Bab 3

10
Bab 3 Identifikasi Permasalahan 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Varia Usaha Beton unit Gresik, selama 24 hari. Mulai dari tanggal 7 oktober sampai dengan 28 november. Mulai pukul 08.30-16.00, setiap hari selasa, rabu dan jum’at. Pada kerja praktek ini ditempatkan pada plant beton pracetak (BPC) unit gresik. 3.2 Objek Penelitian Objek yang di ambil adalah pada area plant beton pracetak di PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik. 3.3 Tahap Identifikasi Permasalahan PT. Varia Usaha Beton unit Gresik plant beton pracetak merupakan perusahaan dibidang pengadaan beton pracetak. Pangsa pasar pun sudah 31

description

bab 3

Transcript of Bab 3

Page 1: Bab 3

Bab 3

Identifikasi Permasalahan

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Varia Usaha

Beton unit Gresik, selama 24 hari. Mulai dari tanggal 7

oktober sampai dengan 28 november. Mulai pukul 08.30-

16.00, setiap hari selasa, rabu dan jum’at. Pada kerja

praktek ini ditempatkan pada plant beton pracetak (BPC)

unit gresik.

3.2 Objek Penelitian

Objek yang di ambil adalah pada area plant beton

pracetak di PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik.

3.3 Tahap Identifikasi Permasalahan

PT. Varia Usaha Beton unit Gresik plant beton

pracetak merupakan perusahaan dibidang pengadaan

beton pracetak. Pangsa pasar pun sudah mencapai seluruh

Indonesia.. Hari pertama saat kerja praktek dilakukan

pengenalan perusahaan oleh pembimbing lapangan yakni

oleh Bpk Edy santoso. Gambaran kondisi plant BPC

adalah :

1. Kondisi ruang kantor yang hanya menggunakan satu

AC, dengan beberapa karyawan yang masih

mengeluhkan suhu ruangan yang masih panas.

31

Page 2: Bab 3

2. Pekerjaan di lantai produksi mengeluarkan polusi dan

semen.

3. Jalanan masuk ke area plant berdebu karena banyak

polusi semen.

Pada proses produksi plant beton pracetak. Ada

beberapa tahap yakni :

1. Tahap persiapan material pembesian

2. Tahap perakitan pembesian

3. Tahap perakitan moulding

4. Tahap persiapan material beton segar

5. Tahap pra pengecoran (QC)

6. Tahap pengecoran

7. Tahap pengangkatan

Pada berbagai macam tahap proses pembuatan tersebut

ada berbagai macam kecelakaan kerja yang terjadi. Data

kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Data kecelakaan Kerja Bulan oktober dan November

(PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)

No Jenis Kecelakaan Jumlah Penyebab 1 Pekerja tersengat listrik 2 kabel lecet, tidak memakai sepatu

21 tidak memakai sepatu

3 Terpeleset dan terjatuh 1 kabel berserakan di lantai

Pekerja terkena pipa, jari kaki kanan luka & kuku terlepas

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala K3 bpk.

M. Syaifudun, S.sos. Perusahaan akan mengalami kerugian

apabila terdapat pekerja yang mengalami kecelakaan. Berikut

32

Page 3: Bab 3

adalah beberapa rincian biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan berdasarkan kategori kecelakaan kerja yang

terjadi.

Tabel 3.2 Rincian biaya kecelakaan

(PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)

No Jenis Kecelakaan1 Karyawan tersengat listrik2 Karyawan terkena pipa pembersih3

Dalam pembuatan beton banyak ditemukan beberapa

perilaku-perilaku tidak aman yang sering dilakukan oleh para

pekerja. Pada proses fabrikasi, dalam tahap ini ada beberapa

pekerjaan yang dilakukan oleh operator produksi dalam

melakukan proses fabrikasi pembesian.

Gambar 15.3 Proses fabrikasi plant beton pracetak

Pada gambar 15.3 adalah proses fabrikasi pembuatan

rangka besi. Beberapa operator mengerjakan tugasnya masing-

masing. Pada gambar di atas dapat terlihat bahwa operator

33

Page 4: Bab 3

tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap.

Aktifitas operator yang tidak menggunakan APD ini dapat

dikategorikan dalam unsafe action yang berarti kegiatan yang

dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

Lingkungan fabrikasi yang terdapat pada plant beton

pracetak dapat terlihat pada gambar 7.3. Adanya peralatan

yang berserakan di lantai yang dapat menyebabkan operator

terpeleset dan terjatuh, yang mampu berakibat pada

kecelakaan kerja. Peletakkan tabung seperti gambar di atas

juga mampu melukai operator apabila tabung tersebut terjatuh.

Beberapa gejala tersebut merupakan unsafe condition.

Keadaan yang tidak aman (Unsafe Conditions) merupakan

sebuah kondisi dalam lingkungan kerja yang berpotensi untuk

meningkatkan resiko kecelakaan pada pekerja (Nitisemito.

2000).

Gambar 16.3 Proses pengelasan plant beton pracetak

Pada proses pengelasan gambar 16.3 dapat terlihat

bahwa terdapat perilaku karyawan yang tidak aman karena

pada saat pengelasan tidak memakai APD. Para pekerja tidak

34

Page 5: Bab 3

menggunakan alat pelindung diri berupa helm, kacamata,

sepatu, dan sarung tangan. Kegiatan yang dilakukan operator

tersebut merupakan unsafe action yang dapat menimbulkan

kecelakaan kerja.

Pada plant produksi saat pencetakan tiang pancang dan

pengangkatan tiang pancang ada beberapa juga ditemukan

adanya operator yang tidak aman dalam hal pemakaian APD

(Alat Pelindung Diri). Didalam lingkungan plant beton

pracetak sering ditemukan adanya kondisi-kondisi lingkungan

yang kurang aman dalam melakukan pekerjaan. Seperti halnya

pada kondisi di bawah ini.

Gambar 17.3 Unsafe condition pada plant beton pracetak

Kondisi tersebut merupakan salah satu temuan dari

kondisi yang tidak aman bagi para pkerja yang dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja. Adanya stop kontak yang

35

Page 6: Bab 3

tergantung berserakan pada meja kerja operator dapat

membahayakan operator saat bekerja. Bahaya listrik yang

dapat menyengat operator saat bekerja karena peletakan stop

kontak yang tidak pada tempatnya.

PT. Varia usaha beton unit gresik selalu melakukan

audit K3 tiap semester. Pada tabel dibawah ini merupakan

temuan audit selama satu semester pertama pada tahun 2014.

Tabel 3.3 Data Audit semester 1 2014

(PT. Varia Usaha Beton Unit Gresik, Plant BPC)

No Sasaran Bobot1 Apakah Kebijakan K3 tertulis ? 6

2 10

3 4

4 Apakah Terdapat program safety talk ? 65 Apakah Terdapat penilain K3? 6

6 10

7 5

8 4

9 4

10 4

11 5

12 5

13Apakah peralatan pekerja tertata rapi ?

19

14Apakah dilakukan pemeriksaan APAR ?

4

15Apakah terdapat rambu area wajib APD ?

8

Apakah Identifikasi bahaya , penilain resiko terdokumentasi?

Apakah Terdapat daftar peraturan K3 dan persyaratan K3 ?

Apakah Terdapat sertifikat OHSAS 18001:2007?

Apakah Pengadaan APD (helm,sepatu) dilakukan ?

Apakah sepatu safety digunakan saat bekerja ?

Apakah helm digunakan pada area produksi ?

Apakah pekerja pengelasan dilengkapi dengan kaca mata ?

Apakah terdapat pekerjaan pada ketinggian ?

Apakah pekerja memakai sabuk pengaman ?

Penilaian skor :

36

Page 7: Bab 3

<40 Tidak memuaskan

41 – 60 Kurang memuaskan

61 – 70 Cukup memuaskan

71 – 85 Memuaskan

86 – 100 Sangat memuaskan

Dari tabel 3.3 diatas dapat disimpulkan bahwa pada audit

K3 semester pertama hasilnya adalah kurang memuaskan.

Dilihat dari beberapa item sasaran audit yang kurang

memenuhi bobot sasaran adalah penggunaan APD, sepatu

safety, helm pada area produksi, serta kacamata saat

pengelasan. Semua sasaran yang kurang memenuhi bobot

sasaran tersebut adalah termasuk tindakan-tindakan yang

kurang aman yang berpotensi berbahaya.

Dari pemaparan permasalahan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa permasalahan pada PT. Varia usaha beton

unit gresik adalah banyaknya pekerja yang berperilaku tidak

aman yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

37