BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00534-mc 2.pdf ·...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00534-mc 2.pdf ·...
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori- teori Dasar/Umum
Dalam bab ini akan membahas mengenai definisi teori-teori umum yang
berkaitan dengan komunikasi, penyiaran, dan penyiaran radio, diantaranya:
2.1.1 Teori Komunikasi
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
- Menurut tokoh Bernard Berelson dan Gary A Steiner
(1964:527) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan,
emosi, keterampilan, dan sebagainya. Tindakan dan proses
transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi.
- Lasswell, H.D yang diterjemahkan oleh Sendjaja (1999:7)
mendefinisikan komunikasi adalah menjawab pertanyaan
berikut:
Who : Siapa komunikator yang menyampaikan
pesan
Says What : Apa isi dari pesan yang disampaikan
komunikator
To Whom : Kepada siapa komunikator ingin
11
menyampaikan pesannya
In Which Channel : Media apa yang digunakan oleh
komunikator untuk menyampaikan
pesannya
With What Effect : Dampak atau efek apa yang terjadi oleh
komunikan yang disampaikan oleh
komunikator (Sendjaja .1999: hal7)
2.1.1.2 Tujuan Komunikasi
Menurut Hewitt (1981), tujuan dalam proses komunikasi
dijabarkan sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu,
2. Mempengaruhi perilaku seseorang,
3. Mengungkapkan perasaan,
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain,
5. Berhubungan dengan orang lain,
6. Menyelesaikan sebuah masalah,
7. Mencapai sebuah tujuan,
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik, dan
9. Menstimulasi minat diri sendiri atau orang lain
(http://metakalasari.wordpress.com/page/2/29-01-2011/08:57
AM)
12
2.1.1.3 Jenis Komunikasi
Jenis komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu terdiri dari:
I. Komunikasi Verbal
Adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan lisan (oral) atau dengan tertulis
(written).
Aspek-aspek dalam komunikasi verbal meliputi:
1. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata), komunikasi tidak
akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang
tidak dimengerti, karena itu oleh kata menjadi penting
dalam berkomunikasi.
2. Racing (ketepatan), komunikasi akan lebih efektif dan
sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak
terlalu cepat atau terlalu lambat.
3. Intonasi suara, mempengaruhi arti pesan secara dramatic
sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan
dengan intonasi suara yang berbeda.
4. Mengacu pada pendapat Dugan (1989), humor, tertawa
mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat
bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan
dalam berkomunikasi
13
5. Singkat dan jelas, komunikasi akan efektif bila
disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok
permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
6. Timing (waktu yang tepat), dapat menyediakan waktu
untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.
(http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi-
verbal.htm/29-01-2011/09:15 AM)
II. Komunikasi Non-Verbal
Adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
dengan menggunakan bahasa tubuh.
Aspek-aspek dalam komunikasi non verbal meliputi:
1. Ekspresi wajah, wajah merupakan sumber yang kaya
dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
2. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk
berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama
berinteraksi atau Tanya jawab berarti orang tersebut terlibat
dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan, bukan sekedar mendengarkan saja.
3. Sentuhan, adalah bentuk komunikasi personal. Beberapa
pesan seperti perhatian yang sungguh- sungguh, dukungan
14
emosional, kasih sayang atau simpati juga dapat dilakukan
melalui sentuhan.
4. Postur tubuh dan gaya berjalan, cara seseorang berjalan,
duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan
emosi, konsep diri.
5. Suara, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat
dijadikan komunikasi.
6. Gerak isyarat, adalah dapat mempertegas pembicaraan dan
menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi.
(http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi-
verbal.htm/29-01-2011/09:15 AM)
2.1.1.4 Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan, yaitu:
I. Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan
sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya
radio.
A ------------------→→→→ B
15
II. Komunikasi dua arah
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran
memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi
kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal
balik.
(http://www.scribd.com/doc/17403518/pengertian-
komunikasi/29-01-2011/09:15 AM)
2.1.1.5 Proses Komunikasi
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam proses komunikasi,
yaitu:
1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan
(atau melihat apa yang kira tunjukan kepada mereka)
2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar
atau lihat.
3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka
dengar (atau tidak menyetujui apa yang kita katakana,
tetapi dengan pemahaman yang benar).
4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai
dengan maksud kita dan maksud kita bisa mereka terima.
5. Memperoleh upan balik dari pendengar.
(http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/25/160/29-01-
2011/10:37 AM)
16
2.1.2 Teori Komunikasi Massa
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Menurut Wright komunikasi massa adalah:
1. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat
mencapai kebanyakan khalayak secara serentak dan bersifat
sekilas. (Elvinaro Ardianto. 2007: hal 3)
2. Komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks,
yaitu menyangkut berbagai pihak yang terlibat dalam
proses komunikasi massa, mulai dari menyusun pesan
sampai pesan diterima oleh komunikan. Misalkan, bila
pesan disampaikan melalui media elektronik radio siaran,
maka pihak yang terlibat diantaranya adalah penyiar dan
operator. (Elvinaro Ardianto. 2007: hal 3)
3. Penggunaan seperangkat alat tekhnologi dengan sendirinya
menyebabkan komunikasi massa itu membutuhkan biaya
relatif besar. (Elvinaro Ardianto. 2007: hal 3)
17
2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa dapat dibedakan menjadi:
1. Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi
massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan
untuk sekelompok tertentu. Pesan komunikasi massa dapat
berupa fakta, peristiwa, atau opini, serta pesan tersebut harus
memenuhi kriteria penting atau menarik bagi sebagian besar
komunikan. (Elvinaro Ardianto dan Erdinaya.2007: hal 7-13)
2. Komunikan anonim dan heterogen
Komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim), karena
komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.
Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah
heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang
berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya,
agama, dan tingkat ekonomi. (Elvinaro Ardianto dan
Erdinaya.2007: hal 7-13)
18
3. Pesan serempak
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi
lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari
itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada
waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
(Elvinaro Ardianto dan Erdinaya.2007: hal 7-13)
4. Mengutamakan isi
Pada komunikasi massa yang lebih dipentingkan adalah isi
dibanding hubungan dengan komunikan. Isi adalah pesan yang
harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan
disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan
digunakan. (Elvinaro Ardianto dan Erdinaya.2007: hal 7-13)
5. Bersifat satu arah
Karena melalui media massa dalam penyampaian komunikasi,
maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan
kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara kedua-
nya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikina,
komunikasi massa itu bersifat satu arah. (Elvinaro Ardianto
dan Erdinaya.2007: hal 7-13)
19
6. Stimulasi alat indera yang terbatas
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung
pada jenis media massa. Seperti halnya pada siaran radio,
khalayak hanya dapat menangkap pesan dengan cara
mendengar. (Elvinaro Ardianto dan Erdinaya.2007: hal 7-13)
2.1.3 Teori Penyiaran
2.1.3.1 Definisi Penyiaran
Berikut adalah beberapa definisi penyiaran yang berasal dari
berbagai sumber, termasuk para tokoh:
- UU No. 32/2002, tentang penyiaran
Kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan atau saran transmisi di darat, di laut atau
di antariksa dengan menggunakan sprektrum frekuensi
radio (gelombang elektromagnetik yang dipergunakan
untuk penyiaran dan mermabat di udara serta ruang
angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah
publik dan sumber daya alam terbatas) melalui udara,
kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara
serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan
perangkat penerima siaran.
20
(http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%20
32%20Tahun%202002%20tentang%20%20Penyiaran.pdf/
29-01-2011/13:48 PM)
- Menurut Malvin de Fluer, penyiaran adalah jenis media
massa yang menggunakan instrumen elektromagnetik
dalam menyampaikan pesan ke audiens nya secara
simultan.
(pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files.../41005-2-
698572292400.doc/11-007-2011/21:11 PM)
2.1.3.2 Kriteria Penyiaran
Terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat
terjadinya penyiaran. Jika salah satu syarat tidak ada maka tidak
dapat disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika diurutkan
berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai
berikut:
1. Harus tersedia spektrum frekuensi radio,
2. Harus ada sarana pemancaran atau transmisi,
3. Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver),
4. Harus adanya siaran (program atau acara), dan
5. Harus dapat diterima secara serentak atau bersamaan.
21
(http://morissan-teknikpenyiaran.blogspot.com/29-01-
2011/14:02 PM)
2.1.4 Teori Penyiaran Radio
2.1.4.1 Definisi penyiaran radio
Istilah siaran radio berasal dari kata radio broadcast yang berarti
penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang
berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai
media.
Berdasarkan Undang-undang Penyiaran No.32, penyiaran radio
adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan
gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan
terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
(http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%2032%20
Tahun%202002%20tentang%20%20Penyiaran.pdf/29-01-
2011/13:48 PM)
22
2.1.4.2 Fungsi siaran radio
Adalah menyampaikan informasi dari stasiun pemancar ke
seluruh stasiun penerima dengan transmisi tanpa kabel (wireless).
(Sri Sartono. 2008: hal 117)
2.1.4.3 Sistem penyiaran radio
Pada siaran radio, yang ditransmisikan atau dipancarkan adalah
hanya sinyal suara (audio). (Sri Sartono. 2007: hal 27)
23
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik Yang Dibahas
Pada sub-bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai teori- teori yang
akan digunakan dalam pembahasan, seperti teori radio, definisi, karakteristik,
kelebihan radio, definisi strategi, definisi positioning, definisi analisis dan
definisi lainnya yang berkaitan dengan judul penulisan skripsi. Penelitian yang
dilakukan periset merupakan penelitian kualitatif, sehingga teori-teori pada sub-
bab ini akan menjadi acuan atau pedoman periset untuk melakukan suatu
penelitian. Untuk mengetahui acuan atau pedoman teori- teori apa saja yang
digunakan oleh periset, berikut penjabaran dan penjelasan lebih lanjut.
2.2.1 Strategi dan Positioning
2.2.1.1 Definisi Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah
aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
2.2.1.2 Definisi Positioning
- Kotler, P (1997:262) Menyatakan positioning adalah suatu
tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk
mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai, dimana
konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu,
24
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu
perusahaan, dibanding dengan pesaingnya.
- Mengacu pada pendapat Ries, Trout (1986) Positioning bukan
sesuatu yang Anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu
yang Anda lakukan terhadap otak calon pelanggan. Sehingga
positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi
komunikasi. Ia berhubungan dengan bagaimana konsumen
menempatkan produk Anda di dalam otaknya, di dalam alam
khayalnya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian
tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu.
- Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki
jendela otak konsumen, agar produk atau merek atau nama
Anda mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi
mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merek atau
nama lain.
- Kotler et al. (2003:59-60) Menyatakan positioning sebagai
”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu
strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan
kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai
bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan
untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.
25
- Mengacu pada pendapat Yoram Wind pengertian positioning
sebagai “ reason for being” yaitu bagaimana mendefinisikan
identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen.
Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen
untuk itu konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak
sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak
pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan
pelanggan. (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/peran-
positioning-dalam-strategi.html/31-01-2011/16.45 PM)
2.2.1.3 Strategi Positioning Product
Product Positioning sangat berhubungan dengan
segmentasi pasar, karena penempatan produk tersebut ditujukan
melayani target market tertentu. Oleh karena itu, strategi
penempatan produk atau product positioning strategy diartikan
sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu
citra produk yang ada di pikiran konsumen, sehingga produk
tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing.
Sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang
diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan. (Kotler.
1997: hal 265)
26
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam
positioning, yaitu:
1. Positioning berhubungan dengan event marketing
Karena positioning berhubungan dengan citra di benak
konsumen, marketer harus mengembangkan strategi
marketing public relations melalui event marketing yang
dipilih yang sesuai dengan karakter produk Anda.
(http://id.shvoong.com/business-
management/marketing/2181295-kerangka-pemikiran/02-02-
2011/10:18 AM)
2. Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk
Konsumen pada dasarnya tidak membeli produk, tetapi
mengkombinasikan atribut. Setiap barang memiliki
karakteristik dan karakteristik itulah yang dalam positioning
disebut atribut.
(http://id.shvoong.com/business-
management/marketing/2181295-kerangka-pemikiran/02-02-
2011/10:18 AM)
27
3. Positioning harus memberi arti dan arti itu harus penting bagi
konsumen
Pertama-tama marketer harus mencari tahu atribut- atribut apa
yang dianggap penting oleh konsumen (sasaran pasarnya) dan
atribut- atribut yang dikombinasikan itu harus mengandung
arti.
(http://id.shvoong.com/business-
management/marketing/2181295-kerangka-pemikiran/02-02-
2011/10:18 AM)
4. Atribut-atribut yang dipilih harus unik
Selain unik, atribut- atribut yang hendak ditonjolkan harus
dapat dibedakan dengan yang sudah diakui milik para pesaing.
(http://id.shvoong.com/business-
management/marketing/2181295-kerangka-pemikiran/02-02-
2011/10:18 AM)
2.2.1.4 Cara Positioning
Ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh marketer
untuk mengembangkan positioning, salah satunya adalah dengan
menggunakan atribut. Selain itu praktisi pemasaran juga
menggunakan cara lain, salah satunya yang sesuai dengan
penulisan skripsi ini adalah melalui:
28
1. Positioning melalui imajinasi
Marketer bisa mengembangkan positioning produknya dengan
menggunakan imajinasi-imajinasi seperti tempat, orang,
benda-benda, situasi, dan lain sebagainya.
(http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/strategi-segmenting-
targeting-dan_20.html/02-02-2011/18:33 PM)
2. Positioning berdasarkan perbedaan produk
Marketer dapat menunjukkan kepada pasarnya di mana letak
perbedaan produknya terhadap pesaing.
(http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/strategi-segmenting-
targeting-dan_20.html/02-02-2011/18:33 PM)
2.2.1.5 Cara Mengkomunikasikan Positioning
Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk
perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:
1. Be creative
Be creative maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif
untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.
(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-
targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)
29
2. Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan
harus sesederhana dan sejelas mungkin.
(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-
targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)
3. Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus
konsisten dan melihat kondisi.
(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-
targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)
4. Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi
perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di
benak pelanggan.
(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-
targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)
5. User Their Language
User their language maksudnya adalah dalam
mengkomunikasikan positioning perusahaan harus
menggunakan bahasa pelanggan.
30
(http://hujjajun.blogspot.com/2010/12/model-stp-segmentasi-
targeting.html/02-02-2011/19:43 PM)
2.2.2 Analisis dan SWOT
2.2.2.1 Definisi Analisis
- Sebuah kegiatan yang dilakukan setelah tahap kerja lapangan
selesai, yaitu memeriksa dan mempelajari lebih detail data
hasil riset sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. (kamus
besar bahasa Indonesia. 2001: hal 43)
- Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (Jonathan Sarwono. 2006: hal 224)
- Sebuah tekhnik yang sederhana, mudah dipahami, dan juga
bisa digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan
kebijakan- kebijakan dalam pengelolaan
(http://www.scribd.com/doc/59154287/ANALISIS-
SWOT/04-02-2011/11:04 AM)
31
2.2.2.2 Definisi Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman.
(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modulrencanastrategi
s/materi4_analisisswot.pdf/04-02-2011/12:33 PM)
Analisis SWOT juga dapat diartikan sebagai sebuah alat
yang cukup efektif, baik, dan efisien serta sebagai alat yang cepat
dalam menemukan kemungkinan- kemungkinan yang berkaitan
dengan perkembangan awal program- program inovasi baru. Dan
juga sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran).
(http://rebaneka.blogspot.com/2009/04/analisis-swot.html/04-02-
2011/12:24 PM)
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan
dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian perencana strategis harus
menganalisis faktor- faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat
ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling
32
popular untuk analisis situaasi adalah analisis SWOT.
(http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_K
OPERASI/196206121988031-
ANI_PINAYANI/Penelitian/strategi_pengembangan_jurnal.pdf/0
6-02-2011/20:04 PM)
Gambar 2.1 SWOT
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor
tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah
singkatan dari lingkungan internal strenghts dan weakness serta
lingkungan eksternal opportunities dan threads yang dihadapai dunia
bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
(opportunies) dan ancaman (threads) dengan faktor internal kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weakness). (http://id.shvoong.com/business-
33
management/international-business/2038204-cara-membuat-analisis-
swot/06-02-2011/20:17 PM)
SWOT dibagi menjadi dua bagian:
1. Faktor Lingkungan Internal
Lingkungan internal terdiri dari Strenghts (kekuatan) dan
Weakness (kelemahan) dan berasal dari dalam perusahaan.
Strenghts atau kekuatan berarti aspek-aspek dimana
perusahaan itu memiliki keunggulan dan atau memberi
keuntungan lebih daripada pesaingnya. Atau dapat juga
diartikan sebagai kekuatan yang dimiliki sebuah perusahaan.
Kekuatan yang dimaksud adalah suatu kelebihan yang dimiliki
perusahaan dalam mengelola kinerja perusahaannya. Antara
lain kekuatan dalam mengolah input (SDA, SDM, modal, dan
manajemen) untuk menghasilkan output yang bernilai tinggi
serta dapat bersaing di dunia bisnis. (Muhlemann et al. 1997:
hal45)
Weakness atau kekurangan berarti aspek-aspek dimana
perusahaan itu memiliki kekurangan dan memberikan
kerugian kepada perusahaan jika dibandingkan dengan
pesaingnya. Atau dapat diartikan juga sebagai kelemahan-
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini setiap
34
perusahaan harus mampu meminimalkan dampak kelemahan
yang mereka miliki terhadap kinerja perusahaan. Mereka juga
harus mampu menindaklanjuti kelemahan yang mereka miliki
agar dapat menemukan solusi dan strategi yang jitu untuk
menembus pasar. (Muhlemann et al. 1997: hal 45)
2. Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari Opportunity
(kesempatan atau peluang) dan Threads (ancaman) dan
berasal dari luar perusahaan.
Opportunity adalah peluang perusahaan untuk
meningkatkan daya saing serta untuk menciptakan inovasi-
inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan berupa produk-
produk yang berkualitas di pasaran. Peluang ini juga
digunakan untuk memperluas jaringan pemasaran produk
yang mereka hasilkan.
Threads adalah tantangan akibat kecenderungan atau
perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan
mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan
pemasaran. Atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai
suatu kondisi tidak menguntungkan bagi perusahaan yang
berasal dari luar perusahaan. (Kotler. 1997: hal 72)
35
2.2.2.3 Kegunaan Analisis SWOT
Dilihat dari pengertian yang sudah dijabarkan sebelumnya,
kita dapat melihat apa kegunaan dari analisis SWOT, yaitu:
1. Analisis SWOT berguna sebagai alat bantu pembuatan
keputusan dalam pengenalan program-program baru,
2. Merumuskan strategi-strategi dan kebijakan dalam
pengelolaan, dan
3. Alat bantu untuk memperluas visi dan misi suatu organisasi.
(http://rebaneka.blogspot.com/2009/04/analisis-swot.html/08-
02-2011/15:21 PM)
2.2.3 Radio
Adalah tekhnologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal
dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). (http://id.wikipedia.org/wiki/Radio/08-02-2011/15:39
PM)
2.2.3.1 Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia
Sejarah Radio Republik Indonesia bermula sejak
pendiriannya secara resmi pada tanggal 11 September 1945, oleh
para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa
36
stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah
Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam, Jakarta. Sehingga
menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia
dengan memilih dr. Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum
RRI yang pertama.
Siaran radio yang pertama di Indonesia (waktu itu
bernama Nederlands Indie - Hindia Belanda), ialah Bataviase
Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta Tempo dulu), yang
resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, jadi lima tahun
setelah di Amerika Serikat, tiga tahun setelah di Inggris dan Uni
Soviet.
Stasiun radio di Indonesia semasa penjajahan Belanda
dahulu mempunyai status swasta. Karena sejak adanya BRV tadi,
maka muncullah badan-badan radio siaran lainnya Nederlandsch
Indische Radio Omroep Masstchapyj (NIROM) di Jakarta,
Bandung dan Medan, Solossche Radio Vereniging (SRV) di Solo,
Mataramse Verniging Voor Radio Omroep (MAVRO) di
Yogjakarta, Verniging Oosterse Radio Luisteraars (VORO) di
Bandung, Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep (VORO) di
Surakarta, Chineese en Inheemse Radio Luisteraars Vereniging
Oost Java (CIRVO) di Surabaya, Eerste Madiunse Radio Omroep
(EMRO) di Madiun dan Radio Semarang di Semarang.
37
Sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bangsa
Indonesia ialah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan
pada tanggal 1 April 1933. Dalam hubungan dengan itu patut di
catat nama Mangkunegoro VII seorang bangsawan Solo dan
seorang Insinyur bernama Ir.Sarsito Mangunkusumo yang
berhasil mewujudkan SRV itu. SRV sebagai pelopor timbulnya
siaran radio yang diusahakan oleh bangsa Indonesia Sendiri.
Sedangkan siaran radio pertama diusahakan oleh Hindia
Belanda berdiri tanggal 16 Juni 1925 bernama BRV (Batavia
Radio Vereenging). Pada masa pendudukan jepang, siaran radio
sepenuhnya digunakan untuk kepentingan militer Jepang. diawal
kemerdekaan, siaran radio sangat berguna untuk menyiarkan
mengenai proklamasi ke seluruh penjuru negeri. Tanggal 11
September 1945 diadakan rapat di Jakarta dan dihadiri oleh
berbagai kalangan dan menghasilkan bahwa tanggal 11 September
1945 sebagai hari lahirnya RRI.
(http://archive.kaskus.us/thread/5851020/08-02-2011/19:07 PM)
38
2.2.3.2 Kekuatan dan Kelemahan Radio
I. Kekuatan Radio
Radio tidak kalah saing dengan media informasi dan
hiburan yang lain sepertitelevisi, surat kabar, majalah, maupun
tabloid. Adapun keunggulan atau kekuatan radio adalah sebagai
berikut:
1. Cepat dan Langsung
Radio merupakan saran tercepat dalam penyampaian
informasi dibandingkan televisi dan Koran. Peristiwa yang
baru saja terjadi bisa didapatkan dan langsung disampaikan
kepada pendengar tanpa proses yang rumit.
(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)
2. Akrab
Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Jarang ada
sekelompok orang mendengarkan siaran radio di suatu tempat.
Biasanya seseorang mendengar radio di kamar, di dapur, atau
di dalam mobil.
(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)
39
3. Dekat
Radio begitu dekat dengan pendengarnya. Penyiar radio
menyapa para pendengar secara personal. Sang penyiar seakan
berbicara dengan satu orang pendengar, bukan banyak
pendengar.
(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)
4. Hangat
Paduan kata-kata, lagu, dan efek suara dalam siaran radio
begitu terasa hangat dan mampu mempengaruhi emosi
pendengarnya, memberikan semangat hidup, menghibur
dikala sedih dengan lagu-lagu, bertindak seakan ‘teman baik’
bagi pendengar.
(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)
5. Tanpa batas
Siaran radio bisa didengar oleh siapa saja, membus batas-batas
geografis, demografis, suku, ras, agama, dan antar golongan,
juga kelas sosial.
(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)
40
6. Theater of Mind
Radio menghasilkan gambar dalam imajinasi pendengar
dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni
memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara, yang
disebut dengan Theater of Mind. Oleh karena itu, pendengar
hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk
sosok penyiar radio.
(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)
7. Sederhana
Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun
pendengar.
(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)
8. Murah
Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga
televisi, radio relatif jauh lebih murah. Pendengar pun tidak
dipungut bayaran sedikit-pun untuk mendengarkan radio.
(http://www.romeltea.com/2010/07/24/karakter-radio/08-02-2011/20:11 PM)
41
II. Kelemahan Radio
Selain kelebihan atau kekuatan, radio juga memiliki
kelemahan dibandingkan media massa lainnya. Berikut adalah
kelemahan-kelemahan yang ada di dalam radio:
1. Selintas
Siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar
tidak dapat mengulang apa yang diucapkan penyiar radio,
tidak semudah membalikkan majalah atau Koran. Karena
bersifat sepintas, maka informasi yang disampaikan penyiar
radio harus jelas dengan bahasa yang mudah dicerna oleh
pendengar. (http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-
radio/08-02-2011/20:22 PM)
2. Global
Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail. Oleh
karena itu, angka-angka pun dibulatkan. Seperti contohnya,
mengenai berita seputar ‘253 orang karyawan pabrik sepatu di
PHK secara sepihak’, maka penyiar radio akan mengatakan
‘dua ratus orang lebih karyawan pabrik sepatu di PHK secara
sepihak’. (http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-
radio/08-02-2011/20:22 PM)
3. Batasan waktu
42
Waktu siaran radio terbatas, umumnya siaran dibuka mulai
pukul 05.00 – 24.00, maksimal 20 jam bila memungkinkan.
(http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-radio/08-
02-2011/20:22 PM)
4. Beralur linier
Program acara disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan
urutan yang sudah ada. Tidak seperti Koran atau majalah,
dimana pembaca bisa langsung kehalaman tengah atau akhir
sesuai yang kita inginkan.
(http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-radio/08-
02-2011/20:22 PM)
5. Mengandung gangguan
Saat mendengarkan program acara radio, pendengar terkadang
mengalami gangguan secara tekhnis. Misalnya, suara yang
timbul-tenggelam atau tidak jelas.
(http://duniabroadcast.wordpress.com/about/dunia-radio/08-
02-2011/20:22 PM)
43
2.2.3.3 Format Radio
Format media sebuah siaran radio adalah berbeda dengan
siaran televisi. Format radio dibagi menjadi dua macam, yakni
format yang berbasis musik dan non musik.
Radio yang berbasis musik memiliki format musik, antara lain
Album Oriented Rock, Alternative or Progressive Rock, Classic
Rock, Adult Contemporary, Urban Contemporary, Blues, Rhythm
and Blues, Country, Jazz, New Age, Easy Listening, Oldies,
Classical, Contemporary Hit Radio / Top 40, Dangdut. Disamping
format radio dari sisi musiknya, juga terdapat format radio dari
sisi program sesuai kebutuhan pendengarnya. Diantaranya
Edutainment, Infotainment, Talkshow, News and Tips.
(http://www.aau.ac.id/Format-Radio.html/11-07-2011/19:23 PM)
2.2.3.4 Jenis- jenis Program Radio
Secara garis besar program siaran radio terdiri dari Music
Program, Talkshow dan News Program. Meski demikian, pada
prakteknya suatu program siaran biasanya merupakan kombinasi
dari dua atau tiga jenis siaran tersebut.
44
I. Music Program
Program yang menyiarkan musik untuk menghibur
pendengar. Dengan perkembangan yang ada sekarang ini,
dirancang lebih memperhatikan pendengarnya yaitu
dirancang format pilihan pendengar, bahkan dirancang
format siaran interaktif antara penyiar dan pendengar
melalui komunikasi telepon dan radio. ( Sri Sartono. 2008:
hal 165-166)
II. Talkshow
Dialog interaktif atau wawancara langsung di
studio dengan narasumber atau melalui telepon. Dalam ini
telah dikembangkan menjadi program diskusi interaktif
yang melibatkan narasumber dan peserta baik yang ada di
dalam studio maupun pemirsa di rumah. ( Sri Sartono.
2008: hal 165-166)
III. News Program
Berisi rangkaian berita- berita terkini, meliputi
bidang ekonomi, politik, sosial, olahraga, dan sebagainya.
( Sri Sartono. 2008: hal 165-166)
45
2.2.3.5 Tahapan Produksi Program Radio
Dalam membuat sebuah program, tentunya dibutuhkan
proses agar program tersebut dapat sukses. Oleh karena itu,
terdapat tiga tahapan, yaitu
I. Pra Produksi
Tahapan ini disebut sebagai tahapan perencanaan.
Perencanaan yang dimaksud adalah sejumlah persiapan
yang dilakukan dalam membuat program. Persiapannya
meliputi waktu yang dilakukan, yaitu berapa lama waktu
yang disiapkan sebelum program radio tersebut disiarkan.
Siapa sajakah orang- orang atau sumber daya manusia
yang turut membantu dalam proses perencanaan dan
persiapan tersebut. Dan juga apa saja kegiatan yang
dilakukan, seperti mengadakan rapat untuk mencari
konsep seperti apa yang akan disiarkan, membuat naskah,
mencari materi siaran, dan lainnya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pra-produksi/11-07-
2011/20:17 PM)
II. Produksi
Tahapan kedua adalah tahapan produksi, yaitu
tahapan dimana program radio disiarkan. Kegiatan yang
dilakukan pada tahapan ini meliputi pemeriksaan kembali
berupa materi yang telah dipersiapkan sebelumnya,
46
pemeriksaan dari segi teknis, sampai proses siaran itu
berjalan.
(http://dodimawardi.wordpress.com/2008/09/18/produksi-
siaran-radio-pekan-2/11-07-2011/20:22 PM)
III. Pasca Produksi
Tahapan terakhir adalah tahapan pasca produksi,
yaitu melakukan evaluasi dan perbaikan. Tahapan ini
dilakukan setelah tahapan produksi siaran radio selesai
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi rapat untuk
melakukan evaluasi hasil siaran, evaluasi kepada
announcer, dan lainnya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasca-produksi/11-07-
2011/20:27 PM)
2.2.3.6 Karakteristik Pendengar Radio
Dalam penyiaran radio, pendengar menjadi kunci utama
dalam menilai suatu program radio ataupun penyiar radio, berikut
terdapat empat karakteristik pendengar radio:
1. Heterogen
Masa pendengar terdiri dari orang- orang yang berbeda usia,
ras, suku, agama, strata sosial, latar belakang sosial-politik-
47
budaya, dan kepentingan. (Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan
naskah radio dan televisi, hal 9-10)
2. Pribadi
‘Radio is personal!’ pendengar adalah individu-individu,bukan
tim atau organisasi. Karenanya, komunikasi yang berlangsung
bersifat inter personal (antar pribadi), yakni penyiar dengan
pendengar, dengan gaya”ngobrol”.penyiar harus
membayangkan seolah- olah sedang berbicara kepada satu
orang saat siaran. (Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah
radio dan televisi, hal 9-10)
3. Aktif
Pendengar radio siaran tidak pasif, tetapi berfikir, dapat
melakukan interpretasi, dan menilainya apa yang didengarnya.
(Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah radio dan televisi,
hal 9-10)
4. Selektif
Pendengar dapat memilih gelombang, frekuensi, atau stasiun
radio mana saja yang sesuai selera mereka. Penyiar tidak bisa
”memaksa” pendengar stay tune di gelombang yang sama tiap
saat. (Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah radio dan
televisi, hal 9-10)
48
5. Pesan
Jarang digunakan untuk pesan-pesan business to businees.
(Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah radio dan televisi,
hal 9-10)
6. Perilaku
Perilaku konsumsi radio beragam, diantaranya:
- ‘Morning drive time’ merupakan saat terbesar menjangkau
pendengar radio.
- Biasanya perilaku pendengar saat itu adalah mengenakan
pakaian, sarapan pagi, dan sebagainya, yang tidak
mengandalkan terlalu banyak konsentrasi.
(Binusmaya. 2008: Pert5: penulisan naskah radio dan
televisi, hal 9-10)
2.2.4 Metodologi Penelitian
Berdasarkan penulisan skripsi yang dibuat dan kesesuaian judul
maka, metodologi penelitian yang akan digunakan adalah metodologi
penelitian kualitatif deskriptif. Metodologi penelitian ini digunakan
apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data
atau kejadian dengan kalimat- kalimat penjelasan secara kualitatif.
49
Metode ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data atau sampling bahkan
populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang sudah
terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti,
maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan
adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas)
data. Periset adalah bagian integral dari data, artinya periset ikut aktif
dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, periset
menjadi instrument riset yang harus terjun langsung di lapangan.
(Rachmat Krisyantono. 2008: hal 62,63,64,100)
Periset dapat menggunakan penelitian kualitatif untuk jika yang
bersangkutan ingin melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Memahami makna yang melandasi tingkah laku partisipan
2. Mendeskripsikan latar dan interaksi partisan
3. Melakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi informasi baru
4. Memahami keadaan yang terbatas dan ingin mengetahui secara
mendalam dan rinci
5. Mendeskripsikan fenomena untuk menciptakan teori baru
(Rachmat Krisyantono. 2008: hal 62,63,64,100)
50
2.2.4.1 Ciri-ciri Metodologi Kualitatif
Secara umum, riset yang menggunakan metodologi kualitatif
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Intesif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting
lapangan, periset adalah instrument pokok riset.
2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi
dengan catatan-catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari
bukti-bukti dokumenter.
3. Analisis data lapangan.
4. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-
kutipan) dan komentar-komentar.
5. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi
realitas sebagai bagian dari proses risetnya. Realitas
dipandang sebagai dinamis dan produk konstruksi sosial.
6. Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset. Periset
sebagai sarana penggalian interpretasi data.
7. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah.
8. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang
terjadi dan individu-individunya.
9. Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth).
10. Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur.
51
Hubungan antara teori, konsep dan data: data memunculkan atau
membentuk teori baru. (Rachmat Krisyantono. 2008: hal
62,63,64,100)
2.2.4.2 Metode Riset
Berdasarkan metodologi kualitatif dikenal
beberapa metode riset, yaitu: focus group discussion,
wawancara mendalam, studi kasus, dan observasi.
Berdasarkan judul skripsi yang dibuat maka metode riset
yang paling cocok untuk digunakan adalah wawancara
mendalam, dan observasi.
a) Metode wawancara mendalam
Adalah metode riset dimana periset
melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara
mendalam dan terus menerus (lebih dari satu kali)
untuk menggali informasi dari responden. Karena
itu, responden disebut juga informan. Karena
wawancara dilakukan lebih dari sekali, maka
disebut juga ‘intensive interviews’. Biasanya
metode ini menggunakan sampel yang terbatas,
jika periset merasa data yang dibutuhkan sudah
cukup maka tidak perlu mencari sampel
(responden) yang lain. Metode ini memungkinkan
52
periset untuk mendapatkan alasan detail dari
jawaban responden yang antara lain mencakup
opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun
pengalaman-pengalamannya. Dalam menggunakan
teknik wawancara ini, keberhasilan dalam
mendapatkan data atau informasi dari obyek yang
diteliti sangat bergantung pada kemampuan periset
dalam melakukan wawancara.
Cara melakukan wawancara ialah mirip
dengan kalau kita sedang melakukan pembicaraan
dengan lawan bicara kita. Wawancara dimulai
dengan mengemukakan topik yang umum untuk
membantu periset memahami perspektif makna
yang di wawancarai. Hal ini sesuai dengan asumsi
dasar penelitian kualitatif, bahwa jawaban yang
diberikan harus dapat membeberkan perspektif
yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif dari
periset sendiri.
Keunggulan utama wawancara ialah
memungkinkan periset mendapatkan jumlah data
yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena
wawancara melibatkan aspek emosi, maka
kerjasama yang baik antara periset dan obyek yang
diteliti sangan diperlukan. Dari sisi periset, yang
53
bersangkutan harus mampu membuat pertanyaan
yang tidak menimbulkan jawaban panjang dan
bertele-tele sehingga jawaban menjadi tidak
terfokus. Sebaliknya dari sisi obyek yang diteliti,
yang bersangkutan dapat dengan enggan menjawab
secara terbuka dan jujur mengenai apa yang
ditanyakan oleh periset, tidak selalu ingat akan
peristiwa atau perbuatan yang pernah terjadi, serta
sering terjadi perbedaan penggunaan bahasa atau
simbol komunikasi lainnya antara periset dan
obyek yang diteliti. (Jonathan Sarwono. 2006: hal
224-225), (Rachmat Krisyantono. 2008: hal
62,63,64,100)
b) Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan
pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian,
perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain
yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang
sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi
dilakukan secara umum, periset mengumpulkan
data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap
selanjutnya periset harus melakukan observasi