BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

27
22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyekatau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

22 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan

untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyekatau suatu spekulasi

bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,

weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan

yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor

internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan

tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah

berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya

dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan

(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang

(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)

yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada,

selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman

(threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan

(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau

menciptakan sebuah ancaman baru.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

23 

 

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset

pada Universitas Stanfordpada dasawarsa 1960-andan 1970-an dengan

menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.

Menurut Freddy Rangkuti (1997, p19), SWOT adalah identitas berbagai

faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini

berdasarkanlogika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan

antara faktor eksternal dan faktor internal. Diagram analisis SWOT :

Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT

Sumber: Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis

• Kuadran I : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan.

Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

24 

 

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif. (Growth oriented strategy).

• Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan

ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang jangkapanjang dengan cara strategi diversifikasi

(produk/jasa).

• Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat

besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa

kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga

dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

• Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai

ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Ferrel dan Harline (2005, p43) fungsi dari Analisis SWOT adalah

untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam

pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan

eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan

apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan

mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang

harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

25 

 

Berikut merupakan potensial pokok persoalan yang harus diperhatikan dalam

melakukan analisis SWOT menurut Ferrel dan Harline (2005, p126):

1) Potensial Kekuatan Internal

Kepemilikan sumberdaya keuangan

Kepemilikan nama yang sudah dikenal

Peringkat 1 dalam jenis industrinya

Skala ekonomi

Properti Teknologi

Proses yang paten

Harga yang lebih murah (bahan mentah atau proses)

Kepercayaan dan respek pada perusahaan, produk atau brand

image.

Superior talenta manajemen

Kemampuan pemasaran yang lebih baik

Kualitas produk yang superior

Aliansi dengan perusahaan lain.

Kemampuan distribusi yang baik

Karyawan yang berkomitmen

2) Potensial Kelemahan Internal

Kurangnya pengaturan strategi

Terbatasnya sumberdaya finansial

Pengeluaran yang kurang dalam pemasaran dan promosi

Sempitnya garis produk

Terbatasnya distribusi

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

26 

 

Mahalnya Biaya (Bahan Mentah atau Proses)

Teknologi yang ketinggalan jaman.

Problem proses operasi internal

Imej pasar yang lemah

Kemampuan pemasaran yang kurang baik

Lemahnya bekerjasama dengan perusahaan lain

Karyawan yang tidak terlatih

3) Potensial Peluang Eksternal

Pertumbuhan pasar yang terus meningkat

Perusahaan pesaing yang sudah merasa puas diri

Kebutuhan dan keinginan konsumen yang berubah

Terbukanya pemasaran luar negri

Kecelakaan yang terjadi di perusahaan pesaing

Ditemukannya produk baru

Perubahan Peraturan pemerintah

Teknologi baru

Ekonomi yang meningkat

Pergantian demografi

Perusahaan lain yang mencari aliansi

Penolakan akan subtisusi produk

Perubahan metode distribusi

4) Potensial Ancaman Eksternal

Masuknya kompetitor asing

Pengenalan produk subtitusi baru

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

27 

 

Daur hidup produk pada saat penolakan

Perubahan kebutuhan dan keiinginan konsumen

Kepercayaan Konsumen yang berkurang

Perusahaan pesaing mengadopsi strategi baru

Peningkatan peraturan pemerintah

Ekonomi yang mengalami penurunan

Teknologi baru

Perubahan demografi

Hambatan perdagangan asing

Lemahnya kinerja perusahaan aliansi

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus

menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis

Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.

2.2 Pengertian Porter 5 Forces

Analisis lima kekuatan Porter adalah suatu kerangka kerja untuk analisis

industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael

Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

28 

 

The Five Forces Model of Industry Competition dari Michael Porter.

Michael Porter (2008, p8), seorang Profesor manajemen strategik dari Harvard

University menyatakan, terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan

dalam industri, yaitu:

Gambar 2.2 Five Forces

Sumber: Harvard Business Review

• Ancaman dari pendatang baru (threat of new entrants). Pendatang

baru dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang telah ada,

karena menghasilkan kapasitas produksi tambahan, dimana

kapasitas tambahan ini akan menekan agar biaya bagi pembeli

rendah, yang mengakibatkan turunnya penjualan dan laba bagi

perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Seringkali pendatang

baru memiliki sumber daya dalam jumlah besar dan memiliki

kemauan yang kuat untuk memperoleh pangsa pasar.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

29 

 

• Ancaman dari produk pengganti (threat of substitute products).

Apabila harga yang ditawarkan produk pengganti tersebut akan

lebih murah/rendah dan mutu serta kemampuan kinerja produk

pengganti tersebut sama atau melebihi dari produk sebelumnya.

• Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (bargaining power of

suppliers). Pemasok merupakan ancaman serius bagi perusahaan-

perusahaan, jika berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli.

• Kekuatan tawar-menawar dari pembeli (bargaining power of

buyers), dimana pembeli lebih suka membeli produk dengan harga

serendah mungkin. Hal ini mengakibatkan industri dapat

memperoleh pengembalian (laba) serendah mungkin. Pembeli akan

menuntut kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik

serta harga yang murah, dimana hal ini mendorong persaingan

antar perusahaan dalam suatu industri.

• Persaingan kompetitif di antara anggota industri (rivalry among

competitive firms) , dimana perusahaan bersaing secara aktif satu

dengan lainnya untuk mencapai daya saing strategis dan laba yang

tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut, menuntut keberhasilan yang

relatif terhadap para pesaing, dengan demikian persaingan yang

terjadi antara perusahaan-perusahaan tersebut distimulasi pada saat

satu atau lebih perusahaan merasakan tekanan persaingan atau

apabila mereka mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan

posisi pasar mereka. Karena perusahaan-perusahaan dalam industri

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

30 

 

bergantung satu sama lain, tindakan satu perusahaan seringkali

mengundang reaksi dari pesaingnya.

Model lima kekuatan yang dikembangkan oleh Michael Porter,

memperluas bidang untuk analisis bersaing. Secara historis, pada saat mengamati

lingkungan persaingan, perusahaan berkonsentrasi pada perusahaan yang menjadi

pesaing langsung mereka. Tetapi pada saat ini, persaingan dipandang sebagai

kelompok cara alternatif bagi konsumen untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan daripada hanya sebagai pesaing langsung.Secara umum, semakin kuat

dorongan bersaing, akan semakin rendah laba yang mungkin dapat dicapai

perusahaan dalam industri tersebut.

Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau

disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael E. Porter

mengenalkan 3 jenis strategi generik (1998, p40), yaitu:

1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)

Strategi Biaya Rendah menekankan pada upaya memproduksi produk

standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang

sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan

kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran

harga atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan.

Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan

kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-

involvement (kecilnya keterlibatan), ketika konsumen tidak

(terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak

membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

31 

 

besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang

signifikan.

2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)

Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan

untuk

sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang

dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik

minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara

pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan

dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman

kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh

konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan

pemeliharaan, fitur tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan

berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit

contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada

para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga

dalam pengambilan keputusannya.

3. Strategi Fokus

Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing

dalam suatusegmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini

ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya

relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli

relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya –

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

32 

 

terutama pada perusahaan skala menengah dan besar, strategi fokus

diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya:

strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk.

Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen

khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk

pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk barang dan jasa

khusus.

Hambatan untuk memasuki industri (entry barriers):

• Skala ekonomi (economics scale) : skala ekonomi menghalangi

masuknya pendatang baru dengan cara memaksa mereka untuk

masuk pada skala besar.

• Diferensiasi produk (product differentiation) : diferensiasi produk

menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru

mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan

pelanggan yang ada.

• Persyaratan modal (capital requirement)

• Biaya peralihan pemasok (switching cost) : biaya yang harus

dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok

tertentu ke produk pemasok lainnya.

• Akses ke saluran distribusi

• Kebijakan pemerintah

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

33 

 

2.3 Pengertian PESTLE Analysis

PESTEL merupakan kependekan dari Political, Economic, Social,

Technological, Environmental, dan Legal. Menurut Dr. Kevan Williams dalam

buku “Brilliant Business Plan” (2010, p211), PESTEL merupakan sebuah alat

yang membantu kita untuk mengetahui hal-hal besar yang terjadi. ‘Hal-hal besar’

ini atau faktor-faktor makro-ekonomi adalah sesuatu seperti krisis ekonomi, atau

populasi yang menua, yang tak bisa diubah oleh bisnis.

Gambar 2.2 PESTLE Analysis

Sumber: Analysis Without Paralysis: 10 Tools to Make Better Strategic Decisions

Political/Legal 

Environment 

Economic

Environment 

  Corporation  and/or Organization 

Social 

Environment 

Ecological/Enviromental 

Environment 

Technological 

Environment 

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

34 

 

Mengidentifikasi pengaruh PESTEL sangat membantu metode

menyimpulkan lingkungan luar dimana bisnis beroperasi. Meskipun demikian, ini

harus diikuti oleh pertimbangan bagaimana bisnis sebaiknya bertindak dalam

merespon pengaruh-pengaruh ini.

Analisis PESTEL merupakan elemen analisis eksternal ketika melakukan

riset pasar dan memberikan sebuah gambaran aspek perbedaan lingkungan-makro

yang perusahaan harus pertimbangkan. Aspek-aspek tersebut adalah:

A. Politik yang terdiri dari peraturan mengenai kepegawaian, aturan

lingkungan, ketentuan pajak, dan stabilitas politik.Faktor-faktor

politik yang dianalisis dan didiagnosis oleh kebanyakan perusahaan

antara lain:

* Upah Minimum.

* Pengendalianharga

* Kesempatanbekerja yang samauntuksemua orang

* Peraturan&perlindunganlingkungan

* Perpajakan

* Peraturanperdaganganinternasional

B. Ekonomi berdampak pada daya beli pelanggan potensial dan biaya

modal perusahaan. Contohnya adalah pertumbuhan ekonomi, suku

bunga, kurs mata uang, dan inflasi.Faktor-faktor ekonomi yang

spesifik yang dianalisis dan didiagnosis oleh kebanyakan

perusahaan termasuk:

* Peraturan ekonomi

* Kebijakan moneter

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

35 

 

* Pengeluaran pemerintah

* Kebijakan ke arah unemployment

* Tahapan siklus bisnis

* Kebijaksanaan keuangan

C. Sosial terdiri dari demografik dan aspek budaya dari lingkungan-

makro. Faktor ini berdampak pada kebutuhan pelanggan dan

ukurab pasar yang potensial. Contohnya kesadaran akan kesehatan,

angka pertumbuhan populasi, distribusi umur, karir atau pekerjaan,

dan perhatian terhadap keselamatan.Faktor-faktor sosial yang

dianalisis dan didiagnosis oleh kebanyakan perusahaan antara lain:

* Distribusi pendapatan

* Demografi

* Tenaga kerja

* Perubahangaya hidup

* Sikap Kerja

* Pendidikan

D. Teknologi. Faktor ini dapat menurunkan hambatan untuk

memasuki pasar, mengurangi tingkat minimum produksi yang

efisien, dan mempengaruhi keputusan untuk melakukan

outsourcing. Contohnya aktivitas R&D, otomatisasi, insentif

teknologi, dan tingkat perubahan teknologi.Faktor-faktor teknologi

yang dianalisis dan didiagnosis oleh kebanyakan perusahaan antara

lain:

* Penemuan dan pengembangan baru

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

36 

 

* Kecepatandari transfer teknologi

* Biaya & penggunaan teknologi

* Perubahan dalam ilmu pengetahuan

* Dampak dari kemajuan teknologi

E. Lingkungan terdiri dari perubahan cuaca dan iklim. Perubahan ini

bisa berdampak kepada banyak industri, seperti pertanian,

pariwisata, dan asuransi.

F. Legal. Ini berhubungan dengan aturan atau hukum lingkungan

sekitar perusahaan beroperasi. Dengan perubahan hukum ini tentu

akan merubah ‘perilaku’ perusahaan.

2.4 Pengertian Entrepreneurship

Kata entrepreneur sendiri berasal dari Bahasa Prancis, ‘entre’ yang berarti

‘antara’, dan ‘prendre’ yang memiliki arti ‘mengambil’. Kedua kata tersebut

biasanya ditujukkan untuk seseorang yang berani mengambil resiko dan memulai

sesuatu yang baru. Lalu kemudian pengertian entrepreneurship diperluas untuk

menunjukkan sebuah inovasi.

Menurut William Bygrave dalam buku “Entrepreneurship” (2008, p1),

‘Entrepreneurship is the essence of free enterprise, because the birth of new

businesses gives a market economy its vitality’. Maksudnya adalah

entrepreneurship merupakan esensi dari perusahaan yang bebas, karena

munculnya bisnis baru yang memberikan ekonomi pasar kepada vitalitasnya.

Bisnis baru membuat proporsi yang sangat besar dari produk dan layanan

yang inovatif yang mengubah cara kita bekerja dan hidup, seperti komputer

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

37 

 

personal atau PC, perangkat lunak, internet, obat bio-teknologi, pengantaran paket

hanya salam waktu semalam, dan toko berskala besar. Dan ini bisa menciptakan

lapangan pekerjaan baru.

William Bygrave juga menjelaskan (2008, p1) pengertian entrepreneur

menurut Joseph Schumpeter, seorang ekonomis pada awal abad ke-20

menyebutkan bahwa ‘entrepreneur is the person who destroys the existing

economic order by introducing new products and services, by introducing new

methods of production, by creating new forms of organozation, or by exploiting

new raw materials’.

Bila diterjemahkan entrepreneur merupakan orang yang mendobrak

tatanan ekonomi yang ada dengan memperkenalkan produk dan layanan yang

baru, dengan memperkenalkan metode baru dalam produksi, dengan membuat

bentuk barru perusahaan, atau mengeksploitasi bahan baku mentah yang baru.

Schumpeter juga menjelaskan bagaimana entrepreneur atau pengusaha

telah meningkatkan standar hidup dari beberapa negara industri. Dan proses

kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan

dengan memahami peluang yang ada dan membuat perusahaan untuk mengejar

peluang.

Dan menurut Serian Wijatno dalam buku ‘Pengantar Entrepreneurship’

(2009, p3) menjelaskan bahwa entrepreneurship adalah suatu proses yang inovatif

yang menghasilkan sesuatu yang baru.

Dan untuk orang yang membuka usaha atau sebagai pemilik perusahaan

disebut entrepreneur. Menurut Joseph Schumpeter seperti yang tertulis pada buku

William Bygrave (2008, p1), entrepreneur adalah seseorang yang melaksanakan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

38 

 

kombinasi-kombinasi baru. Sedangkan menurut Serian Wijatno dalam bukunya

yang berjudul ‘Pengantar Entrepreneurship’ (2009, p3), menyebutkan bahwa

entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk melihat dan

mengevaluasi peluang bisnis, memperoleh sumber daya yang diperlukan untuk

mengambil keunggulan darinya dan berinisiatif untuk mengambil langkah yang

tepat untuk menjamin sukses.

2.4.1 Pengertian Technopreneurship

Menurut Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto dalam buku

“Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung” (2010, p13), ‘Technopreneurship

merupakan bagian dari entrepreneurship yang menekankan pada faktor

teknologi, yakni kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses

bisnisnya’.

Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto juga menjelaskan (2010, p13) bahwa

technopreneurship memiliki dua fungsi utama, yaitu:

A. Menjamin bahwa teknologi berfungsi sesuai kebutuhan pelanggan.

B. Teknologi tersebut dapat menghasilkan keuntungan.

Technopreneur menurut Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto juga

menjelaskan (2010, p13) adalah orang yang mampu membuat, berkreasi, dan

berinovasi atas suatu produk yang akan dijual ke pasar.

Secara umum, ada dua jenis bisnis yang dapat membentuk

technopreneur, yaitu:

A. Bisnis Gaya Hidup/Lifestyle. Umumnya tidak tumbuh dengan cepat

sehingga kurang menarik bagi investor profesional.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

39 

 

B. Bisnis Pertumbuhan Tinggi/High Growth Businesses. Memiliki

potensi menghasilkan kekayaan yang besar dengan cepat, beresiko

tinggi, tapi memberikan imbalan yang besar sehingga menarik

pemodal ventura (venture capital).

Sedangkan menurut Manuel Cereijo (2002), technopreneurship

menggabungkan kecakapan teknologi dan keterampilan entrepreneurship

merupakan sumber kekuatan yang sesungguhnya dalam ekonomi yang

berdasarkan pada pengetahuna ssat ini. Seorang technopreneur mampu

mengintegrasikan berbagai ide dari berbagai kelompok ilmu pengetahuan.

Manuel Cereijo (2002) juga menambahkan bahwa technopreneurship

bukanlah sebuah produk, melainkan merupakan proses sintesis dalam

rekayasa masa depan seseorang, sebuah perusahaan, sebuah bangsa, dan

dunia.

2.5 Pengertian Marketing

Untuk menarik konsumen membeli sebuah produk yang dijual oleh sebuah

perusahaan, tentu perusahaan perlu melakukan berbagai cara yang biasa disebut

marketing. Menurut Peter Drucker dalam bukunya ‘Management Tasks,

Responsibilities, Practices’ (1974, p58), ia menjelaskan bahwa ‘Marketing is the

whole business seen from the customer’s point of view’. Yang bila diterjemahkan

maksudnya adalah marketingmerupakan pandangan konsumen dalam melihat

sebuah perusahaan.

Sedangkan menurut Armstrong dan Kotler (2000, p5), marketing adalah

sebuah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

40 

 

mereka butuhkan dan inginkan melalui pembuatan, penawaran, dan bertukar

produk atau jasa secara bebas yang bernilai dengan orang lain.

2.5.1 Pengertian Digital Marketing

Menurut Kent Wertime dan Ian Fenwick dalam buku “DigiMarketing

The Essential to Guide New Media & Digital Marketing” (2008),

‘DigiMarketing is the future evolution of marketing’. Yang bila diterjemahkan

maksudnya adalah DigiMarketing merupakan evolusi masa depan marketing.

Menurut buku yang sama, ini terjadi ketika mayoritas, atau totalitas

dari marketing sebuah perusahaan menggunakan saluran digital. Saluran

digital itu addressable, memungkinkan bagian marketing untuk

berkomunikasi secara berkelanjutan, dua arah, atau mempersonalisasi dialog

dengan setiap pelanggan. Dialog ini mempengaruhi data dari setiap pelanggan

yang berinteraksi dengan bagian marketing untuk memberitahu koneksi

selanjutnya. Selain itu, bagian marketing menggunakan informasi kebiasaan

pelanggan secara langsung dan tanggapan dari pelanggan secara langsung

secara berkelanjutan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan interaksi.

DigiMarketing itu tidak bersifat menentukan kesuksesan suatu produk.

Sama halnya dengan marketing tradisional, ada beberapa cara untuk mencapai

kesuksesan dengan menggunakan digital marketing. Tidak ada cara khusus

untuk mencapai kesuksesan dengan menggunakan digital marketing. Ada

beberapa bagian yang tidak berhubungan di dalam perencanaan, pemikiran,

dan pendekatan yang ditentukan untuk mengubah marketing tradisional

menjadi marketing digital.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

41 

 

2.5.2 Pengertian Segmenting Targeting Positioning

Menurut Solomon dan Elnora (2003, p221), segmentasi adalah proses

membagi pasar yang lebih besar menjadi potongan-potongan yang lebih kecil

berdasarkan satu atau lebih karakteristik yang bermakna. Dengan

melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih

terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara

lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.

Ada beberapa variabel segmentasi:

• Demografis. Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke

dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis

sepert: Usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras,

pendidikan, pekerjaan, geografis.

• Psikografis. Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke

dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial,

gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain.

• Perilaku. Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke

dalam segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku,

perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang/situasi

pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat segmen ini

yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan non-

pengguna produk.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

42 

 

Menurut Solomon dan Elnora (2003, p232), target adalah kelompok

yang dipilih oleh perusahaan untuk dijadikan sebagai pelanggan sebagai hasil

dari segmentasi dan penargetan. Perusahaan dapat memilih dari empat strategi

peliputan pasar:

• Undifferentiated targeting strategy, strategi ini menganggap suatu

pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa,

sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk

melayani semua pasar.

Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan

massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar

konsumen.

• Differentiated targeting strategy, perusahaan menghasilkan

beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda.

Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga

perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk

yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut.

• Concentrated targeting strategy, perusahaan lebih memfokuskan

menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap

paling potensial.

• Custom targeting strategy, lebih mengarah kepada pendekatan

terhadap konsumen secara individual.

Untuk pengertian positioning menurut menurut Solomon, dan Elnora

(2003, p235), adalah mengembangkan strategi pemasaran yang bertujuan

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

43 

 

untuk mempengaruhi bagaimana sebuah segmen pasar tertentu memandang

sebuah barang atau jasa dibandingkan dengan kompetisi. Penentuan posisi

pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari para

pesaingnya.

Ada beberapa positioning yang dapat dilakukan:

• Positioning berdasarkan perbedaan produk. Pendekatan ini dapat

dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai kekuatan yang

lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus

merasakan benar adanya perbedaan dan manfaatnya.

• Positioning berdasarkan atribut produk atau keuntungan dari

produk tersebut. Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan

atribut apa yang dimiliki suatu produk dan manfaat yang dirasakan

oleh kosumen atas produk tersebut.

• Positioning berdasarkan pengguna produk. Pendekatan ini hampir

sama dengan targeting dimana lebih menekankan pada siapa

pengguna produk.

• Positioning berdasarkan pemakaian produk. Pendekatan ini

digunakan dengan membedakan pada saat apa produk tersebut

dikonsumsi.

• Positioning berdasarkan pesaing. Pendekatan ini digunakan dengan

membandingkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh

pesaing sehingga konsumen dapat memilih produk mana yang

lebih baik.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

44 

 

• Positioning berdasarkan kategori produk. Pendekatan ini

digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori produk,

terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang sering dihadapi

oleh pelanggan.

• Positioning berdasarkan asosiasi. Pendekatan ini mengasosiasikan

produk yang dihasilkan dengan asosiasi yang dimiliki oleh produk

lain. Harapannya adalah sebagian asosiasi tersebut dapat

memberikan kesan positif terhadap produk yang dihasilkan oleh

perusahaan.

• Positioning berdasarkan masalah. Pendekatan ini digunakan untuk

menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan

memiliki positioning untuk dapat memecahkan masalah.

2.5.3 Pengertian 7P/Marketing Mix

Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran

perusahaan adalahmarketing mix strategy yang didefinisikan oleh Kotler dan

Armstrong (1997) yang menyatakan bahwa marketing mix sebagai himpunan

variabel pemasaran bahwa perusahaan berusaha untuk menghasilkan respon

yang diinginkan dalam target pasar.

Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran

merupakan variable-variabelterkendali yang digabungkan untuk menghasilkan

tanggapan yang diharapkan dari pasarsasaran. Dan untuk usaha jasa terdapat 7

unsur marketing mix 7P, yaitu:

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

45 

 

• Product. Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program

pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi

pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar

untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen.

• Price. Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga

merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan

untuk memperoleh produk atau jasa.

• Promotion. Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan

informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam

saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui

periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif

pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang

disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid, radio,

televise dan direct mail (Baker, 2000, p7).

• Place. Kotler (2000, p96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi

terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan

(Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status

pemiliknya dari produsen ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat

diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan

kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan

hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai

industri.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

46 

 

• People. Yang dimaksud partisipan disini adalah karyawan

penyedia jasa layanan maupun penjualan, atau orang-orang yang

terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

layanan itu sendiri.

• Process. Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana

pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan

pembelian barang.

• Physical evidence. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi

dan kondisi geografi dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan,

suara, aroma, cahaya, cuaca, pelatakan dan layout yang nampak

atau lingkungan yang penting sebagai obyek stimuli (Belk 1974

dalam Assael 1992).

2.6 Pengertian Build-up Method

Menurut William Bygrave dalam buku “Entrepreneurship” (2008, p312),

jika kita berpikir menganai proses perencanaan bisnis, maka kita akan dihadapkan

dengan beberapa pertanyaan yang akan membantu kita untuk menjawab sebuah

pertanyaan besar: Apakah ini merupakan peluang yang atraktif? Lalu kita

melakukan evaluasi industry, kompetisi, pelanggan, dan lainnya. Membua

tperencanaan keuangan merupakan bagian dari keputusan kita apakah akan

menjalankan bisnis ini atau tidak.

Metode yang digunakan adalah build-up. Menurut William Bygrave

dalambuku “Entrepreneurship” (2008, p313), metode build-up dimulai dari

asumsi pendapatan bisnis kita nantinya per hari atau per bulan. Setelah itu kita

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

47 

 

juga membuat perkiraan pendapatan per tahun. Hal yang sama juga kita lakukan

saat membuat perencanaan keuangan lainnya, seperti asumsi laporan rugi-laba.

Pertama-tama kita identifikasi berdasarkan sumber pendapatan kita. Lalu keduam

kita identifikasi berdasarkan biaya-biaya yang kita keluarkan. Dengan langkah

seperti ini, akan membantu kita dengan asumsi atau perkiraan pendapatan dan

keuangan rutin kita dengan lebih realistis.

2.7 Pengertian Cloud Computing

Cloud Computing muncul pertama kali pada Tahun 1960 oleh John

McCarthy yang menyatakan bahwa “Komputasi suatu hari nanti akan menjadi

sebuah utilitas umum”. Persamaan Cloud Computing memiliki sebuah karateristik

yang sama dengan biro jasa, yang dimana biro jasa ini ditujukan bagi pengguna.

Menurut John Rhoton dalam buku “Cloud Computing Explained:

Implementation Handbook for Enterprises” (2009, p3), cloud computing

merupakan gagasan layanan berbasiskan web yang tersedia secara on-demand

yang telah dioptimalkan, highly scalable, layanan operator. Hadirnya layanan ini

tak hanya menarik perhatian para pemerhati teknologi saja, tapi juga pemimpin

bisnis di seluruh dunia.  

Disini Cloud computing mempunyai 3 tingkatan layanan yang diberikan

kepada pengguna, yaitu:

Infrastructure as service (IaaS )

Hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage & network.

Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple

Storage Service.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0007 BAB 2.pdf · sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

48 

 

Platform as a service (PaaS)

Hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini seorang

developer tidak perlu memikirkan hardware dan tetap fokus pada

pembuatan aplikasi tanpa harus mengkhawatirkan sistem operasi,

infrastructure scaling, load balancing dan lain-lain. Contohnya

yang sudah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan

Microsoft Azure investment.

Software as a service (SaaS)

Hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan Web-based interface

yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Contohnya adalah

Google Apps, SalesForce.com dan aplikasi jejaring sosial seperti

FaceBook.