BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umumthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00214-IF BAB...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umumthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00214-IF BAB...
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar/Umum
Teori berikut merupakan teori umum yang berhubungan dengan tidak
langsung dengan Tema skripsi yaitu e-learning.
2.1.1 Pengertian Sistem
Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa
Yunani yaitu “Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan
“SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Sistem adalah sekelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu tujuan (internet).
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan,
saling bekerja yang bersama-sama untuk mencapai tujuan dengan
menerima input dan menghasilkan output melalui suatu proses tertentu
(internet).
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
merupakan suatu jaringan yang terdiri dari elemen-elemen yang
terintegrasi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan.
9
2.1.2 Analisis dan Perancangan Aplikasi
2.1.2.1 Pengertian Analisis
Menurut (jogiyanto, 1995, 129) analisis dapat di
definisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang
utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalah, kesempatan,
hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikannya.
2.1.2.2 Pengertian Perancangan
Perancangan merupakan tahap penerjemahan dari
keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang
mudah dimengerti oleh pemakai. Ada tiga atribut yang penting
dalam proses perancangan, yaitu : struktur data, arsitektur
perangkat lunak, dan prosedur rinci.
2.1.2.3 Pengertian Aplikasi
Aplikasi merupakan program yang dibuat untuk
melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain.
Contoh aplikasi adalah program pemroses kata dan web browser.
10
2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Whitten (2004,p3) data adalah fakta mentah mengenai
orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting dalam organisasi.
Pengertian basis data sendiri menurut Connolly (2005,p15) adalah
kumpulan relasi logikal data / deskripsi data yang dapat digunakan
bersama dan didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah
organisasi.
Sedangkan menurut Hoffer (2002,p4), basis data adalah kumpulan
data yang terorganisir dan secara logika berkaitan. Terorganisir
maksudnya data distrukturkan sehingga mudah untuk disimpan,
dimanipulasi, dan diperoleh oleh pengguna. Berkaitan maksudnya data
menggambarkan daerah asal (domain) kepentingan tertentu bagi
kelompok pengguna dan pengguna dapat menggunakan data untuk
menjawab pertanyaan seputar domain itu.
2.14 Perancangan Basis Data
Langkah-langkah dalam melakukan perancangan basis data
menurut Connolly dan Begg (2005, p437) diantaranya :
2.1.4.1 Perancangan basis data konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah proses
membangun sebuah model data yang digunakan di dalam
perusahaan, bebas dari segala pertimbangan fisik. (Connoly dan
Begg, 2005, p439).
11
Tahap-tahap dalam perancangan basis data konseptual
diantaranya (Connoly dan Begg, 2005, p442) :
Langkah 1 : Membangun model data konseptual
Tujuannya adalah untuk membangun model data konseptual dari
kebutuhan data dalam perusahaan. Tahapan-tahapan dari
membangun model data konseptual diantaranya :
a. Mengidentifikasikan tipe entitas
Tujuannya untuk mengidentifikasikan tipe entitas yang
dibutuhkan.
Gambar 2.1 Kamus Data
Entity
(Connolly dan Begg, 2005, p444)
12
b. Mengidentifikasikan tipe relasi
Tujuannya untuk mengidentifikasikan relasi yang penting
yang ada diantara tipe-tipe entitas.
Gambar 2.2 Kamus Data Relationship
(Connolly dan Begg, 2005, p447)
c. Mengidentifikasikan dan mengasosiasikan atribut dengan
entitas atau tipe relasi.
Tujuannya untuk mengasosiasikan atribut dengan tipe-tipe
entitas atau relasi yang tepat.
d. Menentukan domain atribut
Tujuannya untuk menentukan domain dari atribut di dalam
model data konseptual lokal.
e. Menentukan atribut-atribut candidate, primary, dan alternate
key
Tujuannya untuk mengidentifikasikan candidate key dari
setiap tipe entitas dan jika ada lebih dari 1 candidate key,
13
salah satu akan terpilih menjadi primary key dan yang lain
menjadi alternate key.
Primary key adalah candidate key yang dipilih untuk
secara unik mengidentifikasikan suatu tipe entitas.(Connolly
dan Begg, 2005, p451)
Candidate key adalah kumpulan minimal dari atribut yang
secara unik mengidentifikasikan setiap tipe entitas.(Connolly
dan Begg, 2005, p451)
Untuk memilih sebuah primary key dari antara candidate
key yang ada maka sebaiknya menggunakan tahapan-tahapan
di bawah ini :
- Candidate key dengan satu set atribut yang paling sedikit.
- Candidate key yang paling sedikit mempunyai nilai yang
sering berubah.
- Candidate key yang memiliki karakter yang paling sedikit.
- Candidate key dengan nilai maksimum yang paling kecil.
- Candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut
pandang user.
f. Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modeling
(optional)
Tujuannya untuk mempertimbangkan penggunaan konsep
enhanced modeling seperti spesialisasi/generalisasi, agregasi,
dan komposisi.
1. Memeriksa model untuk redundansi
14
Tujuannya untuk memeriksa adanya redundansi di dalam
model.
Dua aktivitas yang ada di dalam tahapan ini adalah :
- Memeriksa kembali one-to-one(1:1) relationship
Dalam mengidentifikasikan entitas kita mungkin telah
mengidentifikasikan dua entitas yang merepresentasikan
objek yang sama di perusahaan.
- Menghapus relationship yang berlebihan
Sebuah relationship disebut berlebihan atau redundant bila
informasi yang sama dapat diperoleh melalui relationship
yang lain.
2. Memvalidasi model konseptual dengan transaksi user
Tujuannya untuk memastikan model konseptual mendukung
kebutuhan transaksi.
Ada dua pendekatan yang dapat memastikan bahwa model
data konseptual mendukung kebutuhan transaksi :
- Menjelaskan transaksi tersebut
Memeriksa semua informasi yang ada (entity, relationship,
dan semua atribut) yang dibutuhkan oleh setiap transaksi
yang disediakan oleh model, dengan mendokumentasikan
sebuah deskripsi setiap kebutuhan transaksi.
- Menggunakan jalur transaksi
15
Pendekatan kedua ini untuk memvalidasikan model data
dengan transaksi yang dibutuhkan.
3. Mengkaji ulang model data konseptual dengan user
Tujuannya untuk mengkaji ulang model data konseptual
dengan user untuk memastikan bahwa mereka akan
mempertimbangkan model tersebut menjadi perwakilan yang
sebenarnya dari kebutuhan data dalam perusahaan.
2.1.4.2 Perancangan basis data logical
Menurut Connoly dan Begg (2005, p439), perancangan
basis data logikal adalah proses membangun sebuah model dari
data yang digunakan oleh perusahaan yang berdasar pada data
model yang spesifik, tetapi tidak terikat pada DBMS tertentu
dan pertimbangan fisikal lainnya.
Langkah 2 : Membangun dan memvalidasi model data
logikal
Tujuannya untuk menerjemahkan model data konseptual
menjadi model data logikal dan kemudian untuk memvalidasi
model ini untuk memeriksa bahwa model tersebut benar secara
struktural dan dapat digunakan untuk mendukung transaksi yang
dibutuhkan. Tahapan-tahapan dari membangun model data
logikal diantaranya :
2.1 Menciptakan relasi untuk model data logikal
16
Bertujuan untuk menciptakan hubungan atau relasi
untuk model data logikal untuk mewakili entitas-entitas,
hubungan-hubungan, dan atribut-atribut yang sudah
diidentifikasi.
Ada beberapa cara pendeskripsian bagaimana relasi
dapat diturunkan dari struktur data model yang ada, antara
lain :
- Tipe strong entity dan weak entity
Gambar 2.3 Tipe Strong dan Weak Entity
- Tipe relasi binary one to many (1:*)
Merupakan jenis relasi yang paling umum
digunakan. Contoh pada gambar di bawah ini, sebuah
record dalam tabel DEPARTEMEN dapat memiliki
banyak record yang bersesuaian dalam tabel
PEGAWAI. Tetapi sebuah record dalam tabel
PEGAWAI, hanya memiliki sebuah record yang
bersesuaian dalam tabel DEPARTEMEN.
17
PEGAWAI BEKERJA_PADA DEPARTEMEN
Gambar 2.4 Relasi Binary one to many
- Tipe relasi binary one-to-one(1:1)
Terdiri dari :
1. Mandatory participation on both sides of 1:1
relationship
2. Mandatory participation on one side of 1:1
relationship
3. Optional participation on both sides of 1:1
relationship
- Tipe relasi rekursif one-to-one (1:1)
- Tipe relasi superclass/subclass
- Tipe relasi binary many-to-many
- Tiper relasi komples
- Attribut multi-value
2.2 Memvalidasi hubungan dengan menggunakan normalisasi
Bertujuan untuk memvalidasi hubungan di dalam
model data logikal menggunakan normalisasi.
Ada beberapa tahapan dari normalisasi antara lain :
p1 p2 p3 p4
r1 r2 r3 r4
d1 d2 d3
18
- First Normal Form (1NF), menghilangkan grup yang
berulang.
- Second Normal Form (2NF), menghilangkan partial
dependencies atau ketergantungan parsial pada primary
key
- Third Normal Form (3NF), menghilangkan transitive
dependencies atau ketergantungan transitif pada
primary key
2.3 Memvalidasi hubungan dengan transaksi user
Bertujuan untuk memastikan bahwa hubungan di
dalam model data logikal mendukung kebutuhan transaksi
(biasanya penggambaran dalam bentuk view).
2.4 Memeriksa integrity constraint
Bertujuan untuk memeriksa integrity constraint yang
diwakili di dalam data model logikal.
Beberapa tipe dari integrity constraint adalah sebagai
berikut :
- Required data
Beberapa atribut harus selalu berisi data yang
resmi sehingga atribut tersebut tidak diperbolehkan
berupa null.
- Attribute domain constraint
Setiap atribut mempunyai domain yang
merupakan sekumpulan nilai yang sah.
19
- Multiplicity
Multiplicity mewakili constraint yang ditempatkan
pada hubungan diantara data di dalam basis data.
- Entity integrity
Primary key di dalam sebuah entitas tidak dapat
menerima null.
- Referential integrity
Jika foreign key berisi nilai maka nilai tersebut harus
menunjuk ke tuple yang ada.
- General constraint
Update pada entitas akan dikontrol oleh constraint
yang menentukan transaksi yang “real world” dimana
diwakili oleh update itu sendiri.
- Document all integrity constraint
Mendokumentasikan semua integrity constraint di
dalam kamus data untuk pertimbangan selama desain
fisikal.
2.5 Mengkaji ulang model data logikal dengan user
Bertujuan untuk meninjau ulang model data logikal
dengan user untuk memastikan bahwa mereka
mempertimbangkan model tersebut untuk menjadi
representasi nyata dari kebutuhan data di dalam sebuah
perusahaan.
20
2.6 Menggabungkan data model logikal menjadi model global
(optional)
Bertujuan untuk menggabungkan model data logikal
menjadi model data global single yang mewakili semua
user view dari basis data.
2.7 Memeriksa pertumbuhan lebih lanjut
Bertujuan untuk menentukan apakah ada perubahan
yang signifikan untuk masa depan yang sudah dapat diduga
sebelumnya dan menilai apakah model data logikal dapat
mengakomodasi perubahan ini.
2.1.4.3 Perancangan basis data fisikal
Menurut Connoly dan Begg (2005, p496), perancangan
basis data fisikal adalah proses memproduksi sebuah deskripsi
dari implementasi dari basis data pada secondary storage, yang
juga akan mendeskripsikan dasar dari suatu relasi, organisasi
file, dan index yang digunakan untuk mencapai akses efisien
menuju ke data dan beberapa batasan-batasan integritas serta
ukuran keamanan.
Langkah 3 : Menerjemahkan model data logikal ke dalam
target DBMS
21
Bertujuan untuk memproduksi skema relasi basis data
dari model data logikal yang dapat diimplementasikan di dalam
target DBMS.
3.1 Mendesain relasi dasar
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan
bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang
diidentifikasikan di dalam model data logikal ke dalam
target DBMS.
Untuk setiap relasi yang diidentifikasi pada model data
logikal global, definisinya terdiri dari:
- Nama relasi
- Suatu list untuk atribut yang sederhana
- Primary key, alternate key, dan foreign key
- Suatu daftar dari atribut turunan dan bagaimana
pembuatannya.
- Batasan integrasi untuk setiap foreign key yang
diidentifikasi.
Dari kamus data, dari setiap atributnya dapat diketahui :
- Domain atribut tersebut, yang terdiri dari tipe data,
panjang, dan berbagai batasan dalam domain.
- Sebuah optional nilai default untuk atribut.
- Atribut boleh bernilai null.
22
- Atribut diperoleh dan bagaimana atribut tersebut
dikomputerisasi.
3.2 Merancang representasi dari data turunan
Bertujuan untuk memutuskan bagaimana untuk
merepresentasikan berbagai data turunan pada model data
logikal di dalam DBMS.
3.3 Merancang batasan general
Bertujuan untuk merancang batasan general untuk
DBMS yang digunakan.
Langkah 4 : Merancang organisasi file dan index
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang
optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang
dibutuhkan untuk mencapai performance yang dapat diterima,
dimana setiap relasi dan tuple akan disimpan di dalam
penyimpanan kedua (secondary storage).
4.1 Menganalisis transaksi
Tujuannya adalah untuk memahami fungsionalitas dari
transaksi tersebut yang akan berjalan di dalam basis data
dan untuk menganalisis transaksi yang penting.
Dalam menganalisa transaksi, dapat diidentifikasi
kriteria performansi sebagai berikut :
- Transaksi yang sering digunakan dan akan berdampak
besar terhadap keseluruhan performance.
23
- Transaksi yang merupakan operasi bisnis yang bersifat
kritis.
- Durasi waktu dalam hari/minggu dimana akan ada
permintaan yang tinggi pada basis data (peak load).
Untuk fokus ke dalam area yang mungkin akan
bermasalah, maka salah satu cara untuk memprosesnya
antara lain :
- Petakan semua jalur transaksi ke relasi
- Menentukan relasi mana yang lebih sering diakses
oleh transaksi tersebut.
- Menganalisis penggunaan data dari transaksi yang
dipilih dimana transaksi tersebut terlibat dengan relasi
yang dimaksud.
4.2 Memilih organisasi file
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang
efektif untuk setiap relasi dasar. Beberapa tipe organisasi
file adalah sebagai berikut :
- Heap
- Hash
- Indexed Sequential Office Access Method (ISAM)
- B+-tree
- Cluster
4.3 Memilih index
24
Bertujuan untuk menentukan apakah dengan
menambah indeks akan meningkatkan performa
sistem.Biasanya, pemilihan atribut untuk ordering atau
clustering tuple adalah sebagai berikut :
- Sebuah atribut yang dipake paling sering untuk
operasi gabungan, hal ini akan membuat operasi
penggabungan menjadi lebih efisien.
- Sebuah atribut yang digunakan lebih sering untuk
mengakses tuple di dalam relasi yang ada.
4.4 Memperkirakan kapasitas disk yang dibutuhkan
Bertujuan untuk memperkirakan kira-kira berapa
besar kapasitas disk yang akan dibutuhkan oleh basis
data.
Langkah 5 : Merancang user views
Bertujuan untuk merancang user view yang
diidentifikasikan selama tahap pengumpulan dan analisa
kebutuhan dari sistem siklus pengembangan basis data.
Langkah 6 : Merancang mekanisme keamanan
Bertujuan untuk merancang mekanisme keamanan
untuk basis data yang dispesifikasikan berdasarkan user selama
tahapan requirements and collection pada siklus
pengembangan sistem basis data.
25
2.1.5 Siklus Pengembangan Sistem Basis Data
Sistem basis data merupakan komponen pokok dalam sistem
informasi dari organisasi yang besar, siklus pengembangan basis data tak
terpisahkan dengan siklus sistem informasi (Connoly dan Begg, 2005,
p283).
Ada berbagai aktivitas yang ada dalam siklus pengembangan
basis data diantaranya :
- Database Planning
Yaitu proses merencanakan bagaimana bagian-bagian dalam siklus
dapat direalisasikan dengan efektif dan efisien.
- System Definition
Yaitu proses menspesifikasikan jangkauan dan batasan dari sistem
basis data, meliputi major user views, user itu sendiri, dan area
aplikasi.
- Requirement Collection and Analysis
Yaitu proses mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan untuk sistem
basis data baru.
- Database Design
Yaitu proses merancang desain konseptual, logikal, dan fisikal dari
basis data.
- DBMS Selection (optional)
Yaitu proses memilih Database Management System (DBMS) yang
sesuai dengan sistem basis data.
26
- Application Design
Yaitu proses merancang antarmuka user dan program aplikasi yang
menggunakan dan memproses basis data.
- Prototyping (optional)
Yaitu proses membangun model kerja dari sistem basis data dimana
mengizinkan perancang atau user untuk memvisualisasikan dan
mengevaluasi bagaimana sistem akhir akan terlihat dan berfungsi.
- Implementation
Yaitu proses menciptakan definisi basis data fisikal dan program
aplikasi.
- Data Conversion dan Loading
Yaitu proses memuat data dari sistem lama ke sistem baru dan jika
memungkinkan, mengubah beberapa aplikasi yang sudah ada untuk
dijalankan pada basis data baru.
- Testing
Yaitu proses pengujian sistem basis data terhadap kesalahan-
kesalahan dan memvalidasi dengan kebutuhan yang diinginkan user.
- Operational and Maintenance
Pada proses ini sistem basis data diimplementasikan secara penuh.
Sistem ini diawasi dan dipelihara secara terus menerus. Jika
diperlukan, kebutuhan baru akan dimasukkan ke dalam sistem basis
data melalui tahapan siklus sebelumnya.
27
Berikut ini adalah sistem hidup aplikasi basis data :
Gambar 2.5 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
(Connolly dan Begg, 2005, p284)
28
2.1.6 Database Management System (DBMS)
DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan
user untuk mendefinisikan, menciptakan, memelihara, dan mengontrol
akses terhadap sistem basis data (Connolly dan Begg, 2005, p16).
Komponen-komponen DBMS diantaranya :
- Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkan hardware untuk berjalan.
- Software
Komponen software terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri
dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, meliputi
perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan dalam jaringan.
- Data
Merupakan komponen yang paling penting dalam lingkungan
DBMS.
- Procedure
Prosedur mengacu pada instruksi dan aturan yang menentukan desain
dan kegunaan dari basis data.
- People
29
Yaitu orang yang terlibat dengan sistem.
Gambar 2.6 Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS
(Connolly dan Begg, 2005, p19)
2.1.6.1 Fungsi DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, p48), fungsi-fungsi
dari DBMS diantaranya :
1. Data storage, retrieval, and update
Sebuah DBMS harus melengkapi user dengan kemampuan
untuk menyimpan, mendapatkan kembali, dan membaharui
data dalam basis data.
2. A user-accessible catalog
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah katalog yang
mendeskripsikan data item yang tersimpan dan yang dapat
diakses user.
3. Transaction support
Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme yang
akan menjamin baik seluruh update yang berhubungan
dengan sebuah transaksi yang dapat dilakukan atau yang tidak
dilakukan.
Hardware Software Data
Procedures People
Machine HumanBridge
30
4. Concurrency control services
Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk
memastikan basis data terupdate secara benar ketika banyak
user melakukan update secara bersamaan.
5. Recovery services
Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk
memperbaiki basis data saat basis data mengalami kerusakan.
6. Authorization services
Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk
memastikan bahwa hanya user yang mempunyai wewenang
yang dapat mengakses basis data.
7. Support for data communication
Sebuah DBMS harus dapat berintegrasi dengan software
komunikasi.
8. Integrity services
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah cara untuk
memastikan bahwa data dalam basis data dan perubahan
terhadap data mengikuti aturan-aturan tertentu.
9. Services to promote data independence
Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung
ketidaktergantungan program dari struktur aktual dari basis
data.
31
10. Utility services
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah set untuk layanan
kegunaan.
2.1.6.2 Keuntungan DBMS
Keuntungan dari DBMS antara lain :
1. Kontrol terhadap redundansi data
2. Data yang konsisten
3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama
4. Data yang dibagikan (shared data)
5. Menambah integritas data
6. Menambah keamanan data
7. Penetapan standarisasi
8. Menyeimbangkan konflik kebutuhan
9. Memperbaiki pengaksesan data dan hasilnya
10.Menambah produktivitas
11.Memperbaiki pemeliharaan data melalui data independence
2.1.6.3 Kerugian DBMS
Kerugian dari DBMS antara lain :
1.Kompleksitas
2.Size / ukuran
3.Biaya dari suatu DBMS
4.Biaya penambahan perangkat keras
32
2.1.6.4 Fasilitas-fasilitas DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), fasilitas-fasilitas
dalam DBMS adalah sebagai berikut :
• Memberikan izin kepada user untuk mendefinisikan basis
data, biasanya melalui Data Definition Language (DDL).
DDL memperbolehkan user untuk menspesifikasi tipe-tipe,
struktur dan constraint dari data yang akan disimpan di
dalam basis data.
• Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah
data, menghapus data, dan menemukan data dari basis data,
biasanya melalui Data Manipulation Languange (DML).
Query Language merupakan fasilitas yang mempunyai
tempat penyimpanan untuk semua data dan deskripsi data.
Bahasa query yang paling umum digunakan adalah
Structured Query Language (SQL).
• Selain itu juga menyediakan akses kontrol ke basis data,
yang antara lain terdiri dari :
- Sistem Keamanan (Security System)
Untuk mencegah user yang tidak berwenang untuk
mengakses basis data.
- Sistem Integrasi (Integrity System)
Untuk menjaga konsistensi data.
- Sistem Control (Concurrency Control System)
Mengijinkan banyak user untuk mengakses basis data.
33
- Sistem Kontrol Pengembalian (Recovery Control System)
Untuk memperbaiki data jika sebelumnya terjadi
kerusakan pada software maupun hardware.
- Katalog yang dapat diakses user (User Accessible
Catalog)
Berisi deskripsi dari sebuah data di dalam basis data.
2.1.6.5 Data Definition Language (DDL)
Definisi dari Data Definition Language menurut Connolly
dan Begg (2005, p40) adalah suatu bahasa yang
memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau user
untuk mendefinisikan entitas, atribut, dan relationship yang
dibutuhkan oleh suatu aplikasi, bersama dengan beberapa
integritas yang berhubungan dan security constraint.
2.1.6.6 Data Manipulation Language (DML)
Definisi dari Data Manipulation Language menurut
Connolly dan Begg (2005, p40) adalah suatu bahasa yang
menyediakan satu set operasi yang digunakan untuk mendukung
operasi manipulasi data dasar yang ada di dalam basis data.
Operasi dari manipulasi data biasanya meliputi :
1. Menambahkan data baru di dalam basis data
2. Memodifikasi data yang tersimpan di dalam basis data
3. Memanggil data yang terdapat di dalam basis data
4. Penghapusan data dari basis data
34
Ada 2 tipe dari DML yaitu :
1. Procedural DML
Suatu bahasa yang mengijinkan user untuk memberitahukan
kepada sistem data apa saja yang dibutuhkan dan bagaimana
cara yang tepat untuk memanggil data tersebut.
2. Non Procedural DML
Suatu bahasa yang mengijinkan user untuk menentukan data
apa saja yang dibutuhkan daripada bagaimana data tersebut
dikembalikan.
2.1.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
2.1.7.1 Pengertian ERD
Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005, p93),
ERD (Entity Relationship Diagram) adalah representasi grafis
dari entity-relationship model. Entity Relationship Model (E-R
Model) adalah representasi logikal dari data untuk sebuah
organisasi atau untuk sebuah area bisnis.
Menurut Whitten (2004, p295), ERD adalah model data
yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data
dalam hubungan antar entity dan relationship yang digambarkan
oleh data tersebut.
35
Menurut Rob, Coronel (2002, p815), ERD adalah
diagram yang menggambarkan entity, atribut, dan relasi dalam
ERM (Entity Relational Model).
2.1.7.2 Komponen ERD
1.Entitas (Entity)
Menurut Rob, Coronel (2002, p814), entitas adalah
sesuatu yang digunakan untuk tempat penyimpanan data
biasanya data-data tersebut berupa orang, tempat, objek,
kejadian atau konsep.
Strong Entity adalah entitas yang keberadaannya tidak
bergantung pada entitas lain.
Gambar 2.7 Simbol Strong Entity
Weak Entity adalah entitas yang keberadaannya bergantung
pada entitas lain.
Gambar 2.8 Simbol Weak Entity
Entity
Entity
36
Composite Entity adalah entitas yang dihasilkan dari
relationship many to many.
Gambar 2.9 Contoh Composite Entity
2. Relasi (Relationship)
Menurut Rob,Coronel (2002, p124), relasi adalah
asosiasi hubungan antara entitas. Entitas yang berhubungan
dalam relasi disebut participants.
Konektivitas antar relasi, antara lain:
STUDENT
Stu_Num
Stu_Name
Is found in Is written in ENROLL
Stu_Num (FK)
Class_ID (FK)
Enroll_Grade
CLASS
Class_ID
Class_Time
Room_Code
CLASSSTUDENT Enrolls in
37
a. Relasi 1:1
Gambar 2.10 Contoh Relasi 1:1
b. Relasi 1:M
teaches
Gambar 2.11 Contoh Relasi 1:M
c. Relasi M:M
Gambar 2.12 Contoh Relasi M:M
Relationship Participants terdiri dari 2 jenis, antara lain:
a. Optional
Entitas yang ada tidak memerlukan occurrence yang
sama di dalam entitas yang berhubungan. Ditunjukkan
dengan menggambar sebuah lingkaran kecil di salah
User Password has
Student Class takes
Lecturer Class
38
satu sisi dari entitas optional di dalam ERD.
Gambar 2.13 Contoh Optional Relationship
b. Mandatory
Entitas memerlukan occurrence yang sama di dalam
entitas yang saling berhubungan. Jika tidak ada simbol
optional yang ditunjukkan di dalam ERD, maka itu
adalah mandatory.
Gambar 2.14 Contoh Mandatory Relationship
Derajat relasi ada 3 yaitu :
a. Unary
Merupakan single entitas, bersifat rekursif, dan terjadi
pada entitas yang sama.
PROFESSOR CLASS teaches
COURSE generates CLASS
39
Gambar 2.15 Contoh Unary Relationship
b. Binary
Merupakan 2 entitas yang saling berhubungan.
Gambar 2.16 Contoh Binary Relationship
c. Ternary
COURSE
PROFESSOR CLASS teaches
requires
40
Merupakan 3 entitas yang saling
berhubungan.
Gambar 2.17 Contoh Ternary Relationship
3. Atribut (Attribute)
Menurut Rob & Coronel (2002, p808), atribut adalah
karakter dari sebuah entitas atau objek. Atribut memiliki nama
dan tipe data.
a. Simple Attribute
Menurut Rob,Coronel (2005,p121), Simple Attribute
adalah atribut yang tidak dapat dibagi lagi.
Contohnya umur, jenis kelamin.
Contributor
Recipient
Fund
Receives
f
Is distributed in
Contributes
CFR
STUDENT Stu_Name Stu_Initial
Stu_Email
41
Gambar 2.18 Simbol Atribut
b. Composite Attribute
Menurut Rob,Coronel (2002,p121), Composite Attribute
adalah atribut yang dapat dibagi menjadi atribut tambahan.
Contohnya atribut Alamat dapat dibagi menjadi jalan,
kota, propinsi, dan kode pos.
c. Single-valued Attribute
Menurut Rob,Coronel (2002,p121), Single-valued
Attribute adalah atribut yang hanya dapat memiliki 1 nilai.
Contohnya 1 orang hanya dapat memiliki 1 nomor KTP.
d. Multi-valued Attribute
Menurut Rob,Coronel (2002,p121), Multi-valued Attribute
adalah atribut yang dapat memiliki banyak nilai.
Contohnya seseorang dapat memiliki banyak nomor
telepon (HP, kantor, rumah).
e. Derived Attribute
Menurut Rob,Coronel (2002,p123), Derived Attribute
tidak butuh disimpan secara fisikal di dalam database.
Derived Attribute adalah atribut yang memiliki nilai yang
merupakan nilai turunan dari atribut lainnya. Contohnya
atribut EMP_AGE bisa didapatkan dari atribut lain yaitu
dari tanggal sekarang dikurangi dengan nilai EMP_DOB
kemudian dibagi dengan 365 hari.
42
2.1.7.3 Contoh ERD
Gambar 2.19 Contoh ERD
(Rob,Coronel, 2002, p159)
2.1.8 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten (2004, p344), Data Flow Diagram adalah model
proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data yang melalui
sebuah sistem dan proses yang ditampilkan oleh sistem tersebut.
43
Ada 3 buah simbol dan 1 buah koneksi di dalam DFD :
- Sebuah bujur sangkar yang dibulatkan yang mewakili proses atau
pekerjaan yang sudah diselesaikan
- Sebuah persegi yang mewakili perantara eksternal-batas dari sebuah
sistem.
- Sebuah kotak yang terbuka mewakili penyimpanan data, yang
kadang-kadang disebut juga arsip atau basis data.
- Anak panah mewakili aliran data, atau input dan output, ke dan dari
proses.
2.1.8.1 Proses
Proses adalah pekerjaan yang sedang berjalan, atau respon
pada sebuah aliran data atau kondisi yang akan datang.
Sinonimnya adalah perubahan bentuk atau transformasi (Whitten,
2004, p347).
44
Gane & Sarson shape SSADM / IDEFO
shapeDeMarco/Yourdon shape Used throughout Process
Symbols This book
Gambar 2.20 Simbol-Simbol dari proses
(Whitten, 2004, p 347)
2.1.8.2 Aliran Data atau Data Flow
Aliran data atau data flow adalah sebuah aliran data
mewakili sebuah input data ke dalam proses atau output data (atau
informasi) dari sebuah proses (Whitten, 2004, p357). Aliran data
ini juga digunakan untuk mewakili kreasi, pembacaan,
penghapusan, atau memperbaharui data di dalam sebuah arsip
atau basis data.
Gambar 2.21 Simbol dari data flow
(Whitten, 2004, p357)
Process Name
Process Name
Process
Name
45
2.1.8.3 External Agent
External agent adalah orang, unit organisasi, sistem, atau
organisasi yang berinteraksi dengan sebuah sistem (Whitten,
2004, p363).
Gambar 2.22 Simbol-Simbol dari external agent
(Whitten, 2004, p365)
2.1.8.4 Data Store
Data store adalah sebuah penyimpanan data-data. Data
store menyimpan data yang akan digunakan untuk masa
mendatang (Whitten, 2004, p366).
Gambar 2.23 Simbol-Simbol dari data store
(Whitten, 2004, p366 )
46
2.1.8.5 Contoh DFD
Gambar 2.24 Contoh DFD
(Whitten, 2004, p346)
2.1.8.6 Context DFD
Model proses yang digunakan untuk mendokumentasikan
ruang lingkup dari sebuah sistem. Disebut juga model
environmental. Sistem context DFD dibuat untuk membangun
inisialisasi ruang lingkup proyek.
47
Gambar 2.25 Contoh Context DFD
(Whitten, 2004, p373)
2.1.8.7 State Transition Diagram (STD)
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p673),
state transition diagram adalah alat yang digunakan untuk
menggambarkan urutan dan variasi dari layar, yang dapat muncul
selama user session.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam pembuatan
sebuah STD yaitu :
1. State
Adalah sebuah kondisi dari keadaan, atau form, yang dapat
digunakan oleh komponen suatu sistem.
Disimbolkan dengan
48
Ada dua macam state, yaitu :
a. Current state
Keadaan terkini dari suatu sistem, atau pada state mana
suatu sistem berada pada saat ini. Keadaan ini disebut
current state.
b. Final State
Final state adalah keadaan terakhir yang dapat dicapai oleh
suatu sistem. Contohnya : on atau off.
2. Transition
Merupakan simbol yang menyatakan suatu perubahan dari
suatu keadaan ke keadaan lain.
Disimbolkan dengan
3. Event
Adalah suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat
dideteksi oleh sistem. Kejadian tersebut dapat menyebabkan
perubahan dari satu state ke state lainnya.
4. Action
Saat event muncul, terjadi transisi sehingga komponen sistem
menerima perubahan state. Untuk itu dibutuhkan sebuah aksi
untuk berpindah state. Aksi disini akan menghasilkan sebuah
output atau tampilan.
5. Output
Merupakan hasil keluaran dari kalkulasi dan lain sebagainya.
49
2.2 Teori – teori Pendukung
2.2.1 Kelebihan PHP
Menurut Sukarno ( 2006 , p10 ), kelebihan dari PHP adalah :
• PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan
kompilasi dalam penggunaanya. Tidak seperti halnya bahasa
pemrograman aplikasi seperti Visual Basic dan sebagainya.
• PHP dapat berjalan pada web server yang diliris oleh Microsoft,
Script IIS atau PWS juga pada Apache yang bersifat open source.
• Karena sifatnya open source, maka perubahan dan perkembangan
interpreter pada PHP lebih cepat dan mudah, karena banyak milis-
milis dan developer yang siap membantu pengembangannya.
• Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang
begitu banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami.
• PHP dapat berjalan pada 3 operating system, yaitu Linux,Unix dan
Windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada suatu
console.
Menurut Swastika ( 2006, p9 ) kemudahan-kemudahan yang
ditawarkan PHP adalah :
• Mudah digunakan. Sintaks bahasa PHP mudah dipelajari, bahkan
untuk kalangan non-progremmer.
• Serbaguna. PHP dapat berjalan pada bermacam-macam sistem
operasi seperti Windows, Linux, dan MacOS.
• Bantuan pengunaan banyak tersedia. Dapat bergabung dengan
50
banyak mailing list, atau grup diskusi yang banyak ditawarkan di
situs resmi PHP.
2.2.2 MySQL
2.2.2.1 Pengertian MySQL
Menurut Sukarno ( 2006, p3), MySQL adalah merupakan
perangkat lunak untuk sistem manajemen database (Database
Management System ).
Karena sifatnya yang open source dan memiliki
kemampuan menampung kapasitas yang sangat besar, maka
MySQL menjadi database yang sangat populer di kalangan
programmer web.
2.2.2.2 Kelebihan MySQL
Menurut Sukarno ( 2006, p4 ), yang menyebabkan
MySQL sangat populer di kalangan web adalah :
MySQL tersedia di berbagai platform, baik itu Linux atau
Windows serta dalam berbagai varian Unix. Misalnya MySQL
yang diliris oleh Microsoft, database ini hanya tersedia pada
platform Microsoft saja. Fitur-fitur yang dimiliki MySQL sangat
banyak dibutuhkan dalam aplikasi web, contoh: kalusa LIMIT
yang berfungsi untuk pengaturan halaman. Atau adapula jenis
index field FULLTEXT yang berguna untuk full text searching.
MySQL memiliki overhead koneksi yang rendah.
Karakteristik inilah yang menjadikan MySQL cocok bekerja
51
dangan aplikasi CGI, dimana di setiap request skrip akan
melakukan koneksi, mengirimkan satu atau lebih perintah SQL,
lalu memutuskan koneksi lagi.
2.2.3 Internet
2.2.3.1 Pengertian Internet
Internet merupakan kepanjangan dari interconnected-
networking, dan secara harfiah adalah rangkaian computer yang
terhubung dalam rangkaian (network). Dan umumnya yang
dimaksud dengan Internet adlah jaringan global yang terhubung
dengan protocol TCP/IP. (http://id.wikipedia.org)
2.2.3.2 Sejarah Internet
Pada awalnya Internet merupakan jaringan komputer yang
dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di
tahun 1969,melalui proyek ARPA yang
disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency
Network), di mana mereka mendemonstrasikanbagaimana
dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX,
kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak
terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang
bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat
dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan
menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang
52
dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol).
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk
keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika
Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan
komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di
daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi
serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi
terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 3
situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of
California, Santa Barbara,University of Utah, di mana mereka
membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara
umum ARPANET diperkenalkan pada bulanOktober 1972.
Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh
daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin
bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk
mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu
"MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang
lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-
universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan
nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan
menjadi Internet.
53
Zaman sekarang internet sudah tersebar luas di dunia
dan menjadi salah satu tulang punggung komunikasi untuk
publik yang penting. Hampir setiap manusia modern terhubung
dengan internet setiap harinya, seperti kelekatan mereka dengan
jaringan telekomunikasi berjalan(mobile). Maka jaringan Internet
ini mempunyai potensial yang sangat besar untuk dimanfaatkan
secara maksimal. Dan salah satu pemanfaatannya adalah untuk
pembelajaran elektronik(E-learning).
2.2.4 Interaksi Manusia Dan Komputer
2.2.4.1 Pengertian Interaksi Manusia Dan Komputer
Interaksi manusia dan komputer adalah disiplin ilmu yang
berhubungan dengan perancangan, evaluasi serta implementasi
sistem komputer yang interaktif untuk digunakan oleh manusia.
Interaksi manusia dan komputer berkaitan dengan user interface
(antarmuka pemakai) yang digunakan oleh pengguna untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan komputer.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu
antarmuka yang user friendly, antara lain :
1. Waktu untuk belajar
Berapa lama waktu yang diperlukan bagi pengguna
pada umumnya untukmempelajari bagaimana
menggunakanperintah yang berhubungan dengan suatu
tugas.
2. Kecepatan kinerja
54
Berapa waktu yang diperlukan untuk menjalankan
suatu tugas.
3. Tingkat kesalahan pengguna
Berapa banyak dan apa saja kesalahan yang dilakukan
pengguna dalam melakukan suatu tugas.
4. Daya ingat pengguna setelah jangka waktu tertentu
Berapa lama pengguna dapat mempertahankan
pengetahuan mereka setelah jangka waktu tertentu.
Daya ingat pengguna dapat dihubungkan dengan
waktu belajar dan frekuensi penggunaan memegang
peranan penting dalam hal ini.
5. Kepuasan subyektif pengguna
Mencari tahu apakah pengguna sering menggunakan
berbagai aspek dari sistem. Jawabannya dapat diperoleh
dari wawancara atau survey tertulis yang memuat skala
keputusan dan tempat bagi jawaban bebas.
2.2.5 Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka
Dalam merancang suatu antarmuka (interface), seorang
pengembang harus memperhatikan sejumlah hal yang berkaitan dengan
antarmuka. Delapan aturan emas yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan antarmuka yang baik, yaitu:
1. Berusaha untuk konsisten
Tindakan untuk konsisten diperlukan dalam situasi ketepatan
55
penulisan, pilihan menu, dan tampilan help dalam setiap halaman
web yang dibuat serta ke-konsisten-an dalam hal warna,layout, huruf
besar (capitalization), fonts.
2. Memungkinkan pemakaian rutin bagi user dalam menggunakan
shortcut
Ketika frekuensi penggunaan komputer meningkat maka orang yang
sudah terbiasa menggunakannya menghargai adanya singkatan
(shortcuts), special keys dan hidden command untuk mempercepat /
mempersingkat pengetikan.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Setiap tindakan user diperlukan respon / feedback dari sistem.
4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir)
Urutan tindakan (action) harus dikelompokkan menjadi beberapa
groups yang terbagi dari : awal, middle, dan akhir. Dengan adanya
dialog ini maka ada sebuah informasi yang dikirimkan oleh sistem
untuk memberitahukan bahwa sistem dapat memproses groups
tindakan selanjutnya
5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang
sederhana. Diharapkan untuk sebisa mungkin mendesain sebuah
sistem, di mana user tidak membuat error yang serius. Contoh
sistem yang dapat mendeteksi kesalahan user dalam meng-input
karakter pada textbox yang bertipe numerik dengan menampilkan
informasi mengenai cara pengisian yang benar secara sederhana.
6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah
56
Sedapat mungkin aksi dapat dibalikkan (di-undo). Contoh : ketika
user mengetahui bahwa tindakan (aksi) yang dilakukannya salah
dalam hal meng-input data / pengetikan nama dan alamat, maka user
tersebut dapat meng-undo tindakannya tersebut ke keadaan awal
(sebelumnya).
7. Mendukung pusat kendali internal (internal focus of control)
Pengguna yang berpengalaman sangat mendambakan control yang
kuat pada sistem, sehingga mereka menguasai sistem tersebut. Sistem
yang tidak terduga dan sulit dalam melakukan aksi akan menyulitkan
pengguna.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan memori manusia untuk memproses informasi
memerlukan tampilan yang sederhana, tampilan halaman yang
banyak untuk digabungkan, dan waktu pelatihan yang cukup
diberikan untuk koding, membantu ingatan dan urutan dari actions.
2.2.6 Sepuluh Kesalahan Utama Pada Website
Ada beberapa hal yang harus dihindari dalam merancang suatu
website. Berikut ini adalah sepuluh kesalahan utama pada desain website
:
1. Penggunaan frame
2. Penggunaan teknologi baru dengan serampangan
3. Gerakan teks dan animasi yang berjalan terus
4. URL yang kompleks
5. Halaman yatim
57
6. Halaman yang gulungannya terlalu panjang. Isi tepenting dari suatu
halaman dan navigasi harus tampak di bagian atas.
7. Kurangnya dukungan navigasi
8. Warna link yang standar
9. Informasi yang sudah basi (belum di-update)
10. Waktu download atau loading yang terlalu lama.
2.2.7 E-Learning
2.2.7.1 Pengertian E-learning
E-learning atau dalam bahasa Indonesia disebut sistem
pembelajaran elektronik, adalah cara baru dalam proses belajar
mengajar yaitu menggunakan media elektronik sehingga peserta
ajar dapat diajarkan dimana saja sejauh terhubung dengan
perangkat ajar piranti lunak yang disediakan. Umunya
menggunakan internet..
E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-
learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk
dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari
seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja
menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program
studi atau program pendidikan(http://id.wikipedia.org).
58
2.2.7.2 Sejarah E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali
diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign
dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer
(computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO.
Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah
sebagai berikut:
Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di
mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam
PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO)
DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh
masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-
paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
Tahun 1997 : LMS (Learning Management System).
Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di
dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi
yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai
kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi.
Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara
standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang
59
dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS,
SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dan sebagainya.
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis
Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis
Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat
kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia ,
video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai
pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran
kecil(http://id.wikipedia.org).
2.2.7.3 Tipe E-Learning
2.2.7.3.1 Synchronous Training
Synchronous berarti “pada waktu yang sama”.
Jadi, synchronous adalah tipe pelatihan, di mana proses
pembelajaran terjadi ketika pengajar sedang mengajar
dan murid sedang belajar.. Hal tersebut memungkinkan
interaksi langsung antara guru dan murid, baik melalui
internet maupun intranet. Pelatihan e-learning
synchronous lebih banyak digunakan seminar atau
konferensi yang pesertanya berasal dari beberapa
negara. Penamaan tersebut sering pula dinamakan web
conference atau webinar (web seminar) dan sering
60
digunakan kelas atau kuliah universitas online.
Synchronous training mengharuskan guru dan
semua murid mengakses internet bersamaan. Pengajar
memberikan makalah dengan slide presentasi dan
peserta web conference dapat mendengarkan presentasi
melalui hubungan internet. Peserta pun dapat
mengajukan pertanyaan atau komentar melalui chat
window.
Jadi, synchronous training sifatnya mirip
pelatihan di ruang kelas. Namun, kelasnya bersifat maya
(virtual) dan peserta tersebar di seluruh dunia dan
terhubung melalui internet. Oleh karena itu,synchronous
training sering pula dinamakan virtual classroom.
2.2.7.3.2 Asynchronous Training
Asynchronous berarti “tidak pada waktu yang
bersamaan”. Jadi, seseorang dapat mengambil pelatihan
pada waktu yang berbeda dengan pengajar memberikan
pelatihan. Pelatihan ini lebih populer di dunia e-
learning karena memberikan keuntungan lebih bagi
peserta pelatihan karena dapat mengakses pelatihan
kapanpun dan di manapun.
Pelatihan berupa paket pelajaran yang dapat
dijalankan di komputer manapun dan tidak melibatkan
61
interaksi dengan pengajar atau pelajar lain. Oleh karena
itu, pelajar dapat memulai pelajaran dan
menyelesaikannya setiap saat. Paket pelajaran
berbentuk bacaan dengan animasi, simulasi, permainan
edukatif, maupun latihan atau tes dengan jawabannya.
Akan tetapi, ada pelatihan asynchronous training
yang terpimpin, di mana pengajar memberikan materi
pelajaran melalui internet dan peserta pelatihan
mengakses materi pada waktu yang berlainan. Pengajar
dapat pula memberikan tugas atau latihan dan peserta
mengumpulkan lewat e-mail. Peserta dapat berdiskusi
atau berkomentar dan bertanya melalui bulletin board.
2.2.7.3.3 Komponen E-Learning
Komponen-komponen utama dalam e-learning terdiri
dari :
1. Pelajar
Memenuhi kebutuhan pelajar adalah dasar dari
setiap e-learning yang efektif. Ketika instruksi
disampaikan dari jarak jauh, tantangan baru muncul
karena pelajar-pelajar terpisahkan satu sama lain
dengan latar belakang yang berbeda.
2. Fakultas
Keberhasilan suatu e-learning tergantung pada
62
fakultas. Pesan instruktur dalam e-learning adalah :
a. Memahami karakteristik dan kebutuhan pelajar
tanpa adanya kontak langsung.
b. Mengaplikasikan metode pengajaran yang
sesuai dengan harapan pelajar.
c. Mengembangkan teknologi penyampaian,
sementara tetap memfokuskan pada perannya
sebagai pelajar.
d. Berfungsi secara efektif sebagai fasilitator yang
mahir.
3. Fasilitator
Seorang fasilitator harus mengerti kebutuhan
pelajar dan harapan instruktur. Yang terpenting,
fasilitator harus bersedia untuk mengikuti arahan
guru. Fasilitator yang menyediakan peralatan,
mengumpulkan tugas, mengawasi ujian, dan
bertindak sebagai mata dan telinga instruktur.
4. Staf pendukung
Staf pendukung memastikan detail-detail yang
diperlukan bagi keberhasilan program agar
digunakan secara efektif. Kebanyakan program e-
learning yang sukses menggunakan staf pendukung
untuk mengurus pendaftaran pelajar, duplikasi dan
distribusi materi, pemesanan buku teks,
63
penjadwalan fasilitas, pemrosesan rapor, dan lain-
lain.
5. Administrator
Administrator berfungsi sebagai pembuat
kesepakatan, pembuat keputusan, dan wasit.
Mereka memastikan sumber daya teknologi agar
digunakan secara efektif untuk meneruskan misi
akademik institusi dan mempertahankan fokus
akademik supaya tetap berada pada jalur yang
benar.
2.2.7.3.4 Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Seperti Sebagaimana yang disebutkan di
atas, e-learning telah mempersingkat waktu
pembelajaran dan membuat biaya studi lebih
ekonomis. E-learning mempermudah interaksi
antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta
didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama
peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi
informasi dan dapat mengakses bahan-bahan
belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan
kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.
64
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru
atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau
bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang
mengambil peran guru adalah komputer dan
panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh
"contents writer", designer e-learning dan
pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para
guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan
penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang
dapat berinteraksi secara langsung dengan para
murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik
e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari
kekurangan e-learning yang tidak bagus.
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri
dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka
65
sistem ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan(http://id.wikipedia.org).
2.2.8 Sekolah Kriteria Mandiri
2.2.8.1 Pengertian Sekolah Kriteria Mandiri
Penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 11 ayat 2
menyebutkan bahwa pemerintah mengkategorikan
sekolah/madrasah yang telah atau hampir memenuhi standar
nasional ke dalam kategori mandiri. Penjelasan selanjutnya
menyebutkan bahwa sekolah kategori mandiri (SKM) harus
menerapkan sistem kredit semester (SKS). SKS adalah salah satu
sistem penerapan program pendidikan yang menempatkan
peserta didik sebagai subyek. Pembelajaran berpusat pada
peserta didik, yaitu bagaimana peserta didik belajar. Peserta
didik diberi kebebasan untuk merencanakan kegiatan belajarnya
sesuai dengan minat, kemampuan, dan harapan masing-masing
(Chandramohan, 2006).
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
menyatakan bahwa sistem kredit semester adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang
diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Mengacu pada
konsep tersebut, SKS dapat diterapkan untuk menunjang
realisasi konsep belajar tuntas yang digunakan dalam
66
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pada Sistem Kredit Semester, setiap satu satuan kredit semester
(1 SKS) berbobot dua jam kegiatan pembelajaran per minggu
selama 16 minggu per semester. Pada SMA/MA/SMLB,
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, satu jam kegiatan
tatap muka berlangsung selama 45 menit, sedangkan 25 menit
kegiatan terstruktur dan 25 menit kegiatan mandiri.
Dengan demikian, penerapan SKS pada KTSP perlu
dilakukan penyesuaian dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran tuntas di mana satuan kegiatan belajar peserta
didik tidak diukur berdasarkan lama waktu kegiatan per minggu-
semester tetapi pada satuan (unit) kompetensi yang dicapai.
2.2.8.2 Karakteristik Sekolah Kriteria Mandiri
Berdasarkan penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 11
ayat (2) bahwa ciri Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar
Nasional adalah terpenuhinya standar nasional pendidikan dan
mampu menjalankan sistem kredit semester.
Dari ciri tersebut Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah
Standar Nasional memiliki profil sebagai persyaratan minimal
yang meliputi :
a. Dukungan Internal, yang meliputi :
1) Kinerja Sekolah indikator terakreditasi A,
Rata-rata nilai UN tiga tahun terakhir minimum 7,00,
persentase kelulusan UN ≥ 90 % untuk tiga tahun terakhir,
67
animo tiga tahun terakhir > daya tampung, prestasi
akademik dan non akademik yang diraih, melaksanakan
manajemen berbasis sekolah, jumlah siswa per kelas
maksimal 32 orang, ada pertemuan rutin pimpinan dengan
guru, ada pertemuan rutin sekolah dengan orang tua.
2) Kurikulum,
Dengan indikator memiliki kurikulum Sekolah Kategori
Mandiri, beban studi dinyatakan dengan satuan kredit
semester, mata pelajaran yang ditawarkan ada yang wajib
dan pilihan, panduan/dokumen penyelenggaraan, memiliki
pedoman pembelajaran, memiliki pedoman pemilihan mata
pelajaran sesuai dengan potensi dan minat, memiliki
panduan menjajagi potensi peserta didik dan memiliki
pedoman penilaian.
3) Kesiapan sekolah,
Dengan indikator Sekolah menyatakan bersedia
melaksanakan Sistem Kredit Semester, Persentase guru
yang menyatakan ingin melaksanakan SKS ≥ 90%,
Pernyataan staf administrasi akademik bersedia
melaksanakan SKS, Kemampuan staf administrasi
akademik dalam menggunakan komputer.
4) Sumber Daya Manusia,
Dengan indikator persentase guru memenuhi kualifikasi
akademik ≥ 75%, relevansi guru setiap mata pelajaran
68
dengan latar belakang pendidikan (90 %), rasio guru dan
siswa, jumlah tenaga administrasi akademik memadai,
tersedia guru bimbingan konseling/ karir.
5) Fasilitas di sekolah,
Dengan indiktor memiliki ruang kepala Sekolah, ruang
wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang bimbingan, ruang
Unit Kesehatan, tempat Olah Raga, tempat ibadah,
lapangan bermain, komputer untuk administrasi, memiliki
laboratorium: Bahasa, Teknologi informasi/komputer,
Fisika, Kimia, Biologi, Multimedia, IPS, Perpustakaan
yang memiliki koleksi buku setiap mata pelajaran,
memberikan Layananan bimbingan karir
b. Dukungan Eksternal untuk menyelenggarakan SKM/SSN
berasal dari dukungan komite sekolah, orang tua peserta
didik, dukungan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
dukungan dari tenaga pendamping pelaksanaan SKS.