Bab 2 Jadiii Cooyyy
-
Upload
tia-riesta -
Category
Documents
-
view
216 -
download
1
description
Transcript of Bab 2 Jadiii Cooyyy
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1 KONDISI UMUM
2.1.1 Kondisi Geografis dan Demografis
Desa cikawungading adalah salah satu desa dikecamatan cipatujah yang mempunyai
luas wilayah 2.368 Ha, jumlah penduduk desa cukawungading sebanyak 6.873 jiwa yang
terdiri dari 3.447 laki-laki, 3.426 perempuan dengan jumlah kepala keluarga 2.101 KK.
Sedangkan jumlah Keluarga Miskin ( Gakin ) 557 KK, dengan persentase 38 % dari jumlah
keluarga yang ada di Desa Cikawungading. Adapun jumlah hak pilih 5.354 jiwa, terdiri dari
hak pilih laki-laki 2.679 jiwa dan perempuan 2.675 jiwa.
Batas-batas administratif Pemerintah desa cikawungading kecamatan cipatujah sebagai
berikuut :
- Sebelah utara : Desa Sarimukti kecamatan karangnunggal
- Sebelah timur : Desa Cidadap kecamatan karangnunggal
- Sebelah selatan : Samudra Indonesia
- Sebelah barat : Desa Sindangkerta
Dilihat dari topografi dan kontur tanah, desa cikawungading kecamatan cipatujah secara
umum berupa dataran rendah dan dataran tinggi serta sebagian merupakan pesisisr pntai,
dengan suhu berkisar antara 27 s/d 30o C, desa cikawungading terdiri dari 9 (sembilan) dusun,
4 (empat) rw dan 57 rt. orbitasi dan waktu tempuh dari ibu kota kecamatan cipatujah 13 Km
dengan waktu tempuh 15 menit, dari ibu kota kabupaten 85 Km, dengan waktu tempuh
sekitar 4 jam.
2.1.2 Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk desa cikawungading kecamatan cipatujah terdiri dari :
- Petani : 3.244 orang
- Bururh tani : 728 orang
- Buruh migran : -
- Pegawai negri sipil dan pensiunan : 34 orang
- Pengrajin dan UKM : -
- Nelayan : 367 orang
- TNI/POLRI: -
- Seniman /artis :-
- Karyawan swasta :112 orang
- Pengrajin gula kelapa : 270 orang
- Pengrajin bata merah : 37 orang
2.1.3 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan umum yang terdapat didesa cikawungading kecamatan cipatujah
meliputi :
- Taman kanak – kanak /PAUD : 7 lembaga
- Sekolah dasar (SD) : 5 buah
- SLTP / MTS : 2 buah
- SLTA : 1 buah
2.1.4 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada didesa cikawungading kecamatan cipatujah meliputi:
- PUSTU : 1 buah
- Dokter umum : -
- Dokter gigi : -
- Mantri kesehatan : 1 orang
- Posyandu : 9 buah
- Pos KB desa : 1 orang
- Bidan : 1 orang
- Dukun bayi terlatih : 4 orang
2.1.5 Sarana dan Prasarana Ekonomi
Sarana dan Prasarana Meliputi :
- Bank : -
- Koprasi Unit Desa : -
- Pasar : 1 Buah
- Industri Rumah Tangga : -
- Penginapan : -
- Rumah Makan : 4 Buah
- Perusahaan Kecil : -
2.2 Potensi Desa
2.2.1 Potensi pertanian
1. Lahan Peasawahan : 681,94 Ha
2. Ladang atau perkebunan : 160,45 Ha
3. Empang : 10 Ha
2.2.2 Potensi Peternakan
1. Sapi : 189 ekor
2. Kerbau : 797 ekor
3. Domba / Kambing : 997 Ekor
4. Ayam Kampung : 4.350 Ekor
5. Ayam Petelur : 500 ekor
6. Itik : 225 Ekor
7. Potensi Perikanan :
a. Ikan Emas : -
b. Ikan Mujair : -
c. Lele Dumbo : -
d. Ikan Tawes : -
e. Ikan Nilem : -
2.2.3 Potensi Perkebunan
1. Kelapa
2. Kayu arba / Alkasiah
3. Karet
4. Singkong
5. Ubi Jalar
6. Kacang Tanah
7. Bambu
2.3 Sistem Pemerintahan, Kelembagaan Desa Menurut UU No.32 Tahun 2004
Sehubugan dengan adanya perubahan Udang-undang yang mengatur Pemeritahan
Daerah, mulai dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 menjadi Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa Negara Indonesia masih mencari jati dirinya
dengan pergantian Undang-Undang mengenai Pemerintah Daerah, semua itu tidak terlepas
adanya sebuah paradigma baru mengenai suatu konsep tentang Pemeritahan Daerah yang
didalamya mencakup Pemeritahan Desa yaitu tentang Otonomi Daerah yang saat ini menjadi
topik penyeleggaraan pemeritahan dari atas sampai bawah.
Hakekat mendasar Otonomi Daerah sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah mendorong untuk memberdayakan
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta masyarakat
dan mengembangkan peran dan fungsi DPRD melalui prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat, pemerataan keadilan dengan memperhatikan potensi dan keanekaragaman.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan kesempatan bagi
desa dalam memberdayakan desa. Masyarakat desa dapat mewujudkan masyarakat yang
otomon sebagai otonom yag asli. Desa yang otonom akan memberi ruang gerak yang luas
pada perencanaan pembangunan yang merupakan kebutuhan masyarakat dan tidak banyak
terbebani oleh program-program kerja dan berbagai instansi pemerintah. Untuk melakukan
otomoni daerah desa maka segenap potensi desa baik berupa kelembagaan, Sumber Daya
Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dioptimalkan.
Potensi desa tersebut saling berkaitan dan saling ketergantungan. Potensi alam yag
besar dan bernilai, tidak akan bertahan lama apabila tidak dikelola dan dimafaatkan secara
baik dan benar. Pegelola yang baik dan benar adalah pengelola yang berprinsip pada
pembangunan yang berkesinambungan dan menjaga kelestarian lingkungannya. Untuk itu
dituntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan inovatif sehingga dapat
memafaatkan dan memperbaharui potensi alam.
Untuk mempercepat ketinggalan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), maka
diperlukan cara-cara pendekatan yang dapat mewadahi seluruh komponen Sumber Daya
Manusia (SDM) dengan kualitas yang ada dan mampu ikut serta dalam proses menuju desa
yang otonom. Pegelolaan Sumber Daya Alam (SDA) harus berbasis kemasyarakatan dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Potensi lain yang perlu dikembangkan dan diberdayakan adalah kelembagaan.
Kelembagaan yang ada di desa tidak perlu diseragamkan pada setiap desa. Suatu hal yang
penting bahwa lembaga sosial sebagai wadah aspirasi masyarakat bahkan yang mendorog
dinamika masyarakat desa. Lembaga-lembaga sosial yang ada diharapkan tumbuh dan
berakar termasuk didalamnya bagaimana megelola lembaga-lembaga desa. Dengan demikian
peguatan kelembagaan sangat menetukan utuk menuju desa otonom.
Sebagai perwujudan dari Demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dibentuklah Badan Perwakilan Desa (BPD)
yang berubah menjadi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) MENURUT Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004.
Hal ini sesuai dengan budaya yang berkembang di desa bersangkutan yang berfungsi
sebagai :
1. Lembaga pengaturan dalam penyelegaraan Pemerintahan Desa
2. Menampug dan Menyalurkan aspirasi masyarakat
3. Menetapkan Peraturan Desa (Perdes)
4. Menetapkan mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD)
5. Persetujuan penetapan Keputusan Kepala Desa
Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) diatur dalam Peraturan Daerah memberdayakan masyarakat desa, dibentuk Lembaga
Pemberdayaaan Masyarakat (LPM) yang berkedudukan sebagai Mitra Pemerinatah Desa yag
berpedoman pada peraturan pemerintah. Adapun tugas pokoknya adalah membantu dalam
penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Desa dikabupaten/kota secara bertahap dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi
keluraha sesuai asl-usul prakarsa pemerintah desa bersama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD), sedangkan mengenai pembiayaan akibat dari perubahan status desa menjadi
kelurahan tersebut dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota
dengan Konsekuensinya seluruh kekayaan Pemerintah daerah yang dikelola oleh desa atau
kelurahan :
Urusan ynag menjadi kewenangan desa mencakup sebagai berikut :
1. Urusan Pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa
2. Urusan Pemerintah yang mejadi kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan
pengaturannya Kepada desa
3. Tugas Pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan atau Pemerintah
Kabupaten/Kota disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana serta Sumber
Daya Manusia
4. Urusan Pemerintah lainnya yang oleh Peraturan Perundang-undngan diserahkan
kepada desa
Dalam hal pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan oleh Kbupaten/Kota dan
pihak tiga, Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) diikutsertakan dengan
memperlihatkan :
1. Kepentingan masyarakat
2. Kewenangan desa
3. Kelancaran pelaksanaan investasi
4. Pelestarian lingkungan hidup
5. Keserasian kepentingan antara kawasan dan kepentingan umum.
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa tidak terpisahkan dari penyelenggaraan Otonomi
Daerah dan Pemerintahan Desa merupakan unit terdepan dalam pelayanan kepada
masyarakat yang menjadi tonggak strategis untuk keberhasilan semua program. Karena itu,
upaya untuk memperkuat Pemerintahan Desa dan lembaga kemasyarakatan merupakan
langkah yang tepat untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan sebagai tujuan Otonomi
Daerah.
2.4 Dinamika Perekonomian Masyarakat Desa
Keadaan perekonomiam masyarakat Kelurahan cikawungading kecamatan cipatujah
baik, hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga masyarakat yang memiliki lahan pertanian
yang luas. Pada dasarnya, perekonomian masyarakat bertumpu pada pertanian, buruh tani,
PNS, pengrajin gula kelapa dan nelayan. Pertanian masyarakat di Kelurahan cikawungading
memiliki potensi unggulan yaitu padi dan ikan hasil laut.
2.5 Dinamika Kelompok
2.5.1 Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok berasal dari kata diamika da kelompok. Dinamika berarti interaksi
atau interdependensi antara kelompok satu dengan yag lain, sedangkan kelompok adalah
kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujun bersama.
Maka Dinamika kelompok merupakan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan
berlangsung dalam situasi yang alami.
2.5.2 Fungsi Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam
sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain :
a. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. (
bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain ).
b. memudahkan segala pekerjaan. ( banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan
tanpa bantuan orang lain ).
c. Mengatasai pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi
beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan
efisien. ( pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing /
sesuai keahlian )
d. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat ( setiap individu bisa
memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam
masyarakat ).
2.5.3 Jenis Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang mengadakan interaksi sosial agar pada
pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dibagi menjadi beberapa antara lain :
a. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya
saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.
Sedangkan menurut Goerge Homon primer merupakan sejumlah ornag yang setiap kali
bekomunikasi secara langsung ( bertatap muka ) tanpa melalui perantara.
Misalnya : keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama dan lain-lain.
b. Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya lebih bersifat ojektif.
Misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
c. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh
dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
d. Kelompok Informal
Merupakan suat kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik dan
kebutuhan-kebutahan seseorang. Keanggotaan kelompok biasanya tidak teratur dan
keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok ini
terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan
dan simpati. Misalnya : kelompok arisan
2.5.4 Ciri Kelompok sosial
Suatu kelompok bisa dinamika kelompok sosial bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a. Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain. (menyebabkan
interaksi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama ).
b.Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain,
( akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat).
c. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan
terdiri dari peranan serta dan kedudukan masing-masing.
d.Adanya peneguhan norma pedoman tingakah laku anggota kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
2.5.5 Keunggulan dan kelemahan dalam kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat factor yang menghambat maupun
memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam
kelompok tersebut.
a. Kelebihan kelompok
1. Keterbukaan antara anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi
dan pendapat anggota yang lain.
2. Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya
dengan menekan kepentingan pribadai demi tercapainya tujuan kelompok.
3. Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan norma yang
telah disepakati kelompok.
b. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak
anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuatitas
pertemuan.
Kelurahan cikawungading Kecamatan cipatujah terbagi menjadi 9 (sembilan) dusun,
jumlah RW 4 dan RT 57. Dusun tersebut yaitu :
1.Dusun Cikawungading
2.Dusun Kalaksanan
3.Dusun Buniayu
4.Dusun Sindang
5.Dusun Sukasari
6.Dusun Pantilakasana
7.Dusun Mekarjaya
8.Dusun Sikasirna
9.Dusun Pamayangsari
1. Perangkat kelurahan :
a. Kepala Kelurahan : 1 Orang
b. Sekretaris Kelurahan : 1 Orang
c. Kau pemerintah : 1 orang
d. Kaur ekbang : 1 orang
e. Kaur kesra : 1 orang
f. Amil desa : 1 orang
g. Polisi desa : 1 orang
h. PTD : 1 orang
i. Ulul – ulul : 1 orang
2. Lembaga Berdasarkan Pekerjaan
a. PNS : 34 orang
b. TNI : -
c. Pegawai Swasta : 112 orang
d. Wiraswasta : -
e. Buruh : 728 orang
f. Ibu Rumah Tangga : -
g. Belum bekerja : -
h. Tidak Bekerja : -
3. Lembaga Dan Kelembagaan
a. PKK :
b. Karangtaruna : 90 orang dalam 9 kedusunan
4. Lembaga Pendidikan Keagamaan :
5. Kelembagaan Keamanan
a. jumlah Pos Kamling : 9 unit
b. Jumlah Hansip : 15 orang
c. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Kamling : ronda malam