BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI...

26
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan barang ataupun jasa yang dapat dinikmati oleh konsumen. Menurut Jay Heizer & Berry Render (2015), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut William J. Stevenson (2013), manajemen operasional adalah sistem manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa. Berdasarkan banyaknya teori yang telah dikemukakan oleh para ahli sebagian besar mengandung unsur persamaan yaitu, suatu usaha pengelolaan secara maksimal penggunan semua faktor produksi yang ada baik itu tenaga kerja (SDM), mesin, peralatan, raw material (bahan mentah) dan faktor produksi yang lainnya dalam proses tranformasi untuk menjadi berbagai macam produk barang atau jasa. Dari unsur persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional merupakan serangkaian proses pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Jay Heizer & Barry Render (2015), perusahaan mencapai misi mereka melalui strategi-strategi manajemen operasional, yakni: a. Bersaing dalam diferensiasi. Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan. Diferensiasi harus diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang mencakup segala sesuatu mengenai produk atau jasa yang mempengaruhi nilai dimana konsumen dapatkan darinya. b. Bersaing dalam biaya. Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum sebagaimana yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh keputusan manajemen operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan biaya dan tetap memenuhi nilai harap

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Operasional

Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan dalam

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan barang ataupun jasa

yang dapat dinikmati oleh konsumen. Menurut Jay Heizer & Berry Render

(2015), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut

William J. Stevenson (2013), manajemen operasional adalah sistem manajemen atau

serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa.

Berdasarkan banyaknya teori yang telah dikemukakan oleh para ahli sebagian

besar mengandung unsur persamaan yaitu, suatu usaha pengelolaan secara maksimal

penggunan semua faktor produksi yang ada baik itu tenaga kerja (SDM), mesin,

peralatan, raw material (bahan mentah) dan faktor produksi yang lainnya dalam

proses tranformasi untuk menjadi berbagai macam produk barang atau jasa. Dari

unsur persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional

merupakan serangkaian proses pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.

Menurut Jay Heizer & Barry Render (2015), perusahaan mencapai misi

mereka melalui strategi-strategi manajemen operasional, yakni:

a. Bersaing dalam diferensiasi.

Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan.

Diferensiasi harus diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang

mencakup segala sesuatu mengenai produk atau jasa yang

mempengaruhi nilai dimana konsumen dapatkan darinya.

b. Bersaing dalam biaya.

Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum

sebagaimana yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan

pengujian sepuluh keputusan manajemen operasi dengan usaha yang

keras untuk menurunkan biaya dan tetap memenuhi nilai harap

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

14

pelanggan. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau kualitas barang

menjadi rendah.

c. Bersaing dalam respons.

Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pengantaran

barang yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan dan

kinerja yang fleksibel. Respons yang fleksibel dapat dianggap sebagai

kemampuan memenuhi perubahan yang terjadi di pasar dimana terjadi

pembaruan rancangan dan fluktuasi volume.

Tiga strategi yang ada masing-masing memberikan peluang bagi para

manajer operasi untuk meraih keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing berarti

menciptakan sistem yang mempunyai keunggulan unik atas pesaing lain. Idenya

adalah menciptakan nilai pelanggan (customer value) dengan cara efisien dan efektif.

2.2 Investasi

Dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal,

pada pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa, “penanaman modal adalah segala bentuk

kegiatan menanam modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman

modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.”

Menurut Kasmir & Jakfar (2012), “Investasi adalah mengorbankan dollar

sekarang untuk dollar di masa yang akan datang”. Dari pengertian ini terdapat dua

nilai penting dalam investasi, yaitu adanya risiko dan tenggang waktu.

Mengorbankan uang artinya menanamkan sejumlah dana dalam suatu usaha saat

investasi dimulai. Kemudian mengharapkan pengembalian investasi dengan disertai

tingkat keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang (dalam waktu

tertentu).

Di dalam kamus pasar modal Indonesia disebutkan bahwa; “Investasi adalah

penggunaan modal untuk memperoleh tambahan penghasilan baik melalui kegiatan

pembelian surat berharga untuk memperoleh capital gain”. Sedangkan menurut

Lusiana (2012;36), investasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

individu (perseorangan) atau badan hukum dalam upaya meningkatkan atau

mempertahankan nilai modalnya baik berbentuk uang tunai, peralatan, aset tak

bergerak, hak kekayaan intelektual, maupun keahlian.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

15

Dari pengertian investasi diatas maka dapat dibedakan adanya investasi pada

aktiva berwujud (real assets) seperti: tanah, mesin-mesin atau pabrik, logam mulia

atau komoditas lainnya, dan investasi pada surat berharga yang sering disebut aset

keuangan (financial assets) seperti: saham, obligasi, surat berharga pasar uang

(SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), commercial paper.

2.2.1 Tujuan Investasi

Berdasarkan undang-undang nomor 25 pasal 3 ayat (2) Tahun 2007,

tujuan penyelenggaraan penanaman modal adalah:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

2. Menciptakan lapangan kerja

3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan

4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional

5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional

6. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan

7. Mengelola ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan

menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun luar

negeri

8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Freddy Rangkuti (2012;2), menyatakan bahwa investasi yang

dikeluarkan harus menghasilkan tingkat pengembalian yang sesuai dengan

besarnya modal yang dikeluarkan, serta resiko yang dihadapi. Kendala yang

mungkin dihadapi dalam membangun suatu proyek, yaitu adanya perubahan

nilai tukar, tingkat inflasi, perubahan daya beli, perubahan kondisi ekonomi

makro.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan investasi adalah untuk

memperoleh penghasilan, sehingga meningkatkan nilai aset kekayaan. Tinggi

rendahnya penghasilan menunjukkan besarnya tingkat pengembalian (return)

investasi. Investasi pada aset nyata (sektor riil) tingkat pengembaliannya

tercermin pada besarnya return on assets (ROA) atau return on equity (ROE).

Tingkat pengembalian investasi pada aset keuangan (sektor finansial) akan

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

16

nampak pada tingkat bunga, deviden maupun capital gain yang akan diterima

investor.

2.2.2 Jenis-Jenis Investasi

Menurut Lusiana (2012;39), pada dasarnya kegiatan penanaman

modal diklasifikasikan atas dua kategori besar, yaitu :

1. Investasi Langsung (Direct Investment)

Investasi langsung dapat dilakukan dengan mendirikan

perusahaan patungan dengan mitra lokal, melakukan kerjasama

operasi tanpa membentuk perusahaan baru, mengkonversikan

pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam perusahaan lokal,

memberikan bantuan teknis dan manajerial maupun memberikan

lisensi dan lain-lain.

2. Investasi tidak Langsung (Indirect Investment)

Investasi tidak langsung pada umumnya merupakan penanaman

modal jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar

modal dan di pasar uang. Investasi ini disebut pananaman modal

jangka pendek karena pada umumnya mereka melakukan jual

beli saham dan mata uang dalam jangka waktu yang relatif

singkat, tergantung fluktuasi nilai saham dan mata uang yang

hendak mereka perjualbelikan.

2.2.3 Resiko Investasi

Menurut Mitchel Ellison & Neil Seitz dalam Siswanto Sutojo (2013),

resiko adalah satu kemungkinan menderita cedera atau kerugian, dalam

istilah keuangan resiko diartikan sebagai kemungkinan menderita kerugian

uang. Resiko juga dapat diartikan sebagai kemungkinan mendapatkan

keuntungan lebih rendah dari yang diharapkan. Yang dimaksud resiko pada

tahap proyek adalah kemungkinan kegiatan proyek tidak dapat diselesaikan

atau tertunda. Adapun jenis resiko dibagi menjadi 2, yaitu:

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

17

a. Risiko sistematis

Risiko sistematis adalah risiko yang terjadi karena perubahan

pasar secara keseluruhan dan terjadi karena kejadian diluar

perusahaan. Risiko ini tidak bisa didiversifikasi atau dikurangi,

karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya risiko

inflasi, resiko tingkat suk bunga, risiko nilai tukar mata uang.

Risiko ini juga disebut undiversifiable risk

b. Risiko non sistematis

Risiko non sistematis adalah risiko yang terjadi karena kondisi

mikro perusahaan itu sendiri. Risiko ini dapat dikurangi atau

dapat didiversifikasi dengan cara membentuk portfolio, karena

risiko ini dipengaruhi pasar secara lokal atau regional. Misalnya

kebijakan di suatu daerah tertentu mengenai perubahan tingkat

retribusi dan pajak daerah. Risiko ini juga disebut diversifiable

risk.

2.3 Proyek

Berdasarkan PMBOK 5th edition (2013), Proyek adalah suatu kegiatan yang

dilakukan dalam kurun waktu tertentu (temporary) yang memiliki tujuan untuk

membuat suatu produk, servis atau hasil yang unik. Dari definisi tersebut dapat

dilihat kunci yang menjadi ciri dari suatu proyek, di mana kunci tersebut yang

membedakan proyek dengan kegiatan lain yang sifatnya berulang.

Temporary diartikan bahwa di dalam setiap proyek memiliki awalan dan

akhiran yang jelas. Proyek telah mencapai tahap akhir pada saat objektif dari proyek

tersebut telah tercapai, atau kondisi dari proyek tersebut menjadi jelas bahwa objektif

dari proyek tersebut tidak dapat dipenuhi, atau keberadaan dari proyek tersebut

sudah tidak diperlukan lagi dan proyek sudah dihentikan. Temporary tidak berarti

dilaksanakan dalam jangka waktu yang singkat, ada beberapa proyek yang

dijalankan dalam kurun waktu tertentu. Di dalam banyak kasus, bagaimanapun

proyek memiliki durasi yang terbatas.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

18

2.4 Studi Kelayakan

Saat ini Studi kelayakan mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia

bisnis. Beberapa proyek yang gagal di tengah jalan, bisnis yang berhenti beroperasi,

serta kegagalan investasi lainnya merupakan bagian dari tidak diterapkannya studi

kelayakan secara konsisten. Secara teoritis, jika investasi dimulai dengan studi

kelayakan yang benar, resiko kegagalan dan kerugian dapat dikendalikan dan

diminalkan sekecil mungkin. Studi kelayakan merupakan ilmu yang dibangun atas

disiplin ilmu seperti teknis dan operasi, pasar dan pemasaran, sumber daya

manusia, hukum dalam bisnis, dan keuangan, sosial ekonomi.

Menurut Kasmir & Jakfar (2012), Studi kelayakan bisnis adalah suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang

akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut.

Menurut Yuniarta (2015;7), Studi kelayakan bisnis merupakan kegiatan untuk

menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu

kegiatan usaha/proyek.

Menurut Siswanto Sutojo (2013) hal-hal yang harus diketahui dalam studi

kelayakan yaitu:

• Ruang lingkup kegiatan proyek.

• Bagaimana cara kegiatan proyek itu sendiri dilakukan.

• Evalusi berbagai aspek-aspek yang dapat menenentukan keberhasilan

proyek secara keseluruhan.

• Sarana apa yang diperlukan oleh proyek.

• Hasil dari kegiatan proyek, biaya-biaya yang ditanggung untuk

memperoleh hasil proyek tersebut.

• Langkah-langkah pendirian proyek atau perluasan proyek, serta jadwal

masing-masing dari proyek

Dari teori-teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebuah studi

kelayakan (feasibility study) merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Tujuan studi ini adalah untuk mengumpulkan berbagai masukan yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat rencana bisnis (business

plan) yang akan dijalankan, termasuk seberapa besar kebutuhan pasar terhadap

jenis pelayanan yang akan ditawarkan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

19

2.4.1 Tujuan Studi Kelayakan

Menurut Kasmir & Jakfar (2012), paling tidak ada 5 (lima) tujuan

mengapa sebelum suatu bisnis dijalankan perlu adanya dilakukan studi

kelayakan, yaitu:

1. Menghindari resiko kerugian,

Untuk menghindari resiko kerugian di masa yang akan datang,

karena di masa yang akan datang terdapat ketidakpastian. Kondisi

ini yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan

sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi

studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak

kita inginkan baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun

yang tidak dapat kita kendalikan.

2. Memudahkan perencanaan,

Jika dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang

akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan

perencanaan. Perencanaan meliputi beberapa jumlah dana yang

diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana lokasi akan

dibangun, siapa-siapa yang melaksanakannya, bagaimana cara

menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh,

serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan.

3. Mempermudah pelaksanaan pekerjaan,

Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat

memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang

mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang dapat

dikerjakan. Sehingga pekerjaan berjalan pada tujuan yang jelas

dengan pembagian tugas-tugas yang telah dirancang dengan baik.

4. Mempermudah pengawasan,

Dengan telah dilaksanakan suatu usaha atau proyek sesuai dengan

rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan

untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.

Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan berdasarkan hasil yang

ditimbulkan berdasarkan target dari rencana bisnis tersebut.

5. Mempermudah pengendalian,

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

20

Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan

pekerjaan yang melenceng ke arah yang sesungguhnya,

berdasarkan kebijakan-kebijakan tertentu.

2.4.2 Manfaat Studi Kelayakan

Menurut Freddy Rangkuti (2012), menyatakan manfaat studi

kelayakan bisnis adalah investasi yang dikeluarkan haruslah memberikan

tingkat pengembalian yang sesuai dengan besarnya modal yang dikeluarkan,

serta resiko yang dihadapi.

Menurut Kasmir & Jakfar (2012), Hasil penelitian studi kelayakan

sangat diperlukan oleh berbagai pihak terutama para pihak yang

berkepentingan terhadap proyek atau usaha yang akan dijalankan

(stakeholder). Hasil penelitian yang dianggap layak harus dapat

dipertanggungjawabkan, sehingga para stakeholder merasa yakin dan percaya

terhadap hasil dari studi kelayakan yang telah dilakukan. Pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan, yaitu:

1. Pemilik usaha

Pihak yang paling memiliki kepentingan langsung terhadap hasil

dan analisis dari studi kelayakan yang telah dibuat. Bila

implementasi dari studi kelayakan mengalami kerugian maka

para pemilik usaha yang paling merasakan dampaknya.

2. Pihak Kreditur

Pihak bank atau lembaga keuangan lainnya tidak ingin sampai

kredit atau pinjaman yang diberikan macet, akibat proyek atau

usaha yang akan direalisasikan tidak layak untuk dijalankan.

3. Pihak Manajemen Perusahaan

Bagi manajemen hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu

ukuran kinerja atau petunjuk apa saja yang di tugaskan. Kinerja

tersebut dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai, sehingga

terlihat sejauh mana prestasi kinerja pihak manajemen dalam

menjalankan suatu proyek atau usaha.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

21

Aspek Hukum

Aspek AMDAL

Hasil

Aspek Sosial dan Ekonomi

Aspek Manajemen (SDM)

Aspek Teknis dan Operasional

Aspek Keuangan

Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek Penilaian

4. Pihak Pemerintah

Studi kelayakan yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-

kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, karena secara

langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan

perusahaan.

5. Pihak Masyarakat luas

Proyek atau usaha yang dibangun dapat menciptakan lapangan

kerja bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat lain dimana

suatu proyek atau usaha akan dibangun.

2.4.3 Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Gambar 2.1 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Sumber: Kasmir & Jakfar, 2012

Berikut ini adalah penjelasan dari aspek-aspek studi kelayakan bisnis (Kasmir

& Jakfar, 2012):

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

22

1. Aspek Hukum

Untuk memulai studi kelayakan suatu usaha pada umumnya

dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak pula yang melakukan dari

aspek lain. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,

kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.

Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan

lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang

bersangkutan. Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha

tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin

atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah terpenuhi. Dalam

pembangunan Regulated Agent surat dan dokumen yang harus dipenuhi

dapat dilihat berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik

Indonesia No. PM 32 Tahun 2015.

Banyaknya dokumen yang akan diteliti sangat bergantung dari jenis

usahanya. Yang terpenting adalah urutan prioritas dokumen menjadi pokok

perhatian. Urutan prioritas menunjukkan bahwa dokumen tersebut sangat

penting bagi usaha yang akan diajukan nanti.

Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan

dengan aspek hukum ini adalah sebagai berikut (Kasmir & Jakfar, 2012;33-

34):

• Bentuk Badan Usaha

Ada beberapa jenis badan hukum yang lazim di Indonesia, misalnya

Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), koperasi yayasan,

firma (Fa), dan lain-lainnya. Kebanyakan perusahaan yang akan

melakukan suatu investasi, bisaanya merupakan perusahaan besar, baik

dari segi modal maupun jangkauan usahanya. Oleh karena itu, biasanya

perusahaan yang banyak melakukan studi kelayakan sebelum melakukan

usahanya adalah perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT).

Penilaian PT harus ke berita Negara.

• Bukti Diri

Yaitu kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh

kelurahan setempat yang dikenal dengan nama Kartu Tanda Penduduk

(KTP).

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

23

• Tanda Daftar Perusahaan

Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, haruslah membuat

surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya

masing-masing. Dalam hal ini yang perlu diteliti adalah ke departemen

teknis yang mengeluarkan surat tanda daftar perusahaan adalah

Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Biasanya pengurusan TDP

adalah saat perusahaan mengurus akta pendirian perusahaan tersebut.

• Nomor Pokok Wajib Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan hal yang penting untuk diteliti.

Pengurusan NPWP juga dilakukan bersamaan dengan pengajuan akta

notaris ke Departemen Kehakiman. Pentingnya NPWP agar setiap usaha

yang dijalankan nantinya akan memberikan penghasilan kepada

pemerintah.

2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau

saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk

membentuk suatu harga.

Menurut Kasmir & Jakfar (2012), Aspek ini membahas apakah

perusahaan yang akan melakukan investasi memiliki peluang pasar yang

diinginkan atau tidak, apabila ditinjau dari segi pasar dan pemasaran.

Keputusan yang bijaksana untuk mendirikan usaha kecil sangat tergantung

pada kualitas informasi yang dikumpulkan selama analisis pasar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah kualitas analisis pasar terkait

informasi yang dikumpulkan, semakin kemungkinan membuat keputusan

yang tidak bijaksana, dan kemudian, bisnis menjadi tidak layak (Moghli,

Azmi, Ghaith, 2012).

Dalam menganalisa aspek pasar serta industri digunakan Porter Five

Forces adalah suatu metode untuk menganalisis industri dan pengembangan

strategi bisnis atau lingkungan persaingan yang dipublikasikan oleh Michael

E Porter, seorang profesor dari Harvard Business School pada tahun 1979.

Menurut Porter Five Forces ada lima hal yang dapat menentukan tingkat

persaingan dan daya tarik pasar dalam suatu industri.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

24

Gambar 2.2 Porter Five Forces

Sumber: Porter Five Forces Analysis

a. Ancaman Masuk Pesaing Baru

Ancaman masuk yang tinggi akan mengakibatkan suatu industri

mengalami penurunan profitabilitas dengan cepat karena semakin

meningkatnya persaingan di antara perusahaan dalam satu industri.

Sebaliknya dalam Five Forces Model ancaman masuk industri yang

rendah, diasumsikan akan dapat mempertahankan daya tarik industri

untuk jangka waktu yang panjang.

b. Ancaman Pengembangan Produk Substitusi

Dalam Five Forces Model persaingan terhadap produk dihasilkan

perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi

produk yang sama sehingga menimbulkan persaingan langsung (direct

competition), melainkan bisa juga berasal dari perusahaan yang

memproduksi produk yang memiliki kesamaan fungsi dengan produk

yang dihasilkan perusahaan.

c. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Dalam Five Forces Model Pemasok memiliki posisi tawar-

menawar (bargaining position) yang berbeda-beda terhadap perusahaan

di dalam Five Forces Model. Kemampuan pemasok untuk menentukan

syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak sangat

dipengaruhi. Apabila perusahaan dapat memperoleh pasokan bahan baku

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

25

dari beberapa pemasok maka kedudukan perusahaan relatif lebih kuat

dibandingkan pemasok sehingga pemasok tidak akan memberikan

ancaman berarti bagi perusahaan di Five Forces Model. Tetapi apabila

perusahaan bergantung hanya kepada satu pemasok maka kedudukan

pemasok menjadi kuat dan dapat menimbulkan ancaman bagi perusahaan.

d. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen

Dalam Five Forces Model pembeli memiliki posisi penting terhadap

keberlangsungan hidup perusahaan karena sales revenue yang diperoleh

perusahaan berasal dari penjualan produk perusahaan kepada buyer.

e. Persaingan Perusahaan Sejenis

Di dalam industri Five Forces Model sendiri, terjadi persaingan antara

satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perusahaan yang melakukan

inovasi dapat menikmati profit yang besar pada saat pesaing lain belum

memasuki pasar yang sama.

Sebagai analisa aspek pasar selanjutnya dapat dilakukan analisa

Segmentation, Targeting, Positioning (STP). Menurut Tjiptono dan

Chandra dalam bukunya Pemasaran Strategik (2012) :

a. Segmentation pasar adalah sebagai proses mengelompokan pasar

keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-

segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan,

perilaku dan respon terhadap program pemasaran spesifik.

b. Targeting adalah proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa

segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program

pemasaran spesifik perusahaan.

c. Positioning adalah cara produk, merek, atau organisasi perusahaan

dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan produk, merek atau

organisasi pesaing oleh pelanggan saat ini maupun calon pelanggan

3. Aspek Keuangan

Aspek keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi

yang diperlukan dalam pendirian atau pengembangan usaha yang

direncanakan, kemudian merangkumnya dalam bentuk laporan keuangan,

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

26

dan menganalisisnya untuk menentukan kelayakan usaha tersebut. Tinjauan

analisis dalam aspek ini adalah untuk mengevaluasi keseluruhan

pembahasan tiap-tiap aspek yang membutuhkan dana dan modal kerja ke

dalam analisis investasi yang ditinjau dari waktu pengembalian modal,

tingkat pengembalian, tingkat pengembalian investasi, dan nilai sekarang

bersih. Menurut Siswanto Sutojo (2013), aspek keuangan sendiri adalah

rencana investasi proyek yang disebut juga ilmu pembiayaan investasi

proyek atau capital budgeting.

Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal

seperti (Kasmir & Jakfar, 2012):

a. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.

b. Kebutuhan biaya investasi.

c. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode

termasuk jenis- jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur

investasi.

d. Proyeksi laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan.

e. Kriteria penilaian investasi.

Menurut Husein Umar dalam Desi (2014), berpendapat bahwa

perusahaan yang memiliki beberapa usulan proyek investasi yang ternyata

layak untuk direalisasikan, sementara itu, dana atau anggaran yang tersedia

tidak mencukupi, maka perlu menerapkan prioritas terhadap beberapa usulan

tersebut. Penilaian terhadap investasi dan melakukan analisis terhadap urutan

prioritas dapat dilakukan dengan cara menghitung:

• Payback Period (PP)

Menurut Siswanto Sutojo (2013), payback period adalah jangka waktu

yang diperlukan proyek untuk mengumpulkan dana intern guna

mengembalikan seluruh dana yang telah dipergunakan untuk membangun

proyek.

Dengan formula:

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

27

Dasar pengambilan keputusan:

- Proyek layak jika masa pemulihan modal investasi lebih pendek dari

usia ekonomis aktiva.

- Proyek tidak layak jika masa pemulihan modal investasi lebih lama

dibandingkan usia ekonomisnya aktiva.

• Net Present Value (NPV)

Menurut Siswanto Sutojo (2013), NPV adalah tolak ukur analisis

profitabilitas rencana investasi proyek pertama yang memperhatikan nilai

waktu uang.

Menurut Kasmir & Jakfar (2012), metode nilai sekarang merupakan

perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur

investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal

dengan NPV. Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu harus menghitung

PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan

menghitung dari cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu.

Dengan formula:

Keterangan:

NPV = Net Present Value

Kas Bersih = Arus kas tahunan

Investasi = Jumlah investasi yang telah tertanam dalam proyek

r = Tingkat bunga yang relevan

Dasar pengambilan keputusan:

- Proyek dinilai layak jika NPV bernilai postif

- Proyek dinilai tidak layak jika NPV bernilai negatif

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

28

• Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Siswanto Sutojo (2013), IRR adalah discount rate yang

bilamana dipergunakan untuk mendiskonto seluruh net cash flows dan

salvage value akan menghasilkan jumlah present value yang sama dengan

jumlah investasi proyek. Pada posisi NPV=0 akan diperoleh tingkat

persentase tertentu.

Dengan formula:

Keterangan:

Dasar pengambilan keputusan:

- Proyek dinilai layak jika IRR > dari bunga pinjaman.

- Proyek dinilai tidak layak jika IRR < dari bunga pinjaman.

• Profitability Index (PI)

Menurut Siswanto Sutojo (2013), PI merupakan tolak ukur profitabilitas

ketiga yang dipergunakan dalam metode discounted cash flow. Jumlah

nilai sekarang arus kas selama umur ekonomis hanya memperhitungkan

arus kas pada tahun pertama hingga tahun terakhir, dan tidak termasuk

pengeluaran awal.

Dengan formula:

Dasar pengambilan keputusan:

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

29

- Proyek dinilai layak jiak PI > atau = 1,00

- Proyek dinilai tidak layak jika PI < 1,00

4. Aspek Teknis dan Operasi

Kasmir & Jakfar (2012), menjelaskan bahwa analisis dari aspek

operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha

dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan

mesin-mesin yang akan digunakan. Layout merupakan suatu proses dalam

penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi

produksi atau operasi.

Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan jumlah produksi

yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas

teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien, luas

produksi dapat dilihat dari segi teknis. Dari segi ekonomis yang dilihat adalah

berapa jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya

yang paling efisien. Sedangkan dari segi teknis yang dilihat adalah jumlah

produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta

persyaratan teknis (Kasmir & Jakfar, 2012).

5. Aspek Manajemen dan Organisasi

Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat

digambarkan sebagai berikut (Ahmad Subagyo dalam Desi, 2014):

1.) Analisis Jabatan, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk

menyelesaikan jenis pekerjaan tertentu.

2.) Persyaratan Jabatan, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang

diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.

3.) Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang

menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan, dan struktur

pertanggungjawaban.

4.) Uraian Jabatan, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang

pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.

5.) Sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian secara

lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

30

struktural dan fungsional.

6.) Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan

pelatihan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan,

produktifitas, dan kinerja karyawan secara keseluruhan.

6. Aspek Sosial dan Ekonomi

Analisis manfaat ditinjau dari sisi sosial ekonomi adalah sebagai

berikut (Husein Umar dalam Desi, 2014):

• Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat

Kegiatan usaha yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja lokal tidak perlu

digantikan tenaga kerja asing. Juga, penggunaan tenaga mesin perlu

dipertimbangkan terlebih dahulu apakah tidak akan menjadi lebih baik

jika menggunakan tenaga bukan mesin atau menggunakan tenaga kerja

masyarakat.

• Menggunakan sumber daya lokal

Sumber daya lokal misalnya bahan baku. Komponen bahan baku produk

lokal jika dimanfaatkan untuk proses produksi, jelas akan meningkatkan

perekonomian di daerah tersebut karena sumber daya lokal ini dapat

dijadikan usaha bagi masyarakat.

• Menghasilkan dan menghemat devisa

Penggunaan bahan baku yang diambil dari produk lokal berati

mengurangi penggunaan bahan impor. Sudah tentu penggunaan bahan

baku lokal ini menghemat devisa negara apalagi jika kandungannya

dapat terus ditingkatkan jika perlu sampai 100 persen. Jika produk yang

dihasilkan sebagian atau bahkan seluruhnya untuk pasar ekspor, maka

bisnis ini akan menghasilkan devisa.

• Menumbuhkan industri lain

Dengan adanya proyek bisnis yang baru, diharapkan tumbuh industri lain

baik yang sejenis atau industri pendukung lainnya seperti industri bahan

baku maupun industri sebagai dampak positif adanya kegiatan ekonomi di

daerah tersebut.

• Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri sesuai dengan

kemampuan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

31

Sebagian sudah dijelaskan pada bagian c. di atas bahwa produk yang

dihasilkan atas usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri

sehingga jika mencukupi tidaklah perlu mengadakan impor yang sudah

tentu akan menguras devisa. Oleh karenanya, usaha sejenis perlu

dikembangkan di dalam negeri agar kebutuhan dalam negeri terpenuhi

dan juga agar tidak terjadi monopoli.

• Menambah pendapatan nasional

Sudah jelas bahwa bertumbuhnya bisnis di dalam negeri misalnya dengan

diproduksinya produk yang dikonsumsi secara baik di dalam negeri,

impor atas produk dan komponen inputnya berkurang atau bahkan

ditiadakan sama sekali. Jika ada permintaan ekspor atas produk tersebut

atau bahkan meningkat dan produsen dapat memenuhi permintaan itu,

sudah tentu bisnis ini akan menambah pendapatan nasional.

7. Aspek Dampak Lingkungan

Kasmir & Jakfar (2012), mengemukakan bahwa ada beberapa hal

yang dilakukan untuk mencapai tujuan AMDAL berikut dengan

kegunaannya.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan studi AMDAL :

• Mengidentifikasi semua rencana usaha atau kegiatan yang akan

dilaksanakan terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting

terhadap lingkungan hidup.

• Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan

terkena dampak besar dan penting.

• Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan kegiatan usaha

yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan

hidup.

• Merumuskan RKL dan RPL.

2.5 Pengertian Efektifitas dan Efisiensi

Kata efektivitas sering diikuti dengan kata efisiensi, dimana kedua kata

tersebut sangat berhubungan dengan produktivitas dari suatu tindakan atau hasil

yang diinginkan. Suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

32

suatu yang efisien belum tentu efektif. Dengan demikian istilah efektif adalah

melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk

mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari

usaha yang telah dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan.

1. Efektifitas

Kata efektif yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil

dengan baik. Kamus ilmiah popular mendefinisikan efektivitas sebagai

ketetapan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas

merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang

ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut

efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.

Dalam bukunya Pengantar Manajemen mengemukakan bahwa

efektivitas berarti menjalankan pekerjaan yang benar. “Efektivitas berarti

kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Manajer yang efektif adalah

manajer yang memilih pekerjaan yang benar untuk dijalankan” (Siswanto

Sutojo, 2013).

2. Efisiensi

Menurut Deddi & Ayuningtyas (2010;161), Efisiensi adalah

hubungan antara barang dan jasa (output) yang dihasilkan sebuah kegiatan

atau aktivitas dengan sumber daya (input) yang digunakan. Suatu

organisasi, program atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu

menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau

dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya.

Dalam beberapa organisasi, efisiensi diukur dengan cara

membandingkan biaya aktual dengan standar, dimana biaya-biaya tersebut

harus dinyatakan dalam output yang diukur. Efisiensi dan efektivitas

berkaitan satu sama lain, setiap pusat tanggung jawab dalam hal ini adalah

organisasi, harus efektif dan efisien dimana, organisasi harus mencapai

tujuannya dengan cara yang optimal. Suatu pusat tanggung jawab yang

menjalankan tugasnya dengan konsumsi terendah atas sumber daya,

mungkin akan efisien, tetapi jika output yang dihasilkannya gagal dalam

memberikan kontribusi yang memadai pada pencapaian cita-cita organisasi,

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

33

maka pusat tanggung jawab tersebut tidaklah efektif. Secara ringkas suatu

pusat tanggung jawab akan bersifat efisien jika melakukan sesuatu dengan

tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang tepat.

Dari pengertian di atas, efektivitas dapat dikatakan sebagai

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dari 2 (dua) sudut pandang.

Sudut pandang pertama, dari segi ‘hasil’ maka tujuan atau akibat yang

dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi ‘usaha’ yang telah ditempuh

atau dilaksanakan telah tercapai, sesuai dengan yang ditentukan. Dengan

demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya

suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun dari segi usaha

yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan

prosedur dan ukuran-ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan

dalam peraturan yang telah ditetapkan.

2.6 Regulated Agent

Berdasarkan ICAO (International Civil Aviation Organization) Annex 17,

agen inspeksi (regulated agent) adalah agen pengirim barang atau entitas lain yang

melakukan bisnis dengan operator dan menyediakan pengawasan keamanan yang

diminta dan dipersyaratkan oleh otoritas yang mengurusi kargo atau pos. Sementara

itu, menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 32 Tahun

2015, agen inspeksi (regulated agent) adalah badan hukum Indonesia yang

melakukan kegiatan usaha dengan badan usaha angkutan udara yang memperoleh

izin dari Direktur Jenderal untuk melaksanakan pemeriksaan keamanan terhadap

kargo dan pos.

Praktek Agen Inspeksi (Regulated Agent) di Indonesia dimulai pada tanggal 4

Juli 2011. Tepatnya, sejak diberlakukannya Keputusan Direktur Jenderal

Perhubungan Udara Nomor SKEP/255/IV/2011 tentang pemeriksaan kargo dan pos

yang diangkut dengan pesawat udara. Alasan pemerintah menerapkan praktek agen

inspeksi (regulated agent), salah satunya adalah untuk menyesuaikan dan

menerapkan kesepakatan dalam ICAO Annex 17.

Regulated Agent adalah sebagai pelaku tunggal dalam pemeriksaan

keamanan kargo dan pos setelah memperoleh ijin dari Direktur Jendral Perhubungan

Udara. Masa berlaku ijin pemeriksaan keamanan kargo dan pos oleh regulated agent

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

34

adalah 5 tahun, dan dievaluasi setiap tahun. Regulated Agent berhak memungut tarif

atas jasa pemeriksaan keamanan yang diberikan.

2.6.1 Persyaratan Administrasi & Teknik Operasional

Untuk mendapatkan ijin sebagai Regulated Agent paling sedikit harus

memenuhi persyaratan administrasi dan teknis operasional, antara lain:

1. Persyaratan administrasi antara lain memuat:

a. Akta pendirian badan usaha Indonesia yang usahanya

bergerak dibidang pemeriksaan keamanan;

b. Izin Usaha Perusahaan yang izinnya di bidang kargo udara;

2. Persyaratan Teknis Operasional antara lain memuat:

a. Memiliki atau menguasai ruangan atau bangunan untuk fungsi

pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang berlokasi di

daerah publik dan/atau luar bandara serta dijamin sterilisasi

keamanannya;

b. Memiliki Program Keamanan Regulated Agent yang

disyahkan Dirjen Hubud;

c. Memiliki fasillitas penerimaan, pemeriksaan, penyimpanan,

dan sistem pengawasan;

d. Memiliki atau menguasai kendaraan pengiriman kargo dan

pos;

e. Memiliki personil avsec (1 senior, minimal 2 junior) dan

minimal 2 berlisensi Dangerous goods “A”

3. Memiliki Asuransi Jasa Pelayanan “Regulated Agent”.

4. Memiliki Fasillitas Pemeriksaan & Pemantauan

Keamanan Yang Harus Dimiliki Berdasarkan Klasifikasi

Jasa Pemeriksaan Regulated Agent, yaitu:

a. Unit mesin x-ray kargo;

b. Unit pendeteksi pencari bahan peledak: EVD, Duo-Scan;

c. Unit pendeteksi logam genggam: HHMD;

d. Unit gawang pendeteksi logam: WTMD;

e. Kaca pendeteksi: Miror Detection;

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

35

f. Monitor pemantau: CCTV;

g. Pagar keamanan untuk gedung/ruang pemeriksaan;

h. Pemadam kebakaran jinjing;

i. Segel keamanan yang terdiri dari: label pemeriksaan, kemasan

kargo/pos dan boks, kendaraan pengangkut serta kunci plastik

solid yang bernomor seri dan beridentitas perusahaan.

2.6.2 Tata Cara Memperoleh Ijin Regulated Agent

1. Mengajukan permohonan kepada Dirjen Hubud;

2. Melengkapi persyaratan administrasi dan teknis operasional;

3. Permohonan yang lengkap akan dilakukan evaluasi: administrasi,

teknis operasional & peninjauan lapangan;

4. Masa evaluasi selesai dilakukan paling lambat 30 hari kalender

5. Hasil evaluasi diberitahukan paling lambat 14 hari kerja

6. Izin sebagai regulated agent berupa Sertifikat Regulated Agent.

2.6.3 Prosedur Kegiatan Regulated Agent

1. Prosedur Kegiatan Regulated Agent meliputi: penerimaan,

pemeriksaan, penyimpanan, pengangkutan dan penyerahan;

2. Dalam prosedur penerimaan dilakukan proses pemeriksaan,

penyimpanan dan pemeliharaan dokumen pengiriman kargo dan

pos antara lain:

a) Pemberitahuan Tentang Isi;

b) Surat Muatan Udara;

c) Perjanjian pengiriman kargo dan pos bagi pengirim pabrikan

3. Prosedur Kegiatan Regulated Agent meliputi: penerimaan,

pemeriksaan, penyimpanan, pengangkutan dan penyerahan;

4. Dalam Prosedur Pemeriksaan dilakukan pemeriksaan keamanan;

5. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan peralatan

pemeriksaan keamanan atau pemeriksaan secara manual;

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

36

6. Pemeriksaan keamanan terhadap barang-barang khusus dilakukan

dengan cara pemeriksaan dokumen dari instansi terkait dengan

barang khusus;

7. “RA” ( Regulated Agent) harus melakukan sertifikasi terhadap

pengirim pabrikan (Known Shipper);

8. Kargo & pos yang dikirim oleh pengirim pabrikan (Known

Shipper) dilakukan pemeriksaan keamanan manual secara

random;

9. Kargo dan pos yang telah dilakukan pemeriksaan keamanan diberi

label pemeriksaan keamanan dan dibuatkan jaminan keamanan

pengiriman;

10. Dalam Prosedur Penyimpanan, Regulated Agent harus

menyediakan tempat penyimpanan kargo dan pos yang telah

dilakukan pemeriksaan keamanan sebelum diangkut ke bandara

atau diserahkan kepada badan usaha angkutan udara;

11. Dalam Prosedur Pengangkutan, Regulated Agent harus

menyediakan kendaraan pengangkut untuk kargo dan pos yang

telah dilakukan pemeriksaan, dan harus dijaga tingkat

keamanannya selama dalam perjalanan sampai kargo dan pos

diserahkan dan diterima oleh badan usaha angkutan udara.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

37

2.6.4 Proses pemeriksaan

Gambar 2.3 Proses Pemeriksaan Regulated Agent

Sumber: angkasapura2, 2016

a. Dalam prosedur penyimpanan, Regulated Agent harus menyediakan

tempat penyimpanan kargo dan pos yang telah dilakukan pemeriksaan

keamanan sebelum diangkut ke bandara atau diserahkan kepada badan

usaha angkutan udara.

b. Tempat menyimpan kargo dan pos harus dijaga tingkat keamanannya.

c. Dalam prosedur pengangkutan, Regulated Agent harus menyediakan

kendaraan pengangkut untuk kargo dan pos yang telah dilakukan

pemeriksaan, dan harus dijaga tingkat keamanannya selama dalam

perjalanan sampai kargo dan pos diserahkan dan diterima oleh badan

usaha angkutan udara.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1...13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan suatu tindakan atau keputusan

38

2.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

Sumber: Hasil Penelitian, 2017