BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21...

54
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknik Industri Definisi teknik industri menurut institute of industrial engineers (IIE) adalah suatu rekayasa yang berkaitan dengan desain, pembaruan, dan instalasi dari sistem terintegrasi yang meliputi manusia, material, peralatan (mesin), energi dan informasi. Serta mencakup pengetahuan khusus dan keahlian dalam matematika, fisika, dan studi sosial bersama dengan prinsip dan metode analisa teknik dan desain untuk menspesifikasi, memprediksi, dan evaluasi hasil yang ingin dicapai dari sistem. 2.2. Konsep Supply chain Menurut Pujawan (2005, p5), supply chain adalah jaringan perusahaan – perusahaan yang secara bersama – sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir, kegiatan dari supply chain ini dimulai dari pasokan bahan baku dari supplier, kegiatan produksi hingga pendistribusian produk hingga ke konsumen akhir. Pada suatu supply chain biasanya terdapat tiga macam yaitu aliran barang yang mengalir dari hulu atau upstream menuju ke hilir atau yang disebut downstream. Contohnya adalah bahan baku yang dikrim dari supplier ke pabrik, setelah itu diproduksi yang kemudian dikirim ke distributor, ke pengecer dan akhirnya ke konsumen akhir. Aliran kedua yaitu aliran uang dari hilir ke hulu. Untuk aliran ketiga yaitu aliran informasi yang terjadi dari hilir ke hulu atau sebaliknya.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

19

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Teknik Industri

Definisi teknik industri menurut institute of industrial engineers (IIE)

adalah suatu rekayasa yang berkaitan dengan desain, pembaruan, dan instalasi dari

sistem terintegrasi yang meliputi manusia, material, peralatan (mesin), energi dan

informasi. Serta mencakup pengetahuan khusus dan keahlian dalam matematika,

fisika, dan studi sosial bersama dengan prinsip dan metode analisa teknik dan

desain untuk menspesifikasi, memprediksi, dan evaluasi hasil yang ingin dicapai

dari sistem.

2.2. Konsep Supply chain

Menurut Pujawan (2005, p5), supply chain adalah jaringan perusahaan –

perusahaan yang secara bersama – sama bekerja untuk menciptakan dan

menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir, kegiatan dari supply chain

ini dimulai dari pasokan bahan baku dari supplier, kegiatan produksi hingga

pendistribusian produk hingga ke konsumen akhir. Pada suatu supply chain

biasanya terdapat tiga macam yaitu aliran barang yang mengalir dari hulu atau

upstream menuju ke hilir atau yang disebut downstream. Contohnya adalah bahan

baku yang dikrim dari supplier ke pabrik, setelah itu diproduksi yang kemudian

dikirim ke distributor, ke pengecer dan akhirnya ke konsumen akhir. Aliran kedua

yaitu aliran uang dari hilir ke hulu. Untuk aliran ketiga yaitu aliran informasi yang

terjadi dari hilir ke hulu atau sebaliknya.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

20

Gambar 2.1 Contoh Jaringan Supply chain

Menurut pujawan (2005, p9), terdapat empat bagian utama dalam sebuah

manufaktur yang biasa terkait dengan fungsi – fungsi utama supply chain.

Tabel 2.1 Cakupan fungsi utama Supply chain

Bagian Cakupan kegiatan

Pengembangan produk

(Product development)

Melakukan riset pasar, merancang produk baru,

melibatkan supplier dalam perancangan produk

baru.

Pengadaan (Procurement) Meimilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier,

melakukan pembelian, memonitor supply, membina

dan memelihara hubungan dengan supplier.

Perencanaan dan

pengendalian (Planning

and control)

Demand planning, peramalan permintaan,

perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan

persediaan

Produksi (Production) Ekseskusi produksi, pengendalian kualitas

Distribusi (Distribution) Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

21

pengiriman, mencari dan memelihara hubungan

dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

service level di tiap pusat distirbusi.

2.3. Multi Criteria Decision Making

Multi-criteria decision making (MCDM) merupakan teknik analisa dan

pengambilan keputusan dari beberapa pilihan alternatif yang ada. Di dalam

MCDM ini mengandung unsur attribute, obyektif, dan tujuan.

• Attribute menerangkan, memberi ciri kepada suatu obyek. Misalnya tinggi,

panjang dan sebagainya.

• Obyektif menyatakan arah perbaikan atau kesukaan terhadap attribute,

misalnya memaksimalkan umur, meminimalkan harga, dan sebagainya.

Obyektif dapat pula berasal dari attribute yang menjadi suatu obyektif jika pada

attribute tersebut diberi arah tertentu.

• Tujuan ditentukan terlebih dahulu. Misalnya suatu proyek mempunyai obyektif

memaksimumkan profit, maka proyek tersebut mempunyai tujuan mencapai

profit 10 juta/bulan.

Kriteria merupakan ukuran, aturan-aturan ataupun standar-standar yang

memandu suatu pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan

melalui pemilihan atau memformulasikan atribut-atribut, obyektif-obyektif,

maupun tujuan-tujuan yang berbeda, maka atribut, obyektif maupun tujuan

dianggap sebagai kriteria. Kriteria dibangun dari kebutuhan-kebutuhan dasar

manusia serta nilai-nilai yang diinginkannya. Ada dua macam kategori dari Multi-

criteria decision making (MCDM), yaitu :

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

22

1. Multiple Objective Decision Making (MODM)

Multiple Objective Decision Making (MODM) menyangkut masalah

perancangan (design), di mana teknik-teknik matematik optimasi digunakan,

untuk jumlah alternative yang sangat besar (sampai dengan tak berhingga) dan

untuk menjawab pertanyaan apa (what) dan berapa banyak (how much).

2. Multiple Attribute Decision Making (MADM)

Multiple Attribute Decision Making (MADM), menyangkut masalah

pemilihan, di mana analisa matematis tidak terlalu banyak dibutuhkan atau

dapat digunakan untuk pemilihan hanya terhadap sejumlah kecil alternatif

saja. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan bagian dari

teknik MADM.

2.4. Analytical Hierarchy Process

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan satu model yang

fleksibel yang memungkinkan orang per orang atau kelompok untuk membentuk

gagasan-gagasan dan membatasi masalah dengan asumsi mereka sendiri dan

menghasilkan solusi yang bagi mereka (Saaty L. Thomas, Decision Making for

Leaders; The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World,

1988). Metode AHP dikembangkan pada awal tahun 1970-an oleh Dr. Thomas L.

Saaty dan telah digunakan untuk membantu para pembuat keputusan dari berbagai

negara dan perusahaan. Menurut Saaty (1993, p23) AHP adalah suatu model yang

luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk

membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara

membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang

diinginkan darinya. AHP memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai seacara logis.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

23

Proses ini bergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan untuk

menyusun hierarki suatu masalah dan pada logika, intuisi, pengalaman, dan

pengetahuan untuk memberi pertimbangan. Setelah diterima dan diikuti, AHP

menunjukkan bagaimana menghubungkan elemen-elemen dari satu bagian

masalah dengan elemen-elemen dari bagian lain untuk memperoleh hasil

gabungan. Prosesnya adalah mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi-

interaksi dari suatu sistem sebagai satu keseluruhan.

Gambar 2.2 Contoh problem hierarchy pada AHP

Ada tiga prinsip dasar dari AHP yaitu :

1. Menggambarkan dan menguraikan secara hierarkis yang kita sebut menyusun

secara hierarki – yaitu, memecah-mecah persoalan menjadi unsur-unsur atau

kriteria – kriteria yang yang lebih kecil.

2. Penetapan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas, yaitu

menentukan peringkat prioritas elemen - elemen menurut relativitas

kepentingnya. Konsistensi logis – yaitu, menjamin bahwa semua elemen

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

24

dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai

dengan suatu kriteria yang logis.

Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan masalah kompleks yang

tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata

variabel dalam suatu hierarki (tingkatan). Kemudian tingkat kepentingan variabel

diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti pentingnya secara relatif

dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian

dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tertinggi dan

berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Perbedaan antara model

AHP dengan model pengambilan keputusan lainnya terletak pada jenis inputnya

Model AHP memakai presepsi manusia yang dianggap ‘ekspert atau ahli’ sebagai

input utamanya. Kriteria ekspert disini orang yang mengerti benar permasalahan

yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap

masalah tersebut. Pengukuran hal-hal kualitatif merupakan hal yang sangat

penting mengingat makin kompleksnya permasalahan didunia dan tingkat

ketidakpastian yang makin tinggi. Selain itu dalam AHP diuji konsistensi

penilaiannya. Bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsistensi

sempurna maka penilaian perlu diperbaiki atau hierarki harus distruktur ulang.

Manfaat dan keuntungan dari AHP :

• Kesatuan

AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti dan ini merupakan

satu kesatuan, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur

.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

25

• Kompleksitas

AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam

memecahkan persoalan kompleks.

• Saling ketergantungan

AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu

sistem dan tak memaksakan pemikiran linear.

• Penyusunan hierarki

AHP mencerminkan kecendrungan alami pikiran untuk memilah-milah

elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan

mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

• Pengukuran

AHP memberikan suatu skala untuk mengatur hal-hal dan wujud suatu metode

untuk menetapkan prioritas.

• Konsistensi

AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang

digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

• Sintesis

AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap

alternatif.

• Tawar menawar

AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor system

dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan

mereka.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

26

• Penilaian dan konsensus

AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang

representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

• Pengulangan proses

AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu

persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui

pengulangan.

2.5. Fuzzy AHP

Alat bantu pengambilan keputusan biasanya bertujuan untuk dapat

mengakomodir konflik pendapat dan subjektivitas dari penilaian beberapa orang

yang berbeda. Tidak seperti pengambilan keputusan sederhana (yang hanya terdiri

dari satu kriteria), pada dunia nyata pastilah banyak kriteria dan altenatif yang

terlibat dalam pengambilan keputusan. Hal ini membuat proses pengambilan

keputusan semakin rumit karena terjadinya konflik pendapat seperti ketidak

samaan pendapat mengenai tingkat prioritas dari setiap kriteria. Oleh karena itu

AHP yang mampu memecah masalah kompleks menjadi elemen – elemen yang

lebih kecil dalam bentuk hierarki yang lebih sederhana dinilai dapat digunakan

untuk pengambilan keputusan dengan jumlah kriteria yang lebih dari satu atau

yang sering disebut multi criteria decision making.

Namun pada perkembangan selanjutnya AHP dinilai masih memiliki

beberapa kelemahan yaitu ketidakmampuan untuk meng-capture kesamaran

(vagueness), ketidakpastian, ketidaktepatan dan subjektivitas pada penilaian yang

dilakukan oleh beberapa orang. M Buckley (dalam Hsieh,2004) mengembangkan

konsep Fuzzy AHP (FAHP) yaitu pengembangan dari AHP dengan

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

27

mengintegrasikan AHP dengan fuzzy synthectic evaluation (FSE). Pada FAHP

menggunakan rasio fuzzy untuk menggantikan rasio eksak pada AHP dan juga

digunakan operasi dan logika matematika fuzzy untuk menggantikan operasi

matematika biasa pada AHP. Pengguna rasio fuzzy pada FAHP karena

ketidakmampuan AHP untuk mengakomodir faktor ketidaktepatan (imprecision)

dan subjektivitas pada proses pairwise comparison atau perbandingan

berpasangan untuk setiap kriteria dan altenatif. Oleh karena itu digunakanlah rasio

fuzzy yang terdiri dari tiga nilai yaitu nilai tertinggi (nilai atas), nilai rata – rata

(nilai tengah) dan nilai terendah (nilai bawah). Rasio fuzzy yang terdiri dari tiga

nilai keanggotaan biasanya disebut triangural fuzzy number (TFN).

Terdapat beberapa variasi FAHP dan berikut merupakan beberapa jenis

FAHP yang telah dikembangkan :

1. Var Laarhoven dan Pedrycz (1983) menerapkan triangural fuzzy number pada

rasio perbandingan berpasangan. Hal ini yang mengawali munculnya metode

Fuzzy AHP.

2. Kristianto (2002) mengajukan suatu model FAHP yang berbasis pada Fuzzy

quantification theory dimana aspirasi para evaluator yang berbentuk crisp

diubah menjadi bentuk fuzzy untuk dicari fungsi keanggotaannya. Model ini

masih menganggap aspirasi evaluator crisp dan metode pengkuantisiran

melibatkan operasi komputasi yang rumit.

3. Rahardjo (2002) mengajukan model FAHP dengan model pembobotan non-

additive yang merupakan gabungan dari bobot prior dan bobot informasi.

Bobot prior adalah bobot fuzzy pengembangan AHP dan bobot informasi dari

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

28

pembobotan fuzzy entropy. Model tersebut menggunakan satu evaluator dan

pembobotan fuzzy-nya melibatkan operasi komputasi yang rumit.

4. Singgih (2005) mengajukan model FAHP yang merupakan pengembangan

dari Rahardjo (2002) dimana dapat menggunakan lebih satu evaluator.

2.5.1. Triangural Fuzzy Number

Triangural fuzzy number (TFN) merupakan dasar dari metode FAHP,

dimana TFN akan digunakan pada semau rasio perbandingan pada FAHP. TFN

adalah sebuah fuzzy subset dari bilangan real, menyatakan pengembangan ide

interval kepercayaan. TFN ini terdiri dari tiga fungsi keanggotaannya yaitu yang

menyatakan nilai terendah, nilai tengah dan nilai tertinggi yang dinotasikan

dengan (l;m;u). Fungsi keanggotaan dari fuzzy number adalah sebagai berikut :

0,( ) / ( ), ,

( )( ) / ( ), ,0,

x lx l m l l x m

µ xu x u m m x u

x u

<⎧⎪ − − ≤ ≤⎪= ⎨ − − ≤ ≤⎪⎪ >⎩

Dimana l adalah nilai terendah atau batas bawah, u nilai tertinggi atau batas atas

dan m adalah nilai tengah. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 Rasio fungsi keanggotaan Triangural Fuzzy Number

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

29

Terdapat juga satu variasi dari TFN yang sering dipakai yaitu symmetric

triangular fuzzy number. Symmetric TFN memiliki prinsip yang sama dengan

TFN dimana terdiri dari tiga keanggotaan (l ; m ; u) yang membedakan adalah

rentang antara nilai tertinggi dan nilai tengah sama besar dengan rentang antara

nilai bawah dan nilai dengan notasi matematis sebagai berikut (m - l) = (u - m).

Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Rasio fungsi keanggotaan Symmetric Triangular Fuzzy Number

2.5.2. Operasi Matematika Triangular Fuzzy Number

Berikut merupakan operasi matematika untuk notaso TFN. Untuk

1 1 1( ; ; )A l m u=% dan 2 2 2( ; ; )B l m u=% maka operasi matematikanya ada sebagai

berikut :

1. Penjumlahan bilangan fuzzy

1 1 1 2 2 2

1 2 1 2 1 2

( ; ; ) ( ; ; )( ; ; )

A B l m u l m ul l m m u u

+ = += + + +

% %

2. Perkalian bilangan fuzzy

1 1 1 2 2 2

1 2 1 2 1 2

( ; ; ) ( ; ; )( ; ; )

A B l m u l m ul l m m u u

⊗ = ⊗= ⊗ ⊗ ⊗

% %

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

30

3. Pengurangan bilangan fuzzy

1 1 1 2 2 2

1 2 1 2 1 2

( ; ; ) ( ; ; )( ; ; )

A B l m u l m ul u m m u l

− = −= − − −

% %

4. Pembagian bilangan fuzzy

1 1 1 2 2 2

1 2 1 2 1 2

/ ( ; ; ) ( ; ; )( / ; / ; / )

0, 0 0i i i

A B l m u l m ul u m m u l

untuk l m dan u

= −=> > >

% %

5. Inversi bilangan fuzzy

1 11 1 1

1 1 1

( ; ; )(1 ;1 ;1 )

0, 0 0i i i

A l m uu m l

untuk l m dan u

− −==

> > >

%

2.5.3. Variabel linguistik

Variabel linguistik adalah sebuah variabel dimana nilainya berupa kata-

kata atau kalimat dalam bahasa alami atau buatan. Disini akan digunakan

pernyataan untuk membandingkan dua kriteria dengan lima istilah lingustik dasar

diantaranya “paling penting”, “sangat penting”, “lebih penting”, “sedikit lebih

penting”, dan “sama penting” yang mengacu pada lima level skala fuzzy (gambar

2.5). Teknik komputasinya didasarkan pada bilangan fuzzy yang didefinisikan

oleh Mon (Hsieh, 2004) seperti pada tabel 2.2. Setiap fungsi keanggotaan (skala

bilangan fuzzy) didefinisikan oleh tiga parameter TFN simetris, titik kiri, titik

tengah dan titik kanan pada interval dimana fungsi tersebut didefinisikan.

Penggunaan variabel linguistik disini ditujukan untuk mengkaji prioritas

linguistik yang diberikan oleh evaluator. Selain itu variabel linguistik juga

dipergunakan untuk mengukur nilai performansi alternatif untuk kriteria dengan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

31

istilah linguistik “sangat baik”, “baik”, “biasa”, “jelek”, dan “sangat jelek”

seperti pada gambar 2.5.

Tabel 2.2 Keanggotaan variable lingustik

Skala Bilangan

Skala Lingustik

Skala Bilangan Fuzzy

1~ Sama Penting (SmP) (1 ; 1 ; 3)

3~ Sedikit Lebih Penting (SdP) (1 ; 3 ; 5)

5~ Lebih Penting (LbP) (3 ; 5 ; 7)

7~ Sangat Penting (SaP) (5 ; 7 ; 9)

9~ Paling Penting (PaP) (7 ; 7 ; 9) 13~ − ~Sedikit Lebih Penting (~SdP) (1/5 ; 1/3 ; 1/1) 15~ − ~Lebih Penting (~LbP)` (1/7 ; 1/5 ; 1/3) 17~ − ~Sangat Penting (~SaP) (1/9 ; 1/7 ; 1/5) 19~ − ~Paling Penting (~PaP) (1/9 ; 1/7 ; 1/7)

Gambar 2.5 Fungsi keanggotaan variabel linguistik untuk membandingkan dua

kriteria

Gambar 2.6 Contoh fungsi keanggotaan variable lungistik untuk nilai

pengukuran alternatif

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

32

2.5.4. Metodologi Fuzzy AHP

Metodologi untuk menjelaskan bobot kriteria evaluasi dengan fuzzy

AHP dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Decomposition

Decompositionsi yaitu tahap memecah probel menjadi elemen – elemen yang

lebih kecil sehingga problem yang kompleks menjadi lebih sederhana. Jika

ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap

unsur - unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,

sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan

ini, maka proses analisis ini dinamakan hierarki (Hierarchy). Ada dua jenis

hierarki, yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hierarki lengkap, semua

elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat

berikutnya. Jika tidak demikian maka dinamakan hierarki tidak lengkap.

2. Matrix Comparison

Menyusun matrix perbandingan berpasangan diantara semua elemen atau

kriteria dalam dimensi sistem hierarki.

12 1

21 2

1 2

11

1

n

n

n n

a aa a

A

a a

⎡ ⎤⎢ ⎥⎢ ⎥=⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦

% %K

% %K%M M O M

% % K

12 1

21 2

1 2

11 1

1 1 1

n

n

n n

a aa a

A

a a

⎡ ⎤⎢ ⎥⎢ ⎥=⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦

% %K

% %K%M M O M

% % K

dimana

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

33

1 1 1 1 1

1,3,5,7,911 ,3 ,5 ,7 ,9

ij

Kriterai i lebih penting terhadap kriteria ja i j

Kriterai j lebih penting terhadap kriteria i− − − − −

⎧⎪= =⎨⎪⎩

%

3. Dari matrix comparison atau PCM yang dihasilkan, akan di hitung

consistency ratio (CR) untuk mengetahui apakah hasil pembobotan PCM

telah konsisten atau belum. Dimana PCM dikatakan konsisten dengan syarat

CR < 0,1. Perhitungan CR dapat menggunakan rumus matematik

max

1nCI

nλ −

=−

............ (1) rumus dari consistency index (CI)

CICRRI

= .............. (2) rumus dari consistency ratio (CR),

RI : random consistency index

Tabel 2.3 Tabel random consistency index

n 3 4 5 6 7 8 RI 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41

4. Konversi dari PCM skala bilangan menjadi PCM skala fuzzy.

5. Menghitung elemen matriks synthetic pairwise comparison.

( ) nnijijijij aaaa /121~ ×××= L

6. Fuzzy Weight

Mendefinisikan rata-rata geometris fuzzy dan bobot fuzzy setiap kriteria

dengan rata-rata menggunakan metoda Buckley (1985) sebagai berikut:

1 2i i i inr a a a= ⊗ ⊗ ⊗% % % %L

11( )i nw r r r −= ⊗ + +% % % %L

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

34

dimana ina% adalah nilai synthetic pairwise comparison fuzzy dari kriteria i ke

kriteria n, ir% adalah rata-rata geometris dari nilai perbandingan fuzzy kriteria i

terhadap setiap kriteria, dan iw% adalah bobot fuzzy dari kriteria ke i, n adalah

jumlah kriteria yang dibandingkan dan dapat diindikasikan dengan TFN

( ; ; )i i i iw lw mw uw=% . ilw , imw ,dan iuw masing-masing adalah nilai bawah,

tengah, dan atas dari bobot fuzzy kriteria ke i.

7. Alternative Assesment

Mengukur variabel linguistik untuk menunjukkan performansi kriteria

dengan ungkapan “sangat baik”, “baik”, “biasa”, “jelek”, dan “sangat jelek”

yang merupakan penilaian subyektif dari evaluator, dan setiap variabel

linguistic diindikasikan dengan TFN dalam skala 0-100 seperti pada gambar

2.5. Evaluator juga dapat menetapkan skala variabel linguistiknya

berdasarkan subjektifitasnya yang dapat mengindikasikan fungsi

keanggotaan nilai yang dinyatakan oleh masing-masing evaluator. Jika kijE%

adalah nilai performansi fuzzy dari evaluator k terhadap alternatif i pada

kriteria j maka kriteria evaluasi dinyatakan dalam ( ; ; )k k k kij ij ij ijE lE mE uE=% % % % . Jika

terdapat n evaluator maka integrasi nilai keputusan fuzzy-nya adalah:

1 2(1 ) ( )nij ij ij ijE n E E E= ⊗ + + +% % % %L

ijE% menunjukkan rata-rata nilai fuzzy dari penilaian pengambil keputusan

yang dapat dinyatakan dengan TFN sebagai ( ; ; )ij ij ij ijE lE mE uE=% % % % yang

masing-masing nilainya dapat dicari sebagai berikut:

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

35

1( )

mk

ij ijk

lE lE n=

= ∑% %

1( )

mk

ij ijk

mE mE n=

= ∑% %

1( )

mk

ij ijk

uE uE n=

= ∑% %

8. Fuzzy Synthetic Decision

Bobot setiap kriteria dan nilai performansi fuzzy harus diintegrasikan dengan

perhitungan bilangan fuzzy untuk dijadikan nilai performansi fuzzy.

Berdasarkan bobot setiap kriteria jw% yang diperoleh dari pembobotan fuzzy

dan matriks performansi fuzzy dapat diperoleh matriks fuzzy synthetic

decision sebagai berikut R E w= ⊗% % % . Pendekatan nilai fuzzy iR% terwakili oleh

( ; ; )i i i iR lR mR uR=% , dimana :

n

i ij jj i

lR lE lw=

= ⊗∑ ,

n

i ij jj i

mR mE mw=

= ⊗∑ ,

n

i ij jj i

uR uE uw=

= ⊗∑ .

9. Fuzzy Ranking

Hasil fuzzy synthetic decision yang dicapai oleh setiap alternatif merupakan

bilangan fuzzy. Oleh karena itu diperlukan metoda pe-ranking-an nonfuzzy

pada bilangan fuzzy yang diterapkan pada perbandingan setiap alternatif.

Dengan kata lain prosedur de-fuzzy-fikasi untuk memperoleh nilai Best

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

36

Nonfuzzy Performance (BNP). Berbagai metoda de-fuzzy-fikasi dapat

diterapkan antara lain mean of maxima (MOM), center of area (COA), dan

α-cut. Penggunaan metoda COA untuk memperoleh BNP lebih sederhana

dan praktis, tidak memerlukan preferensi evaluator. Nilai BNP dari bilangan

fuzzy iR% dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

[( ) ( )] / 3i i i i iBNP uR lR mR lR= − + −

Dari BNP maka pe-ranking-an setiap alternatif dilakukan berdasarkan BNP

dari setiap alternatif. BNP yang paling tinggi merupakan nilai performa

tertinggi.

2.6. Sistem

Sistem menurut McLeod, Jr (2001, p11) adalah sekelompok elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

menurut Mathiassen (2000, p9) mengatakan bahwa sistem adalah kumpulan

komponen yang mengimplementasikan kebutuhan fungsi dan antar muka

permodelan.Pendapat lain mengenai sistem dikemukakan oleh Romney dan

Steinbart (2006, p2), yakni rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen

yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.Dari

definisi-definisi tersebut dapat diketahui bahwa sistem merupakan sekumpulan

komponen-komponen yang terintegrasi dan berinteraksi satu sama lain untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.7. Informasi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p11), informasi adalah data yang

telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. Informasi menurut O’Brien

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

37

(2003, p13) adalah data yang telah diubah bentuknya menjadi lebih berarti dan

berguna bagi pengguna-pengguna khusus. Kalau menurut McLeod, Jr (2001, p4),

informasi adalah suatu data yang telah diproses, atau data yang telah memiliki

arti.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data

yang telah diatur dan diproses sehingga menghasilkan suatu arti bagi pemakainya.

Ada tiga buah dimensi atribut dari kualitas informasi menurut O’Brien

(2003, p16), yaitu:

1. Dimensi Waktu (Time Dimension)

Informasi harus disediakan ketika dibutuhkan, harus up-to-date

ketikadisajikan, harus disajikan sesering mungkin ketika dibutuhkan dan harus

dapat menyajikan data masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

2. Dimensi Isi (Content Dimension)

Informasi harus dapat disajikan secara akurat, harus relevan, dan harus dapat

disediakan secara lengkap sesuai kebutuhan

3. Dimensi Bentuk (Form Dimension)

Informasi harus dapat disajikan dengan cara yang mudah dipahami, bisa

ditampilkan dalam bentuk tulisan, angka, grafik dan bentuk-bentuk lainnya,

informasi dapat disajikan pada media kertas, video atau media lainnya.

2.8. Sistem Informasi

Menurut Turban (2001, p17), sistem informasi adalah mengumpulkan,

memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi untuk tujuan

tertentu. Menurut O’Brien (2003, p7) sistem informasi adalah kombinasi yang

terorganisir dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber-

sumber data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

38

suatu organisasi. Menurut Mcleod (2001, p4), sistem informasi adalah suatu

kombinasi yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras,

jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,

mentransformasikan, serta menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah

kombinasi yang terorganisir dari orang, hardware, software yang mengumpulkan,

memproses dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu dalam suatu

organisasi.

Terdapat empat jenis sistem informasi, yaitu :

1. Transaction Processing System (TPS)

2. Management Information System (MIS)

3. Decision Suppoert System (DSS)

4. Executive Information System (EIS)

5. Expert System (ES)

6. Enterprise Information System (EIS)

2.9. Management Information System

Management Information System (MIS) atau sering sistem informasi

manajemen (SIM) dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan pendapat Mcleod (2001,

p4) sistem informasi manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis

komputer yang menyediakan informasi bagi pemakainya sesuai dengan

kebutuhan. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal

(perusahaan atau subunit dibawahnya). Informasi menjelaskan perusahaan atau

salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang

sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

39

tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, dan keluaran dari

simulasi matematika. Keluaran informasi tersebutlah yang akan digunakan oleh

manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan

untuk memecahkan masalah.

2.10. Decision Support System

Decision Support System (DSS) sering didefinisikan sebagai suatu sistem

informasi yang digunakan untuk membantu manajer untuk membuat suatu

keputusan. Penggunaan DSS lebih banyak digunakan pada tingkat manajerial

dimana DSS hanya memberikan informasi dimana keputusan tetap di tangan

manajer. Menurut Haag (2005, p183) DSS merupakan suatu sistem teknologi

informasi yang sangat fleksibel dan interaktif, yang didesain untuk mendukung

proses pengambilan keputusan pada saat menghadapi masalah yang semi

terstuktur dan tidak terstruktur.

Menurut Turban (2000, p99), DSS memiliki kapabilitas dan karakteristik

yaitu :

1. Sistem pendukung keputusan mendukung pengambilan keputusan khususnya

pada situasi semi-terstruktur dan tidak terstruktur dengan memadukan antara

pertimbangan manusia dengan informasi komputer.

2. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial, mulai dari top eksekutif

sampai manajer lini.

3. Dukungan disediakan baik untuk individual maupun group.

4. Sistem pendukung keputusan mendukung pengambilan keputusan yang

berurutan maupun saling bergantungan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

40

5. Sistem pengambilan keputusan mendukung semua tahapan pada proses

pengambilan keputusan, yaitu intelligence, design, choice, dan

implementation.

6. Sistem pendukung keputusan mendukung berbagai macam proses dan gaya

pembuatan keputusan.

7. Sistem pendukung keputusan dapat diadaptasi sesuai keadaan. Pembuat

keputusan sebaiknya reaktif, mampu menghadapi kondisi yang berubah-ubah

dengan cepat, dan mampu mengadaptasi SPK sesuai dengan situasi yang ada.

8. Sistem pendukung keputusan memiliki sifat user-friendly, kemampuan grafis

yang tinggi, dan interface yang dapat meningkatkan efektivitasnya.

9. Sistem pendukung keputusan berusaha untuk meningkatkan efektivitas dari

pembuatan keputusan (akurat, cepat, dan berkualitas tinggi) daripada efisiensi

(biaya untuk pembuatan keputusan).

10. Pembuat keputusan mempunyai kontrol penuh pada semua tahapan proses

pembuatan keputusan dalam memecahkan masalah. Sistem pendukung

keputusan bertujuan untuk mendukung pembuat keputusan, bukan untuk

menggantikan pembuat keputusan.

11. End user seharusnya dapat membangun dan memodifikasi sistem sederhana

sendiri.

12. Sistem pendukung keputusan menggunakan model untuk menganalisa situasi

pembuatan keputusan. Kemampuan modeling memungkinkan untuk

bereksperimen dengan strategi yang berbeda.

13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe, mulai dari

sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

41

14. Dapat dioperasikan pada perangkat stand alone (PC) atau dalam jaringan

(distributed).

Gambar 2.7 Karakteristik DSS

2.11. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

2.11.1. Unified Modeling Language (UML)

Menurut Jones dan Rama (2003, p68), UML adalah sebuah bahasa

permodelan yang digunakan untuk spesifikasi, visualisasi, konstruksi, dan

mendokumentasikan sistem informasi.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML adalah

sebuah alat yang digunakan untuk mendesain dokumentasi data.

Empat aktivitas utama dalam membuat UML class diagram yaitu:

a. Menempatkan transaction table yang dibutuhkan pada UML class diagram.

b. Menempatkan master table yang dibutuhkan pada UML class diagram.

c. Menentukan hubungan yang dibutuhkan antar masing-masing table

(transaction dan master).

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

42

d. Menentukan atribut yang dibutuhkan.

2.11.2. Object Oriented Analysis and Design

Menurut Mathiassen (2000, p135) Object-Oriented Analysis and

Design (OOAD) adalah metode untuk menganalisis dan merancang sistem

dengan pendekatan berorientasi object. Object (2000, p4) diartikan sebagai

suatu entitas yang memiliki identitas, state, dan behaviour. Pada analisa,

identitas sebuah object menjelaskan bagaimana seorang user membedakannya

dari object lain, dan behaviour object digambarkan melalui event yang

dilakukannya. Pada perancangan, identitas sebuah object digambarkan dengan

cara bagaimana object lain mengenalinya sehingga dapat diakses, dan

behaviour object digambarkan dengan operation yang dapat dilakukan object

tersebut yang dapat mempengaruhi object lain dalam sistem. Aktivitas utama

dalam OOAD terdiri dari empat aktivitas utama, yaitu : problem domain

analysis, application domain analysis, architectural design, dan component

design.

Gambar 2.8 Aktivitas Utama pada Object Oriented Analysis and Design

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

43

2.11.2.1. Problem Domain Analysis

Menurut Mathiassen ( 2000, p6 ), Problem domain adalah bagian dari

sebuah konteks yang diadministrasi, dimonitor atau dikontrol oleh sebuah

sistem. Problem-domain analysis dimulai dari system definition dengan

tujuan untuk mengidentifikasikan dan memodel sebuah problem domain.

Aktivitas dalam problem-domain modeling terdiri dari: classes, structure,

dan behavior.

Gambar 2.9 Aktivitas pada Problem Domain

Aktivitas – aktivitas pada analisis problem domain digambarkan oleh gambar

2.9, yang terdiri dari :

1. Class

Menurut Mathiassen (2000, p45) class adalah deskripsi sekumpulan

object yang memiliki struktur, pola behavioural dan atribut yang sama.

Object adalah kesatuan identity, state, dan behavior. Sedangkan event

(2000, p51) adalah proses yang dilakukan atau dialami oleh satu atau

lebih object. Dari pengertian class dan event, dapat disimpulkan class dan

event akan memiliki hubungan yang akan digambarkan oleh event table.

Dalam penentuan class dan event terdapat beberapa kegiatan yang harus

dilakukan yang digambarkan pada gambar 2.10.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

44

Gambar 2.10 Tahap-tahap dalam menentukan Class dan Event

2. Behaviour

Aktivitas behavior bertujuan untuk memodel dinamika problem domain

dengan berfokus pada urutan waktu yang terjadi pada event. Behavior

sebuah object ditentukan dari event trace. Menurut Mathiassen (2000,

p90) event trace adalah urutan event yang melibatkan suatu object

tertentu.

Behavioral pattern (2000, p91) menjelaskan behavior yang umum pada

semua object dalam class tertentu. Ada tiga tipe notasi behavioral pattern

yang menjelaskan kemungkinan kejadian dalam siklus sebuah object,

yaitu :

• Sequence: event dalam urutan terjadi satu demi satu

Selection :hanya satu event dari urutan yang terjadi

• Iteration : event tidak terjadi atau terjadi berulang kali

Dari sudut pandang hidup suatu object dari awal hingga akhir, behavioral

patern dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

45

Bentuk tidak terstruktur, berisi event-event iteration dan selection. Orang

yang terlibat dalam problem doman dan class yang berada pada bagian

atas di class diagram biasanya termasuk dalam tipe ini.

Bentuk terstruktur, yang dikarakterisasi dengan event sequence yang

meliputi semua event utama antara pembentukan dan penghapusan object.

3. Structure

Structure merupakan suatu gambaran yang mencerminkan bagaimana

bagaimana secara konseptual class – class saling berhubungan.

Gambar 2.11 Langkah - langkah dalam menyusun structure

Class Structure terdiri dari dua,jenis yaitu :

• Generalization: adalah hubungan antara super class dengan class

turunannya yang menyatakan “is a”. Contoh hubungan antara class

manusia dengan class mahluk hidup menyatakan manusia adalah

mahluk hidup. Pada generalization super class menguraikan

property umum ke sebuah grup dari class yang dispesialisasi

• Cluster, yaitu sekumpulan class yang saling berhubungan.

Object Structure, dibagi menjadi dua, yaitu :

• Aggregation, dimana sebuah object superior terdiri dari beberapa

object inferior yang merupakan bagian tak terpisahkan dari object

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

46

superior tersebut. Aggregation menyatakan “part of” atau bagian

dari. Contoh hubungan antara class mobil dengan class roda

menyatakan roda merupakan bagian dari mobil.

• Association structure juga merupakan relasi antara dua atau lebih

object, tetapi berbeda dari aggregation dalam object yang berasosiasi

tersebut yang bukan merupakan property yang didefinisikan dari

sebuah object. Association: relasi yang memiliki arti di antara

sejumlah object. Association structure digambarkan sebagai sebuah

garis sederhana antara class yang berhubungan. Association

multiplicity diuraikan dalam cara yang sama seperti menguraikan

aggregation. Karena association structure tidak tercantum ranking,

maka dapat meletakkan class yang berhubungan dimana saja dalam

class diagram.

2.11.2.2. Application Domain Analysis

Menurut Mathiassen (2000, p115) tujuan dari analisis application

domain adalah untuk menentukan kebutuhan penggunaan sistem. Application

domain adalah organisasi yang mengatur, memonitor, dan mengontrol sistem.

Application domain berfokus pada fungsi dan interface sistem dan bagaimana

sistem akan digunakan oleh user. Kebutuhan sistem dibedakan dalam tiga

bagian utama yaitu usage, function, dan interface.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

47

Gambar 2.12 Aktivitas – aktivitas dari analisis Application Domain

Aktivitas – aktivitas utama dari analisis application domain adalah :

1. Usage

Menggambarkan bagaimana sistem berinteraksi dengan manusia dan

system yang berada di dalam context. Terdapat tiga sub aktivitas pada

usage yaitu :

a. Find actors and use cases

b. Explore Pattern

c. Evaluate systematically

Gambar 2.13 Aktivitas-aktivitas pada Usage

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

48

Menurut Mathiassen (2000, p119), usage terdiri dari dua konsep,

yaitu :

• Use Case, sebuah pattern untuk interaksi antara sistem dan aktor

di application domain.

• Actor, abstrak dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan

system target.

2. Function

Menurut Mathiassen (2000,137) Function adalah sebuah fasilitas

untuk membuat sebuah model yang berguna untuk actor. Untuk

membantu menganalisis, Mathiassen ( 2000, p138 ) membagi

function ke dalam beberapa tipe yang berbeda, antara lain:

• Update

Function yang diaktifkan oleh suatu event problem-domain dan

menghasilkan perubahan didalam model state.

• Signal

Function yang diaktifkan oleh perubahan dalam model state dan

menghasilkan reaksi dalam context, reaksi ini mungkin dapat

dimunculkan kepada actor dalam application-domain, atau

langsung intervensi dalam problem-domain.

• Read

Function yang diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan informasi

didalam tugas actor dan menghasilkan sistem yang

mempertunjukkan bagian – bagian dari model yang relevan.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

49

• Compute

Function yang diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan informasi

didalam tugas actor dan terdiri dari suatu perhitungan termasuk

informasi yang disajikan oleh seorang actor atau model, hasilnya

adalah sebuah tampilan mengenai hasil perhitungan.

Menurut Mathiassen (2000,p141), terdapat beberapa cara mencari

function yaitu :

• Mencari function dengan memeriksa class, event dan use case.

• Analisis sistematis dengan menggunakan empat tipe function.

• Termasuk didalamnya name, type dan assessement dari

kompleksitas dari function : simple, medium, complex or very

complex.

3. Interface

Menurut Mathiassen (2000, p151) interface adalah fasilitas yang

membuat model dan functions sistem tersedia bagi actor. Interface

dibedakan menjadi dua menurut penggunaannya, yaitu :

• User interface, yaitu sebuah tampilan yang akan menjadi media

komunikasi antara user dengan sistem.

• System interface, yaitu suatu media yang menhubungkan suatu

system dengan system lainnya.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

50

Gambar 2.14 Aktivitas-aktivitas pada Interface

2.11.2.3. Architectural Design

Menurut Mathiassen (2000,p173), di dalam architectural design

terdapat 3 aktivitas yaitu criteria, arsitektur component dan arsitektur

process. Tujuan dari architectural design adalah untuk membentuk sistem

yang berdasarkan criteria design tertentu.

2.11.2.3.1. Criteria

Criteria adalah faktor pemilihan property dari sebuah arsitektur,

dimana didalamnya berisikan semua syarat – syarat atau kondisi untuk

menciptakan architectural design yang baik. Menurut Mathiassen (2000,

p178) kriteria untuk desain yang baik terdiri dari :

• Usable

Kemampuan beradaptasi sistem dalam organisasi, hubungan kerja dan

secara teknik

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

51

• Secure

Kemampuan untuk menanggulangi bahaya dari akses tak berwenang

terhadap data dan fasilitas.

• Efficient

Eksploitasi secara ekonomi dari fasilitas teknik platform.

• Correct

Sistem dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada.

• Reliable

Sistem dapat memenuhi kebutuhan eksekusi fungsi-fungsi program.

• Maintainable

Biaya yang digunakan untuk mengalokasikan dan memperbaiki

kerusakan sistem.

• Testable

Biaya yang digunakan untuk meyakinkan bahwa sistem yang

dikembangkan melakukan fungsi sesuai dengan yang diharapkan.

• Flexible

Biaya yang digunakan untuk memodifikasi sistem yang telah

dikembangkan.

• Comprehensible

Usaha yang dibutuhkan agar user dapat memahami sistem dengan

mudah.

• Reusable

Menggunakan bagian suatu sistem pada sistem lain yang berhubungan.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

52

• Portable

Biaya untuk memudahkan sistem pada platform teknikal lainnya.

• Interoperatable

Biaya untuk merangkaikan sistem pada sistem lain.

2.11.2.3.2. Component

Menurut Mathiassen (2000, p189) component adalah kumpulan

dari program yang mempunyai sejumlah tanggung jawab yang telah

dirumuskan dengan baik. Component Architecture adalah sebuah struktur

sistem yang terdiri dari component yang saling berhubungan. Tujuannya

adalah untuk mendefinisikan struktur sistem secara keseluruhan, membuat

sistem lebih mudah dimengeri, mengorganisasikan desain kerja dan

mempengaruhi stabilitas dari konteks sistem. Pola arsitektur terdiri dari :

• Pola Arsitektur Layer

Arsitektur layer terdiri dari komponen-komponen yang berbentuk

layer.

• Arsitektur Umum

• Arsitektur Client-Server

Component pada arsitektur ini adalah sebuah server yang mempunyai

suatu set operasi yang dapat diakses oleh clients.

Tabel 2.4 Keanggotaan variable lingustik

Client Server Arsitektur

U U + F + M Distributed Presentation

U F + M Local Presentation

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

53

U + F F + M Distributed Functionality

U + F M Centralized Data

U + F + M M Distributed Data

U = User Interface, F = Function, M = Model

2.11.2.3.3. Process

Menurut Mathiassen (2000, p209) arsitektur proses bertujuan

untuk mendefinisikan struktur fisik dari suatu sistem. Di dalam arstitektur

proses dikenal istilah prosesor dan active object. Prosesor adalah suatu alat

yang menjalankan komponen-komponen yang muncul dari aktivitas model

dan function. Active object adalah objek yang ada dalam sebuah proses

atau objek yang telah melakukan kegiatan dalam proses.

2.11.2.4. Design Component

2.11.2.4.1. Model Component

Menurut Mathiassen (2000, p235) tujuan dari model component

adalah untuk menyampaikan data-data yang ada ke dalam bentuk

functions, interfaces untuk user dan sistem lainnya. Model

menggambarkan problem domain dengan menggunakan classes, objects,

structure, dan behavior. Tugas utama dari desain komponen model adalah

untuk merepresentasikan event-event dengan menggunakan mekanisme

yang ada pada bahasa pemrograman berorientasi object.

Model component adalah bagian dari sistem yang

mengimplementasikan model problem domain Dalam analisis, model

digambarkan sebagai class diagram yang dikombinasikan dengan

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

54

statechart diagram untuk tiap classnya. Statechart diagram

menggambarkan atribut yang terdapat di setiap event. Statechart diagram

menentukan event trace yang sah untuk class object. Jika tidak sah, sistem

melakukan tindakan. Event trace berakhir dengan penutupan, dimana event

trace juga mempunyai waktu spesifik yang dilampirkan.

2.11.2.4.2. Revised Class

Menurut Mathiassen (2000, p238) private event adalah event yang

hanya dimiliki oleh satu object. Event yang terjadi hanya satu kali pada

private event dianggap sebagai class attribute. Event yang terjadi berulang

kali pada private event memerlukan class baru. Petunjuk untuk

menampilkan private events :

• Jika event tersebut adalah sequence dan selection maka digambarkan

sebagai state attribute di dalam class yang berkaitan dengan event

tersebut.

• Jika event tersebut adalah iteration maka digambarkan sebagai class

baru.

Common event berpengaruh terhadap beberapa objek yang

bersangkutan, oleh karenanya perlu ditambahkan koneksi struktural agar

objek lain dapat mengakses atribut yang relevan. Petunjuk untuk

menampilkan common events :

• Bila event berkaitan di dalam statechart diagram dengan cara yang

berbeda, gambarkan relasi ke class yang menyediakan representasi

paling sederhana.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

55

• Bila event berkaitan di dalam statechart diagram dengan cara yang

sama, maka dipertimbangkan kemungkinan representasi yang

berlawanan terhadap satu sama lain.

Tiga cara menyederhanakan revised class diagram yang telah

diperoleh yaitu:

• Generalisasi, dua class yang berbeda dengan atribut yang sama

disederhanakan dengan penggabungan dua class tersebut menjadi satu

class baru dengan atribut yang sama.

• Asosiasi, ketika menambahkan class dan struktur baru, struktur lama

juga harus dipertimbangkan agar tidak terjadi pengulangan

(redundancy).

• Iterasi, untuk menghasilkan struktur analisis model yang lebih baik

dengan desain model yang lebih terstruktur dan sederhana.

2.11.2.5. Function Component

Menurut Mathiassen (2000,p232), function component adalah bagian

dari system yang mengimplementaiskan kebutuhan fnugsional. Menurut

Mathiassen (2000, p254) ada empat macam tipe fungsi dalam analisa

application domain yaitu :

• Update

Fungsi update secara langsung menghubungkan ke problem domain

event. Fungsi update menerima input data dari event yang terjadi dan

hasilnya akan dikembalikan ke tempat dimana fungsi tersebut diaktifkan.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

56

• Read

Fungsi read menunjukkan kebutuhan user atau sistem lain untuk

memperoleh informasi dari model yang berupa database.

• Compute

Fungsi compute menunjukkan bahwa user atau sistem lain perlu untuk

melakukan pengolahan data, yang melibatkan proses read ke model.

Proses penghitungan sering dikombinasikan dengan fungsi update.

• Signal

Fungsi signal menyampaikan syarat tentang pengawasan atau kontrol.

Fungsi signal harus mengikuti pola aktif atau pasif. Fungsi aktif signal

bisa diimplementasikan oleh operasi yang aktif secara permanen dan

mengevaluasi secara rutin. Fungsi pasif signal bisa diimplementasikan

oleh operasi yang pada dasarnya tidak aktif setelah diaktifkan oleh event

tertentu.

2.11.3. Manajemen Pengadaan

Manajemen pengadaan merupakan salah satu komponen utama supply

chain management. Menurut Pujawan (2005, p137) tugas dari manajemen

pengadaan adalah menyediakan input, berupa barang maupun jasa, yang

dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan.

Pada perusahaan manufaktur, barang yang harus dibeli oleh bagian pengadaan

bisa diklasifikasikan secara umum menjadi (i).bahan baku dan komponen untuk

produksi, (ii).capital equipment seperti mesin dan peralatan jangka panjang

lainnya, dan (iii).suku cadang mesin, alat tulis kantor, dan sebagainya yang

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

57

bisanya dinamakan maintenance, repair, and operating (MRO) supplies. Di

samping bagian pengadaan juga biasanya bertugas menyediakan jasa seperti

jasa transportasi dan pergudangan, jasa konsultasi, dan sebagainya. Secara

Umum, tugas-tugas yang dilakukan mencakup :

• Merancang dan menjaga hubungan yang baik dengan supplier

Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun

hubungan transaksional jangka pendek. Model hubungan mana yang tepat

tentunya tergantung pada banyak hal, termasuk diantaranya kritis tidaknya

barang yang dibeli dari supplier yang bersangkutan dan besar tidaknya nilai

pembelian. Bagian pengadaanlah yang punya tugas untuk merancang

relationship portfolio untuk semua supplier. Disamping itu, bagian

pengadaan juga perlu menetapkan berapa jumlah supplier yang harus

dipelihara untuk tiap jenis item. Perusahaan mungkin memiliki supplier

utama dan supplier pendamping (cadangan) untuk setiap item.

• Memilih supplier

Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang

tidak sedikit apabila supplier yang dimaksud adalah supplier kunci.

Kesulitan akan lebih tinggi kalau supplier-supplier yang akan dipilih berada

di mancanegara (global suppliers). Untuk supplier-supplier kunci yang

berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang, proses pemilihan ini

bisa melibatkan evaluasi awal, mengundang mereka untuk presentasi,

kunjungan lapangan (site visit) dan sebagainya. Proses yang seperti ini tentu

memakan waktu dan biasa yang besar.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

58

• Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang cocok

Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi. Teknologi

yang lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax.

Dengan munculnya Internet, teknologi pengadaan mengalami

perkembangan yang sangat dramatis. Dewasa ini banyak perusahaan yang

menggunakan lectronic procurement (e-procurement) yakni aplikasi

internet untuk kegiatan pengadaan. Dengan e-procurement, perusahaan bisa

memiliki catalog elektronik yang bisa mengakses berbagai data supplier dan

barang yang bisa dipasok. Electronic procurement bisa juga membantu

perusahaan untuk memilih supplier melalui proses e-auction atau e-bidding.

• Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier

Bagian pengadaan harus memiliki data lengkap tentang item-item yang

mereka dibutuhkan maupun data tentang supplier-supplier mereka.

Beberapa data supplier yang penting adalah nama dan alamat masing-

masing supplier, item apa saja yang mereka pasok, harga per unit, lead time

pengiriman, kinerja masa lalu, serta kualifikasi supplier. Kualifikasi yang

dimaksud disini bisa berupa kualifikasi umum seperti sertifikasi ISO 9000 /

ISO 14000 maupun kualifikasi khusus yang ditetapkan perusahaan.

• Melakukan proses pembelian

Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian

rutin dan pembelian dengan melalui tender atau lelang (auction).

• Mengevaluasi kinerja supplier

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

59

Hasil dari penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk

meningkatkan kinerja mereka. Bagi perusahaan pembeli, kinerja supplier

bias digunakan sebagai dasar untuk menentukan volume pembelian (kalau

ada lebih dari satu supplier untuk item sejenis) maupun untuk menentukan

peringkat supplier.

Pada tahun 1980-an kegiatan pengadaan baru dianggap sebagai kegiatan

yang strategis. Pandangan ini tentu saja didorong oleh persaingan yang semakin

ketat sehingga pelaku bisnis mulai sadar bahwa efisiensi dan valus creation

tidak hanya perlu dilakukan di bagian produksi, namun juga di bagian-bagian

lain termasuk salah satunya bagian pengadaan. Bagian pengadaan tentu tidak

hanya bisa berperan secara strategis dalam menciptakan keunggulan dari segi

ongkos (dengan mendapatkan sumber-sumber bahan baku, komponen, MRO,

dll, dengan harga yang murah). Bagian pengadaan juga punya peran dari aspek

competitive advantage yang lain. Kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah

perusahaan manufaktur akan sangat ditentukan oleh kemampuan bagian

pengadaan untuk mendapatkan sumber-sumber bahan baku dan komponen yang

berkualitas dan / atau menjadi jembatan dalam membina supplier-supplier yang

ada dengan berbagai program peningkatan kualitas.

2.11.4. Proses Pembelian

Menurut Pujawan (2005, p141), proses pembelian yang merupakan

fungsi dari manajemen pengadaan bisa dilakukan melalui proses tender atau

pembelian rutin. Proses pembelin rutin biasanya berlaku untuk item-item yang

suppliernya sudah jelas karena ada kesepakatan jangka panjang antara supplier

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

60

dengan perusahaan. Sedangkan proses tender (dan juga lelang) dilakukan untuk

item – item yang suppliernya masih harus dipilih.

Pembelian rutin dilakukan untuk item-item yang kebutuhannya berulang

(repetitive). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagian yang membutuhkan mengirimkan permintaan pembelian ke bagian

pengadaan. Dokumen permintaan pembelian ini biasanya dinamakan

purchase requisition (PR) atau material requisition (MR).

2. Bagian pengadaan akan mengevaluasi MR / PR yang diterima. Kemudian

bagiaan pengadaan akan mengirimkan purchase order (PO) ke supplier yang

dianggap tepat.

3. Begitu supplier sepakat untuk memenuhi PO tersebut, bagian pengadaan

harus secara proaktif memonitor perkembangan pengirimannya agar tidak

terjadi keterlambatan.

4. Pada saat pesanan datang, bagian gudang berkewajiban untuk mengecek

benar atau tidaknya item yang dikirim serta jumlah dan kualitasnya.

5. Bagian akuntansi kemudian akan menyelesaikan proses pembayaran sesuai

dengan term pembayaran yang berlaku.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

61

Gambar 2.15 Langkah - langkah pada proses pembelian

Pembelian dengan metode tender atau lelang dilakukan apabila tidak

memungkinkan untuk langsung mengirim PO ke supplier setelah ada PR atau

MR dari bagian yang membutuhkan barang atau jasa. Tender sedikit berbeda

dengan lelang. Pada proses tender, tidak ada kesempatan bagi para peserta

(supplier) untuk merevisi harga yang telah ditawarkan. Harga penawaran

biasanya bersifat rahasia dan tidak diperlihatkan ke peserta yang lain.

Sedangkan pada proses lelang, perserta diundang untuk datang (secara fisik atau

lewat internet) untuk mengikuti proses lelang. Pada saat lelang berlangsung,

peserta bisa melihat harga yang ditawarkan oleh peserta yang lain dan mereka

boleh merevisi (menurunkan) harga sampai pada batas waktu lelang yang

ditetapkan. Secara umum proses tender mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Bagian yang membutuhkan barang atau jasa (user) mendefinisikan

kebutuhan secara umum

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

62

2. Bagian yang bersangkutan (user) mengirimkan sejenis Purchase Requisition

(PR) ke bagian pengadaan.

3. Bagian pengadaan akan mengirimkan request for quotation (RFQ) atau

request for proposal (RFP) ke supplier yang potensial. Untuk barang atau

jasa yang sudah cukup jelas spesifikasinya biasanya perusahaan meminta

penawaran harga (RFQ). Sedangkan untuk barang / jasa yang spesifikasinya

belum jelas, RFP yang dikirim oleh perusahaan. Jadi dalam hal ini supplier

akan diminta membuat proposal dan salah satu yang dinilai nantinya adalah

spesifikasi yang diajukan oleh supplier.

4. Secara pararel dengan langkah di atas, bagian pengadaan dan bagian yang

membutuhkan barang / jasa tadi membuat kriteria penilaian penawaran

(quotation) atau proposal yang masuk.

5. Untuk kasus-kasus tertentu, perusahaan terkadang harus mengundang calon

- calon supplier untuk menjelaskan secara rinci tentang barang / jasa yang

dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa calon-claon supplier mengerti apa

yang dibutuhkan perusahaan sehingga bisa membuat proposal yang

berkualiatas dan obyektif.

6. Setelah penawaran / proposal terkumpul, perusahaan akan melakukan

proses seleksi. Seleksi tahap pertama digunakan untuk memilih beberapa

calon yang aspek teknisnya memenuhi syarat. Pada tahap kedua seleksi

didasarkan atas harga yang ditawarkan. Untuk proses tender, penawaran

harga bersifat statis, sedangkan pada proses lelang, supplier diminta untuk

hadir pada suatu periode tertentu utnuk mengajukan harga serta merevisinya

secara dinamis seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

63

7. Setelah pemenang ditentukan, bagian pengadaan akan membuat kontrak

dengan supplier.

8. Bagian pengadaan selanjutnyan akan mengirimkan PO untuk secara formal

meminta pasokan barang atau jasa sejumlah tertentu dengan harga dan

waktu yang disepakati.

9. Proses selanjutnya berupa pemantauan pengiriman atau penyampaian jasa,

pembayaran, dan lain-lain tidak jauh berbeda dengan pembelian rutin.

Gambar 2.16 Tahap - tahap pada proses tender

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

64

2.11.5. Electronic Procurement

Menurut Pujawan (2005, p163) kata electronic procurement (e-

procurement) secara umum didefinisikan sebagai aplikasi internet untuk

keperluan proses pengadaan. Aplikasi internet untuk proses pengadaan bisa

dalam berbagai wujud. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan ayng

meraup berbagai manfaat dengan mengaplikasikan electronic procurement ini.

Menurut hasil studi di Amerika tahun 2003 menunjukkan bahwa lebih dari 50%

dari 160 perusahaan yang menjadi responden menyatakan telah

mengaplikasikan e-procurement dalam berbagai bentuk yang berbeda. Dengan

internet perusahaan bisa mengirim RFO dan PO ke supplier, melakukan lelang

secara elektronik (online), membagi informasi-informasi yang kritis, dan

sebagainya.

Dalam kenyataannya, aplikasi e-procurement bisa bermacam-macam

danb masing-masing punya fitur yang berbeda. Jenis aktivitas yang didukung

oleh internet juga berbeda-beda. Secara umum ada beberapa jenis aplikasi

eprocurement yaitu :

1. e-catalogue

Secara tradisional katalog biasanya tercetak dalam bentuk buku atau brosur.

Dengan adanya internet, perusahaan bisa memiliki katalog elektronik. Di

sini perusahaan mengumpulkan informasi supplier atau calon supplier

dengan segala produk atau jasa yang mereka bisa pasok. E-catalogue

biasanya dilengkapi dengan fasilitas pencarian (search) sehingga

perusahaan akan dengan mudah mendapatkan informasi ten tan produk atau

jasa yang diinginkan.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

65

2. e-auction

Ini adalah aplikasi untuk membantu proses lelang. Pada proses pembelian,

lelang dilakukan oleh pembeli dengan mengumpulkan calon-calon supplier.

Mereka sebelumnya sudah diberi tahu oleh pembeli tentang jumlah,

spesifikasi, dan waktu kebutuhan suatu barang atau jasa. Mereka akan

mengajukan penawaran (secara elektronik) dan selama proses lelang mereka

bisa merevisi (menurunkan) harga penawarannya. Supplier yang

memberikan penawaran terendah pada akhir periode lelang akan keluar

sebagai pemenang.

3. B2B market exchange

Aplikasi ini memungkinkan banyak pembeli dan banyak penjual bertemu

secara virtual. Pada kebanyakan kasus, aplikasi ini dimiliki dan dikelola

oleh pihak ketiga. Item-item yang ditransaksikan disini bisa spesifik untuk

industri tertentu seperti baja (www.steel.com, www.chemical.com), maupun

yang lebih umum seperti MRO (www.mro.com). B2B market exchange

tidak hanya ada di negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara industri

baru seperti China (misalnya Chemchine.com, echinachem.com), Korea

(cyberdisy.com), India (seperti Chemvalue.com, Indiamarkets.com,

Indiachemicalportal.com), Middle East (MEsteel.com), dan Amerika Latin

(ActiMart.com).

4. B2B private exchange

Aplikasi ini bisa digunakan untuk membantu proses transaksi rutin dengan

supplier. Perusahaan bisa mengirimkan PO secara elektronik, mengecek

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

66

status pengiriman, melakukan transaksi pembayaran, dan sebagainya.

Disamping itu perusahaan mungkin bisa menggunakan aplikasi ini untuk

berbagai informasi tentang rencana produksi dan informasi lainnya dengan

supplier. Supplier juga bisa membagi informasi ketersediaan stok dan

kapasitas produksi mereka.

Banyak manfaat yang bisa direalisasikan dengan mengaplikasikan

eprocurement dalam proses pengadaan. Beberapa keuntungan tersebut antara

lain:

1. Proses-proses administratif bisa dilangsungkan lebih cepat, akurat, dan

murah. Mengundang supplier untuk memasukkan proposal atau penawaran

tidak lagi dilakukan lewat surat atau fax, tetapi bisa dilakukan dengan

fasilitas web. Calon-calon supplier bisa mendapatkan pesan tersebut dengan

cepat dan akurat dimanapun mereka berada asalkan tersambung dengan

jaringan internet.

2. Perusahaan yang menggunakan sistem lelang bisa mendapatkan keuntungan

berupa harga yang jauh lebih murah karena supplier akan sedapat mungkin

menurunkan harga penawaran agar bisa menjadi pemenang.

3. Perusahaan bisa mendapatkan calon-calon supplier yang lebih banyak dari

berbagai tempat sehingga berpeluang untuk melakukan transaksi dengan

supplier yang lebih berkompeten.

4. Perusahaan maupun supplier bisa melacak transaksi maupun proses-proses

fisik (pengiriman, dll) sehingga kedua belah pihak cepat mengetahui kalau

ada masalah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

67

5. Pihak perusahaan maupun supplier bisa melakukan proses-proses tersebut

dari mana saja asalkan terhubung dengan jaringan internet.

2.11.6. Business to Business (B2B) Commerce

Menurut Efraim(2004, p237) business-to-business e-commerce atau eB2B

adalah transaksi antara bisnis-bisnis yang dilakukan secara elektronik melalui

internet, intranet, ekstranet, atau jaringan privat. Business-to-business e-

commerce memungkinkan perusahaan untuk menyederhanakan jalur

pengadaan, distribusi, dan fisik, mengurangi dokumen dalam hubungan

pelanggan dan supplier, pengurangan inventory, dan outsourcing. Tipe

business-to-business e –commerce ada empat macam yaitu :

1. Sell-SideB2B, satu penjual dan banyak pembeli. Contoh : Boeing, Cisco.

2. Buy-Side B2B, satu pembeli dari banyak penjual. Contoh : General Electric.

3. Electronic (NET) Marketplace of Exchange,banyak penjual dan banyak

pembeli. Contoh : Hyundai, BASF.

4. Collaborative Commerce, komunikasi dan pembagian informasi, desain,

dan rencana antar rekan bisnis.

Tipe Sell-Side dan Buy-Side mempunyai kontrol penuh pada yang

berpartisipasi dalam transaksi penjualan dan pembelian. Hal ini menjadikan tipe

Sell-Side dan Buy-Side diklasifikasikan sebagai private e-marketplace. Dalam

electronic (NET) Marketplace or Exchange banyak pembeli dan penjual yang

akan bertransaksi, agar transaksi mudah dilakukan maka akan ada pihak ketiga

yang mengatur hal tersebut. Tipe Electronic (NET) Marketplace of Exchange

terbuka untuk semua penjual dan pembeli. Hal ini menjadikan tipe electronic

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

68

(NET) Marketplace or Exchange diklasifikasikan sebagai public e-marketplace.

Collaborative Commerce adalah kerjasama antar perusahaan dalam hal

komunikasi, desain, rencana, dan informasi. Jadi untuk disebut Collaborative

commerce aktivitas yang diberikan ke rekan bisnis tidak hanya transaksi

keuangan. Hal ini menjadikan tipe Collaborative commerce diklasifikasikan

sebagai public emarketplace.

2.11.7. Database

Menurut Britton dan Doake (2001, p266), database adalah semua data

yang dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi. Di dalamnya meliputi

aktivitas mengumpulkan, mengorganisasi dan merawat secara tersentralisasi.

Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2000, p470) database adalah suatu

koleksi files yang saling berhubungan. Jadi dapat disimpulkan database adalah

sekumpulan data dan file yang saling berhubungan dan dibutuhkan untuk

mendukung operasi organisasi.

Menurut Connolly (2003, p15) DBMS (Database Management Systems)

adalah suatu software yang memampukan penggunanya untuk membuat,

memelihara dan mempunyai kontrol untuk mengakses database. Umumnya

DBMS menyediakan fasilitas – fasilitas berikut ini :

1. DBMS mengijinkan penggunanya untuk mendefinisikan database, biasanya

melalui Data Definition Language (DDL). DDL ini mengijinkan

penggunanya untuk menspesifikasikan struktur dan tipe data serta batasan –

batasan dari data yang akan disimpan dalam database.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

69

2. DBMS mengijinkan penggunanya untuk memasukkan, menghapus dan

mengupdate data dari database melalui query.

3. DBMS menyediakan kontrol akses terhadap database. Contohnya :

• Sistem integrity, yang menjaga konsistensi dari data yang disimpan.

• Sistem keamanan, yang mencegah pengguna yang tidak mempunyai hak

akses untuk mengakses database.

• Sistem concurrency control, yang memperbolehkan pembagian hak akses

dari database.

• Sistem kontrol recovery, yang mengembalikan database ke keadaan

sebelumnya.

• Sistem user accessible catalog, yang berisi deskripsi dari data dalam

database.

Menurut Connoly & Begg (2002, p281-282) perancangan database

dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan utama sebagai berikut:

1. Conceptual Database Design

Conceptual Database Design merupakan proses membangun sebuah model

data dari informasi yang diperoleh dalam suatu organisasi, tetapi bebas dari

segala pertimbahan fisik.

2. Logical Database Design

Logical Database Design merupakan proses membangun sebuah model

informasi yang diperoleh dari sebuah organisasi berdasarkan modal data

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

70

khusus, tetapi bebas dari hal yang berkaitan dengan Database Management

Systems (DBMS) dan pertimbangan fisik lainnya.

3. Physical Database Design

Physical Database Design merupakan proses pembuatan gambaran suatu

implementasi database pada media penyimpanan kedua.

2.11.8. Internet

Secara harafiah, internet (kependekan daripada perkataan 'inter-network')

ialah rangkaian komputer yang berhubung menerusi beberapa rangkaian.

Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang

berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran

paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang

terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah

ini dinamakan internetworking.

Protokol-protokol internet yang sering digunakan adalah seperti, IP,

TCP,UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS,

SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL. Beberapa layanan populer di internet yang

menggunakan protokol di atas, ialah email/surat_elektronik, Usenet,

Newsgroup, perkongsian file (File Sharing), WWW (World Wide Web),

Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di

antara semua ini, email/surat_elektronik dan World Wide Web lebih kerap

digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun berdasarkannya, seperti

milis (Mailing List) dan Weblog.

Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service), seperti

web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu melalui

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

71

internet dimungkinkan untuk berkomunikasi secara langsung antara dua

pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti Camfrog,

Yahoo! Messenger, MSN Messenger dan Windows Live Messenger.

2.11.9. Hyper Text Transfer Protocol

HyperText Transfer Protocol (HTTP) adalah protokol yang

dipergunakan untuk mentransfer dokumen dalam World Wide Web (WWW).

Protokol ini adalah protokol ringan, tidak berstatus dan generik yang dapat

dipergunakan berbagai macam tipe dokumen.

HTTP adalah sebuah protokol meminta atau menjawab antara client dan

server. Sebuh client HTTP seperti web browser, biasanya memulai permintaan

dengan membuat hubungan TCP/IP ke port tertentu di tuan rumah yang jauh

(biasanya port 80).

2.11.10. World Wide Web

World Wide Web (WWW), atau singkatnya web adalah suatu ruang

informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh

pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI) atau biasa

sering disebut juga Uniform Resource Locator (URL). WWW sering dianggap

sama dengan Internet secara keseluruhan, walaupun sebenarnya ia hanyalah

bagian daripadanya. Hiperteks dilihat dengan sebuah program bernama web

browser yang mengambil informasi (disebut "dokumen" atau "halaman web")

dari server web dan menampilkannya, biasanya di sebuah monitor. Kita lalu

dapat mengikuti pranala di setiap halaman untuk pindah ke dokumen lain atau

bahkan mengirim informasi kembali kepada server untuk berinteraksi

dengannya. Ini disebut "surfing" atau "berselancar" dalam bahasa Indonesia.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00503-TISI Bab 2.pdf21 pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

72

Halaman web biasanya diatur dalam koleksi material yang berkaitan yang

disebut "situs web". Semua hal yang berhubungan WWW telah diatur dalam

sebauj konsorsium internasional yaitu W3C (World Wide Web Consortium)

yang mana bertujuan untuk mengatur standarisasi yang ada didalam WWW

supaya perkembangan dari WWW dapat berjalan dengan cepat selain itu juga

untuk dapat digunakan secara universal karena WWW yang sudah mendunia.

Web server adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi

menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari client yang dikenal dengan web

browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman

web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. web server yang terkenal

diantaranya adalah Apache dan Microsoft Internet Information Service (IIS).

Apache merupakan server web antar-platform, sedangkan IIS hanya dapat

beroperasi di sistem operasi Windows. web server juga dapat berarti komputer

yang berfungsi seperti definisi di atas.

Hyper Text Markup Language (HTML) adalah bahasa hypertext standar

yang digunakan pada web yang memformat dokumen dan link ke dokumen lain

yang disimpan pada computer yang sama atau berbeda (Efraim, 2001, p223).

HTML merupakan turunan dari standart generalized markup language

(SGML), bahasa berbasiskan teks untuk menjelaskan isi dan struktur komponen

digital. HTML adalah subset dari SGML yang lebih sederhana dan

menggabungkan tabel, applet, teks pada image, superscripts, dan subscripts.

Dengan menggunakan hypertext links, users mengklik dokumen yang dipilih,

kemudian akan dipindahkan ke dokumen yang lain.