AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

57
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Karakteristik Perusahaan Dagang 1. Pengertian dan Kegiatan Perusahaan Dagang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali tanpa memprosesnya lebih dulu. Contoh perusahaan dagang, antara lain distributor, agen tunggal, pengecer, toko swalayan, toko serba ada, pusat perbelanjaan, atau pusat penjualan barang grosir. Perusahaan dagang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Pedagang Besar (Whole Saler) adalah pedagang yang membeli barang dari pabrik kemudian menjualnya kepada pedagang kecil. Pedagang Kecil (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang dari pedagang besar kemudian menjualnya kepada konsumen. Kegiatan perusahaan dagang secara umum, yaitu: a. Pembelian Kegiatan pembelian dalam perusahaan dagang meliputi pembelian aktiva produktif, pembelian barang dagangan, serta pembelian barang dan jasa lain dalam rangka kegiatan usaha. Pembelian dapat dilakukan secara kredit maupun secara tunai. Pembelian yang dilakukan secara kredit akan menimbulkan utang yang biasanya dicatat dalam akun utang dagang. b. Pembayaran Kegiatan pembelian akan diikuti pembayaran. Waktu tepatnya pembelian harus dibayar tergantung pada syarat jual beli yang ditetapkan. Selain untuk pembelian barang dan jasa, pembayaran dapat dilakukan bagi keperluan lain, misalnya mengembalikan pinjaman atau membagikan laba kepada pemilik. c. Penjualan Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai. Apabila penjualan dilakukan secara kredit, akan menimbulkan piutang yang akan dicatat dalam akun piutang dagang. Namun, kadang-kadang ketika perusahaan menjual barang dagangan, juga akan menerima

Transcript of AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Page 1: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Karakteristik Perusahaan Dagang

1. Pengertian dan Kegiatan Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang

dengan tujuan menjualnya kembali tanpa memprosesnya lebih dulu. Contoh perusahaan

dagang, antara lain distributor, agen tunggal, pengecer, toko swalayan, toko serba ada,

pusat perbelanjaan, atau pusat penjualan barang grosir. Perusahaan dagang dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

● Pedagang Besar (Whole Saler) adalah pedagang yang membeli barang dari pabrik

kemudian menjualnya kepada pedagang kecil.

● Pedagang Kecil (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang dari pedagang besar

kemudian menjualnya kepada konsumen.

Kegiatan perusahaan dagang secara umum, yaitu:

a. Pembelian

Kegiatan pembelian dalam perusahaan dagang meliputi pembelian aktiva produktif,

pembelian barang dagangan, serta pembelian barang dan jasa lain dalam rangka kegiatan

usaha. Pembelian dapat dilakukan secara kredit maupun secara tunai. Pembelian yang

dilakukan secara kredit akan menimbulkan utang yang biasanya dicatat dalam akun utang

dagang.

b. Pembayaran

Kegiatan pembelian akan diikuti pembayaran. Waktu tepatnya pembelian harus

dibayar tergantung pada syarat jual beli yang ditetapkan. Selain untuk pembelian barang

dan jasa, pembayaran dapat dilakukan bagi keperluan lain, misalnya mengembalikan

pinjaman atau membagikan laba kepada pemilik.

c. Penjualan

Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai. Apabila penjualan dilakukan

secara kredit, akan menimbulkan piutang yang akan dicatat dalam akun piutang dagang.

Namun, kadang-kadang ketika perusahaan menjual barang dagangan, juga akan menerima

Page 2: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

pengembalian barang atau memberi potongan harga. Penerimaan kembali barang yang

telah dijual disebut retur penjualan (sales return), sedangkan pemberian potongan harga

disebut pengurangan harga (sales allowances).

d. Penerimaan Uang

Penjualan akan diikuti oleh penerimaan uang. Penerimaan uang dari hasil penjualan

juga tergantung pada syarat jual beli yang telah disepakati. Selain penerimaan uang dari

penjualan, perusahaan mungkin menerima uang dari sumber-sumber lain, misalnya

setoran modal pemilik, pinjaman dari kreditor, atau yang lainnya.

2. Karakteristik Perusahaan Dagang

Secara umum, karakteristik perusahaan dagang adalah:

● Kegiatan usahanya melakukan pembelian barang untuk dijual kembali tanpa melakukan

proses produksi (mengolah/mengubah bentuk).

● Pendapatan pokoknya diperoleh dari penjualan barang dagang.

● Harga pokok barang yang dijual adalah nilai persediaan awal ditambah pembelian bersih,

namun dikurangi persediaan akhir.

● Laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dikurangi harga pokok barang yang dijual.

Jika dihubungkan dengan kegiatannya, karakteristik perusahaan dagang dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Melakukan transaksi pembelian barang dagang, baik secara tunai maupun kredit.

b. Melakukan transaksi penjualan barang dagang, baik secara tunai maupun kredit.

c. Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi

dalam aktivitas perusahaan.

d. Menerima pembayaran/pelunasan piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai

transaksi dalam aktivitas perusahaan.

e. Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan kepada

pembeli.

3. Syarat Pembayaran dan Potongan Rabat

Syarat pembayaran pada perusahaan dagang berkaitan dengan potongan tunai, jangka

waktu pembayaran, dan besarnya potongan yang diberikan. Berikut beberapa syarat

pembayaran yang terjadi dalam perjanjian jual beli secara kredit.

● Syarat n/30, artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah terjadi

Page 3: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

transaksi jual beli.

● Syarat 2/10, n/30, artinya jika pembayaran dilakukan sebelum 10 hari setelah terjadi

transaksi atau kurang akan mendapat potongan 2%, dan pembayaran faktur paling lambat

30 hari setelah transaksi.

● Syarat 2/10, 1/15, n/10, artinya jika pembayaran dilakukan 10 hari atau kurang akan

mendapatkan potongan 2%. Jika pembayaran dilakukan setelah 10 hari sampai 15 hari,

akan mendapatkan potongan 1%. Pembayaran faktur paling lambat 30 hari setelah

transaksi.

● Syarat EOM (end of month), artinya pembayaran dilakukan paling lambat pada akhir

bulan berjalan.

● n/10 EOM, artinya pembayaran harus dilunasi paling lambat 10 hari setelah akhir bulan

tanpa potongan.

Perusahaan dagang biasanya menerbitkan daftar harga atau katalog yang berisi harga

barang yang dijualnya. Pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah besar akan

mendapatkan potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam daftar harga.

Potongan semacam ini disebut ‘rabat’, yakni potongan harga atau pengurangan harga yang

disepakati oleh pembeli dan penjual. Rabat diberikan penjual kepada pembeli dengan

tujuan:

a. Untuk menghindarkan biaya pembuatan dan pengedaran katalog karena adanya

perubahan harga. Dengan adanya kebijakan rabat, maka perubahan harga dapat dilakukan

dengan mengubah kebijakan rabat, tanpa harus membuat dan mengedarkan katalog yang

baru.

b. Untuk memberikan pengurangan harga bagi konsumen yang melakukan pembelian

dalam jumlah besar.

c. Untuk memberikan harga yang berbeda bagi golongan konsumen yang berbeda.

Misalnya, perusahaan bisa memberikan harga yang berbeda untuk pengecer, dealer, dan

grosir.

d. Rabat bisa ditetapkan dalam bentuk tarif tunggal atau tarif berganda. Rabat digunakan

untuk menetapkan harga jual barang yang sebenarnya.

Page 4: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Akun-Akun Perusahaan Dagang

A. Pendapatan Perusahaan Dagang

Pendapatan perusahaan dagang adalah selisih antara harga jual dengan harga beli.

Kegiatan perusahaan dagang adalah memperjualbelikan barang dagangan, maka

pendapatan yang diperoleh umumnya berasal dari hasil penjualan barang dagangan

tersebut. Untuk menentukan pendapatan perusahaan dagang, dapat dilakukan dengan

membandingkan antara harga jual dengan harga pokok (harga beli), dimana hasilnya

disebut laba kotor.

Laba bersih diketahui dari laba kotor dikurangi dengan beban-beban yang

dikeluarkan dalam kegiatan perdagangan selama satu periode akuntansi. Beban-beban ini

dinamakan beban usaha, yang terdiri dari beban administrasi dan umum, serta beban

penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban yang dikeluarkan untuk

melaksanakan kegiatan dagang. Misalnya, beban gaji, telepon, listrik, air dan gas,

perlengkapan, dan sebagainya. Beban penjualan adalah beban yang dikeluarkan guna

memperkenalkan barang kepada masyarakat atau beban lain yang menunjang

terselenggaranya penjualan. Beban ini antara lain, beban iklan, beban gudang, beban

pembungkus, beban angkut, dan lainnya.

B. Akun Perusahaan Dagang

Akun-akun dalam perusahaan dagang adalah sebagai berikut:

● Akun Pembelian, terjadi karena perusahaan membeli barang dagang dengan tujuan

dijual kembali. Pembelian dapat dilakukan dengan pembelian tunai, kredit, dan sebagian

pembayaran.

● Akun Penjualan, terjadi karena perusahaan menjual barang-barang yang diperoleh dari

pemasok dengan tujuan untuk memperoleh laba. Penjualan dilakukan dengan cara tunai,

kredit, dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur dengan syarat

pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya dengan faktur jika kredit dan

bukti penerimaan kas jika tunai.

● Akun Potongan Pembelian, terjadi karena penjual memberikan potongan kepada

pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo. Selama

masih dalam masa potongan, maka utang yang dibayar adalah harga faktur dikurangi

Page 5: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

dengan potongan yang diterima.

● Akun Potongan Penjualan, merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh

penjual, bertujuan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Jadi, jumlah yang diterima oleh

penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi potongan yang diberikan.

● Akun Retur Pembelian, terjadi karena pembeli mengembalikan sebagian barang yang

telah dibeli karena rusak atau tidak sesuai pesanan. Jika dibeli secara tunai, maka penjual

akan mengembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Tetapi, bila secara kredit, maka

besarnya retur akan mengurangi harga fakturnya.

● Akun Retur Penjualan, terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang

telah dijual karena mutunya tidak sesuai pesanan. Pengembalian ini akan mengurangi

tagihan kepada pembeli.

● Akun Biaya Angkut, terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang

dibeli sampai ke gudang pembeli. Dengan demikian, harga perolehannya terdiri atas

harga beli barang ditambah beban angkutnya.

● Akun Biaya Pengiriman, terjadi karena penjual mengirim barang dari lokasi penjual

sampai ke tempat pembeli. Hal ini karena pada saat transaksi jual beli telah dicantumkan

dalam syarat penyerahan bahwa penjual menanggung ongkos kirim.

● Akun Persediaan, merupakan nilai persediaan barang dagang yang belum terjual pada

akhir periode akuntansi.

● Akun Utang Dagang, terjadi karena masih terdapat sisa pembayaran dari suatu

pembelian oleh suatu perusahaan dagang.

● Akun Piutang Usaha, digunakan untuk mencatat sisa-sisa harga pembelian yang

dilakukan oleh pembeli atau semua sisa harga penjualan yang belum dibayarkan.

● Akun Harga Pokok Penjualan (HPP), untuk menampung harga pokok/harga beli barang

yang dijual dalam suatu periode akuntansi.

● Akun Prive, adalah akun yang digunakan untuk mencatat setiap pengambilan kas yang

dilakukan oleh pemilik perusahaan yang sifatnya untuk keperluan pribadi.

● Akun Pendapatan Usaha, digunakan untuk mencatat hasil dari penjualan perusahaan

yang berupa kas ataupun piutang.

● Akun Persedian Barang Dagang, digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang

Page 6: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

awal dan akhir periode. Akun ini juga menjelaskan tentang perubahan modal antara awal

sampai dengan akhir periode.

C. Metode Pencatatan Aktivitas dalam Perusahaan Dagang

Metode pencatatan aktivitas dalam akuntansi perusahaan dagang dapat dibedakan

atas:

1. Metode periodik, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan

dengan persediaan barang dagangan dalam perusahaan dagang, dimana persediaan

dicatat dan dihitung pada awal dan akhir periode akuntansi untuk menentukan harga

pokok penjualannya. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang frekuensi

transaksinya tinggi.

2. Metode perpetual, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan

dengan persediaan barang dagangan dalam perusahaan dagang, dimana persediaan

dicatat dan dihitung secara rinci baik pada waktu dibeli maupun dijual. Metode ini lebih

cocok digunakan oleh perusahaan yang frekuensi transaksinya tidak terlalu tinggi, tetapi

nilai per transaksinya besar.

Perlakuan Retur dan Sales Discount

Pembahasan mengenai retur dan sales discount berhubungan dengan akuntansi

yang berjalan di perusahaan dagang. Sistem akuntansi perusahaan dagang berhubungan

dengan dua aktivitas, yaitu penjualan dan pembelian. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan

perusahaan dagang yang berhubungan dengan aktivitas jual beli dalam kegiatan

operasionalnya. Berhubungan dengan retur dan sales discount maka akan berhubungan

dengan aktivitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

Setiap terjadi penjualan terdapat dua nilai yang melekat pada persediaan yang dijual.

Nilai yang pertama adalah nilai penjualan dan yang ke dua adalah nilai biaya persediaan

yang dijual. Nilai penjualan adalah perkalian harga jual per unit dengan jumlah unit yang

dijual. Nilai biaya persediaan yang terjual (cost of goods sold) adalah nilai biaya persdiaan

per unit dikalikan dengan jumlah unit yang terjual. Diskon penjualan atau sales

discount adalah diskon yang diberikan perusahaan kepada pelanggan jika melunasi

piutangnya dalam periode diskon. Diskon penjualan diberikan untuk transaksi penjualan

secara kredit. Diskon ini umumnya ditulis di faktur. Jika faktur ditulis ” 2/10, n/60”

Page 7: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

berarti jangka waktu kredit yang diberikan kepada pelanggan adalah 60 hari sejak tanggal

faktur dan jika pelunasan piutang dilakukan dalam 10 hari akan mendapat diskon 2%.

Nilai diskon didasarkan pada nilai penjualan setelah dikurangi dengan retur penjualan

jika ada. Diskon penjualan berkaitan dengan pelunasan piutang, tidak terkait dengan

keluar masuknya persediaan. Diskon penjualan dicatat pada akun sales discount dan

merupakan akun revenue. Karena akun ini bersaldo debet maka disebut kontra revenue.

Akun ini akan dikurangkan dari akun sales.

Sementara retur penjualan adalah pengembalian persediaan yang dilakukan oleh

pelanggan. Retur penjualan dilakukan bisa disebabkan karena persediaan yang dikirim

tidak sesuai pesanan atau rusak. Atas kejadian ini pelanggan bisa mengirim kembali (sales

return) atau meminta potongan harga (sales allowance). Transaksi ini mempengaruhi nilai

persediaan. Karena adanya retur dari pelanggan maka nilai persediaan bertambah.

Penambahan persediaan dilakukan sebesar biaya persediaan yang dijual. Untuk mencatat

pengurangan piutang digunakan akun ”Sales Return and Allowance”. Akun ini merupakan

akun revenue. Karena akun ini bersaldo debet maka disebut kontra revenue. Akun ini akan

dikurangkan dari akun sales.

Karena berhubungan dengan perusahaan dagang, maka metode pencatatan yang

dilakukan terhadap retur dan sales discount dapat dilakukan dengan dua metode yaitu

perpetual dan periodik. Definisi dari kedua periode tersebut adalah:

1.Metode Perpetual, pencatatan yang dilakukan terus-menerus dengan menelusuri

persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan persediaan didukung

dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan).

2.Metode Periodik, perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas

unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk menentukan

jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi.

Berhubungan dengan metode pencatatan tersebut, maka jika terjadi retur penjualan,

perusahaan harus mencatat adanya dua jurnal. Jurnal yang pertama adalah mengurangi

nilai piutang dan penjualan sebesar harga jual. Jurnal yang kedua adalah mencatat adanya

penambahan persediaan akibat kejadian retur penjualan. Sedangkan bila terjadi sales

discount, jurnal yang dibuat dengan metode perpetual maupun metode periodik sama

karena tidak berhubungan dengan keluar masuknya persediaan.

Page 8: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Metode Perhitungan Persediaan pada Perusahaan Dagang

A. Definisi Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah badan usaha yang memperoleh keuntungan dari penjualan

kembali barang-barang dengan menetapkan margin keuntungan yang dapat menjaga

kesinambungan operasional perusahaan. Persediaan dalam sebuah perusahaan dagang

diartikan sebagai barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu masa dengan

maksud untuk dijual kembali baik secara langsung maupun melalui proses produksi

dalam sebuah siklus operasional. Berdasarkan jenis usahanya, persediaan dapat

dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Persediaan yang dimiliki perusahaan dagang, persediaan jenis ini dikategorikan

sebagai persediaan barang dagang.

2. Persediaan yang dimiliki perusahaan industri.

Perusahaan industri melakukan proses untuk mengubah bahan–bahan menjadi

produk jadi. Persediaan dalam perusahaan industri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

persediaan bahan baku dan pembantu, persediaan barang dalam proses dan persediaan

barang jadi atau produk.

Persediaan dalam sebuah perusahaan dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar

harga perolehannya. Hal ini bersifat prinsip karena dengan mengetahui nilai persediaan

maka penyusunan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan.

B. Pencatatan dan Metode Perhitungan

Dalam akuntansi perusahaan dagang, dikenal 2 jenis sistem pencatatan persediaan, yaitu :

1. Sistem Perpetual

Sistem ini mencatat pembelian setiap hari terhadap barang dagangan. Nilai

persediaan barang akan dimasukkan ke dalam akun persediaan barang dan pada saat

terjadi transaksi maka akan secara otomatis mengurangi barang tersebut yaitu dengan

menghitung nilai pokok penjualan secara langsung. Kelebihan dari metode ini adalah

sewaktu–waktu nilai persediaan dapat diketahui, begitu juga dengan laporan laba rugi

tanpa harus menunggu akhir periode. Dalam sistem ini terdapat satu catatan tersendiri

yang disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card). Kumpulan dari kartu stok,

Page 9: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

untuk semua jenis barang yang ada disebut buku stok atau buku persediaan. Kartu stok

mencatat detail seperti penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya

suatu transaksi. Tiap transaksi dicatat kuantitas barangnya, harga pokok/unit jumlah

nilainya, Penambahan dalam kartu stok biasanya berasal dari pembelian barang dagang.

Di samping pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari penjualan

retur. Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang

dagang. Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.

2. Sistem Periodik

Sistem ini tidak mencatat nilai persediaan secara rutin, bahkan terkadang hanya

mencatat nilai persediaan akhir pada akhir periode akuntansi melalui stok opname.

Sistem ini mencatat transaksi pembelian ke dalam akun pembelian, sehingga dalam

pencatatan laporan laba rugi nilai pembelian akan dicatat sebagai pengurang penjualan

atau pendapatan.

Metode yang umum digunakan dalam pencatatan persediaan akhir antara lain :

a. Metode FIFO (First in First Out), metode ini mencatat persediaan akhir dengan sistem

barang yang lebih awal masuk yang dikeluarkan pertama kali sehingga saldo akhir

persediaan menunjukkan barang yang dibeli terakhir.

b. Metode LIFO (Last in First Out), metode ini mencatat persediaan akhir dengan sistem

barang yang lebih akhir masuk yang dikeluarkan pertama kali sehingga saldo akhir

persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli terawal.

c. Metode Rata-rata (Average), metode ini mencatat persediaan akhir dengan

menghitung rata-rata barang yang tersedia dengan harga rata-rata dari setiap pembelian

yang dilakukan.

Metode penghitungan persediaan akhir ini dapat dilihat dalam contoh soal berikut :

Perusahaan mencatat persediaan barang dagang dengan Metode Periodik (Fisik). Berikut

ini adalah data yang diperoleh selama bulan April 2014 :

Tgl 01 April : Persediaan Awal 200 unit @ Rp900,-

Tgl 10 April : Pembelian 300 unit @ Rp1.000,-

Tgl 21 April : Pembelian 400 unit @ Rp1.100,-

Tgl 23 April : Pembelian 100 unit @ Rp1.200,-

Pada tanggal 30 April 2014 Persediaan Akhir sebanyak 300 unit. Berapa nilai akhir

Page 10: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

persediaan barang pada 30 April 2014 ? Berapa Nilai HPP sebelum bulan Maret 2014 ?

Jawaban :

01 April : Persediaan Awal 200 unit @ Rp900,- = Rp180.000,-

10 April : Pembelian 300 unit @ Rp1.000,- = Rp300.000,-

21 April : Pembelian 400 unit @ Rp1.100,- = Rp440.000,-

23 April : Pembelian 100 unit @ Rp1.200,- = Rp120.000,-

Total 1.000 unit @ Rp4.200,- = Rp1.040.000,-

Persediaan yang terjual akhir periode = 1.000 unit - 300 unit = 700 unit

3. Metode Average

Persediaan akhir = 300 X Rp1.040.000,-/1.000

= 300 X 1.040

Nilai Persediaan akhir = Rp312.000,-

HPP = BTUD - Persediaan Akhir

= Rp1.040.000,- - Rp312.000,-

= Rp728.000,-

Harga Pokok Penjualan

A. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah perbandingan antara seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh barang yang dijual dengan hasil dari penjualan. Harga Pokok

Page 11: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Penjualan (HPP) merupakan salah satu bagian dari laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

Apabila dilakukan penyusunan laporan keuangan, maka harus dilakukan perhitungan

harga pokok penjualan dalam periode berjalan.

B. Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Penghitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu :

1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual

2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan

Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dalam sebuah perusahaan dagang.

Harga Pokok Penjualan adalah gabungan dari beberapa komponen sebagai berikut :

1. Persediaan Awal Barang Dagangan

Persediaan awal barang dagangan menghitung produk yang tersedia di awal periode atau

tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagangan terdapat dalam neraca

saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.

2. Persediaan Akhir Barang Dagangan

Persediaan akhir barang dagangan adalah produk yang tersedia di akhir periode atau

akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini biasanya diketahui pada data

penyesuaian perusahaan pada akhir periode.

3. Pembelian Bersih

Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan

baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian barang dagangan

secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan

potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.

Beberapa komponen lain yang juga dapat mempengaruhi penentuan harga pokok

penjualan adalah biaya angkut, retur pembelian dan potongan pembelian. Tapi komponen

tersebut tidaklah mutlak karena terkadang tidak dijumpai dalam satu periode akuntansi.

Karenanya tanpa ketiga komponen ini, perhitungan harga pokok penjualan tetap dapat

dilakukan. Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) dapat dinyatakan dalam tahapan

sebagai berikut :

1 . Mengetahui Pembelian Bersih

Pembelian bersih memperhitungkan beberapa faktor seperti biaya angkut pembelian,

retur pembelian dan pengurangan harga, dan potongan pembelian. Atau dapat dinyatakan

Page 12: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

dalam persamaan sebagai berikut :

Pembelian Bersih = Pembelian + Biaya Angkut Pembelian - Retur Pembelian -

Potongan Pembelian

2 . Menghitung Penjualan Bersih

Penjualan bersih sebagai salah satu bagian dari pendapatan perusahaan terdiri dari

beberapa komponen seperti retur penjualan, potongan penjualan dan penjualan kotor,

atau dalam persamaan dapat dinyatakan sebagai :

Penjualan Bersih = Penjualan Kotor - Retur Penjualan - Potongan Penjualan

Sehingga penentuan harga pokok penjualan dapat dilakukan dengan persamaan sebagai

berikut :

Harga Pokok Penjualan (HPP) = BTUD - Persediaan Akhir

BTUD = Barang Tersedia Untuk Dijual ( Persediaan Barang Dagangan Awal + Pembelian

Bersih)

Perhitungan harga pokok penjualan bersifat fleksibel pada komponen seperti retur

pembelian, potongan pembelian, biaya angkut dan sebagainya. Perhitungan HPP akan

dilakukan walaupun komponen tersebut tidak ditemukan dalam neraca saldo sebuah

perusahaan selama neraca dapat memberikan informasi tentang jumlah barang yang

tersedia untuk dijual dan persediaan akhir barang yang dimiliki oleh perusahaan.

Penjurnalan pada Jurnal Umum

A. Jurnal Umum

Jurnal umum adalah bagian dari buku jurnal yang berfungsi sebagai buku harian

untuk mencatat transaksi keuangan berdasarkan tanggal ke dalam kelompok akun debet

dan kredit. Jurnal umum mencatat seluruh jenis transaksi keuangan tanpa terkecuali,

pemilihan perusahaan dalam menggunakan jurnal tergantung pada faktor efisiensi dan

efektifitas pada kinerja perusahaan tersebut. Secara umum, jurnal berfungsi untuk

melakukan identifikasi, penilaian dan pencatatan transaksi secara kronologis untuk

menentukan dampak ekonomi tiap transaksi kepada perusahaan. Penjurnalan adalah

tahapan kedua dari siklus akuntansi setelah dilakukan pencatatan teradap bukti

transaksi. Dengan menyusun jurnal umum maka diharapkan dapat diketahui beberapa

hal seperti :

Page 13: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

1. Analisa terhadap pertambahan atau pengurangan sebuah perkiraan.

2. Referensi apakah sebuah akun dengan nominal tertentu telah diposting ke dalam

perkiraan yang sesuai dengan yang berada di buku besar.

B. Pencatatan dalam Jurnal Umum

Proses pencatatan atau penjurnalan haruslah berdasarkan lima langkah sebagai berikut :

1. Identifikasi transaksi dari dokumen sumber seperti slip deposito bank, penerimaan

penjualan, cek dan sebagainya.

2. Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan melakukan

klasifikasi berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).

3. Menetapkan apakah perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan

akibat transaksi.

4. Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.

5. Memasukkan transaksi ke jurnal.

C. Format Penyusunan Jurnal Umum

Format dalam sebuah penyusunan jurnal umum harus memenuhi beberapa syarat

sebagai berikut :

1. Tanggal, memberikan informasi kapan terjadinya transaksi.

2. Nomor bukti, mencatat nomor bukti transaksi.

3. Nama perkiraan akun atau rekening.

4. Referensi, mencatat nomor rekening jika telah dipindahkan ke dalam buku besar.

5. Kolom debet/kredit, memberi informasi jumlah nominal yang telah didebet atau

dikredit.

D. Fungsi Jurnal Umum

Jurnal umum bagi suatu perusahaan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Analisis, Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang

dikredit serta jumlahnya masing-masing.

2. Fungsi Pencatatan, Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet dan

kredit serta keterangan yang perlu.

3. Fungsi Historis, Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.

4. Fungsi Instruktif, Yaitu sebagai instruksi dalam memposting ke dalam buku besar.

5. Fungsi Informatif, Yaitu untuk memberikan informasi dalam mencatat bukti transaksi.

Page 14: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Dalam penjurnalan dan pemasukannya ke buku besar akan dikenal mekanisme debet

kredit, oleh sebab itu memahami aturan debet-kredit menjadi nilai lebih untuk

memahami jurnal. Rumus persamaan dasar akuntansi yang menjadi acuan mengenai

konsep debet-kredit.

Penambahan nilai aktiva disisi debet sedangkan utang dan modal bertambah disisi kredit.

Rumus diatas dapat dikembangkan menjadi:

Pendapatan menambah nilai modal dan biaya mengurangi nilai modal maka sifat

penambahan rekening pendapatan sama seperti pada rekening modal sedang rekening

biaya mengurangi nilai rekening modal maka sifat penambahan biaya berbanding terbalik

dengan penambahan modal, jika modal bertambah dikredit maka biaya bertambah di

debet, sehingga rumus tersebut dapat dikembangkan menjadi :

Kesimpulan bahwa sifat penambahan rekening aktiva dan biaya ialah sama-sama

didebet sedang utang, modal dan pendapatan sama-sama dikredit. Berdasar rumus diatas

menimbulkan ketentuan sebagai berikut:

1 . Setiap transaksi mempunyai unsur debet dan unsur kredit secara bersamaan.

2 . Jumlah debet dan kredit haruslah sama.

3 . Tentukan rekening apa saja yang terlibat, bertambah atau berkurangkah rekening

tersebut dan kemudian dilihat aturan main debet dan kreditnya.

4 . Aturan debet dan kredit.

Page 15: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

E. Bentuk-bentuk Jurnal Umum

Bentuk jurnal umum yang ditemui dalam siklus akuntansi perusahaan di Indonesia yaitu :

1 . Single Journal Entry (Jurnal Satu Lawan Satu)

Satu jurnal perkiraan didebet dan perkiraan lainnya dikredit. Contoh: Ibu Rossa

mendirikan sebuah perusahaan dengan setoran modal uang tunai sebesar Rp10.000.000,-

Maka jurnalnya ialah :

Kas Rp10.000.000,-

Modal Salmah Rp10.000.000,-

2 . Compound journal (Jurnal Gabungan)

Jurnal yang perkiraanya didebet atau dikreditnya lebih dari satu perkiraan atau perkiraan

didebet atau dikreditnya sama-sama lebih dari satu. Contoh : Perusahaan membeli

perlengkapan kantor seharga Rp2.000.000,- , perusahaan melakukan pembayaran tunai

sebesar Rp500.000,- dan sisanya dilakukan secara kredit. Maka jurnalnya ialah :

Perlengkapan kantor Rp2.000.000,-

Kas Rp500.000,-

Utang Usaha Rp1.500.000,-

Penjurnalan pada Jurnal Khusus

A. Jurnal Khusus

Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan sebagai tempat pencatatan transaksi

keuangan berdasarkan kelompok transaksi yang sejenis. Penyusunan jurnal khusus

terjadi di perusahaan dagang dengan pertimbangan banyaknya transaksi yang terjadi

setiap hari sehingga memerlukan langkah pencatatan yang efisien selain menggunakan

jurnal umum. Transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus antara lain transaksi pembelian,

penjualan, penerimaan kas dan pengeluaran kas. Sementara untuk transaksi yang jarang

Page 16: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

terjadi seperti pengembalian barang (retur) dan potongan tetap dicatat dalam jurnal

umum.

B. Transaksi dalam Jurnal Khusus

Jurnal khusus mencatat empat jenis transaksi dalam satu periode akuntansi, yaitu :

1. Jurnal Pembelian (purchase journal)

Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan atau

aktiva lainnya secara kredit. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pembelian adalah

transaksi penjualan secara kredit baik pembelian barang dagangan maupun pembelian

perlengkapan, peralatan dan sebagainya.

Saat terjadi pembelian barang dagangan secara kredit maka terjadi penambahan saldo

akun atau rekening pembelian dan penambahan saldo akun atau rekening utang dagang,

pencatatan yang dilakukan akibat adanya penambahan pembelian adalah dengan

mendebet akun atau rekening pembelian senilai pembelian tersebut, sedangkan

pencatatan akibat adanya penambahan utang dagang adalah dengan mengkredit akun

atau rekening utang dagang senilai utang yang terjadi akibat pembelian barang dagangan

tersebut.

Bentuk jurnal pembelian adalah sebagai berikut :

2. Jurnal Penerimaan Kas (cash receipt journal)

Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua

penerimaan kas yang dilakukan perusahaan. Transaksi yang dicatat dalam jurnal

penerimaan kas adalah transaksi penjualan tunai, transaksi pelunasan piutang, transaksi

pengembalian barang yang telah dibeli secara tunai (retur pembelian) dan transaksi

pendapatan lain-lain yang masuk dalam kolom serba-serbi. Saat terjadi transaksi

penjualan barang dagangan secara tunai maka terjadi penambahan saldo kas dan

penambahan saldo penjualan, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan

mengkredit akun penjualan.

Saat terjadi pengembalian barang dagangan yang telah dibeli secara tunai maka

Page 17: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

terjadi penambahan kas dan pengurangan barang dagangan yang telah dibeli karena

adanya retur, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan mengkredit akun

retur pembelian senilai barang yang dikembalikan. Bentuk jurnal penerimaan kas adalah

sebagai berikut :

3. Jurnal Penjualan (sales journal)

Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat penjualan

barang dagangan dan barang lain secara kredit. Transaksi yang dicatat dalam jurnal

penjualan adalah transaksi penjualan barang dagangan secara kredit, dimana transaksi ini

mengakibatkan saldo piutang dagang bertambah dan saldo penjualan bertambah.

Pencatatan yang dilakukan terhadap adanya penambahan piutang dagang adalah dengan

mendebet piutang dagang, sedangkan pencatatan yang dilakukan terhadap adanya

penambahan penjualan adalah mengkredit penjualan. Bentuk jurnal penjualan adalah

sebagai berikut :

4. Jurnal Pengeluaran Kas (cash payment journal)

Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua

pengeluaran kas. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas adalah transaksi

pembelian tunai, transaksi pembayaran utang,transaksi penerimaan kembali barang yang

telah dijual secara tunai (retur penjualan) dan transaksi pembayaran biaya lain-lain yang

masuk dalam kolom serba-serbi.Saat terjadi transaksi pembelian barang dagangan secara

tunai maka terjadi penambahan saldo pembelian dan pengurangan saldo kas, pencatatan

yang dilakukan adalah mendebet akun pembelian dan mengkredit akun kas.

Bentuk jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut :

Page 18: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Sementara untuk transaksi-transaksi lainnya yang tidak berlangsung secara rutin dan

berulang-ulang dalam operasional hariannya, tetap dibukukan dalam jurnal umum atau

jurnal memorial dengan bentuk seperti berikut :

C. Fungsi Jurnal Khusus

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan beberapa fungsi dari penyusunan jurnal

khusus, yaitu :

1. Mempermudah postingan akun-akun ke dalam buku besar.

2. Memecah beberapa akun rutin operasional ke beberapa pekerja untuk mempercepat

pekerjaan.

3. Memudahkan pengendalian proses akuntansi internal perusahaan.

Buku Besar dan Buku Pembantu

A. Pengertian Buku Besar dan Buku Pembantu

Buku besar utama (general ledger) adalah kumpulan akun-akun sejenis yang telah

dicatat dalam jurnal khusus maupun jurnal umum. Buku besar utama digunakan untuk

mencatat perubahan pada harta, ekuitas (modal), liabilitas (kewajiban), pendapatan, dan

beban dalam satu periode akuntansi.

Buku besar pembantu (subsidiary ledger) adalah buku besar yang berisi rincian dari

akun tertentu yang terdapat dalam buku besar utama, buku pembantu sumber

pencatatannya langsung dari bukti transaksi. Pada umumnya, buku besar pembantu

dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Buku Besar Pembantu Utang Dagang (Accounts Payable Subsidiary Ledger), digunakan

untuk merinci utang berdasarkan nama kreditur/perusahaan.

2. Buku Besar Pembantu Piutang Dagang (Accounts Receivable Subsidiary Ledger),

Page 19: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

digunakan untuk merinci piutang berdasarkan nama debitur/perusahaan.

3. Buku Besar Pembantu Persediaan, digunakan untuk merinci persediaan yang ada di

dalam perusahaan berdasarkan nama/jenisnya.

Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam buku besar dan buku pembantu disebut

dengan pembukuan (posting). Dalam sistem manual, kegiatan posting memerlukan 4

tahap, yaitu:

1. Pembuatan rekapitulasi jurnal.

2. Penyortasian rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi.

3. Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening yang bersangkutan.

4. Pengembalian rekening ke dalam arsip pada urutannya semula.

Langkah-langkah mem-posting jurnal khusus ke dalam buku besar, yaitu sebagai

berikut:

a. Jumlahkan semua kolom yang ada dalam jurnal khusus, kecuali kolom serba-serbi.

b. Jumlahkan akun-akun sejenis yang ada pada kolom serba-serbi.

c. Buat buku besar untuk setiap akun yang ada dalam jurnal khusus.

d. Pindahkan jumlah yang ada dalam jurnal khusus ke setiap buku besar.

e. Jumlahkan setiap akun dalam buku besar.

B. Fungsi Buku Besar dan Buku Pembantu

Fungsi buku besar utama adalah mengendalikan buku besar pembantu, artinya jumlah

saldo dari akun yang terdapat dalam buku besar pembantu harus sama dengan saldo

akun yang bersangkutan di dalam buku besar utama. Oleh sebab itu, buku besar utama

sering disebut sebagai akun induk atau akun pengendali. Sedangkan fungsi buku besar

pembantu adalah merinci suatu akun yang terdapat dalam buku besar utama.

C. Bentuk-Bentuk Buku Besar

Berdasarkan bentuknya buku besar dibagi menjadi 4 jenis, yaitu buku besar

berbentuk T (sederhana), bentuk skontro, bentuk staffle, dan bentuk staffle berkolom

rangkap (ganda). Pemilihan bentuk buku besar yang digunakan tergantung dari

kebutuhan perusahaan yang diukur dari jumlah transaksi ataupun jumlah akun yang

digunakan dengan memprtimbangkan faktor kecepatan dan keakuratan dalam mem-

posting buku besar.

1. Bentuk T (T account)

Page 20: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dan hanya berbentuk seperti

huruf T besar. Sebelah kiri menunjukan sisi debit dan sebelah kanan menunjukan sisi

kredit. Nama akun diletakan di kiri atas dan kode akun diletakan di kanan atas.

2. Bentuk Skontro

Buku besar bentuk skontro biasa disebut bentuk dua kolom. Skontro artinya sebelah

menyebelah (dibagi dua) yaitu sebelah debit dan sebelah kredit.

3. Bentuk Staffle (Berkolom SaldoTunggal)

Bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan dari transaksi yang relatif banyak.

4. Bentuk Staffle (Berkolom Saldo Rangkap)

Bentuk ini hampir sama dengan bentuk kolom saldo tunggal. Hanya perbedaannya kolom

saldo dibagi dua kolom yaitu kolom debit dan kolom kredit.

Dalam perusahaan yang menggunakan buku pembantu dalam sistem akuntansinya,

prosedur yang harus dilakukan sebagai berikut:

Page 21: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

1. Dicatat dalam buku jurnal untuk dipindah bukukan ke dalam buku besar, baik pada pos

jurnal individual ataupun kolektif.

2. Dicatat ke dalam buku pembantu yang selanjutnya pada tiap akhir periode tertentu

dari data buku pembantu disusun daftar saldo. Artinya dari data pada buku pembantu

dapat dihasilkan daftar saldo hutang, daftar saldo piutang dan daftar barang dagang di

setiap akhir periode akuntansi.

Pembuatan Neraca Saldo

Pada setiap akhir periode akuntansi, saldo-saldo setiap akun buku besar

dipindahkan ke dalam neraca saldo. Neraca saldo (trial balance) adalah suatu daftar yang

berisi saldo-saldo dari setiap akun buku besar, dimana jumlah sisi debet dengan jumlah

sisi kredit harus seimbang. Neraca saldo disusun dengan cara mengurutkan nomor akun

terkecil sampai dengan nomor akun terbesar. Akun buku besar yang bersaldo debet,

dimasukkan pada sisi debet neraca saldo, sedangkan akun buku besar yang bersaldo

kredit dimasukkan pada sisi kredit neraca saldo. Bila jumlah saldo sisi debet tidak sama

dengan jumlah saldo sisi kredit dalam neraca saldo, berarti kita telah melakukan

kesalahan pada saat melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar. Kesalahan

tersebut dapat terjadi karena:

1. Salah menempatkan saldo akun buku besar dalam neraca saldo. Misalnya akun buku

besar yang bersaldo debet dimasukkan ke kolom kredit atau sebaliknya.

2. Belum semua saldo buku besar dipindahkan ke dalam neraca saldo.

3. Ada sebagian transaksi dari jurnal khusus yang belum diposting ke buku besar.

Neraca saldo ini juga biasa disebut sebagai neraca percobaan karena neraca ini masih

dalam tahap percobaan. Maksudnya bahwa neraca ini masih diuji kebenaran datanya

melalui buku besar. Cara memeriksanya dengan melihat kondisi jumlah bagian bawah.

Ketika jumlah debet dan kredit tidak seimbang maka akan dilakukan pengecekan, itulah

sebabnya neraca ini disebut juga neraca percobaan. Barulah pada saat pemeriksaan

selesai dan ternyata saldonya seimbang maka ditetapkanlah sebagai neraca saldo untuk

melanjutkan proses berikutnya.

Fungsi neraca saldo untuk membuktikan keseimbangan jumlah debet dan kredit serta

menguji kebenarannya. Selain itu, neraca saldo berguna untuk melihat posisi aktiva,

Page 22: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

kewajiban, dan modal setelah posting ke buku besar dari setiap akun yang ada dalam

sebuah perusahaan. Namun kita harus memastikan juga bahwa saldo setiap akun dalam

neraca saldo ini adalah sesuai dengan saldo pada buku besar. Jadi intinya pembuatan

neraca saldo sangatlah mudah yaitu dengan membuat akun perkiraan berdasarkan buku

besar, atau dengan kata lain neraca saldo adalah rangkuman dari saldo setiap akun dalam

buku besar yang mana nominal penempatan debet-kredit sesuai posisi buku besar.

Neraca saldo berbeda dengan neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-

kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang

dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara

yang sistematis. Neraca lajur biasa disebut kertas kerja (work sheet).

Metode Pembuatan Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian disusun di akhir periode untuk melakukan penyesuaian pada saldo–

saldo akun perkiraan agar menunjukkan keadaan yang sebenarnya sebelum dilakukan

penyusunan laporan keuangan. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian secara umum

adalah:

1. Agar pada akhir periode, akun riil (harta, kewajiban dan modal) menunjukkan keadaan

yang sebenarnya.

2. Akun-akun nominal (pendapatan dan beban) dapat diakui dalam satu periode dengan

keadaan yang sebenarnya.

Page 23: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Tidak semua akun-akun memerlukan penyesuaian, transaksi yang membutuhkan ayat

jurnal penyesuaian antara lain:

1. Penyesuaian penyusutan aktiva tetap.

2. Penyesuaian dibayar di muka.

3. Penyesuaian pemakaian perlengkapan.

4. Penyesuaian pendapatan dibayar di muka.

5. Penyesuaian biaya yang masih harus dibayar.

6. Penyesuaian pendapatan yang akan diterima.

Metode-metode atau langkah-langkah dalam menyusun jurnal penyesuaian dapat

dilakukan sebagai berikut:

1. Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Garis Lurus

Sebuah perusahaan membeli mesin crushing seharga Rp400.000.000,- dengan taksiran

umur ekonomis selama 5 tahun dan taksiran nilai residu. Penyusutan ini dapat dihitung

sebagai berikut:

Ayat Jurnal Penyesuaian untuk akun di atas adalah:

Biaya Penyusutan Mesin (D) Rp72.000.000,-

Akumulasi Penyusutan Mesin (K) Rp72.000.000,-

2. Biaya Dibayar Dimuka

Perusahaan membayar asuransi dengan jangka waktu pertanggungan selama 1 tahun

(1 September 2014 – 1 September 2015) sebesar Rp6.000.000,- dan dicatat dengan

menggunakan pendekatan harta/neraca dan pendekatan biaya/laba-rugi.

Pendekatan Neraca/ Harta (saat pembayaran di muka)

Pencatatan Jurnal Umum:

Asuransi dibayar di muka (D) Rp6.000.000,-

Kas (K) Rp6.000.000,-

Ayat Jurnal Penyesuaian:

Perhitungan pertanggungan di akhir periode 2014:

Page 24: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

= 4/12 x Rp6.000.000,-

=Rp2.000.000,-

Biaya Asuransi (D) Rp2.000.000,-

Asuransi dibayar di muka (K) Rp2.000.000,-

Pendekatan Biaya/Laba Rugi (saat pembayaran di muka)

Pencatatan Jurnal Umum:

Biaya Asuransi (D) Rp6.000.000,-

Kas (K) Rp6.000.000,-

Ayat Jurnal Penyesuaian:

Perhitungan pertanggungan di awal periode 2015:

= 8/12 x Rp6.000.000,-

= Rp4.000.000,-

Asuransi dibayar di muka (D) Rp2.000.000,-

Biaya Asuransi (K) Rp4.000.000,-

3. Pemakaian Perlengkapan

Perlengkapan servis pada Neraca Saldo sebesar Rp5.000.000,- menurut data

penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2014, perlengkapan yang masih tersisa adalah

Rp1.000.000,-

Perhitungan∶ Rp5.000.000,- - Rp1.000.000,- = Rp4.000.000,-

Ayat Jurnal Penyesuaian:

Biaya Perlengkapan (D) Rp4.000.000,-

Perlengkapan (K) Rp4.000.000,-

4. Pendapatan Diterima Dimuka

Telah diterima pendapatan sewa ruko untuk satu tahun (1 Oktober 2014 – 1 Oktober

2015) sebesar Rp. 20.000.000 dan dicatat dengan menggunakan pendekatan

Hutang/Neraca dan pendekatan Pendapatan/Laba–Rugi.

Dengan menggunakan Pendekatan Neraca/Harta pada saat penerimaan pendapatan:

Pencatatan di Jurnal Umum:

Kas (D) Rp20.000.000,-

Pendapatan Sewa dibayar di Muka (K) Rp20.000.000,-

Page 25: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Ayat Jurnal Penyesuaian: Perhitungan sewa diterima sampai akhir periode:  

     = 3/(12) x Rp20.000.000,-        =

Rp5.000.000,- Pendapatan sewa diterima di muka (D) Rp5.000.000,- Pendapatan sewa

(K) Rp5.000.000,-

Dengan menggunakan Pendekatan Biaya/Laba-Rugi pada saat penerimaan pendapatan:

Pencatatan di Jurnal Umum:

Kas (D) Rp20.000.000,-

Pendapatan Sewa (K) Rp20.000.000,-

Ayat Jurnal Penyesuaian: Perhitungan sewa diterima di awal periode depan:  

     = 9/(12) x Rp20.000.000,-        =

Rp15.000.000,- Pendapatan sewa (D) Rp15.000.000,- Pendapatan sewa diterima di muka

(K) Rp15.000.000,-

5. Biaya yang Masih Harus Dibayar

Pada tanggal 31 Desember 2014, perusahaan belum membayarkan gaji untuk 4 orang

karyawan dengan besar masing–masing Rp. 500.000

Ayat Jurnal Penyesuaian untuk akun ini:

Biaya Gaji (D) Rp2.000.000,-

Gaji yang masih harus dibayar (K) Rp2.000.000,-

6. Pendapatan yang Akan Diterima

Pada tanggal 31 Desember 2014, perusahaan masih memiliki bunga yang harus dibayar

senilai Rp1.000.000,-

Ayat Jurnal Penyesuaian untuk akun ini:

Bunga yang akan Diterima (D) Rp1.000.000,-

Pendapatan Bunga (K) Rp1.000.000,-

Jurnal Penutup

A. Pengertian Jurnal Penutup

Saldo rekening akun pada laporan laba-rugi dan akun penarikan oleh pemilik

dilaporkan pada laporan perubahan modal, tidak diakumulasi dari satu periode ke

Page 26: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

periode akuntansi berikutnya karena rekening akun ini hanya melaporkan jumlah

nominal pada satu periode saja, di dalam akuntansi akun ini dikategorikan sebagai akun

sementara atau disebut juga akun nominal. Karena akun nominal ini hanya menunjukkan

jumlah nominal pada satu periode akuntansi saja, maka rekening akun jenis ini harus

memiliki saldo nol di awal periode akuntansi. Supaya akun ini bisa menjadi nol, maka

perlu dibuatkan jurnal penutup.

Jurnal Penutup (closing entries) adalah jurnal akuntansi yang harus dibuat untuk

menjadikan rekening akun-akun sementara (temporer) menjadi bersaldo nol pada akhir

periode akuntansi atau dalam bahasa yang lebih sederhana, jurnal penutup merupakan

ayat jurnal yang perlu dibuat pada akhir periode untuk menutup rekening akun nominal

(sementara). Akun yang termasuk rekening akun nominal atau akun temporer adalah

rekening akun yang ada pada laporan laba-rugi saat periode berjalan serta akun

penarikan modal oleh pemilik (prive), akun yang ada pada laporan laba-rugi akan ditutup

dengan akun ikhtisar laba-rugi dan karena prive akan mengurangi modal, maka

akun prive ditutup pada rekening modal.

B. Tujuan Jurnal Penutup

Tujuan dan fungsi dari jurnal penutup, yaitu:

● Untuk memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban agar bercampur dengan

jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya.

● Untuk menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah dilaksanakan penutupan

buku.

● Agar mempermudah jika dilaksanakan pemeriksaan karena telah dilakukan pemisahan

transaksi yang terjadi di periode sebelumnya dengan transaksi-transaksi pada periode

akuntansi selanjutnya.

● Untuk menyajikan informasi keadaan yang sebenarnya (riil) suatu perusahaan setelah

dilakukan penutupan buku (jurnal penutup). Laporan keuangan hanya akan

memperlihatkan tentang akun yang sesungguhnya saja yang terdiri atas harta, kewajiban

dan ekuitas.

C. Menutup Akun Nominal

Akun-akun nominal yang perlu dibuatkan jurnal penutup antara lain ialah:

● Akun Pendapatan

Page 27: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Menutup seluruh rekening akun pendapatan dengan cara memindahkan rekening

pendapatan ke rekening ikhtisar laba-rugi.

● Akun Beban

Menutup seluruh rekening akun beban dengan memindahkan rekening akun beban

keikhtisar laba-rugi.

● Ikhtisar Laba-Rugi

Menutup akun ikhtisar laba-rugi dengan cara memindahkan saldo ikhtisar laba-rugi ke

akun modal. Ada dua kondisi yang dapat terjadi, yaitu laba (pendapatan lebih besar dari

beban) atau terjadi rugi (pendapatan lebih kecil dari beban). Apabila memperoleh laba,

akun ikhtisar laba-rugi didebitkan dan akun modal dikredit.

Apabila menderita rugi, akun modal didebit dan ikhtisar laba-rugi dikredit.

● Akun Prive

Menutup akun prive (penarikan modal oleh pemilik, biasanya hanya terjadi pada

perusahaan skala kecil), dengan cara memindahkan akun prive ke rekening akun modal.

Page 28: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Pembuatan Kertas Kerja

Kertas kerja atau disebut juga dengan neraca lajur (worksheet) adalah suatu daftar

yang terdiri dari lajur atau kolom-kolom neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian serta

laporan keuangan yang dibuat untuk menyajikan semua data akuntansi yang diperlukan

pada akhir periode akuntansi. Kertas kerja adalah alat bantu yang memudahkan

penyusunan laporan keuangan serta membantu proses penutupan buku besar. Dalam

siklus akuntansi perusahaan, pembuatan kertas kerja tidaklah suatu keharusan.

Dalam penyusunan kertas kerja, dapat disajikan dalam bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10

kolom dan 12 kolom. Penyajian yang paling umum dilakukan adalah kertas kerja dengan

bentuk 10 kolom. Berikut adalah contoh format kertas kerja tersebut:

Page 29: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Penyusunan kertas kerja pada perusahaan dagang tidak memiliki perbedaan dengan

penyusunan kertas kerja pada perusahaan jasa. Secara umum, penyusunan kertas kerja

dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Kolom Nomor dan Nama Akun

Kolom untuk mencatat sesuai dengan nomor dan nama akun buku besar.

2.Kolom Neraca Saldo

Kolom untuk mencatat saldo-saldo sementara setiap akun buku besar yaitu saldo

debit dicatat di sisi debit dan saldo kredit dicatat di sisi kredit. Setelah itu lajur debit

dijumlahkan dan hasilnya harus sama dengan jumlah lajur kredit neraca saldo (biasanya

neraca saldo telah disiapkan sebelum menyusun kertas kerja).

3. Kolom Ayat Penyesuaian

Kolom untuk mencatat semua ayat penyesuaian pada akhir periode akuntansi yang

biasanya telah dibuat secara terpisah dalam bentuk jurnal umum. Ayat jurnal

penyesuaian sisi debit dipindahkan pada akun yang bersangkutan, lajur debit dan ayat

jurnal sisi kredit dipindahkan pada akun lajur kredit. Apabila akun dalam ayat

penyesuaian belum ada dalam daftar akun neraca saldo, maka dapat ditambahkan nama

akun baru di bawahnya.

4. Kolom Neraca Saldo Disesuaikan

Kolom ini merupakan perpaduan antara kolom neraca saldo dengan ayat penyesuaian.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Semua akun yang tidak mendapat penyesuaian maka saldo akun yang terdapat dalam

kolom neraca saldo langsung dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan (saldo debit

Page 30: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

dipindah ke sisi debit dan saldo kredit dipindahkan ke sisi kredit).

b) Setiap saldo akun neraca saldo debit yang mengalami penyesuaian debit dijumlahkan,

angkanya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan. Begitu juga dengan saldo akun

kredit mengalami penyesuaian kredit dijumlahkan. Angkanya dicatat di sisi kredit neraca

saldo disesuaikan.

c) Setiap saldo akun di neraca saldo kredit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian

debit , maka selisihnya dicatat di sisi kredit neraca saldo disesuaikan.

d) Setiap saldo akun di neraca saldo debit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian

kredit, maka selisihnya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan.

e) Jumlah akun Ikhtisar laba rugi debit dan kredit kolom penyesuaian tidak diselisihkan,

melainkan langsung dipindahkan ke debit dan kredit kolom neraca saldo disesuaikan.

Apabila semua saldo akun sudah dicatat dan dipindahkan ke kolom neraca saldo

disesuaikan, berarti saldo akun telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan siap

untuk disajikan dalam laporan keuangan.

5. Kolom Laba-Rugi

Sebelum dilakukan pencatatan dalam kolom laba-rugi ini, maka terlebih dahulu data

akun yang ada dalam kolom neraca saldo disesuaikan yang terdiri dari golongan akun riil

dan golongan akun nominal. Setelah dipastikan golongan akunnya, baru dipindahkan

akun nominal ke kolom laba-rugi sisi debit maupun sisi kredit. Oleh karena jumlah debit

akun ikhtisar laba-rugi mempengaruhi perhitungan laba, maka jumlah debit dan kredit

akun tersebut langsung dipindahkan ke debit dan ke kredit kolom laba-rugi.

Page 31: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

A. Pengertian Laporan Laba Rugi

Perusahaan dagang melakukan kegiatan operasionalnya dengan memperdagangkan

barang-barang yang telah dibeli sebelumnya dan memperoleh laba operasionalnya

dengan menetapkan margin keuntungan untuk setiap penjualan yang dilakukan. Seperti

yang telah diketahui sebelumnya, perbedaan antara perusahaan dagang dengan

perusahaan jasa berada pada perhitungan inventori yang dilakukan. Pada perusahaan

dagang dikenal harga pokok penjualan, akun barang tersedia untuk dijual, retur, sales

discount, dan lain sebagainya. Kegiatan operasional yang dilakukan sebuah perusahaan

tentunya membutuhkan penyajian laporan keuangan di akhir periode akuntansi yang

dimiliki. Laporan keuangan adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyusunan kertas

kerja atau neraca lajur. Financial statement adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang

berisi ringkasan tentang transaksi keuangan yang berlangsung.

B. Penyusunan dalam Laporan Laba Rugi

Laporan keuangan disajikan untuk memberikan informasi mengenai posisi harta,

hutang dan modal serta perolehan laba atau rugi sebagai hasil dari aktivitas operasional

perusahaan. Laporan inilah yang nantinya membantu pimpinan dalam pengambilan

keputusan. Seperti halnya perusahaan jasa, laporan keuangan yang disusun dalam

perusahaan dagang meliputi :

1. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi menyajikan ringkasan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh

perusahaan dalam menjalankan usahanya dan beban-beban yang harus ditanggung oleh

perusahaan. Laporan laba/rugi harus dapat menunjukkan pendapatan dan beban di akhir

periode akuntansi. Penyajian laporan laba/rugi dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu :

a) Bentuk Langsung (Single Step)

Dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan dan beban yang dimiliki

perusahaan. Laba/rugi perusahaan diketahui dengan mencari selisih antara pendapatan

dan beban. Contoh laporan seperti format berikut:

Page 32: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

UD. Merak Berjaya

Laporan Laba/Rugi

Periode Akhir Desember 2014

Penjualan Bersih : Rpxxx.xxx.xxx

Harga Pokok Penjualan : (Rpxxx.xxx.xxx)

Laba Kotor : Rpxxx.xxx.xxx

Beban Usaha

Total beban Usaha : (Rpxxx.xxx.xxx)

Laba Usaha : Rpxxx.xxx.xxx

b) Bentuk Bertahap (Multiple Step)

Dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha

serta memisahkan antara beban usaha dan beban lain di luar usaha. Selanjutnya untuk

mengetahui laba atau rugi bersih kedua sisi dibandingkan dan dicari selisihnya. Contoh

laporan seperti format berikut:

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

Laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal dari modal awal menjadi modal

akhir. Hal-hal yang mempengaruhi laporan perubahan modal antara lain besarnya modal

di awal periode, laba atau rugi perusahaan, prive dari pemilik perusahaan, investasi

tambahan dari pemilik dan besarnya modal di akhir periode. Laporan perubahan modal

Page 33: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

disajikan pada beberapa bentuk perusahaan seperti Perusahaan Perseorangan,

Persekutuan (CV), dan Firma (Fa). Sementara untuk perseroan, laporan perubahan modal

tidak disajikan dan diganti dengan laporan laba ditahan. Contoh format laporan

perubahan modal adalah sebagai berikut:

3. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan di akhir

periode dan menghimpun informasi tentang besarnya harta, hutang dan modal

perusahaan. Data–data yang menyusun laporan neraca sebuah perusahaan dagang

bersumber dari kolom neraca pada kertas kerja dan modal akhir dalam laporan

perubahan modal.

Format neraca di perusahaan dagang adalah :

Page 34: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Laporan Laba Rugi

A. Pengertian Laporan Laba Rugi

Akhir periode akuntansi sebuah perusahaan umumnya akan menghasilkan dua

keadaan yaitu laba atau rugi. Operasional perusahaan yang dilakukan sepanjang periode

akuntansi adalah faktor utama yang mendorong perusahaan untuk mendapatkan laba

ataupun rugi. Laporan laba rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang memberikan

informasi hasil usaha yang mencakup pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu

periode akuntansi. Laporan laba atau rugi dimanfaatkan sebagai indikator untuk menilai

prestasi perusahaan, dan pada beberapa korporasi besar dijadikan acuan untuk

menetapkan harga per lembar saham yang dilepas ke pasar.

Untuk mendapatkan laporan laba atau rugi yang akurat maka harus dikelompokkan

antara unsur-unsur pendapatan dan biaya. Dengan melakukan hal ini maka akan dapat

diperoleh hasil perhitungan laba rugi yang berbeda seperti :

1. Laba rugi kotor, selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan

2. Laba rugi operasional, hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan

kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam perekonomiannya, dan diharapkan akan

dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan

untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.

Page 35: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

3. Laba rugi sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax), laba operasi

ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam

hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada

akhirnya dicapai perusahaan.

4. Laba rugi setelah pajak atau laba bersih, laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba

dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan

diambil jumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan laba rugi adalah laporan utama

untuk melaporkan kinerja sebuah perusahaan terutama tentang prospek keuntungan

yang dapat dicapai perusahaan dimasa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa

sebuah laporan laba rugi menyajikan beberapa informasi sebagai berikut :

1. Menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan

barang dagangan atau jasa) diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual,

sehingga diperoleh laba kotor.

2. Menunjukkan biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum

atau administrasi.

3. Menunjukkan harga hasil yang diperoleh diluar operasional perusahaan dan biaya

diluar usaha pokok perusahaan.

B. Tujuan Pembuatan Laporan Laba Rugi

Laporan laba atau rugi perusahaan memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Indikator efisiensi penggunaan dana perusahaan dengan menghitung return value dari

dana yang dikeluarkan.

2. Mengukur prestasi manajemen.

3. Dasar untuk menentukan perencanaan pembayaran pajak dan kompensasi tertentu

kepada pihak yang terlibat dalam operasional perusahaan.

4. Sebagai dasar pembagian deviden.

C. Bentuk-Bentuk Laporan Laba Rugi

Penyajian laporan laba rugi dalam sebuah perusahaan dapat dilakukan dalam dua bentuk,

yaitu:

1. Bentuk Langsung (single step)

Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri dibagian atas dan dijumlahkan, begitu juga

Page 36: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

dengan semua beban operasional. Untuk mendapatkan laba bersih atau rugi bersih

dilakukan pengurangan jumlah pendapatan dengan jumlah beban. Contoh format

laporan single step adalah sebagai berikut:

2. Bentuk Tidak Langsung (multiple step)

Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha,

demikian juga dengan beban dibedakan antara beban usaha dan beban diluar usaha.

Penyajian beban usaha dan pendapatan usaha dilakukan pertama sebelum pendapatan

dan beban diluar usaha. Laba atau rugi usaha didapat dengan membandingkan kedua

jenis pendapatan dan beban ini. Contoh format laporan multiple step adalah sebagai

berikut:

Page 37: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Dari kedua bentuk penyajian laporan diatas, dapat disimpulkan bahwa kedua bentuk

laporan laba rugi tersebut harus memuat beberapa hal, yaitu :

1. Menuliskan nama perusahaan.

2. Menuliskan jenis laporan.

3. Menyajikan periode laporan.

4. Menyajikan pendapatan dan beban, dimulai dari beban terbesar ke beban terkecil.

5. Data laporan laba rugi diambil dari kertas kerja.

Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan perubahan modal

setelah digunakan untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan selama satu periode

akuntansi. Laporan perubahan modal menjadi suplemen pelengkap dari laporan

laba/rugi. Laporan ini menyajikan pertambahan atau pengurangan modal dalam satu

periode akuntansi. Laporan perubahan modal merupakan bentuk laporan keuangan

kedua yang disusun setelah penyusuanan laporan laba/rugi.

Unsur-unsur laporan perubahan modal biasanya dari modal awal, laba/rugi

bersih, prive, penambahan modal, dan hasil akhir.

1. Modal awal adalah keseluruhan dana yang diinvestasikan untuk perkembangan atau

Page 38: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

kemajuan perusahaan mulai dari awal perusahaan tersebut berdiri sampai waktu

tertentu dimana belum terjadi penambahan modal.

2. Laba/rugi bersih adalah selisih dari semua penghasilan dengan jumlah semua beban,

sebagaimana yang tercatat di dalam laporan laba/rugi.

3. Prive adalah penarikan sejumlah modal oleh direktur (pemilik perusahaan) atau pihak-

pihak yang menanam modal untuk keperluan pribadi atau keperluan lain di luar kegiatan

usaha utama perusahaan.

4. Penambahan modal adalah selisih antara laba bersih dengan prive.

Proses penyusunan laporan perubahan modal menggunakan data kertas kerja yang

terdiri dari akun modal, prive, dan saldo laba/rugi. Modal diketahui dari kertas kerja

kolom neraca pada sisi kredit. Laba bersih dapat dilihat dari kolom laba/rugi sebelah

debit, sementara kerugian dilihat dari kolom laba/rugi sebelah kredit.

Pengambilan prive dapat dilihat dari kolom neraca sebelah debit.

Rumus : (Saldo Laba) Modal Akhir = Modal Awal + (Laba bersih - Prive)

Rumus : (Saldo Rugi) Modal Akhir = Modal Awal – (Rugi bersih + Prive)

Pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, perubahan modal perusahaan

ditunjukkan di dalam penyajian laporan laba/rugi (retained earnings). Dalam laporan ini

pertama-tama diawali dengan penyajian saldo laba tidak dibagi pada periode sebelumnya.

Kemudian dikurangi dengan rugi atau ditambah laba sesuai dengan yang diperoleh

berdasarkan laporan laba/rugi. Selanjutnya dikurangi oleh dividen yang dibagikan jika

perusahaan yang bersangkutan memperoleh laba. Dividen adalah pembagian laba kepada

pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.

Rumus : (Saldo Laba) Laba Tidak Dibagi (akhir) = Laba Tidak dibagi (Awal) + (Laba

bersih 1 bulan + Dividen yg diumumkan)

Rumus : (Saldo Rugi) Laba Tidak Dibagi (akhir) = Laba Tidak Dibagi (Awal) + Rugi

bersih 1 bulan

Contoh dari laporan perubahan modal

Page 39: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Neraca

A. Neraca

Neraca adalah daftar yang disusun secara sistematis dalam sebuah siklus akuntansi

untuk menggambarkan kondisi harta, hutang dan modal sebuah perusahaan dalam

posisi debet kredit yang seimbang. Penyajian neraca keuangan akan memudahkan

pemilik modal untuk mengetahui posisi keuangan perusahaannya terutama yang

berhubungan dengan kondisi modal di perusahaan.

B. Akun dalam Neraca

Neraca tersusun atas beberapa bagian seperti:

1. Harta

Page 40: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

a) Harta Lancar, harta yang bisa dicairkan dalam bentuk uang tunai dengan manfaat

kurang dari satu tahun. Contohnya adalah kas, kas bank, piutang, perlengkapan dan

persediaan barang.

b) Harta Tetap, harta dengan nilai manfaat lebih dari satu tahun. Contohnya peralatan,

gedung kantor, kendaraan dan tanah.

c) Harta tidak berwujud, harta dengan wujud abstrak. Contohnya hak paten, hak cipta

dan merek dagang.

2. Kewajiban

Kewajiban adalah segala bentuk pembayaran yang harus dilakukan kepada pihak ketiga.

Kewajiban terdiri atas:

a) Hutang lancar, hutang dengan sifat mendesak dan jangka waktu pembayaran kurang

dari setahun. Contohnya hutang dagang dan hutang ke supplier.

b) Hutang jangka panjang, hutang dengan sifat tidak mendesak dan jangka waktu

pembayaran lebih dari setahun atau sudah diatur dalam termin tertentu. Contohnya

adalah kredit koran, obligasi dan investasi pihak ketiga.

3. Modal

Selisih yang didapatkan antara harta setelah dikurangi dengan hutang.

C. Neraca yang Sering Digunakan

Secara umum, neraca dalam laporan keuangan disajikan dalam dua bentuk, yaitu:

1. Neraca bentuk Staffel, bentuk neraca yang disusun ke bawah dan meletakkan saldo

pada bagian samping dengan kolom debet kredit. Tabel neraca ini mirip dengan model

Jurnal Umum.

2. Neraca bentuk Skontro, neraca yang memisahkan antara aktiva dan passiva pada

posisi kanan dan kiri atau bersebelahan.

Contoh kedua bentuk neraca dapat dilihat dari tampilan di bawah ini, neraca sebuah

perusahaan penyewaan peralatan pesta sebagai berikut:

Page 41: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

D. Tahapan dalam Menyusun Neraca

Dalam menyusun neraca, diperhatikan beberapa langkah-langkah penyusunan, yaitu:

1. Menuliskan nama perusahaan.

2. Menuliskan jenis laporan.

3. Menuliskan waktu pelaporan neraca.

4. Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal berdasarkan susunan yang diatur sesuai

dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.

Laporan Arus Kas

A. Definisi Laporan Arus Kas

Page 42: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Laporan arus kas (cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian

dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi

yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Informasi ini

penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya

arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga

jenis yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.

Laporan arus kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas (pengeluaran

kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang

digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas seperti operasi, investasi, dan

pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas

bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.

Arus kas masuk (cash inflows) merupakan penerimaan kas yang berasal dari

kegiatan rutin perusahaan, misalnya penjualan tunai, penerimaan piutang maupun

penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal, penjualan saham,

penjualan aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran yang

bersifat kontiniu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak. Arus kas

berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya. Agar kas ini

mudah dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam bentuk

laporan yang disebut laporan arus kas (statement of cash flows), sehingga dapat

memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam menganalisa arus kas.

B. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi

tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama

periode akuntansi tertentu. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB),

informasi yang diberikan dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan

pengungkapan yang berkaitan dan laporan keuangan lainnya, harus membantu investor,

kreditor dan pihak lainnya untuk:

1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan.

2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan

membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.

3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta pengeluaran

Page 43: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

kas yang berkaitan.

4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baik kas maupun non kas

terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu.

Jadi, informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai

laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak

yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan

untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut.

C. Bentuk dan Metode Laporan Arus Kas

1. Metode Langsung

Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung

dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada

penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari

kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas

masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau

pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional

ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi

dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar

serta laba/rugi karena pelepasan investasi.

2. Metode Tidak Langsung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh

dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran

kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban

yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Jadi pada dasarnya metode

tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan.

Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan

laporan laba/rugi dan neraca. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh

dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari

pengaruh:

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.

Page 44: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan

kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum

dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.

c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

D. Penyusunan Laporan Arus Kas

Menurut Smith dan Skousen, penyusunan laporan arus kas terdiri dari sumber-

sumber data yang meliputi empat langkah pokok, yaitu:

1. Menentukan perubahan dalam kas.

2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.

3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.

4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.

Page 45: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Siklus Akuntansi bagi Perusahaan Dagang

A. Definisi Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang melakukan kegiatan operasionalnya

dengan membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk

barang tersebut, dengan tujuan memperoleh keuntungan (laba).

B. Perbedaan Akuntansi Dagang dan Jasa

Beberapa perbedaan mendasar antara perusahaan dagang dan perusahaan jasa antara

lain:

1. Perusahaan dagang memperoleh keuntungan dengan membeli dan menjual barang,

sementara perusahaan jasa memperoleh keuntungan melalui pelayanan jasa yang

diberikan.

2. Menentukan Harga Pokok Penjualan.

3. Kegiatan operasional perusahaan dagang membukukan beban penjualan dan

administrasi umum, sementara perusahaan jasa membukukan beban usaha dan beban

luar usaha.

C. Akun-akun dalam Perusahaan Dagang

Dalam siklus akuntasi, perusahaan dagang dapat dijumpai akun-akun khusus antara

lain:

1. Akun pembelian, akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan secara tunai

ataupun kredit.

2. Akun penjualan, akun yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan

secara tunai ataupun kredit.

3. Akun retur pembelian dan pengurangan harga, akun yang digunakan untuk

mencatat pengembalian sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak

atau tidak sesuai dengan pesanan.

4. Akun retur penjualan dan pengurangan harga, akun yang mencatat penerimaan

kembali sebagian barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai

dengan pesanan.

Page 46: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

5. Akun utang dagang, akun yang digunakan untuk mencatat timbulnya hutang dagang

dan pelunasan kewajiban atas pembelian secara kredit.

6. Akun piutang dagang, akun yang digunakan untuk mencatat timbulnya piutang

dagang dan penerimaan pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.

7. Akun potongan pembelian, akun yang mencatat potongan yang diterima pembeli

karena melunasi hutang dalam masa potongan.

8. Akun potongan penjualan, akun untuk mencatat potongan yang diberikan penjual

karena menerima pelunasan piutang dalam masa potongan.

D. Siklus dan Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan Dagang

Secara parsial, siklus akuntansi perusahaan dagang yang sedikit berbeda dibandingkan

perusahaan lainnya adalah sebagai berikut:

1.Tahap Pencatatan

Tahapan ini meliputi pembuatan atau penerimaan bukti transaksi, pencatatan dalam

jurnal dan pemindahbukuan ke buku besar. Bukti transaksi yang sah dalam sebuah

perusahaan dagang antara lain:

a) Faktur, pembeli dan penjual akan menyimpan faktur sebagai bukti tertulis

terjadinya transaksi.

b) Nota kredit, bukti tertulis dari pengembalian barang dari pembeli bila terjadi

sesuatu hal yang menyebabkan barang yang diperdagangkan harus dikembalikan.

c) Kuitansi, bukti pembayaran atau pengeluaran bagi perusahaan dan bukti

penerimaan uang bagi penerima.

Metode pencatatan transaksi dalam perusahaan dagang dilakukan dalam dua cara yaitu:

a) Metode fisik atau periodik, pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan

tidak dilakukan secara berkelanjutan, sehingga data yang diperoleh berdasarkan hasil

perhitungan fisik di gudang.

b) Metode perpetual atau permanen terus-menerus, artinya pencatatan yang

berkaitan dengan barang dagangan dilakukan secara berkelanjutan, sehingga bila terjadi

pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan

mengurangi persediaan barang dagangan.

2. Posting ke buku besar, pemindahan akun-akun yang telah dijurnal sebelumnya.

3. Penyusunan neraca saldo, berfungsi untuk memastikan sisi debit dan kredit dari

Page 47: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

akun-akun yang dipergunakan sudah seimbang.

4. Penyusunan jurnal penyesuaian, hal ini dilakukan jika terdapat kesalahan dalam

pencatatan /penjurnalan.

5. Penyusunan laporan keuangan, ringkasan catatan transaksi keuangan dalam satu

periode akuntansi yang memberi informasi tentang posisi harta, hutang dan modal

perusahaan. Laporan keuangan mencakup laporan laba-rugi, perubahan ekuitas dan

neraca.

6. Penyusunan jurnal penutup atas akun pada laporan laba-rugi, yaitu akun

pendapatan dan beban.

7. Penyusunan neraca saldo setelah penutupan, penggabungan antara neraca saldo

dengan jurnal penutup. Dalam tahap ini, akan terlihat dalam laporan laba atau rugi

bersaldo nol.

Pembuatan Jurnal Penutup

A. Definisi Jurnal Penutup

Jurnal penutup atau closing entries adalah jurnal yang digunakan untuk menutup

beberapa jenis akun dengan menolkan akun-akun tersebut. Akun-akun yang mendapat

perlakukan seperti itu adalah akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan, akun biaya,

akun pribadi, penyewaan, beban asuransi dan sebagainya. Akun-akun nominal pada

awalnya dibentuk untuk memudahkan penghitungan hasil kegiatan perusahaan selama

Page 48: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

satu periode. Namun pada penyusunan jurnal penutup, akun ini harus di-nol-kan karena

tidak relevan lagi dengan akun -akun pada periode berikutnya. Penutupan akun nominal

menggunakan akun ikhtisar laba/ rugi atau* income summary* sebagai akun penampung

yang dibuka sekaligus ditutup pada akhir periode. Setelah akun nominal ditutup ke akun

ikhtisar laba rugi, maka akun ini ditutup ke akun modal. Akun ikhtisar laba rugi disebut

juga dengan akun kliring atau clearing account.

B. Cara Penyusunan Jurnal Penutup

Secara umum, penyusunan Jurnal Penutup adalah:

1. Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua rekening sementara. Kata menutup

berarti mengurangi saldo rekening sehingga menjadi nol. Dengan cara ini pula akan dapat

dipisahkan jumlah saldo-saldo rekening sementara untuk periode ini dengan jumlah

saldo-saldo rekening sementara pada periode berikutnya.

2. Agar saldo rekening modal menunjukan jumlah yang sesuai pada keadaan pada akhir

periode. Dengan adanya jurnal ini, maka saldo rekening modal akan sama dengan jumlah

modal akhir yang dilaporkan dalam neraca.

C. Langkah dalam Penyusunan Jurnal Penutup

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Menutup akun-akun pendapatan di sisi debet, dengan menulis akun-akun pendapatan

beserta nilai rupiahnya dari tiap akun. Sedangkan di sisi kredit, tulislah akun ikhtisar laba

rugi yang nilai rupiahnya sebesar total nilai rupiah akun pendapatan.

2. Menutup akun-akun biaya di sisi debet, dengan menulis akun ikhtisar laba rugi sebesar

nominal akun-akun biaya. Sedangkan di sisi kredit, tulislah akun-akun biaya dan nominal

untuk masing-masing akun biaya.

3. Menutup akun ikhtisar laba rugi, jika perusahaan menghasilkan laba, maka pencatatan

dilakukan dengan mendebet akun ikhtisar laba rugi sebesar laba bersih (selisih antara

saldo kredit dan saldo debet akun ikhtisar laba rugi), dan mengkredit akun modal di sisi

kredit sebesar nominal yang sama. Jika perusahaan mengalami rugi maka pencatatan

dilakukan dengan mendebet akun modal dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi senilai

rugi bersih.

4. Menutup akun pribadi dengan mencatat di sisi debet akun modal dan di sisi kredit akun

pribadi sebesar nominal saldo akun pribadi.

Page 49: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

5. Pada kolom paling bawah, hitunglah jumlah nominal sisi debet dan kredit. Jumlah

kedua sisi harus sama.

D. Sumber-sumber yang Menjadi Jurnal Penutup

Sumber utama jurnal penutup diperoleh dari:

1. Rekening nominal setelah posting jurnal penyesuaian.

2. Laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal.

3. Kertas kerja atau neraca lajur di kolom laba-rugi, kolom modal dan neraca.

E. Akun-akun yang Memerlukan Jurnal Penutup

Beberapa akun yang memerlukan jurnal penutup sebagai berikut:

1. Perkiraan-perkiraan Pendapatan (revenues)

Menutup perkiraan-perkiraan pendapatan yang terdapat di sebelah kredit di dalam

laporan rekening laba-rugi, dengan memindahkannya ke dalam perkiraan ikhtisar

pendapatan (Insure come Summary).

Perkiraan pendapatan ditutup di sebelah debit dan dipindahkan kesebelah kredit pada

perkiraan Ikhtisar Pendapatan.

2. Perkiraan Biaya (expenses)

Menutup semua rekening perkiraan biaya yang terdapat di sebelah debit dalam

laporan laba-rugi, dengan memindahkannya ke dalam perkiraan ikhtisar pendapatan.

3. Perkiraan Ikhtisar Laba-Rugi

Perkiraan Ikhtisar laba-rugi merupakan perkiraan perantara untuk memindahkan

pendapatan dan beban ke perkiraan modal. Setelah pendapatan dan beban dicatat dalam

perkiraan ini, maka harus dihitung saldonya. Kemudian saldo tersebut ditutup

keperkiraan modal. Jika terdapat saldo debit, maka saldo tersebut ditutup dengan

mendebitkan perkiraan modal dan mengkreditkan perkiraan ikhtisar laba-rugi.

Page 50: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

4. Prive

Menutup rekening prive, pengambilan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi,

merupakan jurnal penutup yang terakhir.

Memposting Jurnal Penutup ke Buku Besar

Jurnal Penutup atau disebut juga closing entries adalah jurnal yang digunakan untuk

menutup atau menolkan saldo dari beberapa akun. Dalam siklus akuntansi akan dijumpai

banyak akun seperti akun riil, akun nominal, akun pribadi, dan akun kliring. Sementara

dalam jurnal penutup, akun yang ditutup atau dinolkan adalah akun-akun nominal seperti

akun pendapatan, akun biaya, akun pribadi dan akun ikhtisar laba/rugi. Akun nominal

perlu ditutup karena selama siklus akuntansi, akun ini dibentuk hanya untuk

memudahkan penghitungan hasil kegiatan bisnis perusahaan selama satu periode

berjalan dan merupakan perpanjangan akun modal. Karenanya perlu ditutup sebab sudah

tidak relevan lagi untuk dibawa ke periode selanjutnya dan dipindahkan ke akun modal.

Untuk menutup akun nominal, digunakan akun ikhtisar laba/rugi atau income

summary sebagai akun penampung yang dibuka sekaligus ditutup di akhir periode. Akun

ikhtisar laba/rugi ini sering disebut akun kliring karena hanya digunakan untuk

membantu pencatatan dalam jurnal penutup. Secara garis besar, jurnal penutup memiliki

fungsi berikut:

1. Menutup Saldo yang Terdapat dalam Semua Akun Nominal

Page 51: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Dengan cara ini, pada periode berikutnya semua akun nominal akan dimulai dengan

saldo nol. Metode ini dapat dengan mudah memisahkan jumlah akun nominal di periode

ini dengan saldo nominal di periode mendatang jika sewaktu-waktu diperlukan progress

per periode.

2. Agar Saldo Pada Akun Modal Menunjukkan Jumlah yang Sesuai dengan Keadaan

Diakhir Periode

Dengan jurnal penutup, maka saldo rekening modal akan sama dengan jumlah modal

akhir yang dilaporkan dalam neraca.

Dalam menutup buku besar, harus dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Memindahkan (posting) jurnal penyesuaian ke rekening-rekening buku besar yang

bersangkutan.

2. Memindahkan (posting) jurnal penutup ke rekening buku besar yang bersangkutan.

Dalam contoh dapat dilihat posting ke buku besar berdasarkan kertas kerja perusahaan

sebagai berikut:

Page 52: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id
Page 53: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id
Page 54: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id
Page 55: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Setelah posting dilakukan ke buku besar maka selanjutnya akan diketahui neraca

saldo setelah penutupan.

Page 56: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

Neraca Saldo setelah Penutupan

Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan

untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai

penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Dalam proses siklusnya, terdapat

empat penggolongan berdasarkan transaksi dan kegiatannya. Tahap dalam siklus

akuntansi ialah:

1. Tahap pencatatan, yang termasuk ke dalam tahap pencatatan yaitu dokumen transaksi

dan jurnal.

2. Tahap penggolongan, yang termasuk ke dalam tahap penggolongan yaitu buku besar

dan buku besar pembantu.

3. Tahap pengiktisaran, yang termasuk ke dalam tahap pengiktisaran yaitu neraca saldo,

jurnal penyesuaian, neraca lajur, jurnal penutup, menutup akun buku besar, neraca saldo

setelah penutupan, dan jurnal pembalik.

4. Tahap pelaporan, yang termasuk ke dalam tahap pelaporan yaitu laporan laba/rugi,

laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas.

Setelah semua akun nominal ditutup dan dipindahkan ke akun modal pemilik maka

langkah berikutnya dari siklus akuntansi yaitu menyusun neraca saldo setelah penutupan

(after closing trial balance). Tujuan penyusunan neraca saldo setelah penutupan (after

closing trial balance), yaitu untuk meyakinkan bahwa keseimbangan posisi keuangan

tetap terjaga. Hal ini berguna untuk memulai siklus akuntansi pada periode akuntansi

berikutnya.

Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang disusun setelah akun

nominal atau akun sementara ditutup atau di-nol-kan saldonya dengan cara membuat

jurnal penutup. Jadi neraca saldo setelah penutupan berisi akun-akun riil saja (harta,

utang dan modal). Neraca saldo setelah penutupan berguna untuk memeriksa

keseimbangan jumlah saldo debet dengan kredit akun-akun buku besar setelah dilakukan

penutupan. Neraca saldo setelah penutupan ini juga diperlukan sebelum proses akuntansi

periode berikutnya.

Cara penyusunan neraca saldo setelah penutupan sama dengan neraca saldo biasa,

Page 57: AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG - smam4la.sch.id

hanya yang dicantumkan di dalamnya ialah akun-akun yang termasuk akun riil, yaitu

akun yang saldonya terbawa dari periode ke periode akuntansi berikutnya. Akun tersebut

tidak dicatat karena sebelumnya saldonya telah di-nol-kan (ditutup) dengan bantuan

jurnal penutup yang telah dikerjakan.

Perbedaan antara neraca saldo dan neraca saldo setelah penutupan terlihat pada

akun-akun dan saldo di dalamnya. Pada neraca saldo, terdapat akun-akun riil (aktiva,

kewajiban dan modal) serta akun-akun nominal (penjualan, pendapatan, pembelian,

beban dan prive) sementara neraca saldo setelah penutupan hanya memuat saldo-saldo

dari akun aktiva perusahaan baik aktiva lancar ataupun aktiva tetap, akun kewajiban atau

hutang, dan modal akhir perusahaan. Neraca saldo setelah penutupan memuat saldo akun

atau rekening buku besar setelah disusunnya jurnal penyesuaian dan posting jurnal

penutup ke dalam buku besar.

Penyusunan buku besar pada akhir periode yang telah disusun dinyatakan benar

apabila setelah penyusunan neraca saldo penutupan, total saldo pada neraca saldo setelah

penutupan menunjukkan angka yang seimbang antara total saldo debet dan total saldo

kredit dalam neraca saldo penutupan. Secara umum, penyusunan neraca saldo setelah

penutupan bertujuan untuk:

1.Koreksi atau kontrol terhadap penyusunan buku besar di akhir periode.

2.Pencatatan akun-akun riil perusahaan.

3.Dasar pembukuan di periode selanjutnya.