BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran -...

52
BAB 2 LANDAS AN TEORI 2.1. Pemasaran 2.1.1. Definisi Pemasaran Philip Kotler (2005, p10) berpendapat bahwa definisi marketing atau pemasaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu definisi pemasaran secara sosial dan secara manajerial, definisi pemasaran secara sosial adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok tersebut mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Untuk definisi manajerial, pemasran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk” yang tidak menjadikan kuantitas penjualan tersebut hanya sebagai hasil akhir yang akan didapat dimasa depan. Maksud dari “seni menjual produk” adalah dimana tujuan pemasaran yang dilakukan pada masa sekarang tidak berfokus pada jumlah keuntungan atau tingkat penjualan semata, namun perlu juga memperhatikan kepentingan dan kebutuhan pelanggan seperti mengetahui dan memahami pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Pada intinya pemasaran harus men ghasilk an p elan ggan y ang siap membeli, dan selan jutny a adalah menyediakan produk atau jasa itu. Menurut Mohammed et al. (2003, p3), pemasaran adalah proses dari perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi dari ide, produk, dan layanan untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1. Pemasaran

2.1.1. Definisi Pemasaran

Philip Kotler (2005, p10) berpendapat bahwa definisi marketing atau

pemasaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu definisi pemasaran secara sosial

dan secara manajerial, definisi pemasaran secara sosial adalah proses sosial yang

dengan p roses itu individu dan kelompok tersebut mendapatkan apa yang

dibutuhkan dan d iinginkan dengan mencip takan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan p roduk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Untuk definisi

manajerial, pemasran sering digambarkan sebagai “seni men jual produk” yang

tidak menjadikan kuantitas penjualan tersebut hanya sebagai hasil akhir yang

akan didapat dimasa depan.

Maksud dari “seni menjual p roduk” adalah dimana tujuan pemasaran yang

dilakukan pada masa sekarang tidak berfokus pada jumlah keuntungan atau

tingkat penjualan semata, namun perlu juga memperhatikan kepentingan dan

kebutuhan pelanggan seperti mengetahui dan memahami pelanggan dan

selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Pada intinya pemasaran harus

menghasilkan pelanggan yang siap membeli, dan selan jutnya adalah

menyediakan p roduk atau jasa itu.

Menurut Mohammed et al. (2003, p3), pemasaran adalah p roses dari

perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi dari ide,

produk, dan layanan untuk mencip takan pertukaran yang memuaskan individu

dan tujuan organisasi.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

13

Berdasarkan defin isi definisi diatas dapat disimpulkan pemasaran adalah

keseluruhan p roses dalam memberikan nilai kepada konsumen yang meliputi

penciptaan, penentuan harga, promosi dan distribusi produk dan jasa.

2.1.2 Konsep Pemasaran

Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22) bahwa konsep pemasaran

muncul pada tahun 1950-an dan menantang berbagai konsep sebelumnya. Seperti

contoh pergantian pemahaman filosofi “buat dan jual” yang berpusat pada

produk,beralih ke filosofi “pahami dan tanggapi” dengan arti lebih mengerti

pelanggan. Kemudian def inisi filosofi “berburu” dalam bidang pemasaran yang

berarti berupaya mencari pembeli berubah ke definisi filosofi “berkebun” yang

berarti mendatangkan pembeli, sehingga dipahami bahwa konsep pemasaran

bukan untuk menemukan pelanggan tepat untuk sebuah p roduk, akan tetap i

konsep pemasaran adalah bertujuan untuk memahami dan mengerti dan

memahami sekaligus memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, dan dari

proses tersebut diharapkan akan mendatangkan pelanggan dengan sendirinya.

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran

organisasi adalah perusahaan harus menjadi leb ih efektif dibandingkan para

pesaing dalam mencip takan,menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan kepada pasar sasaran yang terp ilih. Konsep pemasaran telah

dikristalisasikan pada pertengahan 1950-an dan diekspresikan dalam beragam

cara:

1. “Penuhilah kebutuhan dengan cara yang mendatangkan laba.”

2. “Temukan keinginan dan penuhilah.”

3. “Cintailah pelanggan,bukan p roduk.”

4. “Lakukan dengan cara anda.” (Burger King)

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

14

5. “Andalah sang bos.” (United Airlines)

6. “Utamakan orang-orang.” (British Airways)

7. “Bermitra untuk mendapatkan laba.” (Miliken & Company)

Menurut Kotler dan Amstrong (2004, p12), konsep pemasaran memaparkan

bahwa mencapai tujuan organisasi bergantung pada menentukan kebutuhan dan

keinginan dari target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara

lebih efektif.

Berdasarkan def inisi diatas dapat disimpulkan konsep pemasaran adalah

suatu ide atau konsep yang bisa kita terapkan dalam dunia pemasaran untuk

mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.

2.1.3 Definisi Manajemen Pemasaran

Philip Kotler (2005, p11) mendefinisikan bahwa manajemen pemasaran

diartikan sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan,

mempertahankan dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan,

penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.

Kotler & Amstrong (2004, p5) mendefinisikan bahwa manajemen pemasaran

adalah suatu p roses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan

pertukaran timbal balik p roduk dan nilai dengan orang lain.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan manajemen pemasaran adalah

suatu p roses dalam manajemen untuk membuat ind ividu atau kelompok memperoleh

keinginan dar i perusahaan dengan melakukan pencip taan suatu p roduk yang dapat

dilakukan dengan melakukan inovasi pada p roduk.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

15

2.1.4 Definisi Tugas Pemasaran

Secara umum persepsi tugas pemasaran identik dengan aktifitas dalam

mencar i pelanggan atau konsumen sebanyak banyaknya, dan untuk melakukan hal

itu diperlukan pengorbanan baik waktu dan materi secara besar besaran untuk

mendukung kinerjanya baik melalu i p ihak lain diminta untuk melakukan r iset

pemasaran, kemudian menggunakan media ik lan sebagai alat promosi, dan

mengoperasikan departemen pemasaran yang besar.

Namun dewasa ini persepsi tersebut dibantah oleh beberapa perusahaan

seperti yang dikutip oleh buku manajemen pemasaran (Philip Kotler, (2005, p5))

bersumber dari buku Radica l Marketing (Sam Hill & Glenn Rifkin (1999, p19-31)),

perusahaan seperti Harley Davidson, Virgin Atlantic Airways, dan Boston Beer yang

berhasil merombak semua aturan pemasaran lawas beserta persepsinya yang

menyebutkan beberapa langkah yang sudah disebutkan diatas wajib dijalankan

sebagai langkah inti pemasaran. Sebagai langkah tepat yang ditempuh oleh

perusahaan tersebut adalah terfokus pada pemanfaatan sepenuh-penuhnya sumber

daya mereka yang terbatas, senantiasa menjalin hubungan erat dengan pelanggan

mereka dan mencip takan solusi yang lebih memuaskan kebutuhan pelanggan

mereka. Salah satu upayanya seperti membentuk berbagai klub pembeli,

menggunakan humas yang kreatif, dan berfokus pada usaha usaha untuk member ikan

mutu p roduk yang tinggi dan memenagkan kesetiaan pelanggan jangka panjang.

Langkah-langkah yang dijalankan oleh ketiga perusahaan besar tersebut

diinsp irasikan oleh pencerahan pemasaran yang menyebutkan sepuluh kaidah

pemasaran radikal yang ditulis oleh Sam Hill dan Glenn Rifk in dalam bukunya

Radical Marketing (1999, p19-31) sebagai berikut:

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

16

Dalam Buku Radical Marketing, Sam Hill dan Glenn Rifkin membentangkan

serangkaian pedoman bebentuk resep yang dapat membantu perusahaan lain meniru

para pemasar radikal.

1. CEO harus memiliki fungsi pemasaran. CEO pemasaran radikal tidak pernah

mendelegasikan tanggung jawab pemasaran; mereka umumnya bertindak

seperti pejabat kepala pemasaran secara de facto.

2. Pastikan bahwa departemen pemasaran sejak awalnya kecil dan datar, dan

harus dipertahankan tetap kecil dan datar. Untuk tetap terlibat dengan

pemasaran, CEO harus tidak mengijinkan lap isan manajemen bertumbuh

begitu banyak sehingga memperbesar jarak mereka dari pasar.

3. Hadapilah langsung orang yang paling berarti-pelanggan. Bagi pemasar

radikal, “Berhadapan langsung merupakan mantera”. M ereka memahami

keuntungan yang d idapatkan dari interaksi langsung dengan pelanggan.

4. Gunakan riset pasar secara hati hati. Riset pasar umumnya memberitahu

pemasar apa keinginan pelanggan kebanyakan.

5. Pekerjakan hanya ‘misionaris’ yang bergairah. Para pemasar radikal tidak

memiliki pemasar, mereka memiliki misionaris.

6. Cintailah dan hargailah pelanggan anda. Para pemasar radikal menghargai

pelanggan sebagai ind ividu, bukan sebagai nomor-nomor dalam spread sheet.

Mereka mengakui bahwa pelanggan inti menyumbang banyak sekali

keberhasilan perusahaan mereka.

7. Cip takan komunitas pelanggan. Para pemasar radikal “mendorong pelanggan

mereka mengganggap diri mereka sebagai komunitas, dan merek sebagai

pemersatu komunitas itu”.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

17

8. Pikirkan kembali bauran pemasaran. Teknik pemasaran pemasar radikal

sering sangat berbeda dengan teknik yang d igunakan oleh para pemasar

tradisional. Sebagai contoh, pemasar tradisional berupaya untuk menjangkau

khalayak luas via periklanan berskala besar, sementara pemasar radikal

menggunakan “iklan terobos langsung” dengan ciri kampanye iklan yang

singkat dan bersasaran.

9. Perhatikan pendapat umum. Perusahaan kecil dengan sumber daya terbatas

tidak dapat berharap untuk mampu bersaing dengan para pesaing besar tanpa

gagasan pemasaran yang segar dan berbeda. Dengan demikian pemasar

radikal misalnya, membatasi distribusi sehingga dapat mencip takan kesetiaan

dan komitmen dar i para distribuotr dan pelanggan.

10. Berpeganglah pada n ilai nyata merek. Para pemasar radikal “terobsesi pada

keterpaduan merek,dan mereka senantiasa berp ikir tentang mutu.”

2.1.5 Definisi Modern Tugas Pemasaran

Bedasarkan pendapat Philip Kotler (2005, p11) dipahami bahwa pada

awalnya definisi tugas pemasaran hanya berfokus pada aktifitas dalam mencari

pelanggan atau konsumen yang berorientasi terhadap perolehan keuntungan

sebanyak banyaknya, dan untuk melakukan hal itu diperlukan pengorbanan baik

waktu dan materi secara besar-besaran. Beberapa faktor seperti jarangnya para

pesaing, teknologi informasi yang belum berkembang, dan minimnya pengetahuan

dan kesadaran masyarakat membuat sistem pemasaran tersebut dapat diterapakan

dengan baik.

Namun dewasa ini seiring dengan mak in meningkatnya pengetahuan

masyarakat,berkembanganya teknologi informasi, dan munculnya para pesaing baru

baik lokal maupun asing membuat persaingan pasar yang melibatkan berbagai p ihak

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

18

produsen semakin berat, hal itu menjadikan pihak p rodusen yang terlibat untuk lebih

berupaya dan dituntut untuk mengembangkan sistem pemasaran tersebut sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjad i, dan tentunya tetap konsisten

terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan. Faktanya apabila p rodusen dapat

memahami dan mengerti atas kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan baik, maka

dengan sendir inya konsumen menciptakan peluang pasar bagi produsen tersebut

untuk tetap dapat eksis dan bersaing kedepannya.

2.1.6 Perbedaan Konsep Penjualan dan Pemasaran

Philip Kotler (2005, p22) juga menyertakan pendapat Theodore Levitt dari

Harvard yang menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontras antara konsep

penjualan dan pemasaran sebagai berikut:

“Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual; pemasaran berfokus pada

kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk

mengubah produknya menjadi uang tunai; pemasaran memikirkan cara memuaskan

kebutuha pelanggan melalui sarana sarana produk dan segala sesuatu yang

berkaitan dengan permasalahan menciptakan,menyerahkan, dan akhirnya

mengkomsumsinya.”

Konsep pemasaran berdiri atas empat pilar:

1. Pasar Sasaran : Perusahaan-perusahaan akan berhasil secara gemilang bila

merek secara cermat memilih (sejumlah) pasar sasarannya dan

mempersiapkan p rogram pemasaran yang dirancang khusus untuk masing

masing pasar tersebut.

2. Kebutuhan Pelanggan : Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran tetap i

gagal memahami kebutuhan pelanggan secara akurat. Maksudnya adalah

pihak perusahaan selain harus dapat melakukan segmentasi pasar, perusahaan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

19

tersebut juga pandai dalam melihat peluang dari sisi pemenuhan kebutuhan

pelanggan.

3. Pemasaran Terpadu : M aksudnya adalah bahwa perusahaan harus dapat

mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kinerja antar departemen yang

dimilikinya sehingga selaras dan terpadu dengan rencana ker ja dan tujuan

perusahaan.

4. Kemampuan Menghasilkan Laba : Tujuan terakhir dari konsep pemasaran

adalah membantu organisasi mencapai tujuan organisasinya. Dalam kasus

perusahaan swasta, tujuan utama adalah laba; dalam kasus organisasi publik

dan nirlaba, tujuan adalah bisa bertahan hidup dan mampu menarik cukup

dana melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Perusahaan swasta seharusnya

tidak bertujuan meraup laba saja, melainkan mendapatkan laba sebagai akibat

dari pencip taan nilai pelanggan yang unggul. Perusahaan menghasilkan uang

karena memenuhi kebutuhan pelanggan lebih baik dibangingkan pesaingnya.

Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam-ke luar. Konsep itu

dimulai dari pabrik, berfokus pada produk yang sudah ada, serta menuntut

penjualan dan promosi dengan cara keras untuk menghasilkan penjualan yang

dapat menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar-

ke dalam. Konsep itu dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik,

berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas

yang akan mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan

memuaskan pelanggan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

20

2.2 Penjualan

2.2.1 Definisi Penjualan

Menurut Mulyadi (2001,p202), kegiatan penjualan terdiri dari

transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai.

Penjualan menurut cara bayarnya dapat dibedakan sebagai berikut:

1.Penjualan tunai, yaitu penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan

dengan cara mewajibkan pembeli dengan melakukan pembayaran harga

barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli.

2.Penjualan kredit, yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara

memenuh i order dari pelanggan dengan mengirimkan barang atau

menyerahkan jasa dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki

piutang kepada pelanggannya.

2.2.2. Fungsi yang Terkait Dengan Penjualan

Menurut Mulyadi (2001, p204),fungsi yang terkait dengan system

penjualan adalah :

1. Fungsi kredit, bertanggung jawab dalam meneliti status kredit

pelanggan dan memberikan otorisasi pembelian kred it kepada

pelanggan.

2. Fungsi penjualan, bertanggung jawab mener ima order, mengedit

order, meminta otorisasi kredit, menentukan segala pengiriman dan

bertanggung jawab atas transaksi penjualan.

3. Fungsi gudang, bertanggung jawab untuk meny impan dan

menyiapkan barang yang dipesan dan mengirimkan ke bagian

pengiriman.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

21

4. Fungsi pengiriman, bertanggung jawab untuk menyerahkan barang

ke pelanggan berdasarkan surat order pengiriman yang diterima dari

bagian penjualan.

5. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab untuk mencatat transaksi

penjualan dan mengir imkan pernyataan piutang kepada debitur, serta

membuat laporan penjualan.

6. Fungsi penagihan, bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan

secara periode kepada pemegang kartu kredit.

2.2.3 Informasi yang Diperlukan Dari Transaksi Penjualan

Informasi yang diperlukan oleh p ihak manajemen dar i transaksi

penjualan adalah sebagai ber ikut

a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis p roduk atau kelompok

produk persatuan waktu

b. Jumlah p iutang kepada setiap debitur dari tansaksi penjualan

c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu

tertentu

d. Nama dan alamat pembeli

e. Kuantitas barang yang d ijual

f. Nama wiraniaga yang melakukan

g. Otorisasi pejabat yang berwenang

2.3 Pasar

2.3.1 Definisi Pasar

Syarat adanya pasar, adalah harus terdapat orang-orang dengan kebutuhan

dan keinginan tertentu dan ada satu atau lebih produk yang dapat memuaskan

kebutuhan ini. Selain itu, para pembeli juga mau dan mampu membeli p roduk yang

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

22

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Cravens 2006, p80). Adapun pasar

dapat diklasifikasi men jadi b isnis dan konsumen.

2.3.1.1 Pasar Bisnis

Pasar bisnis adalah semua organisasi yang membeli barang dan jasa untuk

digunakan memproduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau dipasok

ke perusahaan lain (Kotler & Armstrong 2004, p245). Karakteristik pasar bisnis

yaitu: jumlah pembeli kecil, volume pembelian besar, hubungan dekat, terkonsentrasi

secara geografis, permintaan turunan, permintaan inelastis, permintaan fluktuatif.

2.3.1.2 Pasar Konsumen

Pasar konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau

mendapatkan barang dan jasa untuk konsumsi pribadi (Kotler & Armstrong 2004,

p199). Karakteristik pasar konsumen yaitu: jumlah pembeli besar, volume pembelian

kecil, hubungan jauh, tersebar secara geografis, permintaan tidak inelastis, personal

purchase (pembelian p ribadi).

2.3.2 S trategi Penetrasi Pasar

Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan cara (Pearce/Rob inson 2005,

p258):

1. Menambah tingkat penggunaan pelanggan lama:

a. Menambah jumlah pembelian.

b. Mempercepat keusangan p roduk.

c. Mengiklankan penggunaan lain.

d. Memberi insentif harga untuk penggunaan lebih banyak.

2. Memikat pelanggan promosi:

a. Mempertajam diferensiasi merek.

b. Meningkatkan usaha p romosi.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

23

c. Menurunkan harga.

3. Memikat pelanggan pengguna untuk membeli produk:

a. Merangsang keinginan mencoba melalui p roduk contoh (sampling),

insentif harga, dan sebagainya.

b. Menaikkan atau menurunkan harga.

c. Mengiklankan penggunaan baru.

2.4 Advertising

Menurut Brannan,Tom (2005, p51) Advertising adalah sebuah pengiriman

pesan melalui suatu media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan.M enurut

Kotler & Amstrong (2006, p416) Advertising dapat menjangkau massa pembeli

yang tersebar secara geographic pada biaya yang rendah per exposure dan

memunkinkan penjual untuk mengulangi pesan berulang kali. Advertising juga

sangat ekspresif, perusahaan mendramatisasi produknya lewat seni dengan

menggunakan visual, print, suara, dan warna. Di satu sisi, advertising dapat

trigger penjualan secara cepat. Iklan itu berguna untuk meraih audience yang

banyak, mencipatakan brand awarness, menolong diferensiasi sebuah brand

dengan pesaingnya, dan membangun brand image. Kekuatan iklan dan fungsinya

yang serbaguna dapat memberikan beragam kreativitas yang dapat

diimplementasikan melalui penglihatan, suara, atau bahkan penciuman. Di

samping itu, iklan mampu mengatasi pesan dari proposisi aling kompleks.

Perencanaan dan membuat keputusan iklan fokus pasa lima tugas utama atau

yang sering d ikenal dengan ”the five ms” yaitu setting the objectives, decid ing on

the advertising budget, developing the advertising campaign, deciding on media

dan measuring effectiveness. Kottler (2006,p526)

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

24

a. Setting the Objectives

Sasaran ik lan harus seiring dengan target pasar,brand positioning, dan marketing

program. Sasaran iklan adalah tugas komunikasi yang spesifik dan sebuah level

perolehan untuk penyempurnaan dengan konsumen spesifik disebuah periode

waktu. Sasaran iklan dapat diklasifikasikan menurut apakah untuk inform,

persuade, atau remind. Menurut Kotler & Amstrong (2006, p427) Informative

advertising biasanya digunakan mengenalkan suatu produk baru. Di informative

advertising ini bertujuan membangun permintaan pertama. persuasive advertising

menjad i penting seiring dengan men ingkatnya persaingan. Reminder advertising

penting pada saat p roduk pada fase kedewasaan.

b. Deciding on the Advertising Budget

Dideskripsikan beberapa meode umum untuk mengistimasi communications

budget. Ini adalah lima metode umum untuk mempertimbangkan budget iklan,

yaitu stage in the product life cycle, market share and consumer base,

competition and clutter, advertising frequency, dan product substitutab ility.

c. Developing the Advertising Campaign

Untuk mengembangkan strategi pesan, pengiklan harus melalui 3 langkah, yaitu

message generation and evaluation, crea tive development and execution and

social-responbility review.

d. Deciding on Media

langkah-langkah pada tahap ini yaitu deciding on reach, frequency, and impact,

choosing among major media types, selecting specific media vehicles, deciding

on geographical media a lloca ion.

e. Evaluating Advertising Effectiveness

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

25

Rencana dan kontrol yang baik tergantung dar i pengukuran iklan yang efektif.

Pengik lan mencoba untuk mengukur efek dari sebuah iklan adalah awareness,

knowledge, atau preference sebagai efek yang potensial. M ereka juga mengukur

penjualan sebagai sebuah efek.

2.4.1 Jenis Iklan

Berbagai jenis iklan yang ada sekarang in i menurut May Lwin dan

Jim Aitchison (2005, p7), yaitu:

a.Iklan strategis digunakan untuk membangun merek. Perhatian utama ik lan

strategis ini dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta

membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar.

b. Iklan taktis dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan

kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan taktis member ikan

penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen member ikan

jawaban pada hari yang sama.

c. Iklan ritel yaitu semacam penetapan harga untuk sebagian barang yang

mempunyai keuntungan sedikit atau tanpa keuntungan sama sekali untuk

menarik perhatian konsumen, sedangkan sisa barang yang lainnya

mempunyai harga normal.

d. Iklan korporat dilakukan ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye

untuk mengkomunikasikan n ilai-nilai korporatnya kepada publik. Iklan

korporat seringkali berbicara tentang warisan perusahaan, komitmen

perusahaan terhadap pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo

perusahaan yang baru, atau mempublikasikan kepedulian perusahaan

terhadap lingkungan hidup . Ada kalanya iklan korporat harus mengkoreksi

persepsi publik tentang perusahaan.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

26

e. Iklan bisnis kepada bisnis terjadi ketika perusahaan berbicara kepada

perusahaan lain yang biasanya dilakukan dengan majalah bisnis. Alasan

munculnya iklan in i pada umumnya penerbitan saham baru, rencana

ekspansi baru, membangun goodwill korporat, atau memperkenalkan

struktur dan layanan perusahaan yang baru.

f. Iklan layanan masyarakat sering d ilakukan berbagai institusi dan organisasi

amal yang berusaha meringkan beragam masalah sosial-pengungsi,

tunawisma, orang cacat, serta kekerasan terhadap binatang maupun

perempuan dan anak-anak.

2.5 Investasi Teknologi Informasi

Menurut Dewanti (2008, p187) Investasi adalah penilaian investor atas

proyek yang akan dioperasikan sehingga dapat memberikan keuntungan atau

kecepatan pengembalian investasi.

Investasi teknologi informasi merupakan keputusan yang diambil o leh

organisasi untuk meningkatkan sumber daya dari pengeluaran biaya yang nyata dari

teknologi informasi dengan harapan manfaat dari pengeluaran tersebut mencapai

nilai dari apa yang diharapkan.

Proses investasi teknologi informasi terdiri dar i tiga tahap fundamental yaitu

tahap seleksi, control, dan evaluasi. Selama tahap seleksi, suatu organisasi

menyeleksi investasi teknologi informasi yang paling mendukung

kebutuhankebutuhan misinya, mengindentifikasi, menganalisi resiko dan

pengembalian tiap investasi sebelum mendanai investasi tersebut. Selama tahap

control, organ isasi memastikan bahwa inp lementasi investasi teknologi informasi

tersebut masih sejalan dengan perencanaan p royek. Setiap ada penambahan biaya

investasi, p royek tetap berlangsung selama masih sesuai misinya, dan pada tingkat

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

27

biaya serta resiko yang telah diperkirakan. Selama tahap evaluasi, realisasi dan hasil

dibadingkan dengan perencanaan yang sebelumnya dilakukan. Hal in i dilakukan

untuk menilai pengaruh investasi pada kiner ja misi, mengidentifikasi perubahan atau

modifikasi yang diperlukan terhadap investasi, dan memperbaiki p roses manejemen

investasi berdasarkan pengalaman.

Manfaat dari investasi dapat juga d iklasifikasikan dalam bentuk keuntungan

berwujud (tangible benefits) dan keuntungan tidak berwujud (in tangible benefits).

Keuntungan berwujud merupakan keuntungan yang berupa penghematan

penghematan atau peningkatan-peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur

secara kuantitas dalam bentuk satuan nilai uang. Keuntungan berwujud diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Pengurangan-pengurangan biaya operasi.

b. Pengurangan kesalahan-kesalahan proses.

c. Peningkatan penjualan.

d. Pengurangan biaya persediaan.

e. Pengurangan kredit tak tertagih.

Keuntungan tak berwujud (intangible benefits) adalah keuntungan

keuntungan yang sulit atau tidak mungk in diukur dalam bentuk satuan nilai uang.

Keuntungan-keuntungan ini d iantaranya adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan pelayanan lebih baik kepada langganan.

b. Peningkatan kepuasan kerja personil.

c. Peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik.

Secara umum investasi teknologi informasi bermanfaat untuk menekan

biaya–biaya operasi perusahaan, meningkatkan p roduktifitas dan menyelesaikan

masalah b isnis yang spesifik.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

28

2.5.1 Perhitungan Investasi dengan Metode PP (Payback Period)

Menurut Husien Umar (2003,p197) M etode Payback Period adalah suatu

periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initia l Cash

Investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period

merupakan rasio antara In itia l Cash Investment dengan cashinflow-nya yang hasilnya

merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini diband ingkan dengan maximum

payback period yang diterima.

Rumus:

Payback Period : Nilai Investasi x 1 Tahun

Kas Masuk Bersih

Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback period-

nya maka usulan investasi dapat diterima.

Metode payback period ini cukup sederhana sehingga mempunyai

kelemahan. Kelemahan utamanya yaitu metode ini tidak memperhatikan konsep nilai

waktu dari uang disamping itu juga tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah

payback. Jadi pada umumnya metode ini digunakan sebagai pendukung metode lain

yang lebih baik.

2.5.2 Perhitungan Investasi dengan Metode NPV (Net Present Value)

Menurut Husien Umar (2003,p200) Metode Net Present Value yaitu selisih

antara Present Value dari investasi sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih

(aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) dimasa yang akan datang. Untuk

menghitung n ilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

29

Rumus:

n

NPV = ∑ CFt - I0

t=1 (1 + K)t

Dimana : CFt = aliran kas pertahun pada periode t

Io = investasi awal pada tahun 0

K = suku bunga (Discount Rate)

Kriteria penilaian :

- Jika NPV > 0, maka usulan p royek dapat diterima

- Jika NPV < 0, maka usulan p royek di tolak

- Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima ataupun

ditolak.

2.6 Definisi Internet

Courtland L. Bovee dan John V. Thill (2003, p369) mengemukakan bahwa

internet adalah jar ingan; satu kelompok komputer yang saling d ihubungkan sehingga

semuanya dapat berbagi informasi. Kadang-kadang jaringan terletak dalam satu

gedung atau tempat tertentu (disebut local area network, atau LAN); jaringan yang

lain menghubungkan komputer berada ditempat jauh (disebut wide area network,

atau WAN). Internet kebetulan adalah jaringan terbesar di dunia dari banyak

komputer yang saling terhubungkan secara elektronik (juga dikenal sebagai server).

Dimulai ditahun 1969 oleh U.S Departmen of Defense, Internet adalah usaha

sukarel, kerja sama; tidak satu pun individu, jaringan, organ isasi atau pemerintah

yang memilik inya. Internet dapat diakses oleh indiv idu, perusahaan, perguruan

tinggi, kantor pemerintah, dan lembaga lain dalam negara diseluruh dunia. A gar

tersambung ke internet anda hanya memerlukan sebuah komputer denga sebuah

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

30

modem, saluran telepon standar, dan Internet Service Provider (ISP), Internet

Service Provider sendiri adalah sebuah badan penyedia jalur akses menuju internet

bagi konsumen yang dimilik inya. Anda dapat menelepon salah satu komputer induk

ISP dengan biaya tetap bulanan atau per penggunaan, yang akan menghubungkan

anda dengan berapa pun jumlah komputer yang menyusun jaringan internet. Dan

tentu saja, bagian internet sering digunakan adalah WWW (bagian dar i internet yang

dapat mengakomodasikan grafik) sebagai kependekan dar i “world wide web”.

WWW sendiri d ikembangkan ditahun 1990, web menggunakan sistem graphical

user interface (GUI), memudahkan pemakai mencari, menampilkan, dan meny impan

informasi yang berada dalam Internet. Informasi in i biasanya disimpan dalam sebuah

situs web yang terletak disalah satu dari banyak komputer yang berbentuk jaringan

dalam Internet. Sebuah situs web individual dapat terdiri dari banyak halaman web,

dan agar dapat membaca halaman w eb anda memerlukan web browser, perangkat

lunak seperti Netscape navigator, atau Internet Explorer dari Microsoft.

2.7. E-Marketing

2.7.1 Definisi E-Marketing

Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p74), e-marketing menggambarkan

usaha-usaha perusahaan untuk menginformasikan, berkomunikasi, mempromosikan,

dan memasarkan p roduk dan jasanya lewat internet.

Menurut Chaffey et al. (Chaffey , 2000, p4) internet marketing adalah aplikasi

dari internet dan semua d igital teknologi dalam mencapai tujuan pemasaran.

Menurut M ohammed et al (2003, p4), internet marketing merupakan proses

membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan on-line

untuk memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan pelayanan untuk memenuhi

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

31

keinginan dari kedua belah pihak. Pengertian diatas dapat dibagi kedalam lima

komponen, yaitu :

• Process (Proses)

Seperti halnya program pemasaran secara tradisional, p rogram pemasaran

melalui internet juga meliputi sebuah proses. Tujuh tahap dari proses

pemasaran melalui internet adalah : membentuk peluang pasar, menyusun

strategi pemasaran, merancang berdasarkan pengalaman yang dimiliki

pelanggan, membangun customer interface, merancang p rogram

pemasaran, mengumpulkan informasi tentang pelanggan melalui

teknologi, dan mengevaluasi keseluruhan hasil p rogram pemasaran.

• Building and Mainta ining Customer Relationships (membangun dan

mempertahankan hubungan dengan pelanggan)

Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan

merupakan tujuan dari pemasaran. Tiga tahapan hubungan dengan

pelanggan adalah awareness, exploration, dan commitment. Program

pemasaran dapat dikatakan berhasil apabila mampu untuk mengarahkan

pelanggan sampai pada tahap komitmen pada perusahaan. Dan tujuan dari

pemasaran melalui internet adalah menjalin hubungan dengan pelanggan,

baik secara online maupun offline.

• Online

Sesuai dengan defen isinya, internet marketing adalah pemasaran yang

dilakukan dalam dun ia internet namun tetap terkait dengan p rogram

pemasaran secara tradisional.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

32

• Exchange (pertukaran)

Dampak dari program pemasaran online adalah pertukaran yang tidak

hanya terjadi di dalam dunia internet saja atau online, namun juga harus

berdampak pada pertukaran di penjualan secara nyata.

• Satisfaction of Goals of Both Parties (Kepuasan dan Tujuan dari Kedua

Pihak)

Dengan adanya internet marketing, pemenuhan kepuasan akan kedua

belah p ihak lebih cepat terpenuhi, yaitu dari segi perusahaan yang

menggunakan internet marketing bisa mencapai tujuan perusahaan seperti

meningkatnya laba perusahaan, pangsa pasar yang semakin meluas, dan

lain-lain. Dari segi pelanggan adalah terpenuhinya kebutuhan seperti

mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan lebih cepat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-marketing atau in ternet marketing

adalah sebuah strategi perusahaan dalam membangun hubungan, komunikasi,

kebutuhan informasi pada pelanggannya untuk memenuh i tujuan pemasaran

menggunakan internet dan teknologi digital lain.

2.7.2 Manfaat E-Marketing

Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p544), e-marketing menghasilkan

manfaat pada konsumen maupun pemasar.

A. Manfaat pemasaran online bagi konsumen adalah :

• Kemudahan informasi barang

Para konsumen dapat melihat informasi p roduk atau jasa 24 jam

sehari dimana pun. Konsumen tidak harus berkendara, mencari tempat

parkir dan kesulitan lokasi lain untuk mencari dan memeriksa barang-

barang karena akses internet.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

33

• Kebutuhan akan informasi perusahaan

Para konsumen dapat memperoleh banyak informasi tentang

perusahaan. Sehingga dapat meningkatkan ef isiensi waktu, tenaga,

dan uang.

• Keluhan yang tidak sedik it

Para konsumen tidak perlu menghadap i atau melayani bujukan dan

faktor-faktor emosional lainnya. Konsumen juga tidak perlu

menunggu dalam antrian.

B. Manfaat pemasaran online bagi perusahaan :

• Penyesuaian cepat terhadap kondisi pasar

Perusahaan-perusahaan dapat dengan cepat menambahkan produk

pada tawaran mereka serta mengubah harga dan deskripsi atau

produk.

• Biaya yang lebih rendah

Menghindari biaya pengelolaan toko dan biaya sewa, asuransi serta

prasarana menyertainya. M ereka dapat membuat katalog digital

dengan biaya jauh lebih rendah daripada b iaya katalog kertas.

Sehingga biaya pemasaran dapat lebih rendah.

• Pemupukan hubungan

Perusahaan dapat membentuk hubungan dan belajar lebih banyak dari

kebutuhan konsumen.

• Pengukuran jumlah pemirsa

Perusahaan dapat juga mengetahui berapa banyak orang mengunjungi

website. Informasi itu dapat membantu para perusahaan untuk

meningkatkan tawaran dan iklan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

34

• Peningkatan segmentasi

Internet tidak membatasi jangkauan pemasaran karena seluruh

konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah.

2.7.3 Framework Perencanaan S trategi E-Marketing

”Seven Stages of Internet Marketing” merupakan kerangka tujuh tahap

perencanaan pemasaran melalui internet. Secara spesifik digunakan pada internet

marketing dengan menekankan pada aturan, konsep dan p roses dalam pemasaran

secara online. Hal ini d ikarenakan terjad i perubahan secara konsep tual dan proses

dari sebuah sistem pemasaran offline men jadi on line (M ohammed et al, 2004).

2.7.3.1 Stage 1 : Framing the Market Opportunity (Membuat kerangka

peluang pasar)

Pada tahap pertama yakni membentuk kerangka peluang pasar. Dilakukan

dengan cara melihat peluang bisnis untuk menjadi nilai tambah dalam

bersaing dan memperluas pangsa pasar. Untuk melihat kesempatan bisnis

dapat dilihat melalui langkah-langkah sebagai berikut :

A. Menyelidiki peluang didalam nilai sistem berjalan atau baru

Mengidentifikasi kemungkinan peluang-peluang perusahaan untuk masuk

ke pasar. Dengan menggunakan internet, analisis peluang apakah dapat

lebih dikembangkan.

B. Identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi

Menganalisis p roses bisnis perusahaan untuk melihat apakah sistem saat

ini telah memenuhi kebutuhan konsumen atau tidak. Kebutuhan belum

terpenuhi menjadi acuan dar i pengembangan sistem baru.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

35

C. Identifikasi segmentasi dan target pasar

Mengidentifikasi segmentasi dari pengguna produk perusahaan.

Pembagian segmentasi dapat berupa demograf i, geografi, tingkah laku,

dan psikografis (gaya hidup dan kepribadian). Kemudian identifikasi

pasar sasaran.

D. Menggunakan keunggulan untuk keuntungan

Mengidentifikasi sumber daya perusahaan. Sumber daya dibagi menjadi

tiga kelompok utama, yakni :

• Customer facing berupa nama merek, tenaga penjualan andal, dan

saluran distribusi.

• Internal berupa teknologi, pengembangan produk, pengalaman

staff.

• Upstream berupa hubungan perusahaan dengan pemasok

E. Mempertimbangkan kesempatan persaingan, teknologi, dan keuangan

Menentukan pesaing dari perusahaan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Tahap ini juga mempertimbangkan teknologi dan keuangan

dapat dijadikan peluang bagi perusahaan. Tingkat sebuah peluang dapat

dipertimbangkan melalu i intensitas persaingan (direct dan indirect

competitor), penerapan teknologi, dan penilaian keadaan finansial

perusahaan.

F. Mengambil keputusan Go / No-Go

Dalam mengambil keputusan ada beberapa faktor yang digunakan, yakni :

• Competitive vulnerability (kemampuan bersaing)

• Magnitude of unmet need (tingkat kebutuhan pelanggan belum

terpenuhi)

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

36

• Technology vulnerability (kemampuan teknologi)

• Interaction between segment (interaksi dalam segmentasi)

• Likely rate of growth (kecenderungan pertumbuhan)

• Market size (ukuran pasar)

• Level of profitability (tingkat keuntungan)

Tiga parameter digunakan dalam mengukur factor-faktor diatas, yakni :

• Positive factor : memberikan nilai tambah bagi perusahaan

• Neutral factor : tidak memberikan dampak terlalu besar bagi

perusahaan

• Negative factor : memberikan kesulitan dalam meraih peluang

2.7.3.2 Stage 2 : Formulating the Market Strategy (Menyusun S trategi

Pemasaran)

Menentukan strategi pemasaran online secara keseluruhan berdasarkan

penetapan pemasaran perusahaan dalam membuat segmentasi, target, dan

posisi pasar sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Tiga komponen dari strategi pemasaran, yaitu :

A. Segmentation

Merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran untuk mencari

pelanggan sesuai dengan p roduk dan layanan, harga atau karakteristik

program pemasaran. Segmentasi pasar memilik i tujuan untuk

meningkatkan penjualan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan.

Menurut Mohammed et al (2004, p108) segmentation memiliki empat

skenario, yakni :

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

37

• Market Expansion

Skenar io segmentasi dimana segmen pasar tidak mengalami

perubahan, namun mengalami perluasan ukuran dengan adanya

internet sebagai saluran d istribusi pemasaran baru.

• Reclassified Expansion

Skenar io segmentasi dimana segmentasi pasar beserta ukurannya

mengalami perubahan secara simultan dengan adanya internet

sebagai saluran distribusi pemasaran baru.

• Market Reclassification

Skenar io segmentasi dimana telah terjadi perubahan pada

segmentasi pasar melalui penggunaan internet, namun dengan

ukuran pasar sama.

• No Change

Tidak ada perubahan sama sekali karena tidak ada perluasan.

Segmen pelanggan online pada umumnya sama besarnya dengan

offline.

B. Targetting

Merupakan suatu proses mengidentifikasi dan memilih segmen pasar

online untuk dapat mengetahui secara spesifik target utama dalam tahap

segmentasi pemasaran offline.

Memiliki empat skenario berbeda, yakni :

• Blanket Targetting

Target pasar online mengacu pada konsumen sama pada

pemasaran offline. Penetapan target pasar online dilakukan pada

seluruh variabel segmen pasar offline.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

38

• New Opportunity Targetting

Target pasar online mengacu pada konsumen berbeda pada

pemasaran offline. Penetapan target pasar online dilakukan pada

seluruh variabel segmen pasar offline.

• Bleed-Over Targetting

Target pasar online mengacu pada konsumen berbeda pada

pemasaran offline. Penetapan target pasar online dilakukan hanya

sebagian variabel segmen pasar offline.

• Beachehead Targetting

Target pasar online mengacu pada konsumen sama pada

pemasaran offline. Penetapan target pasar online dilakukan hanya

sebagian variabel segmen pasar offline.

C. Positioning

Cara pandang perusahaan untuk mempengaruh i pelanggan tentang

sesuatu p roduk unik dan mempunyai nilai pada target pasar sebagai

langkah akhir dalam proses strategi pengambilan keputusan.

• Blanket Positioning

Posisi pasar online mengacu pada konsumen sama pada

pemasaran offline. Penetapan posisi pasar online dilakukan pada

seluruh variabel segmen pasar offline.

• New Opportunity Positioning

Posisi pasar online mengacu pada konsumen berbeda pada

pemasaran offline. Penetapan posisi pasar online dilakukan pada

seluruh variabel segmen pasar offline.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

39

• Bleed-Over Positioning

Posisi pasar online mengacu pada konsumen berbeda pada

pemasaran offline. Penetapan posisi pasar online dilakukan hanya

sebagian variabel segmen pasar offline.

• Beachhead Positioning

Posisi pasar online mengacu pada konsumen sama pada

pemasaran offline. Penetapan posisi pasar online dilakukan hanya

sebagian variabel segmen pasar offline.

2.7.3.3 Stage 3 : Designing the Cusomer Experience (Mendesain

Pengalaman Konsumen)

Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, kedekatan konsumen dengan

sebuah perusahaan telah menjadi faktor penting untuk mencapai tujuan

perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu menetapkan strategi

tepat untuk mengakomodasikan kebutuhan pelanggang konsumen

(M ohammed et al, 2004, p136).

Ada tiga tahap utama dalam mendesain pengalaman pelanggan, yakni :

A. Experience Functiona lity

Bagaimana perusahaan memberikan informasi p roduk sesuai kepada

konsumen, keinginan pasar, dan kenyamanan dalam mengakses.

Hal ini meliputi :

• Kemudahan penggunaan nav igasi

• Kecepatan akses

• Kebutuhan informasi

• Keindahan media pengaksesan

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

40

B. Experience Intimacy

Suatu usaha perusahaan dalam mengajak konsumen agar merasa lebih

dekat kepada perusahaan sehingga konsumen merasa dimengerti.

Hal ini meliputi :

• Komunikasi

• Konsistensi

• Kepercayaan terhadap perusahaan

• Nilai kepuasan konsumen

• Customization

C. Experience Evangelism

Pada tahap ini konsumen telah mengintegrasikan brand perusahaan ke

dalam kehidupannya. Evangelist diartikan konsumen telah menyebarkan

brand perusahaan dengan send irinya. M ereka telah mendapat nilai

kepuasan dalam produk perusahaan sehingga mampu memberitahukan

kepada orang lain.

2.7.3.4 Stage 4 : Crafting the User Interface (Membuat Hubungan Antar

Muka dengan Pelanggan)

Internet mampu menjadikan pendukung baik dalam peningkatan mutu

pemasaran, dan dengan menggunakan desain website yang menarik, maka

kegiatan pemasaran melalu i in ternet dapat mencapai tujuannya (Chaffey ,

2000, p48). Terdapat tujuh kriteria dalam merancang customer interface,

dinotasikan dalam 7C, yakni : Context, Content, Community, Customization,

Communication, Connection, dan Commerce.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

41

A. Context

Menekankan pada bagaimana sebuah situs di desain. Penekanan pada

kriteria ini berkaitan dengan nilai-n ilai seni dan fungsionalitas sehingga

web tersebut dapat menarik bagi user. Beberapa situs lebih

menitikberatkan pada kombinasi grafik menarik, warna, dan fitur desain.

Tetapi ada juga situs lebih mengoptimalkan kenyamanan dalam

penggunaan.

• Functiona l

Didesain situs dibangun dengan mengorganisasikan semua

informasi kedalam kelompok - kelompok halaman dan

menyediakan nav igasi efektif dari tiap halaman.

• Aesthetic (estetika)

Sifat keindahan dalam sebuah situs dalam terlihat dar i pemilihan

kombinasi warna, fotografi, dan visual lainnya dengan memiliki

keindahan apabila dilihat.

B. Content

Menekankan isi informasi, komunikasi dan pola digital pada website.

Kriteria ini terpusat mengenai bagaimana informasi dapat ditampilkan ke

dalam sebuah situs. Empat dimensi kunci dari sebuah website adalah :

• Offering Mix : Penawaran informasi o leh perusahaan.

• Appeal Mix : Promosi dan komunikasi oleh perusahaan melalui

situs.

• Multimedia Mix : Penggunaan multimedia meliputi teks, video,

audio, grafik.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

42

• Content Type : Tingkat sensitivitas pengadaan informasi pada

situs berkaitan dengan perusahaan.

C. Community

Merupakan kumpulan jalinan hubungan atas perhatian sama. Kriteria ini

menghasilkan content lebih menar ik bagi user dalam sebuah website.

Kriteria ini juga menjadi pelayanan bagi pelanggan sehingga dapat

mempererat hubungan perusahaan dan pelanggan, serta meningkatkan

hubungan antar pelanggan.

D. Customization

Merupakan kemampuan website dapat dirubah sesuai dengan keinginan

user.

E. Communication

Kemampuan website perusahaan dalam menciptakan komunikasi baik

antara perusahaan dengan konsumen maupun antar konsumen.

F. Connection

Menekankan kemampuan jaringan dalam menghubungkan situs

perusahaan terhadap situs - situs lainnya sebagai pendukung informasi.

G. Commerce

Menekankan pada kemampuan website dalam mendukung transaksi

penjualan perusahaan. Kriteria ini dapat dilakukan dengan kapabilitas

website dalam meningkatkan emosional konsumen pada pengambilan

keputusan pembelian. Kriteria in i juga dapat didukung dengan penjualan

melalui situs. Hal in i juga termasuk keamanan data, dan isu - isu lain

berhubungan dengan penjualan online.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

43

2.7.3.5 Stage 5 : Designing the Marketing Program (Mendesain Program

Pemasaran)

Setelah menyelesaikan tahap ke-1 hingga tahap ke-4, perusahaan harus

mampu menentukan arah strateginya. Tahap ke-5 mendeskripsikan kombinasi

atas p rogram pemasaran untuk mengubah hubungan pelanggan pada tahap -

tahap sebagai ber ikut :

A. Awareness

Tahap awal dalam menentukan kesuksesan sebuah implementasi e-

marketing adalah dimana pengguna internet dapat mengetahui dan

mengakui keberadaan website dalam komunitas online.

B. Exploration / Expansion

Pada tahap ini user berubah menjadi pengunjung situs perusahaan dalam

eksplorasi informasi.

C. Commitment

Pada tahap ini perusahaan telah berhasil membuat pengunjung situs

menjad i pelanggan. Selanjutnya berkembang menjadi pelanggan memiliki

loyalitas.

D. Dissolution

Tahap ini adalah tahap dimana mulai terjadi perp isahan antara perusahaan

dengan konsumen.

2.7.3.5.1 Market Space Matriks

Merupakan suatu alat digunakan oleh tim pemasaran internet dalam

mendeskripsikan hubungan antara tahap p rogram pemasaran (awareness,

exploration, commitmen t, dan dissolution) terhadap enam kategori faktor

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

44

utama dalam meningkatkan pemasaran (product, price, communica tion,

community, distribution, dan branding)

2.7.3.6 Stage 6 : Leveraging Customer Information Through Technology

(Meningkatkan Informasi Konsumen Menggunakan Teknologi)

Dengan menggunakan teknologi maka perusahaan dapat membantu

peningkatan informasi bagi konsumen. Dalam sebuah hubungan dengan

konsumen maka perusahaan harus menghadap i masalah vital mencakup tiga

hal yakni riset pasar, basis data pemasaran, dan customer rela tionship

management (Mohammed et al, 2004, p17)

• Riset Pasar

Memilih pasar yang akan diop timalkan

• Basis Data Pemasaran

Mengumpulkan data mengenai konsumen tersebut

• CRM

Menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen utama

(customer relationship management).

Fokus utama pada tahap ini adalah bagaimana perusahaan mampu

memanfaatkan teknologi untuk memperoleh informasi-informasi sehingga

dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kinerja strategi pemasaran

perusahaan.

2.7.3.7 Stage 7 : Evaluating the Marketing Program (Mengevaluasi

Program Pemasaran)

Tahap terakhir meliputi penilaian dari program pemasaran internet secara

keseluruhan. Penilaian dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui tingkat

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

45

kesuksesan p rogram pemasaran dan dapat melakukan tindakan-tindakan

pengembangan strategi e-marketing.

2.8 Delapan Aturan Emas dalam Perancangan

Menurut Schneiderman (1998, p74-75) untuk merancang sistem Interaksi

Manusia dan Komputer (IMK) yang baik perlu ada Delapan Aturan Emas (Eight

golden rules) sebagai berikut :

A. Strike for consistency

Berusaha tetap konsisten dalam penggunaan jen is font, warna, simbol, bentuk

tombol harus tetap sama atau tidak mengalami perubahan makna di seluruh

bagian program.

B. Enable frequent users to use shortcuts

Memperbolehkan frequent user untuk menggunakan jalan p intas. Maksudnya

program menyediakan suatu tombol khusus berfungsi untuk masuk ke bagian

lain secara langsung dan tidak perlu melalui bagian-bagian b iasa dilewati.

C. Offer informative feedback

Memberikan umpan balik interaktif untuk setiap aksi sehingga tidak

membingungkan pemakai.

D. Design dialogs to yield closure

Pengorgan isasian baik, sehingga pemakai tahu kapan awal dan akhir dari

suatu aksi.

E. Permit easy reversal of action

Memberikan penanggulangan kesalahan sederhana. Sistem harus dapat

mendeteksi kesalahan dan dapat memberikan jalan keluar termudah untuk

mengatasi kesalahan tersebut.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

46

F. Offer error prevention and simple error handling

Memperbolehkan pengguna mengu langi atau memperbaiki aksi kesalahan

terjadi dapat dikembalikan pada aksi sebelum kesalahan terjadi.

G. Support internal locus of control

Memberikan kesan bagi user dalam mempunyai kuasa penuh atas sistem.

H. Reduce short-term memory load

Mengurangi beban ingatan jangka pendek. Dengan terbatasnya kemampuan

manusia untuk mengingat, tampilan pada sistem hendaklah mudah untuk

diingat dan sederhana.

2.9 Metodologi penelitian

2.9.1 Peramalan

Menurut Rosani Ginting (2007, p65) Peramalan atau forecasting adalah suatu

kegiatan untuk memperkirakan apa yang teradi pada masa yang akan datang.

Ketepatan secara mutlak dalam memprediksi peristiwa dan tingkat kegiatan yang

akan datang adalah tidak mungkn dicapai, oleh karena itu ketika perusahaan tidak

dapat melihat kejadian yang akan datang secara pasti, diperlukan waktu dan tenaga

yang besar agar mereka dapat memiliki kekuatan terhadap kejadian yang akan

datang.

Suatu perusahaan melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu pada waktu

yang akan datang serta memperhitungkan kond isi yang mungk in terjadi di masa yang

akan datang. Kondisi pada waktu yang akan datang tidaklah dapat diperkirakan

secara pasti, sehingga perusahaan mau tidak mau harus bekerja dengan orientasi pada

waktu yang akan datang yang tidak pasti. Untuk meminimalkan ketidakpastian itu

dapat dilakukan dengan metode atau teknik peramalan. Dengan teknik peramalan

dapat diidentifikasikan pola yang dapat digunakan untuk meramalkan kondisi pada

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

47

waktu yang akan datang, sehingga dari hasil peramalan itu, eksekutif perusahaan

dapat membuat perencanaan yang diperlukan untuk dilaksanakan pada masa yang

akan datang.

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk

suatu p roduk atau beberapa p roduk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan

datang. Tujuan dari peramalan adalah untuk mengetahui jumlah permintaan produk

pada masa yang akan datang, sehingga manajemen perusahaan dapat memperkirakan

kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi di masa yang akan

datang agar tidak sampai terjadi kekurangan bahan baku.

Untuk membuat peramalan dimulai dengan mengeksp lorasi data dari waktu

yang lalu dengan mengembangkan pola data dengan asumsi bahwa pola data waktu

yang lalu itu akan beru lang lagi pada waktu yang akan datang, misalnya berdasarkan

data dan pengalaman pada 12 bulan yang terakhir, pendapatan perusahaan dalam

setiap bulan Januari menurun drastis bila dibandingkan dengan sebelas bulan yang

lain. Berdasarkan pola tersebut perusahaan mestinya dapat meramalkan bahwa pada

bulan Januari tahun berikutnya akan terjadi penurunan pendapatan.

Peramalan hanya merupakan taksiran, sehingga dalam kenyataannya sangat

mungk in terdapat peny impangan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan

manusia.

Syarat-syarat peramalan yang akan digunakan untuk keperluan perencanaan

produksi haruslah memenuhi karakteristik sebagai berikut :

1. Akurasi

2. Kebutuhan waktu penggunaan komputer yang rendah

3. Kebutuhan tempat peny impanan di komputer yang rendah

4. Biaya pengembangan atau penerapan rendah

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

48

5. Kemampuan untuk berhubungan dengan sistem manajemen basis data

6. Kemudahan pengoperasian

2.9.1.1 Jenis-Jenis Peramalan

Menurut Rosani Ginting (2007, p75) Berdasarkan rentang waktunya,

peramalan dikelompokkan ke dalam tiga

kategori :

1. Peramalan jangka panjang

Yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 24 bulan, misalnya untuk peramalan

yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas,

dan perencanaan untuk kegiatan litbang.

2. Peramalan jangka menengah

Yaitu antara 3 sampai 24 bulan, misalnya untuk perencanaan penjualan dan

perencanaan anggaran produksi.

3. Peramalan jangka pendek

Yaitu untuk jangka waktu kurang dari tiga bulan, misalnya peramalan dalam

hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan ker ja, dan

penugasan kerja.

2.9.1.2 Metode Peramalan

Ada dua jenis metode peramalan menurut Rosani Ginting (2007, p78), yaitu :

1. Metode peramalan kualitatif

Metode peramalan kualitatif didasarkan pada intuisi dan pandangan individu

individu, penilaian orang yang melakukan peramalan dan tidak tergantung pada data-

data yang akurat (pengolahan dan analisis data historis yang tersedia), metode ini

digunakan untuk peramalan p roduk baru di mana tidak ada data historis. Teknik pada

metode ini yang d igunakan adalah teknik Delphi, kurva pertumbuhan, dll.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

49

2. Metode peramalan kuantitatif

Metode peramalan kuantitatif dilakukan berdasarkan data-data yang sudah

ada sebelumnya untuk memperkirakan hal yang akan terjadi di masa mendatang. Ada

tiga kondisi yang diterapkan pada metode peramalan kuantitatif :

a. Informasi mengenai keadaan pada waktu yang tersedia.

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik

(angka).

c. Waktu yang akan datang (d isebut asumsi kontinuitas).

Metode peramalan kuantitatif dibagi menjad i dua, yaitu:

a. Peramalan deret waktu (Time Series)

Peramalan ini dilakukan berdasarkan data-data dari suatu p roduk yang sudah

ada sebelumnya, kemudian dianalisa pola datanya apakah berpola trend atau

musiman maupun berbentuk siklus.

b. Peramalan sebab ak ibat (Causal)

Peramalan ini dilakukan berdasarkan data yang sudah ada sebelumnya, tetap i

menggunakan data dari variabel yang lain yang menentukan atau mempengaruh inya

pada masa depan, seperti penduduk, pendapatan, dan kegiatan ekonomi.

Dengan mengolah data-data yang sudah ada sebelumnya melalui metode

deret waktu dan metode sebab akibat, maka akan diperoleh hasil peramalan, tetap i

metode peramalan yang akan ditekankan dalam pembahasan ini terbatas pada

peramalan dengan metode deret waktu.

Ada beberapa teknik peramalan yang dapat digunakan yang didasarkan pada

kondisi data tertentu, terdapat tiga pendekatan yang dapat dijadikan dasar dalam

memilih teknik peramalan tersebut.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

50

1. Pendekatan Autokorelasi.

Peramalan yang digunakan diorientasikan pada waktu yang akan dating

didasarkan pengetahuan maupun peramalan pada waktu yang lalu. Secara umum

dapat dikemukakan sebagai trend, musim, siklis, dan irregular.

TREND merupakan komponen data time series yang berkaitan dengan

adanya kecenderungan (meningkat atau menurun) dalam jangka panjang, misalnya

data inflasi, perubahan teknologi, dan peningkatan p roduksi.

MUSIM merupakan komponen data time series yang berhubungan dengan

adanya kegiatan yang berulang secara teratur dalam setiap tahun, misalnya

peningkatan penjualan tiket kereta ap i pada saat liburan, jadi variasi data yang

diperoleh berhubungan dengan musim (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau

hari-hari pada minggu tertentu) dalam 1 tahun.

SIKLIS merupakan komponen time series yang berhubungan dengan adanya

aktivitas yang tidak beraturan, yang biasanya terjadi dalam kurun waktu yang lebih

dari 1 tahun dan dalam periode yang tidak sama. Komponen ini sulit untuk

diramalkan terkadang dalam praktik sering d itiadakan atau tidak dilakukan

peramalan. Biasanya kondisi ini terjad i berhubungan dengan perekonomian yang

kemungkinan tidak berulang seperti pada siklus produk yang bertahap-tahap berbeda

dalam periode waktu yang berbeda pula, resesi dan depresi.

IRREGULAR (ketidakteraturan) merupakan komponen dari time series yang

tidak termasuk dalam trend, musim maupun siklis, komponen ini berhubungan

dengan aktivitas yang tidak terduga sebelumnya. Pola datanya tidak terjadi secara

kontinu dan juga sangat tidak sistematis, contohnya pada saat terjadi unjuk rasa

karyawan yang mempengaruhi perubahan jumlah p roduksi.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

51

2. Pendekatan Ukuran Simpangan Peramalan.

Pemilihan teknik peramalan juga didasarkan pada error atau tingkat

kesalahan yang merupakan selisih n ilai data yang ada dengan n ilai proyeksinya pada

setiap periode peramalan. Error yang digunakan sebagai ukuran simpangan

peramalan berupa M SE (Mean Square Error). Secara sederhana dapat diketahui

bahwa semakin besar MSE berarti semakin besar selisih antara data historis yang ada

(yang sesungguhnya) dengan nilai proyeksinya, sebaliknya semakin kecil M SE

berarti semakin akurat peramalannya.

3. Pendekatan Horison Waktu

Menurut Hanke dan Reitsch, selain berdasarkan hasil analisis autokorelasi

dan ukuran simpangan peramalan, teknik peramalan juga dapat dipilih berdasarkan

horison waktu peramalannya.

Metode peramalan yang diterapkan dalam pembahasan ini menggunakan

pendekatan autokorelasi, karena mengorientasikan peramalan pada waktu yang akan

datang dan peramalan ini dihitung berdasarkan data historis, yaitu data yang sudah

ada sebelumnya.

Peramalan dengan metode time series terbagi lagi menjadi beberapa

metode, yaitu :

1. Peramalan dengan Metode Regresi Lin ier

Peramalan dengan metode Regresi Linier didasarkan pada asumsi bahwa pola

pertumbuhan dari data historis bersifat lin ier. Rumus yang digunakan untuk

menghitung peramalan dengan metode Regresi Linier adalah sebagai berikut :

Y(t) = a + bt (1)

dengan:

Y(t) = penjualan unit (fungsi terhadap waktu)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

52

a = parameter yang akan ditentukan

b = parameter yang akan ditentukan

t = periode

Rumus-rumus dalam menghitung variabel a dan b adalah sebagai berikut:

2. Peramalan dengan Metode Regresi Kuadratis

Peramalan dengan metode Regresi Kuadratis didasarkan pada asumsi bahwa

pola pertumbuhan dari data historis bersifat kuadratis. Perbedaan peramalan dengan

metode Regresi Kuadratis dan peramalan dengan metode Regresi Liner terletak

dalam hal asumsi data historis. Rumus yang digunakan untuk menghitung peramalan

dengan metode Regresi Kuadratis adalah sebagai berikut :

Y(t) = a + bt + ct2 (4)

Dengan :

Y(t) = penjualan unit (fungsi terhadap waktu)

a = parameter yang akan ditentukan

b = parameter yang akan ditentukan

c = parameter yang akan ditentukan

t = periode

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

53

Rumus-rumus dalam menghitung variabel a, b, dan c adalah sebagai berikut:

dengan:

γ = konstanta pemulusan

δ = konstanta pemulusan

θ = konstanta pemulusan

α = konstanta pemulusan

β = konstanta pemulusan

N = banyak bulan yang akan diramal

Setelah didapatkan nilai b maka n ilai c diperoleh dari persamaan berikut:

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

54

Selanjutnya, nilai a d idapatkan dengan menggunakan nilai b dan nilai c yang telah

diperoleh sebelumnya melalu i persamaan:

3. Peramalan dengan Metode Double Moving Average

Peramalan dengan metode Double Moving Average mengambil x periode dari

jumlah permintaan aktual sebelumnya, kemudian mengh itung rata-rata permintaan

dari x periode, dan menggunakan hasil perhitungan rata-ratanya untuk meramalkan

permintaan periode selanjutnya. Data yang lebih tua dari periode x tidak memiliki

pengaruh terhadap peramalan periode selanjutnya. Nilai dari x dapat diatur pada

level manapun, tetap i biasanya di antara 4 dan 7.

Prosedur-p rosedur yang digunakan untuk menghitung peramalan dengan

menggunakan metode Double Moving Average adalah sebagai ber ikut :

a. Cari x rata-rata dari x1 sampai xt dan nilai peramalan untuk periode S’t+1 adalah x

rata-rata tersebut.

b. Cari x rata-rata dari x2 sampai xt-1, dan n ilai peramalan untuk periode S’t+2

adalah x rata-rata tersebut.

c. Ulangi kedua langkah di atas sampai semua n ilai x telah dih itung.

Lanjutkan dengan cara yang sama untuk mengh itung S’t hanya saja kin i yang dirata-

ratakan bukan x melainkan S’t.

d. Menghitung at dengan rumus :

at = 2S’t - S’’t (13)

e. Menghitung bt dengan rumus :

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

55

f. Langkah terakhir adalah menghitung peramalan (Ft+m) dengan m merupakan

jumlah periode ke muka dari t. Rumus:

Ft+m = at+bt.m (15)

4. Peramalan dengan Metode Double Exponential Smoothing

Terdapat dua kekurangan yang signifikan dari metode peramalan moving

average. Pertama, dalam bentuk dasarnya, pendekatan ini memberikan bobot yang

sama kepada semua n periode sebelumnya yang digunakan dalam perhitungan

(walaupun hal ini dapat diatasi dengan menempatkan bobot yang berbeda pada

masing-masing n periode). Kedua, dan yang lebih penting, pendekatan ini tidak

menggunakan data di luar n periode di mana moving average dihitung. Kedua

masalah ini diatasi dengan exponen tial smoothing, yang terkadang lebih mudah

untuk dihitung. Metode pemulusan eksponensial meramalkan permintaan pada

periode berikutnya dengan mengh itung permintaan aktual dalam periode tertentu dan

peramalan yang sebelumnya dibuat untuk periode tertentu tersebut.

Metode pemulusan eksponensial memberikan bobot yang semakin menurun

pada setiap data historis dimana penurunan bobot ini mengikuti pola eksponensial.

Dengan alasan inilah maka pemulusan eksponensial lin ier lebih disukai diband ingkan

rata-rata bergerak linier sebagai suatu metode peramalan dalam berbagai kasus

utama. Metode pemulusan eksponensial juga berbeda dengan metode regresi yang

mengakumulasikan ke semua data historis untuk memperoleh parameter-parameter

yang diinginkan.

Dalam metode ini dikenal adanya suatu konstanta yang disebut konstanta pemulusan

(α). Rumus-rumus untuk metode linier brown adalah sebagai berikut :

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

56

dengan:

S’t = pemulusan eksponensial tunggal periode ke-t

S”t = pemulusan eksponensial ganda periode ke-t

α = konstanta pemulusan

xt = data permintaan periode ke-t

at = penyesuaian pemulusan eksponensial tunggal

bt = taksiran kecenderungan antar periode

Ft+m = peramalan periode ke-(t+m)

m = jumlah periode ke depan yang diramalkan

5. Peramalan dengan Metode Siklis

Persamaan matematis yang digunakan untuk data dengan pola siklis ini adalah:

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

57

2.9.1.3 Nilai Kesalahan Peramalan

Dalam melakukan peramalan, hasil peramalan yang diperoleh tidak mungkin

benar-benar tepat. Selisih yang terjad i antara nilai peramalan dengan nilai yang

sesungguhnya dapat disebut sebagai error (kesalahan). Secara umum perhitungan

kesalahan peramalan dapat dijabarkan sebagai berikut:

ei= xi - Fi (25)

dengan:

ei = kesalahan pada periode ke-i

xi = nilai sesungguhnya pada periode ke-i

Fi = nilai hasil peramalan pada periode ke-i

Beberapa alternatif metode kesalahan peramalan yang banyak digunakan adalah

sebagai ber ikut :

2.9.2 Object Oriented and Analysis Design (OOAD)

Menurut Whitten et al. (2004, p31), Object Oriented Analysis (OOA)

merupakan teknik yang mengintegrasikan data dan p roses kedalam sebuah konsep

yang disebut objek. M odel Object Oriented Analysis merupakan gambaran ilustrasi

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

58

dari objek sistem dari berbagai pandangan seperti struktur dan behavior, serta

menggambarkan interaksi dari objek–objek tersebut.

Menurut M atiansen et al (2000, 3), ide paling penting dibalik Object Orien ted

Analysis and Design adalah objek dan kelas dibangun dalam empat konsep utama

untuk analisa dan disain yaitu memodelkan konteks dari sistem, penekanan pada

pertimbangan arsitektural, penggunaan pola–pola yang menggambarkan

pembangunan ide disain yang baik, dan penyesuaian metode yang digunakan dengan

setiap kondisi pengembangan.

Menurut M athiassen et al (2000, pp5-6), keuntungan dari penggunaan OOAD

adalah sebagai berikut:

1. OOAD dapat memberikan informasi yang jelas mengenai context sistem.

2. OOAD dapat menangani data yang seragam dalam jumlah yang besar dan

mendistribusikannya ke seluruh bagian organisasi.

3. Berhubungan erat dengan analisa berorientasi objek, perancangan

berorientasi objek, user interface berorientasi objek, dan pemrograman

berorientasi objek.

Menurut M athiassen et al (2000, p13), Object Oriented Analysis and Design

merupakan tahap awal dalam pembuatan software berbasis objek, Tujuan dar i analisa

dan desain ini adalah untuk mengembangkan gar is besar dari keseluruhan kebutuhan

sistem dan sebagai landasan untuk implementasi sistem. Analisa leb ih berfokus

kepada konteks sistem, sedangkan desain leb ih berfokus pada sisi teknis dari

perancangan software itu sendiri.

Menurut M athiassen et al (2000, p15) terdapat empat aktivitas utama dalam

Object Oriented and Analysis System, yaitu Problem Domain Analysis, Applica tion

Domain Analysis, Architectural Design dan Componen t Design.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

59

2.9.2.1 User Interface

Menurut Mathiassen et al (2000, p151). Interface merupakan fasilitas yang

memungkinkan model sistem dan function dari sistem agar dapat digunakan o leh

para actors. Antarmuka sendiri dapat dibedakan atas antarmuka pengguna dengan

antarmuka sistem.

Hasil dari kegiatan analisa antarmuka adalah navigation diagram yang

menggambarkan setiap windows dan bagaimana hubungan antara setiap windows dan

bagaimana mengakses setiap windows tersebut. Hasil lainnya adalah berupa

sequence diagram dimana pada diagram ini dijelaskan interaksi antar objek ob jek

melalui pesan-pesan yang disampaikan antar objek tersebut.

Gambar 2.1 User Interface

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

60

2.9.2.2 Rich Picture

Menurut Mathiassen et al (2000, p26), Rich Picture merupakan gambaran

informal mengenai situasi yang digambarkan. Dalam menggambar rich picture,

awalnya kita perlu untuk menggambarkan seluruh entitas yang penting seperti orang,

objek objek, organisasi, peran maupun tugas

Gambar 2.2 Rich Picture

2.9.2.3 Naviga tion Diagram

Menurut Mathiassen et al (2000, p344) Navigation Diagram adalah

statechart diagram yang berfokus pada user interfac. Diagram ini menunjukan

hubungan antara interface yang ada satu sama lain. Sebuah in terface dapat

digambarkan sebagai sebuah state. State ini memiliki nama dan berisi gambar

miniatur interface. Transisi antar state dip icu oleh ditekannya sebuah tombol yang

menghubungkan dua interface.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

61

Gambar 2.3 Navigation Diagram

2.9.2.4 Use Case Diagram

Use Case Diagram digunakan untuk menggambarkan bagaimana actor

berinteraksi dengan sistem yang tergambarkan dengan suatu use case diagram.

Terdapat dua konsep utama yang perlu dimengerti yaitu:

a. Actor merupakan abstraksi pengguna atau sistem lain yang berinteraksi

dengan target sistem

b. Use Case merupakan suatu pola interaksi antara sistem dengan actor dalam

application domain.

Use Case Diagram menunjukkan hubungan antara actor dengan use case

(M athiassen et al, 2000, p343). Dalam diagram ini, actor dan use case merupakan

dua elemen terpenting. Keduanya dapat dihubungkan satu lain untuk

menggambarkan pola interaksi antara actor dengan bagian sistem tertentu.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

62

Gambar 2.4 Use Case Diagram

2.9.2.5 Class Diagram

Menurut Mathiassen et al (2000, p69) Class Diagram merupakan diagram

yang menggambarkan struktur objek objek dari sistem, menyediakan gambaran

ikhtisar masalah domain yang berkaitan secara logis dengan menggambarkan secara

keseluruhan hubungan struktural antara class dan object didalam model kita.

Sum ber: Mathiassen et al (2000, p70)

Gambar 2.5 Class Diagram

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00480-mnsi bab 2.pdf2.1.2 Konsep Pemasaran Seperti yang disebut Philip Kotler (2005, p22)

63

2.9.2.6 Event Table

Class memiliki tiga subaktivitas, yaitu menentukan kandidat class,

menentukan kandidat event, dan mengevaluasi serta memilih secara sistematis.

Pemilihan class akan mendefinisikan dasar dari blok-b lok pembangun dalam model

problem domain. Untuk memfasilitaskan p roses ini, sangat penting untuk

mendaftarkan semua kemungkinan atau kandidat class yang potensial, tanpa

mengevaluasi kandidat-kandidat class tersebut secara rinci. Tujuannya menghasilkan

sebuah daftar kandidat class yang bervariasi. Misalnya rencana, buku perjanjian,

perjanjian, pelanggan, resepsionis, dan lainnya. Selan jutnya, pemilihan event

merupakan blok-blok pembangun kedua untuk model problem domain. Proses

pemilihan kandidatnya menggunakan cara yang sama dengan memilih kandidat

class. Misalnya dipesan, menerima pembayaran, diberhentikan, d ipekerjakan, lulus,

dan lainnya. Kemudian daftar kandidat class dan event tersebut dievaluasi secara

sistematis.

Hasil dari aktivitas-aktivitas dalam class tersebut adalah sebuah event table.

Bagian kolom ber isi class terp ilih dan bagian baris berisi event terpilih. Berikut

contoh dari event table.

Tabel 2.1 Event Table

Class Events

reserved cancelled treated employed resigned graduated agreed

Customer X X X

Assistant X X X X X

Apprentice X X X X

Reservation X X X

Plan X X