BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - teori Umum 2.1.1...

28
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - teori Umum 2.1.1 Pengertian System Sekelompok komponen saling bekerja bersama menuju tujuan sama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi terorganisasi dan menjadi kesatuan saling mendukung satu sama lain sehingga menjadi hubungan berkesinambungan satu sama lain (O’Brien, 2005, p9). Komponen itu mempunyai tujuan yang sama untuk menghasilkan informasi. Selain itu, Mathiassen et al (2000, p9) berpendapat bahwa sistem memiliki elemen- elemen yang mempunyai fungsi berbeda satu dengan lainnya, namun saling berinteraksi atau saling bergantung untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. Sistem adalah sekelompok elemen terintegrasi dengan maksud sama untuk mencapai suatu tujuan dengan kata lain sistem merupakan kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berkaitan dan berhubungan (berinteraksi) sebagai satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan (McLeod dan Schell, 2001, p9). 2.1.2 Pengertian Informasi Informasi adalah sebuah data yang penuh dengan makna dan konteks berguna untuk pengguna / user (O’Brien, 2005, p6).

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - teori Umum 2.1.1...

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori - teori Umum

2.1.1 Pengertian System

Sekelompok komponen saling bekerja bersama menuju tujuan sama dengan

menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi terorganisasi dan

menjadi kesatuan saling mendukung satu sama lain sehingga menjadi hubungan

berkesinambungan satu sama lain (O’Brien, 2005, p9). Komponen itu mempunyai tujuan

yang sama untuk menghasilkan informasi.

Selain itu, Mathiassen et al (2000, p9) berpendapat bahwa sistem memiliki elemen-

elemen yang mempunyai fungsi berbeda satu dengan lainnya, namun saling berinteraksi

atau saling bergantung untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Tujuan inilah yang

menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah

dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain

berbeda.

Sistem adalah sekelompok elemen terintegrasi dengan maksud sama untuk

mencapai suatu tujuan dengan kata lain sistem merupakan kumpulan dari komponen

atau elemen yang saling berkaitan dan berhubungan (berinteraksi) sebagai satu kesatuan

untuk mencapai suatu tujuan (McLeod dan Schell, 2001, p9).

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi adalah sebuah data yang penuh dengan makna dan konteks berguna

untuk pengguna / user (O’Brien, 2005, p6).

7

Informasi adalah data telah disusun dan disertai dengan referensi terhadap suatu

hubungan (konteks) yang mempunyai arti, untuk membantu pengambilan keputusan

(Widayana, 2009, p13). Data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih

berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam

pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu kombinasi terorganisir pada manusia, perangkat

keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, tranforms, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi

(O’Brien, 2005, p4).

Sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan yang

mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung

pengambilan keputusan, pengkoordinasian, pengendalian analisa dan menampilkannya

di dalam suatu organisasi (Laudon dan Laudon, 2002, p7).

Pada hakikatnya sistem informasi yang baik merupakan gabungan dari software

dan hardware menjadi satu kesatuan untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi

yang dapat berguna dalam pengambilan suatu keputusan di dalam suatu organisasi.

2.1.4 Pengertian Data

Data merupakan fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena

fisik atau transaksi bisnis. Lebih rincinya, data adalah pengukuran objektif dari atribut

(karakteristik) dan entitas seperti manusia, tempat, barang dan kejadian (O’Brien, 2005,

p38).

8

D’Vance mengatakan bahwa, data sebagai pembawa informasi dan pengetahuan.

Dapat di klasifikasikan sebagai nomor baku, gambar, kata-kata, serta suara yang berasal

dari pengamatan atau pengukuran (Jing Liu, 2010).

Dari sudut pandang praktis, data meliputi ringkasan fakta atau angka (pengetahuan

yang sangat explicit) yang diperoleh dari operasi, eksperimen, survei, dll. Dalam

pandangan umum, data mentah berupa angka dan fakta dengan pandangan konvensional

yang hirarkis, dimana data dikumpulkan untuk membentuk informasi dalam rangka

memberikan pengetahuan (D. Freeze, 2007).

Data yang baik merupakan sesuatu yang valid yang berdasarkan penilain objektif

dari suatu fakta yang berasal dari pengamatan atau eksperimen yang dapat di olah untuk

membuat suatu informasi tepat.

2.1.5 Pengertian Knowledge

Knowledge seperti yang dikutip dari Widayana (2009, p13) merupakan informasi

yang dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dari informasi disertai pengalaman,

baik individu maupun kelompok dalam organisasi. Knowledge merupakan penerapan

informasi yang diyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan

untuk bertindak.

Penggabungan keseluruhan pengertian dan keahlian merupakan suatu knowledge

yang digunakan setiap individu untuk menyelesaikan masalah, teori dan praktek, aturan

sehari – hari, dan instruksi untuk tindakan. Knowledge dibuat oleh individu, dan

menampilkan keyakinan mereka tentang hubungan kausal (Probst et al, 2000, p24).

Tobing (2007, p8) juga berpendapat knowledge sebagai informasi yang

mengubah sesuatu atau seseorang, hal ini terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar

9

untuk bertindak, atau ketika informasi tersebut memampukan seseorang atau institusi

dalam mengambil tindakan berbeda atau tindakan yang lebih efektif.

Setiap individu mempunyai knowledge yang berbeda. Dapat terliat jelas dalam

pengambilan keputusan seseorang, sehingga tindakan yang diambil seseorang dapat

menunjukkan sejauh mana knowledge itu mempunyai informasi yang menunjang

keputusan tersebut.

2.1.6 Pengertian Knowledge Management

Deng-Neng Chen et al (2010) menekankan bahwa knowledge management adalah

proses aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengetahuan, namun tidak berurusan

dengan sifat istimewa dari berbagai jenis pengetahuan, atau relatif pentingnya

pengetahuan yang berbeda dalam suatu organisasi. Menjaga keseimbangan pengetahuan

yang berbeda dalam suatu organisasi sangatlah penting.

Definisi lain tentang knowledge management adalah sebagai Proses yang

menciptakan atau menempatkan pengetahuan, mengelola penyebaran serta penggunaan

pengetahuan dalam organisasi, teori ini dikutip dari Darroch. Dari penelitian telah

menunjukkan, knowledge management secara positif terkait dengan keberhasilan

organisasi, terutama di perusahaan manufaktur (Gregory et al, 2010).

Mengutip dari pendapat Davenport and Prusak, knowledge management

difokuskan pada proses dan mekanisme untuk menemukan serta berbagi apa yang

dikenal oleh organisasi atau stakeholder eksternal. Kemampuan untuk berbagi

pengalaman internal yang terbaik, dianggap penting untuk kinerja organisasi secara

keseluruhan. Memanfaatkan pengetahuan eksternal sangat penting dalam mengarahkan

inovasi produk baru serta kinerja organisasi secara umum (Michael et al , 2009).

10

Knowledge management membantu sebuah organisasi untuk membeli, menyimpan

dan menggunakan pengetahuan untuk hal-hal seperti pemecahan masalah, pembelajaran

yang dinamis, perencanaan strategis, pengambilan keputusan. Knowledge management

juga melindungi aset intelektual dari kehancuran, perusahaan menambah kecerdasan dan

memberikan peningkatan kinerja

Knowledge management merupakan sistem yang dibuat untuk menciptakan,

mendokumentasikan, menggolongkan, dan menyebarkan knowledge dalam organisasi.

Sehingga, knowledge mudah digunakan kapan pun di perlukan, oleh siapa saja sesuai

dengan tingkat otoritas dan kompetensinya. Karena knowledge organisasi selalu

berkembang dari waktu ke waktu, maka knowledge management berubah siklus hidup

yang ada dalam organisasi seperti tampak dalam diagram model knowledge management

di bawah ini.

Gambar 2.1 Siklus Knowledge Management

Sumber: Widayana, (2002, p14)

SHARE

COLLECT

EXPLICIT

ORGANIZE

11

2.1.7 Pengertian Analisis Sistem

Analisis sistem adalah penelitian mengenai sistem yang telah ada dengan tujuan

untuk merancang sistem baru atau untuk diperbaharui (McLeod dan Schell, 2001, p190).

Perancangan sistem baru dapat berfungsi sebagai perbaikan sistem yang lama atau

membuat sistem yang benar-benar baru untuk di implementasikan.

2.1.8 Pengertian Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem

baru yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dan memberikan gambaran

yang jelas dan rancang bangun yang lengkap dari pihak yang terlibat didalamnya

(McLeod dan Schell, 2001, p192

12

2.2 Teori-teori Khusus

2.2.1 Pengertian Analisis Value Chain

Ward dan Peppard (2002, p244) mengutip dari teori Porter, bahwa teori mengenai

value chain analysis bahwa kegiatan menganalisa kumpulan aktivitas yang dilakukan

untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk

atau jasa. Pendekatan rantai nilai (value chain) dibedakan menjadi dua tipe aktivitas

bisnis:

Gambar 2.2 Value Chain Service Business

Sumber : Ward dan Peppard (2002, p265)

a. Aktivitas Utama (Primary Activities)

Aktivitas-aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya memberikan

kepuasan pada pelanggan. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan dengan

baik, tapi juga harus saling berhubungan dengan efektif jika keseluruhan performa bisnis

13

hendak dioptimalkan. Aktivitas utama terdiri dari inbound logistic, outbound logistics,

sales & marketing dan services.

• Inbound Logistics

Mendapatkan, menerima, menyimpan, dan pengadaan input kunci dan sumber daya

dalam kualitas dan kuantitas yang tepat bagi bisnis. Ini mungkin termasuk merekrut

staf serta membeli bahan, komponen dan jasa dan berurusan dengan subkontraktor

dan memperoleh peralatan.

• Operations

Mengubah input menjadi produk atau layanan yang diperlukan oleh para pelanggan.

Ini mencakup sumber daya dan membawa bahan bersama-sama untuk membuat

produk atau menyediakan layanan.

• Outbound logistics

Mendistribusikan produk ke pelanggan baik secara langsung kepada pelanggan

atau ke agen yang sesuai untuk didistribusi, sehingga pelanggan dapat memperoleh

produk atau jasa dan membayarnya dengan tepat.

• Sales and marketing

Menyediakan cara-cara di mana pelanggan dan konsumen sadar akan produk atau

jasa dan bagaimana mereka dapat memperoleh itu, termasuk cara untuk membujuk

mereka untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa.

• Services

Memberikan nilai tambah lebih jauh kepada pelanggan dengan memastikan

pelanggan mendapatkan keuntungan penuh atau nilai dari produk yang dibeli.

14

b. Aktivitas pendukung (Support Activities)

Merupakan aktivitas yang dibutuhkan untuk mengontrol dan mengembangkan

bisnis dari waktu ke waktu dengan cara menambahkan nilai secara tidak langsung,

nilainya akan diketahui melalui kesuksesan dari aktivitas utama.

• Technology

Menjelaskan teknologi apa saja yang dignakan dalam perusahaan tersebut.

• Human Resources

Merupakan cara dari perusahaan dalam mengatur SDMnya, misalnya dengan

memberikan pelatihan atau pembekalan skill dan ilmu.

• Infrastructure

Infrastruktur merupakan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh perusahaan.

• Procurement

Suatu proses lengkap untuk mendapatkan barang dan jasa dari persiapan mulai dari

persiapan dan pengolahan dari sebuah daftar permintaan atas invoice untuk

pembayaran.

Teknologi informasi merupakan alat yang potensial untuk digunakan dalam

menciptakan atau menambah nilai-nilai dan teknologi informasi dimaksud untuk melihat

sampai sejauh mana peran sistem dan teknologi informasi di perusahaan saat ini di rantai

nilai.

15

2.2.2 Katagori Knowledge

Sebuah knowledge dapat di klasifikasikan kedalam 2 jenis katagori. Katagori

tersebut dapat dibagi menjadi beberapa tipe kedepannya, setiap katagori terdiri dari

berbagai componen seperti intuition, experience, ground truth, judgment, values,

assumptions, beliefs, dan intelegences (Tiwana, 2000, p66).

• Tacit Knowledge

Tacit knowledge adalah pengetahuan yang tidak dapat dituliskan, sebuah

pengetahuan yang tersimpan didalam otak dan kalaupun diceritakan kepada orang

lain, maka orang lain tidak dapat menerapkannya dengan hasil yang sama. Tacit

knowledge biasanya sulit ditranslasikan secara formal, personal, sulit

dikomunikasikan, dan merupakan akar dari semua pengetahuan. Tacit knowledge ini

di tularkan melalui pembicaraan yang interaktif dan kesempatan dalam bertukar

pengalaman.

• Explicit Knowledge

Explicit knowledge dapat secara formal di artikulasikan dan di dokumentasikan,

sehingga dapat dengan mudah di transfer dan disebarkan. Explicit knowledge bukan

merupakan pengalaman langsung, melainkan sudah terkodifikasi dalam bentuk

dokumen atau bentuk berwujud lainnya sehingga dapat dengan mudah diterapkan

dan didistribusikan dengan menggunakan berbagai media. Explicit knowledge dapat

berupa formula, kaset/cd video dan audio, buku, laporan, koran, lukisan, spesifikasi

produk atau manual dan lain-lain.

16

2.2.3 Proses Inti Knowledge Management

Dalam mengatur dan mengelola pengetahuan perusahaan atau organisasi perlu

dilakukan pengelompokkan dan pengkategorian masalah yang ditemui di perusahaan

tersebut. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dianggap sebagai proses

inti knowledge management dan terkait satu dengan yang lainnya. Dalam proses

pengidentifikasian tersebut diperlukan metode analisis yang disebut core process

knowledge management (Probst et al, 2000, p34).

• Knowledge Identification

Menganalisa dan mendeskripsikan environment knowledge organisasi.

Mengidentifikasi pengetahuan eksternal berarti menganalisa dan menjelaskan

lingkungan pengetahuan perusahaan. Manajemen pengetahuan efektif untuk itu

harus memastikan, menjamin cukup kejelasan eksternal dan internal, dan menolong

pegawai untuk menemukan apa yang mereka butuhkan.

• Knowledge Acquisition

Merupakan aktifitas untuk memperoleh pengetahuan baik dari luar misalnya melalui

internet, televisi, koran, dan sebagainya maupun dari internal organisasi misalnya

belajar lewat pengalaman dan merekam pengetahuan dari karyawan. Perusahaan

mendapatkan bagian-bagian penting dari knowledge dengan cara mengambil

sumber-sumber eksternal. Perusahaan dapat juga membeli pengetahuan yang mereka

tidak dapat kembangkan untuk diri mereka sendiri dengan merekrut ahli atau

memperoleh inovasi/pembaharuan perusahaan teristimewa lainnya.

17

• Knowledge Development

Pengembangan atau pertumbuhan pengetahuan adalah blok pembangun yang

melengkapi/menyempurnakan perolehan pengetahuan. Fokusnya adalah

menghasilkan pengetahuan baru, produk baru, ide lebih baik, dan proses lebih

efisien. Pengembangan/pertumbuhan pengetahuan meliputi semua usaha manajemen

yang secara sadar/disengaja diarahkan untuk menghasilkan kemampuan yang belum

dihadirkan dalam organisasi, atau yang belum tersedia baik di dalam atau luarnya.

• Knowledge Sharing/distribution

Menganalisis peralihan, knowledge dari individu ke grup atau organisasi. Pembagian

dan distribusi pengetahuan dalam organisasi adalah prasyarat penting untuk

menyusun/membentuk informasi atau pengalaman terisolasi dalam sesuatu yang

seluruh organisasi dapat gunakan. Distribusi pengetahuan adalah proses pembagian

dan penyebaran pengetahuan yang telah dihadirkan, disajikan dalam organisasi.

• Knowledge Utilization

Untuk memastikan knowledge dalam organisasi saat ini diaplikasikan secara

produktif untuk keuntungan perusahaan. Titik keseluruhan manajemen pengetahuan

adalah untuk memastikan pengetahuan hadir dalam organisasi dipakai secara

produktif untuk keuntungan organisasi itu.

18

• Knowledge Retention

Proses untuk memilih, menyimpan, dan secara teratur meng-update pengetahuan

nilai masa depan potensial untuk itu harus secara hati-hati distrukturisasi/disusun.

Penyimpanan pengetahuan bergantung pada penggunaan berbagai hal/bermacam-

macam media penyimpanan organisasional.

knowledgegoal

knowledgeretention

knowledgesharing/

distributionknowledge

development

knowledgeacqiusition

knowledgeutilization

knowledgeidentification

knowledgeassesment

feedback

Gambar 2.3 Proses Inti Knowledge Management

Sumber: Probst et al (2000, p34)

2.2.4 Tiga Level Knowledge Goal

Salah satu tugas inti manajemen adalah mendefinisikan tujuan sehingga

memberikan pengarahan kepada perusahaan proses penting. kesepakatan tujuan strategis

adalah unsur inti dalam perencanaan strategis yang pada gilirannya memberikan dasar

untuk implementasi dan pemantauan (Probst et al, 2000,p40).

19

Ada 3 macam knowledge goal, yaitu:

• Normative knowledge goal

Menciptakan kondisi dimana berorientasi kepada knowledge yang strategis dan

tujuan operasional. Bertujuan untuk menciptakan budaya sadar pengetahuan pada

perusahaan. Membutuhkan komitmen dan keyakinan pada pihak manajemen puncak.

• Strategic knowledge goal

Strategic knowledge goal dapat melengkapi perencanaan strategis tradisional dengan

menyediakan deskripsi keahlian yang akan dibutuhkan di masa depan dan menjaga

knowledge assets suatu organisasi. Bertujuan untuk menentukan jenis keahlian yang

akan diperoleh untuk masa depan.

• Operational knowledge goal

Mengarah pada sasaran operasional pengendalian dan pemantauan sistematis

pengetahuan dalam rangka pelaksanaan proyek dan proses. Pastikan knowledge

management dilaksanakan pada tingkat operasional.

20

Normative Management

Company Charter - Legal structures effects on KM

Company Policy - Knowledge vision and mission statement - Identification of critical areas of knowledge

Company Culture - knoledge sharing desirable - innovative spirit - intense communication

Strategic Management

Organization Structures - conference, reporting structure, R&D organization, experince groups Management systems - EIS, Lotus Notes

Programmers - Co-operation - Building core competencies - Information provision

Approach to Problems - orientation to knowledge goals - problem oriented knowledge identification

Operational Management

Organizational Processes - Control of knowledge flows deployment processes - Knowledge insfrastrucure

Tasks - Knowledge project - Buikd expert database - Introduce CBT

Performance and Co-operation -Knowledge sharing -Knowledge in action

Stuctures Activities Behaviour

Tabel 2.1 Knowledge issues at different goal level

Sumber: Probst et al (2000, p33)

2.2.5 Konversi Knowledge

Memadukan seluruh tacit knowledge, implicit, explicit dan premium knowledge

dalam berbagai tingkatan, merupakan sistem dan mekanisme yang diciptakan oleh

knowledge management. Perpaduan itu akhirnya bermuarah menjadi knowledge yang

expilicit, yaitu menjadi knowledge yang dapat diungkapkan, didokumentasikan dan

dilakukkan kodifikasi. Diagram Nonaka dan Takeuchi di bawah ini menjelaskan

hubungan antara tacit dan explicit knowledge, sekaligus memudahkan langkah-langkah

organisasi untuk mengubah pengetahuan yang bersifat tacit ke yang bersifat explicit

(Widayana, 2009, p17-19).

21

Socialization Externalization

Combination

Internalization

Tacit Tacit

Taci

tTa

cit

Explicit Explicit

Expl

icit

Expl

icit

Gambar 2.4 SECI Model

Sumber: Widayana (2009, p18)

• Socialization

Proses men-transfer pengalaman untuk menciptakan tacit knowledge melalui

aktivitas pengamatan, imitasi, dan praktek (melihat orang lain, kemudian

melakukannya).

• Externalization

Proses mengungkapkan dan menterjemahkan tacit knowledge ke dalam konsep yang

eksplisit seperti buku, manual, laporan, dan sebagainya (setelah melakukannya,

kemudian mendeskripsikannya).

• Combination

Proses mengkombinasikan explicit knowledge yang berbeda menjadi explicit

knowledge yang baru melalui analisis, pengelompokkan, dan penyusunan kembali

(mencari tahu, dengan membaca mengenai knowledge tersebut, kemudian

22

mendeskripsikannya). Alat untuk melakukan proses ini misalnya data base dan

computer network.

• Internalization

Proses penyerapan explicit knowledge menjadi tacit knowledge yang biasanya

dilakukan melalui belajar sambil bekerja atau melakukan simulasi. (Mencari tahu,

dengan membaca mengenai knowledge tersebut, kemudian melakukannya.)

2.2.6 Penjelasan singkat SECI

Tacit knowledge disampaikan kepada orang lain melalui proses sosialisasi dalam

tim kerja dan pelatihan penyuluhan. Kemudahan seseorang unutk menghubungi rekan

seerja yang mempunyai kompetensi atau keahlian dalam satu bidang juga merupakan

sesuatu yang penting dalam organisasi. Selain itu, kita menerima dan membagikan

knowledge kepada orang lain agar knowledge itu menjadi explicit.

Knowledge yang diterima dan diserap, kemudian disusun secara sistematis dan

dikelompokkan, tahap ini di namakan kombinasi.

Pada akhirnya, knowledge yang bersifat explicit tersebut dapat dipelajari,

dipahami, dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing individu,

proses ini disebut internalisasi. Knowledge yang telah mengalami proses internalisasi,

kembali menjadi tacit knowledge, yang kemudian perlu diubah kembali menjadi explicit

knowledge, demikian seterusnya. Melalui siklus ini, dari waktu ke waktu aset knowledge

organisasi akan semakin kaya dan berkembang. (Widayana, 2005, p18)

2.2.7 Analisis SWOT

2.2.7.1 Definisi SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2006, p18).

23

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Stengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan

misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis

(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi saat ini. Dan hal ini disebut Analisis

Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

2.2.7.2 Diagram SWOT

Setelah melakukan analisa terhadap lingkungan internal serta eksternal

perusahaan, maka akan ditemukan posisi perusahaan sesuai dengan nilai yang

didapatkan dari hasil analisa tersebut.

STRENGTHS

Capabilities that can beleveraged to meetorganizational goals

WEEKNESSES

Limited capabilities thatprevent on organizationfrom fulfilling goals

OPPORTUNITIES

Market needs that anorganization is not currentlyfulfilling, but which it may beable to meet while producingprofits.

THREATS

Current or emerging marketfactors that may limit anorganization's ability toproduce profits.

EX

TER

NA

LIN

TER

NA

L

POSITIVE NEGATIVE

Tabel 2.2 Diagram posisi SWOT

Sumber: David (2002, p186)

24

• Kekuatan (Strengths) kegiatan-kegiatan organisasi yang berjalan dengan baik atau

sumber daya yang dapat dikendalikan.

• Kelemahan (Weaknesses) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan

dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki

oleh organisasi.

• Kesempatan (Opportunities) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.

• Ancaman (Threats) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.

2.2.7.3 Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah

matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan

alternatif strategis (Rangkuti, 2006, p31).

IFAS

EFAS

Strengths (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weekness (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Treaths (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Tabel 2.3 Matrik SWOT

Sumber: Rangkuti (2006, p31)

25

• Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yang dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-

besarnya.

• Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman.

• Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

• Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.2.8 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOAD)

OOAD merupakan metode analisis dan perancangan yang menggunakan

komponen-komponen yang terbagi menjadi kelompok class dan object. Tujuan utama

OOAD adalah merancang sebuah sistem yang berfokus pada fleksibilitas, mudah

dimengerti dan sesuai dengan kebutuhan user (Mathiassen et al, 2000, p9).

OOAD menjelaskan empat perspekif utama pada sistem dan konteksnya yaitu:

konteks sistem informasi, bagaimana sistem akan digunakan, sistem secara keseluruhan

dan komponen sistem.

26

2.2.8.1 Pengertian System Definition

System definition yaitu deskripsi singkat dari sistem komputerisasi yang diungkap

dengan bahasa sehari-hari. Sistem dapat dijelaskan dengan menggunakan rich picture

(Mathiassen et al, 2000, p24).

Rich picture adalah sebuah gambaran informasi yang digunakan oleh pengembang

sistem untuk menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang

berlangsung. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk

memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem (Mathiassen et al,

2000, p335).

Gambar 2.5 Contoh simbol rich picture

Sumber : Mathiassen et al (2000, p335)

27

2.2.8.2 Analisis Problem Domain

Problem domain adalah bagian dari konteks yang dikelola, dimonitor dan atau

dikontrol oleh sistem. Tujuan dari analisis problem domain adalah untuk

mengidentifikasi dan membuat suatu model dari problem domain (Mathiassen et al,

2000, p6).

Analisis problem domain memfokuskan pada informasi apa yang harus ditangani

oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari kelas-kelas,

objek-objek, struktur dan perilaku (behavior) yang ada dalam problem domain.

• Classes

Menurut Mathiassen et al (2000, p53) class adalah sebuah deskripsi dari kumpulan

objek-objek yang mempunyai structure, behavioural pattern dan attribute yang

sama. Class Diagram adalah diagram yang menyediakan gambaran ikhtisar problem

domain yang berkaitan secara langsung dengan menggambarkan seluruh hubungan

struktur antara kelas dan objek di dalam model.

Pada class diagram terdapat beberapa simbol yang biasa digunakan dalam

pemodelan sistem.

Class1«datatype»DataType1

-End1

*

-End2

*

Interface1

Gambar 2.6 Simbol atau notasi Class Diagram.

Sumber: Mathiassen et al (2000, p337)

28

-creditapproval-creditapprovadatre-name

Customer

1

1..*

-fromdate-address

Customer Address

-accountnumberAccount

1

1..*

Gambar 2.7 Contoh Class Diagram.

Sumber : Mathiassen et al (2000, p242)

Objek adalah sebuah entitas dengan identitas, state dan behaviour. Selama analisis,

objek digunakan untuk dibuat agar sistem yang tertulis tersebut dapat dipahami. Selama

mendesain, objek digunakan untuk memahami dan mendeskripsi sistem itu sendiri

(Mathiassen et al , 2000, p4).

Event adalah kejadian yang melibatkan satu atau lebih objek. Cara mencari

kandidat event yaitu sederhana dan dapat dibaca, diorganisasikan dalam problem

domain, menunjukkan suatu kejadian. Untuk mengevaluasi kriteria event, system analyst

harus memandang event sebagai sesuatu yang instan, harus bersifat atomic atau tidak

dapat dipecah lagi menjadi bagian yang lebih kecil, serta harus dapat diidentifikasi

kapan dimulai dan kapan berakhirnya (Mathiassen et al , 2000, p51).

2.2.8.3 Analisis Application Domain

Application domain adalah suatu organisasi yang mengelola, mengawasi atau

mengendalikan suatu problem domain (Mathiassen et al, 2000, p6). Pengelolaan baik

menghasilkan suatu problem domain yang baik.

29

Application domain adalah sebuah “organisasi” yang mengatur, memantau atau

mengontrol problem domain. Tujuannya adalah untuk mendefinisikan kebutuhan akan

fungsi dan interface sistem. Application domain berinteraksi dengan analisis problem

domain untuk mendapatkan sistem target dan penggunaan ke depannya (Mathiassen et

al, 2000, p115).

• Usage

Usage digunakan untuk menentukan bagaimana actor berinteraksi dengan sistem

yang digambarkan dengan suatu use case diagram. Hasil dari tahap ini adalah

deskripsi semua use case dan actor.

Use case adalah pola interaksi antara sistem dengan actor dalam application

domain (Mathiassen et al, 2000, p120).

Actor adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinterksi dengan

sistem target (Mathiassen et al, 2000, p119).

System

UseCase1

UseCase2

UseCase3

UseCase4

Actor1

Actor2

Gambar 2.8 Usecase Diagram.

Sumber : Mathiassen et al (2000, p129)

30

Use case diagram menggambarkan hubungan antar actor dan use case. Diagram

pada use case diagram menggambarkan use case yang sama dengan use case di dalam

actor table (Mathiassen et al, 2000, p343).

System

Actor3

-End3*-End4*

UseCase5

Interface2

Gambar 2.9 Simbol atau notasi Usecase Diagram

Sumber: Mathiassen et al (2000, p343)

Pada use case diagram terdapat beberapa simbol yang biasa digunakan dalam

pemodelan sistem.

• UI (user Interface)

Kegiatan ketiga dari analisis application domain adalah interface, yang bertujuan

untuk menentukan system interface. Interface digunakan oleh actor untuk

berinteraksi dengan sistem.

Activity interface mempunyai tiga konsep yaitu:

• Interface yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat digunakan

oleh actor.

• User interface adalah interface untuk user.

• System interface adalah interface untuk sistem lain.

31

Salah satu user interface yang baik adalah dapat beradaptasi dengan tugas dan

memiliki pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh

kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung pada

yang menggunakan dan situasi sistem tersebut pada saat digunakan. Sehingga dapat

dikatakan bahwa usability bukan merupakan ukuran yang pasti dan objektif (Mathiassen

et al, 2000, p151).

Gambar 2.10 Simbol atau notasi dalam Navigation Diagram.

Sumber: Mathiassen et al (2000, p344)

• Sequence Diagram

Sequence diagram adalah untuk menggambarkan interaksi antara beberapa objek

dari waktu kewaktu, yang digambarkan secara umum, dan dalam situasi yang statis

(Mathiassen et al, 2000, p340).

32

Object1

Object1

Message1()

Message2()

Lifeline for an object

Recursive call andreturn

Event()

procedure_call()

return()

X

message in the form of an event

procedure call

return

destruction of an object

Gambar 2.11 Notasi pada Sequence Diagram

Sumber: Mathiassen et al (2000,340)

2.3 Kerangka Pikir

Tahap

Analisis

Tahap

Perancangan

Gambar 2.13 Kerangka Pikir

Survei Sistem yang sedang berjalan

Analisis Perusahaan

Analisis SWOT

Analisis Value Chain

Strategi Perusahaan hasil analisis SWOT

Knowledge Goal

Normative

Strategic

Operational

Knowledge Identification

Structural

Functional

Behavioural

Perancangan Model UML

Rich Picture

Class Diagram

Usecase Diagram

Sequence Diagram

User Interface

Pemetaan fitur Knowledge Management