Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

17
BAB II PENGUJIAN KUALITAS AGREGAT KASAR A.Pengujian Keausan Agregat Kasar 1. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui keausan suatu agregat kasar. 2. Dasar Teori Alat uji tekan agregat Los Angeles adalah salah satu cara untuk menguji kekuatan agregat dimasukkan ke dalam silinder logam, dengan bola- bola baja untuk memukul, kemudian silinder diputar sehingga butir-butir agregat tersebut terpukul- pukul dan terabrasi. Persentase jumlah agregat yang hancur selama pengujian merupakan ukuran dari sifat-sifat agregat yaitu keuletan, kekerasan dan kekuatan. Menurut PBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) kekerasan dapat diketahui dengan mesin pengaus Los Angeles dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %. Cara uji desak ini juga dapat digunakan untuk memeriksa adanya bagian butir-butir yang lunak dalam agregat. 3. Bahan yang diperlukan Kerikil sebanyak 5000 gram.

Transcript of Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

Page 1: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

BAB II

PENGUJIAN KUALITAS AGREGAT KASAR

A.Pengujian Keausan Agregat Kasar

1. Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui keausan suatu agregat kasar.

2. Dasar Teori

Alat uji tekan agregat Los Angeles adalah salah satu cara untuk

menguji kekuatan agregat dimasukkan ke dalam silinder logam, dengan

bola-bola baja untuk memukul, kemudian silinder diputar sehingga butir-

butir agregat tersebut terpukul-pukul dan terabrasi. Persentase jumlah

agregat yang hancur selama pengujian merupakan ukuran dari sifat-sifat

agregat yaitu keuletan, kekerasan dan kekuatan. Menurut PBI (Peraturan

Beton Bertulang Indonesia) kekerasan dapat diketahui dengan mesin

pengaus Los Angeles dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari

50 %. Cara uji desak ini juga dapat digunakan untuk memeriksa adanya

bagian butir-butir yang lunak dalam agregat.

3. Bahan yang diperlukan

Kerikil sebanyak 5000 gram.

a. Lolos saringan 19,05 mm dan tertahan saringan 12,5 = 2500 gram

b. Lolos saringan 12,5 mm dan tertahan saringan 9,5 = 2500gram

4. Alat yang digunakan

a. Ayakan ukuran 19,05 mm, 12,5 mm dan 9,5 mm

b. Timbangan kapasitas 10 kg.

c. Mesin Los Angeles

5. Cara Kerja

a. Menyediakan kerikil dengan ketentuan yang sudah ditentukan.

Page 2: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

b. Memasukkan bola baja sebanyak 11 buah dan kerikil yang sudah

ditentukan ke dalam mesin Los Angeles.

c. Memutar mesin Los Angeles dengan kecepatan 30 – 35 rpm sebanyak

500 putaran.

d. Setelah selesai pemutaran, mengeluarkan benda uji dari mesin tersebut,

kemudian disaring dengan saringan diameter no. 12 ( 17 mm)

e. Timbang agregat yang tertahan saringan no.12 ( 1,7 mm)

f. Menghitung keausan yang terjadi.

6. Alur Kerja

Gambar II.1 Alur Kerja Pengujian Keausan Agregat Kasar

Pengujian Keausan Agregat Kasar

Mempersiapkan Alat dan Bahan : Kerikil sebanyak 5000 gram.

a. Lolos saringan 19,05 mm dan tertahan saringan 12,5 = …. gram b. Lolos saringan 12,5 mm dan tertahan saringan 9,5 = …. gram c. Ayakan ukuran 19,05 mm, 12,5 mm dan 9,5 mmd. Timbangan kapasitas 10 kg.e. Mesin Los Angeles

Langkah Kerjaa. Menyediakan kerikil dengan ketentuan yang sudah ditentukan.b. Memasukkan bola baja sebanyak 11 buah dan kerikil yang sudah

ditentukan ke dalam mesin Los Angeles.c. Memutar mesin Los Angeles dengan kecepatan 30 – 35 rpm sebanyak 500

putaran.d. Setelah selesai pemutaran, mengeluarkan benda uji dari mesin tersebut,

kemudian disaring dengan saringan diameter no. 12 ( 17 mm)e. Timbang agregat yang tertahan saringan no.12 ( 1,7 mm)f. Menghitung keausan yang terjadi.

Mengamati Hasil Praktikum

Kesimpulan

Analisa Data

Mulai

Selesai

Page 3: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

7. Hasil pengamatan

a. Berat mula-mula (A) = 5000 gram

b. Berat kerikil yang tertahan saringan no.12 setelah dibersihkan (B) =

1737 gram

8. Hasil pengamatan

Persentase keausan = A – B x 100 %A

= 5000 – 1737 x 100 % 5000

= 65.26 %

9. Kesimpulan

Dari percobaan di atas diketahui bahwa persentase keausan adalah

65.26 %. Jadi kerikil tersebut kurang baik jika digunakan untuk campuran

beton karena keausannya > 50 % sesuai dengan peraturan PBI 1971.

10. Saran-saran

a. Penimbangan harus dilakukan secara teliti karena mempengaruhi hasil

akhir.

b. Dalam pengayakan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena dapat

menyebabkan tercecernya agregat ( hilang ).

Page 4: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

Timbangan Ayakan

Los Angeles Machine

Gambar II.2 Alat-alat praktikum pengujian agregat kasar

Page 5: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

B.Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar

1. Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui berat jenis agregat kasar.

2. Dasar Teori

Pemeriksaan berat jenis agregat kasar dilakukan untuk menemukan

berat jenis (bulk), berat jenis permukaan jenuh (saturated surface dry),

berat jenis semu (apparent specific gravity) dari agregat kasar.

a. Berat jenis (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara agregat

kering dengan air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam

keadaan jenuh pada suhu tertentu.

b. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry) yaitu

perbandingan antara agregat kering permukaan jenuh dengan air suling

yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu

tertentu.

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity) adalah perbandingan antara

berat agregat kering dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi

agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

d. Penyerapan (absorbsi) adalah persentase berat air yang dapat diserap

pori terhadap berat agregat kering.

3. Bahan-bahan yang digunakan :

Kerikil.

4. Alat-alat yang digunakan

a. Timbangan kapasitas 10 kg

b. Cawan besar

c. Oven dengan suhu max 150˚C buatan Jerman

d. Air

e. Kain lap kering

Page 6: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

5. Cara Kerja

a.Mengambil dan menimbang kerikil sebanyak 1000 gram

b. Merendam kerikil dengan air kemudian di diamkan selama 24 jam

dengan suhu 100˚C

c.Pada hari berikutnya kerikil ditiriskan kemudian dilap dengan kain lap

yang sudah di sediakan.

d. Menimbang berat kerikil dalam keadaan jenuh kemudian menimbangnya

kembali dalam air untuk mengetahui berat kerikil dalam air (BA).

e.Kerikil lalu dioven untuk menemukan berat kering oven (BK).

6. Alur Kerja

Gambar II.3 Alur Kerja Pengujian Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar

Pemeriksaan Berat jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar

Mempersiapkan Alat dan Bahan :a. Timbangan d. Airb. Cawan besar e. Kain lapc. Oven buatan Jerman f. Kerikil

Langkah Kerjaa. Mengambil dan menimbang kerikil sebanyak 1000 gram b. Merendam kerikil dengan air kemudian di diamkan selama 24 jam

dengan suhu 95˚C c. Pada hari berikutnya kerikil ditiriskan kemudian dilap dengan kain lap

yang sudah disediakan. d. Menimbang berat kerikil dalam keadaan jenuh kemudian

menimbangnya kembali dalam air untuk mengetahui berat kerikil dalam air (BA).

e. Kerikil lalu di oven untuk menemukan berat kering oven (BK).

Mengamati Hasil Praktikum

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Mulai

Page 7: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

7. Hasil Pengamatan

Tabel II.1 : Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar

No. KeteranganHasil (gram)

1 Berat benda uji dlm kead. Jenuh (SSD) ( BJ ) 1042

2 Berat benda uji dalam air ( BA ) 612

3 berat benda uji kering oven (BK) 983

4 Berat Jenis Bulk = BK / ( BJ - BA ) 2.29

5 Berat jenis SSD = BJ / ( BJ - BA ) 2,42

6 Berat Jenis Semu = BK / ( BK - BA ) 2,65

7 Penyerapan (Absorbsi) = ((BJ - BK) / BK) . 100% 6 %

8. Analisis Data

Berat benda uji dalam keadaan jenuh (SSD) (BJ) = 1042 gram

Berat benda uji dalam air (BA) = 612 gram

Berat benda uji kering oven (BK) = 983 gram

= 2.29

= 2.42

Page 8: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

9. Kesimpulan

Dari hasil percobaan diperoleh besar penyerapan untuk agregat kasar

sama dengan 6 %,maka agregat kasar tersebut tidak layak digunakan

sebagai campuran beton karena nilai absorbsinya > 3 %.

10. Saran-saran

Penimbangan hendaknya harus teliti dan posisi timbangan harus dalam

keadaan normal karena akan mempengaruhi hasil hitungan.

Page 9: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

Timbangan Cawan

Oven

Kain lap

Gambar II.4 Alat-alat praktikum pengujian berat jenis agregat kasar

Page 10: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

C.Thickness Gauge

1. Maksud dan Tujuan

Untuk merancang suatu campuran beton (mix design) perlu diketahui

ketebalan suatu batuan, karena ketebalan suatu batuan dapat mempengaruhi

kekuatan beton, baik dari segi kekuatan tekan, kekuatan tarik, kekuatan

lentur dan sebagainya.

2. Dasar Teori

Thickness Gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur

ketebalan suatu bahan. Alat ini terbuat dari baja dengan mempunyai alur

lubang dengan ukuran tertentu. Proses akhir dengan alat ini dilakukan

dengan proses galvani agar alat anti karat.

3. Alat yang digunakan

6 7

5 3 4

2 1

Gambar II.5 Alat Thickness Gauge

Keterangan gambar :

a. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 63 – 53 mm

b. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 53 – 37,5 mm

c. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 37,5 – 26,5 mm

d. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 26,5 – 19 mm

e. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 19 – 13,5 mm

f.Alur lubang yang bisa dilewati ukuran bataun 13,5 – 9,5 mm

Page 11: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

g. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 9,5 – 6,3 mm

4. Bahan-bahan yang diperlukan :

Sample kerikil sebanyak 25 buah.

5. Cara Kerja

a. Mengambil contoh kerikil sebanyak 25 buah yang akan diketahui

ketebalannya.

b. Memasukkan kerikil ke alur lubang satu-persatu pada alat Thickness

Gaude secara berurutan.

c. Mencatat pada lubang ke berapakah kerikil tersebut bisa masuk.

6. Alur kerja

Mulai

Mempersiapkan Alat dan Bahan :a. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 63 – 53 mm b. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 53 – 37,5 mm c. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 37,5 – 26,5 mmd. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 26,5 – 19 mme. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 19 – 13,5 mmf. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran bataun 13,5 – 9,5 mmg. Alur lubang yang bisa dilewati ukuran batuan 9,5 – 6,3 mmh. Sample kerikil sebanyak 25 buah.

Langkah Kerja a. Mengambil contoh kerikil sebanyak 25 buah yang akan diketahui

ketebalannya.b. Memasukkan kerikil ke alur lubang satu-persatu pada alat Thickness

Gaude secara berurutan.c. Mencatat pada lubang ke berapakah kerikil tersebut bisa masuk

Mengamati Hasil Praktikum

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Page 12: Bab II.rap Pengujian Kualitas Agregat Kasar

Gambar II.6 Alur Kerja Pengujian Thickness Gauge7. Hasil Pengamatan

Dari percobaan didapatkan bahwa kerikil tersebut lolos :

a. Lubang no. 1 ukuran 63 – 53 mm sebanyak = 25 buah.

b. Lubang no. 2 ukuran 53 – 37,5 mm sebanyak = 25 buah.

c. Lubang no. 3 ukuran 37,5 – 26,5 mm sebanyak = 21 buah

d. Lubang no. 4 ukuran 26,5 – 19 mm sebanyak.= 7 buah

e. Lubang no. 5 ukuran 19 – 13,5 mm sebanyak.= 0 buah

f. Lubang no. 6 ukuran 13,5 – 9,5 mm sebanyak.= 0 buah.

g. Lubang no. 7 ukuran 9,5 – 6,3 mm sebanyak.= 0 buah.

8. Kesimpulan

a. Batuan yang di uji dalam Thickness Gaude menunjukkan batuan pecah,

tajam, bersudut, bertekstur kasar dan lolos dalam alat Thickness Gaude

no. 2 yang berukuran 53 – 37,5 mm.

b. Karena termasuk batuan pecah, tajam, bersudut dan bertekstur kasar

maka batuan tersebut dapat digunakan untuk campuran beton. Sehingga

didapat kekuatan yang baik, baik dari segi kekuatan, tekan, tarik dan

lain-lain sesuai dengan yang direncanakan.

9. Saran-saran

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, ketelitian sangat diharapkan karena

sangat menentukan hasil percobaan.

b. Dalam memasukkan kerikil ke lubang harus benar-benar teliti dan tidak

dipaksakan

10. Kendala-kendala

a. Kurang fasilitas yang dibutuhkan.