BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN -...

30
BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Sumber data dan informasi yang akan digunakan dalam proyek tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, yaitu : - Media cetak dan elektronik, internet, serta literature yang memuat restaurant Sushi Tei - Pengamatan langsung ke lapangan, dan melakukan wawancara dengan narasumber dari pihak Sushi Tei. 2.1.2 Sushi Menurut id.wikipedia.org, sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula. Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi. Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi atau ampas sake. Konon kebiasaan mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal dari daerah pegunungan di Asia Tenggara . Istilah sushi berasal dari bentuk tata bahasa kuno yang tidak lagi dipergunakan dalam konteks lain; secara harfiah, “sushi” berarti “itu (berasa) masam”, suatu gambaran mengenai proses fermentasi dalam sejarah akar katanya. Dasar ilmiah di balik proses fermentasi ikan yang dikemas di

Transcript of BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Sumber Data

Sumber data dan informasi yang akan digunakan dalam proyek

tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, yaitu :

- Media cetak dan elektronik, internet, serta literature yang memuat

restaurant Sushi Tei

- Pengamatan langsung ke lapangan, dan melakukan wawancara

dengan narasumber dari pihak Sushi Tei.

2.1.2 Sushi

Menurut id.wikipedia.org, sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari

nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran

mentah atau sudah dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut

karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula. Asal-usul kata sushi

adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi.

Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji merupakan istilah

untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō yang membaluri ikan

dengan garam dapur, bubuk ragi atau ampas sake. Konon kebiasaan

mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal dari daerah

pegunungan di Asia Tenggara . Istilah sushi berasal dari bentuk tata bahasa kuno

yang tidak lagi dipergunakan dalam konteks lain; secara harfiah, “sushi” berarti

“itu (berasa) masam”, suatu gambaran mengenai proses fermentasi dalam sejarah

akar katanya. Dasar ilmiah di balik proses fermentasi ikan yang dikemas di

Page 2: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

dalam nasi ialah bahwa cuka yang dihasilkan dari fermentasi nasi menguraikan

asam amino dari daging ikan. Hasilnya ialah salah satu dari lima rasa dasar, yang

disebut umami dalam bahasa Jepang.

Sampai tahun 1970-an sushi masih merupakan makanan mewah. Rakyat

biasa di Jepang hanya makan sushi untuk merayakan acara-acara khusus, dan

terbatas pada sushi pesan-antar.

2.1.3 Data Perusahaan

Nama Perusahaan : Sushi Tei

Logo Perusahaan :

Gambar 2.1 Logo Sushi Tei

Alamat : - Plaza Senayan, Lantai 3 # 302 C, Jl. Asia

Afrika No. 8, Jakarta Pusat

- Plaza Indonesia, Lantai 1 #102 A & C, Jl. M.H.

Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat

- Pondok Indah Mal 2, Lantai 1 # 124, Jl. Metro

Pondok Indah, Jakarta Selatan

- Lotte Shopping Avenue, Lantai 3F Unit 10, Jl.

Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta Selatan

- Gandaria City, Lantai UG # 22-23, Jl. Sultan

Iskandar Muda No. 57, Jakarta Selatan

- Senayan City, Level 4 #08, Jl. Asia afrika Lot

19, Jakarta Pusat

Page 3: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Mall Kelapa Gading 5, Lantai 1-1 #47, Jl.

Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara

- Emporium Pluit Mall, Lantai 2 #48-49, Jl. Pluit

Selatan Raya, Jakarta Utara

- Central Park, Lantai 1 #113, Jl. S. Parman Kav.

28, Jakarta Barat

- Grand Indonesia Shopping Town, West Mall

Lantai LG #01, Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta

Pusat

- Kota Kasablanka, Level 1 Unit 157 -158, Jl.

Kasablanka Raya Kav. 88, Jakarta Selatan

Bidang Usaha : Restaurant

2.1.4 Gambaran Umum Tentang Perusahaan

Restaurant Sushi Tei awalnya merupakan restaurant franchiser dari

Singapore. Pemilik asli Sushi Tei adalah seorang nelayan di Jepang. Yang

mana pemiliknya pintar dalam memilih ikan yang segar dan bagus. Nama

Sushi Tei berarti warung sushi yang spesialisasinya menjual ikan, karena

awalnya Sushi Tei hanya dibuka menggunakan gerobak-gerobak.

Kemudian berkembang menjadi depot-depot kecil di pinggiran jalan di

Singapore, dan akhirnya menjadi restaurant besar yang dikembangkan

melalui franchise seperti Thailand, Hongkong, Malaysia, Australia,

Bangkok, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri outlet Sushi Tei tersebar di

Jakarta, Medan, Surabaya, Bali, dan Bandung.

Ciri khas yang ditonjolkan pada restaurant Sushi Tei ini sendiri

adalah sushi belt dan open kitchen, sementara itu Sushi Tei juga

memberikan condimen untuk para pelanggannya diantaranya wasabi,

ginger, togarashi dan yang paling penting Sushi Tei memberikan

Page 4: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

minuman asli Jepang yaitu teh hijau (ocha) yang di berikan secara gratis

dan dapat juga diisi ulang.

Menu yang tersedia di Sushi Tei sangat bervariasi mulai dari sushi,

udon, yakimono, donburi, sashimi, ramen, dan tempura. Untuk makanan

favorit di Sushi Tei terdiri dari jumbo dragon roll , salmon sashimi,

salmon skin fried, unagi (belut), lobster, dan wagyu.

Dekorasi Sushi Tei mengusung tema japanesse modern, dimana

perabotan yang digunakan bernuansa minimalis tetapi tetap terdapat unsur

Jepang. Dan pencahayaan yang di gunakan adalah dark light dan juga

didukung oleh musik yang easy listening yang disajikan oleh pihak

restaurant yang menciptakan suasana yang santai sehingga dengan

demikian pelanggan akan merasa nyaman saat di Sushi Tei.

Sushi Tei sendiri mempunyai motto “a good deal of sushi” yang

mana Sushi Tei ingin agar pelanggannya ketika mengingat Sushi Tei,

mengingat bahwa Sushi Tei mempunyai kualitas bahan baku yang sangat

baik.

2.1.5 Visi dan Misi

VISI :

Kita dikenal sebagai Perusahaan yang terbaik dan terhormat di dalam

industri food service di Indonesia.

a. Dikenal, bukan memperkenalkan diri

b. Terbaik, belum tentu harus terbesar

c. Terhormat, tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji

Page 5: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

MISI :

a. Ikut berkontribusi dalam memperkaya dunia kuliner di Indonesia

dengan memperkenalkan konsep-konsep F & B yang baru.

b. Terus berusaha untuk memberikan pengalaman bersantap yang luar

biasa dengan menyediakan makanan dan pelayanan yang berkualitas

tinggi.

c. Mencapai tujuan dengan mendidik dan mengembangkan orang-orang

yang terbaik di industri F & B.

d. Membangun sebuah hubungan ke-mitraan stragegis jangka panjang

dengan para mitra kerja (franchisor, franchisee dan supplier).

e. Menyadari bahwa profitabilitas adalah kunci untuk pengembangan

dan kesuksesan di masa mendatang.

2.1.6 Data Produk

Berikut merupakan beberapa jenis makanan yang disediakan oleh

restoran Sushi Tei:

- Appetizer

Gambar 2.2 Chuka Idako

Page 6: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- House Specialty (sushi)

Gambar 2.3 Fuji Roll

- Sushi Moriawase

Gambar 2.4 Hodaka

Page 7: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Sashimi

Gambar 2.5 Salmon Sashimi

- Sashimi Moriawase

Gambar 2.6 Hakuba

- Salad

Gambar 2.7 Sashimi Salad

Page 8: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Nigiri Sushi

Gambar 2.8 Salmon Belly

- Gunkan Sushi

Gambar 2.9 Ikura

Page 9: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Makimono

Gambar 2.10 Soft Shell Crab Maki

- Temaki

Gambar 2.11 Kanimayo Temaki

Page 10: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Yakimono

Gambar 2.12 Lobster Mentaiyaki

- Agemono

Gambar 2.13 Soft Shell Crab

Page 11: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Tempura

Gambar 2.14 Mixed Tempura

- Nabemono

Gambar 2.15 Gyu Sakamushi

Page 12: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Wanmono

Gambar 2.16 Niku Tofu Ponzu

- Noodles

Gambar 2.17 Kaisen Tan Tan Noodles

Page 13: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Donmono

Gambar 2.18 Tekka Don

- Dessert

Gambar 2.19 Nama Matcha Ice Cream

2.1.7 Target Konsumen

- Demografi

Jenis kelamin : Laki-laki & perempuan

Usia : Remaja – orang dewasa (20-35 tahun)

Kelas sosial : B-A (menengah ke atas)

Page 14: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

- Geografi

Tinggal di wilayah perkotaan besar Thailand, Hongkong, Malaysia,

Australia, Bangkok, dan Indonesia.

- Psikografis

Gaya hidup: bersekolah, berkuliah, bekerja, berwirausaha, berkumpul

bersama teman dan keluarga, menyukai kuliner terutama makanan khas

Jepang .

Kepribadian: mereka yang gemar kuliner, mereka yang menyukai

makanan Jepang, mereka yang menyukai sushi.

2.1.8 Kemasan Sebelumnya

Berikut kemasan take out Sushi Tei saat ini:

Gambar 2.20 Kemasan Sushi Tei saat ini

Page 15: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

Gambar 2.21 Kemasan Sushi Tei saat ini

2.1.9 Data Kompetitor

2.1.9.1 SushiGroove

Gambar 2.22 Logo SushiGroove

SushiGroove adalah restoran sushi yang trendi namun

santai, yang menargetkan pecinta sushi dan semua jenis makanan

Jepang yang sesuai dengan budget. Suasana di SushiGroove

hangat, menyenangkan, dan mengundang, santai dan cukup funky.

Dengan menggabungkan hidangan lezat Jepang yang unik, desain

yang keren, musik yang menyenangkan, dan pelayanan yang

ramah dan hangat. SushiGroove akan menyediakan pengalaman

Page 16: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

makan sushi ke tingkat yang baru. Target pasar SushiGroove yaitu

para konsumen yang menginginkan kualitas dan nilai yang

berbeda.

Lokasi: Senayan City, Citywalk Sudirman, Pacific Place,

Setiabudi, Pondok Indah Mall II, Taman Anggrek,

Emporium Pluit Mall, Kelapa Gading.

Kemasan take out SushiGroove saat ini:

Gambar 2.23 Kemasan SushiGroove

2.1.9.2 Hachi Hachi Bistro

Gambar 2.24 Logo Hachi Hachi Bistro

Page 17: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

Hachi-Hachi merupakan sebuah restoran yang

menyediakan menu makanan ala Jepang dan juga menu fusion

lainnya. Sebagian besar menunya didominasi oleh sushi, selain itu

juga ada menu seperti nasi juga noodle, dan ada juga menu anak-

anak. Menu yang paling sering dipesan untuk sushi yaitu Black

Dragon Roll dan Baked Salmon Roll. Tempatnya tidak terlalu

besar, sehingga jika konsumen ingin datang pada saat jam makan

siang atau makan malam lebih baik mereka datang lebih awal jika

tidak mau mengantri. Untuk makan dan minum di Hachi Hachi

kurang lebih menghabiskan IDR 50.000-100.000 per orang.

Lokasi: Mall Taman Anggrek, Central Park Mall, Tunjungan

Plaza IV.

Kemasan take out Hachi Hachi Bistro saat ini:

Gambar 2.25 Kemasan Hachi Hachi Bistro

Page 18: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Teori Kemasan

2.2.1.1 Definisi Kemasan

Menurut artikel yang ditulis oleh Drs. A.D. Pirous, MA

(2007) di situs dgi-indonesia.com, kemasan merupakan pelindung

dari suatu barang, baik barang biasa, maupun barang-barang hasil

produksi industri. Dalam dunia industri, kemasan merupakan

pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara

penghasil barang (produsen) dengan masyarakat pembeli

(konsumen).

Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec

(2007:34) menjelaskan bahwa mengemas merupakan tindakan

membungkus atau menutup suatu barang atau sekelompok barang.

Cellophane, kertas, tekstil, kaca, plastik, kain, dan logam adalah

beberapa material kemasan dari ratusan material yang ada yang

digunakan untuk tujuan pengemasan. Kotak, kaleng, pembungkus,

karton, tas, toples, dan tube merupakan beberapa dari ratusan

bentuk kemasan yang ada. Sedangkan kata kemasan mengacu

pada objek fisik itu sendiri – karton, container, atau bungkusan.

Kata “kemasan” mengimplikasikan hasil akhir proses mengemas.

Kemasan merupakan kata benda atau objek, sedangkan mengemas

merupakan kata kerja, mencerminkan sifat medium yang selalu

berubah.

2.2.1.2 Fungsi Dasar Kemasan

Secara umum, kemasan memiliki beberapa fungsi dasar,

yaitu:

1. Proteksi isi produk (fungsi kekedapan). Proteksi ini meliputi

ketahanan isi agar produk tetap terjaga kualitasnya.

Page 19: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

2. Wadah isi produk (fungsi kenyamanan). Fungsi ini meliputi

mewadahi isi produk agar tidak tercecer atau tercerai.

3. Gudang/distribusi (fungsi logistik). Kemasan memudahkan

proses penyimpanan dan distribusi menjadi lebih ringkas

(compact), transportasi produk sampai kepada konsumen

menjadi lebih mudah.

4. Komunikasi dengan konsumen (fungsi marketing). Kemasan

mewadahi materi informasi, identitas produk, serta menjadi

media persuasi terhadap konsumen.

2.2.1.3 Desain Grafis pada Kemasan

Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A.

Krasovec (2007:33), desain kemasan harus berfungsi sebagai

sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari

berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan yang berbeda,

karena itu, pengetahuan tentang antropologi, sosiologi, psikologi,

etnografi, dapat member manfaat dalam proses desain dan pilihan

desain yang tepat. Khususnya, pengetahuan terhadap keragaman

sosial dan budaya, perilaku manusia secara nonbiologis, dan selera

kebudayaan serta perbedaan budaya dapat membantu memahami

bagaimana elemen visual dapat mengkomunikasikan dengan baik

suatu produk. Dan menurut penulis, kemasan take out Sushi Tei

tidak memiliki unsur-unsur tersebut.

Penyelesaian masalah visualisasi adalah inti dari desain

kemasan. Masalah visualisasi itu bisa berupa perkenalan produk

baru atau peningkatan penampilan produk yang sudah ada,

kreativitas – dari menentukan konsep dan sketsa hingga desain

tiga dimensi, analisis desain, dan penyelesaian masalah teknis –

merupakan cara penyelesaian masalah desain hingga menjadi

Page 20: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

solusi inovatif. Tujuannya bukanlah untuk menciptakan

penampilan desain yang menarik secara visual karena desain

kemasan yang hanya indah dipandang tidak bisa menggaet pasar

dengan sukses. Pencapaian tujuan strategis dan target pemasaran

secara kreatif melalui solusi desain yang tepat adalah fungsi utama

desain kemasan.

2.2.1.4 Jenis dan Struktur Kemasan

Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A.

Krasovec (2007:137), struktur kemasan dan pilihan material harus

didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut ini:

1. Apakah produknya?

2. Bagaimanakah produk akan dipindahkan?

3. Bagaimanakah dan di mana produk akan disimpan?

4. Bagaimanakah produk perlu dilindungi?

5. Bagaimanakah produk dipajang?

6. Di manakah produk akan dijual?

7. Siapakah target konsumennya?

8. Apakah kompetisi kategori ini?

9. Berapakah batasan biayanya?

10. Berapakah jumlah produksi?

11. Apakah jadwal produksinya?

12. Apakah struktur yang sudah ada sebelumnya dapat

diperbaiki?

13. Apakah struktur yang baru bisa dipilih dari stok gudang?

14. Apakah struktur yang baru perlu dikembangkan?

15. Apakah struktur harus dipatenkan?

Page 21: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec

(2007:139) juga menjelaskan bahwa struktur dan material

kemasan bisa dibagi ke dalam beberapa kategori umum:

1. Kardus atau paperboard adalah istilah umum dalam industri

kertas untuk lembaran yang terbuat dari serat kayu murni atau

kertas daur ulang. Kardus yang paling umum adalah SBS

(solid bleached sulfate), SUS (solid unbleached sulfate), daur

ulang (recycled), serta plain chipboard (shirtboard).

2. Kardus bergelombang (corrugated paperboard) terdiri dari

kardus bergelombang sebagai “medium” yang dilapis dan

disisipkan pada lapisan kardus yang rata.

3. Karton lipat, biasanya didesain dengan konstruksi selembar

kardus atau kardus gelombang yang di press, kemudian

ditindas atau diberi alur untuk dilipat, dan disteples atau dilem

untuk menghasilkan sebuah bentuk struktur.

4. Kotak jadi, merupakan struktur kaku yang telah dicetak

dengan bagian atas dan bagian bawah, umumnya dibuat dari

kardus yang berat atau papan yang terbuat dari serpihan kayu

(chipboard) dan dilaminasi dengan kertas dekoratif, material

dekoratif atau material lainnya yang menutup keseluruhan

bagian luar dan tepi kotak.

5. Canisters, merupakan gulungan spiral kardus sehingga

membentuk silinder dan diproduksi dalam variasi tebal dan

panjang.

6. Plastik, dengan jenis yang paling umum digunakan antara lain

low density polyethylene (LDPE), high density polyethylene

(HDPE), polyethylene terephtalate (PET), polypropylene,

serta polystyrene (PS)

7. Kemasan blister, merupakan struktur ini dibentuk dalam suhu

dan tekanan tinggi dan ditempatkan di depan produk,

Page 22: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

sehingga memungkinkan produk tersebut untuk terlihat

melalui plastik yang transparan.

8. Kaca, biasanya dibuat sebagai kontainer yang dapat dicetak

menjadi bentuk yang beraneka dengan bagian bukaan dan

ornamen emboss yang bervariasi, dan pelengkap lainnya dapat

meningkatkan desain kemasan secara keseluruhan.

9. Logam, bisa dibuat dari timah, alumunium dan baja.

10. Kaleng, yang memiliki bobot ringan dan seringkali dilapisi

dengan material yang mencegah interaksi dengan produk.

11. Tube, biasanya terbuat dari alumunium dan sering digunakan

untuk produk obat-obatan, kesehatan dan kecantikan seperti

pasta gigi, krim, gel, balsam, pelumas pribadi dan barang

semi padat lainnya.

12. Kemasan fleksibel, yang mencakup beragam struktur dan

material atau kombinasi material-material yang umumnya

kertas dan plastik yang tidak kaku.

2.2.2 Teori Identitas Visual

Identitas visual merupakan salah satu komponen yang tidak

terpisahkan terhadap sebuah brand. Sebuah brand/merek yang baik

tentunya harus memiliki identitas visual berupa logo yang kuat, konsisten,

dan berkarakter beserta dengan segala kelengkapannya, sehingga brand

tersebut dapat dengan mudah dikenali dan diidentifikasi oleh konsumen.

Identitas visual mampu memicu persepsi dan membuka kunci hubungan

produk dengan sebuah brand. Membuat identitas visual berarti mengelola

persepsi manusia melalui bentuk visual yang membentuk kesatuan

makna.

Page 23: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

Identitas visual berkaitan erat dengan logo dan brand. Surianto

Rustan (2009:13) menyatakan bahwa fungsi dari logotype adalah sebagai

berikut:

1. Identitas diri, untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain

2. Tanda kepemilikan, untuk membedakan miliknya dengan milik orang

lain

3. Tanda jaminan kualitas

4. Mencegah peniruan atau pembajakan

Kata logo merupakan penyingkatan dari logotype. Istilah logo

baru muncul pada tahun 1937 dan hingga saat ini, istilah logo lebih

populer dibandingkan istilah logotype. Logo bisa menggunakan elemen

apa saja, baik tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Banyak

juga yang mengatakan bahwa logo merupakan elemen gambar atau

simbol pada identitas visual.

Surianto Rustan menyatakan bahwa pada umumnya orang

beranggapan bahwa logogram adalah elemen gambar pada logo.

Kemungkinan besar istilah logogram ini telah mengalami perubahan

makna dikarenakan kemiripan dengan kata logotype. Sebenarnya

logogram adalah sebuah simbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau

makna.

Saat ini, pembagian logo secara sederhana terbagi menjadi dua

bagian, yaitu nama brand (logotype) dan simbol atau lambang

(logogram). Penggunaan logotype dilakukan dengan menuliskan nama

perusahaan/produk yang bersangkutan dengan gaya huruf atau tipografi

yang unik dan khusus, serta digunakan secara konsisten. Penggunaan

logogram dilakukan dengan menciptakan sebuah simbol atau lambang

yang mampu mencerminkan citra dari perusahaan/produk yang

bersangkutan. Sebuah logo perusahaan/produk yang unik dapat berupa

logotype saja, logogram saja, atau gabungan keduanya. Surianto Rustan

Page 24: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

(2009:20) juga menyatakan bahwa istilah yang digunakan dalam

“Taxonomy of Trademarks” karya Per Mollerup yaitu picture mark dan

letter mark, kiranya cukup memadai untuk menyebut elemen gambar dan

elemen tulisan dalam sebuah logo.

2.2.3 Teori Tipografi

Tipografi merupakan salah satu elemen utama dalam desain

kemasan. Tipografi merupakan media penting yang dapat digunakan

untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan nama, fungsi, serta

informasi yang berkaitan dengan fakta produk kepada konsumen.

Pemilihan jenis huruf, penempatan teks pada kemasan, besar kecilnya

ukuran huruf, tebal tipisnya huruf, serta pemilihan kata-kata yang tepat

menjadi faktor yang sangat menentukan bagaimana teks tersebut dibaca,

yang pada akhirnya menentukan apakah komunikasi informasi pada

kemasan berhasil sampai kepada konsumen atau tidak. Oleh karena itu,

tipografi merupakan salah satu elemen visual penting yang juga berkaitan

erat dengan ekspresi visual suatu produk.

Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec dalam

bukunya yang berjudul Desain Kemasan (2007:92) menyatakan bahwa

tipografi untuk desain kemasan haruslah:

1. Dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya

2. Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi

3. Dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang berbeda-beda latar

belakangnya

4. Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi

produk

Page 25: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

2.2.4 Teori Warna

Warna merupakan properti dari cahaya. Warna mampu

mempengaruhi tanggapan seseorang yang melihat suatu objek, dan

dengan warna respon orang yang melihatnya dapat dimanipulasi dan

diarahkan. Menurut Iwan Wirya (1999), warna pada dasarnya merupakan

suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia.

Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina beraksi, yang

memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat

sehingga dapat mengubah persepsi manusia.

Menurut Marianne Rosner dan Sandra A. Krasovec (2007:119),

warna pada kemasan merupakan hal pertama yang dilihat oleh konsumen

dan mungkin mempunyai pengaruh yang terbesar untuk menarik

konsumen. Warna merupakan perangsang yang paling penting untuk

menciptakan daya tarik visual terhadap konsumen. Penggunaan warna

yang tepat merupakan pusat dari seluruh proses desain kemasan. Berikut

ini adalah beberapa fungsi warna pada kemasan:

1. Untuk identifikasi. Komposisi warna pada desain kemasan sebuah

produk harus berbeda dengan produk-produk lainnya agar konsumen

dapat dengan mudah mengenali dan mencari produk

2. Untuk menarik perhatian konsumen (eye catching)

3. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis, di mana warna dapat

membangkitkan selera konsumen dan merangsang sistem syaraf

otonomi, termasuk pencernaan, terutama warna merah, jingga, atau

kuning

4. Untuk menciptakan suatu citra, karena setiap warna mampu

mencerminkan atau menggambarkan keadaan produknya, misalnya

warna hijau yang melambangkan kesegaran produk sayuran

5. Untuk memastikan tingkat keterbacaan yang maksimum, yaitu dengan

penggunaan warna kontras sehingga dapat memperlihatkan sesuatu

yang ingin ditonjolkan dan tulisan menjadi mudah dibaca

Page 26: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

6. Untuk mendorong tindakan, karena pemberian warna yang tepat dapat

memberikan dampak yang lebih dibandingkan dengan kemasan tanpa

warna

7. Untuk proteksi produk dari cahaya, di mana warna dapat digunakan

untuk melindungi isi dari efek cahaya yang merusak

8. Untuk mengendalikan temperatur, di mana warna yang terang

cenderung memantulkan panas dari sebuah benda dan menjaga bagian

dalam kemasan tetap sejuk, biasanya diperlukan bagi produk yang

sensitif terhadap perubahan temperatur

2.2.5 Teori Ilustrasi

Ilustrasi pada desain kemasan tentunya memiliki peranan yang

penting untuk memberikan gambaran/citra kepada konsumen tentang

produk yang bersangkutan. Fungsi utama ilustrasi adalah untuk informasi

visual tentang produk yang dikemas, pendukung teks, penekanan suatu

kesan tertentu dan penangkap mata untuk menarik calon pembeli. Gambar

ilustrasi dapat berupa gambar produk secara penuh atau terinci, namun

dapat juga sebagai hiasan atau dekorasi. Sebaiknya gambar atau ilustrasi

pada kemasan tidak mengacaukan pesan yang akan disampaikan.

Marianne Rosner dan Sandra A. Krasovec (2007:119) menyatakan

bahwa bila digunakan secara efektif dalam desain kemasan, citra – baik

berupa ilustrasi maupun foto – dapat memberikan impresi visual yang

kuat. Dampaknya dapat tidak diharapkan atau tidak terantisipasi dan

dapat meningkatkan ketertarikan konsumen. Konsumen melihat gambar

sebelum membaca teks. Bila digunakan secara benar citra bisa menjadi

alat desain yang efektif.

Ilustrasi, foto, ikon, simbol, dan karakter bisa dibuat dalam

berbagai gaya yang menciptakan bahasa visual yang kaya dan

memberikan rangsangan visual. Citra bisa sederhana, memberikan

Page 27: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

pengenalan konsep yang cepat, atau bisa juga rumit atau menyimpang,

membuat orang harus melihatnya lebih lama agar dapat memahami arti

citra itu. Dengan mempertimbangkan pengalaman sensorik bahwa visual

yang berbeda-beda mengkomunikasikan rasa, aroma, selera, dan

temperature (termasuk sensasi makanan pedas) semua dapat

dikomunikasikan secara visual dalam desain kemasan.

Citra harus tepat dan langsung mengena sasaran dalam

mengkomunikasikan kepribadian merek dan atribut produk tertentu.

Pengkomunikasian pembangkit selera dalam desain kemasan makanan,

konotasi gaya hidup, sugesti mood, dan instruksi penggunaan produk,

adalah cara-cara pembentukan citra suatu desain kemasan.

2.2.6 Teori Tata Letak (Layout)

Menurut Surianto Rustan (2009:73), prinsip-prinsip layout dapat

dianalogikan sebagai suatu formula untuk membuat suatu layout yang

baik. Terdapat 4 prinsip dasar layout yang dapat digunakan pada sebuah

karya desain komunikasi visual, antara lain urutan (sequence), penekanan

(emphasis), keseimbangan (balance), serta kesatuan (unity).

Sequence merupakan sebuah prinsip yang didasarkan pada tingkat

kepentingan sebuah informasi untuk disampaikan bila dibandingkan

dengan informasi lainnya, misalnya informasi yang ingin disampaikan

lebih dulu diberi ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan informasi

yang lainnya. Sequence dikenal juga dengan istilah hierarki informasi.

Memberikan ukuran yang lebih besar pada sebuah informasi untuk

menerapkan sequence tersebut disebut dengan prinsip emphasis, artinya

memberikan penekanan pada informasi tertentu sehingga informasi

tersebut dapat terkomunikasikan terlebih dahulu. Dengan kata lain,

sequence dapat dicapai dengan emphasis.

Page 28: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

Prinsip balance merupakan pembagian berat bidang yang merata

pada suatu bidang layout. Bukan berarti seluruh bidang layout harus

dipenuhi dengan elemen, namun lebih kepada menghasilkan kesan

seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan

meletakkannya pada tempat yang tepat. Prinsip unity menuntut semua

elemen desain yang digunakan saling berkaitan satu dengan yang lain dan

disusun secara tepat.

2.2.7 Best Practice Kemasan Makanan Take Out

Karakteristik kemasan produk makanan take out diketahui

berdasarkan studi literatur, yaitu terdiri dari:

1. Kemasan yang tidak bocor (leak proof)

2. Kemasan yang dapat menjaga makanan tetap dingin/panas

(thermal integrity)

3. Kemasan yang dapat menjaga makanan tidak

basah/berembun (keep the food from becoming soggy)

4. Kemasan yang memiliki kompartemen (ruang-ruang

pemisah) untuk memisahkan per jenis makanan

(packaging with compartment to separate food items)

5. Kemasan yang dapat dipanaskan dengan menggunakan

microwave (microwaveable)

6. Kemasan yang dapat didaur ulang (recyclable)

7. Penutup kemasan yang rapat, tidak mudah lepas (sealing

lids)

8. Kemasan dengan penutup kemasan yang transparan

(transparent lid)

Page 29: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

Unsur-unsur yang terdapat dalam kemasan makanan take out:

1. Elemen-elemen visual, yang terdiri dari: bentuk, gambar,

tulisan, serta warna

2. Material yang digunakan: kertas, plastik, styrofoam

3. Elemen brand identity: nama brand, logo brand

4. Informasi pada kemasan: nama produk, batas waktu

konsumsi, logo halal produk, simbol food grade, kode

recycle

Nilai yang penting dari kemasan produk makanan take out

(berdasarkan survey):

1. Bahan : 44,467%

2. Warna : 22,248%

3. Informasi : 17,685%

4. Bentuk : 15,6%

Karakteristik kemasan produk makanan take out yang disukai

konsumen (berdasarkan survey):

1. Tidak mudah tumpah : 24,36%

2. Tidak mudah rusak : 16,67%

3. Kemasan yang aman (foodgrade) : 11,54%

4. Praktis : 8,97%

5. Lain-lain : 38,46%

Page 30: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01797-DS Bab2001.pdf · mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal

2.2.8 Analisa SWOT

Strenght

- Kemasan terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.

- Bagian atas terdapat jendela transparan sehingga konsumen dapat melihat

isinya dari luar.

- Terdapat informasi-informasi penting seperti logo restaurant, alamat, dan

lain-lain.

- Lebih menonjol dari segi visual dibandingkan kemasan sushi pada

umumnya.

Weakness

- Kemasan mudah penyok.

- Biaya produksi kemasan relatif lebih mahal.

Opportunities

- Masih banyak restaurant sushi lain yang masih menggunakan kemasan

plastik yang dijual secara umum.

- Kebanyakan desain kemasan sushi di Indonesia masih belum menonjol

dari segi visual.

Threats

- Ilustrasi yang digunakan di kemasan dapat ditiru oleh orang lain.