BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1...

42
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang teori – teori yang berhubungan serta mendukung penulisan skirpsi ini, baik itu teori umum maupun teori khusus. 2.1 Teori Umum Hal – hal umum yang berhubungan dengan basis data. Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan basis data akan diuraikan secara ringkas antara lain : data, entitas (entity), basis data (database), kelebihan dan kekurangan database, sistem basis data (database system), sistem basis data management (database management system, DBMS), keuntungan dan kerugian DBMS, daur hidup basis data (database lifecycle, DBLC), dan normalisasi. 2.1.1 Data Indrajani (2011, p48) menjelaskan bahwa data merupakan fakta – fakta mentah yang harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi suatu organisasi atau perusahaan. Data terdiri atas fakta – fakta dan angka – angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai, atau fakta mentah yang belum diolah. 2.1.2 Basis Data Menurut Paolo Atzeni, Stefano Ceri, Stefano Paraboschi, dan Riccardo Torlone (2003, p2), basis data adalah kumpulan data, digunakan untuk mewakili informasi yang menarik bagi sistem informasi. Menurut Jeffrey A. Hoffer, Mary B. Prescott, dan Fred R. McFadden (2005, p4), Sebuah basis data sebagai sebuah koleksi terorganisir dari data yang berhubungan secara logis. Menurut David M. Kroenke (2006, p11), basis data adalah kumpulan tabel terintegrasi yang mendeskripsikan dirinya sendiri. Menurut Connolly dan Begg (2005, p14), basis data merupakan sebuah koleksi data yang terhubung secara logis beserta deskripsinya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori – teori yang berhubungan serta mendukung

penulisan skirpsi ini, baik itu teori umum maupun teori khusus.

2.1 Teori Umum

Hal – hal umum yang berhubungan dengan basis data. Dalam tinjauan pustaka

yang berhubungan dengan basis data akan diuraikan secara ringkas antara lain : data,

entitas (entity), basis data (database), kelebihan dan kekurangan database, sistem

basis data (database system), sistem basis data management (database management

system, DBMS), keuntungan dan kerugian DBMS, daur hidup basis data (database

lifecycle, DBLC), dan normalisasi.

2.1.1 Data

Indrajani (2011, p48) menjelaskan bahwa data merupakan fakta – fakta

mentah yang harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti

bagi suatu organisasi atau perusahaan. Data terdiri atas fakta – fakta dan angka –

angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai, atau fakta mentah yang belum

diolah.

2.1.2 Basis Data

Menurut Paolo Atzeni, Stefano Ceri, Stefano Paraboschi, dan Riccardo

Torlone (2003, p2), basis data adalah kumpulan data, digunakan untuk mewakili

informasi yang menarik bagi sistem informasi.

Menurut Jeffrey A. Hoffer, Mary B. Prescott, dan Fred R. McFadden (2005,

p4), Sebuah basis data sebagai sebuah koleksi terorganisir dari data yang

berhubungan secara logis.

Menurut David M. Kroenke (2006, p11), basis data adalah kumpulan tabel

terintegrasi yang mendeskripsikan dirinya sendiri.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p14), basis data merupakan sebuah

koleksi data yang terhubung secara logis beserta deskripsinya, dirancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

8

2.1.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Basis Data

Menurut Whitten (2004, p519), kelebihan basis data adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan untuk berbagai pemakaian data yang sama di banyak aplikasi dan

sistem.

b. Keuntungan penyimpanan data dalam format yang fleksibel, lingkup basis data

bahkan dapat dikembangkan tanpa mengubah program – program yang

menggunakan basis data tersebut.

c. Menyediakan skalabilitas superior, basis data dan sistem yang menggunakannya

dapat ditingkatkan atau dikembangkan untuk menemukan kebutuhan – kebutuhan

perubahan pada suatu organisasi.

Sedangkan kekurangan basis data adalah sebagai berikut :

a. Lebih kompleks dan membutuhkan perangkat lunak khusus yang disebut DBMS.

b. Membutuhkan investasi yang cukup besar karena biaya pengembangan basis data

cukup tinggi.

c. Meningkatnya vulnerabilitas yang melekat pada pengguna data yang berbagi

pakai, oleh karena itu backup dan recovery serta keamanan dan privasi menjadi

isu penting pada basis data.

2.1.3 Database Management System (DBMS)

2.1.3.1 Pengertian DBMS

Menurut Fathansyah (2004, p14), Sebuah Sistem Pengelola Basis Data

(Database Management System atau DBMS) terbagi atas modul – modul yang

masing – masing memiliki tanggung jawab dalam membentuk struktur sistem basis

data secara keseluruhan.

Menurut Gerald V. Post (2005, p2), Sebuah Database Management System

(DBMS) adalah perangkat lunak yang mendefinisikan basis data, menyimpan data,

mendukung bahasa query, menghasilkan laporan, dan membuat layar entri data.

Menurut Richard T. Watson (2004, p571), Database Management System

(DBMS) adalah alat utama untuk dapat memelihara integritas basis data dan

menyediakan data kepada pengguna. Menyediakan data mempunyai arti bahwa data

tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), Database Management System

(DBMS) adalah sebuah perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk

mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

9

2.1.3.2 Fasilitas DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), beberapa fasilitas yang disediakan

dalam DBMS adalah sebagai berikut :

1. DBMS memungkinkan pengguna untuk melakukan suatu basis data, biasanya

menggunakan Data Definition Language (DDL). DDL mengizinkan pengguna

untuk menspesifikasikan tipe dan struktur data serta batasan – batasan data yang

akan disimpan dalam basis data.

2. DBMS memungkinkan pengguna untuk melakukan insert, update, dan retrieve

terhadap data – data yang ada di dalam basis data melalui Data Manipulation

Language (DML). DML menyediakan suatu fasilitas umum bagi data yang

disebut query language.

3. DBMS menyediakan kontrol terhadap pengaksesan suatu basis data, misalnya

sebuah sistem keamanan yang tidak berkepentingan mengakses basis data

2.1.3.3 Komponen DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005, p18 – p23), komponen – komponen

dalam lingkungan DBMS adalah sebagai berikut :

1. Perangkat keras (hardware)

DBMS dan aplikasi memerlukan hardware untuk dijalankan. Hardware yang

diperlukan dapat berkisar dari sebuah personal komputer, mainframe, sampai pada

sebuah jaringan dari komputer. Beberapa hardware bergantung pada kebutuhan

organisasi dan DBMS yang digunakan.

2. Perangkat lunak (software)

Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri dan program aplikasi

bersama dengan sistem operasi, software jaringan jika DBMS menggunakan

jaringan

3. Data

Merupakan komponen DBMS yang paling penting. Data berfungsi sebagai

jembatan antar komponen mesin dan manusia.

4. Prosedur

Merupakan instruksi dan aturan yang memerintah perancangan dan penggunaan

basis data. Penggunaan sistem dan petugas yang mengatur basis data memerlukan

dokumentasi posedur bagaimana untuk menggunakan dan menjalankan sistem.

Instruksi tersebut seperti :

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

10

a. Bagaimana log in ke dalam basis data.

b. Bagaimana menggunakan fasilitas DBMS tertentu.

c. Memulai dan menghentikan DBMS.

d. Bagaimana menangani kesalahan hardware dan software tertentu.

5. Manusia

Merupakan komponen terakhir yang terlibat dalam sistem. Komponen –

komponen manusia terdiri dari :

a. Database Administrator

Menyediakan dukungan teknis untuk implementasi keputusan tersebut dan

bertanggung jawab atas kesulurahan kendali sistem pada tingkat teknis.

b. Database Designer

Pada bagian ini terdiri dari tipe perancangan yaitu :

i. Logical database designer

Berhubungan dengan mengidentifikasi data, relasi antar data, constraints

pada data yang di simpan di basis data.

ii. Physical database designer

Menentukan bagaimana logical database design dicapai secara fisik.

c. Pemrograman Aplikasi

Bertanggung jawab untuk membuat aplikasi basis data dengan menggunakan

bahasa pemrograman yang ada.

d. End User

Siapapun yang berinteraksi dengan sistem secara online atau tidak melalui

komputer atau jaringan.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

11

Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment

2.1.3.4 Fungsi DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi DBMS adalah sebagai berikut :

a. Penyimpanan, Pengambilan, dan Pembaruan

data

Sebuah DBMS harus melengkapi pengguna dengan kemampuan untuk

menyimpan, mengambil, dan memperbarui data dalam basis data.

b. Katalog User-Accesible

Sebuah DBMS harus memberikan katalog yang menyimpan deskripsi tentang

data item dan dapat diakses oleh pengguna.

c. Mendukung Transaksi

Sebuah DBMS harus memberikan mekanisme yang akan memastikan bahwa

semua kegiatan update yang dilakukan sesuai dengan transaksi yang terjadi atau

tidak ada kegiatan update yang dibuat bagi transaksi tersebut.

d. Layanan Kendali Konkurensi

Sebuah DBMS harus memberikan mekanisme untuk memastikan bahwa basis

data di-update dengan benar ketika banyak pengguna meng-update basis data

secara bersama-sama.

e. Layanan Pemulihan

Sebuah DBMS harus memberikan mekanisme untuk memulihkan basis data disaat

basis data dirusak dengan cara apapun. Kerusakan basis data dapat diakibatkan

karena kerusakan sistem, kesalahan media, dan kesalahan software atau hardware

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

12

yang disebabkan karena adanya kesalahan selama proses transaksi dan

penyelesaian transaksi yang tidak lengkap.

f. Layanan Authorisasi

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memstikan bahwa

hanya pengguna yang berotoritas dapat mengakses basis data.

g. Dukungan Untuk Komunikasi Data

Sebuah DBMS harus mampu berintegrasi dengan software komunikasi.

h. Layanan Integritas

Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah arti untuk memstikan bahwa data didalam

basis data dan perubahan pada data mengikuti aturan tertentu.

i. Layanan Peningkatan Keterbatasan Data

Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung kemandirian program

dari struktur yang sebenarnya dari basis data. Keterbatasan data biasanya dicapai

melalui pandangan atau mekanisme sub skema.

j. Layanan Utilitas

Sebuah DBMS harus menyediakan seperangkat layanan utilitas. Program utilitas

membantu DBA mengelola basis data secara efektif. Beberapa utilitas bekerja

pada tingkat eksternal, dan konsekuensinya dapat dibuat oleh DBA, yang lainnya

bekerja pada tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan vendor DBMS.

Contoh dari utilitas tersebut antara lain :

i. Fasilitas impor, untuk me-load basis data dari

flat file, dan fasilitas ekspor, untuk me-unload basis data dari flat file.

ii. Fasilitas pemantau, untuk memantau

pengguna dan operasi basis data.

iii. Program analisa statistik, untuk memeriksa

performa dan penggunaan statistik.

iv. Fasilitas penyusunan index, untuk menyusun

kembali index dan overflow mereka.

v. Penempatan dan pengumpulan sampah, untuk

menghilangkan record yang dihapus secara fisik dari alat penyimpanan, untuk

menggabungkan ruang yang terlepas, dan untuk menempatkan kembali record

tersebut dimana ia dibutuhkan.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

13

2.1.3.5 Keuntungan dan Kerugian Database Management System

Menurut Connolly dan Begg (2010, p77), keuntungan dari DBMS yaitu :

1. Mengendalikan redudansi data

Pendekatan basis data berusaha untuk menghilangkan redudansi dengan

mengintegrasikan file - file supaya salinan dari data yang sama tidak disimpan.

Bagaimanapun basis data tidak menghapus semua data redudan, tetapi

mengawasi jumlah redudansi pada basis data.

2. Konsistensi data

Dengan menghilangkan atau mengontrol redundansi, maka akan mengurangi

ketidakkonsistenan yang terjadi. Jika data disimpan sekali dalam basis data,

perubahan-perubahan terhadap nilai dilakukan sekali, dan nilai baru segera

disediakan ke semua user.

3. Lebih banyak informasi dari data yang sama

Dengan pengintegrasian data operasional, ini memungkinkan organisasi untuk

memperoleh informasi tambahan dari data yang sama.

4. Penggunaan data bersama.

Secara khusus, file yang dimiliki orang – orang atau departemen yang

menggunakannya. Di sisi lain, basis data dimiliki keseluruhan organisasi dan

dapat bersama – sama menggunakannya. Dengan cara ini, pada pemakai berbagi

lebih banyak data.

5. Meningkatkan integritas data.

Integritas basis data menunjuk pada validitas dan konsistensi data yang

tersimpan. Integritas umumnya dinyatakan dalam aturan – aturan yang

konsisten.

6. Meningkatkan keamanan

Keamanan basis data merupakan perlindungan basis data dari pengguna yang

tidak berwenang. Hal ini dilakukan dengan membentuk username dan password

untuk mengidentifikasi pengguna yang berwenang menggunakan basis data.

7. Standarisasi

Masing – masing pemakai atau departemen mempunyai kebutuhan yang

mungkin adalah tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai yang lain. Sejak basis

data dikendalikan dibawah DBA, DBA dapat membuat keputusan tentang desain

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

14

dan penggunaan operasional basis data yang menyediakan penggunaan sumber

daya organisasi yang terbaik secara keseluruhan.

8. Perbandingan skala ekonomi

Kombinasi semua data kedalam satu basis data, dan menciptakan satu set

aplikasi yang bekerja pada sumber data, dapat mengakibatkan biaya. Dalam hal

ini, anggaran yang akan secara normal dialokasikan untuk masing – masing

departemen untuk pengembangan dan pemeliharaan tentang sistem basis data

yang dapat dikombinasikan, mungkin menghasilkan total biaya yang lebih

rendah, untuk mendorong ke arah suatu skala ekonomi.

9. Keseimbangan dari persyaratan yang

bertentangan

Setiap user atau departemen memiliki kebutuhan yang mungkin bertentangan

dengan kebutuhan pengguna lain. Karena basis data di bawah kendali DBA,

DBA dapat membuat keputusan tentang desain dan operasional dari basis data

yang menyediakan penggunaan terbaik sumber daya bagi organisasi secara

keseluruhan.

10. Meningkatkan tingkat akses dan respon data

Menyediakan suatu sistem dengan potensi kemampuannya lebih baik.

11. Meningkatkan produktifitas

DBMS menyediakan banyak fungsi standar sehingga memungkinkan

programmer berkonsentrasi pada fungsionalitas spesifik yang dibutuhkan oleh

pengguna tanpa harus memikirkan tentang rincian implementasi level bawah.

Hal ini menghasilkan peningkatan produktivitas programmer dan mengurangi

waktu pengembangan.

12. Meningkatkan pemeliharaan dengan

indenpedensi data

DBMS memisahkan deskripsi data dari aplikasi, dengan membuat aplikasi tahan

terhadap perubahan data (data independence).

13. Meningkatkan konkurensi

Dalam beberapa file berbasis sistem, jika dua atau lebih user diizinkan untuk

mengakses file yang sama secara bersamaan, ada kemungkinan bahwa akses

akan saling mengganggu, yang mengakibatkan hilangnya informasi atau bahkan

hilangnya integritas.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

15

14. Meningkatkan pelayanan backup dan

recovery data

Untuk melindungi data dari kegagalan sistem komputer atau program aplikasi.

Pencegahannya dengan dilakukan backup terhadap data secara teratur. Apabila

setelah dilakukan backup terjadi kegagalan, DBMS menyediakan fasilitas untuk

meminimalkan jumlah pemrosesan yang hilang.

2.1.4 Database Language

Menurut Connolly dan Begg (2010, p91), data sub-language terdiri dari dua

bagian : Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML).

Kabanyakan data sub-language menyediakan perintah atau command yang dapat di-

input secara langsung dari suatu terminal.

2.1.4.1 Data Definition Language (DDL)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), Data Definition Language (DDL)

adalah bahasa yang memungkinkan DBA atau pengguna untuk mendeskripsikan dan

menamai entitas, atribut, dan hubungan yang diperlukan untuk aplikasi, bersama

dengan integritas terkait dan kendala keamanan.

2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), Data Manipulation Language

(DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk

mendukung operasi manipulasi data dasar yang ada didalam basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), Data Manipulation Language

(DML) adalah suatu bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahukan

sistem, data apa saja yang diperlukan dan bagaimana memperoleh data tersebut.

Menurut Jeffery L. Whitten, Lonnie D. Bentley, dan Kevin C. Dittman (2004,

p555), Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa DBMS yang digunakan

untuk membuat, membaca, memperbarui, dan menghapus record – record.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), operasi untuk manipulasi data

biasanya meliputi :

• Penambahan data baru kedalam basis data.

• Modifikasi dari data yang disimpan kedalam basis data.

• Pengambilan data yang disimpan kedalam

basis data.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

16

• Penghapusan data dari basis data.

Salah satu fungsi utama dari DBMS untuk mendukung data manipulation

language dimana pengguna bisa membuat statement yang dapat menyebabkan

manipulasi data terjadi. Manipulasi data dapat diaplikasi pada tingkat eksternal,

konseptual, dan internal. Akan tetapi pada tingkat internal harus mendefinisikan

prosedur low level yang kompleks yang memungkinkan pengaksesan data yang

efisien. Sebaliknya, pada tingkat yang lebih tinggi lebih ditekankan kepada

kemudahan dalam penggunaan usaha – usaha yang diarahkan pada efisiensi interaksi

pengguna dengan sistem.

2.1.5 Siklus Hidup Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), sistem basis data adalah komponen

fundamental dari organization-wide sistem informasi, sistem basis data

pengembangan siklus hidup secara inheren terkait dengan siklus hidup sistem

informasi.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p314), waktu basis data dianalisis dan

dirancang berdasarkan siklus hidup seperti tergambar pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Database System Development Life Cycle

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

17

Sumber (Connolly dan Begg, 2010, p314)

a. Perencanaan Basis Data (Database Planning)

Perencanaan basis data atau database planning adalah perencanaan bagaimana

tahapan – tahapan dari siklus hidup basis data dapat direalisasikan dengan cara

yang efisien dan efektif (Connoly dan Begg 2010, p313).

Perencanaan basis data harus terintegrasi dengan strategi sistem informasi pada

sebuah organisasi. Berikut ini adalah 3 hal utama dalam memformulasi sebuah

strategi sistem informasi :

• Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan kemudian menentukan sistem

informasi yang dibutuhkan.

• Mengevaluasi sistem informasi yang sedang digunakan, kemudian menentukan

kelebihan dan kekurangan dari sistem informasi tersebut.

• Melihat peluang sistem apa yang mampu mendapatkan keuntungan yang

kompetitif.

b. Definisi Sistem (System Definition)

Definisi sistem atau system definition bertujuan untuk mendeskripsikan batasan

dan ruang lingkup sistem basis data serta user view (Connolly dan Begg 2010,

p316).

Sebelum melakukan desain terhadap sistem basis data, pertama – tama kita harus

mengidentifikasi batas – batas dari sistem yang sedang kita investigasi dan

bagaimana itu dapat berinteraksi dengan bagian lain dari sistem informasi

organisasi tersebut. Sangat penting untuk kita untuk tidak hanya melibatkan user

dan aplikasi yang sudah ada, tapi juga user dan aplikasi dimasa yang akan datang.

c. Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis (Requirement Collection and Analysis)

Pengumpulan kebutuhan dan analisis merupakan proses pengumpulan dan analisis

informasi tentang bagian dari organisasi yang akan didukung oleh sistem basis

data, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan

untuk sistem baru yang akan dibuat (Connolly dan Begg 2010, p316).

Untuk mengumpulkan informasi, terdapat berbagai macam teknik yang disebut

fact-finding techniques.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p318), terdapat tiga pendekatan utama untuk

pengaturan kebutuhan sistem basis data dengan multiple user view, yakni:

• Pendekatan Centralized

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

18

Kebutuhan – kebutuhan untuk setiap user view digabung dalam suatu

kumpulan kebutuhan tunggal untuk sistem basis data baru.

• Pendekatan View Integration

Kebutuhan – kebutuhan untuk setiap user view digunakan untuk membangun

model data terpisah untuk merepresentasikan pengguna itu sendiri.

• Kombinasi antara Centralized dan View Integration

Ada banyak cara untuk mengumpulkan informasi pada suatu proses resmi

dalam menggunakan teknik – teknik seperti wawancara atau kuesioner untuk

mengumpulkan fakta – fakta tentang sistem dan kebutuhan – kebutuhannya

yang dinamakan fact-finding.

d. Perancangan Basis Data (Database Design)

Tahap ini menjelaskan tentang proses menciptakan desain yang akan mendukung

pernyataan mission statement dan mission objective untuk sistem basis data yang

diperlukan. (Connolly dan Begg 2010, p325)

Pada tahap ini di lakukan perancangan basis data secara konseptual, logikal, dan

fisikal.

e. DBMS Selection (optional)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem

basis data. Pemilihan DBMS yang tepat sangat mendukung aplikasi basis data.

Langkah – langkah dalam memilih DBMS :

• Menentukan istilah referensi studi

• Membuat daftar semestara dua atau tiga produk

• Evaluasi produk

• Merekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan

f. Perancangan Aplikasi (Application Design)

Perancangan aplikasi merupakan perancangan user interface dan perancangan

program aplikasi yang digunakan dan dilakukan proses terhadap basis

data(Connolly dan Begg 2010, p329).

Menurut Connolly dan Begg (2010, p330), ada dua aspek dari desain aplikasi

yaitu :

1. Perancangan Transaksi (Transaction Design)

Transaksi adalah rangkaian aksi yang dilakukan seorang user atau program

aplikasi yang mengakses atau mengubah isi dari basis data.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

19

Terdapat tiga transaksi :

I. Retrieval Transactions, digunakan untuk mendaptkan kembali data untuk

ditampilkan dilayar atau dalam laporan.

II. Update Transactions, digunakan untuk menambah data, menghapus data

lama, atau memodifikasikan data yang ada dalam basis data.

III. Mixed Transactions, melibatkan retrieval dan update data atau kombinasi

antara keduanya.

2. Perancangan antar muka (User Interface Design)

Sebelum mengimplementasikan suatu form atau laporan, yang pertama kali

harus dilakukan adalah merancang desain layout.

g. Prototyping (Optional)

Prototyping adalah proses membangun prototype dari sistem basis data. (Connolly

dan Begg 2010, p333)

Sebuah prototype adalah model kerja yang biasanya tidak memiliki semua fitur

yang diperlukan atau menyediakan semua fungsionalitas dari final sistem. Tujuan

dari prototype sistem basis data adalah adalah untuk memungkinkan user

mengidentifikasi keistimewaan sistem atau kekurangannya

h. Implementasi (Implementation)

Implementasi merupakan tahap realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi

yang dirancang sebelumnya (Connolly dan Begg 2010, p333).

Tahap ini merupakan waktu dimana kita akan mengimplementasikan basis data

dan program aplikasi. Pengimplementasian basis data dilakukan dengan

menggunakan DDL dari DBMS yang telah dipilih atau dengan GUI yang

menyediakan fungsi yang sama ketika menghilangkan DDL statement level

rendah. Program aplikasi diimplementasi menggunakan bahasa generasi ketiga

atau keempat.

i. Perubahan dan Pengambilan Data (Data Convention and Loading)

Dalam tahap ini dilakukan perpindahan data ke basis data yang baru dan

mengkonversi aplikasi agar dapat berjalan pada basis data yang baru. (Connolly

dan Begg 2010, p334)

Tahap ini hanya dapat dilakukan ketika sistem basis data yang baru sudah

menggantikan sistem basis data yang lama.

j. Pengetesan (Testing)

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

20

Pengetesan merupakan suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan

menemukan kesalahan dengan skenario tes yang direncanakan dan data

sesungguhnya (Connolly dan Begg 2010, p334).

Aplikasi basis data yang telah selesai akan diuji coba dengan tujuan untuk

mencari error pada aplikasi. Selain itu, dilakukan pula validasi aplikasi atas

kebutuhan yang telah dispesifikasikan sebelumnya oleh pengguna. Setelah

dilakukan uji coba terhadap sistem, maka akan dilakukan evaluasi terhadap

sistem. Berikut ini adalah beberapa kriteria dalam melakukan evaluasi sistem :

• Kemudahan untuk dipelajari : berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang

untuk menjadi produktif dalam memakai system

• Performa : seberapa baik system dapat merespon kebutuhan user.

• Kekuatan system : seberapa kuat system dalam mengatasi user error.

• Kemudahan untuk pemulihan : seberapa baik system untuk melakukan

pemulihan akibat dari user error.

• Kemampuan beradaptasi : seberapa mampu system dapat beradaptasi dengan

beberapa model kerja.

k. Perawatan Operasional (Operational Maintanance)

Operational maintanance merupakan proses pengawasan dan pemeliharaan

sistem setelah diinstalasi (Connolly dan Begg, 2010, p335).

Pada tahap ini implementasi basis data dilakukan secara sepenuhnya. Sistem

diawasi dan dipelihara secara berkelanjutan. Jika diperlukan, kebutuhan -

kebutuhan baru dimasukkan dalam aplikasi basis data melalui tahapan basis data

terlebih dahulu.

2.1.6 Entity Relationship Modeling

2.1.6.1 ERD (Entity Relationship Diagram)

Menurut David M. Kroenke dan David J. Aver (2010, p575), Entity

Relationship Diagram (ERD) adalah grafik yang digunakan untuk mewakili entitas

dan hubungan mereka.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p342), entity relationship diagram

adalah ilustrasi dari entitas – entitas dalam bisnis dan relationship antar entitas. ERD

memisahkan antara informasi yang dibutuhkan dalam bisnis dari aktivitas – aktivitas

yang dilakukan dalam bsinis.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

21

Tujuan utama dari penggambaran ERD adalah untuk menunjukkan struktur

objek data (entity) dan hubungan (relationship) yang ada pada objek tersebut. ERD

berguna bagi sistem, karena ERD memperlihatkan hubungan antara data store pada

data flow diagram (DFD).

2.1.6.2 Entity Type

Menurut Connolly dan Begg (2010, p372), entity type yaitu sekumpulan

objek – objek dengan properti yang sama yang diindentifikasi dengan keberadaan

yang independen diperusahaan. Sebuah entitas mempunyai kumpulan properti dan

nilai dari properti tersebut mengidentifikasi entitas secara unik.

Entity terdiri dari 2 macam, yaitu :

1. Strong Entity, yaitu tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung kepada

keberadaan entitas yang lain.

2. Weak Entity, yaitu tipe entitas yang keberadaannya bergantung kepada entitas

yang lain.

2.1.6.3 Relationship Type

Menurut Connolly dan Begg (2010, p.374), relationship type adalah sebuah

relasi yang bermakna antara beberapa jenis entitas. Setiap tipe relationship diberikan

nama yang menjelaskan fungsinya. Adapula relationship occurrence, yaitu sebuah

relasi unik yang diidentifikasi mencakup satu kejadian dari setiap entitas yang

berpartisipasi.

2.1.6.3.1 Degree of Relationship Type

Menurut Connolly dan Begg (2010, p376), degree of relationship type

adalah jumlah partisipasi tipe entitas dalam suatu hubungan. Entitas yang terlibat

dalam jenis hubungan tertentu yang disebut participants dalam hubungan itu. Jumlah

participants dalam jenis hubungan disebut dengan degree dalam hubungan itu.

Relasi dengan tingkat derajat dua disebut dengan binary.

2.1.6.3.2 Recursive Relationship

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

22

Menurut Connolly dan Begg (2010, p.378), recursive relationship adalah

sebuah tipe relasi dimana ada tipe entitas yang sama berpartisipasi lebih dari satu kali

dengan peran yang berbeda.

2.1.6.4 Attributes

Menurut Connolly dan Begg (2010, p379), attributes adalah sebuah

property khusus pada sebuah entitas atau pada tipe relasi. Sebagai contoh, tipe entitas

staff bisa dijelaskan dengan atribut staffNo, name, position, dan salary.

Setiap atribut dihubungkan dengan sebuah set nilai yang disebut domain.

Jadi, atribut domain adalah sebuah set nilai untuk satu atau lebih atribut.

Atribut dapat diklasifikasikan sebagai :

2.1.6.4.1 Simple and Composite Attributes

Menurut Connolly dan Begg (2010, p379), simple attribute adalah sebuah

atribut atas satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak

dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Contohnya adalah position dan

salary.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p380), composite attribute adalah

sebuah atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana setiap komponen

tersebut memiliki keberadaan yang independen. Contohnya atribut alamat yang

terdiri dari nama jalan, kota, dan kode pos.

2.1.6.4.2 Single-valued and Multi-valued Attributes

Menurut Connolly dan Begg (2010, p380), single-valued attributes adalah

sebuah atribut yang memiliki sebuah nilai tunggal untuk setiap kejadian pada tipe

entitas.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p380), multi-valued attributes adalah

sebuah atribut yang memiliki banyak nilai untuk setiap kejadian pada tipe entitas.

2.1.6.4.3 Derived Attributes

Menurut Connolly dan Begg (2010, p380), derived attributes adalah

sebuah atribut yang memiliki nilai yang berasal dari attribute lain yang berhubungan,

dan tidak harus berasal dari satu tipe entitas yang sama.

2.1.6.5 Key

Menurut Connolly dan Begg (2010, p381), keys dibedakan menjadi 3, yaitu:

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

23

• Candidate Key

Merupakan sebuah kumpulan minimal atribut yang secara unik mengidentifikasi

setiap kejadian pada sebuah tipe entitas.

• Primary Key

Merupakan candidate key yang dipilih untuk secara unik mengidentifikasi setiap

kejadian pada sebuah tipe entitas. Pemilihan primary key didasarkan pada panjang

attribute, jumlah minimal attribute yang diperlukan dan keunikannya.

Semua candidate key yang tidak termasuk didalam primary key adalah alternate

key.

• Composite Key

Merupakan sebuah candidate key yang memiliki dua atau lebih atribut.

2.1.6.6 Structural Constraint

Menurut Connolly dan Begg (2010, p385), constraint mungkin diletakkan

pada tipe entitas yang berpartisipasi pada sebuah relasi.

Constraint harus mencerminkan batasan – batasan pada relasi seperti yang

ada pada “dunia nyata”. Tipe utama sebuah constraint pada sebuah relasi disebut

multiplicity.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p380), multiplicity adalah sebuah angka

atau jarak kejadian yang terjadi pada tipe entitas yang mungkin terhubung kepada

sebuah kejadian dari tipe entitas yang terasosiasi melalui relasi khusus.

Hubungan yang paling umum adalah binary relationship yang terdiri atas :

a. One-to-One (1:1) Relationships

Gambar 2.3 Binary Relationship one to one (1:1)

(Sumber : Connolly dan Begg 2010, p386)

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

24

b. One-to-Many (1:*) Relationships

Gambar 2.4 Binary Relationship one to many (1:*)

(Sumber : Connolly dan Begg 2010, p387)

c. Many-to-Many (*:*) Relationships

Gambar 2.5 Binary Relationship many to many (*:*)

(Sumber : Connolly dan Begg 2010, p388)

2.1.7 Metodologi Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p466), metodologi perancangan adalah

sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, peralatan, dan

dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan.

Metodologi perancangan terdiri dari beberapa fase dimana setiap fase

mengandung beberapa langkah yang akan menuntun desainer dalam menggunakan

teknik yang sesuai pada setiap tahap dalam proyek. Metode perancangan juga

membantu desainer untuk merencanakan, mengelola, mengatur, dan mengevaluasi

pengembangan proyek basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p467), proses perancangan basis data

terbagi menjadi tiga tahap utama yaitu perancangan basis data konseptual, logikal,

dan fisikal.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

25

2.1.7.1 Perancangan Konseptual Basis Data

Tujuan dari perancangan konseptual basis data ini adalah untuk membangun

sebuah model data konseptual dari kebutuhan data perusahaan.

Fase perancangan konseptual database terdiri dari 9 tahap, yaitu :

• Mengidentifikasi Tipe Entitas

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi tipe entitas apa saja yang

dibutuhkan.

Langkah pertama dalam membangun data model konseptual adalah dengan

menentukan dan mendefinisikan objek utama yang membuat user tertarik, yaitu

tipe entitas. Sebuah metode untuk mengidentifikasi entitas adalah dengan

memeriksa spesifikasi kebutuhan user.

• Mengidentifikasi Tipe Relationship

Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi relasi penting yang

ada diantara tipe – tipe entitas.

Setelah mengidentifikasi entitas, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi

semua relasi yang ada diantara entitas – entitas tersebut.

Terdapat beberapa langkah dalam mengidentifikasi tipe relasi, yaitu :

a. Menggunakan Entity-Relationship Diagram (ERD)

ERD digunakan untuk mempresentasikan entitas – entitas dan bagaimana

mereka berelasi satu dengan yang lainnya dengan lebih mudah.

b. Menggunakan multiplicity constraint dari tipe relasi

Multiplicity digunakan untuk mengecek dan mempertahankan kualitas data.

c. Mengecek fan dan chasm traps

Setelah mengidentifikasi relasi yang diperlukan, kita harus mengecek setiap

relasi yang ada pada ER model adalah representasi dunia nyata yang benar, dan

tidak tercipta fan atau chasm traps.

Fan traps adalah keadaan dimana model mempresentasikan sebuah relasi

diantara beberapa tipe entitas, tapi jalur antara kejadian entitas tertentu bersifat

ambigu.

Chasm traps adalah keadaan dimana model mengusulkan munculnya relasi

diantara tipe entitas, tapi tidak tersedia jalur diantara kejadian entitas tersebut.

d. Laporan Tipe Relasi

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

26

Pada tahap ini, tipe relasi telah teridentifikasi, lalu diberikan nama yang

memiliki arti dan jelas untuk user. Jangan lupa untuk mencatat deskripsi relasi

dan multiplicity constraint ke dalam kamus data.

• Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relasi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau

tipe relasi yang sesuai.

Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi tipe fakta mengenai entitas dan relasi

yang telah kita pilih untuk direpresentasikan didalam basis data. Cara yang

digunakan hampir sama dengan cara kita dalam mengdentifikasi entitas.

• Menentukan domain atribut

Tujuan dari langkah ini adalah memnetukan domain untuk semua atribut yang ada

pada model.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p478), domain adalah tempat kumpulan nilai

dimana satu atau lebih atribut mengambil nilai – nilai mereka.

• Menentukan candidate, primary, dan alternate key

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi candidate key. Apabila

terdapat lebih dari satu candidate key, maka harus dipilih salah satu untuk

dijadikan primary key dan yang lainnya akan menjadi alternate key.

Berikut ini adalah petunjuk dalam memilih primary key diantara beberapa

candidate key :

a. Candidate key dengan atribut yang minimal.

b. Candidate key yang paling sedikit kemungkinan untuk berubah nilainya.

c. Candidate key dengan karakter yang paling sedikit.

d. Candidate key dengan nilai maksimum yang paling kecil.

e. Candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut pandang user.

• Mempertimbangkan penggunaan konsep permodelan tingkat tinggi (langkah

opsional)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mempertimbangkan penggunaan konsep

permodelan tingkat tinggi seperti spesialisasi/generalisasi, agregasi, dan

komposisi.

• Memeriksa redudansi

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

27

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengecek keberadaan redudansi apapun

yang ada didalam model.

Terdapat tiga aktfitas pada tahap ini, yaitu :

a. Memeriksa kembali one-to-one relationship.

b. Menghilangkan relasi yang redundan.

c. Mempertimbangkan dimensi waktu.

• Memvalidasi model data konseptual terhadap transaksi user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa model data konseptual

dapat mendukung kebutuhan transaksi.

Pada tahap ini kita sudah memiliki model data konseptual yang merepresentasikan

kebutuhan data perusahaan. Menggunakan model tersebut, kita melakukan

operasi secara manual. Apabila kita dapat menyelesaikan semua transaksi, kita

dapat memastikan bahwa model data konseptual tersebut dapat mendukung

kebutuhan transaksi.

• Meninjau kembali model data konseptual dengan user

Tujuan dari langkah ini adalah agar user dapat memastikan bahwa model tersebut

adalah representasi nyata dari data yang dibutuhkan oleh perusahaan.

2.1.7.2 Perancangan Logikal Basis Data

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menterjemahkan model data konseptual

menjadi sebuah model data logikal, lalu memvalidasikan model tersebut untuk

memastikan bahwa secara structural sudah tepat dan mampu mendukung kebutuhan

transaksi.

Tahap perancangan model data logikal memiliki 7 langkah, yaitu :

• Menurunkan relasi untuk model data logikal

Tujuan dar langkah ini adalah membuat relasi bagi model data logical untuk

merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut yang telah diindentifikasi.

• Memvalidasikan relasi menggunakan normalisasi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memvalidasikan relasi yang ada pada model

data logikal menggunakan normalisasi.

Pada langkah ini kita mengelompokkan atribut – atribut pada setiap relasi

menggunakan aturan normalisasi. Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk

memastikan bahwa setiap relasi memiliki jumlah atribut minimal untuk

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

28

mendukung kebutuhan data perusahaan. Relasi juga harus memiliki data redundan

yang minimal untuk menghindari anomaly update.

• Menvalidasi relasi terhadap transaksi user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa relasi pada model data

logikal mendukung kebutuhan transaksi.

• Memerika integrity constraint

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memeriksa apakah terdapat integrity

constraint pada model data logikal.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p502), integrity constraint adalah pembatas

yang ingin kita paksakan untuk melindungi basis data menjadi tidak lengkap,

tidak akurat, atau tidak konsisten.

Kita dapat mempertimbangkan jenis integrity constraint berikut :

a. Required Data

Beberapa atribut harus mengandung nilai yang valid atau tidak boleh

mengandung NULL.

b. Attribute Domain Constraints

Setiap atribut memiliki domain, yaitu, seperangkat nilai-nilai yang legal.

c. Multipicity

Multipicity merupakan constraints yang ditempatkan pada hubungan antara

data dalam basis data.

d. Entity Integrity

Primary key dari suatu entitas tidak bisa NULLS.

e. Referential Integrity

Memastikan bahwa seluruh nilai foreign key cocok dengan nilai primary key

yang dihubungkan.

f. General Constarits

Merupakan kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan.

• Review model data logikal dengan user

Tujuan dari langkah ini adalah meninjau kembali model data logikal dengan user

untuk memastikan bahwa model data tersebut telah menjadi representasi nyata

dari kebutuhan data perusahaan.

Pada tahap ini model data logikal seharusnya telah selesai, dan telah

didokumentasikan secara penuh. Tapi, untuk lebih memastikan bahwa ini sudah

direpresentasikan kebutuhan perusahaan, maka user diminta untuk melakukan

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

29

review. Apabila user tidak puas dengan model data tersebut, maka harus

dilakukan pengulangan kembali dari langkah awal menggunakan metodelogi yang

sama.

• Menggabungkan model data logikal kedalam model global (langkah opsional)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggabungkan model data logikal ke

dalam sebuah model data logikal global yang mewakili semua sudut pandang user

terhadap basis data.

Pada langkah ini terdapat beberapa aktifitas, yaitu :

a. Menggabungkan model data logikal ke dalam model data logical global.

b. Memvalidasi model data logical global.

c. Meninjau kembali model data logical global dengan user.

• Memeriksa pertumbuhan di masa depan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah ada kemungkinan

perubahan yang signifikan dan untuk menilai apakah model data logikal dapat

mengakomodasi perubahan tersebut.

Dalam perancangan logikal basis data kita juga harus memikirkan apakah model

data logikal mampu untuk diperluas untuk mendukung kemungkinan

perkembangan di masa depan.

2.1.7.3 Perancangan Fisikal Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p523), perancangan fisikal basis data

adalah proses menghasilkan deskripsi dari pengimplementasian basis data ke dalam

tempat penyimpanan sekunder. Proses ini mendeskripsikan relasi dasar, organisasi

file, dan index yang digunakan untuk mencapai keefisienan dalam mengakses data,

dan setiap integritas data terkait, dan langkah – langkah keamanan.

Terdapat beberapa langkap pada tahap perancangan basis data fisikal, yaitu :

• Menerjemahkan data model logikal ke DBMS yang dituju

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghasilkan skema database relasional dari

model data logikal yang akan diimplementasikan ke dalam DBMS yang dituju.

Pada tahap ini terdapat 3 aktifitas, yaitu :

a. Perancangan relasi dasar

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

30

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan bagaimana cara untuk

merepresentasikan relasi dasar yang telah teridentifikasi yang ada pada model

data logikal ke dalam DBMS yang dituju.

b. Perancangan representasi dari derived data

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara

merepresentasikan derived data apapun yang terdapat dimodel data logikal ke

dalam DBMS yang dituju.

c. Perancangan General Constraint

Tujuan dari langkah ini adalah merancang general constraint atau batasan

umum untuk DBMS yang dituju. General constraint merupakan kebijakan yang

ditetapkan oleh perusahaan.

• Perancangan organisasi file dan index

Tujuan dari langkah ini adalah menentukan organisasi file untuk menyimpan

relasi dasar dan index yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang dapat

diterima, ini merupakan cara dimana relasi dan tuples juga akan disimpan di

dalam tempat penyimpanan sekunder.

Pada langkah ini terdapat 4 aktifitas, yaitu :

a. Menganalisa transaksi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengenali fungsi dari transaksi yang

berjalan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi apa saja yang

penting.

Dalam menganalisa transaksi, harus melihat beberapa kriteria, yaitu :

i. Transaksi tersebut dapat sering berjalan dan akan memberikan dampak yang

signifikan dalam performa.

ii. Transaksi tersebut sangat penting pada operasi bisnis.

iii. Ada waktu dimana akan terjadi permintaan yang tinggi dibuat dalam basis

data.

b. Memilih organisasi file

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang efisien

untuk setiap relasi dasar.

c. Memilih index

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan apakah dengan menambah

index maka performa sistem juga akan meningkat.

d. Memperkirakan ruang penyimpanan yang dibutuhkan

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

31

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memperkirakan jumlah ruang

penyimpanan yang akan dibutuhkan oleh basis data.

• Perancangan user view

Tujuan dari langkah ini aadalah untuk merancang user views yang telah diperoleh

pada waktu pengumpulan kebutuhan dan tahap analisa pada siklus pengembangan

sistem basis data.

• Perancangan mekanisme keamanan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang mekanisme keamanan untuk

basis data seperti yang diinginkan oleh user pada tahap pengumpulan kebutuhan

pada siklus pengembangan sistem basis data.

2.1.8 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p416), normalisasi adalah sebuah teknik

untuk menghasilkan sebuah set relasi dengan property yang diinginkan, dengan

diberikan data perusahaan yang dibutuhkan.

Tujuan dari normalisasi adalah untuk mendapatkan sebuah set relasi yang

cocok dan dapat mendukung kebutuhan data perusahaan.

Karakteristik dari set relasi yang cocok, yaitu :

• Jumlah atribut yang diperlukan dengan jumlah yang paling sedikit dalam

mendukung kebutuhan data perusahaan.

• Atribut dengan relasi logikal yang dekat ditemukan pada relasi yang sama.

• Redundansi yang minimal.

Beberapa bentuk proses normalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.1.8.1 First Normal Form (1NF)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p430), Unnormalized Form (UNF)

adalah suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup yang berulang.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p430), First Normal Form (1NF) adalah

sebuah relasi dimana pada persimpangan di setiap baris dan kolom mengandung satu

dan hanya satu nilai

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

32

Pada awal tahap ini, tabel masih dalam bentuk yang tidak normal, yang

sering disebut unnormalized table. Untuk merubah unnormalized table menjadi

bentuk 1NF, kita mengidentifikasi dan menghilangkan kelompok yang mengalami

pengulangan yang terdapat pada tabel.

Terdapat dua macam pendekatan umum dalam menghilangkan kelompok

yang berulang pada tabel yang tidak normal (unnormalized table), yaitu :

• Dengan memasukkan data yang sesuai ke dalam baris serta kolom kosong dengan

data berulang.

• Dengan meletakkan data yang berulang, bersama dengan salinan dari key atribut

yang asli, ke dalam relasi yang berbeda.

Dengan kedua pendekatan tersebut, maka tabel yang dihasilakan akan

menjadi 1NF.

2.1.8.2 Second Normal Form (2NF)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p434), Second Normal Form (2NF)

adalah keadaan sebuah relasi telah pada bentuk 1NF, dan setiap atribut non-primary

key fungsinya secara penuh bergantung pada primary key.

Pada proses normalisasi dari bentuk 1NF menuju 2NF, kita harus

menghilangkan ketergantungan parsial. Apabila terdapat ketergantungan parsial, kita

harus menghilangkan atribut yang memiliki ketergantungan parsial tersebut dari

relasi dengan meletakkannya ke dalam relasi yang baru bersama dengan salinan dari

faktor penentunya.

2.1.8.3 Third Normal Form (3NF)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p436), Third Normal Form (3NF)

adalah keadaan dimana relasi sudah pada bentuk 1NF dan 2NF dan dimana tidak ada

atribut non-primary key yang memiliki ketergantungan transitif kepada primary key.

Pada proses normalisasi dari bentuk 2NF menjadi 3NF, kita harus

menghilangkan ketergantungan transitif. Apabila terdapat ketergantungan transitif,

kita hilangkan atribut yang memiliki ketergantungan tersebut ke dalam sebuah relasi

baru bersama dengan salinan dari faktor penentunya.

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

33

2.1.8.4 Boyce – Codd Normal Form (BCNF)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p 447), Boyce – Codd Normal Form

(BCNF) ialah relasi dalam BCNF jika dan hanya jika setiap determinan adalah

candidate key.

BCNF berdasarkan dependensi fungsional yang memperhitungkan semua

candidate key adalah relasi, namun BCNF juga memiliki kendala tambahan

dibandingkan dengan definisi umum dari 3NF.

Untuk menguji suatu relasi dalam BCNF, kita mengidentifikasi semua

determinan dan memastika mereka adalah candidate key. Ingatlah bahwa determinan

adalah atribut, atau kelompok atribut, dimana beberapa atribut lainnya sepenuhnya

bergantung fungsional.

Perbedaan antara 3NF dan BCNF adalah bahwa untuk dependensi

fungsional A->B, 3NF memungkinkan ketergantungan ini dalam relasional jika B

adalah atribut primary key dan A bukan merupakan candidate key, sedangkan BCNF

menegaskan bahwa untuk ketergantungan ini tetap dalam relasi, A harus menjadi

candidate key. Oleh karena itu, BCNF adalah bentuk yang lebih kuat dari 3NF,

sehingga setiap relasi dalam BCNF juga ada dalam 3NF. Namun, relasi dalam 3NF

belum tentu pada BCNF.

2.1.8.5 Forth Normal Form (4NF)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p457), Forth Normal Form (4NF)

adalah relasi dalam 4NF jika dan hanya jika untuk setiap trivial ketergantungan

multi-valued dependency (MVD) A->>, A adalah sebuah candidate key dari suatu

relasi.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p 456), Multi Valued Dependency

(MVD) adalah merupakan ketergantungan antara atribut (misalnya, A, B, dan C)

pada suatu relasi, sehingga untuk setiap nilai A ada satu set nilai untuk B dan satu set

nilai C. Namun, set nilai untuk B dan C adalah independen satu sama lain.

Forth Normal Form (4NF) mencegah relasi dari nontrivial MVD tanpa

deteminan terkait menjadi candidate key untuk relasi. Ketika aturan dilanggar 4NF,

ada potensi redudansi data. Normalisasi dari sebuah relasi yang memecahkan aturan

4NF memerlukan penghapusan MVD yang salah dari relasi dengan menempatkan

multi-valued attribute (s) dalam sebuah relasi baru

2.1.8.6 Fifth Normal Form (5NF)

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

34

Menurut Connolly dan Begg (2010, p458), Fifth Normal Form (5NF), relasi

dalam 5NF jika dan hanya jika untuk setiap join dependency (R1, R2, ..., Rn) dalam

relasi R, masing – masing proyeksi mencakup candidate key dari original relation.

Fifth Normal Form (5NF) mencegah sebuah relasi dari ketergantungan

nontrivial join dependency (JD) tanpa proyeksi terkait termasuk candidate key dari

original key. Nontrival JD tidak berhubungan dengan candidate key yang sangat

langka, sehingga relasi – relasi 4NF biasanya juga ada dalam 5NF.

Menurut Connolly dan Beg (2010, p459), Join Dependency (JD)

mengggambarkan jenis ketergantungan. Untuk contoh, untuk sebuah relasi R sengan

subset dari atribut - atribut R adalah sebagai A, B, ..., Z, sebuah relasi R memenuhi

join dependency jika dan hanya jika setiap nilai legal dari R adalah sama dengan

gabungan proyeksi pada A, B, ..., Z.

2.2 Teori Khusus

Hal – hal khusus yang berhubungan dengan topik skripsi dan alat bantu analisis

dan perancangan basis data. Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan hal –

hal khusus tentang topik skripsi, alat bantu analisis, dan perancangan basis data akan

diuraikan secara singkat. Antara lain perpustakaan, Visual Basic, Microsoft SQL

Server, Flow Chart, Diagram Konteks, STD.

2.2.1 Perpustakaan

2.2.1.1 Pengertian Perpustakaan

Menurut Undang Sudarsana dan Bastiano (2007,p1.5), perpustakaan berasal

dari kata “pustaka” yang berarti buku atau kitab. Dalam bahasa Inggris perpustakaan

disebut library, bahasa Belanda bibliotheek, bahasa Perancis bibliotheque, bahasa

Spanyol dan Portugis bibliotheca. Kalau kita telusuri library bermula dari kata Latin

liber artinya buku, sedangkan akar kata bibliotheek adalah biblos dari bahasa Yunani

artinya tentang buku. Kata biblos ini kemudian berkembang menjadi bible artinya

alkitab.

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

35

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, perpustakaan merupakan suatu

tempat untuk mengumpulkan, memilih, menyimpan, memelihara, serta

menyebarluaskan semua ilmu pengetahuan manusia.

Menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (2010,p7),

perpustakaan adalah sebagai unit kerja yang memiliki tugas, fungsi, visi, dan misi

tertentu, bila ditinjau dari sudut filosofi dan organisasi.

2.2.1.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan

Menurut Undang Sudarsana dan Bastiano (2007,p1.8), tugas pokok

perpustakaan adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan

koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani

masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Dan fungsi

perpustakaan dapat dijabarkan sebagai berikut :

Fungsi Umum

1. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan artinya perpustakaan merupana tempat belajar seumur hidup,

terutama bagi mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah.

2. Fungsi Informatif

Fungsi informatif artinya perpustakaan menyediakan informasi yang diperlukan

oleh pemakai perpustakaan.

3. Fungsi Penelitian

Fungsi penelitian di sini bukanlah berarti perpustakaan sama dengan

laboratorium, tetapi perpustakaan melalui koneksi yang disediakannya dan

melalui pelayanan yang diselenggarakannya membantu dan memberikan

dukungan kepada masyarakat yang akan melakukan penelitian berupa

penyediaan atau pemberian informasi tentang data.

4. Fungsi Rekreatif

Fungsi rekreasi di sini, adalah perpustakaan berusaha menyajikan bahan-bahan

pustaka yang dapat memberikan kesegaran para pemakai perpustakaan.

Fungsi Khusus

1. Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar (learning resources center).

2. Perpustakaan sebagai pusat bahan pengajaran (instructional material center).

3. Perpustakaan sebagai pusat kegiatan social dan pusat kebudayaan bangsa.

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

36

4. Perpustakaan sebagai clearing house, yaitu perpustakaan bertugas untuk

menyaring dan menghimpun semua karya cetak yang berasal dari daerah

setempat.

5. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan sistem jaringan.

2.2.1.3 Tujuan Perpustakaan

Menurut Undang Sudarsana dan Bastiano (2007,p1.11), Perpustakaan

sebagai sarana penunjang semua unsure pendidika, sudah tentu harus terus-menerus

melengkapi dirinya dengan koleksi yang up to date, karena isi datri tiap-tiap

perpustkaan harus mengembangkan kemajuan manusia di segala bidang dengan

tingkat kebutuhan masyarakat pemakainya. Oleh karena itu, tujuan perpustakaan

adalah

1. Memberi kesempatan pada masyarakat untuk mengingkatkan kesempatan untuk

membaca melalui sumber-sumber bacaan yang sehat;

2. Agar masyarakat memiliki sumber-sumber yang representative dalam upaya untuk

menambah ilmu pengetahuan serta pengembangan pribadinya melalui bahan-

bahan yang dipertanggungjawabkan;

3. Menghidupkan dan memelihara minat serta hasrat masyarakat untuk membaca

dan belajar mandiri;

4. Mempertinggi dan memperluas pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, dan

kesadaran masyarakat;

5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif kepada usaha

pembangunan.

2.2.1.4 Jenis Perpustakaan

Menurut Undang Sudarsana dan Bastiano (2007,p1.20), adapun jenis-jenis

perpustakaan dewasa ini adalah sebagai berikut :

1. Perpustakaan Internasioal

Perpustakaan internasional adalah perpustakaan yang didirikan oleh dua negara

atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian sebuah organisasi

internasional.

2. Perpustakaan Nasional

Perpustakaan nasional merupakan perpustakaan utama dan paling komperhensif

yang melayani keperluan informasi dari penduduk suatu negara.

3. Perpustakaan Umum

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

37

Perpustakaan umum adalah lembaga layanan informasi dan bahan bacaan kepada

masyarakat umum yang tidak membedakan lapisan, golongan, lapangan

pekerjaan, dan lain-lain yang akan menggunakan dan menjadi sasaran layanan

perpustakaan.

4. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi atau

lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat penelitian

dan referensi serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau

lembaga yang bersangkuta.

5. Perpustakaan Sekolah

Kehadiran perpustakaan sekolah pada dasarnya adalah bersamaan dengan

berdirinya sekolah tesebut. Hal ini disebabkan karena dalam proses pendidikan

selalu terjadi adanya komunikasi nformasi anatar pendidik denngan terdidik

(siswa).

Pepustakaan sekolah merupakan salah satu komponen dalam pengajaran di suatu

sekolah, yang merupakan sumber bagi kegiatan belajar mengajar baik guru

maupun bagi siswa. Selain itu, perpustakaan sekolah merupakan sarana

pendidikan yang bertugas mengumpulkan secara selektif teaching materials yang

akan dipakai dalam proses belajar mengajar di setiap sekolah di mana pun ia

berada.

6. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan di perguruan tinggi diselenggarakan untuk membantu studi

mahasiswa, hal ini dikarenakan perpustakaan perguruan tinggi berperan sebaga

unit sarana kelengkapan pusat suatu perguruan tinggi yang bersifat akademis

dalam menunjang pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.

2.2.1.5 Istilah Berkaitan Dengan Perpustakaan Sekolah

2.2.1.5.1 Koleksi Perpustakaan

Menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (2010, p1), koleksi

perpustakaan adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah,

disimpan, ditemukembali, dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi

kebutuhan informasi untuk pemebelajaran.

2.2.1.5.2 Layanan Perpustakaan

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

38

Menurut Perpustkaan Nasional Republik Indonesia (2010, p1), layanan

perpustakaan adalah kegiatan pendayagunaan koleksi materi perpustakaan kepada

pengguna, yaitu sirkulasi, referensi, penelusuran, pendidikan pengguna, pinjam

antarperpustakaan.

2.2.1.5.3 Katalog

Menurut Abdul Rahman Saleh dan Badollahi Mustafa (2009, p1.25),

adalah daftar yang berisi informasi tentang bahan pustaka atau dokumen yang

terdapat pada perpustakaan, toko buku maupun penerbit tertentu. Pengertian katalog

dapat lebih luas dari batasan tersebut.

Dalam pembahasan ini, katalog hanya akan dibatasi berupa daftar, baik

berbentuk kartu, lembaran, buku atau bentuk lain yanng memuat informasi mengenai

bahan pustaka atau kepustakaan yang terdapat pada suatu tempat, yakni perpustakaan

atau unit informasi. Dua hal penting yang perlu dipahami dari isi katalog adalah :

a. Merupakan daftar buku atau dokumen.

b. Buku atau dokumen yang didaftar harus terdapat pada suatu tempat.

2.2.1.5.4 Layanan Referensi

Menurut Perpustkaan Nasional Republik Indonesia (2010, p1), layanan

referensi adalah jasa perpustakaan dalam menjawab pertanyaan, menelusur dan

menyediakan materi perpustakaan dan informasi sesuai dengan permintaan pengguna

dengan mendayagunakan koleksi referensi.

2.2.1.5.5 Layanan Sirkulasi

Menurut Perpustkaan Nasional Republik Indonesia (2010, p2), layanan

referensi adalah jasa perpustakaan untuk meminjamkan materi perpustakaan bagi

pengguna sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (2010, p42), jasa –

jasa yang termasuk dalam layanan sirkulasi :

a. Sistem layanan bahan pustaka

Sistem layanan bahan pustaka dapat dilaksanakan dengan sistem layanan terbuka

atau sistem layanan tertutup.

• Sistem layanan terbuka

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

39

Sistem ini memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan untuk

memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan dari ruang

koleksi.

• Sistem tertutup

Sistem ini tidak memberi kebebasan pengguna, karena pengguna perpustakaan

tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi. Pengambilan

bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan. Sistem ini ditujukan untuk

koleksi khusus yang keberadaannya perlu memperoleh pengamanan.

b. Peminjaman

Layanan peminjaman merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang

dipinjam oleh pengguna.

Menurut Undang Sudarsana dan Bastiano (2007, p3.25), beberapa sistem

pelayanan peminjaman dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut :

• Mempergunakan buku catatan

Didalam buku catatan sudah tercantum kolom untuk nomor urut, nomor

anggota, nama peminjam, pengarang, judul, nomor pokok koleksi, klasifikasi,

tanggal kembali. Petugas mencatat pustaka yang akan dipinjam pada kolom

yang sudah disediakan.

• Mempergunakan tiket (Browne System)

Browne Charging System ini mula – mula digunakan di Inggris. Setiap anggota

perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya sama dengan jumlah buku

yang boleh dipinjam oleh anggota perpustakaan.

• Photocharging

Cara ini dapat dikatakan cara peminjaman mekanis. Alat yang dipakai adalah

microfilmer. Kalau akan meminjam, data buku dan data peminjam ditaruh

dalam alat tersebut, lalu tombol tertentu ditekan. Dalam waktu beberapa detik

sudah tercatat dalam bentuk negative film.

• Komputer

Cara peminjaman dengan menggunakan komputer adalah cara yang paling

mutakhir. Jumlah tenaga yang diperlukan jauh lebih sedikit jika dibandingkan

dengan cara lain.

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

40

Kalau pustaka akan dipinjam, data peminjam dalam data pustaka yang

dipinjam dimasukkan ke dalam komputer. Dalam waktu yang singkat data

sudah di proses.

• New Ark Charging System

Sistem pelayanan yang banyak dipergunakan di perpustakaan sekolah dan

perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah New Ark Charging System.

Pada sistem ini, anggota perpustakaan memperoleh kartu peminjaman. Kartu

peminjaman berisi nama, alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhirnya kartu

anggota, tanda tangan anggota serta kolom tanggal pinjam, dan tanggal haru

kembali.

c. Pengembalian

Pengembalian adalah kegiatan pencatatan bahan pustaka yang dikembalikan oleh

pengguna.

d. Pemberian sanksi

Apabila pengguna yang meminjam bahan pustaka melakukan pelanggaran,

perpustakaan dapat memberikan sanksi kepada peminjam.

2.2.1.5.6 Materi Perpustakaan

Menurut Perpustkaan Nasional Republik Indonesia (2010, p2), materi

perpustakaan berupa semua hasil karya tulis, tercetak, dan non cetak termasuk media

audiovisual dan elektronik.

2.2.1.5.7 Materi Perpustakaan Referensi

Buku yang disusun untuk memberikan informasi berbagai macam hal dan

dimaksudkan sebagai acuan bukan untuk dibaca secara keseluruhan, seperti atlas,

bibliografi, buku tahunan, ensiklopedi, direktori, indeks, kamus.

2.2.1.5.8 Pengguna

Menurut Perpustkaan Nasional Republik Indonesia (2010, p2), pengguna

yaitu pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah.

2.2.1.5.9 Pengolahan Materi Perpustakaan

Menurut Perpustkaan Nasional Republik Indonesia (2010, p2),

pengolahan materi perpustakaan merupakan proses di dalam menyiapkan suatu

materi perpustakaan untuk dimanfaatkan pengguna. Pengolahan materi perpustakaan

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

41

mencakup kegiatan registrasi, pengatalogan, klasifikasi, dan penyelesaian fisik

materi perpustakaan.

2.2.1.5.10 Tenaga Perpustakaan Sekolah

Tenaga kependidikan yang diberi tugas teknis serta tanggung jawab,

wewenang, dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan di

sekolah.

2.2.2 Waterfall Model

Menurut Sommerville (2011, p30), waterfall model adalah contoh dari rencana.

Didorong dengan proses, harus merencanakan dan menjadwalkan semua kegiatan

proses sebelum bekerja.

Tahapan dari waterfall model merefleksikan pokok – pokok dari aktivitas

pengembangan :

1. Requirement Ananlysis and Definition

Layanan yang diberikan oleh sistem, batasan sistem, dan tujuan ditetapkan setelah

melakukan konsultasi dengan pengguna sistem. Semua didefinisikan secara rinci

dan dibuat sebagai spesifikasi dari sistem.

2. System and Software Design

Proses perancangan sistem menyediakan kebutuhan hardware atau software

dengan menyediakan arsitektur dari keseluruhan sistem. Perancangan sistem

melibatkan pengidentifikasian dan penjelasan dari abstraksi sistem dan

hubungannya.

3. Implementation and Unit Testing

Pada tahap ini, perancangan sistem direalisasikan menjadi sebua program atau

unit program. Pengujian unit melibatkan verifikasi untuk memastikan apakah

setiap unit memenuhi spesifikasi sistem.

4. Integration and System Testing

Setiap unit program dan program – program yang sudah ada diintegrasikan dan

diuji sebagai satu keutuhan sistem untuk memastikan apakah kebutuhan sistem

sudah terpenuhi. Setelah melakukan pengujian, sistem baru disebarkan ke

pengguna.

5. Operation Maintanance

Dilakukan instalasi terhadap sistem dan digunakan dalam prakteknya.

Maintanance melibatkan koreksi terhadap error yang tidak ditemukan pada tahap

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

42

sebelumnya, memperbaiki implementasi dari unit sistem dan meningkatkan

layanan yang diberikan oleh sistem sebagai kebutuhan baru yang ditemukan.

G

a

m

b

a

r

Gambar 2.6 Waterfall Model

2.2.3 Diagram Air (Flowchart)

Menurut Hall (2011, p239), sistem flowchart adalah repesentatik grafik dari

relasi fisik diantara elemen – elemen sistem. Elemen – elemen tersebut termasuk

departemen organisasi, aktifitas manual, program komputer, hard – copy, soft – copy.

Sebagai representasi dari sebuah program, flowchart maupun algoritma dapat

menjadi alat bantu untuk memudahkan perancangan alur urutan logika suatu

program, memudahkan pelacakan sumber kesalahan program, dan alat untuk

menerangkan logika program.

Simbol – simbol flowchart :

Gambar Simbol Keterangan

Titik Terminasi Awal atau akhir program

Input/Output Input atau output data

Proses Pelaksanaan tugas fungsi

Keputusan Penyeleksian kondisi

Garis Alir

Menunjukkan arus

proses

Tabel 2.1 Simbol Program Flowchart

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

43

(Sumber : Hall 2011, p249)

2.2.4 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut John Satzinger, Robert Jackson, dan Stephen Burd (2009, p206),

Data Flow Diagram (DFD) adalah model sistem grafis yang menunjukkan semua

syarat utama untuk sistem informasi dalam satu diagram: input dan output, proses,

dan penyimpanan data.

Menurut Indrajani (2011, p11), Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah

alat yang menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai, dan kerja atau

proses dilakukan dalam sistem tersebut.

Dalam DFD ini terdapat 4 komponen utama, yaitu :

a. External Agents

Agen eksternal mendefinisikan orang atau sebuah unit organisai, sistem lain, atau

organisasi yang berada di luar sistem proyek tapi dapat mempengaruhi kerja

sistem.

b. Process

Proses adalah penyelenggaraan kerja atau jawaban, datangnya aliran data atau

kondisinya.

c. Data Stores

Data Stores adalah penyimpanan data.

d. Data Flow

Data Flow merepresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau

output dari data (atau informasi) pada sebuah proses.

De Marco and

Yourdan Symbols KETERANGAN

Gane and Sarson

Symbols

Source

Proses

Data Flow

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

44

(Arus Data)

Data Store

(Simpanan Data)

Tabel 2.2 Komponen DFD

(Sumber : Indrajani 2011, p12)

Jenis – jenis DFD adalah sebagai berikut

a. Level 0 (Diagram Konteks)

Level ini merupakan sebuah proses yang berada di posisi pusat.

b. Level 1 (Diagram Nol)

Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan

menjadi beberapa proses lainnya. Sebaiknya maksimum 7 proses untuk sebuah

program diagram konteks.

c. Level 2 (Diagram Rinci)

• Pada level ini merupakan diagram yang merincikan diagram level 1.

• Tanda * digunakan hanya jika proses tersebut tidak dapat dirincikan lagi. 2.0*

artinya proses level rendah yang tidak dapat dirincikan lagi.

• Penomoran yang dilakukan berdasarkan urutan proses.

2.2.5 STD (State Transaction Diagram)

Menurut Indrajani (2011, p17), State Transaction Diagram (STD) adalah

suatu kondisi yang menunjukkan keadaan tertentu, dimana suatu sistem dapat dan

transisi menghasilkan keadaan tertentu yang baru. Biasanya digunakan dalam sistem

yang real time.

Hal – hal yang terdapat dalam STD, antara lan :

• System State

Setiap empat persegi panjang menggambarkan satu keadaan sistem dari sistem

secara keseluruhan.

• Change of State

Page 39: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

45

State1

State2

State3

Gambar 2.7 Changes of State

(Sumber : Indrajani 2011, p18)

• Conditions and Actions

Page 40: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

46

State1

State2

Condition

Action

Gambar 2.8 Conditions and Actions

(Sumber : Indrajani 2011, p18)

2.2.6 Visual Basic

Menurut Dulaney (2000, p.xv) Visual basic merupakan pengimplementasian

secara grafis dari bahasa yang mulai diperluas ke dunia Windows. Visual basic dirilis

pada tahun 1991, dan menjadi sebuah sistem operasi berbasis event dimana respon

dibangun di sekitar event tersebut.

2.2.7 Microsoft SQL Server

Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data

relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL

yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh

Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang

memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian

berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar.

2.2.8 IMK

2.2.8.1 Delapan Aturan Emas

Page 41: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

47

Menurut Shneiderman (2005, p.74), ada delapan aturan emas yang

digunakan dalam merancang interface, yaitu:

a. Mencoba untuk konsisten

Konsistensi merupakan aturan yang sering dilanggar karena memiliki

banyak bentuk konsistensi, antara lain urutan aksi, istilah yang

digunakan, warna, layout, kapitalisasi, huruf, dan lain-lain. Dengan

tampilan yang konsisten maka user akan merasa tetap berada dalam

aplikasi yang sama walaupun telah berpindah halaman.

b. Memenuhi kebutuhan universal

Memahami kebutuhan user yang bermacam-macam dan membuat

desain yang fleksibel yang mendukung perubahan dalam konten.

Perbedaan Novice – Expert user, jarak umur, kecacatan fisik, serta

beragam teknologi masing-masing merupakan syarat yang harus

menjadi pertimbangan dalam desain. Dengan menambahkan beberapa

fitur untuk novice user seperti shortcut, akan menambah kualitas dari

sistem.

c. Memberikan umpan balik yang informatif

Umpan balik dari sistem harus ada pada setiap aksi yang dilakukan

user. Untuk aksi kecil yang sering dilakukan, tanggapan dapat dibuat

dengan sederhana, sedangkan untuk aksi besar dan jarang dilakukan,

respon hendaknya dibuat lebih tegas dan jelas agar user dapat

mengerti dengan jelas.

d. Dialog untuk keadaan akhir

Urutan aksi hendaknya disusun menjadi kategori awal, tengah, dan

akhir. Untuk memberikan kepuasan pencapaian, kelegaan, dan sebagai

tanda untuk mempersiapkan diri memasuki kategori aksi selanjutnya,

dibuatlah umpan balik yang informatif pada penyelesaian salah satu

kategori aksi.

e. Pencegah kesalahan

Sedapat mungkin rancanglah sistem agar user tidak dapat membuat

kesalahan yang fatal. Contohnya tidak memperbolehkan karakter

Page 42: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01088...11 Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment 2.1.3.4 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi

48

alfabet pada kotak entry nomor. Interface harus mendeteksi kesalahan

dan memberikan instruksi yang mudah dimengerti, membangun, dan

jelas untuk memperbaikinya, jika user membuat kesalahan.

f. Pembalikan aksi yang sederhana

Dalam suatu aplikasi, pada setiap aksi harus terdapat pembalikan aksi.

Fitur ini dapat memperkecil kesalahan, karena user tahu bahwa aksi

bisa dibatalkan. Pembalikan bisa saja atas satu aksi seperti saat

memasukkan data, atau serangkaian aksi seperti pada waktu pengisian

nama dan alamat.

g. Mendukung pusat kendali internal

User yang udah terbiasa dengan suatu aplikasi, biasanya ingin

memiliki kendali atas interface dan tanggapan pada aksinya. Aksi

interface yang tidak seperti biasanya, rangkaian pemasukan data yang

membosankan, tidak bisa atau sulit mendapatkan informasi yang

diperlukan, dan tidak bisa menghasilkan aksi yang diinginkan dapat

menimbulkan keresahan dan ketidakpuasan pada user.

h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Dikarenakan oleh keterbatasan manusia dalam memproses informasi

dalam jangka pendek, dibutuhkan tampilan yang ringan,

penggabungan halaman-halaman, pengurangan frekuensi window-

motion, pemberian waktu latihan yang cukup untuk kode-kode,

hafalan, dan rangkaian atas aksi. Oleh karena itu, dalam setiap

perancangan aplikasi dibutuhkan alur aplikasi yang mudah diingat

oleh user.