Mbak Tin RKH

76
i PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI BERMAIN DAKON ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B TK PGRI 03 KEMIJEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Diajukan Kepada Falkutas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Disusun Oleh : YAYUK SUTANTI 10159101 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG 2013

Transcript of Mbak Tin RKH

Page 1: Mbak Tin RKH

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN

MELALUI BERMAIN DAKON ANAK USIA DINI

PADA KELOMPOK B TK PGRI 03 KEMIJEN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Diajukan Kepada Falkutas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang untuk

Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Disusun Oleh :

YAYUK SUTANTI

10159101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI SEMARANG

2013

Page 2: Mbak Tin RKH

ii

PERSETUJUAN

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI

BERMAIN DAKON ANAK USIA DINI

PADA KELOMPOK B TK PGRI 03 KEMIJEN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Yang disusun dan diajukan Oleh :

YAYUK SUTANTI

10159101

Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji

Pada tanggal : 22 Juli 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Agung Prasetyo, S.Psi, M.Pd.Psi Ir. Anita Chandra D.S, M.Pd

NPP 046901158 NPP 09710123

Page 3: Mbak Tin RKH

iii

PENGESAHAN

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN

MELALUI BERMAIN DAKON ANAK USIA DINI

PADA KELOMPOK B TK PGRI 03 KEMIJEN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Yang disusun dan diajukan oleh :

YAYUK SUTANTI

10159101

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 22 Juli 2013

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

Ketua Sekretaris

Dra. M.Th.S.R. Retnaningdyastuti, M.Pd Agung Prasetyo, S.Psi,M.Pd.Psi

NIP 19530603 198003 2001 NPP 046901158

Anggota Penguji,

1. Agung Prasetyo, S.Psi,M.Pd.Psi (………………………………..)

NPP 046901158

2. Ir. Anita Chandra D.S, M.Pd (………………………………..)

NPP 097101236

3. Kristanto, S.Pd, M.Pd (……………………………….)

NPP 047201160

Page 4: Mbak Tin RKH

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO :

Janganlah mudah berputus asa dalam menghadapi cobaan dan kesulitan,

sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orangtuaku yang selalu mendoakanku.

2. Suami dananakku yang aku cintai.

3. Teman-temanku di TK PGRI 03 Kemijen yang selalu mendukungku.

4. Teman-temanku seperjuangan.

Page 5: Mbak Tin RKH

v

KATA PENGATAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur

penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancer, setelah melewati waktu yang panjang dengan

mengalami berbagai macam kesulitan dan hambatan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, baik yang bersifat moral maupun material. Untuk itu, penulis

menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih atas bimbingan, bantuan serta

petunjuk-petunjuk yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini kepada :

1. Dr. Muhdi, S.H, M.Hum, Rektor IKIP PGRI Semarang.

2. Dra.M.Th.S.R.Retnaningdyastuti, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

IKIP PGRI Semarang.

3. Agung Prasetyo,S.Psi,M.Pd.,Psi selaku Ketua Program Study Pendidikan

Anak Usia Dini FIP IKIP PGRI Semarang dan Pembimbingan I.

4. Ir. Anita Chandra Dewi S,M.Pd Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan yang berguna dengan penuh ketekunan dan

kecermatan.

5. Teman-teman TK PGRI 03 Kemijen yang membantu dan mendukung.

6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah berkenan

membalas budi baik semua dengan pahala yang berlipat ganda.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat,

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, Juli2013

Penulis

Page 6: Mbak Tin RKH

vi

ABSTRAK

Yayuk Sutanti 10151901, ”Peningkatan Kemampuan Berhitung

Permulaan Melaui Bermain Dakon Anak Usia Dini Pada Kelompok B TK

PGRI 03 Kemijen PadaTahun Pelajaran 2012/2013”. Program studi : Fakultas

Ilmu Pendidikan. Jurusan : Pendidikan Anak Usia Dini IKIP PGRI Semarang.

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar anak dalam hal

berhitung yang dipengaruhi oleh pola asuh dirumah, lingkungan yang tidak

mendukung, guru masih monoton dalam mengajar, serta guru tidak menggunakan

alat peraga yang kurang untuk anak.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

berhitung melalui bemain dakon pada kelompok B TK PGRI 03 Kemijen Tahun

Pelajaran 2012/2013. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan

kelas dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus melalui

perencanaan, pelaksaan tindakan, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan

data menggunakan observasi dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis

pengumpulan data menggunakan teknis analisis kuantitatif dan diskriptif

kuanlitatif pada tiap-tiap siklus.

Dari hasil akhir dengan menggunakan teknik pemberian tugas dan

observasi dengan dua siklus diperoleh hasil meningkatkan berhitung anak, yaitu

50% pada siklus I dan 80% pada siklus II(indikator kinerja tercapai). Hasil

hipotesis yang berbunyi berhitung anak meningkat melalui bermain dakon pada

kelompok B TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013, dan berdasarkan

hasil akhir tersebut maka hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berhitung dapat

ditingkatkan melalui bermain dakon. Oleh karena itu hendaknya guru memberikan

permainan dengan alat yang menarik untuk anak.

Kata Kunci : bermain dakon, berhitung.

Page 7: Mbak Tin RKH

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................ 7

D. Rumusan Masalah ............................................................ 8

E. Tujuan Penelitian .............................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Berhitung Pada Anak Usia Dini ....................................... 10

1. Pengertian Berhitung .................................................. 10

2. Tujuan Berhitung ........................................................ 11

Page 8: Mbak Tin RKH

viii

3. Tahapan Berhitung .....................................................

4. Prinsip-prinsip Berhitung ............................................. 14

B. Bermain Dakon .................................................................. 16

1. Pengertian Bermain Dakon ........................................ 16

2. Manfaat Bermain Dakon ............................................ 17

3. Cara Bermain Dakon .................................................. 19

C. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui

Bermain Dakon ................................................................ 20

D. Penelitian Yang Relevan ................................................... 21

E. Kerangka Berfikir ............................................................. 22

F. Hipotesis Tindakan ........................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian .............................................................. 24

B. Subjek Penelitian .............................................................. 24

C. Prosedur Tindakan .............................................................. 24

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 26

E. Instrumen Penelitian ......................................................... 27

F. Teknis Analisis Data ......................................................... 27

G. Indikator Keberhasilan .................................................. 30

............................................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Kondisi Awal ...................................................... 31

B. Diskripsi Siklus I ................................................................

Page 9: Mbak Tin RKH

ix

C. Diskripsi Siklus II ...........................................................

D. Pembahasan Antar Siklus ................................................. 55

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................... 60

B. Saran ................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 62

LAMPIRAN -LAMPIRAN

Page 10: Mbak Tin RKH

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 3.2. Prosedur Penelitian

Tabel 3.3. Teknik Skoring

Tabel 4.1. Hasil Observasi Siswa pada Kondisi Awal

Tabel 4.2 .Hasil Observasi Siswa pada siklus I

Tabel 4.3. Hasil Observasi Siswa pada siklus II

Tabel 4.4. Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak siklus I dan II

Page 11: Mbak Tin RKH

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Dakon pada kondisi awal

Grafik 4.2. Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Dakon pada siklus I

Grafik 4.3. Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Dakon pada Siklus II

Page 12: Mbak Tin RKH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah

suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan

usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.(Permendiknas No.

58 thn 2009).

Anak pra sekolah berada pada masa lima tahun pertama yang disebut The

Golden Age merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada usia tersebut

mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek

perkembangnya. Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi anak yang perlu

dikembangkan dalam rangka membekali mereka, untuk bekal kehidupannya di

masa depan dan saat ini ialah memberikan bekal kemampuan berhitung. Istilah

kemampuan dapat didefinisikan dari berbagai arti, tergantung dari sudut mana kita

memandang tentang istilah ini.

Salah satu cabang matematika adalah berhitung.Berhitung merupakan dasar

dari beberapa ilmu yang dipakai dalam kehidupan manusia.Dalam setiap

aktivitasnya manusia tidak dapat terlepas dari peran matematika di dalamnya,

mulai dari penambahan, pengurangan, pembagian, sampai perkalian yang

kesemuanya itu tidak dapat lepas dari kehidupan sehari – hari.

Matematika atau berhitung memainkan peran penting di dalam kurikulum

kanak – kanak dini. Anak usia dini sedang mengembangkan keterampilan –

keterampilan kognitif yang memungkinkan mereka untuk berfikir dan bernalar

tentang bilangan – bilangan dan kuantitas.

Masa ini anak berada pada tahap berhitung permulaan yaitu anak berhitung

dengan benda – benda yang dari lingkungan yang terdekatnya, dan situasi

permainan yang menyenangkan.Dengan tujuan anak mampu bekerja dengan

1

Page 13: Mbak Tin RKH

2

bilangan.

Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan

berhitung dijalur matematika karena anak TK sangat peka terhadap rangsangan

yang diterima dari lingkungan (diktorat pembinaan taman kanak – kanak san

sekolah dasar, 2007 : 4 ). Kegiatan menghitung yang sebenarnya dapat dimulai

saat prasekolah. Umumnya anak – anak pada pertengahan tahun dari taman kanak

– kanak harus memiliki pengertian yang cukup tentang perhitungan, tetapi anak –

anak harus membangun sendiri dan tidak dapat dipaksa. Hanya pembagian

perhitungan yang menjadi persoalan utama. Artinya perhitungan adalah kunci dari

konsep ide di mana semua konsep bilangan lainnya dikembangkan dan

kesempatan belajar anak dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan anak secara

aktif dan langsung.

Bagi setiap orangtua, tentu mereka menginginkan agar anaknya menjadi

orang yang cerdas dan tersendiri ketika orangtua memiliki anak yang seperti itu.

Namun, tidak semua orangtua maupun guru mengetahui apa yang harus mereka

lakukan jika hendak mengajari anak-anaknya berhitung. Alih-alih mereka akan

menjadikan anaknya bisa pandai berhitung, bahkan mereka sendiri terkadang juga

merasa kesulitan untuk memecahkan soal-soal berhitung itu sendiri.

Dalam kehidupan sehari – hari, ternyata tidak setiap anak dapat berhitung

dengan baik. Mereka cenderung menghindar apabila mendengar kata “Berhitung

atau Matematika”. Banyak factor yang mempengaruhi anak dalam berhitung

permulaan seperti yang terjadi di TK PGRI 03 KEMIJEN, bahwa kemampuan

berhitung permulaan anak kelompok B tahun pelajaran 2012/2013 masih sangat

kurang, hal tersebut disebabkan karena : (1) kurangnya stimulasi dari guru, (2)

kurangnya sarana dan prasarana sekolah, (3) pemberian metode yang kurang tepat.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi anak untuk mempelajari berhitung

permulaan dengan baik.

Upaya guru untuk meminimalisir keadaan tersebut dengan memberikan

stimulasi yang tepat bagi anak, sehingga dapat membantu anak untuk

mengembalikan kemampuannya sesuai dengan usia anak. Salah satu bentuk

stimulasi yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode bermain.

Page 14: Mbak Tin RKH

3

Karena dengan bermain anak akan merasa senang, bereksplorasi dan menemukan

sendiri serta mempelajari hal – hal yang baru sehingga pembelajaran akan lebih

bermakna bagi anak.

Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan atau

meningkatkan kemampuan berhitung permulaan dengan tahapan. Tahapan

tersebut ada tiga antara lain : tahapan penguasaan konsep, tahapan transisi, dan

tahapan pengenalan lambang.Pada usia 4 tahun anak baru mengenal lambing

bilangan sedangkan pada usia 5 – 6 tahun, anak sudah mengenal serta

menyebutkan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Anak akan lebih mudah

berhitung permulaan apabila pembelajarannya melalui bermain.

Kegitan bermain bukan hanya sekedar pengisi waktu luang, tetapi menjadi

suatu kebutuhan. Karena dunia anak adalah dunia bermain, maka cara belajar anak

sesungguhnya juga lewat permainan itu sendiri. Kita tidak bias memisahkan anak

dari permainan dan memaksanya untuk belajar. Justu itu akan mematikan

kreativitas dan kemampuan otaknya untuk belajar, sebab dalam permainan anak

tengah belajar mengenal, berfikir, mengembangkan kognisi, dan psikomotornya.

Dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa sekalipun

permainan ini dikenal juga di daerah lain. Pada masa lalu permainan ini

dimainkan oleh anak – anak wanita.Ternyata permainan ini sangatlah berguna

bagi kita karena dengan bermain dakon secara otomatis kita telah belajar

berhitung atau matematika.

Melalui bermain anak dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan,

sehingga guru dapat menggunakan metode bermain untuk mewujudkan konsep

tersebut diatas, salah satunya dengan menggunakan alat permainan tradisional

yang disebut “Dakon”.Papan dakon bentuknya unik dan menarik terdapat

cekungan setengah lingkaran yang berjumlah 12 buah yang saling berhadapan dan

2buah cekungan besar terletak di ujung kanan dan kiri.Setiap lubang diisi oleh 7

buah biji kecuali yang besar. Selain itu, anak yang bermain dakon harus pandai

membuat strategi agar bias memenangkan permainan. Bermain dakon dapat

mengembangkan berhitung permulaan.

Berdasarkan uraian di atas melalui penerapan permainan dakon ini

Page 15: Mbak Tin RKH

4

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini

pada kelompok B TK PGRI 03 KEMIJEN Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terkait dengan peningkatan kemampuan berhitung

permulaan melalui bermain dakon, dapat diidenfikasikan sebagai berikut :

1. Apakah metode bermain dakon dapat meningkatkan kemampuan berhitung

permulaan pada anak usia dini ?

2. Bagaimanakah penerapan metode bermain dakon dalam kemampuan

berhitung permulaan pada anak usia dini ?

C. Pembatasan Masalah

Dari berbagai identifikasi masalah di atas hanya membatasi masalah

peningkatan kemampuan berhitung permulaan dan bermain dakon di TK PGRI 03

KEMIJEN Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah adalah

“Apakah melalui bermain dakon dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada

kelompok B di TK PGRI 03 KEMIJEN Tahun Pelajaran 2012/2013”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan berhitung permulaan anak usia dini.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan berhitung permulaan anak usia dini melalui bermain dakon di

TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013.

Page 16: Mbak Tin RKH

5

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis dan segi

praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan teori tentang

penerapan bermain dakon untuk meningkatkan kemampuan berhitung

permulaan pada anak usia dini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Untuk membangkitkan dan meningkatkan berhitung anak melalui bermain

dakon.

b. Guru TK

Sebagai bahan masukan untuk mengelola proses pembelajaran yang aktif

inovatif, kreatif, efektif danmenyenangkan melalui bermain dakon untuk

meningkatkan berhitung peserta didik.

c. Sekolah

Sebagai sarana untuk mengoptimalkan proses pembelajaran terutama

berhitung melalui bermain dakon.

Page 17: Mbak Tin RKH

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Berhitung Permulaan Untuk Anak Usia Dini

1. Pengertian Berhitung Permulaan

Menurut Munandar kemampuan berhitung (1999 : 17), bahwa

kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil

dari pembawaan dan latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena

adanya kemampuan yang dimilikinya. Dalam pandangan Munandar,

kemampuan ini ialah potensi seseorang yang merupakan bawaan sejak lahir

serta dengan adanya pembiasaan dan latihan, sehingga ia mampu melakukan

sesuatu.Senada dengan Munandar, Robin (1978:13) juga menyatakan bahwa

kemampuan merupakan suatu kapasitas berbagai tugas dalam suatu pekerjaan

tertentu.( Ahmad Susanto, 2011 : 97).

Adapun yang dimaksud dengan kemampuan berhitung permulaan ialah

kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan

kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan

yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya

anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yaitu

berhubungan dengan jumlah dan pengurangan.( Ahmad Susanto, 2011 : 98).

Berhitung permulaan merupakan bagian dari matematika diperlukan

untuk menumbuhkankembangkan keterampilan berhitung yang sangat

diperlukan untuk kehidupan sehari – hari terutama konsep bilangan yang

merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun

kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. (Depdikbud, 2006 : 1 ).

Mengingat begitu pentingnya kemampuan berhitung bagi anak, maka

kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini, dengan berbagai media

dan metode yang tepat jangan merusak pola perkembangan anak.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian

berhitungpermulaan adalah kemampuan menumbuhkembangkan konsep

bilangan pada anak usia dini dalam kehidupan sehari – hari yang merupakan

6

Page 18: Mbak Tin RKH

7

dasar kesiapan untuk mengikuti pendididkan dasar.

2. Tujuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini

Berhitung permulaan bagi anak TK dapat memotivasi anak dalam

mengembangkan konsep diri, melatih kedisiplinan serta dapat menyelesaikan

masalah yang terjadi dan anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran

berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks, karena berhitung

adalah bagian dari matematika yang tidak lepas dari kehidupan sehari – hari

yang terdapat dalam (Direktorat Pembinaan Taman Kanak – kanak dan

Sekolah Dasar : 2006) diantaranya adalah :

a. Dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan

terhadap benda – benda kongkrit, gambar – gambar atau angka – angka

yang terdapat disekitar anak.

b. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat

yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.

c. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.

d. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan

kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya.

e. Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam mencipkan sesuatu secara

spontan.

3. Tahapan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini

Dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 terdapat tingkat pencapaian

perkembangan anak usia 4-5 tahun yaitu dapat mengklasifikasikan benda

berdasarkan bentuk dan warna atau ukuran,mengklasifikasikan benda ke

dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang

berpasangan dengan 2 variasi, mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC,

mengurutkan benda berdasarkan 5 variasi ukuran atau warna.

Dan untuk anak usia 5-6 tahun tingkat pencapaian perkembangannya

yaitu dapat mengenal perbedaan berdasarkan ukuran “lebih dari”“kurang dari”

dan “paling/ter”, mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan

ukuran (3 variasi), mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam

kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok berpasangan

Page 19: Mbak Tin RKH

8

yang lebih dari 2 variasi, mengenal pola ABCD-ABCD, mengurutkan benda

berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya.

Selain itu kemampuan berhitung agar anak termotivasi untuk

menemukan kesenangan dalam belajar, mengembangkan konsep diri

(perasaan mampu dan percaya diri ), melatih kedisiplinan, keberminatan,

spontanitas, inisiatif, dan apresiatif. Berhitung ditaman kanak – kanak

dilakukan melalui 3 ( tiga ) tahapan penguasan berhitung antara lain :

a. Penguasan Konsep

Pemahaman dan pengertian tentan sesuatu dengan menggunakan benda

dan peristiwa kongkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung

bilangan.

b. Masa Transisi

Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit

menuju pengenalan lambing yang abstrak, di mana benda kongkrit itu

masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus

dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan

kemampuan anak secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru

menjelaskan konsep satu dengan menggunakan benda ( satu buah pensil ),

anak – ank dapat menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama,

sekaligus mengenalkan bentuk lambing dari angka satu itu.

c. Lambang

Merupakan visualisasi dari berbagai konsep.Misalnya lambing 7 untuk

menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan

konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang dan persegi

empat untukmenggambarkan konsep bentuk. (Depdikbud, 2006 : 6).

Dan dalam menurut Dienes dalam Reys (1998:20 dalam Ahmad

Susanto ), mengemukakan 5 (lima) tahapan dalam berhitung antara lain :

a. Permainan Bebas ( Free Play )

Yaitu Permainan yang aktivitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan,

Page 20: Mbak Tin RKH

9

namun anak dapat belajar konsep, anak dapat belajar konsep bentuk dari

rus makonsep yang dibuatnya.

b. Generalisasi (Generalization)

Yaitu anak mulai meneliti pola – pola dan keteraturan yang terdapat pada

konsep tertentu, mencari kesamaan sifat dalam suatu permainan, misalnya

dengan bermain mengelompokkan dengan mengompakkan dengan bentuk

– bentuk yang sama.

c. Representasi (Representation)

Yaitu anak mencari kesamaan sifat dari beberapa situasi sejenis.

d. Simbolisasi (Symbolization)

Yaitu anak harus mampu merumuskan represtasi dari setiap konsep dengan

menggunakan symbol matematika atau melalui perumusan verbal.

e. Formalisasi (Formalization)

Yaitu anak dituntut untuk mengurutkan sifat – sifat baru konsep ini.

Sejalan dengan beberapa tahapan yang telah dikemukakan, pada anak

usia dini dalam berhitung permulaan dapat dikenalkan konsep berhitung

antara lain :

a. Korespondensi Satu-satu

Pertama mulailah dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang

sangat sederhana.

b. Pola

Pola merupakan kemampuan untuk memunculkan pengaturan sehingga

anak mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua

sampai tiga pola yang berututan.

c. Memilah/Menyotir/Klasifikasi

Anak belajar klasifikasi materi, pengelompokkan berdasarkan atribut,

bentuk, warna, dana lain-lain.

d. Membilang

Menghafal bilangan merupakan kemampuan mengulang angka-angka

yang akan membantu pemahaman anak tentang arti sebuah angka.

e. Makna angka dan pengenalannya

Page 21: Mbak Tin RKH

10

Setiap angka memiliki makna dari benda-benda atau simbol-simbol.

f. Bentuk

Anak dikenalkan pada bentuk-bentuk yang sama/tidak sama, besar-kecil,

panjang-pendek.

g. Ukuran

Anak perlu pengalaman akan mengukur berat, isi, panjang dengan cara

mengukur langsung sehingga proses menemukan angka dari sebuah unit

standar dari sebuah obyek.

h. Waktu dan Uang

Dua hal ini merupakan bagian dari proses kehidupan.

i. Penambahan dab pengurangan

Dua hal ini dapat dikenalkan pada anak pra sekolah dengan memanipulasi

benda.

4. Prinsip – Prinsip Permainan Berhitung Permulaan

Dalam kemampuan berhitung memiliki prinsip permainan berhitung

agar anak termotivasi diantaranya :

a. Permainan berhitung diberikan secara bertahap diawali dengan

menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang

dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.

b. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan secara

bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstrak,

mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.

c. Permainan berhitung akan berhasil jika anak – anak diberi kesempatan

berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah – masalahnya

sendiri.

d. Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan

memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan

alat peraga / media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan), menarik

dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.

e. Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep berhitung

seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil

Page 22: Mbak Tin RKH

11

contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.

f. Dalam permainan berhitunganak dapat dikelompokkan sesuai tahap

penguasaan berhitung yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.

Sedangkan yang diungkapkan oleh Yew (2002:2) ada (5) lima prinsip

dalam mengajarkan berhitung antara lain : (1). Buat pelajaran mengasyikkan,

(2) Ajak anak terlibat secara langsung, (3) Bangun keinginan dan kepercayaan

diri dalam menyelesaikan berhitung, (4) Hargai kesalahan anak dan jangan

menghukumnya, dan (5) Fokus pada apa yang anak capai.

B. Bermain Dakon

1. Pengertian Bermain Dakon

Arti lain dakon dikenal juga dengan sebutan congklak.Permainan

tradisional ini identik dengan permainan anak perempuan karena anak – anak

perempuanlah yang banyak memainkannya.Pada zaman dahulu, dakon

biasanya dimainkan di beranda rumah atau di bawah pohon rindang

beralaskan tikar. (Keen Achroni, 2012 : 63).

Dakon adalah alat yang digunakan dalam permainan ini yaitu papan

dakon dan biji dakon.Papan dakon boleh dibuat dari berbagai jenis

kayu.Kadang – kadang sebagai ganti papan dakon, lubang – lubangnya dibuat

diatas tanah.Papan dakon memiliki 5 atau 7 lubang pada setiap

barisnya.Artinya pada setiap papan dakon ada 10 atau 14 lubang yang berbaris

di kedua sisi papan.Di setiap ujung papan dakon terdapat lubang besar.

(Rismawati, 2012:133).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian dakon adalah

suatu alat permainan tadisional yang terbuat dari kayu atau bahan plastik yang

mempunyai 14 lubang kecil dan 2 lubang besar kanan – kiri.

2. Manfaat Bermain Dakon

Bermain permulaan dakon memiliki banyak manfaat bagi

perkembangan kecerdasaan anak diantaranya yaitu sebagai berikut :

a. Melatih kemampuan motorik halus

Saat memegang dan memainkan biji – biji dakon tersebut, yang paling

Page 23: Mbak Tin RKH

12

berperanan adalah motorik halus kita, yaitu jari jemari. Bagi individu yang

kemampuan motorik halusnya tidak terlalu baik, maka ia tidak dapat

menjalankan permainan tersebut dengan cepat, dan mungkin saja biji – biji

dakon tersebut akan tersebar dan terlepas dari genggamannya.Kemampuan

motorik halus ini sangat bermanfaat bagi anak untuk memegang dan

menggenggam alat tulis.Dengan kemampuan motorik halus yang baik,

maka anak dapat menulis atau mengetik dengan baik dan cepat.

b. Melatih kesabaran dan ketelitian

Permainan ini sangat memerlukan kesabaran dan ketelitian.Terutama pada

saat si pemain harus memabagikan biji dakon ke dalam lubang – lubang

yang ada di papan dakon. Jika si pemain tidak sabar dan tidak teliti, maka

permainan tidak akan berjalan dengan baik.

c. Melatih jiwa sportifitas

Dalam permainan ini diperlukan kemampuan untuk menerima kekalahan.

Karena permainan ini dilakukan hanya 2 orang saja, maka akan terlihat

jelas antara menang dan kalah. Kekalahan akan sangat terasa manakala di

pemegang hanya meninggalkan 1 (satu) butir biji dakon saja. Kondisi

kalah tentu saja sangat tidak menyenangkan, namun bagaimana kondisi

teersebut harus diterima dengan besar hati.

d. Melatih kemampuan menganalisa

Untuk bisa menjadi pemenang, maka kemampuan untuk menganalisa

sangat diperlukan, terutama saat lawan mendapatkan giliran untuk bermain.

Bagi yang mampu menganalisa dengan baik, ia dapat memenangkan

permain tersebut dengan hanya meninggalkan satu (1) butir biji dakon atau

congklak.

e. Menjalin kontak social

Dapat dikatakan, factor ini merupakan hal terpenting dalam permainan ini.

Karena dilakukan secara bersama –sama, maka terjalin suatu kontak social

antara pemainannya. Berbagai macam informasi dapat disampaikan saat

permaiana ini dilakukan.Tak jarang senda garau dan tawa terdengar saat

Page 24: Mbak Tin RKH

13

permaianan ini berlangsung. (Ahmad Susanto, 2011: 98 ).

Menurut Keen Achroni, 2012 : 65 berpendapat bahwa manfaat bermain

dakon antara lain :

1. Memberikan kegembiraan pada anak.

2. Melatih kemampuan motorik halus anak.

3. Melatih kesabaran anak ketika menunggu giliran untuk bermain.

4. Melatih kemampuan anak menyusun strategi untuk memenangkan

permainan.

5. Mengembangkan kemampuan berhitung anak.

6. Melatih ketelitian anak. Anak yang sedang bermain harus teliti untuk

memasukkan biji – biji dakon satu demi satu hingga habis.

7. Melatih kejujuran anak.

3. Cara Bermain Dakon

Bermain ini dimainkan oleh dua anak yang duduk berhapan.Papan

dakon ditempatkan di hadapan mereka. Cara bermain akon adalah sebagai

berikut :

1. Kedua pemain melakukan pingsut untuk menentukan siapa yang mendapat

giliran pertama bermain.

2. Pemain yang mendapat giliran bermain mengambil biji dakon dari salah

satu lubang yang menjadi miliknya.

3. Biji dakon diletakkan satu per satu pada lubang di sebelah kanannya

sampai habis, termasuk ke lubang milik lawan.

4. Jika melewati lubang besar yang menjadi miliknya, pemain meletakkan

satu biji dakon di sana. Namun, jika melewati lubang besar milik lawan,

pemain tidak boleh meletakkan biji dakon di dalamnya.

5. Jika biji dakon terakhir jatuh di lubang miliknya, pemain mengambil

kembali biji dakon dari lubang miliknya dan meletakkan satu per satu di

lubang sebelah kanannya hingga habis. Namun, jik dakon terakhir jatuh

pada lubang milik lawan, pemain mengambil biji dakon dalam lubang

tempat biji terakhir jatuh, begitu seterusnya.

Page 25: Mbak Tin RKH

14

6. Jika biji dakon terakhir jatuh di lubang kosong. Baik lubang kosong

miliknya maupun milik lawan, giliran bermain seorang pemain berakhir

dan permainan dilanjutkan oleh lawan. Jikabiji dakon terakhir jatuh

dilubang kosong milinya, pemain dapat mengambil biji-biji dakon yang

ada di dalam lubang milik lawan yang berada di seberang lubang kosong

tersebut. Biji-biji dakon tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam lubang

besar miliknya. Jika biji dakon terakhir jatuh di lubang kosong milik lawan,

pemain tidak mendapatkan apa-apa.

7. Permainan dilaanjutkan seperti itu terus-menerus hingga lubnag-lubang

kecil kosong seluruhnya dan semua biji dakon masuk ke dalam luang

besar milik masing-masing pemain.

8. Pemain yang mendapatkan biji dakon paling banyak adalah pemain yang

keluar sebagai pemenang.

9. Setelah selesai satu putaran, permainan dapat diulang kembali. (Keen

Achroni, 2012:64).

C. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui

Bermain Dakon

Kemampuan berhitung memiliki peran penting dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam berhitung permulaan anak usia dini dapat memotivasi

dalam mengembangkan konsep diri, melatih kedisiplinan serta dapat

menyelesaikan masalah yang terjadi dan anak lebih siap mengikuti

pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks.

Berhitung dibutuhkan ketelitian, konsentrasi, abstraksi, dan daya apresiasi

yang tinggi.Salah satunya dengan bermain dakon yang dapat meningkatkan

berhitung, karena dakon mudah di dapat dan digunakan.Bermain dakon

membutuhkan ketelitian, konsentrasi, dan kejujuran.

Selain itu anak dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini, melalui

pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau

angka-angka yang terdapat disekitar anak.

Melalui bermain dakon diharapkan ada peningkatan kemampuan

Page 26: Mbak Tin RKH

15

berhitung permulaan anak usia dini melalui bermain dakon pada kelompok B

di TK PGRI 03 Kemjen Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh

Sudarmi Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Universitas

Pendidikan Negeri Malang, 2011 dengan Skripsi yang berjudul

“Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dengan Permainan

Dakon Di TK Noor Fadjar Malang Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan sebelum melakukan tindakan

53% dan dilakukan siklus I dengan tingkat ketercapaian hanya 9% menjadi

62% belum terlihat adanya perubahan dari perkembangan berhitungnya dan

bermain dakon. Oleh karena itu dilakukan perencanaan ulang pada siklus II

dengan tingkat ketercapaian 19% menjadi 81%, karena ada bimbingan dari

guru dalam bermain dakon dan berhitung yang menyenangkan.

Penelitian yang relevan dilakukan juga oleh Siti Munaroh Program

Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini dari Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung, 2012 dengan Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat

Berhitung Melalui Permainan Tradisional Congklak Pada Anak Kelompok B

Di ABA 34 Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan kondisi awal (30,77%)

pada siklus I tingkat ketercapaian minat berhitung melalui permainainan

tradisional congklak masih rendah. Sedangkan dilakukan pada siklus II ada

peningkatan (80%) dengan tingkatan perkembangan yang maksimal sehingga

hasil penelitian ini sudah memenuhi indicator pencapaian.

E. Kerangka Berfikir

Dalam proses pembelajaran kemampuan berhitung permulaan pada

anak didik TK masih kurang, hendaknya seorang guru menggunakan strategi

yang sesuai. Karena pada anak didik di TK masih memerlukan motivasi dan

Page 27: Mbak Tin RKH

16

belajar dalam suasana kelompok yang menyenangkan. Untuk itu rencana

proses pembelajaran harus dirancang agar anak didik termotivasi dan

mendapat kesempatan belajar dalam kelompok dengan temannya serta

memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan interpersonalnya.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, diduga melalui

metode bermain dakon dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan

Pada Anak Usia Dini Kelompok B di TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran

2012/2013.

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat disimpulkan hipotesis

sebagai berikut “Melalui Bermain Dakondapat Meningkatkan Kemampuan

Berhitung Permulaan Pada Anak Usia Dini Kelompok B di TK PGRI 03

Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013 “.

Siswa :

kemampuan anak

kurang

Guru : belum

optimal Kondisiawal

Menggunakan

media dakon Siklus I :

Media biji dakon

belum diberi warna

Tindakan

Kemampuan

berhitung

permulaan

anak

meningkat

Kondisi akhir

Siklus II :

Media biji dakon yang

sudah diberi warna

Page 28: Mbak Tin RKH

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian inimerupakan penelitian tindakan kelas yang merupakan

kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh

sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan

merefleksi hasil tindakannya.Penelitian tindakan adalah studi yan dilakukan

untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan

secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.Penelitian ini

dilakukan di TK PGRI 03 Kemijen Semarang Timur karena peneliti bekerja

sebagai pendidik di TK tersebut.

B. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK PGRI 03 Kemijen

Semarang Timur Jl. Pengapon Kp. Penjaringan kelompok B dengan jumlah

21 siswa terdiri dari 9 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Karena

peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses

pembelajaran di kelas khususnnya dalam mencermati berbagai permasalahan

yang muncul dalam pembelajaran. Hal tersebut selaras dengan tujuan

penelitian tindakan kelas diantaranya untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang dilaksanakan guru.

Peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan kelas pada semester 1

tahun pelaajaran 2012/2013. Pelaksanaan siklus pertama direncanakan

minggu pertama bulan Desember 2012 dan siklus kedua direncanakan

minggu kedua dan ketiga bulan Januari 2013 serta minggu pertama dan kedua

bulan Februari 2013. Adapun jadwal penelitian seperti tertuang dalam

tableberikut :

17

Page 29: Mbak Tin RKH

18

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan

Penelitian

Bulan

Juli

12

Agust

12

Sept

12

Okt

12

Nop

12

Des

12

Jan

13

Feb

13

1..

2.

3.

4.

5.

Persiapan dan

penyusunan

proposal

Penyusunan

instrumen dan

revisi instrument

Pengumpulan

data

Analisis data

Penyusunan

laporan

x x x x

x

x

x

x

x

x

x

C. Prosedur Penelian

Siklus I :

1. Perencanaan

a. Guru menyusun RKH sesuai indikator, yang memfokuskan pada materi

mengetahui konsep banyak dan sedikit.

b. Guru menyediakan/mempersiapkan media dengan menggunakan papan

dakon dan kecik (biji).

2. Pelaksanaan

a. Guru mengkondisikan siswa

b. Guru mengenalkan papan dakon dan kecik (biji) dakon.

c. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk melihat papan dakon

dan kecik (biji) tersebut.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi, adapun aspek yang diobservasi meliputi :

a. Aktivitas guru (memberikan apersepsi, mengkondisikan siswa,

memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi).

b. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar,

Page 30: Mbak Tin RKH

19

perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan

perolehan hasil belajar).

4. Refleksi

Peneliti mengoreksi PTK berdasarkan ketercapaian indikator kerja.Karena

hasil peneltian belum sesuai dengan indikator keberhasilan maka peneliti

mengubah strategi pada siklus 2 agar pelaksanaan lebih efektif.

Siklus II

1. Perencanan

a. Guru menyusunRKH sesuai indikator yang menfokuskan pada materi

tentang konsep “lebih dari” atau “kurang dari”.

b. Guru memberikan tugas kepada anak untuk menyebutkan nama-nama

kecik (biji) yang telah ditunjukkan.

c. Guru menyiapkan papan dakon dan beberapa biji (kecik) yang sudah

diberi warna atau macam-macam biji.

2. Pelaksanaan

a. Guru mengkondisikan siswa

b. Guru memberikanpenjelasan yang terkait sesuai materi tugas.

c. Siswa diminta secara satu per satu untuk maju kedepan dan menyebutkan

biji (kecik) yang bermacam-macam bentuk.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi.adapun aspek yang diobservasi meliputi :

c. Aktivitas guru (memberikan apersepsi, mengkondisikan siswa,

memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi).

d. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar,

perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan

perolehan hasil belajar).

4. Refleksi

Penelitian mengoreksi PTK berdasarkan ketercapaian indikator sesuai

dengan indikator yang sudah ada peningkatan dan sudah sesuai dengan

target dan peneliti maka penelitian dihentikan.

Page 31: Mbak Tin RKH

20

Tabel 3.2 Prosedur Penelitian

Keterangan Siklus I Siklus II

Perencanaan a. Guru menyusunRKH sesuai

indikator, yang memfokuskan

pada materi mengetahui konsep

banyak dan sedikit.

b. Guru

menyediakan/mempersiapkan

media dengan menggunakan

papan dakon dan kecik (biji).

a. Guru menyusunRKH

sesuai indikator yang

menfokuskan pada

materi tentang konsep

“lebih dari” atau “kurang

dari”.

b. Guru memberikan tugas

kepada anak untuk

menyebutkan

nama-nama kecik (biji)

yang telah ditunjukkan.

c. Guru menyiapkan papan

dakon dan beberapa biji

(kecik) yang sudah diberi

warna atau

macam-macam biji.

Pelaksanaan a. Guru mengkondisikan siswa

b. Guru mengenalkan papan

dakon dan kecik (biji) dakon.

c. Guru memberikan kesempatan

kepada anak untuk melihat

papan dakon dan kecik (biji)

tersebut.

a. Guru mengkondisikan

siswa

b. Guru

memberikanpenjelasan

yang terkait sesuai materi

tugas.

c. Siswa diminta secara satu

per satu untuk maju

kedepan dan

menyebutkan biji (kecik)

yang bermacam-macam

bentuk.

Observasi Observasi dilakukan dengan

melibatkan teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi,

adapun aspek yang diobservasi

meliputi :

a. Aktivitas guru (memberikan

apersepsi, mengkondisikan

siswa, memanfaatkan papan

dakon dan memberikan

motivasi).

b. Aktivitas siswa (kesiapan

mengikuti pelajaran, semangat

belajar, perhatian dalam belajar,

Observasi dilakukan dengan

melibatkan teman sejawat

dengan menggunakan lembar

observasi, adapun aspek yang

diobservasi meliputi :

a. Aktivitas guru

(memberikan apersepsi,

mengkondisikan siswa,

memanfaatkan papan

dakon dan memberikan

motivasi).

b. Aktivitas siswa (kesiapan

mengikuti pelajaran,

Page 32: Mbak Tin RKH

21

ketekunan dalam mengerjakan

tugas dan perolehan hasil

belajar).

semangat belajar,

perhatian dalam belajar,

ketekunan dalam

mengerjakan tugas dan

perolehan hasil belajar).

Refleksi Peneliti mengoreksi PTK

berdasarkan ketercapaian indikator

kerja. Karena hasil peneltian belum

sesuai dengan indikator

keberhasilan maka peneliti

mengubah strategi pada siklus 2

agar pelaksanaan lebih efektif.

Penelitian mengoreksi PTK

berdasarkan ketercapaian

indikator sesuai dengan

indikator yang sudah ada

peningkatan dan sudah sesuai

dengan target dan peneliti

maka penelitian dihentikan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data berupa observasi

mengenai kemampuan mengenal banyak dan sedikit bilangan dengan

menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat kecerdasaan anakl.

Adapun aspek yang diobservasi adalah :

1. Kemampuan berhitung

2. Ketepatan berhitung

3. Kecepatan berhitung

4. Kemampuan mengenali warna

Lembar tugas kemudian dinilai dengan teknik berikut :

Apabila anak mengerjakan dengan baik diberi tanda (●)

Apabila anak mengerjakan dengan cukup diberi tanda (√)

Apabila anak mengerjakan dengan kurang baik diberi tanda (○)

Untuk memudahkan dalam melakukan analisis hasil lembar observasi,

maka peneliti membuat scoring sebagai berikut :

Page 33: Mbak Tin RKH

22

Tabel 3.3 : Teknik Skoring

Nomor Tanda Skor Keterangan

1. ● 3 Baik

2. √ 2 Cukup

3. ○ 1 Kurang baik

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan

siswa TK PGRI 03 Kemijen Kecamatan Semarang Timur tahun pelajaran

2012/2013.Sedangkan observasi digunakan untuk memperoleh data tentang

gambaran umum TK PGRI 03 Kemijen Kecamatan Semarang Timur.

E. Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, maka peneliti harus mengetahui

sampai dimana perkembangan berhitung para siswa kelompok B. Maka

peneliti membuat instrument penelitian untuk mengetahui perkembangan

berhitung.Di bawah ini adalah table perkembangan berhitung siswa kelompok

B TK PGRI 03 Kemijen Kecamatan Semarang Timur.

Instrumen untuk mengukur kemampuan berhitung anak usia dini

dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 3.4 : Kisi-kisi instrument penelitian berhitung anak didik

No. Aspek Indikator Butir Instrumen Pencapaian

B C K

1. Mengenal

bilangan

berhitung

Mengerti

beberapa perintah

1. Melakukan perintah

dengan benar

(menghitung biji dakon)

B = Bisa menyebutkan

bilangan 1-20 dengan

benar.

C = Menyebutkan

bilangan 1-20

K = tidak bisa

menyebutkan sama sekali

2. Memahami aturan

permainan

B = dapat memahami

aturan dalam permainan

C = memahami aturan

dalam permaianan

Page 34: Mbak Tin RKH

23

dengan bimbingan

K = tidak dapat

memahami aturan dalam

permainan sama sekali

2. Mengenal

bentuk

yang

berbeda

Mengelompokkan

bentuk

1. Menyebutkan nama

bentuk biji-biji dakon

B = dapat menyebutkan

nama bentuk biji dakon

dengan benar

C = menyebutkan nama

bentuk biji dakon dengan

bimbingan

K = tidak dapat

menyebutkan nama biji

dakon sama sekali

2. Mengelompokan biji

dakon yang berbentuk

sama

B = dapat

mengelompokkan biji

dakon dengan benar

C = mengelompokkan

biji dakon dengan

bimbingan

K = tidak dapat

mengelompokkan biji

dakon sama sekali

3. Mengenal

warna

yang

berbeda

Mengelompokkan

warna yang

berbeda

1. Mengelompokkan

biji dakon yang

berbeda

B = dapat

mengelompokkan

warna biji dengan

benar

C =

mengelompokkan

warna biji dakon

dengan bantuan guru

K = tidak dapat

mengelompokkan

warna biji dakon

sama sekai

2. Menghitung biji

dakon sesuai warna

B = dapat

menghitung biji

Page 35: Mbak Tin RKH

24

dakon sesuai warna

dengan tepat

C = menghitung biji

dakon sesuai warna

dengan bantuan guru

K = tidak dapat

menghitung biji

dakon sama sekali

Keterangan :

- Kolom pencapaian diisi dengan nilai B, C, dan K

- Nilai baik (●):apabila anak mampu melakukan tugas dengan baik tanpa

bantuan.

- Nilai cukup(√): apabila anak mampu melakukan tugas dengan bimbingan .

- Nilai kurang (○): apabila anak tidak mampu melakukan tugas yang

dimaksud

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan kelas maka

perlu analisis data.Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data dilakukan

dengan analisis deskriptif dan analisia kualitatif, yaitu suatu metode perolehan

data yang menggambarkan kenyataan sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung dan

untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengajar menggunakan metode

atau media pembelajaran bermain dakon.Data-data tersebut dianalisis mulai

dari siklus satu dan siklus dua untuk dibandingkan perolehan nilai

rata-ratanya.

Hasilnya perhitungan dikonsultasikan dengan table kreteria deskriptif

persentasi yang dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan

rendah sebagai berikut :

Tabel 3.5 : Klasifikasi kategori tingkatan dan persentasi

Krteria Skor Penafsiran

Tinggi 80 – 100 Kemampuan berhitung tinggi

Sedang 65 – 80 Kemampuan berhitung sedang

Rendah < 64 Kemampuan berhitung rendah

Hasil observasi dari aspek guru dan siswa dianalisis menggunakan

Page 36: Mbak Tin RKH

25

teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat,

dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dalam menentukan keberhasilan dan

keefektifan penelitian dirumuskan dengan indikator kinerja sebagai acuan

keberhasilan penelitian. Keberhasilan penelitian untuk meningkatan

kemampuan berhitung melalui bermain dakon akan meningkat lebih dari 80%.

Tabel 3.6 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek Yang Diamati 1 2 3

1. Siswa mempunyai kemampuan berhitung

2. Siswa mempunyai kemampuan ketepatan berhitung

3. Siswa mempunyai kemampuan kecepatan berhitung

4. Siswa mempunyai kemampuan mengenal warna

5. Siswa mempunyai kemampuan membedakan warna

6. Siswa mempunyai kemampuan mengenal bentuk

7. Siswa mempunyai kemampuan membedakan

bentuk

Ket :

1. Rendah

2. Sedang

3. Tinggi

Kriteria Nilai Prosentase

Baik

Cukup

Kurang

75 – 100

60 – 70

30 – 55

Page 37: Mbak Tin RKH

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk peningkatan

kemampuan berhitung permulaan anak usia dini pada kelompok B di TK

PGRI 03 Kemijen Tahun Ajaran 2012/2013 melalui bermain dakon.

kegiatan penelitian tersebut dilakukan melalui tahap perencanaan sampai

kesimpulan akhir.

Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas

merupakan langkah awal untuk memperoleh data-data yang diperlukan

selama penelitian. Sejauh mana kemampuan berhitung anak usia dini

kelompok B di TK PGRI 03 Kemijen adalah kurang. Hal tersebut dapat

diketahui dari banyaknya anak yang takut mencoba berhitung karena

malu dan kurangnya motivasi dari lingkungan sekitar ( sekolah dan

keluarga ). Anak langsung mengatakan tidak bisa bila diminta untuk

berhitung baik di depan atau di tempat duduknya. Selain itu, terbatasnya

alat peraga yang tersedia di sekolah, sehingga anak mudah merasa bosan

dan jenuh ketika ada kegiatan berhitung . Kebanyakan hasil kemampuan

berhitung permulaan anak masih pada tahap membilang / menyebutkan

bilangan 1 – 20.

26

Page 38: Mbak Tin RKH

27

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kondisi Awal Pra Siklus

Indikat

or

Kondisi Awal Prose

ntase Tingkat

Pencapaia

n

Perkemba

ngan

Jumlah

Anak

Menyeb

utkan /

Membila

ng

bilangan

1-20

Baik ( ● ) 4 20%

Cukup

( √ )

10 50%

Kurang

( o )

6 30%

Jumlah 20 100%

Grafik 4.1 Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain

Dakon Kondisi Awal

Dari hasil tabel dan grafik di atas dapat diperoleh kemampuan

berhitung permulaan anak kelompok B, dari hasil analisa dengan rata-rata

keberhasilan anak sebagai berikut :

Baik ( ● ) : 20 %

Cukup ( √ ) : 50 %

Kurang ( o ) : 30 %

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa

0

10

20

30

40

50

60

Baik Cukup Kurang

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 39: Mbak Tin RKH

28

kemampuan berhitung anak dalam indikator membilang / menyebutkan

bilangan 1 – 20 hanya 20 % , anak yang sudah termasuk kategori baik

( ● ), padahal yang diharapkan dalam kegiatan tersebut ± 80 % anak

berhasil melakukan kegiatan berhitung. Menurut data yang diperoleh

tersebut maka kemampuan berhitung masih sangat kurang sehingga perlu

ditingkatkan.

B. Deskripsi Siklus I

Siklus I dilakukan dalam 2 minggu pada bulan maret 2013. Pada

siklus I peneliti menjelaskan cara bermain dakon dengan biji yang sama

warna. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran

pada siklus I yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi diuraikan sebagai berikut :

1. Rencana Tindakan

Pada siklus I, pelaksanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari

penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang menfokuskan

bermain dakon dengan biji warna sejenis. Guru menyiapkan peralatan

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga anak akan

merasa senang. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat

berjalan lancar.

Page 40: Mbak Tin RKH

29

Gambar 4.1 Biji dakon yang sejenis

Page 41: Mbak Tin RKH

30

2. Pelaksanaan Tindakan

Awal dari pelaksanaan siklus I yang menfokuskan pada berhitung

dengan biji warna sejenis. Guru menyiapkan RKH, dan alat peraga.

Kemudian pembelajaran dimulai sesuai RKH yang dibuat dari kegiatan

awal yaitu berbaris, berdo dan salam. Setelah itu guru mengondisikan

siswa, anak – anak diajak berolahraga hal ini dilakukan agar anak-anak

TK memiliki kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberikan

penjelasan cara bermain dakon secara klasikal.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang setiap kegiatan yang

akan dilakukan hari ini. Guru mulai menujukkan cara bermain dakon

yang pertama anak disuruh pingsut, yang menang harus bermain dahulu.

Dan setiap lubang diisi satu-satu biji, serta lubang yang dipilih. Dan

sebaliknya lawan main.

Gambar 4.2 Anak yang bermain dakon biji sejenis

Page 42: Mbak Tin RKH

31

Tabel 4.2 Hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan

Melalui Bermain Dakon Siklus I

Indikat

or

Kondisi Awal Prose

ntase Tingkat

Pencapaia

n

Perkemba

ngan

Jumlah

Anak

Menyeb

utkan /

Membila

ng

bilangan

1-20

Baik ( ● ) 10 50%

Cukup

( √ )

8 40%

Kurang

( o )

2 10%

Jumlah 20 100%

Grafik 4.2. Grafik Prosentase Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui

Bermain Dakon Siklus I

Dari hasil dan grafik diatas dapat diperoleh kemampuan berhitung

kelompok B, dari hasil analisa dengan rata-rata keberhasilan anak

sebagai berikut :

Baik ( ● ) : 50 %

0

10

20

30

40

50

60

Baik Cukup Kurang

Column1

Column2

Column3

Page 43: Mbak Tin RKH

32

Cukup ( √ ) : 40%

Kurang ( o ) : 10 %

Berdasarkan rata-rata dapat diketahui bahwa peningkatan

kemampuan berhitung anak setelah melalui bermain dakon 50% yang

sudah termasuk kategori baik sehingga perlu dilaksanakan siklus

selanjutnya.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi, adapun aspek yang diobservasi

meliputi :

e. Aktivitas guru (memberikan apersepsi, mengkondisikan siswa,

memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi).

f. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar,

perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan

perolehan hasil belajar).

4. Refleksi

Hasil dari pelaksanaan tindakan kelas siklus I adalah kegiatan

meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui bermain dakon

indikator yang telah ditentukan. Hasil observasi di dapatkan bahwa

kemampuan berhitung setelah dilaksanakan siklus I masih rendah yaitu

1) masih banyak siswa yang kurang aktif dan berminat, 2) guru kurang

maksimal dalam memotovasi anak, oleh karena itu perlu dilakukan siklus

selanjutnya.

Page 44: Mbak Tin RKH

33

C. Deskripsi Siklus II

Siklus II dilakukan dalam 2 minggu pada bulan april 2013. Pada

siklus II peneliti menjelaskan cara bermain dakon dengan biji yang beda

warna. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran

pada siklus II yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi diuraikan sebagai berikut :

1. Rencana Tindakan

Pada siklus II, pelaksanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari

penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang menfokuskan

bermain dakon dengan biji warna yang berbeda. Guru menyiapkan

peralatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga anak

akan merasa senang dan berminat. Hal ini dimaksudkan agar proses

pembelajaran dapat berjalan lancar.

2. Pelaksanaan Tindakan

Awal dari pelaksanaan siklus II yang menfokuskan pada berhitung

dengan biji warna yang berbeda. Guru menyiapkan RKH, dan alat peraga.

Kemudian pembelajaran dimulai sesuai RKH yang dibuat dari kegiatan

awal yaitu berbaris, berdoa dan salam. Setelah itu guru mengondisikan

siswa, anak – anak diajak berolahraga dan tanya jawab sesuai RKH hal

ini dilakukan agar anak-anak TK memiliki kesiapan dalam mengikuti

pembelajaran. Guru memberikan penjelasan cara bermain dakon secara

klasikal.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang setiap kegiatan yang

Page 45: Mbak Tin RKH

34

akan dilakukan hari ini. Guru mulai menujukkan cara bermain dakon

yang diisi biji berbeda warna, pertama anak disuruh pingsut, yang

menang harus bermain dahulu. Dan setiap lubang diisi satu-satu biji, serta

lubang yang dipilih. Dan sebaliknya lawan main.

Gambar 4.3 Anak bermain dakon dengan warna yang berbeda

Page 46: Mbak Tin RKH

35

Tabel 4.3 Tabel Prosentase Kemampuan Berhitung Permulaan

Melalui Bermain Dakon Siklus II

Indikat

or

Kondisi Awal Prose

ntase Tingkat

Pencapaia

n

Perkemba

ngan

Jumlah

Anak

Menyeb

utkan /

Membila

ng

bilangan

1-20

Baik ( ● ) 16 80%

Cukup

( √ )

3 15%

Kurang

( o )

1 5%

Jumlah 20 100%

Grafik 4.3. Grafik Prosentase Kemampuan Berhitung Permulaan

Melalui Bermain Dakon Siklus II

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Baik Cukup Kurang

Column1

Column2

Column3

Page 47: Mbak Tin RKH

36

Dari hasil tabel dan grafik diatas dapat diperoleh kemampuan

berhitung anak kelompok B, dari hasil analisa dengan rata-rata

keberhasilan anak sebagai berikut:

Baik ( ● ) : 80%

Cukup ( √ ) : 15%

Kurang ( o ) : 5%

Berdasarkan hasil prosentase diatas,sudah dapat dikatakan

berhasil karena peningkatan kemampuan berhitung anak mencapai 80%

yang termasuk kategori baik.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi, adapun aspek yang diobservasi

meliputi :

a. Aktivitas guru (memberikan apersepsi, mengkondisikan siswa,

memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi).

b. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar,

perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan

perolehan hasil belajar).

4. Refleksi

Hasil dari pelaksanaan tindakan kelas siklus II adalah kegiatan

meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui bermain dakon

indikator yang telah ditentukan. Dalam hal ini dilihat dari angka

keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas atau kegiatan yang

Page 48: Mbak Tin RKH

37

diberikan oleh guru mengalami kenaikan atau peningkatan dalam

kemampuan berhitung anak kelompok B sudah naik dan berhasil. Hasil

dari refleksi siklus I dari 50% dan meningkat pada siklus II menjadi 80%.

D. Pembahasan Antar Siklus

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh

gambaran tentang peningkatan kemampuan berhitung anak kelompok B

TK PGRI 03 Kemijen bermain dakon. Adapun tabel prosentase pra siklus,

siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6. Tabel Prosentase Kemampuan Berhitung Permulaan

Melalui Bermain Dakon Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

N

o Siklus

Bai

k

( ●

)

Cukup

( √ )

Kura

ng

( o )

1

.

Pra

Siklus

20

% 50 % 30 %

2

. Siklus I

50

% 40 % 10 %

3

.

Siklus

II

80

% 15 % 5 %

Page 49: Mbak Tin RKH

38

Grafik 4.4 Perbandingan prosentase Tingkat Kemampuan Berhitung

Permulaan Melalui Bermain Dakon Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dari tabel dan grafik fiatas dapat dilihat bahwa kemampuan

berhitung anak kelompok B TK PGRI 03 Kemijen mengalami kenaikan

dari pra siklus20 % ke perbaikan siklus I 50% yaitu sejumlah 30% dan

kenaikan dari siklus I 50% ke siklus II 80% yaitu 30%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

TINGGI

SEDANG

RENDAH

Page 50: Mbak Tin RKH

39

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

melalui beberapa tindakan yakni kondisi awal dan beberapa siklus,

berdasarkan seluruh pembahasan dan penilaian yang telah disimpulkan

bahwa peningkatan berhitung permulaan melalui bermain dakon

merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak usia dini. Ketika

anak bermain dakon anak merasa semangat untuk memenangkan

permainan ini.

Rata-rata peningkatan berhitung permulaan melalui bermain dakon TK

PGRI 03 Kemijen, hasil observasi awal adalah 20% kemudian siklus I

meningkat menjadi 50% dan siklus II menjadi 80%. Dari hasil data

tersebut maka indicator kinerja pada penelitian ini dapat dikatakan

berhasil pada siklus II. Sehingga tidak perlu dilanjutkan siklus III.

Dari Uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa “ Melalui Bermain

Dakon Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini

TK PGRI 03 Kemijen Tahun Ajaran 2012/2013”.

39

Page 51: Mbak Tin RKH

40

B. Saran

1. Anak

Agar dapat memanfaatkan media pembelajaran dakon dengan baik secara

maksimal dengan memainkannya dalam berbagai kesempatan.

2. Guru

Guru dapat termotivasi dalam pembelajaran dan lebih bersemangat dalam

belajar berhitung dengan alat tradisional yaitu dakon.

3. Sekolah

Agar sekolah dapat mengembangkan alat – alat tradisional yaitu dakon dalam

pembelajaran berhitung, guna untuk meningkatkan minat anak.

Page 52: Mbak Tin RKH

41

DAFTAR PUSTAKA

Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui

Permainan Tradisional. Jogyakarta: Javalitera.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Permainan Berhitung Permulaan.

Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini .

Jakarta.

Husna, A.M. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Andi.

Isnawati, Nurlaela. 2009. Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya dalam 30 hari.

Jogyakarta : Garailmu.

Rismawati. 2012. Menstimulasi Perkembangan Otak dengan Permainan

Yogyakarta : Pustaka Instan Madani.

Seefeldt, Carol dan Wasik, Barbara A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Indeks.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam

Berbagai Aspeknya. Jakarta : Prenada Media Group.

Suyanto, Slamet. 2008. Strategi Pendidikan Anak. Yogyakarta: Hikayat

Publishing.

Trimo. 2011. Modul Penelitian Tidakan Kelas. Metode Penelitian.

Widayati, Sri. Ayo Berhitung Matematika Usia Prasekolah. Image.

Yulianty, Rani. 2010. Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak, Jakarta:

Laskar Aksara.

Page 53: Mbak Tin RKH

42

Page 54: Mbak Tin RKH
Page 55: Mbak Tin RKH

i

Page 56: Mbak Tin RKH

ii

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS PENDIDIKAN

TK PGRI 03 KEMIJEN

Jl. Pengapon Kp.Penjaringan Semarang Timur 50128

Semarang, 16 Maret 2013

No : -

Lampiran : -

Perihal : Surat Rekomendasi

Kepada

RektorIKIP PGRI Semarang

di Tempat

Memperhatikan surat saudara Nomor : 595 / AM / FIP / IKIP

PGRI / III /2013 tanggal 15 Maret 2013 perihal permohonan ijin

penelitian, maka Kepala TK PGRI 03 Kemijen memberikan rekomendasi

kepada mahasiswa IKIP PGRI Semarang :

Nama : YAYUK SUTANTI

NPM : 10159101

Jurusan / Fakultas : PG – PAUD / FIP

Untuk mengadakan penelitian di TK PGRI 03 Kemijen dengan judul

“ Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain

Dakon Anak Usia Dini Pada Kelompok B TK PGRI 03 Kemijen Tahun

Pelajaran 2012 / 2013 Mulai 16 Maret s.d 15 April 2013 “.

Demikian surat rekomendasi ini kami berikan agar dapat

dilaksanakan / dipergunakan dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Kepala TK PGRI 03 Kemijen

YAYUK SUTANTI,A.Ma

Page 57: Mbak Tin RKH

iii

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS PENDIDIKAN

TK PGRI 03 KEMIJEN

Jl. Pengapon Kp.Penjaringan Semarang Timur 50128

SURAT KETERANGAN

Nomor :

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : YAYUK SUTANTI , A. Ma

Jabatan : Kepala TK PGRI 03 Kemijen

Menerangkan bahwa mahasiswa PG-PAUD IKIP PGRI Semarang :

Nama : YAYUK SUTANTI

NPM : 10159101

Benar-benar telah melaksanakan penelitian di TK PGRI 03 Kemijen

dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain

Dakon Anak Usia Dini Pada Kelompok B di TK PGRI Kemijen Tahun Pelajaran

2012 / 2013 Mulai 16 Maret s.d 15 April 2013 “.

Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat digunakan dengan

baik dan tanggungjawab.

Semarang, 16 April 2013

Kepala

TK PGRI 03 Kemijen

YAYUK SUTANTI, A .Ma

Page 58: Mbak Tin RKH

iv

BIODATA

Nama lengkap : YAYUK SUTANTI

NPM : 10159101

Fakultas / Jurusan : FIP / PG PAUD

Tempat / Tgl Lahir : Demak, 8 November 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Kp. Stasiun RT 9 RW 2 Bintoro Demak 59511

Telp./ HP : 085 641 550 819

Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan Nama Sekolah Tahun Lulus

SD SD N XIII Demak 1999

SMP SMPN 1 Demak 2003

SMK SMKN 1 Demak 2005

D2 / PG TK IKIP PGRI Semarang 2010

Page 59: Mbak Tin RKH

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : YAYUK SUTANTI

NPM : 10159101

Fakultas / Jurusan : FIP / PG PAUD

Universitas : IKIP PGRI SEMARANG

Menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi yang berjudul “ Peningkatan

Kemampuan Berhitung Permulaan melalui Bermain Dakon Anak Usia Dini Pada

Kelompok B TK PGRI Kemijen Tahun Pelajaran 2012 / 2013 “. Benar – benar

hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

Semarang, ......................2013

Penulis

YAYUK SUTANTI

Page 60: Mbak Tin RKH

vi

Lembar Observasi Aktivitas Anak dan Guru

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3

1 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

2 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

3 Siswa mempunyai kemampuan berhitung

v

4 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

5 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

6 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

7. Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

8 Guru dalam menyusun RKH v

9 Guru mengkondisikan anak v

10 Guru menjelaskan mat eri v

Jumlah 11

Presetase (%) 53,3%

Page 61: Mbak Tin RKH

i

Rencana Kegiatan Harian

Semester/Minggu : II/11

Hari/Tanggal : Rabu, 20 Maret 2013

Tema : Alat Komunikasi

Sub Tema : Kegunaan Alat

Kelompok : B

Waktu : 09.30-12.00 WIB

Indikator Kegiatan Pembelajaran Alat

Peraga/

Sumber

Penilaian

Perkembangan

Anak

Pend.

Nasionalisme

Karakter

Bangsa &

Kewirausahaan

Alat Hasil

Menyebutkan

ciptaan Tuhan

(NAM 3)

Kegiatan Awal 30 menit

­ Berbaris, berdo’a, salam

­ Bercakap-cakap tentang

Ciptaan Tuhan dan Buatan

Manusia

Observasi

Religius

Page 62: Mbak Tin RKH

ii

Memanjat,

bergantung dan

berayun (FMK 7)

Mengerjakan.

Mazze (yang

sederhana, 3-4

jalan) (KOG 18)

Membilang

/menyebut urutan

bilangan (KOG 33)

Menyanyi sambil

berekspresi sesuai

lagu anak-anak

­ Memanjat, bergantung,

berayun pada tangga

majemuk

Kegiatan Inti

­ Menelusuri jalannya Dino

rekreasi ke Gunung

­ Mengenal bilangan 1-10

Istirahat 30 menit

­ Berdo’a sebelum makan,

makan bekal, bermain

Kegiatan Akhir 30 menit

­ Menyanyi lagu naik-naik

Tangga

Majemuk

Lembar

Kerja

Media

Audiovis

ual

Unjuk

Kerja

Hasil

Karya

Penugasa

n

Demontr

Gemar

berhitung

Kreativitas

Page 63: Mbak Tin RKH

iii

(FMH 15) kepuncak gunung

­ Ulasan kegiatan, saran

­ Berdo’a, salam, pulang

asi

Semarang, 19 Maret 2013

Mengetahui,

Kepala TK PGRI 03 Guru Kelas B

Yayuk Sutanti, A.Ma Yayuk Sutanti

Page 64: Mbak Tin RKH

i

Lembar Observasi Aktivitas Anak dan Guru

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3

1 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

2 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

3 Siswa mempunyai kemampuan berhitung

v

4 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

5 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

6 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

7. Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

8 Guru dalam menyusun RKH v

9 Guru mengkondisikan anak v

10 Guru menjelaskan mat eri v

Jumlah 23

Presetase (%) 76,6%

Page 65: Mbak Tin RKH

i

Rencana Kegiatan Harian

Semester/Minggu : II/

Hari/Tanggal : Kamis, 21 Maret 2013

Tema : Alat Komunikasi

Sub Tema : Kegunaan Alat

Kelompok : B

Waktu : 09.30-12.00 WIB

Indikator Kegiatan Pembelajaran Alat

Peraga/

Sumber

Penilaian

Perkembangan

Anak

Pend.

Nasionalisme

Karakter

Bangsa &

Kewirausahaan

Alat Hasil

Menyebutkan

ciptaan Tuhan

(NAM 3)

Menirukan kembali

Kegiatan Awal 30 menit

­ Berbaris, berdo’a, salam

­ Bercakap-cakap tentang

Ciptaan Tuhan dan Buatan

Manusia

­ Menirukan kembali kata

yang di ucapkan guru

Kartu

Kata

Observasi

Penugasa

n

Religius

Komunikatif

Page 66: Mbak Tin RKH

ii

3-4 urutan kata

(Bhs 2)

Membilang

/menyebut urutan

bilangan (KOG 33)

Menyanyikan lebih

dari 10 lagu

anak-anak

Kegiatan Inti

­ Menggabungkan atau

memasangkan lambang

bilangan dengan

benda-benda

pasangannya.

Istirahat 30 menit

­ Berdo’a sebelum makan,

makan bekal, bermain

Kegiatan Akhir 30 menit

­ Menyanyi lagu yang

dihafal anak

­ Ulasan kegiatan, saran

­ Berdo’a, salam, pulang

Media

Audiovis

ual

Buku,

lagu,

gitar

Penugasa

n

Observas

i, unjuk

kerja

Gemar

Berhitung

Kreativitas

Page 67: Mbak Tin RKH

iii

Semarang, 20 Maret 2013

Mengetahui,

Kepala TK PGRI 03 Guru Kelas B

Yayuk Sutanti, A.Ma Yayuk Sutanti

Page 68: Mbak Tin RKH

i

Lembar Observasi Aktivitas Anak dan Guru

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3

1 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

2 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

3 Siswa mempunyai kemampuan berhitung

v

4 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

5 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

6 Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

7. Siswa mempunyai kemampuan berhitung v

8 Guru dalam menyusun RKH v

9 Guru mengkondisikan anak v

10 Guru menjelaskan mat eri v

Jumlah 24

Presetase (%) 80%

Page 69: Mbak Tin RKH

i

Rencana Kegiatan Harian

Semester/Minggu : II/11

Hari/Tanggal : Jumat, 22 Maret 2013

Tema : Alat Komunikasi

Sub Tema : Kegunaan Alat

Kelompok : B

Waktu : 08.30-11.00 WIB

Indikator Kegiatan Pembelajaran Alat

Peraga/

Sumber

Penilaian

Perkembangan

Anak

Pend.

Nasionalisme

Karakter

Bangsa &

Kewirausahaan

Alat Hasil

Mau

mengemukakan

pendapat secara

sederhana (SOSEM

26)

Kegiatan Awal 30 menit

­ Berbaris, berdo’a, salam

­ Bercakap-cakap

membedakan suasana di

gunung dan di pesisir

Observasi

Bersahabat/

berkomunikasi

Page 70: Mbak Tin RKH

ii

Melompat ke

berbagai arah

dengan satu atau

dua kaki (

FMK 5)

Menggambar bebas

dari bentuk dasar

titik, lingkaran,

segi tiga (FMH 36)

Membilang atau

menyebut urutan

bilangan 1-10

(KOG 33)

Mendengarkan dan

­ Melompati tali yang

dipegang teman seperti

melompati ombak

Kegiatan Inti

­ Menggambar tempat

rekreasi seperti l.aut atau

pegunungan.

­ Menyebutka urutan

lambang bilangan 1-10

dengan gambar

Istirahat 30 menit

­ Berdo’a sebelum makan,

makan bekal, bermain

Tali dan

Karet

Buku

gambar,

pensil

warna

Media

Audiovis

ual

Unjuk

kerja

Hasil

Karya

Penugasa

n

Kerja keras

Kreativitas

Gemar

berhitung

Page 71: Mbak Tin RKH

iii

menceritakan

kembali cerita

secara runtut (Bhs

27)

Kegiatan Akhir 30 menit

­ Mendengarkan cerita

“Tani Pergi ke Gunung”

­ Ulasan kegiatan, saran

­ Berdo’a, salam, pulang

Buku

cerita

Observas

i

Komonikatif

Semarang, 21 Maret 2013

Mengetahui,

Kepala TK PGRI 03 Guru Kelas B

Yayuk Sutanti, A.Ma Yayuk Sutanti

Page 72: Mbak Tin RKH

i

Page 73: Mbak Tin RKH

ii

Page 74: Mbak Tin RKH

iii

Page 75: Mbak Tin RKH

iv

Page 76: Mbak Tin RKH

v