BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk...

25
6 Universitas Muhammadiyah Riau BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan annisa febri nadya dkk (2014) Analisis Penilaian Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi B-m@x dengan ITIL Versi 3 pada Domain Service Transition & Service Operation) Studi kasus PT.PLN Regional Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN, proses, pengembangan dan pemeliharaan sistem teknologi informasi hanya dapat dilaksanakan setelah dilakukan pengujian dan analisa resiko terhadap sistem teknologi informasi eksiting maupun terhadap bisnis perorangan. Hasil dari penelitian ini adalah Sistem b-m@x online secara umum berada pada level 4 (managed), pada domain service transition danservice operation. Ini berarti bahwa proses-proses terkait sistem telah direncanakan dan dilakukan secara rutin, didokumentasikan sesuai standar dan telah dilakukan kinerja proses secara rutin. Penelitian yang dilakukan romadhon ahmad dkk (2018) Mengukur Tingkat Kematangan Layanan IT dengan Framework ITIL V3 (Studi kasus: PUSTIPANDA UIN Jakarta). Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kualitas layanan IT, maka perlu dilakukan pengukuran tingkat kematangan pada layanan tersebut. Salah satu kerangka kerja yang cocok pada bidang pendidikan yaitu ITIL. ITIL menyediakan kerangka kerja untuk pengelolaan dan pengendalian layanan IT yang berfokus pada pengukuran berkelanjutan dan peningkatan kualitas layanan IT, baik dari sisi kebutuhan bisnis maupun pelanggan. Hasil dari peneelitian ini adalah Setelah melakukan pengukuran tingkat kematangan layanan IT berdasarkan ITIL maturity level self- assessment, maka skor yang didapat pada site service desk berjumlah 78 point dan site incident management hanya mendapatkan 6 point. Sedangkan pada site problem managementtidak ada point yang didapatkan.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

6

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB 2

LANDASAN TEORI

1.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan annisa febri nadya dkk (2014) Analisis Penilaian

Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi B-m@x dengan ITIL Versi 3 pada

Domain Service Transition & Service Operation) Studi kasus PT.PLN Regional

Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service

management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN, proses,

pengembangan dan pemeliharaan sistem teknologi informasi hanya dapat

dilaksanakan setelah dilakukan pengujian dan analisa resiko terhadap sistem

teknologi informasi eksiting maupun terhadap bisnis perorangan.

Hasil dari penelitian ini adalah Sistem b-m@x online secara umum berada

pada level 4 (managed), pada domain service transition danservice operation. Ini

berarti bahwa proses-proses terkait sistem telah direncanakan dan dilakukan secara

rutin, didokumentasikan sesuai standar dan telah dilakukan kinerja proses secara

rutin.

Penelitian yang dilakukan romadhon ahmad dkk (2018) Mengukur Tingkat

Kematangan Layanan IT dengan Framework ITIL V3 (Studi kasus: PUSTIPANDA

UIN Jakarta). Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kualitas layanan IT, maka

perlu dilakukan pengukuran tingkat kematangan pada layanan tersebut. Salah satu

kerangka kerja yang cocok pada bidang pendidikan yaitu ITIL. ITIL menyediakan

kerangka kerja untuk pengelolaan dan pengendalian layanan IT yang berfokus pada

pengukuran berkelanjutan dan peningkatan kualitas layanan IT, baik dari sisi

kebutuhan bisnis maupun pelanggan.

Hasil dari peneelitian ini adalah Setelah melakukan pengukuran tingkat

kematangan layanan IT berdasarkan ITIL maturity level self- assessment, maka

skor yang didapat pada site service desk berjumlah 78 point dan site incident

management hanya mendapatkan 6 point. Sedangkan pada site problem

managementtidak ada point yang didapatkan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

7

Universitas Muhammadiyah Riau

Penelitian yang dilakukan oleh susilowati susi (2012) EVALUASI TATA

KELOLA LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA AREA SERVICE

OPERATION MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ITIL VERSI 3 (Studi

Kasus: Pada Dinas Komunikasi Dan Informasi Kota Depok).penelitian ini

bertujuan untuk untuk mengetahui tingkat kematangan (maturity) TI yang

digunakan oleh Diskominfo. Bentuk evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini

mengacu pada kerangka kerja ITIL (InformationTechnology Infrastucture Library)

versi 3 sebagai best practices dalam mengelola proses ITSM

(InformationTechnology Service Management) yang secara spesifik melakukan

pengkajian terhadap fungsi, operasional, dan atribut organisasi yang diperlukan

agar tata kelola operasional dapat dioptimalisasi secara penuh

Hasil dari penelitian ini adalah Tingkat kematanagan tata kelola layanan TI

pada Diskominfo saat ini yang telah diukur berdasarkan kerangka kerja ITIL versi

3 adalah berada pada level 2 – repeatable. Artinya proses-proses dan kegiatan yang

ada sudah memiliki tingkat kedisiplinan dan kepatuhan.

2.2 Pengertian Evaluasi

Menurut Anne Anastasi,arti evaluasi adalah proses sistematis untuk

menentukan sejauh mana tujuan instruksional dicapai oleh seseorang. Evaluasi

merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah

berdasarkan tujuan yang jelas.

Menurut Sajekti Rusi,pengertian evaluasi adalah proses menilai sesuatu, yang

mencakup deskripsi tingkah laku siswa baik secara kuantitatif (pengukuran)

maupun kualitatif (penilaian).

Menurut Suharsimi Arikunto,arti evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang

bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program pendidikan.

Jadi evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai

apakah suatu kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan

atau tujuan yang ingin dicapai.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

8

Universitas Muhammadiyah Riau

Ada juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi adalah suatu kegiatan

mengumpulkan informasi mengenai kinerja sesuatu (metode, manusia, peralatan),

dimana informasi tersebut akan dipakai untuk menentukan alternatif terbaik dalam

membuat keputusan.

Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia

sehingga meningkatkan efektivitas dan produktivitas, baik dalam lingkup

individu,kelompok, maupun lingkungan kerja. Adapun beberapa informasi yang

didapatkan dari proses evaluasi adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kemajuan suatu kegiatan.

b. Tingkat pencapaian suatu kegiatan sesuai dengan tujuannya.

c. Hal-hal yang harus dilakukan di masa mendatang.

2.3 Tata Kelola Teknologi Informasi

Tata kelola teknologi informasi (IT governance) merupakan cabang dari

sistem tata kelola perusahaan yang berfokus pada teknologi informasi (TI) serta

kinerja dan manajemen risiko. Meningkatnya minat IT governance muncul

terutama karena inisiatif kepatuhan (seperti Sarbanes-Oxley di AS dan Basel II di

Eropa) serta pengakuan tumbuh dari kemudahan proyek TI untuk lepas kendali

yang dapat mengakibatkan besar terhadap kinerja organisasi.

Tema utama diskusi tata kelola TI adalah bahwa teknologi informasi tidak

bisa lagi menjadi kotak hitam. Secara tradisional, penanganan kunci pengambilan

keputusan di bidang teknologi informasi yang diberikan kepada profesional TI

karena pengalaman teknis terbatas eksekutif lainnya di tingkat direksi perusahaan

serta kompleksitas sistem TI itu sendiri.

IT governance untuk membangun sistem yang semua pemangku kepentingan,

termasuk direksi dan komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti

keuangan, dapat memberikan masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan

keputusan. Hal ini untuk mencegah satu pihak tertentu, biasanya TI, disalahkan

untuk keputusan yang salah. Hal ini juga mencegah munculnya keluhan dari

pengguna nanti sistem yang tidak memberikan hasil atau kinerja seperti yang

diharapkan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

9

Universitas Muhammadiyah Riau

Tujuan utama dari tata kelola TI adalah :

a. Pastikan investasi TI untuk mendukung strategi bisnis.

b. Mengurangi risiko terkait TI dalam organisasi.

2.4 Infromation Teknologi Service Management (ITSM)

Information Technology Service Management (ITSM) Dasar dari ITSM

dapat ditemukan di dalam manajemen layanan dan pada beberapa fungsi yang

dilakukan pada penerapan teknologi informasi. Pada perkembangannya fungsi-

fungsi layanan tersebut memperoleh tingkat maturitas yang lebih tinggi sebagai

contoh Manajemen Perubahan, Manajemen Konfigurasi, Manajemen kapasitas,

manajemen kinerja, pemulihan bencana, manajemen ketersediaan dan banyak lagi.

ITSM adalah proses yang sangat terfokus pada kerangka kerja dan metodologi

peningkatan kualitas seperti TQM, Six Sigma, Business Process Management,

CMMI). Ilmu tidak membahas mengenai detail penggunaan suatu produk vendor

atau pada detail teknis dari sistem yang sedang dibuat. Namun fokusnya pada

menyediakan kerangka kerja yang menstrukturisasiaktivitas TI dan interaksi

personal teknis dengan penggunan bisnis atau pelanggan. Manajemen layanan TI

(ITSM) bertujuan menyediakan layanan yang memfasilitasi pencapaian tujuan

organisasi atau tujuan bisnis secara tepat waktu dan efektif biaya. ITSM dan ITIL

keduanya terintegrasi dan berbasis proses, jika ITIL mendefinisikan dan

mendokumentasikan praktek terbaik (best practices) maka ITSM yang

menerapkannya untuk mempertemukan dengan persyaratan yang diminta

pelanggan serta mempriotaskan praktek terbaik itu.

2.5 ITIL ( Information Technology Infranstucture Library )

Secara umum Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

didefinisikan sebagai sebuah kerangka kerja yang berisi pengetahuan praktis yang

dapat digunakan dalam membantu organisasi bisnis untuk mengembangkan dan

menyediakan proses Information Technology Service Management (ITSM)

(itSMF, 2007). Kerangka kerja ITIL bertujuan secara meningkatkan efisiensi

operasional TI dan kualitas layanan pelanggan (Sarno, 2009). Secara praktis ITIL

mendefinisikan bentuk dan fungsi pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

10

Universitas Muhammadiyah Riau

untuk penyimpanan, komunikasi atau pemrosesan informasi. Teknologi secara

umum meliputi perangkat komputer, peralatan telekomunikasi dan komunikasi

serta paket aplikasi dan perangkat lunak. Sedangkan informasi dapat berupa data

dan informasi bisnis, data suara, datagambar dan video dan format data lainnya.

Teknologi informasi juga sering digunakan untuk mendukung proses binsis melalui

manajemen layanan teknologi informasi (TSO, 2011), dalam menjalankan

prosesnya ITIL memiliki siklus hidup yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.1 : siklus layanan ITIL

1. Service Strategy (SS), yang membantu organisasi TI menciptakan

keselarasan antara strategi TI dan bisnis guna meningkatkan dan

mengembangkan layanan sepanjang waktu sebagai aset strategis. Proses

yang terlibat pada inti ini adalah Strategy Generation, Portfolio

Management, Demand Management, Financial Management.

2. Service Design (SD), yang menyediakan praktek terbaik untuk

perancangan layanan dan proses TI atau dapat dikatakan yang merancang

blueprint dari semua layanan. Proses yang terlibat pada inti ini adalah

Availability Management, Catalog Management, IT Service Continuity

Management, Service Level Management, Capacity Management,

Information Security Management, Supplier Management

3. Service Transition (ST), yang memberikan gambaran bagaimana

organisasi TI dapat menghantarkan layanan terbaik yang diperlukan oleh

pengguna, dan mengatur transisi dari layanan baru, layanan modifikasi

pada proses TI. Dapat juga diartikan sebagai jembatan antara Service

Design dengan Service Operation. Proses yang terlibat pada inti ini adalah

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

11

Universitas Muhammadiyah Riau

Asset and Configuration Management, Transition Planning and Support,

Change Management, Knowledge Management, Evaluation Management,

Service validation and testing.

4. Service Operation (SO), yang menyediakan metodologi dari penghantaran

efektif, kekonsistenan tingkat layanan pada pengguna. Proses yang terlibat

pada inti ini adalah Event Management, Incident Management Request

Fulfillment, Access Management, Problem Management.

5. Continual Service Improvement, yang menawarkan praktek terbaik untuk

mengantisipasi kebutuhan end-user dan membuat perubahan layanan yang

sesuai sepanjang waktu.

Tujuan dan keuntungan dari penerapan ITIL dalam memberikan

manajemen layanan Teknologi Informasi menurut (Susanto, 2017) memiliki tiga

tujuan utama yaitu :

1) Mendukung keberhasilan sebuah organisasi dengan mensinergikan

layanan TI dengan kebutuhan bisnis yang ada saat ini untuk

mempersiapkan kebutuhan dimasa yang akan datang.

2) Meningkatkan dan menjaga nilai kualitas layanan TI secara berkelanjutan

3) ITIL dapat menekan dan mengefisiensikan pengeluaran untuk penyediaan

biaya teknologi informasi dalam lingkup jangka panjang

Keuntungan dengan mengadopsi ITIL bagi organisasi menurut (Susanto,

2017) adalah :

1) ITIL dikembangkan dengan pendekatan praktis manajemen layanan dan

framework yang dimiliki oleh ITIL dirumuskan dari best practices

perusahaanperusahaan penyedia layanan di dunia.

2) ITIL memiliki tujuan untuk menyampaikan nilai ke bisnis dan telah

terbukti meningkatkan efisiensi organisasi dan meningkatkan kepuasan

pengguna layanan teknologi informasi

3) ITIL mempunyai skala praktis yang dapat menyesuaikan dengan

kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan dalam

menyediakan layanan teknologi informasi

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

12

Universitas Muhammadiyah Riau

4) ITIL dapat diadopsi oleh organisasi layanan apapun, yang berarti ITIL

cocok dan bermanfaat bagi organisasi baik kecil, menengah maupun besar,

swasta maupun publik, dengan kondisi teknis lainnya.

5) ITIL tidak terikat pada platform teknologi apapun dalam artian merupakan

sebuah vendor penyedia layanan yang netral

2.6 Service operation

Tujuan dari Operasi Layanan adalah untuk memberikan tingkat layanan yang

disepakati kepada pengguna dan pelanggan, dan untuk mengelola aplikasi,

teknologi dan infrastruktur yang mendukung pemberian layanan.

Terdapat 5 tahapan service operation yaitu

1) event management,yakni proses memastikan semua proses configration

item dan layanan TI yang sedang berjalan selalu termonitor,memfilter dan

mengkategorisasi setiap kondisi layanan TI untuk diambil tindakan yang

tepat.

2) Incident management yakni proses mengelola setiap insiden yang terjadi

pada layanan TI agar layanan TI bagi pelangan dapat pulih segera

mungkin.

3) Problem management yakni proses mengelola akar-akar masalah

penyebab insiden layanan TI agar insiden – insiden tersebut tidak terjadi

lagi kemudian hari dan meminimalisir dampak dari insiden yang tidak

dapat dicegah.

4) Requestfulfillment yakni proses memenuhi permintaan pelanggan layanan

TI

5) Acces management yakni proses memberikan hak akses layanan TI

kepada pengguna yang berhak dan mencegah akses pengguna yang tidak

berhak proses ini pada dasar nya adalah mengimplementasikan kebijakan-

kebijakan yang telah dirumuskan di proses information system

management.

2.7 Pengukuran Tingkat Kematangan menggunakan Maturity level

2.7.1 Maturity level

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

13

Universitas Muhammadiyah Riau

Maturity Level atau tingkat kematangan adalah sebuah sistem untuk

mengukur proses kematangan organisasi (MAR,2006). Kematangan organisasi

mengacu pada kemampuan organisasi untuk berkinerja. Kebanyakan model

kematangan ditetapkan melalui 5 (lima) tingkatan yang dilalui oleh organisasi

hingga organisasi menjadi lebih kompeten. Tingkat kematangan terdiri dari

indikator-indikator yang memperlihatkan bukti bukti kemampuan organisasi.

Melalui model tingkat kematangan maka kita dapat mendokumentasikan proses-

proses kemampuan dari organisasi yang telah diketahui dengan skala yang

obyektif. Setiap level kematangan kompetensi organisasi akan meningkat.

Pendekatan yang digunakan berasal dari model maturiry software engineering

institute dari ITGI yang mendefinisikan untuk kapabilitas pengembangan software.

Penilaian evaluasi ini menggunakan level 0 (Non-existant) hingga level 5

(optimised). Penjelasan lebih rinci mengenai skala 0 – 5 sebagai berikut :

1) Skala 0 : Non-Existent; Sama sekali tidak ada proses IT yang

diidentifikasi. Perusahaan belum menyadari adanya isu yang harus

dibahas.

2) Skala 1 : Initial; Perusahaan sudah mulai mengenali proses teknologi

informasi did perusahaannya, belum ada standarisasi, dilakukan secara

individual, dan tidak terorganisasi. Terdapat bukti yang memperlihatkan

perusahaan telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada

proses yang baku; sebagai gantinya ada pendekatan khusus (adhoc) yang

cenderung diterapkan per kasus. Pendekatan manajemen secara

keseluruhan masih belum terorganisasi.

3) Skala 2 : Repeatable but Intuitive; Perusahaan sudah mulai memilliki

prosedur dalam proses teknologi informasi tetapi tidak ada pelatihan dan

komunikasi formal tentang prosedur standar tersebut. Tanggung jawab

terhadap proses tersebut masih dibebankan pada individu dan tingkat

ketergantungan pada kemampuan individu sangat besar sehingga terjadi

kesalahan.

4) Skala 3 : Defined Process; Prosedur di perusahaan sudah distandarisasi,

terdokumentasi, dan dikomunikasikan melalui pelatihan tetapi

implementasi masih tergantung pada individu apakah mau mengikuti

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

14

Universitas Muhammadiyah Riau

prosedur tersebut atau tidak. Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit,

hanya merupakan formalisasi kegiatan yang sudah ada.

5) Skala 4 : Managed and Measurable; Perusahaan dapat mengukur dan

memonitor prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi

penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan dengan baik dan konstan.

Otomasi dan perangkat teknologi informasi yang digunakan terbatas.

6) Skala 5 : Optimized; Proses yang ada sudah mencapai best practice melalui

proses perbaikan yang terus menerus. Teknologi informasi sudah

digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan,

meningkatkan kualitas, efektivitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap

perusahaan.

Dalam melakukan pengukuran terhadap maturity level, digunakan

kuesioner sebagai metode pengumpulan data yang akan memiliki nilai indeks dari

masing-masing kriteria pada meningkatnya levelnya sampai tingkat tertinggi agar

aspek governance terhadap teknologi dapat berjalan secara efektif.

2.8 Rumus Slovin

Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah

sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara pasti.

Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960. Rumus slovin

ini biasa digunakan dalam penelitian survey dimana biasanya jumlah sampel besar

sekali, sehingga diperlukan sebuah formula untuk mendapatkan sampel yang

sedikit tetapi dapat mewakili keseluruhan populasi.

Notasi Rumus Slovin

Rumus Slovin dapat dilihat berdasarkan notasi sebagai berikut:

𝑛 =N

1 + Ne²

Gambar 2.2 Rumus Slovin

Dari notasi diatas,

n = jumlah sampel minimal,

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

15

Universitas Muhammadiyah Riau

N = populasi

e = error margin.

Misalnya sebuah penelitian dengan derajat kepercayaan 95%, maka tingkat

kesalahan adalah 5%. Sehingga peneliti dapat menentukan batas minimal sampel

yang dapat memenuhi syarat margin of error 5% dengan memasukkan margin error

tersebut ke dalam formula atau rumus slovin.

2.9 Populasi dan Sampel

2.9.1 Pengertian Populasi

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau

individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut

dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-

benda, dst. (Djawranto, 1994 : 420).

2.9.2 Pengertian Sampel

Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diteliti (Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat

dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat

menggambarkan karakteristik populasi.

2.9.2.1 Kriteria Sampel

Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi hasil peneliian yang bias.

1) Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96).

Sedangkan yang dimaksud dengan

2) Kriteria eksklusi adalah meng-hilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu

(Nursalam, 2003: 97).

Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi

antara lain:

a) subjek mematalkan kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

16

Universitas Muhammadiyah Riau

b) subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data

dilakukan.

2.9.2.2 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik

pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari

populasi tsb. kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian

dikenakan pada populasi (generalisasi).

Manfaat sampling:

1) Menghemat beaya penelitian.

2) Menghemat waktu untuk penelitian.

3) Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.

4) Memperluas ruang lingkup penlitian.

Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat homogen atau

memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan

populasi bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak

representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi.

Jenis-jenis teknik sampling

1) Teknik sampling secara probabilitas

Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik

sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada

seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang

diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.

Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai

berikut.

a) Teknik sampling secara rambang sederhana.Cara paling populer yang

dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan

undian.

b) Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling).Prosedur ini

berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor

urut) yang kesekian dari daftar populasi.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

17

Universitas Muhammadiyah Riau

c) Teknik sampling secara rambang proportional.Jika populasi terdiri dari

subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap

subpopulasi. Adapun cara peng-ambilan- nya dapat dilakukan secara

undian maupun sistematis.

d) Teknik sampling secara rambang bertingkat.Bila subpoplulasi-

subpopulasi sifatnya bertingkat, cara peng-ambilan sampel sama seperti

pada teknik sampling secara proportional.

e) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)Ada kalanya peneliti

tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek

penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu

peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok

klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample

semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

2) Teknik sampling secara nonprobabilitas.

Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang

ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.

Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah

sebagai berikut.

a) Puposive sampling atau judgmental samplingPenarikan sampel secara

puposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek

berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.

b) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).Penarikan

sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel

berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample

ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan

seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi

efek bola salju.

c) Quota sampling (penarikan sample secara jatah).Teknik sampling ini

dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan.

Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah

ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

18

Universitas Muhammadiyah Riau

d) Accidental sampling atau convenience samplingDalam penelitian bisa saja

terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu,

melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti

saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam

ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

2.9.2.3 Penentuan Jumlah Sampel

Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng-hemat

waktu, biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila

peneliti bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang

selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum

statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel

semakin menggambarkan keadaan populasi (Sukardi, 2004 : 55).

Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel

dikaji dari karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak

dituntut sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan

darah.

Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan

pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti

berusaha mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap

terpenuhi sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55).

Dengan menggunakan rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan

Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10

– 100.000.

2.10 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrument

digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menguji validitas

konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan

dengan skor totalnya (Sugiyono, 2010) . rumus yang digunakan untuk menguji

validitas instrument ini adalah product moment dari karl pearson, pada persamaan.

R= 𝑛 ∑ 𝑥𝑦− ∑ 𝑥 ∑ 𝑦

√𝑛 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2 √𝑛 ∑ 𝑦2−(∑ 𝑦)2

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

19

Universitas Muhammadiyah Riau

Keterangan :

rxy = koefisien kolerasi Pearson Product Moment

X = jumlah skor item

Y = jumlah skor item total

X2 = jumlah skor kuadrat

Y2 = jumlah skor kuadrat

n = jumlah responden

Nilai hitung dicocokkan dengan tabel product moment pada taraf 5%

jika terhitung lebih besar dari tabel 5% maka butir soal tersebut valid.

2.11 Uji Reliabilitas

Rumus Uji Reliabilitas Teknik Belah Dua (Split-Half Technique)Rumus Uji

Reliabilitas Teknik Belah Dua dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua

bagian yang relatif sama (banyaknya soal sama), sehingga masing-masing test

mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal / soal nomor ganjil)

dan skor belahan kedua (akhir / soal nomor genap). Koefisien reliabilitas belahan

tes dinotasikan dengan r1/2 1/2 dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus

yaitu korelasi angka kasar Pearson. Selanjutnya koefisien reliabilitas keseluruhan

tes dihitung menggunakan formula Spearman-Brown, yaitu:

Gambar 2.3 Rumus Uji Reliabilitas

2.12 Analisis GAP

Analisis GAP merupakan suatu metode pengukuran untuk mengetahui

kesenjangan (gap) antara kinerja suatu kinerja suatu variabel denga harapan

konsumen terhadap variabel tersebut. Analisis GAP itu sendiri merupakan bagian

dari metode Importance Perfomance Analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan

oleh Martilla dan James (1977) dengan tujuan untuk mengukur hubungan antara

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

20

Universitas Muhammadiyah Riau

persepsi konsumen dari prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal

pula sebagai quadrant analysis. IPA digunakan untuk memetakan hubungan antara

kepentingan dengan kinerja dari masing-masing atribut tersebut. IPA mempunyai

fungsi utama untuk menampilkan informasi tentang factor-faktor pelayanan yang

menurut konsumen sangat mempengaruhi kepuasan dan loyalitasnya, dan faktor-

faktor pelayanan yang menurut konsumen perlu diperbaiki karena pada saat ini

belum memuaskan.

2.13 Profil STMIK Hangtuah Pekanbaru

2.13.1 Sejarah

Pada awal tahun 2007 Yayasan memprakarsai suatu sekolah tinggi yang

berbasis Teknologi Informasi (Information Technology), menindaklanjuti ide

tersebut maka diajukan proposal untuk pendirian STMIK Hang Tuah Pekanbaru.

Tahun 2009 STMIK Hang Tuah Pekanbaru memperoleh izin dari DIKTI

DEPDIKNAS Jakarta dengan no. 169/D/O/2009, yang diketuai oleh Muhardi,

S.Kom, M.Kom, dengan 2 (dua) program studi Strata 1yaitu Sistem Informasi (SI)

dan Teknik Informatika (TI).

Sesuai dengan visi, misi, tujuan dan strategi pada masing-masing Pendidikan

Tinggi, Yayasan Hang Tuah Pekanbaru menetapkan prinsip dasar yaitu Berkualitas

dan Lulus Tepat Waktu, dengan melaksanakan akreditasi secara menyeluruh.

Dengan demikian STMIK Hang Tuah Pekanbaru menyiapkan peserta didik

menjadi lulusan yang berkualitas dibidang akademik,profesional dan memiliki

kemampuan dalam pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan.

Pada tahun 2011 sampai sekarang STMIK Hang Tuah Pekanbaru dalam

rangka meningkatkan manajemen mutu pembelajaran mengadakan kerjasama

dengan PUM Nederland, (lembaga yang bergerak dalam meningkatkan

sumberdaya manusia dari Belanda). Dalam hal ini PUM Nederland mengirimkan

tenaga ahlinya ke STMIK Hang Tuah Pekanbaru untuk melakukan monitoring dan

pelatihan kepada staf dan dosen di lingkungan STMIK Hang Tuah Pekanbaru.

Tahun 2013 STMIK Hang Tuah Pekanbaru mendapatkan penghargaan

TESCA Smart Campus Award 2013 dengan peringkat I (Pertama) Se Riau. TESCA

Smart Campus Award adalah penghargaan yang diberikan kepada kampus yang

memanfaatkan IT secara maksimal dalam proses perkuliahan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

21

Universitas Muhammadiyah Riau

Tahun 2014 STMIK Hang Tuah Pekanbaru bekerja sama Dengan Bina Nusantara

University dalam peningkatan Sumber daya manusia (SDM) dosenmelanjutkan

studi di Pasca Sarjana Bina Nusantara University dimana perkuliahannya

dilaksanakansecaraOnline.

2.13.2 VISI, MISI dan TUJUAN PENDIDIKAN

A. Visi

Visi STMIK Hang Tuah Pekanbaru adalah menjadikan Sekolah Tinggi

Manajemen Informatika dan Komputer yang unggul dan mampu bersaing

secara nasional pada tahun 2030.

B. Misi

a) Menyelenggarakan tata kelola institusi berdasarkan prinsip-prinsip Good

Governance.

b) Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan sarjana yang memiliki

kompetensi di bidang ilmu komputer yang profesional.

c) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian serta pengabdian pada

masyarakat yang berdaya saing.

d) Membina kehidupan akademik yang bermutu dan mengembangkan

IPTEK.

e) Menjalin kerjasama dengan berbagai institusi untuk meningkatkan

kualitas pelayanan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada

masyarakat

2.13.3 TujuanPendidikan

a) Menjadi perguruan tinggi yang memiliki tata kelola yang baik.

b) Dimilikinya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam

penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat;

c) Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing.

d) Menyelenggarakan riset yang bermutu berlandaskan IPTEK

e) Terjalinnya berbagai bentuk kerjasama dalam berbagai bidang dengan

pihak luar baik dalam dan luar negeri.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

22

Universitas Muhammadiyah Riau

2.13.4 Strategi

Upaya pencapaian visi dan misi STMIK Hang Tuah Pekanbaru tertuang

dalam rencana strategis STMIK Hang Tuah Pekanbaru tahun 2016-2030

berdasarkan SK Ketua STMIK Hang Tuah Pekanbaru Nomor 30/STMIK-

HTP/IV/2016. Dalam mencapai visi dan misi STMIK Hang Tuah Pekanbaru

dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kapasitas yang dimiliki.

Ada 3 tahapan (milestone) dalam pencapaian visi misi 2030 yaitu:

1) Jangka Pendek (2016 - 2020)

Fokus utama sasaran jangka pendek rencana strategis STMIK Hang Tuah

Pekanbaru adalah penguatan manajemen internal.Terlaksananya tata kelola

yang baik (good governance) merupakan fokus utama dalam milestone I

rencana strategis STMIK Hang Tuah Pekanbaru.

2) Jangka Menengah (2021 - 2025)

Fokus utama sasaran jangka menengah STMIK Hang Tuah Pekanbaru

adalah penguatan kualitas.Kualitas pendidikan, Penelitian dan pengabdian

masyarakat serta mahasiswa dan alumni merupakan fokus utama dalam

milestone ke II rencana strategis STMIK Hang Tuah Pekanbaru.

3) Pencapaian jangka Panjang (2026 - 2030)

Fokus utama sasaran jangka panjang STMIK Hang Tuah Pekanbaru

adalah penguatan kerjasama dengan mitra dalam dan luar negeri

4) Pada milestone ke III STMIK Hang Tuah Pekanbaru sudah mampu bekerja

sama dengan mitra usaha baik dalam maupun luar negeri.

2.13.5 Pendidikan

1.Program studi S1 Sistem Informasi dengan surat keputusan Dirjen Dikti

Nomor 169/D/0/2009.

2.Program studi S1 Teknik Informatika dengan surat keputusan Dirjen Dikti

Nomor 169/D/0/2009.

2.13.6 Arti Lambang STMIK Hangtuah Pekanbaru

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

23

Universitas Muhammadiyah Riau

Gambar 2.3 lambang STMIK Hangtuah Pekanbaru

(1) Karakteristik lambang STMIK Hang Tuah Pekanbaru adalah :

a) Bentuk segi lima melingkarApi obor

b) Bintang

c) Perahu lancang kuning

d) Buku yang terkembang

e) Kelopak daun

Tulisan Yayasan Hang Tuah Pekanbaru dan Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer

2)ArtiWarna

Warna Hijau tosca menunjukan kematangan ilmu dalam mendharma

baktikan hidup demi menjaga kesehatan masyarakat

a) Warna putih menunjukan ketulusan hati dalam pengabdian

masyarakat

b) Warna merah menunjukan tegas dalam pengambilan sikap

c) Warna kuning emas menunjukan kemuliaan

d) Warna hijau menunjukan mengayomi masyarakat

(3) Arti Komponen Lambang

a) Bentuk segilima melingkar menyatakan azas Pancasila

b) Api obor yang menerangi kehidupan

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

24

Universitas Muhammadiyah Riau

c) Bintang melambangkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa

d) Perahu lancang kuning melambangkan keberanian dan keteguhan

hati yang pantang menyerah

e) Buku yang terkembang menunjukan dorongan untuk selalu

menggali ilmu pengetahuan

f) Kelopak daun melambangkan kehidupan kampus yang bertumpu

pada budaya luhur masyarakat Riau.

2.13.7 Struktur Organisasi Stmik Hangtuah Pekanbaru

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Hangtuah Pekanbaru

2.13.8 fasilitas kampus STMIK Hangtuah Pekanbaru

a) Gedung kampus

b) Basement

c) Kendaraan operasional kampus STMIK Hangtuah Pekanbaru

d) Lapangan olahraga

e) Perpustakaan

f) Labor kumputer stmik hangtuah pekanbaru

g) Klinik kesehatan

h) Tempat ibadah

i) Hostpot area

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

25

Universitas Muhammadiyah Riau

STMIK Hang Tuah Pekanbaru berlokasi di Jl. Mustafa Sari No. 5

Tangkerang Selatan yang merupakan kawasan yang strategis dan berada dipusat

kota. 5 menit dari bandara, 10 menit ke Pusat Kota.

1.14 Penelitian Terdahulu

Berikut penelitian yang telah di lakukan berdasarkan Kerangka kerja

Information Teknologi Infrastructure Libbery (ITIL)

Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Penulis Tujuan

Penelitian

Hasil Penelitian

Analisis Penilaian

Kesiapan &

Implementasi Sistem

Informasi B-m@x

dengan ITIL Versi 3

pada Domain Service

Transition & Service

Operation) Studi

kasus PT.PLN

Regional Jawa Barat

dan Banten.(2014)

Nadya Febri

Annisa,

Angelina Prima

Kurniati, Shinta

Yulia

Puspitasari

untuk

mengevaluasi

service

management

sistem

informasi B-

m@x

Hasil dari

penelitian ini

adalah Sistem b-

m@x online

secara umum

berada pada level

4 (managed),

Mengukur Tingkat

Kematangan Layanan

IT dengan

Framework ITIL V3

(Studi kasus:

PUSTIPANDA UIN

Jakarta) (2018)

Ahmad

Romadhon ,

Husni Teja

Sukmana , Siti

Ummi Masruroh

Untuk

mengetahui

kualitas

layanan IT,

maka perlu

dilakukan

pengukuran

tingkat

kematangan

pada layanan

tersebut.

skor yang didapat

pada site service

desk berjumlah 78

point dan site

incident

management

hanya

mendapatkan 6

point. Sedangkan

pada site problem

managementtidak

ada point yang

didapatkan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

26

Universitas Muhammadiyah Riau

EVALUASI TATA

KELOLA

LAYANAN

TEKNOLOGI

INFORMASI PADA

AREA SERVICE

OPERATION

MENGGUNAKAN

KERANGKA

KERJA ITIL VERSI

3 (Studi Kasus: Pada

Dinas Komunikasi

Dan Informasi Kota

Depok).(2012)

Susi Susilowati

penelitian ini

bertujuan

untuk untuk

mengetahui

tingkat

kematangan

(maturity) TI

yang

digunakan oleh

Diskominfo

berada pada

level 2 –

repeatable.

Artinya proses-

proses dan

kegiatan yang ada

sudah memiliki

tingkat

kedisiplinan dan

kepatuhan.

Perancangan Tata

Kelola Layanan

Teknologi Informasi

Menggunakan ITIL

versi 3 Domain

Service Transition

Dan Service

Operation Di

Pemerintah Kota

Bandung(2016)

Luki Aisha

Kusuma

Wardani,

Murahartawaty,

Luthfi Ramadan

untuk membuat

sebuah

prosedur dan

kebijakan agar

layanan yang

diberikan oleh

Dinas

Komunikasi

dan

Informatika

Kota Bandung

selalu

maksimal.

Hasil dari

perancangan tata

kelola ini adalah

sebuah kebijakan

TI dan 5 prosedur

terkait proses-

proses di ITIL

yang menjadi

prioritas.

PERANCANGAN IT

GOVERNANCE

LAYANAN

AKADEMIK

MENGGUNAKAN

FRAMEWORK

INFORMATION

TECHNOLOGY

INFRASTRUCTURE

LIBRARY (ITIL)

VERSI 3 (STUDI

KASUS: UIN SGD

BANDUNG) (2011)

Ichsan Taufik terkait layanan

akademik

dengan

organisasi UIN

SGD Bandung,

sehingga

menggunakan

teknologi

informasi

terutama dalam

hal layanan

akademik yang

merupakan

layanan baru

dapat

membantu

organisasi

dalam

Melihat hasil

analisis terhadap

kesiapan

penerapan IT

Service operation

yang masih dalam

tahap 1 / initial,

maka perlu dibuat

strategi dan

evaluasi

penerapan IT

Service Operation

di UIN SGD

Bandung.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

27

Universitas Muhammadiyah Riau

mencapai

tujuannya

Kajian Manajemen

Layanan Teknologi

Informasi Pada

Lembaga

Pemerintahan di

Indonesia

Menggunakan

Kerangka COBIT 4.1

dan ITIL V3.0 (Studi

Kasus Pada

Pemerintah Kota

Salatiga)

Johan J.C.

Tambotoh, Rudi

Latuperissa

mewujudkan

good

governance.

Pada

penerapannya

sering ditemui

persoalan,

diantaranya

adalah pada

layanan

teknologi

informasi bagi

penggunanya.

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

bahwa Pemerintah

Kota Salatiga

dalam hal

manajemen

layanan teknologi

informasi berada

pada Level 1 yaitu

kondisi dimana

organisasi telah

mengenal masalah

tetapi tidak ada

proses

standarisasi,

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

28

Universitas Muhammadiyah Riau

PENERAPAN ITSM

DENGAN

FRAMEWORK ITIL

V3 STUDI KASUS:

STMIK

MIKROSKIL(2018)

Riche Bagaimana

meningkatkan

kualitas

layanan IT

dalam STMIK

Mikrsoksil dan

merincikan

langkah –

langkah dalam

menerapkan

ITSM dengan

framework

ITIL V3 dalam

STMIK –

Mikroskil.

Berdasarkan hasil

analisa

perkembangan

infrastruktur

maupun teknologi

yang terdapat di

STMIK Mikroskil

sudah mampu

mengikuti

teknologi yang

berkembang saat

ini.

2.15 Hipothesis

Berdasarkan dugaan sementara penelitian ini dapat mengukur tingkat

kematangan service operation pada operasional layanan akademik STMIK

Hangtuah Pekanbaru saat ini menggunakan frmaework ITIL V3

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

29

Universitas Muhammadiyah Riau

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka · Jawa Barat dan Banten.penelitian bertujuan untuk mengevaluasi service management sistem informasi B- m@x. Sesuai dengan SK DIR PT PLN,

30

Universitas Muhammadiyah Riau