BAB 2 LANDASAN TEORI Menurut Wiryanto,...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Menurut Wiryanto,...
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar/Umum
2.1.1 Komunikasi Organisasi
Menurut Wiryanto, Komunikasi Organisasi adalah pengiriman
dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi (Romli, 2011:4).
Sedangkan menurut Syaiful Rohim, Komunikasi Organisasi
adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka
yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas
apa yang sedang terjadi (2009:111).
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah pengiriman dan
penerimaan pesan yang terjadi di dalam sebuah organisasi.
Berikut adalah model komunikasi Shannon yang dijelaskan
dalam buku Komunikasi Organisasi (Muhammad, 2009:7)
10
Gambar 2.1: Model Komunikasi Shannon & Wever
Sumber: Buku Komunikasi Organisasi
Sumber informasi dalam komunikasi manusia adalah otak.
Pada otak terdapat kemungkinan pesan yang tidak terbatas
jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan.
Otak harus memilih pesan yang tepat atau cocok dengan situasi.
Proses pemilihan ini seringkali menjadi perbuatan yang tidak
disadari manusia.
Pemilihan transmitter tergantung pada jenis komunikasi yang
digunakan, komunikasi tatap muka atau komunikasi menggunakan
mesin. Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitter adalah
alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan organ tubuh
yang terlibat dalam komunikasi nonverbal. Sedangkan pada
komunikasi menggunakan mesin, alat-alat komunikasi yang berfungsi
sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio,
televisi, foto, dan film.
Sumber informasi
Transmitter Tujuan Penerima
Penyandian pesan
Signal Penerimaan signal
Penginterpretasian pesan
Sumber gangguan
11
Penyandian (encoding) pesan diperlukan untuk mengubah ide
dalam otak ke dalam suatu sandi yang cocok dengan transmitter.
Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat
suara adalah berbicara. Sedangkan pada komunikasi menggunakan
mesin dengan alat-alat yang digunakan sebagai perluasan indera,
penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui
jarak jauh dengan transmitter.
Penerima dan penginterpretasian (decoding) pesan berlawanan
dengan penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka penerimanya
adalah alat-alat tubuh yang sederhana dan sanggup mengamati
signal.
Tujuan adalah maksud yang ingin dicapai oleh komunikator.
Tujuan merupakan otak manusia yang menerima pesan yang berisi
macam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan
dari arti pesan.
Sumber gangguan terjadi pada saat pemindahan signal dari
transmitter kepada si penerima atau komunikator kepada komunikan.
Gangguan ini selalu ada di dalam setiap komunikasi. Oleh sebab
itu, kita harus menetralkan gangguan dan tidak terkejut dengan
kehadirannya.
Dalam penelitian ini, model komunikasi Shannon & Wevver
ini digunakan untuk mengetahui proses sosialisasi yang dilakukan
12
oleh Industrial Relations PT Indopoly. Siapa komunikatornya, pesan
apa yang disampaikan, media apa yang digunakan, siapa komunikan,
dan apa gangguan yang dihadapi saat melakukan sosialisasi tersebut.
Komunikasi yang terjadi di dalam sebuah perusahaan
memiliki fungsi-fungsi yang berbeda. Menurut Syaiful Rohim
(2009:113), ada beberapa fungsi komunikasi dalam perusahaan,
yaitu:
a. Fungsi Informatif, dimana organisasi dianggap sebagai sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya adalah seluruh karyawan
berharap mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih baik,
dan tepat waktu. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua
orang di dalam perusahaan. Para manajemen perusahaan
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
perusahaan maupun untuk mengatasi konflik. Sedangkan karyawan
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, tentang
jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan.
b. Fungsi Regulatif, berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu perusahaan. Ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulasi. Pertama, alasan pihak manajemen yang
memiliki wewenang dalam mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan yang berorientasi
pada pekerjaan dimana para karyawan membutuhkan kepastian
13
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan.
c. Fungsi Persuasif, dalam mengatur para karyawannya, pimpinan
perusahaan lebih suka menggunakan cara membujuk dari pada
memberi perintah. Karena sesuatu yang dilakukan secara terpaksa
tidak akan lebih baik hasilnya dibandingkan dengan sesuatu yang
dilakukan dengan sukarela.
d. Fungsi Integratif, setiap perusahaan berusaha untuk menyediakan
saluran bagi para karyawan agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. Saluran tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu
saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi informal.
Fungsi komunikasi internal yang dilakukan Industrial
Relations PT Indopoly adalah fungsi Informatif dan fungsi
Integratif. Fungsi informatif yang dilakukan Industrial Relations
adalah berkomunikasi dengan para karyawan yang diwakili oleh
serikat pekerja dalam membuat kebijakan perusahaan. Sedangkan
fungsi integratif yang dilakukan Industrial Relations PT Indopoly
adalah menyediakan saluran komunikasi antara manajemen
perusahaan dengan para karyawan, baik komunikasi formal maupun
informal.
14
2.1.2 Public Relations
2.1.2.1 Definisi Public Relations
Istilah Public Relations sendiri berasal dari bahasa Inggris
yang terdiri dari dua suku kata, yaitu Public dan Relations. Public
memiliki arti publik atau masyarakat, sedangkan Relations dalam
bahasa Indonesia berarti hubungan. Sehingga jika digabungkan
Public Relations memiliki arti secara harfiah yaitu hubungan dengan
masyarakat.
Menurut Lattimore dalam buku Public Relations: The
Proffesion and The Practice yang diterjemahkan oleh Afrianto Daud
(2010:4), Public Relations (PR) adalah fungsi kepemimpinan dan
manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi,
membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan
organisasi. Para praktisi PR berkomunikasi dengan semua
masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk
mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan
konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat.
Mereka juga mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi
program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta
pemahaman di antara konstituen organisasi dan masyarakat.
Sedangkan menurut Cutlip dalam buku Effective Public
Relations 9th edition (2009:35)
15
“Public relations is the management functions that establishes and maintains mutually beneficial relationshif between an organization and the publics on whom its success of failure depends.”
(Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun
dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut).
Dari definisi-definisi yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
dilihat bahwa ketiga definisi yang dipaparkan oleh dua ahli yang
berbeda, memiliki kesamaan. Dimana ketiga ahli tersebut, baik
Lattimore dan Cutlip mengatakan bahwa Public Relations memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk menciptakan dan menjaga
hubungan baik dengan publik-publik organisasinya, baik publik
ekstrenal maupun publik internal.
2.1.2.2 Bagian-Bagian dari Fungsi PR
Dalam buku Effective Public Relations 9th edition (Cutlip,
2011:11) dijelaskan beberapa aktivitas yang dilakukan oleh seorang
praktisi Public Relations, adalah sebagai berikut:
a. Hubungan Internal, adalah bagian khusus dari PR yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat
organisasi menggantungkan kesuksesannya.
16
b. Publisitas, informasi yang disediakan oleh sumber luar yang
digunakan oleh media karena informasi tersebut memiliki nilai
berita.
c. Advertising, adalah informasi yang ditempatkan di media oleh
sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk
ruang dan waktu penempatan informasi tersebut.
d. Press agentry, adalah penciptaan berita dan peristiwa yang
bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan
mendapatkan perhatian publik.
e. Public affairs, adalah bagian khusus dari PR yang membangun
dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal
dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik.
f. Lobbying, adalah bagian khusus dari PR yang berfugsi untuk
menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama
dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan
regulasi.
g. Manajemen isu, adalah proses proaktif dalam mengantisipasi,
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan
publik yang memengaruhi hubungan organisasi dengan publik
mereka.
17
h. Hubungan investor, adalah bagian dari PR dalam perusahaan
korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang
bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan
pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka
memaksimalkan nilai pasar.
i. Pengembangan, adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi
nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan
dengan donator dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana
dan dukungan sukarela.
Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah
fungsi PR yang menjalankan hubungan internal. Dalam penelitian
ini, penulis membahas tentang cara-cara atau kegiatan yang
dilakukan oleh Industrial Relations PT Indopoly dalam mendukung
proses sosialisasi kebijakan perusahaan kepada seluruh karyawan
pabrik. Fungsi PR dalam menjalankan hubungan internal akan
dibahas secara lebih mendalam pada teori khusus.
2.1.3 Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan
secara tetap dan terus-menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau
laba bersih, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum,
18
yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara RI (UU No.8
Tahun 1997, Pasal 1 Ayat 1).
Dalam modul yang berjudul Pengantar Akuntansi II yang
ditulis oleh Nurul Hidayah (2007:2), terdapat tiga jenis perusahaan
yang beroperasi untuk menghasilkan laba yaitu :
a. Perusahaan Manufaktur (Manufacturing)
Mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada
masing-masing pelanggan.
b. Perusahaan Dagang (Merchandising)
Menjual produk kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk
barang dan jasanya.
c. Perusahaan Jasa (Service)
Menghasilkan jasa untuk pelanggan.
PT Indopoly sendiri merupakan perusahaan manufaktur yang
mengubah input dasar yang berupa biji plastik menjadi produk yang
dijual kepada masing-masing pelanggan dalam bentuk plastik.
2.1.4 Kebijakan dan Proses Sumber Daya Manusia (SDM)
Kebijakan manajemen SDM adalah sebuah rangkaian
keputusan yang bersifat panduan/arahan, sekaligus sikap manajemen
dalam mengelola para personilnya. Biasanya kebijakan tersebut
berbentuk prosedur atau program. Untuk mendukung proses
19
manajemen SDM yang baik, perlu dibuat berbagai kebijakan
(Juwaini, 2011: 82).
Dalam buku Social Enterprise disebutkan ada beberapa unsur
yang melekat dalam proses manajemen SDM (Juwaini, 2011: 85),
yaitu:
a. Staffing, yaitu kegiatan pengadaan dan penempatan personil
untuk menempati posisi-posisi tertentu di dalam organisasi.
Kegiatan yang termasuk ke dalam staffing adalah:
- Strategic human resource planning (perencanaan strategis
sumber daya manusia)
- Recruiting (rekrutmen/pengadaan personil)
- Selection (seleksi untuk memilih personil yang tepat untuk
menduduki suatu posisi jabatan di dalam organisasi)
b. Training & Development, yaitu kegiatan pelatihan dan
pengembangan personil untuk meningkatkan kualitas personil.
Yang termasuk ke dalam kegiatan training & development
adalah:
- Orientation (orientasi atau pembekalan kepada personil,
khususnya kepada personil yang masih baru agar dapat
20
menyesuaikan dengan lingkungan pekerjaan atau tugas-tugas
di dalam organisasi)
- Employee Training (pelatihan karyawan, dengan fokus
peningkatan keahlian atau keterampilan personil dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang sedang dikerjakan)
- Career Development (pengembangan karier, dengan fokus
mempersiapkan jenjang posisi jabatan seorang personil, dan
posisi jabatan saat ini ke posisi jabatan masa depan yang
akan diduduki oleh personil yang bersangkutan)
c. Motivation, yaitu kegiatan dalam rangka memelihara dan
meningkatkan motivasi personil dalam bekerja, sehingga
motivasinya selalu tinggi.
- Motivation theories and job design (penyesuaian antara
pekerjaan dan jabatan dengan perkembangan teori-teori
motivasi)
- Performance Appraisal (penilaian kinerja personil dari waktu
ke waktu, apakah kinerja personil telah sesuai dengan tugas-
tugas dan target yang harus dicapai)
- Rewards and Compensation (pemberian balas jasa dan
kompensasi yang memadai sehingga setiap personil merasa
dihargai secara wajar dan adil)
21
- Employee Benefits (pemberian manfaat, keuntungan, atau
kelebihan bagi personil pada sebuah organisasi di dalam
organisasi)
d. Maintenance, yaitu kegiatan dalam rangka menjaga personil
sebagai bagian penting organisasi. Yang termasuk ke dalam
kegiatan mempertahankan personil adalah:
- Safety & Health (pemenuhan standar keamanan dan
perlindungan fisik dan jiwa personil dalam melaksanakan
tugas-tugas)
- Communication (upaya untuk melakukan dan menyediakan
saluran komunikasi kepada personil di dalam suatu
organisasi, sehingga personil memiliki media untuk
menyampaikan harapan, usulan dan masalah)
- Employer Relations (upaya menyediakan dan membangun
interaksi di antara semua personil pada sebuah organisasi,
sehingga tecipta keakraban dan kebersamaan personil)
Unsur dalam proses manajemen SDM yang dibahas pada
penelitian ini adalah unsur maintenance, yaitu communication.
Karena pada penelitian ini penulis membahas tentang tugas dan
tanggung jawab dari Industrial Relations PT Indopoly dalam rangka
mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada karyawan pabrik.
22
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik Yang Dibahas
2.2.1 Hubungan Internal (Antara Manajemen dengan Karyawan)
PR internal sama pentingnya dengan PR eksternal, PR
internal dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan
hubungan baik antara pihak manajemen perusahaan dengan para
karyawan. Hubungan internal sendiri dibagi menjadi dua, yaitu
hubungan antara sesama pegawai (staff relations) dan hubungan
industri (industrial relations). Kedua hubungan tersebut saling
mempengaruhi, hubungan industri yang berkaitan dengan gaji
karyawan tidak akan berjalan dengan efektif jika tidak didukung
oleh komunikasi karyawan.
Dalam buku Komunikasi Organisasi Lengkap (Romli,
2011:176), dijelaskan bahwa aliran komunikasi formal dalam
perusahaan dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi
dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hierarki organisasi.
Bentuk aliran komunikasi dari atas ke bawah berupa prosedur
organisasi, instruksi tentang bagaimana melakukan tugas, umpan
balik terhadap prestasi bawahan, penjelasan tentang tujuan
organisasi.
23
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan
umpan balik tetang seberapa baik organisasi telah berfungsi.
Komunikasi dari bawah ke atas dapat berbentuk laporan tertulis
maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok.
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal merupakan aliran komunikasi kepada
orang-orang yang memiliki hierarki yang sama dalam suatu
organisasi, seperti komunikasi yang terjadi antara manajer suatu
bagian dengan manajer bagian lain atau antara karyawan suatu
bagian dengan karyawan bagian lain.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang-
orang yang memiliki hierarki yang berbeda dan tidak memiliki
hubungan kewewenangan secara langsung. Seperti komunikasi
antara suatu manajer dengan kepala subbagian dari bagian lain.
Dalam penelitian ini, komunikasi formal yang akan dibahas
adalah komunikasi dari atasan ke bawahan. Komunikasi formal
tersebut adalah komunikasi antara manajemen perusahaan yang
dalam hal ini diwakili oleh Industrial Relations dengan seluruh
karyawan Indopoly yang bekerja di pabrik. Komunikasi yang
24
dilakukan Industrial Relations terkait dengan sosialisasi kebijakan
perusahaan tentang perubahan jam kerja untuk karyawan shift.
2.2.1.1 Media dan Teknik-teknik PR Internal
Di dalam buku Public Relations 5th edition (Jefkins,
2004:196) disebutkan beberapa media yang digunakan oleh
PR internal. Berikut adalah beberapa media yang dijelaskan
oleh Jefkins:
a. Papan Pengumuman, biasa ditempatkan pada berbagai
lokasi yang ramai atau strategis dan dapat terjangkau
oleh seluruh karyawan sehingga para karyawan dapat
memperoleh informasi yang sama pada waktu yang
bersamaan pula.
b. Jasa Penyampaian Berita dan Ide Lewat Telepon, berita
perusahaan dapat dikemas dalam bentuk kaset rekaman,
dan setiap pegawai yang ingin mengetahui informasi
tersebut dapat menghubungi PR yang bertanggung jawab
dan dapat langsung mendengarkan bulletin tersebut.
c. Kotak Saran, digunakan untuk memperoleh dan
menampung berbagai masukan dari para pegawai dimana
kontak saran tersebut ditempatkan pada tempat tertentu di
beberapa lokasi strategis di dalam perusahaan.
25
d. Siaran Umum (Public Address Broadcast), yang terdiri
dari sejumlah pengeras suara dan instalasi sentral untuk
menyampaikan pesan-pesan kepada seluruh karyawan.
Cara ini dapat dikatakan fleksibel karena di pabrik-pabrik
besar sekalipun, seluruh karyawan dapat mendengarkan
informasi yang disampaikan melalui pengeras suara
meskipun mereka sedang sibuk bekerja.
e. Obrolan Langsung, merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk menunjukkan sikap terbuka dari
pihak manajemen. Kelebihan dari cara ini adalah para
karyawan dapat mengajukan komentar secara langsung.
f. Presentasi Video atau Slide, dipergunakan untuk berbagai
tujuan, seperti mendidik para karyawan baru, menjelaskan
standar keamanan kerja, meguraikan kemajuan yang telah
dicapai oleh perusahaan, memaparkan laporan dan
pembukuan tahunan.
g. Acara-acara Kekeluargaan, yang bersifat tidak resmi,
seperti pesta perusahaan, makan malam dalam rangka
merayakan tahun baru atau ulang tahun perusahaan,
olahraga dan piknik bersama dengan menyertakan anggota
keluarga.
26
2.2.2 Sosialisasi
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi suatu
pengantar, edisi baru (2007:288) Sosialisasi adalah proses
mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang
baru.
Dalam Jurnal Sosialisasi dan Dampak Budaya Organisasi
(Hardjana, 2010:11) disebutkan bahwa sosialisasi dapat dilihat dari
dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang ‘karyawan’,
sosialisasi berarti proses pembelajaran karyawan baru tentang nilai-
nilai dan perilaku yang dianggap layak untuk mencapai sukses
sebagai anggota organisasi. Kedua, dari sudut ‘manajemen
organisasi’, sosialisasi berarti proses penyampaian nilai-nilai dan
norma-norma perilaku yang harus dianut agar karyawan dapat
menjadi anggota organisasi yang efektif dan bertanggung jawab
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan, penulis
berpendapat bahwa sosialisasi adalah suatu proses pembelajaran
yang dilakukan oleh seseorang terhadap nilai-nilai yang baru,
maupun nilai-nilai yang telah diterapkan sejak dulu di dalam suatu
organisasi.
Orang dan kelompok merupakan agen sosialisasi yang
mempengaruhi konsep diri, emosi, sikap, dan perilaku seseorang. Di
dalam buku Sosiologi dengan Pendekatan Membumi edisi ke enam
27
(Henslin, 2007:77), menyebutkan dan menjelaskan agen-agen
sosialisasi yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Agen-
agen sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Keluarga, para orang tua pasti menginginkan agar anak-anak
mereka taat, rapi, dan bersih, menaati peraturan, serta
menghindari masalah. Namun cara setiap orang tua untuk
membuat anaknya taat berbeda-beda. Orang tua kelas pekerja
cenderung menggunakan hukuman fisik, sedangkan orang tua
kelas menengah, sebaliknya, lebih menggunakan nalar dari pada
menggunakan fisik. Orang tua selalu menginginkan yang terbaik
untuk anak mereka, sehingga orang tua selalu mensosialisasikan
hal-hal positif kepada sang anak agar anak merekapun tumbuh
dengan baik.
b. Lingkungan Hunian, dalam memilih tempat tinggal orang tua
juga mempertimbangkan anak mereka. Orang tua pasti
menginginkan anaknya tumbuh di lingkungan hunian yang baik,
agar anaknya tersebut dapat tumbuh dengan baik karena proses
sosialisasi yang baik pula.
c. Agama, menjadi suatu komponen kunci dalam panduan
seseorang terhadap sesuatu yang benar dan salah. Pengaruh
agama menyebar luas ke dalam setiap kehidupan manusia. Maka
dari itu, agama merupakan agen sosialisasi yang memberikan
28
pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan tidak hanya di dunia
tetapi juga di akhirat.
d. Penitipan Anak, anak-anak yang menghabiskan waktu lebih
banyak di tempat penitipan anak memiliki ikatan yang lebih
lemah dengan ibu mereka. Selain itu, sang anak akan cenderung
memiliki sifat yang senang berkelahi, kejam, dan galak.
Sebaliknya, anak-anak yang jarang menghabiskan waktu di
tempat penitipan anak akan lebih kooperatif dan lebih
menunjukkan rasa kasih sayang kepada ibu mereka. Hal tersebut
dapat memberikan pemahaman bahwa sosialisasi di tempat
penitipan anak yang terlalu sering, akan memberikan dampak
yang negatif kepada anak karena kurangnya perhatian dari orang
tua.
e. Sekolah dan Kelompok Sebaya, masuk ke sekolah merupakan
salah satu langkah yang signifikan dalam pembelajaran nilai-
nilai baru. Cara baru memandang dunia bahkan dapat
menggantikan apa yang telah dipelajari anak di rumah. Selain di
sekolah, anak juga akan bersosialisasi dengan kelompok-
kelompok sebaya yang berada disekitarnya. Sifat anak yang
cenderung masih mudah terpengaruh, akan menganggap apa yang
dilakukan oleh kelompok sebayanya adalah sesuatu yang patut
untuk diikuti.
29
f. Tempat Kerja, dengan orang yang bekerja bersama di tempat
kerja, sesorang tidak hanya mempelajari beberapa keterampilan
kerja tetapi juga perspektif atau pandangan mengenai dunia.
Pada tempat kerja seseorang dapat terkait dengan sosialisasi
antisipatoris (anticipatory socialization), yaitu belajar memainkan
suatu peran sebelum memegangnya.
Pada penelitian ini, agen sosialisasi yang akan dibahas adalah
sosialisasi melalui tempat kerja. Dimana sosialisasi yang dilakukan
terkait dengan kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan di dalam
perusahaan.
Ada berbagai macam media internal yang dapat digunakan
oleh PR dalam kegiatannya mensosialisasikan kebijakan perusahaan
kepada seluruh karyawan. Adapun media-media internal tersebut
seperti yang disebutkan pada buku Public Relations: The Proffesion
and The Practice yang diterjemahkan oleh Afrianto Daud
(2010:245), adalah sebagai berikut:
a. Leaflet, Selipan, dan Lampiran
Leaflet atau surat selebaran yang dipublikasi dengan mesin
fotokopi merupakan salah satu bentuk format yang murah dan
dapat disiapkan dalam waktu yang relatif singkat. Dengan sedikit
sentuhan kreatif, selembar kertas tersebut dapat dilipat berbentuk
30
brosur agar dapat diletakkan di rak informasi, distribusi internal,
atau surat langsung (direct mail)
b. Buklet dan Manual
Buklet dan Manual membutuhkan biaya produksi yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan Leaflet, maka dari itu buklet
dan manual biasanya disimpan dan digunakan sebagai referensi.
c. Naskah Pidato dan Cetak Ulangnya
Naskah pidato dan cetak ulangnya kadang dibagikan sebagai
publikasi. Ketika pejabat organisasi berpidato di depan publik
internal dan topik yang disampaikan menyangkut kepentingan
karyawan, ada baiknya untuk mencetak naskah pidato tersebut
dan mendistribusikannya di dalam organisasi.
d. Tampilan Pesan
Munculnya kebijakan-kebijakan baru tentu membutuhkan
pemberitahuan yang diletakkan di tempat-tempat yang dapat
dijangkau oleh para karyawan, sehingga karyawan dapat dengan
mudah melihat dan membacanya. Tampilan pesan dapat berupa
poster, majalah dinding, rak informasi, dan pameran.
e. Papan Pengumuman
31
Papan pengumuman berbentuk memanjang dan diletakkan
ditempat yang strategis dengan biaya yang murah serta usaha
minimum. Papan pengumuman menjadi media yang paling
efektif dan banyak digunakan di dalam organisasi. Pemberitahuan
yang telah disampaikan kepada karyawan dapat juga
dipublikasikan kembali melalui papan pengumuman sebagai
pengingat. Untuk memastikan kredibilitas dan keterbacaan dari
papan pengumuman, maka harus diperhatikan perencanaannya
dan dijaga ke-update-an informasinya.
f. Poster dan Papan Reklame
Sama halnya dengan papan pengumuman, poster dan papan
reklame juga menawarkan komunikasi yang cepat dan efektif.
Poster dan papan reklame baik digunakan untuk memberi
penekanan pada sebuah ide dan menyediakan pesan yang mudah
dipahami, kemudian diletakkan di tempat-tempat keramaian yang
banyak dilalui oleh karyawan.
g. Rak Informasi
Rak informasi dirancang untuk menarik pembaca mengambil
brosur atau buklet yang dipajang di rak. Rak harus menyediakan
informasi yang tidak dapat disampaikan melalui pesan pendek,
seperti manual, buklet, naskah pidato, dan cetakan ulangnya.
Untuk penempatan rak informasi sendiri akan lebih baik jika
32
diletakkan di tempat dimana karyawan dapat melihat bahan-
bahan yang disajikan dengan santai, seperti di kafetaria atau
lounge.
h. Pameran, Banner, dan Display
Pameran, banner, dan display sangat bergantung pada pesan
visual. Pameran dan display dapat menunjukkan bagaimana
fasilitas produksi bekerja, menampilkan produk, menghormati
mereka yang memperoleh penghargaan, atau menggambarkan
sejarah dari organisasi. Sementara itu banner digunakan untuk
mengumumkan dan merayakan kegiatan khusus.
i. Media Elektronik
Komunikasi via e-mail, intranet organisasi, home page komputer,
video internal, dan Web blog atau media sosial lainya, dengan
cepat menjadi pilihan bagi karyawan dan perusahaan untuk
berkomunikasi.
Dari kesembilan media internal yang telah disebutkan, tidak
semua media tersebut terdapat pada PT Indopoly Swakarsa Industry
Tbk. Industrial Relations PT Indopoly hanya menggunakan papan
pengumuman dan media elektronik yang berupa e-mail perusahaan
dalam proses sosialisasi yang dilakukan.
33
2.3 Kerangka Teori
Berikut adalah kerangka teori berdasarkan pembahasan sebelumnya:
Gambar 2.2: Kerangka Teori
TEORI UMUM
Teori Dasar Definisi Teori Teori Turunan yang dipakai
Teori Komunikasi Organisasi
Definisi Komunikasi Organisasi
- Model Komunikasi Shannon & Wevver
- Fungsi Komunikasi
Teori Public Relations Definisi Public Relations Bagian-bagian dari fungsi Public Relations
Teori Perusahaan Definisi Perusahaan Jenis-jenis Perusahaan
Teori Kebijakan dan Mananjemen SDM
Definisi Kebijakan Mananjemen SDM
Unsur-unsur Manajemen SDM
TEORI KHUSUS
Teori Hubungan Internal Aliran Komunikasi Formal
Media & Teknik-teknik PR Internal
Teori Sosialisasi Definisi Sosialisasi - Agen-agen Sosialisasi
- Media Komunikasi Internal
34
2.4 Kerangka Pikir
Gambar 2.3: Kerangka Pikir
Industrial Relations PT Indopoly
Swakarsa Industry Tbk.
Komunikasi Organisasi
Sosialisasi Kebijakan
Perusahaan
Karyawan
Tidak Diterima Diterima
35
Pada penelitian ini, penulis mengamati pelaksanaan tugas Industrial
Relations dari PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. yang bertempat di
Purwakarta. Adapun tugas dari Industrial Relations PT Indopoly adalah
bertanggung jawab dalam menjaga komunikasi internal yang terjadi di
dalam perusahaan, atau dalam teori lebih dikenal sebagai komunikasi
organisasi.
Menurut Wiryanto, Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi (Romli, 2011:4). Berdasarkan pengertian
tersebut, dapat dilihat bahwa Industrial Relations memiliki tugas terhadap
pengiriman serta penerimaan pesan yang terjadi di dalam perusahaan.
Industrial Relations biasa melakukan pengiriman pesan dalam
bentuk kebijakan-kebijakan perusahaan. Kebijakan-kebijakan tersebut pada
umumnya adalah kebijakan baru yang diterapkan di dalam perusahaan dan
memerlukan sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan oleh Industrial Relations
bertujuan agar seluruh anggota perusahaan dapat mengetahui tentang
kebijakan baru tersebut.
Dalam melaksanakan tugasnya, Industrial Relations menggunakan
berbagai media internal yang dapat menunjang proses sosialisasi tersebut.
Media internal digunakan untuk menjangkau seluruh karyawan yang
bekerja di pabrik Indopoly. Kegiatan Industrial Relations tidak berhenti
36
sampai pada tahap sosialisasi saja, tetapi setelah itu Industrial Relations
juga harus memastikan informasi yang telah disosialisasikan diterima atau
tidak oleh para karyawan.
Jika informasi yang disosialisasikan diterima oleh seluruh kayawan,
maka pelaksanaan tugas Industrial Relations telah berjalan sesuai dengan
tujuan. Tetapi jika informasi tersebut tidak diterima oleh seluruh karyawan,
maka ada sesuatu yang menyebabkan pelaksanaan sosialisasi Industrial
Relations tersebut tidak berjalan dengan optimal. Sehingga perlu diadakan
peninjauan ulang terhadap cara-cara yang telah dilakukan oleh Industrial
Relations dalam melakukan proses sosialisasi.