BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf ·...

26
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaster 2.1.1 Definisi Gaster merupakan bagian dari tractus gastrointestinal diantara esophagus dan duodenum. Organ ini adalah saluran pencernaan yang mengalami dilatasi pada beberapa bagiannya yaitu: fundus, curvatura major dan antrum pyloricum. Sesuai dengan bentuk dan anatominya mempunyai fungsi sebagai penampung makanan, proses digesti (pencernaan) dan bagian kecil proses absorbsi misalnya alkohol. (Netter, 2014). 2.1.2. Sistem Arteri Gaster Perdarahan gaster berasal dari arteri gastrica sinistra yang berasal dari truncus coeliacus, arteri gastric dekstra yang dilepaskan dari arteri hepatica, arteri gastroepiploica cabang dari arteri gastricaduodenalis, arteri gastroepiploica cabang dari arteri gastricaduodenalis, arteri gastro- omentalis yang berasal dari arteri splenica, dan arteri gastrica breves berasal dari distal arteri splenica. (Netter, 2014). 2.1.3. Sistem Vena Gaster Vena-vena gaster mengikuti arteri-arteri yang sesuai dalam hal letak dan lintasan. Vena gastrica dekstra dan vena-vena gastrica sinistra mencurahkan isinya ke dalam vena porta hepatis, dan vena gastrica breves dan vena gastroomentalis membawa isinya ke vena splenica yang bersatu 6

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf ·...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaster

2.1.1 Definisi

Gaster merupakan bagian dari tractus gastrointestinal diantara

esophagus dan duodenum. Organ ini adalah saluran pencernaan yang

mengalami dilatasi pada beberapa bagiannya yaitu: fundus, curvatura major

dan antrum pyloricum. Sesuai dengan bentuk dan anatominya mempunyai

fungsi sebagai penampung makanan, proses digesti (pencernaan) dan bagian

kecil proses absorbsi misalnya alkohol. (Netter, 2014).

2.1.2. Sistem Arteri Gaster

Perdarahan gaster berasal dari arteri gastrica sinistra yang berasal dari

truncus coeliacus, arteri gastric dekstra yang dilepaskan dari arteri hepatica,

arteri gastroepiploica cabang dari arteri gastricaduodenalis, arteri

gastroepiploica cabang dari arteri gastricaduodenalis, arteri gastro-

omentalis yang berasal dari arteri splenica, dan arteri gastrica breves berasal

dari distal arteri splenica. (Netter, 2014).

2.1.3. Sistem Vena Gaster

Vena-vena gaster mengikuti arteri-arteri yang sesuai dalam hal letak

dan lintasan. Vena gastrica dekstra dan vena-vena gastrica sinistra

mencurahkan isinya ke dalam vena porta hepatis, dan vena gastrica breves

dan vena gastroomentalis membawa isinya ke vena splenica yang bersatu

6

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

7

dengan vena mesentrika superior untuk membentuk vena porta hepatis.

Vena gastroomentalis dekstra bermuara dalam vena mesentrica superior.

(Netter, 2014).

2.1.4. Sistem Limfe Gaster

Pembuluh limfe gaster mengikuti arteri sepanjang curvatura mayor dan

curvatura gastric minor. Pembuluh-pembuluh ini menyalurkan limfe dari

permukaan ventral dan permukaan dorsal lambung kedua curvatura tersebut

utuk dicurahkan ke dalam nodi lymphoidei gastroepiploici yang tersebar

ditempat tersebut. Pembuluh eferen dari kelenjar limfe ini mengikuti arteri

besar ke nodi lymphoidei coeliaci. Persarafan gaster parasimpatis berasal

dari truncus vagalis anterior dan truncus vagalis posterior serta cabangnya.

Persarapan simpatis berasal dari segmen medula spinalis T6-T9 melalui

plexus coeliacus dan disebarkan melalui plexus sekeliling arteria gastrica

dan arteria gastroomentalis. (Netter, 2014).

2.2. Anatomi Gaster Tikus

Morfologi organ tubuh tikus analog dengan morfologi organ manusia.

Oleh karena itu, sering digunakan sebagai hewan pengujian obat sebelum

diberikan pada manusia. Salah satu organ tikus yang analogis dengan organ

manusia adalah gaster .Tikus memiliki satu lambung (monogastric) terletak

di sisi kiri rongga abdomen dan berbatasan dengan hati (Malole et al. 2005).

Lambung dan organ pencernaan lainnya terikat ke rongga tubuh bagian

dorsal oleh mesenterium yang kaya pembuluh darah. Mesenterium yang

mengikat lambung pada kurvatura mayor disebut omentum. Lambung tikus

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

8

terbagi menjadi 2 bagian, sisi glandular dan sisi lambung depan non-

glandular yang berdinding tipis. Kedua bagian tersebut dibatasi oleh sebuah

jembatan (ridge) yang sekaligus melapisi pintu masuknya esofagus.

Struktur lambung ini mencegah terjadinya muntah pada tikus. Sisi lambung

depan non-glandular memiliki lipatan mukosa yang menyerupai mukosa

lumen dan dilapisi oleh sel epitel skuamosa bertingkat dan berperan sebagai

reservoir. Sisi glandular lambung (korpus) memiliki karakteristik adanya

sumur lambung yang dilapisi oleh sel epitel kolumner selapis. Kelenjar

lambung terdiri dari sel parietal dan chief cell/sel zimogen. Bagian pilorus

lambung tikus dilapisi oleh epitel kolumnar selapis yang juga melapisi

perpanjangan sumur lambung. Dibawah lapisan tersebut terdapat kelenjar

pilorus. (Malole et al. 2005).

Bringman et al. (1995) menyatakan bahwa secara anatomis lambung

mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan

pilorus. Cardia, merupakan bagian dengan luas kecil dan zona pembatas

dekat gastrophageal junction. Fundus, pada mamalia merupakan regio yang

berbentuk kubah terletak sebelah kiri dari esofagus dan banyak terdapat sel

kelenjar. Body atau corpus, merupakan bagian terluas dari lambung (kurang

lebih 2/3 bagian lambung) yang membentang dari fundus inferior sampai

ke pilorus. Pilorus merupakan bagian yang paling akhir. Pilorus berbentuk

corong dengan perluasan kerucut, pada sambungan dengan badan disebut

pyloric antrum dan batang corongnya disebut pyloric canal. Bagian akhir

pylorus terdapat sphinter yang berfungsi mengatur pelepasan chyme ke

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

9

dalam duodenum. Berikut merupakan gambaran bentuk anatomis dari

lambung dengan regio-regionya:

Gambar 1 Anatomi eksternal dan internal lambung mamalia. (Tortora dan

Grabowski 2003)

2.3 Histologi Lambung

Lambung depan (lambung nonkelenjar) berbentuk epitel pipih banyak

lapis yang tertutupi oleh lapis keratin. Ketebalan lapisan keratin bervariasi

tergantung pada spesies, umur, diet dan derajat perluasan lambung. Batas

antara lambung nonkelenjar dan lambung kelenjar dapat terlihat pada

peralihan bentuk epitel pipih banyak lapis ke bentuk epitel silindris sebaris.

Menurut Belevander et al. (2000); Bringman et al. (1995); Gartner dan Hiatt

(2001), secara umum, histologi lambung dapat dibedakan menjadi beberapa

bagian yaitu: mukosa, submukosa, muskularis mukosa dan serosa. Berikut

merupakan gambaran histologi lambung beserta lapisan-lapisannya:

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

10

Gambar 2 Histologi lambung tikus bagian pilorus. M= mukosa; MM=

muskularis mukosa; SM= submukosa; TM= tunika muskularis. Gartner dan

Hiatt (2001)

Mukosa Membran mukosa lambung berbentuk irreguler seperti tiang,

membentuk lipatan longitudinal yang disebut rugae dan jumlahnya

tergantung pada tinggi rendahnya rentangan organnya. Membran mukosa

terdiri dari tiga komponen yaitu epitelium, lamina propia dan muskularis

mukosa. Epitel permukaan mukosa ditandai oleh adanya lubang sumuran

yang terletak rapat satu dengan yang lain dan dilapisi epitel sejenis. Bentuk

dan kedalaman dari sumuran ini serta sifat kelenjarnya berbeda pada tiap

bagian lambung. Di bawah epitel terdapat suatu lamina propia dan lapisan

di bawah sumuran ini mengandung kelenjar lambung. Kelenjar lambung

berbentuk simpel dan tipe tubular yang meluas hingga basal lubang

sumuran. Gartner dan Hiatt (2001). Kelenjar lambung dibagi menjadi tiga

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

11

daerah yaitu isthmus, leher dan basal (Gambar 3). Pada masing-masing

daerah mengandung beberapa jenis sel yang berbeda. Tiap kelenjar

lambung terbentuk dari empat jenis sel yaitu: sel-sel lendir leher, sel-sel

utama (Chief cell/peptic cells), sel-sel parietal (sel oksintik) dan sel-sel

enteroendokrin (Gambar 4).

Gambar 3 Histologi kelenjar lambung bagian fundus yang terdiri atas

isthmus (a), leher (b) dan basal (c). Gartner dan Hiatt (2001)

Sel-sel lendir leher berukuran lebih kecil dari sel permukaan, bersifat

basofil, jumlahnya relatif sedikit, mempunyai dasar yang lebar dan

menyempit di bagian daerah puncaknya. Sel lendir leher berfungsi

mensekresikan mukus. Sel-sel utama (Chief cell/peptic cells) melapisi

bagian bawah kelenjar lambung dan mempunyai bentuk sel serosa yang

khas. Sel ini mengandung bahan basofil, sebagian besar mitokondria dan

granula sekresi yang mengandung pepsinogen, zat pemula pepsin.

Eksositosi pepsinogen dipengaruhi rangsangan syaraf dan hormon. Sel-sel

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

12

parietal atau sel oksintik berbentuk bulat telur, berukuran relatif besar dan

bersifat asidofil. Sel-sel ini memproduksi pendahulu dari asam hidroklorat

(HCl) dan faktor intrinsik lambung. Letaknya tersebar pada lumen

dipisahkan oleh sel-sel utama (Chief cell). Sel-sel enteroendokrin berjumlah

lebih sedikit dan letaknya tersebar di antara membran dasar dan sel-sel

utama (Chief cell). Sel-sel ini berfungsi mengatur komposisi sekresi

lambung (air, enzim dan kadar elektrolit), motilitas dinding usus, proses

penyerapan dan penggunaan makanan (Belevander et al. 2000; Bringman

et al. 1995; Gartner dan Hiatt 2001).

Submukosa Di bawah lapisan mukosa terdapat lapisan submukosa.

Lapisan submukosa umumnya lebih luas, bersifat fibroelastis dan terdiri

dari kelenjar, pembuluh darah, pembuluh limfatika dan syaraf (Bringman

1995). Pada lapisan ini terdapat kumpulan pembuluh darah kecil yang

dikenal dengan pleksus Heller dan juga meliputi sebagian besar pembuluh

limfatika dan pleksus syaraf (pleksus Meissner) (Beveleander et al. 2000).

Tunika muskularis Tunika muskularis terdiri dari tiga lapis otot. Lapisan

dalam berupa lapisan oblique, lapisan tengah berupa lapisan otot sirkuler

dan lapisan luar berupa lapis otot longitudinal. Antara lapis sirkuler dan

lapisan longitudinal dipisahkan oleh pleksus syaraf mesenterium dan sel

ganglion parasimpatis (pleksus Auerbach’s) yang menginervasi kedua lapis

otot (Gartner dan Hiatt. 2001). Serosa lapisan paling luar yang melapisi

saluran pencernaan adalah adventisia atau serosa. Adventisia atau serosa

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

13

tersusun dari jaringan longgar yang sering mengandung lemak, pembuluh

darah dan syaraf (Beveleander, 2000).

2.1 Tabel Perbedaan gaster tikus, mencit dan manusia

No. Omentum Pembagian Gaster Histologi

pylorus

gaster

Letak Fisiologis

Pylorus gaster

Gaster

tikus

Ada 4 bagian

(cardia,fundus,corpus,pylorus)

sel epitel

kolumnar

selapis

Sisi kiri

rongga

abdomen

berbatasan

dengan

hepar

Terdapat

kelenjar

pylorus yang

menghasilkan

enzim

pencernaan

Gaster

Manusia

Ada 4 bagian

(cardia,fundus,corpus,pylorus)

epitel

silindris

selapis

Sisi kiri

rongga

abdomen

berbatasan

dengan

hepar

Terdapat

kelenjar

pylorus yang

menghasilkan

enzim

pencernaan

Gaster

mencit

Ada 3 bagian ( cardia, fundus,

antrum)

Epitel

kolumnar

selapis

Sisi kiri

rongga

abdomen

Menghasilkan

enzim

pencernaan

dari fundus

Suyanto, (2002)

2.4 Fisiologi Gaster

Gaster memiliki dua fungsi utama yaitu, fungsi pencernaan dan fungsi

motorik. Fungsi pencernaan dan sekresi lambung berkaitan dengan

pencernaan protein, sintesis dan sekresi enzim-enzim pencernaan. Selain

mengandung sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung juga

mengandung dua tipe kelenjar tubular yang penting yaitu kelenjar oksintik

(gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik terletak pada bagian corpus

dan fundus lambung, meliputi 80% bagian proksimal lambung. Kelenjar

pilorik terletak pada bagian antral lambung. Kelenjar oksintik bertanggung

jawab membentuk asam dengan mensekresikan mukus, asam hidroklorida

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

14

(HCl), faktor intrinsik dan pepsinogen. Kelenjar pilorik berfungsi

mensekresikan mukus untuk melindungi mukosa pilorus, juga beberapa

pepsinogen, renin, lipase lambung dan hormon gastrin (Guyton dan Hall

2012). Fungsi motorik lambung terdiri atas (1) penyimpanan sejumlah besar

makanan sampai makanan dapat diproses dalam duodenum, (2)

pencampuran makanan dengan sekresi lambung hingga membentuk suatu

campuran setengah cair yang disebut kimus (chyme) dan (3) pengosongan

makanan dari lambung ke dalam usus dengan lambat pada kecepatan yang

sesuai untuk pencernaan dan absorbsi dalam usus halus (Guyton dan Hall

2012).

Pertahanan Mukosa Gaster Menurut Malik (2008), mukosa gaster

merupakan barier antara tubuh dengan berbagai bahan, termasuk makanan,

produk-produk pencernaan, toksin, obat-obatan dan mikroorganisme yang

masuk lewat saluran pencernaan. Bahan-bahan yang berasal dari luar tubuh

maupun produk-produk pencernaan berupa asam dan enzim proteolitik

yang dapat merusak jaringan mukosa gaster. Oleh karena itu, gaster

memiliki sistem protektif yang berlapis-lapis dan sangat efektif untuk

mempertahankan keutuhan mukosa lambung. Proteksi (faktor pertahanan)

tersebut dilakukan oleh adanya beberapa faktor: 1. Faktor pre-epitelial

Faktor pre-epitelial merupakan faktor proteksi paling depan saluran

pencernaan yang letaknya meliputi secara merata lapisan permukaan sel

epitel mukosa saluran pencernaan. Cairan mukus dan bikarbonat yang

disekresikan oleh kelenjar-kelenjar dalam mukosa gaster berfungsi sebagai

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

15

faktor preepitelial untuk proteksi lapisan epitel terhadap enzim-enzim

proteolitik dan asam lambung. Bikarbonat berfungsi menetralisir keasaman

di sekitar lapisan sel epitel. Suasana netral dibutuhkan agar enzim-enzim

dan transpor aktif di sekeliling dan dalam lapisan sel epitel mukosa dapat

bekerja dengan baik (Guyton dan Hall 2012). Menurut Guyton dan Hall

(2012), mukus adalah sekresi kental yang terutama terdiri dari air, elektrolit

dan campuran beberapa glikoprotein, yang terdiri dari sejumlah besar

polisakarida yang berikatan dengan protein dalam jumlah yang lebih

sedikit. Menurut teori dua komponen barier mukus dari Hollander, lapisan

mukus lambung yang tebal dan liat merupakan garis depan pertahanan

terhadap autodigesti. Lapisan ini memberikan perlindungan terhadap

trauma mekanis dan kimia (Wilson dan Lester 2010). Mukus menutupi

lumen saluran pencernaan yang berfungsi sebagai proteksi mukosa. Fungsi

mukus sebagai proteksi mukosa: (a) pelicin yang menghambat kerusakan

mekanis (cairan dan benda keras), (b) barier terhadap asam, (c) barier

terhadap enzim proteolitik (pepsin) dan (d) pertahanan terhadap organisme

patogen (Julius 2009).

2. Faktor epitelial Integritas dan regenerasi lapisan sel epitel berperan

penting dalam fungsi sekresi dan absorbsi dalam saluran pencernaan.

Kerusakan sedikit pada mukosa (gastritis/duodenitis) dapat diperbaiki

dengan mempercepat penggantian sel-sel yang rusak. Sel-sel epitel saluran

pencernaan terus menerus mengalami pergantian dan regenerasi setiap 1-3

hari dipengaruhi oleh banyak faktor (Malik, 2008).

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

16

3. Faktor sub-epitelial Integritas mukosa lambung terjadi akibat penyediaan

glukosa dan oksigen secara terus menerus. Aliran darah mukosa

mempertahankan mukosa lambung melalui oksigenasi jaringan yang

memadai dan sebagai sumber energi. Selain itu, fungsi aliran darah mukosa

adalah untuk membuang atau sebagai buffer difusi balik ion H+. 4. Proteksi

oleh sistem imun lokal dan sistemik Sistem pencernaan juga diproteksi oleh

sistem imun baik lokal maupun sistemik serta sistem limfe terhadap

berbagai toksin, obat dan bahan lainnya. Sistem imun lokal terdapat dalam

saluran pencernaan, sedangkan sistem imun sistemik terdapat dalam sistem

peredaran darah. Komponen dari sistem imun dalam saluran cerna adalah

sel-sel radang lokal saluran cerna (sel plasma, limfosit, monosit) dan

jaringan limpoid yang bersifat sistemik. Selain beberapa faktor pertahanan

di atas, pada selaput lendir saluran pencernaan juga terdapat komponen

protektif mukosa yaitu prostaglandin (PG). Prostaglandin merupakan

kelompok senyawa turunan asam lemak arakhidonat yang dihasilkan

melaui jalur siklooksigenase (COX). Prostaglandin meningkatkan resistensi

selaput lendir terhadap iritasi mekanis, osmotis, termis atau kimiawi dengan

cara regulasi sekresi asam lambung, sekresi mukus, bikarbonat dan aliran

darah mukosa. Dalam suatu telaah telah ditunjukkan, bahwa pengurangan

prostaglandin pada selaput lendir lambung memicu terjadinya ulkus. Hal ini

membuktikan salah satu peranan penting prostaglandin untuk memelihara

fungsi barier selaput lendir (Malik, 2008).

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

17

2.5 Alkohol

2.5.1 Definisi Alkohol

Alkohol, yang dimaksudkan disini ialah etanol atau etil alkohol, telah

lama dikenal di masyarakat. Senyawa ini memiliki sifat mendepresi fungsi

SSP. Di beberapa Negara alkohol sebagai minuman yang mudah

didapatkan, sehingga cenderung disalah gunakan. Alkohol berefek pada

berbagai sistem organ tubuh, termasuk saluran cerna, kardiovaskular dan

sistim SSP. Perkembangan embrio dan fetus juga dipengaruhi oleh

konsumsi alkohol (Farmakologi UI, 2011)

Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama

dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya

melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya

cepat masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut.

Oleh karena itu alkohol dianggap toksik atau racun. Alkohol yang terdapat

dalam minuman seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya terdapat

dalam bentuk etil alkohol atau etanol (Almatsier, 2002).

Organ tubuh yang berperan besar dalam metabolisme alkohol adalah

lambung dan hati, oleh karena itu efek dari kebiasaan mengkonsumsi alkohol

dalam jangka panjang tidak hanya berupa kerusakan hati atau sirosis, tetapi

juga kerusakan lambung. Dalam jumlah sedikit, alkohol merangsang

produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan mual,

sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi mukosa

lambung dan duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

18

mukosa lambung, memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu

penyembuhan tukak peptik. Alkohol mengakibatkan menurunnya

kesanggupan mencerna dan menyerap makanan karena ketidakcukupan

enzim pankreas dan perubahan morfologi serta fisiologi mukosa

gastrointestinal (Beyer, 2004).

2.5.2 Farmako kinetik

Absorbsi oral alkohol berlangsung secara cepat dilambung dan usus

halus. Kadar puncak plasma pada keadaan puasa dicapai dalam waktu 30

menit. Karena absorpsi berlangsung lebih cepat pada usus halus dari pada di

lambung, penundaan pengosongan lambung (a.I. adanya makanan) dapat

memperlambat absorbsi alkohol. (Katzung, 2004)

Distribusi alkohol berlangsung cepat, alcohol tersebar secara merata ke

seluruh jaringan dan cairan tubuh. Volume of distribution (Vd) alkohol kira-

kira sama dengan total cairan tubuh (0,5-0,7 L/kg). (Katzung, 2004)

Metabolisme alkohol berlangsung terutama di hati dan mengikuti

kinetic zero order, artinya jumlah yang dimetabolismenya tetap per satuan

waktu lepas dari tinggi rendahnya kadar. Alkohol mengalami metabolism

presistematik oleh enzim alkohol dehydrogenase (ADH) di lambung dan

hati. Oksidasi alkohol menjadi asetaldehid dilakukan oleh ADH, katalase,

dan sitokrom P450 . Asetaldehid akan diubah secara cepat menjadi asetat oleh

aldehid dehydrogenase yang ada di sitosol dan mitkondrial di hati. (Katzung,

2004)

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

19

Selain itu alkohol akan di eksresikan melalui paru dan urin. Hanya

kurang lebih 2-10% yang diekskresikan dalam bentuk utuh. (Katzung, 2004)

2.5.3 Farmako Dinamik

Alkohol terutama bekerja di susunan (SSP). Alkohol merupakan

pendepresi SSP. Konsumsi alkohol berefek sedasi dan antiansietas, dan pada

kadar yang lebih tinggi, menyebabkan bicara tak jelas, ataksia, tak dapat

menentukan keputusan, dan perilaku diinhibisi, yang dapat menimbulkan

kesan adanya efek stimulasi SSP dari alkohol. Proses mental yang

dipengaruhi paling awal ialah yang berhubungan dengan pengalaman dan

latihan, yang berperan dalam proses terjadinya kebijaksanaan dan

pengendalian diri. Daya ingat, konsentrasi dan mawas diri menjadi tumpul

lalu hilang. Rasa kepercayaan diri meningkat, kepribadian menjadi ekspansif

dan bersemangat, perasaan tidak terkontrol dan letupan emosi menjadi nyata.

Perubahan psikis ini disertai gangguan sensorik dan motoric (Katzung, 2004)

2.5.4 Efek alkohol terhadap sistem pencernaan

Alkohol sering merupakan penyebab utama atau salah satu factor

terjadinya disfungsi esophagus. Alkohol juga dihubungkan dengan

timbulknya gejala refluks esophagus, Mukosa lambung pada peminum

alkohol berat dapat rusak dan terjadi gastritis akut maupun kronik. Alkohol

merangsang sekresi asam lambung lewat rangsangan sensoris dan

melepaskan gastrin dan histamin. Minuman yang mengandung alkohol lebih

dari 40% memiliki efek toksis langsung terhadap mukosa lambung. Banyak

peminum alkohol mengalami diare kronik akibat malabsorpsi pada usus

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

20

halus, hal ini terjadi karena vili pada usu halus mengalami perbuahan bentuk

dan penurunan kadar enzim pencernaan, yang bersifat reversibel

(Beyer, 2004).

Dalam tubuh manusia, terdapat berbagai organ yang memiliki fungsi

melakukan metabolime suatu zat. Organ yang berepan besar dalam

metabolisme alkohol adalah lambung dan hati, oleh karena itu efek dari

kebiasaan mengkonsumsi alkohol dalam jangka panjang tidak hanya berupa

kerusakan hati atau sirosis, tetapi juga kerusakan lambung. Dalam jumlah

sedikit, alkohol merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan

berkurang, dan mual, sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat

mengiritasi mukosa lambung dan duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan

dapat merusak mukosa lambung, memperburuk gejala tukak peptik, dan

mengganggu penyembuhan tukak peptik. Alkohol mengakibatkan

menurunnya kesanggupan mencerna dan menyerap makanan karena

ketidakcukupan enzim pankreas dan perubahan morfologi serta fisiologi

mukosa gastrointestinal (Beyer, 2004).

2.6 Gastritis

2.6.1 Definisi

Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang

berarti peradangan / inflamasi.Menurut Suyono (2001), gastritis adalah

proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang

berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau

bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

21

infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005), gastritis

adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang

dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.

2.6.2 Patofisiologi Gastritis

Patofisiologi dasar dari gastritis adalah gangguan keseimbangan faktor

agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif (ketahanan mukosa).

Penggunaan aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) lainnya,

obat-obatan kortikosteroid, penyalahgunaan alkohol, menelan substansi

erosif, merokok, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat

mengancam ketahanan mukosa lambung. Gastritis dapatmenimbulkan

gejala berupa nyeri, sakit, atau ketidaknyamanan yang terpusat pada perut

bagian atas (Brunner, 2000).

Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar

oleh berbagai faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas

mukosanya, seperti asam lambung, pepsinogen/pepsin dan garam empedu.

Sedangkan faktor eksogennya adalah obat-obatan, alkohol dan bakteri yang

dapat merusak integritas epitel mukosa lambung, misalnya Helicobacter

pylori. Oleh karena itu, gaster memiliki dua faktor yang sangat melindungi

integritas mukosanya, yaitu faktor defensif dan faktor agresif. Faktor

defensif meliputi produksi mukus yang didalamnya terdapat prostaglandin

yang memiliki peran penting baik dalam mempertahankan maupun menjaga

integritas mukosa lambung, kemudian sel-sel epitel yang bekerja

mentransport ion untuk memelihara pH intraseluler dan produksi asam

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

22

bikarbonat serta sistem mikrovaskuler yang ada dilapisan subepitelial

sebagai komponen utama yang menyediakan ion HCO3- sebagai penetral

asam lambung dan memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang

adekuat saat menghilangkan efek toksik metabolik yang merusak mukosa

lambung. Gastritis terjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini

hilang atau rusak, sehingga dinding lambung tidak memiliki pelindung

terhadap asam lambung (Prince, 2005)

Obat-obatan, alkohol, pola makan yang tidak teratur, stress, dan lain-

lain dapat merusak mukosa lambung, mengganggu pertahanan mukosa

lambung, dan memungkinkan difusi kembali asam pepsin ke dalam jaringan

lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung

terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi

mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang

dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi

meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan

basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan nekrosis

pada dinding lambung. Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding

lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis. (Prince, 2005)

Gastritis kronik dapat menimbulkan keadaan atropi kelenjar-kelenjar

lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna

abu-abu atau kehijauan (gastritis atropik). Hilangnya mukosa lambung

akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya sekresi lambung dan

timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atropik boleh jadi merupakan

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

23

pendahuluan untuk karsinoma lambung. Gastritis kronik dapat pula terjadi

bersamaan dengan ulkus peptikum (Suyono, 2001).

2.6.3 Manifestasi Klinis

Sindrom dispepsia berupa berupa nyeri epigastrium, mual, kembung

dan muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan

pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian

disesuaikan dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika

dilakukan anamnesis lebih dalam, tanpa riwayat penggunaan obat-obatan

atau bahan kimia tertentu (Suyono, 2001).

Ulserasi superfisial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi,

ketidaknyamanan abdomen (dengan sakit kepala, mual dan anoreksia) dan

dapat terjadi muntah, serta cegukan beberapa pasien adalah asimtomatik,

kolik dan diare dapat terjadi jika makanan pengiritasi tidak dimuntahkan,

tetapi jika sudah mencapai usus besar, pasien biasanya sembuh kira-kira

dalam sehari meskipun nafsu makan kurang atau menurun selama 2 sampai

3 hari (Ester, 2001).

2.6.4 Komplikasi Gastritis

Menurut Hirlan dalam Suyono (2001), komplikasi yang timbul pada

gastritis, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa

hematemesis dan melena, berakhir dengan syok hemoragik, terjadi ulkus,

kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.

Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus

peptikum dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

24

dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan

secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di

dinding lambung (Prince, 2005).

2.7 Mengkudu (Morinda citrifolia )

2.7.1 Sejarah

Asal-usul mengkudu tidak terlepas dari keberadaan bangsa polinesia yang

menetap di kepulauan Samudera Pasifik. Bangsa tersebut suka melakukan

pengembaraan. Tanpa sebab yang jelas, bangsa yang terkenal pemberani

mengembara ini meninggalkan tanah air mereka. Hingga suatu ketika mereka

sampai di sekitar Polinesia, yaitu kepulauan di sekitar Pasifik Selatan.Para

pertualang tersebut langsung jatuh hati saat melihat indahnya pemandangan,

kondisi pantai dan pulaunya. (Muhammad, 2016).

Uniknya, mereka seakan telah mempersiapkan diri untuk berpindah pulau

lain. Hal ini bisa dibuktikan dari adanya sejumlah tumbuhan dan hewan yang

ikut dibawa karena dianggap penting untuk mempertahankan hidup. Beberapa

tumbuhan asli seperti pisang, talas, ubi jalar, sukun, tebu, dan mengkudu

dibawanya. Di antara tumbuhan yang dibawa itu, masih ada yang berupa stek

dan tunas. (Muhammad, 2016).

Salah satu tumbuhan itu, yaitu mengkudu, dianggap barang keramat.

Sejak 1500 tahun lalu penduduk kepulauan yang kini disebut Hawaii itu

mengenal mengkudu dengan sebutan noni. Buah ini dipercaya masyarakat

sekitar dapat mengobati segala penyakit. Karena selalu mengkonsumsi

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

25

mengkudu, mereka beranggapan selalu sehat sepanjang waktu tanpa terganggu

oleh penyakit yang berarti. (Muhammad, 2016).

Mengkudu (Morinda citrifolia) digunakan sebagai obat tradisional yang

sangat popular di kawasan Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik dan Karibia.

Semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat sejak zaman purba,

terutama di Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, Polinesia, Hawaii, dan

Samoa. Khasiat mengkudu memang belum dibuktikan secara medis, tapi secara

empiris sudah banyak orang merasakan manfaatnya bagi kesehatan.

(Muhammad, 2016).

Seluruh bagian tanaman mengkudu seperti akarm kulit batang, daun dan

buah berkhasiat untuk obat. Buah mengkudu dapat digunakan untuk obat

peluruh kemih, urus-urus, pelembut kulit, kejang-kejang, peluruh haid, asma,

gangguan pernapasa, radang. (Muhammad, 2016).

2.7.2 Ciri umum

a. Pohon, tinggi 4-6 m, batang bengkok-bengkok, dahan kaku, akar

tunggang, kulit batang coklat keabu-abuan atau coklat kekuningan, berlekah

dangkal, tidak berbulu, anak cabang bersegi empat, hijau sepanjang tahun.

(Muhammad, 2016).

b. Berdaun tebal hijau mengkilap letak berhadap-hadapan, ukuran besar,

tebal dan tunggal, bentuk jorong lanset, ukuran 15-50x5-17 cm, tepi daun rata,

ujung lancip-lancip pendek, pangkal daun bentuk pasak, urat daun menyirip,

warna hijau mengkilap, tidak berbulu, ukuran daun penumpu bervariasi,

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

26

bentuk segitiga lebar. Daun dapat dimakan dan banyak mengandung vitamin

A. (Muhammad, 2016).

c. Perbungaan tipe bonggol bulat, bergagang 1-4cm, tumbuh di ketiak

daun penumpu, bentuk corong, panjang 1,5 cm, putih dan harum.

(Muhammad, 2016)

d.Buah bulat lonjong sebesar telur ayam diameter mencapai 7,5-10

cm,permukaan terbagi dalam sel-sel poligonal berbintik dan berkutil, awal

warna hijau, jelang masak jadi putih kekuningan, setelah matang putih

transparan dan lunak, banyak mengandung air, aroma seperti keju busuk

karena percampuran asam kaprik dan asam kaproat , berbau tengik dan berasa

tidak enak, diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.

(Muhammad, 2016)

(Alviventiasari,2012)

Gambar 2.3 Mengkudu (Morinda citrifolia)

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

27

2.7.3 Taksonomi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheophyta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Subfamili : Rubioideae

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L

2.7.4 Kandungan Kimia

Para ilmuwan semula menduga ada sejumlah zat yang berbeda-beda

dalam buah mengkudu yang bekerjsa secara bersama-sama menghasilkan

efek yang baik bagi tubuh. Setelah ditelusuri, ternyata mengkudu, baik akar,

kulit, daun, buah, serta bunganya, juga memiliki khasiat sebagai obat.

Kandungan tersebut di antaranya morindon, morindin, morindanigrin,

antarakuinon, kloroubin, monometil eter, damnacanthal, asperulosida,

saranjidiol, sterol, resin, glikosida, zat kapur, protein, zat besi, karoten, asam

glutamate, asam askorbat, tirosin, tiamin, asam ursalat, proxeronin,

skoploletin, asam benzoate, asam oktoanoat, potassium, terpenoid, glukosa,

eugenol, heksanal, glikosida falvon, asam oleat, dan asam palmitate (Potterat

and Hamburger, 2007).

Satu kandungan buah mengkudu adalah antrakuinon dan skopoletin

yang aktif berberan sebagai antimikroba, terutama bakteri dan jamur,

sehingga penting dalam mengatasi peradangan dan alergi. Juga diketahui

mengandung enzim yang disebut enzim proxeronase dan suatu alkaloid

proxeronin. Jika kita memakan buah dan meminum jusnya, eznim ini di

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

28

dalam dinding usus besar kita akan membentuk suatu zat aktif yang disebut

xeronine. Xeronin ini kemudian akan masuk ke dalam aliran darah kita

menuju semua sel tubuh. Semua sel tubuh yang dimasuki oleh xeronine ini

akan berubah menjadi sel yang aktif, lebih sehar, dan terjadi perbaikan

struktur maupun fungsinya. Xeronine juga dapat mengurangi proses alergi.

Di samping itu, Xeronine terbukti dapat mengurangi dan mencegah penyakit

asma (Potterat and Hamburger, 2007).

Zat alkaloid yang dikandung mengkudu merupakan zat dasar

organic yang berguna untuk menghasilkan xeronine untuk mengaktifkan

enzim-enzim dan mengatur pembentukan protein. Buah mengkudu juga

banyak mengandung protein. Selain tiu, banyak mengandung proxeronine,

yaitu sejenis asam kaloida yang tidak mengandung gula, asam amino, dan

asam nulkeat (Potterat and Hamburger, 2007).

Gambar 2.4 Kandungan Buah Mengkudu

Potterat O, Hamburger M. Morinda citrifolia (Noni) fruit-phytochemistry,

pharmacology, safety. Planta Med 2007;73:191-9

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

29

Keterangan: rutin (20), narcissosida (21), nikotiflorosida (22),

3,3’bisdemetilpinoresinol (23), americanol A (24), americanin A (25), asam

americanoat A (26), morindolin (27), isoprinsepin (28), balanofonin (29), kumarin

skopoletin (30)

Berikut adalah pembahasan mengenai zat yang terkandung dalam mengkudu.

a. Zat Nutrisi

Secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi

lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protrin, vitamin, dan

mineral penting. Tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu.

Dari analisis kompisi nutrisi jus mengkudu yang tidak difermentasi, diketahui

bahwa kandungan materi kering mencapai 10% yang terutama terdiri dari

glukosa dan fruktosa (masing-masing 3-4%), protein (0,2-0,5%), dan lipid (0,1-

0,2%). Sementara it, berdasarkan penelitian yang dilakukan Solomon, buah

mengkudu mengandung karbohidrat 52,43%, serat 33,38%, air 7,12%, abu

4,82%, lemak 1,51%, dan protein 0,75%. Kandungan potassium relative tinggi

(30-150 ppm), diikuti kalsium, sodium, dan magnesium. Kandungan vitamin C

dilaporkan bervariasi dari 30-155 mg/kg (Potterat and Hamburger, 2007).

Menurut hasil penelitian, selain mengandung zat-zat nutrisi,mengkudu

mengandung zat aktif, seperti terpenoid, antibakteri,skolopetin, anti kanker,

xeronine dan proxeronine, pewarna alami dan asam (Bangun dan Sarwono,

2002).

1. Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapat

di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung

sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor)

xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar.Proxeronine adalah sejenis

asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya.Xeronine diserap sel-sel tubuh

untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan

bentuk sel yang aktif. Xeronine dari mengkudu bekerja secara kontradiktif.

Pada penderita tekanan darah

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

30

tinggi, xeronin menurunkan tekanan darah menjadi normal. Pada penderita

tekanan darah rendah, mengkudu meningkatkan tekanan darah. Dengan kata

lain, sari buah mengkudu berfungsi sebagai adaptogen, penyeimbang fungsi

sel-sel tubuh. (Muhammad, 2016)

Buah mengkudu yang memiliki zat xeronine, xeronine akan bekerja

pada tahap molekuler untuk memperbaiki protein sel yang mengalami

perubahan bentuk dan sifat. Protein tersebut dipergunakan untuk menjaga

keseimbangan fungsi dan meningkatkan efisiensi kerja sel. Buah mengkudu

mengandung sedikit xeronine, tetapi mengandung bahan pembentuk/precursor

xeronine dalam jumlah besar yang disebut proxeronine, didalam usus enzim

proxeronase akan mengubah proxeronine manjadi xeronine untuk

mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur pembentukan protein (Wang, 2002).

Buah mengkudu mengandung proxeronine dalam kadar tinggi yang

sangat dibutuhkan pada banyak stres tingkat tinggi. Xeronine merupakan

alkaloid yang bekerja pada tahap molekuler untuk memperbaiki sel yang rusak

dan xeronine ini mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu membentuk

struktur protein sebagai penghasil sejumlah energi untuk melakukan tugas

mechanical, chemical dan electrical didalam sel sehingga dapat bekerja secara

efisien dan sel-sel yang rusak dapat memperbaiki diri (Rukmana, 2002).

2. Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling

efektif melawan sel-sel abnormal (Wang, 2002)

3. Asam. Asam askorbat yang terdapat di dalam buah mengkudumerupakan

sumber vitamin C dan antioksidan yang hebat. Antioksi dan bermanfaat

menetrasir radikal bebas, yaitu partikel-partiker bebahaya yang terbentuk

sebagai hasil samping proses metabolisme yang dapatmerusak materi genetic

dan sistem kekebalan tubuh (Wang, 2002).

2.7.5 Studi Farmakokinetik Mengkudu

Farmakokinetik mengkudu telah dipelajari pada tikus setelah

pemberian dosis 1 mL perasan mengkudu, mengkudu per 100 g berat badan.

Komponen utama yang diketahui pada mengkudu (skopoletin) dipilih

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40932/3/jiptummpp-gdl-okylegyana-48810-3-bab2.pdf · mamalia dibagi atas 4 regio, yaitu cardia, fundus, body atau corpus dan pilorus. Cardia,

31

sebagai penanda dan dimonitor dalam plasma dan organ yang berbeda

sepanjang waktu dengan analisis high performance liquid chromatography

(HPLC). Konsentrasi plasma mencapai puncak pada waktu 2 jam setelah

pemberian mengkudu secara oral. Kadar puncak skopoletin menurun

menjadi 50% dalam waktu 4 jam. Hanya 12% skopoletin yang tertinggal di

plasma pada 12 jam dan hanya 2% tersisa setelah 24 jam. Absorbsinya cepat

dengan 50% konsentrasi puncak tercapainya hanya dalam 30 menit. Untuk

mempertahankan kadar skopoletin yang tinggi dalam darah, perasan

mengkudu harus dikonsumsi setiap 2-4 jam. Konsentrasi skopoletin

diberbagai organ mengindikasikan bahwa mengkudu diserap ke dalam

jaringan yang berbeda kira-kira 1 jam setelah pemberian. Konsentrasi

puncak pada beberapa jaringan terjadi pada 3 jam setelah mengonsumsi,

dengan penurunan yang cepat (Potterat and Hamburger, 2007).