Bab 3

25
BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN NEGARA INDONESIA

description

BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN NEGARA INDONESIA

Transcript of Bab 3

Page 1: Bab 3

BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN NEGARA INDONESIA

Page 2: Bab 3

Bentuk Negara (staatvormen) menurut Kranenburg dan Nicollo Machiavelli ada 2; monarki dan republik

Leon Durguit berpendapat bahwa pembagian di atas bukan bentuk negara melainkan bentuk pemeribtahan. Bentuk negara meliputi: kesatuan, serikat dan perserikatan negara

Secara Umum Kesatuan dan serikat

BENTUK NEGARA INDONESIA

Page 3: Bab 3

Negara Federal mempunyai berebgai negara bagian yang tidak berdaulat. Namun boleh memiliki konstitusi, parlemen, kabinet dan kepala negara sendiri yang tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara federal.

Karakternya: Supremasi Konstitusi Federal, pemencaran kekuasaan (serikat dan federal) dan ada kekuasaan tertinggi.

Negara Federal

Page 4: Bab 3

Negara kesatuan memiliki satu pemerintah pusat dan satu konstitusi. Pemerintah dibantu oleh pemerintah daerah yang mengatur di wilayah tertentu.

C.F. Strong : Negara dengan kekuasaan tertinggi pada peemrintah pusat

Kusnadi dan Hermaily Ibrahim: Negara yang satu tanpa ada negara dalam negara

Abu Daud Busroh: Negara yang tidak tersusun dari banyak negara, tunggal dan tidak ada negara dalam negara

Negara Kesatuan (Unitaris)

Page 5: Bab 3

Tujuan negara kesatuan pada umumnya: keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan, dan kebebasan. (Charless Merriam)

Dasar Hukum NKRI: Pemb. UUD 45 alinea ke-II, UUD 45 pasal 1 (1).

Tujuan NKRI: Protect, welfare, education and peacefull (Pemb. UUD alinea ke-IV)

NKRI

Page 6: Bab 3

M. Yamin◦ Unitarianisme merupakan cita-cita gerakan

kemerdekaan◦ Negara tidak menginginkan provinsialisme◦ SDM yang mumpuni tidak merata◦ Perbedaan potensi tiap daerah◦ Dr segi geopolitik, negara kesatuan membuat

Indonesia lebih kuat

Alasan memilih opsi Unitarian

Page 7: Bab 3

BENTUK PEMERINTAHAN

Page 8: Bab 3

Aristokrasi◦ Dipimpin satu orang terbaik

Oligarki◦ Dipimpin oleh sekelompok elit kecil masyarakat

Demokrasi◦ Kedaulatan di tangan rakyat

Otokrasi◦ Dipimpin oleh seorang autokrator

Monarki◦ Dipimpin raja

Emirat◦ Negara bagian dengan seorang emir (amir) di

setiap negara bagian Plutokrasi

◦ Kekuasaan berdasar kualitas harta kekayaan.

Page 9: Bab 3

REPUBLIK◦ Negara dipimpin presiden yang dipilih dan

dikawal oleh rakyat

Konsep Republik telah digunakan sejak berabad-abad lamanya. Republik yang paling terkenal adalah Republik Roma, yang bertahan dari 509 SM hingga 44 SM. Dalam bentuk pemerintahan Republik Roma tersebut dipraktikkan dua prinsip utama yang dijalankan negara, yaitu prinsip Anuality (memegang pemerintah selama satu tahun saja) dan Collegiality (dua orang memegang jabatan ketua negara).

Page 10: Bab 3

Siklus bentuk pemerintahan menurut Aristoteles

Monarki

Tirani

Aristokras

i

Oligarki

Demokras

iMONARKI

TIRANI

ARISTOKRASI

OLIGARKI

DEMOKRASI

OKHLOKRASI

SKEMA TEORI SIKLUS POLYBIOS

Page 11: Bab 3

Sistem sekumpulan unsur (perangkat) yang saling berkaitan (terintegrasi), yang bila salah satu unsur terganggu dapat mempengaruhi kinerja unsur yang lain.

Pemerintah P(em)erintah1.Dalam arti luas (badan legislatif, eksekutif dan

yudikatif).

2.Dalam arti sempit (badan eksekutif beserta jajarannya)

> seorang atau sekelompok orang yang memiliki kewenangan untuk mengatur kehidupan politik, ekonomi, sosial, dalam suatu negara.

SISTEM PEMERINTAHAN

PRESIDENSIAL

Tanggung jawab negara dan Pemerintah

berada di tangan Presiden

PARLEMENTER

Tanggung jawab negara di tangan presiden sedang

pemerintah pada perdana menteri

Page 12: Bab 3

Sistem Pemerintahan Parlementer

Adalah sebuah sistem permerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan.

Pada sistem parlementer, hubungan antara eksekutif dan parlemen

sangat erat. Hal ini, karena adanya pertanggung jawaban para menteri

terhadap parlemen, maka setiap kabinet yang dibentuk harus

memperoleh dukungan kepercayaan dengan suara yang terbanyak dari

parlemen.

Page 13: Bab 3

Lanjutan ………….Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer1. Raja/ratu atau presiden adalah sebagai kepala negara. 2. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri. 3. Badan legislatif/parlemen anggotanya dipilih melalui

pemilu. 4. Eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif. 5. Dalam sistem dua partai, pembentuk kabinet dan

sekaligus sebagai perdana menteri adalah ketua partai politik yang memenangkan pemilu, yg kalah berlaku sebagai pihak oposisi.

6. Dalam sistem banyak partai, kabinet harus membentuk koalisi, karena harus mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen.

7. Apabila terjadi perselisihan antara kabinet dan parlemen dan kepala negara beranggapan kabinet berada dalam pihak yang benar, maka kepala negara akan membubarkan parlemen.

Page 14: Bab 3

Lanjutan ………….Sistem Pemerintahan Presidensial

Kedudukan eksekutif tak tergantung pada badan perwakilan rakyat. Dasar hukum kekuasaan eksekutif dikembalikan kepada pemilihan rakyat.

Dalam Praktiknya, sistem presidensial menerapkan teori Trias

Politika Montesqueu secara murni melalui pemisahan kekuasaaan

(Separation of Power ). Contohnya adalah Amerika dengan Chek and

Balance. Sedangkan yang diterapkan di Indonesia adalah

pembagian kekuasaan (Distribution of Power).

Page 15: Bab 3

Lanjutan ………….Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial1.Penyelenggara negara berada di tangan

presiden. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.

2.Kabinet dibentuk oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen/legislatif.

3.Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen.

4.Presiden tak dapat membubarkan parlemen

5.Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan menjabat sebagai lembaga perwakilan.

6.Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen.

Page 16: Bab 3

Kelebihan sistem presidensial adalah sebagai berikut. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena

tidak bergantung pada parlemen. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan

jangka waktu tertentu. Penyusunan program kerja kabinet mudah

disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya. Jabatan-jabatan eksekutif dapat diisi oleh orang

luar, termasuk anggota parlemen sendiri. Namun, legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif.

Page 17: Bab 3

Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut. Kekuasaan eksekutif berada di luar

pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas. Pembuatan keputusan/kebijakan publik

umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dengan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama

Page 18: Bab 3

Pokok-pokok sistem Pemerintahan RI◦ Negara kesatuan sekaligus republik◦ Sistem pemerintah Presidensial dimana Presiden mjd

kepala negara dan kepala pemerintah dan berada dalam pengawasan DPR

◦ Menteri diangkat presiden◦ Parlemen 2 kamar (bikameral)◦ Yudikatif oleh MA dan MK

Ciri Sistem Presidensial Indonesia◦ Presiden diberhentikan MPR atas usul DPR◦ Pegangkatan pejabat oleh presiden atas izin DPR◦ Kebijakan presiden perlu mendapat izin DPR◦ Parlemen memiliki fungsi legislasi dan budgeting

SISTEM PEMERINTAHAN RI

Page 19: Bab 3

Pemakzulan (pemberhentian Presiden) Terjadi bila Presiden melakukan

pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden (Ps. 7A UUD 45)

Dugaan pelanggaran dapat diketahui dgn adanya Hak Angket pada anggota dewan

IMPEACHMENT

Page 20: Bab 3

MPR memutuskan untuk memberhentikan atau tidak memberhentikan

PROSEDURNYA

Usulan oleh DPR dengan persetujuan 2/3 anggota dewan

Pembuktian di Mahkamah Konstitusi

Pasal 7B UUD 45

Page 21: Bab 3

1. Kedaulatan a. J.H.A Logemann : kekuasaan mutlak atau

kekuasaan tertinggi atas penduduk dan wilayah bumi beserta isinya yang dimiliki oleh suatu negara yang berdaulat.

b. Jean Bodin: kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu negara

2. Negara State, Statum, Status, Staat (tempat/menempatkan)

Sifat: memaksa, monopoli dan mencakup semua

KEDAULATAN NEGARA

Page 22: Bab 3

Kedaulatan Negara (Paul Laband & G. Jellinek)

Kedaulatan Hukum (Hugo de Groot, Krabbe, Immanuel Kant dan Leon Duguit)

Kedaulatan rakyat (J.J.Rosseau & Montesquieu)

Kedaulatan Tuhan Kedaulatan Raja

Teori Kedaulatan

Page 23: Bab 3

Kedaulatan Hukum (Negara Hukum/Rechtstaat)◦ Ps. 1 (3)

Kedaulatan Rakyat (Demokrasi)◦ Ps. 1 (2)◦ Pemb. UUD 1945 alinea ke IV

INDONESIA

Page 24: Bab 3

Pembagian Kekuasaan Pemerintah berdasar hukum (ps. 9 ayat (1)) Equility before the law/Persamaan di depan

hukum (ps. 27 ayat (1)) Independensi Peradilan (ps. 24 ayat (2) Perlindungan HAM (ps. 28a – 28j)

CIRI NEGARA HUKUM

Page 25: Bab 3

DEMOKRASI

Kedaulatan berada di tangan rakyat namun tidak bertentangan dengan nilai Pancasila

(ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan/musyawarah dan keadilan)