BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut...

55
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas, Dull, Richard B. (2008,p14), sistem informasi akuntansi merupakan subsistem khusus dari sistem informasi. Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari kegiatan bisnis. Menurut Rama dan Jones (2006,p5), sistem informasi akuntansi adalah bagian dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, seperti informasi-informasi lainnya yang didapatkan dari transaksi akuntansi yang dilakukan secara rutin. Menurut Romney dan Steinbart (2006,p6), sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi pembuat keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan data yang diubah menjadi informasi yang dibutuhkan pengguna, khususnya kebutuhan informasi yang terkait dengan kegiatan akuntansi dan keuangan.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Gelinas, Dull, Richard B. (2008,p14), sistem informasi

akuntansi merupakan subsistem khusus dari sistem informasi. Tujuan

sistem informasi akuntansi adalah untuk mengumpulkan, mengolah, dan

melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari

kegiatan bisnis.

Menurut Rama dan Jones (2006,p5), sistem informasi akuntansi

adalah bagian dari sistem informasi manajemen yang menyediakan

informasi akuntansi dan keuangan, seperti informasi-informasi lainnya

yang didapatkan dari transaksi akuntansi yang dilakukan secara rutin.

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p6), sistem informasi

akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan

memproses data untuk menghasilkan informasi bagi pembuat keputusan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah

sekumpulan data yang diubah menjadi informasi yang dibutuhkan

pengguna, khususnya kebutuhan informasi yang terkait dengan kegiatan

akuntansi dan keuangan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

12

2.1.2 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan dan kegunaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menurut

Jones dan Rama (2006,p6-7), antara lain :

1. Producing External Report;

Perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya menggunakan sistem

informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan, yang kemudian

akan digunakan oleh para stakeholder.

2. Supporting Routine;

Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani

aktivitas rutin dalam proses bisnis perusahaan.

3. Decision Support;

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan

non-rutin pada seluruh tingkat organisasi, termasuk mengetahui

produk mana yang terjual dengan baik dan konsumen mana yang

paling banyak melakukan transaksi pembelian. Informasi ini penting

bagi perencanaan produk baru, untuk memutuskan produk mana yang

harus selalu tersedia, dan bagaimana cara memasarkannya pada

konsumen.

4. Planning and Control;

Sistem informasi juga dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan

pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh,

informasi mengenai anggaran dan biaya disimpan oleh sistem

perusahaan, dan laporan-laporan yang dihasilkan, digunakan untuk

membandingkan anggaran dengan jumlah yang sesungguhnya.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

13

5. Implementing Internal Control.

Penerapan pengendalian internal, termasuk di dalamnya kebijakan,

prosedur dan sistem informasi, digunakan untuk melindungi aset

perusahaan dari kerugian atau pencurian dan untuk memelihara

keakurasian data keuangan perusahaan. Hal tersebut memungkinkan

untuk membangun sebuah kontrol ke dalam sebuah sistem informasi

akuntansi yang terkomputerisasi untuk membantu mencapai tujuan

perusahaan.

2.1.3 Subsistem pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2008,p8), sistem informasi akuntansi terdiri dari

tiga subsitem utama, yaitu:

1. Transaction Processing System (TPS), yaitu sistem yang mendukung

operasi bisnis sehari-hari;

2. General Ledger/Financial Reporting System(GL/FRS), yaitu sistem

yang menghasilkan laporan keuangan misalnya laporan arus kas dan

laporan lainnya yang berhubungan dengan hukum berlaku;

3. Management Reporting System (MRS), yaitu sistem yang

menghasilkan laporan keuangan khusus untuk manajemen internal.

2.1.4 Komponen Utama Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p6), sistem informasi

akuntansi terdiri atas empat komponen, yaitu:

1. Orang, yaitu yang mengoperasikan suatu sistem dan melaksanakan

berbagai fungsi;

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

14

2. Prosedur-prosedur atau instruksi-instruksi, baik manual maupun yang

terotomisasi, yang melibatkan dalam pengumpulan, pemerosesan, dan

penyimpanan data aktivitas-aktivitas organisasi;

3. Data, yaitu data tentang organisasi dan proses bisnis organisasi

tersebut;

4. Software, yaitu perangkat lunak yang digunakan untuk memproses

data organisasi;

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan

pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan yang digunakan

untuk mengumpulkan, menyimpan, memeroses, dan memindahkan

data dan informasi;

6. Internal kontrol dan keamanan data, yaitu yang menyimpan data

dalam sistem informasi akuntansi.

Keenam komponen ini secara bersama-sama memungkinkan

sistem informasi akuntansi untuk memenuhi tiga fungsi penting dalam

organisasi, yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber

daya, dan para pelaku dalam organisasi tersebut;

2. Pemindahan data ke dalam informasi, yang berguna bagi pihak

manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan;

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset

organisasi temasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa aset dan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

15

data tersebut adalah akurat dan handal serta tersedia pada saat yang

dibutuhkan.

2.1.5 Siklus Pemrosesan Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan

perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian,

produksi, hingga penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi pada

perusahaan dibagi menjadi 5 subsistem yaitu :

1. Revenue Cycle;

Siklus yang terjadi dari transaksi penjualan barang dan jasa serta

penerimaan kas.

2. Expenditure Cycle;

Siklus yang terjadi dari transaksi pembelian barang dan jasa serta

pengeluaran kas.

3. Human Resources / Payroll Cycle;

Siklus yang terjadi dari proses perekrutan dan pembayaran atas tenaga

kerja yang dilakukan perusahaan.

4. Production Cycle;

Siklus yang terjadi dari proses produksi yang dilakukan oleh

perusahaan.

5. Financing.

Siklus yang terjadi dari kegiatan penerimaan modal yang dilakukan

oleh perusahaan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

16

2.1.5.1 Tahapan Siklus Penerimaan Kas

Siklus penerimaan kas (Revenue Cylce) menurut Jones

dan Rama (2006,p443) adalah sebagai berikut:

1. Merespon permintaan informasi dari pelanggan;

Informasi untuk pelanggan dimaksudkan agar pelanggan dapat

memahami atas produk perusahaan sehingga pelanggan dapat

memilih produk yang disediakan.

2. Mengembangkan kesepakatan dengan pelanggan untuk

menyediakan barang atau jasa di masa mendatang;

Yang dimaksud kesepakatan di sini adalah pemesanan

pelanggan atas barang atau jasa dan kontrak antara perusahaan

dengan pelanggan untuk dapat menyediakan produk atau jasa

di masa datang.

3. Menyediakan layanan atau mengirim barang kepada

pelanggan;

Pada perusahaan jasa, karyawan berfungsi sebagai penyedia

jasa layanan, sedangkan pada perusahaan dagang, petugas

warehouse dan pengirim barang memainkan peran penting

dalam proses pengiriman barang kepada pelanggan.

4. Menagih pelanggan atas barang atau jasa yang disediakan;

Tahap ini merupakan tahap dimana perusahaan melakukan

klaim kepada pelanggan dengan mencatat piutang dan

menagih kepada pelanggan.

5. Mengumpulkan pembayaran;

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

17

Selama siklus penjualan, kas dari pembayaran pelanggan

dikumpulkan.

6. Menyetor uang ke bank;

Kas yang diterima selama siklus penjualan, disetor ke bank.

7. Menyiapkan laporan.

Ada berbagai macam laporan yang harus dipersiapkan untuk

pembuatan laporan penjualan termasuk di dalamnya daftar

pesanan, daftar pengantaran dan daftar piutang.

2.2 Sistem Akuntansi Jasa Rumah Sakit

2.2.1. Pendapatan Operasional Pelayanan Pasien

2.2.1.1. Definisi Pendapatan Operasional Pelayanan Pasien

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p150), penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi

selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus masuk / penambahan

aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan aktiva

bersih yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p150), pendapatan (revenue) adalah arus masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas rumah sakit selama

suatu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan aktiva bersih,

yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

18

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p150), pendapatan operasional pelayanan pasien adalah pendapatan

yang diperoleh dari kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan yang

diberikan kepada pasien.

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p151), pendapatan operasional pelayanan pasien bruto adalah

pendapatan yang timbul dari aktivitas pelayanan rumah sakit kepada

pasien.

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p150), pendapatan operasional pelayanan pasien bersih adalah

pendapatan operasional pelayanan pasien bruto setelah dikurangi dengan

pengurang pendapatan operasional pelayanan pasien.

2.2.1.2. Pendapatan Operasional Pelayanan Pasien Rawat Inap

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p151), Pendapatan rawat inap berdasarkan sifatnya dapat

dibedakan, antara lain menjadi :

1. Sewa Ruangan;

2. Makanan Untuk Pasien;

3. Sewa Alat;

4. Alat Habis Pakai;

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

19

5. Obat;

6. Jasa Sarana (termasuk pendapatan dari bagi hasil visitasi dan

tindakan medis).

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p152), Pendapatan penunjang medis berdasarkan sifatnya dapat

dibedakan, antara lain menjadi :

1. Radiologi;

2. Laboratorium;

3. Fisioterapi;

4. Farmasi;

5. Rehabiltasi medik;

6. Hemodialisa;

7. Diagnostik (medical checkup dan obat);

8. Bank darah; dan

9. Patologi anatomi.

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p152), pendapatan pelayanan pasien lainnya berdasarkan sifatnya

dapat dibedakan, antara lain menjadi :

1. Ambulance;

2. Kamar jenazah; dan

3. Sewa (misalnya : sewa tempat tidur untuk penunggu).

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

20

2.2.1.3. Perlakuan Akuntansi Pendapatan Operasional Pelayanan

Pasien

1. Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

(PERSI) dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit

Non-Pemerintah (2004,p153), pengakuan dan pengukuran

pendapatan operasional pelayanan pasien, yaitu :

a. Penghasilan diakui pada saat aktivitas pelayanan jasa telah

diberikan kepada pengguna jasa.

b. Penghasilan diukur sebesar nilai wajar imbalan yang

diterima atau yang dapat diterima. Besarnya imbalan per

pelayanan atau per paket pelayanan didasarkan pada tarif

yang berlaku.

c. Syarat pengakuan piutang dan pendapatan, adalah :

- Adanya manfaat ekonomi masa datang (future

economic benefit) yang pasti dan disepakati oleh

pihak yang bertransaksi; dan

- Manfaat ekonomi masa datang tersebut dapat diukur

dengan andal

d. Persyaratan kepastian pada poin (c), akan terpenuhi jika

terdapat komitmen dan kemampuan merealisasi

komitemen tersebut. jika salah satu persyarat pada poin

(c) tersebut tidak terpenuhi, maka rumah sakit tidak

dapat mengakui piutang tersebut sebagai aktiva, tetapi

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

21

hanya mengungkapkannya sebagai aktiva kontijensi

dalam catatan atas laporan keuangan.

e. Pos “pengurang pendapatan operasional pelayanan pasien”

diakui pada saat ditetapkannya pengurang-pengurang

pendapatan tersbeut dengan mengurangi piutang

pelayanan.

2. Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

(PERSI) dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit

Non-Pemerintah (2004,p154), penyajian pendapatan

operasional pelayanan pasien, yaitu :

a. Pendapatan operasional pelayanan pasien disajikan

sebagai kelompok pos dalam laporan laba rugi.

b. Pendapatan operasional pelayanan pasien dirinci dan

disajikan terpisah untuk setiap pos berdasarkan

strukturnya.

c. Pendapatan operasional pelayanan pasien disajikan secara

bruto.

d. Pos “pengurangan pendapatan operasional pelayanan

pasien” disajikan sebagai pos tersendiri setelah pos-pos

pendapatan operasional pelayan pasien.

3. Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

(PERSI) dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit

Non-Pemerintah (2004,p154), pengakuan pendapatan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

22

operasional pelayanan pasien, hal-hal yang diungkapkan

antara lain adalah sebagai berikut :

a. Rincian berdasarkan sifat dan jumlah untuk setiap pos

pendapatan pelayanan pasien.

b. Rincian berdasarkan jenis dan jumlah untuk pos

“pengurang pendapatan operasional pelayanan pasien”.

2.2.1.4. Jurnal Pendapatan Operasional Pelayanan Pasien

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p154), jurnal pendapatan operasional pelayanan pasien,

antara lain :

1. Jurnal Pengakuan Penghasilan :

Db. Kas dan Setara Kas

Db. Piutang Pelayanan

Kr. Pendapatan Operasional Rawat Inap

2. Jurnal Pemberian Keringanan/ditetapkannya Pengurang

Pendapatan Operasional :

Db. Pengurangan Pendapatn Operasional Pelayanan

Pasien

Kr. Piutang Pelayanan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

23

3. Jurnal Pengembalian Pembayaran yang telah Diterima oleh

Pasien :

Db. Pengurangan Pendapatan Operasional Pelayanan

Pasien – Restitusi

Kr. Kas

2.2.2. Piutang

2.2.2.1. Definisi Piutang

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p28), Piutang menurut sumber terjadinya dikelompokan menjadi

dua jenis, yaitu :

1. Piutang Pelayanan. Piutang yang timbul karena penyerahan

pelayanan jasa dalam rangka kegiatan entitas rumah sakit, seperti

piutang kepada pasien rawat inap, rawat jalan dan penunjang medis.

2. Piutang Lain-lain . Piutang yang timbul diluar kegiatan pelayanan

medis, seperti piutang karyawan dan piutang sewa.

2.2.2.2. Dasar Pengaturan Piutang

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p28), dasar pengaturan piutang pada jasa rumah sakit, yaitu :

1. Piutang merupakan hak yang muncul dari penyerahan pelayanan jasa

atau penyerahan uang, berdasarkan keputusan atau kesepakatn antara

entitas rumah sakit dan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain

tersebut untuk melunasi pembayaran atas jasa yang telah diterimanya

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

24

atau ditanggungnya atau utangnya setelah jangka waktu tertentu

sesuai dengan kesepakatan.

2. Piutang pelayanan diakui pada saat pelayanan medis telah diberikan

tetapi belum menerima pembayaran dari pengguna jasa yang

bersangkutan atau dari penanggung jasa.

2.2.2.3. Piutang Jasa Rumah Sakit

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p28), penjelasan mengenai piutang jasa rumah sakit yaitu :

1. Transaksi piutang pelayanan antara lain memiliki karakteristik,

sebagai berikut :

a. Adanya pemberian pelayanan;

b. Persetujuan atau kesepakatan berutang;

c. Jangka waktu tertentu; dan

d. Jaminan.

2. Jenis piutang pada entitas rumah sakit dikelompokan menjadi :

a. Piutang pelayanan, antara lain :

- Piutang jaminan sosial;

- Piutang jaminan perusahaan;

- Piutang asuransi;

- Piutang jaminan perorangan; dan

- Piutang pelayanan pasien dalam perawatan

b. Piutang lain-lain, antara lain :

- Piutang pegawai/karyawan dan direksi;

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

25

- Allowance karyawan kunci;

- Piutang sewa (ruang/tempat dan fasilitas/utilities)

3. Jenis piutang pelayanan (piutang jaminan sosial sampai dengan

piutang jaminan perorangan) merupakan piutang yang muncul karena

telah selesainya pemberian pelayanan sedangkan untuk piutang

pelayanan pasien dalam perawatan adalah piutang yang muncul

karena adanya pemberian pelayanan rumah sakit sampai dengan

tanggal posisi keuangan dan pasien masih dalam perawatan.

2.2.2.4. Perlakuan Akuntansi Piutang

A. Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

(PERSI) dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit

Non-Pemerintah (2004,p29), pengakuan dan pengukuran

piutang jasa rumah sakit, yaitu :

1. Piutang pelayanan diakui pada saat pelayanan (jasa)

medis telah diberikan kepada pasien.

2. Piutang lain-lain diakui pada saat jasa sewa telah

diberikan kepada penyewa atau uang pinjaman telah

diberikan kepada karyawan atau direksi.

3. Penyisihan kerugian piutang dapat dibentuk dengan

menggunakan salah satu dari dua metode berikut ini :

a. Sebesar niai piutang yang diperkirakan tidak dapat

ditagih berdasarkan daftar umur piutang (jenis

pengelompokan dan persentase besarnya penyisihan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

26

disesuaikan dengan karakter resiko kolektibilitas

entitas rumah sakit), atau;

b. Sebesar estimasi dari persentase tertentu dari piutang

pelayanan yang terjadi pada periode berjalan.

4. Piutang berkurang pada saat pembayaran diterima atau

dihapuskan.

5. Piutang yang tidak tertagih dihapusbukukan berdasarkan

ketentuan di setiap entitas rumah sakit.

6. Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari

penyisihan kerugian piutang yang disisihkan maka

selisihnya diakui sebagai beban penyisihan kerugian

pada periode yang bersangkutang dan sebaliknya.

7. Apabila terjadi pembayaran setelah piutang

dihapusbukukan maka diakui sebagai pendapatan lain-

lain atau menyesuaikan penyisihan kerugian piutang.

B. Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

(PERSI) dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit

Non-Pemerintah (2004,p29), penyajian piutang jasa rumah

sakit yaitu :

1. Piutang pelayanan dan piutang lain-lain disajikan dalam

pos yang terpisah.

2. Piutang disajikan sebesar jumlah neto, yakni jumlah

seluruh tagihan dikurangi dengan penyisihan kerugian

putang.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

27

C. Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

(PERSI) dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit

Non-Pemerintah (2004,p29-30), hal-hal yang harus

diungkapkan dalam piutang jasa rumah sakit, antara lain,

sebagai berikut :

1. Rincian jenis dan jumlah piutang;

2. Jumlah piutang dengan pihak-pihak yang memiliki

hubungan istimewa;

3. Metode pembentukan dan jumlah penyisihan kerugian

piutang yang dibentuk;

4. Jumlah piutang yang dijadikan agunan pinjaman bank.

2.2.2.5. Jurnal Piutang

Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

dalam buku Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Non-Pemerintah

(2004,p30), jurnal yang digunakan dalam pencatatan piutang

jasa rumah sakit, antara lain, sebagai berikut :

1. Jurnal pada saat jasa diberikan :

Db. Piutang pelayanan pasien dalam perawatan

Kr. Pendapatan pelayanan

2. Jurnal pada saat perawatan pasien selesai (pulang) :

Db. Piutang Pelayanan

Kr. Piutang pelayanan pasien dalam perawatan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

28

3. Jurnal pada saat penerimaan pembayaran :

a. Jika pasien pulang langsung membayar :

Db. Kas dan Setara Kas

Kr. Piutang Pelayanan Pasien dalam

perawatan

b. Jika pasien pulang belum membayar dan pelunasan

piutang dilakukan kemudian :

Db. Kas dan Setara Kas

Kr. Piutang Pelayanan

4. Jurnal pada saat penyisihan kerugian piutang :

Db. Beban penyisihan kerugian piutang pelayanan

Kr. Penyisihan kerugian piutang pelayanan

5. Jurnal pada saat penghapusan piutang :

Db. Penyisihan kerugian piutang pelayanan

Kr. Piutang pelayanan

6. Jurnal pada saat pelunasan piutang pelayanan yang telah

dihapus bukukan :

Db. Kas dan Setara Kas

Kr. Pendapatan lain-lain/penyisihan kerugian

piutang pelayanan

2.3 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

2.3.1 Pengertian Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit, pada pasal 1 ayat (1) dalam buku Sistem Informasi

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

29

Manajemen Rumah Sakit Yang Terintegrasi (2010,p90), disebutkan

bahwa yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

dan gawat darurat.

Sedangkan menurut PERSI (2004,pV), rumah sakit merupakan

suatu bentuk sarana pelayanan kesehatan dan merupakan institusi yang

mengemban fungsi sosial kepada masyarakat dengan selalu

mengutamakan kemanusiaan.

Jadi, dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rumah

sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kedokteran demi kebutuhan pasien.

2.3.2 Fungsi Rumah Sakit

Dalam Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit, pada pasal 5 disebutkan bahwa rumah sakit memiliki fungsi

sebagai berikut :

1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis;

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

30

3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan; dan

4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka penigkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

2.3.3 Mutu pelayanan Rumah Sakit

Menurut Ery (2010,p15), mutu pelayanan rumah sakit adalah

derajat kesempurnaan rumah sakit untuk memenuhi permintaan

konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi

dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang

tersedia di rumah sakit dengan wajar, efisien dan efektif serta diberikan

secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan

sosio-budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan

pemerintah dan masyarakat konsumen.

Faktor - faktor yang menentukan mutu pelayanan rumah sakit

yaitu :

1. Kehandalan yang mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja

dan kemampuan untuk dipercaya.

2. Daya tangkap, yaitu sikap tanggap para karyawan untuk melayani

saat dibutuhkan pasien.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

31

3. Kemampuan, yaitu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang

dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu.

4. Mudah untuk dihubungi dan ditemui.

5. Sikap sopan santun, respek dan keramahan para pegawai.

6. Komunikasi, yaitu memberikan informasi kepada pelanggan dalam

bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran

dan keluhan pelanggan.

7. Dapat dipercaya dan jujur.

8. Jaminan keamanan.

9. Usaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan pelanggan.

10. Bukti langsung yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik,

peralatan yang digunakan, representasi fisik dan jasa.

Dalam perkembangan selanjutnya, Ery mengemukakan bahwa 10

faktor yang mempengaruhi mutu yang ada, dapat dirangkum menjadi 5

faktor pokok yaitu :

1. Tangibles;

Bukti langsung, meliputi bukti fisik dari jasa, dapat berupa fasilitas

fisik, peralatan yang digunakan, sarana dan penampilan para

pegawai.

2. Realibility;

Kemampuan memberikan pelayanan yang dibutuhkan dengan segera,

akurat dan memuaskan.

3. Responsiveness;

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

32

Sikap tanggap para karyawan dalam memberikan pelayanan pada saat

pasien membutuhkan.

4. Assurance;

Jaminan keamanan, yaiu bebas dari bahaya, resiko kecelakaan,

kebakaran, kematian dan lain-lain.

5. Empathy.

Kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,

perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan.

2.3.4 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Menurut Ery (2010,p26), sistem informasi rumah sakit adalah

suatu kegiatan rangkaian yang mencakup semua pelayanan kesehatan

dalam rumah sakit di semua tingkatan administrasi yang dapat

memberikan informasi kepada pengelola untuk proses manajemen

(berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian

informasi dan analisa) pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Peran sistem informasi di dalam kegiatan manajemen rumah sakit

sangatlah membantu dan mempunyai peran yang sangat efektif dalam

proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, dengan sistem informasi,

seorang pimpinan rumah sakit dapat mengambil suatu kebijakan secara

cepat, tepat dan akurat berdasarkan informasi yang didapat dari

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

33

2.3.5 Pengertian Pelayanan Rawat Inap

Menurut Ery (2010,p42), pelayanan rawat inap adalah suatu

kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit yang

merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien

yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau

observasi ketat karena penyakitnya.

Menurut Ery (2010,p43), bahwa pasien yang masuk pada

pelayanan rawat inap akan mengalami tingkat proses transformasi, yaitu :

1. Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan

keyakinan dirawat tinggal di rumah sakit.

2. Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakan diagnosisnya.

3. Tahap Treatment, yaitu berdasarkan diagnosis, pasien dimasukkan

dalam program perawatan dan terapi.

4. Tahap Inspection, yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan

pengaruh serta respon pasien atas pengobatan.

5. Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien

dipulangkan. Pengobatan diubah atau diteruskan, namun dapat juga

kembali ke proses untuk didiagnosa ulang.

2.3.6 Kualitas Pelayanan Rawat Inap

Menurut Ery (2010,p45), kualitas pelayanan kesehatan di ruang

rawat inap rumah sakit dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya

adalah :

1. Penampilan keprofesian atau aspek klinis;

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

34

Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku dokter dan

perawat dan tenaga profesi lainya.

2. Efisiensi dan efektivitas;

Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah

sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.

3. Keselamatan Pasien;

Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien.

4. Kepuasan Pasien.

Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan sosial pasien

terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan

pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan

sebagainya.

Menurut Ery (2010,p47), mutu asuhan pelayanan rawat inap

dikatakan baik apabila :

1. memberikan rasa tentram kepada pasiennya yang biasanya orang

sakit; dan

2. menyediakan pelayanan yang benar-benar profesional dari setiap

strata pengelola rumah sakit. Pelayanan ini bermula sejak masuknya

pasien ke rumah sakit sampai pulangnya pasien.

Dari kedua aspek ini dapat diartikan sebagai berikut :

1. petugas penerima pasien, dalam melakukan pelayanan terhadap

pasien harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien

memerlukan penanganan segera;

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

35

2. penanganan pertama dari perawat harus mampu membuat pasien

menaruh kepercayaan bahwa pengobatan yang diterima dimulai

secara benar;

3. penanganan oleh para dokter yang profesional akan menimbulkan

kepercayaan pasien bahwa mereka tidak salah memilih rumah sakit;

4. ruangan yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada

rumah sakit;

5. peralatan yang memadai dengan operator yang profesional;

6. lingkungan rumah sakit yang nyaman.

2.3.7 Sistem Informasi Rawat Inap

Menurut Ery (2010,p42), sistem informasi rawat inap adalah

sistem pengolahan data yang dihasilkan dari proses manajemen di unit

rawat inap dari input data sampai dengan output data (laporan-laporan

yang dihasilkan dari bangsal rawat inap).

Secara garis besar, variabel-variabel yang harus ada pada sistem

informasi rawat inap antara lain :

1. Pendaftaran pasien rawat inap;

2. Input tindakan medis (visit, konsul);

3. Input tindakan keperwatan;

4. Rujukan pemeriksaan laboratorium, radiologi, kamar operasi dan

fisioterapi;

5. Input pasien pindah kamar;

6. Input permintaan obat farmasi (resep dokter);

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

36

7. Input pasien melahirkan;

8. Input pasien meninggal;

9. Informasi pemakaian obat per-pasien;

10. Informasi biaya;

11. Informasi status kamar (terisi, kosong dan kodisi kamar);

12. Laporan SH (sensus harian/bulanan rawat inap);

13. Buku register rawat inap;

14. Laporan.

2.4 Sistem Pengendalian Internal

2.4.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart(2006,p192), pengendalian

internal adalah proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen

dan direksi di bawahnya untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan

pengendalian dapat dicapai dengan :

1. mengamankan aset, termasuk mencegah atau mendeteksi akuisisi

yang tidak sah secara tepat waktu, dan menggunakan atau

mendisposisikan aset material perusahaan;

2. menjaga data-data perusahaan secara akurat, rinci dan teratur

sehingga dapat mencerminkan asset perusahaan tersebut baik;

3. menyediakan informasi yang akurat dan handal;

4. memberikan kepercayaan bahwa laporan keuangan disusun sesuai

dengan standar keuangan;

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

37

5. mempromosikan dan meningkatkan efisiensi operasional, termasuk

memberikan laporan bahwa penerimaan dan pengeluaran perusahaan

dibuat sesuai dengan kewenangan manajemen dan direktur;

6. mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajerial yang

ditentukan;

7. mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku.

2.4.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p196), berdasarkan COSO,

tujuan sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut:

1. menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya;

2. menghasilkan operasi yang efektif dan efisien;

3. mentaati hukum dan peraturan yang ditetapkan.

2.4.3 Komponen Sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p.196), berdasarkan COSO,

terdapat lima komponen yang saling berhubungan dalam sistem

pengendalian internal, antara lain sebagai berikut:

1. Control Environment;

Inti dari semua bisnis adalah orangnya – sifat masing-masing

individu, termasuk integritas nilai etika, dan kemampuan serta

lingkungan dimana mereka beroperasi. Mereka adalah alat yang

mengendalikan organisasi dan merupakan dasar dari segala sesuatu.

2. Control Activities;

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

38

Prosedur dan kebijakan pengendalian harus ditetapkan dan dijalankan

untuk membantu meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh

pihak manajemen untuk menanggulangi risiko dan untuk mencapai

tujuan terlihat efektif.

3. Risk Assesment;

Perusahaan harus berhati-hati terhadap risisko yang dihadapi.

Perusahaan harus membentuk suatu tujuan, yang digabungkan dengan

penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas lainnya

sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan baik. Perusahaan juga

harus menyusun sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi,

menganalisis dan mengatur risiko-risiko yang berhubungan dengan

masing-masing bagian.

4. Information and Communication;

Yang mengelilingi aktivitas pengendalian adalah sistem informasi dan

komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dari perusahaan

menerima dan saling bertukar informasi yang dibutuhkan untuk

memimpin, mengatur, dan mengontrol operasi yang ada.

5. Monitoring.

Keseluruhan proses harus diawasi dan melakukan perubahan bila

diperlukan. Dengan cara ini, sistem dapat bereaksi dengan lebih

dinamis dan berubah sesuai dengan kondisi yang ada.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

39

2.4.4 Pengendalian Internal Pada Siklus Penerimaan Kas

Dalam siklus penerimaan kas, menurut Mulyadi (2008,p471)

terdapat pengendalian internal yang harus diperhatikan. Secara garis

besar ada tiga pengendalian internal pada siklus penerimaan kas, yaitu :

1. Organisasi

Dari sisi organisasi, pengendalian internal pada siklus penerimaan

kas adalah :

- Fungsi Penjualan Harus Terpisah dari Fungsi Kas. Fungsi

penjualan yang merupakan fungsi operasi harus dipisahkan dari

fungsi kas yang merupakan fungsi penyimpanan. Pemisahan ini

mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan tunai

dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek.

- Fungsi Kas Harus Terpisah dari Fungsi Akuntansi.

Berdasarkan unsur sistem pengendalian internal yang baik,

fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok yang

lain: fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin

ketelitian dan keandalan data akuntansi.

- Transaksi Penjualan Tunai Harus Dilaksanakan oleh Fungsi

Penjualan, Fungsi Kas, Fungsi Pengiriman dan Fungsi

Akuntansi. Dengan dilaksanakannya setiap transaksi penjualan

tunai oleh berbagai fungsi tersebut, maka akan tercipta adanya

pengecekan internal pekerjaan setiap fungsi tersebut oleh fungsi

lainnya.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

40

2. Sistem Otorisasi dan Pencatatan

Dari sisi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Ada lima

pengendalian internal yang harus diperhatikan, yaitu :

- Penerimaan Order dar Pembeli DIotorisasi oleh Fungsi

Penjualan Dengan Menggunakan Formulir Faktur

Penjualan Tunai. Transaksi penjualan tunai dimulai dengen

menerbitkan faktur penjualan tunai oleh perusahaan. Dengan

formulir ini, fungsi penerimaan kas akan menerima kas dan

fungsi pengiriman akan menyerahkan barang/jasa kepada

pembeli.

- Penerimaan Kas Diotorisasi oleh Fungsi Penerimaan Kas

dengan Cara Membubuhkan Cap “Lunas” Pada Faktur

Penjualan dan Penempelan Pita Register Kas pada Faktur

Tersebut.sebagai bukti bahwa fungsi penerimaan kas telah

menerima kas dari pembeli, fungsi tersebut harus membubuhkan

cap “Lunas” dan menempelkan pita register kas pada faktur

penjualan tunai.

- Penjualan dengan Kartu Kredit Bank Didahului dengan

Permintaan Otorisasi dari Bank Penerbit Kartu Kredi t.

Masalah yang dihadapi oleh merchant dalam penjualan dengan

kartu kredit dari bank adalah penentuan bonafiditas pemegang

kartu kredit, sehingga merchant harus meneliti apakah nama

pemegang karti kredit tercantum dalam daftar hitan yang

diterbitkan oleh bank penerbit kartu kredit secara berkala.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

41

- Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus Didasarkan

atas Dokumen Sumber yang Dilampiri dengan Dokumen

Pendukung yang Lengkap. Catatan akuntansi harus diisi

informasi yang berasal dari dokumen sumber yang sahih (valid).

Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan dilampirkannya

dokumen pendukung yang lengkap, yang telah diotorisasi oleh

pejabat yang berwenang.

- Pencatatan ke dalam Catatan Akuntasi Harus Dilakukan oleh

Karyawan yang Diberi Wewenang Untuk itu. Setiap

pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh

karyawan yang diberi wewenang untuk mengubah catatan

akuntansi tersebut. setiap karyawan tersebut mengupdate catatan

akuntansi berdasarkan dokumen sumber, karyawan tersbeut

diharuskan membubuhkan tanda tangan dan tanggal catatan

akutansi pada tanggal tersebut.

3. Praktik yang Sehat

Dari sisi praktik yang sehat, ada tiga pengendalian internal yang

harus diperhatikan, yaitu :

- Faktor Penjualan Tunai Bernomor Urut Tercetak dan

Pemakaiannya Dipertanggungjawabkan oleh Fungsi

Penjualan.Dalam organisai, setiap transaksi keuangan hanya

akan terjadi jika telah mendapat otorisasi dari yang berwenang.

- Jumlah Kas yang Diterima dari Penjualan Tunai Disetor

Seluruhnya ke Bank Pada Hari yang Sama dengan Transaksi

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

42

Penjualan Tunai atau Hari Kerja Berikutnya. Penyetoran

segera seluruh jumlah kas yang diteriman dari penjualan tunai ke

bank akan menjadikan jurnal kas perusahaan dapat diuji

ketelitian dan keandalannya dengan menggunkan informasi dari

bank yang tercantum pada rekening Koran bank (bank

statement).

- Penghitungan Saldo Kas yang Ada di Tangan Fungsi Kas

secara Periodik dan secara Mendadak oleh Fungsi

Pemeriksaan Internal. Penghitungan kas secara periodic dan

mendadak akan mengurangi risiko penggelapan kas yang

diterima oleh kasir.

2.5 Object Oriented Concepts

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p60), konsep orientasi objek

ada suatu bentuk metodologi pengembangan sistem, dimana dalam metode

tersebut, sistem informasi dijadikan suatu kumpulan yang saling berinteraksi dan

saling bekerja sama dalam melaksanakan tugas.

Metodologi ini bukanlah suatu proses atau program yang terpisah, karena

seluruh entitasa data tergabung menjadi satu kesatuan. Dalam sistem kerjanya

sendiri, sistem tersebut mengandung beberapa objek, yang dimana objek tersebut

dapat merespon suatu pesan.

2.5.1 Objects

Pengertian Objects menurut Satzinger, Jackson dan Burd

(2005,p60) adalah sesuatu hal di dalam sistem komputer yang dapat

merespon pesan. Dimana setiap objek tersebut memiliki suatu state dan

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

43

behavior. Dimana state dalam setiap objek tersebut menggambarkan

keadaan objek tersebut saat itu. Sedangkan behavior dalam setiap objek

merupakan tindakan atau respon yang dilakukan oleh objek tersebut.

2.5.2 Attributes, Methods, and User Interface Object

2.5.2.1 Pengertian Attributes

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p62),

attributes adalah karakteristik dari suatu objek yang mempunyai

nilai-nilai, seperti ukuran, bentuk, warna, tempat, dan teks suatu

tombol, label atau nama, alamat, dan nomor telepon seorang

pelanggan.

2.5.2.2 Pengertian Methods

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p62), methods

adalah perilaku atau suatu operasi yang menggambarkan apa

saja yang sebuah objek mampu lakukan.

2.5.2.3 Pengertian User Interface Object

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p62), User

Interface Object adalah sebuah objek yang berinteraksi dengan

user saat menggunakan sistem, seperti tombol, item menu,

kotak teks atau label.

2.5.3 Classes, Identity, Superclass, and Subclass

2.5.3.1 Pengertian Classes

Clasess menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p63)

adalah suatu jenis atau penggolongan terhadap objek yang

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

44

memiliki kesamaan. Class menetapkan rincian dari attribute

dan perilaku dari setiap objek tersebut. class merupakan suatu

abstraksi dari suatu entitas dalam dunia nyata dan object

merupakan contoh dari sebuah class

2.5.3.2 Pengertian Identity

Identity menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p66)

adalah referensi unik untuk objek yang memungkinkan objek

lain untuk menemukan dan mengirimkannya sebuah pesan.

2.5.3.3 Pengertian Superclass

Superclass menurut Satzinger, Jackson dan Burd

(2005,p67) adalah kelas umum dalam hirarki

generalisasi/spesialisasi, yang dapat diperluas oleh suatu

subclass.

2.5.3.4 Pengertian Subclass

Subclass menurut Satzinger, Jackson dan Burd

(2005,p67)adalah kelas spesialisasi dalam hirarki

generalisasi/spesialisasi, yang berisi atribut dan metode

tambahan yang membedakannya dari kelas yang lebih umum.

2.5.4 Polymorphism, Encapsulation, and Inheritance

2.5.4.1 Pengertian Polymorphism

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p67),

Polymorphism adalah karakteristik dari objek, yang

memungkinkan mereka untuk merespon dengan cara yang

berbeda terhadap pesan yang sama.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

45

2.5.4.2 Pengertian Encapsulation

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p66),

Encapsulation adalah penggabungan atribut dan metode ke

dalam satu unit dan menyembunyikan struktur internal

objeknya.

2.5.4.3 Pengertian Inheritance

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p66),

Inheritance adalah konsep dimana satu kelas objek berbagi

beberapa karakteristik ke kelas lain.

2.6 Unified Modelling Languagewith Unfied Process(UML UP )

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p48), yang dimaksud

dengan UML adalah model standar dari perancangan dan notasinya yang

melakukanpengembangan orientasi objek secara spesifik. Model-model

dalam metodologi pengembangan sistem mencakup beberapa hal seperti

inputs, outputs, proses, data, objek serta interaksi antar objek. Model-

model tersebut ditunjukan dalam bentuk diagram-diagram, dimana dalam

diagram tersebut notasinya sesuai dengan yang didefinisikan oleh Unfied

Modelling Language.

Model-model komponen sistem yang berbasiskan Unfied

Modelling Language, terdiri dalam tujuh diagram, yaitu :

1. Use Case Diagram;

2. Class Diagram;

3. Activiity Diagram;

4. Sequence Diagram;

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

46

5. Communication Diagram;

6. Package Diagram;

7. Deployment Diagram.

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p50), yang dimaksud

dengan Unified Process adalah suatu metodologi pengembangan sistem

berorientasi objek yang dikembangkan oleh Grady Booch, James

Rumbaugh, dan Ivar Jacobson.

2.7 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

2.7.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p4), analisis sistem

adalah proses pemahaman dan penentuan secara rinci apa yang harus

dicapai oleh sistem informasi.

2.7.2 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p4), perancangan

sistem adalah proses menetapkan secara rinci bagaimana beberapa

komponen dari sistem informasi harus diterapkan secara langsung.

2.7.3 Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.7.3.1 Pengertian Object-Oriented Analysis (OOA)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p60), OOA

merupakan penjelasan semua jenis objek yang melakukan

pekerjaan di dalam suatu sistem dan menunjukkan interaksi user

yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

47

2.7.3.2 Pengertian Object-Oriented Design (OOD)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p60), OOD

merupakan penjelasan semua jenis objek yang diperlukan untuk

berkomunikasi dengan orang-orang dan alat di dalam sistem,

menunjukkan bagaimana objek tersebut saling berhubungan

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan mengolah definisi

dari setiap jenis objek, dengan begitu objek tersebut dapat

diterapkan dengan suatu lingkungan atau bahasa yang spesifik.

2.7.3.3 Pengertian Object-Oriented Programming (OOP)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p61), OOP

merupakan penulisan pernyataan di dalam bahasa program

untuk menggambarkan setiap jenis yang dilakukan oleh objek,

termasuk pesan yang dikirimkan objek kepada satu sama lain.

2.7.4 Pemodelan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

2.7.4.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p144),

pengertian activity diagram adalah sebuah diagram alur kerja

yang menjelaskan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

seorang user (atau sistem), user yang melakukan setiap aktivitas

atau kegiatan tersebut dan alur yang berurutan dari aktivitas-

aktivitas tersebut.

Notasi-notasi yang digunakan didalam activity diagram antara

lain :

1. Swimlane

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

48

Merupakan sebuah area berbentuk persegi panjang dalam

activity diagram yang memaparkan aktivitas apa saja yang

dilakukan oleh seorang user.

2. Starting Activity (Pseudo)

Merupakan notasi dalam activity diagram yang memliki

fungsi sebagai penanda dimulai nya suatu aktivitas.

3. Transition Arrow

Merupakan notasi idalam activity diagram yang memliki

fungsi menghubungkan satu aktivitas dengan aktivitas

berikutnya yang dilakukan oleh seorang user.

4. Activty

Merupakan notasi dalam activity diagram yang memiliki

fungsimenjelaskan aktivias yang dilakukan oleh seorang

user.

5. Synchronization Bar

Merupakan notasi dalam activity diagram yang memiliki

fungsi mengatur atau mengendalikan pemisahan dan

penyatuan dari beberapa aktivitas yang berurutan,

6. Decision Activity

Merupakan notasi dalam activity diagram yang digunakan

pada saat user akan melakukan pengambilan keputusan.

7. Ending Activity

Merupakan notasi dalam activity diagram yang memliki

fungsi sebagai penanda diakhirinya nya suatu aktivitas.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

49

Contoh notasi-notasi dalam activity diagram :

Gambar 2.1 notasi-notasi dalam activity diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p145),Object-oriented

analysis & Design with the Unfied Process

Contoh Activity Diagram :

Gambar 2. Contoh activity diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p145),Object-oriented

analysis & Design with the Unfied Process

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

50

2.7.4.2 Event Table

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p174),

pengertianevent table adalah sebuah katalog dari use case yang

terdiri dari event-event dalam baris dan merupakan bagian

penting dari informasi event-event tersebut yang terdapat

didalam kolom.

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p175),

event table terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

1. Event

Event merupakan suatu kejadian yang terjadi pada waktu

dan tempat tertentu yang dapat dijelaskan serta perlu diingat.

2. Trigger

Trigger merupakan suatu tanda yang memberitahukan

sistem bahwa event telah terjadi, meskipun data yang masuk

membutuhkan proses atau waktu.

3. Source

Source merupakan agen eksternal yang memasukan data

kedalam sistem

4. Response

Response merupakan hasil atau output dari suatu proses

yang dilakukan oleh sistem.

5. Destination

Destination merupakan agen eksternal yang menerima

output atau hasil dari proses yang dilakukan oleh sistem.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

51

Contoh komponen dalam event table :

Gambar 2.2 komponen-komponen dalam event table

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p1755),Object-oriented

analysis & Design with the Unfied Process

2.7.4.3 Use Case

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p52),

definisi use case adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

sistem, pada umumnya sebagai jawaban atas suatu permintaan

oleh user.

Didalam use case diagram, terdapat beberapa notasi,

symbol atau lambang yang digunakan untuk

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

52

merepresentasikansetiap pengguna dan apa saja yang dilakukan

oleh sistem untuk merespon permintaan user tersebut.

Gambar 2.3 notasi use case diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p215),Object-oriented

analysis & Design with the Unfied Process

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

53

2.7.4.4 Use Case Description

Menurut Satzinger et al (2005,p220), use case

description merupakan sebuah rincian penjelasan dari sebuah

proses yang telah digambarkan dalam use case diagram.

Gambar 2.4 use case description

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

54

2.7.4.5 Class Diagram

2.7.4.5.1 Domain Class Diagram

Class diagram ada sebuah model diagram yang

mendefinisikan class-class problem domain.Maka dari itu, class

diagram juga dapat disebut dengan domain class diagram.

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p284), domain

class diagram adalah sebuah model diagram UML yang

menjelaskan dan menggambarkan segala hal yang penting

dalam hal yang dikerjakan oleh user.

Class diagram digambarkan dengan bentuk persegi

yang memiliki tiga bagian, yaitu bagian pertama diisi dengan

nama class diagram tersebut, bagian kedua diisin dengan

atribut-atribut dari class diagram tersebut dan yang terakhir akan

diisi dengan method dari class diagram tersebut.

Class

Penghubung antar class

Gambar 2.5 contoh class

Hubungan antar class yang dihubungkan dengan garis

penghubung disebut dengan multiplicity of

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

55

association.Multiplicity ini dibedakan menjadi enam jenis yang

akan dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Multiplicity antar class

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p186)

Hubungan Simbol

Zero to one 0..1

One and only one 1

One and only one alternate 1..1

Zero or more 0..*

Zero or more alternate *

One or more 1..*

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

56

Contoh domain class diagram :

Gambar 2.6 Domain Class Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p310)

2.7.4.5.2 First-Cut Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p311),

first-cut class diagram adalah domain class diagram yang telah

diperluas dan dikembangakan dengan dua cara, yaitu mengurai

atribut beserta tipe dan nilai awal serta menambahkan

navigation visibility arrows.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

57

Gambar 2.7 First-Cut Class Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p311)

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

58

2.7.4.5.3 Updated Design Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p337),

updated design class diagram merupakan pengembangan dari

setiap layer. Dalam view dan data access layer di sequence

diagram, harus ditambahkan beberapa class baru sebagai use

case controller. Pada updated design class diagram, method

dapat ditambahkan untuk setiap class.

Gambar 2.8 Updated Design Class Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p340)

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

59

2.7.4.6 Sequence Diagram

2.7.4.6.1 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p213),

system sequence diagram merupakan diagram yang menunjukan

dan menjelaskan rincian urutan pesan antara aktor eksternal

dengan sistem. System sequence diagram merupakan bagan dari

interaction diagram. Dimana interaction diagram adalah

diagram komunikasi atau sequence diagram yang menampilkan

hubungan antara objek.

Gambar 2.9 Notasi System Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p229)

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

60

2.7.4.6.2 Completed Three Layer Design Sequence

Diagram

Completed three layer sequence diagram atau yang

biasa disebut data access sequence diagram merupakan

sequence diagram yang telah dikembangkan dan dilengkapi

hingga menampilkan hubungan sampai database.

Gambar 2.10Completed Three Layer Design Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p487)

2.7.4.7 Package Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p339),

package diagrammerupakan diagram high level yang

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

61

menampilkan hubungan semua class yang terkait.Notasi

package diagramdigambarkansebagai persegi panjang. Nama

daripackage ditampilkan dalamakan ditampilkan didalam

persegi panjang tersebut. Dalam gambar 2.12 dibawah ini akan

ditampilkan contoh dari package diagram

Gambar 2.11Package Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p341)

2.7.4.8 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005,p442), user

interface adalah suatu bagian dari sistem, dimana

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

62

bagian tersebut memerlukan interaksi dari user kepada

sistem untuk membuat input dan manghasilkan output.

2.8 FaseProses Pengembangan Sistem

Menurut Whitten et al. (2007,p30), proses pengembangan sistem

adalah satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, deliverables dan

peralatan yang telah terotomatisasi yang digunakan oleh para

stakeholders untuk mengembangkan dan memperbaiki sistem informasi

besera dengan perangkat lunaknya. Kebanyakan organisasi memiliki

standar pengembangan sistem yang formal yang terdiri dari satu set

proses atau langkah yang mereka harapkan dapay diikuti oleh project

pengembangan sistem lainnya dan kebanyakan dalam organisasi, proses

pengembangan sistem yang dijalankan mengikuti pendeketan pemecahan

masalah (problem-solving approach).

Dimana pendekatan pemecahan masalah tersebut memiliki empat

tahap atau fase yang harus dilengkapi terlebih dahulu, empat tahap

tersebut yaitu, fase inisiasi sistem (system initiation), fase analisis sistem

(system analysis), fase perancangan sistem (system design), fase

penerapan sistem (system implementation).

2.8.1 Fase Inisiasi Sistem (System Initiation)

Menurut Whitten et al. (2007,p32), fase inisiasi sistem (System

Initiation) merupakan sebuah rencana awal bagi sebuah proyek untuk

mendefinisikan ruang lingkup project, tujuan akhir, jadwal dan anggaran

yang dibutuhkan. Setiap stakeholder diharuskan menerima kenyataan

bahwa setiap perubahan yang terjadi di masa depan dalam ruang lingkup

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

63

project atau tujuan akhir akan memberikan pengaruh terhadap jadwal dan

anggaran.

2.8.2 Fase Analisis Sistem (System Analysis)

Menurut Whitten et al. (2007,p32), fase analysis sistem (System

Analysis) merupakan studi penelitian terhadap domain masalah bisnis

untuk merekomendasikan perbaikan dan spesifikasi terhadap kebutuhan

bisnis dan terhadapap prioritas dari solusi yang dihasilkan.

2.8.3 Fase Perancangan Sistem (System Design)

Menurut Whitten et al. (2007,p33), fase perancangan sistem

(System Design) merupakan spesifikasi atau teknik

pembangunan/konstruksi, solusi berbasis komputer bagi identifikasi

kebutuhan bisnis didalam fase analisis sistem. Sekali alternative teknik

tersebut telah dipilih dan disetujui, fase perancangan sistem akan

mengembangankan blueprint dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk

mengimplementasi solusi akhir.

2.8.4 Fase Penerapan Sistem (System Implementation)

Menurut Whitten et al. (2007,p33), fase penerapan sistem (System

Implementation) merupakan pembangunan/konstruksi,

pemasangan/instalasi, pengujian/testing dam pengiriman sistem tersebut

hingga proses produksi. Komponen sistem yang telah dibangun atau

dipasang, harus segera diuji untuk dapat memastikan bahwa komponen

sistem tersebut telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan

dan harapan user. Setelah komponen sistem tersebut selesai diuji,

kemudian akan segera digunakan dalam operasi bisnis dan data-data dari

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

64

sistem lama akan dipindahkan kedalama database sistem baru tersbeut

dan user yang akan menggunakan sistem tersebut harus diberikan

pelatihan agar dapat menggunakan sistem tersebut dengan baik.

2.9 Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam pembangunan aplikasi ini menggunakan fase

proses pengembangan sistem yang dimana terdapat empat fase yaitu fase inisiasi

sistem, fase analisis sistem, fase desain sistem dan fase implementasi sistem.

Pembangunan aplikasi ini dimulai dari tahap inisiasi yaitu mengumpulkan data-

data organisasi mengenai gambaran umum RS Tugu Ibu seperti visi dan misi,

tugas dan wewenang serta operasi perusahaan dan proses administrasi rawat inap

RS Tugu Ibu.

Setelah data-data terkumpul, data-data tersebut kemudian akan dianalisis

dengan menggunakan activity diagram untuk mengidentifikasikan dan

memaparkan masalah yang terjadi saat ini dalam proses administrasi rawat inap

RS Tugu Ibu. Setelah data-data tersebut telah dianalisis, kemudian akan

dilanjutkan kedalam tahap perancangan dengan menggunakan metode Object

Oriented Analysis and Design pendekatan Satzinger. Perancangan ini

dimulaiactivity diagram yang diusulkan,yang kemudiasn dilanjutkan dengan

event table, use case diagram,use case description, domain class diagram, ,first

cut class diagram, statechart diagram, system sequence diagram, completed

three layer design sequence diagram, update design class diagram, package

diagram, user interface danpersistent object.

Setelah tahap perancangan selesai dilakukan, maka dilanjutkan ke tahap

pengembangan sistem menggunakan Microsoft Visual Studio 2008dan Microsoft

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi Akuntansi Menurut …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00571-AKSI Bab2001.pdf · Menurut Romney dan Steinbart (2006,p31), siklus pemrosesan

65

SQL Server 2005 sebagai database. Tahap yang terakhir dilakukan adalah tahap

implementasi, yaitu rencana implementasi dan rencana implementasi dengan

Gantt Chart. Di bawah ini adalah Gambar 2.13 yang menjelaskan kerangka

pikir:

Gambar 2.13 Kerangka Pikir