BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teknologi...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teknologi...
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar/Umum
2.1.1 Teknologi Informasi
Teknologi informasi menurut Williams / Sawyer (2007,p4) adalah istilah
umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan atau menyebarkan
informasi. William / Sawyer berpendapat bahwa teknologi informasi menyatukan
komputasi dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data,
suara dan video.
Sedangkan informasi itu sendiri menurut Jeffrey dan William (1996,p4)
adalah data mentah yang ditransformasikan oleh beberapa proses menjadi bentuk
yang diatur, diurutkan, dan dapat digunakan.
2.1.2 Sistem
Pengertian sistem menurut Connoly dan Begg (2002, p270) adalah suatu
cara untuk mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan
informasi ke seluruh organisasi.
9
Sedangkan menurut James A. O’Brien (2001, p8) sistem adalah
kumpulan elemen yang saling terhubung atau berinteraksi membentuk suatu
kesatuan atau sekumpulan komponen yang saling terhubung dan bekerja sama
untuk mencapai sasaran dengan menerima input dan menghasilkan output dalam
sebuah proses transformasi yang terorganisir.
2.1.3 Data dan Basis Data
Pengertian data menurut James A. O’Brien (2001, p14) adalah fakta-
fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi
bisnis, sedangkan data menurut Seymour Lipschutz (1986, p3) adalah nilai atau
set nilai-nilai dan item data mengacu pada satu unit nilai.
Lain halnya menurut Whitten, Bentley, Dittman (2002, p475) data adalah
sumber yang mesti dikontrol dan ditangani.
Definisi Basis Data menurut Connoly dan Begg (2002, p14) adalah
sekumpulan data yang saling terhubung secara logikal, yang dirancang dalam
rangka memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi.
Definisi lain dari Basis Data menurut James A. O’Brien (2001, p175)
adalah sebuah kumpulan yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung
secara logikal. Elemen data mendeskripsikan entiti-entiti dan hubungan antara
entiti entiti.
10
Basis Data menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003,p4) adalah
kumpulan data yang biasanya menggambarkan kegiatan dari satu atau lebih
organisasi yang terkait.
Tujuan utama pengelolaan data dalam basis data adalah agar kita dapat
memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan basis data
dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini :
1. Kecepatan dan kemudahan (speed)
2. Efisiensi ruang penyimpanan (space)
3. Keakuratan (accuracy)
4. Ketersediaan (availability)
5. Kelengkapan (completeness)
6. Keamanan pemakaian (sharability)
7.
Dalam penggunaannya, basis data memiliki beberapa keuntungan yaitu :
1. Mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia. Tugas
mekanis lebih baik dilaksanakan oleh mesin.
2. Komputer dapat mengambil dan mengubah data lebih cepat dari
manusia.
3. Akurat dan informasi terbaru selalu tersedia setiap saat.
4. Menghemat ruangan karena tidak perlu menyediakan ruangan
penyimpanan kertas file yang sangat banyak.
11
Sebuah sistem database dapat memiliki beberapa database. Setiap database dapat
berisi/memiliki sejumlah objek database, antara lain yaitu :
a. Field, adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan angka-angka.
b. Record, adalah kumpulan dari field yang berelasi secara logis.
c. File, adalah berkas atau kumpulan dari record yang berelasi secara logis
d. Entity, adalah orang, tempat, benda, atau kejadian yang berkaitan dengan
informasi yang disimpan.
e. Attribute, adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entity.
f. Primary key, adalah sebuah field yang nilainya unik yang tidak sama antara
satu record dan record yang lain. Primary key digunakan sebagai tanda
pengenal dari suatu field.
g. Foreign key, adalah sebuah field yang nilainya berguna untuk
menghubungkan primary key lain yang berada pada table yang berbeda.
2.1.4 Database Management System
Definisi Database Management System (DBMS) menurut Connoly dan
Begg (2002, p16) adalah suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan user
untuk mendefinisikan (define), membuat (create), memelihara (maintain) basis
data, dan menyediakan kendali dalam mengakses basis data.
2.1.4.1 Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS
Menurut Connolly (2002, p18) DBMS memiliki 5 komponen, yaitu:
1. Perangkat keras (Hardware)
12
DBMS membutuhkan perangkat keras untuk menjalankannya.
Contohnya : single personal computer, single mainframe
2. Perangkat lunak (Software)
Karena seluruh kendali DBMS akan dilakukan oleh program aplikasi
maka DBMS harus dapat dihubungkan ke program-program aplikasinya.
3. Data
Data yang digunakan oleh suatu organisasi harus didesain sedemikian
rupa sehingga mudah untuk digunakan.
4. Prosedur (procedures)
Perintah-perintah yang harus dilakukan untuk menjalankan DBMS ini.
5. Faktor manusia (People)
Ini adalah masalah keterkaitan perilaku orang yang menggunakan sistem
(user) dengan sistem DBMS yang sudah didesain sebelumnya.
Manusia yang terlibat dengan sistem, termasuk dalamnya adalah : database
administrator, perancang database, pengembang aplikasi dan pemakai akhir.
Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS
(Connoly dan Begg (2002, p18) )
13
2.1.4.2 Fasilitas-fasilitas DBMS
Menurut Connoly dan Begg (2002, p16), fasilitas-fasilitas dalam DBMS
adalah sebagai berikut ini :
1. Mendefinisikan basis data, biasanya menggunakan suatu Data Definition
Language (DDL) yang berguna untuk memberikan fasilitas kepada user
untuk mendeklarasikan tipe data, struktur dan isi data yang disimpan ke
dalam basis data tersebut.
2. Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data,
menghapus data, dan menemukan data. Biasanya dengan menggunakan
suatu Data Manipulation Language (DML). Biasanya ada suatu fasilitas
untuk melayani pengaksesan data yang disebut sebagai Query Language.
Bahasa query yang paling diakui adalah Structured Query Language
(SQL), yang secara de facto merupakan standar bagi DBMS.
3. Selain itu terdapat juga fungsi-fungsi untuk pengendalian basis data.
Sebagai contoh :
a. Sistem keamanan (security system)
Untuk mencegah user yang tidak berwenang untuk mengakses file-file
yang bukan haknya.
b. Sistem kontrol (concurrency control system)
Untuk mengijinkan data dapat dipakai bersama-sama oleh user-user
lainnya.
c. Sistem kontrol pengembalian (recovery control system)
Untuk memperbaiki data-data jika sebelumnya terjadi kerusakan-
kerusakan pada perangkat keras atau perangkat lunak.
14
d. Katalog yang dapat diakses user (user accessible catalog)
Suatu catatan dari deskripsi data-data dalam database.
2.1.4.3 Data Definition Language (DDL)
Definisi dari Data Definition Language menurut Connoly dan Begg
(2002, p40) adalah suatu bahasa yang memperbolehkan Database
Administrator (DBA) atau user untuk mendefinisikan entity, atribut, dan
relationship yang dibutuhkan oleh suatu aplikasi serta menambahkan fungsi-
fungsi khusus tertentu untuk mempermudah atau meningkatkan keamanan
datanya .
2.1.4.4 Data Manipulation Language (DML)
Data Manipulation Language menurut Connoly dan Begg (2002, p41)
adalah suatu bahasa yang melakukan operasi-operasi standar pada data yang
ada di dalam basis data. Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya
meliputi :
1. Penambahan data baru ke dalam basis data.
2. Mengubah data yang disimpan ke dalam basis data.
3. Pemanggilan data yang terdapat di dalam basis data.
4. Penghapusan data dari basis data.
15
2.1.5 Database Application Lifecycle
Menurut Connoly dan Begg (2002,p272), suatu basis data dianalisis
dan dirancang berdasarkan siklus hidup seperti tergambar berikut:
Data Con vers ion and Loading
Testing
Operational Maintenance
Logical Database Des ign
Physical Database Design
DBMS Selection (Optional) Appl ication Design
Pr ototyping (Optional ) Implementation
Sys tem Defini tion
Requirements Collectio n
Conseptual Datab ase Design
Database P lanning
Gambar 2.2 S iklus Hidup Aplikasi Basis Data
(Connoly dan Begg (2002, p272) )
16
2.1.5.1 Database Planning
Database Planning menurut Connolly dan Begg (2002, p273)
adalah aktivitas dari pengelolaan yang memungkinkan tahapan dari aplikasi
database dapat direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Perancangan
database harus digabungkan dengan strategi IS (Information System) dari
organisasi secara keseluruhan. 3 persoalan dalam merumuskan sebuah
strategi IS, yaitu :
a. Identifikasi rencana bisnis dan target berikut dengan ketetapan
dari kebutuhan sistem informasi
b. Menafsirkan sistem informasi terkini untuk menentukan dan
menggambarkan kekurangan dan kelebihan yang ada.
c. Penafsiran dari kesempatan IT atau teknologi informasi yang
mungkin menghasilkan keuntungan kompetitif.
2.1.5.2 System Definition
System Definition menurut Connolly dan Begg (2002, p274)
adalah mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi database dan
user view. Tampilan diidentifikasikan untuk setiap bagian dari sistem
informasi pada organisasi. Batasan untuk masa depan juga diperlukan dalam
hal ini.
Menurut Connolly dan Begg(2002, p274) user views mendefinisikan apa
yang dibutuhkan dalam aplikasi database mulai dari pandangan fakta aturan
kerja atau wilayah aplikasi perusahaan. Sebuah aplikasi database dapat
17
memiliki satu atau lebih user view. Setiap user mendefinisikan apa yang
dibutuhkan dalam aplikasi database yang berhubungan dengan data dan
menampilkan transaksi dalam data. Kebutuhan dari user view memungkinkan
adanya keterikatan dengan user view yang lain.
2.1.5.3 Requirements Collection and Analysis
Requirements Collection and Analysis menurut Connoly dan
Begg(2002, p276) adalah proses dari pengumpulan dan analisis dari
informasi tentang organisasi yang akan dibantu dengan aplikasi database,dan
menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasikan kebutuhan
pengguna atau user mengenai sistem yang baru.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p306) untuk memperoleh informasi
mengenai kebutuhan, dilakukan langkah seperti berikut:
a. Memeriksa dokumen
b. Wawancara
c. Pengamatan operasional perusahaan
d. Penelitian
e. Menggunakan kuisioner
Menurut Connolly dan Begg (2002, p276), Informasi yang diperoleh
untuk setiap user view meliputi :
a. Deskripsi data yang digunakan dan dihasilkan
b. Perincian bagaimana data digunakan dan dihasilkan
c. Kebutuhan tambahan untuk aplikasi database yang baru
18
Menurut Connolly dan Begg (2002, p315) terdapat 3 pendekatan dalam
mengelola kebutuhan dari aplikasi database dengan user view yang
banyak,yaitu :
1.Pendekatan Centralize
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view digabung dalam
suatu kumpulan kebutuhan tunggal untuk aplikasi basis data baru.
2.Pendekatan View Integration
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view digunakan untuk
membangun sebuah model data yang terpisah untuk
mempresentasikan pengguna itu sendiri. Hasil dari model data
akan digabung pada tahap perancangan basis data.
3.Pendekatan gabungan
Ada banyak cara untuk mengumpulkan informasi pada suatu
proses resmi dalam menggunakan teknik-teknik seperti
wawancara atau kuisioner untuk mengumpulkan fakta-fakta
tentang sistem dan kebutuhan-kebutuhannya dinamakan dengan
teknik fact-finding.
2.1.5.4 Database Design
Database Design menurut Connolly dan Begg (2002, p279)
adalah proses pembuatan desain untuk database yang akan membantu
operasional perusahaan dan target tujuannya.
a. Pendekatan Database Design
19
Pendekatan yang digunakan dalam merancang database adalah sebagai
berikut :
1. Pendekatan Bottom-Up, bottop-up dimulai dari level atribut pokok
(bagian dari entity dan relasi) melalui analisis persamaan antara entity.
Pendekatan ini digunakan untuk merancang database simple yang
memiliki atribut relatif kecil.
2. Pendekatan Top-Down, top-down untuk mengidentifikasikan sebuah
kumpulan dari superclass dan hubungannya dengan subclass-
subclassnya, dimana kumpulan subclass dibasiskan pada beberapa
perbedaan karakteristik.
3. Pendekatan Inside-Out, inside-out memiliki kesamaan dengan
pendekatan bottom-up, tetapi berbeda dengan identifikasi pertama dari
entity utama, lalu menyebarkan dan mempertimbangkan entity yang
lain, relasi, dan hubungan antara atribut pada pengidentifikasian
pertama tersebut.
4. Pendekatan Mixed Strategy, mixed strategy adalah pendekatan yang
menggunakan gabungan antara bottom-up dan top-down untuk
memperoleh bagian variasi dari model sebelum menggabungkan
setiap bagian menjadi satu.
b. Data Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2002, p280) sebuah model data membuat
kemudahan dalam memahami :
a. Setiap pandangan user mengenai data
b. Sifat dasar dari data itu sendiri
20
c. Penggunaan data melalui user view
Kriteria dari mode data adalah :
1. Structural validity adalah ketetapan mengenai cara definisi
perusahaan dan informasi organisasi.
2. Simplicity adalah mendorong pemahaman dengan professional
information system dan pengguna non-teknis.
3. Expressbility adalah kemampuan untuk membedakan antara
perbedaan data, relasi antara data, dan batasan.
4. Nonredundancy adalah pengeluaran terhadap informasi yang tidak
berhubungan. Umumnya, penampilan terhadap suatu bagian
informasi cukup satu kali.
5. Shareability adalah tidak spesifik terhadap aplikasi atau teknologi
sehingga dapat digunakan oleh banyak aplikasi atau teknologi.
6. Extensibility adalah kemampuan untuk berkembang dalam
membantu kebutuhan yang baru dengan dampak sekecil mungkin
dari pengguna.
7. Integrity adalah ketetapan dengan cara perusahaan menggunakan
dan mengolah informasi.
8. Diagrammatic representation adalah keahlian untuk menampilkan
model menggunakan notasi diagram yang mudah dimengerti.
c. Phases of Database Design
Perancangan database dilakukan melalui 3 tahap yaitu konseptual,
logikal, dan fisikal.
21
1.Perancangan database konseptual adalah proses membangun model
informasi yang digunakan di dalam perusahaan, bebas dari semua
pertimbangan fisikal.
2.Perancangan database logikal adalah proses membangun model
informasi yang digunakan perusahaan berdasarkan dari bebrapa
model data yang spesifik, tetapi bebas dari fakta DBMS dan
pertimbangan fisikal lainnya.
3.Perancangan database fisikal adalah proses memproduksi sebuah
deskripsi mengenai implementasi dari simpanan kedua database
mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file, dan index yang
digunakan untuk pengaksesan data yang efisien dan penggabungan
bebrapa batasan dan sistem keamanan.
2.1.5.5 DBMS selection
DBMS selection menurut Connoly dan Begg (2002, p284) adalah
pemilihan sebuah DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi database.
Pemilihan DBMS amatlah diperlukan ketika sebuah perusahaan ingin
mengembangkan atau mengganti sistem yang sudah ada, proses ini
digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS. Tujuan dari pemilihan
DBMS adalah untuk memilih sebuah sistem yang sesuai dengan kebutuhan
saat ini dan yang akan datang pada perusahaan, menyeimbangkan biaya
pembelian produk DBMS, berbagai software / hardware tambahan yang
22
diperlukan untuk mendukung sistem database, dan biaya yang berhubungan
dengan perubahan dan pelatihan staff.
Berikut adalah langkah-langkah untuk memilih DBMS yang baik :
1. Menjelaskan istilah referensi pembelajaran
2. Mendaftarkan dua atau tiga produk
3. Mengevaluasi produk
4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
2.1.5.6 Application Design
Application Design menurut Connolly dan Begg (2002, p287)
adalah proses merancang user interface atau antarmuka pengguna dan
program aplikasi yang menggunakan dan memproses database. Terdapat dua
aspek dalam perancangan aplikasi, yaitu :
1. Perancangan transaksi
Tujuan utama dari perancangan transaksi adalah untuk menetapkan dan
mendokumentasikan karakteristik tingkat tinggi dari transaksi yang
dibutuhkan pada database, meliputi :
a. Data yang digunakan dalam transaksi
b. Karakteristik fungsional dari transaksi
c. Keluaran (output) dari transaksi
d. Kepentingan pengguna
e. Rata-rata pengguna yang diharapkan.
23
Ada 3 tipe transaksi :
a. Retrieval transactions digunakan untuk mengambil data untuk
ditampilkan di layar atau untuk pembuatan laporan.
b. Update transactions digunakan untuk memasukkan data baru,
menghapus data lama, atau memodifikasi data yang ada pada
database.
c. Mixed transactions, campuran yang melibatkan pengambilan data
dan pembaharuan data (penggabungan antara retrieval
transactions dan update transactions)
2. Perancangan user interface
Menurut Connolly dan Begg (2002, p289) terdapat bebrapa langkah
dalam membuat rancangan antarmuka yang baik bagi aplikasi database,
yaitu :
a. Judul yang berarti
b. Instruksi yang komprehensif
c. Rancangan laporan
d. Label field yang dikenal
e. Singkatan dan istilah yang konsisten
f. Penggunaan warna yang konsisten
g. Batasan dan ruang yang terlihat bagi field data-entry
h. Pergerakan kursor yang baik
i. Perbaikan kesalahan bagi karakter individu dan keseluruhan field
j. Pesan kesalahan bagi nilai yang tidak sesuai
k. Penandaan field opsional yang jelas
24
l. Pesan penjelasan bagi field
m. Sinyal penyelesaian
2.1.5.7 Prototyping
Pada langkah ini perancang dan user diizinkan untuk
memvisualisasikan dan mengevaluasi gambaran sistem secara menyeluruh.
Seperti yang kita ketahui, tujuan utama dalam mengembangkan suatu
aplikasi basis data prototype adalah untuk mengizinkan para pemakai untuk
menggunakan prototype, sehingga pemaki dapat mengidentifikasikan fitur
sistem, apakah sistem sudah bekerja dengan baik atau belum. Jika
memungkinkan, pemakai dapat memberikan saran untuk mengadakan
perbaikan atau bahkan fitur baru dalam aplikasi basis data tersebut.
Keuntungan prototype adalah relatif murah dan proses pembuatannya yang
cepat.
Terdapat 2 macam strategi prototyping yang digunakan saat ini, yaitu :
a. Requirements prototyping, menggunakan prototype untuk
menentukan kebutuhan dari usulan sistem basis data yang diinginkan
dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka prototype akan dibuang.
b. Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama.
Perbedaannya, prototype tidak dibuang tetapi dengan pengembangan
lanjutan menjadi aplikasi basis data yang digunakan.
25
2.1.5.8 Implementation
Dalam tahap ini kita menggunakan DDL dari pemilihan DBMS
yang menyediakan fungsi sama ketika menyembunyikan low-level
pernyataan DDL. DDL statement digunakan untuk membuat struktur basis
data dari file basis data yang kosong. Dari user view, security dan kontrol
integritas untuk aplikasi juga diimplementasikan pada tahap ini. Dapat
disimpulkan bahwa tahap implementasi adalah membuat definisi basis
data eksternal, konseptual, serta internal dan program aplikasinya.
2.1.5.9 Data Conversion and Loading
Memindahkan data dari sistem yang lama ke sistem yang baru.
Langkah ini dibutuhkan hanya pada waktu sistem basis data yang lama
digantikan dengan sistem basis data yang baru. Suatu DBMS mempunyai
kegunaan memasukkan file kedalam basis data yang baru dan kemudian
secara otomatis mengubah data kedalam format yang diperlukan oleh file
basis data yang baru. Jika bisa diterapkan, pengembang dapat mengubah
dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan
oleh sistem yang baru.
2.1.5.10 Testing
Proses menjalakan program aplikasi dengan bertujuan
menemukan kesalahan. Sebelum program digunakan, kita harus melakukan
tes. Untuk mencapai tes yang sempurna, digunakan strategi tes yang
26
direncanakan dan menggunakan data asli, jadi segala proses-proses tes
memiliki metode dan ketelitian.
2.1.5.11 Operational Maintanance
Setelah aplikasi basis data diimplementasikan, tentunya sistem ini
akan terus diawasi dan dipelihara.
a. Mengawasi (memonitor) performance sistem. Jika performance
berkurang di bawah level yang sudah ditetapkan, maka perlu
dilakukan mengorganisasi basis data.
b. Merawat dan mengubah aplikasi basis data pada saat dibutuhkan.
Apabila ada kebutuhan baru maka harus dimasukkan kedalam
aplikasi basis data melalui tahapan-tahapan proses yang ada dalam
siklus hidup.
2.1.6 Entity Realtionship Modeling
Entity Relationship Modeling menurut Connoly dan Begg2002, p330)
adalah pemodelan yang berguna untuk memberikan pemahaman yang tepat
terhadap data dan penggunaannya di dalam suatu perusahaan. Model ini
menggunakan pendekatan top-down dalam perancangan basis data yang dimulai
dengan mengidentifikasikan data penting yang disebut entity dan relasi antar data
yang akan direpresentasikan ke dalam model. Kemudian ditambahkan detail-
detail lebih seperti informasi yang akan dicari mengenai entity dan relationship
yang disebut atribut dan constaint pada entity, atribut, dan relationship.
27
Menurut Date (2000, p240 – 245), Entity Relationship Diagram (ERD)
merupakan sebuah teknik yang dapat digunakan untuk menggambarkan struktur
logikal basis data dalam bentuk diagram.
2.1.6.1 Entity Type
Entity Type menurut Connolly dan Begg (2002, p331) adalah
sekumpulan objek di dunia yang memiliki properti yang sama. Entity
direpresentasikan dalam bentuk diagram berupa persegi panjang berlabel
nama dari entity.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p342), entity type dapat di
klasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Tipe Entitas Kuat, yaitu tipe entitas yang keberadaannya tidak tergantung
pada tipe entitas lainnya.
2. Tipe Entitas Lemah, yaitu tipe entitas yang keberadaannya tergantung
pada tipe entitas lainnya.
2.1.6.2 Relationship Types
Relationship types menurut Connolly dan Begg (2002, p334)
adalah suatu hubungan antar tipe entiti. Relationship types
direpresentasikan dalam bentuk diagram berupa garis lurus yang
menghubungkan dua buah entity types, ditandai dengan nama dari relasi
tersebut.
28
Menurut Connolly danBegg (2002, p335) dalam relationship types terdapat
degree of relationship type. Degree of relationship type merupakan jumlah
tipe entitas yang terkait dalam relationship. Entitas yang terkait dalam
relationship disebut dengan participants. Jadi, degree dari suatu relationship
menunjukkan banyaknya entitas yang tergabung dalam suatu relationship.
Terdapat 3 jenis degree of relationship, yaitu :
1. Binary Relationship, merupakan relationship yang mempunyai 2
degree.
2. Ternary Relationship, merupakan relationship yang mempunyai 3
degree.
3. Quarternary Relationship, merupakan relationship yang mempunyai
4 degree.
2.1.6.3 Atribut
Atribut menurut Connolly dan Begg (2002, p338) merupakan
properti dari suatu entitas atau tipe relasi. Atribut menampung nilai yang
mendeskripsikan setiap entitas dan mempresentasikan bagian utama dari
data yang disimpan didalam basis data.
Setiap atribut dihubungkan dengan suatu kumpulan nilai yang disebut
domain. Domain atribut merupakan sekumpulan nilai yang diperoleh bagi
satu atau lebih atribut.
Atribut dapat diklasifikasian menjadi :
29
1. Simple attribute, merupakan sebuah atribut yang terdiri dari sebuah
komponen tunggal yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu,
simple attribute sering disebut dengan atomic attribute.
2. Composite sttribute, merupakan sebuah atribut yang terdiri dari
banyak komponen dan tiap komponen itu tidak dapat dipisahkan lagi.
Beberapa atribut bisa dibagi menjadi komponen yang lebih kecil.
3. Single-valued attribute, merupakan sebuah atribut yang hanya
memiliki sebuah nilai pada sebuah tipe entitas.
4. Multi-valued attribute merupakan sebuah atribut yang memiliki
banyak nilai pada sebuah tipe entitas.
5. Devired attribute, merupakan sebuah atribut yang mempresentasikan
sebuah nilai yang berasal dari perhitungan nilai atribut yang saling
terkait atau kumpulan dari beberapa atribut tanpa harus berasal dari
tipe entitas yang sama.
2.1.6.4 Keys
Keys menurut Connolly dan Begg (2002, p340) berfungsi untuk
menghubungkan objek satu dengan yang lainnya.
Keys yang sering digunakan yaitu :
1. Candidate key, merupakan kumpulan minimal dari atribut-atribut
yang secara unik mengidentifikasikan suatu entiti.
2. Primary key, merupakan candidate key yang dipilih untuk secara unik
mengidentifikasikan suatu entiti.
30
3. Composite key, merupakan candidate key yang terdiri atas dua atau
lebih atribut.
4. Alternate key, merupakan candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key, atau biasa disebut secondary key.
5. Foreign key, merupakan sebuah primary key pada sebuah entitas yang
digunakan pada entitas lainnya untuk mengidentifikasi sebuah entiti.
2.1.6.5 Structural Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2002, p344), constraint seharusnya
menggambarkan batasan pada relasi sebagai tanggapan dalam dunia nyata.
Tipe utama dari constraint pada relationship disebut dengan multiplicity.
Multiplicity merupakan jumlah dari kejadian yang mungkin terjadi pada
sebuah tipe entitas yang berhubungan dengan sebuah kejadian dari tipe
entitas yang tergabung dalam relationship.
Multiplicity biasanya terdiri dari 2 batasan terpisah, yaitu :
1. Cardinality, mendeskrisikan jumlah maksimum dari kemungkinan
kejadian-kejadian yang saling berhubungan untuk sebuah entitas
berpartisipasi dalam proses penentuan tipe relationship.
2. Paticipation, menentukan apakah semua kejadian-kejadian entitas
akan ikut berpartisipasi dalam sebuah relationship atau beberapa saja
yang ikut berpartisipasi.
31
Derajat yang umumnya digunakan dalam relationship yaitu binary
relationship. Binary relationship umumnya mengarah pada :
1. One-to-one (1:1) relationship
2. One-to-many (1:*) relationship
3. Many-to-many(*:*) relationship
2.1.7 Normalisasi
Suatu desain basis data harus memenuhi kondisi untuk tidak mengandung
anomali, yaitu suatu kejanggalan dari suatu penempatan atribut dari suatu obyek
data. Untuk membedakan satu record dengan yang lainnya maka perlu dipilih
atribut atau kombinasi atribut sebagai primary key. Syarat primary key adalah
harus unik, jumlah kombinasi atribut minimum, dan tidak boleh mengandung
nilai kosong (null).
Tujuan dari normalisasi antara lain :
a. Menghilangkan kumpulan relasi dari insertion, update, dan delete
dependency yang tidak diharapkan.
b. Mengurangi kebutuhan restrukturisasi kumpulan relasi.
c. Membuat model relasional lebih informatif.
Langkah-langkah normalisasi :
a. Normalisasi Pertama (1NF)
32
Suatu data dikatakan un-normalized, jika didalamnya mengandung
kelompok berulang (repeating group), sehingga untuk membentuk normalisasi
pertama (1NF) repeating group harus dihilangkan. Untuk menjadi 1NF maka
group yang berulang dihilangkan dengan mengisi pada bagian yang kosong
dengan yang seharusnya pada suatu bentuk record.
b. Normalisasi Kedua (2NF)
Dapat dihasilkan dengan melihat apakah ada atribut bukan primary key
yang merupakan fungsi dari sebagian primary key (partial dependence). Dalam
normalisasi kedua (2NF) setiap atribut yang tergantung parsial ini harus
dipisahkan dengan mengikut sertakan determinannya. Bentuk normal diperoleh
bila setiap atribut bukan primary key dari suatu tabel sepenuhnya merupakan
fungsi (fungsional dependence) dari primary key tersebut.
c. Normalisasi Ketiga (3NF)
Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat
atribut bukan key tergantung fungsional terhadap atribut bukan key yang lain
(disebut ketergantungan transitif atau transitive dependence). Dengan cara yang
sama, maka setiap ketergantungan transitif dipisahkan. 3NF sudah cukup bagus
dalam arti bahwa anomali yang dikandungnya sudah sedemikian minimum
(hampir tidak ada).
d. Normalisasi Keempat Boyce-Codd Normal Form (4 NF / BCNF)
Suatu relasi dikatakan BCNF bila di dalamnya berisi atribut yang
berfungsi sebagai candidate key sehingga salah satu dari candidate key tersebut
menjadi primary key.
33
2.2 Teori-teori khusus
2.2.1 Bug
Bug apabila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti kutu atau serangga.
Namun pengertian bug yang sebenarnya dalam istilah komputer adalah suatu
kesalahan desain pada suatu hardware maupun software yang menyebabkan
perangkat tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Istilah bug sendiri
lebih dikenal dalam dunia software (perangkat lunak).
(http://lietomy89.blogspot.com/2009/09/sedikit-tentang-bug.html)
2.2.2 System Bug Tracking
System Bug Tracking merupakan suatu aplikasi perangkat lunak yang
dirancang untuk memberikan jaminan mutu bagi para programmer untuk
menjejajaki bug-bug yang terdapat pada perangkat lunak didalam pekerjaan
mereka. Berdasarkan laporan/isu-isu yang dikumpulkan. Atau secara umum bug
track merupakan aplikasi perangkat lunak yang berfungsi memanejemen bug-
bug yang terdapat pada perangkat lunak yang dikerjakan oleh programmer
berdasarkan laporan/isu yang diterima oleh programmer tersebut.
(http://bugtracker6.blogspot.com/2008/07/definisi-bug-tracker.html)
2.2.3 PHP
PHP menurut Luke W. dan Laura T.(2005,p2) adalah bahasa server-side
scripting yang dirancang khusus untuk web. Dalam sebuah halaman HTML,
34
Anda dapat menanamkan kode PHP yang akan dijalankan setiap kali halaman
dikunjungi.
Kode PHP yang anda interpretasikan pada web server dan akan
menghasilkan output HTML atau lainnya yang akan dilihat oleh pengunjung.
Performa PHP sangat efisien, dengan menggunakan server tunggal yang tidak
mahal, Anda dapat melayani jutaan hits per hari. Jika Anda menggunakan
sejumlah besar server komoditas, kapasitas Anda secara efektif akan menjadi
tidak terbatas.
2.2.4 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL
(Database Management System) atau DBMS dari sekian banyak DBMS, seperti
Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain. MySQL merupakan DBMS yang
multithread, multi-user yang bersifat gratis di bawah lisensi GNU General
Public Licence (GPL) (Anhar 2010, p21).
Sedangkan pengertian MySql menurut Abdul Kadir(2009,p15) merupakan
software yang tergolong database server serta bersifat open source dan
multiplatform. MySQL dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi.
MySQL menurut Rulianto Kurniawan (2007,p7) adalah database yang
menghubungkan script PHP menggunakan perintah query dan escaps character
yang sama dengan PHP.
35
2.2.5 CSS
Menurut Jayan(2010,p2) CSS merupakan singkatan dari Cascading Style
Sheet. Kegunaannya adalah untuk mengatur tampilan dokumen HTML,
contohnya seperti pengaturan jarak antar baris, teks, warna, dan format border
bahkan penampilan file gambar. Tujuannya tak lain adalah untuk mempermudah
proses penataan halaman web. CSS hanyalah berupa kumpulan script yang
tujuannya bukan untuk menggantikan HTML, melainkan pelengkap agar
dokumen HTML bisa tampil lebih cantik dan dinamis.
2.2.6 Internet
Internet menurut Werner J. Severin dan James W. Tankard,Jr. (2010,P6)
pada dasarnya adalah sebuah jaringan banyak komputer dihubungkan bersama.
Jaringan ini terus tersedia untuk pesan elektronik, termasuk e-mail, file,
transmisi, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer.