BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library...

26
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004,p2), sistem selalu berkonotasi pada tiga hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Maksudnya adalah sebuah sistem yang ada akan selalu terdiri dari beberapa komponen yang saling bergantung dan memiliki satu tujuan tertentu. Menurut Mannino (2004,p124), sistem adalah kumpulan komponen yang saling berkaitan yang bekerja bersama untuk mendapatkan hasil tertentu. M isalnya, sistem peredaran darah yang terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah yang bertujuan untuk mengalirkan darah ke penjuru tubuh manusia. 2.1.2 Database Menurut Connolly and Begg (2010,p65), database adalah koleksi data logis yang saling berelasi, deskripsi dari data, dan dirancang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Sedangkan menurut Mannino (2004,p4), database adalah kumpulan data yang bersifat tetap yang dapat dibagikan dan saling berhubungan. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa database d ap at dikatakan kumpulan dari data yang saling berhubungan yang dapat memberikan informasi yang berguna kepada pemakainya.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library...

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Sistem

Menurut Fathansyah (2004,p2), sistem selalu berkonotasi pada tiga hal utama

yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Maksudnya adalah sebuah sistem yang

ada akan selalu terdiri dari beberapa komponen yang saling bergantung dan memiliki

satu tujuan tertentu.

Menurut Mannino (2004,p124), sistem adalah kumpulan komponen yang saling

berkaitan yang bekerja bersama untuk mendapatkan hasil tertentu. Misalnya, sistem

peredaran darah yang terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah yang bertujuan

untuk mengalirkan darah ke penjuru tubuh manusia.

2.1.2 Database

Menurut Connolly and Begg (2010,p65), database adalah koleksi data logis yang

saling berelasi, deskripsi dari data, dan dirancang untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan oleh suatu organisasi. Sedangkan menurut Mannino (2004,p4), database

adalah kumpulan data yang bersifat tetap yang dapat dibagikan dan saling

berhubungan. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa database dapat

dikatakan kumpulan dari data yang saling berhubungan yang dapat memberikan

informasi yang berguna kepada pemakainya.

2.1.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Whitten, Bentley and Dittman (2007,p760) DBMS adalah software

khusus yang dibuat untuk membuat, mengakses, mengontrol dan menangani sebuah

database.

Menurut Connolly and Begg (2010,p66), DBMS adalah sebuah sistem perangkat

lunak yang memungkinkan pengguna untuk menentukan, membuat, menangani dan

mengontrol akses untuk sebuah database.

2.1.4 Perancangan Database

Menurut Indrajani (2009, p79), terdapat hubungan yang erat antara sistem

informasi dengan database. Database merupakan komponen mendasar dari suatu

sistem informasi, dimana pengembangan atau penggunaannya harus dilihat dari

perspektif yang lebih luas berdasarkan kebutuhan organisasi. Dengan sistem informasi,

dimungkinkan terjadinya proses pengumpulan data, pengaturan, pengawasan, dan

penyebaran informasi ke seluruh organisasi.

Berikut tahapan pengembangan sistem informasi:

Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Sistem Informasi

2.1.5 Tahapan Perancangan Database

2.1.5.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Database

Menurut Connolly dan Begg (2010,p313), Dikarenakan database

merupakan sebuah bagian yang mendasar pada sistem informasi pada sebuah

organisasi maka siklus hidup database dihubungkan dengan siklus hidup

sistem informasi. Tahapan siklus hidup aplikasi database tidak sepenuhnya

berurutan, namun meliputi sejumlah perulangan pada tahap sebelumnya

melalui perulangan feed back.

2.1.5.1.1 Perencanaan Database

Menurut Indrajani (2009, p80), Database Planning atau

perencanaan database merupakan aktivitas manajemen untuk

merealisasikan tahapan Database Application Lifecycle. Perencanaan

database mencakup cara pengumpulan data, format data, dokumentasi

yang diperlukan, cara membuat desain, dan implementasi. Perencanaan

database terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi

organisasi.

Tiga hal pada perencanan database yang berkaitan dengan

strategi sistem informasi, yaitu:

1. Identifikasi rencana dan sasaran dari organisasi, termasuk sistem

informasi yang dibutuhkan.

2. Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan

kekurangan yang dimiliki oleh sistem tersebut.

3. Penaksiran kesempatan teknik informatika yang mungkin

memberikan keuntungan kompetitif.

2.1.5.1.2 Pendefinisian Sistem

Menurut Indrajani (2009, p81), Definisi sistem bertujuan untuk

mendeskripsikan batasan dan ruang lingkup aplikasi database serta

sudut pandang pengguna yang utama. Aplikasi database seharusnya

memiliki satu atau lebih user view. User view mendefinisikan apa yang

diharapkan dari aplikasi basis berdasarkan peranan pekerjaan atau

berdasarkan area aplikasi organisasi. Pengidentifikasian user view

membantu untuk memastikan tidak ada database yang terlupakan dan

mengetahui apa yang diinginkan pengguna saat aplikasi baru akan

dibuat, selain itu user view juga membantu dalam mengembangkan

database yang rumit dan dapat menguraikannya menjadi subbagian-

subbagian yang lebih sederhana.

2.1.5.1.3 Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan

Menurut Indrajani (2009, p82), analisis dan pengumpulan

kebutuhan merupakan kegiatan dalam mengumpulkan dan menganalisis

informasi tentang organisasi yang akan didukung oleh aplikasi database

dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan

pengguna terhadap sistem yang baru. Informasi yang dikumpulkan

dapat berupa deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan, rincian

bagaimana data digunakan atau dihasilkan. Informasi yang didapat

dianalisis untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan diharapkan

tersedia pada aplikasi database yang baru.

2.1.5.1.4 Perancangan Database

Tujuan dilakukannya perancangan database menurut Indrajani

(2009, p84) adalah:

1. Mengembangkan relasi data antara data yang dibutuhkan oleh

aplikasi dan user view.

2. Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi yang

diperlukan.

3. Menspesifikasikan rancangan dengan struktur yang sesuai dengan

kebutuhan sistem.

Berdasarkan sumber yang sama, Indrajani (2009, p84), terdapat

beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam merancang database,

yaitu :

1. Top-down

Merupakan pendekatan yang diawali dengan membuat data model.

Pendekatan top-down dapat diilustrasikan menggunakan entity-

relationship (ER) model level tinggi , lalu mengidentifikasikan entity,

dan hubungan antar entity organisasi. Pendekatan seperti ini sesuai

untuk database yang rumit.

2. Bottom-Up

Jenis pendekatan perancangan yang dimulai dari level dasar, yaitu

atribut, menganalisis hubungan antar atribut, lalu

mengelompokannnya dalam suatu relasi yang menggambarkan tipe

entitas dan relasi antara entitas.

3. Inside-out

Pendekatan yang mirip dengan pendekatan bottom-up. Perbedaannya

ada pada tahapan awal, yaitu pada pendekatan ini tahapan awal

dilakukan dengan menatapkan major entity, lalu menguraikannya

menjadi entitas relasi-relasi dan atribut-atribut yang berhubungan

dengan major entity.

4. Mixed

Merupakan perancangan yang menggunakan pendekatan Bottom-up

dan Top-down.

Perancangan database yang dilakukan dalam mendukung

pengembangan sistem menggunakan pendekatan Bottom-Up, yaitu

dengan normalisasi dalam menyusun aplikasi database.

2.1.5.1.5 Pemilihan DBMS

Menurut Indrajani (2009, p87), seleksi Database Management

System (DBMS) adalah kegiatan memilih DBMS yang akan digunakan

dalam pembuatan database. Pemilihan DBMS yang tepat sangat

mendukung aplikasi database.

Langkah utama dalam pemilihan DBMS :

1. Definisikan waktu untuk melakukan studi referensi.

2. Catat dua atau tiga produk yang akan dievaluasi untuk digunakan.

3. Evaluasi Produk.

4. Rekomendasikan produk yang dipilih dan buat laporan yang

mendukungnya.

2.1.5.1.6 Perancangan Aplikasi

Menurut Indrajani (2009, p87), perancangan aplikasi merupakan

perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan

database dan melakukan proses terhadap database. Perancangan

database dan aplikasi dilakukan secara paralel. Disebutkan ada dua

aktivitas penting pada tahap perancangan aplikasi ini, yaitu transaction

design dan user interface design.

a. Perancangan Transaksi

Menurut Indrajani (2009, p88), perancangan transaksi merupakan

tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user

atau program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi database.

Perancangan transaksi bertujuan untuk mendefinisikan dan

mendokumentasikan karateristik transaksi yang dibutuhkan dalam

database, meliputi :

1. Data yang digunakan oleh transaksi.

2. Karateristik fungsional dari transaksi.

3. Output transaksi.

4. Kepentingan bagi pengguna.

5. Tingkat penggunaan yang diharapkan.

b. Perancangan antarmuka

Menurut Indrajani (2009, p88), Terdapat beberapa aturan pokok

dalam pembuatan user interface antara lain adalah :

1. Pemberian nama atau report cukup jelas dan menerangkan

fungsi dari suatu form atau report.

2. Penggunaan istilah yang sering digunakan untuk menyampaikan

instruksi bagi pengguna.

3. Field yang saling berhubungan ditempatkan pada form atau

report yang sama dengan urutan yang logis dan konsisten.

4. Tampilan form atau report harus menarik dan sesuai dengan

rencana kerja yang telah disepakati.

2.1.5.1.7 Prototyping

Menurut Indrajani (2009, p90), prototyping memiliki fungsi

untuk membuat model kerja suatu aplikasi database. Tahapan ini

bersifat opsional, tujuan dari tahapan ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan.

2. Untuk memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru.

3. Untuk klarifikasi kebutuhan pengguna.

4. Untuk evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi dari

desain sistem.

Dari sumber yang sama diperoleh terdapat dua macam prototipe

yang digunakan saat ini, yaitu :

1. Requirenment Prototyping

2. Evalutionary Prototyping

2.1.5.1.8 Implementasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), implementasi dari

database didapat dengan menggunakan Data Defininition Language

(DDL) dari DBMS yang telah terpilih atau dengan menggunakan

graphical user interface (GUI). Pernyataan DDL digunakan untuk

menciptakan struktur database dan mengosongkan file database. Pada

tahapan ini diimplementasi program aplikasi menggunakan bahasa

yang dipilih, seperti 3GL atau 4GL, selain itu komponen lain dari

rancangan aplikasi juga turut diimplementasi seperti menu layar, form

data entry, dan reports. Keamanan dan pengendalian integritas

diimplementasikan menggunakan DDL.

2.1.5.1.9 Data Konversi dan Loading

Menurut Connolly dan Beg (2010, p334), Tahap ini diperlukan

hanya ketika sistem database yang baru perlu menggantikan sistem

database yang lama. Pada sumber tersebut disebutkan, pada saat ini

sebuah DBMS biasanya memiliki perlengkapan yang me-load file atau

dokumen yang ada.

2.1.5.1.10 Testing

Menurut Connolly dan Begg (2002,293), testing merupakan

proses pengeksekusian program aplikasi dengan maksud untuk

menemukan kesalahan-kesalahan. Sebelum dijalankan aplikasi

database yang baru selesai dikembangkan harus secara menyeluruh

teruji. Hal ini dapat dicapai dengan strategi pengujian yang dirancang

dengan baik dan data yang realisitis dengan begitu proses pengujian

dapat terpenuhi.

2.1.5.1.11 Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2002,293), Operational

maintenance merupakan sebuah proses dari pemonitoran dan menjaga

sistem setelah instalasi. Pada tahapan ini meliputi beberapa aktivitas

antara lain:

a. Memonitor performa dari sistem, jika performa dari sistem turun ke

tingkatan yang tidak dapat diterima oleh organisasi maka

diperlukan reorganization dari database.

b. Menjaga dan meng-upgrade aplikasi database, kebutuhan baru

akan dimasukkan ke dalam database melalui tahapan siklus hidup

database.

2.1.5.2 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2002, p375) , ketika kita merancang sebuah

database untuk sebuah sistem yang berelasi tujuan utamanya adalah

menciptakan representasi yang akurat dari sebuah data, hubungannya, dan

batasan-batasannya. Untuk mendapatkan hasil ini, kita harus mengidentifikasi

kumpulan relasi yang tepat. Sebuah teknik yang dapat kita gunakan untuk

mengidentifikasi hubungan antar data disebut dengan normalisasi. Normalisasi

adalah sebuah pendekatan bottom-up terhadap perancangan database dengan

memulai memeriksa relasi dan atribut.

Menurut Indrajani (2009, p109), normalisasi adalah suatu teknik dengan

pendekatan bottom-up yang digunakan untuk membantu mengidentifikasikan

hubungan, dimulai dari menguji hubungan ketergantungan fungsional antara

atribut.

2.1.5.2.1 Tujuan Normalisasi

Menurut Indrajani (2009, p109), tujuan utama normalisasi

adalah mengidentifikasi kesesuaian hubungan yang mendukung data

untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

2.1.5.2.2 Peranan Normalisasi dalam Perancangan Database

Menurut Indrajani (2009, p110), peranan normalisasi terdapat

saat menggunakan pendekatan bottom-up dan teknik validasi. Teknik

validasi digunakan untuk memeriksa apakah struktur relasi yang

dihasilkan oleh ER-modelling baik atau tidak.

2.1.5.2.3 Data Redundancy

Menurut Indrajani (2009, p110), tujuan utama perancangan

database adalah mengelompokkan atribut-atribut ke dalam relasi-relas i

sehingga meminimalisasi redundansi data dan mengurangi penggunaan

tempat penyimpanan yang dibutuhkan untuk sebuah relasi dasar.

2.1.6 The Linear Sequential Model

Menurut Pressman (2001, p28), the linear sequential model menyarankan sebuah

pendekatan pengembangan software/system yang sistematis dan sequential. Sebuah

pendekatan pengembangan software/system yang yang diawali pada level sistem dan

berkembang melalui tahapan analisis, perancangan, coding, testing, serta

support/maintanance. Berikut deskripsi dari tahapan teori linear sequential model

1. Analisis

Merupakan tahapan pengumpulan kebutuhan yang dilakukan untuk mengetahui

kebutuhan dari program yang akan dirancang.

2. Perancangan

Perancangan perangkat lunak dari sebuah sistem merupakan sebuah tahapan berlapis

yang mengandung empat unsur utama, yaitu

a. Perancangan data

b. Arsitektur perangkat lunak

c. Representasi layar antar muka

d. Procedural (algorithmic)

Pada dasarnya tahap perancangan akan menerjemahkan kebutuhan yang telah

diketahui menjadi representasi dari perangkat lunak sebelum coding dilakukan.

3. Code generation

Rancangan yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya harus diterjemahkan ke

dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin, tahapan ini akan melakukan hal tersebut.

4. Testing

Setelah tahapan code generation (coding) selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah

pengujian program, pengujian program menitikberatkan kepada logika dari perangkat

lunak, memastikan bahwa seluruh baris program teruji, dan fungsionalitas dari

program berjalan sesuai rencana.

5. Support / Dukungan

Sistem atau perangkat lunak yang telah selesai dikembangkan tidak menutup

kemungkinan mengalami perubahan kebutuhan setelah selesai di antar ke customer,

perubahan baik karena logic error atau perubahan permintaan fungsionalitas dari

customer, untuk itu tahapan ini dibutuhkan untuk menangani masalah-masalah

seperti yang telah dijelaskan.

2.1.7 Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka

Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p88), delapan aturan ini disebut aturan

emas dikarenakan dapat diaplikasikan dalam banyak sistem interaktif. Prinsip-prinsip

ini diambil dari pengalaman selama lebih dari dua dekade, setiap aturan tidak harus

dipenuhi, namun aturan-aturan tersebut berguna bagi perancang antarmuka serta siswa.

Aturan-aturan tersebut adalah

a. Berusaha untuk konsisten. Aturan ini adalah aturan yang paling sering dilanggar,

namun untuk diikuti sulit dikarenakan banyak bentuk konsistensi dari sebuah

form. Urutan yang konsisten dari aksi pada situasi yang sama, terminology yang

identik dengan permintaan harus diterapkan dalam perancangan layar dari sistem,

dan konsistensi layout, huruf, serta warna merupakan hal-hal yang juga harus

dipertimbangkan.

b. Memenuhi penggunaan secara universal. Menyadari berbagai kebutuhan

pengguna yang berbeda-beda dan merancang fleksibilitas untuk memfasilitasi

perubahan konten.

c. Memberikan umpan balik yang informatif. Memungkinkan sistem untuk merespon

tindakan pengguna dalam berbagai cara, misalnya dengan suara atau efek.

d. Merancang dialog yang menghasilkan penutupan. Urutan aksi sebaiknya

dirancang secara terorganisir juga harus menunjukkan aktivitas mereka apabila

telah menyelesaikan suatu aksi.

e. Penanganan kesalahan secara sederhana. Rancangan harus meliputi penanganan

kesalahan yang sederhana, jika terjadi kesalahan sistem harus mampu mendeteksi

kesalahan dan menawarkan instruksi untuk melakukan pemulihan.

f. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya. Sistem diharapkan mampu mengurangi

kekhawatiran pengguna untuk mencoba hal baru. Jika pengguna melakukan

kesalahan maka mereka dapat kembali ke tindakan sebelumnya.

g. Mendukung tempat pengendali internal. Pengguna dimungkinkan untuk

melakukan modifikasi yang berhubungan terhadap data internal misalnya

perubahan password.

h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek. Antarmuka dari sistem sebaiknya

membantu pengguna untuk mengurangi beban ingatan jangka pendek mereka.

2.1.8 Rich Pictures

Menurut Indrajani (2011, p29), Rich Pictures merupakan sebuah gambaran

informasi yang memberikan pemahaman mengenai sebuah situasi. Sebuah rich

pictures berfokus pada aspek penting dari sebuah situasi yang telah ditentukan. Rich

Pictures harus memberikan uraian dari situasi yang memungkinkan beberapa

penjelasan.

2.1.9 Flowchart

Menurut Indrajani (2011, p22), Flowchart merupakan penggambaran secara

grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur suatu program. Biasanya

mempermudah penyelesaian masalah, khususnya yang perlu dipelajari dan dievaluasi

lebih lanjut.

2.1.10 Gantt Chart

Menurut Indrajani (2011, p24), Gantt Chart merupakan visualisasi chart yang

digunakan untuk menggambarkan jadwal dari pekerjaan atau proyek. Biasanya

digunakan untuk membuat jadwal analisis, perancangan, dan implementasi suatu

sistem.

2.1.11 UML Diagram

2.1.11.1 Use Case Diagram

Menurut Indrajani (2011, p30), Use Case Diagram merupakan suatu

diagram yang berisi use case, actor, serta relationship diantaranya. Use Case

Diagram merupakan titik awal yang baik dalam memahami dan menganalisis

kebutuhan sistem pada saat perancangan. Use Case Diagram dapat digunakan

untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dari suatu sistem. Jadi,

dapat digambarkan dengan rinci bagaimana suatu sistem memproses atau

melakukan sesuatu, bagaimana cara actor akan menggunakan sistem, serta apa

saja yang dapat dilakukan terhadap suatu sistem. 

2.1.11.2 Activity Diagram

Menurut Indrajani (2011, p32), Activity Diagram digunakan untuk

menganalisis behaviour dengan use case yang lebih kompleks dan

menunjukkan interaksi-interaksi di antara mereka satu sama lain. Activity

Diagram biasanya digunakan untuk menggambarkan aktivitas bisnis yang lebih

kompleks, di mana digambarkan hubungan antar satu use case dengan use case

lainnya.

2.1.11.3 Statechart Diagram

Menurut Indrajani (2011, p32), Statechart Diagram digunakan untuk

membuat model bagaimana suatu objek mengalami perubahan state,

menggambarkan behaviour dari sub sistem, membuat model interaksi antara

class-class dan model dari tampilan sistem. Statechart Diagram banyak

digunakan pada saat peralihan antara analisis dan fase desain.

2.1.11.4 Sequence Diagram

Menurut Indrajani (2011, p36), Sequence Diagram merupakan suatu

diagram interaksi yang menggambarkan bagaimana objek-onjek berpartisipasi

dalam bagian interaksi (particular interaction) dan pesan yang ditukar dalam

urutan waktu.

2.1.12 Web dan Database

2.1.12.1 Internet

Menurut Connolly dan Begg (2010,p1024), internet adalah kumpulan

komputer yang terhubung dari seluruh dunia.

2.1.12.2 Web

Menurut Connolly dan Begg (2010,p1028), web adalah sistem berbasis

hypermedia yang menyediakan informasi melalui internet dengan cara non-

sequential dengan menggunakan hyperlinks.

2.1.12.3 Web Database

Web Database adalah tempat penyimpanan informasi secara dinamis

yang berinteraksi dengan halaman web.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Informasi

Menurut McLeod, Jr (1998,p4), Informasi adalah sebuah tipe sumber utama yang

tersedia untuk manager. Informasi dapat diatur sama seperti sumber lainnya. Output

dari informasi yang dihasilkan oleh komputer digunakan oleh manager, nonmanagers,

serta orang-orang yang terkait dengan struktur organisasi.

2.2.1.1 Manajemen Informasi

Menurut McLeod, Jr (1998, p4), seiring naiknya skala operasi dari

organisasi, ratusan atau ribuan jumlah pekerja dengan operasi yang tersebar ke

berbagai area, manager membutuhkan lebih sedikit observasi dan lebih banyak

informasi. Manager menggunakan banyak laporan atau tampilan informasi

untuk merefleksikan kondisi fisik dari organisasi.

2.2.1.1.1 Tipe Sumber Utama

Menurut McLeod, Jr (1998, p4), manager mengatur lima sumber

utama, yaitu

1. Personal

2. Material

3. Mesin (termasuk fasilitas dan energi)

4. Uang

5. Informasi ( termasuk data)

Empat sumber pertama digolongkan sebagai sumber fisikal,

sumber-sumber tersebut tersedia secara fisik dan dapat dipegang.

Sumber kelima merupakan sumber konseptual, manager menggunakan

sumber konseptual untuk mengatur sumber fisikal.

2.2.1.1.2 Pengaturan Informasi

Menurut McLeod, Jr (1998, p5), pengaturan informasi

merupakan suatu hal yang mudah untuk melihat bagaimana seorang

manager mengatur sumber fisikal. Manager memastikan bahwa data

mentah yang penting terkumpul dan diproses menggunakan informas i

yang berguna, setelah itu manager memastikan bahwa orang yang tepat

akan menerima informasi pada saat yang tepat dan dengan bentuk yang

sesuai, sehingga informasi tersebut dapat digunakan. Semua aktivitas

yang memerlukan informasi, dan menggunakan informasi dalam cara

yang efektif, dan membuang informasi tersebut pada saat yang tepat

disebut dengan manajemen informasi.

2.2.2 Teknologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi adalah keseluruhan sarana

untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan

kenyamanan hidup manusia.

2.2.3 E-Office

Electronic Office merupakan kantor yang modern (modern office) yang tergabung

dengan sistem komputer dan teknologi informasi untuk menangani pekerjaan kantor

yang menuntut saat ini. Keuntungan yang diberikan oleh electronic office diantaranya

adalah :

a. “Paperless Office”, penggunaan kertas sebagai dokumentasi pekerjaan sebagain

besar dihilangkan sehingga tidak diperlukan lagi penyediaan kertas dan secara

tidak langsung biaya yang harus dikeluarkan menjadi berkurang.

b. Pekerjaan kantor menjadi lebih cepat untuk dilakukan dengan bantuan dari

perlengkapan telekomunikasi yang modern ini. Dokumen-dokumen, informasi dan

catatan-catatan diproses secara efisien.

c. Tidak banyak waktu yang terbuang karena pegawai dapat mengakses atau melihat

informasi secara cepat.

d. Menghemat ruang kantor karena tidak membutuhkan banyak lemari dan laci.

Sebagai gantinya informasi yang ada dapat disimpan di dalam hard disk.

e. Komunikasi dapat diselesaikan dengan sangat cepat melalui bantuan dari

perlengkapan yang modern dan teknologi seperti telepon, internet, fax, dan

lainnya.

Namun, kekurangan terbesar pada penggunaan electronic office berada pada

besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam menyediakan fasilitas yang menunjang

sistem tersebut. Banyak komputer yang diperlukan, perlengkapan telekomunikasi dan

beberapa aplikasi software dimana berperan penting dalam berjalannya electronic

office agar dapat bekerja dengan baik merupakan perangkat yang mahal. Oleh karena

itu, biaya yang dikeluarkan adalah besar untuk mendirikan sebuah electronic office.

2.2.4 Business Process

Menurut Weske (2007,p5), business process terdiri dari serangkaian kegiatan

yang dilakukan dalam koordinasi suatu organisasi dan lingkungan teknis. Kegiatan-

kegiatan ini bergabung untuk mewujudkan sebuah tujuan akhir dari bisnis. Setiap

business process diterapkan oleh organisasi sendiri namun dapat berinteraksi dengan

business process yang dilakukan organisasi-organisasi lainnya.

Setelah pertimbangan pertama dari business process, konstituen-konstituen

mereka serta interaksi-interaksi mereka semakin diperluas.

2.2.5 Disposisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disposisi memilik arti, “

Pendapat seorang pejabat mengenai urusan yang termuat di suatu surat dinas yang

langsung dituliskan pada surat yang bersangkutan atau pada lembar khusus.”

2.2.6 Monitoring (Pemantauan)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemantauan berasal dari kata

pantau yang berati menengok; menjenguk; mengawasi; mengamati; atau mengecek

dengan cermat, terutama untuk tujuan khusus; memonitor; Pemantauan memiliki arti

proses, cara, perbuatan memantau; pengamatan; pencatatan.

2.2.7 Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

Menurut Panduan Penyusunan dan Penilaian Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil

yang diterbitkan oleh Badan Kepegawaian Negara, Sasaran Kerja pegawai atau SKP

adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang pegawai, yang disusun

dan disepakati bersama antara pegawai dengan atasan pegawai.

2.2.8 PHP

Menurut Welling dan Thomson (2001,p2), PHP merupakan bahasa server-side

scripting yang dirancang khusus untuk web. Dalam halaman HTML, kode PHP dapat

dilekatkan yang kemudian akan di eksekusi setiap waktu halaman tersebut dikunjungi.

Kode PHP tersebut diterjemahkan di web server dan menghasilkan HTML atau

tampilan akhir lainnya yang akan dilihat oleh pengunjung.

PHP merupakan produk yang open source dimana sumber kode dapat diakses

sehingga dapat digunakan, diubah, dan didistribusikan kembali seluruhnya tanpa

dikenakan biaya. Awalnya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page,

namun singkatan tersebut berubah seiring berjalannya waktu mnjadi GNU yaitu Gnu’s

Not Unix dan sekarang PHP berdiri untuk PHP Hypertext Preprocessor.

2.2.9 Apache

Apache pada dasarnya merupakan sebuah nama web server yang bertanggung

jawab pada request HTTP dan response HTTP serta logging informasi secara rinci.

Apache juga dapat diartikan sebagai suatu web sever yang kompak, modular,

mengikuti standar protkol HTTP, dan sangat digemari.

Apache memiliki fitur-fitur yang canggih seperti pesan kesalahan yang dapat

dikonfigurasikan, autentikasi berbasiskan database dan lainnya. Apache juga

didukung oleh sejumlah antarmuka pengguna berbasiskan grafik (GUI) yang

memungkikan penanganan server menjadi mudah. Apache merupakan perangkat lunak

sumber terbuka dikembangkan oleh komunitas terbuka yang terdiri dari pengembang-

pengembangan dibawah naungan Apache Software Foundation.

2.2.10 XAMPP

XAMPP merupakan singkatan dari X (sistem operasi apa pun), Apache, MySQL,

PHP, Perl. XAMPP merupakan alat (tool) yang menyediakan paket perangkat lunak

ke dalam sebuah paket. Dalam paket tersebut sudah terdapat Apache (web server),

MySQL (database), PHP (server-side scripting), Perl, FTP server, phpMyAdmin dan

berbagai pustaka bantu lainnya.

2.2.11 MySQL

Menurut Welling dan Thomson (2001,p3), MySQL adalah Relational Database

Management System (RDBMS) yang sangat cepat dan kuat dalam melakukan aktifitas

database diantaranya memungkinkan menyimpan, mencari, mengurutkan, dan

menerima data secara efisien. MySQL Server mengontrol akses ke dalam data untuk

menjamin bahwa banyak pengguna dapat bekerja menggunakan MySQL secara

bersama-sama, menyediakan akses yang cepat ke dalamnya, dan menjamin bahwa

hanya pengguna yang berwenang yang dapat memperoleh akses. Oleh karena itu,

MySQL adalah multi-user, multi-threaded server. MySQL menggunakan SQL

(Structured Query Language), yang merupakan bahasa database query resmi yang

mendunia.

2.2.12 Framework

Menurut Pratama (2010,p10), framework secara umum berarti rangka, kerangka.

Sedangkan istilah tersebut dalam dunia pemrograman merupakan kumpulan kelas

(class) dan fungsi (function, method) yang disusun secara sistematis berdasarkan

kegunaan atau fungsionalitas tertentu untuk mempermudah pembuatan atau

pengembangan suatu aplikasi. Manfaat yang didapat dari penggunaan framework salah

satunya adalah menawarkan penghematan waktu kerja dalam penulisan kode dan

pengaturan berkas-berkas kode. Berkas kode dapat disusun secara sistematis sesuai

dengan struktur yang ditawarkan framework.

2.2.13 CodeIgniter

CodeIgniter merupakan sebuah aplikasi open source yang berupa framework

dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website yang

dinamis dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. CodeIgniter memudahkan

developer untuk membangun atau membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah

dibandingkan dengan membuatnya dari awal.

Gambaran penerapan arsitektur MVC dalam codeigniter Menurut Pratama

(2010,p12) adalah sebagai berikut:

a. Model bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan data dalam database. Di

dalamnya biasa dituliskan perintah untuk mengambil, mengubah, menghapus, dan

menambahkan data.

b. View merupakan “tempat” untuk meletakkan apa yang akan ditampilkan di

halaman perambah (browser). Sebuah berkas view umumnya berisi kode bahasa

pemrograman klien (client-side scripting).

c. Controller merupakan pengatur utama hubungan antara model, view, dan juga

sumber daya lain yang tersedia. Sumber daya ini diperoleh dari kelompok atau

tipe kelas yang disebut dengan elemen framework codeigniter.