Bab 2 (Jaringan Privat Dan Publik)

download Bab 2 (Jaringan Privat Dan Publik)

of 27

Transcript of Bab 2 (Jaringan Privat Dan Publik)

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

2 JARINGAN PRIVAT DAN JARINGAN PUBLIK

Overview

Pada kondisi riil dilapangan, suatu kelompok, lembaga, perusahaan, institusi atau bahkan seseorang dimungkinkan untuk membangun sebuah jaringan dilingkungan internalnya sendiri (jaringan privat), seperti PBX (Private Branch eXchange), dengan harapan komunikasi internal dapat dilakukan dengan lebih cepat, aman, dan murah. Disisi lain pemerintah maupun penyedia jasa telekomunikasi dapat menyediakan sebuah jaringan yang sangat luas kepada publik (jaringan publik), seperti PSTN (Public Switch Telephony Network), baik yang berorientasi profit maupun non-profit, sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya dalam bertukar informasi.

Tujuan

1. Mahasiswa memahami konsep jaringan privat danpublik.Jaringan Privat dan Jaringan Publik 1

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

2. Mahasiswa memahami arsitektur dan komponenjaringan PSTN & PBX. 3. Mahasiswa memahami proses numbering, charging, cabling pada jaringan PSTN

1.1

Pengertian Jaringan Privat dan Jaringan Publik

Jaringan Privat merupakan sebuah jaringan yang dibangun oleh suatu kelompok, lembaga, perusahaan, institusi atau bahkan seseorang dilingkungan internalnya sendiri, dengan harapan komunikasi internal dapat dilakukan dengan lebih cepat, aman, dan murah. Contohnya adalah PBX (Private Branch eXchange), LAN (Local Area Network), dan VPN (Virtual Private Network).

Gambar 2.1 Ilustrasi Jaringan Privat Sedangkan Jaringan Publik adalah jaringan yang dibangun oleh pemerintah maupun penyedia jasa telekomunikasi kepada publik, baik yang berorientasi profit maupun non-profit, sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya dalam bertukar informasi. Contohnya adalah PSTN, ISDN, PLMN, Internet, MPLS, dsb

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

2

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Gambar 2.2 Ilustrasi Jaringan Publik

1.2 Public Switch Telephony Network (PSTN)PSTN merupakan jaringan publik yang bersifat circuit switch dan pada awalnya disiapkan untuk fasilitas teleponi. PSTN merupakan jaringan telekomunikasi pertama dan terbesar di seluruh dunia. Hampir 700 juta pelanggan memanfaatkan jaringan tersebut untuk aktifitas teleponi. Karakteristik utama PSTN: Akses analog dengan frekuensi 300-3400 Hz Bersifat circuit-switched Memiliki bandwith 64 kbps Bersifat fix sehingga mobilitasnya sangat terbatas Dapat diintegrasikan dengan jaringan lain, seperti ISDN, PLMN, PDN PSTN dapat dibagi menjadi 3 jaringan utama, yaitu : 1) Jaringan Backbone Merupakan core network/jaringan inti yang membangun PSTN, yaitu jaringan yang menghubungkan antar sentral. 2) Jaringan Akses Merupakan jaringan yang berfungsi menghubungkan sentral sampai ke pelanggan.Jaringan Privat dan Jaringan Publik 3

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

3)

Jaringan Akses dapat dibagi menjadi empat, yaitu : Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat) Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar) Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf) Hybrid Fiber Coaxial (HFC) Jaringan Interkoneksi

1.2.1 Arsitektur Jaringan PSTN 1.2.1.1 Jarlokat Jarlokat adalah jaringan local akses yang memanfaatkan media kabel tembaga sebagai media transmisinya. Ada beberapa unsur yang membentuk konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga, yaitu : 1. Sentral Telepon / MDF (Main Distribution Frame) 2. Kabel Primer 3. Rumah Kabel 4. Kabel Sekunder 5. Kotak Pembagi 6. Kabel / Saluran Penanggal 7. Teminal Batas 8. Kabel Rumah 9. Daerah Catuan Langsung 10. Perangkat lain yang diintegrasikan pada JARLOKAT. 11. Terminal Pelanggan. Untuk lebih jelasnya, konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan Infrastruktur Jarlokat terlihat pada Gambar 2.4 berikut ini :

Gambar 2.3 konfigurasi dasar Jarlokat

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

4

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Kenyataan dilapangan, jarlokat dibagi menjadi dua infrastruktur jaringan, yaitu Jaringan catuan langsung dan jaringan catuan tidak langsung. A. Jaringan Catu Langsung Jaringan catu langsung yaitu jaringan dimana pelanggan mendapat pencatuan saluran dari KP ( Kotak Pembagi = DP = Distribution Point) terdekat dan langsung dihubungkan dengan RPU ( Rangka Pembagi Utama = Main Distribution Frame/MDF) tanpa melalui Rumah Kabel (RK).

Gambar 2.5 Jaringan Catu Langsung Pemakaian Jaringan Catu Langsung

Di daerah dekat sentral, biasanya di kota besar. Kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit (jumlah KP juga sedikit) Daerah dengan demand/pelanggan terpusat Daerah dengan pelanggan VIP

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

5

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Keuntungan pemakaian Jaringan Catu Langsung : Dari segi ekonomi menguntungkan (biaya rendah) karena pada jaringan ini tidak digunakan RK Administrasi sederhana kabel menjadi lebih

Titik rawan gangguan kecil

Kerugian Pemakaian Jaringan Catu Langsung : Tidak fleksibel Sulit melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan tepat

B. Jaringan Catu Tidak LangsungJaringan Catu Tidak Langsung yaitu jaringan dimana saluran para pelanggan dicatu dari KP terdekat, yang dihubungkan terlebih dahulu dengan Rumah Kabel (RK), yang akan diteruskan ke RPU (MDF). Penyambungan saluran dari KP ke RK sama dengan jaringan catu langsung (tetap), tetapi penyambungan seterusnya ke RPU di RK dilakukan tidak tetap (melalui jumper wire).

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

6

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Gambar 2.6 Jaringan Catu Tidak Langsung Pemakaian Jaringan Catu Tidak Langsung : Saluran di kota-kota yang jumlah pelanggannya besar Daerah yang lokasinya jauh dari sentral Daerah yang pelanggannya menyebar

Keuntungan Jaringan Catu Tidak Langsung : Lebih Fleksibel Mudah dalam melokalisir gangguan karena dapat diurut dari RK ke RK. Kerugian Jaringan Catu Tidak Langsung : Dari segi ekonomi tidak menguntungkan (karena membutuhkan RK yang banyak sehingga biayanya menjadi lebih mahal) Sumber gangguan lebih banyak 1.2.1.1 Jarlokar Jarlokar adalah jaringan lokal memanfaatkan media udara sebagai media dimana antenna dijadikan sebagai pemancar sinyal informasi. Beberapa teknologi yang radio diantaranya adalah : WLL (Wireless Local Loop) Seluler WiFi WimaxJaringan Privat dan Jaringan Publik

akses yang transmisinya, dan penerima menggunakan

7

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Untuk lebih detailnya tentang teknologi tersebut akan dibahas pada bab wireless dan mobile communication.

Gambar 2.7 Jaringan Lokal Akses Radio 1.2.1.2 Jarlokaf Jarlokaf adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media fiber optic sebagai media transmisinya, sehingga proses pengiriman sinyal informasi dapat dilakukan lebih cepat. Terdapat beberapa metode dalam mengintegrasikan jaringan fiber pada PSTN, yaitu : FTTC (Fiber to The Curb)Remote Terminal Metallic Cable

Optical Fiber Cable

Home

Telephone office

FTTB (Fiber to The Building)Telephone office

Optical Fiber Cable

RT

Metallic Cable

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

8

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

FTTH (Fiber to The Home)Telephone officeHome

Optical Fiber Cable

1.2.1.3 Perangkat Terminal Jaringan PSTN dapat melayani beberapa perangkat terminal pelanggan, diantaranya : fixed telephone, cordless telephone, fax, komputer, pay phone, dan PBX. Salah satu perangkat terminal yang banyak digunakan pelanggan adalah telepon. Mungkin Anda bertanya Bagaimana sebenernya sebuah sentral dapat mengenali nomor telepon yang kita tekan?. Keypad suatu telepon modern dihubungkan untuk suatu generator nada, yaitu suatu sirkit elektronik yang menterjemahkan masukan(tekan tombol) ke kode nada. Masing-masing digit termasuk "bintang"(*) dan "pagar"(#) diwakili oleh suatu kombinasi dua nada (dua frekuensi). Standard tersebut dikenal sebagai dual-tone-multi-frequency (DTMF). Berikut ini adalah ilustrasi hubungan antara digit nomor dengan frekuensi yang dibangkitkan pada masing-masing nomor tersebut.

Gambar 2.11 Skema keypad telepon dan frekuensi yang dibangkitkan

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

9

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

1.3

Desain Jaringan Publik

1.3.1 Penomoran (Numbering) Layaknya seperti alamat tujuan pada sebuah surat yang harus ada jika surat tersebut tepat sasaran pada orang yang dimaksud, berlaku juga demikian pada sistem telekomunikasi. Perlu dilakukaan penomoran terminal yang berfungsi dalam identifikasi user/terminal dan penentuan posisi atau alamat sentral/terminal. Permasalahan pada system penomoran telepon (PSTN dan ISDN) adalah jumlah keypad untuk penomoran yang tersedia hanya 10 (dari 12 keypad standar, dikurangi dan # sebagai tool yang berkaitan dengan fitur), sehingga jumlah user terminal merupakan kombinasi dari 10 digit tersebut.

1.3.1.1 Teknik Penomoran Terdapat 2 jenis penomoran yang digunakan pada system telekomunikasi, yaitu : A. Penomoran Terbuka Penomoran jenis ini membedakan penomoran untuk setiap panggilan. Misalnya : panggilan local, SLJJ, atau SLI Teknik dalam penomoran terbuka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Penentuan Awalan (Prefik) a) Awalan SLJJ (SLDD = Subscriber Long Distance Dialing) Contoh : Indonesia : 0 sekarang 0 X ( X = Operator ) USA :1 b) Awalan SLI Contoh : Indonesia USA c) Fungsi UtamaJaringan Privat dan Jaringan Publik 10

: 00X ( X = Operator) : 11

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Bagi user

: agar ingat bukan hubungan local Bagi network : penentuan ruting lebih cepat 2) Penentuan Kode Negara Kode Negara telah diatur oleh ITU sebagai berikut : 1 digit contoh USA =1, Uni Soviet = 7 2 digit contoh Indonesia = 62 3 digiti untuk Negara-negara kecil

8

7 1 3 / 4 9 2 5 6 8

Gambar 2.12 Penentuan Kode Negara

3) Penentuan Kode AreaPenentuan kode area dapat dilakukan secara random, contohnya Australia, maupun sistematis, contohnya Indonesia. Untuk penomoran secara sistematis menggunakan aturan sebagai berikut : a) Penomoran dilakukan secara significant geografis b) Area code ABC atau AB (6 kota) Untuk A digit

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

11

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Gambar 2.12 Penentuan Kode Area - A digit Untuk B digit di tiap A digit terdapat B digit (max 10 digit) Contohnya pada A = 2 seperti berikut ini :B B = 5 B = = B 1 B 2 = = 6 3 B B = 8 B = 7 = 9

Gambar 2.13 Penentuan Kode Area - B digit Untuk C digit ditiap A dan B digit terdapat C digit (max 10) 4) Penentuan Nomor Pelanggan Nomor pada pelanggan terdiri dari dua inforamasi, yaitu : bagian untuk kode sentral dan bagian untuk kode user. Contoh :U S A: S 1 S 2 S 3 S 4 S S e 5 l a l u S 76 d i g S i t7

K

o d e

S

e n t r a l

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

12

Politeknik TelkomA u s t r a lia ( 1 9 9 9 ) : K o d e S S 1 S 2

Sistem TelekomunikasiS 3S e lS a 4l u 8 S d 5 i g i tS 6

e n t r a l

Indonesia : S1 S2 S3 S4 s/d S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Kode sentral S1 atau S1 S2 atau S1 S2 S3 5) Struktur Penomoran Nasional

Contoh :

A

w a l a n ( T r u n k

06) Struktur Penomoran Internasional Contoh :

0a a n n13

A

w a l A w ( T T r r uu (

n J a l a n S kk P P r

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

7) Penomoran Darurat Pemberian nomor darurat memiliki aturan sebagai berikut : a) Maksimum 3 digit b) Dimulai dengan digit 1 c) Pelayanan khusus local (11x) Contoh : 113 Pemadam Kebakaran 117 Pengaduan gangguan 110 Polisi d) Pelayanan khusus terpusat (10x) Contoh : 108 103 Waktu Informasi

0

0

1

e) Pelayanan bagi operator (19x)8) Penomoran Sistem Telepon Bergerak STB Analog

Dimana : M1 : M1 = 1 M1 = 2 Jogjakarta M1 = 3 Timur M1 = 4 M1 = 5 M1 = 6

Wilayah pesawat yang bersangkutan : Jakarta : Jawa Barat, Jawa Tengah, : : : : Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Timor Sulawesi Kalimantan Sumatra Utara, Aceh14

8

2

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

M1 = 7 : Sumatra Barat, Riau, Lampung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu M1 = 9 : Ambon, Jayapura M2 : Home MSC dalam area M1 M1M2 : Area dimana pesawat STB berada M3 M7 : Pesawat pelanggan STB yang berinduk pada MSC M1M2(M3) STB Digital Dimana : N adalah penyelenggara Contoh : 811 : Telkomsel 816 : Satelindoindo 818 : Excelcomindo Operator STBS digital

8

1

B. Penomoran Tertutup Suatu nomor yang diberikan untuk semua jenis panggilan Misalnya : E-mailn a m a @ t e le m a t ik a . e e . it b . a c . id

N e t w o r k c o d e C o u n t r y U s e r " p o s is i" s e r v e r C o d e P r o f e s io n a l Id e n t if ic a t io n C o d e

1.3.2

Pentarifan (Charging)

Charging/pentarifan adalah pembebanan yang dikenakan pada pelanggan sebagai biaya penyewaan jasa telekomunikasi berdasarkan tipe dan layanan yang digunakan. Ruang lingkup-nya adalah untuk pembicaraan lokal, jarak pendek, jarak jauh, nasional jarak jauh, tapal batas, internasional. Alasan dari penyelenggaraan pentarifan adalah : karena penyelenggaraan telepon memerlukan biaya untukJaringan Privat dan Jaringan Publik 15

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

pemasangan peralatan dan biaya operational. Biaya-biaya tersebut supaya perusahaan tidak rugi, maka harus sesuai dengan pendapatan yang masuk (dari biaya telepon yang dibayar oleh pelanggan).

1.3.2.1

Metode Pentarifan

Terdapat beberapa metode dalam pentarifan, yaitu : a) Fixed-periode Charging Metode Periode waktu tetap Call rate berubah-ubah terhadap jarak Spesifikasi metode waktu yang umum : Tiga menit pertama sebagai periode awal panggilan dan pertambahan satu menit berikutnya. b) Periodic Pulse Metering Methode Call rate tetap Periode waktu berubah-ubah terhadap jarak Meskipun kelas berdasarkan jarak terus meningkat, pembebanan dapat berdasarkan periode waktu pulsa metering 1.3.2.2 Komponen Tarif Terdapat beberapa metode dalam pentarifan, yaitu : a)Komponen dasar Beban penggunaan jaringan, yaitu dasar untuk menutup biaya pelayanan dan bergantung pada penggunaan sarana jaringan penyambungan b)Komponen Khusus Beban untuk pemasangan dan penggunaan jaringan. Bergantung pada jenis dan fasilitas dan/atau daerah, meliputi : Biaya pemasangan awal, hanya dikenai satu kali Biaya langganan atau biaya sewa bulanan Biaya pemakaian fasilitas (fitur) dasar dan tambahan

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

16

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

1.3.2.3

Kriteria Pentarifan

Dalam system pentarifan, digunakan kriteria sebagai berikut : a) Sambungan yang berhasil. b) Waktu pembicaraan (pagi, siang, malem, diskon) c) Jarak komunikasi (zone metering) Berdasarkan jarak (dan tingkat sentral) dimana setiap zoning ada perbedaan perhiutungan pulsa, misalnya : Zone I > 30 - 200 (km) Rp. 950 / menit. Zone II > 200 - 500 (km) Rp. 1320 / menit. Zone III > 500 (km) Rp. 1650 / menit.

d) Lama pembicaraan (duration call metering).1.3.3 Pengkabelan (Cabling) Untuk memudahkan dalam pengelolaan kabel dan troubleshooting apabila terjadi kerusakan dikemudian hari, maka PT. Telkom telah menetapkan standarisasi pengaturan urat kabel, sebagai berikut : 1) Susunan urat kabelnya berpasangan (pair). Dua buah yang digabung jadi satu disebut quad. 2) Kode warna dari isolasi penghantar untuk tiap satuan dasar harus memenuhi ketentuan seperti dalam tabel berikut :

3)

Sejumlah satuan dasar (10 pair) dipilin membentuk unit yang simetris dan utuh, bergantungJaringan Privat dan Jaringan Publik 17

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

pada kapasitas kabelnya. Permulaan perhitungan dari inti kelapisan luar seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 2.14 Susunan urat kabel

4)

Setiap satu satuan dasar (10 pair) pada kabel yang berkapasitas lebih dari 10 pair, diikat dengan pita warna yang dililitkan pada tiap-tiap satu satuan tersebut. Warna pita pengikat satu satuan dasar awal pada setiap lapisan dimulai dengan pita berwarna merah, lalu satu satuan dasar berikutnya berwarna putih dan kuning secara bergantian. Misal kabel pita 50 pair, mempunyai aturan sebagai berikut : a) 10 pair yang pertama (urat 1-10) dililit pita merah b) 10 pair yang kedua (urat 11-20) dililit pita putih c) 10 pair yang ketiga (urat 21-30) dililit pita kuning d) 10 pair yang keempat (urat 31-40) dililit pita putih e) 10 pair yang kelima (urat 41-50) dililit pita kuning

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

18

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

1.4 Private Branch eXchange (PBX)1.4.1 Latar Belakang PBX Biasanya sebuah perusahaan besar memiliki banyak ruangan dan karyawan yang hampir dipastikan membutuhkan telepon dalam mempermudah bertukar informasi dengan karyawan lain diruangan tertentu. Setiap kali menelpon perusahaan tersebut akan dikenakan charging oleh penyedia jasa telekomunikasi setara dengan telepon lokal. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan kenyataan bahwa intensitas telepon internal kantor sangat tinggi dan tidak bisa dicegak karena menyangkut operasional perusahaan. Dari kenyataan ini, didapatkan ide pembangunan sebuah sentral privat yang memungkinkan komunikasi internal perusahaan dapat dilakukan secara gratis. Maka keluarlah perangkat yang disebut PBX (Private Branch eXchange), yaitu sebuah sentral privat dengan feature seperti sentral publik yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan dalam melayani komunikasi internal perusahaan tersebut. 1.4.2 Arsitektur dan Komponen PBX

Gambar 2.15 Arsitektur Umum PBX

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

19

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Sebuah sentral PBX memiliki komponen utama sebagai berikut : LINE CARDS : merupakan terminasi/interface antara saluran extension dengan sentral PBX. Berfungsi melakukan fungsi BORSCHT (Battery, Overloaded, Ringing, Signaling, Coding, Hybrid dan Testing). TRUNK CARDS : sebagai terminasi/interface antara saluran/trunk ke PSTN dengan sentral PBX. Berfungsi : melakukan konversi sinyal saluran dengan sinyal internal sentral PBX, mengawasi kondisi saluran/trunk, interface/terminasi signaling dengan PSTN. SWITCH CARDS : Melakukan fungsi penyambungan (switching) antara port extension (Line Cards) dengan port extension (Line Cards) lain dalam panggilan internal dan antara port extension (Line Cards) dengan port Trunk Cards dalam panggilan eksternal (incoming atau outgoing call). SIGNALING CARDS : penerima/pengirim pensinyalan dengan extension (DTMF/decadic pulses) dan pensinyalan dengan sentral publik (DTMF/MFC/decadic pulses). PROCESSOR CARDS : sebagai pusat kontrol yang mengendalikan seluruh aktivitas sentral baik dalam hal call processing, operation & maintenance, safe guarding dan billing. SWITCH BOARD/IVR (Interactive Voice Response) : untuk layanan penyambungan panggilan masuk (incoming call) : dapat menggunakan tenaga manusia (operator) atau mesin otomat (auto attendant). Berdasarkan modus panggilan masuk, terdapat dua jenis PBX, yaitu : A. Hunting Group

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

20

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Gambar 2.16 Arsitektur PBX-Hunting Group Prosesnya adalah sebagai berikut : I/C CALL : Tekan call number (contoh : 7564108) Operator menjawab, minta sambung (misal ke extension 2330) Catatan : operator dpt diganti mesin (Auto Attendant atau Interactive Voice Response/IVR) O/G CALL : Tekan kode akses (biasanya 0) Dapat nada pilih dari Local eXchange Selanjutnya tekan nomor tujuan seperti dari rumah (lokal, SLJJ, HP, dll) B. Direct Inward Dialling (DID)

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

21

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Gambar 2.17 Arsitektur PBX-DID Mengikuti pola penomoran wilayah lokal setempat

1.4.3 IP-PBX Trend teknologi kedepan adalah berbasis IP, dikarenakan ke globalannya, kemudahannya, dan keefisienanya. Teknologi PBX diharuskan juga mengarah ke IP, dengan alasan akan memudahkan perusahaan dalam memigrasikan sistemnya suatu saat nanti. Berikut ini adalah ilustrasi jaringan yang menggunakan IP-PBX.

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

22

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Gambar 2.18 Arsitektur IP-PBX

Rangkuman

1.

Jaringan Privat merupakan sebuah jaringan yang dibangun oleh suatu kelompok, lembaga,Jaringan Privat dan Jaringan Publik 23

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

perusahaan, institusi atau bahkan seseorang dilingkungan internalnya sendiri, dengan harapan komunikasi internal dapat dilakukan dengan lebih cepat, aman, dan murah. Contohnya adalah PBX (Private Branch eXchange), LAN (Local Area Network), dan VPN (Virtual Private Network).

2.

Jaringan Publik adalah jaringan yang dibangun oleh pemerintah maupun penyedia jasa telekomunikasi kepada publik, baik yang berorientasi profit maupun non-profit, sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya dalam bertukar informasi. Contohnya adalah PSTN, ISDN, PLMN, Internet, MPLS, dsb

3.

PSTN dapat dibagi menjadi 3 jaringan utama, yaitu jaringan backbone, jaringan akses, dan jaringan interkoneksi. Dan jaringan akses dikelompokan menjadi jarlokat, jarlokaf, jarlokar, dan HFC.

4.

Unsur yang membentuk konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga, yaitu : Sentral Telepon / MDF (Main Distribution Frame), Kabel Primer, Rumah Kabel, Kabel Sekunder, Kotak Pembagi, Kabel / Saluran Penanggal, Teminal Batas, Kabel Rumah, Perangkat lain yang diintegrasikan pada JARLOKAT, dan Terminal Pelanggan. 5. Jarlokat dibagi menjadi dua infrastruktur jaringan, yaitu jaringan catuan langsung dan jaringan catuan tidak langsung. 6. Jarlokaf adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media fiber optic sebagai media transmisinya, sehingga proses pengiriman sinyal informasi dapat dilakukan lebih cepat. Terdapat tiga tipe jarlokaf, yaitu FFTZ, FTTC, FTTB, dan FTTH.

7.

Jarlokar adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media udara sebagai media transmisinya,Jaringan Privat dan Jaringan Publik 24

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

dimana antenna dijadikan sebagai pemancar dan penerima sinyal informasi. Contoh jarlokar adalah WLL, Seluler, WiFi, WiMAX. 8. Terdapat 2 jenis penomoran yang digunakan pada system telekomunikasi, yaitu : penomoran terbuka dan tertutup.

9.

Teknik dalam penomoran terbuka meliputi : penentuan prefik, kode negara, kode area, nomor pelanggan, penomoran nasional, penomoran internasional, dan penomoran darurat

10.

Charging/pentarifan adalah pembebanan yang dikenakan pada pelanggan sebagai biaya penyewaan jasa telekomunikasi berdasarkan tipe dan layanan yang digunakan. Metode dalam pentarifan adalah Fixed-periode Charging Metode dan Periodic Pulse Metering Metode. 11. Untuk memudahkan dalam pengelolaan kabel dan troubleshooting apabila terjadi kerusakan diperlukan standarisasi pengaturan urat kabel atau pengkabelan. 12. PBX (Private Branch eXchange), yaitu sebuah sentral privat dengan feature seperti sentral publik yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan dalam melayani komunikasi internal perusahaan.

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

25

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Latihan

1. Apakah dimaksud dengan jaringan private dan jaringanpublik ? 2. Apa yang Anda ketahui tentang PSTN, jarlokat, jarlokar, jarlokaf, dan HFC? 3. Sebutkan komponen pembangun jarlokat! 4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari jaringan catu langsung dan tidak langsung. 5. Saya punya nomor telepon +62 22 65 12345. Bagaimanakah pembagian penomoran pada nomor tersebut? 6. Jelaskan metode dalam pentarifan! 7. Sebutkan kriteria dalam pentarifan! 8. Jika saya mempunyai kabel 100 pair, dan saya berkinginan mencari kabel nomor 12, 21, 33, 45, dan 83, apakah tanda pada kabel tersebut? 9. Sebutkan dan jelaskan komponen pembangun sentral PBX! 10. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari IP-PBX dibanding PBX!

Diskusi

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

26

Politeknik Telkom

Sistem Telekomunikasi

Permasalahan : 1. Menurut Anda, bagaimana mengatur jaringan-jaringan private agar dapat terintegrasi pada jaringan publik sehingga dapat saling bekerjasama satu sama lain? 2. Trend kedepan, jaringan sudah berbasis paket IP. Menurut anda, bagaimana dengan sistem penomoran yang digunakan sekarang, perlukah dilakukan pengubahan, atau tetap seperti ini, atau bagaimana? 3. Menurut Anda, bagaimana sistem charging yang digunakan sekarang ini. Masih mahal, terlalu murah, atau harus bagaimana?

Jaringan Privat dan Jaringan Publik

27