BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf ·...

43
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Yang Berkaitan Dengan Basis Data Pada pembahasan berikut ini akan dibahas teori-teori yang terkait dengan perancangan basis data yang akan dilakukan. 2.1.1. Introduction toDatabases Pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa komponen dasar yang berkaitan dengan basis data. 2.1.1.1. Database Connolly, T. & Begg, C. (2014: 63), database adalah sekumpulan data yang terhubung secara logikal dan deskripsi dari data tersebut dapat dirancang untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. 2.1.1.2. Information System Connolly, T. & Begg, C. (2014: 346), information system adalah suatu cara untuk mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. 2.1.1.3. Database System Connolly, T.&Begg, C. (2014: 52), database system adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data dengan database management system dan database itu sendiri. 2.1.1.4. DBMS (Database Management System) Connolly, T. & Begg, C. (2014: 64), database management system adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses terhadap basis data.

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf ·...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Yang Berkaitan Dengan Basis Data

Pada pembahasan berikut ini akan dibahas teori-teori yang terkait dengan

perancangan basis data yang akan dilakukan.

2.1.1. Introduction toDatabases

Pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa komponen dasar yang berkaitan

dengan basis data.

2.1.1.1. Database

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 63), database adalah sekumpulan data yang

terhubung secara logikal dan deskripsi dari data tersebut dapat dirancang untuk

menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi.

2.1.1.2. Information System

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 346), information system adalah suatu cara untuk

mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi ke seluruh

organisasi.

2.1.1.3. Database System

Connolly, T.&Begg, C. (2014: 52), database system adalah kumpulan dari

program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data dengan database management system

dan database itu sendiri.

2.1.1.4. DBMS (Database Management System)

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 64), database management system adalah sebuah

sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,

memelihara, dan mengontrol akses terhadap basis data.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

2

Pada umumnya, DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berikut:

1. DDL (Data Definition Language)

Memungkinkan pengguna untuk menspesifikasi tipe-tipe data, struktur , dan

constraint data yang akan disimpan dalam basis data.

2. DML(Data Manipulation Language)

Memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengubah, menghapus, dan

mengambil data dari basis data.

3. DBMS juga menyediakan akses kontrol basis data berikut:

a. A Security System

Menghindari pengguna yang tidak memiliki hak untuk mengakses basis

data.

b. An Integrity System

Memelihara konsistensi dari penyimpanan data.

c. A ConcurrencyControl System

Memungkinkan akses berbagi terhadap basis data.

d. A Recovery Control System

Mengembalikan basis data pada keadaan sebelumnya yang konsisten saat

terjadi kegagalan pada perangkat keras atau perangkat lunak.

e. A User-Accessible Catalog

Berisi tentang deskripsi data dalam basis data.

Connolly, T. &Begg, C. (2014: 66), DBMS memiliki lima komponen utama yaitu:

1. Hardware

Perangkat keras atau hardware diperlukan dalam menjalankan suatu aplikasi dan

DBMS, dimana hardware dapat berupa a single personal computer, single

mainframe, dan jaringan komputer berupa server. Hardware yang digunakan

harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan.

2. Software

7

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

3

Komponen- komponen software terdiri dari DBMS software itu sendiri maupun

program aplikasi, sistem operasi, dan juga software jaringan jika DBMS tersebut

menggunakan jaringan seperti LAN.

3. Data

Data merupakan salah satu komponen DBMS yang terpenting khususnya sudut

padang end-users mengenai data yang nantinya akan diolah didalam DBMS. Data

pada sebuah sistem basis data baik single-users sistem maupun multi-users sistem

harus saling berintegrasi secara bersamaan.

4. Procedures

Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang mengatur dalam perancangan dan

penggunaan database, penggunaan system, dan para staff yang mengatur

kebutuhan basis data.

Berikut beberapa instruksi prosedur:

a. Bagaimana cara memasuki DBMS?

b. Bagaimana menggunakan fasilitas DBMS dan program aplikasi tertentu?

c. Bagaimana memulai dan mengakhiri DBMS?

d. Bagaimana membuat salinan dari database?

e. Bagaimana mengatasi kesalahan (error) dari hardware dan software?

f. Bagaimana mengubah struktur table, mengorganisasi ulang redudansi data

dan penyimpanan data pada second storage?

5. People

Pada komponen ini pengguna terlibat langsung dengan sistem, seperti

DatabaseAdministrator (DBA), programmer, dan pengguna akhir (End-Users).

Database dan DBMS memerlukan sumber daya manusia agar dapat mengatur

jalannya mekanisme databasedan DBMS.

Ada 4 kategori pengguna dalam sebuah sistem basis data yaitu :

a. Data Administrator (DA) dan Database Administrator (DBA)

Ada duaadministrator dalam database yaitu Data Administrator (DA) dan

Database Administrator (DBA).Data administrator bertanggung jawab

untuk mengatur sumber daya data meliputi perencanaan basis data,

pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan dan prosedur, dan

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

4

desain database konseptual/logikal. Database administrator merupakan

orang yang bertanggung jawab untuk mendesain, implementasi,

pemeliharaan, dan perbaikan database.

b. Database Designer

Database designer terdiri dari dua tipe yaitu :

1) Logical Database Designer

Merupakan perancangan yang lebih menekankan dalam

mengindentifikasi data, hubungan antara data, dan batasan-batasan

data sebelum dimasukan ke dalam database.

2) Physical Database Designer

Merupakanperancangan ini memutuskan bagaimana desain

database logikal dapat direalisaikan secara fisik.

c. Application Developers

Application developers merupakan orang yang bertanggung jawab untuk

membuatkan suatu aplikasi database yang harus dilaksanakan oleh end-

users. Aplikasi database tersebut menggunakan bahasa pemrograman

seperti C++ , C#, Java, dan sebagainya.

d. End Users

End-usersmerupakan pengguna akhir dari basis data dan memperoleh

informasi dengan cara mengakses basis data. End-users terdiri dari dua tipe

yaitu :

1) Naive Users

Merupakan user yang biasanya dilewati begitu saja dari DBMS.

Mereka mengakses database melalui program aplikasi yang ditulis

khusus yang berusaha untuk membuat operasi sesederhana

mungkin.

2) Sophisticated Users

Merupakan user di ujung lain dari spektrum, end-users canggih

akrab dengan struktur database dan fasilitas yang ditawarkan oleh

DBMS.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

5

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 97), DBMS memiliki beberapa fungsi sebagai

berikut :

1. Data Storage, Retrieval, andUpdate

DBMS harus memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan mengubah

data dalam database. Ini merupakan fungsi fundamental dalam DBMS.

2. A User-Accessible Catalog

DBMS harus mempunyai katalog yang dimana mendekripsikan item data yang

disimpan dan diakses oleh pengguna. Sistem katalog dapat menyimpan data

tentang skema, user, aplikasi, dan sebagainya. Sistem katalog dapat disebut

sebagai kamus data yang berarti kumpulan informasi atau deskripsi data dalam

database yang dikenal dengan namametadata.

Katalog menyimpan data sebagai berikut :

a. Nama, jenis, dan ukuran data.

b. Nama relationship.

c. Batasan integritas ada data.

d. Nama pengguna yang berotoritas yang mempunyai akses pada data.

e. Skema eksternal, konseptual, internal, dan pemetaan antara skema.

f. Pengguna statistik, seperti frekuensi dan perhitungan sejumlah akses yang

dibuat pada objek dalam basis data.

3. Transaction Support

DBMS harus yakin bahwa setiap mekanisme transaksi dapat di update.Transaksi

merupakan sekumpulan aksi yang dilakukan oleh pengguna atau program aplikasi

yang dapat mengakses dan mengubah isi dari database.

4. Concurrency Control Services

DBMS harus dapat memastikan bahwa setiap mekanisme database di update

secara benar ketika terdapat beberapa pengguna melakukan perubahan database.

Salah satu objektif dalam menggunakan DBMS adalah memungkinkan banyak

pengguna untuk mengakses data.Akses konkurensi relatif mudah apabila semua

pengguna hanya membaca database.

5. Recovery Services

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

6

DBMS harus memiliki pemulihan database apabila terdapat kejadian database

rusak dalam berbagai kondisi. DBMS harus dapat menyediakan mekanisme untuk

mengembalikan database ke keadaan yang konsisten.

6. Authorization Services

DBMS harus memastikan bahwa hanya orang yang berwenang saja yang dapat

mengakses database.

7. Support for Data Communication

DBMS harus dapat mendukung integrasi dan berkomunikasi dengan software

lainnya.

8. Integrity Services

DBMS harus dapat memberikan sarana untuk memastikan kedua data dalam

database dan perubahan pada data berdasarkan aturan tertentu. Ini dapat dijadikan

pertimbangan untuk tipe lainya dari sistem proteksi database.

9. Services to Promote Data Independence

DBMS mempunyai fasilitas untuk mendukung kemandirian program dari struktur

database yang sebenarnya.

10. Utility Services

DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat

membantu untuk membuat database menjadi lebih efisien.

Contoh kegiatan utilitas adalah :

a. Import fasilitas, load database dari file flat, dan eksport fasilitas serta

tidak load database dari file flat.

b. Memantau fasilitas, memantau penggunaan database, dan operasi.

c. Analisis statistik program, mengevaluasi performa dari statistik penggunaan

database, dan operasi.

d. Fasilitas index organisasi, untuk mengatur kembali index, dan overflows.

e. Alokasi dan relokasi, menghapus physical record dari tempat penyimpanan.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 90), DDL (Data Definition Language)

merupakan suatu bahasa yang memperbolehkan seorang DBA untuk mendeskripsikan dan

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

7

memberi nama suatu entitas, atribut, dan relasi data yang diperlukan oleh aplikasi, bersama

dengan integritas dan batasan keamanan datanya.

Perintah-perintah DDL yang digunakan diantaranya :

1. Create Table, digunakan untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe

data untuk setiap kolom.

2. Alter Table, digunakan untuk menambah atau membuang kolom dari konstrain.

3. Drop Table, digunakan untuk membuang atau menghapus tabel berserta semua

data yang terkait didalamnya.

4. Create Index, digunakan untuk membuat index pada suatu tabel.

5. Drop Index, digunakan untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat

sebelumnya.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 90), DML (Data Manipulation Language)

merupakan bahasa yang menyediakan satu set operasi untuk mendukung pengoperasian

manipulasi data dasar pada basis data.

Pengoperasian data yang akan dimanipulasi pada umumnya meliputi :

1. Penambahan data baru ke dalam basis data.

2. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data.

3. Pengembalian data yang terdapat dalam basis data.

4. Penghapusan data dari basis data.

Perintah-perintah yang ada pada DML diantaranya:

1. Select, digunakan untuk menampilkan sebagian atau seluruh isi dari suatu tabel

dan menampilkan kombinasi isi dari beberapa tabel.

2. Update, digunakan untuk mengubah isi satu atau beberapa atribut dari suatu

tabel.

3. Insert, digunakan untuk menambah satu atau beberapa baris nilai baru ke dalam

suatu tabel.

4. Delete, digunakan untuk menghapus sebagian atau seluruh isi dari suatu tabel.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 75), keuntungan DBMS yaitu :

1. Mengatur Redudansi Data

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

8

Salah satu keuntungan menggunaan basis data adalah mengurangi redudansi data

atau tingkat duplikasi data. Dengan menggunakan DBMS, tingkat redudansi data

dapat diminimalisir sehingga dapat menghemat memori pada media penyimpanan

fisikal.

2. Konsistensi Data

Dengan mengurangi tingkat redudansi maka bepengaruh pada tingkat konsistensi

data.Semakin sedikit tingkat redudansi data maka semakin akurat juga tingkat

konsistensi dari data yang terdapat dalam basis data.

3. Penggunaan Data Bersama

Basis data yang terintegrasi memungkinkan organisasi untuk mengakses data

secara bersamaan sehingga mempercepat dalam penyampaian informasi karena

mengakses sumber data yang sama. Biasanya data hanya dimiliki oleh bagian atau

departemen tertentu saja dalam suatu organisasi, tetapi dengan DBMS hanya

dengan memiliki hak akses saja seseorang dapat mengetahui data yang diperlukan

tanpa harus meminta datanya kepada bagian atau departemen tertentu.

4. Integritas Data

Dengan adanya constraint atau batasan dari data yang ada dalam basis data, maka

tingkat integritas dari data yang berada di dalam basis data lebih terjamin

integritasnya.

5. Meningkatkan Keamanan

Dalam DBMS, terdapat fasilitas yang mengatur akses misalnya otorisasi untuk

mengakses, menambah, mengubah, dan menghapus. Dengan demikian setiap

pengguna DBMS tidak dapat melakkukan sesuatu yang bukan menjadi haknya.

6. Meningkatkan Standarisasi

Agar memudahkan pengguna dalam mengoperasikan DBMS, maka perlu dibuat

sebuah standar dan dokumentasi yang jelas. Standarisasi yang dibuat sepert

bentuk format data untuk pertukaran data, ketentuan penamaan, standar

dokumentasi, prosedur pembaharuan, dan pengaturan akses.

7. Skala Ekonomi

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

9

Menggabungkan semua data operasional ke dalam sebuah basis data dan membuat

beberapa aplikasi yang mengakses satu sumber data dapat mengurangi jumlah

pengeluaran organisasi yang akhirnya dapat meningkatkan skala ekonomi.

8. Keseimbangan Konflik Kebutuhan

Pengguna atau suatu bagian dalam organisasi mungkin memiliki kebutuhan yang

tidak sama dengan kebutuhan pengguna lainnya. Dengan adanya DBMS

memungkinkan dibuatnya keputusan mengenai desain dan penggunaan

operasional basis data secara keseluruhan.

9. Meningkatkan Akses Data dan Tanggapan

Untuk mendapatkan informasi tertentu dari basis data tidak perlu staf ahli untuk

membuat perangkat lunak yang bertujuan membaca informasi yang

dinginkan.Pengguna dapat mengakses langsung ke basis data hanya dengan

menuliskan perintah menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language).

10. Meningkatkan Produktifitas

DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar yang memungkinkan seorang

programmer dapat menuliskan fungsi tersebut dalam suatu instruksi pada

program aplikasi. Pada tingkatan utama, DBMS menyediakan rutinitas untuk

mengendalikan fungsi-fungsi yang membuat seorang pembuat program untuk

berkonsentrasi pada fungsi yang lebih spesifik yang dibutuhkan oleh pengguna

tanpa harus mengkhawatirkan implementasi pada tingkatan yang lebih

rendah.Banyak DBMS yang memberikan lingkungan generasi ke empat yang

berisi alat-alat untuk menyederhanakan pengembangan dari aplikasi basis data.

Hal ini meningkatkan produktifitas programmer dan mengurangi waktu

pengembangan serta penghematan biaya.

11. Meningkatkan Pemeliharaan

DBMS memisahkan deskripsi data dari aplikasi sehingga perubahan yang terjadi

pada deskripsi data tidak akan mengubah aplikasi yang telah dibuat. Hal ini

dikenal dengan istilah independensi data.

12. Meningkatkan Concurrency Data

Penggunaan DBMS memungkinkan banyak pengguna untuk mengakses basis data

secara bersamaan. DBMS mengatur akses data yang dilakukan secara bersamaan

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

10

dari banyak pengguna yang berbeda agar data yang ditampilkan tetap konsisten

dan memiliki integritas ke setiap pengguna yang sedang melakukan akses ke basis

data.

13. Meningkatkan Fungsi Backup dan Recovery Data

DBMS meyediakan fasilitas untuk mengurangi kegagalan sistem atau aplikasi

program, yaitu fasilitas backup dan restore. Fasilitas ini sangat bermanfaat untuk

menjaga isi dari basis data jikalau terjadi kesalahan sistem, kerusakan perangkat

keras, dan kerusakan perangkat lunak yang menyebabkan DBMS berhenti

beroperasi.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 78), kerugian DBMS yaitu :

1. Kompleksitas

Ketentuan fungsionalitas yang kita harapkan dari sebuah DBMS yang baik

membuat DBMS seolah-olah seperti sepotong bagian yang ekstrim dan rumit dari

sebuah perangkat lunak.

2. Ukuran

Kompleksitas dan luasnya fungsionalitas membuat DBMS menjadi software

yang sangatbesar dan membutuhkan ruang disk serta memori substansial untuk

menjalankannya secara efesien.

3. Biaya Tambahan untuk Hardware

Untuk mencapai performa yang dibutuhkan, sangat diperlukan membeli mesin

besar, mesin yang didedikasikan untuk menjalankan DBMS.

4. Dampak yang Besar dari Sebuah Kesalahan

Sentralisasi sumber daya menambah kerentanan sistem.Setelah semua pengguna

dan aplikasi bergantung pada ketersediaan dari DBMS, kesalahan komponen

tertentu dapat menyebabkan operasi berhenti.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

11

2.1.1.5. Application Program

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 65), application program adalah sebuah program

komputer yang berinteraksi dengan basis data dengan menghasilkan permintaan yang

sesuai (biasanya perintah SQL) kepada DBMS.

2.1.2. Relational Model

Pembahasan ini akan dibahas tentang terminologi dan konsep struktural dasar

dalam model relasional.

2.1.2.1. Relational Data Structure

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 152), relational data structure terdiri atas:

1. Relation

Sebuah tabel dengan baris-baris dan kolom-kolom.

2. Attribute

Nama kolom dari sebuah relation.

3. Domain

Sekumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attributes.

4. Tuple

Baris dari sebuah relation.

5. Degree

Jumlah attributes yang berada dalam sebuah relation.

6. Cardinality

Jumlah tuples yang berada dalam sebuah relation.

7. Relational Database

Sekumpulan hubungan normalisasi dengan nama relasi yang berbeda.

2.1.2.2. Relational Keys

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 158), relational keys terdiri atas:

1. Super Key

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

12

Sebuah atau sekumpulan attributes yang secara unik mengidentifikasikan sebuah

tuples dalam sebuah relation.

2. Candidate Key

Sebuah superkey yang bukan merupakan bagian dari superkey dalam relation.

3. Primary Key

Candidatekey yang dipilih untuk mengidentifikasikan tuples secara unik dalam

relation.

4. Foreign Key

Sebuah atau kumpulan attributes dalam sebuah relation yang cocok dengan

candidatekey dari beberapa relation.

2.1.2.3. Integrity Constraint

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 161), integrity constraint terdiri atas:

1. Null

Menyatakan sebuah nilai untuk sebuah attributes yang tidak diketahui atau tidak

digunakan dalam tuples.

2. EntityIntegrity

Attributesprimarykey tidak boleh null dalam relasi dasar.

3. ReferentialIntegrity

Jika terdapat foreignkeydalam suatu relasi, maka nilai foreignkeyakan

dibandingkan dengan nilai candidatekey dari beberapa tuples relasi itu sendiri atau

nilai foreignkey harus null seluruhnya.

4. GeneralConstraint

Aturan tambahanyang ditentukan olehpenggunabasis data yang

mendefinisikanataumembatasibeberapa aspekdari perusahaan.

2.1.3. DSDLC(Database System Development Lifecylce)

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 347), database system development lifecycle secara

inheren terkait dengan siklus hidup sistem informasi. Harus mengenali bahwa tahapan

database system development lifecycle tidak selalu berurutan, tetapi melibatkan beberapa

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

13

jumlah pengulangan tahap sebelumnya melalui loop-feedback.Contohnya masalah yang

dihadapi pada database design mungkin memerlukan analisis dan persyaratan tambahan.

Gambar 2.1Database System Development Lifecycle

2.1.3.1. Database Planning

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 347), database planning adalah kegiatan-kegiatan

manajemen yang memungkinkan tahapan-tahapan dalam siklus hidup pengembangan basis

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

14

data dapat direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin. Perencanaan basis data harus

dapat di integrasikan dengan keseluruhan strategi sistem informasi dari organisasi.

Terdapat tiga isu utama yang dilibatkan dalam merumuskan sebuah strategi sistem

informasi yaitu:

1. Identifikasi dari rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan kelanjutan

kebutuhan sistem informasi yang diperlukan.

2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada saat ini untuk menentukan kekuatan-

kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada saat ini.

3. Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang dapat menghasilkan

keuntungan yang kompetitif.

Berikut terdapat dua langkah penting dalam perencanaan basis data:

1. Mission Statement

Mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data, membantu menjelaskan tujuan

dari basis data, dan menyediakan arah yang lebih jelas terhadap sistem basis data

yang efektif dan efisien.

2. Mission Objective

Mengidentifikasikan tugas-tugas khusus yang harus mendukung sistem basis data.

2.1.3.2. System Definition

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 350), system definition menjelaskan ruang lingkup

dan batasan dari aplikasi basis data dan pandangan dari pengguna utama. Sebelum

merancang sistem basis data, penting untuk mengidentifikasi batasan dari sistem yang akan

dibangun dan bagaimana tampilannya dapat berinteraksi dengan bagian lain dari sistem

informasi organisasi. Penentuan batasan dari sistem tidak hanya dari pengguna dan aplikasi

saat ini, tetapi juga pengguna dan aplikasi untuk masa mendatang.

2.1.3.3. Requirement Collection and Analysis

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 350), requirement collection and analysis

merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

15

organisasi yang harus didukung oleh sistem database, dan menggunakan informasi ini

untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru.

Ada tiga pendekatan utama untuk mengelola persyaratan sistem database dengan

pandangan beberapa pengguna yaitu :

1. The Centralized Approach

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 352), the centralized approach kebutuhan untuk

tiap pandangan pengguna disatukan menjadi satu set kebutuhan untuk aplikasi

basis data. Umumnya pendekatan ini dipakai jika basis datanya tidak terlalu

kompleks.

2. The View Integration Approach

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 352), the view integration approach kebutuhan

untuk tiap pandangan pengguna digunakan untuk membangun sebuah model data

terpisah yang merepresentasikan tiap pandangan. Hasil dari data-data model

tersebut kemudian disatukan dibagian perancangan basis data.

3. A Combination of Both Approaches

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 352), a combination of both approaches adalah

kombinasi keduanya.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 378), dalam mengumpulkan data terdapat banyak

teknik untuk mengumpulkan informasi. Teknik - teknik ini yang disebut fact-finding

techniques. Teknik fact-finding diantaranya :

1. Examining Documentation

Examining documentation berguna untuk memperoleh wawasan mengenai

kebutuhan organisasi terhadap basis data, mengidentifikasi bagian dari organisasi

yang terkait dengan masalah, dan memahami sistem yang sedang berjalan.

2. Interviewing

Interview adalah teknik fact-finding yang paling populer dan umum digunakan.

Teknik ini memungkinkan pengumpulan informasi secara tatap muka.

3. Observing the Enterprise in Operation

Observing the enterprise in operation adalah teknik yang mudah digunakan untuk

mengumpulkan data terhadap pertanyaan dan sesuai dengan kebutuhan sistem

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

16

berdasarkan keterangan pengguna.

4. Research

Research adalah teknik yang digunakan untuk mengkaji masalah. Riset dapat

menggunakan informasi terkini seperti internet, buku, dan buku referensi.

5. Questionnaires

Questionnaires adalah teknik pengumpulan data dan informasi yang bisa

didapatkan secara cepat dari banyak responden yang dikelola dengan beberapa

kontrol melalui pemberian pertanyaan.Ada dua tipe pertanyaan yaitu format

bebas dan format terikat.

2.1.3.4. Database Design

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 354), database design merupakan proses

pembuatan suatu desain untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasional dan

tujuan suatu perusahaan.

Ada dua pendekatan untuk mendesain sebuah basis data yaitu :

1. Bottom-Up Approaches

Bottom-up approaches dimulai pada tingkat awal dari atribut (properti dari entitas

dan relationship), melalui analisis dari asosiasi antar atribut, dikelompokkan

menjadi hubungan yang merepresentasikan jenis-jenis entitas dan hubungan antar

entitas. Pendekatan ini cocok untuk mendesain basis data yang sederhana dengan

jumlah atribut yang tidak banyak.

2. Top-Down Approaches

Top-down approaches digunakan pada basis data yang lebih kompleks. Dimulai

dengan pengembangan dari model data yang mengandung beberapa entitas dan

hubungan tingkat tinggi, kemudian menggunakan perbaikan top-down berturut-

turut untuk mengidentifikasikan entitas, hubungan dan atribut berkaitan tingkat

rendah. Pendekatan ini biasanya digambarkan melalui ER(Entity Relationship).

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 504), design methodologyadalah sebuah

pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur, teknik, alat, dan dokumentasi

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

17

untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Terdapat tiga fase dalam

perancangan basis data yaitu:

1. Conceptual Database Design

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 505), conceptual database design adalahproses

membangun sebuah model data konseptual dari kebutuhan data

perusahaan.Terdapat beberapa langkah dalam membangun model konseptualyaitu:

a. Mengidentifikasi Tipe-TipeEntity

Tujuannyauntuk mengidentifikasi tipe entitas yang diperlukan.

b. Mengidentifikasi Tipe-TipeRelationship

Tujuannyauntuk mengidentifikasi hubungan-hubungan penting yang ada

antaratipe-tipe entitas.

c. Mengidentifikasi dan Mengasosiasikan Atribut-Atribut dengan Tipe-

TipeEntityatau Relationship

Tujuannya untukmenghubungkan atribut-atribut dengan tipe entitas atau

relationship.

d. Menentukan Domain Atribut

Tujuannya untukmenentukandomainbagiatribut-atributdalam model

datakonseptual.

e. Menentukan Atribut-Atribut Candidate Key, Primary Key, dan Alternate

Key

Tujuannyauntuk mengidentifikasikan candidate key untuk setiap tipe entitas

dan jika terdapat lebih dari satu candidate key, memilih salah satu sebagai

primary key dan sisanya sebagai alternate key.

f. Mempertimbangkan Penggunaan Enhanced Modeling Concept (Optional)

Tujuannya untuk mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced

modeling, seperti specialization/generalization, aggregation, dan

composition.

g. Memeriksa Model untuk Redudansi

Tujuannya untuk memeriksa redundasi yang muncul dalam model.

h. Memvalidasi Model Konseptual Terhadap Transaksi-TransaksiPengguna.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

18

Tujuannya untukmemastikanmodelkonseptualmendukungtransaksi

yangdibutuhkan.

i. Meninjau Kembali Model Data Konseptual denganPengguna

Tujuannya untukmeninjau kembali model data konseptual dengan pengguna

untuk memastikan bahwa model tersebut merupakan representasi dari

keperluan data perusahaan.

2. Logical Database Design

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 505), logical database design adalah proses

menerjemahkan model data konseptual ke dalam model data logikal dan

memvalidasi model ini untuk mengecek bahwa bentuk strukturalnya sudah benar,

serta mampu mendukung transaksi yang diperlukan. Terdapat beberapa langkah

dalam membangun dan memvalidasi model konseptualyaitu:

a. Menurunkan Relasi untuk Model Data Logikal

Tujuannya untuk menciptakan hubungan untuk model data logikal yang

mewakili entitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi.

b. Memvalidasi Relasi dengan Menggunakan Normalisasi

Tujuannya untuk memvalidasi hubungan dalam model data logikal

menggunakan normalisasi.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 452), normalizationadalah sebuah

teknikuntuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti yang diinginkan

yang memberikan data yang diperlukan bagi perusahaan. Tujuan dari normalisasi

yaitu untuk memastikan bahwa kumpulan dari relasi-relasi memliki jumlah atribut

yang cukup untuk mendukung keperluan data perusahaan.Selain itu, relasi-relasi

harus memiliki data redundasi yang minimal agar dapat menghindari masalah

update anomalies.Update anomalies yaitu kondisi ketika relasi mengandung data

yang berulang.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

19

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 452), the purpose of normalization adalah

untuk mengidentifikasi satu set hubungan yang cocok untuk mendukung data

perusahaan.

Tujuan lainnya yaitu :

1. Mengidentifikasi hubungan antar atribut.

2. Mengkombinasikan atribut untuk membentuk relasi.

3. Mengkombinasikan relasi untuk membentuk database.

4. Menghindari anomali.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 464), the process of normalization secara

umum terbagi atas empat proses yaitu:

1. Unnormalized Form (UNF)

Dalam proses normalisasi UNF kita menampilkan semua field atau

atribut yang ada dalam suatu form yang ingin kita normalisasi.

2. First Normal Form (1NF)

Sebuah relasi berada dalam 1NF jika relasi tersebut tidak berisi

atribut yang berulang (repeating group), field hasil perhitungan

dihilangkan dan sudah mempunyai primary key.

3. Second Normal Form (2NF)

Sebuah relasi berada dalam 2NF jika relasi tersebut dalam 1NF dan

untuk setiap atribut non key bergantung fungsional penuh kepada

primary key. Jadi pada 2NF kita akan menghilangkan

ketergantungan sebagian / partial : ketergantungan field-field tertentu

hanya kepada salah satu key yang composit.

4. Third Normal Form (3NF)

Sebuah relasi berada dalam 3NF bila relasi tersebut dalam 1NF dan

2NF dan tidak ada atribut non key yang tergantung fungsional

kepada atribut non key yang lainnya ( transitive dependency ).

c. Me

mvalidasi Relasi dengan User Transaction

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

20

Tujuannya dari langkah ini yaitu memastikan bahwa relasi-relasi yang

berada dalam model data logikal sudah mendukung transaksi yang

diperlukan.

d. Memeriksa Integrity Constraints

Tujuannya untuk memeriksa integrity constraints yang direpresentasikan

dalam model data logikal.

e. Memeriksa Kembali Model Data Logikal dengan Pengguna

Tujuannyauntuk memeriksa ulang model data logikal dengan pengguna

untuk memastikan bahwa mereka sudah mempertimbangkan model dengan

benar dari data yang diperlukan dalam perusahaan.

f. Menggabungkan Model Data Logikal ke Dalam Model Global (Optional)

Tujuannya untuk menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model

data logikal global tunggal untuk merepresentasikan semua pandangan

pengguna terhadap basis data.

g. Mempertimbangkan Perkembangan Di masa Depan

Tujuannya dari langkah ini yaitu menentukan segala perubahan signifikan

yang mungkin terjadi pada masa depan dan menaksirkan kemungkinan

untuk menangani perubah tersebut.

3. Physical Database Design

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 505),physical database designadalah proses yang

menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada penyimpanan sekunder,

mendeskripsikan hubungan dasar, files organization, indeks yang digunakan

untuk mencapai akses yang efisien terhadap data, integrityconstraints, dan juga

pengukuran keamanan. Terdapat beberapa tahapan dalam peracangan basis data

fisikalyaitu:

a. Menerjemahkan Model Data Logikal untuk DBMS yang Digunakan

Tujuannya untuk menghasilkan sebuah skema basis data relasional dari

model data logis yang dapat diimplementasikan dalam DBMS yang dipilih.

b. Merancang File Organizations dan Indexes

tujuannya untuk menentukan file organizations yang optimal untuk

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

21

menyimpan relasi-relasi dasar dan index yang diperlukan.

c. Merancang User Views

Tujuannya untuk merancang pandangan pengguna yang telah

diidentifikasikan selama tahap requirements collection and analysisdari

databasesystem development lifecyle.

d. Merancang Mekanisme Keamanan

Tujuannya untuk merancang mekanisme keamaman untuk basis data yang

ditentukan oleh pengguna selama tahap requirements and collection dari

database system development lifecyle.

e. Mempertimbangkan Pengenalan Redundansi Terkontrol

Tujuannyauntuk menentukan apakah memperkenalkan redundasi dengan

cara terkontrol dan mengendurkan aturan normalisasi akan meningkatkan

kinerja sistem.

f. Mengawasi dan Mengendalikan Sistem Operasional

Tujuannya untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan

performa dari sistem untuk membenarkan keputusan desain yang tidak tepat

atau perubahan kebutuhan.

2.1.3.5. DBMS Selection

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 359), DBMS selection yang sesuai untuk

mendukung aplikasi basis data mencakup :

1. Mendefinisikan Syarat-Syarat Referensi Studi.

Menentukan tujuan, batasan masalah dan tugas yang harus dilakukan.

2. Mendaftar Dua atau Tiga Jenis Produk

Membuat daftar barang-barang, misalnya darimana barang didapat, berapa

biayanya, serta bagaimana bila ingin mendapatkannya.

3. Mengevaluasikan Produk.

Barang-barang yang ada dalam barang diteliti lebih lanjut untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan barang tersebut.

4. Merekomendasikan Pilihan dan Membuat Laporan.

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

22

Langkah terakhir dari DBMS, yaitu mendokumentasikan proses dan untuk

menyediakan pernyataan mengenai kesimpulan dan rekomendasi terhadap salah

satu produk DBMS.

2.1.3.6. Application Design

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 363), application design merupakan desain user

interface dan program aplikasi yang digunakan untuk memproses database. Application

design dibagi menjadi dua aspek yaitu :

1. Transaction Design

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 364), transaction design adalah suatu tindakan,

atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single-users atau program aplikasi,

yang mengakses atau merubah isi database.

Ada tiga tipe transaksi yaitu :

a. Retrieval Transactions

Retrieval transactions digunakan dalam mengambil data untuk ditampilkan

pada layar atau dalam menghasilkan suatu laporan.

b. Update Transactions

Update transactions digunakan untuk memasukan catatan baru, menghapus

catatan lama, atau memodifikasi catatan yang ada dalam database.

c. Mixed Transactions

Mixed transactions saling bergantungan terhadap retrieval dan updating

data. (misalnya, operasi untuk mencari dan menampilkan rincian properti).

2. User Interface

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 365), sebelum mengimplementasikan laporan,

terdapat beberapa susunan dalam mendesain user interface :

a. Meaningful Title

Informasi yang disampaikan oleh judul harus jelas dan mengidentifikasikan

dengan jelas tujuan dari form / report.

b. Comprehensible Instructions

Instruksi harus singkat dan ketika informasi tambahan dibutuhkan, maka

harus ada help screen.Instruksi harus ditulis dengan baik sesuai dengan

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

23

standar format yang ada.

c. Logical Grouping and Sequencing of Fields,

Fields yang dihubungkan ditempatkan pada form / report. Urutan fields

harus logikal dan konsisten.

d. Visually Appealing Layout of The Form or Report

Tampilan yang akan dipresentasikan harus menarik bagi pengguna.

Tampilan harus sesuai dengan hardcopy agar konsisten.

e. Familiar Fields Labels

Penggunaan label yang familiar.

f. Consistent Terminology and Abbreviations

Terminologi dan singkatan yang digunakan harus konsisten.

g. Consistent Use of Colour

Penggunaan warna pada kata - kata yang penting dalam form /

report.Penggunaan warna juga harus konsisten.

h. Visible Space and Boundaries for Data Entry Fields

Pengguna harus mengetahui jumlah total tempat yang disediakan. Ini

memungkinkan pengguna untuk mempertimbangkan format yang sesuai

untuk data sebelum memasukkan ke dalam field.

i. Convenient Cursor Movement

Pengguna harus dengan mudah dapat menjalankan operasi yang diinginkan

dengan menggerakkan kursor pada form / report.

j. Error Correction for Individual Character and Entire Fields

Pengguna harus dengan mudah dapat menjalankan operasi yang diinginkan

untuk membuat perubahan terhadap nilai field.

k. Error Messages for Unacceptable Values

Jika pengguna salah memasukkan data, pesan kesalahan akan muncul pada

layar. Pesan yang muncul harus menginformasikan pengguna letak

kesalahan.

l. Optional Fields Marked Clearly

Pembuatan optional harus jelas teridentifikasi untuk pengguna.

m. Explanatory Messages for Fields

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

24

Ketika pengguna menggerakkan kursor pada field, maka informasi tentang

fieldt ersebut harus muncul pada layar.

n. Completion Signal

Menjelaskan bahwa pengguna telah menyelesaikan suatu proses.

2.1.3.7. Prototyping

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 367), prototyping adalah membangun sebuah

model kerja dari aplikasi basis data yang mengizinkan user untuk memvisualisasikan dan

mengevaluasi gambaran sistem secara menyeluruh.

Tujuan utama prototyping adalah memungkinkan pengguna menggunakan

prototype untuk mengidentifikasi fitur sistem, apakah sudah bekerja dengan baik atau

belum. Terdapat dua strategi dalam merancang prototype yaitu:

1. Requirements Prototyping

Requirements prototyping menggunakan sebuah prototype untuk menentukan

kebutuhan sistem basis data yang diusulkan dan ketika sudah terpenuhi,

prototype tidak digunakan lagi.

2. Evolutionary Prototyping

Evolutionary prototyping menggunakan sebuah prototype untuk tujuan yang

sama. Namun, jika kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tersebut tidak dibuang

tetapi untuk selanjutnya akan dikembangkan menjadi aplikasi basis data yang

akan berjalan.

2.1.3.8. Implementation

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 367), implementation adalah realisasi fisik basis

data dan rancangan aplikasi. Dalam tahap penyelesaian desain, kita dapat menerapkan

basis data dan program aplikasi yang telah kita buat. Implementasi basis data

menggunakan Data Definition Language (DDL) yang kita pilih dalam melakukan

pemilihan DBMS atau dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI), yang

menyediakan fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang low level. Pandangan

pengguna lainnya juga diimplementasikan.Data Manipulation Language (DML)

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

25

digunakan untuk mengimplementasikan transaksi basis data di dalam bagian aplikasi

program dari tujuan DBMS..

2.1.3.9. Data Conversion and Loading

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 368), data conversion and loading adalah

memindahkan data dari sistem yang lama ke sistem yang baru dan mengkonversi aplikasi

yang ada untuk dijalankan di basis data yang baru. Tahapan tersebut terjadi ketika sistem

basis data yang lama digantikan dengan sistem basis data yang baru. Pada saat ini, suatu

DBMS biasanya memiliki kegunaan untuk memasukkan file kedalam basis data yang

baru dengan tujuan agar memungkinkan pengembang dapat mengkonversi dan

menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang

baru.

2.1.3.10. Testing

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 368), testing adalah proses menjalankan sistem

basis data dengan maksud menemukan masalah. Pengujian juga harus mencakup kegunaan

dari sistem basis data.Idealnya, sebuah evaluasi harus dilakukan terhadap spesifikasi

kegunaannya. Contoh kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi meliputi :

1. Learnability

Berapa lama waktu yang dibutuhkan pengguna baru untuk menjadi produktif

dengan sistem.

2. Performance

Seberapa baik respon sistem sesuai praktek kerja pengguna.

3. Robustness

Seberapa toleransinya sistem dari kesalahan pengguna.

4. Recoverability

Seberapa baik sistem pulih dari kesalahan pengguna.

5. Adaptability

Seberapa dekat sistem terkait dengan satu model perkerjaan.

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

26

2.1.3.11. Operational Maintenance

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 369), operational maintenance adalah proses

pemantauan dan pemeliharaan sistem basis data setelah instalasi. Setelah melewati tahap

pelaksanaan dan pengujian. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan dengan kegiatan –

kegiatan berikut:

1. Pemantauan kinerja sistem. Jika kinerja sistem tidak dapat diterima, penyusunan

ulang basis data mungkin diperlukan.

2. Pemeliharaan dan peningkatan sistem basis data (bila diperlukan). Memasukkan

persyaratan baru ke dalam sistem basis data melalui tahap sebelumnya dari siklus

hidup.

2.1.4. Entitiy Relational Modeling

Pembahasan ini akan dibahas tentang teknik untuk menganalisa informasi yang

dikumpulkan mengenai keperluan pengguna terhadap basis data.

2.1.4.1. Pengertian

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 405), entity relationship modeling adalah

pendekatan top-down untuk merancang basis data yang di awali dengan mengidentifikasi

data penting yang disebut entitas dan relasi antar data yang harus diwakili dalam model

tersebut.

2.1.4.2. Entity Types

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 406),entity types adalah sekumpulan objek dengan

properti yang sama yang diidentifikasi oleh perusahaan dengan keberadaan yang

independen dan entity occurrence adalah sebuah objek yang diidentifikasikan secara unik

dari sebuah entity types.

2.1.4.3. Relationship Types

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 408), relationship typesadalah sekumpulan

asosiasi yang memiliki arti antar tipe entitas dan relationship occurrence adalah sebuah

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

27

asosiasi yang diidentifikasikan secara unik yang mengandung sebuah kejadian dari setiap

tipe entitas yang terlibat.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 410), degree of a relationship type yaitu jumlah

partisipasi tipe entitas dalam sebuah relasi. Terdapat beberapa jenis degree of a relationship

type:

1. Binary, hubungan antar dua entitas.

2. Ternary, hubungan antar tiga entitas.

3. Quartenary, hubungan antar empat entitas.

4. Recursive atau unary, sebuah tipe relasi dengan satu tipe entitas yang berpartisipasi

lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda.

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 412), recursive relationship yaitu jenis hubungan di

mana jenis entitas yang sama berpartisipasi lebih dari sekali dalam peran yang berbeda.

2.1.4.4. Attributes

Connolly, T. & Begg, C. (2014 : 413),attributeadalahproperti darisuatu tipe entitas

atau relasi dan attribute domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan dalam satu

atau lebih atribut. Terdapat beberapa jenis atribut yaitu:

1. Simple Attributeand Composite Attribute

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 413), simple attribute adalah sebuah atribut yang

terdiri dari komponen tungal dengan keberadaan independen. Composite attribute

adalah sbeuah atribut yang terdiri dari beberapa komponen, masing-masing dengan

keberadaan independen.

2. Single-Valued Attribute and Multi-Valued Attribute

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 414), single-valued attribute adalahsebuah atribut

yang memegang nilai tunggal untuk setiap kemunculan suatu entitas . Multi –

valued attribute adalah sebuah atribut yang memegang beberapa nilai untuk setiap

kemunculan suatu entitas.

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

28

3. Derived Attribute

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 414), derived attribute adalah sebuah atribut

mewakili nilai yang diturunkan dari nilai atribut terkait atau sekumpulan atribut,

belum tentu dalam tipe entitas yang sama.

4. Keys

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 415), keys dibagi menjadi tiga jenis :

a. Candidate Keys

Set atribut minimal yang secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan

dari tipe entitas.

b. Primary Keys

Candidate key yang dipilih untuk mengidenfikasi secara unik, tiap kejadian

pada sebuah tipe entitas.

c. Composite Keys

Sebuah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.

2.1.4.5. Strong and Weak Entity

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 417), dapat dibedakan jenis entitas sebagai tipe

yang kuat atau yang lemah.

1. Strong Entity Type

Strong entity typeadalah sebuah tipe entitas yang tidak bergantung pada

keberadaan-keberadaan jenis entitas lainnya.

2. Weak Entity Type

Weakentity typeadalah sebuah tipe entitas yang bergantung pada keberadaan

beberapa jenis entitas lain.

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

29

2.1.4.6. Structural Constraints

Connolly, T. & Begg, C. (2014: 419), multiplicityadalahjumlah kejadian yang

mungkin terjadi pada entitas yang berhubungan dengan sebuah kejadian tunggal dari tipe

entitas lain dalam suatu relasi tertentu.

1. One to One (1:1) Relationships

One to one (1:1) relationships adalah kondisi ketika sebuah relasi menggambarkan

hubungan antara sebuah entity occurance pada sebuah entitas dengan entity

occurance pada entitas yang lainnya dalm relasi tersebut.

2. One to Many (1:*) Relationships

One to many (1:*) relationships adalah kondisi ketika sebuah relasi

menggambarkan hubungan antara sebuah entity occurrence pada sebuah entitas

dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas yang lainnya dalm relasi

tersebut.

3. Many to Many (*:*) Relationships

Many to many (*:*) r elationships adalah kondisi ketika sebuah relasi

menggambarkan hubungan antara satu atau lebih entity occurance pada sebuah

entitas dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas yang lainnya dalm

relasi tersebut.

4. Multiplicity for Complex Relationships

Multiplicity for complex relationships adalah jumlah (range) dari kejadian yang

mungkin dari suatu entitas dalam suatu hubungan n ketika yang lain ( n-1 )

nilainya tetap.

5. Cardinality and Participation Constraints

a. Cardinality Constraints

Cardinality constraints menjelaskan jumlah maksimum hubungan kejadian

yang mungkin untuk suatu entitas yang berpartisipasi dalam jenis hubungan

tertentu.

b. Participation Constraints

Participation constraints menentukan semua atau hanya beberapa kejadian

entitas yang berpartisipasi dalam suatu hubungan.

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

30

2.2. Teori Yang Berkaitan Dengan Aplikasi

Pada pembahasan berikut ini akan dibahas teori-teori yang terkait dengan

perancangan aplikasi yang akan dilakukan.

2.2.1. Flowchart

Romney, Marshall B. & Steinbart, Paul J. (2006: 70),flowchart adalah teknik

analitis yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek sistem informasi secara

jelas, singkat dan logis.Flowchart menggunakan kumpulan simbol yang umum untuk

menggambarkan prosedur proses transaksi yang digunakan suatu perusahaan serta aliran

data pada sistem tersebut.

Simbol Keterangan

Document

Merepresentasikan dokumen atau laporan yang dapat

berupa tertulis tangan atau hasil print komputer.

On-page Connector

Mengubungkan aliran proses dalam satu halaman.

Off-page Connector

Menghubungkan aliran proses dengan halaman lain.

Manual Operation

Merepresentasikan proses operasi yang dilakukan secara

manual.

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

31

Decision

Merepresentasikan tahapan pembuatan keputusan dengan

adanya alternatif aliran proses data.

Document or Processing Flow

Merepresentasikan arah aliran pemrosesan atau

dokumen.

Terminal

Merepresentasikan awal, akhir, atau interupsi.

Tabel 2.1 Notasi pada Flowchart

2.2.2. State Transition Diagram

Bentley, Lonnie D.& Whitten, Jeffrey L.(2007: 635),state transition diagram

adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi dari tampilan-

tampilan yang muncul ketika sesi pengguna.

Terdapat dua jenis komponen yang digunakan dalam menggambarkan

statetransitiondiagram, yaitu persegi panjang dan panah. Persegi panjang digunakan untuk

mewakili tampilan layar, sedangkan panah digunakan untuk mewakili aliran kontrol

layar.

Simbol Keterangan

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

32

State

Persegi panjang digunakan untuk mewakili tampilan

layar.

Transition

Panah digunakan untuk mewakili aliran kontrol layar

Tabel 2.2Notasi pada State Transition Diagram

2.2.3. Eight Golden Rules

Shneiderman, B. & Plaisant, C. (2010: 32), terdapat delapan aturan yang menjadi

prinsip dasar dalam mendesain tampilan, yaitu:

a. Strive for Consistency

Aturan ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar karena terdapat banyak

bentuk konsisten yang perlu diperhatikan.Konsistensi yang dimaksud yaitu konsistensi

terhadap urutan tindakan, perintah, menu, tata letak, font, dan warna yang konsisten.

b. Cater to Universal Usability

Mengenali kebutuhan pengguna yang beragam dengan memperhatikan kalangan

yang akan menggunakan website kita dari rentang usia, pemula, dan lain-lain. Hal ini dapat

dilakukan dengan menambahkan fitur, seperti penjelasan dan shortcut yang sekaligus dapat

memaksimalkan kecepatan interaksi dan memperkaya desain interface website.

c. Offer Informative Feedback

Untuk setiap tindakan pengguna, seharusnya terdapat umpan balik dari

sistem.Untuk tindakan yang kecil dan sering digunakan, umpan balik bisa sederhana, tetapi

untuk tindakan yang besar dan jarang digunakan, umpan balik harus lebih besar.Umpan

balik bisa berupa informasi jika terdapat informasi baru dan terjadi kesalahan perintah.

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

33

d. Design Dialogs to Yield Closure

Urutan tindakan harus diatur dalam kelompok yang dimulai dari awal, tengah, dan

akhir.Umpan balik yang informative pada penyelesaian sekelompok tindakan memberikan

kepuasan, rasa lega, dan sinyal untuk mempersiapkan ke kelompok tindakan berikutnya.

e. Prevent Errors

Sistem yang kita rancang seharusnya merupakan sistem yang tidak memungkinkan

pengguna untuk melakukan kesalahan yang serius.Jika pengguna melakukan kesalahan,

seharusnya ada mekanisme yang menanganinya, seperti pemberian instruksi yang

sederhana untuk pengembalian.

f. Permit Easy Reversal of Actions

Tindakan dalam sistem seharusnya reversible (bisa kembali ke sebelumnya). Fungsi

ini akan mengurangi rasa kecemasan karena pengguna mengetahui bahwa kesalahan bisa

dibatalkan sehingga bisa mendorong user untuk mencoba menu-menu yang asing.

g. Support Internal Locus of Control

Pengguna yang menjadi pengontrol sistem dan bukan sistem yang mengontrol

pengguna.

h. Reduce Short Term Memory Load

Merancang sistem yang memungkinkan pengguna untuk tidak perlu mengingat

banyak perintah.Hal tersebut bisa dilakukan dengan tampilan yang sederhana, tampilan

yang digabungkan dari beberapa halaman, urutan tindakan, dan penyediaan informasi yang

diperlukan.

2.2.4. PHP

Saputra, A. (2011: 1), PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP (Personal Home

Page Tools): Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang

difungsikan untukmembangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML,

maksudnyaadalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari

kerangkalayout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya sehingga dengan

adanyaPHP tersebut, web akan sangat mudah di-maintenance.PHP berjalan pada sisi server

sehingga PHP disebut juga sebagai bahasa Server SideScripting. Artinya bahwa dalam

setiap/untuk menjalankan PHP, wajib adanya webserver.PHP ini bersifat open source

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

34

sehingga dapat dipakai secara cuma-cuma dan mampulintas platform, yaitu dapat berjalan

pada sistem operasi Windows maupun Linux. PHPjuga dibangun sebagai modul pada web

server apache dan sebagai binary yang dapatberjalan sebagai CGI.

Ada beberapa alasan yang menjadi dasar pertimbangan mengapa menggunakanPHP

antara lain:

1. Mudah dipelajari, alasan tersebut menjadi salah satu alasan utama

untukmenggunakan PHP, pemula pun akan mampu untuk menjadi web master

PHP.

2. Mampu Lintas Platform, artinya PHP dapat / mudah diaplikasikan ke

berbagaiplatform OS(Operating Sytem) dan hampir semua browser juga

mendukungPHP.

3. Free alias Gratis, bersifat Open Source.

4. PHP memiliki tingkat akses yang cepat.

5. Didukung oleh beberapa macam web server, PHP mendukung beberapa webserver,

seperti Apache, IIS, Lighttpd, Xitami.

6. Mendukung database, PHP mendukung beberapa database, baik yang gratismaupun

yang berbayar, seperti MySQL, PostgreSQL, mSQL, Informix, SQLserver, dan

Oracle.

2.2.5. MySQL

Kustiyahningsih, Y. &Anamisa, Devie R. (2010: 145), MySQL merupakan suatu

database. MySQL dapat juga dikatakan sebagai databaseyang sangat cocok bila dipadukan

dengan PHP.Secara umum, database berfungsisebagai tempat atau wadah untuk

menyimpan, mengklasifikasikan data secaraprefosional. MySQL bekerja menggunakan

SQL Language (Structure Query Language).Itu dapat diartikan bahwa MySQL merupakan

standar penggunaan database di duniauntuk pengolahan data.MySQL termasuk jenis

RDBMS (Relational Database Management System).Sedangkan RDBMS sendiri akan

lebih banyak mengenal istilah seperti tabel, baris, dankolom digunakan dalam perintah-

perintah di MySQL. MySQL merupakan sebuah basisdata yang mengandung satu atau

sejumlah tabel.Tabel terdiri atas sejumlah baris dansetiap baris mengandung satu atau

beberapa kolom.Di dalam PHP telah menyediakanfungsi untuk koneksi ke basis data

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

35

dengan sejumlah fungsi untuk pengaturan baikmenghubungkan maupun memutuskan

koneksi dengan server database MySQL sebagaisarana untuk mengumpulkan informasi.

Pada umumnya, perintah yang paling sering digunakan dalam mySQL adalah

select(mengambil), insert (menambah), update (mengubah), dan delete (menghapus).

Selainitu, SQL juga menyediakan perintah untuk membuat database, field, ataupun index

gunamenambah atau menghapus data.Alasan yang mengacu menggunakan MySQL adalah

MySQL merupakan databaseyang mampu berjalan di semua sistem operasi.Selain itu,

sangat mudah sekali untukdipelajari dan sepertinya hosting server juga banyak sekali

mengadopsi MySQLsebagai standar database.Dan tentunya juga bersifat gratis atau free.

Saat ini MySQL juga tidak hanya gratis, semenjak MySQL dibeli oleh SUN, MySQL tidak

lagi menikmati fitur-fitur barunya, karena telah dibatasi penggunanya. Fitu-fitur tersebut

hanya bisa didapat jika membeli lisensinya.

Berikut beberapakelebihan yang dimiliki oleh MySQL:

a. Bersifat open source, yang memiliki kemampuan untuk dapat dikembangkanlagi.

b. Menggunakan bahasa SQL(Structure Query Language), yang merupakanstandar

bahasa dunia dalam pengolahan data.

c. Super perfomance dan reliable, tidak bisa diragukan, proses databasenya

sangatcepat dan stabil.

d. Sangat mudah dipelajari.

e. Memiliki dukungan support (group) pengguna MySQL.

f. Mampu lintas platform, dapat berjalan di berbagai sistem operasi.

g. Multiuser, dimana MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktuyang

bersamaan tanpa mengalami konflik.

2.2.6 Data Flow Diagram

O’Brien, J. A. and G. M. Marakas.(2010:145), DFD adalah perangkat grafis yang

menggambarkan urutan dari proses-proses dan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam

batasan-batasan pada sistem yang telah dispesifikasikan dan aliran data yang terdapat di

dalam sistem. Dalam hierarki DFD terdapat 3 level, yaitu:

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

36

a. Diagram Level Konteks

Diagram level konteks ditujukan untuk mengidentifikasikan batasan pada sistem, yang

menyangkut dengan relasi terhadap semua sumber atau entitas yang berinteraksi dengan

sistem tersebut. Konteks diagram hanya mengandung satu proses, dan dinamakan oleh

nama sistem tersebut.

b. Diagram Level-0 DFD

Diagram level-0 DFD adalah proses tunggal yang terdapat dalam diagram level konteks

dan direpresentasikan ulang secara lebih detail.

c. Diagram Level-1 sampai Level-n DFD

Setelah diagram level-0 selesai dan dinyatakan keakuratannya sebagai representasi dari

sistem, proses penguraian berlanjut pada tahap level-1 sampai level-n. Jelasnya, level-0

diuraikan menjadi level-1, dan jika diperlukan, level-1 diuraikan menjadi level-2, dan

seterusnya hingga detail level yang diperlukan dari seluruh proses dan sub proses telah

direalisasikan.

Simbol Keterangan

Process

Data Flow

External Agent

Data Store

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

37

Tabel 2.3Notasi pada Data Flow Diagram

2.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Tema Penelitian

Pada pembahasan berikut ini akan dibahas teori-teori yang terkait dengan tema

penelitian untuk perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan.

2.3.1. Penjualan

Mulyadi (2008: 455), penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan

mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga produk terlebih dahulu sebelum

produk diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.Setelah uang diterima oleh

perusahaan, maka produk kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi

penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

Tahapan Siklus Penjualan (Revenue Cycle)

Mulyadi (2008: 469), jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan

tunai adalah:

a. Prosedur Order Penjualan.

Pada prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat

faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran

harga produk ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi Gudang dan fungsi

pengiriman menyiapkan produk yang akan diserahkan kepada pembeli.

b. Prosedur Penerimaan Kas.

Pada prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli

dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap “lunas”

pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli

tersebut melakukan pengambilan produk yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

c. Prosedur Penyerahan Barang.

Pada prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan produk kepada pembeli.

d. Prosedur Pecatatan Harga Pokok Penjualan.

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

38

Pada prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan

berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.

Fungsi yang terkait

Mulyadi (2008: 462), fungsi yang terkait dalam penjualan tunai adalah:

a. Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi

faktur penjualan tunai dan menyerahka aktur tersebut kepada pembeli untuk

kepentingan pembayaran harga produk ke fungsi kas.

b. Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. Dalam

struktur organisasi

c. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan produk yang dipesan oleh

pembeli, serta menyerahkan produk tersebut ke fugsi pengiriman

d. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus produk dan menyerahkan

produk yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

e. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan

penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.

Dokumen yang terkait

Mulyadi (2008: 463), dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai

adalah sebagai berikut:

a. Faktur Penjualan Tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan

oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

b. Pita Register Kas

Page 39: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

39

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin

register kas. Pita ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh

fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang

dicatat dalam jurnal penjualan.

Retur Penjualan

Mulyadi (2008: 226), transaksi retur penjualan terjadi ketika jika perusahaan

menerima pengembalian produk dari pelanggan.Pengembalian produk oleh

pelanggan harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dan diterima oleh fungsi

penerimaan.

2.3.2. Produksi

Mulyadi (2008: 419), fungsi produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen

yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk melaksanakan pengolahan bahan baku atau

bahan mentah menjadi barang jadi, dalam suatu perusahaan. Sistem perusahaan manufaktur

melakukan konversi bahan mentah menjadi barang jadi sesuai dengan desain produk didasarkan

pada keinginan konsumen sehingga terjadi pertambahan nilai yang lebih tinggi.

Mulyadi (2008: 419), fungsi yang terkait di dalam prosedur order produksi,

yaitu:

a. Fungsi Penjualan Perusahaan berproduksi berdasarkan pesanan adalah fungsi

penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order dari langganan dan

meneruskan order tersebut ke fungsi produksi.

b. Perusahaan berproduksi berdasarkan massa adalah fungsi penjualan melayani

order dari langganan berdasarkan persediaan produk jadi yang ada di gudang.

c. Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi Berfungsi membantu fungsi

produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi.

d. Fungsi Produksi Bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi

fungsi-fungsi yang ada di bawahnya bertanggung jawab atas pelaksanaan proses

Page 40: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

40

produksi sesuai dengan surat order produksi,daftar kebutuhan bahan baku, dan

daftar kegiatan produksi.

2.3.3. Persediaan

Mulyadi (2008: 560), sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem

akuntansi persediaan menurut adalah:

Tipe Persediaan yaitu persediaan produk jadi, prosedur yang bersangkutan;

a. Prosedur pencatatan produk jadi

Mencatat tambahan kuantitas produk jadi dalam kartu gudang.

b. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang

Dalam prosedur ini dokumen sumber yang digunakan adalah bukti permintaan

dan pengeluaran barang.Bukti ini dipakai oleh bagian gudang untuk mencatat

pengurangan persediaan karena pemakaian intern.

c. Sistem perhitungan fisik persediaan

Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan

untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang yang

hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban Bagian Gudang

mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan pertanggungjawabannya, serta

untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan dibagian kartu

persediaan.

2.3.4. Pembelian

Mulyadi (2008: 298), pembelian adalah kegiatan pemilihan sumber,

pemesanan dan perolehan barang dan jasa sebagai salah satu aktivitas utama operasi

bisnis perusahaan.

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah:

1. Fungsi Gudang

Page 41: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

41

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk

mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada

digudang dan untuk menyimpan barang dagang yang telah diterima oleh fungsi

penerimaan.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai

harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan

mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Fungsi penerimaan bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap

jenis, mutu dan kualitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan

dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang berkaitan dalam transaksi pembelian adalah fungsi

pencatatan utang dan fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang

bertanggung jawab untuk mencatat transakasi pembelian ke dalam register

bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti

kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu

utang sebagai buku pembantu utang.

2.4. Hasil Penelitian Sebelumnya

Untuk mendukung kelancaran proses perancangan basis data dan menambah

wawasan mengenai informasi-informasi yang lainnya, terdapat hasil penelitian berupa

jurnal yang sudah dibaca, dan dipelajari secara saksama. Berikut merupakan hasil

ringkasan dari hasilpenelitian sebelumnya yang didapatkan:

Nama Penulis : Octafian, Tri D.

Tahun Penerbit : 2011

Page 42: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

42

Judul : Desain Database Sistem Informasi Penjualan Barang

(Studi Kasus : Minimarket “Grace” Palembang)

Kota Terbit : Palembang

Nama Penerbit : STMIK PalComTech

Dalam jurnal ini mengatakan bahwa dalam pengolahan data secara

terkomputerisasi merupakan sarana yang sangat dibutuhkan dalam era globalisasi seperti

sekarang ini.Dengan menggunakan teknologi tersebut dapat membantu penyajian data

yang sangat cepat, efektif dan akurat.Juga dapat membantu dalam pengambilan

keputusan. Seperti sebuah minimarket yang merupakan suatu usaha yang berorientasi

laba, maka dari itu sudah sebaiknya pengolahan dan penyajian datanya sudah

tersistematis dan terkomputerisasi karena dapat membantu proses penyetokan barang,

control kadaluarsa dsb.

Dengan keuntungan-keuntungan yang disebabkan oleh pengolahan data secara

terkomputerisasi tersebut, mampu mempermudah si pemilik minimarket dalam

menentukan tindakan apa yang harus dilakukan ke depannya nanti,dalam membuat

kebijakan-kebijakan untuk memperlancar dan meningkatkan penjualan barang di

minimarket-nya.

Langkah-langkah yang diterapkan dalam membuat Desain database sistem

informasi penjualan barang tersebut adalah :

1. Membuat desain database sistem menggunakan ERD

2. Membuat pemetaan (mapping) ERD.

3. Menjelaskan dan menentukan atribut, primary key, dan foreign key.

4. Membuat hubungan antar tabel.

Kesimpulan yang dapat diambil antara lain:

1. Dari proses bisnis, bisa diterjemahkan ke dalam pembentukan diagram ERD.

Page 43: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01214-IF Bab2001.pdf · DBMS harus menyediakan kumpulan layanan utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk

43

2. Organisasi/perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama, belum tentu

memiliki diagram ERD yang sama. Tergantung proses bisnis yang berjalan di

dalam organisasi tersebut.