Bab 3 Agregat Kasar
-
Upload
achsana-miftahul-jannah -
Category
Documents
-
view
61 -
download
4
description
Transcript of Bab 3 Agregat Kasar
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
BAB 3
PENGUJIAN AGREGAT KASAR
3.1 Pengujian Gradasi Agregat Kasar
3.1.1 Tujuan
Pengujian gradasi agregat kasar ini bertujuan untuk memeriksa susunan atau
variasi susunan agregat kasar (kerikil) yang akan digunakan dalam pembuatan
beton serta mengetahui angka keausannya.
3.1.2 Alat dan Bahan
3.1.2.1 Alat
- Neraca berkapasitas 2 kg, ketelitian 100mg.
- Satu set mesin penggetar
- Satu set ayakan dengan diameter:
38 mm
25 mm
19 mm
12,5 mm
9,5 mm
4,75 mm
2,36 mm
0,00 (pan)
3.1.2.2 Bahan
- Agregat kasar (kerikil) 3000 gram
3.1.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan agregat kasar (kerikil) yang telah dioven selama 24 jam dengan
suhu 110°C seberat 3000 gram.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
2. Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari pan 2,36mm
(paling bawah); 4,75 mm; 9,5 mm; 12,5 mm; 19 mm; 25mm hingga ayakan 38
mm (paling atas), lalu susunan ayakan tersebut diletakkan pada mesin
penggetar.
3. Menuangkan kerikil ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapat-rapat
susunan ayakan tersebut dan diletakkan di mesin penggetar.
4. Menghidupkan mesin penggetar selama ± 5 menit.
5. Setelah 5 menit matikan mesin, lalu menimbang dan mencatat berat agregat
kasar yang tertinggal pada masing-masing ayakan.
3.1.4 Alur Kerja
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian Gradasi Agregat Kasar
Menyiapkan agregat kasar (kerikil) yang telah dioven selama 24 jam dengan suhu 110°C seberat 3000 gram
Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari pan 2,36mm(paling bawah); 4,75mm; 9,5mm; 12,5mm; 19mm; 25mm hingga
ayakan 38 mm (paling atas), lalususunanayakantersebutdiletakkanpadamesinpenggetar
Menghidupkan mesin penggetar selama ± 5 menit
Menuangkan kerikil ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapat-rapat susunan ayakan tersebut dan diletakkan di mesin penggetar
Mulai
Selesai
Setelah 5 menit matikan mesin, lalu menimbang dan mencatat berat agregat kasar yang tertinggal pada masing-masing ayakan
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
3.1.5 Data Hasil Pengujian
Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan Gradasi Agregat Kasar
Diameter
ayakan
(mm)
Agregat kasar yang tertinggal
(gram)
38
25
19
12.5
9.5
4.75
2,36
0.00 (pan)
0
275
524
1399
531
255
0
6
Analisis data:
a. Berat awal kerikil = 3000 gram
b. Berat kerikil setelah diayak = 2990 gram
c. Berat kerikil yang hilang = 10 gram
d. Berat kerikil tertinggal (%) =
berat tertinggal3000
×100 %
=
29903000
×100 %
= 99,6667 %
e. Berat kerikil yang hilang (%) =
3000−29903000
×100%=0 ,3333 %
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
3.1.6 Analisis data
Tabel 3.2Analisis Data Gradasi Agregat Kasar
Diameter
Ayakan
(mm)
Berat Tertinggal Berat Lolos
Kumulatif
(%)
British
StandarGram %Kumulatif
(%)
38 0 0 0 100 95 - 100
25 275 9,2 9,2 90,8 -
19 524 17,53 26,73 73,27 30 - 70
12,5 1399 46,79 73,52 26,48 -
9,5 531 17,76 91,28 8,72 14 - 40
4,75 255 8,53 99,81 0,2 0-5
2,36 0 0 99,80 0,2 -
0,00 (pan) 6 0,2 100 0
Jumlah 2990 500,34 -
Modulus Kehalusan =
berat kumulatif tertinggal−100100
=
500 , 34−100100
= 4,0034
Dari perhitungan di atas maka kerikil tersebut termasuk kerikil yang lewat ayakan
40 mm dan memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
0 5 10 15 20 25 30 35 400
20
40
60
80
100
120
Grafik Percobaan Gradasi Agregat Kasar
Hasil Percobaanbatas atasbatas bawah
diameter ayakan
% lo
los a
yaka
n
Grafik 3.1 Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan % Lolos Ayakan
Grafik 3.1 (Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan % Lolos Ayakan)
menunjukkan bahwa kerikil sampel tidak memenuhi syarat dalam standar SK-
SNI-T-15-1990-03 sebagai bahan bangunan pembuatan beton.
Solusi agar agregat kasar di atas dapat memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-
15-1990-03, perlu ditambahkan material kerikil dan data dianalisis kembali
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3 Data Solusi Percobaan Gradasi Agregat Kasar
Diameter
ayakan
(mm)
Agregat kasar yang tertinggal
(gram)
38
25
19
12.5
9.5
4.75
2,36
0
275
524
1399
531
255
0
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
0.00 (pan) 6
Analisis data:
f. Berat awal kerikil = 3000 gram
g. Berat kerikil setelah diayak = 2990 gram
h. Berat kerikil yang hilang = 10 gram
i. Berat kerikil tertinggal (%) =
berat tertinggal
3000×100 %
=
29903000
×100 %
= 99,6667 %
j. Berat kerikil yang hilang (%) =
3000−29903000
×100 %=0 , 3333 %
Tabel 3.4 Analisis Solusi Data GradasiAgregat Kasar
Diameter Ayakan (mm)
BeratTertinggal Berat Lolos Kumulatif
(%)
SNI Standar SK-SNI-T-15-
1990-03Gram % Kumulatif (%)
38 0 0 0 100 95 - 100
25
1000 33.9 33.8524035
2
66.1476
-
19 900 30.5 64.32 35.6804 30 - 70
12.5 500 16.9 81.25 18.75 -
9.5 300 10.2 91.40 8.60 10 -35
4.75 170 5.75 97.16 2.84 0-5
2.36 60 2.03 99.19 0.81 -
1.18 5 0.17 99.36 0.64 -
0.85 10 0.34 99.70 0.30 -
0.3 0 0.3 100.00 0.00 -
0.15 0 0 100.00 0.00 -
0 0 0 100.00 0.00 -
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
Jumlah 2945 100 966.20 - -
Modulus Kehalusan =
∑ berat kumulatif tertinggal−100100
=966 ,20−100100
= 8,662
Dari perhitungan di atas maka kerikil tersebut termasuk kerikil yang lewat ayakan
40 mm dan memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03.
0 5 10 15 20 25 30 35 400
20
40
60
80
100
120
Grafik Percobaan Gradasi Agregat Kasar
Hasil Percobaanbatas atasbatas bawah
diameter ayakan
% lo
los a
yaka
n
Grafik 3.2 Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan % Lolos Ayakan
3.1.7 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:
a. Persentase kehilangan berat pada saat pengujian 1,83 %. Hal ini menunjukkan
bahwa agregat kasar sampel tidakmemenuhi syarat sebagai bahan bangunan
pembuatan beton karena standar nilai kehilangan berat harus < 1 %.
b. Modulus kehalusan agregat kasar sebesar 8,662. Berdasarkan ketentuan SK-
SNI-T-15-1990-03, syarat modulus kehalusan agregat kasar adalah 5<MK<8.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
Jadi, agregat kasar sampel tidakmemenuhi syarat sebagai bahan bangunan
pembuatan beton.
c. Dari Grafik 3.1 didapat data pada lubang ayakan berdiameter 19; 19,5 dan
4,75 agregat kasar sampel yang lolos tidak memenuhi standar SK-SNI-T-15-
1990-03 sehingga agregat kasar sampel tidak memenuhi syarat sebagai bahan
bangunan pembuatan beton.
3.1 Spesific Gravity Agregat Kasar
3.2.1 TujuanPercobaan
1.Untuk menentukan harga bulk specific gravity
2.Untuk menentukan harga bulk specific gravity SSD
3.Untuk menentukan harga apparent specific gravity
4.Untuk menentukan harga absorbsion agregat kasar.
3.2.2 Alat dan Bahan
3.2.2.1 Alat –alat yang digunakan :
- Neraca / timbangan kapasitas 5 kg ketelitian 100 mg
- Bejana dan container
- Oven
- Ember
- Cawan
3.2.2.2 Bahan –bahan yang digunakan :
- Agregat kasar, jenis-jenis kerikil
- Air bersih
3.2.3 LangkahKerja
a. Mengambil kerikil (sampel) kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran.
b. Mengeringkan kerikil dalam oven dengansuhu 110 C selama 24 jam.
c. Mendiamkan kerikil setelah dioven hingga mencapai suhu kamar.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
d. Menimbang kerikil seberat 3000 gr.
e. Memasukkan kerikil dalam container dan direndam selama 24 jam.
f. Setelah 24 jam, container dan kerikil ditimbang dalam keadaan terendam air.
g. Mengangkat container dari dalam air kemudian mengeringkan kerikil dengan
di lap (sampai kondisi SSD / kering permukaan).
h. Menimbang kerikil dalam kondisi SSD.
i. Menimbang container (dalam keadan tercelup air).
j. Menghitung berat agregat dalam air dengan cara mengurangkan hasil
penimbangan langkah ke 6 dengan berat container.
3.2.4 Alur kerja
Mengambilkerikil yang telahdicuci dan diovendengansuhu 110 0 C selama 24 jam
Mendiamkan kerikil seteah dioven hingga mencapai suhu kamar
Memasukkan kerikil ke dalam container dan diremdam selama 24 jam
Menimbang kontainer
Menimbang kerikil dalam keadaan SSD
Mengangkat container dari dalam air dan kerikil
Menimbang container dan kerikil dalam keadaan terendam air
Menghitung berat agregat dalam air
Menimbangkerikilseberat3000 gr
Mulai
Selesai
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
Gambar 3.2. Diagram Alur Kerja
3.2.5 Data Hasil Percobaan
Berat kerikil kering oven : 3000 gr
Berat kerikil dalam container tercelup : 2072,5 gr
Berat container dalam air : 289,5 gr
Berat kerikil dalam air : 1782,5 gr
Berat kerikil dalam kondisi SSD : 3116 gr
3.2.6Analisa Data
a. Bulk specific gravity= A
B−C=3000
3116−1782 ,5=2 ,2497
b. Bulk specific gravity SSD= B
B−C=3116
3116−1782 ,5=2 ,336
c. Appearent Spesific Gravity= A
A−C=3000
3000−1782 ,5=2 ,4641
d. Absorbtion= B−A
A×100 %
=3116−30003000
×100 %
= 3,8667 %
3.2.7 Kesimpulan
Dari pengujian specific grafity agregat halus yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Bulk specific grafity = 2,2497
b. Bulk specific grafity SSD = 2,336
c. Appearent specific gravity = 2,4641
d. Absorbtion = 3,8667 %
gr/cc
gr/cc
gr/cc
gr/cc
gr/cc
gr/cc
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
Berdasarkan hasil di atas, didapatkan Bulk Specific Gravity SSD agregat kasar
2,336. Menurut SK-SNI-T-15-1990-03 syarat Bulk Specific GravitySSD antara
2,5–2,7. Jadi, sampel kerikil tidak memenuhi syarat SK-SNI-T-15-1990-03 dan
tidak layak digunakan sebagai bahan bangunan pembuatan beton.
3.2 AbrasiAgregatKasar
3.3.1. Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan prosentase keausan agregat
kasar.
3.3.2. Alat Dan Bahan
3.3.2.1 Alat
- Mesin Los Angeles
- Bola pejal penggesek sebanyak 12 buah
- Ayakan dengan Ø 19,5 mm; 12,5 mm; 9,5 mm; 2 mm
- Timbangan
- Oven
3.3..2.2 Bahan
- Agregat kasar lolos ayakan 19.5 mm dan tertampung ayakan 12.5 mm
- Agregat kasar lolos ayakan 12.5 mm dan tertampung ayakan 9.5 mm
3.3.3 Cara Kerja
1. Mencuci agregat kasar dari kotoran dan debu yang melekat, kemudian
dikeringkan dengan oven bersuhu 1100 C selama 24 jam.
2. Mengambil kerikil dari oven dan membiarkanya hingga suhu kamar kemudian
mengayak dengan ayakan 19,5 mm, 12,5 mm; 9,5 mm.
3. Mengayak dengan ketentuan :
a. Mengayak sampel hingga lolos ayakan 19,5 mm dan tertampung di ayakan
12,5 mm sebanyak 2,5 kg.
Mencuci agregat kasar
Memasukkandalam oven suhu 110 °C Selama 24 jam
Mengambil agregat dan membiarkan sampai suhu kamar
Menimbangagregat 5 kg lolos ayakan 19,5 mm dan tertampung 12,5 mm dan 5 kg lolos ayakan 12,5 mm dan tertampung 9 mm
Menghidupkan mesin
Memasukkan agregat dalam mesinLos Angeles
Memutar mesin Los Angeles hingga 1000 kali putar
Mulai
A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
b. Mengayak sampel hingga lolos ayakan 12,5 mm dan tertampung di ayakan
9,5 mm sebanyak 2,5 kg.
4. Memasukkan benda uji yang sudah diayak sebanyak 5 kg kemesin Los
Angeles.
5. Mengunci lubang mesin Los Angeles rapat-rapat lalu menghidupkan mesin.
6. Mengatur perputaran mesin sampai 500 kali putaran atau ± selama 30 menit.
7. Mengeluarkan sampel benda uji dari mesin Los Angeles lalu menyaring dengan
ayakan 2 mm.
8. Menimbang benda uji yang tertampung pada ayakan 2 mm.
9. Mencatat hasil pengujian.
3.3.4AlurKerja
A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
Gambar 3.3 Diagram Alir Abrasi Agregat Kasar
3.3.5 Data Hasil Percobaan
Berat agregat kasar awal = 5 kg = 5000 gram dengan :
Berat agregat kasar ( kerikil ) yang lolos ayakan 19,5 mm dan tertampung pada
ayakan 12,5 mm adalah 3 kg = 2500 gram.
Berat agregat kasar ( kerikil ) yang lolos ayakan 12,5 mm dan tertampung pada
ayakan 9,5 mm adalah 3 kg = 2500 gram.
Jumlah putaran sebanyak 500 putaran
Setelah 500 kali putaran dalam mesin Los Angeles diperoleh berat kerikil yang
tertampung di atas ayakan 2 mm adalah 2955 gram.
3.3.6Analisa Data
Berat agregat kasar awal = 5000 gr
Berat agregat kasar akhir = 2955 gr
Kehilangan agregat = 5000 – 2955 = 2045 gr
Selesai
Mengeluarkan agregat dari mesin Los Angeles
Menyaring dengan ayakan 2mm
Menimban gagregat yang tertampung pada ayakan diameter 2 mm
Mencatat hasil pengujian
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2015Bab 3 Agregat KasarKelompok 2
Keausan agregat = Kehilanganagregat
berat awal× 100 %
=
29555000
×100 %
= 40,9 %
3.3.7Kesimpulan
Dari analisa data diketahui bahwa keausan agregat kasar adalah 25 %. Sedangkan
berdasarkan PBI untuk nilai keausan yang diijinkan adalah lebih kecil atau sama
dengan 50 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasar yang dijadikan
sampel untuk uji keausan ini memenuhi syarat sebagai penyusun beton.