BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni...

46
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Strategi Penjualan 2.1.1. Manajemen Strategi Thomsom dan Strickland (2001, p3) mengemukakan bahwa strategi perusahaan merupakan suatu rencana permainan yang dipakai oleh pihak manajemen untuk mencapai suatu posisi dalam pasar, menjalankan operasi perusahaan, menarik dan menyenangkan para pelanggan, sukses dalam persaingan dan mencapai tujuan organisasi. Rangkaian tugas untuk merumuskan, mengimplementasikan dan menjalankan strategi perusahaan adalah inti dan jiwa dari pengelolaan bisnis perusahaan. Menurut David (2001, p5), manajemen strategi adalah seni dan ilmu membentuk, mengimplementasikan, dan evaluasi keputusan fungsi silang yang membuat organisasi mencapai tujuannya. 2.1.2. Penjualan Berdasarkan pendapat Swastha (2001, p8), menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang / jasa yang ditawarkan. Menurut Mulyadi (2001, p209), kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Strategi Penjualan

2.1.1. Manajemen Strategi

Thomsom dan Strickland (2001, p3) mengemukakan bahwa strategi

perusahaan merupakan suatu rencana permainan yang dipakai oleh pihak

manajemen untuk mencapai suatu posisi dalam pasar, menjalankan

operasi perusahaan, menarik dan menyenangkan para pelanggan, sukses

dalam persaingan dan mencapai tujuan organisasi. Rangkaian tugas untuk

merumuskan, mengimplementasikan dan menjalankan strategi perusahaan

adalah inti dan jiwa dari pengelolaan bisnis perusahaan.

Menurut David (2001, p5), manajemen strategi adalah seni dan ilmu

membentuk, mengimplementasikan, dan evaluasi keputusan fungsi silang

yang membuat organisasi mencapai tujuannya.

2.1.2. Penjualan

Berdasarkan pendapat Swastha (2001, p8), menjual adalah ilmu dan

seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang

lain agar bersedia membeli barang / jasa yang ditawarkan.

Menurut Mulyadi (2001, p209), kegiatan penjualan terdiri dari

transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

7

Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari langganan telah dipenuhi

dengan pengiriman barang atau penyerahan memiliki piutang pada

langganannya. Dalam transaksi penjualan tunai barang atau jasa baru

diserahkan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima uang dari

pembeli.

2.1.2.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Berdasarkan pendapat Swastha (2001, p129), faktor-faktor

yang mempengaruhi penjualan adalah:

1. Kondisi dan kemampuan penjual.

2. Kondisi pasar.

3. Modal.

4. Kondisi organisasi perusahaan.

5. Faktor-faktor lain seperti promosi, iklan, peragaan dan lain-

lain.

2.1.2.2.Jenis – jenis Penjualan

Menurut Swastha (2001, p40), penjualan dikelompokkan

dalam beberapa jenis:

1. Trade selling

Trade selling dapat terjadi bila produsen dan pedagang besar

mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki

distributor produk-produk mereka.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

8

2. Missionary selling

Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli

untuk membeli barang dari penyalur perusahaan.

3. Technical selling

Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran

dan nasehat pada pembeli akhir dari barang dan jasanya.

4. New business selling

Berusaha membuka transaksi baru dengan mengubah calon

pembeli menjadi pembeli.

5. Responsive selling

Tenaga penjual diharapkan memberi reaksi terhadap

permintaan pembeli.

2.1.3. Tujuan Penjualan

Menurut Thomson Strick (2001, p9), Tujuan adalah target prestasi

organisasi - hasil yang ingin dicapai.

Sedangkan berdasarkan pendapat David (2001, p11), tujuan adalah

hasil spesifik yang dicari organisasi dalam misi dasarnya.

Swastha (2001, p80), Bagi perusahaan pada umumnya mempunyai

3 tujuan umum dalam penjualannya yaitu:

1. Mencapai volume penjualan tertentu.

2. Mendapatkan laba tertentu.

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

9

2.2. Metode Analisis Bisnis

2.2.1. Analisis SWOT

Rangkuti (2000, pp.19-20) mengungkapkan bahwa kinerja

perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.

Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan

weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang

dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor

eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor

internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

Sumber : Rangkuti, 2000, p.19 Gambar 2.1. Diagram SWOT

BERBAGAI PELUANG

1.Mendukung strategi agresif

3. Mendukung strategi turn around

2. Mendukung strategi diversifikasi

4. Mendukung strategi defensif

BERBAGAI ANCAMAN

KEKUATAN INTERNAL

KELEMAHANINTERNAL

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

10

2.2.2. Matrik Faktor Strategi Eksternal

Rangkuti (2000, p.23), Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal,

kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Cara

penentuan EFAS :

1. Susunlah dalam kolom 1 peluang dan ancaman.

2. Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor – faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif

(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi

rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika

nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. sebaliknya jika nilai

ancamannya sedikit ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis

eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan

ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

11

Sumber : Rangkuti, 2000. p.24 Tabel 2.1. Tabel EFAS

2.2.3. Matrik Faktor Strategi Internal

Rangkuti (2000, p.24), Setelah faktor – faktor strategis internal suatu

perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (internal strategic factors analysis

summary) disusun untuk merumuskan faktor – faktor strategis internal tersebut

dalam kerangka strength dan weakness perusahaan. Tahapnya adalah :

1. Tentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor –

faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

FAKTOR - FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING

BOBOT *

RATING PELUANG : - XXX X XXX - XXX X XXX - XXX X XXX - XXX X XXX ANCAMAN : - XXX X XXX - XXX X XXX - XXX X XXX - XXX X XXX TOTAL 1,00 XXX

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

12

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk

kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)

dengan membandingkannya dengan rata – rata industri atau dengan pesaing

utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika

kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata – rata industri,

nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata – rata

industri, nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis

internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan

ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Sumber : Rangkuti, 2000, p.25 Tabel 2.2. Tabel IFAS

FAKTOR - FAKTOR STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING BOBOT *RATING KEKUATAN : - XXX X XXX - XXX X XXX - XXX X XXX - XXX X XXX KELEMAHAN : - XXX X XXX - XXX X XXX - XXX X XXX - XXX X XXX TOTAL 1,00 XXX

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

13

2.2.4. Matriks IE

Menurut David ( 2001,p.196 ), matriks IE didasarkan pada dua

dimensi kunci, yakni total nilai IFAS yang diberi bobot pada sumbu Y dan

total nilai EFAS yang diberi bobot pada sumbu X. Pada sumbu Y, total nilai

IFAS yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal

yang lemah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 sampai 4,0

dianggap kuat. Demikian pula pada sumbu X , total nilai IFAS yang diberi

bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai

dari 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 sampai 4,00 dianggap

kuat.

Matriks IE dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yang memiliki

dampak statistic yang berbeda. Pertama, perusahaan yang masuk dalam sel

I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif ( penetrasi

pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk ) atau integretif (

integrasi ke depan, dan integrasi horizontal ) mungkin paling tepat untuk

perusahaan tersebut. Kedua, perusahaan yang masuk sel dalam sel III, V,

VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara,

penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi yang paling

banyak digunakan untuk tipe –tipe perusahaan ini. Ketiga, perusahaan

umum masuk kedalam sel VI, VIII, IX adalah panen atau divestasi.

Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis yang diposisikan

dalam atau sekitar sel I dalam matrix IE.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

14

2.2.5. Matrik SWOT

Menurut Rangkuti (2000, p31-32), alat yang dipakai untuk menyusun

faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik Swot. Matrik ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set

kemungkinan alternatif strategis.

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

15

2.2.6. Model lima kekuatan Persaingan Porter

Porter (Thomson dan Strickland, 2001, pp. 79-81) mengemukakan

suatu alat analisis untuk mendiagnosa tekanan persaingan dalam suatu pasar

dan menilai seberapa kuat dan penting dari setiap faktor yang ada, sering

disebut sebagai model lima kekuatan persaingan.

Keterangan :

1. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru pada suatu industri akan membawa kapasitas baru,keinginan

untuk merebut bagian pasar, serta sering kali juga sumber daya yang besar.

Pendatang baru potensial

Persaingan diantara perusahaan dalam industri yang sama

Persaingan diantara industri yang sama

Pembeli

Pemasok bahan

mentah, komponen

atau sumber

masukan lainnya

Perusahaan dalam industri lain yang menawarkan produk subtitusi

Ancaman produk

atau jasa subtitusi

Kekuatan menawar pemasokpemasok

Daya tawar,

menawar pembeli

Ancaman pendatang

baru

Sumber: Thomson et al,2001.p.79

Gambar 2.2. Model Lima Kekuatan Persaingan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

16

Banyaknya pendatang baru yang tertarik masuk ke dalam industri

tergantung pada besar kecilnya rintangan yang ada untuk memasuki industri

tersebut ditambah dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada.

2. Ancaman produk pengganti

Ancaman produk pengganti yang perlu mendapat perhatian besar adalah:

a. Mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang

lebih baik dibandingkan produk industri.

b. Dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi

3. Kekuatan tawar menawar pembeli

Para pembeli mempunyai kekuatan tawar menawar yang tinggi jika :

a. Para pembeli merupakan bagian terbesar dari penjualan perusahaan

b. Produk tidak terdeferensiasi dengan produk pesaing

c. Para pembeli mempunyai informasi yang cukup lengkap tentang harga

pasar yang aktual atau informasi lain yang dapat digunakan untuk

menekan penjual

d. Biaya untuk berpindah ke penjual lain (switching cost) rendah

e. Para pembeli mempunyai kesempatan untuk melakukan integrasi balik

4. Kekuatan tawar menawar pemasok

Para pemasok akan mempunyai kekuatan tawar menawar yang tinggi jika :

a. Mereka lebih terkonsentrasi daripada industri yang mereka pasok

b. Tidak ada pemasok pengganti

c. Industri bukanlah pelanggan terpenting dari pemasok

d. Produk mereka merupakan input penting bagi industri

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

17

5. Persaingan dari perusahaan sejenis dalam industri tersebut

Tinggi rendahnya tingkat persaingan antar pesaing dalam satu industri

tergantung dari beberapa hal berikut :

a. Jumlah pesaing yang ada

b. Besarnya pengaruh dan kekuatan perusahaan

c. Tingkat pertumbuhan industri

d. Antar produk hanya mempunyai sedikit perbedaaan

e. Halangan yang tinggi untuk keluar dari industri

f. Biaya tetap relatif sangat tinggi

2. 3. Analisis dan Perancangan Sistem

2.3.1. Sistem Informasi

Mcleod (2001, p.11), Sistem adalah sekelompok elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Mcleod (2001,p.15), Informasi adalah data yang telah diproses atau

data yang mempunyai arti dan pengertian. Semakin baik mutu informasi

semakin baik pula kualitas dari suatu SI.

Laudon (2002, pp.7-8) mengemukakan bahwa sistem informasi dapat

didefinisikan secara teknis sebagai kumpulan komponen yang saling

berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, dan mendistribusikan

informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan

pengendalian dalam suatu organisasi.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

18

Sistem informasi mengandung informasi mengenai suatu organisasi dan

lingkungan sekitarnya. Ada 3 aktifitas dasar, yakni masukan (input), proses,

dan keluaran (output), menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi.

2.3.2. Analisis sistem

Menurut Laudon (2002, p.316), analisis sistem merupakan analisis

mengenai suatu masalah yang dicoba untuk dipecahkan oleh organisasi

dengan menggunakan sistem informasi

2.3.3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem diartikan oleh Laudon (2002, p.317) sebagai

rincian bagaimana suatu sistem akan memenuhi kebutuhan informasi yang

telah ditentukan dengan analisis sistem.

2.4. E-Business

Menurut Turban (2004, p3), e-business merupakan definisi yang lebih luas

dari e-commerce yang meliputi tidak hanya pembelian dan penjualan barang dan

jasa tetapi juga pelayanan konsumen, kolaborasi dengan rekan bisnis, dan

mengkonduksi transaksi elektronik antara sebuah organisasi.

Menurut kalakota (1999, p4), e-business tidak hanya mengenai transaksi e-

commerce, tetapi mendefinisikan ulang model bisnis lama dengan tambahan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

19

teknologi untuk memaksimalkan nilai konsumen. E-business merupakan aplikasi

yang melingkupi baik front maupun back office yang membuat mesin untuk bisnis

modern.

Menurut Chaudhury & Kuilboer (2002, p.6), E-business adalah

penggabungan dari proses – proses bisnis, aplikasi bisnis, dan struktur organisasi

yang diperlukan untuk menciptakan model bisnis berkualitas tinggi.

2.5. E-Commerce

2.5.1. Definisi E-Commerce

Berdasarkan pendapat Turban (2004, p3), e-commerce

menggambarkan proses membeli , menjual, transfer, atau pertukaran

produk, servis dan atau informasi melalui jaringan komputer termasuk

internet.

Menurut Kalakota dan Robinson (2001, p.4), e-commerce adalah

transaksi membeli dan menjual lewat media digital. Fokusnya adalah pada

arus pesanan dan laba kotor. Sebagian besar adalah mempertemukan

pembeli dan penjual yang sebelumnya tidak pernah bertemu dan sebagian

kecil dari itu adalah secara sederhana melakukan transaksi yang tadinya

dilakukan melalui surat pemesanan.

Menurut Chaudhury & Kuilboer (2002,p.30), E-commerce adalah

menjalankan aktivitas bisnis menggunakan platform internet dan

menggunakan situs web khusus yang dibuat oleh perusahaan untuk

menjalankan bisnisnya.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

20

Berdasarkan pendapat Amor (2002, p32), e-commerce hanyalah

sebuah subset dari bisnis. E-commerce merupakan tipe pertama dari bisnis

yang menjadi digital, tetapi internet menawarkan lebih daripada penjualan

produk dan layanan.

2.5.2. Dimensi E-commerce

Turban (2004, pp3-5), E-commerce mempunyai beberapa bentuk

tergantung pada tingkat digital (transformasi dari fisik menjadi digital).

Produk, proses dan agen pengiriman dapat berupa fisik maupun digital.

Tiga dimensi dari e-commerce :

o Traditional commerce

Semua dimensi dalam traditional commerce bersifat fisik.

o Pure EC

Dalam pure EC semua dimensi bersifat digital.

o Mix of digital and physical dimension

Hal ini terjadi apabila terdapat setidaknya satu dimensi digital, maka

proses ini tetap merupakan e-commerce, tetapi bukan pure EC.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

21

Sumber : Turban, 2004, p.5 Gambar 2.3. Dimensi e-commerce

2.5.3. Pembayaran dalam E-commerce

Menurut Whiteley (2000, pp.200-202), Cara pembayaran dari

transaksi e-commerce dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Credit cards

Credit cards merupakan pembayaran yang umum digunakan dalam

transaksi e-commerce. Konsumen mengetikkan nomor dari kartu,

tanggal berakhir dan alamat penagihan pada form pemesanan dan

penjual dapat memverifikasi secara rinci.

Physical Agent Digital Agent

Digital Process

Virtual process

Electronic commerce areas

The core of electronic commerce

Digital product

Physical product

Virt

ual P

rodu

ct

Traditional commerce

Physical process

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

22

2. Debit cards

Debit cards / cash cards dapat digunakan dalam transaksi e-commerce

dengan cara yang sama seperti menggunakan credit cards. Tingkat

keamanan dengan menggunakan debit cards lebih rendah

dibandingkan penggunaan credit cards. Debit cards tidak sesuai untuk

transaksi yang sangat kecil.

3. Stored value cards

Stored value card dapat dikatakan sebagai pengganti uang cash /

dompet elektronik. Stored value cards dapat digunakan untuk

pembayaran yang kecil dalam transaksi e-commerce.

4. e-cash

e-cash atau network money merupakan sistem pembayaran transaksi e-

commerce dimana pengoperasian sistem oleh user dengan mentransfer

uang dari credit card atau rekening di bank ke dalam e-cash account.

E-cash kemudian dapat digunakan untuk melakukan pembayaran

transaksi e-commerce.

5. Delayed payments

Pilihan terakhir adalah pembayaran secara off-line. Delayed payments

merupakan pembayaran dimana konsumen memberikan detail kartu

kreditnya kepada penjual melalui telepon atau pembayaran dilakukan

dengan menggunakan cek yang dikirim melalui pos. Pembayaran off-

line ini, dapat dilakukan oleh konsumen yang tidak percaya akan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

23

keamanan dalam pembayaran on-line. Setelah pembayaran diterima

oleh penjual, produk yang dibeli oleh konsumen baru dikirim.

2.5.4. Model Bisnis E-Commerce

Menurut Rappa (2002), model bisnis dalam e-commerce dibagi

menjadi 9 bentuk :

1. Model Bisnis Brokerage

Membawa pembeli dan penjual pada satu tempat yang sama kemudian

memfasilitasi terjadinya transaksi.

2. Model Bisnis Advertising

Merupakan pengembangan dari model penyiaran (broadcasting)

tradisional. Situs web menyediakan isi dan layanan dikombinasikan

dengan iklan yang terletak di banner.

3. Model Bisnis Infomediary

Data mengenai pembeli dan kebiasaan membeli dikumpulkan dan

kemudian digunakan sebagai bahan analisis, dan hasil analisis tersebut

dijual ke pihak ketiga yang memerlukan.

4. Model Bisnis Merchant

Merupakan bentuk elektronis dari penjualan barang secara grosir

maupun eceran (retail).

5. Model Bisnis Manufacture

Perusahaan yang sudah mempunyai basis sendiri membuat situs web

untuk beberapa tujuan yaitu untuk memperpendek rantai distribusi

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

24

produk dengan mengakses langsung ke pemakai, meningkatkan

pelayanan untuk pelanggan serta mengetahui kebutuhan pelanggan

secara langsung.

6. Model Bisnis Affiliate

Model ini memungkinkan afiliasi antar situs web untuk melakukan

promosi / penjualan di internet.

7. Model Bisnis Community

Pengunjung merupakan penyumbang isi dan pendapatan dari situs web

tersebut.

8. Model Bisnis Subsription

Pengunjung membayarkan sejumlah uang pada saat akan mengakses

situs tersebut.

2.5.5. Jenis E-Commerce

Menurut Turban et al. (2004,pp7-8), ), klasifikasi e-commerce adalah

sebagai berikut:

1. Business to Business (B2B)

Semua pesertanya adalah bisnis atau organisasi lain.

2. Business to Consumer (B2C)

Transaksi ini meliputi transaksi eceran dengan pembelanja eceran.

3. Business to business to consumer (B2B2C)

Menyediakan beberapa produk atau servis kepada klien bisnis. Klien

tersebut mengatur konsumennya sendiri dimana bisa saja mereka

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

25

adalah karyawannya, dan produk atau layanan itu akan disediakan

kepada mereka tanpa penambahan nilai.

4. Consumer to Business (C2B)

Disini individu menggunakan internet untuk menjual barang atau jasa

kepada organisasi.

5. Consumer to Consumer (C2C)

Konsumen menjual langsung kepada konsumen lain.

6. Aplikasi Peer to peer

Tipe ini adalah tipe special dari C2C dimana orang menukar cd,video,

software, dan barang lainnya.

7. Mobile Commerce

Electronic commerce yang digunakan di lingkungan tanpa kabel.

8. Intrabusiness (Organizational) Electronic Commerce

Adalah semua kegiatan organisasi internal yang biasanya

menggunakan intranet atau portal perusahaan yangmencakup

pertukaran barang, jasa, informasi diantara unit-unit atau individu-

individu dalam organisasi.

9. Business to Employees (B2E)

Bagian dari intrabisnis dimana organisasi mengantarkan jasa,

informasi, atau barang kepada individu pegawai.

10. Collaborative Commerce

Aplikasi dari IOS (aliran informasi antara dua atau lebih organisasi)

untuk kolaborasi elektronik antara partner bisnis dan antara karyawan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

26

organisasi.

11. Nonbusiness EC

Meningkatnya jumlah institusi nonbisnis seperti institusi akademi,

bukan perusahaan yang mencari keuntungan, organisasi keagamaan,

organisasi sosial, agen pemerintah menggunakan e-commerce untuk

mengurangi pengeluaran atau untuk memperbaiki operasi dan

pelayanan kepada konsumen.

12. E-Learning

Pelatihan atau pendidikan tersedia online. E-learning banyak

digunakan perusahaan untuk melatih karyawannya.

13. Exchange to Exchange (E2E)

Menyediakan pasar elektronik umum dengan banyak pembeli dan

banyak penjual. Sistem formal yang menghubungkan pertukaran

pertukaran.

14. E-Government

Entitas pemerintah membeli atau menjaul barang, jasa dan informasi

kepada bisnis atau individu warga Negara.

2.5.6. B2B

Menurut Turban (2004, p217), peramalan pasar mengestimasi bahwa

pada tahun 2005 pasar global B2B akan mencapai $7 sampai $10 milyar,

akan menjadi komponen utama dalam pasar e- commerce (Retter dan

Calyniuk 1998; Black 2001; Forrester Research 2001). Persentasi B2B

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

27

berbasis internet sebagai proporsi dari B2B non internet meningkat dari

0,2% di tahun 1997 menjadi 2,1% di tahun 2000 dan diharapkan tumbuh

10% di tahun 2005 (Goldman Sachs Group 2001). Menurut e-Marketer

(2003), nilai dolar B2B berkisar 85% dari total seluruh transaksi e-

Commerce.

2.5.6.1. Karakteristik B2B

Menurut Turban (2004, p218), karakteristik B2B adalah:

1. Pihak yang terlibat dalam transaksi

a. Secara langsung antara penjual dan pembeli

b. Melalui pihak ketiga

2. Tipe transaksi

a. Pembelian spot

Pembelian produk atau layanan sesuai dengan keperluan,

biasanya pada harga pasar.

b. Pembelian secara strategi

Pembelian mencakup kontrak jangka panjang yang

biasanya berbasiskan negosiasi pribadi antara penjual dan

pembeli.

3. Tipe material

a. Material langsung

Material yang digunakan dalam produksi sebuah produk.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

28

b. Material tidak langsung

Material yang digunakan untuk mendukung produksi.

4. Arah perdagangan

a. Vertical

Pasar yang terjadi antara segmen industri satu dengan

industri lainnya.

b. Horizontal

Pasar yang menfokuskan pada servis, material, atau

produk yang dapat digunakan oleh seluruh tipe industri.

5. Jumlah partisipan

a. Sell-side

Satu penjual kepada banyak pembeli

b. Buy-side

Satu pembeli kepada banyak penjual.

c. Exchanges

Banyak penjual kepada banyak pembeli

d. Collaborative commerce

Komunikasi dan berbagi informasi, rancangan, dan rencana

diantara partner bisnis.

6. Tingkat keterbukaaan

a. Privasi

Pasar dimana individual penjual maupun pembeli

mempunyai control secara penuh atas partisipasi dalam

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

29

transaksi jual beli

b. Publik/ umum

Pertukaran pihak ketiga yang terbuka pada seluruh pihak

yang tertarik (penjual dan pembeli)

Menurut Purbo dan wahyudi (2001, p5), karakteristik B2B

adalah:

1. Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara

mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup

lama.

2. Pertukaran data dilakukan berulang-ulang dan berkala dengan

format data yang telah disepakati.

3. Salah satu pelaku tidak harus menunggu partner mereka

untuk mengirim data.

4. Model yang umum digunakan adalah peer to peer dimana

Processing intelligence dapat didistribusiskan diantara kedua

pelaku bisnis

2.5.6.2. Keuntungan B2B

Menurut Turban (2004, p222), keuntungan yang diperoleh

dari B2B adalah:

1. Menghilangkan penggunaan kertas dan mengurangi biaya

administrasi

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

30

2. Memperpendek waktu perputaran

3. Mengurangi waktu dan biaya pencarian bagi pembeli

4. Meningkatkan produktivitas karyawan berhubungan dengan

pembelian dan penjualan

5. Mengurangi tingkat kesalahan dan memperbaiki kualitas

pelayanan.

6. Mengurangi level persediaan dan biaya

7. Meningkatkan flexibilitas produksi.

8. Menfasilitasi mass communication

9. Meningkatkan kesempatan untuk kolaborasi.

2.5.6.3. Infrastruktur B2B

Menurut Turban (2004, p245), infrastruktur utama yang

diperlukan dalam B2B adalah:

1. Jaringan telekomunikasi dan protocol.

2. Server untuk hosting database dan aplikasi

3. Software untuk aktifitas yang bervariasi, seperti untuk

menjalankan aktifitas sell-side, termasuk katalog elektronik,

membangun tampilan depan dan aplikasi lainnya.

4. Keamanan hardware dan software.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

31

2.5.7.Keuntungan E-Commerce

Menurut Turban et al. (2004,pp16-19), keuntungan dari e-Commerce

adalah :

1. Bagi Organisasi

• Cakupan global.

• Penghematan biaya.

• Perbaikan supply chain.

• Perpanjangan waktu : 24/7/365.

• Customization.

• Model bisnis yang baru.

• Spesialisasi.

• Waktu yang singkat untuk memasarkan.

• Biaya komunikasi yang lebih rendah.

• Procurement yang efisien.

• Hubungan pelanggan yang lebih baik.

• Materi perusahaan yang up to date.

• Tidak ada ijin dan biaya bisnis.

2. Bagi Konsumen

• Perpanjangan waktu. EC mengijinkan konsumen bertransaksi

kapan dan dimana saja.

• Lebih banyak produk dan jasa yang dapat dipilih dari berbagai

vendor dan dari produk yang lain.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

32

• Produk dan jasa yang lebih murah.

• Pengiriman instan.

• Kesediaan informasi.

• Partisipasi dalam pelelangan.

• Komunitas elektronik.

• Tidak ada pajak penjualan.

2.5.8.Keterbatasan E-Commerce

Menurut Turban et al. (2004,p19), Keterbatasan e-Commerce:

1. Keterbatasan teknologi :

• Tidak ada standar yang bisa diterima dalam hal kualitas,

keamanan, dan bisa diandalkan.

• Bandwith telekomunikasi tidak cukup, terutama dalam hal m-

commerce.

• Alat-alat pengembangan software masih terus berkembang.

• Masih ada kesulitan dalam pengintegrasian internet dan software

e- commerce dengan aplikasi dan basis data yang ada.

• Web server special dibutuhkan dalam penambahan kepada server

jaringan.

• Pengaksesan internet masih mahal dan tidak nyaman

2. Keterbatasan nonteknologi.

• Masalah keamanan dan privasi membuat konsumen ragu.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

33

• Kurangnya kepercayaan pada e-commerce.

• Beberapa masalah legal dan publik , contohnya pajak belum

terselesaikan.

• Kesulitan untuk mengukur beberapa keuntungan dan e-commerce

seperti periklanan.

• Beberapa konsumen membutuhkan untuk merasakan dan

menyentuh produknya.

• Banyak orang yang tidak percaya pada transaksi yang tidak

menggunakan kertas dan tidak bertatap muka.

• Sulitnya mendapatkan modal ventura karena banyaknya dot-com

yang bangkrut.

2.5.9. Faktor – faktor kunci kesuksesan e-commerce

Menurut O’Brien (2003, p271), faktor-faktor yang mempengaruhi

kesusksesan e-commerce adalah:

1. Pemilihan dan nilai

Penyeleksian produk yang menarik, harga bersaing, garansi kepuasan

dan customer support setelah penjualan.

2. Hasil dan pelayanan

Cepat, navigasi yang mudah, belanja dan pembelian dan pengiriman.

3. Melihat dan merasakan

Tampilan situs web yang menarik, area belanja web, halaman catalog

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

34

produk, dan fitur belanja.

4. Iklan dan insentif

Target iklan halaman situs web dan promosi email, diskon dan

penawaran special.

5. Perhatian personal

Halaman web personal, rekomendasi personalisasi produk, iklan situs

web, dan email dan dukungan interaktif bagi seluruh konsumen.

6. Hubungan komunitas

Komunitas virtual bagi konsumen, pemasok, perwakilan perusahaan dan

lainya.

7. Keamanan dan reabilitas

Keamanan dari informasi konsumen dan transaksi situs web, informasi

produk yang terpercaya dan pemenuhan pesanan yang baik.

2.5.10. Proses dalam E- Commerce

Menurut O’Brien (2003, p259), arsitektur proses e-commerce dapat

dilihat dari gambar dibawah ini:

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

35

Sumber : O’Brien, 2003, p.259 Gambar 2.4. Proses E-Commerce

2.6. IMK

Berdasarkan Schneiderman, 8 aturan emas (1998, pp.74-75) :

1. Berusaha keras untuk konsisten.

Harus berusaha keras untuk konsisten dalam merancang tampilan.

2. Memungkinkan frequent users menggunakan shortcuts.

Umumnya pengguna yang sudah sering menggunakan aplikasi lebih

menginginkan kecepatan dalam mengakses fungsi yang diinginkan. Jadi

tingkat interaksi yang diminta adalah yang pendek atau singkat dan langsung

menuju ke fungsi tersebut. Untuk itu, perlu tombol spesial atau perintah

tersembunyi.

Manajemen katalog

Kalkulasi harga Konfigurasi produk Generasi catalog

Notifikasi kejadian

Pesan transaksi Pesan ke email Message boards

Manajemen alur Otomatisasi proses pembelian Manajemen dokumen Isi berdasar aturan dan peranan

Kolaborasi dan

perdagangan Negosiasi perantara Pembelian kolaboratif auction Komuniti online

Kontrol akses dan keamanan

Kontrol akses Otentifikasi Pengukuran keamanan

Personalisasi dan ProfilManajemen profil Personalisasi Tracking perilaku

Manajemen PencarianPencarian berdasar isi Pencarian berdasar – parametric Pencarian berdasar –aturan dan peranan

Manajemen IsiGenerasi isi yang dinamik Penyimpanan data

Pembayaran Shopping chart Metode pembayaran Verifikasi pembayaran

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

36

3. Memberi umpan balik yang informatif.

Umpan balik harus diberikan untuk memberikan informasi bagi pengguna

sesuai dengan aksi yang digunakan. Pengguna akan mengetahui aksi apa yang

telah dan akan dilakukan dengan adanya umpan balik ini. Umpan balik bisa

berupa konfirmasi atau informasi atas suatu aksi. Misalnya setelah melakukan

fungsi simpan dapat diberi informasi bahwa data telah tersimpan.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir.

Umpan balik atas akhir dari suatu proses dan aksi akan sangat membantu dan

juga pengguna akan mendapat signal untuk melanjutkan aksi lain. Misalnya

pada saat menutup program akan ditampilkan konfirmasi penutupan.

5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan yang sederhana.

Sistem dirancang sedemikian rupa sehingga bisa mencegah pengguna dalam

melakukan error. Contoh: penggunaan menu seleksi untuk membatasi input

dari pengguna, validasi pengisian data pada form agar data yang diisi sesuai

dengan ketentuan. Bila terjadi kesalahan, sistem harus dapat memberikan

instruksi yang sederhana, konstruktif, dan spesifik untuk perbaikan.

6. Mengijinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah.

Terkadang pengguna tidak sengaja melakukan aksi yang tidak diinginkan,

untuk itu pengguna ingin melakukan pembatalan. Sistem harus banyak

memberikan fungsi pembatalan ini. Pengguna akan merasa lebih aman dan

tidak takut dalam mencoba dan menggunakan sistem tersebut.

7. Mendukung internal locus of control (pengguna menguasai sistem/inisiator,

bukan responden).

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

37

Pengguna yang berpengalaman sangat mendambakan kontrol yang kuat pada

sistem, sehingga mereka merasa menguasai sistem tersebut. Sistem yang tidak

tersuga dan sulit dalam melakukan aksi akan menyulitkan pengguna.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan memori pada manusia harus ditanggung ulang oleh program

dengan tidak banyak membuat pengguna untuk melakukan proses

penyimpanan memori.

2.7. Internet

2.7.1. Definisi Internet

Menurut Bustami (1999, p1), Internet memiliki banyak definisi,

pada dasarnya adalah jaringan global yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan

komputer yang terhubung menjadi satu melalui saluran telepon.

Dari segi teknis, internet dapat didefinisikan sebagai rajanya

jaringan (networks of networks), sedangkan dari segi pengetahuan, internet

merupakan sebuah perpustakaan besar dengan segudang informasi yang

lengkap, bahkan internet bisa didefinisikan sebagai shopping center terbesar

didunia bagi orang yang suka belanja.

2.7.2. Manfaat Internet

Menurut Chaffey (2000, p120), Beberapa manfaat internet dalam

dunia bisnis adalah sebagai berikut:

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

38

1. Penetrasi Pasar

Internet dapat digunakan untuk menjual produk secara lebih ke dalam

pasar. Ini dapat dicapai dengan penggunaan internet untuk

mengiklankan produk, untuk meningkatkan kesadaran produk

dan profil suatu perusahaan di antara pelanggan potensial di dalam

suatu pasar.

2. Pengembangan Pasar

Di sini internet digunakan untuk menjual ke dalam pasar yang baru,

mengambil keuntungan dari biaya pengiklanan yang rendah secara

internasional.

3. Pengembangan produk

Informasi produk baru atau jasa yang telah dikembangkan komputer

dikirimkan oleh internet itu.

4. Penganeka-ragaman

Memproduksi produk baru dan dikembangkan untuk dijual ke dalam

pasar baru.

2.7.3. Fasilitas – fasilitas internet

Menurut Bustami (2001, pp3-4), ada beberapa fasilitas yang sering

digunakan di internet:

a. E-mail (electronic mail)

Surat elektronik yang dikirim melalui internet, fasilitas ini

merupakan salah satu yang paling banyak diminati. Fasilitas ini

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

39

dapat digunakan untuk mengirim atau menerima surat dari atau ke

pengguna internet di seluruh dunia dalam waktu beberapa menit

saja.

b. Mailing list

Dengan fasilitas ini, berita atau file dikirim ke banyak pengguna

sekaligus, sehingga penggunanya dapat melakukan diskusi, ceramah,

konferensi, dan seminar secara elektronik tanpa terikat oleh ruang

dan waktu.

c. FTP (File Transfer Protocol)

Dengan menggunakan software FTP, dapat mentransfer data atau

file dari satu komputer ke komputer lain. Proses mentransfer file

sebuah komputer induk ke komputer lain disebut dengan proses

download, sedangkan proses memindahkan file dari sebuah

komputer ke komputer induk disebut upload.

d. WWW (World Wide Web)

WWW disingkat web adalah bagian yang paling menarik dari

internet. Melalui web, dapat mengakses informasi-informasi di situs-

situs web tidak hanya berupa teks, tapi juga gambar, suara, dan

multimedia lainnya. Cara kerja WWW tidak jauh berbeda dengan

cara kerja komputer server dan komputer client dalam sebuah

jaringan. Komputer server bertindak sebagai penyedia (dalam hal ini

memberikan layanan informasi), sedangkan komputer client adalah

pengguna layanan tersebut.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

40

2.8. Bahasa Web yang Digunakan

2.8.1. HTML (Hypertext Markup Language)

Menurut Kurniawan (2001, p7), HTML digunakan untuk membangun

suatu halaman web. HTML Bukanlah bahasa pemrograman, karena seperti

tercermin dari namanya, HTM adalah suatu bahasa markup. HTML

digunakan untuk melakukan markup (penandaan) terhadap sebuah dokumen

teks, tanda tersebut digunakan untuk menentukan format atau style dari teks

yang ditandai.

2.8.2. Javascript

Menurut Bustami (1999,p287), javascript yang dikerjakan oleh Sun

Mixsystem bekerja sama dengan Netscape adalah bahasa script yang

banyak digunakan bersama-sama dengan HTML dalam perancangan

aplikasi pada halaman web. Dengan javascript dapat dibangun halaman web

yang interaktif, yang memberikan respon terhadap apa yang dilakukan

pengguna seperti mengklik sebuah tombol atau mengetik sesuatu pada

textbox.

2.8.3. Visual basic.Net

Visual Basic .Net adalah bahasa program yang teratur, artinya

runtime mengatur eksekusi kode Visual Basic.Net. Selain itu menambahkan

dukungan terhadap pewarisan, penanganan eksepsi terstruktur, serta

dukungan untuk pemograman multilarik.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

41

2.9. ASP.Net ( Active Server Pages.Net )

Menurut Duthie (2003, p3), ASP.Net menyediakan platform pengembangan

situs web terdepan yang diciptakan dewasa ini. Yang membuat ASP.Net menjadi

sebuah revolusi adalah pembuatannya yang didasarkan pada platform baru

Microsoft.Net atau lebih tepatnya .Net Framework. Microsoft .Net adalah istilah

umum yang mencakup sejumlah teknologi yang baru dikeluarkan oleh Microsoft.

ASP.NET mengunakan metode baru penyimpanan informasi konfigurasi

untuk aplikasi situs web. Sebagai pengganti memerintah IIS menyimpan

informasi dalam basis data yang sulit diakses, informasi disimpan dalam file

konfigurasi berbasis XMLyang biasa dibaca oleh mesin kita sendiri.

Jika anda harus membangun aplikasi ASP untuk dijalankan dalam web,

Anda pasti tahu banyak keterbatasan pengelolahan status dalam ASP klasik.

ASP.NET mengatasi keterbatasan dengan menyediakan dukungan pendistribusian

status sesi dalam server web, menaruh informasi status dalam basis data SQL

Server, serta menyediakan pengelolahan status tanpa mengunakan cookies.

2.10. Basis Data

2.10.1. Pengertian Basis Data

Menurut Mc.Leod (2001, pp. 258 – 259), database adalah suatu

koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan

dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali.

Independensi data merupakan suatu kemampuan untuk melakukan

perubahan dalam struktur data tanpa merubah program yang memproses

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

42

data. Independensi data dicapai dengan menempatkan spesifikasi dalam

tabel dan kamus data yang terpisah secara fisik dari program, dimana

program mengacu pada tabel untuk mengakses data dan perubahan pada

struktur data hanya dilakukan sekali dalam tabel.

2.10.2. Web Database

Menurut Kurniawan (2001, p3), web database merupakan sistem data

yang dapat diakses oleh bahasa pemrograman tertentu. Namun tidak seperti

sistem basis data konvensional yang hanya ditunjukkan untuk platform

tertentu. Web database dapat diakses oleh aplikasi – aplikasi situs web

yang dikembangkan dengan HTML tag, kontrol Active X, dan perancangan

bersifat server side melalui CGI, microsoft IIS ( Internet Information

System). Kemampuan untuk mengintegrasikan basis data ke dalam aplikasi

yang dapat diakses pengguna menggunakan web browser, inilah yang

menjadikan basis data biasa menjadi web database.

2.11. Metodologi Analisis Sistem Informasi

2.11.1. Konsep Dasar OOAD

Menurut Mathiassen (2000, p135), Object Oriented analysis and

design adalah sebuah metode untuk menganalisa dan merancang sistem

dengan orientasi object.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

43

Dengan menggunakan konsep berorientasi objek, sebuah sistem dapat

dimodelkan sebagai sejumlah objek-objek yang saling berinteraksi. Sistem

apapun yang dibangun tentu terdiri dari objek – objek yang berhubungan.

2.11.2. Diagram class

Menurut Booch (1999, p107), diagram class adalah sebuah diagram

yang menunjukkan sebuah set class, interface dan kolaborasi dan relasi

diantara mereka. Diagram ini merupakan diagram yang paling sering

ditemukan dalam sistem modeling berbasiskan objek.

Sumber : Booch, 1999, p.107 Gambar 2.5. Diagram Class

2.11.2.1. Objek

Mathissen et al (2000, p49) menjelaskan definisi dari objek

adalah suatu entitas yang memiliki identitas, kondisi dan perilaku.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

44

Menurut Booch et al (1999, p185), objek adalah manifestasi

nyata dimana sebuah set operasi dapat diaplikasikan dan

mempunyai kondisi yang menyimpan efek dari operasi.

2.11.2.2. Class

Mathiassen et al (2000, p49) mengemukakan bahwa class

dapat didefinisikan sebagai suatu deskripsi dari kumpulan objek

yang memiliki struktur, pola perilaku, dan atribut yang serupa.

Booch et al (1999,p18) menyatakan bahwa class adalah

sebuah deskripsi dari sebuah set objek yang saling berbagi atribut

yang sama, operasi dan relasinya.

2.11.2.3. Atribut

Menurut Booch et al (1999, p50), atribut adalah sebuah

properti dari kelas yang mendeskripsikan suatu nilai yang dimiliki

oleh objek. Sebuah atribut mewakili properti yang dibagikan untuk

semua objek dari class tersebut.

2.11.2.4. Operasi

Menurut Booch et al (1999,p51), operasi adalah implementasi

dari pelayanan yang dapat diminta dari objek manapun dari class

untuk mempengaruhi perilaku. Dengan kata lain operasi adalah

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

45

abstarksi dari sesuatu yang dapat dilakukan pada sebuah objek dan

dibagikan dengan semua objek dari class tersebut.

2.11.2.5. Event

Menurut Mathiassen et al (2000, p49), event didefinisikan

sebagai suatu kejadian langsung yang melibatkan satu objek atau

lebih.

2.11.2.6. Relasi / Hubungan

a. Generalisasi

Menurut Mathiasen et al (2000, p72), generalisasi adalah

sebuah class yang umum yang biasanya disebut sebagai super

class yang mendeskripsikan properties yang bersamaan kepada

grup dari class spesial yang sering disebut subclass.

Menurut Booch et al (1999, p64), generalisasi adalah

sebuah hubungan antara hal yang umum (disebut superkelas

atau parent) dan hal yang lebih spesifik dari hal tersebut

(disebut subkelas atau child).

b. Agregasi

Menurut Mathiassen et al (2000, p76), agregasi adalah

sebuah superior objek yang terdiri dari beberapa objek.

Struktur agregasi mendefinisikan hubungan antara dua buah

objek atau lebih.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

46

Menurut Booch et al (1999, p67), agregasi adalah

asosiasi antara 2 class yang mewakili hubungan struktural

antara peers, bermakna bahwa kedua class berada pada

tingkatan yang sama, tidak ada yang lebih penting dari yang

lainnya.

c. Asosiasi

Menurut Mathiassen et al (2000, p77), asosiasi adalah

hubungan yang saling terkait antara bagian – bagian dari objek.

Struktur asosiasi juga mendefinisikan hubungan dua buah

objek atau lebih, tetapi berbeda dengan agregasi.

Menurut Booch et al (1999, p65), asosiasi adalah relasi

struktural yang menspesifikkan objek dihubungkan dengan

objek yang lain.

2.11.3. Diagram Use Case

Menurut Booch et al (1999, p234), Diagram Use case menunjukkan

hubungan antara aktor dan use case.

Sumber : Booch, 1999, p.234 Gambar 2.6. DiagramUse Case

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

47

2.11.3.1. Use Case

Menurut Mathiassen et al (2000, p 119), use case adalah

sebuah pola untuk berinteraksi antara sistem dan aktor dalam

aplikasi

domain.

Booch (1999, p234) menyatakan bahwa diagram use case

menunjukkan hubungan antara aktor dan use case. Use case biasa

dikelompokkan sesuai dengan sistem, bisa juga dikelompokkan

kedalam subsistem yang lebih kecil. Setiap use case

menggambarkan beberapa kemungkinan urutan antara aktor dan

sistem.

2.11.3.2. Aktor

Booch (1999, p222) menyatakan aktor mewakili sebuah set

peraturan koheren yang dimainkan user dalam use case ketika

berinteraksi dengan use case ini. Aktor mewakili sebuah aturan

yang dimainkan manusia, hardware, atau sistem lain dengan

sistem.

Menurut Booch (1999, p223), aktor dihubungkan dengan

use case hanya dengan asosiasi.

Sedangkan menurut Mathiassen et al (2000, p119), aktor

adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi

dengan sistem target.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

48

2.11.4. Diagram Sequence

Menurut Booch et al (1999, p246), diagram sequence menekankan

pada waktu penyampaian pesan.

Menurut Booch (1999, p247), ada 2 fitur dalam diagram sequence:

1. Lifeline object (garis hidup objek)

Lifeline object adalah sebuah garis vertikal putus-putus yang mewakili

keberadaan suatu objek dalam periode waktu tertentu.

2. Focus of control (fokus kontrol)

Focus of control merupakan sebuah kotak panjang dan tipis yang

menunjukkan periode waktu ketika objek melakukan tindakan, baik

secara langsung atau melalui prosedur subordinat.

Sumber : Booch, 1999, p.247 Gambar 2.7. Diagram Sequence

2.11.5. Diagram Activity

Booch (1999, p260), diagram activity adalah sejenis diagram

statechart khusus yang menunjukkan alur aktifitas ke aktifitas lain diantara

sistem.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

49

Sumber: Booch, 1999, p.260 Gambar 2.8. Diagram Activity

2.11.5.1. State

Booch (1999, p291), state adalah sebuah kondisi atau situasi

objek ketika objek memuaskan kondisi tertentu, menunjukkan

suatu aksi, atau menunggu event tertentu.

2.11.5.2. Transition

Booch (1999, p293), transition adalah sebuah relasi antara

dua buah state mengindikasikan bahwa sebuah objek pada state

awal akan menunjukkan tindakan tertentu dan memasuki state

kedua ketika event tertentu terjadi dan kondisi tertentu terpenuhi.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

50

2.12. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam proses penulisan skripsi ini adalah

studi kasus yang dilakukan dengan mempelajari kasus penerapan suatu aktifitas

dilapangan, mengamati dan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang

terkait.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yakni dengan

cara melakukan penelitian studi kasus pada objek penelitian, kemudian

melaporkannya dalam bentuk laporan deskriptif yang menggambarkan hasil

penelitian yakni penerapan strategi perusahaan dan bagaimana perusahaan

berinteraksi dengan konsumennya.

2.13. Teknik Pengumpulan Data

Data-data penelitian dan penulisan diperoleh dari data primer dan data

sekunder melalui 2 cara antara lain:

i. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data sekunder dan landasan

teoritis dengan mengumpulkan, membaca, menganalisa buku-buku dan

artikel di internet yang berhubungan dengan skripsi yang dibuat.

ii. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer di tempat

objek penelitian secara langsung. Melakukan wawancara dengan pihak-

pihak yang terkait untuk memperoleh data-data yang diperlukan dan

melakukan survei terhadap sistem penjualan yang sedang berjalan pada

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00990-MNSI-bab 2.pdfseni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia

51

perusahaan untuk mengetahui dengan jelas apa yang dibutuhkan dan

bagaimana informasi yang diinginkan dari sistem yang akan dirancang.

2.14. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.9. Kerangka berpikir

Kesulitan penyampaian informasi kepada distributor

Kesulitan dan kesalahan dalam pemesanan

Menurunnya kemampuan bersaing

Menurunnya efisiensi penjualan

Analisis Porter Analisis SWOT

Rancangan layar

Usecase, class diagram, activity diagram, sequence diagram

Perancangan e-commerce

Strategi SI