BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - teori Umum 2.1.1...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - teori Umum 2.1.1...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori - teori Umum
2.1.1 Pengertian System
Sekelompok komponen saling bekerja bersama menuju tujuan sama dengan
menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi terorganisasi dan
menjadi kesatuan saling mendukung satu sama lain sehingga menjadi hubungan
berkesinambungan satu sama lain (O’Brien, 2005, p9). Komponen itu mempunyai tujuan
yang sama untuk menghasilkan informasi.
Selain itu, Mathiassen et al (2000, p9) berpendapat bahwa sistem memiliki elemen-
elemen yang mempunyai fungsi berbeda satu dengan lainnya, namun saling berinteraksi
atau saling bergantung untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Tujuan inilah yang
menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah
dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain
berbeda.
Sistem adalah sekelompok elemen terintegrasi dengan maksud sama untuk
mencapai suatu tujuan dengan kata lain sistem merupakan kumpulan dari komponen
atau elemen yang saling berkaitan dan berhubungan (berinteraksi) sebagai satu kesatuan
untuk mencapai suatu tujuan (McLeod dan Schell, 2001, p9).
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah sebuah data yang penuh dengan makna dan konteks berguna
untuk pengguna / user (O’Brien, 2005, p6).
7
Informasi adalah data telah disusun dan disertai dengan referensi terhadap suatu
hubungan (konteks) yang mempunyai arti, untuk membantu pengambilan keputusan
(Widayana, 2009, p13). Data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih
berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam
pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu kombinasi terorganisir pada manusia, perangkat
keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, tranforms, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi
(O’Brien, 2005, p4).
Sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan yang
mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, pengkoordinasian, pengendalian analisa dan menampilkannya
di dalam suatu organisasi (Laudon dan Laudon, 2002, p7).
Pada hakikatnya sistem informasi yang baik merupakan gabungan dari software
dan hardware menjadi satu kesatuan untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi
yang dapat berguna dalam pengambilan suatu keputusan di dalam suatu organisasi.
2.1.4 Pengertian Data
Data merupakan fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena
fisik atau transaksi bisnis. Lebih rincinya, data adalah pengukuran objektif dari atribut
(karakteristik) dan entitas seperti manusia, tempat, barang dan kejadian (O’Brien, 2005,
p38).
8
D’Vance mengatakan bahwa, data sebagai pembawa informasi dan pengetahuan.
Dapat di klasifikasikan sebagai nomor baku, gambar, kata-kata, serta suara yang berasal
dari pengamatan atau pengukuran (Jing Liu, 2010).
Dari sudut pandang praktis, data meliputi ringkasan fakta atau angka (pengetahuan
yang sangat explicit) yang diperoleh dari operasi, eksperimen, survei, dll. Dalam
pandangan umum, data mentah berupa angka dan fakta dengan pandangan konvensional
yang hirarkis, dimana data dikumpulkan untuk membentuk informasi dalam rangka
memberikan pengetahuan (D. Freeze, 2007).
Data yang baik merupakan sesuatu yang valid yang berdasarkan penilain objektif
dari suatu fakta yang berasal dari pengamatan atau eksperimen yang dapat di olah untuk
membuat suatu informasi tepat.
2.1.5 Pengertian Knowledge
Knowledge seperti yang dikutip dari Widayana (2009, p13) merupakan informasi
yang dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dari informasi disertai pengalaman,
baik individu maupun kelompok dalam organisasi. Knowledge merupakan penerapan
informasi yang diyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan
untuk bertindak.
Penggabungan keseluruhan pengertian dan keahlian merupakan suatu knowledge
yang digunakan setiap individu untuk menyelesaikan masalah, teori dan praktek, aturan
sehari – hari, dan instruksi untuk tindakan. Knowledge dibuat oleh individu, dan
menampilkan keyakinan mereka tentang hubungan kausal (Probst et al, 2000, p24).
Tobing (2007, p8) juga berpendapat knowledge sebagai informasi yang
mengubah sesuatu atau seseorang, hal ini terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar
9
untuk bertindak, atau ketika informasi tersebut memampukan seseorang atau institusi
dalam mengambil tindakan berbeda atau tindakan yang lebih efektif.
Setiap individu mempunyai knowledge yang berbeda. Dapat terliat jelas dalam
pengambilan keputusan seseorang, sehingga tindakan yang diambil seseorang dapat
menunjukkan sejauh mana knowledge itu mempunyai informasi yang menunjang
keputusan tersebut.
2.1.6 Pengertian Knowledge Management
Deng-Neng Chen et al (2010) menekankan bahwa knowledge management adalah
proses aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengetahuan, namun tidak berurusan
dengan sifat istimewa dari berbagai jenis pengetahuan, atau relatif pentingnya
pengetahuan yang berbeda dalam suatu organisasi. Menjaga keseimbangan pengetahuan
yang berbeda dalam suatu organisasi sangatlah penting.
Definisi lain tentang knowledge management adalah sebagai Proses yang
menciptakan atau menempatkan pengetahuan, mengelola penyebaran serta penggunaan
pengetahuan dalam organisasi, teori ini dikutip dari Darroch. Dari penelitian telah
menunjukkan, knowledge management secara positif terkait dengan keberhasilan
organisasi, terutama di perusahaan manufaktur (Gregory et al, 2010).
Mengutip dari pendapat Davenport and Prusak, knowledge management
difokuskan pada proses dan mekanisme untuk menemukan serta berbagi apa yang
dikenal oleh organisasi atau stakeholder eksternal. Kemampuan untuk berbagi
pengalaman internal yang terbaik, dianggap penting untuk kinerja organisasi secara
keseluruhan. Memanfaatkan pengetahuan eksternal sangat penting dalam mengarahkan
inovasi produk baru serta kinerja organisasi secara umum (Michael et al , 2009).
10
Knowledge management membantu sebuah organisasi untuk membeli, menyimpan
dan menggunakan pengetahuan untuk hal-hal seperti pemecahan masalah, pembelajaran
yang dinamis, perencanaan strategis, pengambilan keputusan. Knowledge management
juga melindungi aset intelektual dari kehancuran, perusahaan menambah kecerdasan dan
memberikan peningkatan kinerja
Knowledge management merupakan sistem yang dibuat untuk menciptakan,
mendokumentasikan, menggolongkan, dan menyebarkan knowledge dalam organisasi.
Sehingga, knowledge mudah digunakan kapan pun di perlukan, oleh siapa saja sesuai
dengan tingkat otoritas dan kompetensinya. Karena knowledge organisasi selalu
berkembang dari waktu ke waktu, maka knowledge management berubah siklus hidup
yang ada dalam organisasi seperti tampak dalam diagram model knowledge management
di bawah ini.
Gambar 2.1 Siklus Knowledge Management
Sumber: Widayana, (2002, p14)
SHARE
COLLECT
EXPLICIT
ORGANIZE
11
2.1.7 Pengertian Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penelitian mengenai sistem yang telah ada dengan tujuan
untuk merancang sistem baru atau untuk diperbaharui (McLeod dan Schell, 2001, p190).
Perancangan sistem baru dapat berfungsi sebagai perbaikan sistem yang lama atau
membuat sistem yang benar-benar baru untuk di implementasikan.
2.1.8 Pengertian Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah penentuan proses data yang diperlukan oleh sistem
baru yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dan memberikan gambaran
yang jelas dan rancang bangun yang lengkap dari pihak yang terlibat didalamnya
(McLeod dan Schell, 2001, p192
12
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1 Pengertian Analisis Value Chain
Ward dan Peppard (2002, p244) mengutip dari teori Porter, bahwa teori mengenai
value chain analysis bahwa kegiatan menganalisa kumpulan aktivitas yang dilakukan
untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk
atau jasa. Pendekatan rantai nilai (value chain) dibedakan menjadi dua tipe aktivitas
bisnis:
Gambar 2.2 Value Chain Service Business
Sumber : Ward dan Peppard (2002, p265)
a. Aktivitas Utama (Primary Activities)
Aktivitas-aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya memberikan
kepuasan pada pelanggan. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan dengan
baik, tapi juga harus saling berhubungan dengan efektif jika keseluruhan performa bisnis
13
hendak dioptimalkan. Aktivitas utama terdiri dari inbound logistic, outbound logistics,
sales & marketing dan services.
• Inbound Logistics
Mendapatkan, menerima, menyimpan, dan pengadaan input kunci dan sumber daya
dalam kualitas dan kuantitas yang tepat bagi bisnis. Ini mungkin termasuk merekrut
staf serta membeli bahan, komponen dan jasa dan berurusan dengan subkontraktor
dan memperoleh peralatan.
• Operations
Mengubah input menjadi produk atau layanan yang diperlukan oleh para pelanggan.
Ini mencakup sumber daya dan membawa bahan bersama-sama untuk membuat
produk atau menyediakan layanan.
• Outbound logistics
Mendistribusikan produk ke pelanggan baik secara langsung kepada pelanggan
atau ke agen yang sesuai untuk didistribusi, sehingga pelanggan dapat memperoleh
produk atau jasa dan membayarnya dengan tepat.
• Sales and marketing
Menyediakan cara-cara di mana pelanggan dan konsumen sadar akan produk atau
jasa dan bagaimana mereka dapat memperoleh itu, termasuk cara untuk membujuk
mereka untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa.
• Services
Memberikan nilai tambah lebih jauh kepada pelanggan dengan memastikan
pelanggan mendapatkan keuntungan penuh atau nilai dari produk yang dibeli.
14
b. Aktivitas pendukung (Support Activities)
Merupakan aktivitas yang dibutuhkan untuk mengontrol dan mengembangkan
bisnis dari waktu ke waktu dengan cara menambahkan nilai secara tidak langsung,
nilainya akan diketahui melalui kesuksesan dari aktivitas utama.
• Technology
Menjelaskan teknologi apa saja yang dignakan dalam perusahaan tersebut.
• Human Resources
Merupakan cara dari perusahaan dalam mengatur SDMnya, misalnya dengan
memberikan pelatihan atau pembekalan skill dan ilmu.
• Infrastructure
Infrastruktur merupakan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh perusahaan.
• Procurement
Suatu proses lengkap untuk mendapatkan barang dan jasa dari persiapan mulai dari
persiapan dan pengolahan dari sebuah daftar permintaan atas invoice untuk
pembayaran.
Teknologi informasi merupakan alat yang potensial untuk digunakan dalam
menciptakan atau menambah nilai-nilai dan teknologi informasi dimaksud untuk melihat
sampai sejauh mana peran sistem dan teknologi informasi di perusahaan saat ini di rantai
nilai.
15
2.2.2 Katagori Knowledge
Sebuah knowledge dapat di klasifikasikan kedalam 2 jenis katagori. Katagori
tersebut dapat dibagi menjadi beberapa tipe kedepannya, setiap katagori terdiri dari
berbagai componen seperti intuition, experience, ground truth, judgment, values,
assumptions, beliefs, dan intelegences (Tiwana, 2000, p66).
• Tacit Knowledge
Tacit knowledge adalah pengetahuan yang tidak dapat dituliskan, sebuah
pengetahuan yang tersimpan didalam otak dan kalaupun diceritakan kepada orang
lain, maka orang lain tidak dapat menerapkannya dengan hasil yang sama. Tacit
knowledge biasanya sulit ditranslasikan secara formal, personal, sulit
dikomunikasikan, dan merupakan akar dari semua pengetahuan. Tacit knowledge ini
di tularkan melalui pembicaraan yang interaktif dan kesempatan dalam bertukar
pengalaman.
• Explicit Knowledge
Explicit knowledge dapat secara formal di artikulasikan dan di dokumentasikan,
sehingga dapat dengan mudah di transfer dan disebarkan. Explicit knowledge bukan
merupakan pengalaman langsung, melainkan sudah terkodifikasi dalam bentuk
dokumen atau bentuk berwujud lainnya sehingga dapat dengan mudah diterapkan
dan didistribusikan dengan menggunakan berbagai media. Explicit knowledge dapat
berupa formula, kaset/cd video dan audio, buku, laporan, koran, lukisan, spesifikasi
produk atau manual dan lain-lain.
16
2.2.3 Proses Inti Knowledge Management
Dalam mengatur dan mengelola pengetahuan perusahaan atau organisasi perlu
dilakukan pengelompokkan dan pengkategorian masalah yang ditemui di perusahaan
tersebut. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dianggap sebagai proses
inti knowledge management dan terkait satu dengan yang lainnya. Dalam proses
pengidentifikasian tersebut diperlukan metode analisis yang disebut core process
knowledge management (Probst et al, 2000, p34).
• Knowledge Identification
Menganalisa dan mendeskripsikan environment knowledge organisasi.
Mengidentifikasi pengetahuan eksternal berarti menganalisa dan menjelaskan
lingkungan pengetahuan perusahaan. Manajemen pengetahuan efektif untuk itu
harus memastikan, menjamin cukup kejelasan eksternal dan internal, dan menolong
pegawai untuk menemukan apa yang mereka butuhkan.
• Knowledge Acquisition
Merupakan aktifitas untuk memperoleh pengetahuan baik dari luar misalnya melalui
internet, televisi, koran, dan sebagainya maupun dari internal organisasi misalnya
belajar lewat pengalaman dan merekam pengetahuan dari karyawan. Perusahaan
mendapatkan bagian-bagian penting dari knowledge dengan cara mengambil
sumber-sumber eksternal. Perusahaan dapat juga membeli pengetahuan yang mereka
tidak dapat kembangkan untuk diri mereka sendiri dengan merekrut ahli atau
memperoleh inovasi/pembaharuan perusahaan teristimewa lainnya.
17
• Knowledge Development
Pengembangan atau pertumbuhan pengetahuan adalah blok pembangun yang
melengkapi/menyempurnakan perolehan pengetahuan. Fokusnya adalah
menghasilkan pengetahuan baru, produk baru, ide lebih baik, dan proses lebih
efisien. Pengembangan/pertumbuhan pengetahuan meliputi semua usaha manajemen
yang secara sadar/disengaja diarahkan untuk menghasilkan kemampuan yang belum
dihadirkan dalam organisasi, atau yang belum tersedia baik di dalam atau luarnya.
• Knowledge Sharing/distribution
Menganalisis peralihan, knowledge dari individu ke grup atau organisasi. Pembagian
dan distribusi pengetahuan dalam organisasi adalah prasyarat penting untuk
menyusun/membentuk informasi atau pengalaman terisolasi dalam sesuatu yang
seluruh organisasi dapat gunakan. Distribusi pengetahuan adalah proses pembagian
dan penyebaran pengetahuan yang telah dihadirkan, disajikan dalam organisasi.
• Knowledge Utilization
Untuk memastikan knowledge dalam organisasi saat ini diaplikasikan secara
produktif untuk keuntungan perusahaan. Titik keseluruhan manajemen pengetahuan
adalah untuk memastikan pengetahuan hadir dalam organisasi dipakai secara
produktif untuk keuntungan organisasi itu.
18
• Knowledge Retention
Proses untuk memilih, menyimpan, dan secara teratur meng-update pengetahuan
nilai masa depan potensial untuk itu harus secara hati-hati distrukturisasi/disusun.
Penyimpanan pengetahuan bergantung pada penggunaan berbagai hal/bermacam-
macam media penyimpanan organisasional.
knowledgegoal
knowledgeretention
knowledgesharing/
distributionknowledge
development
knowledgeacqiusition
knowledgeutilization
knowledgeidentification
knowledgeassesment
feedback
Gambar 2.3 Proses Inti Knowledge Management
Sumber: Probst et al (2000, p34)
2.2.4 Tiga Level Knowledge Goal
Salah satu tugas inti manajemen adalah mendefinisikan tujuan sehingga
memberikan pengarahan kepada perusahaan proses penting. kesepakatan tujuan strategis
adalah unsur inti dalam perencanaan strategis yang pada gilirannya memberikan dasar
untuk implementasi dan pemantauan (Probst et al, 2000,p40).
19
Ada 3 macam knowledge goal, yaitu:
• Normative knowledge goal
Menciptakan kondisi dimana berorientasi kepada knowledge yang strategis dan
tujuan operasional. Bertujuan untuk menciptakan budaya sadar pengetahuan pada
perusahaan. Membutuhkan komitmen dan keyakinan pada pihak manajemen puncak.
• Strategic knowledge goal
Strategic knowledge goal dapat melengkapi perencanaan strategis tradisional dengan
menyediakan deskripsi keahlian yang akan dibutuhkan di masa depan dan menjaga
knowledge assets suatu organisasi. Bertujuan untuk menentukan jenis keahlian yang
akan diperoleh untuk masa depan.
• Operational knowledge goal
Mengarah pada sasaran operasional pengendalian dan pemantauan sistematis
pengetahuan dalam rangka pelaksanaan proyek dan proses. Pastikan knowledge
management dilaksanakan pada tingkat operasional.
20
Normative Management
Company Charter - Legal structures effects on KM
Company Policy - Knowledge vision and mission statement - Identification of critical areas of knowledge
Company Culture - knoledge sharing desirable - innovative spirit - intense communication
Strategic Management
Organization Structures - conference, reporting structure, R&D organization, experince groups Management systems - EIS, Lotus Notes
Programmers - Co-operation - Building core competencies - Information provision
Approach to Problems - orientation to knowledge goals - problem oriented knowledge identification
Operational Management
Organizational Processes - Control of knowledge flows deployment processes - Knowledge insfrastrucure
Tasks - Knowledge project - Buikd expert database - Introduce CBT
Performance and Co-operation -Knowledge sharing -Knowledge in action
Stuctures Activities Behaviour
Tabel 2.1 Knowledge issues at different goal level
Sumber: Probst et al (2000, p33)
2.2.5 Konversi Knowledge
Memadukan seluruh tacit knowledge, implicit, explicit dan premium knowledge
dalam berbagai tingkatan, merupakan sistem dan mekanisme yang diciptakan oleh
knowledge management. Perpaduan itu akhirnya bermuarah menjadi knowledge yang
expilicit, yaitu menjadi knowledge yang dapat diungkapkan, didokumentasikan dan
dilakukkan kodifikasi. Diagram Nonaka dan Takeuchi di bawah ini menjelaskan
hubungan antara tacit dan explicit knowledge, sekaligus memudahkan langkah-langkah
organisasi untuk mengubah pengetahuan yang bersifat tacit ke yang bersifat explicit
(Widayana, 2009, p17-19).
21
Socialization Externalization
Combination
Internalization
Tacit Tacit
Taci
tTa
cit
Explicit Explicit
Expl
icit
Expl
icit
Gambar 2.4 SECI Model
Sumber: Widayana (2009, p18)
• Socialization
Proses men-transfer pengalaman untuk menciptakan tacit knowledge melalui
aktivitas pengamatan, imitasi, dan praktek (melihat orang lain, kemudian
melakukannya).
• Externalization
Proses mengungkapkan dan menterjemahkan tacit knowledge ke dalam konsep yang
eksplisit seperti buku, manual, laporan, dan sebagainya (setelah melakukannya,
kemudian mendeskripsikannya).
• Combination
Proses mengkombinasikan explicit knowledge yang berbeda menjadi explicit
knowledge yang baru melalui analisis, pengelompokkan, dan penyusunan kembali
(mencari tahu, dengan membaca mengenai knowledge tersebut, kemudian
22
mendeskripsikannya). Alat untuk melakukan proses ini misalnya data base dan
computer network.
• Internalization
Proses penyerapan explicit knowledge menjadi tacit knowledge yang biasanya
dilakukan melalui belajar sambil bekerja atau melakukan simulasi. (Mencari tahu,
dengan membaca mengenai knowledge tersebut, kemudian melakukannya.)
2.2.6 Penjelasan singkat SECI
Tacit knowledge disampaikan kepada orang lain melalui proses sosialisasi dalam
tim kerja dan pelatihan penyuluhan. Kemudahan seseorang unutk menghubungi rekan
seerja yang mempunyai kompetensi atau keahlian dalam satu bidang juga merupakan
sesuatu yang penting dalam organisasi. Selain itu, kita menerima dan membagikan
knowledge kepada orang lain agar knowledge itu menjadi explicit.
Knowledge yang diterima dan diserap, kemudian disusun secara sistematis dan
dikelompokkan, tahap ini di namakan kombinasi.
Pada akhirnya, knowledge yang bersifat explicit tersebut dapat dipelajari,
dipahami, dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing individu,
proses ini disebut internalisasi. Knowledge yang telah mengalami proses internalisasi,
kembali menjadi tacit knowledge, yang kemudian perlu diubah kembali menjadi explicit
knowledge, demikian seterusnya. Melalui siklus ini, dari waktu ke waktu aset knowledge
organisasi akan semakin kaya dan berkembang. (Widayana, 2005, p18)
2.2.7 Analisis SWOT
2.2.7.1 Definisi SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2006, p18).
23
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Stengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis
(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi saat ini. Dan hal ini disebut Analisis
Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
2.2.7.2 Diagram SWOT
Setelah melakukan analisa terhadap lingkungan internal serta eksternal
perusahaan, maka akan ditemukan posisi perusahaan sesuai dengan nilai yang
didapatkan dari hasil analisa tersebut.
STRENGTHS
Capabilities that can beleveraged to meetorganizational goals
WEEKNESSES
Limited capabilities thatprevent on organizationfrom fulfilling goals
OPPORTUNITIES
Market needs that anorganization is not currentlyfulfilling, but which it may beable to meet while producingprofits.
THREATS
Current or emerging marketfactors that may limit anorganization's ability toproduce profits.
EX
TER
NA
LIN
TER
NA
L
POSITIVE NEGATIVE
Tabel 2.2 Diagram posisi SWOT
Sumber: David (2002, p186)
24
• Kekuatan (Strengths) kegiatan-kegiatan organisasi yang berjalan dengan baik atau
sumber daya yang dapat dikendalikan.
• Kelemahan (Weaknesses) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan
dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki
oleh organisasi.
• Kesempatan (Opportunities) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.
• Ancaman (Threats) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.
2.2.7.3 Matriks SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah
matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan
alternatif strategis (Rangkuti, 2006, p31).
IFAS
EFAS
Strengths (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
Weekness (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Treaths (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Tabel 2.3 Matrik SWOT
Sumber: Rangkuti (2006, p31)
25
• Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yang dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-
besarnya.
• Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
• Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
• Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.2.8 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOAD)
OOAD merupakan metode analisis dan perancangan yang menggunakan
komponen-komponen yang terbagi menjadi kelompok class dan object. Tujuan utama
OOAD adalah merancang sebuah sistem yang berfokus pada fleksibilitas, mudah
dimengerti dan sesuai dengan kebutuhan user (Mathiassen et al, 2000, p9).
OOAD menjelaskan empat perspekif utama pada sistem dan konteksnya yaitu:
konteks sistem informasi, bagaimana sistem akan digunakan, sistem secara keseluruhan
dan komponen sistem.
26
2.2.8.1 Pengertian System Definition
System definition yaitu deskripsi singkat dari sistem komputerisasi yang diungkap
dengan bahasa sehari-hari. Sistem dapat dijelaskan dengan menggunakan rich picture
(Mathiassen et al, 2000, p24).
Rich picture adalah sebuah gambaran informasi yang digunakan oleh pengembang
sistem untuk menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang
berlangsung. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk
memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem (Mathiassen et al,
2000, p335).
Gambar 2.5 Contoh simbol rich picture
Sumber : Mathiassen et al (2000, p335)
27
2.2.8.2 Analisis Problem Domain
Problem domain adalah bagian dari konteks yang dikelola, dimonitor dan atau
dikontrol oleh sistem. Tujuan dari analisis problem domain adalah untuk
mengidentifikasi dan membuat suatu model dari problem domain (Mathiassen et al,
2000, p6).
Analisis problem domain memfokuskan pada informasi apa yang harus ditangani
oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari kelas-kelas,
objek-objek, struktur dan perilaku (behavior) yang ada dalam problem domain.
• Classes
Menurut Mathiassen et al (2000, p53) class adalah sebuah deskripsi dari kumpulan
objek-objek yang mempunyai structure, behavioural pattern dan attribute yang
sama. Class Diagram adalah diagram yang menyediakan gambaran ikhtisar problem
domain yang berkaitan secara langsung dengan menggambarkan seluruh hubungan
struktur antara kelas dan objek di dalam model.
Pada class diagram terdapat beberapa simbol yang biasa digunakan dalam
pemodelan sistem.
Class1«datatype»DataType1
-End1
*
-End2
*
Interface1
Gambar 2.6 Simbol atau notasi Class Diagram.
Sumber: Mathiassen et al (2000, p337)
28
-creditapproval-creditapprovadatre-name
Customer
1
1..*
-fromdate-address
Customer Address
-accountnumberAccount
1
1..*
Gambar 2.7 Contoh Class Diagram.
Sumber : Mathiassen et al (2000, p242)
Objek adalah sebuah entitas dengan identitas, state dan behaviour. Selama analisis,
objek digunakan untuk dibuat agar sistem yang tertulis tersebut dapat dipahami. Selama
mendesain, objek digunakan untuk memahami dan mendeskripsi sistem itu sendiri
(Mathiassen et al , 2000, p4).
Event adalah kejadian yang melibatkan satu atau lebih objek. Cara mencari
kandidat event yaitu sederhana dan dapat dibaca, diorganisasikan dalam problem
domain, menunjukkan suatu kejadian. Untuk mengevaluasi kriteria event, system analyst
harus memandang event sebagai sesuatu yang instan, harus bersifat atomic atau tidak
dapat dipecah lagi menjadi bagian yang lebih kecil, serta harus dapat diidentifikasi
kapan dimulai dan kapan berakhirnya (Mathiassen et al , 2000, p51).
2.2.8.3 Analisis Application Domain
Application domain adalah suatu organisasi yang mengelola, mengawasi atau
mengendalikan suatu problem domain (Mathiassen et al, 2000, p6). Pengelolaan baik
menghasilkan suatu problem domain yang baik.
29
Application domain adalah sebuah “organisasi” yang mengatur, memantau atau
mengontrol problem domain. Tujuannya adalah untuk mendefinisikan kebutuhan akan
fungsi dan interface sistem. Application domain berinteraksi dengan analisis problem
domain untuk mendapatkan sistem target dan penggunaan ke depannya (Mathiassen et
al, 2000, p115).
• Usage
Usage digunakan untuk menentukan bagaimana actor berinteraksi dengan sistem
yang digambarkan dengan suatu use case diagram. Hasil dari tahap ini adalah
deskripsi semua use case dan actor.
Use case adalah pola interaksi antara sistem dengan actor dalam application
domain (Mathiassen et al, 2000, p120).
Actor adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinterksi dengan
sistem target (Mathiassen et al, 2000, p119).
System
UseCase1
UseCase2
UseCase3
UseCase4
Actor1
Actor2
Gambar 2.8 Usecase Diagram.
Sumber : Mathiassen et al (2000, p129)
30
Use case diagram menggambarkan hubungan antar actor dan use case. Diagram
pada use case diagram menggambarkan use case yang sama dengan use case di dalam
actor table (Mathiassen et al, 2000, p343).
System
Actor3
-End3*-End4*
UseCase5
Interface2
Gambar 2.9 Simbol atau notasi Usecase Diagram
Sumber: Mathiassen et al (2000, p343)
Pada use case diagram terdapat beberapa simbol yang biasa digunakan dalam
pemodelan sistem.
• UI (user Interface)
Kegiatan ketiga dari analisis application domain adalah interface, yang bertujuan
untuk menentukan system interface. Interface digunakan oleh actor untuk
berinteraksi dengan sistem.
Activity interface mempunyai tiga konsep yaitu:
• Interface yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat digunakan
oleh actor.
• User interface adalah interface untuk user.
• System interface adalah interface untuk sistem lain.
31
Salah satu user interface yang baik adalah dapat beradaptasi dengan tugas dan
memiliki pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh
kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung pada
yang menggunakan dan situasi sistem tersebut pada saat digunakan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa usability bukan merupakan ukuran yang pasti dan objektif (Mathiassen
et al, 2000, p151).
Gambar 2.10 Simbol atau notasi dalam Navigation Diagram.
Sumber: Mathiassen et al (2000, p344)
• Sequence Diagram
Sequence diagram adalah untuk menggambarkan interaksi antara beberapa objek
dari waktu kewaktu, yang digambarkan secara umum, dan dalam situasi yang statis
(Mathiassen et al, 2000, p340).
32
Object1
Object1
Message1()
Message2()
Lifeline for an object
Recursive call andreturn
Event()
procedure_call()
return()
X
message in the form of an event
procedure call
return
destruction of an object
Gambar 2.11 Notasi pada Sequence Diagram
Sumber: Mathiassen et al (2000,340)
2.3 Kerangka Pikir
Tahap
Analisis
Tahap
Perancangan
Gambar 2.13 Kerangka Pikir
Survei Sistem yang sedang berjalan
Analisis Perusahaan
Analisis SWOT
Analisis Value Chain
Strategi Perusahaan hasil analisis SWOT
Knowledge Goal
Normative
Strategic
Operational
Knowledge Identification
Structural
Functional
Behavioural
Perancangan Model UML
Rich Picture
Class Diagram
Usecase Diagram
Sequence Diagram
User Interface
Pemetaan fitur Knowledge Management