BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

39
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi terbentuk dari 2 unsur kata yaitu Sistem dan Informasi. 2.1.1 Definisi Sistem M enurut O’Brien (2005, p.22), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses perubahan yang teratur. Sistem ini kadang disebut sebagai sistem dinamis yang memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi sebagai berikut : a. Input, melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses. b. Pemrosesan, melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. c. Output, melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya. Menurut McLeod dan Schell (2007, p.9), sistem mengubah input yang datang dari lingkungan perusahaan, ditransformasikan, dan mengembalikan output ke lingkungan yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem secara umum adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan, bekerja sama dalam mencapai tujuan yang terdiri dari input , proses dan output .

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi terbentuk dari 2 unsur kata yaitu Sistem dan Informasi.

2.1.1 Definisi Sistem

Menurut O’Brien (2005, p.22), sistem adalah sekelompok komponen yang saling

berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input

serta menghasilkan output dalam proses perubahan yang teratur.

Sistem ini kadang disebut sebagai sistem dinamis yang memiliki tiga komponen

atau fungsi dasar yang berinteraksi sebagai berikut :

a. Input, melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki

sistem untuk diproses.

b. Pemrosesan, melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi

output.

c. Output, melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses

transformasi ke tujuan akhirnya. 

 

Menurut McLeod dan Schell (2007, p.9), sistem mengubah input yang datang

dari lingkungan perusahaan, ditransformasikan, dan mengembalikan output ke

lingkungan yang sama.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem secara umum adalah sekumpulan

komponen yang saling berhubungan, bekerja sama dalam mencapai tujuan yang terdiri

dari input, proses dan output.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

14

2.1.2 Definisi Informasi

Menurut O’Brien, definisi dari informasi adalah data yang diubah ke dalam

konteks yang berarti dan memiliki guna untuk pengguna akhir. Menurut McLeod dan

Schell (2007, p.9), informasi adalah data yang telah diolah sehingga lebih bermakna.

Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang telah diolah

sehingga lebih memiliki arti dan berguna untuk pengguna akhir.

2.1.3 Definisi Sistem Informasi

Menurut Stair dan Reynolds (2010, p.4), sistem informasi merupakan

serangkaian komponen yang saling terhubung dimana mengumpulkan, mengubah,

menyimpan dan menyebarkan data dan informasi dan memberikan umpan balik untuk

menemukan tujuan obyek.

Menurut O’Brien (2005, p.6), sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari

orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Lima area pengetahuan sistem informasi terdiri dari berikut ini :

a. Konsep-konsep dasar

Konsep dasar perilaku, teknis, bisnis dan manajerial termasuk mengenai

berbagai komponen dan peran sistem informasi.

b. Teknologi informasi

Konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi

informasi yaitu meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software), jaringan, manajemen data dan teknologi berbasis internet.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

15

c. Aplikasi bisnis

Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen, dan

keunggulan kompetitif bisnis. Aplikasi bisnis fungsional seperti pemasaran,

produksi, akuntansi, serta aplikasi perusahaan lintas fungsi seperti manajemen

perencanaan sumber daya perusahaan.

d. Proses Pengembangan

Para praktisi bisnis dan pakar informasi dalam merencanakan, mengembangkan

dan mengimplementasi sistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis yang

ada.

e. Tantangan Manajemen

Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi informasi pada

tingkat pemakai akhir, perusahaan dan secara global dalam bisnis.

Peran dasar sistem informasi menurut O’Brien (2005, p.8) sebagai berikut :

a. Mendukung proses dan operasi bisnis.

b. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.

c. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.

Menurut O’Brien (2005, p.19), fungsi sistem informasi antara lain :

a. Area fungsional utama dari bisnis penting dalam keberhasilan bisnis, seperti

fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran dan manajemen

sumber daya manusia.

b. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan moral

pegawai serta layanan dan kepuasan pelanggan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

16

c. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan

pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis.

d. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang

kompetitif yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar global.

e. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria

dan wanita.

f. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur dan kemampuan perusahaan

bisnis yang membentuk jaringan.

Model sistem informasi yang diadaptasi dari O’Brien (2005, p.24) menunjukkan

kerangka kerja konsep dasar untuk berbagai komponen dan aktivitas sistem informasi.

Sistem informasi bergantung pada sumber daya manusia (pemakai akhir dan pakar SI),

hardware (mesin dan media), software (program dan prosedur), data (dasar data dan

pengetahuan), serta jaringan (media komunikasi dan dukungan jaringan) untuk

melakukan input, pemrosesan, output, penyimpanan dan aktivitas pengendalian yang

mengubah sumber daya data menjadi produk informasi.

Model sistem informasi memperlihatkan hubungan antar komponen dan aktivitas

sistem informasi. Model tersebut memberikan kerangka kerja yang menekankan pada

empat konsep utama yang dapat diaplikasikan ke semua jenis sistem informasi, yaitu :

a. Manusia, hardware, software, data dan jaringan adalah lima sumber daya dasar

sistem informasi.

b. Sumber daya manusia meliputi pemakai akhir dan pakar SI, sumber daya

hardware terdiri dari mesin dan media, sumber daya software meliputi baik

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

17

program maupun prosedur, sumber daya data dan pengetahuan, serta sumber

daya jaringan yang meliputi media komunikasi dan jaringan.

c. Sumber daya data diubah melalui aktivitas pemrosesan informasi menjadi

berbagai produk informasi bagi pemakai akhir.

d. Pemrosesan informasi terdiri dari aktivitas input dalam sistem, pemrosesan,

output, penyimpanan dan pengendalian.

2.2 Manajemen

Menurut Robbins dan Coulter (2009, p.22-25), manajemen merupakan proses

mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan pekerjaan orang lain sehingga kegiatan

mereka diselesaikan secara efisien dan efektif. Fungsi dalam manajemen terdiri dari

merancang, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan. Sedangkan proses

manajemen merupakan serangkaian keputusan dan kegiatan kerja terus-menerus yang

dijalani para manajer sewaktu mereka merancang, mengorganisasi, memimpin dan

mengendalikan.

Menurut Mintzberg yang dikutip pada Robbins dan Coulter, peran manajemen

terdiri dari :

a. Peran antarpribadi, yaitu peran manajerial yang melibatkan orang dan tugas lain

yang bersifat seremonial dan simbolis.

b. Peran informasional, yaitu peran manajerial yang meliputi menerima,

mengumpulkan dan menyebarkan informasi.

c. Peran pengambilan keputusan, yaitu peran manajerial yang meliputi pembuatan

pilihan keputusan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

18

2.3 Sistem Informasi Manajemen

Menurut McLeod dan Schell (2007, p.10), sistem informasi manajemen

merupakan sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pengguna

yang memiliki kebutuhan yang sama.

2.4 Procurement

Menurut Turban et al (2010, p.251) yang dikutip dari tulisan Kalakota et al

(2000), procurement mengacu pada semua aktivitas yang melibatkan proses

mendapatkan barang-barang dari pemasok; hal ini meliputi pembelian, dan tapi juga

kegiatan logistik ke dalam seperti transportasi, barang masuk dan penyimpanan di

gudang sebelum barang tersebut digunakan.

Proses procurement tradisional dimulai dari pembeli membutuhkan dan akan

membuat permintaan material, setelah itu harus mendapat persetujuan supervisor.

Langkah selanjutnya melihat ketersediaan barang, apabila barang tersedia maka akan

menyiapkan material, jika barang tidak dapat dipenuhi maka akan membuat permintaan

pembelian (purchase requisition). Permintaan pembelian harus mendapat persetujuan

sebelum melakukan pemilihan pemasok. Jika disetujui, maka bagian pembelian akan

memilih pemasok dengan quotation yang diminta dan akan membuat purchase order

yang paling sesuai antara penawaran yang diberikan oleh pemasok. Purchase Order

tersebut akan digunakan saat melakukan penerimaan barang, jika barang tidak sesuai

akan melakukan pengembalian kepada pemasok dan apabila sudah sesuai akan

menerima invoice. Sebelum melakukan proses pembayaran, harus melakukan

pencocokan antara purchase order, penerimaan barang dan invoice yang diberikan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

19

 

Berikut ini terdapat bagan proses procurement secara tradisional

Sumber : procurense.com (15 Juli 2011)

Gambar 2.1 A Traditional Purchasing Process

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

20

2.4.1 E-Procurement

Menurut Chafey (2009, p.381), e-procurement merupakan integrasi dan

manajemen elektronik terhadap semua aktivitas pengadaan termasuk permintaan

pembelian, pemberian hak, pemesanan, dan pengantaran serta pembayaran antara

pembeli dengan pemasok.

Menurut Turban et al (2010, p.290), e-procurement adalah proses pengadaan

barang dan jasa untuk organisasi secara elektronik. E-procurement merupakan

penggunaan teknologi berbasis web untuk mendukung proses procurement, termasuk

permintaan, pencarian, kontrak, pemesanan, pembelian, pengiriman dan pembayaran.

Menurut Davila (2003) yang dikutip pada Piotrowicz dan Irani (2010), e-

procurement merupakan bagian dari manajemen rantai pasokan dan termasuk pengadaan

software secara elektronik, proses business to business, pasar bursa, pelelangan B2B.

Konsep yang penting dalam mengembangkan e-procurement adalah

menggunakan Supplier Relationship Management (SRM). Menurut Burt, Petcavage, dan

Pinkerton (2010) yang dikutip dari Taube dan Bryant (2010), SRM adalah

mengembangkan hubungan kerjasama untuk memelihara keseimbangan antara pembeli

dan penjual dengan mengutamakan win-win solution.

Sedangkan e-purchasing merupakan keputusan perusahaan untuk membeli

barang, pelayanan dan informasi dari berbagai pemasok online.

Jadi dapat disimpulkan bahwa e-procurement dan e-purchasing berbeda. E-

procurement merupakan proses pengadaan barang dan jasa untuk organisasi secara

elektronik dengan penggunaan teknologi berbasis web untuk mendukung proses penting

procurement, termasuk permintaan, pencarian, kontrak, pemesanan dan pembayaran.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

21

 

2.4.2 Manajemen Procurement

Berdasarkan Turban et al (2010, p.253), manajemen procurement merupakan

proses perencanaan, pengaturan, dan pengkoordinasian seluruh aktivitas yang

berhubungan untuk proses pembelian barang dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi

misi perusahaan.

Berikut ini merupakan bagan management e-procurement.

Sumber : Kalakota 2000, p.339

Gambar 2.2 E-procurement Management

2.4.3 Metode E-Procurement

Berdasarkan Turban (2010, p.251), perusahaan menggunakan metode-metode

yang berbeda untuk memperoleh barang dan jasa, tergantung apa yang mereka beli,

jumlah yang dibutuhkan, atau berapa banyak uang yang dipakai. Metode-metode utama

procurement ini mencakup :

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

22

a. Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana pemasok yang satu akan

bersaing dengan yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pembelian dalam

jumlah besar.

b. Membeli secara langsung dari manufaktur, penjual grosir, maupun pengecer dari

katalog-katalog mereka dan memungkinkan negosiasi.

c. Membeli dari situs pelelangan umum dimana organisasi berpartisipasi sebagai

salah satu pembeli.

d. Membeli dari katalog yang terhubung dengan para penjual.

e. Membeli dari katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalog-

katalog vendor mencakup kesepakatan harga. Pendekatan ini menggunakan

pengimplementasian desktop purchasing, dimana mengizinkan requisition untuk

memesan secara langsung dari vendor dengan melewati departemen

procurement.

f. Bergabung dengan suatu grup sistem pembelian dimana permintaan partisipan

dikumpulkan sampai dalam jumlah yang besar, kemudian grup menegosiasikan

harga atau menginisiasikan sebuah proses tender.

g. Membeli pada pertukaran atau mal-mal industri.

h. Berkolaborasi dengan para supplier untuk berbagi informasi tentang penjualan

dan persediaan untuk mengurangi persediaan dan stock-out serta mempertinggi

ketetapan waktu pengiriman.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

23

2.4.4 Proses E-Procurement

Menurut Turban et al (2010, p.254), proses e-procurement terdiri dari :

a. Pencarian pemasok dan produk bisa melalui katalog elektronik, brosur, telepon

dll.

b. Mengukur kualitas pemasok untuk menentukan pemasok yang bisa diajak untuk

bekerjasama, bisa dilakukan melalui history kinerja pemasok, stabilitas keuangan

pemasok, dan dengan bantuan lembaga penelitian.

c. Memilih mekanisme pasar, misalnya private, public, auction atau exchange.

d. Membandingkan dan menegosiasi harga, pembayaran, pengiriman, kualitas dll

untuk memilih pemasok.

e. Membuat kontrak pembelian, salah satunya untuk mengatur pembayaran.

f. Membuat purchase order, bisa melalui form elektronik atau yang dipicu secara

otomatis.

g. Mengatur pengiriman barang dan mengecek dokumen pengiriman, faktur,

kualitas barang yang dikirim.

h. Melakukan pembayaran.

Berikut ini merupakan bagan proses e-procurement.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

24

Sumber : Turban et al (2010)

Gambar 2.3 E-procurement Process

2.4.5 Tujuan E-Procurement

Menurut Turban et al (2010, p.254-255), tujuan yang hendak dicapai dengan

penggunaan e-procurement adalah

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

25

1. Meningkatkan produktifitas staff-staff pembelian (memberikan lebih banyak

waktu dan mengurangi tekanan pekerjaan kepada mereka).

2. Mengurangi harga pembelian melalui standarisasi produk, reverse auction,

diskon dan pembelian gabungan.

3. Meningkatkan aliran informasi dan manajemen.

4. Meminimalkan pembelian terhadap pemasok non kontrak.

5. Meningkatkan proses pembayaran dan penghematan akibat kelancaran

pembayaran.

6. Membangun hubungan kerjasama yang efisien.

7. Memastikan pengiriman tepat waktu.

8. Mengurangi waktu proses dan pemenuhan order melalui otomatisasi.

9. Mengurangi kebutuhan akan keterampilan dan pelatihan dari staff purchasing.

10. Mengurangi jumlah pemasok.

11. Membuat proses pembelian cepat dan sederhana.

12. Mempersingkat rekonsiliasi invoice.

13. Mengurangi biaya pemrosesan administratif per order.

14. Menemukan pemasok baru yang dapat menyediakan barang dan jasa lebih cepat

dan murah.

15. Mengintegrasikan kontrol anggaran dengan proses procurement.

16. Meminimalkan kesalahan manusia dalam pembelian maupun pengiriman.

17. Memonitor dan meregulasi perilaku pembelian.

Menurut penelitian yang dilakukan Hawking et al. (2004) yang dikutip pada

Piotrowicz dan Irani (2010), hasil dari e-procurement antara lain mengurangi biaya

administrasi, meningkatkan kecerdasan pasar, biaya operasional dan persediaan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

26

berkurang, siklus waktu pengadaan dipersingkat, meningkatkan rantai pemasok. Hal

tersebut berhubungan dengan harapan manfaat, atau pemecahan masalah dimana solusi

harus dicapai dengan sistem e-procurement.

2.4.6 Jenis Aplikasi E-Procurement

Menurut Pujawan (2005, p163) terdapat beberapa jenis aplikasi e-procurement

yang masing-masing memiliki fitur yang berbeda. Secara umum ada beberapa jenis

aplikasi e-procurement, yaitu:

1. E-catalogue : dengan adanya internet, perusahaan dapat memiliki katalog

elektronik. Perusahaan mengumpulkan informasi pemasok atau calon

pemasok dengan segala produk maupun jasa yang dapat mereka sediakan.

Biasanya, e-catalogue dilengkapi dengan fitur pencarian (search) sehingga

perusahaan akan dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk atau

jasa yang dibutuhkan.

2. E-auction : merupakan aplikasi pendukung proses lelang. Lelang dilakukan

oleh pembeli dengan mengumpulkan calon-calon pemasok. Namun

sebelumnya, pembeli telah member pengumuman akan adanya tender

terhadap pengadaan suatu barang beserta dengan spesifikasi dan jumlah yang

dibutuhkan. Secara elektronik, calon pemasok akan mengajukan penawaran

harga dan selama proses lelang berlangsung, mereka dapat melakukan revisi

atau perubahan harga penawarannya tersebut. Pada akhir periode, pemasok

dengan penawaran harga terendah akan keluar sebagai pemenang lelang.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

27

3. B2B market exchange : aplikasi ini memungkinkan banyak pembeli dan

banyak penjual bertemu secara virtual. Biasanya, aplikasi ini dimiliki oleh

pihak ketiga.

4. B2B private exchange : aplikasi ini bisa digunakan untuk membantu proses

transaksi rutin dengan pemasok. Perusahaan dapat mengirim pemesanan via

elektronik, mengecek status pengiriman, melakukan transaksi pembayaran,

dan sebagainya. Selain itu, perusahaan bisa menggunakan aplikasi ini untuk

berbagi informasi tentang rencana produksi dan informasi lainnya dengan

supplier. Supplier juga dapat berbagi informasi mengenai ketersediaan stok

dan kapasitas produksi mereka.

2.5 E-Business dan E-Commerce

Menurut O`Brien (2005, p.212) dalam buku edisi 12, mengungkapkan bahwa e-

business adalah penggunaan internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya

untuk mendukung e-commerce, komunikasi dan kerja sama perusahaan, dan berbagai

proses yang dijalankan melalui web, baik dalam jaringan perusahaan maupun dalam para

pelanggan serta mitra bisnisnya. E-business meliputi e-commerce yang melibatkan

pembelian, dan penjualan serta pemasaran dan pelayanan produk, jasa, dan informasi

melalui internet dan jaringan lainnya.

Berdasarkan Kalakota et al (2001, p.7), pengertian e-business secara umum

adalah melakukan berbagai macam aktivitas bisnis secara elektronik dengan

menggunakan teknologi yang berbasis internet. Fokus daripada e-business adalah pada

aplikasi teknologi internet dalam manajemen proses bisnis harian. Proses e-business

mencakup tidak hanya pemasaran dan penjualan online, tetapi manajemen rantai

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

28

pasokan dan saluran, manufacturing dan kontrol persediaan, operasi keuangan dan

prosedur arus kerja pegawai yang melintasi keseluruhan organisasi.

Menurut Kotler dan Keller (2009, p.474), e-business merupakan penggunaan

peralatan elektronik dan platform (intranet dan internet) untuk mengadakan kegiatan

bisnis perusahaan.

Sedangkan e-commerce menurut O’Brien (2005, p.256) adalah “e-commerce is

changing the shape of competition, the speed of action, and the streamlining of

interactions, products, and payments form customers to companies and from companies

to suppliers”

Jadi dapat disimpulkan bahwa e-commerce merupakan bagian dari e-business

dimana e-commerce adalah proses pembelian, penjualan, pemindahan, maupun

pertukaran produk dan jasa yang dilakukan oleh media elektronik, sedangkan e-business

menyangkut sisi strategik yang bertujuan memaksimalkan nilai pelanggan.

2.5.1 Business to Business (B2B)

Menurut Turban et al (2010, p.237), business to business (B2B) merupakan

transaksi yang dilakukan secara elektronik antara bisnis melalui internet, ekstranet,

intranet atau jaringan pribadi. Bisnis dengan bisnis yang dilakukan mengacu pada

organisasi, umum atau swasta, baik profit atau nonprofit.

2.5.2 Jenis Transaksi dan Aktivitas B2B

Jumlah pembeli dan penjual serta form partisipan yang digunakan dalam B2B

menjelaskan dasar tipe transaksi B2B :

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

29

a. Sisi penjual. Satu penjual ke banyak pembeli.

b. Sisi pembeli. Satu pembeli dari banyak penjual.

c. Pertukaran. Banyak penjual ke banyak pembeli.

d. Rantai pasokan meningkatkan dan mengkolaborasikan. Kategori ini termasuk

aktivitas selain pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh partner bisnis, sebagai

contoh, peningkatan rantai pasokan, komunikasi, kolaborasi, dan berbagi informas i

untuk rancangan joint, perencanaan dan seterusnya.

2.5.3 Karakteristik B2B

Menurut Turban et al (2010, p.239), suatu pasar dapat dikatakan B2B apabila

memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Pihak transaksi : penjual, pembeli dan perantara

B2B commerce dapat dilakukan secara langsung antara pelanggan dan produsen

atau dapat dilakukan melalui perantara online. Perantara online merupakan pihak

ketiga broker online yang transaksi antara pembeli dan penjual, dapat menjadi

perantara virtual atau perantara klik dan mortar.

2. Jenis transaksi

Dua jenis tipe :

a. Spot buying, mengacu kepada pembelian barang dan jasa yang mereka

butuhkan, biasanya pada harga pasar yang berlaku, yang ditentukan secara

dinamis melalui pasokan dan permintaan. Contoh : bursa saham (stock

exchanges) dan bursa komoditas (minyak, gula, jagung, dll).

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

30

b. Strategic (systematic) sourcing, melibatkan pembelian berdasarkan kontrak

jangka panjang yang biasanya didasarkan pada negosiasi pribadi antara

penjual dan pembeli.

Membeli spot dapat dilakukan paling ekonomis di bursa publik. Pembelian

strategis dapat didukung lebih efektif dan efisien melalui pembeli langsung -

negosiasi penjual offline atau online, yang dapat dilakukan di pasar-pasar swasta

atau kamar dagang swasta dalam pertukaran publik.

3. Jenis bahan yang diperdagangkan

Dua jenis bahan dan persediaan yang diperdagangkan di B2B : langsung dan

tidak langsung. Bahan langsung adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan

produk, seperti baja di mobil atau kertas dalam sebuah buku. Karakteristik bahan

langsung yang mereka gunakan biasanya dijadwalkan dan direncanakan untuk.

Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan untuk mendukung produksi

seperti perlengkapan kantor atau bola lampu. Mereka biasanya digunakan dalam

kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan operasional. Secara kolektif, mereka

dikenal sebagai bahan non-produksi. 

4. Arah perdagangan

Pasar B2B dapat diklasifikasikan sebagai vertikal atau horizontal. Pasar vertikal

adalah pasar yang berhubungan dengan satu industri atau segmen industri.

Contohnya termasuk pasar yang mengkhususkan dalam elektronik, mobil,

perlengkapan rumah sakit, baja atau pasar chemical. Pasar horizontal adalah

mereka yang berkonsentrasi pada layanan atau produk yang digunakan di semua

jenis industri. Contohnya adalah perlengkapan kantor, PC, atau jasa perjalanan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

31

2.6 Analisis dan Perancangan Sistem

Menurut O’Brien (2005, p.348), analisis sistem merupakan studi mendalam

mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan

persyaratan fungsional yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi

baru. Analisis sistem secara tradisional melibatkan studi yang rinci mengenai :

a. Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti anda

sendiri.

b. Aktivitas, sumber daya dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang

saat ini digunakan.

c. Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

informasi dan pemilik kepentingan bisnis lainnya yang menggunakan sistem ini.

Menurut Bentley (2007, p.160) dalam buku edisi ketujuh mengungkapkan bahwa

analisis sistem diutamakan untuk menyediakan tim proyek dengan pemahaman yang

lebih mengenai masalah dan kebutuhan yang memicu sebuah proyek. Analisis sistem

adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang terurai pada sistem kedalam beberapa

komponen dengan tujuan mempelajari seberapa baik bagian komponen bekerja dan

berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.

Menurut O’Brien, perancangan sistem adalah kegiatan memutuskan bagaimana

sistem informasi yang diusulkan akan memenuhi kebutuhan akhir yang meliputi

aktivitas desain logis dan fisik serta interface pemakai, data dan aktivitas desain proses

yang menghasilkan spesifikasi sistem yang sesuai dengan persyaratan sistem yang

dikembangkan dalam analisis sistem.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

32

 

Menurut Bentley, desain sistem melengkapi teknik pemecahan masalah analisis

sistem yang menyusun kembali komponen sistem menjadi sistem yang lengkap dan

berharap sistem ditingkatkan dengan melibatkan penambahan, penghapusan dan

perubahan terhadap sistem yang asli.

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis sistem mendeskripsikan apa yang harus

dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem

menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem terdiri dari

aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan

fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.

2.7 Object Oriented Analysis and Design

Menurut Mathiassen et al (2000, p.12-15), Object Oriented Analysis and Design

(OOA&D) merupakan kumpulan aturan umum dalam melakukan analisis dan

perancangan.

Sumber : Mathiassen et al (2000, p.15)

Gambar 2.4 Aktivitas Utama dalam OOA&D

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

33

OOAD terdiri dari 4 aktivitas utama (Gambar 2.4) yaitu Problem Domain

Analysis, Application Domain Analysis, Architectural Design, dan Component Design.

Menurut Mathiassen et al (2000, p.5), keuntungan object oriented antara lain :

1. Konsep umum yang cocok untuk menggambarkan fenomena dengan bahasa

alami.

2. Menyediakan informasi yang jelas tentang system context.

3. Memudahkan pengembangan sistem.

2.7.1 System Definition dan FACTOR

Menurut Mathiassen et al (2000, p.24), system definition mendeskripsikan sistem

komputerisasi yang diekspresikan ke dalam bahasa alamiah. System definition

menggambarkan fundamental untuk pengembangan sistem dan penggunaan.

Menurut Mathiassen et al (2000, p.39), kriteria FACTOR bagi system definition

yang harus dipenuhi terdiri dari enam elemen yaitu :

1. Functionality : sistem berfungsi untuk mendukung tugas application domain.

2. Application Domain : bagian dalam organisasi yang melakukan administrasi,

memantau atau mengendalikan sebuah problem domain.

3. Conditions : kondisi yang berlaku pada sistem yang dikembangkan dan digunakan.

4. Technology : teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem dan

teknologi pada sistem yang dijalankan.

5. Objects : obyek yang ada pada problem domain.

6. Responsibility : kesimpulan tanggung jawab sistem yang dihubungkan pada

konteks.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

34

 

2.7.2 Rich Picture

Menurut Mathiassen et al (2000, p.26), rich picture merupakan sebuah gambar

yang memperlihatkan ilustrasi yang digunakan untuk memahami situasi yang ada.

2.7.3 Problem Domain Analysis

Problem Domain Analysis merupakan tahap analisis awal dimana melakukan

identifikasi seluruh informasi yang harus ada untuk menghasilkan model. Menurut

Mathiassen et al (2000, p.6), Problem Domain menggambarkan tujuan dari sistem,

bagian yang baik dimana akan membantu pengaturan, pemantauan, pengendalian oleh

sistem. Aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan model adalah menentukan system

definition, classes, structure dan behavior. (Mathiassen et al (2000, p.46-48).

Sumber : Mathiassen et al (2000, p.46)

Gambar 2.5 Aktivitas dalam Problem Domain Analysis

2.7.3.1 Classes

Dalam aktivitas classes, memiliki tujuan untuk memilih elemen-elemen dari

model problem domain. Dengan konsep menentukan object (sebuah entitas dengan

identitas, state dan behavior), class (kumpulan object yang memiliki structure,

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

35

behavioral pattern dan attributes yang sama), event (suatu kegiatan yang bersifat

instantaneous yang melibatkan 1 atau lebih object). Hasil dari aktivitas classes akan

menghasilkan sebuah event table dengan class dan event yang dihubungkan.

(Mathiassen et al (2000, p.49).

2.7.3.2 Structure

Dalam aktivitas structure, memiliki tujuan untuk mendeskripsikan hubungan

struktural yang ada antara class dan object pada problem domain. Dengan konsep yang

dibagi menjadi class structure dan object structure. Untuk class structure dibagi

menjadi generalisasi (hubungan yang terjadi dimana kelas induk memiliki satu atau lebih

specialize class) dan cluster (kumpulan dari hubungan antar class). Untuk object

structure dibagi menjadi aggregasi (hubungan antara 2 atau lebih object yang

menggambarkan dimana 1 object merupakan fundamental dan menjelaskan bagian lain)

dan asosiasi (hubungan antara 2 atau lebih object yang berbeda yang ditandai dengan

suatu asosiasi). Hasil dari aktivitas structure adalah sebuah class diagram dengan

classes dan structures. (Mathiassen et al, 2000, p.69-86).

2.7.3.3 Behavior

Tujuan dari aktivitas behavior adalah untuk memodelkan problem domain secara

dinamis. Setiap class yang sudah terbentuk pada aktivitas sebelumnya akan dibuat event

trace, behavioral pattern dan attributes. Hasil dari aktivitas behavior adalah behavioral

pattern dengan attributes yang digambarkan dalam statechart diagram.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

36

 

2.7.4 Application Domain Analysis

Application Domain merupakan bagian dari pengaturan pengguna. Menurut

Mathiassen et al (2000, p.6), Application Domain adalah pengaturan, pemantauan atau

pengendalian sebuah problem domain. Aktivitas yang ada dalam Application Domain

Analysis yaitu usage (berupa actor dan use case), functions, interfaces yang akan

menghasilkan suatu system requirement. (Mathiassen et al, 2000, p.117)

Sumber : Mathiassen et al (2000, p.117)

Gambar 2.6 Aktivitas dalam Application Domain Analysis

2.7.4.1 Usage

Setelah mendapatkan sistem definisi dan model dari problem domain analysis,

aktivitas yang dilakukan adalah menentukan usage. Subaktivitas yang dilakukan usage

adalah menentukan actor dan use case, evaluasi sistematis, explore pattern. Actor

merupakan abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem

target. Use case merupakan pola interaksi antara sistem dan actor dalam application

domain (Mathiassen et al, 2000, p.119-120). Hasil dari aktivitas usage akan

menghasilkan sebuah use case diagram.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

37

2.7.4.2 Functions

Dalam aktivitas functions, memiliki tujuan untuk menentukan kemampuan

melakukan proses dari suatu sistem. Function merupakan fasilitas untuk membuat suatu

model berguna bagi user. Function yang dibuat berdasarkan use case diagram.

Subaktivitas dalam function analysis yaitu find functions, specify complex functions,

evaluate critically. Tipe function terdiri dari read, compute, update, signal. Hasil dari

aktivitas functions akan menghasilkan daftar function list and specification dari

functions yang rumit. (Mathiassen et al, 2000, p.138)

2.7.4.3 Interfaces

Dalam aktivitas interface, memiliki tujuan untuk menentukan tampilan antar

muka (interface) dari sistem. Menurut Mathiassen et al (2000, p.151), interface adalah

fasilitas yang membuat model sistem dan function yang tersedia bagi actor. User

interface merupakan tampilan antar muka untuk pengguna. Sedangkan system interface

merupakan tampilan antar muka untuk sistem lainnya. Aktivitas interface dalam tahap

ini berasal dari Class Diagram, Use cases, Function List. Subaktivitas dalam

menganalisa interface adalah menentukan elemen interface (determine interface

elements), mengembangkan pola (explore patterns), mendeskripsikan elemen interface

(describe interface elements), mengevaluasi elemen interface (evaluate interface

elements) dan akan menghasilkan deskripsi seluruh tampilan antar pengguna

(description of interfaces).

Menurut Bennet (2006, p.270), dalam menggambarkan notasi untuk sequence

diagram, terdapat beberapa tipe fragment yang digunakan yaitu :

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

38

 

1. Alt (Alternative), menunjukkan alternatif dari aksi, setiap pilihan ditunjukkan

terpisah.

2. Opt (Option), menggambarkan pilihan tunggal.

3. Loop, menunjukkan message yang terjadi berulang.

2.7.5 Architectural Design

Dalam tahap desain arsitektur akan dilakukan penyusunan struktur sistem

berdasarkan bagian dan pemenuhan dari criteria design. Aktivitas Architectural Design

bertujuan untuk menstrukturkan suatu sistem komputerisasi. Menurut Mathiassen et al

(2000, p.176) aktivitas yang ada dalam Architectural Design terdiri dari criteria,

component architecture, process architecture yang akan menghasilkan architectural

specification.

Sumber : Mathiassen et al (2000, p.176)

Gambar 2.7 Aktivitas dalam Architectural Design

2.7.5.1 Criteria

Berdasarkan Mathiassen et al (2000, p.177-179), dalam aktivitas criteria,

memiliki tujuan untuk menentukan prioritas desain. Dengan konsep criterion (pemilihan

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

39

properti dari sebuah arsitektur) dan conditions (teknikal, organisasional, peluang

manusia, dan batas yang dilibatkan dalam kinerja tugas). Hasil yang diperoleh dari

criteria adalah kumpulan criteria yang telah diprioritaskan.

2.7.5.2 Component Architecture

Menurut Mathiassen et al (2000, p.190), component adalah kumpulan dari bagian

program yang membentuk sistem dan memiliki tanggung jawab yang sudah

didefinisikan dengan baik. Component Architecture adalah sebuah struktur sistem terdiri

dari komponen yang saling terhubung.

Tujuan dari aktivitas ini adalah membuat struktur sistem yang comprehensible

and flexible. Hasil akhir dari aktivitas ini adalah class diagram dengan spesifikasi

komponen yang kompleks.

2.7.5.3 Process Architecture

Processor adalah sebuah bagian dari peralatan dimana dapat melakukan eksekusi

sebuah program. Process architecture adalah struktur sistem eksekusi yang dibentuk

dari proses yang interdependen. Program Component adalah modul fisikal suatu code

program. Active object adalah suatu object yang sudah ditandai proses. Subaktivitas

yang ada dalam process architecture design yaitu explore distribution patterns,

distribute program components, identify shared resources, explore coordination

patterns, select coordination mechanisms dan deployment diagram. Tujuan dari process

architecture adalah mendefinisikan struktur fisik dari sebuah sistem. Hasil yang akan

diperloleh dari aktivitas process architecture adalah Deployment Diagram (Mathiassen

et al (2000, p.209-225).

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

40

 

2.7.6 Component Design

Tujuan dari tahap Component Design adalah untuk menentukan implementasi

dari kebutuhan di dalam kerangka kerja arsitektur. Menurut Mathiassen et al (2000,

p.232) subaktivitas yang ada dalam Component Design yaitu berasal dari architecture

specification dan system requirement, membentuk suatu design of component (Model

Component dan Function Component) dan design of component connections yang akan

menghasilkan component specifications.

 

Sumber : Mathiassen et al (2000, p.232)

Gambar 2.8 Aktivitas dalam Component Design

2.7.6.1 Model Component

Menurut Mathiassen et al (2000, p.236) Model Component adalah bagian dari

sistem yang mengimplentasi model problem domain. Tujuan dari model component

adalah untuk menggambarkan model dari Problem Domain. Model ini digambarkan oleh

Class Diagram yang telah direvisi, dilakukan dengan memperhatikan private event dan

common event. Private event adalah event yang hanya melibatkan 1 object domain

(Mathiassen et al, 2000, p.239).

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

41

2.7.6.2 Function Component

Menurut Mathiassen et al (2000, p.252) Function Component adalah bagian

sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional, sedangkan operation adalah

sebuah proses properti khusus dalam sebuah class dan diaktifkan melalui object class.

Tujuan dari function component design adalah untuk menentukan implementasi dari

fungsi-fungsi. Hasil dari function component design adalah Class Diagram dengan

operations dan specifications dari operations yang kompleks.

2.7.6.3 Connecting Components

Menurut Mathiassen et al (2000, p.271-281) Tujuan dari connecting components

adalah untuk menghubungkan komponen-komponen sistem. Hubungan antara

komponen-komponen dirancang untuk menghasilkan desain yang fleksibel dan

comprehensible. Hasil dari aktivitas connecting components adalah sebuah class

diagram yang dilibatkan komponen. Coupling dan cohesion adalah pengukuran

struktural dimana menilai dengan evaluasi pada class diagram. Coupling adalah ukuran

seberapa dekat 2 classes atau components dihubungkan, sedangkan cohesion adalah

ukuran tentang seberapa baik sebuah class atau component terikat bersama.

Prinsip yang digunakan adalah “highly cohesive classses and loosely coupled

components”.

2.8 Active Server Pages (ASP)

Menurut Tutang (2005) Active Server Pages (ASP) adalah bahasa pemrograman

lingkungan aplikasi terbuka (open application environment) berjenis serverside untuk

membangun aplikasi web (internet). Lingkungan aplikasi terbuka, maksudnya bahwa

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

42

menggunakan ASP, halaman-halaman Hypertext Markup Language (HTML), script, dan

komponen ActiveX dapat dikombinasikan menjadi satu untuk membangun sebuah

aplikasi web. ASP diciptakan oleh Microsoft untuk menjawab tantangan pemrograman

web dinamis, dimana isi dari sebuah website dapat di program untuk mendapatkan hasil

yang berbeda. Tidak seperti HTML yang hanya menampilkan isi yang statis, ASP

mampu menampilkan isi halaman yang berbeda sesuai dengan tujuan pemrogramannya.

ASP memiliki kelebihan sebagai berikut :

a. Dengan ASP, para web developer lebih mudah membangun halaman web

sehingga tampak lebih indah, lebih dinamis dan interaktif.

b. ASP menggunakan Object Oriented Programming (OOP) dan struktur

bahasanya sama dengan bahasa Visual Basic yang mudah dimengerti.

2.9 Delapan Aturan Emas Perancangan IMK

Menurut Scheneiderman (2005) terdapat delapan aturan emas perancangan antarmuka

pengguna yang interaktif yaitu

1. Berusaha untuk konsisten.

Urutan-urutan yang konsisten terhadap aksi yang dibutuhkan pada situasi yang

sama; identik terminologi dapat digunakan dalam prompts, menu, layar bantuan

dan konsisten terhadap warna, layout, kapitalisasi, huruf dan seterusnya.

Pengecualian, seperti dibutuhkan konfirmasi pada perintah hapus, sebaiknya

comprehensible dan dibatasi dalam angka.

2. Melayani untuk kegunaan universal.

Mengenali kebutuhan pengguna yang beragam dan desain untuk memfasilitasi

transformasi konten. Pemula sampai perbedaan ahli, rentang usia,

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

43

ketidakmampuan, dan keragaman teknologi masing-masing memperkaya

spektrum persyaratan dalam panduan desain. Menambahkan fitur untuk pemula,

seperti penjelasan, dan fitur untuk para ahli, seperti shortcut dapat memperkaya

desain antarmuka dan meningkatkan kualitas sistem yang dirasakan.

3. Memberikan umpan balik yang informatif.

Untuk setiap aksi pengguna, sebaiknya terdapat umpan balik dari sistem. Untuk

sering dan aksi yang kurang, umpan balik dapat di mode, sedangkan untuk

frekuensi dan aksi utama, respon sebaiknya lebih substansi (more substantial).

Umpan balik dapat berupa konfirmasi, informasi atau gambaran visual untuk

menunjukan perubahan yang telah terjadi.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir.

Urutan aksi seharusnya dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok dengan

permulaan, tengah dan akhir. Umpan balik yang informatif setelah

menyelesaikan kelompok aksi akan memberikan penyelesaian yang memuaskan

kepada operator (pengguna), sinyal indikator untuk mempersiapkan dalam

melakukan aksi pada kelompok berikutnya. Contoh, website e-commerce

menjalankan pengguna dari memilih produk untuk melakukan checkout, diakhiri

dengan konfirmasi yang jelas dimana telah melengkapi transaksi.

5. Mencegah kesalahan. Sebanyak mungkin, perancangan sistem seperti pengguna

tidak dapat membuat kesalahan serius, sebagai contoh, muncul menu item abu-

abu dimana tidak appropriate dan tidak memperbolehkan karakter alfabet pada

penggunaan input angka. Jika pengguna membuat kesalahan, tampilan

antarmuka harus mendeteksi kesalahan dan mudah dimengerti, konstruktif, dan

instruksi spesifik untuk memperbaiki. Misalnya, pengguna tidak harus mengetik

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

44

ulang nama jalan pada form jika mereka melakukan kesalahan kode pos yang

tidak valid, sebaiknya hanya ditunjukkan untuk memperbaiki bagian yang salah.

6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah.

Setiap aksi harus dapat dibalik. Fitur pembalikan aksi ini menghilangkan

ketakutan pengguna sejak mereka mengetahui kesalahan yang telah dilakukan

dapat di undo dan mendorong untuk penggunaan fitur option yang belum pernah

dipakai sebelumnya. Unit ini memungkinkan satu aksi, tugas penginputan data

atau pengelompokan penyelesaian aksi, seperti input dari nama alamat.

7. Mendukung pengendalian dari dalam.

Pengguna yang berpengalaman sangat menginginkan perasaan bahwa mereka

menguasai tampilan antarmuka dan tampilan antarmuka merespon terhadap aksi

mereka. Mereka tidak ingin terkejut atau merubah kebiasaan yang sering dan

mereka dibingungkan dengan urutan data yang membosankan, kesulitan dalam

mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan ketidakmampuan menghasilkan

aksi.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.

Keterbatasan manusia untuk memproses informasi dalam ingatan jangka pendek

membutuhkan perancangan tampilan antarmuka dimana pengguna harus

mengingat informasi dari 1 layar dan kemudian digunakan untuk informasi di

layar lainnya. Artinya dimana telepon genggam tidak harus melakukan input

nomor telepon, lokasi website harus terlihat, banyak halaman harus dikonsolidasi

dan waktu pelatihan harus efisien untuk urutan aksi yang kompleks.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

45

2.10 Ukuran Kinerja Operasi

Menurut Brigham dan Houston (2009, p.86), rasio membantu untuk melakukan

evaluasi terhadap laporan keuangan. Rasio tersebut dibagi menjadi beberapa kategori

yaitu :

1. Rasio likuiditas yang memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan

untuk melunasi utang yang jatuh tempo dalam satu tahun.

2. Rasio manajemen aset memberikan gambaran tentang seberapa efisien

perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.

3. Rasio pengelolaan utang memberikan gambaran tentang bagaimana perusahaan

telah membiayai aset serta kemampuan perusahaan untuk membayar utang

jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas memberikan gambaran bagaimana keuntungan (profitabilitas)

yang diperoleh perusahaan dalam operasional dan memanfaatkan aset-aset yang

dimiliki.

5. Rasio nilai pasar, yang membawa dalam harga saham dan memberi kita

gambaran tentang apa investor berpikir tentang perusahaan dan prospek masa

depannya.

Ukuran kinerja dianalisis dengan rasio profitabilitas yaitu mengukur efektivitas

manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan

investasi. Ukuran efisiensi operasi terdapat manajemen aset (aktiva dan investasi) yang

terlibat untuk mengukur efektivitas keputusan-keputusan investasi perusahaan dan

pemanfaatan sumber dayanya.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

46

2.10.1 Ukuran Kinerja

Menurut Walsh (2006, p.50), jika ingin mengetahui profitabilitas dari sebuah

perusahaan, dapat melihat jumlah laba perusahaan itu dan dikaitkan dengan aktiva yang

digunakan dalam bisnis. Nilai-nilai yang akan digunakan dari sebuah laporan laba rugi

yaitu nilai untuk EBIT (laba sebelum bunga dan pajak), EBT (laba sebelum pajak), EAT

(laba setelah pajak). Sedangkan nilai yang akan digunakan dari sebuah neraca yaitu nilai

untuk TA (total aktiva), CE (modal yang digunakan), NW (kekayaan bersih).

Istilah pengembalian atas investasi (return of investment) berkaitan dengan satu

konsep yang paling penting dalam dunia bisnis yaitu setiap dolar dari nilai aktiva harus

dibandingkan dengan satu dolar ekuitas yang ditarik dari pasar keuangan. Ekuitas harus

dibayar kembali pada suku bunga pasar. Pembayaran ini hanya dapat dilakukan bila

terjadi surplus operasi yang bersumber dari penggunaan aktiva secara efis ien. Dengan

mengaitkan surplus ini dengan nilai aktiva/ekuitas, dapat menemukan cara untuk

mengukur pengembalian atas investasi.

Menurut Brigham dan Houston (2009, p.95), rasio profitabilitas menggambarkan

hasil bersih dari semua kebijakan pembiayaan dan keputusan operasi. Rasio

profitabilitas dapat dianalisa dengan beberapa cara seperti :

a. Marjin operasi : laba operasi bersih (EBIT) terhadap penjualan.

Rasio ini mengukur laba operasi pendapatan atau EBIT, per dolar dari

penjualan yang dihitung dengan membagi operasi pendapatan dengan

penjualan.

Laba operasi bersih memfokuskan pada hasil operasi dan mengukur arus kas

sebelum pengurangan beban bunga dan pajak penghasilan.

Marjin operasi dihitung dengan menggunakan formula :

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

47

Marjin operasi = Laba operasi bersih / Penjualan x 100%

Jika hasil marjin operasi bernilai positif, dapat disimpulkan bahwa

perusahaan tersebut memiliki kinerja laba operasi yang relatif

menguntungkan.

b. Marjin Laba : laba bersih terhadap penjualan.

Rasio ini disebut sebagai marjin laba atas penjualan (profit margin on sales).

Rasio ini mengukur penghasilan bersih per dolar dari penjualan dan dihitung

dengan membagi laba bersih dengan penjualan dinyatakan dalam persentase.

Untuk menghasilkan hasil pengembalian atas modal atau ekuitas yang sama,

diperlukan hasil pengembalian atas penjualan yang lebih tinggi.

Marjin laba dihitung dengan menggunakan formula :

Marjin laba = Laba bersih / Penjualan x 100%

Jika hasil marjin laba bernilai positif, dapat diambil kesimpulan bahwa laba

bersih yang didapat oleh perusahaan tersebut dikatakan kuat.

c. Return on Total Assets : laba bersih terhadap total aktiva

Menurut Walsh (2006, p.64), ROTA menyediakan dasar-dasar yang

diperlukan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan ROE yang baik. Rasio

ini mengukur seberapa baik manajemen menggunakan semua aktiva untuk

menghasilkan surplus operasi. Angka laba bersih ini akan dibandingkan

dengan angka total aktiva yang ada dalam neraca. Kaitan di antara keduanya,

dinyatakan dalam persentase, akan memberikan tingkat pengembalian yang

telah dihasilkan oleh total aktiva.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

48

ROTA dihitung dengan menggunakan formula :

ROTA = EAT / Total aktiva x 100%

Jika hasil ROTA bernilai positif, maka pengembalian atas total aktiva

perusahan tersebut dikatakan baik.

d. Rasio Basic Earning Power (BEP)

Menurut Brigham dan Houston (2009, p.97), rasio ini menunjukkan

kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan operasi pendapatan yang

dihitung dengan membagi EBIT dengan total aktiva. EBIT adalah jumlah

yang tersisa setelah total biaya operasi dikurangkan dari total pendapatan,

tetapi sebelum bunga atau pajak dibayarkan. Total biaya operasi termasuk

biaya pabrik langsung, ditambah biaya administrasi, penjualan dan distribusi

overhead.

BEP dihitung dengan menggunakan formula :

BEP = EBIT / Total aktiva x 100%

Jika hasil rasio BEP bernilai positif, maka kemampuan aset perusahaan

untuk menghasilkan operasi pendapatan dikatakan baik.

e. Return on Common Equity

Menurut Walsh (2006, p.62), ROE merupakan rasio yang paling penting

dalam keuangan perusahaan dimana mengukur pengembalian absolut yang

akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Suatu angka ROE

yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang

mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

49

dengan mudah menarik dana baru. Bagi perusahaan, ROE yang baik akan

mempertahankan kerangka kerja keuangan pada tempatnya untuk perusahaan

yang sedang tumbuh dan berkembang. Untuk ekonomi secara keseluruhan

ROE dapat menggerakkan investasi di bidang industri, pertumbuhan, produk

nasional bruto (gross national product), lowongan atau kesempatan kerja,

penerimaan pajak pemerintah.

ROE dihitung dengan menggunakan formula :

ROE = EAT / Ekuitas pemilik x 100%

Jika hasil ROE bernilai positif, maka kemampuan pengembalian terhadap

ekuitas perusahaan tersebut dikatakan baik.

2.10.2 Ukuran Efisiensi Operasi

Menurut Brigham dan Houston (2009, p.88), ukuran efisiensi operasi dapat

dianalisis dengan menggunakan rasio manajemen aset (aktiva dan investasi) yaitu

dengan mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya

ekonomis dalam kekuasaannya. Investasi dilakukan untuk menghasilkan penjualan yang

menguntungkan. Pencapaian penjualan yang menguntungkan memerlukan pelaksanaan

investasi yang sehat. Rasio manajemen aset terdiri dari :

a. Rasio Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan didefinisikan sebagai penjualan dibagi dengan persediaan.

Rasio perputaran persediaan dihitung dengan menggunakan formula :

Perputaran persediaan = Penjualan / Persediaan

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

50

b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Tingkat pemanfaatan aktiva tetap ini penting karena dalam pabrik dan peralatan

jumlahnya besar dan berjangka waktu lama.

Rasio perputaran aktiva tetap dihitung dengan menggunakan formula :

Perputaran aktiva tetap = Penjualan / Aktiva tetap bersih

c. Rasio Perputaran Total Aktiva

Perputaran total aktiva adalah ukuran ikhtisar yang baik tentang efisiensi

investasi dalam seluruh kategori aktiva. Perputaran total aktiva mencerminkan

efisiensi manajemen investasi dalam setiap pos aktiva. Perputaran ini dihitung

sebagai berikut :

Perputaran total aktiva = Penjualan / Total aktiva

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00481-IF Bab 2.pdf14 2.1.2 Definisi Informasi Menurut O’Brien, definisi dari informasi

51

2.11 Kerangka Pemikiran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Peneliti (2011)

Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran

  Topik : E-Procurement

Obyek : PT.AERODYNA BUNGSUMARIN

Analisis Procurement PT.Aerodyna Bungsumarin

Metodologi : Wawancara, Observasi, Kuisioner, Studi Pustaka

Analisis Deskriptif Identifikasi Kelemahan dan Kebutuhan Procurement

Metode Perancangan : OOAD Berdasarkan Identifikasi Kebutuhan

Ukuran Kinerja dan Efisiensi Sebelum E-Procurement

Perkiraan Ukuran Kinerja dan Efisiensi Dengan E-Procurement

Perbandingan Perkiraan Ukuran Kinerja dan Efisiensi Sebelum dan dengan adanya E-Procurement

Kesimpulan

Saran