BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan...

15
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ORCANlSASl SOSIAL DAN STRUKTU R SOSIAL Organisasi sosial seringkali digunakan sama dengan istilah struktur sosial. Hal ini karena antara kedua istilah tersebut tidak dapat dipisahkan, dan memiliki kaitan yang erat. Dalam banyak studi, kedua istilah inipun sering dianggap ha1 yang sama. Menurut Raymond Firth, kedua istilah tersebut merupakan istilah bagi dua ha1 yang berbeda meskipun dalam realita tidak dapat dipisahkan secara tegas. Organisasi sosial di definisikan sebagai: " ... an organized network of social interaction" (Bertrand 1972: 3). Atau " ..., the systematic ordering of social relations by acts of choice and decisions" (Firth 1956: 40). Atau secara lebih luas dan umum " ... hierarchical positions, roles, procedures and value systems including ethic codes in which certain state-supervised lembaga can be de$nitely categorized" (Tjondronegoro 1984: 13). Interaksi antar unsur-unsur didalamnya rnemberikan bentuk. Dengan demikian organisasi sosial terikat pada struktur sosial karena struktur sosial melengkapi definisi organisasi sosial: "The relationship between social organization and social structure must be explained in order to complete the de$nition of social organization" (Bertrand 1972: 3). Lebih jelasnya, organisasi sosial adalah pengendali perilaku nyata dari masyarakat, sedang struktur sosial menunjuk pada penjenjangan berdasarkan nilai/budaya yaitu ide, atau hirarki yang mendukung perilaku tersebut untuk mencapai tujuan. Struktur sosial merupakan pelapisantpenjenjangan hubungan antar warga masyarakat dalam suatu organisasi sosial yang sama. Organisasi sosial adalah keterikatan yang mengenal batas-batas wilayahlanggota yang mengenal dan mentaati peraturan-peraturan (tertulis dan tidak tertulis). Sedang struktur adalah penjenjangan secara sosial, budaya atau politik dalam batas-batas organisasi tadi. Oleh karenanya struktur sosial penting dalam studi tentang organisasi sosial. Perilaku masyarakat mengandung unsur-unsur struktural yang memberikan bentuk, yaitu melalui perilaku-perilaku umum dan berulang yang merupakan dinamika masyarakat dan yang menopang kelanjutan kehidupan sosial. Hal ini dinyatakan melalui sistem keluarga, sistem kekerabatan, hubungan antar kelas sosial, distribusi kerja, dan lain-lain dan berfungsi sebagai panutan. Interaksi antar unsur didalamnya mengikatnya menjadi kesatuan. "Kenyataan di masyarakat selalu terdapat konflik atau kontradiksi. Karenanya diperlukan variasi bagi kelangsungan sistem, yang merupakan kemampuan dari organisasi sosial melalui tindakan,

Transcript of BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan...

Page 1: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

BAB 2

TIN JAUAN PUSTAKA

2.1. ORCANlSASl SOSIAL DAN STRUKTU R SOSIAL

Organisasi sosial seringkali digunakan sama dengan istilah struktur sosial. Hal ini karena

antara kedua istilah tersebut tidak dapat dipisahkan, dan memiliki kaitan yang erat. Dalam

banyak studi, kedua istilah inipun sering dianggap ha1 yang sama. Menurut Raymond Firth,

kedua istilah tersebut merupakan istilah bagi dua ha1 yang berbeda meskipun dalam realita tidak

dapat dipisahkan secara tegas. Organisasi sosial di definisikan sebagai: " ... an organized

network of social interaction" (Bertrand 1972: 3). Atau " ..., the systematic ordering of social

relations by acts of choice and decisions" (Firth 1956: 40). Atau secara lebih luas dan umum " ...

hierarchical positions, roles, procedures and value systems including ethic codes in which

certain state-supervised lembaga can be de$nitely categorized" (Tjondronegoro 1984: 13).

Interaksi antar unsur-unsur didalamnya rnemberikan bentuk. Dengan demikian organisasi sosial

terikat pada struktur sosial karena struktur sosial melengkapi definisi organisasi sosial: "The

relationship between social organization and social structure must be explained in order to

complete the de$nition of social organization" (Bertrand 1972: 3). Lebih jelasnya, organisasi

sosial adalah pengendali perilaku nyata dari masyarakat, sedang struktur sosial menunjuk pada

penjenjangan berdasarkan nilai/budaya yaitu ide, atau hirarki yang mendukung perilaku tersebut

untuk mencapai tujuan. Struktur sosial merupakan pelapisantpenjenjangan hubungan antar warga

masyarakat dalam suatu organisasi sosial yang sama. Organisasi sosial adalah keterikatan yang

mengenal batas-batas wilayahlanggota yang mengenal dan mentaati peraturan-peraturan (tertulis

dan tidak tertulis). Sedang struktur adalah penjenjangan secara sosial, budaya atau politik dalam

batas-batas organisasi tadi. Oleh karenanya struktur sosial penting dalam studi tentang organisasi

sosial.

Perilaku masyarakat mengandung unsur-unsur struktural yang memberikan bentuk, yaitu

melalui perilaku-perilaku umum dan berulang yang merupakan dinamika masyarakat dan yang

menopang kelanjutan kehidupan sosial. Hal ini dinyatakan melalui sistem keluarga, sistem

kekerabatan, hubungan antar kelas sosial, distribusi kerja, dan lain-lain dan berfungsi sebagai

panutan. Interaksi antar unsur didalamnya mengikatnya menjadi kesatuan. "Kenyataan di

masyarakat selalu terdapat konflik atau kontradiksi. Karenanya diperlukan variasi bagi

kelangsungan sistem, yang merupakan kemampuan dari organisasi sosial melalui tindakan,

Page 2: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

kesempatan memilih (seleksi) dan pengambilan keputusan sesuai aturan-aturan yang berlaku"

(Firth 1956: 38-40; LCvi-Strauss 1969: 277-28 1; Ponsiiien 1969: 5 1).

Mengacu pada batasan dari Bertrand dan Firth, organisasi sosial dalam ha1 ini adalah

kesatuan dari unsur-unsur atau bagian-bagian yang berbeda yang terikat kedalam suatu kesatuan

melalui aturan-aturan di dalamnya yang mengatur hubungan antar unsur-unsur tersebut dan

memiliki tujuan bersama. Atau dapat pula dikatakan sebagai " ... organizations are social units

oriented to the realization of specific goals " (Etzioni 196 1 : 79) atau tujuan bersama; dan sebagai

sistem, memiliki prinsip-prinsip utama dilihat dari aktivitasnya (Firth 1956: 75-79) yaitu:

1. Koordinasi diperlukan dalam organisasi sosial bagi kelangsungan organisasi tersebut dalam menghadapi kondisilsituasi yang ada bagi pemenuhan tujuan bersama.

2 . Pandangan kedepan (foresight) adalah suatu kemampuan untuk memperkirakan peristiwa ywg akan terjadi dalam situasi tertentu.

3. Tanggung jawab menyatakan suatu tindakan yang hams dilakukan bagi organisasi. Misalnya seorang kepala suku bertanggung jawab atas berbagai keputusan dalam kehidupan masyarakat. Dalam ha1 ini diperlukan pemahaman terhadap reaksi-reaksi (berdasarkan pengalaman), pendapat dan sikap anggota masyarakatnya.

4. Basic compensation adalah sumbangan tiap unsur terhadap suatu keadaan. Misalnya dalam kegiatan gotong royong atau lainnya dalam masyarakat, anggota yang berpartisipasi mendapat semacam imbalan, misalnya prestise sosial, atau penghormafan. Prinsip ini dapat juga disebut sebagai prinsip resiprositas.

Dalam kaitan ini derajat koordinasi organisasi sosial dapat dinyatakan dalam ukuran dan waktu

dari hubungan masing-masing orang yang terlibat. Sedangkan tanggung jawab dapat dinyatakan

sebagai fungsi dari sejumlah orang, status, dan tipe kelompok yang diwakili.

Interaksi antar unsur-unsur dalam suatu sistem memberi kemampuan atau suatu

mekanisme yang mengatur hubungan dengan unsur dari luar sistem tersebut dan memberi

kemampuan menyesuaikan terhadap perubahan. Karenanya perubahan terhadap salah satu unsur

akan berakibat pada perubahan unsur-unsur lain dan keseluruhan sistem atau organisasi sosial itu

sendiri.

2.2. TEKNOLOCI, PERUBAHAN SOSIAL BU DAYA, DAN PENOLAKAN

Pada berbagai studi tentang masyarakat dan pembangunan menunjukkan bahwa

teknologi memiliki peran yang besar terhadap perubahan sosial budaya di masyarakat:

"Applications of technologies have cmedprofound changes in ways of life" (ESCAP 1984: 3).

Meskipun demikian, teknologi sendiri tidak dapat merubah masyarakat tanpa peran serta

Page 3: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

lembaga-lembaga sosial budaya. Penerimaan teknologi 'baru' menyangkut kesiapan masyarakat,

disamping manfaat teknologi itu sendiri bagi masyarakat.

Teknologi merupakan perwujudan kemampuan manusia untuk memanfaatkan alam

melalui kegiatan-kegiatan produktif. Dalam ha1 ini teknologi bukanlah tujuan melainkan sekedar

alat untuk mencapai pemenuhan kebutuhan manusia. Teknologi dapat diartikan sebagai suatu

cara atau rancangan alat bagi suatu tindakan yang dapat membantu mengurangi ketidak pastian

dalam hubungan sebab-akibat dalam upaya mencapai suatu hasil. Arti teknologi sendiri dapat

menunjuk pada alat @erangkat keras), juga mengandung arti tehik, cara, informmi @erangkat

lunak), dan "mencakup interaksi antara suatu alat dengan cara penggunaannya " (Rogers 1983:

12; ESCAP 1984: 3).

Dalam kegiatan pembangunan teknologi merupakan suatu sistem yang digunakan dalarn

transformasi sumber-daya menjadi produk yang bernilai-guna. Atau memberikan cara dalam

keberhasilan pembangunan sosial-ekonomi melalui pemanfaatan sumber-daya secara efisien.

Menurut Kottak (1988) dalam pengenalan suatu teknologi atau kegiatan pembangunan di suatu

masyarakat, kesesuaian dengan sosial budaya setempat sangat penting. Bila tidak terdapat

kesesuaian maka kemungkinan besar terjadi penolakan. Untuk itu (Kottak 1988) tujuan dari suatu

kegiatan baru haruslah dipusatkan pada tujuan-tujuan yang berorientasi pada manusia, teknologi

yang dapat disesuaikan secara budaya, dan pelaksanaannya memperhitungkan kemampuan dan

keterbatasan manusia untuk menghadapi masalah-tnasalah yang muncul. Karenanya (Kahar 1991 :

4-5) teknologi bukan sekedar alat melainkan suatu sistem yang kompleks terdiri dari berbagai

unsur yang mewujudkan fungsi transformasi. Teknologi merupakan kombinasi empat komponen

dasar yang saling berinteraksi dan bersama-sama mewujudkan fungsi transformasi. Keempat

komponen tersebut adalah:

1. Peralatan atau mesin yang merupakan perwujudan fisik dari teknologi (Technoware).

2. Keterampilan dan pengetahuan yang merupakan perwujudan yang melekat pada manusia yang terkait dengan teknologi tersebut (Humanware).

3. Informasi dan fakta yang merupakan perwujudan yang melekat pada dokumen yang relevan dengan operasi teknologi (Infoware).

4. Pengorganisasian dan keterkaitan sistem yang memungkinkan pengaturan ketiga komponen sebelumnya secara efektif melaksanakan fungsi transformasi (Orgaware).

Introduksi teknologi pertanian sawah di masyarakat pedesaan Wamena, selain sawah

sebagai wujud fisik teknologi (technoware), penerimaan masyarakat terhadap teknologi sawah

dipengaruhi oleh kesiapan masyarakat. Teknologi sawah diterima karena masyarakat telah

Page 4: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

mengetahui tentang sawah dan manfaatnya (sosial dan ekonomi) bagi mereka (humanware).

Keberhasilan suatu introduksi teknologi sawah juga didukung oleh informasi segala sesuatu

tentang sawah, budi-daya, teknologi pendukung yang diperlukan, pasar, dan lain-lain yang

diwujudkan dalam bentuk penyuluhan, bimbingan, temu kelompok tani, dan lain-lain (infoware).

Agar proses introduksi sawah berkesinambungan maka pengaturan dalam proses kerja yang

berkaitan dengan teknologi sawah sebagai sistem diperlukan (orgaware).

Kebudayaan adalah "abstraksi dari perilaku manusia yang dipelajari, berbagi

kepercayaan dan tradisi yang sama dan diwariskan dari generasi ke generasi" (Mead 1955: 12;

Barret 1984: 54). Teknologi sebagai bagian dari kebudayaan, adalah cara manusia

mengendalikan atau merubah lingkungan alam tempat ia tinggal, didalamnya mencakup teknik.

Kata teknologi dapat juga digunakan untuk menyebut jenis produksi teknologi seperti gerabah,

pakaian, dan lain-lain. Rogers (1 983 : 12) mendefinisikan teknologi sebagai "a design for

instrumental action that reduces the uncertainty in the cause-effect relationships involved in

achieving a desired outcome". Definisi lain adalah alat atau instrumen untuk membantu atau

memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaannya: "a means to enhance the physical and

mental capabilities of human beings" (ESCAP 1984: 3). Dalam teknologi selalu berhubungan

dengan lingkungan, dalam ha1 ini kebudayaan dan lingkungan memiliki fungsi dalam seleksi

terhadap teknologi yang dapat digunakan atau bermanfaat bagi kelompok masyarakat yang

bersangkutan seperti yang dinyatakan oleh Steward (1979: 38) "wether or not new technologies

are valuable is, however, a hnction of the society S cultural level as well as of environmental

potentials ". Pengenalan teknologi pertanian di masyarakat pedesaan yang tradisional akan melibatkan

seluruh kehidupan masyarakatnya. Dalam ha1 ini pertanian bukan hanya sekedar mata

pencaharian, melainkan cara hidup masyarakat. Kegiatan pertanian mengandung makna

hubungan antara petani dengan tanahnya, dan dalam hubungan tersebut melibatkan kepercayaan

dan cara hidup petani (Mead 1960: 179). Sebagai mata pencaharian dan cara hidup masyarakat,

maka pertanian memiliki nilai yang lebih besar dari sekedar ekonomi: "When we apply change in

agriculture, then we are usually dealing with pople who have such deep ties with the land itself;

and for whom agriculture is not a way of earning a living but a way of life " (Mead 1960: 181).

Pada masyarakat petani (pedesaan) di Lembah Balim sistem ekonomi yang berlaku bergantung

pada hubungan manusia dengan tanahnya serta leluhur. Masyarakat Dani Balim dicirikan oleh

sistem komunal dan pertukaran yang merupakan ciri ekonomi mereka. Dengan sistem tersebut

dibangun suatu jaringan hubungan yang memberikan kepada para petani suatu rasa aman karena

Page 5: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

adanya jaminan sosial. Dalam arti petani memiliki jaminan sosial bagi kelangsungan hidup

mereka melalui jaringan hubungan tersebut. Hubungan saling membantu merupakan bagian yang

pentbg dari sistem komunal di mana unit keluarga atau rumah/sili penting dalam kehidupan

mereka.

Pengenalan teknologi pertanian muncul karena masuknya ekonomi pasars. Ekonomi

tradisional yang berdasarkan pertukaran dihadapkan pada ekonomi pasar yang berdasarkan uang

dan komersialisasi, dilanjutkan dengan masuknya jenis tanaman baru bagi memenuhi permintaan

pasar. Keadaan ini melibatkan beberapa hal: salah satu adalah kepurtusan petani untuk menerima

dan menanam tanaman baru serta menggunakan teknologi yang sesuai. Keputusan tersebut

melibatkan orang-orang tertentu atau kelompok orang yang memiliki pengaruh. Bagi masyarakat

Dani Balim, masuknya jenis tanaman baru yang berorientasi pasar memberi alternatif dalam

memandang perkembangan ekonomi mereka. Peluang untuk memandang kehidupan ekonomi

mereka tidak hanya sampai pada tingkat lokal melainkan juga menjangkau ke luar daerah,

pandangan seperti ini mempengaruhi keputusan yang diambil masyarakat dalam menerima

teknologi baru. Dipandang dari sisi teknologi, beberapa kondisi turut mempengaruhi tingkat

penerimaan masyarakat: "a technology can be assessedfor the extent to which it contributes to

satisfiing basic human needs, for the degree to which it promotes the concepts of self-reliance

through the use of domestic human and natural resources and for its environmental soundness"

(Dierkes 1987: 5 ) .

Cepatnya pengaruh ekonomi pasar pada masyarakat didukung pula oleh kegiatan

pengembangan masyarakat beserta sarana pendukung yang tersedia. Sarana pendukung dalam

kaitan ini mencakup infrastruktur dan kelembagaan yang dapat menampung aspirasi masyarakat

dan perubahan dalam konteks keseimbangan. Perkembangan di bidang pertanian tanpa diikuti

oleh sarana pendukung akan tidak berarti, seperti yang diungkapkan oleh de Janvry: "technical

and institutional change, ..., are highly independent and therefore must be analyzed within a

context of continuing interaction" (Ruttan 1978: 340). Kajian terhadap hubungan teknologi dan

perubahan sosial harus dilakukan dalam hubungan saling ketergantungan.

Beberapa kegiatan pengembangan yang menitik beratkan pada intewensi teknologi

menunjukkan bahwa perubahan dapat terjadi karena teknologi itu sendiri, peran pembawa

teknologi, dan kesiapan masyarakat penerima teknologi. Peran teknologi, menyangkut jenis

teknologi serta manfaat teknologi bagi masyarakat yang bersangkutan atau a new or improved

' Dalam ekonomi pasar. antara produsen dan konsumen (pembeli) tidak saling kenal

Page 6: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

technology should be adapted to people's need (Klingshirn 1991: 4) . Atau dalam pengenalan

teknologi diusahakan untuk mencari kompromi antara yang baru dan yang lama sehingga " ... accepted and intergrated into everyday life" (Klingshirn 1991: 8). Beberapa pengalaman

menunjukkan bahwa teknologi yang memberi keuntungan bagi masyarakat serta

mempertimbangkan lingkungan serta dukungan lain (pranata) lebih cepat dapat diterima. Juga

teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat, lebih mudah diterima terutarna

pada kelompok masyarakat yang menghadapi masalah dalam pemenuhan kebutuhan dasar

tersebut.

Pada kegiatan pengenalan teknologi di masyarakat, selain penerimaan juga sering terjadi

penolakan terhadap teknologi yang dikenalkan. Hal ini dapat disebabkan adanya ketidak sesuaian

dengan keadaan sosial budaya setempat dan dari berbagai pengalaman penolakan juga terjadi

karena' ". . . many projects have failed, because they were purely technology oriented" (Klingshirn

1991: 5 ) . Hal ini dapat terjadi karena antara teknologi dengan sebagian atau keseluruhan nilai

kebudayaan kelompok sasaran (Spicer 1967): terdapat kesenjangan nilai atau sistem; timbul

ketakutan bahwa masuknya teknologi baru tersebut akan memasukkan niali-nilai asing yang

tersirat dan dibawa oleh teknologi yang diperkenalkan, memiliki standard nilai yang berbeda dan

tujuan-tujuan yang berbeda. Hal ini dapat dimengerti karena kebudayaan adalah juga cara hidup

suatu masyarakat, Juga karena masyarakat dapat menolak paksaan atau menerima sesuatu yang

barulperubahan.

2.3. DIFUSI, AKULTURASI, ADAPTASI DAN ADOPSI

Sesungguhnya perubahan adalah proses yang terjadi sepanjang masa. Perubahan secara

alami dapat terjadi melalui peminjaman ide dari masyarakat lain dan mengakibatkan perubahan.

Sedang proses peminjaman satu bagian kebudayaan yang kemudian menyebar ke luar daerah

dimana peminjaman tidak selalu melalui kontak langsung disebut dijksi (Hoebel 1958: 606;

Harper 1989: 112). Proses penyebaran tidak terjadi begitu saja. Dalam setiap masyarakat,

masuknya unsur budaya baru selalu melalui semacam uji untuk dapat diterima dalam budaya

rnasyarakat tersebut. "Unsur budaya baru melalui penyesuaian dengan unsur budaya lama

sebelum dapat diterima. Penyesuaian dapat terjadi di beberapa bagian seperti pada bentuk atau

penggunaan atau manfaat, atau fungsi, atau dalam arti" (Hoebel 1958: 597-606).

Proses perubahan melalui peminjaman karena seringnya kontak dengan masyarakat lain

disebut akulturasi: "the influence exercised by one culture on another. or the mutual influence of

Page 7: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

two cultures, that result in cultural change " (Harper 1989: 1 12). Dalam ha1 ini dapat pula terjadi

penolakan, yaitu terdapat suatu benturan nilai yang bersifat lintas-budaya. Menurut Apodaca

(1967) penolakan terhadap teknologi barulperubahan karena teknologi yang dikenalkan tidak

memenuhi fungsi tertentu. Mungkin pelaksanaannya (Apodaca 1967; Kottak 1988) telah

memperhatikan berbagai segi seperti hubungan antara teknologi pertanian dengan kondisi

lingkungan, dan hubungan antara cara bertani dengan organisasi sosial yang ada. Tetapi

pengabaian terhadap kebiasaan makan dan pengaruhnya terhadap proses seleksi jenis tanaman

(bibit) dapat menjadi alasan bagi penolakan teknologi yang diperkenalkan. Oleh karenanya dalarn

tiap kegiatan yang menyangkut pengenalan ha1 baru (teknologi) harus diperhatikan konteks

sistem nilai lokasi. Antara unsur-unsur dalam suatu kebudayaan memiliki hubungan

ketergantungan (interaksi).

Perubahan yang terjadi sebagai reaksi atau akibat masuknya teknologi baru merupakan

tuntutan bagi masyarakat agar dapat mempertahankan keberadaan kelompok masyarakat itu

sendiri. Dari pandangan ini perubahan merupakan kegiatan evaluasi dan cara penyesuaian dalarn

upaya mengurangi ketimpangan di masyarakat karena berubahnya salah satu atau beberapa unsur

dalam kesatuan sistem sosial kelompok sasaran, atau "social change m the maintenance of a

'moving', or dynamic, rather than a static equilibrium between the components of the social

system " (Harper 1989: 78). Proses ini disebut sebagai proses adaptasi dan adopsi.

Adaptasi adalah proses penyesuaian terhadap perubahan dengan mengembangkan fungsi-

fungsi baru dalam perubahan tersebut. Perubahan ini dapat terjadi tanpa merubah unsur-unsur inti

dalam sistem seperti nilai-nilai dasar budaya, tujuan, distribusi kekuasaan, keseluruhan organisasi

sosial sebagai sistem, dan Islin-lain. Menurut Harpers (1989: 79) dalam proses adaptasi: "... the

social system becomes more efective in generating and distributing resources and enhancing its

survival". Adopsi adalah proses pengambilan keputusan untuk menggunakan secara optimum

suatu teknologi yang diintroduksi &ngan potensi yang dimiliki (Rogers 1983: 172). Dengan

demikian perubahan sosial dipandang sebagai proses dimana masyarakat mencoba menyesuaikan

diri dengan kondisi yang dihadapinya untuk mencapai keseimbangan antara unsur baru dan unsur

lama. Menurut Barret (1 984: 84) adaptasi terjadi karena terdapat tingkat kesesuaian antara unsur

yang baru dalam suatu masyarakat dengan adat istiadat, sikap dan nilai yang berlaku dalam

masyarakat tersebut. Namun demikian keadaan seimbang ini tidaklah kaku, karena didalamnya

terdapat dinamika masyarakat dan perubahan merupakan gejala tak terpisahkan dari sistem

sosial: "... change in some aspect of the system --- m an attempt to contain or adapt to strain"

(Harper 1989: 79). Perubahan dabm kerangka fungsi dan keseimbangan menunjuk kepada

Page 8: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

perubahan yang berada dalam suatu hubungan keteraturan, bukan suatu gerak yang cepat atau

revolusioner.

2.4. PRANATA SOSIAL, PARTISlPASl MASYARAKAT DAN PERUBAHAN SOSIAL

Dalam pengenalan perubahan atau proses pembangunan, pranata sosial baik itu b m

(modern) atau yang bersifat tradisional, merniliki peranan penting. Pranata ini memainkan peran

dalam penyebaran perubahan (ha1 baru) di masyarakat. Pranata, adalah seperangkat norma dan

perilaku yang memenuhi tujuan dan kebutuhan bersama. Pranata sering juga diartikan sebagai

organisasi dan ini sering menirnbulkan kebingungan. Terdapat tiga kategori atau pengertian

pranata dan organisasi (Uphoff 1986: 8):

I . organisasi yang bukan pranata;

2. pranata yang bukan organisasi;

3 . organisasi yang juga pranata atau sebaliknya.

Organisasi memenuhi status khusus dan disahkan (diakui) karena rnemenuhi kebutuhan

masyarakat dan dapat memenuhi harapan-harapan normatif dalam masa tertentu dikatakan bahwa

organisasi tersebut sudah melembaga (Uphoff 1986: 8).

"In general, institutions, whether organizations or not, are complexes of norms and behaviors that persist over time by serving collectively valued purposes. Institutions can be concrete and specijic like a nation's central bank or quite difise and general such m the institution of money. Some kin& of institutions have an organizational form with roles an structures, whreas others exist as pervasive influences on behavior. " (Uphofl1986: 9)

Atau secara sederhana, pranata adalah norma-norma dan pola nilai (Zamroni 1992: 24), dan

organisasi sosial adalah pengaturan dari kegiatan yang berkaitan dengan sistern peran. Sejalan

dengan Bertrand dan Firth, di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur: peraturan, satuan-

satuan/unit yang berbeda, peran, tujuan, interaksi.

Pranata menunjuk pada tipe hubungan sosial dan interaksi, dengan demikian (dari

batasan Uphoff) pranata bisa berada dalam organisasi sosial, yaitu hubungan interaksi yang

memenuhi norma masyarakat yang bersangkutan dan disahkan, seperti pranata perkawinan,

upacara kematian, dan lain-lain. Pembagian kerja baru yang terjadi di masyarakat Dani Balim

karena teknologi sawah adalah organisasi baru, belum dapat dikategorikan sebagai pranata

karena belum melembaga atau rnendapat pengakuan dari masyarakat secara menyeluruh (hanya

pada sekelompok masyarakat). Suatu saat dapat menjadi pranata bila diakui dan disahkan

masyarakat. Nilai-nilailaturan-aturan yang mendukung pembagian kerja rnerupakan pranata,

Page 9: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

sedang sistem pembagian kerja adalah organisasi yang juga pranata. Dalam studi perubahan di

Desa Tulem organisasi sosial yang menjadi bahasan merupakan kategori ke-tiga. Karena peran

pranata dalam kehidupan masyarakat tidak dapat diabaikan dalarn pengenalan teknologi baru (ha1

baru). Karena ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan

(pembangunan). Berbagai studi menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan pranata tradisional

dalam kegiatan pembangunan dapat membantu kelancaran kegiatan pembangunan dengan

berkurangnya kemungkinan adanya konflik (Dyah dkk. 1990 di Wamena; Klingshirn 1991 di

Afrika; Setty 1991 di India; Hubbell 1993 di Mexico). Tetapi karena kegiatan pembangunan

adalah introduksi ha1 baru, maka bila hanya menggunakan pranata tradisional masih terbuka

peluang terjadinya benturan budaya. Hal ini karena dibutuhkan suatu penyesuaian antara yang

lama dan yang baru. Untuk itu diperlukan pula pranata baru (non-tradisional), sedang bila hanya

menggunakan pranata baru akan lebih merupakan suatu paksaan, jadi yang diperlukan adalah

pranata tradisional dan baru.

"Local institutions ... are not sufficient in themselves for promoting development. National institutions are needed for the development and dissemination for improved technologies and for the mobilization and management of resources. Local institutions, however, can signijicanly contribute to these tasks and others" (Uphofl1986: 2).

Dengan kata lain dalam introduksi perubahan yang memanfaatkan keberadaan pranata-

pranata sosial tidak bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan pranata tradisional atau pranata

baru, yang diperlukan adalah pranata lama dan pranata baru. Hal ini karena penggunaan

teknologi 'baru' menuntut teknologi pendukung lainnya dan pranata-pranata yang mendukung

teknologi tersebut. Baik pranata tradisional dalam upaya menyesuaikan dengan nilai tradisional

maupun pranata baru yang'mendukung keberadaan teknologi yang diintroduksi. Sebagai contoh

di Wamena diterimanya teknologi sawah melalui pemanfaatan musyawarah dan kepemimpinan

sebagai pranata tradisional. Sedangkan pranata baru yang mendukung keberadaan teknologi swah

adalah pasar, dan sarana transportasi disamping teknologi lain yang mendukung dari proses

panen hingga siap di jual ke pasar.

Dengan memanfaatkan pranata yang terdapat di suatu masyarakat, diharapkan dapat

menarik partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sebagai contoh kegiatan pengembangan

masyarakat di Wamena, dalam menawarkan suatu program kegiatan yang baru selalu melalui

negosiasi atau musyawarah dengan para petani Wamena dimana musyawarah merupakan pranata

penting dalam proses pengambilan keputusan dalam kebudayaan orang Dani. Partisipasi dalam

ha1 ini adalah melibatkan masyarakat sasaran dalam perencanaan, pengambilan keputusan dalam

Page 10: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

menerima teknologi, menyangkut kemungkinan keuntungan atau kerugiannya bagi masyarakat,

serta bagaimana cara menerapkan teknologi tersebut. Dari strategi pengembangan masyarakat

melqlui program pengembangan dan penerapan teknologi baru di pedesaan, Agnes Klingshirn

( 1 99 1 : 5) menyatakan bahwa "a participatory approach is essential for the development and

dissemination of a new/improved technologv. To conciously include decision-makers at all

levels ". Pada seluruh tingkatan dalam arti mulai dari masyarakat sebagai sasaran pembangunan

hingga kelompok-kelompok masyarakat yang berhubungan dengan administrasi (aparat desa)

atau pemerintah lokal. Karena inti dari partisipasi terletak pada " ... the proper coordination of

individual and social eflort, in filly utilising the potential of the local institutions, the higher

level statuary body, ... and other associate organisations ..., and in proper harmonization of

individual needs with group nee& ... " (Setty 1985: 82). Sehingga masyarakat merasakan bahwa

kegiatan tersebut adalah sesuatu yang cocok atau dapat masuk ke dalam gaya hidup mereka dan

sesuai dengan kebutuhan mereka (Barret 1984: 84; Setty 1985: 75; Klingshirn 1991: 4). Dengan

demikian partisipasi melalui organisasi sosial yang ada di suatu kelompok masyarakat tidak

hanya memberikan suatu kesempatan kepada kelompok masyarakat yang bersangkutan untuk

mengembangkan suatu kebutuhan akan perubahan (teknologi tersebut), tetapi juga memberikan

kemampuan untuk bekerja atau mencari jalan sendiri dalam upaya menyesuaikan antara teknologi

baru dengan tradisi mereka. Dalam ha1 ini perasaan keterlibatan masyarakat dalarn proses

perubahan akan memberi rasa memiliki atau tanggung jawab terhadap teknologi yang mulai

digunakan dengan hasil perubahan yang terjadi. Dengan rasa memiliki ini, bila ada kesulitan

menyangkut teknologi baru tersebut, masyarakat tidak meninggalkan atau kembali pada teknologi

lama (tradisional) melainkan berupaya mencari jawaban dari pennasalahan yang muncul. Dengan

demikian teknologi baru tersebut menjadi bagian dari kehidupan masyarakat tersebut.

2.5. FUNCSIONALISME DAN PERUBAHAN SOSIAL

Teori fungsi tentang perubahan dimulai dengan realita bahwa, integrasi dan

keseimbangan dalam suatu kelompok masyarakat tidak selalu dapat dipenuhi. Dalam suatu

masyarakat selalu terjadi kontradiksi, konflik, ketidak seimbangan, atau selalu terdapat tekanan-

tekanan yang dapat mengakibatkan ketidak teraturan. Teori fungsi memahami perubahan dalam

suatu masyarakat sebagai upaya mempertahankan dinamika diantara unsur-unsur dalam sistem

sosial (Merton 1976: 101 -1 04; Harper 1989: 78-8 1).

Page 11: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

Dengan asumsi bahwa setiap unsur budaya memenuhi suatu fungsi dalam masyarakat,

maka dalam mengkaji perubahan sosial dengan masuknya teknologi baru, perlu difahami fungsi

dan kaitan atau hubungan antar unsur-unsur sosial budaya yang dapat memberi penjelasan

tentang proses perubahan itu sendiri. Interaksi antara unsur-unsur tersebut amat penting karena

merupakan satu kesatuan. Perubahan salah satu unsur akan mempengaruhi unsur lain, karena

perubahan tersebut menuntut hubungan baru dengan unsur-unsur lainnya (Harper 1989: 76-78).

Fungsi dalam ha1 ini menunjuk pada hubungan antara proses sosial dan struktur sosial (Radcliffe-

Brown 1965: 12). Hal ini menyangkut kelangsungan dari bentuk kehidupan sosial dan proses

perubahan yang terjadi. Konsep fungsi dalam ha1 ini melibatkan " ... the notion of a structure

consisting of a set relations amongst unit entities, the continuity of the structure being

maintained by a life-process made up of the activities of the constituent units " (Radcliffe-Brown

1965 : '1 80).

Dengan tidak mengabaikan kritik, fungsi dari perubahan sosial yang terjadi akibat

masuknya teknologi baru dalam studi ini merupakan upaya penyesuaian dari masyarakat. Karena

kebudayaan dalarn suatu masyarakat adalah dinamis, dan selalu berubah untuk menyesuaikan

dengan lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Perubahan dibutuhkan bagi

keberadaan kelompok masyarakat tersebut karena kebudayaan dalam suatu masyarakat memiliki

"... jknctions or, alternatively, that they are part of a society's adaptation to its environmental

circumstances" (Barret 1984: 77). Bila dibandingkan dengan studi pada masyarakat lain, maka

perubahan yang terjadi menunjuk pada kesadaran masyarakat tentang perlunya suatu perubahan.

Karena lingkungan dimana suatu kelompok masyarakat tinggal tidak selalu dalm keadaan stabil,

selalu berubah, teknologi bdru muncul, populasi meningkat, atau arus migrasi yang masuk atau

yang keluar dari suatu daerah menghadapi nilai-nilai yang belum dikenal. Sehingga disadari

bahwa " ... their acquired culture is neverjdly appropriate in the altered circumstances" (Barret

1984: 80). Karenanya perubahan tidak dapat dihindari untuk itu diperlukan (Hubell 1993: 1 1-1 2):

1. penyesuaian nilai-nilai tradisional terhadap nilai baru;

2 . mengurangi konflik atau menghindari nilai-nilai yang bertentangan;

3 . interpenetrasi kembali terhadap nilai-nilai tradisional;

4 . kesadaran akan perlu dilakukan perubahan terhadap nilai-nilai tradisional.

Upaya tersebut dilakukan karena nilai tradisional tidak lagi dapat menghadapi kondisi

lingkungan alam dan sosial yang mereka hadapi sekarang. Untuk itu perubahan sosial dibutuhkan

untuk memenuhi fungsi-fungsi baru dalam sistem sosial yang berubah (adaptasi), ha1 ini terjadi

Page 12: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

karena "there is a perpetual need, ... , as individuals are forced to mod& the acquired culture to

cope with changing circumstances. ..., is commonly referred to as the adaptive dimension of

humpn culture" (Barret 1984: 80).

Dalam studi perubahan sosial di Wamena, khususnya desa Tulem, para petani

(masyarakat Dani) berupaya untuk menghadapi perubahan yang terjadi dengan adaptasi terhadap

perubahan tersebut. Perubahan yang dimulai dari masuknya missi dan kemudian pemerintah

Indonesia serta arus pendatang yang terus meningkat menuntut orang Dani untuk berubah agar

tidak tertinggal. Sebagai contoh perubahan di bidang pertanian dari subsisten menjadi komersial,

meskipun belum sepenuhnya tetapi petani Dani berusaha untuk menyerap nilai-nilai baru tanpa

membuang nilai yang lama. Tanaman tradisional masih tetap pada fungsinya meskipun dalam

jumlah yang sedikit sudah diperjual belikan. Dilakukan pembagian tanaman pangan, yaitu

tanaman tradisional untuk konsumsi sendiri dan tanaman baru sebagai komoditi dagang. Sedang

interpenetrasi kembali terhadap nilai-nilai tradisional menunjuk pada upaya adaptasi terhadap

perubahan dengan tetap mempertahankan nilai tradisional. Perubahan di bidang pertanian

merupakan interpenetrasi terhadap nilai-nilai tradisional dimana nilai baru (pertanian untuk

tujuan komersial) diadopsi kedalamnya.

2.6. PERANG BAG1 ORANG DAN1 BALlM

Perang suku yang dikenal di masyarakat Dani, sesungguhnya merupakan konflik antara

kelompok masyarakat, antar konfederasi (kelompok ikatan wilayah, ekonomi dan perkawinan)

atau antar aliansi (kelompok ikatan politik). Perang merupakan pranata penting dalam kehidupan

orang Dani, menjadi bagian dari sistem kepercayaan masyarakat (Gardner & Heider 1968;

Mansoben & Walker 1990: 20). Pranata perang didukung oleh kebudayaan konflik atau

kompetisi yang merupakan tema kebudayaan orang Dani (Suparlan 1994b: 77-93).

Perang memiliki fungsi sebagai menjaga dan memberikan kesejahteraan bagi

masyarakatnya. Disimbolkan dengan darah yang tertumpah ke tanah akan memberikan

kesuburan. Ini bersumber pada legenda asal-usul manusia di lembah Balim atau Mo (matahari).

Tumbuhan, hewan, dan manusia dijadikan oleh Mo (matahari) dalam sebuah goa. Pada waktu itu

Mo hidup diantara manusia dan memberi jalan serta petunjuk dalam menata kehidupan. Tetapi

kemudian manusia bentrok diantara mereka menyebabkan Mo menjauh dari manusia. Matahari

dipandang sebagai wanita, bulan sebagai laki-laki, matahari dipandang sebagai nenek orang Dani.

Terakhir kali Mo menurunkan seorang bisu yang didalam tubuhnya terkandung segala macam

Page 13: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

bentuk hidup. Orang ini menyuruh masyarakat untuk memotong dan membelah tubuhnya dengan

mengeluarkan segala kekayaan yang ada didalam dirinya, termasuk hipere dan wam. Setelah hipere

daq warn dikeluarkan tubuhnya dijahit. Barang-barang dibawa orang tersebut ketempat yang tidak

diketahui. Dia berjanji untuk kembali, sebelum ia datang orang Dani hams makan dan hidup.

Karenanya mereka hams berperang agar darah tetap membasahi bumi hingga bumi dapat memberi

kesuburan untuk hipere (Mampioper 1980: 13).

Perang bukan unsur yang menghancurkan dalam budaya orang Dani, melainkan sebagai

unsur yang membangun dalam kehidupan sosial berdasarkan pada kepercayaan adanya komunikasi

dengan arwah para leluhur (Van de Pavert, J 1986: 20). Perang bukan hanya sebagai peristiwa

konflik, melainkan memiliki fbngsi pada tingkat individu maupun masyarakat. Perang berawal dari

konflik-konflik pribadi yang meningkat menjadi konflik kelompok, menurut Koch "wars result

porn a failure to settle conflicts ... , peacejidly " ( 1 974: 164). Tetapi dalam kenyataan tidak semua

konflik berlanjut pada perang. Pada tingkat masyarakat, perang dapat mempersatukan kelompok-

kelompok, memperkuat solidaritas kelompok atau kerabat. Menurut Simmel hnj ik merupakan

bagian dari kehidupan masyarakat (Coser 1956: 20). Dalam masyarakat juga terdapat mekanisme

yang befingsi meredakan dan mencegah suatu konflik menjadi perang. Karena menurut Simrnel

dalam masyarakat selalu ada konflik dan perdamaian, dengan adanya safety valve atau pranata

penyaluran rasa permusuhan sehingga dapat mengurangi atau meredakan rasa permusuhan (Coser

1956: 39-48). Pada masyarakat Dani pranata ini berujud pada sanksi melalui penetapan denda

kepada yang dianggap melakukan pelanggaran dan mengakibatkan permusuhan tersebut.

Jumlahnya ditetapkan dengan kesepakatan. Dalam ha1 ini biasanya dilakukan secara

kekeluargaan atau melalui campur tangan pihak ke-tiga yang dipercaya oleh pihak-pihak yang

bermusuhan.

Pada tingkatan individu perang memberikan peluang pada seseorang untuk menyatakan

dirinya dan sebagai sarana melatih kemampuan seseorang. Menurut Simmel "conjict is a form of

socialization" (Coser 1956: 31), juga sebagai alat untuk menunjukkan identitas

peribadilseseorang (Coser 1956: 33). Pada masyarakat Dani di lokasi penelitian, perang

merupakan alat bagi pertunjukkan kemampuan seseorang dalam memimpin perang dan

memenangkannya. Menjadi sarana untuk meningkatkan prestise seseorang dalam kelompoknya

dan terhadap kelompok lain. Pada masa perang masih menjadi bagian penting orang Dani, orang-

orang yang menunjukkan kemampuan dalam peperangan menjadi pemimpin atau kain.

Kepemimpinan yang berdasarkan kemampuan ini, menjadikan perang penting bagi laki-laki

Page 14: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

Dani, karena dari perang dapat memperoleh penghargaan dan penghormatan dari masyarakat

(Koch 1974: 63).

SOSIALISASI:

TINGKAT INDlVlDU

TlNGKAT MASYARAKAT

STRUKTUR SOSIAL: ORGANlSASl POLITIK:

WAKUNNO

Gbr. 2.1. Fungsi Perang

Tipe kepemimpinan orang Dani adalah tipe big man-war yang menilai seorang pemimpin

dalam kemampuan berperang. Tetapi tidak hanya kemampuan perang saja yang dinilai, terdapat

kriteria lain bagi seorang pemimpin: " ... 'big man ' war leader must demonstrate barvery and

have a number of killings to his credit. As well, he must have oratory skills and organizational

ability, ... capacity in manipulating the exchange system, so accumulating wealth and influence

over a wide territorial area" (Mansoben & Walker 1990: 20). Kemampuan memanipulasi sistem

pertukaran seperti dalam penyediaan mas kawin bagi saudara laki-laki: " ..., a man gains renown

as 'big-man' in this restricted sense through his competence in creating debt relatinships with

consanguineal relatives and non-kin members of his men 's house group " (Koch 1 974: 63). Juga

dalam penyediaan babi bagi keperluan upacara adat yang melibatkan kelompok-kelompok

aliansinya, seperti upacara inisiasi, perkawinan, atau upacara adat lainnya. Sumbangan babi yang

diberikan memiliki konsekuensi politis dalam jangka panjang. Karena kelompok yang tidak puas

terhadap babi yang disumbangkan dapat saja menolak memberikan atau menahan bantuan yang

diperlukan bila terjadi peperangan (Koch 1974: 64). Dengan demikian perang juga memiliki

fungsi ekonomi, yang diwujudkan dalam bentuk pertukaran (pemberian babi), pada upacara

perang atau secara simbolis dalam kepercayaan pada darah sebaga simbol kemakrnuran.

Dalam kegiatan perang bukan hanya menyangkut konflik tetapi menunjukkan pada

kemampuan organisasi seperti hubungan politik, pranata pengendaii konflik (conflict

management) dan perdamaian, kepemimpinan. Sosialisasi dan juga meningkatkan sentimen

kelompok. Perang juga menyangkut pemilikan tanah (komunal). Dalam arti penegasan wilayah

Page 15: BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA · Menurut Raymond Firth, ... Kajian terhadap hubungan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan dalam ... selain penerimaan juga sering terjadi penolakan

dan pertahanan wilayah yang merupakan upaya mempertahankan keberadaan kelompok. Perang

pada masyarakat Dani umumnya bersumber dari konflik pribadi mengenai babi, wanita atau

tanah. Konflik yang bersumber pada masalah tanah bukan berarti perebutan hak atas sebidang

tanah. Dari inforrnasi yang diperoleh, pembagian lahan yang ada di lembah balim sudah sejak

nenek moyang mereka dengan batas-batas yang telah diketahui kelompok-kelompok masyarakat

yang tinggal di lembah Balim. Dari studi Koch di masyarakat Yali juga menunjukkan bahwa

perebutan tanah bukanlah sumber perang: " ... most Highland societies do not wage war to

conquer resources, and that temporary or permanent exploitation of garden land belonging to

defeated enemies occurs as a consequences of warfare precipitated by unsolved conflicts,

including quarrels over boundaries " (1 974: 165).

Kemampuan berorganisasi dari perang menyangkut kemampuan dalam mengatur dan

menggerakkan anggota kelompoknya dalam kegiatan perang. Juga dalam menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan adat yang berhubungan dengan perang. Seperti pesta babi yang merupakan

acara adat bagi kelompok konfederasi dan aliansi, bertujuan menguatkan hubungan yang sudah

terjalin. Juga dalam mencari hubungan dengan kelompok-kelompok sebagai aliannya. Karena

peristiwa, frekuensi dan hasilnya tergantung pada hubungan politis antara kelompok-kelompok

masyarakat yang bertetangga (Koch 1974: 165).