BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi...

45
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan elemen yang independen (Gelinas dan Dull, 2008), saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain (Hanif Al Fatta, 2007), dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses yang teratur untuk mencapai suatu tujuan (O’Brien, 2006). Menurut Kusrini dan Koniyo (2007, h.6) sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain: 1. Komponen sistem (Component) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem. 2. Batasan sistem (Boundary) Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing. 3. Subsistem Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing. 4. Lingkungan luar sistem (Environment) Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem. 5. Penghubung sistem (Interface)

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekumpulan elemen yang independen (Gelinas dan Dull, 2008),

saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain (Hanif Al

Fatta, 2007), dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses yang

teratur untuk mencapai suatu tujuan (O’Brien, 2006).

Menurut Kusrini dan Koniyo (2007, h.6) sistem mempunyai beberapa

karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain:

1. Komponen sistem (Component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling

bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain untuk

mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.

3. Subsistem

Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk

mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.

4. Lingkungan luar sistem (Environment)

Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.

5. Penghubung sistem (Interface)

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

9

Media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lain. Adanya penghubung

ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem

lainnya.

6. Masukkan sistem (Input)

Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan adalah

energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi.

7. Keluaran sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

8. Pengolahan sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukkan

menjadi keluaran.

9. Sasaran sistem (Object)

Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai

sasaran atau tujuan.

2.1.1.2 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti (O’Brien,

2006), dalam bentuk yang berguna (Gelinas dan Dull, 2008), dan semua keterangan

yang bermanfaat untuk pengambil keputusan manajer dalam rangka mencapai tujuan

organisasi (Gaol, 2008).

Information generation merupakan proses dari kompilasi, pengaturan, dan

penyajian informasi bagi pengguna. Informasi dapat berupa dokumen operasional

seperti sales order, laporan, atau pesan melalui layar komputer (Hall, 2008).

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

10

Karakteristik informasi yang berguna menurut Hall (2008, p.13-14) adalah

relevance, timelines, accuracy, completeness dan summarization. Penjelasan dari

karakteristik informasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Relevance (Relevan)

Relevan dapat berarti sesuai dengan hal yang dimaksud atau diperlukan. Oleh karena

itu, isi dari sebuah laporan atau dokumen harus menyajikan suatu tujuan yaitu

memenuhi kebutuhan pengguna informasi. Oleh karena itu, sistem informasi harus

menyajikan data yang relevan dalam laporannya.

b. Timelines (Tepat Waktu)

Informasi yang berguna adalah informasi yang digunakan tepat pada waktunya.

Misalnya, seorang manajer penjualan membuat keputusan setiap harinya untuk

menentukan target dan strategi penjualan sales representative berdasarkan laporan

status penjualan, maka informasi dalam laporan penjualan tidak boleh lebih dari satu

hari.

c. Accuracy (Akurat)

Informasi harus bebas dari kesalahan yang bersifat material. Material dalam hal ini

dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat penting dan dapat mengakibatkan

perubahan atas pertimbangan seseorang yang meletakkan kepercayaan terhadap

informasi tersebut.

Misalnya, informasi yang terdapat pada nota penjualan, sales order dan bukti

pembayaran harus selalu tepat dan akurat karena berdampak pada pembuatan laporan

periodik untuk pengambilan keputusan manajemen.

d. Completeness (Kelengkapan)

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

11

Informasi yang disajikan untuk pengambilan keputusan harus lengkap, dalam arti tidak

ada informasi penting yang terlewatkan atau hilang. Sebagai contoh, suatu laporan

harus menyediakan semua perhitungan yang diperlukan dan menyajikan pesan yang

jelas dan tegas (tidak ambigu).

e. Summarization (Keringkasan)

Informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Manajer pada tingkat

yang lebih rendah umumnya memerlukan informasi yang rinci sedangkan pada tingkat

manajemen puncak cenderung memerlukan informasi yang ringkas.

2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan seperangkat unsur yang saling terkait (Stair dan

Reynolds, 2009), kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak,

jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2006).

Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan

penggunanya. Tentunya tujuan sistem informasi berbeda antara perusahaan satu dengan

perusahaan lainnya. Tujuan pokok dari sistem informasi menurut (Hall, 2008, p.14),

adalah untuk:

- Mendukung fungsi kepengurusan manajemen

- Mendukung pengambilan keputusan manajemen

- Mendukung operasi perusahaan sehari-hari

2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan,

mencatat, menyimpan, dan memproses data (Sarosa, 2009), mengubah data transaksi

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

12

bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya (Kusrini dan

Koniyo, 2007).

Menurut Hall (2008, p.9), sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga subsistem

utama, yaitu:

1. Transaction Processing System (TPS), yang mendukung operasi bisnis sehari-

hari dengan berbagai laporan, dokumen, dan pesan untuk pengguna di seluruh

organisasi.

2. General Ledger/Financial Reporting System (GL/FRS), yang menghasilkan

laporan keuangan, seperti: laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan

laporan lainnya yang diperlukan perusahaan.

3. Management Reporting System (MRS), yang menyediakan manajemen internal

laporan keuangan dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

2.1.1.5 Tujuan dan Fungsi dari Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Kusrini dan Koniyo (2007, h.10), dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Mendukung operasi sehari-hari.

2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen.

3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban.

Di dalam organisasi, sistem informasi akuntansi berfungsi untuk:

1. Mengumpulkan dan menyimpan aktivitas yang dilaksanakan di suatu organisasi,

sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut dan para pelaku

aktivitas tersebut.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi manajemen.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

13

3. Menyediakan pengendalian yang memadai.

2.1.1.6 Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2009, p.28-29), terdapat enam komponen

sistem informasi akuntansi, yaitu:

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi

2. Prosedur dan instruksi, baik manual dan otomatis, termasuk di dalamnya

mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data aktivitas organisasi

3. Data tentang organisasi dan proses bisnis

4. Software yang digunakan untuk memproses data organisasi

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, perangkat jaringan,

dan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,

mengolah, dan mengirimkan data dan informasi

6. Pengendalian internal dan keamanan dalam menjaga data sistem informasi

akuntansi

2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan terdiri dari semua aktivitas penjualan dan penerimaan kas

(Hall, 2008), berkaitan dengan distribusi barang dan jasa kepada entitas lain serta

pengumpulan pembayaran atas peristiwa tersebut (Bodnar dan Hopwood, 2001).

Menurut Sarosa, (2009, h.18-19), aktivitas yang harus dicatat adalah

penerimaan order dari konsumen, penjualan, dan penerimaan kas. Pengiriman barang

juga harus dicatat bersamaan dengan penjualan. Laporan yang dihasilkan oleh siklus

pendapatan antara lain:

i. Order penjualan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

14

ii. Faktur penjualan

iii. Dokumen pengiriman barang

iv. Remittance advices, yaitu pemberitahuan pembayaran tagihan oleh konsumen

v. Ringkasan penerimaan kas

vi. Analisa penjualan

vii. Saldo piutang setiap konsumen

Basis data siklus pendapatan biasanya memiliki tabel data berikut ini:

a. Penerimaan kas

b. Daftar konsumen/ pelanggan

c. Persediaan barang dagangan

d. Penjualan

e. Order penjualan

f. Daftar wiraniaga

Prosedur dalam siklus pendapatan adalah:

a. Pelanggan memesan barang menggunakan dokumen order pembelian yang

diterima oleh fungsi penjualan/pemasaran.

b. Setelah verifikasi dan negoisasi harga, status kredit pelanggan diverifikasi oleh

fungsi kredit. Jika pelanggan baru apakah boleh membeli secara kredit,

sedangkan pelanggan lama apakah batas kreditnya memenuhi. Jika diperlukan

bisa saja batas kredit pelanggan dinaikkan. Pada kasus lain, dapat juga

permintaan pembelian kredit pelanggan ditolak karena riwayat kredit yang

buruk.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

15

c. Setelah verifikasi status kredit fungsi penjualan melihat apakah jumlah

persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan. Jika tersedia, maka catatan

persediaan diperbaharui dan fungsi gudang diminta menyiapkan barang untuk

dikirim.

d. Jika persediaan tidak mencukupi maka dilakukan prosedur back order. Pada

perusahaan manufaktur, back order menjadi pemicu proses produksi. Pada

perusahaan dagang, back order menjadi pemicu fungsi pembelian untuk

membeli barang yang dibutuhkan kepada pemasok.

e. Barang yang sudah disiapkan oleh fungsi gudang kemudian dikirim oleh fungsi

pengiriman. Perusahaan dapat mengirim sendiri barang pesanan pelanggan atau

memanfaatkan jasa perusahaan pengiriman (outsourcing).

f. Saat barang telah diterima oleh pelanggan, maka fungsi penagihan akan

Smengirimkan faktur kepada pelanggan sebagai tagihan atas piutang pelanggan.

Piutang baru boleh diakui saat pelanggan telah menerima barang.

g. Fungsi piutang mengelolah data piutang pelanggan, termasuk membuat laporan,

memperbaharui buku pembantu piutang, otorisasi pembayaran piutang, dll.

h. Pelanggan membayar piutangnya dengan menggunakan cek atau transfer bank.

2.1.2.1 Definisi Pendapatan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(2009):

i. “Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas

yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan,

bunga, dividen, royalty dan sewa.” (SAK ETAP 2.22 a)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

16

ii. “Pendapatan muncul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian berikut:

(a) Penjualan barang (baik diproduksi oleh entitas untuk tujuan produksi atau

dibeli untuk dijual kembali);

(b) Pemberian jasa;

(c) Kontrak konstruksi;

(d) Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti

atau dividen.” (SAK ETAP 20.1)

2.1.2.2 Definisi Penjualan

Menurut Rangkuti (2009, h.206), penjualan adalah pemindahan hak milik atas

barang atau pemberian jasa yang dilakukan penjual kepada pembeli dengan harga yang

disepakati bersama dengan jumlah yang dibebankan kepada pelanggan dalam penjualan

barang/jasa dalam suatu periode akuntansi.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(2009), “Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua

kondisi berikut terpenuhi:

(a) Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan

barang kepada pembeli;

(b) Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai

kepada tingkat dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun control

efektif atas barang yang terjual;

(c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;

(d) Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan

mengalir masuk ke dalam entitas;

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

17

(e) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur

dengan andal.” (SAK ETAP 20.8)

Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan suatu kegiatan bisnis utama

perusahaan dagang dimana perusahaan menyediakan barang atau jasa untuk pelanggan

dan memperoleh pembayaran (uang) atas barang dan jasa tersebut. Penjualan juga

merupakan sumber pendapatan utama perusahaan bagi kelangsungan bisnisnya.

2.1.2.3 Definisi Piutang Penjualan

Menurut Moyer et al. (2008, p.624), piutang terdiri dari kredit yang diberikan

perusahaan kepada pelanggannya saat menjual barang atau jasa, atau ke perusahaan

lain. Dalam memberikan kredit kepada para pelanggannya, perusahaan harus

melakukan hal berikut:

a. Menetapkan kredit dan kebijakan penagihan

b. Mengevaluasi permohonan kredit pelanggan

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p.295) piutang merupakan uang yang

terhutang oleh pelanggan untuk barang atau jasa yang dijual. Piutang juga memelihara

kredit pelanggan dan histori informasi pembayaran, yang penting dalam proses bisnis

manajemen pesanan pelanggan.

Jadi dapat disimpulkan piutang adalah kredit yang diberikan kepada pelanggan

pada saat perusahaan menjual barang atau jasa untuk kemudian menerima uang dari

pelanggan atas barang atau jasa yang diberikan tersebut.

2.1.2.4 Pengelolaan Piutang Penjualan

Menurut Royan (2009, h.120-125), beberapa alasan piutang penjualan perlu

dikelola dengan baik, antara lain adanya:

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

18

1. Ekses menjual produk

2. Strategi penetrasi

3. Ekses risiko

4. Akibat target yang tidak tepat

5. Manipulasi dan korupsi pelanggan

6. Manipulasi dan korupsi oleh karyawan

7. Account Receivable sebagai jantung cash flow distributor

8. Kewajiban menjaga cash flow

9. Meningkatkan laba

2.1.2.5 Definisi Penerimaan Kas

Penerimaan kas adalah sebuah proses mendapatkan atau menerima kas dari

pihak eksternal perusahaan, yang menambah saldo kas perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(2009), “Kas adalah kas (cash on hand) dan rekening giro.” (SAK ETAP.171)

Jadi, penerimaan kas disini digunakan sebagai sumber dana bagi perusahaan

untuk membiayai kegiatan perusahaan secara umum. Bentuk dari penerimaan kas atau

uang dapat dibagi atas :

1. Penerimaan dalam bentuk tunai

2. Penerimaan dalam bentuk cek/giro.

2.1.2.6 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan

Menurut Romney dan Steinbart (2009, p.394-411), terdapat empat aktivitas

bisnis dasar dalam siklus pendapatan antara lain:

1. Entri Pesanan Penjualan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

19

Kegiatan siklus pendapatan dimulai dari penerimaan pesanan pelanggan. Proses

penerimaan pesanan terdiri dari tiga tahap diantaranya:

a. Penerimaan pesanan pelanggan

Data pesanan pelanggan dicatat dalam sales order. Sales order berisi sejumlah

informasi mengenai nomor barang, jumlah barang, harga, dan keterangan

penjualan lainnya.

b. Persetujuan kredit

Untuk penjualan secara kredit, batasan kredit harus disetujui terlebih dahulu

sebelum diproses lebih lanjut.

c. Memeriksa ketersediaan persediaan

Menentukan apakah persediaan cukup tersedia untuk memenuhi pesanan,

sehingga dapat diinformasikan mengenai tanggal pengiriman yang diharapkan

pelanggan.

Selain memproses pesanan pelanggan, hal lain yang tidak kalah penting adalah

menanggapi permintaan pelanggan karena kualitas layanan pelanggan yang

disediakan oleh perusahaan dapat menjadi kunci keberhasilan sebuah perusahaan.

2. Pengiriman

Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan

pelanggan dan pengiriman barang yang diinginkan. Proses ini terdiri dari dua

langkah:

a. Memilih dan mengepak pesanan

Picking ticket dicetak berdasarkan entri pesanan penjualan yang akan memicu

proses pengiriman barang. Bagian gudang menggunakan picking ticket untuk

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

20

memilih dan mengidentifikasi jenis dan jumlah produk, untuk kemudian

menghapusnya dari persediaan.

b. Pengiriman Pesanan

Salah satu keputusan besar perusahaan dalam memenuhi pengiriman pesanan

menyangkut pemilihan metode pengiriman. Secara tradisional, banyak

perusahaan yang memiliki dan menggunakan armada truk sendiri untuk

memenuhi pengiriman pesanan. Namun penggunaan jasa pengiriman

(outsourcing) dapat mengurangi biaya dan memungkinkan perusahaan untuk

berkonsentrasi pada kegiatan bisnis utama mereka. Memilih jasa pengiriman

yang tepat dengan cara memantau kinerjanya (misalnya persentase pengiriman

tepat waktu dan klaim kerusakan).

3. Penagihan

Aktivitas utama berikutnya berkaitan dengan penagihan pelanggan. Proses ini

terdiri dari dua tahap yaitu:

a. Pembuatan faktur penjualan dan memperbaharui akun piutang

Penagihan yang akurat dan tepat waktu untuk barang yang dikirim sangatlah

penting. Kegiatan ini merupakan kegiatan pemrosesan informasi yang dikemas

dari informasi pengisian sales order sampai kegiatan pengiriman. Dokumen

yang digunakan untuk menagih adalah faktur penjualan, yang memberitahukan

pelanggan mengenai jumlah yang harus dibayar dan kemana harus mengirim

pembayaran.

b. Memelihara piutang dagang

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

21

Fungsi piutang dibagi dalam dua tugas utama diantaranya menggunakan

informasi dalam faktur penjualan untuk mendebit akun pelanggan dan secara

berkala mengkredit akun ini ketika pembayaran diterima. Terdapat dua cara

untuk mengendalikan piutang, antara lain:

i. Metode Open Invoice

Pelanggan biasanya membayar sejumlah uang menurut masing-masing faktur

penjualan. Biasanya 2(dua) rangkap invoice yang akan dikirimkan ke pelanggan

dimana satu rangkap dikembalikan jika melakukan pembayaran. Rangkap ini

disebut remittance advice.

ii. Metode Balance Forward

Pelanggan biasanya membayar menurut jumlah yang ada pada laporan bulanan,

dibandingkan menurut faktur penjualan satuan. Laporan bulanan berisi semua

transaksi termasuk penjualan dan pembayaran yang ada selama bulan terakhir

serta menginformasikan jumlah saldo piutang terakhir.

4. Penerimaan Kas

Aktivitas terakhir dalam siklus pendapatan berkaitan dengan penerimaan kas.

Fungsi kasir ialah melaporkan penerimaan, menangani penerimaan uang dari

pelanggan dan menyetorkan uang ke bank.

2.1.3 Penilaian Pemberian Kredit

Menurut Rivai dan Veithzal (2008, h.288-293), tujuan utama dari analisis

permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai

kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik

pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan bank.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

22

Prinsip-prinsip dasar dalam menganalisis kredit lazim dikenal dengan prinsip 6 C’s,

antara lain:

1. Character

Character adalah keadaan watak/sifat dari nasabah, baik dalam kehidupan

pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini

adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/kemauan nasabah untuk

memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah

ditetapkan.

Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut,

dapat ditempuh melalui upaya antara lain:

a. meneliti riwayat hidup calon nasabah;

b. meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya;

c. meminta bank to bank information;

d. mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada;

e. mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi;

f. mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya;

2. Capital

Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah.

Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan

calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam

memberikan kredit.

3. Capacity

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

23

Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan

usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah

untuk mengetahui/mengukur sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk

mengembalikan atau melunasi hutang-hutangnya (ability to pay) secara tepat waktu dari

usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui

berbagai pendekatan berikut ini:

a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan

perkembangan dari waktu ke waktu.

b. Pendekatan financial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus. Hal ini

sangat penting untuk perusahaan-perusahaan yang menghendaki keahlian teknologi

tinggi atau perusahaan yang memerlukan profesionalisme tinggi seperti rumah sakit,

biro konsultan, dan lain-lain.

c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasbah mempunyai kapasitas

untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit

dengan bank.

d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan

nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan

e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah

mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-

peralatan/mesin-mesin, administrasi, dan keuangan, industrial relation sampai pada

kemampuan merebut pasar

4. Collateral

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

24

Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan

terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk

mengetahui sejauh mana risiko kewajiban financial nasabah kepada bank. Penilaian

terhadap jaminan ini meliputi jenis, lokasi, bukti pemilikan, dan status hukumnya.

Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau daru dua segi sebagai berikut.

a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan.

b. Segi yuridis, yaitu apakah jaminan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk

dipakai sebagai jaminan.

5. Conditions of Economy

Conditions of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik, social, ekonomi,

budaya yang memengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang

kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat

gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara

lain:

a. keadaan konjungtur;

b. peraturan-peraturan pemerintah;

c. situasi, politik, dan perekonomian dunia;

d. keadaan lain yang memengaruhi pemasaran.

Kondisi ekonomi yang perlu disoroti mencakup hal-hal sebagai berikut:

- Pemasaran : kebutuhan, daya beli masyarakat, luas pasar, perubahan mode, bentuk

persaingan, peranan barang subsitusi, dan lain-lain.

- Teknis produksi : perkembangan teknologi, tersedianya bahan baku, cara penjualan

sistem tunai atau kredit.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

25

- Peraturan pemerintah : kemungkinan pengaruhnya terhadap produk yang dihasilkan,

misalnya larangan peredaran jenis obat tertentu.

5. Constraint

Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis

untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalkan pendirian suatu usaha pompa bensin

yang sekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bara.

2.1.4 Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang

Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983

Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah pasal 1: “…

23. Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena

Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan penyerahan Jasa

Kena Pajak.

25. Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib

dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena

Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud,

ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ atau ekspor Jasa Kena Pajak.

2.1.4.1 Objek Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang

Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983

Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah:

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

26

“Pasal 4

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:

a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha;

b. impor Barang Kena Pajak;

c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha;

d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di

dalam Daerah Pabean;

e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;

f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;

g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;

atau

h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.”

2.1.4.2 Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang

Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983

Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah:

Pasal 7

(1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).

(2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:

a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

27

b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;

c. ekspor Jasa Kena Pajak.

(3) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling

rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang

perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2.1.5 Sistem Pengendalian Internal

2.1.5.1 Definisi Sistem Pengendalian Internal

Menurut Boynton dan Johnson (2006, p.391), berdasarkan COSO, pengendalian

internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen,

dan personal lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai

pencapaian tujuan dalam kategori sebagai berikut:

a. Keandalan pelaporan keuangan

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

c. Efektivitas dan efisiensi operasi

Laporan COSO juga menekankan bahwa konsep dasar yang diwujudkan dari definisi di

atas:

a. Pengendalian internal adalah suatu proses yang terintegrasi dengan, atau

tidak ditambahkannya pada infrastruktur entitas. Ini berarti pengendalian

internal merupakan sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

b. Orang menerapkan pengendalian internal, yang berarti bukan hanya sebagai

bentuk panduan kebijakan, tetapi orang-orang di setiap tingkat organisasi

menerapkannya.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

28

c. Pengendalian internal diharapkan dapat menyediakan keyakinan memadai,

bukan jaminan mutlak, karena adanya keterbatasan inheren.

d. Pengendalian internal diarahkan untuk pencapaian tujuan dalam hal

pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

2.1.5.2 Komponen Sistem Pengendalian Internal

Menurut Boynton dan Johnson (2006, p.392), berdasarkan COSO, kemungkinan

pengendalian yang berhubungan dengan pencapaian tujuan entitas terdiri dari lima

komponen yang saling terkait dengan pengendalian internal sebagai berikut:

1. Control Environment, mewakili nada yang ditetapkan oleh manajemen suatu

organisasi yang mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orangnya. Ini

adalah dasar untuk semua komponen lain dari pengendalian internal, dengan

menyediakan disiplin dan struktur seperti integritas dan nilai etika, komitmen

terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, filosofi manajemen dan

gaya operasi, struktur organisasi, penugasan wewenang dan tanggung jawab,

kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

2. Risk Assessment adalah identifikasi entitas dan analisis resiko yang relevan

dengan pencapaian tujuan, membentuk dasar untuk menentukan bagaimana

resiko harus dikelola.

3. Control Activities adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin

bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Control Activities terdiri dari:

a. Authorization Controls, memastikan bahwa hanya transaksi yang valid yang

akan diproses.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

29

b. Segregation of Duties melibatkan pemberian tanggung jawab untuk

mengotorisasi, mengeksekusi, mencatat transaksi dan memelihara assets

pada karyawan yang berbeda.

c. Information Processing Controls, meliputi:

I. General Controls adalah pengendalian terhadap operasi dan organisasi,

dokumentasi dan pengembangan sistem, akses, serta prosedur dan data.

II. Computer Application Controls, berhubungan dengan aplikasi sistem

informasi akuntansi yang meliputi input controls, processing controls,

dan output controls.

i. Input controls adalah pengendalian terhadap program yang

dirancang untuk mendeteksi atau melaporkan kesalahan dalam

input data untuk pengolahan.

ii. Processing controls dirancang untuk memberikan keyakinan

memadai bahwa pemrosesan komputer telah dilakukan dan

ditujukan untuk aplikasi tertentu.

iii. Output control dirancang untuk memastikan bahwa hasil

pengolahan benar dan hanya personel yang berwenang menerima

input.

III. Controls over the Financial Reporting Process

4. Information and Communication adalah identifikasi, penangkapan, dan

pertukaran informasi dalam bentuk dan kerangka waktu yang memungkinkan

orang untuk melaksanakan tanggung jawab mereka.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

30

5. Monitoring adalah proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian internal

dari waktu ke waktu.

2.1.5.3 Prinsip Control Activities pada Transaksi Penerimaan Kas

Menurut Kieso et al. (2011, p.309), prinsip pengendalian internal yang harus

diterapkan pada transaksi penerimaan kas, antara lain:

a. Establishment of Responsibilty, hanya personil yang ditunjuk yang

berwenang untuk menangani penerimaan kas, seperti: kasir.

b. Segregation of Duties, adanya pemisahan tugas antara individu yang

menerima kas, mencatat penerimaan kas, dan yang menyimpan kas.

c. Documentation Procedures, menggunakan remittance advice, cash register

tapes, dan slip setoran.

d. Physical Controls, menyimpan uang tunai dalam lemari besi (brankas).

e. Independent Internal Verification, supervisor menghitung penerimaan kas

harian dan bendahara membandingkan total deposito bank harian.

f. Human Resource Controls, adanya ikatan/kontrak dengan karyawan yang

menangani kas

2.1.6 Flowchart

Sistem flowchart adalah representasi grafis dari hubungan fisik antara elemen-

elemen kunci dari sistem. Elemen-elemen ini dapat mencakup departemen organisasi,

kegiatan manual, program komputer, hardcopy catatan akuntansi (dokumen, jurnal,

buku besar, dan file), dan merekam digital records (file referensi, file transaksi, file

arsip, dan file master) (Hall, 2008), yang menggunakan simbol-simbol standar, garis

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

31

aliran interkoneksi, dan penjelasan yang menggambarkan langkah-langkah yang terlibat

dalam pengolahan informasi melalui sistem akuntansi (Boynton dan Johnson, 2006).

2.1.7 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOAD)

2.1.7.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOAD)

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.4), analisis identitas objek mengungkapkan

bagaimana pengguna membedakannya dari objek lain di dalam hubungan. Sedangkan,

desain identitas objek mengungkapkan bagaimana objek dapat saling mengenal di

dalam sistem sehingga dapat saling mengakses satu sama lain.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.4), perancangan berorientasi objek terbagi

dalam empat aktivitas utama, yaitu problem domain analysis, application domain

analysis, architectural design, dan component design.

Gambar 2.1 Aktivitas utama Object Oriented Analysis and Design Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.15)

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

32

2.1.7.2 Prinsip Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Mathiassen (2000, p.18), analisis dan perancangan berorientasi objek

dibangun berdasarkan empat prinsip umum, yaitu:

1. Pemodelan konteks (Model the Context)

Sistem yang bermanfaat harus sesuai dengan konteks mereka karena itu penting

menggunakan model application domain dan problem domain selama

menganalisis dan mendesain sistem.

2. Penekanan pada Arsitektur (Emphasize the Architecture)

Memahami arsitektur penting untuk memfasilitasi kolaborasi antara desainer dan

programmer. Sebuah arsitektur yang fleksibel membuat sistem lebih mudah

dimodifikasi dan diperbaiki.

3. Penggunaan kembali Pola–Pola (Reuse Patterns)

Membangun ide-ide produk yang bagus dan komponen-komponen yang sudah

diuji meningkatkan kualitas sistem dan proses pengembangan produktivitas.

4. Penyesuaian Metode (Tailor the Method)

Setiap upaya pengembangan produk memiliki tantangan yang unik/berbeda.

Analisis dan perancangan berorientasi objek harus disesuaikan dengan

kebutuhan spesifik dari analisis dan situasi desain yang diberikan.

2.1.7.3 Describe the Situation and System Definition

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.24), system definition merupakan suatu

uraian ringkas dari suatu sistem terkomputerisasi yang dinyatakan dalam bahasa alami.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

33

Rich Picture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.26), rich picture adalah sebuah gambaran

informal yang menyajikan pemahaman ilustrator dari situasi yang sedang berlangsung

dan berfokus pada aspek penting dari situasi tersebut. Rich picture dibuat untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih luas dari sebuah situasi.

Dalam proses pembuatan rich picture, sangat penting berinteraksi dengan

beberapa orang di dalam organisasi untuk mengetahui tentang apa yang terjadi atau

harus terjadi untuk memahami proses bisnis organisasi. Rich picture juga membantu

pengembang sistem untuk mengembangkan pemahaman mereka di dalam

mendefinisikan kebutuhan sistem.

Kriteria FACTOR

Kriteria FACTOR digunakan untuk mendukung pengembangan system

definition dan mempertimbangkan bagaimana masing-masing elemen faktor harus

dirumuskan dengan hati-hati. Selain itu, untuk memulai system definition dengan

menggambarkan sistem dan menggunakan kriteria FACTOR untuk melihat bagaimana

sistem memenuhi definisi masing-masing faktor.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.39), kriteria FACTOR terdiri dari enam

elemen, yaitu:

a. Functionality: fungsi sistem yang mendukung tugas aplikasi domain

b. Application Domain: bagian dari suatu organisasi yang mengelola,

memantau, atau mengendalikan problem domain.

c. Conditions: dengan kondisi yang bagaimana sistem akan dikembangkan dan

digunakan.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

34

d. Technology: semua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan

menjalankan sistem.

e. Objects: objek utama dalam problem domain.

f. Responsibility: tanggung jawab sistem secara keseluruhan dalam kaitannya

dengan konteks.

2.1.7.4 Unified Modelling Language (UML)

Unified modelling language (UML) merupakan suatu set standar konstruksi

model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi

objek (Satzinger, 2005), untuk struktur proses pembangunan dan penyatuan serangkaian

prosedur dan filosofi (Bennett, 2006), yang harus berfungsi sebagai model yang lebih

didorong notasi dalam rangka membuat diagram lebih mudah dibaca (Bell, 2004).

2.1.7.5 Analisis Problem Domain

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.45), problem domain adalah bagian dari

konteks yang diadministrasikan, diawasi, atau dikendalikan oleh sistem. Dalam analisis

problem domain terdapat tiga aktivitas, yaitu:

- Mencari elemen dari problem domain, yaitu: objects, classes, dan events.

- Buat model berdasarkan hubungan struktural antara class dan objects yang

dipilih.

- Interaksi antara objects dan class serta behavior dari object dan class.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

35

Gambar 2.2 Aktivitas dalam pemodelan problem domain Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.46)

Object

Objek adalah suatu entitas dengan identitas, keadaan (state), perilaku

(Mathiassen et al., 2000), pada problem domain yang mencerminkan kemampuan

sistem untuk menyimpan informasi, berinteraksi satu sama lain atau kedua-duanya

(Bennett, 2006).

Secara umum, objek dijelaskan dalam hal class, bukan secara individual,

misalnya class pelanggan bukan berisi objek pelanggan secara spesifik tetapi class yang

sama juga akan berisi banyak pelanggan lainnya yang masing-masing memiliki

identitas, keadaan (state), perilaku yang unik. Dengan demikian, objek adalah sebuah

entitas yang memiliki identitas, keadaan (state), perilaku masing-masing.

Classes

Class merupakan deskripsi dari kumpulan objek yang memiliki struktur, pola

behaviour dan atribut yang sama (Mathiassen et al., 2000), menunjukkan bagaimana

entitas yang berbeda (orang, benda, dan data) berhubungan satu sama lain (Bell, 2003).

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

36

Kegiatan class merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain.

Kegiatan class ini dimulai dengan mencari kandidat untuk class dan event kemudian

mengevaluasi dan memilihnya secara sistematis untuk menghasilkan event table.

Dengan kata lain, class menunjukkan struktur statis dari sistem.

Structure

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.69) kegiatan ini bertujuan untuk menjelaskan

hubungan struktural antara kelas-kelas dan objek-objek pada problem domain. Kegiatan

Structure merupakan kegiatan kedua dalam analisis problem domain. Kegiatan

Structure ini dimulai dengan class dan event pada event table lalu menentukan stuktur

object dan class, kemudian menghubungkan antar class untuk menghasilkan class

diagram.

Ada dua tipe hubungan struktural dimana keduanya dibagi ke dalam dua bagian,

yaitu:

1. Class structure, meliputi:

a. Generalization adalah suatu kelas yang umum (kelas super) yang menggambarkan

properti umum untuk suatu grup yang memiliki kelas khusus (sub kelas).

b. Cluster adalah suatu koleksi dari kelas yang berhubungan.

2. Object structure, meliputi:

a. Aggregation : adalah suatu objek superior (keseluruhan) yang berisi jumlah dari

objek atau bagiannya.

b. Association : adalah hubungan yang berarti antar sejumlah objek.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

37

Behaviour

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.89), kegiatan ini bertujuan untuk model

dinamis pada problem domain. Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan

pola perilaku (behaviour pattern) dan atribut dari setiap kelas. Hasil dari kegiatan ini

adalah statechart diagram.

stm Bagian Keuangan

Active

/menilai

/menyetorkan

/menilai

Gambar 2.3 Contoh Statechart

Konsep dari behavior terdiri dari:

a. Event trace: urutan peristiwa yang melibatkan objek tertentu.

b. Behavioral pattern: deskripsi dari peristiwa yang mungkin untuk semua

objek dalam kelas.

Ada 3 notasi dalam behavioral pattern, yaitu:

• Sequence, dimana event muncul satu per satu secara berurutan.

• Selection, dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event

yang muncul.

• Iteration, dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali.

c. Attribute: deskriptif sifat dari sebuah class atau peristiwa.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

38

Sequence

Sequence diagram merupakan diagram yang baik untuk digunakan sebagai

dokumen persyaratan sistem dan sangat berguna karena menunjukkan logika interaksi

antara objek dalam sistem pada urutan waktu saat interaksi berlangsung (Bell, 2004),

yang melengkapi class diagram, untuk menjelaskan situasi yang umum dan statis

(Mathiassen, 2000), dan digunakan untuk memodelkan perilaku dinamis dari sebuah use

case yang dapat dilihat sebagai specification of use case (Bennett, 2006).

Semua jenis interaction diagrams harus diberikan frame untuk menjelaskan

bagaimana mereka digabungkan. Setiap sequence diagram harus diberikan frame yang

memiliki heading dengan menggunakan notasi sd yang merupakan kependekan dari

sequence diagram (Bennett, 2006), elemen notasi disebut juga frame. Elemen frame

digunakan sebagai dasar bagi banyak elemen lain dalam diagram UML (Bell, 2004).

Berikut beberapa notasi penulisan heading pada setiap frame yang terdapat

dalam sequence diagram, yaitu:

Tabel 2.1 Tipe Interaction Operator yang Dapat Digunakan dengan Combined Fragments Interaction Operator

Penjelasan

alt Notasi alt merupakan kependekan dari alternatives yang menyatakan bahwa terdapat beberapa buah alternatif jalur eksekusi untuk dijalankan.

opt Notasi opt merupakan kependekan dari optinal dimana frame yang memiliki heading ini, memiliki status pilihan yang akan dijalankan jika syarat tertentu dipenuhi.

loop Notasi loop menyatakan bahwa operation yang terdapat dalam frame tersebut dijalankan secar berulang selama kondisi tertentu

break Notasi break mengindikasikan bahwa semua operation

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

39

yang berada setelah frame tersebut tidak dijalankan. par Notasi par merupakan kependekan dari parallel yang

mengindikasikan bahwa operation dalam frame tersebut dijalankan secara bersamaan.

seq Notasi seq merupakan kependekan dari weak sequencing yang berarti operation yang berasal dari lifeline yang berbeda dapat terjadi pada urutan manapun.

strict Notasi strict merupakan kependekan dari strict sequencing yang menyatakan bahwa operation harus dilakukan secara berurutan.

neg Notasi neg merupakan kependekan dari negative yang mendeskripsikan operasi yang tidak valid.

critical Notasi critical mengindikasikan bahwa operasi-operasi yang terdapat didalamnya tidak memiliki sela yang kosong.

ignore Notasi ignore mengindikasikan bahwa tipe pesan atau parameter yang dikirimkan dapat diabaikan dalam interaksi.

consider Notasi consider menyatakan pesan mana yang harus dipertimbangkan dalam interaksi

assert Notasi assert merupakan kependekan dari assertion yang menyatakan urutan pesan yang valid.

ref Notasi ref merupakan kependekan dari refer yang menyatakan bahwa frame mereferensikan operation yang terdapat di dalamnya pada sebuah sequence diagram tertentu.

Sumber: Bennet et al. (2006, p. 270) 2.1.7.6 Analisis Application Domain

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.115), application domain adalah bagian dari

suatu organisasi yang mengelola, memantau, atau mengendalikan problem domain.

Application domain bertujuan untuk menentukan persyaratan penggunaan suatu sistem.

Prinsip dari analisis application domain, yaitu:

a. Menentukan application domain dengan use case.

b. Kolaborasi dengan user

Dalam analisis application domain terdapat tiga aktivitas, yaitu:

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

40

Gambar 2.4 Aktivitas utama di dalam analisis application domain Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.117) Usage

Use case menggambarkan suatu unit fungsionalitas yang disediakan oleh sistem

(Bell, 2003), dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna (Miles dan

Hamilton, 2006), yang bertujuan untuk menentukan bagaimana aktor berinteraksi

dengan sistem (Mathiassen, 2000). Konsep utama dari usage, terdiri dari:

a. Actor: abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan target

sistem.

b. Use case: pola interaksi antara sistem dan aktor di dalam application

domain.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

41

uc Use Case Mo...

Bagian Administrasi Penjualan

Membuat Sales Order

Membuat Surat Perintah Kerja

Mendata Barang

Mendata Pelanggan

Gambar 2.5 Contoh Use Case Diagram

Funtions

Menurut Mathiassen (2000, p.137), functions bertujuan untuk menentukan

kemampuan pemrosesan informasi pada sistem. Selain itu, functions juga merupakan

fasilitas untuk membuat model yang berguna untuk aktor. Terdapat empat tipe dari

functions, yaitu:

a. Update functions, merupakan fungsi yang diaktifkan oleh event dari problem

domain dan menghasilkan perubahan dalam state dari model tersebut.

b. Signal functions, merupakan fungsi yang diaktifkan oleh perubahan state

dari model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks.

c. Read functions, merupakan fungsi yang diaktifkan oleh kebutuhan informasi

dalam pekerjaan actor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang

berhubungan dengan model.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

42

d. Compute functions, merupakan fungsi yang diaktifkan oleh kebutuhan

informasi dalam pekerjaan actor dan berisi perhitungan yang melibatkan

informasi yang disediakan oleh actor atau model, hasilnya adalah sebuah

tampilan dari hasil perhitungan tesebut.

Interfaces

Menurut Mathiassen (2000, p.151), interfaces merupakan fasilitas yang

membuat suatu model sistem dapat berinteraksi dengan aktor. Selain itu, bertujuan

untuk menentukan antarmuka suatu sistem. Ada dua jenis interface, yaitu: user

interface, yang menghubungkan aktor dengan sistem dan system interface, yang

menghubungkan sistem dengan sistem lain seperti sistem monitoring dan pengendalian.

2.1.7.7 Architectural Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.173), tujuan dari architectural design adalah

untuk menstrukturkan sebuah sistem yang terkomputerisasi. Prinsip-prinsip yang

digunakan adalah mendefenisikan dan memprioritaskan kriteria, menghubungkan

kriteria dengan technical platform, mengevaluasi perancangan sejak awal. Hasil yang

diperoleh berupa struktur bagi komponen-komponen dan proses-proses sistem.

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam architectural design, yaitu:

Gambar 2.6 Aktivitas dalam Architectural Design Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.176)

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

43

Criteria

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.177), konsep dari kriteria adalah sebuah

properti yang disukai dari arsitektur. Tujuannya adalah untuk menetapkan prioritas

desain.

Untuk menciptakan sebuah desain yang baik diperlukan pertimbangan mengenai

bagaimana arsitektur dipengaruhi oleh kemungkinan penggabungan pola-pola umum

dari komponen yang ada. Kondisi-kondisi yang perlu dipertimbangkan tersebut menurut

Mathiassen et al. (2000, p.184), adalah sebagai berikut :

1. Technical, yang terdiri dari pertimbangan: penggunaan hardware, software dan

sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan

penggabungan pola-pola umum dan komponen yang telah ada terhadap arsitektur

atau kemungkinan pembelian komponen standar.

2. Organizational, yang terdiri dari pertimbangan: perjanjian kontrak, rencana untuk

pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang.

3. Human, yang terdiri dari pertimbangan: keahlian dan pengalaman orang yang

terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan dengan

platform teknis yang akan didesain.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.186), prinsip-prinsip dalam menentukan

kriteria desain dalam proyek pengembangan sistem, antara lain:

1. Desain yang baik tidak memiliki kelemahan utama

Adanya kelemahan utama dapat menggagalkan sebuah desain. Sebuah desain

yang baik berusaha untuk mencapai sifat yang baik dan menghindari sifat yang

buruk.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

44

2. Desain yang baik memenuhi beberapa kriteria secara seimbang

Karena ada kriteria yang dapat bertentangan, memprioritaskan semua kriteria

adalah penting. Oleh sebab itu untuk menentukan kriteria mana yang akan

diutamakan dan bagaimana cara untuk menyeimbangkan dengan kriteria-kriteria

yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu.

3. Desain yang baik dapat digunakan, fleksibel, dan dapat dipahami

Kegunaan sistem ditentukan oleh kualitas teknis antara sistem dan penerapannya

untuk membantu pekerjaan user. Fleksibilitas dari sistem yang mudah

digunakan membantu merancang dan implementasi sistem.

Kriteri-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap proyek

pengembangan sistem.

Tabel 2.2 Kriteria Umum Criterion Ukuran dari

Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan konteks, organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis

Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis Correct Pemenuhan dari kebutuhan Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan sistem Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat

melaksanakan fungsi yang diinginkan Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap

sistem Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain

yang berhubungan Portabel Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang berbeda Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain Sumber Mathiassen et al.(2000,p.178)

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

45

Component Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.190), component architecture merupakan

suatu struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan.

Component architecture membuat sistem lebih mudah untuk dimengerti,

menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal ini dikarenakan

komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem.

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.193), Pola umum dalam desain komponen

arsitektur adalah sebagai berikut :

1. Layered-architecture pattern

Sebuah arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk

menjadi lapisan-lapisan dimana lapisan yang berada di atas bergantung ke pada

lapisan yang ada di bawahnya. Perubahan yang terjadi pada suatu lapisan akan

mempengaruhi lapisan yang di atasnya.

Gambar 2.7 Layered Architecture Pattern Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.193)

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

46

2. Generic-architecture pattern

Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari komponen

interface, function, dan model. Di mana komponen model terletak pada lapisan

yang paling bawah, kemudian dilanjutkan dengan function layer dan paling

atasnya komponen interface.

Gambar 2.8 Generic Architecture Pattern Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.196)

3. Client-server architecture pattern

Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah sistem yang

terdistribusi di antara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis.

Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa client.

Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan database dan

resource yang dapat disebarkan terhadap client melalui jaringan. Sementara

Client memiliki tanggung jawab untuk menyediakan interface lokal untuk setiap

user-nya. Identifikasi komponen, di dalam perancangan sistem atau subsistem,

pada umumnya dimulai dengan layer architerture dan client server

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

47

architercture di mana keduanya merupakan dua layer yang berbeda, tetapi

saling melengkapi.

Gambar 2.9 Client-Server Architecture Pattern Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.197) Menurut Mathiassen et al. (2000, p.200), berikut adalah beberapa jenis distribusi

dalam arsitektur client-server.

Tabel 2.3 Jenis Arsitektur Client-Server Client Server Architercture U U+F+M Distributed Presentation U F+M Local Presentation U+F F+M Distributed Functionality U+F M Centralized Data U+F+M M Distributed Data Sumber Mathiassen et al. (2000, p.200) Process Architecture

Process architecture menurut Mathiassen et al. (2000, p209) merupakan struktur

dari eksekusi sistem yang terdiri dari proses-proses yang saling bergantung. Hasilnya

berupa sebuah deployment diagram.

Tiga jenis pola distribusi menurut Mathiassen et al. (2000, p215), yaitu sebagai

berikut :

1. Centralized Pattern

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

48

Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya bisa melihat

user interface saja. Keuntungannya adalah dapat diimplementasikan pada client

secara murah, semua data konsisten karena hanya berada di satu tempat,

strukturnya mudah dimengerti dan diimplementasikan, dan kemacetan

jaringannya moderat.

2. Distributed Pattern

Semua data terdistribusi ke user atau client dan server hanya menyebarkan

model yang telah di-update di antara client. Keuntungannya adalah waktu akses

yang rendah kinerja lebih maksimal, dan back-up data banyak. Kerugiannya

adalah redundansi sata sehingga konsistensi data terancam, kemacetan jaringan

tinggi, arsitektur sulit dipahami dan diimplementasikan.

3. Decentralized Pattern

Pola ini berada di antara kedua pola di atas. Di sini client data tersendiri

sehingga data umum hanya berada pada server. Server menyimpan data umum

dan fungsi atas data-data tersebut, sedangkan client menyimpan data milik

application domain client. Keuntungannya adalah konsistensi data, tidak ada

duplikasi data, lalu lintas jaringan jarang karena jaringan hanya digunakan data

umum di server diupdate. Kekurangannya adalah semua prosesor harus mampu

melakukan fungsi yang kompleks dan memelihara model dalam jumlah besar,

sehingga meningkatkan biaya hardware.

2.1.7.8 Component Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.231), component design bertujuan untuk

menentukan implementasi kebutuhan dalam sebuah kerangka arsitektural. Kegiatan

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

49

component design bermula dari spesifikasi arsitektural dan kebutuhan sistem,

sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah spesifikasi dari komponen yang saling

berhubungan.

Model Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.236), model component merupakan bagian

dari sistem yang mengimplementasikan model problem domain. Hasil dari kegiatan

model component adalah restrukturisasi class diagram dari kegiatan analisis yang terdiri

dari kegiatan penambahan class, atribut dan struktur baru yang mewakili event.

Function Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.236), function component adalah bagian dari

sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari function

component adalah untuk memberikan akses bagi user interface dan komponen sistem

lainnya ke model sehingga menunjukkan pengimplementasikan dari function.

Hasil utama dari kegiatan ini adalah class diagram dengan operation dan

specification dari operation yang kompleks. Sub kegiatan ini menghasilkan kumpulan

operasi yang dapat mengimplementasikan fungsi sistem seperti yang ditentukan dalam

analysis problem domain dan function list.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

50

2.2 Kerangka Pikir

Kerangka pikir mengenai penulisan skripsi ini dapat dilihat pada Gambar 2.10:

Fase Pengembangan Sistem Fase Perancangan

Fase Analisis

Fase Inisiasi

Bisnis yang berjalan

Proses siklus

pendapatan

Visi dan misi

perusahaan, struktur

organisasi, dan

prosedur dari sistem

yang berjalan

Metode analisis

dengan flowchart

dan rich picture

Masalah

Solusi masalah

Rich picture yang

diusulkan

Class diagramUse case diagramEvent Table

Function listRancangan user

interfaceSequence diagram

Statechart diagram

Navigation

diagram

Pengembangan

sistem informasi

akuntansi siklus

pendapatan

Bahasa

pemrograman

microsoft visual

studio 2005, SQL

server 2008

Fase Implementasi

Spesifikasi

kebutuhan

hardware dan

software

Rencana

implementasi

gantt chart

Gambar 2.10 Kerangka Pikir

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

51

Pengembangan aplikasi sistem ini terdiri dari 5 fase yaitu fase inisiasi, fase

analisis, fase perancangan, fase pengembangan sistem, dan fase implementasi. Pada fase

awal yaitu fase inisiasi, diawali dengan persiapan dalam mengumpulkan data-data

organisasi mengenai gambaran umum PT. Pancasona Dayasakti seperti visi dan misi

perusahaan, struktur organisasi, tugas dan wewenang, dan prosedur siklus pendapatan

yang berjalan.

Selanjutnya data-data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis

dilakukan dengan membuat flowchart dan rich picture dari sistem berjalan untuk

mempelajari dan melihat permasalahan yang terjadi sebagai acuan untuk sistem yang

diusulkan pada fase perancangan.

Kegiatan pertama dalam fase perancangan adalah kegiatan class. Kegiatan class

ini dimulai dengan mencari kandidat untuk class dan event kemudian mengevaluasi dan

memilihnya secara sistematis untuk menghasilkan event table. Serta menggambarkan

pola perilaku dan atribut dari setiap class dengan statechart diagram.

Kegiatan selanjutnya adalah membuat use case diagram untuk menentukan

bagaimana aktor berinteraksi dengan sistem agar dapat memenuhi kebutuhan user.

Kemudian membuat interfaces yang merupakan fasilitas agar suatu model sistem dapat

berinteraksi dengan aktor dan untuk membuat suatu model berguna bagi aktor maka

model sistem harus diberi functions.

Fase pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa

pemrograman microsoft visual studio 2005 dan menggunakan SQL server 2008 sebagai

databasenya. Implementasi dilaksanakan dengan membuat spesifikasi hardware dan

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi · PDF file2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ... persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan ... perusahaan dagang dimana perusahaan

52

software yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Rencana implementasi dibuat dengan

membuat gant chart.