BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00534-mc 2.pdf ·...

45
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori- teori Dasar/Umum Dalam bab ini akan membahas mengenai definisi teori-teori umum yang berkaitan dengan komunikasi, penyiaran, dan penyiaran radio, diantaranya: 2.1.1 Teori Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi - Menurut tokoh Bernard Berelson dan Gary A Steiner (1964:527) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya. Tindakan dan proses transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi. - Lasswell, H.D yang diterjemahkan oleh Sendjaja (1999:7) mendefinisikan komunikasi adalah menjawab pertanyaan berikut: Who : Siapa komunikator yang menyampaikan pesan Says What : Apa isi dari pesan yang disampaikan komunikator To Whom : Kepada siapa komunikator ingin

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00534-mc 2.pdf ·...

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori- teori Dasar/Umum

Dalam bab ini akan membahas mengenai definisi teori-teori umum yang

berkaitan dengan komunikasi, penyiaran, dan penyiaran radio, diantaranya:

2.1.1 Teori Komunikasi

2.1.1.1 Definisi Komunikasi

- Menurut tokoh Bernard Berelson dan Gary A Steiner

(1964:527) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan,

emosi, keterampilan, dan sebagainya. Tindakan dan proses

transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi.

- Lasswell, H.D yang diterjemahkan oleh Sendjaja (1999:7)

mendefinisikan komunikasi adalah menjawab pertanyaan

berikut:

Who : Siapa komunikator yang menyampaikan

pesan

Says What : Apa isi dari pesan yang disampaikan

komunikator

To Whom : Kepada siapa komunikator ingin

11

menyampaikan pesannya

In Which Channel : Media apa yang digunakan oleh

komunikator untuk menyampaikan

pesannya

With What Effect : Dampak atau efek apa yang terjadi oleh

komunikan yang disampaikan oleh

komunikator (Sendjaja .1999: hal7)

2.1.1.2 Tujuan Komunikasi

Menurut Hewitt (1981), tujuan dalam proses komunikasi

dijabarkan sebagai berikut:

1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu,

2. Mempengaruhi perilaku seseorang,

3. Mengungkapkan perasaan,

4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain,

5. Berhubungan dengan orang lain,

6. Menyelesaikan sebuah masalah,

7. Mencapai sebuah tujuan,

8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik, dan

9. Menstimulasi minat diri sendiri atau orang lain

(http://metakalasari.wordpress.com/page/2/29-01-2011/08:57

AM)

12

2.1.1.3 Jenis Komunikasi

Jenis komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu terdiri dari:

I. Komunikasi Verbal

Adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator

kepada komunikan dengan lisan (oral) atau dengan tertulis

(written).

Aspek-aspek dalam komunikasi verbal meliputi:

1. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata), komunikasi tidak

akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang

tidak dimengerti, karena itu oleh kata menjadi penting

dalam berkomunikasi.

2. Racing (ketepatan), komunikasi akan lebih efektif dan

sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak

terlalu cepat atau terlalu lambat.

3. Intonasi suara, mempengaruhi arti pesan secara dramatic

sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan

dengan intonasi suara yang berbeda.

4. Mengacu pada pendapat Dugan (1989), humor, tertawa

mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat

bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan

dalam berkomunikasi

13

5. Singkat dan jelas, komunikasi akan efektif bila

disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok

permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

6. Timing (waktu yang tepat), dapat menyediakan waktu

untuk mendengar atau memperhatikan apa yang

disampaikan.

(http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi-

verbal.htm/29-01-2011/09:15 AM)

II. Komunikasi Non-Verbal

Adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator

dengan menggunakan bahasa tubuh.

Aspek-aspek dalam komunikasi non verbal meliputi:

1. Ekspresi wajah, wajah merupakan sumber yang kaya

dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan

suasana emosi seseorang.

2. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk

berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama

berinteraksi atau Tanya jawab berarti orang tersebut terlibat

dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk

memperhatikan, bukan sekedar mendengarkan saja.

3. Sentuhan, adalah bentuk komunikasi personal. Beberapa

pesan seperti perhatian yang sungguh- sungguh, dukungan

14

emosional, kasih sayang atau simpati juga dapat dilakukan

melalui sentuhan.

4. Postur tubuh dan gaya berjalan, cara seseorang berjalan,

duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi

dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan

emosi, konsep diri.

5. Suara, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu

ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat

dijadikan komunikasi.

6. Gerak isyarat, adalah dapat mempertegas pembicaraan dan

menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi.

(http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi-

verbal.htm/29-01-2011/09:15 AM)

2.1.1.4 Bentuk Komunikasi

Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan, yaitu:

I. Komunikasi satu arah

Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan

sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan

untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya

radio.

A ------------------→→→→ B

15

II. Komunikasi dua arah

Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran

memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi

kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal

balik.

(http://www.scribd.com/doc/17403518/pengertian-

komunikasi/29-01-2011/09:15 AM)

2.1.1.5 Proses Komunikasi

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam proses komunikasi,

yaitu:

1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan

(atau melihat apa yang kira tunjukan kepada mereka)

2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar

atau lihat.

3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka

dengar (atau tidak menyetujui apa yang kita katakana,

tetapi dengan pemahaman yang benar).

4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai

dengan maksud kita dan maksud kita bisa mereka terima.

5. Memperoleh upan balik dari pendengar.

(http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/25/160/29-01-

2011/10:37 AM)

16

2.1.2 Teori Komunikasi Massa

2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa

Menurut Wright komunikasi massa adalah:

1. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat

mencapai kebanyakan khalayak secara serentak dan bersifat

sekilas. (Elvinaro Ardianto. 2007: hal 3)

2. Komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks,

yaitu menyangkut berbagai pihak yang terlibat dalam

proses komunikasi massa, mulai dari menyusun pesan

sampai pesan diterima oleh komunikan. Misalkan, bila

pesan disampaikan melalui media elektronik radio siaran,

maka pihak yang terlibat diantaranya adalah penyiar dan

operator. (Elvinaro Ardianto. 2007: hal 3)

3. Penggunaan seperangkat alat tekhnologi dengan sendirinya

menyebabkan komunikasi massa itu membutuhkan biaya

relatif besar. (Elvinaro Ardianto. 2007: hal 3)

17

2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Karakteristik komunikasi massa dapat dibedakan menjadi:

1. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi

massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan

untuk sekelompok tertentu. Pesan komunikasi massa dapat

berupa fakta, peristiwa, atau opini, serta pesan tersebut harus

memenuhi kriteria penting atau menarik bagi sebagian besar

komunikan. (Elvinaro Ardianto dan Erdinaya.2007: hal 7-13)

2. Komunikan anonim dan heterogen

Komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim), karena

komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.

Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah

heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang

berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya,

agama, dan tingkat ekonomi. (Elvinaro Ardianto dan

Erdinaya.2007: hal 7-13)

18

3. Pesan serempak

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi

lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang

dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari

itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada

waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

(Elvinaro Ardianto dan Erdinaya.2007: hal 7-13)

4. Mengutamakan isi

Pada komunikasi massa yang lebih dipentingkan adalah isi

dibanding hubungan dengan komunikan. Isi adalah pesan yang

harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan

disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan

digunakan. (Elvinaro Ardianto dan Erdinaya.2007: hal 7-13)

5. Bersifat satu arah

Karena melalui media massa dalam penyampaian komunikasi,

maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan

kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,

komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara kedua-

nya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikina,

komunikasi massa itu bersifat satu arah. (Elvinaro Ardianto

dan Erdinaya.2007: hal 7-13)

19

6. Stimulasi alat indera yang terbatas

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung

pada jenis media massa. Seperti halnya pada siaran radio,

khalayak hanya dapat menangkap pesan dengan cara

mendengar. (Elvinaro Ardianto dan Erdinaya.2007: hal 7-13)

2.1.3 Teori Penyiaran

2.1.3.1 Definisi Penyiaran

Berikut adalah beberapa definisi penyiaran yang berasal dari

berbagai sumber, termasuk para tokoh:

- UU No. 32/2002, tentang penyiaran

Kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana

pemancaran dan atau saran transmisi di darat, di laut atau

di antariksa dengan menggunakan sprektrum frekuensi

radio (gelombang elektromagnetik yang dipergunakan

untuk penyiaran dan mermabat di udara serta ruang

angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah

publik dan sumber daya alam terbatas) melalui udara,

kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara

serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan

perangkat penerima siaran.

20

(http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%20

32%20Tahun%202002%20tentang%20%20Penyiaran.pdf/

29-01-2011/13:48 PM)

- Menurut Malvin de Fluer, penyiaran adalah jenis media

massa yang menggunakan instrumen elektromagnetik

dalam menyampaikan pesan ke audiens nya secara

simultan.

(pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files.../41005-2-

698572292400.doc/11-007-2011/21:11 PM)

2.1.3.2 Kriteria Penyiaran

Terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat

terjadinya penyiaran. Jika salah satu syarat tidak ada maka tidak

dapat disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika diurutkan

berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai

berikut:

1. Harus tersedia spektrum frekuensi radio,

2. Harus ada sarana pemancaran atau transmisi,

3. Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver),

4. Harus adanya siaran (program atau acara), dan

5. Harus dapat diterima secara serentak atau bersamaan.

21

(http://morissan-teknikpenyiaran.blogspot.com/29-01-

2011/14:02 PM)

2.1.4 Teori Penyiaran Radio

2.1.4.1 Definisi penyiaran radio

Istilah siaran radio berasal dari kata radio broadcast yang berarti

penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang

berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai

media.

Berdasarkan Undang-undang Penyiaran No.32, penyiaran radio

adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan

gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan

terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

(http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%2032%20

Tahun%202002%20tentang%20%20Penyiaran.pdf/29-01-

2011/13:48 PM)

22

2.1.4.2 Fungsi siaran radio

Adalah menyampaikan informasi dari stasiun pemancar ke

seluruh stasiun penerima dengan transmisi tanpa kabel (wireless).

(Sri Sartono. 2008: hal 117)

2.1.4.3 Sistem penyiaran radio

Pada siaran radio, yang ditransmisikan atau dipancarkan adalah

hanya sinyal suara (audio). (Sri Sartono. 2007: hal 27)

23

2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik Yang Dibahas

Pada sub-bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai teori- teori yang

akan digunakan dalam pembahasan, seperti teori radio, definisi, karakteristik,

kelebihan radio, definisi strategi, definisi positioning, definisi analisis dan

definisi lainnya yang berkaitan dengan judul penulisan skripsi. Penelitian yang

dilakukan periset merupakan penelitian kualitatif, sehingga teori-teori pada sub-

bab ini akan menjadi acuan atau pedoman periset untuk melakukan suatu

penelitian. Untuk mengetahui acuan atau pedoman teori- teori apa saja yang

digunakan oleh periset, berikut penjabaran dan penjelasan lebih lanjut.

2.2.1 Strategi dan Positioning

2.2.1.1 Definisi Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan

dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah

aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

2.2.1.2 Definisi Positioning

- Kotler, P (1997:262) Menyatakan positioning adalah suatu

tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk

mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai, dimana

konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan

menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu,

24

mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu

perusahaan, dibanding dengan pesaingnya.

- Mengacu pada pendapat Ries, Trout (1986) Positioning bukan

sesuatu yang Anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu

yang Anda lakukan terhadap otak calon pelanggan. Sehingga

positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi

komunikasi. Ia berhubungan dengan bagaimana konsumen

menempatkan produk Anda di dalam otaknya, di dalam alam

khayalnya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian

tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu.

- Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki

jendela otak konsumen, agar produk atau merek atau nama

Anda mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi

mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merek atau

nama lain.

- Kotler et al. (2003:59-60) Menyatakan positioning sebagai

”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu

strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan

kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai

bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan

untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.

25

- Mengacu pada pendapat Yoram Wind pengertian positioning

sebagai “ reason for being” yaitu bagaimana mendefinisikan

identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen.

Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen

untuk itu konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak

sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak

pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan

pelanggan. (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/peran-

positioning-dalam-strategi.html/31-01-2011/16.45 PM)

2.2.1.3 Strategi Positioning Product

Product Positioning sangat berhubungan dengan

segmentasi pasar, karena penempatan produk tersebut ditujukan

melayani target market tertentu. Oleh karena itu, strategi

penempatan produk atau product positioning strategy diartikan

sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu

citra produk yang ada di pikiran konsumen, sehingga produk

tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing.

Sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang

diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan. (Kotler.

1997: hal 265)

26

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam

positioning, yaitu:

1. Positioning berhubungan dengan event marketing

Karena positioning berhubungan dengan citra di benak

konsumen, marketer harus mengembangkan strategi

marketing public relations melalui event marketing yang

dipilih yang sesuai dengan karakter produk Anda.

(http://id.shvoong.com/business-

management/marketing/2181295-kerangka-pemikiran/02-02-

2011/10:18 AM)

2. Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk

Konsumen pada dasarnya tidak membeli produk, tetapi

mengkombinasikan atribut. Setiap barang memiliki

karakteristik dan karakteristik itulah yang dalam positioning

disebut atribut.

(http://id.shvoong.com/business-

management/marketing/2181295-kerangka-pemikiran/02-02-

2011/10:18 AM)

27

3. Positioning harus memberi arti dan arti itu harus penting bagi

konsumen

Pertama-tama marketer harus mencari tahu atribut- atribut apa

yang dianggap penting oleh konsumen (sasaran pasarnya) dan

atribut- atribut yang dikombinasikan itu harus mengandung

arti.

(http://id.shvoong.com/business-

management/marketing/2181295-kerangka-pemikiran/02-02-

2011/10:18 AM)

4. Atribut-atribut yang dipilih harus unik

Selain unik, atribut- atribut yang hendak ditonjolkan harus

dapat dibedakan dengan yang sudah diakui milik para pesaing.

(http://id.shvoong.com/business-

management/marketing/2181295-kerangka-pemikiran/02-02-

2011/10:18 AM)

2.2.1.4 Cara Positioning

Ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh marketer

untuk mengembangkan positioning, salah satunya adalah dengan

menggunakan atribut. Selain itu praktisi pemasaran juga

menggunakan cara lain, salah satunya yang sesuai dengan

penulisan skripsi ini adalah melalui:

28

1. Positioning melalui imajinasi

Marketer bisa mengembangkan positioning produknya dengan

menggunakan imajinasi-imajinasi seperti tempat, orang,

benda-benda, situasi, dan lain sebagainya.

(http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/strategi-segmenting-

targeting-dan_20.html/02-02-2011/18:33 PM)

2. Positioning berdasarkan perbedaan produk

Marketer dapat menunjukkan kepada pasarnya di mana letak

perbedaan produknya terhadap pesaing.

(http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/strategi-segmenting-

targeting-dan_20.html/02-02-2011/18:33 PM)

2.2.1.5 Cara Mengkomunikasikan Positioning

Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk

perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:

1. Be creative

Be creative maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif

untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.

(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-

targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)

29

2. Simplicity

Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan

harus sesederhana dan sejelas mungkin.

(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-

targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)

3. Consistent yet flexible

Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus

konsisten dan melihat kondisi.

(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-

targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)

4. Own, dominate, protect

Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi

perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di

benak pelanggan.

(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-

targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)

5. User Their Language

User their language maksudnya adalah dalam

mengkomunikasikan positioning perusahaan harus

menggunakan bahasa pelanggan.

30

(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-

targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)

2.2.2 Analisis dan SWOT

2.2.2.1 Definisi Analisis

- Sebuah kegiatan yang dilakukan setelah tahap kerja lapangan

selesai, yaitu memeriksa dan mempelajari lebih detail data

hasil riset sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. (kamus

besar bahasa Indonesia. 2001: hal 43)

- Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya (Jonathan Sarwono. 2006: hal 224)

- Sebuah tekhnik yang sederhana, mudah dipahami, dan juga

bisa digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan

kebijakan- kebijakan dalam pengelolaan

(http://www.scribd.com/doc/59154287/ANALISIS-

SWOT/04-02-2011/11:04 AM)

31

2.2.2.2 Definisi Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan dan ancaman.

(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modulrencanastrategi

s/materi4_analisisswot.pdf/04-02-2011/12:33 PM)

Analisis SWOT juga dapat diartikan sebagai sebuah alat

yang cukup efektif, baik, dan efisien serta sebagai alat yang cepat

dalam menemukan kemungkinan- kemungkinan yang berkaitan

dengan perkembangan awal program- program inovasi baru. Dan

juga sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat

deskriptif (memberi gambaran).

(http://rebaneka.blogspot.com/2009/04/analisis-swot.html/04-02-

2011/12:24 PM)

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan

dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

perusahaan. Dengan demikian perencana strategis harus

menganalisis faktor- faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat

ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling

32

popular untuk analisis situaasi adalah analisis SWOT.

(http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_K

OPERASI/196206121988031-

ANI_PINAYANI/Penelitian/strategi_pengembangan_jurnal.pdf/0

6-02-2011/20:04 PM)

Gambar 2.1 SWOT

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat

ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor

tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah

singkatan dari lingkungan internal strenghts dan weakness serta

lingkungan eksternal opportunities dan threads yang dihadapai dunia

bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(opportunies) dan ancaman (threads) dengan faktor internal kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weakness). (http://id.shvoong.com/business-

33

management/international-business/2038204-cara-membuat-analisis-

swot/06-02-2011/20:17 PM)

SWOT dibagi menjadi dua bagian:

1. Faktor Lingkungan Internal

Lingkungan internal terdiri dari Strenghts (kekuatan) dan

Weakness (kelemahan) dan berasal dari dalam perusahaan.

Strenghts atau kekuatan berarti aspek-aspek dimana

perusahaan itu memiliki keunggulan dan atau memberi

keuntungan lebih daripada pesaingnya. Atau dapat juga

diartikan sebagai kekuatan yang dimiliki sebuah perusahaan.

Kekuatan yang dimaksud adalah suatu kelebihan yang dimiliki

perusahaan dalam mengelola kinerja perusahaannya. Antara

lain kekuatan dalam mengolah input (SDA, SDM, modal, dan

manajemen) untuk menghasilkan output yang bernilai tinggi

serta dapat bersaing di dunia bisnis. (Muhlemann et al. 1997:

hal45)

Weakness atau kekurangan berarti aspek-aspek dimana

perusahaan itu memiliki kekurangan dan memberikan

kerugian kepada perusahaan jika dibandingkan dengan

pesaingnya. Atau dapat diartikan juga sebagai kelemahan-

kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini setiap

34

perusahaan harus mampu meminimalkan dampak kelemahan

yang mereka miliki terhadap kinerja perusahaan. Mereka juga

harus mampu menindaklanjuti kelemahan yang mereka miliki

agar dapat menemukan solusi dan strategi yang jitu untuk

menembus pasar. (Muhlemann et al. 1997: hal 45)

2. Faktor Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari Opportunity

(kesempatan atau peluang) dan Threads (ancaman) dan

berasal dari luar perusahaan.

Opportunity adalah peluang perusahaan untuk

meningkatkan daya saing serta untuk menciptakan inovasi-

inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan berupa produk-

produk yang berkualitas di pasaran. Peluang ini juga

digunakan untuk memperluas jaringan pemasaran produk

yang mereka hasilkan.

Threads adalah tantangan akibat kecenderungan atau

perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan

mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan

pemasaran. Atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai

suatu kondisi tidak menguntungkan bagi perusahaan yang

berasal dari luar perusahaan. (Kotler. 1997: hal 72)

35

2.2.2.3 Kegunaan Analisis SWOT

Dilihat dari pengertian yang sudah dijabarkan sebelumnya,

kita dapat melihat apa kegunaan dari analisis SWOT, yaitu:

1. Analisis SWOT berguna sebagai alat bantu pembuatan

keputusan dalam pengenalan program-program baru,

2. Merumuskan strategi-strategi dan kebijakan dalam

pengelolaan, dan

3. Alat bantu untuk memperluas visi dan misi suatu organisasi.

(http://rebaneka.blogspot.com/2009/04/analisis-swot.html/08-

02-2011/15:21 PM)

2.2.3 Radio

Adalah tekhnologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal

dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

elektromagnetik). (http://id.wikipedia.org/wiki/Radio/08-02-2011/15:39

PM)

2.2.3.1 Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia

Sejarah Radio Republik Indonesia bermula sejak

pendiriannya secara resmi pada tanggal 11 September 1945, oleh

para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa

36

stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah

Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam, Jakarta. Sehingga

menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia

dengan memilih dr. Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum

RRI yang pertama.

Siaran radio yang pertama di Indonesia (waktu itu

bernama Nederlands Indie - Hindia Belanda), ialah Bataviase

Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta Tempo dulu), yang

resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, jadi lima tahun

setelah di Amerika Serikat, tiga tahun setelah di Inggris dan Uni

Soviet.

Stasiun radio di Indonesia semasa penjajahan Belanda

dahulu mempunyai status swasta. Karena sejak adanya BRV tadi,

maka muncullah badan-badan radio siaran lainnya Nederlandsch

Indische Radio Omroep Masstchapyj (NIROM) di Jakarta,

Bandung dan Medan, Solossche Radio Vereniging (SRV) di Solo,

Mataramse Verniging Voor Radio Omroep (MAVRO) di

Yogjakarta, Verniging Oosterse Radio Luisteraars (VORO) di

Bandung, Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep (VORO) di

Surakarta, Chineese en Inheemse Radio Luisteraars Vereniging

Oost Java (CIRVO) di Surabaya, Eerste Madiunse Radio Omroep

(EMRO) di Madiun dan Radio Semarang di Semarang.

37

Sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bangsa

Indonesia ialah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan

pada tanggal 1 April 1933. Dalam hubungan dengan itu patut di

catat nama Mangkunegoro VII seorang bangsawan Solo dan

seorang Insinyur bernama Ir.Sarsito Mangunkusumo yang

berhasil mewujudkan SRV itu. SRV sebagai pelopor timbulnya

siaran radio yang diusahakan oleh bangsa Indonesia Sendiri.

Sedangkan siaran radio pertama diusahakan oleh Hindia

Belanda berdiri tanggal 16 Juni 1925 bernama BRV (Batavia

Radio Vereenging). Pada masa pendudukan jepang, siaran radio

sepenuhnya digunakan untuk kepentingan militer Jepang. diawal

kemerdekaan, siaran radio sangat berguna untuk menyiarkan

mengenai proklamasi ke seluruh penjuru negeri. Tanggal 11

September 1945 diadakan rapat di Jakarta dan dihadiri oleh

berbagai kalangan dan menghasilkan bahwa tanggal 11 September

1945 sebagai hari lahirnya RRI.

(http://archive.kaskus.us/thread/5851020/08-02-2011/19:07 PM)

38

2.2.3.2 Kekuatan dan Kelemahan Radio

I. Kekuatan Radio

Radio tidak kalah saing dengan media informasi dan

hiburan yang lain sepertitelevisi, surat kabar, majalah, maupun

tabloid. Adapun keunggulan atau kekuatan radio adalah sebagai

berikut:

1. Cepat dan Langsung

Radio merupakan saran tercepat dalam penyampaian

informasi dibandingkan televisi dan Koran. Peristiwa yang

baru saja terjadi bisa didapatkan dan langsung disampaikan

kepada pendengar tanpa proses yang rumit.

(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)

2. Akrab

Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Jarang ada

sekelompok orang mendengarkan siaran radio di suatu tempat.

Biasanya seseorang mendengar radio di kamar, di dapur, atau

di dalam mobil.

(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)

39

3. Dekat

Radio begitu dekat dengan pendengarnya. Penyiar radio

menyapa para pendengar secara personal. Sang penyiar seakan

berbicara dengan satu orang pendengar, bukan banyak

pendengar.

(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)

4. Hangat

Paduan kata-kata, lagu, dan efek suara dalam siaran radio

begitu terasa hangat dan mampu mempengaruhi emosi

pendengarnya, memberikan semangat hidup, menghibur

dikala sedih dengan lagu-lagu, bertindak seakan ‘teman baik’

bagi pendengar.

(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)

5. Tanpa batas

Siaran radio bisa didengar oleh siapa saja, membus batas-batas

geografis, demografis, suku, ras, agama, dan antar golongan,

juga kelas sosial.

(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)

40

6. Theater of Mind

Radio menghasilkan gambar dalam imajinasi pendengar

dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni

memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara, yang

disebut dengan Theater of Mind. Oleh karena itu, pendengar

hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk

sosok penyiar radio.

(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)

7. Sederhana

Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun

pendengar.

(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)

8. Murah

Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga

televisi, radio relatif jauh lebih murah. Pendengar pun tidak

dipungut bayaran sedikit-pun untuk mendengarkan radio.

(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)

41

II. Kelemahan Radio

Selain kelebihan atau kekuatan, radio juga memiliki

kelemahan dibandingkan media massa lainnya. Berikut adalah

kelemahan-kelemahan yang ada di dalam radio:

1. Selintas

Siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar

tidak dapat mengulang apa yang diucapkan penyiar radio,

tidak semudah membalikkan majalah atau Koran. Karena

bersifat sepintas, maka informasi yang disampaikan penyiar

radio harus jelas dengan bahasa yang mudah dicerna oleh

pendengar. (http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-

radio/08-02-2011/20:22 PM)

2. Global

Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail. Oleh

karena itu, angka-angka pun dibulatkan. Seperti contohnya,

mengenai berita seputar ‘253 orang karyawan pabrik sepatu di

PHK secara sepihak’, maka penyiar radio akan mengatakan

‘dua ratus orang lebih karyawan pabrik sepatu di PHK secara

sepihak’. (http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-

radio/08-02-2011/20:22 PM)

3. Batasan waktu

42

Waktu siaran radio terbatas, umumnya siaran dibuka mulai

pukul 05.00 – 24.00, maksimal 20 jam bila memungkinkan.

(http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-radio/08-

02-2011/20:22 PM)

4. Beralur linier

Program acara disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan

urutan yang sudah ada. Tidak seperti Koran atau majalah,

dimana pembaca bisa langsung kehalaman tengah atau akhir

sesuai yang kita inginkan.

(http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-radio/08-

02-2011/20:22 PM)

5. Mengandung gangguan

Saat mendengarkan program acara radio, pendengar terkadang

mengalami gangguan secara tekhnis. Misalnya, suara yang

timbul-tenggelam atau tidak jelas.

(http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-radio/08-

02-2011/20:22 PM)

43

2.2.3.3 Format Radio

Format media sebuah siaran radio adalah berbeda dengan

siaran televisi. Format radio dibagi menjadi dua macam, yakni

format yang berbasis musik dan non musik.

Radio yang berbasis musik memiliki format musik, antara lain

Album Oriented Rock, Alternative or Progressive Rock, Classic

Rock, Adult Contemporary, Urban Contemporary, Blues, Rhythm

and Blues, Country, Jazz, New Age, Easy Listening, Oldies,

Classical, Contemporary Hit Radio / Top 40, Dangdut. Disamping

format radio dari sisi musiknya, juga terdapat format radio dari

sisi program sesuai kebutuhan pendengarnya. Diantaranya

Edutainment, Infotainment, Talkshow, News and Tips.

(http://www.aau.ac.id/Format-Radio.html/11-07-2011/19:23 PM)

2.2.3.4 Jenis- jenis Program Radio

Secara garis besar program siaran radio terdiri dari Music

Program, Talkshow dan News Program. Meski demikian, pada

prakteknya suatu program siaran biasanya merupakan kombinasi

dari dua atau tiga jenis siaran tersebut.

44

I. Music Program

Program yang menyiarkan musik untuk menghibur

pendengar. Dengan perkembangan yang ada sekarang ini,

dirancang lebih memperhatikan pendengarnya yaitu

dirancang format pilihan pendengar, bahkan dirancang

format siaran interaktif antara penyiar dan pendengar

melalui komunikasi telepon dan radio. ( Sri Sartono. 2008:

hal 165-166)

II. Talkshow

Dialog interaktif atau wawancara langsung di

studio dengan narasumber atau melalui telepon. Dalam ini

telah dikembangkan menjadi program diskusi interaktif

yang melibatkan narasumber dan peserta baik yang ada di

dalam studio maupun pemirsa di rumah. ( Sri Sartono.

2008: hal 165-166)

III. News Program

Berisi rangkaian berita- berita terkini, meliputi

bidang ekonomi, politik, sosial, olahraga, dan sebagainya.

( Sri Sartono. 2008: hal 165-166)

45

2.2.3.5 Tahapan Produksi Program Radio

Dalam membuat sebuah program, tentunya dibutuhkan

proses agar program tersebut dapat sukses. Oleh karena itu,

terdapat tiga tahapan, yaitu

I. Pra Produksi

Tahapan ini disebut sebagai tahapan perencanaan.

Perencanaan yang dimaksud adalah sejumlah persiapan

yang dilakukan dalam membuat program. Persiapannya

meliputi waktu yang dilakukan, yaitu berapa lama waktu

yang disiapkan sebelum program radio tersebut disiarkan.

Siapa sajakah orang- orang atau sumber daya manusia

yang turut membantu dalam proses perencanaan dan

persiapan tersebut. Dan juga apa saja kegiatan yang

dilakukan, seperti mengadakan rapat untuk mencari

konsep seperti apa yang akan disiarkan, membuat naskah,

mencari materi siaran, dan lainnya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pra-produksi/11-07-

2011/20:17 PM)

II. Produksi

Tahapan kedua adalah tahapan produksi, yaitu

tahapan dimana program radio disiarkan. Kegiatan yang

dilakukan pada tahapan ini meliputi pemeriksaan kembali

berupa materi yang telah dipersiapkan sebelumnya,

46

pemeriksaan dari segi teknis, sampai proses siaran itu

berjalan.

(http://dodimawardi.wordpress.com/2008/09/18/produksi-

siaran-radio-pekan-2/11-07-2011/20:22 PM)

III. Pasca Produksi

Tahapan terakhir adalah tahapan pasca produksi,

yaitu melakukan evaluasi dan perbaikan. Tahapan ini

dilakukan setelah tahapan produksi siaran radio selesai

dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi rapat untuk

melakukan evaluasi hasil siaran, evaluasi kepada

announcer, dan lainnya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasca-produksi/11-07-

2011/20:27 PM)

2.2.3.6 Karakteristik Pendengar Radio

Dalam penyiaran radio, pendengar menjadi kunci utama

dalam menilai suatu program radio ataupun penyiar radio, berikut

terdapat empat karakteristik pendengar radio:

1. Heterogen

Masa pendengar terdiri dari orang- orang yang berbeda usia,

ras, suku, agama, strata sosial, latar belakang sosial-politik-

47

budaya, dan kepentingan. (Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan

naskah radio dan televisi, hal 9-10)

2. Pribadi

‘Radio is personal!’ pendengar adalah individu-individu,bukan

tim atau organisasi. Karenanya, komunikasi yang berlangsung

bersifat inter personal (antar pribadi), yakni penyiar dengan

pendengar, dengan gaya”ngobrol”.penyiar harus

membayangkan seolah- olah sedang berbicara kepada satu

orang saat siaran. (Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah

radio dan televisi, hal 9-10)

3. Aktif

Pendengar radio siaran tidak pasif, tetapi berfikir, dapat

melakukan interpretasi, dan menilainya apa yang didengarnya.

(Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah radio dan televisi,

hal 9-10)

4. Selektif

Pendengar dapat memilih gelombang, frekuensi, atau stasiun

radio mana saja yang sesuai selera mereka. Penyiar tidak bisa

”memaksa” pendengar stay tune di gelombang yang sama tiap

saat. (Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah radio dan

televisi, hal 9-10)

48

5. Pesan

Jarang digunakan untuk pesan-pesan business to businees.

(Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah radio dan televisi,

hal 9-10)

6. Perilaku

Perilaku konsumsi radio beragam, diantaranya:

- ‘Morning drive time’ merupakan saat terbesar menjangkau

pendengar radio.

- Biasanya perilaku pendengar saat itu adalah mengenakan

pakaian, sarapan pagi, dan sebagainya, yang tidak

mengandalkan terlalu banyak konsentrasi.

(Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah radio dan

televisi, hal 9-10)

2.2.4 Metodologi Penelitian

Berdasarkan penulisan skripsi yang dibuat dan kesesuaian judul

maka, metodologi penelitian yang akan digunakan adalah metodologi

penelitian kualitatif deskriptif. Metodologi penelitian ini digunakan

apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data

atau kejadian dengan kalimat- kalimat penjelasan secara kualitatif.

49

Metode ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data atau sampling bahkan

populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang sudah

terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti,

maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan

adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas)

data. Periset adalah bagian integral dari data, artinya periset ikut aktif

dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, periset

menjadi instrument riset yang harus terjun langsung di lapangan.

(Rachmat Krisyantono. 2008: hal 62,63,64,100)

Periset dapat menggunakan penelitian kualitatif untuk jika yang

bersangkutan ingin melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memahami makna yang melandasi tingkah laku partisipan

2. Mendeskripsikan latar dan interaksi partisan

3. Melakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi informasi baru

4. Memahami keadaan yang terbatas dan ingin mengetahui secara

mendalam dan rinci

5. Mendeskripsikan fenomena untuk menciptakan teori baru

(Rachmat Krisyantono. 2008: hal 62,63,64,100)

50

2.2.4.1 Ciri-ciri Metodologi Kualitatif

Secara umum, riset yang menggunakan metodologi kualitatif

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Intesif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting

lapangan, periset adalah instrument pokok riset.

2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi

dengan catatan-catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari

bukti-bukti dokumenter.

3. Analisis data lapangan.

4. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-

kutipan) dan komentar-komentar.

5. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi

realitas sebagai bagian dari proses risetnya. Realitas

dipandang sebagai dinamis dan produk konstruksi sosial.

6. Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset. Periset

sebagai sarana penggalian interpretasi data.

7. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah.

8. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang

terjadi dan individu-individunya.

9. Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth).

10. Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur.

51

Hubungan antara teori, konsep dan data: data memunculkan atau

membentuk teori baru. (Rachmat Krisyantono. 2008: hal

62,63,64,100)

2.2.4.2 Metode Riset

Berdasarkan metodologi kualitatif dikenal

beberapa metode riset, yaitu: focus group discussion,

wawancara mendalam, studi kasus, dan observasi.

Berdasarkan judul skripsi yang dibuat maka metode riset

yang paling cocok untuk digunakan adalah wawancara

mendalam, dan observasi.

a) Metode wawancara mendalam

Adalah metode riset dimana periset

melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara

mendalam dan terus menerus (lebih dari satu kali)

untuk menggali informasi dari responden. Karena

itu, responden disebut juga informan. Karena

wawancara dilakukan lebih dari sekali, maka

disebut juga ‘intensive interviews’. Biasanya

metode ini menggunakan sampel yang terbatas,

jika periset merasa data yang dibutuhkan sudah

cukup maka tidak perlu mencari sampel

(responden) yang lain. Metode ini memungkinkan

52

periset untuk mendapatkan alasan detail dari

jawaban responden yang antara lain mencakup

opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun

pengalaman-pengalamannya. Dalam menggunakan

teknik wawancara ini, keberhasilan dalam

mendapatkan data atau informasi dari obyek yang

diteliti sangat bergantung pada kemampuan periset

dalam melakukan wawancara.

Cara melakukan wawancara ialah mirip

dengan kalau kita sedang melakukan pembicaraan

dengan lawan bicara kita. Wawancara dimulai

dengan mengemukakan topik yang umum untuk

membantu periset memahami perspektif makna

yang di wawancarai. Hal ini sesuai dengan asumsi

dasar penelitian kualitatif, bahwa jawaban yang

diberikan harus dapat membeberkan perspektif

yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif dari

periset sendiri.

Keunggulan utama wawancara ialah

memungkinkan periset mendapatkan jumlah data

yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena

wawancara melibatkan aspek emosi, maka

kerjasama yang baik antara periset dan obyek yang

diteliti sangan diperlukan. Dari sisi periset, yang

53

bersangkutan harus mampu membuat pertanyaan

yang tidak menimbulkan jawaban panjang dan

bertele-tele sehingga jawaban menjadi tidak

terfokus. Sebaliknya dari sisi obyek yang diteliti,

yang bersangkutan dapat dengan enggan menjawab

secara terbuka dan jujur mengenai apa yang

ditanyakan oleh periset, tidak selalu ingat akan

peristiwa atau perbuatan yang pernah terjadi, serta

sering terjadi perbedaan penggunaan bahasa atau

simbol komunikasi lainnya antara periset dan

obyek yang diteliti. (Jonathan Sarwono. 2006: hal

224-225), (Rachmat Krisyantono. 2008: hal

62,63,64,100)

b) Observasi

Kegiatan observasi meliputi melakukan

pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian,

perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain

yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang

sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi

dilakukan secara umum, periset mengumpulkan

data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap

selanjutnya periset harus melakukan observasi

54

terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau

informasi yang diperlukan sehingga periset dapat

menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang

terus menerus terjadi. (Jonathan Sarwono. 2006:

hal 224-225), (Rachmat Krisyantono. 2008: hal

62,63,64,100)