BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... −...

29
12 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR BENCANA ALAM TSUNAMI Bab ini berisi uraian teori-teori yang digunakan sebagai landasan studi yang berhubungan dengan topik penelitian. Lingkup teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan pengelolaan bencana alam tsunami. 2.1 Pengelolaan bencana Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai potensi mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan. Berdasarkan United Nations-International Strategy for Disaster Reduction (UN- ISDR, 2004), bahaya ini dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu: a. Bahaya beraspek geologi, antara lain: gempa bumi, tsunami, gunung api, longsor. b. Bahaya beraspek hidrometeorologi, antara lain: banjir, kekeringan, angin topan, gelombang pasang. c. Bahaya beraspek biologi, antara lain: wabah penyakit, hama dan penyakit tanaman. d. Bahaya beraspek teknologi, antara lain: kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, kegagalan teknologi. e. Bahaya beraspek lingkungan, antara lain: kebakaran hutan, kerusakan lingkungan, pencemaran limbah. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

Transcript of BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... −...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

12

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR

BENCANA ALAM TSUNAMI

Bab ini berisi uraian teori-teori yang digunakan sebagai landasan studi yang

berhubungan dengan topik penelitian. Lingkup teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan pengelolaan bencana alam

tsunami.

2.1 Pengelolaan bencana

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai potensi

mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda dan kerusakan

lingkungan.

Berdasarkan United Nations-International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR, 2004), bahaya ini dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu:

a. Bahaya beraspek geologi, antara lain: gempa bumi, tsunami, gunung api,

longsor.

b. Bahaya beraspek hidrometeorologi, antara lain: banjir, kekeringan,

angin topan, gelombang pasang.

c. Bahaya beraspek biologi, antara lain: wabah penyakit, hama dan

penyakit tanaman.

d. Bahaya beraspek teknologi, antara lain: kecelakaan transportasi,

kecelakaan industri, kegagalan teknologi.

e. Bahaya beraspek lingkungan, antara lain: kebakaran hutan,

kerusakan lingkungan, pencemaran limbah.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia

sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

Page 2: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

13

lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Undang

Undang No.24 tahun 2007).

Pengelolaan bencana adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan

sebelum, sedang dan setelah bencana yang dimulai dengan pencegahan,

mitigasi, kesiap siagaan, tanggap darurat dan pemulihan. Rangkaian

kegiatan tersebut apabila digambarkan dalam siklus pengelolaan

bencana adalah sebagai berikut:

Sumber : Pedoman Penyusunan Rencana Penanganan Bencana di Daerah,Bakornas 2006

Gambar. 2.1 Manajemen Pengelolaan Bencana

2.2 Bahaya Alam (Natural Hazard) dan Bencana Alam (Natural Disaster)

2.2.1 Bahaya Alam (Natural Hazard)

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan.

Beberapa definisi bahaya alam yang dapat diserap dan digunakan dalam

mendefinisikan bahaya tsunami adalah:

Page 3: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

14

Natural hazards, as part of our environment, can occur anywhere. Earthquakes, floods, volcanoes and violent weather variations, as well as other extreme natural events, can trigger disaster when they interact with vulnerable conditions (Awatona dalam Firmansyah, 1997:1).

Dalam definisi tersebut, makna bahaya yang dapat diserap adalah bahwa

bahaya dapat terjadi dimana saja, dan kapan saja. Bahaya juga akan

memicu bencana ketika terjadi pada kcadaan yang rentan.

Sedangkan secara umum bahaya dapat diklasifikasikan menjadi

(Arambepola dalam ADPC, 2003):

− Alam (Natural Hazards), berupa banjir, gempa bumi, letusan

gunung berapi, tsunami, dll.

− Biologis (Biological Hazard), berupa wabah penyakit dan gangguan

pada mahluk hidup.

− Teknologi (Technological Hazards), berupa kecelakaan industri,

kecelakaan transportasi, kecelakaan kimia dan nuklir, dll.

− Sosial (Societal Hazards), berupa kerusuhan massa, dll.

− Jika terjadinya suatu bahaya alam tidak memiliki dampak kepada

manusia maka kejadian tersebut tidak dapat dikatakan sebagai

bencana alam. Bencana alam merupakan bahaya alam yang

kejadiannya berdampak pada manusia atau sistem buatan manusia

yang berada dalam keadaan rentan. Dampak dari terjadinya suatu

bencana alam pada umumnya berupa kerusakan dan kerugian bagi

manusia. Kerusakan dan kerugian tersebut antara lain disebabkan

karena ketidakmampuan sistem buatan manusia dalam melindungi

manusia dan harta benda yang dimilikinya (EI-Masri and Tipple

dalam Awotona, 1997: 3).

Berdasarkan penyebabnya bahaya alam dapat dibedakan menjadi tiga

kategori (Verstappen dalam Firmansyah, 1983), yaitu:

− Bahaya alam yang diakibatkan oleh proses eksogen yang mencakup

banjir, kekeringan dan gerakan massa batuan.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

15

− Bahaya alam yang diakibatkan oleh proses endogen, mencakup

akibat aktivitas gunungapi dan gempa bumi.

− Bahaya alam akibat proses antropogenik, misalnya terban

(subsidence) akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.

Dilihat dari potensi bencana yang ada, Indonesia merupakan negara

dengan potensi bahaya (hazard potency) yang sangat tinggi dan

beragam baik berupa bencana alam, bencana ulah manusia ataupun

kedaruratan komplek. Beberapa potensi tersebut antara lain adalah

gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor,

kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, kebakaran perkotaan dan

permukiman, angin badai, wabah penyakit, kegagalan teknologi dan

konflik sosial. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat

dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama

(main hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral hazard). Potensi

bahaya utama (main hazard potency) ini dapat dilihat antara lain pada

peta rawan bencana gempa di Indonesia yang menunjukkan bahwa

Indonesia adalah wilayah dengan zona-zona gempa yang rawan, peta

kerentanan bencana tanah longsor, peta daerah bahaya bencana letusan

gunung api, peta potensi bencana tsunami, peta potensi bencana banjir,

dan lain-lain.

2.2.2 Bencana Alam

Awotona (1997) memberikan definisi mengenai bahaya alam dan

bencana alam sebagai berikut:

− Bahaya Alam, merupakan seluruh kejadian yang disebabkan oleh

interaksi antara sistem alam (Natural Event System) dengan sistem

manusia (Human Use System) yang berpotensi untuk

mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada manusia.

− Bencana Alam, merupakan interaksi dari bahaya alam yang

umumnya terjadi dari kejadian alam yang tidak terduga dan tiba-

Page 5: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

16

tiba dengan keadaan rentan (Vulnerable Conditions) yang berakibat

pada kerusakan/kerugian terhadap manusia dan lingkungannya.

(EI-Masri and Tipple dalam Awotona, 1997:3)

Dari definisi tersebut, bahaya alam dapat diartikan sebagai kejadian

yang bersifat alamiah dimana manusia tidak selalu memiliki peran (baik

sengaja maupun tidak) dalam menyebabkan terjadinya bahaya alam.

Dikatakan bahaya karena kejadian tersebut dapat menyebabkan

perubahan ekstrim pada keadaan alam dalam waktu yang relatif cepat,

sedangkan pada umumnya manusia tidak memiliki ketahanan yang

cukup untuk menyesuaikan terhadap perubahan yang ekstrim.

Bencana alam (natural disaster) merupakan interaksi antara bahaya

alam (natural hazard) dengan kerentanan (vulnerability), dan ketahanan

suatu kawasan atau wilayah. Bahaya alam merupakan suatu kondisi atau

peristiwa alam yang tidak normal seperti: banjir, gempa bumi, letusan

gunung berapi, tsunami, dan lainnya. Kerentanan suatu wilayah

dipengaruhi oleh kondisi fisik/lingkungan, sosial ekonomi, politik,

kelembagaan serta tindakan tindakan yang tidak memperhatikan prinsip

keberlanjutan pada wilayah tersebut. Sedangkan aspek ketahanan

merupakan aspek positif yang dapat mengurangi kerentanan dan

memperkecil risiko wilayah tersebut terhadapa bencana. Bahaya alam

(hazard) tidak dapat dimodifikasi sedangkan kerentanan dan ketahanan

suatu wilayah dapat dimodifikasi.

2.3 Kerentanan (Vulnerability)

2.3.1 Pengertian

Kerentanan (vulnerability) merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas

atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

17

Cannon (1994) berpendapat bahwa kerentanan adalah sifat individual

atau kelompok dari masyarakat yang mendiami suatu lingkungan alami,

sosial dan ekonomi tertentu, yang dibedakan menurut keadaan yang berbeda

dalam masyarakat. Kerentanan tersebut dibagi dalam 3 aspek yaitu:

− Derajat kekenyalan (degree of resilience) sistem mata pencaharian

tertentu dari individu atau kelompok, dan kapasitas untuk bertahan

dari dampak bahaya (hazard).

− Komponen "kesehatan", adalah kemampuan untuk pemulihan dari

cedera dan kemampuan menyelamatkan diri dari bahaya.

− Derajat preparedness (warning system).

Awatonna (1997:1-2) menjelaskan bahwa tingkat kerentanan adalah suatu

hal penting untuk diketahui sebagai salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap terjadinya bencana, karena bencana baru akan terjadi bila

'bahaya' terjadi pada 'kondisi yang rentan', " Natural disasters are the

interaction between natural hazards and vulnerable condition ".

Kerentanan bencana tersebut terbagi ats 6 (enam) tipe, yaitu:

1. Kerentanan Sosial (social vulnerability)

2. Kerentanan kelembagaan (Institutional vulnerability)

3. Kerentanan sistim (system vulnerability)

4. Kerentanan ekonomi (economic vulnerability)

5. Kerentanan lingkungan (enviromental vulnerability)

6. Kerentanan akibat tindakan yang tidak memikirkan keberlanjutan

(vulnerability caused unsustainable practice)

Lewis (1997) menggambarkan bahwa kerentanan biasanya diartikan

sebagai kondisi fisik keterbukaan, yang berhubungan dengan lokasi dan

kualitas konstruksi. Ketidakmampuan sistem buatan manusia dalam

menghadapi suatu bencana dapat diartikan sebagai kerentanan atau

keadaan rentan (Vulnerable Conditions). Kerentanan merupakan salah

Page 7: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

18

satu kondisi yang akan menentukan apakah bahaya alam yang terjadi

akan menimbulkan bencana alam atau tidak.

Oleh karena itu kerentanan merupakan salah satu variabel yang dapat

dipengaruhi untuk meminimasi dampak dari suatu bahaya alam agar

tidak terjadi suatu bencana, atau meminimasi dampak kerusakan dari

suatu bencana alam. Firmansyah (1998: 62-68) menjelaskan kerentanan

yang diklasifikasikan daiam 3 faktor, yaitu:

− Kerentanan fisik/infrastruktur yang menggambarkan tingkat

kerusakan fisik yang ditimbulkan bila bencana terjadi.

− Kerentanan sosial kependudukan yang menunjukkan perkiraan

tingkat kerentanan terhadap keselamatan jiwa/kesehatan penduduk

apabila terjadi bencana.

− Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian

/gangguan terhadap aktivitas ekonomi komunitas sehari-hari.

Kerentanan berdasarkan sebabnya dapat dikelompokkan menjadi 2,

yaitu (Arambepola dalam ADPC, 2003):

− Kerentanan karena bahaya (Hazard Specific), yaitu kerentanan

yang terjadi akibat kedekatan lokasi dari suatu sistem/objek

terhadap sumber bahaya.

− Kerentanan karena situasi/keadaan (Setting Specific), yaitu

kerentanan yang disebabkan oleh bentuk aktivitas sosio-ekonomi

dari manusia, misalnya daerah dengan setting kota akan memiliki

kerentanan yang lebih besar jika dibandingkan dengan setting

pedesaan.

− Jika sistem manusia diciptakan dengan keadaan rentan yang terkait

di dalamnya, maka dalam suatu sistem juga terdapat

kecenderungan yang memungkinkan sistem untuk bertahan

terhadap keadaan yang mengganggu kestabilan sistem tersebut, hal

Page 8: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

19

ini dikarenakan manusia cenderung untuk mempertahankan

sesuatu yang memiliki nilai penting bagi mereka. Ketahanan

merupakan variabel lainnya yang dapat dipengaruhi untuk

meminimasi dampak kerusakan dari suatu bahaya alam.

2.3.2 Pentingnya analisis kerentanan

Berdasarkan pemahaman terhadap keterkaitan antara kerentanan dan

bencana, dapat dilihat pentingnya analisis kerentanan bencana tersebut,

seperti yang dikemukakan Venley, upaya untuk mengurangi bencana

dapat dilakukan dengan mengurangi tingkat kerentanan.

Anderson memperkuat pernyataan Verley tersebut,menurutnya apabila

kita ingin mengontrol dan mengurangi kerusakan akibat bencana, maka

kita harus dapat mengidentifikasi dan menilai kerentanan di berbagai

tempat dan waktu, agar dapat mendesain strategi yang efektif untuk

mengurangi dampak negatif dari bencana (Anderson dalam

Firmansyah, 1998)

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya untuk

mengurangi risiko bencana akan dapat dilakukan dengan mengurangi

kerentanan terhadap bahaya dan meningkatkan kapasitas dalam

menghadapi bahaya yang terjadi.

2.3.3 Indikator kerentanan

Untuk melakukan analisis kerentanan, maka perlu diketahui terlebih

dahulu indikator indikator yang diperlukan untuk mengkaji kerentanan.

Dalam studi Firmansyah (1998) berdasarkan modifikasi Davidson

(1997), kerentanan terbagi menjadi 3 (tiga) sub faktor, yaitu:

1. Kerentanan fisik binaan (infrastruktur).

Page 9: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

20

Kerentanan fisik (infrastruktur) menggambarkan suatu kondisi fisik

(infrastruktur) pada kawasan yang rawan terhadap tsunami. Indikator

indikator dari kerentanan fisik binaan (infrastruktur) adalah sebagai

berikut:

a. Persentase kawasan terbangun

b. Kepadatan bangunan

c. Persentase bangunan bertingkat

d. Jaringan listrik

e. Jaringan PDAM

f. Rasio panjang jalan

2. Kerentanan sosial dan kependudukan

Menunjukkan perkiraan tingkat kerentanaan terhadap keselamatan

jiwa penduduk apabila terjadi bencana alam. Kerentanan sosial

menggambarkan kondisi tingkat kerapuhan sosial pada kawasan rawan

tsunami. Pada kondisi sosial yang rentan maka jika terjadi bencana

dapat dipastikan akan menimbulkan dampak kerugian yang besar.

Beberapa indikator kerentanan sosial antara lain

− kepadatan penduduk,

− laju pertumbuhan penduduk,

− persentase penduduk usia tua-balita

− Persentase penduduk wanita.

3. Kerentanan ekonomi

Menggambarkan suatu kondisi tingkat kerapuhan ekonomi dalam

menghadapi ancaman bahaya (hazards) pada kawasan rawan bencana

tsunami. Beberapa indikator kerentanan ekonomi diantaranya adalah

− persentase rumah tangga yang bekerja di sektor rentan (sektor yang

rawan terhadap pemutusan hubungan kerja).

Page 10: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

21

− persentase rumah tangga miskin.

Beberapa indikator kerentanan fisik, ekonomi dan sosial tersebut di atas

menunjukkan bahwa wilayah Indonesia memiliki tingkat kerentanan yang

tinggi, terhadap bahaya tsunami sehingga hal ini mempengaruhi/

menyebabkan tingginya risiko terjadinya bencana di wilayah Indonesia.

Karakteristik keadaan daerah perkotaan yang menyebabkannya menjadi

rentan antara lain (Arambepola dalam ADPC, 2003):

− Konsentrasi dan kepadatan (crowdedness)

− Jumlah manusia dan tingkat aktivitas yang besar pada daerah

perkotaan

− Kedekatannya terhadap bahaya yang disebabkan oleh manusia,

yaitu

− berupa bahaya teknologi, sosial, maupun ekonomi karena

situasi/keadaan (Setting Specific),

Bencana alam tsunami mempunyai indikator-indikator faktor kerentanan

yang berbeda dengan bencana alam lain. Perbedaan ini disebabkan oleh

sifat dan karakteristik daerah yang terkena bencana berbeda (misalnya desa

dan kcta). Dengan demikian, dalam studi ini sub-faktor kerentanan yang

digunakan adalah:

− Kerentanan fisik, indikatornya persentase kawasan terbangun dan

bangunan darurat pada kawasan yang rawan tsunami.

− Kerentanan sosial dan kependudukan, indikatornya kepadatan

penduduk, laju pertumbuhan penduduk, persentase penduduk usia

lanjut dan balita serta persentase penduduk wanita psda kawasan rawan

tsunami

− Kerentanan ekonomi, indikatornya penduduk yang bekerja sebagai

nelayan, yang dianggap sebagai pekerjaan yang rentan terhadap bahaya

tsunami

Page 11: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

22

Analisis kerentanan ditujukan untuk mengidentifikasi dampak

terjadinya tsunami yang berupa berapa korban jiwa dan kerugian

ekonomi, baik dalam jangka pendek yang berupa hancurnya

permukiman, sarana dan prasarana, serta bangunan lainnya, maupun

jangka panjang yang berupa terganggunya roda perekonomian akibat

trauma dan kerusakan sumber daya alam lainnya. Analisis kerentanan

tersebut didasarkan beberapa aspek, antara lain tingkat kepadatan

pemukiman, tingkat ketergantungan perekonomian masyarakat pada

sektor kelautan, keterbatasan akses transportasi untuk evakuasi serta

keterbatasan akses komunikasi. Komposisi usia masyarakat yang

banyak anak anak dan lanjut usia serta rendahnya tingkat pendidikan,

dalam kaitannya dengan rendahnya pemahaman masyarakat tentang

mitigasi bencana tsunami juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap

bencana tsunami. Indikator indikator tersebut merupakan indikator yang

terdapat pada kawasan yang rawan tsunami.

2.4 Kapasitas/ketahanan

Kapasitas adalah kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana pada

semua tahapannya, melalui berbagai sistem yang dikembangkannya

(tradisisi budaya, gotong royong, kesiapan darurat, kemampuan bangkit

kembali, kemampuan membangun yang siap menghadapi ancaman bencana

dsb).

Kapasitas dapat dikategorikan ke dalam:

a. Fisik atau materi, yang berarti bahwa manusia dengan sumber daya

ekonomi dan materi yang memadai dapat bertahan lebih baik. Hal ini

bisa dalam bentuk uang tunai, tanah, peralatan, makanan, pekerjaan atau

akses untuk mendapatkan kredit.

b. Sosial atau organisasi yang membantu mereka untuk dapat menghadapi,

tahan dan mampu menangani ancaman yang mungkin ada. Komunitas

Page 12: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

23

dengan kepemimpinan yang baik, kepedulian lokal dan institusi nasional

serta dapat borbagi sumber daya fisik, maka mereka akan lebih mampu

bertahan.

c. Tingkah laku atau motivasi, yaitu anggota masyarakat yang peduli

dengan kemampuan yang dimilikinya sendiri dan tingkat kepercayaan

untuk menghadapi tantangan bencana alam.

Kapasitas ditentukan berdasarkan kesiapan dalam mitigasi dan melakukan

langkah tanggap darurat untuk menangani potensi dan kejadian bencana.

Kapasitas daerah meliputi kekuatan dan sumber daya yang ada pada

individu, komunitas, dan pemerintah yang dapat membantu daerah dalam

menghadapi kejadian bencana, melakukan upaya mitigasi atau memulihkan

kembali kondisi dari bencana. Kapasitas juga dapat diukur dari tingkat

kesiapan dengan beberapa parameter antara lain pengetahuan, kelembagaan,

mekanisme kerja dan sumberdayanya. Jika di suatu daerah belum

mempunyai unsur parameter tersebut sama sekali, maka kapasitas daerah

dalam menghadapi bencana dikatakan masih rendah.

Dalam Firmansyah (1998:38) dijelaskan bahwa faktor ketahanan

merefleksikan kemampuan untuk merespons atau mengatasi dampak

bencana, faktor tersebut antara lain terdiri dari:

− Sumber daya, yang meliputi pendanaan, peralatan dan fasilitas serta

tenaga terlatih/terdidik (misal: tenaga medis).

− Kemampuan mobilitas/aksesibilitas.

Analisis tingkat ketahanan dapat diidentifikasi dari 3 (tiga) aspek, yaitu (i)

rasio jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, (ii) kemampuan

mobilitas masyarakat dalam evakuasi dan penyelamatan, (iii) ketersediaan

peralatan yang dapat digunakan untuk evakuasi. Semakin banyak fasilitas dan

tenaga kesehatan di kawasan rawan bencana, akan membuat tingkat

ketahanan kawasan bencana semakin tinggi. Kemudahan akses mobilitas

Page 13: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

24

masyarakat dalam evakuasi juga ikut mempertinggi ketahanan terhadap

bencana.

2.5 Tsunami

2.5.1 Pengertian

Istilah "tsunami" di adopsi dari bahasa Jepang, dari kata tsu (W) yang

berarti pelabuhan dan nami ($£) yang berarti ombak. Dahulu kala,

setelah tsunami terjadi, orang orang Jepang akan segera menuju

pelabuhan untuk menyaksikan kerusakan yang ditimbulkan akibat

tsunami, sejak itulah dipakai istilah tsunami yang bermakna

"gelombang pelabuhan". Selama ini tsunami masih dianggap

bencana alam yang tidak membahayakan (underrated hazard),

karena kedatangannya yang cukup jarang. Banyak penyebab

terjadinya tsunami, seperti gempa bawah laut (ocean-bottom

earthquake), tanah longsor bawah laut (submarine landslide), gunung

berapi (volcanoes), dan sebab lainnya. Di antara penyebab itu,

gempa bumi bawah lautlah yang paling sering dan paling berbahaya.

Longsor bawah laut dengan ukuran longsor sebesar benua juga

berbahaya, tapi efektifitas tsunami akibat longsor bawah laut masih

jauh di bawah efektifitas tsunami akibat gempa bumi.

Gempa bumi bisa disebabkan oleh berbagai sumber, antara lain

letusan gunung berapi (erupsi vulkanik), tumbukan meteor, ledakan

bawah tanah (seperti uji nuklir), dan pergerakan kulit bumi. Yang

paling sering kita rasakan adalah karena pergerakan kulit bumi, atau

disebut gempa tektonik.

Berdasarkan seismologi (ilmu yang mempelajari fenomena gempa Bumi), gempa tektonik dijelaskan oleh "Teori Lapisan Tektonik". Teori ini menyebutkan, lapisan bebatuan terluar yang disebut lithosphere atau litosfer mengandung banyak lempengan. Di bawah

Page 14: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

25

litosfer ada lapisan yang disebut athenosphere, lapisan ini seakan-akan melumasi bebatuan tersebut sehingga mudah bergerak.

Di antara dua lapisan ini, bisa terjadi tiga hal, yaitu lempengan bergerak saling menjauh, maka magma dari perut Bumi akan keluar menuju permukaan Bumi. Magma yang sudah dipermukaan bumi ini disebut lava. Lempengan bergerak saling menekan, maka salah satu lempeng akan naik atau turun, atau dua-duanya naik atau turun. Inilah cikal gunung atau lembah, atau lempengan bergerak berlawanan satu sama lain, misalnya satu ke arah selatan dan satunya ke arah utara.

Ketiga prediksi tersebut akan menimbulkan getaran yang dilewatkan oleh media tanah dan batu. Getaran ini disebut gelombang seismik (seismic wave), bergerak ke segela arah. Inilah yang disebut gempa. Lokasi di bawah tanah tempat sumber getaran disebut fokus gempa.

Sumber : Progress Report :Developing Community Based Risk Reduction,Center For Disaster Mitigation ITB, 2006

Gambar 2.2. Tsunami akibat pergeseran lempeng di bawah laut

Jika fenomena lempengen bergerak saling menekan atau bertemu

terjadi di dasar laut, ketika salah satu lempengan naik atau turun,

Page 15: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

26

maka volume daerah di atasnya akan mengalami perubahan kondisi

stabilnya. Apabila lempengan itu turun, maka volume daerah itu akan

bertambah. Sebaliknya apabila lempeng itu naik, maka volume daerah

itu akan berkurang.

Perubahan volume tersebut akan mempengaruhi gelombang laut. Air

dari arah pantai akan tersedot ke arah tersebut. Gelombang-gelombang

(tidak hanya sekali) menuju pantai akan terbentuk karena massa air

yang berkurang pada daerah tersebut (efek dari hukum Archimedes);

karena pengaruh gaya gravitasi, air tersebut berusaha kembali

mencapai kondisi stabilnya. Ketika daerah tersebut cukup luas, maka

gelombang tersebut mendapatkan tenaga yang lebih dahsyat. Inilah

yang disebut tsunami.

Tidak semua gempa menghasilkan tsunami, hal ini tergantung

beberapa faktor utama seperti tipe sesaran (fault type), kemiringan

sudut antar lempeng (dip angle), dan kedalaman pusat gempa

(hypocenter). Gempa dengan karakteristik tertentu akan

menghasilkan tsunami yang sangat berbahaya dan mematikan,

yaitu (AP.Sutowijoyo,2005):

1. Tipe sesaran naik (thrust/ reverse fault). Tipe ini sangat efektif

memindahkan volume air yang berada di atas lempeng untuk

bergerak sebagai awal lahirnya tsunami.

2. Kemiringan sudut tegak antar lempeng yang bertemu. Makin

tinggi sudutnya (mendekati 90°), makin efektif tsunami yang

terbentuk.

3. Kedalaman pusat gempa yang dangkal (<70 km). Makin dangkal

kedalaman pusat gempa, makin efektif tsunami yang ditimbulkan.

Sebagai ilustrasi, meski kekuatan gempa relatif kecil (6.0-7.OR),

tetapi dengan terpenuhinya ketiga syarat di atas, kemungkinan

Page 16: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

27

besar tsunami akan terbentuk. Sebaliknya, meski kekuatan gempa

cukup besar (>7.0R) dan dangkal, tetapi kalau tipe sesarnya bukan

naik, namun normal (normal fault) atau sejajar (strike slip fault), bisa

dipastikan tsunami akan sulit terbentuk. Gempa dengan kekuatan

7.OR, dengan tipe sesaran naik dan dangkal, bisa membentuk tsunami

dengan ketinggian mencapai 3-5 meter.

2.5.2 Dampak Bahaya Tsunami

Tsunami bisa merambat ke segala arah dari sumber asalnya dan bisa

melanda wilayah yang cukup luas, bahkan di daerah belokan,

terlindung atau daerah yang cukup jauh dari sumber asal tsunami.

Ada yang disebut tsunami setempat (local tsunami), yaitu tsunami

yang hanya terjadi dan melanda di suatu kawasan yang terbatas. Hal

ini terjadi karena lokasi awal tsunami terletak di suatu wilayah yang

sempit atau tertutup, seperti selat atau danau. Misalnya tsunami

yang terjadi pada 16 Agustus 1976, di Teluk Moro Philipina yang

menewaskan lebih dari 5.000 orang di Philipina.

Ada juga yang disebut Tsunami jauh (distant tsunami), hal ini karena

tsunami bisa melanda wilayah yang sangat luas dan jauh dari sumber

asalnya. Seperti yang pernah terjadi di Chili pada 22 Mei, 1960 akibat

dipicu gempa dengan kekuatan lebih dari 8.OR. Tsunami dengan

ketingian lebih dari 10 meter ini menyebabkan korban jiwa dan

kerusakan parah di Chili, Jepang, Hawaii, dan Philipina. Gelombang

tsunami ini menewaskan 1000 orang di Chili dan 61 orang di Hawai.

Gelombang tsunami ini mencapai Okinawa dan pantai timur Jepang

setelah menempuh perjalanan selama 22 jam dan menewaskan 150

orang di Jepang.

Kecepatan tsunami tergantung dari kedalaman air. Di laut dalam

dan terbuka, kecepatannya mencapai 800-1000 km/ jam. Ketinggian

Page 17: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

28

tsunami di lautan dalam hanya mencapai 30-60 cm, dengan panjang

gelombang mencapai ratusan kilometer, sehingga keberadaannya di

laut dalam susah dibedakan dengan gelombang biasa, bahkan tidak

dirasakan oleh kapal-kapal yang sedang berlabuh di tengah

samudra. Berbeda dengan gelombang karena angin, dimana hanya

bagian permukaan atas yang bergerak; gelombang tsunami mengalami

pergerakan diseluruh bagian partikel air, mulai dari permukaan

sampai bagian dalam samudra. Ketika tsunami memasuki perairan

yang lebih dangkal, ketinggian gelombangnya meningkat dan

kecepatannya menurun drastis, meski demikian energinya masih

sangat kuat untuk menghanyutkan segala benda yang dilaluinya. Arus

tsunami dengan ketinggian 70 cm masih cukup kuat untuk menyeret

dan menghanyutkan orang.

Data tsunami di Indonesia menunjukkan bahwa gempa gempa

pembangkit tsunami mempunyai magnitudo berkisar antara M= 5,6 –

7,0 dengan kedalaman hiposenter antara 1,3 – 95 km dengan

kedalaman rata rata 60 km. Magnitudo tsunami (biasanya) ditulis

dengan m dalam skala Imamura) menyatakan tinggi rendahnya

gelombang tsunami yang sampai di pantai (lihat tabel). Magnitudo

tsunami juga mempresentasikan besarnya energi gelombang yang

dihasilkan. Besar energi gelombang tsunami ini mempunyai korelasi

linear dengan besarnya magnitudo gempa dalam Skala Richter (M)

dengan hubungan empiris sebagai berikut (perhitungan data tsunami

Jepang):

m = 2,61M – 18,44

Suatu gempa yang terjadi didasar laut dengan magnitudo M = 9,0

akan menghasilkan magnitudo tsunami m = 5,0 dengan tinggi

gelombang sebesar > 32 m dengan energi gelombang sebesar 25,6 x

1023 erg.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

29

Kerusakan yang ditimbulkan oleh gelombang tsunami amat beragam

antara lain dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe sebagai

berikut (Pedoman Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir dan

Pulau Pulau Kecil, 2004):

1. Kerusakan struktural bangunan akibat gaya hydrodinamik

gelombang.

2. keruntuhan struktur bangunan karena pondasinya tergerus air laut

yang amat deras.

3. kerusakan struktural bangunan akibat hantaman benda benda

keras, seperti kapal dan semacamnya yang terbawa gelombang.

Tabel 2.1. Klasifikasi Tsunami

Sumber : Pedoman Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir dan Pulau

Pulau Kecil, 2004 Bahaya ikutan lainnya yang dapat ditimbulkan oleh bahaya tsunami

ini adalah:

• Genangan air

• Kontaminasi air asin pada lahan pertanian, tanah dan air bersih.

• Kerusakan lingkungan dan tumbuh-tumbuhan.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

30

Gambar 2.3. Tsunami dan tahun kejadiannya.(PMB ITB, 2006)

2.6 Risiko Bencana (Disaster Risk)

Kajian risiko bencana ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai

potensi bahaya alam yang dapat terjadi pada suatu wilayah, sehingga dapat

diidentifikasi secara umum prioritas-prioritas bahaya dan kerentanan

bencana serta besaran risikonya dengan cepat. Risiko bencana ini dapat

berupa korban jiwa, kemungkinan kerusakan-kerusakan bangunan dan

prasarana vital dan infrastruktur yang dapat menyebabkan kerugian dan

terhentinya kegiatan ekonomi. Secara lebih spesifik, hasil yang diharapkan

dari dari studi awal kajian risiko bencana ini adalah untuk menghasilkan

keluaran-keluaran berikut ini:

a. Gambaran besarnya bahaya alam yang dapat terjadi pada suatu wilayah

di Kota Padang.

b. Identifikasi awal bahaya-bahaya ikutan akibat bahaya alam tersebut

Page 20: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

31

c. Gambaran secara kualitatif mengenai kerentanan kota yang meliputi;

kondisi bangunan-bangunan secara umum, prasarana umum dan

prasarana vital kehidupan (lifelines).

d. Rekomendasi mengenai rencana tindak lanjut secara umum berdasarkan

hasil kajian awal ini.

Terdapat beberapa definisi risiko yang dapat digunakan dalam penelitian ini,

seperti:

“ Risk is the chance of something happening that will have an impact upon objectives. It is measured in terms of consequences and likelihood “. (AS/NZS dalam Tim Peneliti, 2001:11-1)

Risiko adalah kemungkinan sesuatu peristiwa (dalam hal ini bencana

tsunami) yang akan memberi dampak pada tujuan. Tujuan di sini adalah

tujuan proteksi dari bahaya tsunami yang meliputi:

− Keselamatan jiwa (life safety)

− Perlindungan harta benda (property safety)

− Kelangsungan proses dan kerja (process safety)

− Keselamatan lingkungan (environmental safety)

Hampir seiring dengan definisi diatas adalah definisi risiko yang diberikan

oleh UNDHA (United Nations Department of lumanitarian Affairs). Dalam

definisi ini penyebab bencana adalah bencana alam namun penekanan

definisi ada pada jenis kerugian yang diterima. Berikut ini disampaikan

defenisi dari UNDHA tersebut, risiko adalah perkiraan kerugian (dalam

bentuk korban iwa, cedera, harta, dan kegiatan ekonomi) sebagai akibat dari

bahaya alam di suatu vilayah pada periode tertentu. (ICE dalam Firmansyah,

1998:39).

Definisi berikutnya adalah definisi yang diberikan oleh American National

Standard yaitu pada ASTM (American Society for Testing and Material) no

E 1546-93, yaitu:

Page 21: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

32

“ The probability that afire will occur and the potential for harm to life and damage to property resulting from its occurrence”

Selain itu terdapat pula definisi risiko yang menekankan pada

terminologinya yaitu definisi yang diberikan oleh Dooley (Dooley

dalam Firmansyah,1998:39). Menurutnya, pemahaman tentang risiko selalu

memiliki 2 (dua) ide pokok yaitu:

1. Adanya potensi konsekuensi-konsekuensi yang tidak diharapkan

(potential for unwanted consequences).

2. Adanya unsur ketidakpastian (uncertainty).

Dari ketiga definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa risiko bencana

tsunami adalah peluang terjadinya suatu bencana tsunami dan bencana itu

berpotensi menimbulkan kerugian pada manusia baik secara fisik (kerusakan

struktural) maupun non-fisik (terganggunya aktivitas manusia). Nilai risiko

menggambarkan seberapa besar konsekuensi yang tidak diinginkan akan

terjadi apabila bencana tsunami itu terjadi.

Berdasarkan definisi-defmisi tersebut, risiko bencana tsunami diketahui

memiliki 3 (tiga) faktor yang akan mempengaruhi sering-tidaknya bencana

tsunami terjadi pada suatu tempat, atau besar-kecilnya kerugian yang

diterima yaitu: bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Bahaya dan kerentanan

merupakan faktor yang akan menambahkan besarnya risiko bencana

tsunami, karena akan memperbesar peluang terjadinya bencana, sedangkan

kapasitas merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi

dampak dan kecenderungan terjadi bencana. Faktor-faktor risiko tersebut

akan diukur dalam hal dampak (consequences) dan kemungkinan/

kecenderungan terjadinya (likelihood).

Akumulasi dari faktor-faktor bahaya, kerentanan dan kemampuan di atas,

akan dapat memposisikan masyarakat dan daerah yang bersangkutan pada

tingkatan risiko yang berbeda. Risiko merupakan fungsi dari bahaya

Page 22: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

33

(hazard), kerentanan dan kemampuan. Semakin tinggi ancaman bahaya di

suatu daerah, maka semakin tinggi risiko daerah tersebut terkena bencana.

Demikian pula semakin tinggi tingkat kerentanan masyarakat atau penduduk,

maka semakin tinggi pula tingkat risikonya. Tetapi sebaliknya, semakin

tinggi tingkat kemampuan masyarakat, maka semakin kecil risiko yang

dihadapinya. Untuk menentukan prioritas risiko bencana yang akan

ditangani maka diperlukan pengenalan tingkat risiko.

Dalam disiplin penanganan bencana (disaster management), risiko bencana

adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah dengan ancaman bahaya

(hazards) yang ada. Ancaman bahaya, khususnya bahaya alam bersifat tetap

karena bagian dari dinamika proses alami pembangunan atau pembentukan

roman muka bumi baik dari tenaga internal maupun eksternal, sedangkan

tingkat kerentanan daerah dapat dikurangi, sehingga kemampuan dalam

menghadapi ancaman tersebut semakin meningkat.

Dalam kaitan ini, bahaya merupakan elemen dasar terjadinya bencana pada

suatu tempat. Kerentanan menunjukkan kerawanan yang dihadapi suatu

masyarakat dalam menghadapi ancaman tersebut. Ketidakmampuan merupakan

kelangkaan upaya atau kegiatan yang dapat mengurangi korban jiwa atau

kerusakan. Dengan demikian maka semakin tinggi bahaya, kerentanan

dan ketidakmampuan, maka semakin besar pula risiko bencana yang dihadapi.

Berdasarkan potensi ancaman bencana dan tingkat kerentanan yang ada, maka

dapat diperkirakan risiko 'bencana' yang akan terjadi di wilayah Indonesia

tergolong tinggi. Risiko bencana pada wilayah Indonesia yang tinggi tersebut

disebabkan oleh potensi bencana/hazards yang dimiliki wilayah-wilayah tersebut

yang memang sudah tinggi, ditambah dengan tingkat kerentanan yang sangat

tinggi pula. Sementara faktor lain yang mendorong semakin tingginya risiko

bencana ini adalah menyangkut pilihan masyarakat (public choice). Banyak

penduduk yang memilih atau dengan sengaja tinggal di kawasan yang

Page 23: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

34

rawan/rentan terhadap bencana dengan berbagai alasan seperti kesuburan tanah,

atau peluang (opportunity) lainnya yang dijanjikan oleh lokasi tersebut.

Secara umum, risiko dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sumber : Progress Report :Developing Community Based Risk Reduction,Center For Disaster Mitigation ITB, 2006

Gambar 2.4. Model Crunch

KapasitasanKerenBahayasiko tanRe ×

=

2.7 Tinjauan terhadap Sistem Informasi Geografis (SIG)

Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam

proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang

merepresentasikan "dunia nyata" dapat disimpan dan diproses sedemikian

rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana

dan sesuai kebutuhan. Sebagaimana terlihat pada gambar 2.6 pemahaman

mengenai "dunia nyata" akan semakin baik jika proses-proses menipulasi

dan presentasi data yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di

permukaan bumi telah dimengerti (Prahasta, 2002:51).

Page 24: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

35

Sumber: Colo dalam Prahasta, 2002:52

Gambar 2.5. Model Dunia Nyata dalam Sstim Informasi Geografis

Sejak pertengahan 1970-an, telah dikembangkan sistem-sistem yang secara

khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang berreferensi

geografis dalam berbagai cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup

(Prahasta, 2002:52):

− Pengorganisasian data dan informasi,

− Menempatkan informasi pada lokasi tertentu, dan

− Melakukan komputasi, memberikan ilustrasi keterhubungan satu

sama lainnya (koneksi), beserta analisa-analisa spasial lainnya.

Sebutan umum untuk sistem-sistem yang menangani masalah-masalah di

atas adalah SIG (Sistem Informasi Geografis). Dalam beberapa literatur, SIG

dipandang sebagai perkawinan antara sistem komputer untuk bidang

kartografi (CAC) atau sistem komputer untuk bidang perancangan (CAD)

dengan teknologi basisdata (database) (Prahasta, 2002:52)

2.7.1 Pengertian dari Sistem Informasi Geografis

Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Hal ini

terlihat dari banyaknya defmisi SIG yang telah beredar. Selain itu,

SIG juga merupakan suatu kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru,

digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu dan berkembang dengan

Page 25: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

36

cepat. Berikut ini merupakan sebagian kecil dari definisi-defmisi SIG

(dalam Prahasta. 2002, 54):

1. SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras

komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang

dirancang secara efesien unutk memperoleh, menyimpan.

mengup-date, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan

semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (ESRI, 1990).

2. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan

untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi

geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan

menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi

merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan

berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi

(Aronoff, 1989):

− Masukan

− Manajemen data (penyimpanan data dan pemanggilan data)

− Analisis dan manipulasi data

− Keluaran

3. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi

data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat

keras dan perangkat keras dan perangkat lunak yang berfungsi

untuk (Bernhardsen, 1992)

− Akusisi dan verifikasi data

− Kompilasi data

− Penyimpanan data

− Perubahan dan Up-dating data

− Manajemen dan pertukaran data

− Manipulasi data

− Pemanggilan dan presentasi data dan analisa data.

Page 26: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

37

2.7.2 Kemampuan-kemampuan Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis dalam perencanaan wilayah dan kota

berfungsi sebagai tool box dan basis data. Sebagai tool box, SIG akan

mempermudah perencana melakukan berbagai analisis tata ruang yang

menggunakan fungsi-fungsi pemodelan peta seperti penelusuran data,

berbagai variasi dalam pertampalan dan lain-lain.

Beberapa analisis keruangan yang rumit dan kompleks serta

membutuhkan waktu yang lama, dapat dilakukan lebih cepat dan

mudah dengan metode SIG. SIG merupakan alat untuk perencanaan

guna lahan, manajemen sumber daya alam, penilaian dan perencanaan

lingkungan, penelitian ekologi, kependudukan, pemetaan untuk

kepentingan pajak, pemilihan rute dan sebagainya yang

memperlihatkan bahwa SIG merupakan aplikasi komputer terbesar

yang pernah tumbuh (Akbar, 1993).

Pemanfaatan SIG berbeda untuk setiap tahapan, misalnya dengan

model regresi dalam SIG kita dapat memperkirakan perkembangan

suatu daerah terbangun dari berbagai variabel penentunya. Pada tahap

perumusan rencana, SIG dapat membantu kita misalnya dalam

membuat peta kesesuaian lahan. Selanjutnya dalam analisis terhadap

dampak dari masing-masing rencana tata ruang hingga penentuan

alternatif yang optimal akan banyak terbantu oleh SIG (Agung,1993)

Kemampuan "analisis SIG" dalam mengintegrasikan data

tumpang susun, jaringan, buffer dan sebagainya adalah sebagai

berikut (Aronoff dalam Muharani, 2003:29)

1. Pemeliharaan dan analisis data keruangan

− Transformasi format

− Transformasi geometri

Page 27: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

38

− Transformasi an tar proyeksi peta

− Conflation

− Penyamaan Batas

− Penyuntingan elemen geografis

− Penipisan koordinat garis

2. Pemeliharaan dan analisis data atribut

− Fungsi pengeditan atribut

− Fungsi query atribut

3. Analisis data keruangan dan data atribut yang terintegrasi

− Retrieval/klasifikasi/measurement

− Operasi tumpang susun

− Operasi batas (pencarian, garis di dalam poligon dan titik di

dalam poligon, fungsi topografi, poligon thiessen, interpolasi

dan pembuatan kontur)

4. Pengaturan output

− Anotasi peta

− Teks, label, dan simbol grafis

− Pola tekstur dan tipe garis

2.7.3 Proses Teknis Analisis SIG

Dalam penyusunan analisis untuk identifikasi tingkat risiko bencana

alam tsunami ini, digunakan beberapa prosedur teknis yang digunakan

untuk mencapai sasaran. Prosedur tersebut meliputi prosedur

pengisian attribut pada peta administrasi yang ada, tumpang susun

peta (overlay) dan prosedur pengklasifikasian setiap indikator

bencana, dan prosedur analisis data spasial. Selain penggunaan

prosedur spasial tersebut, juga akan digunakan prosedur pengolahan

Page 28: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

39

basisdata. Untuk itu pada bagian ini juga akan membahas mengenai

pengolahan basisdata yang digunakan.

Dalam gambar 4.2 dapat terlihat bahwa proses awal analisis S1G

adalah dengan mengisi atribut dari indikator indikator bahaya

tsunami, proses pengisian ini dilakukan dengan menggunakan

perangkat lunak MsExcell, yaitu dengan mengisi field pada basisdata

yang telah tersedia. Semua format basisdata tidak disimpan dalam

MsExcell tetapi dipertahankan menggunakan format basisdata asli

ArcView yaitu *dbf (Dbase). Tahap selanjutnya adalah pengisian

atribut dari indikator faktor kerentanan dan indikator dari faktor

ketahanan atau kapasitas.

Setelah semua atribut dari faktor faktor, sub faktor, dan indikator

risiko bencana tsunami ini diisi, maka kemudian dilakukan konversi

dari tiap tiap peta indikator risiko bencana dari berupa file sharpfile

menjadi raster. Peta raster dari setiap indikator risiko bencana ini akan

digunakan sebagai input dalam menentukan tingkat bencana untuk

setiap sub faktor risiko bencana tersebut.

Setelah melakukan proses conversi file menjadi raster tersebut, tiap

tiap indikator bencana tersebut, kemudian dibagi menjadi beberpa

zona (kelas), yaitu dapat dikategorikan atas:

− Zona bahaya sangat tinggi

− Zona bahaya tinggi

− Zona bahaya sedang

− Zona bahaya rendah

Pengklasifikasian zona ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas

Reclassifikasi yang terdapat pada toolbox Spatial Analyst Tools,

dengan memakai fasilitas nature breaks. Dengan dilakukannya

Page 29: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS FAKTOR FAKTOR · PDF fileakibat aktivitas gunungapi ... − Kerentanan ekonomi yang menggambarkan besar kerugian /gangguan ... terjadinya tsunami yang berupa

40

pengklasifikasian masing-masing indikator ini, maka output yang

hasilkan dapat digunakan pada analisa data spatial yang terdapat pada

program Sistim Informasi geografis ini.

2.7.4 Penerapan SIG dalam Analisis Data

Berdasarkan kemampuan SIG yang telah disebutkan di atas, maka

metode SIG yang digunakan pada studi ini mencakup beberapa

kemampuan SIG tersebut, yaitu:

Tabel 2.2. Fungsi – fungsi SIG yang digunakan dalam Analisis

View Fungsi Fungsi dalam studi Operasi yang digunakan

Geodatabase

pembangunan basis data dengan mentransformasikan data analog menjadi data digital.

Dijitasi peta dasar Kota Padang.

Start editing | make polygon

Editing vertex point

pembangunan basis data dengan penggabungan data spasial dan data atribut

Pengisian atribut indikator bahaya, kerentanan, dan kapasitas pada poligon-poligon peta dasar Kota Padang

Start editing | add field

Field | Calculate

Field | SummarizeGeoprocessing

penggunaan operasi tumpang susun,Conversion Tools,Reclassifation, Spatial Analyst Tools

Pemberian bobot pada tiap tiap Faktor, sub faktor, dan indikator bencana, penentuan tingkat bahaya, kerentanan ,kapasitas, dan risiko bencana

Features to Raster

Reclassify Weighted

sum Model Builder

Geovisualitation menampilkan peta-peta hasil analisis yang menggunakan metode SIG

Peta Bahaya Tsunami, Peta Kerentanan Peta Peta Kapasitas, Peta Risiko Bencana Tsunami Kota Padang dll

View | Layout

Sumber : Hasil analisis 2007