TEORI ARSITEKTUR 2

download TEORI ARSITEKTUR 2

of 10

Transcript of TEORI ARSITEKTUR 2

TEORI ARSITEKTUR 2THE AUDITORIUM BUILDING

10/6/2011

RYAN MEGANTARA 41082100 REZA MUKTI 4109210005 REGINA KARTIKA ASOKAWATI 4109210009 AYUNITA FISKARINA MAYSITOH 4109210032

UNIVERSITAS PANCASILA TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

Biografi Arsitek

Louis Henry Sullivan (1856-1824)

Louis Henry Sullivan dilahirkan pada tanggal 3 September 1856, di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Pada tahun 1870 Sullivan sekolah di Boston English High School dan tahun 1872 pada usianya ke 16 tahun kuliah di Massachusset Institute Of Technology ( MIT ) untuk belajar arsitektur. Ia hanya belajar selama 1 tahun di MIT. Tahun 1873 bekerja untuk Frank Furnes dan George Hewitt.

Tahun 1874 Sullivan belajar singkat di Ecole Des Beaux Arts Prancis.Tahun 1875 bekerja asebagai draftsman pada kantor Josephs Johnston dan John Ederman. Tahun 1879 bekerja pada perusahaan Dankmar Adler dan pada tahun 1883 perusahaan tersebut berganti nama menjadi Adler & Sullivan. Dan telah merancang lebih 180 bangunan. Pada tahun 1887 seorang draftsman bernama Frank Lloyd Wright bergabung dengan Adler dan Sullivan.

Sullivan memiliki kepribadian yang sukar berkompromi namun memiliki pemikiran yang cermerlang dan pendirian yang kuat. Ia menciptakan suatu bentuk arsitektur yang bebas dari kaidah-kaidah klasik. Hal ini ia terapkan dalam pada rancangan dan sikap hidupnya. Sullivan mengangap bahwa gaya arsitektur merupakan ekspresi dari budaya dan lingkungan dimana ia diciptakan.

Menurut Sullivan fungsi dalam alam merupakan merupakan suatu kekuatan yang disebut sebagai : semangat kreatifitas yang tidak terbatas dan fungsi dari pada fungsi. Setiap objek yang ada dibumi adalah ekspresi dari fungsi. Sehingga muncul suatu prinsip dasar Sullivan; form follows function . Sullivan memandang arsitektur sebagai seni dan wujud dari suatu yang hidup, tumbuh dan berkembang. Sullivan berpegang teguh pada sifat kebijaksanaan dan dasar seni arsitektur. Maka dalam bentuk arsitektur modern ia tidak lepas dari kemegahan, prinsip keselarasan, keseimbangan, simetris. Hal ini dicapai dengan sumbu bangunan yang jelas, tata ruang, komposisi, kemurniaan material, penyusunan unit bangunan dan lain sebagainya.

Karya-karya dari Sullivan mencerminkan doktrin-doktrin yang mendominasi konsep-konsep ekspresi yang agung (sublime) yang telah diterapkan Ruskin. Sullivan mencoba mendefenisikan arsitektur sebagai analog dengan bentuk alam sebagai ekspresi dari suatu daya hidup batin dan logika sturktural manusia ;fungsi menciptakan dan mengorganisasi bentuk dan bahwa bentuk haruslah mengekpresikan fungsi tersebut. Hal ini didukung juga oleh artikel Sullivan: ........ suatu dekorasi baru harus dikembangkan dan digunakan secara wajar untuk mencapai keharmonisan, terbatas pada bentuk organis, plastis dan melekat pada dayanya untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan. Dari beberapa penjelasan maka sangat jelas bahwa Sullivan lebih mendahulukan fungsi, berkosentrasi dan kembali pada kemurnian dan kesederhanaan yang akan menghasilkan suatu bentuk bangunan yang cantik dan mendapatkan nilai tinggi walau tanpa hiasan.

Dilihat dari hasil karya-karya Sullivan maka bisa dikategorikan kedalam gaya, aliran, isme arsitektur: Art Noveaux :Kebebasan imajinasi serta inspirasi dalm ekspresi bentukalami, dipadukan dengan seni yang cenderung kepada penyederhanaan bentuk tumbuhan dan organik kedalam bentuk seni dekorasi. Art Noveaux memiliki ciri-ciri: - Menggunakan betuk-bentuk geometri - Ekspresi arsitektur logam dengan inspirasi bentuk alami. - Penyederhanaan bentuk tumbuhan dan hewan (flora dan fauna). - Menggunakan material modern, kaca, baja cetak, logam, beton dan lain-lain.

Kaidah-kaidah yang telah dikemukakan oleh Louis Sullivan diterapkan pada bangunanbangunan yang ia rancang, seperti The Auditorium Building di Illinois, Chicago yang dibangun pada tahun `1887 sampai 1889.

The Auditorium Building

Lokasi The Auditorium Building sangat strategis yaitu terletak di Persimpangan Jalan Congress Parkway, Michigan Avenue dan Wabash Avenue. Gedung ini dibangun pada tahun 1887 sampai 1889 atas kerjasama dari Insinyur Danmark Adler dan Louis Sullivan sebagai perancang bangunan, Ferdinand Peck selaku pencari investor dan Marshall Field dan Goerge Pullman sebagai investornya.

Inti dari The Auditorium Building adalah 4.200 kursi konser aula, di mana insinyur Dankmar Adler dan bakat mitra arsitek nya Louis H. Sullivan dikombinasikan untuk menghasilkan ruang dengan akustik yang sangat baik dan ornamen dramatis, terkenal untuk penggunaan perintis pencahayaan dengan menggunakan listrik.

Ketika gedung dibuka tiga tahun kemudian, Presiden Benjamin Harrison mengadakan konser opera dengan artis utama Adelina Patti, yang menyanyikan "Home Sweet Home." Gedung, yang dikombinasikan kantor, ruang konser 4.200 kursi dan sebuah hotel dengan 400 kamar di bawah satu atap, adalah sesuatu yang hebat mengingat lokasi ini ada di antara Kongres Street dengan Wabash dan Michigan Avenues. Adler memecahkan masalah menakutkan dalam merancang struktur bangunan, dan bagian interior diserahkan kepada sang arsitek, Sullivan untuk bermain bebas membentuk ornamen yang rumit dan pencahayaan yang dramatis.

Pada interior dan eksterior dari bangunan, ia menggunakan gaya Art Noveaux. Terlihat dari kolom Kayu yang dipahat, dan balustrade yang mencirikan gaya Art Noveaux yang terinspirasi dari alam. Ornamen digunakan pada bagian atas atau kepala bangunan. Ornamen dapat mempertinggi kualitas bangunan.

Building Plan Gambar di atas adalah denah bangunan dari The Auditorium Building. Dengan gaya yang sederhana namun dengan perhitungan yang tepat sehingga menghasilkan suatu keindahan tersendiri yang dapat dinikmati pada masa itu. Bisa dilihat di denah bahwa bangunan ini memiliki sumbu yang jelas sehingga tercapai prinsip keselarasan dan simetris seperti konsep arsitektur modern saat itu.

Building Section Dengan perhitungan yang bagus Auditorium Teater ini sangat menakjubkan. Ditambah

dengan perhitungan akustik, penataan lampu, desain interior yang ia terapkan dalam bangunan ini menjadi selaras sehingga terciptalah suatu kemegahan pada bangunan ini. Dengan konsep form follow function yang ia gunakan pada bangunan ini memperlihatkan kemodernan pada masa itu. Bisa dilihat pada gambar bahwa bangunan ini memiliki banyak

bukaan seperti jendela agar matahari dan udara dapat masuk ke dalam bangunan. Sehingga bangunan menjadi lebih hidup dan serasi dengan alam. Ia benar-benar memperhitungkan bahwa bangunan ini sesuai dengan fungsinya sehingga bangunan ini memancarkan ekspresinya ke ruang di sekitarnya. Sesuai konsepnya bahwa objek yang ada di bumi adalah ekspresi dari fungsi.

Building Elevation Dapat dilihat bahwa bukaan-bukaan mempunyai pola yang berulang dan simetris. Pola-pola simetris itulah keindahannya.

Bisa dilihat bukaan yang berupa jendela memiliki pola. Dari satu bagian jendela terpecah menjadi dua, dan dari dua terpecah menjadi tiga. Dan jendelanya makin ke atas makin mengecil. Berarti, jendela yang di desain oleh Sullivan memiliki pola dan irama.

masih ada sedikit sentuhan arsitektur klasik pada bangunan (dilihat dari

Congress Parkway). Tetapi bukaan yang dibuat tetap berpola seperti sisi bangunan yang lain.

dilihat dari sketsa perspektif bangunan di samping, dapat dilihat bahwa sekeliling bangunan mempunyai tampak yang hampir sama. Ini menunjukkan konsistensi Sullivan terhadap konsep yang ia pakai. Beliau memperhitungkan pola, irama dan proporsi pada setiap detail yang ia buat. Mulai dari entrance, jendela dan detail-detail lain yang lebih kompleks.

Dalam bangunan ini terdapat beberapa ruangan yang detail-detailnya patut diekspos. Ruangan tersebut adalah Auditorium Theatre, Hotel Lobby, Ganz Hall, Grand Dining Hall dan OMalley Theatre.

Auditorium Theatre

Permainan cahaya pada ruang teater sangat penting karena cahaya adalah salah satu unsur penting yang dapat

mempengaruhi penonton dan pemain saat sebuah teater dimainkan. Cahaya dapat

Detail pada Auditorium Theatre

membentuk suasana jadi semakin dramatis selain penghayatan yang dilakukan oleh pemain. Pada bangunan ini pencahayaannya sangat apik sehingga dapat membantu pendramatisasian jalannya teater.

Hotel Lobby

Potongan Hotel

Situasi Lobby Lobby dilihat dari atas Lobby menggunakan kolom-kolom yang selain sebagai struktur, juga berfungsi untuk estetika. Selain itu, juga mengesankan kemegahan pada hotel ini. Ditambah dengan penggunaan material bahan yang mendukung seperti marmer.

Lobby end Pada tangga lobby, terasa sekali gaya Art Noveauxnya. Terlihat dari

balustradenya. Ukiran-ukiran yang rumit seperti tangkai pohon yang menjulur. Tangga Lobby

Pada tangga ini diberi pencahayaan alami yang tembus dari atap kaca. Pada bagian bawah tangga juga diberi ornamen.

Ganz Hall

Tiang kolom pada Ganz Hall memperlihatkan ornamen dari pahatan kayu dengan bentuk seperti tumbuhan.

Grand Dining Hall saat Hotel berubah menjadi Roosevelt University, Grand Dining Hall telah berubah menjadi perpustakaan milik Roosevelt University.

Pada plafond, terdapat ornamen-ornamen sederhana namun berirama sehingga memancarkan keindahan, dengan pilihan warna yang tepat serta pencahayaan yang mendukung.

O Malley Theatre ruang ini memperhatikan unsur estetika juga, dapat dilihat dari bentuk jendela dan lampu yang dipakai pada ruang ini. Pada bukaan juga terdapat ornamen yang geometris dan berulang. Letak OMalley Theatre

ornamen

Desain Jendela yang Digunakan pada The Auditorium Building

Model-model jendela di atas digunakan pada bangunan ini. Pola jendelanya terbentuk dari berbagai bentuk geometris seperti bulat, elips dan persegi. Bukaan terbentuk dari kaca yang diberi pola, ornamen tidak lagi berbentuk rumit.