BAB 2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran 2.1 Pengertian...
Transcript of BAB 2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran 2.1 Pengertian...
8
BAB 2
Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran
2.1 Pengertian Strategi Bisnis
2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang membutuhkan
keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan yang maksimal (David,
2006, p17). Karena strategi adalah alat untuk mencapai tujuan, maka strategi harus
terkoordinasi dan terintegrasi, serta tindakan-tindakan yang telah diatur untuk
memberdayakan sumber daya yang ada dan untuk mendapatkan keuntungan bersaing
(Michael, A. Hitt, 2003, p23). Menurut Indrajit (2004, p24) strategi adalah tindakan yang
diambil perusahaan mengenai apa yang diharapkan para pelanggan di masa depan
dikarenakan sumber daya terbatas dan sumber daya tekhnologi yang dimiliki perusahaan
sama dengan yang lain.
Morris mendefinisikan strategi sebagai proses penetuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
upaya bagaimana agar tujuan dapat tercapai (Umar, 2002, p31). Sedangkan menurut
Tjiptono (2002, p3) strategi dapat didefinisikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan
penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu.
Setelah mengetahui beberapa konsep pengertian strategi maka akan diperjelas
bahwa strategi bisnis merupakan kunci utama dalam mendorong kemajuan perusahaan serta
berbagai penentu terhadap keberhasilan manajemen perusahaan. Pelaksanaan strategi bisnis
yang sukses juga memperlihatkan seberapa jauh pihak manajemen mampu mengetahui
potensi dan kompetensi yang dimilikinya untuk mempersiapkan persaingan bisnis serta
9
mampu melaksanakan potensi dan produktivitas serta kompetensi perusahaan di segala
bidang.
2.1.2 Pengertian Strategi Bisnis
Strategi bisnis dapat merupakan rencana strategi yang terjadi pada tingkat divisi dan
dimaksudkan bagaimana membangun dan memperkuat posisi bersaing produk atau jasa
perusahaan pada industri atau pasar tertentu yang dilayani divisi tertentu (Hariadi, 2003,
p34). Maka strategi bisnis harus memiliki kebijakan dan pedoman yang menetapkan
bagaimana sebuah perusahaan bersaing dalam sebuah industri, khususnya basis yang
menjadi landasan dimana perusahaan berusaha untuk membangun satu keuntungan
bersaing (Craig dan Grant, 2003, p127).
Menurut Jatmiko (2004, p135) strategi bisnis merupakan serangkaian komitmen dan
tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk menyediakan nilai bagi
pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksploitasi kompetensi inti
dari pasar produk tunggal atau produk individual dan spesifik.
Jadi, strategi bisnis adalah cara-cara yang digunakan dalam setiap perusahaan untuk
mendapatkan keunggulan persaingan di dalam setiap bisnis utamanya.
2.2 Pengertian, Tahapan dan Istilah Manajemen Strategis
2.2.1 Pengertian Manajemen Strategis
Manajemen Strategis merupakan proses penting dari keseluruhan proses
perusahaan. Definisi manajemen strategis yang baik membantu manajer untuk
mendefinisikan sasaran perusahaan dan mempermudah proses pengambilan keputusan
strategis perusahaan. Berikut ini beberapa definisi mengenai Manajemen Strategis:
Menurut David (2006, p5), Manajemen Strategis (strategic management) dapat
didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan
10
mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya. Seperti tersirat dalam definisinya, manajemen strategis berfokus pada
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi.
Menurut Hariadi (2003, P3), strategi manajemen didefinisikan sebagai suatu proses
yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi,
menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai-nilai
yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi.
Menurut Miller dalam Supratikno (2003, p11), manajemen strategis sebaiknya tidak
dipahami sebagai suatu “disiplin”. Dengan demikian, manajemen strategis bukan tugas
sekelompok orang dalam organisasi, melainkan sebagai suatu metode berpikir yang
sebaiknya dimiliki oleh setiap karyawan organisasi.
Menurut Pearce dan Robinson (Tunggal, 2004, p2) manajemen strategi adalah
kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari formulasi dan
implementasi, rencana yang didesain untuk mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen strategi mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan
competitive advantage dari suatu perusahaan terhadap perusahaan yang lain. Manajemen
Strategi dapat didefinisikan sebagai suatu cara dan ilmu untuk membentuk,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan antar fungsi sutau organisasi sehingga
organisasi tersebut mencapai tujuan.
11
2.2.2 Tahapan dalam Manajemen Strategis
Dalam menjalankan manajemen strategis, perusahaan harus mengikuti tiga tahapan,
yaitu Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Tiga tahapan ini berguna untuk mengarahkan
perusahaan agar tetap pada jalur dalam menjalankan proses manajemen strategis. Dapat
dilihat pada gambar 2.1 Proses Manajemen Strategis. Penjelasan mengenai tiga tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Formulasi
Formulasi mencakup pembuatan suatu visi dan misi, mengenali ancaman dan
peluang suatu organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi,
membangun tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih
strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Formulasi Strategi mencakup bisnis apa
yang akan dimasuki, bisnis apa yang harus ditinggalkan, bagaimana mengalokasi
sumber daya, apakah harus melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, apakah
harus memasuki pasar internasional, apakah harus merger atau membentuk joint
venture dan bagaimana menghindari pengambilalihan secara paksa.
2. Implementasi
Implementasi sering disebut sebagai tahapan aksi dari suatu manajemen strategis.
Hal itu berarti menggerakan seluruh karyawan untuk mewujudkan formulasi menjadi
aksi. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber
daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan dengan baik.
Implementasi strategi juga termasuk mengembangkan budaya yang mendukung
strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem
12
informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja perusahaan atau
organisasi.
Gambar 2.1 Proses Manajemen Strategis
Sumber : Philip Kotler (2004, p87)
3. Evaluasi
Evaluasi yang mencakup review faktor internal dan eksternal yang menjadi basis
suatu strategi, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan untuk mengoreksi
formulasi dan tindakan dari manajemen strategis. Evaluasi strategi adalah tahap final
dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan evaluasi strategi adalah alat utama
untuk mendapatkan informasi tersebut. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa
datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah.
Visi dan misi bisnis
Analisis lingkungan eksternal
Analisis SWOT
Analisis lingkungan internal
Formulasi sasaran
Formulasi strategi
Formulasi program
Implementasi
Umpan balik dan pengendalian
13
2.2.3 Istilah Penting dalam Manajemen Strategis
Dalam manajemen strategis terdapat istilah-istilah manajemen yang mungkin sulit
dipahami. Namun, diantara seluruh istilah yang digunakan, ada sembilan hal penting dalam
manajemen strategis, yaitu :
1) Keunggulan kompetitif (Competitive Advantage)
Manajemen strategis adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan
keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang dapat didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan
dibandingkan dengan pesaingnya. Umumnya, sebuah perusahaan mampu untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif hanya untuk periode tertentu karena ditiru
pesaing dan melemahnya keunggulan tersebut. Jadi, tidaklah cukup untuk memiliki
keunggulan kompetitif. Perusahaan harus berusaha untuk mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan (sustained competitive advantage) dengan :
• Secara terus-menerus beradaptasi dengan tren dan kejadian eksternal serta
kemampuan, kompetensi, dan sumber daya internal
• Secara efektif memformulasikan, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi
dan mengambil keuntungan dari faktor-faktor tersebut
2) Penyusun strategis (Strategists)
Penyusun strategis adalah individu yang paling bertanggung jawab atas
kesuksesan atau kegagalan organisasi. Penyusun strategi membantu organisasi
mengumpulkan, menganalisis, dan mengorganisasikan informasi. Penyusun strategi
melacak tren indsutri dan kompetisi, mengembangkan model perkiraan dan analisis
skenario, mengevaluasi kinerja korporasi dan divisi, menemukan peluang pasar yang
baru, mengidentifikasikan ancaman bisnis, dan mengembangkan rencana
pelaksanaan yang kreatif.
14
3) Pernyataan visi dan misi (Vision and mission statement)
Pernyataan visi dapat dikembangkan dengan menjawab pertanyaan, ”Ingin
menjadi apakah kita?” Pernyataan visi adalah tahap pertama dalam perencanaan
strategis dan pandangan dari apa yang ingin diwujudkan oleh perusahaan.
Sedangkan pernyataan misi adalah pernyataan tujuan jangka panjang yang
membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pernyataan
tersebut menjawab pertanyaan dasar yang dihadapi semua penyusun strategi:
”Apakah bisnis kita?”.
4) Peluang dan ancaman eksternal (External opportunities and threats)
Peluang dan ancaman eksternal mengacu pada ekonomi, sosial, budaya,
demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintah, teknologi, serta tren kompetisi
dan kejadian yang secara signifikan dapat menguntungkan atau membahayakan
organisasi di masa depan. Peluang dan ancaman berada di luar kendali organisasi
sehingga disebut eksternal.
5) Kekuatan dan kelemahan internal (Internal strengths and weaknesses)
Kekuatan dan kelemahan internal adalah aktivitas organisasi yang dapat
dikontrol dan dijalankan dengan sangat baik atau sangat buruk. Kekuatan dan
kelemahan muncul dalam aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan atau
akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem
informasi manajemen dari sebuah bisnis. Kekuatan harus dioptimalkan dan
kelemahan harus diminimalisir.
6) Tujuan jangka panjang (Long-term objectives)
Tujuan jangka panjang adalah hasil spesifik yang ingin dicapai suatu
organisasi untuk menjalankan misi dasarnya. Dan yang dimaksud dengan jangka
panjang adalah lebih dari satu tahun. Tujuan jangka panjang berarti hasil spesifik
yang ingin dicapai suatu organisasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
15
7) Strategi (Strategy)
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
mencakup ekpansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi
pasar, pengurangan bisnis, disvestasi, likuidasi, dan joint venture.
8) Tujuan Tahunan (Annual objectives)
Tujuan tahunan adalah target jangka pendek yang harus dicapai organisasi
untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Tujuan tahunan dibuat di tingkat
korporasi, divisi, dan fungsional dalam perusahaan besar. Tujuan tahunan
dinyatakan dalam bentuk pencapain manajemen, pemasaran, keuangan atau
akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem
informasi manajemen.
9) Kebijakan (Policy)
Kebijakan adalah alat untuk mencapai tujuan tahunan. Kebijakan mencakup
pedoman, peraturan, dan prosedur yang dibuat untuk mendukung usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2.3 Tiga Level Strategi
Dalam suatu perusahaan, pembuatan strategi seringkali menjadi hal yang sulit
apabila manajer tidak dapat menentukan level strategi. Untuk itu dibutuhkan pemahaman
yang lebih baik oleh manajer mengenai level strategi yang dapat digunakan perusahaan. Ada
tiga tingkatan atau level pembuatan strategi dalam suatu perusahaan (Hanadi, 2003, p9),
yaitu :
1. Level strategi korporasi
Level yang menunjukan bahwa rencana yang dijalankan perusahaan yang
memiliki saham beberapa perusahaan lain. Perusahaan semacam itu lazim disebut
holding company. Strategi korporasi sering disebut grand strategy, terdapat
16
beberapa pilihan strategi dalam perusahaan ini tergantung dari situasi dan kondisi
yang sedang terjadi di perusahaan tersebut. Strategi korporasi dirumuskan oleh
manajemen puncak yang mengatur kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki
lini atau unit bisnis lebih dari satu.
2. Level strategi unit bisnis
Level yang menunjukan bahwa rencana yang telah dibuat oleh pihak
manajerial menggunakan beberapa pendekatan untuk menghasilkan kinerja yang
memuaskan dan sejalan dengan bisnis perusahaan. Inti dari level ini adalah
bagaimana membangun dan memperkuat Competitive Position di pasar yang dimiliki
oleh perusahaan untuk jangka waktu yang panjang (Thompson and Strickland, 2003,
p50). Pada tingkat unit bisnis dikenal istilah strategi generik (generic strategy).
Secara umum strategi generik dibagi menjadi tiga, yaitu: strategi keunggulan biaya,
strategi diferensiasi, dan strategi fokus. Strategi unit bisnis lebih diarahkan pada
pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis.
3. Level strategi fungsional
Level yang menunjukan bahwa rencana yang telah dibuat oleh pihak
manajerial merupakan sebuah aktivitas fungsional tertentu, proses bisnis,
departemen tertentu dalam sebuah bisnis (Thompson and Strickland, 2003, p50).
Strategi fungsional lebih bersifat operasional karena akan langsung
diimplementasikan oleh fungsi-fungsi manajemen yang ada di bawah tanggung
jawabnya.
Dengan mendukung komunikasi dan interaksi di antara manajer dan karyawan antar
tingkat hierarki, manajemen strategis membantu perusahaan berfungsi sebagai tim yang
kompetitif. Dapat dilihat pada gambar 2.2 Tiga Level Strategi.
17
Gambar 2.2 Tiga Level Strategi
Sumber : Tjiptono, Fandy (2002, p5)
2.4 Strategi Korporasi
Strategi korporat merupakan strategi bersaing yang dilakukan di tingkat korporat
dengan cara mengubah distinctive competence menjadi comparative advantage. Penetapan
strategi korporat harus didasarkan pada keinginan konsumen. Berdasarkan hal ini
perusahaan membuat produk yang sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen
tersebut.
Strategi yang menitikberatkan pada pertanyaan jangka panjang dan luas mengenai
bisnis apa yang akan dimasuki oleh suatu organisasi dan apa yang diinginkan dalam bisnis
tersebut (Coulter, 2002, p250). Sedangkan menurut Collis dan Montgomery (1998, p5)
strategi korporat adalah suatu cara bagaimana perusahaan menciptakan nilai melalui
konfigurasi dan koordinasi dari aktivitas multipasarnya.
18
Strategi korporasi terdiri dari strategi pertumbuhan, strategi stabilitas dan strategi
pembaruan. Strategi pertumbuhan meliputi strategi pertumbuhan terkonsentrasi dan strategi
pertumbuhan terdiversifikasi. Strategi stabilisasi mencakup strategi berhenti sementara dan
strategi stabilitas laba. Sedangkan strategi pembaruan dapat berupa strategi penciutan dan
strategi putar haluan.
2.4.1. Strategi Pertumbuhan
Strategi Pertumbuhan atau ekspansi yaitu strategi berdasarkan terhadap tahap
pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan dan menginginkan pertumbuhan atau
peningkatan kegiatan organisasi. Menurut Coulter (2002, p252) strategi pertumbuhan adalah
bagaimana menggerakkan organisasi ke depan. Bergerak ke depan berarti manajer stratejik
perusahaan berharap meningkatkan level operasinya, yakni tumbuh lebih cepat. Caranya
dengan melihat bermacam-macam strategi pertumbuhan perusahaan dan memilih salah satu
atau lebih yang mendekati karakteristik dan sasaran organisasi pada situasi tertentu.
Strategi korporat perlu penguasaan strategi bisnis, hubungan antara bagian dengan
keseluruhan perusahaan, konfigurasi ruang lingkup pasar, dan koordinasi antar unit bisnis
yang dimiliki perusahaan (Collis dan Montgomery, 1998, p5-7).
1. Strategi Integrasi Vertikal
Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan strategi
yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor
(integrasi ke depan), pemasok (integrasi ke belakang) dan atau para pesaing
(integrasi horizontal) baik melalui merjer, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri
di saat industri dalam kondisi bagus. Strategi integrasi vertikal merupakan suatu
usaha perusahaan untuk memperoleh kendali terhadap inputnya (backward),
terhadap outputnya (forward), atau keduanya. Strategi integrasi vertikal di anggap
19
strategi pertumbuhan karena strategi ini memperluas operasi perusahaan. Dapat
dilihat pada tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan utama dari Integrasi Vertikal.
Tabel 2.1
Kelebihan dan Kekurangan Utama dari Integarsi Vertikal
Kelebihan Kekurangan
Mengurangi biaya penjualan dan
pembelian
Memperbaiki koordinasi antar fungsi
dan kapabilitas
Melindungi hak kepemilikan terhadap
teknologi
Mengurangi fleksibilitas, karena
perusahaan terkunci dalam produk dan
teknologi
Kesulitan dalam mengintegrasikan
bermacam operasi
Beban finansial ketika memulai usaha
atau akuisisi
Sumber : Coulter (2002, p257)
a. Integrasi Vertikal ke Depan
Strategi integrasi vertikal ke depan (Forward Integration) merupakan
strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas
distributor atau pengecer. Jika melakukan integrasi ke depan, maka yang
harus dilakukan adalah menjaga kualitas dan distribusi produk yang
dampaknya menambah kompetensinya untuk memperoleh keunggulan
kompetitif yang lebih besar. Dan kapan strategi integrasi ke depan dapat
menjadi strategi yang efektif :
− Ketika distributor atau pemasok perusahaan sangat mahal, atau tidak
dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
20
− Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas sangat terbatas sehingga
memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan yang berintegrasi
ke depan.
− Ketika sebuah organisasi bersaing dalam industri yang bertumbuh secara
pesat, hal tersebut merupakan faktor pencetus karena integrasi ke depan
menurunkan kemampuan organisasi untuk berdiversifikasi jika industri
dasarnya tidak stabil.
− Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya modal dan manusia yang
dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru dalam mendistribusikan
produknya sendiri.
− Ketika keuntungan dari produksi stabil dan sangat tinggi, hal ini
merupakan pertimbangan karena sebuah organisasi dapat meningkatkan
kepastian permintaan outputnya dengan integrasi ke depan.
− Ketika distributor atau pengecer saat ini memiliki margin laba yang tinggi,
situasi ini mengisyaratkan bahwa perusahaan dapat mendistribusikan
produknya secara menguntungkan dan menetapkan harga secara lebih
kompetitif dengan integrasi ke depan.
b. Integrasi Vertikal ke Belakang
Merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan
kendali atas perusahaan pemasok. Jika perusahaan melakukan integrasi ke
belakang, maka yang harus dilakukan adalah minimisasi biaya akuisisi
sumberdaya dan operasi yang tidak efisien. Dan kapan strategi integrasi ke
belakang dapat menjadi strategi yang efektif:
• Ketika pemasok perusahaan saat ini sangat mahal, atau tidak dapat
diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
• Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.
21
• Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh dengan
cepat, ini merupakan faktor pencetus karena strategi integrasi
mengurangi kemampuan organisasi untuk mendiversifikasi dalam industri
yang mengalami penurunan.
• Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia dan modal untuk
mengelola bisnis baru yang memasok bahan bakunya sendiri
• Ketika manfaat dari kestabilan harga sangat penting, hal ini merupakan
faktor karena suatu organisasi dapat menstabilisasi biaya bahan baku dan
biaya yang berhubungan dengan harga produknya melalui integrasi ke
belakang.
• Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, hal tersebut
mengisyaratkan bahwa bisnis memasok produk atau jasa pada industri
tersebut merupakan usaha yang menjanjikan.
• Ketika suatu organisasi perlu membeli sumber daya yang dibutuhkan
dengan cepat.
2. Strategi Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal adalah strategi pertumbuhan melalui akuisisi satu atau
beberapa korporasi sejenis yang beroperasi pada tingkat rangkaian produksi-
pemasaran yang sama. Pengembangan pasar terdiri atas pemasaran produk-produk
yang ada saat ini, sering kali terkait hanya dengan modifikasi yang bersifat domestik
untuk pelanggan di wilayah-wilayah pasar yang terkait dengan cara menambah
saluran distribusi. Dan kapan strategi integrasi hrorizontal menjadi strategi yang
efektif :
− Ketika berkompetisi dalam industri yang sedang tumbuh
− Ketika menaikkan skala ekonomi merupakan keunggulan kompetitif
22
− Ketika kebimbangan yang terkait dengan kurangnya keahlian manajerial atau
kebutuhan sumber daya tertentu
− Ketika memiliki modal dan sumber daya manusia yang berbakat yang
dibutuhkan untuk mengelola ekspansi bisnis.
3. Strategi Intensif
Strategi intensif adalah usaha intensif jika ingin mencapai posisi kompetitif
perusahaan dengan produk atau jasa dan berharap berharap produk atau jasa
tersebut akan terus membaik. Strategi intensif mencakup penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
a) Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar adalah usaha perusahaan yang lebih besar untuk
meraih pangsa pasar (market share) dengan produk yang sudah ada dan
pasar yang terkini (sudah ada juga) melalui upaya pemasaran yang lebih
besar. Dan kapan strategi penetrasi pasar dapat menjadi strategi yang
efektif :
• Saat pasar belum jenuh
• Ketika tingkat pemakaian pelanggan saat ini dapat ditingkatkan secara
signifikan
• Ketika market share pesaing turun, tetapi penjualan industri naik
• Ketika kenaikan skala ekonomi berdampak pada keunggulan kompetitif
• Ketika ada korelasi positif signifikan antara kenaikan penjualan dengan
kenaikan biaya pemasaran
b) Perluasan Pasar
Perluasan atau pengembangan pasar terdiri atas pemasaran produk-
produk yang ada saat ini, sering kali terkait hanya dengan modifikasi yang
bersifat domestik untuk pelanggan di wilayah-wilayah pasar yang terkait
23
dengan cara menambah saluran distribusi (new geographic area). Dan kapan
strategi perluasan pasar dapat menjadi strategi yang efektif :
− Ketika saluran distribusi baru lebih handal, murah, berkualitas bagus
− Saat perusahaan sukses, apapun yang dilakukan
− Saat pasar belum jenuh
− Ketika ada kelebihan kapasitas produksi
− Ketika industri dasar menjadi global secara cepat
c) Pengembangan Produk
Pengembangan produk melibatkan modifikasi substansial terhadap
produk atau yang ada saat ini atau penciptaan produk atau jasa yang baru
namun masih terkait yang dapat dipasarkan kepada pelanggan saat ini
melalui saluran distribusi yang sudah ada. Strategi pengembangan produk
atau sering kali digunakan untuk memperpanjang siklus hidup dari produk
atau yang ada saat ini maupun untuk mempertahankan reputasi atau merek
yang menguntungkan. Idenya adalah membuat para pelanggan puas karena
memiliki pengalaman positif atas tawaran awal perusahaan tetarik dengan
produk atau jasa baru. Dan kapan strategi pengembangan produk dapat
menjadi strategi yang efektif :
• Ketika produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup produk
• Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang cepat
• Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga yang
bersaing
• Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat
• Kemampuan yang kuat dibidang penelitian & pengembangan
24
4. Strategi Bertahan
Strategi bertahan biasanya mementingkan stabilitas pasar yang menjadi
targetnya. Perusahaan dengan strategi bertahan umumnya hanya memiliki sedikit lini
produk dengan segmen pasar yang juga sedikit, oleh karena itu perusahaan hanya
berusaha untuk mempertahankan pasar dibandingkan dengan memperluasnya.
Strategi bertahan mencakup retrenchment, divestasi, dan likuidasi.
a. Retrenchment
Rethenchment adalah pengelompokan ulang melalui pengurangan
biaya aset terhadap penurunan penjualan dan laba. Karena satu atau
berbagai alasan, suatu perusahaan dapat mengalami penurunan laba. Di
antara alasan-alasan tersebut adalah resesi ekonomi, inefisiensi produksi,
dan terobosan inovatif yang dilakukan oleh pesaing. Dalam banyak kasus,
manajer strategis yakin bahwa perusahaan seperti ini dapat bertahan dan
kemudian pulih jika dilakukan upaya bersama selama periode beberapa
tahun untuk memperkuat kompetensi khususnya. Strategi utama ini dikenal
sebagai putar haluan (turnaround). Upaya ini umumnya dimulai melalui salah
satu dari dua bentuk penghematan, yang dilakukan secara terpisah atau
secara bersamaan dan dapat berbentuk pemecatan karyawan.
b. Disvestasi
Disvestasi adalah penjualan satu divisi atau bagian perusahaan.
Strategi divestasi (divestiture strategy) melibatkan penjualan perusahaan
atau suatu komponen utama dalam perusahaan. Ketika Penghematan gagal
mencapai putar haluan yang diinginkan atau suatu aktivitas bisnis yang tidak
terintegrasi mencapai nilai pasar yang luar biasa tinggi, manajer strategis
sering kali memutuskan untuk menjual perusahaan tersebut. Namun karena
niatannya untuk menemukan pembeli membayar dengan harga yang tinggi
25
melampaui nilai aset tetap berdasarkan perinsip kelangsungan usaha, istilah
“pemasaran untuk penjualan“ sering kali lebih sesuai.
c. Likuidasi
Likuidasi adalah penjualan seluruh aset perusahaan, sepotong-
potong untuk nilai riilnya. Ketika likuidasi (liquidation) merupakan strategi
utama, perusahaan tersebut biasanya dijual bagian-bagiannya secara
terpisah, kadang kala bisa dijual secara keseluruhan tetapi hanya nilai aset
berwujudnya dan bukan sebagai perusahaan yang masih memiliki
kelangsungan usaha. Dalam memilih likuidasi, pemilik dan manajer strategis
dari suatu perusahaan mengakui kegagagalan dan menyadari bahwa
tindakan ini kemungkinan besar akan menimbulkan kesulitan bagi mereka
sendiri maupun bagi para karyawan.
5. Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi merupakan strategi perusahaan yang berekspansi di
luar industri yang sekarang dapat berupa menciptakan produk baru di pasar yang
baru. Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu : diversifikasi konsentris
(terfokus), diversifikasi horizontal, dan diversifikasi konglomerasi.
a. Diversifikasi Konsentris
Diversifikasi konsentris (concentric diversification) melibatkan
akuisisi atas bisnis-bisnis yang berkaitan dengan perusahaan yang
mengakuisisi dalam teknologi, pasar, atau produk. Dengan strategi
utama ini bisnis-bisnis dimiliki oleh perusahaan tersebut saat ini
Deversifikasi konsentris yang ideal ketika laba gabungan dari perusahaan
tersebut meningkatkan kekuatan dan peluang serta mengurangi
kelemahan dan paparan terhadap resiko. Dengan demikian, perusahaan
26
yang mengakuisisi mencari bisnis-bisnis baru dengan produk, pasar,
saluran distribusi, teknologi, dan kebutuhan sumber daya yang serupa
tetapi tidak identik dengan milik perusahaan itu sendiri, sehingga akuisisi
ini menghasilkan sinergi tetapi bukan saling ketergantungan secara
penuh.
b. Diversifikasi Konglomerasi
Kadang kala suatu perusahaan, terutama yang sangat besar
berencana untuk mengakuisisi suatu bisnis karena bisnis tersebut
merupakan peluang investasi paling menjanjikan yang tersedia. Strategi
utama ini dikenal dengan strategi diversivikasi konglomerasi
(conglomerate diversification) . Alasan utama dari perusahaan yang
mengakuisisi adalah pola laba dari usaha tersebut. Tidak seperti
diversifikasi konsentris, diversifikasi konglomerasi tidak begitu
memperhatikan penciptaan sinergi pasar-produk dengan bisnis-bisnis
yang ada saat ini.
c. Diversifikasi Horizontal
Mencari produk baru yang menarik pelanggannya saat ini
walaupun teknologinya tidak berhubungan dengan lini produk yang ada
(strategi diversifikasi horizontal) ketika pendapatan perusahaan yang
berasal dari produk atau jasa yang ada dapat meningkat secara
signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak terkait.
2.4.2 Strategi Stabilitas
Strategi stabilitas adalah strategi dalam mengatasi kemerosotan penghasilan yang
sedang dihadapi oleh suatu perusahaan dan mempunyai ciri tidak adanya perubahan besar.
Menurut Mudrajad (2006, p127) strategi stabilitas adalah strategi dimana organisasi
27
mempertahankan organisasinya dan level operasi bisnisnya sekarang. Strategi stabilitas
merupakan strategi jangka pendek. Lingkungan akan selalu berubah walaupun organisasi
menggunakan strategi stabilitas. Oleh karena itu strategi stabilitas tidak digunakan organisasi
dalam jangka waktu yang lama.
2.4.3 Strategi Pembaruan
Strategi pembaruan adalah strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah dalam
organisasi, dimana organisasi sering mengalami penurunan terhadap kinerja dan tujuan
strategi, dikarenakan manajer tidak melakukan pekerjaanya secara efektif dan tidak berhasil
mengembangkan atau mengeksploitasi keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.
2.5 Analisis Lima Kekuatan Porter
Analisis Porter digunakan untuk menganalisis daya tarik dari suatu industri. Adapun
pengertian industri itu sendiri adalah sekumpulan perusahaan yang memproduksi atau
menghasilkan suatu barang atau jasa. Umumnya, masing-masing perusahaan tersebut dapat
mempengaruhi satu sama lain dalam hal persaingan. Termasuk di dalamnya strategi
persaingan yang rumit, dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut berusaha
mendapatkan hasil yang memadai.
Saat mempelajari suatu persaingan, perusahaan harus konsentrasi untuk dapat
bersaing secara langsung. Namun demikian, perusahaan harus mencari dan mengidentifikasi
pola potensial para pesaingnya dengan melakukan hal yang sama untuk customer potential
mereka. Model lima kekuatan tersebut mengenali bahwa supplier dapat menjadi kompetitor.
Dalam dunia industri, faktor persaingan merupakan salah satu elemen yang penting
di dalam melakukan proses bisnis yang yang simultan dan berkelanjutan. Ketatnya
persaingan akan menekan perusahaan untuk mampu melakukan terobosan-terobosan baik
dari sisi product resourcing, supply resources, operational cost, dan lainnya sehingga
28
memberikan nila tambah (value added) untuk mengalhakan pesaingnya. Dapat dilihat pada
gambar 2.3 Kekuatan Persaingan menurut Porter.
Gambar 2.3 Kekuatan Persaingan menurut Porter
Sumber : Kotler (2002, p248)
Analisis kompetitor Porter meliputi :
1) Ancaman masuknya pendatang baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri
tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Kadang-kadang
perusahaan baru tersebut masuk dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih
rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Pendatang baru ini dapat menjadi
29
ancaman bagi pemain lama karena bisa mengurangi keuntungan yang didapat atau
bisa saja menambah daya tarik industri yang bersangkutan.
2) Ancaman persaingan antar perusahaan sejenis
Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil hanya jika perusahaan memberikan keunggulan kompetitif dibanding
strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Persaingan diantara perusahaan
sejenis timbul karena mereka saling berlomba untuk mengalahkan satu sama lain
untuk menarik hati konsumen. Beberapa perusahaan saling bertentangan melihat
adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan konsumen lebih baik atau mereka
berada dalam tekanan untuk memperbaiki kinerjanya.
3) Ancaman produk atau jasa subtitusi
Dalam banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk
subsitusi dalam industri yang berbeda. Produk subtitusi membatasi harga dan laba
yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan. Tekanan persaingan dari produk
subtitusi akan mendorong suatu perusahaan menjalankan suatu strategi untuk
meyakinkan pelanggan bahwa produk atau jasa mereka berbeda dengan produk
atau jasa subtitusi perusahaan lainnya.
4) Kekuatan tawar menawar pembeli
Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam
jumlah besar, kekuatan tawar menawar mereka menjadi kekuatan utama yang
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Makin kuat seorang
pembeli makin kuat posisi pembeli dalam negosiasi dengan penjual. Kekuatan tawar
30
menawar pembeli juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau
tidak terdiferensiasi.
5) Kekuatan tawar menawar pemasok
Kekuatan tawar-menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan
dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya
ada sedikit barang subsitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti
bahan baku sangat mahal. Sekelompok pemasok berpengaruh pada saat produk
subtitusi yang memuaskan tidak tersedia pada setiap perusahaan dalam industri
tersebut, pemasok-pemasok menjadi ancaman ke depan bagi industri pembelinya.
2.6 Analisis SWOT
Analisis SWOT mengidentifikasikan berbagai faktor untuk merumuskan strategi
perusahaan. SWOT mengidentifikasikan empat faktor dalam dua kategori, yaitu kekuatan
(strength) dan kelemahan (weakness) yang merupakan faktor internal perusahaan,
sedangkan peluang (opportunity) dan ancaman (threat) merupakan faktor eksternal
perusahaan (Robinson, 2003, p202).
1. Strength (Kekuatan)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan
lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani
oleh perusahaan. Kekuatan merupakan kompetensi khusus (distinctive competence)
yang memberikan keunggulan komperatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan ini
dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan di pasar,
hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lainnya. Kekuatan internal
perusahaan yang membuat suatu perusahaan tersebut dapat bertahan dan bersaing
dalam industri.
31
2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif
perusahaan. Kelemahan ini dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,
kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merk. Kelemahan internal
perusahaan yang harus diminimalisir atau dikelola agar tidak terlalu signifikan
pengaruhnya terhadap perusahaan.
3. Opportunity (Peluang)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber
peluang. Peluang perusahaan dapat berupa identifikasi segmen pasar yang awalnya
terabaikan, perubahan pada persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta
membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok. Peluang berasal dari
lingkungan eksternal perusahaan yang dapat berupa ceruk pasar atau hal lain yang
potensial sehingga disayangkan untuk tidak dicapai oleh suatu perusahaan.
4. Threat (Ancaman)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi
sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya
pertumbuhan pasar, meningkatnya tawar menawar pembeli atau pemasok penting,
perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
ancaman bagi perusahaan. Ancaman berasal dari lingkungan eksternal perusahaan
yang dapat mengganggu jalannya suatu strategi perusahaan. Dapat berupa ancaman
dari pesaing, pemerintah, budaya, sosial, ekonomi, politik, teknologi, lingkungan dan
sebagainya.
32
Analisis SWOT memiliki keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki analisis SWOT yaitu
(Mudrajad, 2006, p53):
− Kekuatan tidak selalu menjadi suatu keunggulan
− Analisis SWOT terhadap lingkungan eksternal terlalu sempit
− SWOT memberikan analisis pada keadaan statis dan tidak dinamis
− SWOT terlalu menekankan pada strategi satu dimensi
2.7 Kerangka Kerja Perumusan Komprehensif Di bawah ini adalah gambar Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi
Gambar 2.4 Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi
Sumber : David, Fred R (2006, p283)
Tahap Input
Tahap 1 atau disebut juga tahap input, meringkas informasi masukan dasar yang
diperlukan untuk merumuskan strategi. Dalam tahap ini membantu perencana strategi
TAHAP 1 : TAHAP INPUT (INPUT STAGE)
Matriks EFE Matriks CPM Matriks IFE
(External Factor Evaluation) (Competitive Profil Matrix) (Internal Factor Evaluation)
TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN (MATCHING STAGE) Matriks SWOT Matriks SPACE Matriks BCG Matriks IE Matriks Grand Strategy (Strength Weakness (Strategic Position (Boston Consulting (Internal Eksternal) Opportunities Threats) and Action Evaluation) Group)
TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN (DECISION STAGE)
Matriks QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
33
menuliskan berbagai penilaian atau asumsi secara kuantitatif pada tahap awal proses
perumusan strategi. Membuat keputusan-keputusan kecil dalam matriks masukan mengenai
pentingnya faktor internal dan faktor eksternal membantu perencana strategi membuat dan
mengevaluasi strategi-strategi alternatif secara lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik selalu
diperlukan dalam menetukan pembobotan dan pemeringkatan yang tepat. Dalam tahap
masukan ini terdiri dari Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), Matriks Profil Kompetitif
(CPM), dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE). Tahap input atau masukan meringkas
informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
Tahap Pencocokan
Tahap 2 atau tahap pencocokan, pada tahap ini fokus pada upaya menghasilkan
strategi alternatif yang dapat dijalankan dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan
internal. Tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi terdiri atas lima teknik
yang dapat dipakai tanpa harus berurutan yaitu, Matriks Kekuatan-Kelemahan-Ancaman-
Peluang (SWOT), Matriks Evaluasi Tindakan dan Posisi Strategi (SPACE), Matriks BCG,
Matriks Internal-Eksternal (IE), Matriks Strategi Besar (Grand Strategy). Seluruh alat ini
tergantung pada informasi yang diturunkan dari tahap masukan atau tahap input untuk
mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.
Mencocokan faktor-faktor keberhasilan eksternal dan internal merupakan kunci untuk
membuat strategi alternatif yang dapat dijalankan oleh perusahaan.
Tahap Keputusan
Pada tahap keputusan ini menggunakan satu macam teknik, yaitu Matriks
Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). QSPM menggunakan informasi masukan dari
tahap input untuk secara objektif mengevaluasi strategi alternatif yang dapat dijalankan yang
diidentifikasi dalam tahap pencocokan. QSPM mengungkap daya tarik relatif dan strategi
34
alternatif. Karena itu analisis ini memberikan dasar untuk membuat keputusan perumusan
strategi yang spesifik.
2.8 Pengertian dan Karakteristik Jasa
2.8.1 Pengertian Jasa
Kotler (2002, p4) jasa didefinisikan sebagai berikut :
A service is any act or perfomance that one party can offer to another that
is essentially ingatible and does not result in the ownership of anything.
It’s production may or may not be tied a physical product.
Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Pengertian jasa menurut Zeithaml dan Bitner (2000, p3) sebagai berikut :
“... Include all economic activities whose output is not a physical product
or construction, is generally consumed at the time it is produced, and
provides added value in forms that are essentially intangible concerns of
its first purchases.”
Jasa merupakan seluruh kegiatan yang meliputi kegiatan ekonomi yang hasilnya
bukan merupakan produk fisik atau konstruksi, umumnya dikonsumsi sekaligus pada saat
diproduksi dan memberikan nilai tambah dalam berbagai bentuk yang pada dasarnya tidak
berwujud bagi pembeli pertamanya.
2.8.2 Karakteristik Jasa
Jasa dalam pendefinisiannya mempunyai empat macam karakteristik yang dapat
dikenali. Umumnya perusahaan memberikan jasa sebagai produk dari perusahaan atau bisa
35
juga sebagai layanan kepada pihak-pihak yang bekerjasama dengan perusahaan untuk
memberikan nilai tambah. Karakteristik jasa diantaranya :
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat disentuh, tidak
dapat diraba dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Jasa biasanya diproduksi, dijual, dirasakan lalu dikonsumsi pada waktu yang
sama. Jasa tidak bisa dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan atau orang yang
menghasilkannya.
3. Variability (beraneka ragam)
Jasa bersifat variabel, jasa mengalami perubahan, banyak variasi bentuk,
tergantung siapa penyedia jasa, penerima jasa, kapan dan dimana jasa tersebut
dihasilkan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu
standar.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa merupakan suatu yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan atau
mudah hilang sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Daya tahan
suatu jasa tergantung situasinya. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan,
maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.
2.9 Kerangka Pemikiran
Guna mencapai perumusan strategi bersaing yang tepat bagi PT. XYZ, dapat
diadaptasikan dengan menggunakan konsep kerangka kerja perumusan-strategi oleh
David. Dengan cara menganalisa lima kekuatan Porter yang dimiliki perusahaan, lalu
mengetahui faktor internal dan eksternal perusahaan yang saling mempunyai
hubungan dan juga analisis internal perusahaan dengan menggunakan analisa
36
SWOT. Setelah dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal, akan dilakukan tahap
input dengan menggunakan matriks EFE, IFE, dan CPM. Lalu dilanjutkan dengan
tahap pencocokan menggunakan matriks TOWS, matriks SPACE, matriks IE, dan
matriks grand strategy. Tahap ketiga adalah tahap pencocokan dimana akan
dilakukan pengambilan keputusan atas strategi yang tepat dengan menggunakan
matriks QSPM. Dapat dilihat pada gambar 2.5 Kerangka Pemikiran.
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran