bapak Mukidin (Desa

Ngrancah, Grabag, Kab. Magelang)

Page 27: BAB 3 Akuntabilitas Kinerja - dlhkjateng.comdlhkjateng.com/ppid/wp-content/uploads/2018/04/dinhut-BAB-3.pdf · Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.470.000 M3 2 Lokasi 0,73

LKJiP 2016, BAB III

44

2. Kategori kelompok pecinta alam, juara 2 nasional atas nama OPA KOMANGJO (Kel.

Pangenjuru tengah, Kec Purworejo, Kab. Purworejo)