White Paper Seminar Pemasaran Studi Kasus Lingkungan Pemasaran
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran -...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran -...
BAB 2
LANDAS AN TEORI
2.1. Pemasaran
2.1.1. Definisi Pemasaran
Philip Kotler (2005, p10) berpendapat bahwa definisi marketing atau
pemasaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu definisi pemasaran secara sosial
dan secara manajerial, definisi pemasaran secara sosial adalah proses sosial yang
dengan p roses itu individu dan kelompok tersebut mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan d iinginkan dengan mencip takan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan p roduk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Untuk definisi
manajerial, pemasran sering digambarkan sebagai “seni men jual produk” yang
tidak menjadikan kuantitas penjualan tersebut hanya sebagai hasil akhir yang
akan didapat dimasa depan.
Maksud dari “seni menjual p roduk” adalah dimana tujuan pemasaran yang
dilakukan pada masa sekarang tidak berfokus pada jumlah keuntungan atau
tingkat penjualan semata, namun perlu juga memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan pelanggan seperti mengetahui dan memahami pelanggan dan
selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Pada intinya pemasaran harus
menghasilkan pelanggan yang siap membeli, dan selan jutnya adalah
menyediakan p roduk atau jasa itu.
Menurut Mohammed et al. (2003, p3), pemasaran adalah p roses dari
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi dari ide,
produk, dan layanan untuk mencip takan pertukaran yang memuaskan individu
dan tujuan organisasi.
13
Berdasarkan defin isi definisi diatas dapat disimpulkan pemasaran adalah
keseluruhan p roses dalam memberikan nilai kepada konsumen yang meliputi
penciptaan, penentuan harga, promosi dan distribusi produk dan jasa.
2.1.2 Konsep Pemasaran
Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22) bahwa konsep pemasaran
muncul pada tahun 1950-an dan menantang berbagai konsep sebelumnya. Seperti
contoh pergantian pemahaman filosofi “buat dan jual” yang berpusat pada
produk,beralih ke filosofi “pahami dan tanggapi” dengan arti lebih mengerti
pelanggan. Kemudian def inisi filosofi “berburu” dalam bidang pemasaran yang
berarti berupaya mencari pembeli berubah ke definisi filosofi “berkebun” yang
berarti mendatangkan pembeli, sehingga dipahami bahwa konsep pemasaran
bukan untuk menemukan pelanggan tepat untuk sebuah p roduk, akan tetap i
konsep pemasaran adalah bertujuan untuk memahami dan mengerti dan
memahami sekaligus memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, dan dari
proses tersebut diharapkan akan mendatangkan pelanggan dengan sendirinya.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran
organisasi adalah perusahaan harus menjadi leb ih efektif dibandingkan para
pesaing dalam mencip takan,menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan kepada pasar sasaran yang terp ilih. Konsep pemasaran telah
dikristalisasikan pada pertengahan 1950-an dan diekspresikan dalam beragam
cara:
1. “Penuhilah kebutuhan dengan cara yang mendatangkan laba.”
2. “Temukan keinginan dan penuhilah.”
3. “Cintailah pelanggan,bukan p roduk.”
4. “Lakukan dengan cara anda.” (Burger King)
14
5. “Andalah sang bos.” (United Airlines)
6. “Utamakan orang-orang.” (British Airways)
7. “Bermitra untuk mendapatkan laba.” (Miliken & Company)
Menurut Kotler dan Amstrong (2004, p12), konsep pemasaran memaparkan
bahwa mencapai tujuan organisasi bergantung pada menentukan kebutuhan dan
keinginan dari target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara
lebih efektif.
Berdasarkan def inisi diatas dapat disimpulkan konsep pemasaran adalah
suatu ide atau konsep yang bisa kita terapkan dalam dunia pemasaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
2.1.3 Definisi Manajemen Pemasaran
Philip Kotler (2005, p11) mendefinisikan bahwa manajemen pemasaran
diartikan sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan,
mempertahankan dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan,
penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.
Kotler & Amstrong (2004, p5) mendefinisikan bahwa manajemen pemasaran
adalah suatu p roses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik p roduk dan nilai dengan orang lain.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan manajemen pemasaran adalah
suatu p roses dalam manajemen untuk membuat ind ividu atau kelompok memperoleh
keinginan dar i perusahaan dengan melakukan pencip taan suatu p roduk yang dapat
dilakukan dengan melakukan inovasi pada p roduk.
15
2.1.4 Definisi Tugas Pemasaran
Secara umum persepsi tugas pemasaran identik dengan aktifitas dalam
mencar i pelanggan atau konsumen sebanyak banyaknya, dan untuk melakukan hal
itu diperlukan pengorbanan baik waktu dan materi secara besar besaran untuk
mendukung kinerjanya baik melalu i p ihak lain diminta untuk melakukan r iset
pemasaran, kemudian menggunakan media ik lan sebagai alat promosi, dan
mengoperasikan departemen pemasaran yang besar.
Namun dewasa ini persepsi tersebut dibantah oleh beberapa perusahaan
seperti yang dikutip oleh buku manajemen pemasaran (Philip Kotler, (2005, p5))
bersumber dari buku Radica l Marketing (Sam Hill & Glenn Rifkin (1999, p19-31)),
perusahaan seperti Harley Davidson, Virgin Atlantic Airways, dan Boston Beer yang
berhasil merombak semua aturan pemasaran lawas beserta persepsinya yang
menyebutkan beberapa langkah yang sudah disebutkan diatas wajib dijalankan
sebagai langkah inti pemasaran. Sebagai langkah tepat yang ditempuh oleh
perusahaan tersebut adalah terfokus pada pemanfaatan sepenuh-penuhnya sumber
daya mereka yang terbatas, senantiasa menjalin hubungan erat dengan pelanggan
mereka dan mencip takan solusi yang lebih memuaskan kebutuhan pelanggan
mereka. Salah satu upayanya seperti membentuk berbagai klub pembeli,
menggunakan humas yang kreatif, dan berfokus pada usaha usaha untuk member ikan
mutu p roduk yang tinggi dan memenagkan kesetiaan pelanggan jangka panjang.
Langkah-langkah yang dijalankan oleh ketiga perusahaan besar tersebut
diinsp irasikan oleh pencerahan pemasaran yang menyebutkan sepuluh kaidah
pemasaran radikal yang ditulis oleh Sam Hill dan Glenn Rifk in dalam bukunya
Radical Marketing (1999, p19-31) sebagai berikut:
16
Dalam Buku Radical Marketing, Sam Hill dan Glenn Rifkin membentangkan
serangkaian pedoman bebentuk resep yang dapat membantu perusahaan lain meniru
para pemasar radikal.
1. CEO harus memiliki fungsi pemasaran. CEO pemasaran radikal tidak pernah
mendelegasikan tanggung jawab pemasaran; mereka umumnya bertindak
seperti pejabat kepala pemasaran secara de facto.
2. Pastikan bahwa departemen pemasaran sejak awalnya kecil dan datar, dan
harus dipertahankan tetap kecil dan datar. Untuk tetap terlibat dengan
pemasaran, CEO harus tidak mengijinkan lap isan manajemen bertumbuh
begitu banyak sehingga memperbesar jarak mereka dari pasar.
3. Hadapilah langsung orang yang paling berarti-pelanggan. Bagi pemasar
radikal, “Berhadapan langsung merupakan mantera”. M ereka memahami
keuntungan yang d idapatkan dari interaksi langsung dengan pelanggan.
4. Gunakan riset pasar secara hati hati. Riset pasar umumnya memberitahu
pemasar apa keinginan pelanggan kebanyakan.
5. Pekerjakan hanya ‘misionaris’ yang bergairah. Para pemasar radikal tidak
memiliki pemasar, mereka memiliki misionaris.
6. Cintailah dan hargailah pelanggan anda. Para pemasar radikal menghargai
pelanggan sebagai ind ividu, bukan sebagai nomor-nomor dalam spread sheet.
Mereka mengakui bahwa pelanggan inti menyumbang banyak sekali
keberhasilan perusahaan mereka.
7. Cip takan komunitas pelanggan. Para pemasar radikal “mendorong pelanggan
mereka mengganggap diri mereka sebagai komunitas, dan merek sebagai
pemersatu komunitas itu”.
17
8. Pikirkan kembali bauran pemasaran. Teknik pemasaran pemasar radikal
sering sangat berbeda dengan teknik yang d igunakan oleh para pemasar
tradisional. Sebagai contoh, pemasar tradisional berupaya untuk menjangkau
khalayak luas via periklanan berskala besar, sementara pemasar radikal
menggunakan “iklan terobos langsung” dengan ciri kampanye iklan yang
singkat dan bersasaran.
9. Perhatikan pendapat umum. Perusahaan kecil dengan sumber daya terbatas
tidak dapat berharap untuk mampu bersaing dengan para pesaing besar tanpa
gagasan pemasaran yang segar dan berbeda. Dengan demikian pemasar
radikal misalnya, membatasi distribusi sehingga dapat mencip takan kesetiaan
dan komitmen dar i para distribuotr dan pelanggan.
10. Berpeganglah pada n ilai nyata merek. Para pemasar radikal “terobsesi pada
keterpaduan merek,dan mereka senantiasa berp ikir tentang mutu.”
2.1.5 Definisi Modern Tugas Pemasaran
Bedasarkan pendapat Philip Kotler (2005, p11) dipahami bahwa pada
awalnya definisi tugas pemasaran hanya berfokus pada aktifitas dalam mencari
pelanggan atau konsumen yang berorientasi terhadap perolehan keuntungan
sebanyak banyaknya, dan untuk melakukan hal itu diperlukan pengorbanan baik
waktu dan materi secara besar-besaran. Beberapa faktor seperti jarangnya para
pesaing, teknologi informasi yang belum berkembang, dan minimnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat membuat sistem pemasaran tersebut dapat diterapakan
dengan baik.
Namun dewasa ini seiring dengan mak in meningkatnya pengetahuan
masyarakat,berkembanganya teknologi informasi, dan munculnya para pesaing baru
baik lokal maupun asing membuat persaingan pasar yang melibatkan berbagai p ihak
18
produsen semakin berat, hal itu menjadikan pihak p rodusen yang terlibat untuk lebih
berupaya dan dituntut untuk mengembangkan sistem pemasaran tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjad i, dan tentunya tetap konsisten
terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan. Faktanya apabila p rodusen dapat
memahami dan mengerti atas kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan baik, maka
dengan sendir inya konsumen menciptakan peluang pasar bagi produsen tersebut
untuk tetap dapat eksis dan bersaing kedepannya.
2.1.6 Perbedaan Konsep Penjualan dan Pemasaran
Philip Kotler (2005, p22) juga menyertakan pendapat Theodore Levitt dari
Harvard yang menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontras antara konsep
penjualan dan pemasaran sebagai berikut:
“Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual; pemasaran berfokus pada
kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk
mengubah produknya menjadi uang tunai; pemasaran memikirkan cara memuaskan
kebutuha pelanggan melalui sarana sarana produk dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan permasalahan menciptakan,menyerahkan, dan akhirnya
mengkomsumsinya.”
Konsep pemasaran berdiri atas empat pilar:
1. Pasar Sasaran : Perusahaan-perusahaan akan berhasil secara gemilang bila
merek secara cermat memilih (sejumlah) pasar sasarannya dan
mempersiapkan p rogram pemasaran yang dirancang khusus untuk masing
masing pasar tersebut.
2. Kebutuhan Pelanggan : Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran tetap i
gagal memahami kebutuhan pelanggan secara akurat. Maksudnya adalah
pihak perusahaan selain harus dapat melakukan segmentasi pasar, perusahaan
19
tersebut juga pandai dalam melihat peluang dari sisi pemenuhan kebutuhan
pelanggan.
3. Pemasaran Terpadu : M aksudnya adalah bahwa perusahaan harus dapat
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kinerja antar departemen yang
dimilikinya sehingga selaras dan terpadu dengan rencana ker ja dan tujuan
perusahaan.
4. Kemampuan Menghasilkan Laba : Tujuan terakhir dari konsep pemasaran
adalah membantu organisasi mencapai tujuan organisasinya. Dalam kasus
perusahaan swasta, tujuan utama adalah laba; dalam kasus organisasi publik
dan nirlaba, tujuan adalah bisa bertahan hidup dan mampu menarik cukup
dana melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Perusahaan swasta seharusnya
tidak bertujuan meraup laba saja, melainkan mendapatkan laba sebagai akibat
dari pencip taan nilai pelanggan yang unggul. Perusahaan menghasilkan uang
karena memenuhi kebutuhan pelanggan lebih baik dibangingkan pesaingnya.
Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam-ke luar. Konsep itu
dimulai dari pabrik, berfokus pada produk yang sudah ada, serta menuntut
penjualan dan promosi dengan cara keras untuk menghasilkan penjualan yang
dapat menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar-
ke dalam. Konsep itu dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik,
berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas
yang akan mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan
memuaskan pelanggan.
20
2.2 Penjualan
2.2.1 Definisi Penjualan
Menurut Mulyadi (2001,p202), kegiatan penjualan terdiri dari
transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai.
Penjualan menurut cara bayarnya dapat dibedakan sebagai berikut:
1.Penjualan tunai, yaitu penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan
dengan cara mewajibkan pembeli dengan melakukan pembayaran harga
barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli.
2.Penjualan kredit, yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara
memenuh i order dari pelanggan dengan mengirimkan barang atau
menyerahkan jasa dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki
piutang kepada pelanggannya.
2.2.2. Fungsi yang Terkait Dengan Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, p204),fungsi yang terkait dengan system
penjualan adalah :
1. Fungsi kredit, bertanggung jawab dalam meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan otorisasi pembelian kred it kepada
pelanggan.
2. Fungsi penjualan, bertanggung jawab mener ima order, mengedit
order, meminta otorisasi kredit, menentukan segala pengiriman dan
bertanggung jawab atas transaksi penjualan.
3. Fungsi gudang, bertanggung jawab untuk meny impan dan
menyiapkan barang yang dipesan dan mengirimkan ke bagian
pengiriman.
21
4. Fungsi pengiriman, bertanggung jawab untuk menyerahkan barang
ke pelanggan berdasarkan surat order pengiriman yang diterima dari
bagian penjualan.
5. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab untuk mencatat transaksi
penjualan dan mengir imkan pernyataan piutang kepada debitur, serta
membuat laporan penjualan.
6. Fungsi penagihan, bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan
secara periode kepada pemegang kartu kredit.
2.2.3 Informasi yang Diperlukan Dari Transaksi Penjualan
Informasi yang diperlukan oleh p ihak manajemen dar i transaksi
penjualan adalah sebagai ber ikut
a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis p roduk atau kelompok
produk persatuan waktu
b. Jumlah p iutang kepada setiap debitur dari tansaksi penjualan
c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu
d. Nama dan alamat pembeli
e. Kuantitas barang yang d ijual
f. Nama wiraniaga yang melakukan
g. Otorisasi pejabat yang berwenang
2.3 Pasar
2.3.1 Definisi Pasar
Syarat adanya pasar, adalah harus terdapat orang-orang dengan kebutuhan
dan keinginan tertentu dan ada satu atau lebih produk yang dapat memuaskan
kebutuhan ini. Selain itu, para pembeli juga mau dan mampu membeli p roduk yang
22
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Cravens 2006, p80). Adapun pasar
dapat diklasifikasi men jadi b isnis dan konsumen.
2.3.1.1 Pasar Bisnis
Pasar bisnis adalah semua organisasi yang membeli barang dan jasa untuk
digunakan memproduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau dipasok
ke perusahaan lain (Kotler & Armstrong 2004, p245). Karakteristik pasar bisnis
yaitu: jumlah pembeli kecil, volume pembelian besar, hubungan dekat, terkonsentrasi
secara geografis, permintaan turunan, permintaan inelastis, permintaan fluktuatif.
2.3.1.2 Pasar Konsumen
Pasar konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau
mendapatkan barang dan jasa untuk konsumsi pribadi (Kotler & Armstrong 2004,
p199). Karakteristik pasar konsumen yaitu: jumlah pembeli besar, volume pembelian
kecil, hubungan jauh, tersebar secara geografis, permintaan tidak inelastis, personal
purchase (pembelian p ribadi).
2.3.2 S trategi Penetrasi Pasar
Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan cara (Pearce/Rob inson 2005,
p258):
1. Menambah tingkat penggunaan pelanggan lama:
a. Menambah jumlah pembelian.
b. Mempercepat keusangan p roduk.
c. Mengiklankan penggunaan lain.
d. Memberi insentif harga untuk penggunaan lebih banyak.
2. Memikat pelanggan promosi:
a. Mempertajam diferensiasi merek.
b. Meningkatkan usaha p romosi.
23
c. Menurunkan harga.
3. Memikat pelanggan pengguna untuk membeli produk:
a. Merangsang keinginan mencoba melalui p roduk contoh (sampling),
insentif harga, dan sebagainya.
b. Menaikkan atau menurunkan harga.
c. Mengiklankan penggunaan baru.
2.4 Advertising
Menurut Brannan,Tom (2005, p51) Advertising adalah sebuah pengiriman
pesan melalui suatu media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan.M enurut
Kotler & Amstrong (2006, p416) Advertising dapat menjangkau massa pembeli
yang tersebar secara geographic pada biaya yang rendah per exposure dan
memunkinkan penjual untuk mengulangi pesan berulang kali. Advertising juga
sangat ekspresif, perusahaan mendramatisasi produknya lewat seni dengan
menggunakan visual, print, suara, dan warna. Di satu sisi, advertising dapat
trigger penjualan secara cepat. Iklan itu berguna untuk meraih audience yang
banyak, mencipatakan brand awarness, menolong diferensiasi sebuah brand
dengan pesaingnya, dan membangun brand image. Kekuatan iklan dan fungsinya
yang serbaguna dapat memberikan beragam kreativitas yang dapat
diimplementasikan melalui penglihatan, suara, atau bahkan penciuman. Di
samping itu, iklan mampu mengatasi pesan dari proposisi aling kompleks.
Perencanaan dan membuat keputusan iklan fokus pasa lima tugas utama atau
yang sering d ikenal dengan ”the five ms” yaitu setting the objectives, decid ing on
the advertising budget, developing the advertising campaign, deciding on media
dan measuring effectiveness. Kottler (2006,p526)
24
a. Setting the Objectives
Sasaran ik lan harus seiring dengan target pasar,brand positioning, dan marketing
program. Sasaran iklan adalah tugas komunikasi yang spesifik dan sebuah level
perolehan untuk penyempurnaan dengan konsumen spesifik disebuah periode
waktu. Sasaran iklan dapat diklasifikasikan menurut apakah untuk inform,
persuade, atau remind. Menurut Kotler & Amstrong (2006, p427) Informative
advertising biasanya digunakan mengenalkan suatu produk baru. Di informative
advertising ini bertujuan membangun permintaan pertama. persuasive advertising
menjad i penting seiring dengan men ingkatnya persaingan. Reminder advertising
penting pada saat p roduk pada fase kedewasaan.
b. Deciding on the Advertising Budget
Dideskripsikan beberapa meode umum untuk mengistimasi communications
budget. Ini adalah lima metode umum untuk mempertimbangkan budget iklan,
yaitu stage in the product life cycle, market share and consumer base,
competition and clutter, advertising frequency, dan product substitutab ility.
c. Developing the Advertising Campaign
Untuk mengembangkan strategi pesan, pengiklan harus melalui 3 langkah, yaitu
message generation and evaluation, crea tive development and execution and
social-responbility review.
d. Deciding on Media
langkah-langkah pada tahap ini yaitu deciding on reach, frequency, and impact,
choosing among major media types, selecting specific media vehicles, deciding
on geographical media a lloca ion.
e. Evaluating Advertising Effectiveness
25
Rencana dan kontrol yang baik tergantung dar i pengukuran iklan yang efektif.
Pengik lan mencoba untuk mengukur efek dari sebuah iklan adalah awareness,
knowledge, atau preference sebagai efek yang potensial. M ereka juga mengukur
penjualan sebagai sebuah efek.
2.4.1 Jenis Iklan
Berbagai jenis iklan yang ada sekarang in i menurut May Lwin dan
Jim Aitchison (2005, p7), yaitu:
a.Iklan strategis digunakan untuk membangun merek. Perhatian utama ik lan
strategis ini dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta
membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar.
b. Iklan taktis dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan
kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan taktis member ikan
penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen member ikan
jawaban pada hari yang sama.
c. Iklan ritel yaitu semacam penetapan harga untuk sebagian barang yang
mempunyai keuntungan sedikit atau tanpa keuntungan sama sekali untuk
menarik perhatian konsumen, sedangkan sisa barang yang lainnya
mempunyai harga normal.
d. Iklan korporat dilakukan ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye
untuk mengkomunikasikan n ilai-nilai korporatnya kepada publik. Iklan
korporat seringkali berbicara tentang warisan perusahaan, komitmen
perusahaan terhadap pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo
perusahaan yang baru, atau mempublikasikan kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan hidup . Ada kalanya iklan korporat harus mengkoreksi
persepsi publik tentang perusahaan.
26
e. Iklan bisnis kepada bisnis terjadi ketika perusahaan berbicara kepada
perusahaan lain yang biasanya dilakukan dengan majalah bisnis. Alasan
munculnya iklan in i pada umumnya penerbitan saham baru, rencana
ekspansi baru, membangun goodwill korporat, atau memperkenalkan
struktur dan layanan perusahaan yang baru.
f. Iklan layanan masyarakat sering d ilakukan berbagai institusi dan organisasi
amal yang berusaha meringkan beragam masalah sosial-pengungsi,
tunawisma, orang cacat, serta kekerasan terhadap binatang maupun
perempuan dan anak-anak.
2.5 Investasi Teknologi Informasi
Menurut Dewanti (2008, p187) Investasi adalah penilaian investor atas
proyek yang akan dioperasikan sehingga dapat memberikan keuntungan atau
kecepatan pengembalian investasi.
Investasi teknologi informasi merupakan keputusan yang diambil o leh
organisasi untuk meningkatkan sumber daya dari pengeluaran biaya yang nyata dari
teknologi informasi dengan harapan manfaat dari pengeluaran tersebut mencapai
nilai dari apa yang diharapkan.
Proses investasi teknologi informasi terdiri dar i tiga tahap fundamental yaitu
tahap seleksi, control, dan evaluasi. Selama tahap seleksi, suatu organisasi
menyeleksi investasi teknologi informasi yang paling mendukung
kebutuhankebutuhan misinya, mengindentifikasi, menganalisi resiko dan
pengembalian tiap investasi sebelum mendanai investasi tersebut. Selama tahap
control, organ isasi memastikan bahwa inp lementasi investasi teknologi informasi
tersebut masih sejalan dengan perencanaan p royek. Setiap ada penambahan biaya
investasi, p royek tetap berlangsung selama masih sesuai misinya, dan pada tingkat
27
biaya serta resiko yang telah diperkirakan. Selama tahap evaluasi, realisasi dan hasil
dibadingkan dengan perencanaan yang sebelumnya dilakukan. Hal in i dilakukan
untuk menilai pengaruh investasi pada kiner ja misi, mengidentifikasi perubahan atau
modifikasi yang diperlukan terhadap investasi, dan memperbaiki p roses manejemen
investasi berdasarkan pengalaman.
Manfaat dari investasi dapat juga d iklasifikasikan dalam bentuk keuntungan
berwujud (tangible benefits) dan keuntungan tidak berwujud (in tangible benefits).
Keuntungan berwujud merupakan keuntungan yang berupa penghematan
penghematan atau peningkatan-peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur
secara kuantitas dalam bentuk satuan nilai uang. Keuntungan berwujud diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Pengurangan-pengurangan biaya operasi.
b. Pengurangan kesalahan-kesalahan proses.
c. Peningkatan penjualan.
d. Pengurangan biaya persediaan.
e. Pengurangan kredit tak tertagih.
Keuntungan tak berwujud (intangible benefits) adalah keuntungan
keuntungan yang sulit atau tidak mungk in diukur dalam bentuk satuan nilai uang.
Keuntungan-keuntungan ini d iantaranya adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan pelayanan lebih baik kepada langganan.
b. Peningkatan kepuasan kerja personil.
c. Peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik.
Secara umum investasi teknologi informasi bermanfaat untuk menekan
biaya–biaya operasi perusahaan, meningkatkan p roduktifitas dan menyelesaikan
masalah b isnis yang spesifik.
28
2.5.1 Perhitungan Investasi dengan Metode PP (Payback Period)
Menurut Husien Umar (2003,p197) M etode Payback Period adalah suatu
periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initia l Cash
Investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period
merupakan rasio antara In itia l Cash Investment dengan cashinflow-nya yang hasilnya
merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini diband ingkan dengan maximum
payback period yang diterima.
Rumus:
Payback Period : Nilai Investasi x 1 Tahun
Kas Masuk Bersih
Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback period-
nya maka usulan investasi dapat diterima.
Metode payback period ini cukup sederhana sehingga mempunyai
kelemahan. Kelemahan utamanya yaitu metode ini tidak memperhatikan konsep nilai
waktu dari uang disamping itu juga tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah
payback. Jadi pada umumnya metode ini digunakan sebagai pendukung metode lain
yang lebih baik.
2.5.2 Perhitungan Investasi dengan Metode NPV (Net Present Value)
Menurut Husien Umar (2003,p200) Metode Net Present Value yaitu selisih
antara Present Value dari investasi sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih
(aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) dimasa yang akan datang. Untuk
menghitung n ilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
29
Rumus:
n
NPV = ∑ CFt - I0
t=1 (1 + K)t
Dimana : CFt = aliran kas pertahun pada periode t
Io = investasi awal pada tahun 0
K = suku bunga (Discount Rate)
Kriteria penilaian :
- Jika NPV > 0, maka usulan p royek dapat diterima
- Jika NPV < 0, maka usulan p royek di tolak
- Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima ataupun
ditolak.
2.6 Definisi Internet
Courtland L. Bovee dan John V. Thill (2003, p369) mengemukakan bahwa
internet adalah jar ingan; satu kelompok komputer yang saling d ihubungkan sehingga
semuanya dapat berbagi informasi. Kadang-kadang jaringan terletak dalam satu
gedung atau tempat tertentu (disebut local area network, atau LAN); jaringan yang
lain menghubungkan komputer berada ditempat jauh (disebut wide area network,
atau WAN). Internet kebetulan adalah jaringan terbesar di dunia dari banyak
komputer yang saling terhubungkan secara elektronik (juga dikenal sebagai server).
Dimulai ditahun 1969 oleh U.S Departmen of Defense, Internet adalah usaha
sukarel, kerja sama; tidak satu pun individu, jaringan, organ isasi atau pemerintah
yang memilik inya. Internet dapat diakses oleh indiv idu, perusahaan, perguruan
tinggi, kantor pemerintah, dan lembaga lain dalam negara diseluruh dunia. A gar
tersambung ke internet anda hanya memerlukan sebuah komputer denga sebuah
30
modem, saluran telepon standar, dan Internet Service Provider (ISP), Internet
Service Provider sendiri adalah sebuah badan penyedia jalur akses menuju internet
bagi konsumen yang dimilik inya. Anda dapat menelepon salah satu komputer induk
ISP dengan biaya tetap bulanan atau per penggunaan, yang akan menghubungkan
anda dengan berapa pun jumlah komputer yang menyusun jaringan internet. Dan
tentu saja, bagian internet sering digunakan adalah WWW (bagian dar i internet yang
dapat mengakomodasikan grafik) sebagai kependekan dar i “world wide web”.
WWW sendiri d ikembangkan ditahun 1990, web menggunakan sistem graphical
user interface (GUI), memudahkan pemakai mencari, menampilkan, dan meny impan
informasi yang berada dalam Internet. Informasi in i biasanya disimpan dalam sebuah
situs web yang terletak disalah satu dari banyak komputer yang berbentuk jaringan
dalam Internet. Sebuah situs web individual dapat terdiri dari banyak halaman web,
dan agar dapat membaca halaman w eb anda memerlukan web browser, perangkat
lunak seperti Netscape navigator, atau Internet Explorer dari Microsoft.
2.7. E-Marketing
2.7.1 Definisi E-Marketing
Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p74), e-marketing menggambarkan
usaha-usaha perusahaan untuk menginformasikan, berkomunikasi, mempromosikan,
dan memasarkan p roduk dan jasanya lewat internet.
Menurut Chaffey et al. (Chaffey , 2000, p4) internet marketing adalah aplikasi
dari internet dan semua d igital teknologi dalam mencapai tujuan pemasaran.
Menurut M ohammed et al (2003, p4), internet marketing merupakan proses
membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan on-line
untuk memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan pelayanan untuk memenuhi
31
keinginan dari kedua belah pihak. Pengertian diatas dapat dibagi kedalam lima
komponen, yaitu :
• Process (Proses)
Seperti halnya program pemasaran secara tradisional, p rogram pemasaran
melalui internet juga meliputi sebuah proses. Tujuh tahap dari proses
pemasaran melalui internet adalah : membentuk peluang pasar, menyusun
strategi pemasaran, merancang berdasarkan pengalaman yang dimiliki
pelanggan, membangun customer interface, merancang p rogram
pemasaran, mengumpulkan informasi tentang pelanggan melalui
teknologi, dan mengevaluasi keseluruhan hasil p rogram pemasaran.
• Building and Mainta ining Customer Relationships (membangun dan
mempertahankan hubungan dengan pelanggan)
Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan
merupakan tujuan dari pemasaran. Tiga tahapan hubungan dengan
pelanggan adalah awareness, exploration, dan commitment. Program
pemasaran dapat dikatakan berhasil apabila mampu untuk mengarahkan
pelanggan sampai pada tahap komitmen pada perusahaan. Dan tujuan dari
pemasaran melalui internet adalah menjalin hubungan dengan pelanggan,
baik secara online maupun offline.
• Online
Sesuai dengan defen isinya, internet marketing adalah pemasaran yang
dilakukan dalam dun ia internet namun tetap terkait dengan p rogram
pemasaran secara tradisional.
32
• Exchange (pertukaran)
Dampak dari program pemasaran online adalah pertukaran yang tidak
hanya terjadi di dalam dunia internet saja atau online, namun juga harus
berdampak pada pertukaran di penjualan secara nyata.
• Satisfaction of Goals of Both Parties (Kepuasan dan Tujuan dari Kedua
Pihak)
Dengan adanya internet marketing, pemenuhan kepuasan akan kedua
belah p ihak lebih cepat terpenuhi, yaitu dari segi perusahaan yang
menggunakan internet marketing bisa mencapai tujuan perusahaan seperti
meningkatnya laba perusahaan, pangsa pasar yang semakin meluas, dan
lain-lain. Dari segi pelanggan adalah terpenuhinya kebutuhan seperti
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan lebih cepat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-marketing atau in ternet marketing
adalah sebuah strategi perusahaan dalam membangun hubungan, komunikasi,
kebutuhan informasi pada pelanggannya untuk memenuh i tujuan pemasaran
menggunakan internet dan teknologi digital lain.
2.7.2 Manfaat E-Marketing
Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p544), e-marketing menghasilkan
manfaat pada konsumen maupun pemasar.
A. Manfaat pemasaran online bagi konsumen adalah :
• Kemudahan informasi barang
Para konsumen dapat melihat informasi p roduk atau jasa 24 jam
sehari dimana pun. Konsumen tidak harus berkendara, mencari tempat
parkir dan kesulitan lokasi lain untuk mencari dan memeriksa barang-
barang karena akses internet.
33
• Kebutuhan akan informasi perusahaan
Para konsumen dapat memperoleh banyak informasi tentang
perusahaan. Sehingga dapat meningkatkan ef isiensi waktu, tenaga,
dan uang.
• Keluhan yang tidak sedik it
Para konsumen tidak perlu menghadap i atau melayani bujukan dan
faktor-faktor emosional lainnya. Konsumen juga tidak perlu
menunggu dalam antrian.
B. Manfaat pemasaran online bagi perusahaan :
• Penyesuaian cepat terhadap kondisi pasar
Perusahaan-perusahaan dapat dengan cepat menambahkan produk
pada tawaran mereka serta mengubah harga dan deskripsi atau
produk.
• Biaya yang lebih rendah
Menghindari biaya pengelolaan toko dan biaya sewa, asuransi serta
prasarana menyertainya. M ereka dapat membuat katalog digital
dengan biaya jauh lebih rendah daripada b iaya katalog kertas.
Sehingga biaya pemasaran dapat lebih rendah.
• Pemupukan hubungan
Perusahaan dapat membentuk hubungan dan belajar lebih banyak dari
kebutuhan konsumen.
• Pengukuran jumlah pemirsa
Perusahaan dapat juga mengetahui berapa banyak orang mengunjungi
website. Informasi itu dapat membantu para perusahaan untuk
meningkatkan tawaran dan iklan.
34
• Peningkatan segmentasi
Internet tidak membatasi jangkauan pemasaran karena seluruh
konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah.
2.7.3 Framework Perencanaan S trategi E-Marketing
”Seven Stages of Internet Marketing” merupakan kerangka tujuh tahap
perencanaan pemasaran melalui internet. Secara spesifik digunakan pada internet
marketing dengan menekankan pada aturan, konsep dan p roses dalam pemasaran
secara online. Hal ini d ikarenakan terjad i perubahan secara konsep tual dan proses
dari sebuah sistem pemasaran offline men jadi on line (M ohammed et al, 2004).
2.7.3.1 Stage 1 : Framing the Market Opportunity (Membuat kerangka
peluang pasar)
Pada tahap pertama yakni membentuk kerangka peluang pasar. Dilakukan
dengan cara melihat peluang bisnis untuk menjadi nilai tambah dalam
bersaing dan memperluas pangsa pasar. Untuk melihat kesempatan bisnis
dapat dilihat melalui langkah-langkah sebagai berikut :
A. Menyelidiki peluang didalam nilai sistem berjalan atau baru
Mengidentifikasi kemungkinan peluang-peluang perusahaan untuk masuk
ke pasar. Dengan menggunakan internet, analisis peluang apakah dapat
lebih dikembangkan.
B. Identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi
Menganalisis p roses bisnis perusahaan untuk melihat apakah sistem saat
ini telah memenuhi kebutuhan konsumen atau tidak. Kebutuhan belum
terpenuhi menjadi acuan dar i pengembangan sistem baru.
35
C. Identifikasi segmentasi dan target pasar
Mengidentifikasi segmentasi dari pengguna produk perusahaan.
Pembagian segmentasi dapat berupa demograf i, geografi, tingkah laku,
dan psikografis (gaya hidup dan kepribadian). Kemudian identifikasi
pasar sasaran.
D. Menggunakan keunggulan untuk keuntungan
Mengidentifikasi sumber daya perusahaan. Sumber daya dibagi menjadi
tiga kelompok utama, yakni :
• Customer facing berupa nama merek, tenaga penjualan andal, dan
saluran distribusi.
• Internal berupa teknologi, pengembangan produk, pengalaman
staff.
• Upstream berupa hubungan perusahaan dengan pemasok
E. Mempertimbangkan kesempatan persaingan, teknologi, dan keuangan
Menentukan pesaing dari perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tahap ini juga mempertimbangkan teknologi dan keuangan
dapat dijadikan peluang bagi perusahaan. Tingkat sebuah peluang dapat
dipertimbangkan melalu i intensitas persaingan (direct dan indirect
competitor), penerapan teknologi, dan penilaian keadaan finansial
perusahaan.
F. Mengambil keputusan Go / No-Go
Dalam mengambil keputusan ada beberapa faktor yang digunakan, yakni :
• Competitive vulnerability (kemampuan bersaing)
• Magnitude of unmet need (tingkat kebutuhan pelanggan belum
terpenuhi)
36
• Technology vulnerability (kemampuan teknologi)
• Interaction between segment (interaksi dalam segmentasi)
• Likely rate of growth (kecenderungan pertumbuhan)
• Market size (ukuran pasar)
• Level of profitability (tingkat keuntungan)
Tiga parameter digunakan dalam mengukur factor-faktor diatas, yakni :
• Positive factor : memberikan nilai tambah bagi perusahaan
• Neutral factor : tidak memberikan dampak terlalu besar bagi
perusahaan
• Negative factor : memberikan kesulitan dalam meraih peluang
2.7.3.2 Stage 2 : Formulating the Market Strategy (Menyusun S trategi
Pemasaran)
Menentukan strategi pemasaran online secara keseluruhan berdasarkan
penetapan pemasaran perusahaan dalam membuat segmentasi, target, dan
posisi pasar sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Tiga komponen dari strategi pemasaran, yaitu :
A. Segmentation
Merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran untuk mencari
pelanggan sesuai dengan p roduk dan layanan, harga atau karakteristik
program pemasaran. Segmentasi pasar memilik i tujuan untuk
meningkatkan penjualan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Menurut Mohammed et al (2004, p108) segmentation memiliki empat
skenario, yakni :
37
• Market Expansion
Skenar io segmentasi dimana segmen pasar tidak mengalami
perubahan, namun mengalami perluasan ukuran dengan adanya
internet sebagai saluran d istribusi pemasaran baru.
• Reclassified Expansion
Skenar io segmentasi dimana segmentasi pasar beserta ukurannya
mengalami perubahan secara simultan dengan adanya internet
sebagai saluran distribusi pemasaran baru.
• Market Reclassification
Skenar io segmentasi dimana telah terjadi perubahan pada
segmentasi pasar melalui penggunaan internet, namun dengan
ukuran pasar sama.
• No Change
Tidak ada perubahan sama sekali karena tidak ada perluasan.
Segmen pelanggan online pada umumnya sama besarnya dengan
offline.
B. Targetting
Merupakan suatu proses mengidentifikasi dan memilih segmen pasar
online untuk dapat mengetahui secara spesifik target utama dalam tahap
segmentasi pemasaran offline.
Memiliki empat skenario berbeda, yakni :
• Blanket Targetting
Target pasar online mengacu pada konsumen sama pada
pemasaran offline. Penetapan target pasar online dilakukan pada
seluruh variabel segmen pasar offline.
38
• New Opportunity Targetting
Target pasar online mengacu pada konsumen berbeda pada
pemasaran offline. Penetapan target pasar online dilakukan pada
seluruh variabel segmen pasar offline.
• Bleed-Over Targetting
Target pasar online mengacu pada konsumen berbeda pada
pemasaran offline. Penetapan target pasar online dilakukan hanya
sebagian variabel segmen pasar offline.
• Beachehead Targetting
Target pasar online mengacu pada konsumen sama pada
pemasaran offline. Penetapan target pasar online dilakukan hanya
sebagian variabel segmen pasar offline.
C. Positioning
Cara pandang perusahaan untuk mempengaruh i pelanggan tentang
sesuatu p roduk unik dan mempunyai nilai pada target pasar sebagai
langkah akhir dalam proses strategi pengambilan keputusan.
• Blanket Positioning
Posisi pasar online mengacu pada konsumen sama pada
pemasaran offline. Penetapan posisi pasar online dilakukan pada
seluruh variabel segmen pasar offline.
• New Opportunity Positioning
Posisi pasar online mengacu pada konsumen berbeda pada
pemasaran offline. Penetapan posisi pasar online dilakukan pada
seluruh variabel segmen pasar offline.
39
• Bleed-Over Positioning
Posisi pasar online mengacu pada konsumen berbeda pada
pemasaran offline. Penetapan posisi pasar online dilakukan hanya
sebagian variabel segmen pasar offline.
• Beachhead Positioning
Posisi pasar online mengacu pada konsumen sama pada
pemasaran offline. Penetapan posisi pasar online dilakukan hanya
sebagian variabel segmen pasar offline.
2.7.3.3 Stage 3 : Designing the Cusomer Experience (Mendesain
Pengalaman Konsumen)
Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, kedekatan konsumen dengan
sebuah perusahaan telah menjadi faktor penting untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu menetapkan strategi
tepat untuk mengakomodasikan kebutuhan pelanggang konsumen
(M ohammed et al, 2004, p136).
Ada tiga tahap utama dalam mendesain pengalaman pelanggan, yakni :
A. Experience Functiona lity
Bagaimana perusahaan memberikan informasi p roduk sesuai kepada
konsumen, keinginan pasar, dan kenyamanan dalam mengakses.
Hal ini meliputi :
• Kemudahan penggunaan nav igasi
• Kecepatan akses
• Kebutuhan informasi
• Keindahan media pengaksesan
40
B. Experience Intimacy
Suatu usaha perusahaan dalam mengajak konsumen agar merasa lebih
dekat kepada perusahaan sehingga konsumen merasa dimengerti.
Hal ini meliputi :
• Komunikasi
• Konsistensi
• Kepercayaan terhadap perusahaan
• Nilai kepuasan konsumen
• Customization
C. Experience Evangelism
Pada tahap ini konsumen telah mengintegrasikan brand perusahaan ke
dalam kehidupannya. Evangelist diartikan konsumen telah menyebarkan
brand perusahaan dengan send irinya. M ereka telah mendapat nilai
kepuasan dalam produk perusahaan sehingga mampu memberitahukan
kepada orang lain.
2.7.3.4 Stage 4 : Crafting the User Interface (Membuat Hubungan Antar
Muka dengan Pelanggan)
Internet mampu menjadikan pendukung baik dalam peningkatan mutu
pemasaran, dan dengan menggunakan desain website yang menarik, maka
kegiatan pemasaran melalu i in ternet dapat mencapai tujuannya (Chaffey ,
2000, p48). Terdapat tujuh kriteria dalam merancang customer interface,
dinotasikan dalam 7C, yakni : Context, Content, Community, Customization,
Communication, Connection, dan Commerce.
41
A. Context
Menekankan pada bagaimana sebuah situs di desain. Penekanan pada
kriteria ini berkaitan dengan nilai-n ilai seni dan fungsionalitas sehingga
web tersebut dapat menarik bagi user. Beberapa situs lebih
menitikberatkan pada kombinasi grafik menarik, warna, dan fitur desain.
Tetapi ada juga situs lebih mengoptimalkan kenyamanan dalam
penggunaan.
• Functiona l
Didesain situs dibangun dengan mengorganisasikan semua
informasi kedalam kelompok - kelompok halaman dan
menyediakan nav igasi efektif dari tiap halaman.
• Aesthetic (estetika)
Sifat keindahan dalam sebuah situs dalam terlihat dar i pemilihan
kombinasi warna, fotografi, dan visual lainnya dengan memiliki
keindahan apabila dilihat.
B. Content
Menekankan isi informasi, komunikasi dan pola digital pada website.
Kriteria ini terpusat mengenai bagaimana informasi dapat ditampilkan ke
dalam sebuah situs. Empat dimensi kunci dari sebuah website adalah :
• Offering Mix : Penawaran informasi o leh perusahaan.
• Appeal Mix : Promosi dan komunikasi oleh perusahaan melalui
situs.
• Multimedia Mix : Penggunaan multimedia meliputi teks, video,
audio, grafik.
42
• Content Type : Tingkat sensitivitas pengadaan informasi pada
situs berkaitan dengan perusahaan.
C. Community
Merupakan kumpulan jalinan hubungan atas perhatian sama. Kriteria ini
menghasilkan content lebih menar ik bagi user dalam sebuah website.
Kriteria ini juga menjadi pelayanan bagi pelanggan sehingga dapat
mempererat hubungan perusahaan dan pelanggan, serta meningkatkan
hubungan antar pelanggan.
D. Customization
Merupakan kemampuan website dapat dirubah sesuai dengan keinginan
user.
E. Communication
Kemampuan website perusahaan dalam menciptakan komunikasi baik
antara perusahaan dengan konsumen maupun antar konsumen.
F. Connection
Menekankan kemampuan jaringan dalam menghubungkan situs
perusahaan terhadap situs - situs lainnya sebagai pendukung informasi.
G. Commerce
Menekankan pada kemampuan website dalam mendukung transaksi
penjualan perusahaan. Kriteria ini dapat dilakukan dengan kapabilitas
website dalam meningkatkan emosional konsumen pada pengambilan
keputusan pembelian. Kriteria in i juga dapat didukung dengan penjualan
melalui situs. Hal in i juga termasuk keamanan data, dan isu - isu lain
berhubungan dengan penjualan online.
43
2.7.3.5 Stage 5 : Designing the Marketing Program (Mendesain Program
Pemasaran)
Setelah menyelesaikan tahap ke-1 hingga tahap ke-4, perusahaan harus
mampu menentukan arah strateginya. Tahap ke-5 mendeskripsikan kombinasi
atas p rogram pemasaran untuk mengubah hubungan pelanggan pada tahap -
tahap sebagai ber ikut :
A. Awareness
Tahap awal dalam menentukan kesuksesan sebuah implementasi e-
marketing adalah dimana pengguna internet dapat mengetahui dan
mengakui keberadaan website dalam komunitas online.
B. Exploration / Expansion
Pada tahap ini user berubah menjadi pengunjung situs perusahaan dalam
eksplorasi informasi.
C. Commitment
Pada tahap ini perusahaan telah berhasil membuat pengunjung situs
menjad i pelanggan. Selanjutnya berkembang menjadi pelanggan memiliki
loyalitas.
D. Dissolution
Tahap ini adalah tahap dimana mulai terjadi perp isahan antara perusahaan
dengan konsumen.
2.7.3.5.1 Market Space Matriks
Merupakan suatu alat digunakan oleh tim pemasaran internet dalam
mendeskripsikan hubungan antara tahap p rogram pemasaran (awareness,
exploration, commitmen t, dan dissolution) terhadap enam kategori faktor
44
utama dalam meningkatkan pemasaran (product, price, communica tion,
community, distribution, dan branding)
2.7.3.6 Stage 6 : Leveraging Customer Information Through Technology
(Meningkatkan Informasi Konsumen Menggunakan Teknologi)
Dengan menggunakan teknologi maka perusahaan dapat membantu
peningkatan informasi bagi konsumen. Dalam sebuah hubungan dengan
konsumen maka perusahaan harus menghadap i masalah vital mencakup tiga
hal yakni riset pasar, basis data pemasaran, dan customer rela tionship
management (Mohammed et al, 2004, p17)
• Riset Pasar
Memilih pasar yang akan diop timalkan
• Basis Data Pemasaran
Mengumpulkan data mengenai konsumen tersebut
• CRM
Menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen utama
(customer relationship management).
Fokus utama pada tahap ini adalah bagaimana perusahaan mampu
memanfaatkan teknologi untuk memperoleh informasi-informasi sehingga
dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kinerja strategi pemasaran
perusahaan.
2.7.3.7 Stage 7 : Evaluating the Marketing Program (Mengevaluasi
Program Pemasaran)
Tahap terakhir meliputi penilaian dari program pemasaran internet secara
keseluruhan. Penilaian dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui tingkat
45
kesuksesan p rogram pemasaran dan dapat melakukan tindakan-tindakan
pengembangan strategi e-marketing.
2.8 Delapan Aturan Emas dalam Perancangan
Menurut Schneiderman (1998, p74-75) untuk merancang sistem Interaksi
Manusia dan Komputer (IMK) yang baik perlu ada Delapan Aturan Emas (Eight
golden rules) sebagai berikut :
A. Strike for consistency
Berusaha tetap konsisten dalam penggunaan jen is font, warna, simbol, bentuk
tombol harus tetap sama atau tidak mengalami perubahan makna di seluruh
bagian program.
B. Enable frequent users to use shortcuts
Memperbolehkan frequent user untuk menggunakan jalan p intas. Maksudnya
program menyediakan suatu tombol khusus berfungsi untuk masuk ke bagian
lain secara langsung dan tidak perlu melalui bagian-bagian b iasa dilewati.
C. Offer informative feedback
Memberikan umpan balik interaktif untuk setiap aksi sehingga tidak
membingungkan pemakai.
D. Design dialogs to yield closure
Pengorgan isasian baik, sehingga pemakai tahu kapan awal dan akhir dari
suatu aksi.
E. Permit easy reversal of action
Memberikan penanggulangan kesalahan sederhana. Sistem harus dapat
mendeteksi kesalahan dan dapat memberikan jalan keluar termudah untuk
mengatasi kesalahan tersebut.
46
F. Offer error prevention and simple error handling
Memperbolehkan pengguna mengu langi atau memperbaiki aksi kesalahan
terjadi dapat dikembalikan pada aksi sebelum kesalahan terjadi.
G. Support internal locus of control
Memberikan kesan bagi user dalam mempunyai kuasa penuh atas sistem.
H. Reduce short-term memory load
Mengurangi beban ingatan jangka pendek. Dengan terbatasnya kemampuan
manusia untuk mengingat, tampilan pada sistem hendaklah mudah untuk
diingat dan sederhana.
2.9 Metodologi penelitian
2.9.1 Peramalan
Menurut Rosani Ginting (2007, p65) Peramalan atau forecasting adalah suatu
kegiatan untuk memperkirakan apa yang teradi pada masa yang akan datang.
Ketepatan secara mutlak dalam memprediksi peristiwa dan tingkat kegiatan yang
akan datang adalah tidak mungkn dicapai, oleh karena itu ketika perusahaan tidak
dapat melihat kejadian yang akan datang secara pasti, diperlukan waktu dan tenaga
yang besar agar mereka dapat memiliki kekuatan terhadap kejadian yang akan
datang.
Suatu perusahaan melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu pada waktu
yang akan datang serta memperhitungkan kond isi yang mungk in terjadi di masa yang
akan datang. Kondisi pada waktu yang akan datang tidaklah dapat diperkirakan
secara pasti, sehingga perusahaan mau tidak mau harus bekerja dengan orientasi pada
waktu yang akan datang yang tidak pasti. Untuk meminimalkan ketidakpastian itu
dapat dilakukan dengan metode atau teknik peramalan. Dengan teknik peramalan
dapat diidentifikasikan pola yang dapat digunakan untuk meramalkan kondisi pada
47
waktu yang akan datang, sehingga dari hasil peramalan itu, eksekutif perusahaan
dapat membuat perencanaan yang diperlukan untuk dilaksanakan pada masa yang
akan datang.
Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk
suatu p roduk atau beberapa p roduk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan
datang. Tujuan dari peramalan adalah untuk mengetahui jumlah permintaan produk
pada masa yang akan datang, sehingga manajemen perusahaan dapat memperkirakan
kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi di masa yang akan
datang agar tidak sampai terjadi kekurangan bahan baku.
Untuk membuat peramalan dimulai dengan mengeksp lorasi data dari waktu
yang lalu dengan mengembangkan pola data dengan asumsi bahwa pola data waktu
yang lalu itu akan beru lang lagi pada waktu yang akan datang, misalnya berdasarkan
data dan pengalaman pada 12 bulan yang terakhir, pendapatan perusahaan dalam
setiap bulan Januari menurun drastis bila dibandingkan dengan sebelas bulan yang
lain. Berdasarkan pola tersebut perusahaan mestinya dapat meramalkan bahwa pada
bulan Januari tahun berikutnya akan terjadi penurunan pendapatan.
Peramalan hanya merupakan taksiran, sehingga dalam kenyataannya sangat
mungk in terdapat peny impangan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan
manusia.
Syarat-syarat peramalan yang akan digunakan untuk keperluan perencanaan
produksi haruslah memenuhi karakteristik sebagai berikut :
1. Akurasi
2. Kebutuhan waktu penggunaan komputer yang rendah
3. Kebutuhan tempat peny impanan di komputer yang rendah
4. Biaya pengembangan atau penerapan rendah
48
5. Kemampuan untuk berhubungan dengan sistem manajemen basis data
6. Kemudahan pengoperasian
2.9.1.1 Jenis-Jenis Peramalan
Menurut Rosani Ginting (2007, p75) Berdasarkan rentang waktunya,
peramalan dikelompokkan ke dalam tiga
kategori :
1. Peramalan jangka panjang
Yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 24 bulan, misalnya untuk peramalan
yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas,
dan perencanaan untuk kegiatan litbang.
2. Peramalan jangka menengah
Yaitu antara 3 sampai 24 bulan, misalnya untuk perencanaan penjualan dan
perencanaan anggaran produksi.
3. Peramalan jangka pendek
Yaitu untuk jangka waktu kurang dari tiga bulan, misalnya peramalan dalam
hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan ker ja, dan
penugasan kerja.
2.9.1.2 Metode Peramalan
Ada dua jenis metode peramalan menurut Rosani Ginting (2007, p78), yaitu :
1. Metode peramalan kualitatif
Metode peramalan kualitatif didasarkan pada intuisi dan pandangan individu
individu, penilaian orang yang melakukan peramalan dan tidak tergantung pada data-
data yang akurat (pengolahan dan analisis data historis yang tersedia), metode ini
digunakan untuk peramalan p roduk baru di mana tidak ada data historis. Teknik pada
metode ini yang d igunakan adalah teknik Delphi, kurva pertumbuhan, dll.
49
2. Metode peramalan kuantitatif
Metode peramalan kuantitatif dilakukan berdasarkan data-data yang sudah
ada sebelumnya untuk memperkirakan hal yang akan terjadi di masa mendatang. Ada
tiga kondisi yang diterapkan pada metode peramalan kuantitatif :
a. Informasi mengenai keadaan pada waktu yang tersedia.
b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
(angka).
c. Waktu yang akan datang (d isebut asumsi kontinuitas).
Metode peramalan kuantitatif dibagi menjad i dua, yaitu:
a. Peramalan deret waktu (Time Series)
Peramalan ini dilakukan berdasarkan data-data dari suatu p roduk yang sudah
ada sebelumnya, kemudian dianalisa pola datanya apakah berpola trend atau
musiman maupun berbentuk siklus.
b. Peramalan sebab ak ibat (Causal)
Peramalan ini dilakukan berdasarkan data yang sudah ada sebelumnya, tetap i
menggunakan data dari variabel yang lain yang menentukan atau mempengaruh inya
pada masa depan, seperti penduduk, pendapatan, dan kegiatan ekonomi.
Dengan mengolah data-data yang sudah ada sebelumnya melalui metode
deret waktu dan metode sebab akibat, maka akan diperoleh hasil peramalan, tetap i
metode peramalan yang akan ditekankan dalam pembahasan ini terbatas pada
peramalan dengan metode deret waktu.
Ada beberapa teknik peramalan yang dapat digunakan yang didasarkan pada
kondisi data tertentu, terdapat tiga pendekatan yang dapat dijadikan dasar dalam
memilih teknik peramalan tersebut.
50
1. Pendekatan Autokorelasi.
Peramalan yang digunakan diorientasikan pada waktu yang akan dating
didasarkan pengetahuan maupun peramalan pada waktu yang lalu. Secara umum
dapat dikemukakan sebagai trend, musim, siklis, dan irregular.
TREND merupakan komponen data time series yang berkaitan dengan
adanya kecenderungan (meningkat atau menurun) dalam jangka panjang, misalnya
data inflasi, perubahan teknologi, dan peningkatan p roduksi.
MUSIM merupakan komponen data time series yang berhubungan dengan
adanya kegiatan yang berulang secara teratur dalam setiap tahun, misalnya
peningkatan penjualan tiket kereta ap i pada saat liburan, jadi variasi data yang
diperoleh berhubungan dengan musim (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau
hari-hari pada minggu tertentu) dalam 1 tahun.
SIKLIS merupakan komponen time series yang berhubungan dengan adanya
aktivitas yang tidak beraturan, yang biasanya terjadi dalam kurun waktu yang lebih
dari 1 tahun dan dalam periode yang tidak sama. Komponen ini sulit untuk
diramalkan terkadang dalam praktik sering d itiadakan atau tidak dilakukan
peramalan. Biasanya kondisi ini terjad i berhubungan dengan perekonomian yang
kemungkinan tidak berulang seperti pada siklus produk yang bertahap-tahap berbeda
dalam periode waktu yang berbeda pula, resesi dan depresi.
IRREGULAR (ketidakteraturan) merupakan komponen dari time series yang
tidak termasuk dalam trend, musim maupun siklis, komponen ini berhubungan
dengan aktivitas yang tidak terduga sebelumnya. Pola datanya tidak terjadi secara
kontinu dan juga sangat tidak sistematis, contohnya pada saat terjadi unjuk rasa
karyawan yang mempengaruhi perubahan jumlah p roduksi.
51
2. Pendekatan Ukuran Simpangan Peramalan.
Pemilihan teknik peramalan juga didasarkan pada error atau tingkat
kesalahan yang merupakan selisih n ilai data yang ada dengan n ilai proyeksinya pada
setiap periode peramalan. Error yang digunakan sebagai ukuran simpangan
peramalan berupa M SE (Mean Square Error). Secara sederhana dapat diketahui
bahwa semakin besar MSE berarti semakin besar selisih antara data historis yang ada
(yang sesungguhnya) dengan nilai proyeksinya, sebaliknya semakin kecil M SE
berarti semakin akurat peramalannya.
3. Pendekatan Horison Waktu
Menurut Hanke dan Reitsch, selain berdasarkan hasil analisis autokorelasi
dan ukuran simpangan peramalan, teknik peramalan juga dapat dipilih berdasarkan
horison waktu peramalannya.
Metode peramalan yang diterapkan dalam pembahasan ini menggunakan
pendekatan autokorelasi, karena mengorientasikan peramalan pada waktu yang akan
datang dan peramalan ini dihitung berdasarkan data historis, yaitu data yang sudah
ada sebelumnya.
Peramalan dengan metode time series terbagi lagi menjadi beberapa
metode, yaitu :
1. Peramalan dengan Metode Regresi Lin ier
Peramalan dengan metode Regresi Linier didasarkan pada asumsi bahwa pola
pertumbuhan dari data historis bersifat lin ier. Rumus yang digunakan untuk
menghitung peramalan dengan metode Regresi Linier adalah sebagai berikut :
Y(t) = a + bt (1)
dengan:
Y(t) = penjualan unit (fungsi terhadap waktu)
52
a = parameter yang akan ditentukan
b = parameter yang akan ditentukan
t = periode
Rumus-rumus dalam menghitung variabel a dan b adalah sebagai berikut:
2. Peramalan dengan Metode Regresi Kuadratis
Peramalan dengan metode Regresi Kuadratis didasarkan pada asumsi bahwa
pola pertumbuhan dari data historis bersifat kuadratis. Perbedaan peramalan dengan
metode Regresi Kuadratis dan peramalan dengan metode Regresi Liner terletak
dalam hal asumsi data historis. Rumus yang digunakan untuk menghitung peramalan
dengan metode Regresi Kuadratis adalah sebagai berikut :
Y(t) = a + bt + ct2 (4)
Dengan :
Y(t) = penjualan unit (fungsi terhadap waktu)
a = parameter yang akan ditentukan
b = parameter yang akan ditentukan
c = parameter yang akan ditentukan
t = periode
53
Rumus-rumus dalam menghitung variabel a, b, dan c adalah sebagai berikut:
dengan:
γ = konstanta pemulusan
δ = konstanta pemulusan
θ = konstanta pemulusan
α = konstanta pemulusan
β = konstanta pemulusan
N = banyak bulan yang akan diramal
Setelah didapatkan nilai b maka n ilai c diperoleh dari persamaan berikut:
54
Selanjutnya, nilai a d idapatkan dengan menggunakan nilai b dan nilai c yang telah
diperoleh sebelumnya melalu i persamaan:
3. Peramalan dengan Metode Double Moving Average
Peramalan dengan metode Double Moving Average mengambil x periode dari
jumlah permintaan aktual sebelumnya, kemudian mengh itung rata-rata permintaan
dari x periode, dan menggunakan hasil perhitungan rata-ratanya untuk meramalkan
permintaan periode selanjutnya. Data yang lebih tua dari periode x tidak memiliki
pengaruh terhadap peramalan periode selanjutnya. Nilai dari x dapat diatur pada
level manapun, tetap i biasanya di antara 4 dan 7.
Prosedur-p rosedur yang digunakan untuk menghitung peramalan dengan
menggunakan metode Double Moving Average adalah sebagai ber ikut :
a. Cari x rata-rata dari x1 sampai xt dan nilai peramalan untuk periode S’t+1 adalah x
rata-rata tersebut.
b. Cari x rata-rata dari x2 sampai xt-1, dan n ilai peramalan untuk periode S’t+2
adalah x rata-rata tersebut.
c. Ulangi kedua langkah di atas sampai semua n ilai x telah dih itung.
Lanjutkan dengan cara yang sama untuk mengh itung S’t hanya saja kin i yang dirata-
ratakan bukan x melainkan S’t.
d. Menghitung at dengan rumus :
at = 2S’t - S’’t (13)
e. Menghitung bt dengan rumus :
55
f. Langkah terakhir adalah menghitung peramalan (Ft+m) dengan m merupakan
jumlah periode ke muka dari t. Rumus:
Ft+m = at+bt.m (15)
4. Peramalan dengan Metode Double Exponential Smoothing
Terdapat dua kekurangan yang signifikan dari metode peramalan moving
average. Pertama, dalam bentuk dasarnya, pendekatan ini memberikan bobot yang
sama kepada semua n periode sebelumnya yang digunakan dalam perhitungan
(walaupun hal ini dapat diatasi dengan menempatkan bobot yang berbeda pada
masing-masing n periode). Kedua, dan yang lebih penting, pendekatan ini tidak
menggunakan data di luar n periode di mana moving average dihitung. Kedua
masalah ini diatasi dengan exponen tial smoothing, yang terkadang lebih mudah
untuk dihitung. Metode pemulusan eksponensial meramalkan permintaan pada
periode berikutnya dengan mengh itung permintaan aktual dalam periode tertentu dan
peramalan yang sebelumnya dibuat untuk periode tertentu tersebut.
Metode pemulusan eksponensial memberikan bobot yang semakin menurun
pada setiap data historis dimana penurunan bobot ini mengikuti pola eksponensial.
Dengan alasan inilah maka pemulusan eksponensial lin ier lebih disukai diband ingkan
rata-rata bergerak linier sebagai suatu metode peramalan dalam berbagai kasus
utama. Metode pemulusan eksponensial juga berbeda dengan metode regresi yang
mengakumulasikan ke semua data historis untuk memperoleh parameter-parameter
yang diinginkan.
Dalam metode ini dikenal adanya suatu konstanta yang disebut konstanta pemulusan
(α). Rumus-rumus untuk metode linier brown adalah sebagai berikut :
56
dengan:
S’t = pemulusan eksponensial tunggal periode ke-t
S”t = pemulusan eksponensial ganda periode ke-t
α = konstanta pemulusan
xt = data permintaan periode ke-t
at = penyesuaian pemulusan eksponensial tunggal
bt = taksiran kecenderungan antar periode
Ft+m = peramalan periode ke-(t+m)
m = jumlah periode ke depan yang diramalkan
5. Peramalan dengan Metode Siklis
Persamaan matematis yang digunakan untuk data dengan pola siklis ini adalah:
57
2.9.1.3 Nilai Kesalahan Peramalan
Dalam melakukan peramalan, hasil peramalan yang diperoleh tidak mungkin
benar-benar tepat. Selisih yang terjad i antara nilai peramalan dengan nilai yang
sesungguhnya dapat disebut sebagai error (kesalahan). Secara umum perhitungan
kesalahan peramalan dapat dijabarkan sebagai berikut:
ei= xi - Fi (25)
dengan:
ei = kesalahan pada periode ke-i
xi = nilai sesungguhnya pada periode ke-i
Fi = nilai hasil peramalan pada periode ke-i
Beberapa alternatif metode kesalahan peramalan yang banyak digunakan adalah
sebagai ber ikut :
2.9.2 Object Oriented and Analysis Design (OOAD)
Menurut Whitten et al. (2004, p31), Object Oriented Analysis (OOA)
merupakan teknik yang mengintegrasikan data dan p roses kedalam sebuah konsep
yang disebut objek. M odel Object Oriented Analysis merupakan gambaran ilustrasi
58
dari objek sistem dari berbagai pandangan seperti struktur dan behavior, serta
menggambarkan interaksi dari objek–objek tersebut.
Menurut M atiansen et al (2000, 3), ide paling penting dibalik Object Orien ted
Analysis and Design adalah objek dan kelas dibangun dalam empat konsep utama
untuk analisa dan disain yaitu memodelkan konteks dari sistem, penekanan pada
pertimbangan arsitektural, penggunaan pola–pola yang menggambarkan
pembangunan ide disain yang baik, dan penyesuaian metode yang digunakan dengan
setiap kondisi pengembangan.
Menurut M athiassen et al (2000, pp5-6), keuntungan dari penggunaan OOAD
adalah sebagai berikut:
1. OOAD dapat memberikan informasi yang jelas mengenai context sistem.
2. OOAD dapat menangani data yang seragam dalam jumlah yang besar dan
mendistribusikannya ke seluruh bagian organisasi.
3. Berhubungan erat dengan analisa berorientasi objek, perancangan
berorientasi objek, user interface berorientasi objek, dan pemrograman
berorientasi objek.
Menurut M athiassen et al (2000, p13), Object Oriented Analysis and Design
merupakan tahap awal dalam pembuatan software berbasis objek, Tujuan dar i analisa
dan desain ini adalah untuk mengembangkan gar is besar dari keseluruhan kebutuhan
sistem dan sebagai landasan untuk implementasi sistem. Analisa leb ih berfokus
kepada konteks sistem, sedangkan desain leb ih berfokus pada sisi teknis dari
perancangan software itu sendiri.
Menurut M athiassen et al (2000, p15) terdapat empat aktivitas utama dalam
Object Oriented and Analysis System, yaitu Problem Domain Analysis, Applica tion
Domain Analysis, Architectural Design dan Componen t Design.
59
2.9.2.1 User Interface
Menurut Mathiassen et al (2000, p151). Interface merupakan fasilitas yang
memungkinkan model sistem dan function dari sistem agar dapat digunakan o leh
para actors. Antarmuka sendiri dapat dibedakan atas antarmuka pengguna dengan
antarmuka sistem.
Hasil dari kegiatan analisa antarmuka adalah navigation diagram yang
menggambarkan setiap windows dan bagaimana hubungan antara setiap windows dan
bagaimana mengakses setiap windows tersebut. Hasil lainnya adalah berupa
sequence diagram dimana pada diagram ini dijelaskan interaksi antar objek ob jek
melalui pesan-pesan yang disampaikan antar objek tersebut.
Gambar 2.1 User Interface
60
2.9.2.2 Rich Picture
Menurut Mathiassen et al (2000, p26), Rich Picture merupakan gambaran
informal mengenai situasi yang digambarkan. Dalam menggambar rich picture,
awalnya kita perlu untuk menggambarkan seluruh entitas yang penting seperti orang,
objek objek, organisasi, peran maupun tugas
Gambar 2.2 Rich Picture
2.9.2.3 Naviga tion Diagram
Menurut Mathiassen et al (2000, p344) Navigation Diagram adalah
statechart diagram yang berfokus pada user interfac. Diagram ini menunjukan
hubungan antara interface yang ada satu sama lain. Sebuah in terface dapat
digambarkan sebagai sebuah state. State ini memiliki nama dan berisi gambar
miniatur interface. Transisi antar state dip icu oleh ditekannya sebuah tombol yang
menghubungkan dua interface.
61
Gambar 2.3 Navigation Diagram
2.9.2.4 Use Case Diagram
Use Case Diagram digunakan untuk menggambarkan bagaimana actor
berinteraksi dengan sistem yang tergambarkan dengan suatu use case diagram.
Terdapat dua konsep utama yang perlu dimengerti yaitu:
a. Actor merupakan abstraksi pengguna atau sistem lain yang berinteraksi
dengan target sistem
b. Use Case merupakan suatu pola interaksi antara sistem dengan actor dalam
application domain.
Use Case Diagram menunjukkan hubungan antara actor dengan use case
(M athiassen et al, 2000, p343). Dalam diagram ini, actor dan use case merupakan
dua elemen terpenting. Keduanya dapat dihubungkan satu lain untuk
menggambarkan pola interaksi antara actor dengan bagian sistem tertentu.
62
Gambar 2.4 Use Case Diagram
2.9.2.5 Class Diagram
Menurut Mathiassen et al (2000, p69) Class Diagram merupakan diagram
yang menggambarkan struktur objek objek dari sistem, menyediakan gambaran
ikhtisar masalah domain yang berkaitan secara logis dengan menggambarkan secara
keseluruhan hubungan struktural antara class dan object didalam model kita.
Sum ber: Mathiassen et al (2000, p70)
Gambar 2.5 Class Diagram
63
2.9.2.6 Event Table
Class memiliki tiga subaktivitas, yaitu menentukan kandidat class,
menentukan kandidat event, dan mengevaluasi serta memilih secara sistematis.
Pemilihan class akan mendefinisikan dasar dari blok-b lok pembangun dalam model
problem domain. Untuk memfasilitaskan p roses ini, sangat penting untuk
mendaftarkan semua kemungkinan atau kandidat class yang potensial, tanpa
mengevaluasi kandidat-kandidat class tersebut secara rinci. Tujuannya menghasilkan
sebuah daftar kandidat class yang bervariasi. Misalnya rencana, buku perjanjian,
perjanjian, pelanggan, resepsionis, dan lainnya. Selan jutnya, pemilihan event
merupakan blok-blok pembangun kedua untuk model problem domain. Proses
pemilihan kandidatnya menggunakan cara yang sama dengan memilih kandidat
class. Misalnya dipesan, menerima pembayaran, diberhentikan, d ipekerjakan, lulus,
dan lainnya. Kemudian daftar kandidat class dan event tersebut dievaluasi secara
sistematis.
Hasil dari aktivitas-aktivitas dalam class tersebut adalah sebuah event table.
Bagian kolom ber isi class terp ilih dan bagian baris berisi event terpilih. Berikut
contoh dari event table.
Tabel 2.1 Event Table
Class Events
reserved cancelled treated employed resigned graduated agreed
Customer X X X
Assistant X X X X X
Apprentice X X X X
Reservation X X X
Plan X X