BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian...

41
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mathiassen et al (2000, p9), sistem adalah kumpulan komponen yang mengimplementasikan kebutuhan fungsi dan antarmuka permodelan. Menurut McLeod (2001, p13), sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, dimana unsur- unsur dari sistem meliputi input, transformasi, output, mekanisme pengendalian, tujuan dan umpan balik (feedback). Menurut O’Brien (2002, p8), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses transformasi yang terorganisir. Jadi, sistem adalah sekumpulan komponen yang terintegrasi, berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Pengertian Informasi Menurut Davis (1993, p28), informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerima dan bermanfaat dalam membantu pengambilan keputusan, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang. Data adalah angka- angka yang secara relatif belum mempunyai arti bagi pemakai. Menurut McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Mathiassen et al (2000, p9), sistem adalah kumpulan komponen yang

mengimplementasikan kebutuhan fungsi dan antarmuka permodelan.

Menurut McLeod (2001, p13), sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, dimana unsur-

unsur dari sistem meliputi input, transformasi, output, mekanisme pengendalian, tujuan

dan umpan balik (feedback).

Menurut O’Brien (2002, p8), sistem adalah sekelompok komponen yang saling

berhubungan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan

menerima input dan menghasilkan output melalui proses transformasi yang terorganisir.

Jadi, sistem adalah sekumpulan komponen yang terintegrasi, berinteraksi dan bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang sama.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Davis (1993, p28), informasi adalah data yang telah diolah menjadi

suatu bentuk yang berarti bagi penerima dan bermanfaat dalam membantu pengambilan

keputusan, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang. Data adalah angka-

angka yang secara relatif belum mempunyai arti bagi pemakai.

Menurut McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang telah diproses atau

data yang memiliki arti.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

8

Menurut O’Brien (2002, p15), informasi adalah data yang telah diubah menjadi

berarti dan berguna khususnya bagi pengguna akhir.

Jadi, informasi adalah data yang telah diproses sehingga memiliki arti yang berguna bagi

pengguna akhir.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2002, p7), sistem informasi adalah kombinasi yang

terorganisasi antara sumber daya manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan

sumber daya data yang dikumpulkan kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi

yang disebarluaskan ke seluruh organisasi.

Menurut Turban (2001, p8), sistem informasi adalah sistem yang

mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menganalisa data, dan menyebarkan

informasi untuk tujuan-tujuan tertentu.

2.1.4 Peran Fundamental dari Sistem Informasi dalam Bisnis

Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p6), ada 3 alasan fundamental untuk

semua aplikasi bisnis dari teknologi informasi. Alasan tersebut dapat ditemukan dalam 3

peran penting yang dapat diberikan sistem informasi pada bisnis proses:

• Mendukung bisnis proses itu sendiri

• Mendukung pengambilan keputusan dari pegawai dan manajer

• Mendukung strategi perusahaan untuk mencapai keuntungan kompetitif

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

9

2.2 Analisis dan Perancangan Sistem

2.2.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut McLeod (2001, p128), analisis sistem adalah mempelajari sistem yang

sudah ada dengan tujuan merancang sistem baru atau melakukan peningkatan pada

sistem.

Menurut Mulyadi (2001, p41), analisis sistem adalah mengidentifikasikan

informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya. Masalah

yang sering dihadapi oleh analisis sistem pada tahap ini adalah membedakan apa yang

diminta, dengan apa yang diinginkan, dan dengan apa yang diperlukan oleh pemakai

informasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah mempelajari sistem yang

sudah ada untuk merancang sistem yang baru atau untuk melakukan peningkatan pada

sistem dengan cara mengidentifikasikan jenis informasi yang diperlukan oleh pemakai

informasi dalam melaksanakan pekerjaannya.

2.2.2 Langkah-Langkah dalam Tahap Analisis

Menurut McLeod (2001, p128), langkah-langkah dalam analisis sistem adalah

sebagai berikut :

1. Mengumumkan pembelajaran sistem

Memberikan penjelasan kepada pegawai mengenai alasan perusahaan melakukan

proyek untuk menerapkan aplikasi komputer yang baru, dan menerangkan kepada

pegawai bagaimana sistem yang baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.

2. Mengorganisasikan tim proyek

Tim proyek akan melakukan penelitian sistem

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

10

3. Mendefinisikan kebutuhan informasi

Sistem analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam

berbagai kegiatan pengumpulan informasi seperti wawancara, pengamatan, dan

survei.

4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

Merumuskan dengan tepat mengenai hal-hal yang harus dicapai oleh sistem.

5. Menyiapkan usulan rancangan

6. Menyetujui atau menolak rancangan sistem

2.2.3 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut McLeod (2001, p130), perancangan sistem adalah penentuan proses dan

data yang akan diperlukan oleh sistem yang baru. Untuk sistem yang terkomputerisasi,

perancangan dapat memasukkan spesifikasi perlengkapan yang digunakan.

Menurut Mulyadi (2001, p51), perancangan sistem adalah suatu proses

penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem

informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan.

2.2.4 Langkah-Langkah dalam Tahap Perancangan

Menurut McLeod (2001, p130), langkah-langkah dalam perancangan sistem

adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan rancangan sistem yang rinci

2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem tersebut

4. Memilih konfigurasi yang terbaik

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

11

5. Menyiapkan usulan penerapan

6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem

2.3 Penjualan

2.3.1 Jenis Penjualan

Menurut Mulyadi (2001, p202), kegiatan penjualan terdiri dari transaksi

penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai.

2.3.1.1 Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2001, p210), penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan

dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan

untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.

Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama

kepada seorang pembeli selalui didahului dengan analisis terhadap dapat atau tidaknya

pembeli tersebut diberi kredit.

Menurut Mulyadi (2001, p213), informasi yang diperlukan oleh manajemen dari

kegiatan penjualan kredit adalah :

1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama

jangka waktu tertentu.

2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.

3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.

4. Nama dan alamat pembeli.

5. Kuantitas produk yang dijual.

6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

12

7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

2.3.1.2 Penjualan Tunai

Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh

perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.

2.3.2 Konsinyasi

2.3.2.1 Pengertian Konsinyasi

Menurut Kieso (2004, p934), dalam beberapa perjanjian pengiriman barang dari

perusahaan manufaktur ke dealer/retailer, tidak bisa dianggap sepenuhnya sebagai

penjualan karena barang tersebut sebenarnya masih merupakan milik perusahaan

manufaktur yang bersangkutan. Metode pemasaran yang khusus ini sering juga disebut

sebagai konsinyasi.

Dalam konsinyasi, akan dikenal dua istilah, yakni consignor dan consignee.

Consignor adalah pihak yang menitipkan barang, sementara consignee adalah pihak

yang menerima titipan barang.

Menurut Kieso (2004, p934), consignee akan bertindak sebagai agen bagi

consignor dalam menjual barang-barang yang dititipkan oleh consignor. Baik consignor

maupun consignee sama-sama bertujuan untuk menghasilkan penjualan dalam rangka

untuk memperoleh keuntungan atau untuk mengembangkan pasar. Sementara barang-

barang yang dititipkan tersebut sepenuhnya adalah milik consignor sampai barang

tersebut berhasil dijual kepada customer.

Consignee menerima barang dari consignor, menjaganya dan menjualnya.

Nantinya, consignee akan menyerahkan pendapatan penjualan yang berhasil

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

13

dilakukannya kepada consignor, setelah terlebih dahulu dikurangi dengan komisi

penjualan dan biaya lainnya.

Consignor akan menerima laporan secara periodik dari consignee yang

menunjukkan jumlah barang yang diterima, jumlah barang yang dijual, dan pendapatan

yang diperoleh. Di bawah perjanjian konsinyasi, consignor harus menerima risiko jika

barang mereka tidak berhasil dijual oleh consignee.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsinyasi adalah suatu perjanjian dimana

consignor (pihak yang memiliki barang) menyerahkan sejumlah barang kepada

consignee (pihak yang menerima barang) untuk dijualkan dengan memberikan komisi.

Ada unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk melakukan konsinyasi, yakni:

1. Unsur perjanjian

2. Unsur consignor

3. Unsur consignee

4. Unsur barang yang dititipkan

5. Unsur penjualan

6. Unsur komisi

2.3.2.2 Perbedaan Penjualan Reguler dengan Penjualan Konsinyasi

Perbedaan penjualan reguler dengan penjualan konsinyasi adalah sebagai berikut

1. Perpindahan hak milik atas barang yang bersangkutan

Dalam transaksi penjualan reguler hak milik barang berpindah kepada pembeli pada

saat barang diserahkan, kemudian keadaan demikian dipakai sebagai dasar

pengakuan terhadap timbulnya pendapatan. Sedangkan penjualan pada penjualan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

14

konsinyasi tidak berarti adanya penyerahan hak milik atas barang yang

bersangkutan.

2. Pengakuan pendapatan

Perbedaan pengakuan pendapatan antara penjualan reguler dan penjualan konsinyasi

akan berdampak pada laporan rugi laba. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam

bukunya yang berjudul Standar Akuntansi Keuangan, pengertian pendapatan adalah:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama periode bila arus masuk itu mengakibatkan

kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi modal”

Sumber: aabisnis.blogspot.com/2008/04/penjualan-konsinyasi.html

2.3.2.3Keuntungan Penjualan Konsinyasi

Adapun keuntungan-keuntungan dari penjualan konsinyasi dari kedua pihak

adalah sebagai berikut:

• Bagi pihak consignor, adalah untuk memperluas daerah pemasaran, terutama jika:

1. Permintaan akan produk tidak diketahui

2. Penjualan tahun lalu tidak menguntungkan

3. Barang tersebut mahal

• Bagi pihak consigne

1. Terlepas dari risiko mengalami kerugian

2. Dapat menghindari risiko kerusakan fisik dan fluktuasi harga

Sumber: aabisnis.blogspot.com/2008/04/penjualan-konsinyasi.html

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

15

2.3.3 Retur Penjualan

Menurut Mulyadi (2001, p203), dalam transaksi penjualan, tidak semua

penjualan berhasil mendatangkan pendapatan (revenue) bagi perusahaan. Adakalanya

pembeli mengembalikan barang yang telah dibelinya kepada perusahaan. Transaksi

pengembalian barang oleh pembeli ini ditangani perusahaan melalui sistem retur

penjualan.

Menurut Mulyadi (2001, p231), informasi yang diperlukan oleh manajemen

dalam transaksi retur penjualan adalah :

1. Jumlah rupiah retur penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama

jangka waktu tertentu

2. Jumlah berkurangnya piutang karena retur penjualan

3. Jumlah harga pokok yang dikembalikan oleh pembeli

4. Nama dan alamat pembeli

5. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli

6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang dikembalikan oleh pembeli

7. Otorisasi pejabat yang berwenang

2.3.4 Biaya Pengangkutan

Menurut Weygandt at al (2005, p188), persetujuan penjualan harus menyatakan

apakah penjual ataukah pembeli yang harus membayar biaya pengiriman barang ke

lokasi pembeli.

Menurut Weygandt at al (2005, p232), ada dua jenis biaya pengangkutan, yakni:

1. Free On Board (FOB) Shipping Point, artinya hak barang berpindah dari penjual ke

pembeli sejak barang keluar dari gudang penjual, sedangkan biaya angkut sejak

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

16

barang keluar dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli ditanggung oleh

pembeli.

2. Free On Board (FOB) Destination, artinya hak barang berpindah dari penjual ke

pembeli pada saat barang sudah sampai digudang pembeli (sampai tujuan),

sedangkan biaya angkut sejak dari penjual sampai ke gudang pembeli ditanggung

oleh penjual.

2.3.5 Peramalan Penjualan

Menurut Assauri (1994, p7), peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa

yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

peramalan penjualan adalah kegiatan memperkirakan berapa banyak penjualan yang

akan terjadi pada masa yang akan datang.

Peramalan sangat penting dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan.

Peramalan penjualan dibutuhkan untuk mengetahui kapan penjualan akan terjadi

sehingga perusahaan dapat mempersiapkan kebijakan atau tindakan-tindakan yang perlu

dilakukan.

Menurut Weygandt at al (2005, p973), peramalan penjualan menunjukkan

potensi penjualan industri dan pangsa pasar yang diharapkan penjual. Masukan dari

pegawai bagian penjualan atau manajemen level atas memiliki peranan penting dalam

peramalan penjualan.

Peramalan penjualan melibatkan beberapa pertimbangan, yakni:

1. Kondisi ekonomi secara umum

2. Trend dalam industri

3. Penelitian mengenai pasar

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

17

4. Tindakan antisipasi, iklan dan promosi

5. Market share yang lalu

6. Perubahan harga

7. Pengembangan teknologi

2.3.5.1 Jenis Peramalan

Menurut Assauri (1994, p4), dilihat dari jangka waktunya, peramalan dapat

dibedakan atas dua macam, yaitu:

1. Peramalan jangka panjang: dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka

waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester. Peramalan jangka

panjang biasanya digunakan untuk model perencanaan lini produk dan keputusan

investasi.

2. Peramalan jangka pendek: dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka

waktunya kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester. Peramalan jangka

pendek biasanya mencakup peramalan penjualan, perubahan harga, permintaan

konsumen, pengeluaran modal jangka pendek, dan prosedur manajemen persediaan.

2.3.5.2 Langkah-Langkah Peramalan Penjualan

Menurut (Handoko, p260), proses peramalan biasanya terdiri dari langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Penentuan tujuan. Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang

diinginkan. Tujuan peramalan tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi para

manajer. Analis membicarakan dengan para pembuat keputusan untuk mengetahui

kebutuhan mereka dan menentukan variabel-variabel yang akan diestimasi, orang

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

18

yang akan menggunakan hasil peramalan, tujuan yang diinginkan dari penggunaan

hasil peramalan, dan estimasi jangka pendek atau jangka panjang yang diinginkan.

2. Pengembangan model. Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah

mengembangkan suatu model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana

sistem yang dipelajari. Dalam peramalan, model adalah suatu kerangka analitik yang

bila dimasukkan data masukkan, menghasilkan estimasi penjualan di waktu

mendatang (variabel apa saja yang diramal).

3. Pengujian model. Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan

tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup

penerapannya pada data historik, dan penyiapan estimasi untuk tahun-tahun sekarang

dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan

hasil peramalan dengan kenyataannya (aktual). Dengan kata lain, pengujian model

bermaksud untuk mengetahui validitas atau kemampuan prediktif secara logik suatu

model.

4. Penerapan model. Dalam tahap ini, data historik dimasukkan dalam model untuk

menghasilkan suatu ramalan.

5. Revisi dan evaluasi. Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki

dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin dilakukan karena adanya perubahan-

perubahan dalam perusahaan atau lingkungannya, seperti tingkat harga produk

perusahaan, karakteristik-karakteristik produk, pengeluaran-pengeluaran

pengiklanan, tingkat pengeluaran pemerintah, kebijaksanaan moneter dan kemajuan

teknologi. Evaluasi, di lain pihak, merupakan pembandingan ramalan-ramalan

dengan hasil nyata untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

19

teknik peramalan. Langkah ini perlu dilakukan untuk menjaga kualitas estimasi-

estimasi di waktu yang akan datang.

2.3.5.3 Model Peramalan Penjualan

Model peramalan penjualan yang akan digunakan adalah analisis runtun waktu,

yakni:

1. Trend Analysis

Dalam model ini, garis trend berbentuk garis lurus dan persamaan yang

digunakan adalah Σ Y = n a + b Σ X

Dari trend penjualan, akan dicari nilai dari a dan b, untuk kemudian mendapatkan

hasil peramalan, dimana:

a = nilai trend pada periode dasar

b = tingkat pengembangan nilai yang diramal

Y = besarnya nilai peramalan yang ingin diketahui

X = unit tahun yang dihitung dari periode dasar

2. Moving Average

Persamaan Moving Average (MA) diperoleh melalui penjumlahan dan

pencarian nilai rata-rata dari sejumlah periode tertentu, setiap kali menghilangkan

nilai terlama dan menambah nilai baru.

MA = Σ X_________

Jumlah Periode

3. Exponential Smoothing

Merupakan suatu model peramalan yang melakukan penimbangan terhadap

data masa lalu dengan cara eksponensial sehingga data paling akhir mempunyai

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

20

bobot atau timbangan lebih besar dalam rata-rata bergerak. Persamaan peramalan

Exponential Smoothing adalah:

F t = T t-1 + α ( A t-1 – F t-1 )

dengan keterangan sebagai beikut:

F t = ramalan untuk periode sekarang (t)

F t-1 = ramalan yang dibuat untuk periode terakhir (t-1)

α = smoothing consonant ( 0 ≤ α < 1 )

A t-1 = permintaan nyata periode terakhir

Untuk menentukan nilai α dapat digunakan rumus:

α = 2__

n + 1

dimana n adalah jumlah periode.

4. Exponential Smoothing with Trend

Merupakan suatu model peramalan yang mempertimbangkan naik turunnya

trend dalam data yang dikumpulkan selama suatu rangkaian periode waktu.

Persamaan peramalannya adalah:

Forecast termasuk trend (FTT) = F t + koreksi trend

= F t + T t

T t = T t-1 + β ( F t – F t-1 )

Dimana nilai β ( 0 ≤ β < 1 ) menentukan seberapa cepat trend memberikan

tanggapan terhadap perbedaan-perbedaan dua ramalan sebelumnya.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

21

2.3.5.4 Pengukuran Kesalahan Peramalan

Satuan ukuran kesalahan ramalan yang umum digunakan adalah Mean Absolute

Deviation (MAD). Secara sederhana, ukuran ini merupakan perbedaan antara

permintaan nyata ( D t ) dengan peramalan. MAD dapat dituangkan dalam rumus:

MAD = | D t – Forecast |

Rumus tersebut mengabaikan apakah perbedaannya bernilai positif atau negatif.

MAD digunakan untuk menentukan model peramalan yang terbaik. Semakin

kecil angka MAD, semakin cocok model tersebut digunakan untuk peramalan.

2.3.5.5 Peramalan Penjualan sebagai Input bagi Perencanaan dan Pengambilan

Keputusan

Menurut Makridakis at al (2000, p241), dari sudut pandang proses manajemen,

kaitan antara peramalan, perencanaan dan pengambilan keputusan bisa dirangkum

seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Elemen Hakiki dari penggambaran ini adalah

bahwa peramalan pada umumnya mendahului perencanaan, yang pada gilirannya

mendahului pengambilan keputusan peramalan organisasi.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

22

Gambar 2.1 Mengaitkan Peramalan, Perencanaan dan Pengambilan Keputusan

Sumber: Makridakis at al (2000, p242)

Menurut Makridakis at al (2000, p243), tugas-tugas manajemen yang biasanya

dikaitkan dengan keputusan perencanaan kapasitas adalah sebagai berikut:

• Menilai situasi dan lingkungan perusahaan

• Menentukan kapasitas yang tersedia

• Meramal kapasitas yang diperlukan

• Menyusun rencana-rencana alternatif untuk mencapai kapasitas yang diperlukan

• Membuat analisis kuantitatif dan finansial mengenai alternatif-alternatif kapasitas

• Menganalisis isu-isu kualitatif untuk masing-masing alternatif

• Meramal hasil masing-masing alternatif

• Memilih suatu alternatif tertentu yang bisa dikejar

• Mengimplementasikan alternatif yang telah dipilih

• Mengaudit dan meninjau hasil-hasil yang sebenarnya

Perencanaan

Sumber daya yang tersedia

Pembatasan

Harapan & Aspirasi Manajemen

Sasaran, tujuan, strategi, keputusan

Alokasi & komitmen sumber daya

Implementasi & pengontrolan kebijakan

Peramalan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

23

2.4 Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2001, p455), penerimaan kas perusahaan berasal dari dua

sumber utama: penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

Menurut Mulyadi (2001, p462), informasi yang umumnya diperlukan oleh

manajemen dari penerimaan kas adalah :

1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama

jangka waktu tertentu

2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan

3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu

4. Nama dan alamat pembeli

5. Kuantitas produk yang dijual

6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

7. Otorisasi pejabat yang berwenang

2.5 Letter of Credit

2.5.1 Pengertian dan Peranan Letter of Credit

Menurut Amir (2003, p1) Letter of Credit atau biasa disebut L/C digunakan

sebagai sarana untuk memudahkan penyelesaian utang piutang. L/C adalah suatu surat

yang dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan importir nasabah bank devisa

bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari

importir tersebut.

Isi surat tersebut menyatakan bahwa eksportir penerima L/C diberi hak oleh

importir untuk menarik wesel (surat perintah untuk melunasi utang) atas Bank Pembuka

untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu. Bank yang bersangkutan menjamin

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

24

untuk mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal sesuai dan

memenuhi semua syarat yang tercantum di dalam surat itu. Untuk kepentingan eksportir

L/C harus dibuka terlebih dulu sebelum barang dikirim.

Peran L/C dalam perdagangan internasional adalah:

1. Memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor

2. Mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang impor

3. Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan

Pihak yang Terlibat Pembukaan Letter of Credit

Menurut Amir (2003, p3), pihak-pihak yang terlibat dalam pembukaan suatu L/C

adalah :

1. Opener atau Applicant

Importir yang meminta bantuan bank devisanya unuk membuka L/C guna keperluan

penjual atau eksportir, disebut sebagai opener atau applicant dari L/C itu

2. Opening bank atau Issuing bank

Bank devisa yang dimintai bantuannya oleh importir untuk membuka suatu L/C

untuk keperluan eksportir disebut opening bank atau issuing bank.

Bank devisa inilah yang memberikan jaminan kepada eksportir. Oleh karena itu,

nilai L/C sangat tergantung pada nama baik dan reputasi dari bank devisa yang

membuka L/C tersebut.

3. Advising

Opening bank membuka L/C untuk eksportir melalui bank lain di negara eksportir

yang menjadi koresponden dari opening bank tersebut. Bank korespondensi ini

berkewajiban untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam L/C kepada

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

25

eksportir yang berhak. Oleh karena itu, bank koresponden bersangkutan disebut

Advising Bank atau Bank Penyampaian Amanat.

4. Beneficiary

Eksportir yang menerima pembukaan L/C dan diberi hak untuk menarik uang dari

dana L/C yang tersedia itu disebut sebagai penerima L/C atau beneficiary.

5. Negotiating bank

Di dalam L/C biasanya disebutkan bahwa beneficiary boleh menguangkan

(menegosiasikan shipping document) melalui bank mana saja yang disukainya

asalkan memenuhi syarat L/C. Bank yang membayar dokumen itu disebut sebagai

negotiating bank.

Di dalam L/C adakalanya disebutkan bahwa negosiasi L/C itu hanya boleh dilakukan

melalui bank tertentu saja; maka L/C semacam itu disebut restricted L/C. Bila L/C

menyebutkan bahwa negosiasi dokumen boleh dilakukan di bank mana saja, maka

disebut open L/C. Oleh karena itu, advising Bank tidak selalu menjadi negotiating

bank.

2.5.3 Prosedur Pembukaan Letter of Credit

Menurut Amir (2003, p99), prosedur pembukaan L/C adalah sebagai berikut:

1. Pembeli dan penjual menandatangani kontrak jual beli dengan mencantumkan syarat

pembayaran melalui pembukaan L/C berdokumen

2. Pembeli meminta bank-nya yaitu issuing bank untuk menerbitkan L/C berdokumen

untuk penjual (beneficiary)

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

26

3. Issuing bank membuka L/C dan minta kepada bank korespondennya (advising Bank)

lazimnya di negara penjual untuk menyampaikan (to advise) atau memberikan

konfirmasi atas L/C tersebut

4. Advising bank memberitahukan kepada penjual bahwa L/C sudah dibuka untuknya

5. Segera setelah penjual menerima L/C tersebut dan ternyata sesuai dengan syarat

kontrak jual-beli dan penjual sanggup memenuhi persyaratan L/C yang tercantum,

maka penjual sudah dapat menyiapkan pengapalan barang

6. Penjual menyampaikan dokumen yang diperlukan kepada bank dimana kredit itu

tersedia (Bank yang ditunjuk atau nominated bank)

7. Bank yang ditunjuk memeriksa dokumen tersebut dan mencocokkannya dengan

dokumen yang diisyaratkan dalam kredit itu. Jika dokumen itu cocok, maka bank

akan melakukan pembayaran-mengakseptasi atau menegosiasi sesuai dengan

persyaratan yang disebut dalam kredit itu.

8. Bank yang menerima dokumen itu lalu meneruskannya kepada bank yang membuka

L/C (issuing bank)

9. Issuing bank memeriksa lagi dokumen itu, dan sekiranya cocok dengan dokumen

yang disyaratkan dalam L/C, maka issuing bank membayar kembali (reimburse)

kepada bank yang telah melunasi, mengakseptasi atau menegosiasi dokumen itu

seperti confirming bank atau bank lain yang ditunjuk sesuai dengan tata cara yang

telah ditetapkan bersama sebelumnya di antara mereka.

10. Bila dokumen itu telah diperiksa oleh issuing bank dan ternyata cocok dengan

persyaratan L/C, maka dokumen itu diteruskan kepada pembeli.

11. Issuing bank lantas memperoleh pelunasan dari pembeli sesuai ketentuan yang

disepakati sebelumnya

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

27

12. Pembeli meneruskan dokumen pengangkutan kepada kantor pelayaran setempat atau

agen pengangkut yang akan melakukan penyerahan barang kepada pembeli

2.5.4 Aplikasi Pembukaan Letter of Credit

Menurut Amir (2003, p101), dalam aplikasi pembukaan L/C mencantumkan:

1. Nama dan alamat lengkap dari Penerima L/C (beneficiary) atau penjual

2. Jumlah kredit dan kode valuta

3. Jenis kredit, apakah:

• revocable: dapat dibatalkan

• irrevocable: tidak dapat dibatalkan

• irrevocable dengan tambahan bahwa bank yang ditunjuk (nominated bank)

diminta atau diberi kuasa oleh issuing bank melakukan "konfirmasi" atas kredit

4. Bagaimana sifat tersediannya kredit:

• by payment

• deferred payment

• acceptance, atau

• negotiation

5. Kepada siapa wesel harus ditarik bunyi kalimat dalam wesel itu

6. Uraian ringkas barang, termasuk rincian jumlah dan harga satuan bila ada

7. Rincian dari dokumen yang diminta

8. Tempat pemberangkatan barang, tempat ambil alih atau tempat dimuat ke atas kapal

serta tempat tujuan atau nama pelabuhan pembongkaran

9. Apakah ongkos angkut akan dibayar dimuka (prepaid) atau tidak

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

28

10. Apakah alih kapal (transhipment) diperkenankan atau tidak

11. Apakah pengapalan sebagian diperkenankan atau tidak

12. Tanggal pengapalan terakhir

13. Jangka waktu yang diperbolehkan setelah tanggal pengapalan dimana dokumen

harus diajukan untuk pembayaran, akseptasi atau negosiasi

14. Tempat dan tanggal kadaluarsa kredit

15. Apakah kredit itu transferable atau tidak

16. Bagaimana cara penyampaian kredit. Apakah lewat surat atau kawat

(teletransmission)

2.6 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.6.1 Pengertian Object

Menurut Mathiassen et al (2000, p51), object merupakan suatu entitas yang

memiliki identity, state dan behaviour. Pada dasarnya semua yang ada di dunia ini

adalah object.

2.6.2 Pengertian Object Oriented

Object Oriented atau orientasi objek merupakan suatu cara untuk melakukan

permodelan sistem dengan berorientasikan pada object yang terlibat dalam sistem

tersebut. Beberapa keuntungan dari Object Oriented adalah:

1. Merupakan konsep yang umum yang dapat digunakan untuk memodel hampir semua

fenomena yang ada di dunia dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural

language).

2. Memberikan informasi yang jelas tentang konteks dari sistem.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

29

3. Mengurangi biaya maintenance atau development.

2.6.3 Pengertian Object Oriented Analysis

Menurut Mathiassen et al (2000, p13), analisis melihat sistem dari sisi luarnya.

Analisis merupakan suatu kegiatan dimana beberapa hal dipisahkan dan kemudian

dijelaskan.

Menurut Larman (2002, p7), Object Oriented Analysis merupakan suatu analisis

yang menekankan pada penemuan dan penjabaran objek-objek atau konsep-konsep di

dalam problem domain.

2.6.4 Pengertian Object Oriented Design

Menurut Larman (2002, p6) desain lebih menekankan pada sebuah penyelesaian

konseptual yang memenuhi kebutuhan atau permintaan dibandingkan dengan

penerapannya.

Menurut Mathiassen et al (2000, p13), desain melihat sistem dari sisi dalamnya.

Desain adalah aktivitas yang membangun bagian yang telah dikenal dan disatukan

dengan cara yang baru.

Menurut Larman (2002, p7) object oriented design menekankan pada

pendefinisian objek-objek software dan bagaimana mereka bekerja sama dalam

memenuhi kebutuhan atau permintaan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

30

2.6.5 Pengertian Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Mathiassen et al (2000, p15), Object Oriented Analysis and Design

menawarkan sebuah pendekatan sistematis dan lengkap terhadap analisis dan

perancangan berorientasi objek.

2.6.6 Tahap dalam Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Mathiassen et al (2000, p15), Object Oriented Analysis and Design

mempunyai empat aktivitas pokok, yang digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kegiatan Utama dan Hasilnya dalam OOAD

Sumber: Mathiassen et al (2000, p15)

Berdasarkan gambar 2.2, kegiatan utama dalam OOAD, yaitu :

1. Problem Domain Analysis

2. Application Domain Analysis

Problem Domain Analysis

Component Design

Application Domain Analysis

Requirements for use

Model

Architectural Design

Specification of Architecture

Specification of Components

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

31

3. Component Design

4. Architectural Design

2.6.6.1 Problem Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al (2000, p45), problem domain adalah bagian dari

konteks yang diadministrasi, dimonitor dan dikendalikan oleh sebuah sistem. Tujuan

dari aktivitas ini adalah mengidentifikasi dan memodelkan problem domain. Model

merupakan deskripsi dari class, structure, dan behavior di problem domain.

Problem domain merupakan aktivitas yang sangat penting dalam membangun

sebuah sistem karena model yang dihasilkan dalam problem domain analysis

memberikan sebuah pemahaman mengenai kebutuhan sistem. Sumber dari aktivitas

problem domain adalah system definition.

Menurut Mathiassen et al (2000, p24), system definition adalah deskripsi singkat

dan jelas dari sistem terkomputerisasi dengan menggunakan bahasa alami. Terdapat tiga

subaktivitas yang harus dilakukan untuk membuat system definition, yaitu usaha untuk

mendapatkan pandangan menyeluruh dari situasi, membuat dan mengevaluasi ide-ide

untuk pendesainan sistem, dan diakhiri dengan memformulasi dan mengevaluasi system

definition sesuai dengan situasi yang ada.

Rich picture dapat digunakan untuk memperjelas pandangan user mengenai

situasi dan permasalahan secara menyeluruh. Menurut Mathiassen et al (2000, p26),

Rich Picture adalah gambar informal yang mempresentasikan pemahaman ilustrator

mengenai situasi. Rich picture adalah bagian yang berguna dalam system definition.

Menurut Mathiasssen (2000, p39-40), di dalam system definition terdapat enam elemen

kriteria FACTOR, yaitu:

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

32

1. Functionality: fungsi-fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas application domain

2. Application Domain: bagian dari organisasi yang mengatur, memonitor atau

mengontrol suatu problem domain

3. Conditions: kondisi dimana suatu sistem dikembangkan dan digunakan

4. Technology: teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem dan teknologi

saat sistem dijalankan

5. Objects: object-object utama di dalam problem domain

6. Responsibility: tanggung jawab seluruh sistem dalam hubungannya dengan konteks

Problem Domain Analysis dibagi menjadi tiga aktivitas utama, seperti yang

terlihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.3 Aktivitas-Aktivitas dalam Problem Domain Modeling

Sumber: Mathiassen et al (2000, p46)

Problem Domain Analysis dibagi menjadi tiga aktivitas utama, yaitu :

1. Classes

Pada tahap ini, dilakukan penentuan objects, classes dan events yang akan

menjadi elemen dalam model problem domain. Menurut Mathiassen et al (2000,

p49), class adalah deskripsi dari kumpulan object yang saling berbagi struktur,

Classes

Behaviour

System Definition

Model Structure

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

33

behavioral pattern dan atribut yang sama. Events adalah kejadian yang terjadi

seketika yang melibatkan satu object atau lebih.

Kriteria evaluasi untuk class, antara lain :

a. Mengidentifikasi objek-objek dari class.

b. Class harus mempunyai informasi yang unik.

c. Class mempunyai banyak objek.

d. Sebuah Class harus mempunyai sejumlah event yang cocok dan dapat diatur.

Aktifitas-aktifitas dari class menghasilkan event table, yaitu tabel sederhana

yang terdiri dari class-class dan event-event yang saling terkait.

2. Structure

Aktivitas structure berfokus pada hubungan antara classes dan objects.

Structure dalam OOAD dibagi menjadi dua macam, yaitu class structure dan object

structure.

a. Class Structure

Menurut Mathiassen et al (2000, p72), terdapat dua jenis class structure,

yaitu:

• Generalization Structure, yaitu hubungan antara dua atau lebih subclass

dengan satu atau lebih superclass. Superclass (sebuah class yang umum)

mendeskripsikan property umum kepada kelompok dari subclass. Secara

ilmu bahasa, generalization diekspresikan dengan “is a”.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

34

Gambar 2.4 Generalization Structure

Sumber: Mathiassen et al (2000, p73)

• Cluster Strucutre

Cluster adalah kumpulan dari classes yang berhubungan. Cluster

dapat membantu memberikan pemahaman secara menyeluruh terhadap

problem domain dengan cara mengelompokkam classes dalam subdomain

yang lebih kecil.

Gambar 2.5 Cluster Structure

Sumber: Mathiassen et al (2000, p75)

b. Object Structure

Menurut Mathiassen et al (2000, p75), terdapat dua jenis object structure,

yaitu aggregation strucutre dan association structure.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

35

• Aggregation Structure, merupakan hubungan antara dua atau lebih objects,

dimana satu object merupakan dasar dan mendefinisikan bagian object

lainnya.

• Association Structure, merupakan hubungan yang berarti antara sejumlah

objects.

Gambar 2.6 Association Structure

Sumber : Mathiassen et al (2000, p77)

3. Behavior

Menurut Mathiassen et al (2000, p89), behavioral pattern merupakan

deskripsi dari event yang mungkin terjadi untuk semua objects di dalam sebuah

class.

Konsep yang ada dalam behavior yaitu :

a. Event trace, yang merupakan runtutan events yang terlibat dalam objects

tertentu.

b. Behavioral pattern, yang menggambarkan event traces yang mungkin untuk

semua objects dalam class.

c. Attribute, yang merupakan deskripsi properti dari suatu class atau event.

Menurut Mathiassen et al (2000, p93) behavioral pattern memiliki struktur

kontrol sebagai berikut:

• Sequence adalah suatu set events yang akan terjadi satu per satu (secara

berurutan). Notasinya: “+”.

Car Person 1..* 0..*

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

36

• Selection adalah satu event yang terjadi dari suatu set events. Notasinya: “|”.

• Iteration adalah satu event yang terjadi berulang-ulang kali. Notasinya: “*”.

Jika menghadapi situasi behavior patterns yang kompleks, akan sulit sekali

untuk mengekspresikannya dalam notasi-notasi umum sehingga untuk

pengekspresiannya lebih cenderung menggunakan Statechart Diagram.

Gambar 2.7 Notasi Dasar Statechart Diagram

2.6.6.2 Application Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al (2000, p6), tahap ini mendefinisikan kebutuhan atau

permintaan dari suatu sistem. Application Domain merupakan bagian yang mengatur,

memantau, atau mengendalikan problem domain. Menurut Mathiassen et al (2000,

p117), application domain dibagi menjadi tiga aktivitas utama yang terlihat dalam

gambar sebagai berikut :

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

37

Gambar 2.8 Application Domain Analysis

Sumber: Mathiassen et al (2000, p117)

1. Usage

Menurut Mathiassen et al (2000, p119), tujuan utama dari aktivitas ini adalah

menentukan bagaimana actors berinteraksi dengan sistem. Actor adalah abstrakasi

dari user atau sistem lainnya yang berinteraksi dengan sistem target. Sedangkan use

case adalah sebuah pola interaksi antara sistem dengan actors dalam application

domain.

2. Functions

Menurut Mathiassen et al (2000, p137), tujuan utama dari aktivitas ini adalah

menentukan kemampuan sistem dalam memproses informasi. Secara konseptual,

function adalah suatu fasilitas yang digunakan utnuk membuat sebuah model yang

berguna bagi actor. Aktivitas ini menghasilkan sebuah function list yang lengkap

beserta tingkat kerumitan dari functions tersebut.

3. Interfaces

Menurut Mathiassen et al (2000, p151), tujuan utama dari aktivitas ini adalah

menentukan interface sistem yang sedang dikembangkan. Interface adalah fasilitas-

fasilitas yang menjadikan model dan fungsi sistem menjadi tersedia bagi actors.

Usage

Functions

Interfaces

Requirements

System Definition

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

38

Menurut Mathiassen et al (2000, p152) ada dua tipe interface, yaitu user

interface dan system interface.

a. User Interface, menghubungkan sistem dengan users. Terdapat empat user

interface pattern, yaitu:

• Menu selection pattern, yang diekspresikan dalam bentuk daftar pilihan yang

mungkin terdapat dalam user interface

• Form fill-in pattern, yang merupakan pola klasik untuk memasukkan data

dengan menggunakan terminal berbasis karakter

• Command language pattern, dimana users secara sederhana mengaktifkan

perintah yang telah dibuat

• Direct manipulation pattern, yang membiarkan users bekerja dengan

menggunakan representasi-representasi object

b. System Interface, menghubungkan sistem satu dengan sistem lainnya. Terdapat

dua system interface pattern, yaitu :

• Real external device

• Interaction protocol

2.6.6.3 Architectural Design

Menurut Mathiassen et al (2000, p173), architectural design bertujuan untuk

merestrukturisasi sistem yang terkomputerisasi. Menurut Mathiassen et al (2000, p176),

architectural design dibagi menjadi tiga aktivitas utama, seperti yang terlihat pada

gambar sebagai berikut :

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

39

Gambar 2.9 Kegiatan dalam Architectural Design

Sumber: Mathiassen et al (2000, p176)

1. Criteria

Menurut Mathiassen et al (2000, p176), criteria merupakan properti yang

lebih disukai dalam suatu arsitektur. Sementara, kondisi adalah peluang dan batasan

secara teknis, organisasional, dan human yang terlibat dalam menjalankan tugas-

tugas. Hasil yang diperoleh dalam tahap ini adalah kumpulan criteria yang telah

diprioritaskan.

Tabel 2.1 Criteria Klasik untuk Mengukur Kualitas Software

Criteria Pengukuran dari

Usable Kemampuan adaptasi sistem terhadap konteks organisasi, hubungan kerja dan teknikal

Secure Suatu pencegahan melawan akses yang tidak terotorisasi terhadap fasilitas-fasilitas yang ada

Efficient Eksploitasi secara ekonomis dari fasilitas technical platform Correct Pemenuhan terhadap persyaratan-persyaratan Reliable Pemenuhan terhadap eksekusi function yang benar-benar tepat Maintainable Besarnya usaha untuk melokasikan dan memperbaiki

kecacatan sistem Testable Besarnya usaha untuk memastikan bahwa sistem menampilkan

fungsi-fungsi yang telah ditentukan Flexible Besarnya usaha untuk memodifikasi sistem Comprehensible Usaha yang dibutuhkan untuk mendapatkan pengertian yang

masuk akal terhadap sistem Reusable Potensi penggunaan bagian-bagian sistem dalam sistem lain

yang terhubung

Criteria

Process architecture

Component architecture Architectural

specification

Analysis document

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

40

Criteria Pengukuran dari Portable Besarnya usaha untuk memindahkan sistem ke teknikal

platform Interoperable Besarnya usaha untuk menggabungkan suatu sistem ke sistem

lain

2. Components

Menurut Mathiassen et al (2000, p190), component architecture adalah

sebuah struktur sitem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling terhubung.

Component adalah kumpulan dari bagian-bagian program yang membentuk sistem

dan memiliki tanggung jawab yang telah terdefinisikan dengan jelas.

3. Process

Menurut Mathiassen et al (2000, p209), tujuan dari tahap ini adalah untuk

mendefinisikan struktur fisik dari sebuah sistem. Process architecture adalah suatu

struktur eksekusi sistem yang terdiri dari proses-proses yang saling bergantungan.

Hasil yang akan diperoleh berupa sebuah deployment diagram. Processor adalah

suatu bagian peralatan yang dapat mengeksekusi sebuah program.

2.6.6.4 Component Design

Menurut Mathiassen et al (2000, p231), tujuan dari component design adalah

untuk menentukan implementasi dari kebutuhan dalam kerangka kerja arsitektural.

Aktivitas yang ada dalam component design dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

41

Gambar 2.10 Component Design

Sumber : Mathiassen et al (2000, p232)

1. Model component

Menurut Mathiassen et al (2000, p235), model component merupakan bagian

dari sistem yang mengimplementasikan model dalam problem domain. Hasilnya dari

aktivitas ini adalah class diagram yang telah direvisi karena adanya aktivitas

analisis.

2. Function component

Menurut Mathiassen et al (2000, p251), function component adalah bagian

dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari function

component adalah agar user interface dan komponen sistem yang lain dapat

melakukan akses ke model. Function component menghubungkan model dengan

usage.

3. Connecting components

Menurut Mathiassen et al (2000, p271), tujuan dari aktivitas ini adalah untuk

menghubungkan komponen-komponen sistem yang akan menghasilkan class

diagram dari komponen-komponen yang terlibat. Dalam aktivitas ini, akan dirancang

Design of Component connections

Design of components

Architectural specifications

Component specification

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

42

hubungan antar komponen untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel dan dapat

dimengerti.

2.7 Pengertian Jaringan Lokal Komputer

Jaringan lokal atau Local Area Network (LAN) adalah sekumpulan dua atau

lebih komputer yang berada dalam batasan jarak lokasi satu dengan yang lain, yang

saling terhubung langsung atau tidak langsung.

Menurut Stalling (2001, p375), Topologi LAN mengacu pada suatu cara untuk

menginterkoneksi end-point atau station ke jaringan. Beberapa macam topologi LAN:

a. Topologi Bus

Topologi bus menggunakan multiple medium. Transmisi dari banyak station

dapat diterima oleh semua station yang lain. Setiap akhir dari bus merupakan

terminator, yang menyerap sinyal dan menghilangkannya dari bus.

Gambar 2.11 Topologi Bus

Sumber: Stalling (2001, p376)

b. Topologi Tree

Topologi tree merupakan generalisasi dari topologi bus. Medium transmisi

yaitu kabel bercabang dengan loop yang terbuka. Layout tree diawali dengan

headend. Satu atau lebih kabel mulai pada headend dan masing-masing memiliki

cabang. Setiap transmisi dari banyak station dapat diterima oleh station lain.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

43

Gambar 2.12 Topologi Tree

Sumber: Stalling (2001, p376)

c. Topologi Ring

Topologi ring terdiri dari sekumpulan repeater yang digabungkan dengan

link point-to-point dalam loop tertutup. Repeater merupakan peralatan sederhana

yang mampu menerima data dari satu link dan mentransmisikan mereka, bit per bit

pada link lain secepat yang mereka terima.

Gambar 2.13 Topologi Ring

Sumber: Stalling (2001, p376)

d. Topologi Star

Pada topologi star, setiap station dihubungkan secara langsung ke node

pusat. Secara khusus, setiap station ditambahkan ke node pusat dengan link point-to-

point, satu transmisi dan satu penerima.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

44

Gambar 2.14 Topologi Star

Sumber: Stalling (2001, p376)

2.8 Metode Analisa Bisnis (Lima Kekuatan Porter)

Menurut Porter (1998, p3), ada lima kekuatan yang mampu mempengaruhi

persaingan dalam suatu industri. Lima kekuatan tersebut dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 2.15 Model Lima Kekuatan Porter

Sumber: Porter (1998, p4)

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

45

Berikut penjelasan singkat mengenai lima kekuatan Porter:

1. Ancaman dari pesaing baru

Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan

untuk meraih pangsa pasar dengan sumber daya yang penting. Sebagai dampaknya,

harga produk dapat menurun sehingga mengurangi tingkat keuntungan. Akuisisi

suatu perusahaan dengan tujuan meraih pangsa pasar dapat dipandang sebagai

pendatang baru, walaupun tidak tercipta suatu entitas yang sepenuhnya baru.

Ancaman dari pendatang baru bergantung pada barrier to entry dan reaksi dari

perusahaan yang sudah ada terhadap pendatang baru tersebut.

Ada enam sumber dari barrier to entry, yaitu skala ekonomis, differensiasi

produk, syarat modal, switching cost, akses ke saluran distribusi, dan kebijakan

pemerintah. Selain itu, ada juga skala kerugian biaya independen, yang berupa

hambatan berbasis pengalaman.

2. Persaingan antar perusahaan sejenis

Persaingan terjadi karena satu atau lebih perusahaan merasakan adanya

tekanan untuk bertahan atau melihat adanya suatu peluang untuk melakukan

peningkatan atas posisi yang telah dicapai. Strategi dari suatu perusahaan dapat

ditanggapi oleh pesaingnya dengan mengeluarkan strategi untuk menandingi strategi

tersebut. Jika pola aksi dan reaksi ini berlarut-larut maka semua perusahaan dalam

suatu industri akan mengalami kerugian.

Persaingan disebabkan oleh faktor struktural antara lain, pesaing yang

banyak dengan kekuatan yang seimbang, pertumbuhan industri yang lambat, biaya

tetap atau penyimpanan yang tinggi, kurangnya diferensiasi atau switching cost,

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

46

menambah kapasitas, pesaing yang beragam, risiko strategi yang besar, dan

tingginya hambatan untuk keluar dari industri (exit barriers).

3. Tekanan dari produk pengganti (substitusi)

Produk substitusi dapat membatasi keuntungan potensial dari suatu industri.

Semakin menarik harga yang ditawarkan oleh produk substitusi semakin kuat

pengaruhnya terhadap keuntungan industri. Produk substitusi adalah produk yang

dapat melakukan fungsi yang sama dengan produk dari industri. Produk substitusi

yang patut diperhitungkan adalah produk yang harganya bersaing dengan produk

industri dan produk yang diproduksi oleh industri yang menghasilkan keuntungan

yang besar.

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Pembeli mempengaruhi industri dengan menawar harga lebih rendah dan

mengharapkan kualitas atau pelayanan yang lebih tinggi, serta membandingkan

kekuatan antara pesaing satu dengan yang lainnya.

Kelompok pembeli dikatakan kuat jika pembeli membeli barang dalam

jumlah yang besar, produk dari industri standar / tidak memiliki perbedaan yang

mencolok, menghadapi switching cost yang sedikit, memperoleh laba yang rendah,

pembeli memiliki informasi lengkap, jika produk dari industri tidak penting

dibandingkan dengan produk dan jasa pembeli, dan pembeli memberikan ancaman

besar terhadap integrasi ke belakang.

5. Kekuatan tawar-menawar pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan mengancam akan menaikkan

harga atau menurunkan kualitas dari barang dan jasa yang akan dibeli. Sehingga

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00363-MNSI bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1

47

pemasok yang kuat dapat mengakibatkan penurunan laba perusahaan, karena

menyebabkan biaya produksi semakin tinggi.

Kelompok pemasok kuat jika didominasi oleh sedikit perusahaan, industri

bukan merupakan pelanggan penting bagi pemasok, produk dari pemasuk penting

untuk produksi, memiliki switching cost yang tinggi dan differensiasi, mengancam

integrasi ke depan pembeli, dan tidak bersaing dengan produk substitusi lain.

2.9 Critical Success Factor (CSF)

Menurut Martin (1990, p89), CSF adalah sejumlah area terbatas dimana hasil yang

memuaskan akan menjamin kinerja yang kompetitif untuk suatu individu, departemen,

atau organisasi. CSF merupakan beberapa area kunci dimana segala sesuatunya harus

berjalan dengan benar agar bisnis dapat berkembang dan tujuan manajer dapat dicapai.

Analisis CSF cenderung memberikan dua dampak bagi eksekutif. Pertama, CSF

membantu eksekutif untuk fokus pada aktivitas-aktivitas yang penting. Dan yang kedua,

CSF membantu eksekutif untuk berpikir mengenai informasi-informasi yang mereka

butuhkan. CSF dapat membantu mengidentifikasikan informasi-informasi yang penting

dan memberikannya kepada eksekutif yang membutuhkan. CSF mendukung untuk

membuat perencanaan dan mengambil keputusan.